v1 (
PEMBANGUNAN PERENCANAAN NASIONAL PEMERATAAN DALAM MENINGKATKAN : KAITANNYATERHADAPPERANGENERASIMUDA PROGRAMIDT UNTUK MENSUKSESKAN
Oleh: Gi n a n dja r Ka rtasas m ita M e n t e r i N e g a r a P e r e n c a n a a nP e m b a n g u n a nN a s i o n a U Ketua Bappenas
Disampaikanpada MusyawarahNasionallV A n g k a t a nM u d a P e m b a h a r u alnn d o n e s i a S e m a r a n g ,2 9 J u n i 1 9 9 4
PERBNCANAAN PEMBANGLNAN NASIONAL DALAM MEMNGKATKAN PEMERATAAN: KAITANI{YA TERHADAP PERAN GENERASI MUDA TINTUK MEI\SUKSESKAI{ PROGRAM IDT Oleh: Ginandjar Kartasasmita M enteri NegaraPerencanaanPembangunan Nasional/ Ketua Bappenas
PENDAHULUAN Terlebih dahulu sayamengucapkanterima kasih kepadaDewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda PembaharuanIndonesia(DPP AMPI) atas kesempatan yang diberikan kepadasayauntuk menyampaikanpengarahanpada MUNAS IV AMPI. Sayamemberikanpenghargaanyang tinggi kepadaDPP AMPI atas tema bahasanyang diberikan kepadasaya. Tematersebutmenyiratkantekad dan itikad yang kuat dari generasimuda, khususnya jajaran AMPI, untuk mensukseskan tugas besar bangsadan negarakita yaitu program pembangunan,utamany.a peningkatanpemerataan,dalam RepelitaVI dan PJP II. Kita semuamerasakannikmatnyakemerdekaanyang telah diperjuangkan dan direbut oleh generasi1945dari tanganpenjajah. Tanpakemerdekaan,kita tidak akan pernah sampaikepadataraf kehidupanberbangsadan bernegaraseperti yang kita rasakan sekarangini. Di kala itu taruhannyaadalahmerdeka atau mati! Oleh karena itu kita tidak boleh menyia-nyiakankemerdekaanyang telah diperjuangkandenganpenuhpengorbananitu. UU D 1945sebagailandasankonstitusionalkita bern egaramenunjukkan kepadakita cita-cita kemerdekaanbangsaIndonesia. Adalah tugas dan kewajiban kita semua,termasukseluruhgenerasimuda, untuk turut mewujudkan cita-cita kemerdekaanbangsadan negaraIndonesiamenuju masyarakatadil dan makmur berdasarkanPancasila.
c:/tus6/Samb-94/Ampi3, Bahan ceramah MENPPN pada Munas N AMPI, Semarang, 29 Jutti 1994
Secarakontekstual, mengisi kemerdekaanadalahberbedadengan merebut kemerdekaan,namun secaraesensialadalahsama,yaitu; mengupayakanhanya yang terbaik bagi bangsadan negara.Dalam mengisi kemerdekaankita tidak manggul senjatadan bamburuncing. Dalam mengisi kemerdekaankita dituntut kerja keras, inspiratif, inovatif, mempunyaiwawasanjauh ke depan,dan berdedikasi tinggi untuk membangunnegeri tercinta ini demi tercapai dan terwujudnya cita-cita kemerdekaan. Nikmat kemerdekaantelah terasa sebagaihasil 25 tahunkita rnelakukan pembangunan.Berbagaikemajuantelah kita lihat dan rasakan. Tingkat pendapatan per kapita secarariel meningkathampir 4 kali lipat dalam kurun waktu tersebut, tingkat kesejahteraaanmasyarakat,taraf pendidikan, kesehatan,dan perbaikan gizi masyarakattelahjauh meningkat,jumlah pendudukmiskin semakin berkurang, dan masih banyak lagi hasil-hasilpembangunanyang terlalu panjangunfuk disebutsatupersatu. Walaupuntelah banyakhasil pembangunanyang telah kita capai, namun berbagai tantanganyang kita hadapi sebagaibangsadan negaratidaklah semakin berkurang, bahkan semakinkompleks,karenaduniaj.rga semakinkompleks dan tuntutan masyarakatsemakinkompleks. Tuntutanyang sekarangini amat mendesakadalah masih dirasakannyaberbagai kesenjangansosial dan ketimpangan ekonomi. Oleh karenaitu, tekad dan itikad generasimuda untuk turut peningkatanpemerataanpembangunansungguhtepatdan menun. mensukseskan jukkan keperdulian nyatadalam upaya mewujudkanpembangunanyang ber. keadilan,sesuaipesankonstitusi KERANGKA PEMBANGI.INAN JANGKA PANJANG TAHAP KEDUA DAN REPELITA VI Pembangunannasionalbertujuanuntuk mewujudkanmasyarakatadil dan makmur yang merata materiil dan spiritual yang dilakukan secarabertahapdan terencana.Tahappertama pembangunan(PJP I) telah kita lalui denganbaik. Berbagai hasil yang kita capai telah menciptakanlandasanyang kuat bagi bangsa Indonesiauntuk melangkahpada tahappembangunanberikutnya. Kini kita telah berada dalam tahap pembangunanyang kedua (PJP II) yang merupakanproses kelanjutan,peningkatan,perluasandan pembaharuandari PJP I.
c:/tus6/Samb-94/Ampi3, Bahan ceramahMENPPNpada MunasIV AMPI, Semarang,29 Juni 1994
Dalamperiodepembangunan ini bangsaIndonesiamemasukiprosestinggal landasmenujuterwujudnyamasyankatyang maju, adil, makmurdan mandiri berdasarkanPancasila.Dengandemikian tahap ini merupakanmasa kebangkitan nasional kedua bagi bangsaIndonesiayang tumbuh dan berkembangdengan makin mengandalkanpada kemampuandan kekuatan sendiri dalam upaya mewujudkankehidupanyang sejajardan sederajatdenganbangsalain. Sasaranumum PJPII adalahterciptanyakualitas manusiadan masyarakat Indonesiayang maju dan mandiri dalam suasanakehidupanyang tenteram dan sejahteralahir batin. Untuk itu titik beratpembangunandiletakkanpada bidang ekonomi seiring denganpeningkatankualitas sumber daya manusiadan didorong secara saling memperkuat,saling terkait dhn terpadu dengan pembangunan bidang-bidanglainnya. Arah PJP II tersebutjelas mengamanatkanagarbangsaIndonesiadapat meningkatkankemajuandan kemandiriandalam upayameningkatkankesejahteraan rakyatnya. Suatubangsadikatakanmaju antaralain apabila: makin tinggi tingkat pendidikanrakyatnya;makin tinggi tingkat kesehatannya,makin tinggi tingkat pendapatanmasyarakatnya,dan semakin merata pembagiannya.Suatu bangsadikatakanmakin mandiri apabilabangsatersebutmakin mampu mewujudkan kehidupanyang sejajardan sederajatdenganbangsalain dengankekuatannya sendiri, yang tercermin denganterpenuhinyabeberapasyarat, amtaralain makin tinggi kualitas sumberdaya manusianya,makin kecil ketergantungankepada sumber pembiayaandari luar negeri, memiliki kemampuanuntuk memenuhi sendiri kebutuhanpokok, serta secaraumum memiliki daya tahan ekonomi terhadap perkembangandan gejolakekonomi dunia. Untuk rnencapaiberbagaihal tersebutkegiatanekonomi harus dapat tumbuh denganpesat.Pertumbuhanberarti percepatanpeningkatanproduksi yang memerlukanperluasanpasar dalam skala besar yang sangatditentukan oleh kemampuanbersaingdalam memasarkanhasil produksi. Peningkatandaya saing memerlukantingkat efisiensidan produktivitas yang lebih tinggi dan berarti memerlukansumberdaya manusiayang lebih berkualitas. Dengan apa yang dapat kita capaihingga saatini sertapotensiyang ada, pada akhir Pembangunan Jangka PanjangKedua pendapatanper kapita Indonesiaharus dapat meningkat sekitar 4 kali lipat dari tingkat yang sekarang.
c:hus6/Samb-94/Ampi3, Belmn ceramahMENPPNpada MunasN AMPI, Sgmarang,29 Juni 1994
Untuk mencapai tingkat pendapatanper kapita sedemikian, pertumbuhan ekonomi dalam PJP II harus dapatdipelihara padatingkatyang cukup tinggi, yaitu rata-ratadi atas 7 persenper tahun. Tingkat pertumbuhanini bahkan lebih tinggi dari tingkat pertumbuhanpembangunanjangka panjang 25 tahun pertama, yaitu sebesar6,8 persenper tahun, yang oleh masyarakatinternasionaldinilai sebagailingkat perfumbuhanyang sudahcukup tinggi. Pertumbuhanekonomi ini harus diiringi oleh penurunanlaju pertumbuhan pendudukhingga menjadi di bawah0,9 persenper tahunmenjelangakhir PJP II. Untuk mencapaisasarantersebut,sektor industri harus sudahberfungsi sebagaimotor penggerakperekonomiandan dapatdiandalkansebagaipenyerap utama lapangankerja yang produktif yang secarabertahap menggantikan penyerapansektor pertanian. Dengan makin majunya sektor industri, maka sumbangansektor pertaniandalam PDB diperkirakanterus menurun. Meskipun demikian sektor pertanianmasih akan tetapmemegangperananstrategisdalam PJP II sesuaidenganfungsinyauntuk memenuhikebutuhanpanganbagi penduduk Indonesiadan sebagaisumbermata pencaharianutama dari sebagianbesar angkatankerja di Indonesia. Seiring denganpembangunanbidang ekonomi, titik berat pembangunan dalam PJP II adalahpeningkatankualitassumberdaya manusiayang antaralain akan dilaksanakanmelalui peningkatanpendidikandan derajatkesehatan. Di bidang pendidikan,program yang utama adalahWajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun yang sudahkita mulai tahun ini dan diharapkansudahtuntas selambat-lambatnya padaakhir RepelitaVIII. Setelahitu diharapkansudahdapat mulai dipersiapkanwajib belajar 12 tahun untuk tahap selanjutnya.Dengan demikian, pada akhir PJP II angkapartisipasipendidikanSLfA diharapkansudah mencapai80 persen dari sekarangsekitar 33 persen, dan pendidikantinggi diharapkan sudahmencapai25 persendari sekarangsekitar 10,5 persen.Di bidang kesehatan,pelayanankesehatandan gizi masyarakatakan lebih ditingkatkan. Dengan demikian usia harapanhidup diharapkanakan menjadi 71 tahun, dari sekarangsekitar 63 tahun. Tingkat kematianbayi per 1000 kelahiran hidup turun dari 58 menjadisekitar26.
c:/ws6/Samb-94/Ampi3, Bahan ceramahMENPPNpada MunasN AMPI, Sgmarang,29 luni 1994
PelaksanaanPJP II diawali denganRepelitaVI di mana sasaranumumnya adalahtumbuhnyasikap kemandiriandalam diri manusiadan masyarakatIndonesia melalui peningkatanperan serta, efisiensidan produktivitas masyarakatdalam meningkatkantaraf hidup, kecerdasandan kesejahteraan lahir batin. Sedangkan prioritasnya adalahpembangunansektor-sektordi bidang ekonomi denganketerkaitan antara industri dan pertanian serta bidang pembangunanlainnya dan peningkatankualitas sumberdaya manusia. Dalam Repelita VI, pertumbuhanekonomi diharapkanmencapairata-rata 6,2 persen per tahun. Pertumbuhanini diperlukan agar kita dapat menciptakan lapangankerja secaramemadaiyang penting sebagaiwahanapengembangan sumber daya manusiayang makin meningkat. Dengan tingkat pertumbuhan tersebutdiharapkandapatdiciptakan11,9juta lapangankerja. Denganpertumbuhan angkatankerja sebesar12,6 juta, masih akan ada pengangguranterbuka, tapi persentasenya telah menurundari 3 ,2% padatahun 1990menjadi0,8% pada akhir RepelitaVI. Dengantingkat pertumbuhanpendudukyang makin terkendalimenjadi sekitar I,5%, maka pendapatan perkapitaakanmenjadi$ 1.000pada akhir Repelita VI. Untuk mencapaisasaranpembangunanselamaRepelita VI diperlukan dana investasisebesarRp 660,1 triliun yang terdiri atastabungandalam negeri sebesar Rp 623,5 triliun dan danaluar negerisebesarRp 36,6 triliun. Dengandemikian peranantabungandalam negeriterhadapkeseluruhanpembiayaaninvestasijauh lebih besar dibanding sumberpembiayaanluar negeri. Ini menunjukkantekad kemandirian bangsaIndonesiadalam bidang pembiayaan pembangunan. Dari keseluruhankebutuhaninvestasitersebut,73,4% akanberasaldari swasta,yang berarti perananmasyarakatdalampembangunanakan sangatmeningkat.
PENIERATAAI\ pertumbuhanseperti Kita tidak berhenti hanya dengansasaran-sasaran tersebutdi atas. Karenapembangunankita tetap akan bertumpu pada Trilogi Pembangunan.Selainmengejarpertumbuhankita harus senantiasamemelihara
padaMunasMMPI, c:/ws6/Samb-94/Ampi3, BahanceramnhMENPPN
Semarang, 29 Juni 1994
stabilitas, agarpembangunandapatberjalandenganbaik dan membawamanfaat yang dinikmati oleh rakyat. Pembangunanharuslahpula merupakanupayapemerataansebagaiperwujudan cita-cita keadilan sosial. Bahkandalam PJP II semangatpemerataandan keadilan memberi warna padakeseluruhanupaya pembangunan.Dalam PJP II, kita ingin mengupayakanbukan saja pernerataanyang dihasilkan oleh pertumbuhan namun pertumbuhanekonomi itu harusmerupakanhasil dari meningkatnya kegiatanekonomi masyarakatsecaralebih merata sertamakin berkeadilan. Oleh karena itu dalam RepelitaVI berbagaikebijaksanaandiarahkanunfuk secarabertahapmengatasikesenjanganyang masih merupakansalahsatu ciri keadaansosial ekonomi kita memasukiPJP II. Kita melihat kesenjanganantardaerah, yaitu antaraJawadan luar Jawa, Indonesiabagian Timur dan bagian Barat, perkotaandan perdesaan.Kita juga menyadarimasih tajamnyakesenjangan antarsektor,khususnyasektor industri dan jasa dengansektorpertanian. Kita juga tidak bisa menutupmata pada kenyataanadanyakesenjanganyang cukup mencolok antaragolonganpendapatantinggi dan golonganpendapatan rendah. Hal ini dipertajampula oleh kurang dirasakannyakesempatanyang sama dalam memperolehaksesterhadapberbagaifaktor produksi. Kita juga melihat satu dari setiaptujuh orang Indonesiahidup teramatmiskin. Inilah tantangan-tantangan kita memasuki PJP II. Pembangunanyang berkelanjutan, adalah pembangunanyang menjamin adanya partisipasi dari masyarakatyang seluas-luasnya, dan untuk itu kesempatanuntuk berpartisipasi secaraadil dan terbuka harus dikembangkan, Dalam konteks ini kita melakukan upaya penanggulangankemiskinan.
KEMISKINAN Upaya pengentasan kemiskinantidak boleh lagi dilihat semata-matasebagai kegiatansosial. Upaya ini harus dilihat sebagaibagiandari aspekkemanusiaan, juga sebagaibagian yang penting dari pembangunanekonomi. Karena penduduk yang miskin, adalahpendudukyang tidak dapatmenyumbangkepadaperekonomian, dan bahkan menjadi beban. Maka mengangkatpenduduk miskin dari
c:/v,s6/Samb-94/Anpi3, Bahanceramah MENPPNpadaMunasMMPI,
29 Juni 1994 Semarang,
perangkapkemiskinan berarti meningkatkankegiatanproduktif masyarakatyang jumlahnya cukup besar, sehinggabagi perekonomiannasionaldapat membawa dampakpositif yang besar. Upaya pengentasankemiskinanmerupakanprogram utama di antaraberbagai program pokok lainnyadalam RepelitaVI dan PJP II. Sasaranyang ingin dicapai adalahmempercepatprosespengentasan pendudukmiskin dari belenggu kerniskinan, sehinggadalam dua Repelita, yaitu sampaidengan akhir Repelita VII, masalahkemiskinanmenurut kriteri a yang digunakansekarangsebagian besar telah dapatdiselesaikan.Untuk itu dikembangkanberbagaiprogram yang meliputi semuasektordan di seluruhdaerah. '
Gam baranmakro menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) mutakhir menunjukkanbahwajumlah pendudukmiskin pada tahun 1993 adalah25,9 juta jiwa, atau sekitar 13,7 persen. Pendudukmiskin di daerahkota adalah8,7 juta jiwa dan pendudukmiskin di daerahperdesaanadalah 17,2 jutajiwa. Sekitar 5 6 , 2 % d a r i p e n d u d u km i s k i n d i I n d o n e s i ab e r a d ad i p u l a u J a w a , 1 9 , 6 % d i Sumatera,'/,8% di Kaiimantan,5, L% di Sulawesi,dan selebihnyaberadadi Bali, Nusa Tenggara,Maluku, dan Irian Jaya. Ciri yang melekatpada rumah tanggamiskin adalahtingkat pendidikan yang rendah. Data BPS memperlihatkanbahwa 72,0% dari rumah tanggamiskin di perdesaandipimpin oleh kepalarumah tanggayang tidak tamat SD, dan 24,3% dipimpin oleh kepala rumah tanggayang berpendidikanSD. Kecenderunganyang samaj,rga dijumpai dalamrumah tanggamiskin di perkotaan.Sekitar 57 ,0% rumah tanggamiskin di perkotaandipimpin oleh kepala rumah tanggayang tidak tamat SD, dan 3I,4% dipimpin oleh kepalarumah tanggaberpendidikanSD. Ciri ini menunjukkanbahwapelayanandi bidangpendidikanmerupakan masalahbagi rumah tanggamiskin, baik di perdesaanmaupunperkotaan. Ciri rumah tanggamiskin yang lain yang erat kaitannya dengan tingkat pendidikandan sebaranlokasi rumah tangga adalahsumberpenghasilan. Sekitar 62,0% dari rumah tanggamiskin penghasilanutamanyabersumberdari sektor pertanian, 10,4% dari sektor perdagangan,7 ,4% dari sektor industri, 6,57o dari sektor jasa-jasa,dan selebihnyadari sektor bangunan,pengangkutan dan lainnva.
BahanceramahMENFPNpada MunasN AMPI, Semarang,29 Juni 1994 c:/ws6/Samb-94/Ampi3,
Berbagai gambarantentangciri rumah tanggamiskin menunjukkankepada kita tentang adanyalingkaran kemiskinan. Seperti ditunjukkan di atas, rumah tanggamiskin umumnyaberpendidikanrendah, dan terpusatdi daerahperdesaan. Karena berpendidikanrendah, maka produktivitasnyapun rendah sehingga imbalan yang diterima tidak cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum antaralain kebutuhanpangan,sandang,kesehatan,perumahandan pendidikan, yang diperlukanuntuk dapathidup dan bekerja. Imbalan yang rendah juga menghambat pengembangan kegiatansosial ekonomi, serta membatasi peran sertapendudukmiskin dalam kegiatan pembangunan.
I,ingkarankemiskinanizuharuskita patahkan,dan kemudian,kita arahkan pada prosesmenuju kemajuan,yaitu menghasilkansurpluskegiatanusahayang dilakukannya. Surplus tersebutatau kelebihanpendapatanyang diperoleh merupakan sumber pemupukanmodal bagi peningkatankapasitasproduksi tahap berikutnya sehinggamemperkuatpertumbuhan. Hasil akhir dari prosestersebut adalah berupa meningkatnyaproduksi, konsurnsidan terpenuhinyakebutuhan sosial yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraandirinya sendiri maupun masyarakatsecarakeseluruhan. Pembangunan di berbagaibidangdalam PJP I telah berhasilsecaranyata menurunkanjumlah pendudukmiskin. Pada awal dasawarsa70-anjumlah penduduk miskin sekitar 70 juta atau 60 % dari seluruh rakyat Indonesia. Namun kita amati prosespenguranganjumlah pendudukmiskin itu makin melambat. Antara tahun 1990 dan 1993jumlah pendudukmiskin hanya berkurang dari 27,2 juta menjadi 25,9 juta dan dalam presentase berkurangdari L5,l% menjadi 13,7% . Kita berkesimpulanbahwa pendudukmiskin yang tersisa adalah yang termiskin di antara lapisanrakyat miskin yang denganprogram pembangunan, baik sektoral dan regional, yang bersifatumum tidak akan dapatterpecahkan persoalankemiskinannya.Karena lapisanrakyat teramat miskin ini jumlahnya masih cukup besar, maka perlu ada upaya khusus yang ditujukan semata-mata untuk mereka, yang tujuannyaadalahuntuk memecahkanperangkapkemiskinan yang membelenggunya.Atas dasaritulah dikembangkangagasanadanyaInpres khususuntuk mengatasimasalahkemiskinanlangsungdi tempatdi manapendu-
duk miskinterkonsentrasi.
pada.Munas c:/ws6/Sanb-94/Ampi3, BahanceranwhMENPPI,I MMPI,
29 Juni 1994 Semarang,
't
Upaya itu hanyadapatdilakukanmelalui prosestransisi dalam mentransformasikan masyarakattradisionalmenjadimasyarakatyang lebih maju yang harus sesuaidengantahapkesiapanmasyarakatdesa itu sendiri. Aspek kelembagaan menjadi pentingdi sini. Kita tidak dapatmeniadakanprosestransisi tersebut, tetapi kita dapat mempercepatnya melalui pembangunankelembagaanbersamaan denganpenguatanekonomirakyat.
PROGRAM INPRES DESA TERTINGGAL Program Inpres DesaTertinggal(IDT) merupakankebijaksanaanterpadu untuk meningkatkanpotensidan dinamika ekonomi masyarakatlapisanbawah. Penguatanekonomi rakyat yang merupakanbagian terbesarpendudukdiharapkan dapat menghasilkanlandasanyang lebih kukuh bagi pembangunannasional karenameningkatkandayabeli masyarakatsecaramenyeluruh.Dalam kerangka ini, program IDT bertujuanpula untuk memantapkansegi kelembagaansosial ekonomi pendudukmiskin sebagaiwadahpenyalurandalam meningkatkantaraf hidupnya melalui usahaproduktif yang berkelanjutan. Mengingat pendudukmiskin umumnyatidak mempunyaipekerjaantetap atau menganggur,atauhasil pekerjaannya tidak memberikanpendapatanyang memadai, program IDT diarahkanpada upaya meningkatkanpendapatanmereka denganmemberikanmodal kerja. Untuk memperlancardan mengefektifkanupaya mempercepatpenanggulangan kemiskinan, pendudukmiskin diharapkansecaragotong royong berupaya dalam wadah kelompok masyarakat. Dengan demikian pelayananterhadap pendudukmiskin d,apatterarah,interaksidi antaramasyarakatdapatditingkatkan, dan kesetiakawanan sertakegotongroyongan dapatdibangundan dikembangkan. Kesatuandan persatuandi dalam kelompokbermanfaatuntuk mengenalipermasalahan bersamasertamerumuskanlangkahpenangananmasalahdi antaraanggota. Kehadiran kelompok memungkinkanterjadinyapengawasanpelaksanaanprogram I D T o l e h m a s y a r a k a ts e n d i r i . K e l o m p o k d a p a t d i p a n d a n gs e b a g a iw a d a h kebersamaandalam mengelolakegiatansosialekonomi masyarakatmiskin di desa.
c:/ws6/Samb-94/Ampi3, Bahanceramah MENPPNpadaMunasMMPI,
Semarang, 29 Juni 1994
s
Dewasaini telah dikenali 20.633 desayang dikategorikandesa tertinggal yang merupakan kantung-kantungkemiskinan, yang akan ditangani dengan program IDT. Padatahun anggaran19941L995setiapdesaakan memperoleh dana IDT sebesarRp 20 juta. Pemanfaatandana program IDT pada dasarnya diserahkankepadapendudukmiskin itu sendiri kargna merekalah yang paling mengetahuiusaha yang dapat mereka lakukan dan kebutuhanmana yang paling mendesak. Dana program IDT merupakandanabergulir yang dikelola oleh kelompok dan disalurkankepadaanggotasebagaipinjamanyang harus dikembalikankepada kelompok denganpersyaratansesuaidengankondisi setempatdan kesepakatan anggota,dengan memperhatikanpertimbanganrembug desa atau musyawarah pembangunandesamelalui LKMD. Padadasarnya,dana tersebutdiharapkan tumbuh menjadi makin besar. Dari perputarankegiatanyang dibiayai dengan dana program IDT; diharapkantumbuh kemampuanmenabungdan pemupukan modal di antara anggotadapatterus meningkatsecaraberkesinambungan. Akhirnya dana tersebutdiharapkandapatmenjadi modal dasar tumbuhnyalembaga pendanaanpembangunanperdesaanyang andal, dan mendorongkemandirian masyarakatdesayang sekarangtergolongmiskin. Inilah antaralain yang dimaksud dengan program IDT yang juga mencakuppenguatansisi kelembagaan kehidupanekonomi masyarakatperdesaan. Pendudukmiskin pada umumnyamempunyaiketerbatasandalam mengembangkandirinya. Oleh karenaitu, diperlukan tenagapendampingyang bertugas membina penduduk miskin dalam kelompok, sehinggamenjadi suatu kebersamaan yang berorientasipadaupayaperbaikankehidupan.Pendampingbertugas menyertaiprosespenyelenggaraankegiatan kelompok sebagaifasilitator, komunikator, ataupundinamisator. Para pendampingdiambil dari petugaspenyuluh lapanganpada tingkat kecamatandan desa dari berbagai departemendan lembaga-lembagadalam masyarakat.Namun pendamping yang paling efektif adalahdari anggotamasyarakat itu sendiri, yaitu anggotamasyarakatyang telah lebih sejahterasertatelah berhasil dalam kehidupandan kegiatanekonominya.
Bahan ceramahMENPPNpadaMunasIV AMPI, Semarang,29 Juni 1994 c:/ws6/Satnb-94/Ampi3,
10
Tingkat dan sifat ketertinggalansatudesadengandesalainnyajuga berbeda. Berdasarkanpengolahandata BPS, dari 20.633 desatertinggal telah ditemukenali 3.968 atat L9,2% desatertinggalyang kondisi kemiskinannyaparah, 3.155 desadi antaranyaadadi luar Jawadan Bali, atau2l,8% dari seluruhdesa di luar Jawadan Bali. Bagi 3.968 desadengankemiskinanparah ini disediakan pendampingkhusus,berupasarjanayangdilatih, ditempatkandan dibiayai untuk bertugas di desa-desatersebutselamakurang lebih 3 tahun. Tenaga-tenaga pendampingini akan diambil antaralain dari para alumni penerimabeasiswa Supersemar,tenagakerja sarjanayang digerakkanoleh berbagaiinstansi, yang mempunyaijiwa pengabdiandan bersediahidup dan bekerja di tengah-tengah masyarakatmiskin. Tenaga-tenaga tersebut sekarangsedangdisiapkan, dan program pelatihantelah berjalan. Dalam jangka panjang,pengentasankemiskinanpada desatertinggal hanya dapat efektif apabila kondisi fisik yang menyebabkansuafu desa menjadi tertinggal dapat diatasi. Hal ini menyangkutpembangunanprasaranaperdesaanyang meliputi prasarana perhubungan,sepertijalan dan jembatanatautempatsandar perahu,dan prasaranadasarlainnyasepertisekolah,puskesmas,atauair bersih. Kebutuhanprasaranadasarperdesaantersebutakan dipenuhi dengan berbagaiprogram sektoralmaupunregionalyang sudahberjalansekarang,seperti Inpres-inpres. Namun, dengancara demikian saja, upayauntuk dapat memenuhi seluruh kebufuhanprasaranadasar tersebutmemerlukanwakfu yang lama. Oleh karena itu bersamadenganprogram IDT akan diupayakanpula pembangunanprasaranaperdesaandi desa-desatertinggal sesuaidengankebutuhan yang paling mendesak. Untuk tidak tumpangtindih dengan programprogram lainnya, titik berat pembangunanprasaranaperdesaanyang berkaitan denganIDT adalahprasaranadan saranaperhubungan,serta saranaair bersih. Ini
pekerjaanbesar,karenakita harusmenangani prasarana di 20.000lebih desa yang kebutuhannya berbeda.Mungkintantanganini hanyabisa kita selesaikan palingcepatdalamduarepelita. Sehubungandenganitu, diperlukanidentifikasiprasaranaperdesaan,serta desainkonstruksi sederhanadari jalan desa, tambatanperahu, dan prasana
c:/tus6/Samb-94/Ampi3, BahanceramahMENPPNpadaMunasMMPI,
Semarang, 29 Juni 1994
pengadaanair bersih. Dalam rangka ini maka tanggungjawab utama ada pada Bappedatingkat II. Bappedatingkat II akanmengadakanpengenalankebutuhan prasaranadi desa-desatertinggal dan selanjutnyamenyusun perencanaan prioritas pembangunanprasaranaperdesaandi wilayahnya. Upaya penanggulangan kemiskinanyang bertumpu pada peran serta dan produktivitas rakyat merupakanstrategiyang berkesinambungandan menumbuhkan kemandirian pendudukmiskin. Penanggulangan kemiskinan yang bersifat mendasardan menyatu dengankondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat akan lebih menjamin keberlanjutannya,dan membukakesempatandan peluang yang luas untuk turut serta dalam prosespembangunanyang terbuka secara makin meratabagi seluruhrakyat. PERAN GENERASI MIJDA Upaya penanggulangan kemiskinanmerupakanhal yang hakiki dan merupakan amanatkonstitusisepertiantaralain dinyatakanpada pasal 27 ayat 2 dan pasal 34. Oleh karena itu upaya ini harus merupakangerakan nasional dan gerakanmasyarakat.Keberhasilannyahanya dimungkinkandenganperan serta aktif seluruh masyarakat,baik masyarakatyang membutuhkanbantuanmaupun yang telah lebih beruntungdapat lebih besar menikmati hasil pembangunan. Peran serta aktif seluruhmasyarakat,haruslahmencerminkaninisiatif yang tulus yang dilandasi oleh pemahamanakan hakikat pembangunanyang berkeadilan, yang menuntutadanyasolidaritasnasional.Dalam kerangkaini kita meletakkan peranangenerasimuda. Dalam gerakan ini generasipemudaharus berfungsi sebagaimotivator, pemicu, dan pemacupembangunandi desa. Dengan semangatdan tekad yang kuat dilengkapi dengankemampuanprofesionalyang andal, maka kekuatan generasimuda yang amatpotensialitu dapatkita galang menjadi penggerakyang efektif bagi proses dan upaya membebaskanrakyat dari belenggu keterbelakangan, kekurangan,dan ketertinggalanyang menjadi penyebabkemiskinan. Di lain pihak sebagaikader dan calon pemimpin maka keterlibatannyata generasimuda dalam upayapenanggulangan kemiskinan di tengah-tengahrakyat akan memperkaya pengalamanyang penting di kemudian hari, sekaligus
c:/ws6/Samb-94/Ampi3, BahanceramahMENPPNpada MunasN AMPI, Semarang,29 Juni 1994
12
-r
F,
I 't
{
mengabdidengan memberikanyang terbaik bagi bangsadan negaradalam upaya pencapaiancita-cita kemerdekaan. Keperduliansertatindakannyata dalam mengatasi masalahsosial seperti itu dengan sikap dan perbuatanyang menyatu dengan rakyat akan membuat calon-calonpemimpin bangsa di masadepantidak merasaasing denganpermasalahan yang dihadapioleh bangsadan negaranyadi segalalapisan. Untuk dapat menjalankanperananitu denganefektif generasimuda harus memiliki pengetahuanyang memadaidan profesionalisme. Thnpaitu semuanya hanyalahmerupakan sloganbesaryang hampa. Kemakmuranrakyat bukanlah suatuhadiah yang setiap waktu dapat kita ambil, tetapi harus kita perjuangkansecaraterus-menerusdan dalam kurun waktu yang panjang. Para pemudabukanlah suatugenerasiyang hanya puas menjadi ahli waris dari suatukemakmuranyang sudahjadi, tetapi adalahgenerasiyang mengembantugas unfuk turut mewujudkankemakmuraniru dan sekaligusfrrsw?riskannya kepadagenerasiyang akan datang. Munas ini merupakanforum yang sangattgpat untuk menjabarkanlebih lanjut dan merumuskanagendakerja sertalangkah-langkahoperasionalyang perlu diambil untuk mensukseskan program IDT. Selamatber-MUNAS.
Semarang,29 Iuni 1994
c:/ws6/Samb-94/Ampi3, Bahan cerawh MENPPNpada MunasN AMPI, Semarang,29 Juni 1994
13