PERSEPSI PERAWAT TENTANG TERAPI BERMAIN DIRUANG ANAK RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Mencapai gelar sarjana Keperawatan
Oleh : SARWI PUJIATI NIM : G2A208032
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2010
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bermain tidak hanya sekedar pengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi agar anak mengalami proses tumbuh kembang yang optimal. Melalui bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan fisik, emosi, mental, intelektual, kreatifitas dan sosial. Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapatkan kesempatan bermain ( Soedjiningsih, 1998,hal 105 ). Aktivitas bermai merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal, oleh karena itu orang tua harus selektif dalam membeli alat permainan sehingga dapat berfungsi secara efektif. Alat permainan pada anak hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal ( Nursalam, 2005 ). Dalam kondisi sakit atau saat anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi 1
2 anak. Saat ini, para tenaga kesehatan sudah memahami pentingnya aktivitas bermain sehingga di bagian anak di beberapa rumah sakit telah disediakan sarana bermain. Stres merupakan pengalaman traumatik pada anak yang dirawat di rumah sakit. Anak tidak mudah melupakan pengalaman selama dirawat di rumah sakit bahkan setelah anak kembali ke rumah. Menurut Crow, 1979 ( dikutip dari Lewer, 1996 ). Ada perbedaan respon hospitalisasi pada anak sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain, pada anak yang diberikan terapi bermain respon hospitalisasinya lebih baik dari pada anak yang tidak diberikan terapi bermain.Menurut Dianawati,2009. Perawat sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat memberi kepuasan pasien dalam batas standar pelayanan profesional yang dapat dipertanggung jawabkan. Merawat anak di rumah sakit tidak hanya mendapatkan pengobatan yang canggih dan keahlian perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, tetapi seorang perawat perlu membina hubungan saling percaya melalui ketrampilan komunikasi secara efektif dengan anak dan keluarganya yang didapatkan melalui kegiatan bermain. Seorang anak mungkin dapat sembuh
3 total dari penyakit yang dideritanya, tetapi pengalaman traumatik di rumah sakit dapat menghambat perkembangan anak. Pelayanan keperawatan anak memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan anak secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, dimana perawat selama 24 jam secara bergantian mendampingi anak yang dirawat.Perawat dapat membantu anak menghilangkn kecemasan dan ketakutannya selama dirawat di rumah sakit dengan memberikan aktifitas bermain terapeutik. Perawat dapat menciptakan lingkungan yang sesuai untuk bermain dan aktifitas lainnya dan menyediakan peralatan bermain yang cocok dengan umur dan tingkat perkembangannya. Menurut pengamatan dan pengalaman penulis sebagai perawat di ruang anak, ternyata aktifitas bermain terapetik kurang mendapatkan perhatian dari perawat di ruang anak, karena perawat merupakan individu berbeda umur, status perkawinan, tingkat pendidikan pengalaman kerja, dan masing-masing individu memiliki persepsi sendiri tentang bermain di rumah sakit. Oleh karena itu perlu dibuktikan bagaimana persepsi perawat tentang terapi bermain di Ruang Anak ditinjau dari karakteristik perawat.
B. Perumusan Masalah Bagaimanakah persepsi perawat terhadap terapi bermain di ruang anak ditinjau dari karakteristik masing-masing perawat ( umur, status dan usia
4 perkawinan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja ) di ruang anak RSUP Dokter Kariadi Semarang.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mendeskripsikan gambaran persepsi perawat tentang terapi bermain di ruang anak RS.Dokter Kariadi Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan persepsi perawat tentang terapi bermain b. Mendeskripsikan karakteristik partisipan
D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian mengenai persepsi perawat tentang terapi bermain di ruang anak RSUP Dokter Kariadi Semarang, diharapkan dapat memberi manfaat 1. Pihak rumah sakit sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan khususnya di ruang anak. 2. Masukan bagi perawat khususnya perawat anak dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak yang dirawat di rumah sakit, terutama yang berhubungan dengan kegiatan bermain di ruangan.
5 3. Bahan atau sumber data bagi peneliti pada penelitian berikutnya dan bahan pembanding bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian yang sejenis.