PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEREMPUAN PEKERJA HIBURAN MALAM
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
TRI SUSILO NIM : 100569201079
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
1
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PEREMPUAN PEKERJA HIBURAN MALAM
TRI SUSILO Mahasiswa Sosiologi, FISIP UMRAH,
[email protected] Sri Wahyuni, M.Si Dosen Sosiologi, FISIP UMRAH
Emmy Solina, M.Si Dosen Sosiologi, FISI UMRAH ABSTRAK Perempuan pekerja hiburan malam yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah perempuan dewasa yang bekerja pada tempat hiburan malam di Komplek Bintan Plaza, dan memiliki rentang waktu pekerjaaan mulai dari pukul 20.00 wib - 04.00 wib dini hari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai perempuan pekerja hiburan malam sebagai waitress di Kota Tanjungpinang. Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, yang terdiri dari 7 orang masyarakat yang akan dilihat persepsinya dan 3 orang waitress sebagai key informant. Lokasi penelitian ini berada di sekitaran pusat hiburan yang ada di Komplek Bintan Plaza, Kelurahan Tanjung Unggat, Kota Tanjungpinang. Alasan pemilihan akan lokasi Komplek Bintan Plaza tersebut karena merupakan salah satu komplek hiburan malam yang cukup besar dan memiliki cakupan wilayah yang termasuk di Kelurahan Tanjung Unggat, Kota Tanjungpinang. Dan letaknya yang berada pada pusat ibukota Provinsi Kepulaun Riau, maka letak Komplek Bintan Plaza relatif mudah dijangkau dan menjadi tujuan wisata baik turis domestik maupun internasional. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan pekerja waitress hiburan malam di Komplek Bintan Plaza memiliki persepsi yang cenderung tidak baik di pandangan umum masyarakat, sebab persepsi tersebut melibatkan suatu bentuk penilaian terhadap keseharusan peran kelompok jenis kelamin yang dikarenakan sifat dasar yang dimiliki dan karena dasar jenis kelaminnya. Pada stereotip pekerjaan mengenai karakteristik atribut-atribut peran sosial, masyarakat cenderung menilai dari cara berpakaian, jam kerja, dan ingkungan pekerjaan pada perempuan pekerja waitress hiburan malam tersebut. Selain itu stereotip gender yang juga ditemukan adalah keharusan suatu peran yang harus dilakukan oleh perempuan sebagaimana mestinya karena dasar jenis kelaminnya. Kata Kunci : Persepsi masyarakat, Perempuan, Hiburan Malam.
2
PUBLIC PERCEPTION OF WOMEN WORKERS ENTERTAINMENT NIGHT
TRI SUSILO Mahasiswa Sosiologi, FISIP UMRAH,
[email protected] Sri Wahyuni, M.Si Dosen Sosiologi, FISIP UMRAH
Emmy Solina, M.Si Dosen Sosiologi, FISI UMRAH ABSTRACT Women workers nightspot researchers intent in this study were women who worked in nightclubs in Bintan Plaza complex, and has a time span of work ranging from 20:00 pm - 4:00 am in the morning. The purpose of this study to find out people's views on women workers as evening entertainment waitress in Tanjungpinang. This research is qualitative descriptive approach. Informants in this study amounted to 10 people, consisting of 7 people who will be his perception and 3 waitress as a key informant. The location of this research is in the Nearby entertainment center in Bintan Plaza Complex, village of Tanjung Unggat, Tanjungpinang. Reasons for the selection will be the location of the complex Bintan Plaza because it is one of the nightly entertainment complex is quite large and has a coverage area that is included in Tanjung Unggat, Tanjungpinang. And it lies at the center of the provincial capital of Riau maritime, the location of Bintan Plaza complex is relatively easy to reach and become tourist destinations both domestic and international tourists. The results in this study show that women workers waitress nightclubs in Bintan Plaza complex perceptions tend not good in view of the general public, because that perception involves a form keseharusan assessment of the role of the sexes is due to the nature of which is owned and as the basis of gender. Work on stereotypes about the characteristics of the attributes of social roles, people tend to judge from the way they dress, working hours, and ingkungan waitress jobs to women workers in the municipality. Besides gender stereotypes were also found is the necessity of a role to be performed by women as it should be because the basis of gender. Keywords: Public perception, Women, Entertainment Tonight.
3
BAB I
yaitu pekerja perempuan yang bekerja di
PENDAHULUAN
Komplek Bintan Plaza, akan pulang pada waktu
A. Latar Belakang
dini
dilakukannya
Spesialisasi untuk bidang pekerjaan
hari. tidak
Pekerjaan lain
yang
menyediakan
dalam dunia hiburan malam sangat identik
minuman dan menjadi teman berbicara atau
dengan pekerjaan yang memberi pelayanan
juga pemandu lagu jika tersedia fasilitas
kepada tamu atau pengunjung. Dalam
karaoke terhadap pengunjung yang ingin
masyarakat pekerjaan tersebut di kenal
bernyayi atau berkaraoke.
sebagai waiter untuk pekerja laki-laki atau
Maka untuk masyarakat setempat yang
waitress bagi perempuan. Untuk jenis
dominan suku melayu dan beridentikan
pekerjaan seperti ini tergolong pekerjaan
dengan agama islam otomatis akan selalu
yang sudah umum dan cukup banyak bagi
menghubungkan
khususnya di tempat-tempat hiburan ataupun
perempuan yang tidak baik atau di kenal
rumah makan dan sebagainya.
dengan sebutan pekerjaan seks komersial
dengan
pekerjaan
(PSK) terhadap perempuan tersebut, karena
Bagi pemilik hiburan malam biasanya sebagai
selain menjadi pelayan atau waitress mereka
pekerjanya, yang nantinya akan dijadikan
juga dipikir sambil menjajakan tubuhnya
seorang waitress untuk melayani tamu atau
kepada tamu atau pengunjungnya. Hal inilah
pengunjungnya. Alasan utama dari pemilhan
menimbulkan pandangan masyarakat dan
jenis kelamin perempuan yang dipekerjakan
stereotip
adalah daya tarik terhadap pengunjung.
masing-masing masyarakat yang dinilai
Seperti yang ada di Komplek Bintan Plaza,
secara subjektif terhadap jenis pekerjaan
komplek ini terkenal sebagai salah satu
tersebut.
lebih
memilih
perempuan
negatif
yang
diberikan
oleh
Jenis pekerjaan yang dianggap pantas
pusat hiburan malam yang ada di Kota Tanjungpinang. Jam kerja tempat hiburan
atau
malam yang ada pada komplek ini biasanya
perempuan, yakni berdasarkan suatu sifat
akan mulai dari jam 20.00 wib - jam 04.00
yang melekat pada kaum laki-laki maupun
wib pagi. Dalam kesehariannya, waitress
perempuan
4
cocok
bagi
kaum
dikonstruksi
laki-laki
secara
dan
sosial
maupun kultural. Sehingga latarbelakang
pengetahuan dan pemahaman yang lebih
masyarakat
lokal
menghargai tentang kondisi pada kehidupan
mempengaruhi dalam memberikan penilaian
perempuan pekerja hiburan malam tanpa
terhadap pekerjaan seseorang. Khususnya
memandangnya secara subjektif.
setempat
atau
untuk perempuan yang memiliki pekerjaan
D. Konsep Operasional
sebagai seorang waitress yang ada di Kota
Mengacu
Tanjunpinang.
menciptakan
kepada kesamaan
topik
untuk
pendapat
serta
kesatuan pengertian dalam pembahasan ini
B. Rumusan Masalah
maka
Perumusan masalah yang akan ditelaah
penulis
mengemukakan
konsep
lebih lanjut dalam penelitian ini adalah
operasional tentang berbagai istilah yang
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap
dipergunakan dalam penulisan ini. Adapun
perempuan pekerja hiburan malam?
konsep tersebut adalah : 1.
C. Tujuan dan Kegunaaan Penelitian
Perempuan pekerja hiburan malam Perempuan pekerja hiburan malam yang
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dimaksud
mengetahui persepsi masyarakat terhadap
perempuan yang bekerja sebagai waitress di
perempuan pekerja hiburan malam.
hiburan malam yang berlokasi di komplek
ini
adalah
Tanjungpinang. Selain menjadi pelayan
adalah:
yang menyediakan minuman mereka juga
Secara praktis
menjadi teman bicara atau pemandu lagu
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai acuan bagi pihak akademisi yang
bagi
tertarik
menyediakan
pada
masalah-masalah
persepsi
tempat
hiburan fasilitas
malam karaoke
yang
terhadap
pengunjung yang ingin bernyayi.
masyarakat terhadap kehidupan perempuan
2.
pekerja hiburan malam. 2.
penelitian
Bintan Plaza, Kel. Tanjungunggat, Kota
Adapun kegunaan dari penelitian ini
1.
dalam
Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat adalah sekumpulan
Secara teoritis
tanggapan dalam suatu masyarakat yang
Bagi peneliti dan masyarakat, kegunaan
menilai
penelitian ini adalah dapat menambah
5
perilaku
dan
perbuatan
yang
dilakukan berkaitan dengan situasi suatu
Dengan kata lain penelitian ini adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan
deskriptif
khususnya perempuan yang bekerja sebagai
menyajikan
waitress di hiburan malam Komplek Bintan
dengan
Plaza.
cermat karakteristik dari suatu gejala atau
3.
Pelebelan Masyarakat
kualitatif,
yakni
berupaya
yang
terperinci,
gambaran
tujuan
menggambarkan
secara
masalah yang akan diteliti melalui metode
Pelebelan masyarakat dalam penelitian
studi.
Yakni
berusaha
menggambarkan
merupakan suatu pemberian pengecapan
persepsi masyarakat dalam menilai jenis
yang negatif terhadap profesi perempuan
pekerjaan yang dimiliki perempuan sebagai
yang bekerja pada hiburan malam di
waitress tempat hiburan malam yang ada di
Komplek
Komplek Bintan Plaza.
Bintan
memberikan mengganggap
Plaza.
suatu
Masyarakat
lebel
sesustu
yang
karena
2.
tidaksesuai
Lokasi Penelitian
Adapun
lokasi
penelitian
yang
dengan yang dipersepsikan oleh masyarakat
ditentukan yaitu hiburan malam yang ada di
pada umumnya. Sehingga terdapat hubungan
Komplek Bintan Plaza. Komplek Bintan
antara pemberi lebel atau julukan terhadap
Plaza
yang
akan
hiburan malam yang cukup besar dan
menimbulkan suatu tindakan dan pengaruh
memiliki cakupan wilayah yang termasuk di
diantara keduanya.
Kelurahan
diberikan
julukan.
Yang
merupakan
salah
Tanjung
satu
komplek
Unggat,
Kota
E. Metode Penelitian
Tanjungpinang. Karena berada pada pusat
1.
ibukota Provinsi Kepulaun Riau, maka letak
Jenis Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
Komplek
Bintan
Plaza
relatif
mudah
menggunakan penelitian kualitatif. Menurut
dijangkau dan menjadi tujuan wisata baik
Bogdan dan Taylor dalam Moleong (dalam
turis domestik maupun internasional.
Zuriah, 2006:92) penelitian kualitatif adalah
3.
Jenis Data
prosedur penelitian yang menghasilkan data
a)
Data primier
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan Data primer merupakan data yang dari orang-orang dan prilaku yang diamati. didapat dan dikumpulkan oleh peneliti
6
dengan cara langsung dari sumbernya. Data
erat
primer
ini,
sebelumnya. Dengan kata lain, unit sampel
secara
langsung
peneliti
mengumpulkannya
dengan
dengan
populasi
yang
diketahui
mewawancara
yang dihubungi disesuikan dengan kriteria-
informan atau narasumber yaitu masyarakat
kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan
yang bertepat tempat tinggal bersamaan
tujuan peneliti. (Zuriah 2006:124).
dengan perempuan pekerja waitress di
Kriteria yang ditetapkan adalah
sekitaran Komplek Bintan Plaza. Selain itu
masyarakat yang tinggal disekitar tempat
sebagai data pelengkap dan pendukung
hiburan malam Komplek Bintan Plaza.
peneliti mewawancara perempuan pekerja
Kriteria ini berdasarkan karena informan
waitress tersebut.
mengetahui kondisi lokasi tersebut dan hidup berdampingan dengan perempuan
b) Data sekunder pekerja hiburan malam yang ada di Komplek Data
dimaksud
Bintan Plaza. Sehingga informan dalam
merupakan data dari laporan Badan Pusat
penelitian ini berjumlah 10 orang, yang
Perizinan Terpadu Kota Tanjungpinang
terdiri dari 7 orang masyarakat dan 3 orang
mengenai jumlah izin usaha yang ada di
key informant perempuan yang bekerja
Komplek Bintan Plaza.
sebagai waitress di hiburan malam Komplek
4.
sekunder
yang
Bintan Plaza.
Populasi dan Sampel
Populasi di dalam penelitian kualitatif
5.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a)
Teknik observasi
tidak dijadikan tujuan generalisasi dari temuan penelitian sehingga tidak diperlukan Adapun pengamatan yang di lakukan dalam
penelitian
kualitatif
sebagai adalah mengenai tempat tinggal masyarakat
keseluruhan objek yang diteliti. (Irawan, di sekitaran Komplek Bintan Plaza dan 2006:14). Teknik penentuan informan yang aktifitas perempuan yang bekerja sebagai digunakan
dalam
penelitian
ini waitress di komplek Bintan Plaza.
menggunakan purposive sampling yaitu didasarkan
atas
ciri-ciri
tertentu
yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang
7
b) Wawancara
penelitian ini meliputi pengumpulan data,
Wawancara ialah proses komunikasi atau
interaksi
untuk
menganalisis data, meginterprestasi data,
mengumpulkan
dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang
informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti
dengan
menggunakan
informan,
wawancara
mengacu pada penganalisisan data tersebut.
dengan tersturktur,
F. Sistematika Penulisan
dimana berisikan daftar pertanyaan yang
Dalam memberikan gambaran umum
sifatnya terbuka yang digunakan untuk
mengenai isi penelitian yang akan dilakukan
menjadikan wawancara yang dilakukan agar
ini,
lebih terarah bertujuan mengenai persepsi
pembahasan melalui sistematika penulisan.
masyarakat
Sistematika penulisan ini sebagai berikut:
terhadap
perempuan
yang
perlu
dikemukakan
garis
besar
bekerja ditempat hiburan malam Komplek Bintan Plaza.
BAB I : PENDAHULUAN
c) Dokumentasi
Pendahuluan
Maka dalam pengumpul data ini peneliti
juga
menggunakan
alat
berisi
latar
belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian dan
bantu
kegunaan penelitian, metode penelitian yang
handphone yang memiliki fitur-fitur seperti
berisi jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis
aplikasi perekam suara dan kamera untuk
data, populasi dan sampel, teknik dan alat
mendokumentasikan
pengumpulan data, teknik analisis data dan
proses
dalam
pengumpulan data tersebut sebagai barang
sistematika penulisan.
bukti dan pengingat bagi peneliti. 6. Teknik Analisa Data
BAB II : KERANGKA TEORITIS
Data yang berupa ucapan, tulisan dan
Pada bab ini peneliti meninjau permasalahan
perilaku yang dapat diamati dari persepsi
dari aspek teoritis dalam mengkaji tinjauan
masyarakat
mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap
dan
kehidupan
perempuan
pekerja waitress tersebut, dilaporkan secara
Perempuan
kualitatif untuk memperoleh kesimpulan.
Malam.
Dengan kata lain dalam memulai kegiatan
8
Pekerja
Waitress
Hiburan
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI
proses diterimanya stimulus oleh individu
PENELITIAN
melalui proses sensoris. Namun proses itu
Pada bab ini peneliti memberikan gambaran
tidak
tentang gambaran umum tentang lokasi
stimulus tersebut diteruskan dan proses
penelitian
selanjutnya
Terhadap
serta
Persepsi
Perempuan
Masyarakat
Pekerja
Waitress
berhenti
begitu
saja,
melainkan
merupakan proses persepsi.
Proses persepsi tidak dapat terlepas dari
Hiburan Malam.
proses penginderaan dan proses tersebut merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. (Bimo Walgito, 2002:87).
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses penginderaan tentu berlangsung Hasil penelitian dan pembahasan mengenai setiap saat, pada waktu individu menerima objek yang akan diteliti yakni Persepsi stimulus melalui alat indera. Stimulus yang Masyarakat Terhadap Perempuan Pekerja diindera
itu
kemudian
oleh
individu
Waitress Hiburan Malam. diorganisasi dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang yang BAB V : PENUTUP diindera itu, dan proses ini disebut persepsi. Penutup berisi kesimpulan dari keseluruhan Sementara menurut Menurut Purwodarminto objek penelitian yang diteliti serta saran (1990: 759), persepsi adalah tanggapan dari keseluruhan hasil penelitian yang telah langsung dari suatu serapan atau proses dilakukan. seseorang mengetahui beberapa hal melalui BAB II pengindraan. (Dhanang, 2010:22). KERANGKA TEORITIS Persepsi
A. Pengertian Persepsi Masyarakat
selalu
berkaitan
dengan
Bahasa
pengalaman dan tujuan seseorang pada
Indonesia, persepsi merupakan tanggapan
waktu terjadinya proses persepsi. Persepsi
atau penerimaan langsung dari serapan.
merupakan tingkah laku selektif, bertujuan
Persepsi merupakan suatu proses yang
dan merupakan proses pencapaian makna,
didahului penginderaan yaitu merupakan
dimana
Menurut
Kamus
Besar
9
pengalaman
merupakan
faktor
penting yang menentukan hasil persepsi.
orang lain. Artinya, ada orang-orang yang
Tingkah laku selalu didasarkan pada makna
memberi definisi, julukan, atau pemberian
sebagai hasil persepsi terhadap kehidupan
label
para pelakunya. Apa yang dilakukan dan
individu
mengapa seseorang melakukan sesuatu,
penilaian orang tersebut negatif. (Narwoko
selalu
2004:81).
didasarkan
menurut
pada
batasan-batasan
pendapatnya
sendiri,
dan
(definers/labelers) atau
tindakan
pada
individu-
yang
menurut
Labelling theory atau teori penjulukan
dipengaruhi oleh latar belakang budaya yang
diilhami
khusus. Adanya perbedaan budaya membuat
simbolik dari George Herbert Mead dalam
seseorang
dalam
bukunya Mind, Self, and Society (1934),
menangkap makna suatu persepsi, karena
hanya saja diterapkan dalam dunia orang-
kebudayaan merupakan cara khusus yang
orang yang menyimpang (devians). Menurut
membentuk pikiran dan pandangan manusia.
teori interaksi simbolik, manusia belajar
Persepsi menghasilkan suatu penafsiran
memainkan
yang
mengasumsikan
secara
unik
barangkali
berbeda
pula
tentang
kenyataan
yang
sangat
berbeda
dari
terutama
oleh
berbagai identitas
teori
peran yang
interaksi
dan relevan
dengan peran-peran ini, terlibat dalam
kenyataannya.
kegiatan yang menunjukkan kepada satu sama lainnya siapa dan apa mereka, serta
B. Teori Labelling mendefinisikan situasi-situasi yang mereka Teori Labeling adalah teori pemberian
masuki. Perilaku mereka berlangsung dalam
cap atau dapat disebut pula dengan teori
konteks sosial, makna, dan definisi situasi
reaksi
tersebut. (Ahmadi dan Nur’aini, 2005:297).
masyarakat,
dalam
teori
ini
menekankan pada pentingnya definisi sosial dan
sanksi-sanksi
dihubungkan
sosial
sengan
negatif
Teori penjulukan, secara sederhana,
yang
hanya menyatakan dua hal. Pertama, orang
tekanan-tekanan
berperilaku normal atau tidak normal,
individu untuk masuk dalam tindakan yang
menyimpang
lebih
tentang
tergantung pada bagaimana orang lain
pemberian cap itu dipusatkan pada reaksi
menilainya. Penilaian itu ditentukan oleh
menyimpang.
Analisis
10
atau
tidak
menyimpang,
kategorisasi yang sudah melekat pada
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik,
pemikiran orang lain. Segala sesuatu yang
emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki
dianggap tidak termasuk ke dalam kategori-
dianggap: kuat, rasional, jantan, perkasa.
kategori yang sudah dianggap baku oleh
Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-
masyarakat (dinamakan residual), otomatis
sifat yang dapat dipertukaran. Artinya ada
akan
(seorang
laki-laki yang emosional, lemah lembut,
devians). Kedua, penilaian itu berubah dari
keibuan sementara juga ada perempuan yang
waktu ke waktu, sehingga orang yang
kuat, rasional, perkasa. (Fakih, 1996:8).
dikatakan
menyimpang
katakanlah hari ini dinyatakan sakit bisa
Pandangan
stereotip
mengaburkan
dinyatakan sehat (dengan gejala yang sama)
pandangan terhadap manusia secara pribadi,
beberapa tahun kemudian, atau sebaliknya.
karena memasukkan setiap jenis manusia dalam kotak stereotip. Oleh karena itu,
C. Konsep Stereotip
seorang pribadi baik perempuan dan lakiKonsep penting yang perlu dipahami laki, merasa tidak pantas apabila “keluar dari dalam rangka membahas masalah kaum kotak” tersebut. Ia akan meresa bersalah, perempuan
adalah
membedakan
antara apabila tidak memenuhi kehendak sosial,
konsep seks (jenis kelamin) dan konsep memenuhi lebel yang telah diciptakan untuk gender. Pengertian jenis kelamin merupakan mereka. Pandangan ini telah dibakukan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin melalui
tradisi
berabad-abad,
sehingga
manusia yang ditentukan secara biologis dianggap kodrat yang tidak dapat diubah. yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Seolah-olah ciri perempuan dan laki-laki Artinya secara biologis alat-alat tersebut sudah terkunci mati. (Murniati, 2004:XVIII). tidak bisa dipertukarkan antara alat biologis Ideologi
gender
merupakan
pola
yang melekat pada manusia laki-laki dan berpikir yang membedakan antara laki-laki perempuan. dan
perempuan
sesuai
dengan
Konsep gender, yakni suatu sifat yang kepantasannya. melekat
pada
kaum
laki-laki
Ideologi
gender
maupun menghasilkan pandangan manusia tentang
perempuan yang dikonstruksi secara sosial peran jenis dalam masyarakat. Peran seks maupun
kultural.
Misalnya,
bahwa
11
(seks role) adalah satu kelompok perilaku,
perempuan
yang
kesenangan, dan sifat serta sikap yang
sesungguhnya merupakan perwujudan dari
dipunyai oleh satu jenis tertentu, dan tidak
eksistensi dan aktualisasi diri manusia dalam
memiliki oleh jenis lainnya. (Murniati,
hidupnya. Manusia, baik laki-laki maupun
2004:61).
perempuan diciptakan adanya kewajiban untuk
Wanita yang bekerja dengan motivasi
mendapatkan pekerjaan yang dapat berlaku
ekonomi akan beranggapan bahwa semua
baik laki-laki maupun perempuan. Manusia
jenis pekerjaan dapat dilakukan asal dapat
dituntut untuk memperjuangkan kebutuhan
mendatangkan penghasilan. Orang yang
hidup, seperti sandang, pangan, papan dan
bekerja dengan motivasi ekonomi akan
kesehatan. (Riyadi, 2012:3).
semangat
mengerjakan
suatu
kompensasinya.
kerja
bila
pekerjaan
Orang
sekaligus
hak
Bekerja
D. Perempuan Pekerja Malam
memiliki
bekerja
bekerja.
untuk
dalam
Dengan memahami pengertian pekerja,
terdapat
wanita dan hiburan malam diatas maka dapat
ini
diketahui perempuan pekerja hiburan malam
cenderung tidak ingin mengejar karier dan
adalah perempuan dewasa yang bekerja pada
bekerja dengan intensitas yang tinggi,
tempat orang-orang mencari kesenangan
melainkan
pada malam hari dan syarat akan pandangan
hanya
semacam
menginginkan
pekerjaan/tugas-tugas tertentu yang dapat
yang
memberikan kompensasi.
umumnya, kegiatan tersebut dengan tujuan
Sebaliknya bila
negatif
oleh
untuk
diri akan mencoba agar dirinya selalu dapat
sesuatu dalam bentuk benda atau uang untuk
berguna bagi masyarakat setiap saat dan
kemajuan dalam kehidupan rill.
saja.
(Hariyono
dan
Suciarto,
atau
pada
wanita bekerja dengan motivasi aktualisasi
dimana
menghasilkan
masyarakat
mendapatkan
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI
2010:12).
PENELITIAN Perempuan pekerja yang disamakan
A. Kondisi geografis
artinya dengan pekerja perempuan dapat
Komplek Bintan Plaza merupakan suatu
memiliki makna sesuai dengan definisi
komplek yang memiliki berbagai macam
pekerja seperti di sebutkan di atas sebagai
usaha. Yang menjadi keunggulan usaha di
12
komplek ini adalah usaha yang bersifat
B. Kondisi
hiburan malam. Pada awal pembangunan komplek
ini
bertujuan
sebagai
Sosial
dan
Ekonomi
Penduduk
pusat
Jumlah penduduk Kelurahan Tanjung
perekonomian bagi masyarakat setempat
Unggat pada tahun 2014 berjumlah 16.434
seperti didirikan pertokoan, pasar, pujasera
Jiwa dari 4701 Kepala Keluarga (KK). Yang
hingga hotel. Usaha-usaha hiburan malam
terdiri atas penduduk laki-laki 7.917 jiwa
yang ada di komplek ini seperti cafe, pub,
dan penduduk perempuan 8.517 jiwa.
diskotik, dan bilyard. Dan usaha-usaha
Partisipasi perempuan yang bekerja
hiburan malam di Komplek Bintan Plaza
tidak hanya sebatas urusan rumah tangga
pada umumnya akan mulai buka dari jam
akan tetapi juga bekerja dalam sektor publik.
20.00 wib malam hingga jam 04.00 wib dini
Terlebih dengan adanya hiburan malam
hari.
yang ada di Komplek Bintan Plaza, yang Secara geografis Komplek Bintan Plaza
sendiri
terletak
di
Kelurahan
akan membutuhkan jasa waitress atau
Tanjung
pelayan
perempuan
untuk
melayani
Unggat yang berbatasan langsung dengan
pengujung yang datang dalam menjalakan
Kelurahan Kampung Bulang. Selain itu
usahanya. Maka tidak dapat dipungkiri
Komplek Bintan Plaza juga berada dan
dengan
berdampingan langsung dengan pemukiman
mempengaruhi jumlah angkatan pekerja
masyarakat.
khususnya bagi perempuan. Oleh karena itu
Dengan
keberadaan
lokasi
adanya
Komplek Bintan Plaza yang berdekatan
keberadaan
dengan
ditengah-tengah
pemukiman
masyarakat,
maka
pusat
hiburan
hiburan
malam
malam
yang
masyarakat
ada yang
secara kehidupan sosial masyarakat yang
mempekerjaan kaum perempuan di hiburan
ada disekitaran komplek tersebut menjalin
malam
suatu hubungan interaksi atau pun memang
menimbulkan suatu persepsi tersendiri bagi
mengetahui langsung segala aaktifitas pada
masyarakat
situasi dan kondisi di Komplek Bintan Plaza
perempuan pekerja waitress hiburan malam
tersebut.
tersebut.
13
Komplek
sekitar
Bintan
Plaza,
terhadap
akan
profesi
Bintan Plaza yang berdampingan langsung
BAB IV
dengan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Informan
Sehingga
dapat
pengaruh
persepsi
Selain
kualitatif ini sengaja dipilih oleh peneliti menggunakan
teknik
karena
dianggap
sampling,
diteliti.
Dalam
yang
bertempat
disekitaran
Komplek
1.
tersebut. Penentuan informan terbanyak dalam rentang usia ini, sengaja dilakukan peneliti, mengingat bahwa penduduk dalam
pekerja hiburan malam. Sehingga pemilihan
usia ini merupakan usia yang sudah dapat
informan untuk mengetahui secara jelas
menilai
mengenai persepsi masyarakat terhadap
tindakan
perempuan pekerja hiburan malam yang ada
pekerjaan
di Komplek Bintan Plaza.
key
Berdasarkan Umur
sebanyak 9 orang diantara kategori usia
hidup berdampingan dengan perempuan
menggunakan
informant
pemilihan
tahun dan 30 sampai 34 tahun yaitu
mengetahui kondisi lokasi tersebut dan
penelitian
kedua
dengan rentang usia antara 15 sampai 29
Plaza.
dipilih secara sengaja karena dianggap yang
dalam
dari
kebanyakan informan adalah berumur
Pemilihan karakteristik informan tersebut
Selanjutnya
terhadap
pendidikan dan pekerjaan.
ini,
tinggal
Bintan
masyarakat
jelas
informan yang berdasarkan umur, tingkat
informan yang dipilih adalah penduduk atau masyarakat
secara
penelitian ini ditentukan juga karakteristik
mampu
penelitian
diketahui
sekitar.
karakteristik yang telah ditentukan, dalam
purposive
memberikan informasi seputar masalah yang sedang
masyarakat
profesi yang dimiliki perempuan tersebut.
Karakteristik informan dalam penelitian
dengan
kehidupan
tentang
baik
sesorang yang
buruknya
khususnya dilakukan
suatu menilai
perempuan
sebagai waitress hiburan malam di Komplek
ini
Bintan Plaza.
yaitu
perempuan pekerja waitress di hiburan
2.
Berdasarkan Pendidikan
malam pada komplek tersebut. Pemilihan Tingkat pendidikan informan dibagi key informant dikarenakan mereka juga menjadi 4 kategori, yaitu tidak tamat bertempat
tinggal
disekitaran
Komplek
14
sekolah,
tingkat
Sekolah
Dasar
(SD),
hubungan interaksi dengan manusia atau
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
objek
lainnya.
Dalam
Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini
interaksi
sesuai dengan tingkat pendidikan yang
tindakan yang dianggap benar atau salah
dimiliki oleh penduduk yang dijadikan
yang
informan dalam penelitian
masyarakat.
masyarakat
dinilai
keseharian
terdapat
oleh Dan
atau
tindakan-
masing-masing tidak
menutup
kemungkinan juga penilaian tersebut dapat 3.
Berdasarkan Pekerjaan kearah peran atau pekerjaaan seseorang, baik Pekerjaan informan dibagi kedalam
yang
5 kelompok pekerjaan yaitu buruh, ibu
atau
pelayan
oleh
laki-laki
dan
perempuan.
rumah tangga (IRT), swasta, pedagang dan waitress
dilakukan
Suatu
realitas
terhadap
perempuan.
perkembangan zaman yang menciptakan
Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat di
segala kebutuhan kehidupan menjadikan
Kelurahan
bermata
perempuan ikut mengambil peran publik
beragam.
untuk bekerja. Di sisi lain ketika perempuan
Sehingga didapatkan data mata pencaharian
dianggap harus dan menjalani aturan atau
informan yang cukup beragam pula, mulai
perannya, mereka akan tetap dipandang atau
dari buruh hingga membuka usaha sendiri
di
seperti berdagang.
masyarakat. Namun yang menjadi menarik
Tanjungunggat
pencaharian
penduduk
cukup
Pekerja
baik
oleh
masing-masing
adalah ketika seorang perempuan bekerja
B. Persepsi Masyarakat Terhadap Perempuan
nilai
pada dunia hiburan malam, walaupun hanya
Hiburan
Malam
sekedar menjadi seorang pelayan atau
Persepsi masyarakat merupakan suatu waitress maka secara otomatis penilaian penilaian
terhadap
sesuatu
atau
objek masyarakat selalu menghubungkan dengan
mengenai apa yang dilihat melalui indera hal-hal yang tidak baik atau negatif kepada penglihatan dan pendengaran. Selain yang kehidupan perempuan tersebut. menjadi objek penglihatan dan pendengaran manusia, bisa juga penilaian itu hasil dari
15
1.
Pelebelan
Terhadap
Perempuan
2.
Ketidaksesuaian Terhadap Profesi Yang Dimiliki Perempuan Pekerja
Pekerja Hiburan Malam
Hiburan Malam Penilaian atau persepsi masyarakat akan Maka anggapan masyarakat terhadap
selalu menghubungkan pada perilaku dan perbuatan
yang
dimiliki
oleh
profesi yang seharusnya di kerjakan oleh
profesi
seorang
perempuan pekerja waitress di hiburan malam.
Perilaku
dan
perbuatan
seperti
hal yang seharusnya tidak dikerjakan atau dimiliki
melayani
khusunya
berdasarkan
lawan jenisnya sebagai pengunjung atau
jenis
oleh
perempuan
kelaminnya,
secara
otomatis persepsi masyarakat akan menilai
tamu yang bertujuan untuk minum minuman berakohol ataupun
berdasarkan
jenis kelaminnya. Oleh karena itu jika suatu
perbuatan yang dianggap tidak baik oleh setempat,
harus
kategori dan apa saja yang melekat pada
yang
disebutkan merupakan suatu perilaku dan
masyarakat
perempuan
suatu profesi yang telah di miliki perempuan
mencari kesenangan
waitress di Komplek Bintan Plaza adalah
lainnya ditempat ia bekerja.
suatu profesi yang tidak sepantasnya atau Maka
penilaian
atau
masyarakat
akan
menunjukkan
pelebelan
atau
pencapan
persepsi
mnyimpang.
suatu
Suatu
anggapan
yang
mengandung keseharusan bagi masyarakat
terhadap
sekitar Komplek Bintan terhadap perempuan
perempuan tersebut, karena dinilai sebagai
waitress tersebut, dapat dilihat melalui
seorang yang tidak baik dan menyimpang
perbedaan dasar dari sifat dan peran yang
karena diluar anggapan masyarakat pada
harus dimiliki oleh kaum perempuan dan
umumnya. Suatu pekerjaan yang memiliki
laki-laki.
perilaku yang negatif atau abnormal dalam Persepsi masyarakat terhadap jenis
persepsi masyarakat menunjukkan bahwa
pekerjaan
profesi perempuan pekerja hiburan malam di
sebagai
Komplek Bintan Plaza memiliki suatu
perempuan waitress
yang
bekerja
hiburan
malam
menunjukkan suatu ideologi gender
penilaian yang negatif.
bagi kaum perempuan tersebut. Dan kategori-kategori
16
dasar
dalam
pendekatan
gender
pada
anggapan
Selanjutnya
umum masyarakat, telah menyalahi
masyarakat
terhadap
sesuatu
ketidaksesuaian
khusunya
profesi
yang
dimiliki
perempuan
yang
perempuan
bekerja di hiburan malam Komplek
mengandung
Bintan Plaza tersebut.
tersendiri.
dari
yang
persepsi
menilai cara
pekerja
tentang
berpakaian
waitress
suatu
diatas
keseharusan
Keseharusan
tersebut
maksudnya adalah bahwa perempuan 2.1. Ketidaksesuaian Terhadap Pakaian tersebut harus menggunakan selayaknya Perempuan Pekerja Hiburan Malam perempuan yang ingin bekerja diluar Kebiasaan berbusana perempuan
rumah dan sesuai dengan anggapan
pekerja waitress hiburan malam tersebut
persepsi atau penilaian oleh masyarakat
dipandang sebagai sesuatu yang tidak
pada umumnya.
seharusnya digunakan oleh perempuan, walaupun
terdapat
secara
jelas
bahwa
karena
dengan cara berpakaian sexy yang
tuntutan pekerjaan dan untuk menarik
digunakan oleh perempuan pekerja
pelanggan,
hal
hiburan malam di Komplek Bintan
oleh
Plaza akan mempunyai suatu persepsi
masyarakat sebagai pemicu dari gairah
yang buruk dan menciptakan suatu label
seksual dari lawan jenisnya dan dari hal
yang negatif bagi masyarakat pada
inilah salah satu faktor pemicu persepsi
umumnya. Dan terlebih lagi hal tersebut
dan pelebelan yang tidak baik bagi
dipandang sebagai seuatu yang tidak
perempuan tersebut. Karena mereka
sesuai dengan nilai agama dan budaya
memberikan
masyarakat setempat.
akan
tersebutlah
alasan
Sehingga
tetapi
dari
dikhawatirkan
suatu
peluang
gairah
seksual terhadap pengunjungnya bukan
2.2. Ketidaksesuaian
Terhadap
Jam
Kerja Perempuan Pekerja Hiburan
lagi bekerja sebagai pelayan yang
Malam
memberikan minuman atau pesanan
Dengan rentang waktu pekerjaan
pengunjungnya.
antara jam 20.00 malam hingga jam
17
04.00 dini hari yang dimiliki oleh
pekerjaannya,
perempuan, akan bertentangan pada
masyarakat akan mulai berpikir atau
pandangan masyarakat pada umumnya.
menilai yang tidak baik pada perempuan
Maka hal inilah yang kemudian menjadi
tersebut. Oleh karena itu masyarakat
salah satu faktor suatu persepsi dan
menuntut sebagai perempuan jangan
pelebelan
bagi
sampai memiliki jam pekerjaan yang di
masyarakat terhadap profesi perempuan
anggap diluar batas kewajarannya. Agar
pekerja waitress hiburan malam di
tidak menimbulkan suatu persepsi dan
Komplek Bintan Plaza.
pelebelan yang negatif oleh masyarakat
yang
Bentuk
tidak
persepsi
baik
dan
pelebelan
secara
otomatis
seperti jenis dan waktu bekerja yang
masyarakat dari informasi diatas dapat
dilakukan
diketahui jika suatu pekerjaan yang
waitress hiburan malam di Komplek
dilakukan
oleh
Bintan Plaza.
rentang
waktu
perempuan
dengan
tersebut,
akan
waitress
disekitar tersebut
pekerja
kehidupan
Pada dasarnya Komplek Bintan
untuk
Plaza merupakan suatu kawasan yang
baik
keluarganya ataupun suaminya. Masyarakat juga
perempuan
2.3 Ketidaksesuian Terhadap Lingkungan Kerja Perempuan Pekerja Hiburan Malam
menimbulkan suatu cemoohan pada orang-orang
oleh
mayoritas
memiliki
tempat
usaha
menilai suatu
hiburan malam. Dan suatu lingkungan
keseharusan mengenai jam kerja yang
yang berkaitan erat dengan dunia malam
dianggap lebih baik daripada jam kerja
akan selalu indentik dengan dunia yang
yang dimiliki perempuan yang bekerja
negatif didalam pandangan masyarakat.
dihiburan malam tersebut. Keseharusan
Oleh karena itu lingkungan yang tidak
tersebut dianggap jam pekerjaan yang
baik inilah awal mula penilaian dan
layak bagi seorang perempuan ialah
lebel negatif oleh masyarakat terhadap
yang dimulai dari pagi hari hingga sore
profesi perempuan pekerja waitress
hari. Jika seorang perempuan yang
hiburan malam tersebut.
harus pulang jam 10 malam dari
18
Perilaku yang tidak baik akan
tersebut juga dipengaruhi dalam melihat
terjadi jika seorang perempuan bekerja
pergaulan atau pola interaksi dari
pada dunia malam. Alasan masyarakat
perempuan tersebut, dengan kata lain
tersebut memang tergambarkan dari
sejauh
pengetahuan dan apa yang mereka lihat
perempuan pekerja waitress tersebut
pada kenyataanya. Oleh karena itu
berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
selain
pandangan
buruk
kepada
masyarakat
mana
masyarakat
melihat
yang
Dalam kehidupan sosial secara
perempuan
peluang dan kesempatan, perempuan
tersebut, masyarakat juga mengajurkan
dapat melakukan apa yang dikerjakan
khususnya pada kaum perempuan untuk
oleh kaum laki-laki dan demikian
tidak bekerja pada lingkungan yang
dengan sebaliknya. Melalui proses yang
mampu mempengaruhi terhadap pola-
panjang
pola perilaku yang tidak semestinya.
masyarakat mengenai hiburan malam
profesi
dan
pengetahuan
umum
telah menimbulkan suatu permasalahan 3.
Interaksi
Sosial
bagi kehidupan perempuan yang bekerja
Masyarakat
Terhadap Perempuan Pekerja
di hiburan malam tersebut.
Hiburan Malam Pemberian penilaian dan mengecap kepada waitress memiliki
profesi
perempuan
hiburan dua
malam
BAB V
pekerja
PENUTUP
tersebut
jawaban
A. KESIMPULAN
terhadap Pada akhirnya dapat disimpulkan
pertimbangan masyarakat yang masih bahwa persepsi dan pelebelan yang ingin berinteraksi dan tidak inginnya secara subjektif dan negatif, tanpa berinteraksi dengan perempuan tersebut. dilihat dari alasan perempuan pekerja Namun
dalam
suatu
keputusan hiburan
pertimbangan
masyarakat
untuk
bertindak
berinteraksi
dengan
malam
tersebut.
Padahal
dalam kehidupan sosial secara peluang atau
dan kesempatan, perempuan dapat perempuan pekerja huburan malam melakukan apa yang dikerjakan oleh
19
kaum laki-laki dan demikian dengan
Bintan Plaza tersebut. Dan menilai
sebaliknya.
secara
objek
kondisi
fakta
panjang
Melalui
dan
proses
pengetahuan
yang umum
dengan yang
mengetahui terjadi
pada
masyarakat mengenai hiburan malam
kehidupan perempuan tersebut. Serta
telah
suatu
juga pentingnya memahami perbedaan
kehidupan
antara jenis kelamin yang memang
perempuan yang bekerja di hiburan
tidak dapat dipertukarkan dan peran
malam tersebut.
sosial yang dapat dipertukarkan. Agar
menimbulkan
permasalahan
bagi
konsep gender sendiri tidak disalah B. SARAN artikan secara terus menerus dan Diharapkan kepada masyarakat
terciptalah
pada umumnya, untuk memberikan
sebagaimana
suatu
masyarakat.
penilaian
secara
objekjtif
terhadap perempuan pekerja hiburan malam sebagai waitress di Komplek
20
keadilan mestinya
gender di
dalam
DAFTAR PUSTAKA Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Fakih, Mansour, Analisis Gender dan Tranformasi Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996. Ihromi, Tapi Omas, Dkk, Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, Bandung : PT. Alumni, 2000. Irawan, Prasetya, Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : DIA FISIP UI, 2006. Murniati, A. Nunuk P, Getar Gender Buku Pertama, Magelang : Indonesiatera, 2004. Narwoko, J.Dwi, Suyanto, Bagong, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan Edisi Ketiga, Jakara : Kencana Pranada Media Group, 2010. Purwadarminto, W.J.S.,. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.1990. Rachmad, Dwi Susilo, 20 Tokoh Sosiologi Modern. Yogyakarta : AR-Ruzz Media. 2008. Sears, David O, Dkk, Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta : Erlangga, 2001. Soelaeman, M. Munandar, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama, 2009. Suyanto Bagong, Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005. Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi offset. 2002. Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Social dan Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006. Sumber lain : Astuti, Rina, 2009 Hubungan Kesadaran Akan Kerentanan Diri dan Mekanisme Coping pada Perempuan Pekerja Malam di Tempat Hibiran Karaoke Wilayah Jakarta Barat, Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Fatchun, najib, Dhanang. 2010. persepsi masyarakat muslim tentang eksistensi madrasah ibtidaiyah (mi) dan pengaruhnya terhadap pengembangan madrasah ibtidaiyah (mi) ma’arif gendulan (studi kasus pada masyarakat desa gedangan kecamatan cepogo, kabupaten boyolali tahun 2009) Salatiga.
21
Hariyono, P, & Suciarto, S, 2010 Laporan Akhir Persepsi Masyarakat Tentang: Wanita Secara Sosio-Kultural, Motivasi Kerja Wanita, Dan Pembagian Peran Secara Seksual Di Yogyakarta Pada Masa Kini, Semarang: Pusat Studi Wanita LPPM Universitas Katolik Soegijapranata. Maria, Siti, 2012 Faktor Pendorong Peningkatan Produktifitas Tenaga Kerja Wanita Sektor Industri, Perdagangan Dan Jasa Di Kalimantan Timur, Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol. XV, No. 2, (http://www.portalgaruda.org, diakses, 18 November 2014, 18.48 wib). Riyadi, 2012. Paradigma Perlindungan Terhadap Perempuan Pekerja Di Dunia Kerja Dan Kesehatan Reproduksi Dalam Perspektif Islam, Kebijakan Negara Dan Realitas, Jurnal Pekerja Perempuan Perspektif Agama, (http://www.gizikia.depkes.go.id, diakses, 18 November 2014, 18.52 wib). Wildan, Syaiful. 2009. Kedudukan dan peran perempuan sebagai istri dalam masyarakat kraton Yogyakarta hadiningrat (studi pertautan hukum adat dan hukum islam (digilib.uinsuka.ac.id) Yogyakarta : Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Riau. Diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 10.20 wib. http://id.wikipedia.org/wiki/Hiburan. Diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 10.22 wib. http://riaupos.co/opini.php?act=full&id=1124&kat=1#.VLUKRNKUeDE. Diakses pada tanggal 14 Januari 2015 pukul 13.11 wib. http://pemujawarnaungu.blogspot.co.id/2012/05/stereotip.html Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015 pukul 13.11 wib. https://www.google.com/maps Diakses pada tanggal 26 Juli 2015 pukul 13.11 wib. Dokumen Lain: Dokumen Kelurahan Tanjung Unggat Tahun 2014 Dokemen Dinas Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Tanjungpinang Tahun 2014
22