LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 51 /PER/M.KOMINFO/12/2009 TANGGAL : 23 DESEMBER 2009
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT PENYIARAN (PTPP)
Jakarta, Desember 2009 Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi. Departemen Komunikasi dan Informatika. PTPP
DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN 1 2 3 4 5 6 7 8
BAB II
PERANGKAT POKOK PENYIARAN 1 2
BAB III
INFRASTRUKTUR MINIMAL SISTEM PENYIARAN LPP, LPS DAN LPK INFRASTRUKTUR MINIMAL SISTEM PENYIARAN LPB
PERSYARATAN TEKNIS 1 2 3
BAB IV
KETENTUAN UMUM TUJUAN LATAR BELAKANG FORMAT DAN JENIS PTPP RUANG LINGKUP PTPP PENGGUNAAN ISTILAH YANG SPESIFIK GARIS BESAR PTPP REFERENSI
PERSYARATAN TEKNIS UTAMA PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT POKOK PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT PENDUKUNG
SERTIFIKASI ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI
LAMPIRAN
1 PTPP
BAB I PENDAHULUAN
I-2 PTPP
BAB I
PENDAHULUAN 1
KETENTUAN UMUM
I-3
2
TUJUAN
I-3
3
LATAR BELAKANG
I-4
4
FORMAT DAN JENIS PTPP
I-5
5
RUANG LINGKUP PTPP
I-6
6
PENGGUNAAN ISTILAH YANG SPESIFIK
I-6
7
GARIS BESAR PTPP
I-7
8
REFERENSI
I-7
I-3 PTPP
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 51 /PER/M.KOMINFO/12/2009 TANGGAL : 23 DESEMBER 2009
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT PENYIARAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
KETENTUAN UMUM Persyaratan Teknis Perangkat Penyiaran (PTPP) adalah pedoman bagi penyelenggara penyiaran dalam mengoperasikan perangkatnya dengan maksud agar masyarakat dapat menikmati siaran dengan kualitas teknis yang layak, mempermudah operasional antar lembaga penyiaran, mendorong penggelaran infrastuktur penyiaran yang layak (reasonable), serta ekonomis. Pada dasarnya persyaratan teknis yang ditentukan dalam PTPP ini merupa kan ukuran kualitas minimal dan sesuai rekomendasi ITU.
2
TUJUAN
2.1
Ketentuan perundang-undangan Republik Indonesia menyebutkan bahwa penetapan kebijaksanaan dan pengaturan sektor penyiaran dilakukan oleh Pemerintah. Maka dalam menjalankan fungsi pemerintah sebagai regulator bidang Penyiaran, Departemen Komunikasi dan Informatika cq Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi menerbitkan Persyaratan Teknis Perangkat Penyiaran (PTPP), sebagai sarana untuk mewujudkan perumusan kebijaksanaan regulasi teknik untuk sektor penyiaran di Indonesia. PTPP dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dasar (pedoman) bagi para Lembaga Penyiaran dalam menyusun Rencana Dasar Teknik Penyiaran (RDTP).
2. 2
Deregulasi bidang penyiaran di Indonesia sedang memasuki tahap baru dimana pelaku-pelaku baru akan mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam penyelenggaraan siaran dalam lingkungan kompetisi yang lebih adil. Jasa penyiaran terdiri atas dua jenis, yaitu jasa penyiaran radio dan jasa penyiaran televisi, yang dalam penyelenggaraannya dikategorisasikan dalam beberapa jenis lembaga penyiaran, dijelaskan pada buku Rencana Dasar Teknik Penyiaran (RDTP) Bab I, Sub Bab 1.6. Persyaratan Teknis Perangkat Penyiaran (PTPP) ini disusun sebagai kelengkapan memberikan pengaturan semudah-mudahnya dan secukupnya berdasarkan kebutuhan minimal, agar siaran dapat terselenggara dengan kualitas teknis yang layak.
I-4 PTPP
3
LATAR BELAKANG.
3.1
Sektor penyiaran diyakini memiliki pengaruh yang kuat terhadap kehidupan bermasyarakat dan bernegara (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan).
3.2
Arus globalisasi, deregulasi dunia, serta perkembangan teknologi penyiaran menyebabkan perubahan yang cukup mendasar pada sektor penyiaran di Indonesia. Untuk dapat menyesuaikan dan mengantisipasi kondisi serta kebutuhan yang baru tersebut, beberapa langkah penyesuaian telah diambil, salah satu diantaranya adalah penerbitan Undang-Undang No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, yang memberikan peluang bagi tampilnya pelaku-pelaku baru dan memberikan ruang gerak yang lebih adil untuk berkompetisi diantara lembaga penyiaran.
3.3
Sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah tersebut di atas, telah dikeluarkan ketetapan pelaksanaannya yang dituangkan dalam : - Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik; - Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik RRI; - Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik TVRI; - Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2005 tentang Pedoman Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran Asing; - Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta; - Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas; - Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Berlangganan; - Surat Edaran Menteri Kominfo Nomor 02/SE/M.KOMINFO/3/2006 tentang Pelaporan Keberadaan LPP, LPS, LPK dan LPB. - Peraturan Menteri Kominfo No.17 /P/M.KOMINFO/6/2006 tentang Tata Cara Penyesuaian Izin Penyelenggaraan Penyiaran; - Peraturan Menteri Kominfo No.28/P/M.KOMINFO/9/2008 tentang Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran; - Peraturan Menteri Kominfo No.39/P./M.KOMINFO/12/2008 tentang Daerah Ekonomi Maju dan Daerah Ekonomi Kurang Maju Dalam Penyelenggaraan Penyiaran; - Peraturan Menteri Kominfo No.29/P./M.KOMINFO/29/2008 tentang Sertifikasi alat dan Perangkat Telekomunikasi;
4
FORMAT DAN JENIS PTPP
4.1
PTPP adalah suatu standard dan pedoman perencanaan teknik yang bersifat minimalis dalam merumuskan dan mengiventarisasi keadaan fasilitas tehnik penyiaran untuk setiap Lembaga Penyiaran.
I-5 PTPP
4.2
PTPP hanya mengatur perangkat pokok penyiaran. Maka dari itu, untuk perangkat penyiaran lainnya setiap lembaga penyiaran diberi kebebasan untuk menentukan sendiri produk dan tipe perangkatnya selama kualitasnya memenuhi Standard Persyaratan Teknis Utama yang tersurat dalam PTPP bab III butir 1.
4.3
Ketetapan-ketetapan teknis yang terdapat dalam PTPP pada dasarnya mengacu kepada rekomendasi-rekomendasi ITU-T dan ITU-R dan ITU-BS dan ITU-BT.
5
RUANG LINGKUP PTPP Sebagai instrumen regulasi, PTPP mengacu kepada lingkup tugas regulasi, yang antara lain meliputi : a) Perlindungan kepentingan masyarakat penyiaran yang menjamin bahwa: -
terhadap
penyelenggaraan
Setiap siaran yang diterima masyarakat memiliki kualitas teknis yang layak; Setiap siaran tidak membebani masyarakat dengan keharusan mengadakan berbagai perangkat penerima siaran khusus yang sulit terdapat di pasaran atau mahal.
b) Pemakaian sumber daya telekomunikasi yang terbatas, seperti : -
-
spektrum frekuensi radio, yang tidak hanya penggunaannya yang harus diatur untuk mencegah interferensi antara lembaga penyiaran dan agar sesuai dengan peruntukannya, tetapi juga harus dioptimalkan pemanfaatannya dan jangan sampai terjadi pemborosan dalam pemakaiannya; posisi orbit satelit, yang pemakaiannya harus diatur dan dioptimalkan, serta harus dijaga jangan sampai menyebabkan saling mengganggu.
c) Penentuan standar spesifikasi peralatan teknik penyiaran nasional yang harus ditaati oleh semua lembaga penyiaran. d) Mendorong industri, inovasi, dan rekayasa teknologi penyiaran nasional.
6
PENGGUNAAN ISTILAH YANG SPESIFIK Untuk menjaga konsistensi, istilah-istilah dan pengertian-pengertian yang digunakan dalam UU No. 32, PP 11, PP 50, PP 51, dan PP 52 sedapat mungkin akan diakomodasikan dalam PTPP ini. Disamping itu, beberapa istilah/pengertian spesifik yang sudah umum dipakai di lingkungan penyiaran nasional maupun internasional, akan juga digunakan dalam PTPP ini. Jika terdapat pengertian yang belum jelas dalam UU dan PP di atas atau terdapat perbedaan pengertian antara istilah yang digunakan dalam UU atau PP di atas dengan istilah yang sudah umum dipakai di lingkungan penyiaran,
I-6 PTPP
maka akan digunakan istilah yang biasa digunakan di lingkungan penyiaran dengan mengupayakan penjelasan yang menyeluruh.
7
GARIS BESAR PTPP PTPP terdiri dari 4 bab, dengan rincian sebagai berikut :
8
BAB I Pendahuluan
Menjabarkan tujuan, latar konsep dan sistimatika PTPP.
belakang,
BAB II Perangkat Pokok
Menyajikan pedoman perangkat-perangkat pokok Penyiaran yang harus tersedia dalam penyelenggaraan penyiaran.
BAB III Persyaratan Teknis Perangkat Penyiaran
Menyajikan batasan ukuran teknis minimal yang harus dipenuhi oleh perangkat penyiaran dan sertifikasi perangkat penyiaran.
REFERENSI Persyaratan Teknis Perangkat Penyiaran mengacu kepada rekomendasirekomendasi: International Telecommunication Union (ITU), Recomendation Paper for Engineering Standart Systems in Telecommunication, Radio Frequency, Broadcasting Sound, Broadcasting Television (ITU-R/T/BS/BT ).
I-7 PTPP
BAB II PERANGKAT POKOK PENYIARAN
PTPP
BAB II
PERANGKAT POKOK PENYIARAN 1
INFRASTRUKTUR MINIMAL SISTEM PENYIARAN
II-10
LPP, LPS DAN LPK 2
PTPP
INFRASTRUKTUR MINIMAL SISTEM PENYIARAN LPB
II-11
BAB II
PERANGKAT POKOK PENYIARAN
1
INFRASTRUKTUR MINIMAL SISTEM PENYIARAN LPP, LPS DAN LPK
1.1
KONFIGURASI MINIMAL
1.1.1
LPP & LPS Yang Tidak Berjaringan Serta LPK
Antenna
Sumber sinyal
Master Control
Pemancar Menara
1.1.2
LPP & LPS Yang Berjaringan
1.1.2.1
Stasiun Induk Jaringan
Antenna Transmisi
Sumber sinyal
1.1.2.2
Master Control
Pemancar Menara
Stasiun Anggota Jaringan
Antenna Penerima
Sumber sinyal
Master Control
Pemancar Menara
II-1 PTPP
1.1.2.3
Anggota Stasiun Jaringan yang memiliki stasiun relai transmisi
Antenna Penerima Transmisi
Sumber sinyal
1.1.2.4
Master Control
Pemancar Menara
Stasiun Relai transmisi
Antenna Penerima
Pemancar Menara
1.2
SUBSISTEM PENYIARAN MINIMAL UNTUK LPP, LPS DAN LPK
Sumber Sinyal : adalah sumber sinyal informasi data, gambar dan suara Master Control (MC) : adalah perangkat pengendali sinyal-sinyal informasi data, gambar dan suara. Pemancar (Tx) : adalah perangkat untuk mentransmisikan sinyal-sinyal informasi data, gambar dan suara.
II-2 PTPP
2
INFRASTRUKTUR MINIMAL SISTEM PENYIARAN LPB
2.1
KONFIGURASI MINIMAL
UP LINK
DVB-S MODULATOR
SUMBER PROGRAM DARI PROGRAM PROVIDER TOWER & ANTENA SUMBER PROGRAM DARI TV LOKAL DVB-T MODULATOR
SUMBER PROGRAM MATERI LOKAL
CABLE NETWORK
DVB-C MODULATOR
SUMBER SINYAL
2.2
MPEG ENCODER
CABLE NETWORK
MULTIPLEXER +CA
SUBSISTEM PENYIARAN MINIMAL Infrastruktur penyiaran utama LPB adalah Head End yang terdiri dari berbagai fasilitas/sub-sistem.
Sumber Sinyal : adalah sumber sinyal informasi data, gambar, suara Encoder: adalah perangkat untuk; mengkonversi sinyal-sinyal informasi analog menjadi sinyal-sinyal informasi digital dan mengkompres sinyalsinyal informasi digital. Multiplexer: adalah perangkat untuk menggabungkan beberapa sinyalsinyal informasi digital. Modulator: adalah perangkat untuk memproses modulasi yaitu penggabungan sinyal-sinyal informasi ke gelombang pembawa. Conditional Access (CA) Subscriber Management System (SMS): adalah perangkat untuk memproses pengiriman sinyal-sinyal informasi yang hanya dapat diterima oleh pelanggan. Decoder atau Set Top Box (STB) : adalah perangkat pada sisi pelanggan untuk menerima sinyal-sinyal informasi data, gambar, suara.
II-3 PTPP
BAB III PERSYARATAN TEKNIS
PTPP
BAB III
PTPP
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT PENYIARAN 1
PERSYARATAN TEKNIS UTAMA
III-1
2
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT POKOK
III-2
3
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT PENDUKUNG III-12
4
SERTIFIKASI PERANGKAT PENYIARAN
III-13
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT PENYIARAN Persyaratan Teknis Perangkat Penyiaran ini akan menyajikan ukuran-ukuran teknis minimal yang harus dimiliki oleh perangkat penyiaran dalam suatu lembaga penyiaran. Seluruh Perangkat penyiaran yang digunakan (baik disuratkan dalam kategori pokok maupun tidak disuratkan), harus memenuhi ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam spesifikasi Persyaratan Teknis Utama.
1
PERSYARATAN TEKNIS UTAMA
1.1
LEMBAGA PENYIARAN RADIO
No
PARAMATER
SPESIFIKASI
Single freq audio test, 1 kiloHertz. Level 1,5 Volt rms on 600 Ohm.
1 6
KHz dBm
2
Maximum level 1,5 Volt rms on 600 Ohm.
6
dBm
2.1
Frequency Band
±0,5
dB
2.2
Impedance
600
Ohm
3
Signal to Noise ratio
4
2 core in 1 shield cable.
1
52
dB
2 in1
Batang
KETERANGAN Signal audio untuk testing atau check pra-siaran Signal audio siaran, amplitudo maksimum Pita Frekuensi dalam 30Hz sd 20KHz Signal terhadap Derau Spesifikasi kabel audio
SIMBOL Tone Audio
S/N Balance
III-1 PTPP
1.2
LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI No
PARAMETER
SIGNAL AUDIO Single freq audio, 1 1 kiloHertz. level 1,5 V rms on 600 Ohm. Maximum level 1,5 Volt 2 rms on 600 Ohm 2.1
Frequency Band
2.2 3 4
Impedance Signal to Noise ratio 2 core in 1 shield cable
SIGNAL VIDEO Frame Picture Aspect 1 Ratio Total Horizontal Scanning Lines, in two 2 field picture interlace scan
SPESIFIKASI
1 6
KHz dBm
6
dBm
±0,5 600 52 2 in 1
dB
4:3 625
Lines
312,5
Lines
Horizontal lines in 1 Picture Field.
2.2
Horizontal lines rate per 15.625 HZ second.
3.1
4
5
5.1
5.2
Frame Picture rate per second. Field Picture rate per second, Vertical lines rate per second. Colour Bar video signal. 100% peakwhite with 75 % colour saturation. 100/75 Colourbar, on 75 Ohm termination. Composite Colour Video and Sync Signal (CCVS), on 75 Ohm termination. Constant Sync Amplitude. Sync pulse Width every H line. Vertical Sync pulse Width. Maximum Video part Amplitude
25
Hz
50
Hz
Signal audio siaran, ampli tudo maksimum. Pita Frekuensi dalam 30Hz sd 20KHz
Ukuran Pigura Gambar, mendatar banding tegak Populasi garis gam-bar, di paparkan dalam 2 bagian gam-bar yang bersisipan
Frekuensi untuk satu kali populasi garis gambar. Frekuensi bagian gambar arah tegak / Vertikal.
Vp-p
1
Vp-p
Signal video siaran, ampli tudo maksimum.
0,3 4,7
Vp-p µs H
0,7
Vp-p
±0,5
dB
Frequency Band
5.4 6
Impedance 75 Signal to Noise ratio. 40 1 core with coaxial 1 in 1 shielded cable.
Tone Audio
S/N Balance
Aspect Ratio H
Frekuensi garis gambar.
1
2,5
SIMBOL
1 bagian gambar berisi.
Signal video warna untuk testing dan atau check pre operation. Color Bar 100/75.
5.3
7
Signal audio untuk testing atau check prasiaran.
Ohm dB Signal dibanding Derau Batang Spesifikasi kabel audio
2.1
3
KETERANGAN
F V
Colbar
CCVS
Amplitudo tetap Sync. Lebar pulsa Sync /H. S Lebar Vertikal
pulsa
Sync
Amplitudo Video saja maksimum. Pita Frekuensi 50 Hz sd 5 MHz
Ohm dB
Signal dibanding Derau
S/N
Coaxi
Spesifikasi kabel video
Coax
III-2 PTPP
2
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT POKOK
2.1
JENIS DAN JUMLAH PERANGKAT DALAM SUMBER SINYAL.
2.1.1
Lembaga Penyiaran Radio No 1 2 3 4
2.1.2
NAMA PERANGKAT Microphone Sound recorder/player Sound Mixer Loudspeaker
NAMA PERANGKAT
AUDIO 1 Microphone 2 Sound recorder/player 3 Sound Mixer 4 Loudspeaker VIDEO 1 TV Camera Studio Lighting, as the 2 subtituting Day Light 3 Video recorder/Player 4 Video Mixer 5 TV Monitor Display
Set Set Set Set
SIMBOL Mic Aplayer Amixer AMon
JUMLAH MINIMAL
KETERANGAN
SIMBOL
1 1 1 1
Set Set Set Set
Mic ARecorder AMixer AMon
1
Set
Cam
1
Set
Lighting
1 1 1
Set Set Set
VPlayer VMixer VMon
PERSYARATAN TEKNIS KAMERA TV. PARAMETER Image device (Opto electrical) Jumlah CCD Recorder media Signal Video Output Optical device
2.3
1 1 1 1
KETERANGAN
Lembaga Penyiaran Televisi No
2.2
JUMLAH MIMINAL
SPESIFIKASI
KETERANGAN
CCD (1/3”, ½”, 2/3”) 3 CCD Magnetic Tape/Disk, Optical Disk, Memory Card
Tergantung kebutuhan
CCVS 1 Vp-p SDI 270Mbs, HP@ML Lensa : Tele, Wide, Normal
Sistem Analog Sistem Digital Tergantung aplikasi
PERSYARATAN TEKNIS MICROPHONE PARAMETER
SPESIFIKASI
Impedance Output Type Pattern sensitivy
600 Ohm Condencer, Dynamic, Ribbon Omni, Cardioid, Gun
Frequency band
Audible range
KETERANGAN Balance tergantung situasi tergantung kebutuhan Tergantung aplikasi
III-3 PTPP
2.4
PERSYARATAN TEKNIS AUDIO MIXER PARAMETER Input impedance Return Loss Output impedance Output level Crosstalk Frequency Respon
2.5
SPESIFIKASI 600 Ohm 7 K Ohm ≤ -26 dB 600 Ohm 6 dBm maximum ≤ -60 dB 50 sd 20 KHz , dalam 3 dB
KETERANGAN Balanced Unbalanced Balance / Unbalanced
PERSYARATAN TEKNIS VIDEO MIXER PARAMETER
SPESIFIKASI
I/O level Return Loss Bit Rate (digital) Input impedance Output impedance Crosstalk S/N Frequency Respon
1 volt p/p ≤ -26 dB 270 Mbp/s 75 Ohm 75 Ohm ≤ -45 dB ≥ 40 dB 0 sd 5 MHz, dalam 3dB
KETERANGAN CCVS / Analog. SDI / Digital Unbalance Unbalance
2.6
JUMLAH DAN JENIS PERANGKAT MASTER CONTROL
2.6.1
Lembaga Penyiaran Radio
2.6.1
NO
NAMA PERANGKAT
JUMLAH MINIMAL
1. 2. 3. 4.
Precision Audio Level Meter Audio Master Monitor Master audio Switcher Audio Distribution Amplifier
1 1 1 1
KETERANGAN
Set Set Set Unit
SIMBOL A meter A Mon MSW ADA
Lembaga Penyiaran Televisi NO
NAMA PERANGKAT
1. 2.
TV Sync Pulse Generator Pulse Distribution Amplifier Precision Video Waveform Meter Video Master Monitor Master (video-audio) Switcher Video Distribution Amplifier Audio Distribution Amplifier.
3. 4. 5. 6. 7.
JUMLAH MINIMAL
KETERANGAN
SIMBOL
2 1
Set Unit
SPG PDA
1
Set
VWFM
1 1 1 1
Set Set Unit Unit
VMon MSW VDA ADA
III-4 PTPP
2.7
JUMLAH DAN JENIS PERANGKAT PEMANCAR NO
JUMLAH MINIMAL
NAMA PERANGKAT
RADIO ATAU TELEVISI 1 Transmitter 2 Antenna 3. Feeder cable 4. Tower 5. Program Input Monitor
1 1 1 1 0
KETERANGAN
Unit Set Set Set Set
Tx Ant TWR PIM
2.8
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT PEMANCAR
2.81
SPESIFIKASI TEKNIK PARAMETER Kedalaman modulasi (Mod depth) Perubahan daya output (Regulation output power)
SPESIFIKASI
LEMBAGA PENYIARAN
10% S/D 12,5%.
Televisi
2%
Televisi
Tanggapan frekuensi (Frequency response)
Perubahan penguatan (Diff gain) Perubahan phase (Diff phase) Frekuensi rendah tidak linier (LF non linierity) Distorsi bentuk video Noise berkala (Periodic noise) Noise acak (Random noise) Simpangan frekuensi audio (Audio deviation) Tanggapan frekuensi audio (Audio frequency response) Cacat hamonic audio (Audio harmonic distortion) Noise Frekuensi Modulasi. (Fm Noise). Noise Amplitudo Modulasi (AM Noise)
SIMBOL
Televisi
< 5%
Televisi
< 50.
Televisi
< 5%
Televisi
K-Faktor Rating < 2%.
Televisi Televisi, FM & AM Radio Televisi, FM & AM Radio Televisi, FM Radio
> 50 dB > 40 dB Televisi ±50 Khz Untuk 100%mod Radio ±75Khz Untuk 100%mod Flat ± 0,5 dB, reference 500 Hz 30 Hz S/D 100 Hz <1,5% 100 Hz S/D 10 Khz <1,0% 10 Khz S/D 15 Khz < 1,5 % 60 dB Relative Terhadap 100% Modulasi Pada 400 Hz > 50 dB Dibawah Level Carrier
Televisi, FM Radio Televisi FM Radio Televisi FM Radio Televisi FM Radio
III-5 PTPP
PARAMETER
Crosstalk (non linier)
Crosstalk (linier)
Intermodulasi
Channel separation Pre-emphasis Encoding
SPESIFIKASI NLC for L on R NLC for R on L % dB % dB 0,05 -66 0,42 -67,5 0,05 -66 0,048 -66,4 0,05 -66 0,044 -67 0,05 -66 0,04% -68 0,05 -66 0,037 -68,6 0,048 -66,4 0,035 -69 0,042 -67,5 0,034 -69,4 0,042 -67,5 0,034 -69,4 0,04 -68 0,034 -69,4 0,04 -68 0,034 -69,4 LC for L on R LC for R on L F (kHz) % dB % dB 15 0,707 -43 0,199 -54 10 0,223 -53 0,63 -44 7 0,223 -53 0,562 -45 5 0,223 -53 0,501 -46 2 0,177 -55 0,281 -51 1 0,177 -55 0,199 -54 0,8 0,177 -55 0,199 -54 0,2 0,158 -56 0,158 -56 0,05 0,199 -54 0,177 -55 0,03 0,177 -55 0,177 -55 F (kHz) dB 13 <-6 19 <-20 23 <-12 38 <-45 53 <-12 61 <-45 76 <-60 99 <-60 F (kHz) dB 0,003 -10 <-45 10 – 15 <-40 50µs Pilot tone: 19kHz Stereo sub carrier: 38kHz
F (kHz) 15 10 7 5 2 1 0,8 0,2 0,05 0,03
LEMBAGA PENYIARAN
Televisi FM Radio (stereo)
Televisi FM Radio (stereo)
FM Radio (stereo)
FM Radio (stereo) TV & FM Radio FM Radio (stereo)
Pilot tone frequency stability
±1 Hz pada temperatur 0˚ s/d 45˚
Emission
F3E A3E
Sub carrier suppression
>45dB dibawah nominal level composite output pada 100% modulasi
FM Radio (stereo)
± 3˚
FM Radio (stereo)
600 Ohm (balanced)
Televisi FM Radio
75 Ohm (unbalanced)
Televisi
Pilot tone frequency phase Audio input impedance Video input impedance RF output impedance
50 Ohm
Spurious radiasi
<-60 dB
ICPM Return loss Input amplifier
< 3% <-20 dB
FM Radio (stereo) FM Radio & TV AM Radio
Televisi FM Radio Televisi, FM & AM Radio Televisi Televisi, FM & AM Radio
III-6 PTPP
2.8.2
MODEL / TIPE MODEL Pedinginan Penguatan
SPESIFIKASI
KETERANGAN
Udara (Air cooling) Air (Liquid cooling) Bersama (Common amplification) Terpisah (Split amplification)
Televisi FM & AM Radio Televisi
2.9
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT ANTENA
2.9.1
SPESIFIKASI TEKNIK PARAMETER
Frekuensi range Return loss Impedansi input Polarisasi Pola Radiasi Gain /panel (ref to half dipole)
2.9.2
SPESIFIKASI 470 - 860 MHz 174 – 230 MHz 88 – 108 MHZ 47 – 68 MHz > 27 dB 50 Ohm Linier (Horizontal, Vertical) Linier (Vertical) Non Linier (Circular) Horizontal Vertical 7,5 dBd 7,5 dBd 8 dBd 11 dBd
KETERANGAN UHF Band IV & V VHF Band III VHF Band II VHF Band I Pada band frekuensi Pada input connector Televisi, FM Radio AM Radio (MW) FM Radio
Band I Band II Band III Band IV / V
MODEL / TIPE MODEL Panel antena
SPESIFIKASI 2 dipole 4 dipole
Slot antena Yagi antena
KETERANGAN Band I, Band II dan Band III Band IV dan Band V Band IV dan Band V Band I, Band II, Band III
2.10
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT FEEDER CABLE
2.10.1
SPESIFIKASI TEKNIK PARAMETER
SPESIFIKASI 50 Ohm 75 Ohn
Impedansi Return loss Velocity factor
>26 dB (min) >82 %
KETERANGAN All Band All Band All Band All Band
III-7 PTPP
2.10.2
MODEL / TIPE
MODEL Dielektrikum Tipe
2. 11
KETERANGAN
Udara Foam Teflon Heliax Rigid Waveguide
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT PIM PERANGKAT ADA VDA Audio equalizer Video equalizer V/A Demodulator Video waveform Audio monitor
2.12
SPESIFIKASI
SPESIFIKASI
KETERANGAN
I/P & O/P impedance = 600 ohm Audio distribution amp Adjustable O/P level = + 3 dB I/P & O/P impedance = 75 ohm Video distribution amp Adjustable O/P level = + 3 dB I/P & O/P impedance = 600 ohm I/P & O/P impedance = 75 ohm Mampu mengukur kedalaman modulasi pemancar TV Mampu mengukur pulsa K rating (2T,20T) Mampu mengukur Diff Gain, Linierity Mampu mengukur perbedaan phase audio1 dan audio 2.
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT ENCODER PARAMETER
Input audio
Input video Output video System alarms
SPESIFIKASI
KETERANGAN
Digital & Anolog (stereo) Full compliance with MPEG-2 Mampu mengurai audio stereo embedded dari digital video streams Composite Standard serial digital ASI IF (70MHz) L band (950 – 1450 MHz) Standard serial digital ASI Error log terbaca pada panel LCD
III-8 PTPP
2.13
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT MODULATOR/EXCITER PARAMETER
2.14
SPESIFIKASI
KETERANGAN
Standar
Pal B/G
Televisi
Operasi frekuensi
VHF (Band I,II. III) UHF (Band IV,V)
IF frekuensi
38,9 Mhz
Pal B/G
IF Band width Input/Output Impedance Input/Output matching Input : Video-analog Audio-analog Output: Modulasi Power output Kestabilan frekuensi Amplitudo frekuensi respon Maksimum mismatch Spurious emissions Harmonic emissions
7 Mhz (B), 8 Mhz (G) 50 Ohm
TV analog
>26dB 1Vpp 75 Ohm, RGB L,R Analog (AM, FM) Adjustable s/d 20 watt ± 1hz ± 0,5 dB dalam band frekuensi 2:1 <-60 dB <-60 dB
TV analog
Terhadap carrier Terhadap carrier
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT UPLINK PARAMETER Operasi frekuensi IF frekuensi IF Band width Kompresi Power output Modulasi Input/Output Impedance Input/Output matching Kestabilan frekuensi Amplitudo frekuensi respon Maksimum mismatch Spurious emissions Harmonic emissions Standard transmission Dish parabola
SPESIFIKASI
KETERANGAN
C Band Ku Band S Band 70 Mhz 36 Mhz MPEG2 atau MPEG4 Adjustable s/d 200 watt QPSK 50 Ohm >26dB ± 1hz ± 0,5 dB dalam band frekuensi 2:1 <-60 dB <-60 dB DVB-S atau DVB-S2 Ǿ 1,8 m Ǿ 2,5 m Ǿ 3,0 m Ǿ 4,5 m
III-9 PTPP
2.15
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT DOWNLINK/TVRO PARAMETER
SPESIFIKASI
KETERANGAN
LNB Input frekuensi
2 – 4 GHz 3,7 - 4,2 GHz 11,7 - 12,7 GHz
S Band C Band Ku Band
LNB Output frekuensi Noise temperatur Gain LO stabiliy Cross polarisasi isolasi IF frekuensi IF Band width Input/Output Impedance Input/Output matching Kestabilan frekuensi Amplitudo frekuensi respon Maksimum mismatch Spurious emissions Harmonic emissions Dish parabola
2.16
950 – 1450 MHz <15˚ K >65 dB ± 250 KHz 25 dB 70 Mhz 36 Mhz 50 Ohm >26dB ± 1hz ± 0,5 dB dalam band frekuensi 2:1 <-60 dB <-60 dB Ǿ 2,5 m Ǿ 3,0 m Ǿ 4,5 m
Tergantung kebutuhan Tergantung kebutuhan Tergantung kebutuhan
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT TRANSPOSER PARAMETER Input Frek range Input Level sensitivity Input SWR Noise figure Input connector LO frek stability Vision IF frek IF filter Output connector Power output In band intermodulation Spourious emission Video Output: S/N Diff gain Diff phase Group delay
SPESIFIKASI
KETERANGAN
B I, B III, B IV, B V 200uV to 10mV <1,2 <8Kt N (female) +/- 1ppm 38,9 MHz (CCIR) SAW acoustic device N (female) 10 – 50watt <-55 dBc (dengan precorrector) <-60 dBc (dengan output filter) <-60 dB <2% <5˚ < +/- 50nS
III-10 PTPP
2.17
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT MICROWAVE LINK PARAMETER Operasi frekuensi IF frekuensi IF Band width Output Impedance Input/Output matching Kestabilan frekuensi Power output Amplitudo Video Frekuensi Respon Modulasi Base band Video frekuensi Video pre-emphasis Frekuensi deviasi Group delay Differential gain Differential phase Linearity Audio range frek Audio preemphasis Pilot audio carrier Audio deviasi Maksimum mismatch Spurious emissions Harmonic emissions Modulasi Dish parabola Input level sensitivity Base band Video frekuensi Group delay Differential gain Differential phase Return loss Amplitudo Videofrekuensi response Video output level Video output impedance Demodulator linierity Audio frek range Audio outpu level Audio input impedance Audio pre-empahasis Audio Frekuensi response Audio harmonic distortion Sub carrier audio frekuensi Audio deviasi S/N
SPESIFIKASI Class 2,5 Ghz Class 7 Ghz Class 12 Ghz 70 mHz 20 Mhz 50 Ohm >26dB ± 1hz Adustable s/d 5 Watt 25 Hz-5,5MHz ± 0,5 dB dalam band frekuensi FM 25Hz-9MHz +/- 0,5 dB 25Hz-5,5MHz +/- 0,5 dB CCIR 625 +/- 2MHz (70 MHz +/-8MHz) <5nS <1% <1˚ <1% 20Hz-15KHz 50 uS 7020, 7500, 8065, 8590 (KHz) 75 KHz pp 2:1 <-60 Db <-60 dB Analog Digital Ǿ 0,8 m Ǿ 1,2 m Ǿ 2,5 m -75 dBm 25Hz-9MHz +/- 0,5 dB 25Hz-5,5MHz +/- 0,5 dB (70 MHz +/-8MHz) <5nS <1% <1˚ >25 dB 25 Hz-5,5MHz ± 0,5 dB dalam band frekuensi 1 Volt pp 75 Ohm 1% 20Hz – 15 KHz 0dBm 600 Ohm 50 uS (20Hz – 15 KHz) +/- 0,5 dB <0,5% 7020, 7500, 8065, 8590 (KHz) 75 KHz pp >60 dB
KETERANGAN Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Transmitter Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver Receiver
III-11 PTPP
3
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT PENDUKUNG
3.1
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT UPS PARAMETER Power factor Nominal voltage Frekuensi Current distortion Voltage distortion Voltage fluctuation Harmonic distortion Battery Inverter bridge
3.2
SPESIFIKASI
KETERANGAN
>95% pf 220/380 V 50 Hz ± 10% < 4% < 2% (ph to ph) < 5% (ph to net) < 3% (ph to ph) < 5% (ph to net) < 2% (linier load) < 3% (non linier load) Sealed lead acid IGBT
PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT GENSET PARAMETER Voltage Generator
SPESIFIKASI
KETERANGAN
220/380 V 3 phase Voltage reg ± 1,5% Insulation class H Power factor >0,8 (>80%pf) Air cooling
III-12 PTPP
4
SERTIFIKASI PERANGKAT PENYIARAN
Sebagaimana disebutkan dalam UU dan PP yang berkaitan dengan Penyiaran, perangkat penyiaran yang dimiliki dan atau digunakan oleh Lembaga Penyiaran, serta masuk dalam kategori Perangkat Transmisi wajib memiliki Sertifikat Alat dan Perangkat Telekomunikasi, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Yang termasuk dalam kategori Perangkat Transmisi sebagaimana dimaksud di atas adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Peralatan dan Perangkat Pemancar (Tx hingga Ant) Peralatan dan Perangkat Uplink/Downlink Peralatan dan Perangkat Microwave link Peralatan dan Perangkat Radio link Peralatan dan Perangkat Transposer / Translator
Proses permohonan dan prosedur Sertifikasi Alat dan Perangkat Transmisi di atas tersebut mengikuti Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika, nomor : 29 /PER/M.KOMINFO/09/2008, tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi, beserta lampiranlampirannya.
Ditetapkan di Pada tanggal
: Jakarta : Desember 2009
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,
TIFATUL SEMBIRING
III-13 PTPP