PERKIRAAN DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP SEKTOR RIIL DAN RESPON KEBIJAKAN
DISAJIKAN OLEH: EDY PUTRA IRAWADY, DEPUTI MENKO PEREKONOMIAN BIDANG INDUSTRI DAN PERDAGANGAN DALAM ACARA PERTEMUAN PEREKONOMIAN DAERAH MENGANTISIPASI KRISIS FINANSIAL GLOBAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS, JAKARTA, 3 NOPEMBER 2008
1
OUTLINE PRESENTASI 1 SEKAPUR SIRIH: SKEMA KEBIJAKAN 1. PEMBANGUNAN EKONOMI 2. SESI KESATU: KETENANGAN 3. SESI KEDUA: KEJADIAN 4. SESI KETIGA: PERKEMBANGAN REAKSI PEMERINTAH 5. SESI KEEMPAT: PENGAMANAN SEKTOR RIIL 6. SESI KELIMA: HARAPAN ESKALASI PERAN PEMERINTAH DAERAH. 2
Skema Kebijakan Pembangunan Ekonomi Perbaikan Iklim Investasi
Ketahanan Enerji
Program Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Pelrdagangan Bebas/Pelabuhan Bebas
Pemberdayaan UMKM Peningkatan Produksi (Revitalisasi PPK, Restrukturisasi Industri, dan Jasa)
Program Khusus Perluasan Lapangan Kerja
PENGURANGAN PENGANGGURAN PENINGKATAN EKSPOR & INVESTASI
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
PERTUMBUHAN EKONOMI
PENURUNAN KEMISKINAN
Fiskal - Moneter Berhati-hati Percepatan Infrastruktur
Konsumsi + Belanja Pemerintah
Sektor Keuangan •Pangan •Kesehatan •Pendidikan •Perumahan •BLT
Program Pemenuhan K b t h Dasar Kebutuhan D
Program Pemberdayaan y
•Subsidi pupuk • Subsidi benih •Recovery programs
3
SESI KESATU: KETENANGAN 1. KONDISI SEKTOR RIIL 2. FOKUS PROGRAM EKONOMI 2008 - 2009
4
KONDISI SEKTOR RIIL z z z
z z
KOMPOSISI PDB PERKEMBANGAN INVESTASI PERKEMBANGAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI PERKEMBANGAN PERIWISATA PERKEMBANGAN UMKM
5
KOMPOSISI LAPANGAN USAHA PDB MENURUT LAPANGAN USAHA (TRILIUN RUPIAH) HARGA BERLAKU HARGA KONSTAN 2000 NO LAPANGAN USAHA Q1-08 Q2--08 Q1-08 Q2--08 164,7 180,6 69,8 73,3 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 2 Pertambangan dan 125,6 142,1 42,3 42,6 Penggalian 3 Industri Pengolahan 304,1 335,9 136,7 138,4 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 9,5 10,1 3,6 3,7 5 K Konstruksi t k i 87 5 87,5 97 8 97,8 31 5 31,5 32 2 32,2 6 Perdagangan, Hotel dan 163,2 175,8 87,2 89,6 Restoran 7 Pengangkutan dan 73,3 73,6 39,5 41,1 Komunikasi 8 Keuangan, Real Estate & 85,1 89,1 48,4 49,2 Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa 109,1 125,9 46,9 48,1 1.122,1 1.230,9 505,9 518,2 PDB 1 001 0 1.001,0 1 090 9 1.090,9 470 4 470,4 482 8 482,8 PDB TANPA MIGAS Sumber : BPS, 2008
6
REALISASI INVESTASI (IUT) PMDN DAN PMA PERIODE 1 JANUARI S/D 31 AGUSTUS 2008 JAN-AGS 2007
JAN-AGS 2008
REALISASI INVESTASI/
REALISASI INVESTASI/
Investment Realization
Investment Realization
1
TARGET TAHUN 2008 *
Net Growth (%)
2
3
(2 : 1)
PMDN :
Rp. 32,15 trilyun (US$. 3,57 billion)
Rp. 12,89 trilyun (US$. 1,43 billion)
Rp. 31,44 trilyun (US$. 3,49 billion)
-59,9
PMA
:
Rp. 73,17 trilyun (US$ 8 (US$. 8,13 13 billion)
Rp. 103,68 trilyun (US$ 11 (US$. 11,52 52 billion)
Rp. 48,86 trilyun (US$ 5 (US$. 5,43 43 billion)
41,7 ,
TOTAL :
Rp. 105,32 trilyun (US$. 11,70 billion)
Rp. 116,57 trilyun (US$. 12,95 billion)
Rp. 80,30 trilyun (US$. 8,92 billion)
10,7
Catatan : 1. Realisasi investasi adalah kegiatan investasi yang sudah direalisasikan oleh perusahaan dalam bentuk kegiatan nyata yang sudah menghasilkan produksi barang/jasa dan perusahaan sudah memperoleh Izin Usaha Tetap (IUT) dari Pemerintah (BKPM). Proyek-proyek PMA/PMDN yang masih dalam tahap pembangunan belum tercatat realisasi investasinya. 2. Kurs US$. 1 = Rp. 9.000,3. *) Rencana Stratejik BKPM 2005-2009
PERINGKAT REALISASI INVESTASI (IUT) PMA MENURUT SEKTOR PERIODE 1 JANUARI S/D 31 AGUSTUS 2008
No . 1 2 3
4 5
Nilai Investasi /
SEKTOR / BIDANG USAHA
Investment Value (US$. juta /million)
Transportasi, Gudang & Komunikasi /
Transport, Storage & Communication Ind. Logam, Mesin & Elektronika /
Metal, Machinery & Electronic Industry Ind. Kendaraan Bermotor dan Ind Transportasi Lainnya / Motor Vehicles
& Other Transport Equip. Industry Ind Kimia & Farmasi / Chemical & Ind. Pharmaceutical Industry Perdagangan & Reparasi / Trade & Reparation
Proyek/
Project
6.663,9
22
806,3
84
637,0
28
557,5
23
476,6 ,
256
PERINGKAT REALISASI INVESTASI (IUT) PMDN MENURUT SEKTOR PERIODE 1 JANUARI S/D 31 AGUSTUS 2008
Nilai Investasi /
No.
SEKTOR / BIDANG USAHA
Investment Value (Rp. miliar /billion)
1
Ind Makanan / Food Industry Ind.
2
Ind. Logam, Mesin & Elektronika /
Metal, Machinery & Electronic Industry
3
T Tanaman P Pangan & P Perkebunan k b /
4
Perdagangan & Reparasi / Trade &
5
Food Crops & Plantation Reparation
Listrik, Gas & Air / Electric, Gas &
Water
Proyek/
Project
6 353 7 6.353,7
36
2.060,1
23
1.034,3
3
569 6 569,6
11
519,8
3
REALISASI (IUT) PENYERAPAN TENAGA KERJA PERIODE 1 JANUARI S/D 31 AGUSTUS 2008
46.381 orang /people
PMDN :
PMA
:
181 744 orang /people 181.744 l
TOTAL :
228.125 orang g /p people p
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI 2003 2004 2005 2006 61.058,2 71.584,6 85.660,0 100.798,6 EKSP OR - Migas 13.651,4 15.645,3 19.231,6 21.209,5 - Nonmigas 47.406,8 55.939,3 66.428,4 79.589,1 46.524,5 57.700,9 61.065,5 I M P O R **) 32.550,7 - Migas 7.610,9 11.732,0 17.457,7 18.962,9 - Nonmigas 24.939,8 34.792,5 40.243,2 42.102,6 93.608,9 118.109,1 143.360,8 161.864,1 TOTAL - Migas 21.262,3 27.377,4 36.689,3 40.172,4 - Nonmigas 72.346,6 90.731,8 106.671,6 121.691,7 28.507,6 25.060,1 27.959,1 39.733,2 SELISIH - Migas 6.040,5 3.913,3 1.773,9 2.246,6 - Nonmigas 22.467,0 21.146,8 26.185,1 37.486,6 Sumber : BPS yang telah diolah oleh Departemen Perdagangan. Nilai juta USD Catatan : *) Angka sementara **) Impor di luar kawasan berikat.
2007 Trend % Jan-Ags 07 Jn-Ags 08 PRBH % 114.100,9 17,27 73.495,2 95.448,8 29,87 22.088,6 13,50 13.401,3 21.905,2 63,46 92.012,3 18,28 60.093,9 73.543,6 22,38 74.473,4 21,25 46.984,4 73.019,4 55,41 21.932,8 29,65 12.991,0 23.135,0 78,08 52.540,6 18,30 33.993,4 49.884,4 46,75 188.574,3 18,72 120.479,6 168.468,2 39,83 44.021,4 20,19 26.392,3 45.040,2 70,66 144.552,9 18,27 94.087,3 123.428,0 31,18 39.627,5 11,85 26.510,8 22.429,4 -15,40 155,7 -54,48 410,3 -1.229,8 -399,73 39.471,7 18,53 26.100,5 23.659,2 -9,35
11
TOP 15 EKSPOR NON MIGAS UTAMA (Dalam Juta USD) TREND (%) PERAN (%) 03-07 2007 15 LEMAK & MINYAK HEWAN/NABATI 31,88 11,11 85 MESIN/PERLATAN LISTRIK 5 50 5,50 8,26 8 26 27 BAHAN BAKAR MINERAL 38,64 7,74 40 KARET DAN BARANG DARI KARET 31,88 6,79 26 BIJIH, KERAK,, DAN ABU LOGAM 33,47 5,55 84 MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK 12,27 5,08 48 KERTAS/KARTON 13 83 13,83 3 62 3,62 62 PAKAIAN JADI BUKAN RAJUTAN 6,78 3,60 44 KAYU, BARANG DARI KAYU -0,08 3,40 74 TEMBAGA 44,40 2,97 29 BAHAN KIMIA ORGANIK 18,30 2,79 75 NIKEL 73 97 73,97 2 56 2,56 61 BARANG-BARANG RAJUTAN 15,41 2,52 87 KENDARAAN DAN BAGIANNYA 34,98 2,29 94 PERABOT, PENERANGAN RUMAH 5,90 2,17 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Departemen Perdagangan. HS
URAIAN
Jan-Jun 2007 3.868,6 3 644 7 3.644,7 3.266,4 2.953,3 3.196,2 2.203,7 1 582 9 1.582,9 1.703,0 1.635,0 1.324,0 1.326,6 1 453 0 1.453,0 1.099,2 970,5 1.076,8
Jan-Jun PERUB (%) 08/0 2008 9.168,4 170,1 3 884 9 3.884,9 -3,0 30 4.513,4 13,9 3.904,2 38,3 2.147,1 -32,4 2.346,9 0,8 1 909 2 1.909,2 29 0 29,0 1.719,1 -1,7 1.489,8 -12,5 1.176,2 25,6 1.044,2 -5,9 687 9 687,9 49 9 49,9 1.231,8 10,0 1.472,7 49,3 1.091,9 2,0
12
TOP 15 IMPOR KOMODITI NON MIGAS UTAMA (Dalam Juta USD) HS 84 85 72 29 87 39 10 88 73 23 17 47 52 28 04
URAIAN MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK MESIN/PERLATAN LISTRIK BESI DAN BAJA BAHAN KIMIA ORGANIK KENDARAAN DAN BAGIANNYA PLASTIK & BARANG DARI PLASTIK GANDUM-GANDUMAN KAPAL TERBANG DAN BAGIANNYA BENDA-BENDA DARI BESI & BAJA AMPAS/SISA INDUSTRI MAKANAN GULA DAN KEMBANG GULA BUBUR KAYU/PULP KAPAS BAHAN KIMIA ANORGANIK SUSU, MENTEGA, TELUR TOTAL NON MIGAS
TREND (%) PERAN (%) Jan-Jun 03-07 2007 2007 19,13 18,12 4.280,1 22,66 8,84 2.130,8 27,21 7,95 2.009,6 13,00 7,39 1.872,9 8,12 5,29 1.161,7 15,73 4,18 1.035,3 13,01 3,43 956,2 88,98 3,06 546,9 19,20 2,61 637,0 13,24 2,18 477,6 33,37 2,12 567,1 10 31 10,31 1 95 1,95 440 8 440,8 2,78 1,81 483,6 17,80 1,73 459,3 29,28 1,67 363,3 18,30 100,00 24.325,1
Jan-Jun PERUB (% 08/07 2008 8.940,2 108, 6.818,4 220, 4.338,7 115, 2.615,7 39, 3.260,9 180, 1.990,5 92, 1.224,1 28, 588,2 7, 1.553,1 143, 878,7 83, 250,6 -55, 780 4 780,4 77 77, 1.064,2 120, 675,6 47, 534,3 47, 48.301,6 98,
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Departemen Perdagangan
13
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI PER PROPINSI NO
PROPINSI
EKSPOR JAN - JUN 2007
2008
1 D K I JAKARTA 15.473.443.584 17.834.294.417 2 RIA U 7.966.079.048 12.184.052.911 3 KALTIM 7.349.565.439 12.214.711.991 4 JATIM 6.081.291.530 6.149.168.881 5 SUMUT 3.112.539.746 4.892.323.544 6 PAPUA 2.439.978.017 1.420.549.527 7 JATENG 1.730.983.372 1.727.494.854 8 SULSEL 1.565.736.644 1.017.221.436 9 KALSEL 1.386.545.897 1.792.286.320 10 SUMSEL 1.254.247.468 1.804.670.563 11 NAD 732.358.351 1.105.181.067 12 LAMPUNG 653.488.265 1.416.993.312 13 SUMBAR 604.103.673 1.438.351.371 14 BABEL 541.927.089 1.281.987.523 15 J A M B I 525.900.876 541.724.070 16 NTB 427.456.745 415.348.263 17 JABAR 453 546 522 453.546.522 551 315 387 551.315.387 18 KALBAR 352.316.162 486.236.737 19 SULUT 54.962.312 412.833.247 20 MALUT 284.684.778 266.994.436 21 SULTRA 275.935.480 529.336.817 22 BANTEN 170.519.487 268.241.423 23 B A L I 147.183.585 140.937.341 24 SULTENG 105.149.284 163.738.005 25 KALTENG 88.319.653 214.784.077 26 M A L U K U 31.321.257 73.739.389 27 BENGKULU 41.185.954 34.624.130 28 GORONTALO 6.080.723 14.472.395 29 NTT 2.103.125 1.288.897 30 YOGYA 949 037 949.037 1 475 637 1.475.637 Sumber : BPS (Diolah oleh Pusdata Perdagangan) Nilai dalam USD
Perub. % 08/07
15,26 52,95 66,20 1,12 , 57,18 -41,78 -0,20 -35,03 29,26 43,88 50,91 116,84 138,10 136,56 3,01 -2,83 21 56 21,56 38,01 651,12 -6,21 91,83 57,31 -4,24 55,72 143,19 135,43 -15,93 138,00 -38,72 55 49 55,49
IMPOR JAN - JUN 2007
16.057.058.365 1.154.842.877 1.360.783.466 5.704.535.108 952.150.918 348.163.219 2.736.460.979 261.059.315 160.014.085 72.616.317 19.495.438 1.023.509.778 26.001.514 7.491.368 84.304.804 113.281.964 2 058 084 460 2.058.084.460 52.037.347 13.599.852 4.075.119 1.369.654.192 94.663.445 308.637 21.758.959 2.700.411 3.763.544 40.606 4.567.745 53 570 53.570
2008
31.275.892.189 7.591.774.732 2.463.639.191 10.286.143.031 1.817.858.130 689.864.678 5.133.309.603 323.741.684 93.736.081 87.827.553 16.722.158 465.922.940 205.707.403 17.077.771 74.425.992 122.218.651 1 517 006 191 1.517.006.191 51.112.872 3.145.073 36.582 2.378.221.311 461.572.780 1.017.336 14.567.252 53.980.545 1.237.194 936.943 314 927 314.927
Perub. % 08/07
94,78 557,39 81,05 80,32 , 90,92 98,14 87,59 24,01 -41,42 20,95 -14,23 -54,48 691,14 127,97 -11,72 7,89 -26 26,29 29 -1,78 -76,87 -99,10 73,64 387,59 229,62 -33,05 1.898,98 -67,13 -100,00 -79,49 487 88 487,88
14
SELISIH 08-07
-583.614.781 6.811.236.171 5.988.781.973 376.756.422 2.160.388.828 2.091.814.798 -1.005.477.607 1.304.677.329 1.226.531.812 1.181.631.151 712.862.913 -370.021.513 578.102.159 534.435.721 441.596.072 314.174.781 -1 1.604.537.938 604 537 938 300.278.815 41.362.460 280.609.659 275.935.480 -1.199.134.705 52.520.140 104.840.647 66.560.694 28.620.846 37.422.410 6.040.117 -2.464.620 895 467 895.467
PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISATA MANCA NEGARA NATIONALITY O
2004
2005
2006
2007
5.321.165
5.022.101
4.871.351
5.055.759
482.059
564.321
699.124
799.990
1.619.572
1.066.461
1.164.082
1.160.200
Japan
652 854 652.854
511 007 511.007
432 989 432.989
517 356 517.356
Korea,Rep
246.545
263.356
298.228
337.246
Taiwan
368.680
230.235
226.611
218.268
39.936
128.681
182.341
269.216
3.759.556
3.234.341
3.564.372
4.004.196
TOTAL MIDDLE EAST
37.506
68.440
51.479
57.032
France
97.225
120.122
108.697
114.094
Germany
152.063
144.983
106.916
111.512
Netherlands
107.919
105.954
93.147
111.882
United Kingdom
128.578
214.515
137.655
148.756
19.139 162..627
47.212
43.167
51.687
169.232
129.152
138.266
444.040
356.287
208.205
287.103
New Zaeland
39 550 39.550
50 533 50.533
31 508 31.508
39 635 39.635
TOTAL AFRICA
25.069
51.673
27.899
35.487
GRAND TOTAL Malaysia Singapore
China TOTAL ASIA
Russian United States of Amerika Autralia
15
PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISATA NUSANTARA Jumlah Jumlah Tahun Wisnus Kunjungan (juta) Wisnus (juta) 2004 108,4 202,8 2005 113,7 113 7 213,3 213 3 2006 115,4 216,5 2007 116,1 219,7 2008 (proyeksi) 117,7 223,0 2009 (target) 119,4 218,8 Sumber data: Press release Depbudpar Sumber data: Press release Depbudpar
Perputaran Uang (Rp trilyun) 71,7 77,5 77 5 78,6 79,9 81,1 105,9
16
KRITERIA UMKM
(berdasarkan UU No. 20 Th 2008 Ttg UMKM)
NO JENIS . USAHA
ASSET (Juta Rp)
OMZET*) (Juta Rp/Th)
1
MIKRO
s/d 50
s/d 300
2
KECIL
50 s/d 500
300 s/d 2.500
3
MENENGAH
500 s/d 10.000
2.500 s/d 50.000
*)Tidak termasuk tanah dan bangunan
17
PERKEMBANGAN UMKM Jenis Usaha 2004 Unit UMKM 43.226.980
2005
2006 2007*
44.690,87 48.779.151 (99,98%) (99,98%) (99,99%) Rp.91,68 T Rp.109,2 T Rp.122,3 T
49.840.489 (99,99%) Rp.142,8 T
2008**
2009***
49.998.850 (99,99%) Rp.155,0 T ***
50.400.000 (99,99%). -
Ekspor UMKM Tenaga Kerja 79,1 juta 83,2 juta 85,4 juta 91,8 juta 94,7 juta I Investasi t i R 253 4 T Rp.301,40 Rp.253,4 R 301 40 T Rp.370,63 R 370 63 T Rp.462,01 R 462 01 T Rp.506,4 R 506 4 T UMKM
-
Sumber : BPS *
Angka g Sementara
** Angka sangat sementara *** Angka Estimasi
18
KOMPOSISI USAHA P Produk d k D Domestik tik Bruto B t UKM, UKM 2006 dan d 2007 A tas Dasar Harga Lapangan Usaha
Laju Pertumbuhan
(triliun Rp)
(%)
2006*
2007**
2006*
2007**
1 Pertanian Pertamba 2 ngan
414,66
524,06
3,46
3,62
40,48
51,79
7,27
7,83
3 Industri
219,68
225,47
4,36
3,50
4 LGA
2,46
2,82
3,44
3,36
14,74
201,77
8,20
9,26
483 57 483,57
569 99 569,99
6 46 6,46
8 50 8,50
126,74
135,90
8,57
5,47
8 Keuangan
171,79
194,08
5,45
7,59
9 Jasa-jasa
161,10
185,42
7,97
7,60
PDB UKM
1 786,22
2 121,31
5,73
6,38
PDB Nasional
3 339,48
3 957,40
5,51
6,32
5 Bangunan Perdagan 6 gan Pengangk 7 utan
* Angka Sementara * * Angka Sangat Sementara
19
FOKUS PROGRAM EKONOMI 2008 - 2009 z z z z z z
z z
PERBAIKAN IKLIM INVESTASI EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN KETAHANAN ENERJI SDA, LINGKUNGAN, DAN PERTANIAN PEMBERDAYAAN UMKM PELAKSANAAN KOMITMEN MASYARAKAT ASEAN 2015 INFRASTRUKTUR KETENAGA-KERJAAN DAN KEIMIGRASIAN: 20
PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN PEMBERDAYAAN UMKM SEBAGAI KUNCI AKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT z
z
PEMBENAHAN IKLIM INVESTASI: PTSP, NSP PM, PENYEDERHANAAN PERIZINAN, INFROMASI DAN PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH ON-LINE, NSW, SPIPISE, KEMUDAHAN IMPOR BRG MODAL/BAHAN BAKU, INSENTIF PPH, RUU KEK, IMPLEMENTASI FTZ, PEMBENAHAN PELABUHAN, PERBAIKAN JALAN AKSES KE PELABUHAN, SINKRONISASI KEBIJAKAN LOGISTIK, LOGISTIK PENGAMANAN PASAR, PASAR DSB PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA/UMKM: 1. AKSES PEMBIAYAAN 2. AKSES PASAR 3. SDM DAN KEWIRAUSAHAAN 4 4. REGULASI 21
SESI KEDUA: KEJADIAN z z
z
KRISIS KEUANGAN GLOBAL IMBAS WALL STREET KE MAIN STREET DAMPAK KE SEKTOR RIIL DI INDONESIA
22
EPICENTRUM DI WALL STREET MEN MENTSUNAMIKAN MAIN STREET? z z
z
SOLVENCY NINJA MENGHANTAM WALL STREET IN GOD WE TRUST TERSEDOT MUDIK SECARA EXODUS KE PUSAT GEMPANYA: Contagion effects-nya masih berlangsung shg volatilitas keuangan global 6 bln – 1 tahun, dan penurunan pertumbuhan ekonomi global . GELOMBANG PASANG SAMPAI KE INDONESIA: 1. PENARIKAN DANA INVESTASI: Penurunan indeks saham di BEI sebesar 54,66%. SUN telah memasuki phase krisis krn menurun sebesar 600 basis poin dan yield SUN sudah mencapai 20%. 2. LIQUIDITY SQUEEZE: Darah sektor riil mengering krn likuiditas hanya berputar di aorta (bank, pasar uang, dan pasar modal) 3. NILAI TUKAR: Depresiasi p nilai tukar IDR thd USD berada pada level 19%, dan sbg dampak depresiasi mata uang lainnya. 23
WALL STREET KE MAIN STREET z
z z z z
KELESUAN SEKTOR RIIL GLOBAL DIPERKIRAKAN 1 – 2 TAHUN INVESTASI BERHENTI/SELEKTIF AGGREGAT DEMAND MEROSOT MEROSOT. HARGA KOMODITI TIDAK MENENTU PASAR DUNIA AKAN PROTEKTIF/SELEKTIF 24
PERKIRAAN IMBAS NEGATIF KE SEKTOR RIIL DI INDONESIA z
z
z
z
PERMINTAAN EKSPOR TERUTAMA DARI AS DAN NEGARA2 SECOND ROUND-NYA AKAN MENURUN MENURUNNYA PRODUKSI DAN MELEMAHNYA DAYA SAING PRODUK YG MENGANDUNG INPUT DR IMPOR MENURUNNYA PRODUKSI KARENA LIKUIDITAS PERLARIAN PASAR KE INDONESIA 25
IMBAS NEGATIF YANG SEDANG BERLANGSUNG z z
z z
KEBIJAKAN PROTEKTIF NEGARA IMPORTIR OBRAL BAJA, ELEKTRONIK, MAKANAN/MINUMAN DAN BARANG2 MAKANAN/MINUMAN, KEBUTUHAN NATAL/TAHUN BARU DAN MUSIM DINGIN MENGARAH KE INDONESIA SUPLAI CPO DAN GULA MERINTIH SUPLAI INDUSTRI BREMODAL ASING DAN PERUSAHAAN TERBUKA MENURUN
26
PERKIRAAN PELUANG DAN SEKTOR RIIL z
z
z z z
EKSPOR: komoditi tropis primer (karena nilai tukar dan keunggulan komparatif), makanan/minuman EKSPANSI EKSPOR: produk kreatif kreatif, pasar non konvensional, dan mengambil pangsa yang ditinggal suplai negara lain. IMPOR MURAH: posisi tawar tinggi DAYA SAING WISATA DAN SKILL MENINGKAT OBRAL PERUSAHAAN DI LUAR NEGERI
27
DOMESTIC ISSUES z z z z z
z
LUKA KRISIS LAMA RUPIAH LOGISTIK MAHAL DAYA SAING UMKM LEMAHNYA PENGUASAAN SALURAN DISTRIBUSI INTERNASIONAL REGULASI DAN BIROKRASI 28
SESI KETIGA: PERKEMBANGAN RESPON PEMERINTAH z z
WATER BREAKER GERAK SEREMPAK: APBN YANG SUSTAIN, MAKE-UP BOP, DAN MONETER: Kebijakan j Bertahan dan Menyerang
29
BABAK PERTAMA (TELAH): WATER BREAKER MIGRASI KRISIS KEUANGAN GLOBAL z
z
Operasional, yaitu: (1) Penambahan Likuiditas untuk Perbankan, (2) Tidak Menambah Supply SUN di Pasar, (3) Menjaga Efisien dan Integritas Pasar Modal, (4) Penambahan Likuiditas dari Belanja APBN, (5) Pembelian Saham BUMN (6) Relaksasi Ketentuan Pembelian Kembali Saham BUMN, Saham, (7) Fleksibilitas dalam penilaian dan pencatatan efek bersifat utang. Regulasi, yaitu penerbitan: (1) Peraturan Pemerintah (Perppu) tentang Perubahan Undang-Undang g g tentang g Lembaga g Penjaminan j Simpanan, p ((2)) Perppu tentang Jaring Pengaman Sistem keuangan (JPSK), (3) Penerbitan Perppu tentang Perubahan Undang-Undang tengang Bank Indonesia, yang beriskan perluasan agunan untuk Fasiltas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP), (4) Peraturan Pemerintah tentang Nilai Simpanan yang Dijamin (menaikan jaminan simpan sampai dengan Rp. 2 milyar), (5) Penerbitan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Pencabutan batasan posisi saldo harian Pinjaman Luar Negeri, (6) PBI tentang kebijakan untuk menjaga kecukupan likuiditas valas, (7) PBI tentang Pelonggaran Likuiditas Rupiah dan Valas 30
II. SEDANG DAN AKAN: APBN YANG KHARISMATIK BOP YANG BUGAR, KHARISMATIK, BUGAR DAN MONETARY BALANCE YANG GENIT PRINSIP UTAMA MENJAGA SUSTAINABILITAS APBN; NERACA PEMBAYARAN (BOP); DAN NERACA MONETER DENGAN MELAKUKAN PENYESUAIAN KEBIJAKAN DI BERBAGAI BIDANG. APBN DIJADIKAN SOURCE OF SOLUTION SEHINGGA PERLU DIJAGA DIJAGA. LANGKAH LANGKAH-LANGKAH LANGKAH TAMBAHAN LAINNYA AGAR SEKTOR KEUANGAN TETAP DAPAT BERFUNGSI SEHINGGA SEKTOR RIIL DAPAT TETAP BERGERAK. KEBIJAKAN DILAKUKAN DALAM DUA BENTUK YAITU DEFENSIF DAN OFFENSIF (MENOLONG). 31
POKOK PENYESUAIAN APBN, BOP, MENETER •
•
DALAM RAPBN 2009 DIBUKA ADANYA FLEKSIBILITAS ANGGARAN BILA KONDISI PEREKONOMIAN DUNIA TIDAK MEMBAIK. MENTERI KEUANGAN DIBERI KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN PENYESUAIAN (PEMOTONGAN) APBN TANPA MENUNGGU DULU PERSETUJUAN DPR. PENYESUAIAN APBN DISAMPAIKAN KEPADA DPR PADA PADA PENYAMPAIAN PERUBAHAN APBN ATAU PADA PERHITUNGAN APBN. APBN UNTUK PEMBIAYAAN DEFISIT APBN SEBESAR 1% (RP. 54 TRILIYUN) AKAN DIUPAYAKAN MELALUI PEMBIAYAAN NON MARKET UNTUK ITU SEKTOR DIMINTA MENYIAPKAN PROGRAM MARKET. YANG DAPAT DIBIAYAI DARI DANA NON MARKET TERSEBUT, SEPERTI PELABUHAN.
32
POKOK PENYESUAIAN APBN, BOP, MENETER– (lanjutan) • • •
ASUMSI HARGA MINYAK YANG DIGUNAKAN PADA APBN 2008 SEBESAR US$ 95/BARREL DAN US$ 80 UNTUK APBN 2009. UNTUK ITU HARGA PENJUALAN BBM BERSUBSIDI AKAN DIBAHAS TERSENDIRI. PENGGUNAAN CPO UNTUK BAHAN BAKAR NABATI (BBN) SEBESAR 10% HARUSLAH DIDUKUNG DENGAN KEBIJAKAN YANG CUKUP (KREDIBEL) DAN DAPAT DIOPERASIONAL UNTUK MEMPERKUAT KETERSEDIAN VALAS MAKA DIPANDANG PERLU UNTUK MEREALISASIKAN PINJAMAN LUAR NEGERI, DENGAN MEMPERHATIKAN KONDISI DUNIA YANG SAAT INI TENGAH MEMPERBUTKAN VALAS. DALAM RANGKA PERKUAT VALAS, MAKA SEKTOR DIMINTA UNTUK MENINGKATKAN KONTRIBUSI VALAS DAN MENGURANGI PENGGUNAAN (PENGELUARAN) VALAS. 33
KEBIJAKAN BERTAHAN • •
Pengelolaan APBN : (i) Penghematan belanja yang tidak prioritas dan yang menggunakan impor, (ii) Re-alokasi belanja pusat dan daerah, (iii) Pe-redefinisi pembiayaan darurat dalam UU APBN 2009. Ekspor dan Impor: (i) pengurangan impor barang konsumsi yang tidak perlu, (ii) penyediaan fasilitas re-diskonto wesel ekspor with recourse, (iii) pencegahan importasi ilegal, (iv) membuat clearing house valas yang berasal dari valas hasil ekspor-impor ekspor impor khusus untuk BUMN, (v) pemberlakuan wajib lapor terhadap setiap pembelian USD dalam jumlah besar, (vi) Memperlambat keluarnya modal dengan mempersempit p p “auto rejection” j Post Shipment p Financing, g ((vi)) Kewajiban ekspor L/C untuk komoditi tertentu (CPO, hasil tambang, karet), (vii) Kewajiban impor usance L/C untuk komoditi tertentu (garmen, mainan, anak, besi baja tertentu, dan buah-buahan), dan (viii) Pembenahan perizinan impor dalam rangka investasi 34
KEBIJAKAN MENYERANG z
z z z
z z z
z z
Pengurangan beban P b b pajak j k melalui l l i UU PPH PPH, PP N No.1 1 ttahun h 2008 d dan PP No. 62 tahun 2008 dan relaksasi tarif pajak utk beberapa sektor, a.l CPO Penambahan dana risiko fiskal terhadap deviasi asumsi Mengurangi jml SBN dari pasar dan mengganti dgn pinjaman luar negeri Penambahan belanja atau fokus belanja untuk sektor-sektor yang berdampak besar terhadap pertumbuhan penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan Mendesign pembiayaan darurat dari pinjaman luar negeri Mendorong g FDI melalui p perbaikan iklim usaha secara nyata y Memonitor dan memfasilitasi kelancaran tender offer untuk mendorong arus modal masuk Mengupayakan “swap swap facility facility” dengan beberapa bank sentral negara lain Merealisasikan “Asian Bond Arrangement” (Chiang May + refinement) 35
SESI KEEMPAT: PROGRAM PENGAMANAN SEKTOR RIIL z
TUJUANNYA: 1. KEBUGARAN BOP 2. TARGET PERTUMBUHAN 6% KEATAS 3. KEPENTINGAN NASIONAL
36
KERANGKA BESAR PROGRAM PENGAMANAN SEKTOR RIIL
A Penguatan Ekspor A. Barang dan Jasa
B. Pengamanan Pasar DN dan Stimulasi Penggunaan Produk DN
I. Menjaga Daya Saing • Fasilitasi Umum • Trade Financing • M Mengurangi i Ek Ekonomii Biaya Tinggi • Insentif Khusus II. Menjaga Akses Pasar • Penaggulangan Masalah (SOP dan Daftar Dosa) • Negosiasi dan Lobi • Promosi yang Terarah
I. Pengamanan Pasar thd Gangguan Luar •Impor Ilegal •Trade Trade Remedy •Tarif •Tata Niaga II. Stimulasi Penggunaan Produk DN •Pembelanjaan Pemerintah dan BUMN •Promosi Penggunaan Produk DN •Penguatan dan Pembinaan Produsen Prod k DN Produk
C Pengamanan C. Sektor
•Industri Manufaktur •Pertanian •Perikanan dan Kelautan •Migas Mi d dan P Pertambangan t b •Kehutanan •Jasa Perdagangan •Jasa Pariwisata •Jasa Angkutan •UMKM
HARAPAN: ESKALASI PERAN PEMERINTAH DAERAH z
z z
STRATEGI PENGAMANAN KEPENTINGAN NASIONAL: Peningkatan Ekspor Dan Investasi Kegiatan Manufaktur dgn Dominasi Peran Umkm PERAN DAERAH MENJAGA KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI TIM PEPIDA PEPIDA: 1. 2. 3 3. 4. 5.
z z
Fokus Ekspor Dan Investasi Daerah Peningkatan Atraksi Wisata (Inbound) Efi i Efisiensi i Pelayanan P l Publik P blik dan d Pemberian P b i Fasilitas F ilit Efisiensi Logistik Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Termasuk Penggunaan Nilai Rupiah
REORIENTASI APBD REPOSISI KOMPETENSI (KPI) DAN PERAN DINAS SERTA BPD (M i t (Maintreaming i P Pada d Ek Ekspor, IInvestasi, t i D Dan Wi Wisata t D Dgn D Dominasi i iP Peran UMKM) 38
LAMPIRAN:
z
PROGRAM PEMBERDAYAAN UMKM BERDASARKAN INPRES 5 TAHUN 2008
39
Kebijakan Perluasan Akses Pembiayaan 1. Kredit Usaha Rakyat. y
¾ ¾ ¾ ¾
Perluasan bank penyalur KUR. Penjaminan diberikan Pemerintah sebesar 70% dari nilai kredit. Prioritas kredit diberikan kepada debitur baru. Kredit UMK dibawah Rp.5,Rp.5, juta diprioritaskan.
2. Percepatan program sertifikasi tanah sebagai agunan UMKM mendapatkan tambahan kredit.
¾ ¾ ¾ ¾
Alokasi APBN untuk subsidi sertifikasi tanah diserahkan ke BPN sebagai pengganti Kemeneg KUKM. Percepatan pembentukan POKJA Sertifikasi Tanah di daerah tingkat propinsi dan kabupaten/kota. Interaksi antar anggota POKJA diintensifkan. Melibatkan Camat dan Lurah dalam proses sosialisasi dan sertifikasi tanah. Dari tahun ke tahun target sertifikasi tanah terus ditingkatkan.
40
3. Lembaga Keuangan Mikro.
¾
Meningkatkan g p peran dan fungsi g LKM di daerah-daerah melalui optimalisasi fungsi pemda/kelompok masyarakat/LPD/Badan Perkreditan Desa, dan sebagainya.
4. Linkage Program.
¾ ¾
Penyaluran kredit yang diberikan menjadi tanggung jawab tim kelompok. Anggota kelompok mendapatkan kemudahan akses ke pengembalian dan tanggung jawab.
5 P 5. Peningkatan i k t peran d dan ffungsii K Koperasii
¾
Meningkatkan peran dan fungsi Koperasi melalui perbaikan kualitas pengelola koperasi jasa g p p pinjam j dan evaluasi kesehatan keuangan/simpan koperasi dimaksud. 41
Kebijakan Peningkatan Peluang Akses Pasar 1 1. 2 2.
Penyediaan Informasi dan Penyempurnaan prosedur pemberitahuan konsolidasi barang ekspor (PKBE). Perluasan ekspor produk UMKM.
¾ Menyajikan database mitra dagang dan investasi dalam ¾
memberikan akses UMKM mendapatkan partner dagang produk ke luar negeri. Database tersedia di www.umkmekon org yang diupdate terus menerus. ekon.org menerus Mendorong sinergi produksi dan pasar dengan menyajikan juknis dan pedoman pengembangan OVOP. Produksi barang dan jasa berbasis sumber daya lokal, k tifit aslili setempat, kreatifitas t t SDM, SDM orientasi i t i global, l b l unggulan,
42
¾ Peningkatan kelembagaan marketing point sebagai wahana perdagangan lintas batas di wilayah perbatasan. ¾ Menyajikan y j akses p promosi dan p persyaratan y bagi g UMKM dalam keikutsertaan promosi di website : www.umkm-ekon.org
3.
Peluang UMKM dalam Kegiatan MICE. Mensinerjikan produksi UMKM dan kegiatan kepariwisataan, melalui keputusan Menbudpar tentang penggunaan jasa dan produk UMKM dalam kegiatan MICE.
43
Kebijakan j Peningkatan g Kapasitas p SDM dan Kewirausahaan UMKM 1 M 1. Meningkatkan i k k produktifitas, d k ifi di diversifikasi ifik i produk, d k nilai il i tambah b hd dan d daya saing produk UMKM melalui penggunaan teknologi kebutuhan UMKM.
¾ Dengan membangun portal gateway UMKM, Intermediasi Teknologi, ¾
Innovative Findings, Lembaga Intermediasi untuk menjembatani transfer t k l i antara teknologi t sentra-sentra t t incubator i b t dengan d UMKM UMKM, IInnovative ti A Awards, d Klinik HaKI. Pembinaan terhadap UKM memanfaatkan teknologi terapan dalam upaya efisiensi.
2 Meningkatkan kapasitas pengembangan industri kreatif 2. kreatif, melalui penetapan paket pelatihan kewirausahaan tentang produksi, keuangan dan pemasaran.
¾ Pemberian Paket Pelatihan pengembangan industri kreatif tertentu seperti ¾
industri kerajinan, kerajinan barang seni, seni batu mulia, mulia perhiasan, perhiasan gerabah dan keramik hias, serta makanan-minuman ringan. Menyelenggarakan pelatihan casting perhiasan dan teknis desain produksi anyaman serta pelatihan teknik produksi dan desain keramik gerabah.
44
3. Sinkronisasi program pengembangan perekonomian rakyat daerah tertentu melalui pengembangan produksi UMKM dan pasar tradisional di daerah tertentu. Sebagai langkah pembangunan ekonomi daerah. 4. Pengembangan ekonomi kreatif. ¾ Mendorong pengembangan 14 industri kreatif secara sinergitas. Melalui pembentukan Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif. ¾ Melibatkan beberapa instansi terkait dalam penyusunan tim gabungan pengembangan ekonomi kreatif. Kontribusi anggota tim mendasarkan pada background usaha, spesialisasi, karateristik, dan kapasitas masing-masing anggota 45
Kebijakan Reformasi Regulasi
Penyederhanaan perizinan UKM dan registrasi bagi usaha mikro.
¾ ¾
Terbitnya aturan yang memudahan perizinan kegiatan UMKM melalui pelayanan l satu t pintu i t dari d iD Depdagri d id dan b berkurangnya k peraturan t ffriksi ik i b bagii usaha UMKM. Misalnya pembatalan 968 Perda. Penetapan SOP administrasi publik bagi UMKM. Pedoman pelayanan perizinan dibuat oleh masing-masing daerah dengan menyesuaikan ciri khas jenis dan sektor usaha serta sifat kedaerahan setempat khas, setempat. Pedoman dituangkan dalam Perda masing-masing.
46
TERIMA KASIH
47