1 Nomor urut : 118/S2 - TL/TPL/1999 PEROLEHAN KEMBALI ASAM ASETAT DARI LIMBAH CAIR PARASETAMOL DENGAN CARA EKSTRAKSI ILASI CAIR-CAIR DAN DIST TESIS MA...
Nomor urut : 118/S2 - TL/TPL/1999 PEROLEHAN KEMBALI ASAM ASETAT DARI LIMBAH CAIR PARASETAMOL DENGAN CARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DAN DIST ILASI
TESIS MAGISTER
Oleh, ERNIK YULIANA 25396034
BIDANG KHUSUS TEKNOLOGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1999
ABSTRACT Liquid waste produced by one of paracetamol–producing pharmaceutical industries in Bogor contains acetic acid with the composition of 814 kg for 4500 L of the waste. The acetic acid makes up the most component of it. This is understandable since the process itself also requires more acetic acid than others. Therefore the recovery of acetic acid is required to enable its reuse. The waste has COD value of 276.923mgfL. One of ways to recover the acetic acid is the physical processing using distillation. This research applies a laboratory-scale distillation using fractionation distillator . According to the previous research, the acetic acid is hard to separate from water since the acetic acid-water solution has the relative volatility value of 1.7 so that certain treatment is applied prior to the distillation process. The pretreatment used is the extraction of liquid-liquid using solvent binding acetic acid from the waste. The solvent used in this research is acetic ethyl and acetic butyl. Based on this research, acetic acid is better than the acetic butyl because the former has a higher distribution coefficient which is 0.907 compared to 0.705 owned by the acetic butyl. The results of the main research indicates that the third method consisting of evaporation. extraction and distillation produces the highest acetic acid. The acetic acid obtained has purity of 93% with the amount of 279 mL from 6750 mL of the waste with the recovery of 52.84%. The waste produced (the distillate iri the form of acetic ethyl) has a COD value of 300 g. The final waste can be reused in the extraction process so that it is not necessary to waste in environment.
ABSTRAK Limbah cair yang dihasilkan oleh salah satu perusahaan farmasi di Bogor yang memproduksi parasetamol mempunyai kandungan asam asetat sebanyak 814 kg setiap 4500 L limbah. Asam asetat merupakan komponen terbanyak pada limbah . Pada proses pembuatan parasetamol sendiri diperlukan asam asetat dalam jumlah banyak. Oleh karena itu perlu adanya recovery asam asetat agar dapat dipergunakan kembali pada proses produksi . Limbah ini mempunyai nilai COD 276.923 mg/L. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh kembali asam asetat adalah dengan pengolahan fisik yaitu distilasi. Pada penelitian ini dilakukan distilasi skala laboratorium dengan menggunakan distilator fraksionasi bertingkat. Akan tetapi sebelum distilasi harus ada perlakuan sebelumnya, karena menurut hasil penelitian pendahuluan pertama asam asetat sulit dipisahkan dari air karena larutan asam asetat-air mempunyai nilai volatilitas relatif 1,7. Perlakuan sebelumnya yang dapat digunakan adalah ekstraksi caircair dengan menggunakan pelarut yang dapat mengikat asam asetat dari limbah. Pada penelitian ini dicoba pelarut butil asetat dan etil asetat. Berdasarkan hasil penelitian, etil asetat lebih baik digunakan daripada butil asetat, karena etil asetat mempunyai nilai koefisien distribusi yang lebih tinggi yaitu 0,907 daripada butil asetat 0,705. Dari hasil penelitian utama diperoleh bahwa cara ketiga yang menghasilkan kadar asam asetat paling tinggi. Cara ketiga ini meliputi evaporasi, ekstraksi, dan distilasi. Asam asetat yang diperoleh mempunyai kemurnian 93% sebanyak 279 mL dari 6750 mL limbah dengan % recovery 52,84%. Limbah yang dihasilkan (distilat berupa etil asetat) pads penelitian utama ini mempunyai nilai COD 300 g. Limbah akhir ini dapat dipergunakan kembali pads proses ekstraksi, sehinga tidal( perlu dibuang ke lingkungan.