0
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Primer 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan Sumber pembelajaran TIK untuk pembangunan bagi institusi pendidikan tinggi
Penulis Utama: Professor Usha Rani Vyasulu Reddi Konsultan TIK untuk Pembangunan, India
ASIAN AND PACIFIC TRAINING CENTRE FOR INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY FOR DEVELOPMENT
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
1
Seri Utama: TIK untuk Pembangunan Isu 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan Sumber pembelajaran TIK untuk pembangunan bagi insitusi pendidikan tinggi
Buku ini dirilis dibawah Lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Salinan lisensi ini dapat diakses pada http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/. Semua opini, angka, dan perhitungan yang ditetapkan dalam buku ini adalah tanggung jawab penulis dan tidak memiliki kaitan apapun dengan PBB. Sebutan dan penyajian dari materi pada buku ini tidak mengekspresikan apapun mengenai status hukum suatu Negara, batasan-batasan negaranya, atau otoritas Negara tesebut sebagai bagian dari opini sekretariat PBB. Penyebutan nama perusahaan dan produk komersial pada buku ini tidak menyiratkan dukungan dari PBB.
Kontak: United Nations Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication Technology for Development (UN-APCICT/ESCAP) Bonbudong, 3rd Floor Songdo Techno Park 7-50 Songdo-dong, Yeonsu-gu, Incheon City Republic of Korea Telepon: 82 32 245 1700-02 Fax: 82 32 245 7712 E-mail:
[email protected] http://www.unapcict.org
Copyright © UN-APCICT/ESCAP 2011
ISBN: (ditambahkan kemudian)
Desain and Tata Letak: Scand-Media Corp., Ltd. Dicetak di: Republic of Korea
2
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
PENDAHULUAN Pentingnya peranan pemuda dalam membantu membangun masyarakat di masa depan tidak dapat dikatakan sederhana. Setiap generasi memiliki tanggungjawab untuk memberikan pemuda yang dapat memimpin masyarakat menuju masa depan. PBB memahami bahwa hanya dengan semangat dan antusiasme yang tinggi dari para pemuda inilah pencapaian generasi kita dapat dipertahankan dan dilanjutkan untuk kedepannya. Melalui komitmen bersama untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan, komunitas global telah melakukan pencapaian yang dapat dikatakan lebih dari cukup selama beberapa dekade terakhir. Meski masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (TPM) sebelum tahun 2015, banyak juga pencapaian yang harus diakui telah berhasil dicapai untuk tujuan tersebut. Dunia kini digerakkan oleh pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Teknologi atau yang lebih dikenal sebagai majunya dunia komunikasi dan pertukaran informasi, kini sangat memberi dampak pada setiap aspek kehidupan, terlihat dari cara kita saling berkomunikasi satu sama lain, bagaimana memahami lingkungan kita, dan cara berinteraksi dengan pemerintah. TIK memiliki peran yang sangat besar dalam membantu pengembangan peningkatan kualitas konektivitas dan pengembangan sosial ekonomi di seluruh bagian dunia, termasuk Asia-Pasifik. TIK membuka peluang dan sumber daya bagi masyarakat suatu daerah untuk dapat berinteraksi lebih intensif dengan dunia luar, seperti e-Government (pemerintahan elektronik) untuk memperluas layanan publik, sosial media untuk menyuarakan masyarakat yang termajinalisasi, e-Health untuk penyediaan pelayanan medis, dan media pembelajaran dalam jaringan (online) yang menyediakan akses pendidikan kepada mereka yang tidak terjangkau oleh fasilitas pendidikan. Saat ini ketidakseimbangan infrastruktur, konektivitas, dan keterampilan TIK masih banyak ditemukan dan menghambat terasanya potensi manfaat yang dimiliki TIK. Adanya perbedaan signifikan antar daerah yang saling bertetangga dan kelompok sosial di dalamnya, menyebabkan akses TIK antar daerah, negara, dan masyarakat tidaklah sama. Kesenjangan digital di Asia-Pasifik memang masih terlihat sebagai salah satu yang terluas di dunia. Hal ini terbukti dengan fakta bahwa Negara-negara di Asia-Pasifik menempati seluruh spektrum peringkat indeks Pembangunan TIK secara global. Meskipun banyak terobosan teknologi yang mengesankan dan banyak pemeran kunci di Asia-Pasifik, namun akses komunikasi dasar masih belum terjamin untuk semua kalangan. Dalam menjembatani kesenjangan digital dan menyadari potensi TIK yang ada, hal yang paling utama dibutuhkan adalah kemampuan sumber daya manusia dan institusional. Inilah yang melandasi didirikannya Asia dan Pacific Training Centre for Information dan Communication Technology for Development (APCICT) sebagai institusi daerah dari United Nations Economic dan Social Commission for Asia dan the Pacific (UN/ESCAP) pada 16 Juni 2006. Tujuan utamanya adalah memperkuat usaha penggunaan TIK yang telah dilakukan ke-62 negara anggota ESCAP beserta asosiasi negara-negara anggota dalam pembangunan sosial-ekonomi melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan institusional. Mandat APCICT ini merupakan respon terhadap Deklarasi Prinsip dan Rencana Aksi pada World Summit in the Information Society (WSIS) atau Konferensi Tingkat Dunia dalam Masyarakat Informasi yang menyatakan: “Setiap individu harus memiliki kesempatan untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memahami, berpartisipasi, dan memperoleh manfaat dari masyarakat informasi dan ekonomi pengetahuan. Sejak awal, APCICT telah semaksimal mungkin mengembangkan kumpulan pengetahuan dan keterampilan di kalangan pejabat pemerintah dan pemangku kepentingan senior dalam lingkungan pembangunan melalui sejumlah program inisiatif. APCICT juga telah mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan kemampuan TIK di kalangan generasi muda pejabat pemerintah dan pemangku kepentingan pembangunan untuk menjamin tercapainya keberlanjutan pembangunan daerah. PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
3
Bagaimanapun, kesenjangan yang ada saat ini merupakan suara-suara instruksi untuk menyiapkan kemampuan pemuda sebagai pemimpin masyarakat di masa mendatang. Dengan memahami pentingnya menjembatani kesenjangan ini, APCICT mengembangkan program “Pembentukan Pemuda Masa Kini sebagai Pemimpin Masa Depan” dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan TIK yang dibutuhkan di kalangan para pemimpin dan tenaga kerja pada generasi mendatang. ESCAP sangat mendukung usaha APCICT dalam memberdayakan generasi muda Asia-Pasifik dan mengembangkan kemampuan TIK mereka melalui beberapa program, termasuk “Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda”, sebuah kurikulum inti untuk mahasiswa yang menyediakan keterampilan abad ke-21 sebagai pengetahuan masyarakat dimana TIK sudah menjadi bagian mendasar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan lebih dari 56 juta mahasiswa yang terdaftar dalam pendidikan tinggi di Asia-Pasifik, buku Seri Primer ini dapat dijadikan sebagai sumber acuan yang mendukung semangat Deklarasi Prinsip WSIS bahwa “generasi muda adalah pekerja, pemimpin, dan pengadopsi awal TIK. Oleh karena itu mereka harus diberdayakan sebagai pelajar, pengembang, kontributor, pengusaha, dan pengambil keputusan”.
Noeleen Heyzer, Ph.D. Di bawah Sekretaris Umum PBB dan Sekretaris Eksekutif ESCAP
4
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
KATA PENGANTAR Pada abad ke-21, teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi perangkat penting dalam pengembangan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan dalam pembangunan. Agar pembangunan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, sangat penting bagi setiap individu untuk memahami cara memanfaatkan TIK dan bagaimana TIK dapat bermanfaat bagi negara dan daerah mereka. Generasi muda berperan dalam kepemimpinan masyarakat di masa mendatang sebagai pembuat kebijakan, pengambil keputusan dalam pemerintahan, dunia akademis, sektor swasta dan masyarakat sipil. Oleh karena itu penting bagi mereka untuk mampu memahami dan memaksimalkan TIK dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Berdasarkan perspektif ini terlihat bahwa menciptakan generasi muda yang dan memiliki keterampilan TIK dan memahami potensinya dalam Pembangunan merupakan kebutuhan yang sangat penting. Namun penelitian dan penilaian APCICT menunjukkan adanya kesenjangan antara kebutuhan dan tersedianya kesempatan bagi generasi muda untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang TIK untuk Pembangunan. Guna mengisi kekosongan tersebut, buku “Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda” ini dibuat. Buku ini ditujukan untuk memberi pemahaman bagi mahasiswa mengenai teknik pemanfaatan TIK secara efektif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah Asia-Pasifik Buku Seri Primer ini merupakan perluasan dari program “Pembentukan Generasi Muda Masa Kini sebagai Pemimpin Masa Depan” yang fokus pada pengembangan kemampuan TIKP bagi generasi pemimpin di masa mendatang. Program ini mendapat dukungan penuh dari negaranegara anggota United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN/ESCAP). Untuk memperlengkapi negara-negara anggota dengan peralatan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memanfaatkan teknologi dalam pembangunan sosial-ekonomi, saat ini APCICT telah mengimplementasikan program unggulannya, yaitu Academy of ICT Essentials for Government Leaders (Academy). Program Akademi ini diluncurkan pada 16 Juni 2008 dalam pertemuan menteri OECD di Seoul. Akademi ini terdiri dari 10 modul yang meliputi berbagai topik dalam TIKP. Masing-masing modul telah dikonseptualisasikan, dikembangkan, dan diimplementasikan dengan pendekatan yang melibatkan partisipan secara inklusif. Melalui program Academy ini, pejabat pemerintah dan pengambil keputusan dapat mempelajari bagaimana negara mereka dapat memaksimalkan pemanfaatan TIK untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Bersama dengan buku Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda, program Academy bertujuan untuk meningkatkan kecakapan dan mengembangkan pemahaman umum pada generasi muda sebagai pembawa perubahan agar dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan tangguh. APCICT fokus pada pemberdayaan generasi muda karena mereka adalah aset paling berharga yang dapat berkontribusi besar dalam pembangunan. Selain itu, TIK juga memberikan kesempatan yang belum pernah ada sebelumnya untuk melakukan perubahan positif untuk lingkungan masyarakat. Sebagai “Netizen” atau masyarakat dengan koneksi Internet, mereka kini memiliki kemampuan untuk berhubungan, berinovasi, dan berpartisipasi dengan lebih efektif dalam proses pengambilan keputusan. Dengan menggunakan buku Seri Primer sebagai sumber pembelajaran, mahasiswa diharapkan tidak hanya memperoleh ilmu dan wawasan yang berharga, tetapi juga terinspirasi untuk memanfaatkan kreativitas dan energi yang mereka miliki untuk melakukan perubahan demi dunia kehidupan yang lebih baik dengan memaksimalkan penggunaan TIK. Proses pengembangan buku Seri Primer ini melibatkan pendekatan sesuai permintaan yang PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
5
komprehensif guna mendapatkan pemahaman dan memberikan respon yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda terhadap pendidikan TIKP. Pendekatan yang digunakan juga meliputi penelitian terhadap status terkini pendidikan TIKP di universitas-universitas dan pendidikan tinggi lainnya di Asia-Pasifik untuk mengetahui sejauh mana lingkup TIKP pada setiap program dan jurusan. Selain itu pendekatan yang dilakukan juga melibatkan serangkaian konsultasi, rapat, dan pelatihan dengan pemangku kepentingan terkait untuk merancang konsep dan menciptakan kerangka kerja buku Seri Primer ini. Melalui proses pengembangan buku Seri Primer ini, APCICT menerima dukungan yang begitu banyak dari sejumlah pemangku kepentingan dari berbagai daerah dan negara. Untuk itu APCICT mengucapkan terima kasih kepada semua partisipan rapat dan pertemuan yang dilakukan sebagai bagian dari proses penyusunan buku ini, juga bagi semua orang yang telah memberikan respon, kritik, dan saran yang sangat bernilai guna memperkuat pendidikan TIKP di Asia-Pasifik. Tidak lupa juga, ACPICT mengucapkan terima kasih kepada setiap individu maupun organisasi yang telah berkontribusi dalam mengembangkan dan mengulas Isu 1 dari buku ini: “Pengantar TIK untuk Pembangunan”. Lebih dari 100 profesor dari berbagai universitas dan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, pembangunan, dan TIK yang telah memberikan inspirasi dan pengalaman berharga mereka untuk buku ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada mahasiswa dan peserta magang yang telah memberikan saran yang telah membantu membentuk dan memperhalus cakupan dan desain dari buku ini. Dan secara khusus APCICT mengucapkan terima kasih kepada Usha Reddi, sebagai penulis utama Isu 1 dari buku ini, untuk dedikasinya berusaha keras menciptakan terobosan berupa sumber pembelajaran utama bagi pelajar di Asia-Pasifik. APCICT juga menyampaikan rasa terima kasih atas kontribusi dari Asian Disaster Preparedness Center, Shahid Akhtar, Christine Apikul, Richard Labelle, Maria Juanita R. Macapagal, dan seluruh orang yang telah memberikan banyak keahlian dan dukungannya guna memperkuat isi buku ini. Terakhir, APCICT menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Republik Korea untuk dukungan finansial yang diberikan dalam pengembangan buku ini.
Hyeun-Suk Rhee, Ph.D. Direktur UN-APCICT/ESCAP
6
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
TENTANG ISU 1 PADA SERI PRIMER Pembangunan adalah perubahan. Perubahan untuk sesuatu yang lebih baik. Semua lapisan pemerintah, terlepas dari ideologi politik yang ada di dalamnya, diharuskan membawa perubahan ke dalam sistem sosial dan politik. Hal ini dapat berarti perubahan dalam sistem pelayanan kesehatan guna membantu masyarakat miskin dan lanjut usia; atau penyediaan akses terhadap pendidikan dasar untuk seluruh kalangan masyarakat. Dalam hal ini, negara harus menggunakan segala macam strategi dan kekuatan untuk melakukan percepatan dalam proses perubahan ini. Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah salah satu strategi yang harus diimplementasikan oleh suatu negara. Terkadang, kaitan antara TIK dengan tujuan pembangunan terlihat sangat jelas, tapi di lain waktu terlihat sangat tidak jelas. Walaupun demikian, miliaran dolar dihabiskan setiap tahunnya oleh organisasi pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta untuk proyek TIK. Tentunya dengan harapan besar agar proyek tersebut berhasil. Sayangnya sebagian proyek tersebut berhasil, dan sebagian lainnya gagal. Untuk mengetahui alasan dibalik kesuksesan dan kegagalan tersebut dibutuhkan pemahaman mengenai TIK dan pembangunan itu sendiri. Buku ini berusaha memberikan pengantar dan pendahuluan mengenai keterkaitan antara TIK dan pencapaian tujuan pembangunan manusia dalam masyarakat. Saat ini muncul sebuah disiplin ilmu baru yang disebut Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembangunan (TIKP). Istilah TIKP akan digunakan dalam pembahasan pada buku ini. Seri primer ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar bagi mahasiswa sarjana maupun pasca sarjana sebagai titik awal eksplorasi akan dimensi yang berbeda yang terhubung melalui berbagai studi kasus penerapan TIK dalam sektor-sektor utama pembangunan di negara-negara Asia-Pasifik. Tujuannya adalah memberikan pemahaman multidisiplin yang lebih mendalam tentang bagaimana TIK dapat digunakan untuk pembangunan sosial ekonomi dan untuk membekali mahasiswa dari berbagai bidang, mulai dari hal teknis hingga ilmu sosial, dengan pemahaman yang dibutuhkan untuk menggunakan TIK guna mencapai tujuan pembangunan nasional. Buku ini dapat digunakan oleh semua mahasiswa karena tidak secara detail terfokus pada suatu aspek tertentu, dan buku ini juga menghindari penggunaan istilah teknis bidang studi tertentu yang terkait dengan TIKP.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
7
TUJUAN PEMBELAJARAN Buku ini bertujuan untuk: •
Memperkenalkan mahasiswa kepada konsep dasar TIK dan peranannya dalam pengetahuan masyarakat dan pencapaian tujuan pembangunan dalam suatu masyarakat.
•
Memberi pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana TIK dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan sosial dan ekonomi di berbagai sektor pembangunan, dan memberikan studi kasus, baik yang berhasil maupun yang gagal.
•
Menyediakan kerangka berorientasi pembangunan untuk mengelola dan mengevaluasi proyek berbasis TIK atau proyek yang didukung TIK serta pengaruhnya pada sektor sosial.
HASIL PEMBELAJARAN Setelah membaca buku ini, mahasiswa diharapkan memahami pengetahuan dasar dan peka akan potensi yang dimiliki TIK dalam mendukung pembangunan sosial ekonomi, serta dapat meningkatkan potensi ini di bidang kerja mereka nantinya. Secara spesifik, buku ini membekali mahasiswa dengan:
8
•
Kerangka konseptual untuk memahami proses pembangunan sosial ekonomi, dan peranan dari informasi dan TIK dalam proses pembangunan.
•
Pengetahuan dan keterampilan baru untuk membantu langkah pengembangan, implementasi, dan pengelolaan TIKP agar efektif.
perencanaan,
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
BAGAIMANA MENGGUNAKAN BUKU INI Dalam rangka menyajikan logika dan urutan agar dapat bermanfaat bagi mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, buku ini telah disusun sedemikian rupa sebagai bahan bacaan untuk tiga kredit mata kuliah dengan durasi empat belas minggu dalam satu semester. Meskipun urutan yang telah disusun untuk setiap bagian akan mengacu pada bagian lain, masing-masing bagian juga tetap dapat digunakan sebagai suatu bagian tersendiri. Pengajar atau Institusi terkait dapat menjadikan buku ini sebagai bahan bacaan utama atau hanya sebagai bahan pengayaan, baik dari sebagian isi buku maupun keseluruhannya sesuai dengan persyaratan individu atau kebutuhan mahasiswa. Buku ini menyediakan dasar-dasar pemahaman dan sebagai pengantar, bukan teks definitif dari suatu mata kuliah. Buku ini juga dapat digunakan bersama dengan serial modul Akademi Esensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pimpinan Pemerintahan dari APCICT untuk mendapatkan perspektif yang komprehensif tentang permanfaatkan TIK untuk pembangunan. Selain itu buku ini juga dapat digunakan sebagai bacaan pendukung dari buku teks utama yang digunakan oleh pengajar. Bacaan tambahan yang dibutuhkan dapat dilihat di akhir setiap bagian sebagai nilai tambah dan perspektif global yang disediakan oleh bacaan ini
Buku ini terbagi atas tiga bagian dan 12 bab. Masing-masing bagian diawali dengan tujuan pembelajaran dan hasil yang diharapkan sebagai bahan evaluasi kemajuan pembaca. Setiap bab pada buku ini memiliki soal-soal latihan untuk membantu pembaca mengecek pemahaman mereka terhadap isi pembahasan. Soal-soal latihan dimaksudkan untuk meningkatkan interaksi proses belajar antara mahasiswa dengan pengajar dan mendorong mahasiswa untuk berfikir sesuai dengan isu yang diberikan. Pada buku ini juga tersedia studi kasus untuk pembahasan dan analisis, khususnya untuk memperdalam pemahaman terhadap konsep utama dan prinsip-prinsip yang diterapkan pada proyek dan program di dunia nyata. Tugas dan analisis studi kasus merupakan dasar proses pembelajaran yang harus dilakukan dengan serius. Sebagai tambahan, buku ini memuat sinopsis pendek berjudul “Aksi Pemuda” tentang apa yang telah dilakukan dan dapat dilakukan pemuda di bidang TIKP. Sinopsis tersebut memasukkan inovasi dan proyek teknologi yang diinisiasi oleh pemuda dari seluruh dunia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dari kemiskinan dan marjinalisasi di dalamnya. Pada sinopsis ini juga terdapat saran-saran bagaimana pemuda dapat menilai dan mengembangkan kemampuan mereka di bidang TIKP. Sinopsis ini bertujuan untuk menginspirasi mahasiswa agar segera memulai aksi secara nyata, diluar sekedar pembelajaran di kelas. Mempelajari TIK dan peranannya dalam pembangunan merupakan proses yang sedang berlangsung. Studi kasus dapat berubah dari satu daerah ke daerah lain dan dari satu negara ke negara lain, sehingga seri primer perlu disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. Terakhir, buku ini tidak hanya ditujukan untuk mahasiswa yang akan bekerja di bidang yang berkaitan dengan TIKP. Tujuan dari buku ini adalah agar semua dapat mempelajari dan menyadari pentingnya potensi TIKP, dan dapat meningkatkan kesadaran tersebut meskipun tidak secara khusus bergelut di dunia TIKP. Pekerjaan apapun yang mereka pilih nantinya, baik itu pegawai negeri, pengacara, dokter, atau pekerja swasta, pengetahuan mengenai TIKP yang didapatkan dari buku ini akan sangat bermanfaat. Buku ini dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai untuk memahami berbagai aspek dan isu dasar dalam TIKP. Pengajar dapat menggunakan buku ini sebagai materi tambahan dalam mengajar dan sebagai sumber materi yang tidak selalu dapat ditemukan di Asia-Pasifik. Buku ini paling baik digunakan oleh pengajar dengan tambahan ide, pengayaan, dan studi kasus dengan latar belakang lokal sesuai dengan negara masing-masing. PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
9
Pengajar tamu diundang untuk memperkaya dan memodifikasi studi kasus yang ada, dan/atau melengkapi seri ini dengan studi kasus, tugas, dan pertanyan yang menurut mereka akan lebih bermanfaat dan efektif untuk mahasiswa. Jika soal-soal latihan dan tugas kelompok dapat memacu kemampuan kerjasama dan kolaborasi tim dapat diberikan, hal ini akan sangat membantu karena TIK untuk Pembangunan sangat mementingkan kerjasama dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masing-masing individu untuk mencapai keberhasilan dalam proyek yang dikerjakan. Pengajar dapat menggunakan contoh pengembangan dan analisis studi kasus yang disediakan dari negara masing-masing sesuai konteks. Pengajar diharapkan dapat mengembangkan dan mengolah kembali contoh yang ada sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Panduan yang Disarankan untuk Studi Kasus TIKP (maksimum 2000 kata) Judul studi kasus Mitra utama Tanggal dimulainya proyek dan durasi proyek Status proyek (sedang berlangsung, selesai, dll) Pendahuluan singkat Deskripsi kasus, termasuk kondisi dan konteks, dan dimana serta bagaimana kasus ini berkaitan dengan konteks TIKP
• Latar belakang proyek? • Siapa yang memulai proyek? • Siapa target yang merasakan manfaatnya? • Siapa yang menjadi penyedia layanan? • Bagaimana langkah awal pengerjaannya? • Apakah ada pemenang utamanya? • Apakah melibatkan kemitraan dengan pihak lain?
Pengelolaan proyek dan evaluasinya
• • •
Identifikasi kelebihan dan kekurangan
• Bagaimana kelebihan dan kekurangan tersebut mempengaruhi hasil dari langkah awal yang dilakukan?
Bagaimana proyek ini dikelola? Oleh siapa? Apakah ada evalusasi independen terhadap proyek? Apa temuan utama dari evaluasi yang dilakukan?
Permasalahan yang dicerminkan Pertanyaan dan soal-soal latihan Komentar dan tambahan Sumber dan referensi
Buku ini bukan satu-satunya sumber terlengkap dan juga bukan buku yang dapat digunakan hanya untuk konteks pembangunan ataupun TIKP. Referensi yang digunakan adalah materi yang yang diberikan sukarela atau tersedia secara bebas pada domain publik di Internet. Dengan perubahan yang terjadi di dunia TIK dan berkembangnya pengalaman di bidang TIKP, perbaikan dan penambahan pembahasan oleh pengajar berdasarkan pemahaman dan pengalaman pribadi sangat diharapkan guna meningkatkan hasil pembelajaran dan kualitas isi buku ini sendiri. Selain itu, juga sangat diharapkan agar buku ini dapat berguna sebagai buku teks yang dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan berbagai ragam pengalaman di AsiaPasifik. Buku ini bukanlah sebuah akhir, namun sebuah langkah awal dari petualangan pembelajaran dan eksplorasi.
10
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
DAFTAR ISI Pendahuluan Kata Pengantar Tentang Isu 1 pada Seri Utama Tujuan Pembelajaran Hasil Pembelajaran Bagaimana Menggunakan Buku Ini Daftar Studi Kasus Daftar Catatan Aksi Generasi Muda Daftar Kotak Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Akronim Daftar Ikon
3 5 7 8 8 9 13 13 13 14 15 16 18
Bagian I – Konsep
19
Pengantar Bagian I Bab 1:
Memahami Makna Pembangunan 1.1 Memahami Pembangunan Manusia 1.2 Framework Pembangunan Manusia dan Tujuan Pembangunan Global 1.3 The Millennium Development Goals 1.4 Mengelola Pembangunan Manusia 1.5 Komunikasi dan Pembangunan 1.6 Mengaitkan TIK dengan Tujuan Pembangunan Global 1.7 Tren terkini dalam TIKP 1.8 Dari Pengetahuan Ekonomi ke Pengetahuan Masyarakat 1.9 Menjembatani Kesenjangan Digital 1.10 Peranan Framework dan Organisasi Pembangunan Internasional
Bab 2: 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembangunan TIK dalam Kehidupan Memahami TIK: Lingkup dan Definisi Membongkar Teknologi Karakteristik TIK Tren dalam Evolusi dan Perkembangan TIKP
21 21 23 25 28 31 34 35 37 40 42 51 51 52 54
59 62
Bagian II – Penerapan
71
Pengantar Bagian II Bab 3: 3.1 3.2 3.3 3.4
Penerapan TIKP pada Sektor Utama Pembangunan TIK dalam Pertanian dan Pengentasan Kemiskinan TIK dalam Pendidikan TIK dalam Gender TIK dalam Bidang Kesehatan
75 75
4.1 4.2
Penerapan TIKP dalam Pembangunan Berkelanjutan TIK dalam Isu Lingkungan dan Perubahan Iklim TIK dalam manajemen Risiko Bencana
105 106 110
Penerapan TIKP dalam Tata Kelola dan Perdamaian e-Government dan e-Governance
117 117
Bab 4:
Bab 5: 5.1
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
82 91 97
11
5.2 5.3
TIK, Keterikatan Warga Negara, dan Akuntabilitas Sosial TIK dan Perdamaian
121 123
6.1 6.2
Penerapan TIKP dalam Kebudayaan dan Pariwisata TIK dan Pelestarian Keragaman Budaya TIK dan Pariwisata Daerah
127 127 129
Bab 6:
Bagian III – Manajemen
135
Pengantar Bagian III Bab 7: 7.1 7.2 7.3 7.4
Masalah dalam Manajemen Proyek Kebijakan dan Pemerintahan Siklus Proyek TIKP Manajemen Perubahan Membangun Kemitraan untuk TIKP
139 140 142 154 157
8.1 8.2
Manajemen Konten Isu Konten dan Pengembangan Konten Etika, Hak Cipta, dan IPR
165 165 168
9.1 9.2 9.3
Manajemen Teknologi Akses Teknologi Pilihan Teknologi Biaya Teknologi
173 173 175 176
Bab 8:
Bab 9:
12
Bab 10: Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia TIKP 10.1 Pemerintah dan Pejabat Publik 10.2 Pengembangan Kapasitas di Masa Depan
179 180 181
Bab 11: 11.1 11.2 11.3 11.4 11.5
185 185 186 187 188 190
Evaluasi Proyek TIKP Konsep dalam Evaluasi Tahapan Evaluasi Pendekatan, Metodologi, dan Perangkat Motodologi Evaluasi Mengevaluasi Intervensi pada TIKP
Bab 12: Kesimpulan
197
Tambahan Direktori Organisasi, Institusi, dan Badan-Badan Internasional dan Regional Bacaan yang Dianjurkan Kunci Jawaban untuk Pertanyaan Uji Kemampuan
199 205 211 217
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Daftar Studi Kasus Kasus 1. Bhutan dan Tingkat Kebahagiaan Nasional Kasus 2. Menghubungkan Nangi Kasus 3. Reuter Market Light, India Kasus 4. Undang-undang Jaminan Ketenagakerjaan Nasional Daerah Mahatma Gandhi, India Kasus 5. Proyek TIK Ningxia di Cina, 2007-2008 Kasus 6. Jejaring Pengetahuan untuk Pembangunan Pedesaan di Kawasan Asia-Pasifik Kasus 7. eSkwela, Philippines Kasus 8. TIK Pada Langkah Awal Pendidikan Sekolah Daerah di Mongolia. Kasus 9. University of the South Pacific dan USPNet Kasus 10.Pendidikan Guru di Thailand Kasus11.Info Lady di Bangladesh Kasus 12.Salaam Wanita Kasus 13.Telemedicine di Afghanistan Kasus 14.Akses antar Jaringan Kesehatan Sebagai Langkah Awal Penelitian Kasus 15.Tikiwiki Kasus 16.Sistem Peringatan Dini Tsunami Kasus 17.Kewenangan Pajak di Mongolia Kasus 18.Sorotan Berbagai Negara atas Keluhan terhadap Penerapan Teknologi di Gujarat, India Kasus 19.centerNet Kasus 20.Proyek Bank Data Nasional: Pelajaran Berharga bagi Bangladesh Kasus 21.Pusat Multimedia bagi Petani dan Pekerja Medis di Ghana Kasus 22.Sistem e-Procurement di Filipina Kasus 23.Teknologi Jaringan Komunikasi dan Irigasi di Peru Kasus 24.Kesehatan Kemitraan Proyek TIK di Negara-Negara Berkembang Kasus 25.MMS dan Kaum Perempuan di Theni: Menciptakan Konten Lokal untuk Penggunaan Lokal Kasus 26.Mengevaluasi Proyek TIK Ningxia di Cina
29 47 76 77 79 80 85 86 87 90 94 95 98 100 107 111 120 121 128 136 146 156 159 161 167 191
Daftar Catatan Aksi Pemuda Aksi Pemuda 1. Aksi Pemuda 2. Aksi Pemuda 3. Aksi Pemuda 4. Aksi Pemuda 5. Aksi Pemuda 6. Aksi Pemuda 7. Aksi Pemuda 8. Aksi Pemuda 9. Aksi Pemuda 10. Aksi Pemuda 11. Aksi Pemuda 12. Aksi Pemuda 13. Aksi Pemuda 14. Aksi Pemuda 15.
Kopo Kopo Radio Pedesaan untuk Petani Nahrani.com AIESEC Switch Project HARASSmap NextDrop Sistem Pengawasan Pasien Jarak Jauh Buat Suaramu Didengar di Rio+20 dan Forum pembangunan Internasional Lainnya Apa yang Dapat Dilakukan dengan Limbah Elektronik Ushahidi Permainan Stop Disasters! Harian yang Terlupakan Ceritakan Kisahmu Apakah Anda Manajer Proyek yang Baik? Mendaftar di Akademi Virtual APCICT
70 81 81 91 97 97 101 105 109 113 114 125 130 154 181
Daftar Kotak Kotak 1. Kotak 2. Kotak 3.
Tujuan Pembangunan Milenium dan Targetnya Kisah Manju Kesenjangan Digital
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
26 39 40
13
Kotak 4. Kotak 5. Kotak 6. Kotak 7. Kotak 8. Kotak 9. Kotak 10. Kotak11. Kotak 12.
Memenuhi Kewajiban Layanan Pendanaan Universal Bagaimana TIK Mengubah Hidup Kita Revolusi TI India dan Peran Kerangka Kebijakan Teleponku Komputerku Perangkat Lunak Bebas dan Sumber Terbuka Internetisasi Segala Hal Beberapa Jenis Konten yang Dibuat Pengguna Panduan metode untuk perancangan proyek yang berbasis TIK dalam negara berkembang Langkah-langkah dalam merumuskan kebijakan dan strategi TIKP
41 51 68 63 65 67 68 137 140
Daftar Gambar Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14. Gambar 15. Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Gambar 19. Gambar 20. Gambar 21. Gambar 22. Gambar 23. Gambar 24. Gambar 25. Gambar 26. Gambar 27. Gambar 28. Gambar 29. Gambar 30. Gambar 31. Gambar 32. Gambar 33. Gambar 34. Gambar 35. Gambar 36.
14
Jumlah Persentasi Pengguna Saluran Telepon Tetap, Langganan Telepon Selular, dan Internet di Dunia, 1990-2009 35 TIK dan efeknya pada Pertumbuhan Ekonomi 38 Distribusi Global dari Layanan TI dan ITES 38 Pengguna Internet per 100 Populasi Penduduk Berdasarkan Kelompok Negara,40 2000-2009 Target WSIS 43 Sekolah Menengah Himanchal, Desa Nangi 51 Topologi TIK 53 Dunia Tempat Semua Hal dan Layanan yang Terhubung: Internetisasi Segala Hal dan Komunikasi Antar Mesin 66 Pemangku Kepentingan dalam TIKP 72 e-Choupal, Inisiatif Bagi Petani untuk Memeriksa Harga Komoditas di India 76 Petani menggunakan telepon genggam untuk menerima informasi dari RML 76 Tampilan Situs MGNREGA 77 Penggunaan TIK di Singapura 82 Kesempatan dan Manfaat dari Penggunaan TIK dalam Pendidikan 83 Negara Prioritas Tinggi ESCAP 84 Pelatihan Komputer di Laos 88 Keranjang Hasil Karya Salaam Wanita Homemakers 95 96 Wanita Pemimpin Organisasi Masyarakat Adat di Bolivia Institusi Terdaftar dalam HINARI 100 Panel Surya di Bhutan 106 Sistem Peringatan Dini Kelapara United StatesAgency for International Development 108 Tampilan dari halaman web Stop Disasters! 114 Single-window e-Government 118 Warung Internet di Sebuah Desa di Afrika 119 Tampilan Halaman Muka Web Otoritas Pajak Mongolia 120 Tampilan Website SWAGAT 122 Tampilan Halaman Muka Situs ReliefWeb 124 Tampilan Halaman Muka centerNet 128 Tampilah Halaman Muka situs Dharma Drum Buddhist College 129 Pusat Kota yang Dilestarikan di Cina 130 Siklus Manajemen Proyek 143 Contoh template analisis pemangku kepentingan 145 WBS dan Gantt Chart: contoh aplikasi PLBST untuk manajemen 148 Risk profile 150 Social accountability and ICTs in the MGNREGAprogramme 160 PLBST dan aplikasi Web 2.0 memberi ksempatan bagi pengguna untuk membuat 166 konten mereka sendiri
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Gambar 37. Gambar 38. Gambar 39. Gambar 40.
Wanita Theni menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi Akses kepada hirarki TIK Lansekap yang berubah: Kecakapan baru Fase evaluasi TIK dalam bisnis dan TIKP
167 174 179 189
Tren dalam Indeks Pembangunan Manusia, 1970-2012 Peringkat dan nilai ekonomi digital pada tahun 2010 Daftar yang menunjukkan penerapan TIK di negara berkembang dan organisasi Internasional yang terlibat di Asia Pasifik Karakteristik dan Keterbatasan dari TIK yang Berbeda
24 37 44
Daftar Tabel Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
15
64
AKRONIM ABIA ABU ACDEP ADB AIBD AIDS AIESEC AKUH APCICT APDIP Programme) ASEAN B2B B2C CARD CD CEC CGIAR CIDA COL DESA DFID DVD EEA ENRAP ESCAP FAO FMIC FOSS FTP G2B G2C G2G G8 GAID GDP GIS GNH GNP GPS HDI HDR HINARI HIV HKI HPI ICT ICTD IDRC IFAD
16
Annual Bibliography of IndianArchaeology Asia-Pacific Broadcasting Union Association of Church Development Projects Asian Development Bank Asia-Pacific Institute for Broadcast Development Acquired Immunodeficiency Syndrome Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (International Association of Students in Economics and Management) Aga Khan University Hospital (Pakistan) Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication Technology for Development Asia-Pacific Development Information Programme (United Nations Development Association of South East Asian Nations Business-to-Business Business-to-Citizen Computer-Aided Administration of Registration Department (India) Compact Disc Commission for Environmental Cooperation Consultative Group on International Agriculture Research Canadian International Development Agency Commonwealth of Learning Department of Economic and Social Affairs (United Nations) Department for International Development (United Kingdom) Digital Video Disc European Environmental Agency Knowledge Networking for Rural Development in the Asia-Pacific Region Economic and Social Commision for Asia and the Pacific (United Nations) Food and Agriculture Organization (United Nations) French Medical Institute for Children (France, Afghanistan) Free and Open Source Software File Transfer Protocol Government-to-Business Government-to-Citizen Government-to-Government Group of Eight Global Alliance for ICT’s in Development Gross Domestic Product Geographic Information Systems Gross National Happiness (Bhutan) Gross Natonal Product Global Positioning Systems Human Development Index Human Development Report Health Inter-Network Access to Research Initiative Human Immunodeficiency Virus Hak Kekayaan Intelektual Human Poverty Index Information and Communication Technology Information and Communication Technology for Development International Development Research Centre (Canada) International Fund for Agricultural Development Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
IICD IKM IP IPCC IPG IPM IPR IPST IPTG IRIN ISP IT ITES ITU KTT LCD LPM MDGS MGNREGA MIGIS MIS MMS NGO OCHA OECD OS PC PDF PFnet PGP PhilGEPS PLBST PRSP RML RSS SIDA SIG SIGIM SITE SMS SOPAC SPC SWAGAT TEWS TI TIK TIKP TPD TPM TV UN UNAIDS UNCTAD UNDP UNEP UNESCO UNFCCC UN-HABITAT UNICEF UNISDR UNTPDC USAID
International Institute for Communication and Development Indeks Kemiskinan Manusia Internet Protocol International Panel on Climate Change Indeks Pembangunan Gender Indeks Pembangunan Manusia Intellectual Property Rights Institute for the Promotion of Teaching Science and Technology (Thailand) Indeks Pembangunan Terkait Gender Integrated Regional Informaton Network Internet Service Provider Infromation Technology Information Technology Enabled Service International Telecommunicaton Union Konferensi Tngkat Tinggi Liquid Crystal Display Laporan Pembangunan Manusia Milennium Development Goal Mahatma Gandhi National Rural Employment Guarantee Act (India) Mobile Interactive Geographic Information System (China) Management Information System Multimedia Message Service Non-governmental Organization Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (United Nations) Organisation for Economic Co-operation and Development Operating System Personal Computer Portable Document Format People First Network (Solomon Islands) Pengembangan Guru Profesional Philippine Government Electronic Procurement System Perangkat Lunak Bebas dan Sumber Terbuka Poverty ReductionStrategy Paper Reuters Market Light Really Simple Syndication Swedish International Development Agency Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis Interaktif Mobile Satellite Instructional Television Experiment (India) Short Message Service SPC Applied Geoscience and Technology Division Secretariat of the Pacific Community State Wide Attention Grievances by Application of Technology (India) Tsunami Early Warning System Teknologi Informasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembangunan Teacher Professional Development (Thailand) Tujuan Pembangunan Milenium Television (United Nations) United Nations Programme on HIV/AIDS United Nations Conference on Trade and Development United Nations Development Programme United Nations Environment Programme United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization United Nations Framework Convention on Climate Change United Nations Human Settlements Programme United Nations Children’s Fund (formerly United Nations International Children’s Emergency Fund) United Nations International Strategy for Disaster Reduction United Nations Trade Point Development Centre United States Agency for International Development
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
17
USB USP USPNet VoIP VP VSAT WBS WFP WHO
Universal Serial Bus University of the South Pacific University of the South Pacific Network Voice over Internet Protocol Village Phone (Bangladesh) Very SmallApertureTerminal Work Breakdown Structure World Food Programme World Health Organization
WiFi WiMax WIPO WSIS WTO WYSIWYG
Wireless Fidelity Worldwide Interoperability for Microwave Access World Intellectual Property Organization World Summit on the Information Society WorldTrade Organization WhatYou See is WhatYou Get
Daftar Ikon
Kasus
Poin Penting
Latihan Praktis
Pertanyaan
Uji Kemampuan
Catatan Aksi Pemuda
18
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
BAGIAN I – KONSEP Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran pada Bagian ini adalah untuk memperkenalkan mahasiswa kepada: • Konsep dasar Pembangunan Manusia • Kaitan antara komunikasi dan pembangunan • Konsep “Kesenjangan Digital” • Definisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) • Kelebihan dan Kekurangan TIK
Hasil Pembelajaran Setelah menyelesaikan bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami: • Konsep dari Pembangunan Manusia • Elemen dasar dalam menggunakan komunikasi untuk Pembangunan • Cara untuk menjembatani kesenjangan digital • TIK beserta kelebihan dan kekurangnnya • Konsep utama dan tren dalam TIK untuk Pembangunan (TIKP)
Pengantar Dari seluruh negara di dunia, realita ketidakseimbangan pembangunan ekonomi dan sosial terlihat sangat kontras. Di beberapa negara masih dapat kita temui anak jalanan bertelanjang kaki dengan pakaian compang camping mengecat mobil. Wanita dari berbagai usia terlihat membawa beban berat di atas kepala sebagai kuli bangunan bisnis perumahan dan pusat perbelanjaan. Apa yang membedakan negara maju dengan negara miskin secara ekonomi? Beberapa pendapat menyatakan bahwa salah satunya adalah kemiskinan, yaitu tidak memiliki pemasukan ekonomi yang cukup untuk mendapatkan apa yang bisa didapatkan dan dimiliki oleh kalangan yang sejahtera. Pendapat lain menyatakan bahwa sejarah eksploitasi ekonomi menjadi salah satu penyebab meluasnya kemiskinan. Selain itu juga realitas sejarah mengenai keatidaksetaraan gender menjadi salah satu penyebab depresinya wanita di suatu negara. Berdasarkan disiplin ilmu individu dan kelompok, kalangan terpelajar dan pembuat kebijakan berkontribusi untuk membahas secara luas tentang pembangunan, sejarahnya, proses, permasalahan dan penyelesaiannya untuk menggambarkan jalan keluar yang dapat ditempuh guna mengurangi ketidaksetaraan antara negara maju dan negara miskin. Tujuan diskusi bukanlah untuk memperdebatkan pembangunan. Pengantar ini dimaksudkan untuk menggambarkan perhatian terhadap konsep pembangunan terkini, dimana TIK menawarkan masyarakat global sebuah kesempatan untuk merasakan manfaat pembangunan dengan menyediakan akses pendidikan dan layanan yang sebelumnya hanya terbatas untuk kalangan berada. Salah satu topik yang kembali muncul dalam diskusi terakhir pada pusat pembangunan adalah komunikasi serta perananan informasi dan pengetahuan sebagai pembeda dari yang kaya dan yang miskin. Dengan kata lain, jika negara miskin memiliki kecakapan informasi 1 , mereka dapat
1
Untuk dapat dikatakan memiliki kecakapan informasi, seseorang harus mampu mengenali kapan suatu informasi dibutuhkan dan mampu melokasikan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi tersebut secara efektif. Definisi dari American Library Association, American Library Association Presidential Committee on Information Literacy: Final Report (Chicago, 1989).
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
19
memanfaatkan informasi tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Untuk dapat dikatakan memiliki kecakapan informasi, negara miskin harus memenuhi kondisi dimana mereka dapat memiki akses terhadap informasi dan pengetahuan serta layanan yang dimiliki oleh negara maju, dengan demikian negara miskin akan merasakan manfaat yang lebih besar melebihi manfaat yang dirasakan negara maju. Untuk memahami peranan TIK dalam proses pembangunan yang sedang berlangsung di seluruh negara, adalah satu hal yang penting untuk menggali konsep terkini mengenai pembangunan, mempelajari sejarah peranan TIK dalam proses pembangunan, dan mengaitkannya dengan tujuan pembangunan. Selain itu sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan TIK beserta komponen dan elemennya, karakteristik dan keterbatasan serta bagaimana TIK berinteraksi dengan lingkungan sosial, politik, hukum, dan teknologi. Pemahaman mengenai tren pemikiran global yang muncul dalam pembangunan dan dan peranan institusi internasional di Asia-Pasifik untuk meningkatkan penggunaan TIK dalam proses pembangunan, juga penting untuk didalami. Hal-hal tersebut merupakan inti dari pembahasan pada bagian ini.
20
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
BAB 1. MEMAHAMI MAKNA PEMBANGUNAN Pembangunan adalah perubahan. Perubahan untuk sesuatu yang lebih baik. Pembangunan adalah perubahan demi kehidupan yang lebih baik untuk semua. “Kehidupan yang lebih baik untuk semua” dapat memiliki makna yang berbeda tergantung negara dan konteks, konsepnya juga tidak terbatas hanya untuk membangun dunia. Di dunia yang penuh dengan ketidaksetaraan seperti ini, kehidupan yang lebih baik dapat berarti terpenuhinya kebutuhan pangan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan dan keamanan lingkungan, dan seluruh aspek dimana manusia dapat hidup dengan martabat dan rasa saling menghargai. Pembangunan untuk kehidupan yang lebih baik tidak selalu mengenai uang dan kesejahteraan, kehidupan yang lebih baik juga berarti etika dan nilai-nilai yang dijunjung dalam masyarakat.
1.1 Memahami Pembangunan Manusia Apa yang dimaksud dengan pembangunan? Istilah tersebut bukan istilah baru, istilah ini sangat kompleks, kontradiktif, dan penuh perdebatan serta wacana. Istilah ini memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang tergantung pada konteks ekonomi, geografis, politik, sosial, budaya, agama, dan etnik. Pembangunan juga dapat dipandang sebagai perspektif dari sejumlah disiplin ilmu. Karena maknanya yang berbeda-beda ini, istilah pembangunan menjadi sangat sulit untuk didefinisikan dan dipahami. Pembangunan telah menjadi bidang studi yang dikaji secara luas dari berbagai perspektif, khususnya pada setengah abad terakhir dari abad ke-20 ini. Untuk melihat keterkaitan perspektif pembangunan masa kini dengan pemanfaatan TIK dalam pembangunan, pemahaman mengenai bagaimana pembahasan pembangunan digabungkan ke dalam kerangka pembangunan manusia sangatlah dibutuhkan. Perspektif pembangunan yang ada saat ini bermula dari catatan pada Perang Dunia II, dimana istilah “pembangunan” digunakan sebagai bagian dari alasan dilakukannya rekonstruksi pasca perang di Eropa dan daerah terbelakang di dunia. Perspektif ini kemudian digabungkan dengan pengalaman pasca penjajahan dimana kebanyakan negara-negara yang baru merdeka di wilayah Asia dan Afrika tertinggal jauh, dalam arti belum maju, bila menggunakan nilai-nilai Barat sebagai acuan perbandingan. Mowlana dan Wilson2 berpendapat bahwa “pembangunan” sebagai kerangka konseptual bagi perubahan sejumlah individu, institusi, nasional, dan internasional merupakan fenomena penting setelah Perang Dunia II. Istilah ini berkembang menjadi banyak makna seiring dengan pertumbuhan, modernisasi, perubahan, dan demokrasi dari nilai-nilai Barat lainnya, dimana awalnya hanya berfokus pada pembangungan ekonomi. Terdapat tiga perspektif politik yang paling dominan untuk mempelajari pembangunan ekonomi yang tergantung pada besarnya perluasan makna asal. Dalam ekonomi neoliberal barat, intervensi negara, dalam perspektif ekonomi pasar bebas, sedikit banyak ikut terlibat. Pada golongan sayap kiri, sistem politik didominasi oleh sosialis, ekonomi direncanakan dengan intervensi negara yang luas dalam perencanaan dan pengelolaan proses ekonomi yang berlaku. Di beberapa negara berkembang, model ekonomi gabungan diberlakukan, yaitu dimana pasar sektor swasta bersama dengan pemerintah turut campur mengatur dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi di negara tersebut. Pembangunan Ekonomi Sejak konsep pembangunan ekonomi dan perencanaan sosial digabungkan setelah Perang Dunia II, banyak pembahasan yang muncul mengenai pertumbuhan ekonomi. Anggapan bahwa pembangunan 2
Hamid Mowlana dan Laurie J. Wilson, Communication Technology and Development (Paris, UNESCO, 1988).
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
21
ekonomi masa kini berbasis sifat natural manusia, yaitu individu dapat secara bebas beroperasi pada pasar bebas dan berkompetisi di dalamnya. Tidak ada atau sedikit, intervensi negara dalam kegiatan ekonomi. Indikator ekonomi seperti Produk Nasional Bruto atau Gross National Product (GNP)3 dan GNP per kapita,4 Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP)5 dan GDP perkapita,6 serta pendapatan per kapita membentuk indikator dari pembangunan yang dipelajari oleh negara. Oleh karena itu, dengan tumbuhnya GNP dan GDP serta seiring dengan meningkatnya pendapatan per kapita, pembangunan akan secara bertahap merambah dan merambat ke bawah, 7 sehingga dapat menggapai lebih banyak populasi, termasuk kalangan miskin. Banyak kebijakan dan advokasi dari institusi Kelompok Bank Dunia, termasuk International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional, telah menggunakan teori ekonomi ini sejak pembetukannya pasca Perang Dunia Dunia II. Setelah itu, paradigma baru seperti Konsensus Washington, 8 penyesuaian struktural, dan pandangan bahwa kemiskinan dapat dientaskan melalui meningkatan pertumbuhan sektor swasta kemudian digabungkan dengan teori sebelumnya. Banyak negara mengadopsi reformasi ekonomi seperti yang diusulkan dalam Washington Consensus dengan hasil yang bervariasi, namun terdapat kritik tajam dari konsekuensi sosial dan politik dari reformasi tersebut, khususnya dalam konteks pertumbuhan global. Krisis keuangan Asia pada tahun 1990-an hingga waktu dekat ini, atau krisis keuangan global, mengakhiri era keyakinan bahwa perubahan ekonomi dengan hanya mengandalkan sektor swasta dapat memicu pembangunan. Prespektif utama kedua mengenai pembangunan ekonomi datang dari ekonomi terencana Uni Soviet (dulu), Eropa Timur, dan Cina. Dalam perspektif ini, negara menjadi pemeran utama, dan sering kali menjadi satu-satunya pemain dalam ekonomi dan pembangunan, dan menggunakan pendekatan Marxist-Leninist 9 untuk pembangunan ekonomi. Negara lain seperti India mengambil jalan tengah dengan merencakan pembangunan ekonomi melalui intervensi negara yang luas dalam operasi ekonomi bersamaan dengan pertumbuhan sektor swasta. Teori Pembangunan Sosial, Psikologi, dan Kebudayaan Dari hasil studi sosial filosofi dan politik di Sekolah Barat, sejumlah kelompok kalangan terpelajar fokus pada modernisasi individual dan kelompok untuk memahami usaha yang dapat dilakukan untuk membawa perubahan dan pembangunan, baik pada tingkat individu maupun masyarakat. Kelompok ahli politik, sosiologi, dan psikologi dari berbagai institusi elit di Barat mencoba menggambarkan kontrasnya tradisi dan kepribadian individu dan masyarakat tradisional dengan individu dan masyarakat modern. 10 Modernisasi dan pembangunan oleh kalangan terpelajar ini dimaksudkan untuk menggerakkan masyarakat berbasis tradisional ke masyarakat feodal yang menekankan inovasi dalam pendidikan, akses dan keterbukaan terhadap informasi politik, serta perubahan cara berpikir. Perspektif yang didefinisikan dalam seri ini bukanlah deskripsi yang independen ataupun terlengkap. Tidak ada yang dapat menjelaskan fenomena pembangunan secara utuh, masing-masing memberikan nilai tambah pada setiap pembahasan yang ada sebelumnya. Setiap perspektif tersebut bisa saling
3
4 5 6
7
GNP adalah total nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi secara nasional dalam satu tahun tertentu. GNP per kapita menunjukkan rata-rata nilai barang dan jasa yang diproduksi per-orang dalam satu tahun. GDP adalah total nilai pasar dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara. GDP per kapita adalah perkiraan nilai dari barang dan jasa yang diproduksi per-orang dalam satu negara.
Para pendukung pendekatan “trickle down” atau mengalir ke bawah, berpendapat bahwa kekayaan yang dihasilkan dari industri dan sektor sukses lainnya di bidang ekonomi akan secara bertahap memberi manfaat bagi seluruh kalangan masyarakat. Lihat http://web.mit.edu/sanyal/www/articles/Myth%20of%20Dev.pdf; dan http://www.investorwords.com/5075/trickle_down_theory.html. 8
Istilah Konsensus Washington pada umumnya merujuk pada orientasi kebijakan pasar bebas, mulai tahun 1980 hingga 2008, yang sangat berpengaruh pada ekonom, politikus, jurnalis, dan institusi global seperti IMF dan Bank Dunia. Istilah ini merujuk pada kebijakan yang menguntungkan pasar yang secara umum menganjurkan dan mengimplementasikan ekonomi gabungan dan lanjutan. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Washington_Consensus. 9
Teori Marxist-Leninist merupakan teori yang menganalisis sistem ekonomi dan politik secara keseluruhan. Teori ini disajikan sebagai pengiring ekonomi liberal dan individualis pada masyarakat industri pada abad ke-19. Sementara banyak pendapat yang memperdebatkan apakah sistem ekonomi terdahulu di Uni Soviet mencerminkan pemikiran Marxist, teori ini sering kali diinterpretasikan sebagai sistem ekonomi dimana negara adalah pemain utama dalam pembangunan ekonomi masyarakat.
10
Kelompok yang merupakan bagian dari kalangan terpelajar ini diantaranya adalah Everett Hagen dengan bukunya On the Theory of Social Change (1962); Samuel Huntington, Political Order in Changing Societies (1968); S.N. Eisenstadt, Tradition, Change, and Modernity (1973); sosiolog pedesaan David Lerner, The Passing of Traditional Society: Modernizing the Middle East (1958); cendikiawan komunikasi Everett Rogers, ModernizationAmong Peasants (1969); dan Wilbur Schramm, Mass Media and National Development (1964).
22
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
beririsan ataupun saling tumpang tindih, seperti dalam teori kebutuhan dasar. Perspektif pembangunan berkelanjutan dan perpektif pembangunan wanita telah diperkenalkan sejak tahun 1970-an Kritik mengenai pendekatan awal ini kemudian banyak bermunculan. Statistik makro yang dikumpulan dari berbagai negara sering kali menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya dari permukaan. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat terkadang tidak dapat diandalkan untuk memberantas kemiskinan, namun justru semakin memperkuat ketidakmerataan distribusi pendapatan di kalangan masyarakat. Bukti empiris terus menunjukkan banyaknya kegagalan teori pembangunan dalam pengentasan kemiskinan. Ketidakpuasan negara-negara dengan teori pembangunan yang ada muncul dari kesadaran akan tidak tercapainya tujuan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Kelompok hak asasi manusia dan pergerakan grass-root terus mencoba menggambarkan kegagalan model ekonomi dalam mencapai permasalah utama masyarakat di seluruh dunia, terutama masyarakat miskin dan negara bekembang.
1.2 Kerangka Kerja Pembangunan Manusia dan Tujuan Pembangunan Global Bersamaan dengan semua aktivitas dalam wacana dan praktik pembangunan yang terjadi pada tahun1970-an, 1980-an dan 1990-an, dari hasil kerja para ekonom dan pemikir terkemuka, Mahbubul Haq 11 dan Amartya Sen, 12 sebuah paradigma baru muncul, yang melihat pembangunan melalui pendekatan yang lebih berfokus pada masyarakat dan nilai kemanusiaan. Mahbub ul Haq dalam bukunya yang berjudul Reflections on Human Development 13 berpendapat bahwa peningkatan pendapatan merupakan suatu hal yang penting, namun bukan tujuan akhir dari pembangunan dan tentunya bukan merupakan tujuan hidup manusia. Haq menawarkan sebuah visi baru mengenai keamanan masyarakat untuk abad ke-21 dimana keamanan berarti aman di rumah, pekerjaan, kehidupan bermasyarakat, juga lingkungan. Dengan menggabungkan hal ini dengan hasil kerja Amartya Sen, muncullah sebuah paradigma pembangunan baru. Dalam bukunya yang berjudul Development as Freedom, 14 Amartya Sen berpendapat bahwa kebebasan individu terletak pada kemampuan seseorang berpartisipasi dalam politik, pembangunan ekonomi, dan perkembangan sosial. Tujuan dari semua pembangunan adalah untuk melatih kebebasan membuat pilihan dalam memberdayakan kemampuan individu sehingga mereka mampu membuat keputusan yang akan mentukan kualitas hidupnya. Teori yang dihasilkan Haq dan Sen berpengaruh kuat dalam memperluas pembahasan pembangunan untuk melibatkan indikator baru yang berfokus pada pembangunan sosial dan kebebasan, dan memberikan kepentingan lebih pada pendekatan pembangunan yang fokus pada masyarakat. Untuk kalangan miskin, kebebasan memilih dibatasi oleh kemiskinan dari sisi pendapatan, pendidikan, layanan kesehatan, dan kesetaraan di masyarakat. Terkadang keterbatasan ini merupakan hasil diskriminasi terhadap status sosial ekonomi, jenis kelamin, agama, dan etnik. Kegagalan model ekonomi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pembangunan mengarah pada pencarian pendekatan baru, dimana masyarakat menjadi pusat dari proses pembangunan. Dipelopori oleh Haq dan Sen, pendekatan Pembangunan Manusia diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan kemudian mendapat dukungan dari organisasi internasional lainnya. Pendekatan ini sangat menarik dan bermanfaat karena menekankan pada kesejahteraan manusia sebagai pencapaian akhir dari proses pembangunan ekonomi dan sosial. Pada pendekatan ini, pandangan yang berfokus pada kemajuan materi tidak lagi digunakan. Sebagai gantinya digunakan sebuah pendekatan baru, dimana kesejahteraan individu dijadikan sebagai target utama. Saat ini Laporan Pembangunan Manusia atau Human Development Report (HDR) yang dikembangkan oleh UNDP merupakan dokumen penting, dimana diskusi mengenai pembangunan manusia dapat pahami. HDR tahunan ini dimaksudkan untuk membuka diskusi pembangunan melalui penelitian ilmiah dan analisis kebijakan yang disertai dengan rekomendasi tindakan nyata yang dapat dilakukan. HDR menggabungkan sajian tematik tahunan yang diawali dengan definisi, dan indikator pengukuran dan
11
Seorang ekonom terkemuka dari Pakistan yang fokus bergelut di bidang realitas sosial dan diakui sebagai pemilik asli dari HDI, sebuah statistik gabungan yang digunakan untuk mengurutkan negara berdasarkan tingkat “Pembangunan Manusia”.
12
Amartya Sen adalah seorang pemenang Nobel dari India yang memiliki perspektif pembangunan sebagai kebebasan, yang merupakan teori dan pendekatan pembangunan yang kini digunakan dalam TPM. 13
14
Mahbub ul Haq, Reflections in Human Development (Oxford University Press, 1995). Amartya Sen, Development as Freedom (NewYork,AlfredA. Knopf, 1999).
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
23
analisis pendidikan, kesehatan, dan pendapatan yang mencukupi untuk memastikan standar hidup yang memadai guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). HDR adalah dokumen yang berbasis pada lima indeks pembangunan, yaitu IPM, Indeks Kemiskinan Manusia 1 (IKM 1) untuk negara berkembang, dan Indeks Kemiskinan Manusia 2 (IKM 2) untuk beberapa negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) terpilih; Indeks Pembangunan Terkait Gender, dan Indeks Pemberdayaan Gender. Masing-masing indeks tersebut dikembangkan menggunakan dimensi dan indikator yang berbeda.15 IPM adalah rata-rata nilai dari tiga indeks: harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup. Hal ini ditujukan sebagai salah satu cara untuk membandingkan tingkat pembangunan dari kelompok masyarakat tertentu (seperti masyarakat terbelakang, berkembang, dan maju) berdasarkan ketersediaan pilihan yang ada. Logikanya, semakin maju suatu kelompok masyarakat, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi mereka. Untuk mempelajari perubahan dan kemajuan di beberapa negara berbeda, tidak cukup hanya dengan melihat laporan dalam satu tahun tertentu saja. Itulah sebabnya mengapa melihat tren komposit dari tahun 1970 hingga 2010, seperti dianalisa dalam HDR 2010, sangat berguna dan memperjelas tren yang penting. Tabel 1 menunjukkan gabungan tren dalam IPM dari tahun 1970 hingga 2010.16
Tabel 1. Tren dalam Indeks Pembangunan Manusia, 1970-2010 Nilai
%perubahan
Nilai % perubahan 2010
1970–20101990-2010
2010
Nilai
1970-20101990-2010
Nilai
%perubahan
Nilai
% perubahan Nilai % perubahan 2010
1970-20101990-2010 2010
%perubahan
Nilai
Nilai
%perubahan
Nilai
%perubahan
% perubahan Nilai % perubahan
1970-20101990-2010
2010
1970-20101990-2010 2010 1970-
20101990-2010
Kelompok Regional
Negara Berkembang
0.64
57
23
68
21
8
81
61
21
66
28
24
5,873
184
89
Serikat Arab
0.66
65
20
70
37
10
74
149
41
64
89
22
8,603
66
44 352
Asia Timur dan Pasifik
0.71
96
35
73
23
9
94
76
18
69
7
31
6,504
1,183
Eropa dan Asia Tengah
0.75
13
4
69
3
2
97
7
2
82
17
7
11,866
120
20
Amerika Latin dan Karibia
0.77
32
12
74
24
9
92
27
10
83
59
16
11,092
88
42
Asia Selatan
0.57
72
31
65
33
12
66
113
46
59
64
29
3,398
162
119
Afrika Sub-Sahara
0.43
53
21
52
19
7
65
183
43
54
109
42
1,466
20
28
0.89
18
7
80
13
6
99
2
1
92
33
14
37,185
126
38
Negara Maju OECD
0.89
18
7
80
13
6
99
2
1
93
33
14
37,105
125
38
Non-OECD
0.86
24
9
80
14
7
96
13
6
79
29
10
40,043
263
58
Rendah
0.44
61
27
55
27
11
63
180
48
52
98
43
1,434
33
44
Menengah
0.65
83
31
69
25
9
82
79
24
65
21
28
5,010
606
237
Tinggi
0.77
24
9
73
15
7
93
20
8
82
38
13
12,610
94
35
Sangat Tinggi
0.89
18
7
80
13
6
99
2
1
92
33
14
37,185
126
38
1(terendah)
0.60
82
32
66
22
8
76
96
29
61
23
33
4,323
560
250
2
0.69
51
16
71
34
11
88
53
15
74
55
16
7,334
110
53
3
0.79
24
9
75
15
6
96
11
4
85
36
16
14,486
152
54
4(tertinggi)
0.88
16
6
79
11
5
99
1
0
91
29
11
34,585
122
36
Kelompok IPM
Kuartil IPM gabungan 1970
Rata-rata dunia
0.68
41
18
70
18
7
83
39
15
70
26
20
10,645
107
47
Catatan: Semua nilai dalah bobot dari populasi. Harapan hidup dalam satu tahun, pendidikan dan jumlah pelajar yang terdaftar dihitung dalam persentase, dan pendapatan adalah kemampuan belanja dalam hitungan DOlar Amerika pada tahun 2008. Lihat definisi istilah statistic untuk dekripsi lebih detil. Sampel tersebut meliputi 135 negara, sehingga kelompok gabungan yang disajikan pada tabel statistik 1-17 bisa saja saling berbeda. Hasil HDI gabungan berbeda pada tahun 2010. IPM yang ditunjukkan pada tabel statistik 1 dan 2 menggunakan formulir yang sama dengan indicator yang berbeda yang tersedia pada periode waktu yang lebih lama (Lihat kotak 2.1). Kelompok HDI berdasarkan HDI 2010. Sumber: perhitungan HDRO menggunakan data dari basis data HDRO.
15
Untuk penjelasan detil bagaimana perhitungan dilakukan, lihat UNDP, “Technical Note 1: Calculating the human development indices”, dalam Human Development Report 2007/2008 (NewYork, 2007), http://hdr.undp.org/en/media/HDR_20072008_Tech_ Note_1.pdf. 16
th
UNDP, Human Development Report 2010 – 20 Anniversary Edition: The Real Wealth of Nations – Pathways to Human Development (NewYork, 2010), http://hdr.undp.org/en/reports/global/hdr2010.
24
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Sumber: UNDP, Human Development Report 2010–20th Anniversary Edition: The Real Wealth of Nations – Pathways to Human Development (New York, 2010), p. 28, http://hdr.undp.org/en/reports/global/hdr2010.
Melihat sekilas perubahan persentase yang terjadi antara tahun 1970 dan 2010 di Asia-Pasifik, (baris3, 4, dan 6 pada Table 1), terlihat bahwa terjadi peningkatan dari semua dimensi pembangunan manusia dalam ekspektasi hidup, pendidikan, dan tingkat pendapatan. Bagaimanapun juga, jarak antara negara berkembang dan negara maju tetap terlihat tinggi. Untuk meringkas indeks ini, Laporan Pembangunan Manusia 2010 menyatakan bahwa: Pada 20 tahun terakhir, terjadi kemajuan berarti dalam berbagai aspek pembangunan manusia. Masyarakat secara umum kini hidup lebih sehat, berumur panjang, lebih terdidik, dan memiliki askses terhadap barang dan jasa yang dbutuhkan. Meskipun negara menghadapi keadaan ekonomi yang tidak baik, tingkat kesehatan dan pendidikan masyarakat telah meningkat dibandingkan sebelumnya. Peningkatan tersebut tidak hanya di bidang kesehatan, pendidikan, dan pendapatan masyarakat, namun juga meningkatkan kesempatan masyarakat untuk memilih pemimpin, mempengaruhi keputusan publik, dan saling berbagi informasi dan pengetahuan.17 Sebagai tambahan, Laporan Pembangunan Manusia 2010 juga menyatakan bahwa: Tidak semua pembahasan merupakan hal yang positif. Beberapa tahun terakhir ini juga terlihat peningkatan ketidaksetaraan baik dalam satu negara maupun antar negara, sebagaimana pola konsumsi tidak dapat dinyatakan sebagai sesuatu yang berkelanjutan. Kemajuan yang terasa sangat bervariasi, masyarakat di beberapa wilayah seperti Afrika bagian Selatan dan Uni Soviet, telah mengalami masa-masa regresi, khususnya di bidang kesehatan. Hal-hal rentan seperti ini sangat membutuhkan kebijakan publik untuk menghadapi risiko dan ketidaksetaraan yang memanfaatkan kekuatan pasar dinamis agar memberikan manfaat bagi semua kalangan.18 Sejak tahun 1990-an, intitusi internasional dan multilateral juga telah mengeluarkan laporan mengenai berbagai pembangunan berdasarkan area kerja dan operasinya.19 Pendekatan pembangunan manusia telah mengubah cara pandang dunia terhadap pembangunan. Pandangan ini mencerminkan diskusi internasional dan penekanan komitmen yang diberikan masyarakat global untuk secara aktif meneruskan pembangunan. Dalam skenario global terkini, konstitusi nasional yang tidak menjamin persamaan hak untuk semua warna negara terlepas dari etnik, jenis kelamin, warna kulit, agama, pandangan politik, status sosial, dan ekonomi sudah hampir tidak ada. Dan jika memang pemerintah telah berhasil mencapai tujuan mulia ini, tidak perlu lagi ada diskusi mengenai pembangunan global.
1.3 Tujuan Pembangunan Milenium20 Pada tahun 2000, para pemimpin dunia bertemu di kantor pusat PBB untuk mendiskusikan peranan PBB di abad ke-21. Pada pertemuan ini, para pemimpin dunia tersebut meratifikasi Deklarasi Milenium. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Milenium, 189 anggota PBB setuju untuk membantu para warga di negara-negara miskin di seluruh dunia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik sebelum tahun 2015 melalui program Tujuan Pembangunan Milenium (TPM). Adopsi Deklarasi Milenium dan TPM oleh 189 negara anggota PBB pada tahun 2000 tersebut merupakan sebuah terobosan dalam kerjasama internasional. Deklarasi Milenium menjalin kemitraan antara negara miskin dengan negara maju untuk menyukseskan PBB mencapai usahanya dalam kebaikan. Sementara pentingnya pembangunan manusia telah ditegaskan untuk beberapa dekade melalui berbagai latar dan konferensi global selama tahun 1980-an dan 1990-an, namun acara ini merupakan pertama kalinya seluruh pemangku kepentingan, negara dan pemerintah, para dermawan dan institusi pembangunan, organisasi masyarakat sipil dan non-pemerintah, menyadari dan mengakui 17 18
UNDP, Laporan Pembangunan Manusia 2010, p.1. Ibid
19
Hampir seluruh intistusi PBB dan kelompok Bank Dunia mengeluarkan laporan tahunan berdasarkan topik pembangunan yang bervariasi. Sebagai contoh, UNICEF mengeluarkan laporan tentang anak-anak dari seluruh negara di dunia, UNESCO mengeluarkan laporan mengenai pendidikan, dan ITU mengeluarkan laporan tahunan mengenai Perkembangan TIK. Tautan untuk laporan-laporan ini tersedia pada masing-masing website organisasi terkait. 20
nd
Untuk detil analisis, lihat Usha Rani Vyasulu Reddi, Modul 1: The Linkage between ICTApplications and Meaningful Development, 2 edition, Academy of ICT Essentials for Government Leaders module series, (Incheon, UN-APCICT/ESCAP, 2011), http://www.unapcict.org/academy.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
25
bahwa tanpa pemahaman dan komitmen bersama, tujuan pembangunan bersama tidak akan pernah tercapai. Pada akhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tersebut, Deklarasi Milenium sebanyak delapan bab berhasil dikonsepkan, dimana depalan tujuan utama dari TPM dikembangkan dan dipromosikan pada setahun setelah KTT dilangsungkan. TPM merupakan strategi pengentasan kemiskinan yang mendapat dukungan paling luas dan telah menjadi komitmen dunia. Dukungan ini berasal dari negara-negara, terlepas dari ideologi, politik, atau keterkaitan kebudayaan yang dijunjung. Setiap pemangku kepentingan dalam masyarakat global menerima tujuan, target, dan strategi bersama untuk mencapai TPM tersebut. Untuk sistem internasional yang terdiri dari para dermawan dan institusi bantuan teknis untuk membuat tujuan dan target yang dapat terukur sehingga kemajuan dapat terukur, diikuti, dimonitor, dan dievaluasi. Jika tujuan-tujuan tersebut tercapai, artinya lebih dari 1 miliar orang miskit dapat memiliki kesempatan untuk terbebas dari kemiskinan mereka dan dapat lebih produktif dalam hidupnya. Kedelapan TPM tersebut dapat dilhat pada Kotak 1 berikut:
Kotak 1. Tujuan Pembangunan Milenium dan Targetnya Tujuan 1: Target 1: Target 2:
Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan Separuh total masyarakat miskin antara tahun 1990 dan 2015 dengan pendapatan kurang dari 1 USD dalam sehari Separuh total masyarakat antara tahun 1990-2015 yang menderita kelaparan
Tujuan 2: Target 3:
Mencapai Pendidikan Dasar yang Menyeluruh Memastikan bahwa sebelum tahun 2015, semua anak, dimanapun mereka berada, laki-laki atau perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar
Tujuan 3: Target 4:
Menggalakkan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Wanita Menghapus pembedaan gender dalam pendidikan dasar dan lanjut sebelum tahun 2005 dan pada seluruh tingkat pendidikan sebelum tahun 2015
Tujuan 4: Target 5:
Mengurangi Tingkat Kematian Bayi dan Balita Mengurangi dua per tiga tingkat kematian bayi dan balita antara tahun 1990 hingga 2015
Tujuan 5: Target 6:
Meningkatkan Kesehatan Ibu-Anak Mengurangi tiga per empat tingkat kematian ibu dan anak antara tahun 1990 hingga 2015.
Tujuan 6: Target 7: Target 8:
Pemberantasan HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Lainnya Menghentikan dan mencegah penyebaran HIV/AIDS sebelum tahun 2015 Menghentikan dan mencegah kemunculan malaria dan penyakit mematikan lainnya sebelum tahun 2015
Tujuan 7: Target 9:
Menjamin Keberlanjutan Lingkungan Mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program negara untuk mencegah kehilangan sumber daya alam Separuh masyarakat yang tidak mendapatkan akses air bersih sebelum 2015 Mencapai peningkatan taraf hidup yang signifikan bagi minimal 100 juta masyarakat yang hidup di daerah kumuh sebelum tahun 2020.
Target 10: Target 11: Tujuan 8: Target 12: Target 13: Target 14:
Target 15: Target 16: Target 17: Target 18:
Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yang bersifat terbuka, terprediksi, dan tidak mendiskriminasi Memenuhi kebutuhan khusus negara-negara maju Memenuhi kebutuhan khusus negara-negara yang terisolasi dan negara pulau berkembang (melalui program Aksi untuk Pembangunan Berkelanjutan bagi Negara Pulau Kecil yang menghasilkan Sesi Khusus ke-22 dari Majelis Umum) Sepakat secara komprehensif pada permasalahan utang bagi negara berkembang melalui penilaian nasional dan internasional agar utang dapat berlanjut dalam jangka panjang Bekerjasama dengan negara berkembang, mengembangkan dan menerapkan strategi untuk penyediaan pekerjaan yang layak dan produktif bagi generasi mudanya Bekerjasama dengan perusahaan farmasi untuk menyediakan obat-obatan penting agar terjangkau oleh negara-negara berkembang Bekerjasama dengan sektor swasta untuk menyediakan teknologi yang bermanfaat, khususnya teknologi informasi dan komunikasi
Sumber: UNDP, Regional Human Development Report–Promoting ICT for Human Development in Asia: Realising the Millennium
26
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Development Goals (New Delhi, UNDP, Elsevier, 2005), http://www.apdip.net/elibrary#rhdr.
Masing-masing dari delapan tujuan tersebut memiliki target tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap negara sebagai bagian dari proses pencapaian tujuan sebelum tahun 2015. Dalam TPM tersebut terdapat 18 target dan 48 indikator yang dapat dilacak sebagai gerakan masyarakat global yang harus dicapai. Hal tersebut berada dalam konteks pembangunan yang kita diskusikan kini. Meskipun pemerintah mengakui bahwa proses perubahan evolusioner berjalan sangat lambat, namun mereka semua berkomitmen untuk melakukan perubahan teleskopis yang seharusnya membutuhkan waktu berabad-abad menjadi bisa terwujud hanya dalam satu periode 15 tahun (sejak 2000 hingga 2015). Selain itu, bagian dari komitmen bersama ini adalah strategi dan rencana kegiatan untuk memenuhi setiap tujuan dan target yang membutuhkan aksi baik pada tingkat nasional maupun global, dan didukung oleh pemerintah di tingkat daerah. Pada tingkat global, PBB akan melakukan seluruh kegiatan inti seperti memonitor, menganalisis, mengampanyekan dan menggerakan semua kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pada tingkat nasional, hal yang penting adalah adanya kerangka kebijakan, kemitraan, aktivitas dan studi kenegaraan yang diperoleh melalui dialog mengenai kebijakan dan strategi yang digerakkan oleh negara dalam Poverty Reduction Strategy Papers (PRSPs) (Makalah Strategi Pengentasan Kemiskinan) atau rencana dan strategi nasional sejenis lainnya. Dengan dukungan dari institusi Kelompok Bank Dunia, PRSPs adalah kebijakan dan dokumen dengan peranan penting yang mendeskripsikan keadaan ekonomi makro, struktural, dan kebijakan sosial suatu negara dalam suatu periode, minimal dalam 3 tahun. PRSPs dipersiapkan oleh negara anggota yang melibatkan partisipasi pemangku kepentingan domestik dan instansi-intansi terkait dengan dukungan dari mitra pembangunan internasional.21 Salah satu kegiatan yang dapat dijadikan contoh adalah Rencana Lima Tahun India dan Makalah Pendekatan yang digunakan untuk Rencana Lima Tahun tersebut (dipersiapkan sejak tahun 1952).22 Mulai tahun 2004 terdapat beberapa peninjauan tengah periode terhadap kemajuan global dan regional dalam memenuhi target pembangunan di berbagai belahan dunia. Pada tahun 2007, setengah jalan dari keseluruhan periode 15 tahun, semua kembali mengingat bahwa meskipun banyak kemajuan yang telah dirasakan, namun tetap saja hal itu semua masih jauh dari cukup. Laporan Tujuan Pembangunan Milenium 200723 menunjukkan bahwa kemajuan global masih belum merata. Begitu pula dengan hasil yang ditunjukkan pada laporan di tahun 201124 menunjukkan banyaknya kemajuan yang terjadi, terlihat jelas dari angka kemiskinan terus menurun dan setiap wilayah berhasil meningkatkan akses air bersih bagi masyarakatnya. Meskipun demikian, hal yang paling rentan untuk gagal dicapai adalah terselesaikannya masalah kesenjangan kemajuan daerah perkotaan dan pedesaan. Lebih lanjut, laporan Bank Dunia menyatakan bahwa krisis ekonomi pada tahun 2008 memberi dampak yang merugikan bagi kemajuan tercapainya TPM di berbagai aspek. 25 Perbaikan untuk bangkit dari krisis berjalan sangat lambat dan menyebabkan pencapaian dari tujuan pembangunan di negara berkembang menjadi hal yang harus dipikirkan secara serius. Banyak negara yang mungkin tidak bisa mencapai target sebelum 2015. Meskipun demikian, dalam waktu yang bersamaan terdapat pula optimisme yang muncul disebabkan cepatnya laju kemajuan di beberapa sektor dasar, seperti pendidikan dan kesetaraan gender. Namun yang terpenting adalah TPM, dan tahun 2015, kini harus dilihat sebagai tonggak prestasi alihalih sebagai tujuan akhir bagi diri mereka sendiri. Tujuan-tujuan tersebut boleh saja tercapai atau tidak sebelum tahun 2015, dan tujuan-tujuan yang nantinya masih belum tercapai dapat dijadikan arahan dalam pembangunan selanjutnya. Pencapaian yang melebihi target tahun 2015 tidak memperkecil pentingnya target tersebut sebagai komitmen bersama masyarakat global.
21 22 23
24
PRSP dari beberapa negara lain dapat diakses di http://www.imf.org/external/np/prsp/prsp.aspx. PRSP India dapat diakses di http://eeas.europa.eu/india/csp/07_13_en.pdf. DESA, The Millennium Development Goals Report 2007 (NewYork, 2007), http://www.un.org/millenniumgoals/pdf/MDGs2007.pdf.
United Nations, The Millennium Development Goals Report 2011 (NewYork, 2011), http://www.un.org/millenniumgoals/pdf/MDGS%20Report%202010%20En%20r15%20-low%20res%2020100615%20-.pdf. 25
World Bank, The Global Monitoring Report: The MDGS after the Crisis. 2010 (Washington, D. C., 2010), http://issuu.com/world.bank.publications/docs/9780821383162.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
27
Poin Penting •
• • •
Pendekatan pembangunan manusia adalah sebuah paradigma pembangunan baru yang menjadikan masyarakat sebagai pusat proses pembangunan yang dilakukan. Contoh terbaik pendekatan ini adalah dengan IPM dan Laporan Pembangunan Manusia (HDR). Tujuan pembangunan global saat ini berbasis pada pendekatan Pembangunan Manusia. Walau melewati tahun 2015, TPM tetap harus dipandang sebagai arahan dan acuan kemajuan alih-alih hanya sebagai tujuan akhir.
1.4 Manajemen Pembangunan Manusia Manajemen pembangunan dalam negara berkembang adalah sebuah proses politik dan etis, yaitu mengenai bagaimana menggunakan kekuasaan dan tata kelola yang baik untuk tujuan yang ingin dicapai dalam konteks yang dicirikan oleh konflik kepentingan, nilai dan agenda, serta penyusutan sumber daya. Manajemen pembangunan terdiri dari pembuatan kebijakan dan menentukan tujuan pembangunan, mengidentifikasikan prioritas, mengembangkan dan menetapkan praktik regulasi dan legislasi, bekerja dengan organisasi pemerintahan dan organisasi non-pemerintah yang berbeda, keterikatan dengan warga negara untuk menyediakan akses terhadap layanan untuk meningkatkan akuntabilitas sosial, serta memonitor dan mengevaluasi untuk memastikan terdapat kemajuan dalam hal-hal tersebut. Pembangunan sedikit banyak adalah mengenai pertumbuhan ekonomi, yaitu mengenai nilai, dimana dasar-dasar mengenai pembahasan pembangunan manusia dikembangkan. Nilai-nilai tersebut termasuk: •
Inklusivitas: Sebuah pola pertumbuhan yang memungkinakan masyarakat untuk berkontribusi dan merasakan manfaat dari proses pembangunan.
•
Kesetaraan: Sebuah kondisi untuk menjadi sama, khususnya dalam hal status, hak, dan kesempatan. Namun dalam masyarakat sangat melekat ketidaksetaraan. Untuk itu, kebijakan yang dapat merangkul kelompok yang dirugikan dan rentan dalam pembangunan positif sangatlah diperlukan.
•
Kualitas: Keunggulan secara umum terhadap layanan yang disediakan, dan memastikan layanan tersebut memiliki kualitas yang baik bagi masyarakat.
•
Akuntabilitas: Suatu kondisi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada warga negara, mitra, pemangku kepentingan, dan lain-lain dalam rangka meningkatkan dan menjaga keterbukaan, responsivitas, keadilan, dan kepercayaan. Termasuk juga keterikatan kegiatan pemerintah dengan warga negara dan pemangku kepentingan lainnya.
Nilai-nilai tersebut muncul dari pemikiran politik dan filosofi selama beberapa abad, dan pengelola proses pengembangan di negara manapun perlu menggabungkan nilai-nilai ini dalam prinsip manajemen mereka. Proses pembangunan menjadi lebih kompleks dalam dunia yang saling terhubung oleh inovasi teknologi, yaitu jaringan yang menghubungkan setiap orang dan wilayah dari sumber daya, perhatian, dan tingkat pembangunan yang berbeda ke dalam satu ruang pembangunan yang sama. Sebuah acara di Brazil dapat memicu respon di Asia, dan krisis di suatu negara di Afrika dapat menyebabkan munculnya tanggapan dari negara Pasifik yang jauh. Krisis ekonomi tahun 2008 di Amerika Serikat dan Eropa dan dampak kelanjutannya pada negara-negara kecil di Asia, Afrika, dan Amerika Latin merupakan salah satu contoh saling ketergantungan dan terglobalisasinya dunia sekarang ini. Untuk beberapa hal, arus barang dan jasa lintas perbatasan sangat terbantu dan terfasilitasi dengan adanya inovasi TIK yang menciptakan dunia yang saling tehubung.
28
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Kasus 1. Bhutan dan Tingkat Kebahagiaan Nasional Bhutan, sebuah negara seukuran Swis, terletak di bagian timur pegunungan Himalaya antara India dan Tibet. Bhutan memiliki posisi geopolitik yang penting sebagai perbatasan antara dua bagian besar benua Asia. Bhutan memiliki populasi sekitar 682,000 jiwa dan pada tahun 2008 berubah dari sistem pemerintahan monarki absolut menjadi negara demokrasi parlemen multipartai. Tujuh puluh persen populasi masyarakat Bhutan hidup di daerah pedesaan dan kebanyakan dari mereka hidup dengan bercocok tanam, walaupun, seperti di kebanyakan negara, migrasi dari daerah desa ke perkotaan sedang menjadi tren yang berkembang di Bhutan. Konsep Tingkat Kebahagiaan Nasional atau Gross National Happiness (GNH) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Raja ke-4 Bhutan, H.M. Jigme Singye Wangchuck. Beberapa tahun setelah konsep tersebut diperkenalkan, GNH dijadikan sebagai filosofi yang menjadi panduan sistem pemerintahan monarki absolut yang berdasar pada empat pilar utama, yaitu Pembangunan Ekonomi yang Merata, Kelestarian Lingkungan, Ketahanan Kelestarian Budaya, dan Tata Kelola yang Baik. Dengan memanfaatkan kekuasan yang absolutnya, Raja Bhutan menggunakan empat pilar GNH tersebut untuk memandu rekonstruksi dan implementasi pembangunan di Bhutan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak pelajar Bhutan meneruskan studinya di India, Amerika Serikat, dan negara lain. Dengan terbukanya Bhutan secara perlahan-lahan terhadap dunia luar, konsep GNH kemudian diteliti dan terkadang mendapat kritik karena tidak memiliki ukuran dan fakta statistik. GNH pertama kali menjadi perhatian publik pada tahun 1986, ketika H.M. Jigme Singye Wangchuck dalam sebuah wawancara di London menyatakan bahwa “Gross National Happiness lebih penting dari Gross National Product”. Bhutan merupakan contoh negara dengan kehidupan masyarakat yang sangat terbuka terhadap diskusi untuk membahas pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa itu kemajuan? Apa masalah utama yang kita hadapi sebagai masyarakat? Bagaimana kita mengukurnya? Bagaimana kita menggunakan statistik untuk untuk membentuk institusi dan kebijakan? Seperti kebanyakan negara di Asia Selatan dan daerah berkembang lainnya, Bhutan menghadapi banyak tantangan sosial, ekonomi, dan politik. Namun apa yang membedakan Bhutan dengan negara lainnya adalah Bhutan memegang teguh solusi alternatif, lebih menyuluruh, dan menggunakan pendekatan yang lebih kuat untuk membangun dengan menggunakan GNH sebagai matriks indikator kemajuan dan sebagai pengarah dalam kebijakan negara. Bagaimanapun juga, GNH tetap saja memiliki potensi jika dilihat dari berbagai dimensi. Sumber: Diadaptasi dari tulisan Alejandro Adler Braun, “Gross National Happiness in Bhutan:ALiving Example of an AlternativeApproach to Progress”, Wharton International Research Experience, 24 September 2009, http://www.grossnationalhappiness.com/OtherArticles/GNHPaperbyAlejandro.pdf.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
29
Latihan Praktis 1.
Bacalah artikel berikut: Alejandro Adler Braun, “Gross National Happiness in Bhutan: A Living Example of an Alternative Approach to Progress”, Wharton International Research Experience, 24 September 2009. http://www.grossnationalhappiness.com/ OtherArticles/GNHPaperbyAlejandro.pdf.
2.
Ulas kembali materi yang disampaikan dalam artikel tersebut dalam konteks pendekatan terkini terhadap pembangunan manusia.
3.
Buatlah daftar nilai dan manfaat yang Anda anggap sangat penting dan ingin Anda lihat di negara Anda. Susun berdasarkan prioritas paling tinggi, kemudian bandingkan dengan daftar yang dibuat oleh teman di samping kiri dan kanan Anda.
4.
Apa yang dimaksud dengan tiga daftar? Apa yang terdapat di dalamnya? Apa perbedaannya? Secara berkelompok, buatlah sebuah daftar nilai dan manfaat dari pembangunan yang sangat ingin Anda lihat di negara Anda, urutkan berdasarkan prioritas paling utama, lalu presentasikan kepada teman-teman sekelas Anda bagaimana Anda mendiskusikannnya hingga memperoleh daftar tersebut dan bagaimana Anda membandingkan “kebahagiaan” dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi.
Uji Kemampuan 1. Pendekatan pembangunan manusia yang diperkenalkan oleh UNDP pda tahun 1990 fokus pada: a. b. c. d.
Kemajuan secara materi Kesejahteraan materi di seluruh negara Kesejahteraan Individu Semua benar
2. Manakah diantara jawaban berikut yang bukan merupakan indeks pada Laporan Pembangunan Manusia yang dikembangkan? a. b. c. d.
Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pemberdayaan Gender Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indeks Kemiskinan Berkelanjutan
3. TPM mencerminkan komitmen masyarakat global untuk: a. b. c. d.
Pembangunan ekonomi di negara berkembang Strategi pemberantasan kemiskinan di seluruh dunia Mengurangi kesenjangan antara sistem politik yang berbeda Perubahan Iklim
4. Poverty Reduction Strategy Papers suatu negara pada umumnya mencerminkan: a. b. c. d.
30
Ekonomi negara secara individu dan kebijakan sosial dalam periode tiga tahun Kebijakan perbankan dalam sebuah negara Rencana pendidikan dan kesehatan nasional suatu negara Semuanya salah
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
5. Manajemen Pembangunan adalah: a. b. c. d.
Menyeimbangkan ekonomi, politik, dan sosial Mengurangi kemiskinan di negara-negara Menggunakan kekuasaan politik untuk mencapai tujuan ekonomi Memperjuangkan kesamaan dan hak asasi manusia
1.5 Komunikasi dan Pembangunan Pentingnya penggunaan TIK banyak tergambar dalam berbagai dokumen. Banyak bukti yang menunjukkan perubahan transformasional dalam masyarakat sebagai hasil penggunaan teknologi, potensi yang dimiliki oleh teknologi dalam memenuhi kebutuhan sumber daya pembangunan dalam masyarakat, dan peran teknologi sebagai katalis dalam mendorong dan mempercepat perubahan. Kita sebelumnya telah mendiskusikan konsep pembangunan. Pemahaman mengenai komunikasi merupakan keharusan sebelum masuk ke proses yang lebih jauh dalam pembangunan. Komunikasi adalah sebuah proses yang sama usianya dengan usia masyarakat, artinya komunikasi sudah ada sejak pertama kali masyarakat terbentuk. Proses komunikasi adalah proses yang telah menyatu dan melekat dalam masyarakat, sejak bangun dari tidur hingga tidur kembali di malam hari, baik dengan cara berbicara, membaca atau menulis, menonton, mendengarkan radio atau Televisi, berinteraksi melalui pos elektronik, ataupun berinteraksi secara langsung melalui Internet. Kita akan terus menerus mengirimkan dan menerima pesan baik secara non-verbal (tanpa suara) ataupun secara verbal (melalui sinyal suara). Komunikasi secara mendasar dapat dideskripsikan sebagai proses dimana seseorang mengirimkan pesan kepada orang lain melalui suatu media dan mendapatkan tanggapan atas pesan tersebut. Selama proses ini berlangsung, gangguan yang dapat menghambat proses komunikasi (fisik, psikologi, atau lingkungan) bisa saja muncul. Gangguan ini disebut juga dengan noise. Bagaimanapun, komunikasi sangat berperan dalam konteks sosial dan budaya, yang menyebarkan pesan secara umum dalam proses komunikasi. Karena itu perlu dicatat bahwa komunikasi tidaklah sesederhana seperti proses pengiriman pesan. Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari institusi komunikasi, budaya, dan pembangunan. Komunikasi dapat berupa interkasi antar pribadi secara tatap muka untuk menyampaikan pesan dari satu orang ke orang atau kelompok lain secara langsung, dimana tanggapan langsung dapat diterima saat itu juga. Dalam situasi seperti itu, proses komunikasi yang terjadi adalah setara dan interaktif. Terkadang ketika berkomunikasi menggunakan media massa, kemampuan komunikasi menjadi suatu beban tersendiri bagi pengirim pesan, proses komunikasi menjadi tidak lagi bersifat personal, komunikasi satu arah. Dalam hal ini, media massa seperti Koran, majalah, radio, teleivisi, dan film merupakan contoh media yang dapat digunakan untuk menyebarkan pesan. Pada awal munculnya Internet dan website, keduanya menawarkan fungsi yang sama seperti halnya media massa. Tanggapan dari proses yang tidak personal, seperti komunikasi satu arah, sangatlah sedikit. Akan tetap jika dilihat dari besar cakupannya, Internet dapat menjangkau jumlah dan geografis yang lebih luas secara cepat di seluruh dunia. Teori-teori terdahulu dalam komunikasi menyatakan bahwa media masa sedikit banyak memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi, pendidikan, serta hiburan, dan dalam proses tersebut, mempengaruhi perilaku dan mengubah tindakan individu dan masyarakat. Proses komunikasi harus dibedakan dari teknologi komunikasi. Komunikasi adalah proses, sedangkan teknologi adalah perangkat atau media yang terlibat dalam sebuah proses. Bukti empiris dari berbagai upaya selama rentang waktu kurang lebih enam dekade dalam mengaplikasikan media komunikasi untuk berbagai tujuan dalam masyarakat adalah munculnya kompleksitas dalam proses pelaksanaannya. Hasil dari penerapan dan penelitian terhadap hal-hal tersebut antara lain: •
Terdapat beberapa dampak yang berbeda dari media atau konten yang sama tergantung pada faktor jenis kelamin, usia, kecenderungan, cara pandang, lingkungan sosial, dan pengalaman seseorang.
•
Tidak ada kaitan langsung antara media, konten media, dan pengguna. Perangkat komunikasi seperti media massa adalah satu dari dari beberapa variabel yang mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku seseorang. Hubungan antar pribadi, akses dan keterpaparan, karakteristik saluran, konten, dan kecenderungan psikologi sosial merupakan variabel yang mempengaruhi. Komunikasi personal, antar pribadi, sangat diperlukan mempengaruhi dan mengubah sikap dan perilaku seseorang.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
31
•
Pengguna perangkat komunikasi tidak hanya pasif menerima apa yang terpapar pada mereka. Mereka berperan aktif dalam proses komunikasi dan penggunaan perangkat komunikasi serta kontennya sangat tergantung oleh preferensi mereka. Kedekatan dengan hal lain yang sama, lebih menarik, alternatif yang lebih sederhana, dan kepuasan yang mereka rasakan adalah hasil dari peran aktif mereka sendiri.
•
Tujuan yang akan diperoleh oleh pengguna suatu perangkat komunikasi atau konten tertentu akan bergantung pada luasnya jangkauan faktor dimana perangkat tersebut dapat memenuhi kebutuhan informasi, sosial, psikologi, dan ekonomi penggunanya.
Kini pemahaman yang lebih mendalam mengenai hubungan antara proses komunikasi, perangkat, konten, dan pengguna telah dijelaskan. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai kebutuhan untuk terlibat dalam konteks dan kondisi kebudayaan yang berbeda, sejarah dan geografis, persebaran karakteristik, pengguna dan demografinya, serta profil psiko-sosial yang bervariasi dari berbagai kelompok orang khususnya antar kalangan yang termaginalisasi, juga diperlukan. Kini kita lebih memahami bagaimana pesan dibuat dan dikemas, kapan dan bagaimana menyampaikannya, media komunikasi apa yang dapat digunakan, kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki, dan apa pentingnya untuk melibatkan orang lain dalam proses komunikasi. Kemajuan di bidang TIK juga telah menunjukkan kekuatan dan kekurangannya; dan bagaimana TIK dibutuhkan untuk menggabungkan dan mencocokkan konten, teknologi, dan masyarakat untuk hasil yang lebih baik. Kini terdapat pemahaman yang lebih baik mengenai kekuatan media komunikasi, sebagai contoh dalam pengaturan agenda diskusi, mempengaruhi opini publik, mengubah sikap dan mempengaruhi perilaku seseorang, dan memenuhi berbagai kebutuhan dan kecenderungan seseorang dalam kelompok masyarakat. Kini bidang komunikasi telah menyatu sebagai disiplin independen yang tergambar dari berbagai ilmu sosial seperti psikologi, ilmu politik, sosiologi, serta ekonomi dan pembangunan. Komunikasi sebagai suatu bidang ilmu kini meliputi beberapa sub-disiplin, seperti periklanan, penelitian sosial, produksi dan distibusi media, hubungan publik dan advokasi, serta pembangunan komunikasi yang menjadi fokus utama dalam buku ini Kalangan terpelajar dan praktisi “Pembangunan Komunikasi” memandang kaitan antara komunikasi dan pembangunan dari dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang pertama lebih mengacu pada kaitan umum antara komunikasi dan pembangunan. Sudut pandang kedua lebih mengacu pada pengaturan penggunaan komunikasi untuk memenuhi tujuan dan pembangunan pendukung komunikasi. Hubungan Secara Umum Dasar teori untuk menggunakan potensi komunikasi dalam memenuhi tantangan pembangunan dimulai dengan studi perintisan pada tahun 1950-an dan awal tahun 1960. Lerner’s 26 merintis studi yang menunjukkan kaitan antara komunikasi dan modernisasi individu di Turki. Studi ini kemudian diikuti dengan sejumlah besar studi pada awal tahun 1960 dan sejumlah proyek untuk menguji peranan komunikasi dalam pembangunan. Radio Rural Forums (Forum Radio Pedesaan) pada tahun 1950-an dan studi klasik oleh Rogers dan Shoemaker27 menetapkan tahap awal dimana kerjasama komunikasi merupakan elemen penting dari rograman pengembangan. Pada waktu yang bersamaan, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Schramm 28 berinisiatif menggabungkan bagian yang berbeda dari negara-negara di dunia ketika Brazil, Cina, India, dan Meksiko, telah berinvestasi dalam penggunaan media untuk tujuan pendidikan dan pembangunan. Banyak percobaan dalam dua dekade pertama pembangunan (1950-an hingga1960-an) berfokus untuk memahami kerkaitan antar dua aspek. Hasil dari percobaan-percobaan tersebut kebanyakan saling bertolak belakang dengan ekspektasi yang direncanakan sehingga keefektifannya diperdebatan. Hasil yang bertentangan ini tidak berpengaruh besar terhadap kaitan antara komunikasi dengan pembangunan secara umum, namun hasil tersebut memunculkan perspektif yang berorientasi menjadikan komunikasi sebagai pendukung pembangunan.
26 27
28
32
Daniel Lerner, The Passing of Traditional Society: Modernizing the Middle East (NewYork,The Free Press, 1958). Everett M. Rogers, et. al., Communication of Innovations:ACross CulturalApproach (NewYork,The Free Press, 1971). Wilbur Schramm, Mass Media and National Development (Stanford, Stanford University Press, 1964).
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Komunikasi sebagai Pendukung Pembangunan Komunikasi sebagai pendukung pembangunan pada dasarnya merujuk pada organisasi dan penggunaan komunikasi secara sistematis untuk mendukung proses pembangunan, baik untuk proyek tertentu, maupun di tingkat nasional. Secara spesifik, manfaat TIK sebagai bagian dari perencaan, desain, pembangunan, distribusi, dan evaluasi proyek pembangunan adalah untuk mengintegrasikan komunikasi dengan kecakapan TIK yang dimiliki dalam pembangunan. Hal ini dapat berarti percobaan skala besar, seperti yang dilakukan dalam Mexico’s Telesecundaria29 dan Brazil’s Telecurso.30 Hal ini juga dapat berarti percobaan skala kecil, seperti inisiatif masyarakat radio secara global ataupun penggunaan terkini dari telecentre multi fungsi yang ditempatkan di desa terpencil.31 Adopsi dan penggunaan TIK dalam praktik pembangunan bukanlah sesuatu yang baru. Hal ini telah berjalan selama beberapa dekade yang dimulai dengan penggunaan radio di pertengahan abad ke-20, dan kemudian bergerak ke penggunaan TV. Pada dekade awal, penggunaan teknologi seperti radio dan TV untuk mendukung pembangunan sangatlah luas. Potensi jangkauan dan akses ke dua media ini merupakan alasan utama dari penggunaan radio dan TV. Selain itu, juga ada dukungan dan bantuan teknis yang datang secara bersamaan dari para dermawan dalam rangka memanfaatkan tekonologi tersebut. Salah satu contoh aplikasi tertua yang sukses di Asia-Pasifik adalah penggunaan radio dan TV pendidikan berbasis satelit di Universitas Pasifik Selatan atau University of the South Pacific (USP). Contoh lainnya yang sering dijadikan rujukan adalah China’s Radio and Television University, 32 dan India’s Satellite Instructional Television Experiment (SITE) pada tahun 1975-1976, dan percobaan pasca SITE. Ada dua faktor yang meningkatkan ketertarikan penggunaan TIK untuk pembangunan di akhir tahun 190-an dan awal dekade abad ke-21, yaitu munculnya Internet secara global dan konvergensi teknologi yang berbaur dengan agenda pembangunan global seperti yang digambarkan pada TPM. Berikut ini adalah inisiatif kunci yang meningkatkan investasi infrastruktur dan proyek TIK: • • •
Laporan Pembangunan Dunia oleh Bank Dunia pada tahun 1998/9933 yang menyadari bahwa pengetahuan dapat menimbulkan perbedaan antara kalangan miskin dan kalangan berada Pendirian Digital Opportunities Task Force34 oleh negara-negara G835 untuk mengembangkan agenda TIKP World Summits in Information Society (WSIS) di Geneva pada tahun 2003 dan Tunisia pada tahun 200536
Dengan aplikasi dan intervensi yang sangat praktikal, proyek yang dikerjakan pada umumnya dilakukan sesuai dengan bidang yang telah disebutkan dalam TPM, termasuk pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan untuk masyarakat miskin. Dengan masih tingginya harga perangkat dan aplikasi TIK beberapa dekade lalu dan fakta bahwa hal tersebut menghambat seseorang untuk memiliki perangkat TIK, banyak dermawan dan pemerintah yang membuat program untuk memberikan dana guna memperluas penyebaran perangkat TIK agar dapat dimiliki oleh seluruh kalangan masyarakat. 29
Telesecundaria adalah program sistem pendidikan jarak jauh untuk pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas yang dirintis oleh Pemerintahan Meksiko dan tersedia di daerah pedesaan suatu negara yang telah berjalan dengan sangat sukses sejak tahun 1968. Lihat http://www.unesco. org/education/educprog/lwf/doc/portfolio/abstract8.htm. Lihat juga Jose Calderoni, “Telesecundaria: Using TV to Bring Education to Rural Mexico”, Education and Technology Notes Series, Vol. 3, No. 2 (1998), pp. 1-10, http://go.worldbank.org/18DR286ON0. 30
Claudio de Moura Castro, “Is Education byTelevision Just an OldTechnology”, Catatan dari Unit Pendidikan, Bank Pembangunan InterAmerican , Januari 2000, http://idbdocs.iadb.org/wsdocs/getdocument.aspx?docnum=1481484. 31
Munculnya telecentre merupakan salah satu fasilitas yang sedang berkembang di daerah pedesaan dan masyarakat terbelakang untuk menyediakan akses TIK guna memenuhi kebutuhan informasi masyarakat lokal. Detil mengenai telecentre dan pergerakan telecentre dapat dilihat di http://www.telecentre.org. 32
China’s Radio dan Television University, kini dikenal dengan China’s Open University, merupakan institusi pendidikan tinggi yang didedikasikan untuk teknologi dan didirikan sejak tahun 1979. Detil lebih lanjut lihat: http://www.edu.cn/20010101/21803.shtml. 33
The World Bank, World Development Report 1998/99: Knowledge for Development (Washington, D.C., 1998), http://go.worldbank.org/UF2JZG2IN0. 34
Jeffrey A. Hart, “The Digital OpportunitiesTask Force:The G8’s Efforts to Bridge the Global Digital Divide”, makalah yang awalanya diperuntukkan untuk Rapat Tahunan Asosiasi Studi Internasional di Montreal, Kanada, 17-20 Maret 2004, dan direvisi untuk konferensi Keamanan, Kesejahteraan, dan Kebebasan: Mengapa Amerika Membutuhkan G8, di Indiana, USA, 3-4 Juni 2004, http://www.g8.utoronto.ca/conferences/2004/indiana/papers2004/hart.pdf. 35
G8 atau Group of Eight (kelompok Delapan) adalah forum untuk membahas delapan masalah utama ekonomi, dibentuk sebagai dewan ekonomi pada tahun 1975 (saat itu masih berupa G6) dan melakukan pertemuan setiap tahun. Setelah krisis ekononomi tahun 2008, G8 digantikan oleh G20 sebagai dewan ekonomi utama dari kesejahteraan nasional. 36
Lihat ITU, “World Summit on the Information Society”, http://www.itu.int/wsis/index.html.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
33
Selama periode ini, pengetahuan tentang TIKP diperoleh dari penelitian tentang proyek TIK di negaranegara berkembang. Hasil penelitian tersebut digabungkan sehingga membentuk pemahaman yang lebih mendalam mengenai teknik yang bisa digunakan dan yang tidak bisa, dan juga isu-isu penting terkait keberlangsungan pendaanan dan sosial proyek TIK.
1.6 Mengaitkan TIKP dengan Tujuan Pembangunan Global Fokus agenda pembangunan global terdiri dari dua pokok permasalah utama. Pentingnya TPM dan pencapaiannya sebelum tahun 2015 merupakan pokok pertama. Pokok permasalahan lainnya berkaitan dengan pentingnya penggunaan TIK dalam mempercepat proses pembangunan. Penggunaan TIK untuk mencapai pembangunan global, sebagaimana telah disebutkan dalam delapan tujuan TPM untuk membangun kemitraan global untuk pembangunan, butuh lakukan dengan melibatkan organisasi pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan instansi media. Pemerintah tetap menjadi pembangkit utama kebijakan TIK untuk pengadaan infrastruktur dan perangkat keras telekomunikasi yang merupakan hal penting yang mendasari pemanfaatan TIK secara efektif. Hal ini penting karena tanpa infrastruktur dan perangkat keras telekomunikasi, akses dan ketersediaan untuk memanfaatkan TIK menjadi suatu hal yang tidak mungkin. Industri swasta memiliki peran penting sebagai pemain yang dapat mengembangkan infrastruktur, dalam konteks menciptakan jembatan informasi berupa penyediaan Internet dan layanan bergerak. Pemerintah, industri, masyarakat sipil, dan media adalah penyedia utama layanan yang terdapat pada jembatan informasi. Warga negara adalah pengguna dan sasaran utama yang harus merasakan manfaat dari diimplementasikannya TIK. Salah satu poin penting bagi buku ini adalah Target ke-18 TPM yang secara khusus menyatakan bahwa: Kerjasama dengan sektor swasta untuk menyediakan manfaat dari teknologi terbaru, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.37 Dalam sepuluh tahun terakhir, kemampuan untuk menggunakan komputer dan Internet secara efektif menjadi kunci pesatnya pembangunan di suatu negara. Disinilah peran TIK menjadi sangat penting, yaitu sebagai perangkat bagi pemerintah yang bisa diimplementasikan untuk mewujudkan program pengentasan kemiskinan demi percepatan pertumbuhan negara. Selain itu TIK juga dapat digunakan untuk: • • •
Meningkatkan ketersediaan layanan secara merata. Memfasilitasi dan membantu koordinasi proses perencanaan yang kompleks antar sektor. Meningkatkan usaha kunci agar seluruh kalangan dapat menjangkau dan berbagi informasi.
Pengimplementasian TIK telah diusahakan secara mantap pada sektor-sektor kunci sosial di banyak negara berkembang. Namun ketika TIK digunakan untuk memfasilitasi pendekatan terintegrasi dan solusi dengan biaya efektif yang terukur, total dari biaya implementasi dan operasional menjadi menurun. Pemerintah yang menggunakan TIK sebagai bagian dari fungsi administrasi dan tata kelola secara keseluruhan menemukan bahwa TIK dapat membantu: • • • • • • • •
37
34
Memfasilitasi proses perencanaan yang kompleks Meningkatkan koordinasi antar sektor Meningkatkan kegiatan saling berbagi informasi Meningkatkan pemantauan dan jangkauan layanan Meningkatkan akses terhadap pendidikan Menguhubungkan masyarakat dengan pasar Menciptakan sistem peringatan bencana dan pengambilan keputusan Menyediakan tautan langsung bagi masyarakat untuk memastikan peningkatan akuntabilitas dan tata kelola yang baik
Proyek Milenium PBB, “Goals, targets and indicators”, http://www.unmillenniumproject.org/goals/gti.htm.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Gambar 1. Jumlah Presentase Pengguna Saluran Telepon Tetap, Langganan Telepon Selular dan Internet di Dunia, 1990-2009
Sumber: DESA, Millennium Development Goals Report 2010 (New York, 2010), p.71, http://www.un.org/millenniumgoals/pdf/MDGS%20Report%202010%20En%20r15%20-low%20res%2020100615%20-.pdf.
Tata kelola yang baik berarti hasil pembangunan yang lebih baik, baik di tingkat individual maupun makro. Kaitan antara TIK dengan pembangunan terletak pada kekuatan TIK untuk membuat informasi lebih dapat diandalkan, cepat, dan akurat bagi masyarakat dan bagi pemerintah sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan keputusan dan pilihan yang tepat dalam pengambilan keputusan. Menyadari hal itu, negara-negara di Asia-Pasifik kemudian kemudian menyatakan ketertarikan mereka untuk memanfaakan TIK dalam pembangunan. Beberapa bidang yang menjanjikan untuk integrasi TIK antara lain pendistribusian obat-obatan, peningkatan akses terhadap pendidikan dan peningkatan keahlian pengajar, memperluas dukungan terhadap daerah pedesaan dengan berhubungan langsung terhadap masyarakat pertanian, dan menciptakan sistem mitigasi peringatan dini terhadap bencana untuk lokasi bergeografis rentan bencana. Melihat kondisi ini, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pencapaian tujuan pembangunan secara umum dan tujuan TPM secara khusus sangat berkaitan erat dengan penggunaan TIK.
1.7 Tren Terkini dalam TIKP Eksperimen-ekperimen yang dilakukan selama dua dekade pada awal revolusi TIK telah memberi pemahaman yang mendalam mengenai TIKP, baik konteks, kondisi penerapan, dan suksesnya TIKP. Kini semakin jelas bahwa TIKP bukan hanya semata-mata tentang teknologi, namun mengenai cara meningkatkan pengaruh dari penggunaan TIK terhadap kemajuan ekonomi dan sosial, sehingga dapat membuat perbedaan dalam perpindahan dari ekonomi agraria dan industri ke suatu sistem yang dibangun atas pengetahuan sebagai faktor kunci pertumbuhan dan kemajuan. Mulai dari bagaimana cara suatu masyarakat mengakses, berbagi, dan berpartisipasi dalam menciptakan dan menggunakan ilmu dan pengetahuan untuk kemajuan ekonomi dan sosial. Sekarang ini, melalui hal tersebutlah kita dapat degnan mudah membedakan negara yang telah maju dengan negara yang sedang berkembang. Sebagai hasilnya, terdapat beberapa perubahan yang ditemui dalam laporan mengenai TIKP. Survei pemerintah dan indeks awal dari e-Readiness yang dilakukan mulai tahun 2003 38 membandingkan infrastruktur, sumber daya manusia, e-Connectivity, dan peringkat e-Readiness lintas negara berdasarkan enam pilar e-Readiness berikut: 1. Infrastruktur konektivitas dan teknologi 2. Lingkungan bisnis 3. Lingkungan sosial budaya 38
United Nations Public Administration Network, “UN e-Government Surveys”, http://www.unpan.org/egovkb/global_reports/08report.htm.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
35
4. Lingkungan hukum 5. Visi dan kebijakan pemerintah 6. Adopsi konsumen dan bisnis Survei terakhir terhadap e-Government oleh PBB yang dilakukan dalam United Nations e-Government Survey pada tahun 2010 menunjukkan bahwa pemerintah sekarang siap untuk menerapkan eGovernment, dan indeks e-Readiness kemudian digantikan dengan indeks pembangunan eGovernment. Survei tersebut menyatakan bahwa: “Kini semakin banyak negara yang mengadopsi strategi e-Government nasional dan rencana kegiatan untuk beberapa tahun ke depan. Dari negara yang paling maju sampai negara yang paling terbelakang, semuanya memiliki ekspektasi bahwa pemerintah dapat berpartisipasi dan menciptakan masyarakat informasi dengan berkomunikasi dan berinteraksi secara lebih intensif seiring meningkatnya masyarakat yang mengerti teknologi. Negaranegara tersebut telah siap dan tingkatan pembangunan menjadi sebuah hal yang harus dinilai.”39 Selain itu, Unit Intelijen Ekonom sebagai bagian dari Kelompok Ekonom mengeluarkan laporan penilaian tahunan mengenai ekonomi dunia dalam konteks penggunaan TIK sejak tahun 2010, dimana eReadiness digantikan oleh “peringkat ekonomi digital”, sebagaimana mereka menilai kualitas infrastruktur TIK suatu negara dan kemampuan konsumen, bisnis, dan pemerintahnya dalam menggunakan dan mengambil manfaat dari TIK.40 Pada dasarnya, terdapat pergeseran dari perspektif awal dimana pemerintah dan sektor swasta terikat secara langsung untuk penyediaan layanan TIK bagi masyarakat. Penekanannya terletak pada bagaimana infratruktur dan kapabilitas TIK dapat disatukan ke dalam sistem ekonomi dan sosial sehingga dapat digunakan untuk mengubah masyarakat agraria dan industri ke bentuk masyarakat yang berdasar pada pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan dan produk-produk ilmiah. Data ini secara jelas memperlihatkan bahwa negara-negara di Asia-Pasifik yang menginvestasikan infrastruktur Internet untuk generasi selanjutnya seperti Cina, India, Jepang, Korea, Singapura, dan Taiwan telah membantu banyak negara di Eropa Barat dan Amerika Utara untuk menjadi negara pemuka dalam ekonomi pengetahuan. Secara khusus, dampak perubahan pada TIK sangat terlihat jelas pada perusahaan kecil, menengah, dan mikro dimana mereka dapat mengembangkan bisnis mereka dengan: • • •
• •
Meningkatkan efisiensi operasi internal bisnis, seperti mengurangi biaya yang berkaitan dengan komunikasi dan sumber daya manusia. Meningkatkan komunikasi internal (antar departemen dalam perusahaan). Menjaga inventaris dengan lebih baik untuk mengurangi ruang penyimpanan dan menggunakan jasa pengiriman barang pada saat yang dibutuhkan untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan laba. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses akuntansi dan keuangan. Meningkatkan komunikasi eksternal dengan klien untuk menjelajah pasar baru, mengembangkan pasar global yang berbasis klien, dan meningkatkan jumlah permintaan pasar.
Penggunaan TIK sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi berdampak pada meningkatnya kemampuan dan kompetensi individu dan kelompok, yang manfaatnya dapat langsung dirasakan segera setelah menggunakan perangkat TIK tersebut. Intinya, penggunaan TIK dalam ekonomi pengetahuan yang difokuskan pada produk ilmiah berdampak pada meluasnya kapabilitas individu dan institusi yang tidak hanya akan membangun sektor ekonomi, namun juga juga sumber daya sosial dan intelektual. Sumber daya intelektual merupakan kunci baru bagi kemakmuran dan kesejahteraan sebuah negara.
39
DESA, United Nations e-Government Survey 2010: Leveraging e-Government at a Time of Financial and Economic Crisis (New York, 2010), p. 3, http://www2.unpan.org/egovkb/documents/2010/E_Gov_2010_Complete.pdf. 40
Economist Intelligence Unit, Digital Economy Rankings 2010: Beyond e-Readiness (2010), http://graphics.eiu.com/upload/ EIU_Digital_economy_rankings_2010_FINAL_WEB.pdf.
36
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Tabel 2. Peringkat dan Nilai Ekonomi Digital pada Tahun 2010 Peringkat 2010 (dari 70)
Peringkat 2009
Peringkat 2010 (dari 70)
Peringkat 2009
Negara
8.67
36
38
Malaysia
5.93
5.87
Nilai 2010
2009
Swedia
8.49
Negara
Nilai 2010
2009
1
2
2
1
Denmark
8.41
8.87
37
37
Latvia
5.79
5.97
3
5
United States
8.41
8.60
38
36
Slovakia
5.78
6.02
4
10
Finlandia
8.36
8.30
39
39
Polandia
5.70
5.80
5
3
Belanda
8.36
8.64
40
41
Afrika Selatan
5.61
5.68
6
4
Norwegia
8.24
8.62
41
40
Meksiko
5.53
5.73
7
8
Hongkong
8.22
8.33
42
42
Brazil
5.27
5.42
8
7
Singapura
8.22
8.35
43
43
Turki
5.24
5.34
9
6
Australia
8.21
8.45
44
44
Jamaika
5.21
5.33
10
11
Selandia Baru
8.07
8.21
45
47
Bulgaria
5.05
5.11
11
9
Kanada
8.05
8.33
46
45
Argentina
5.04
5.25
12
16
Taiwan
7.99
7.86
47
48
Romania
5.04
5.07
13
19
Korea Selatan
7.94
7.81
48
46
Trinidad & Tobago 4.98
5.14
14
13
Inggris
7.89
8.14
49
49
Thailand
5.00
15
14
Austria
7.88
8.02
50
52
Kolumbia
4.81
4.84
16
22
Jepang
7.85
7.69
51
50
Yordania
4.76
4.92
17
18
Irlandia
7.82
7.84
52
51
Arab Saudi
4.75
4.88
18
17
Jerman
7.80
7.85
53
53
Peru
4.66
4.75
19
12
Swiss
7.72
8.15
54
54
Filipina
4.47
4.58
20
15
Perancis
7.67
7.89
55
55
Venezuela
4.34
4.40
21
20
Belgia
7.52
7.71
56
56
Cina
4.28
4.33
22
21
Bermuda
7.47
7.71
57
57
Mesir
4.21
4.33
23
23
Malta
7.32
7.46
58
58
India
4.11
4.17
24
25
Spanyol
7.31
7.24
59
59
Rusia
3.97
3.98
25
24
Estonia
7.06
7.28
60
60
Ekuador
3.90
3.97
26
27
Israel
6.96
7.09
61
61
Nigeria
3.88
3.89
27
26
Italia
6.92
7.09
62
64
Vietnam
3.87
3.80
28
28
Portugal
6.90
6.86
63
63
Sri Lanka
3.81
3.85
29
29
Slovenia
6.81
6.63
64
62
Ukraina
3.66
3.85
30
30
Chili
6.39
6.49
65
65
Indonesia
3.60
3.51
31
31
Republik Ceko
6.29
6.46
66
66
Pakistan
3.55
3.50
32
34
Uni Emirat Arab 6.25
6.12
67
69
Kazakhstan
3.44
3.31
33
33
Yunani
6.20
6.33
68
67
Algeria
3.31
3.46
34
32
Lithuania
6.14
6.34
69
68
Iran
3.24
3.43
35
35
Hungara
6.06
6.04
70
70
Azerbaijan
3.00
2.97
4.86
Catatan: Penentuan peringkat negara menggunakan skor desimal empat angka. Sumber: Economist Intelligence Unit, Digital Economy Rankings 2010: Beyond http://graphics.eiu.com/upload/ EIU_Digital_economy_rankings_2010_FINAL_WEB.pdf.
e-Readiness
(2010),
p.4,
1.8 Dari Ekonomi Pengetahuan ke Masyarakat Pengetahuan Terdapat bukti global yang cukup untuk menunjukkan kaitan antara TIK dan pertumbuhan ekonomi. Negara yang memiliki tingkat pembangunan yang lebih tinggi juga memiliki tingkat penetrasi yang tinggi. Selain itu, fakta menunjukkan bahwa praktik bisnis dan industri sektor swasta juga banyak diuntungkan dari revolusi informasi. Fakta juga menunjukkan bahwa pertumbuhan infrastruktur TIK dan sumber daya manusia telah melambungkan negara seperti India ke tingkat pertumbuhan yang menjadikannya sebagai negara berekonomi kuat dalam era masyarakat informasi seperti sekarang ini.. Pada Laporan Pembangunan Informasi dan Komunikasi 2009 oleh Bank Dunia, dilaporkan bahwa dalam setiap kenaikan 10 persen penetrasi layanan jalur lebar, terdapat peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 1.3 persen.41Hasil yang serupa juga ditemukan pada studi lainnya yang menunjukkan 41
Christine Zhen-Wei Qiang dan Carlo M. Rossotto, “Economic Impacts of Broadband”, dalam Information and Communications for Development 2009: Extending Reach and Increasing Impact (Washington, D.C., World Bank, 2009), pp. 35-50, http://go.worldbank.org/NATLOH7HV0.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
37
bahwa peningkatan penetrasi Internet sebesar 10 persen yang muncul dalam ekonomi berbanding lurus dengan peningkatan GDP sebesar 1-2 persen42 Efek pertumbuhan jalur lebar terlihat signifikan dan semakin kuat di negara berkembang dibandingkan di negara dengan ekonomi yang lebih maju, dan lebih tinggi dari pertumbuhan telepon dan Internet. Dampaknya bahkan bisa lebih kuat ketika penetrasi telah mencapai titik kritisnya.
Gambar 2. TIK dan Efeknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Catatan: Sumbu x merepresentasikan persentase poin peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi per 10 persentase peningkatan dalam penetrasi telekomunikasi. Semua hasil secara statistik signifikan pada level 1 persen kecuali untuk jalur lebar pada negara berkembang yang signifikan pada level 10 persen. Sumber: Mohsen Khalil, Philippe Dongier, dan Christine Zhen-Wei Qiang, “Overview”, dalam Information and Communications for Development 2009: Extending Reach and Increasing Impact (Washington, D.C.,The World Bank, 2009), p. 6, http://go.worldbank. org/NATLOH7HV0.
Cara lain dimana TIK memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi adalah dalam sektor Teknologi Informasi (TI) dan layanan berbasis teknologi informasi atau information technology enabled services (ITES). ITES adalah layanan (seperti call centre dan back office) yang dapat diberikan dari jarak jauh menggunakan teknologi komunikasi. Pasar untuk layanan ini sangat besar dan terus berkembang. Beberapa Negara berkembang, dipimpin oleh India, telah sukses menjadi pemain dalam sektor ITES.
Gambar 3. Distribusi Global dari Layanan TI dan ITES
Sumber: Christine Zhen-Wei Qiang dan Carlo M. Rossotto ,“Economic Impacts of Broadband”, dalam Information and Communications for Development 2009: Extending Reach and Increasing Impact (Washington, D.C., World Bank, 2009), pp. 35-50, http://go.worldbank.org/NATLOH7HV0. 42
Boston Consulting Group yang dilaksanakan oleh Telenor, “Socio-economic Impact of Internet in Emerging and Developing Economies”, dalam ICT for Economic Growth:ADynamic Ecosystem Driving the Global Recovery (Cologny/Geneva, World Economic Forum, 2009), p. 3, http://www.weforum.org/pdf/ict/ICT%20for%20Growth.pdf.
38
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Kotak 2. Kisah Manju Manju adalah seorang wanita Nepal berusia 23 tahun yang tinggal di Hyderabad, India. Keluarganya bermigrasi sebagai pekerja tidak tetap dari Nepal ke India. Manju adalah anak pertama yang bisa membaca dan terpelajar dalam keluarganya. Orang tua dan kakek nenek Manju buta huruf dan hidup dengan pendapatan sekitar 50 Dollar Amerika dalam sebulan. Manju belajar bahasa inggris di sekolah negeri dan mendapatkan gelar di bidang perdagangan dan komputer dari perguruan tinggi pemerintah daerah. Manju memiliki sedikit keahlian dalam Teknologi Informasi dan melamar pekerjaan sebagai operator call centre. Dari semula bekerja di call centre lokal, kini Manju bekerja di call centre multinasional dengan pendapatan sebesar 300 Dollar Amerika sebulan, 6 kali pendapatan orang tuanya. Jam kerja dan jadwal kerja yang dimilikinya sangatlah padat. Meskipun demikian, Manju tetap bertahan karena dengan pekerjaannya tersebut Manju dapat mengangkat dirinya dan keluarganya dari kemiskinan. Dengan pekerjaannya tersebut Manju dapat membiayai pendidikan adik-adiknya dan bisa mampu memiliki kemewahan kecil. Manju adalah anak yang memiliki keyakinan dan percaya diri, dan dia kini masih mencari peluang yang untuk mendaftar kuliah dalam jaringan (online) untuk mendapatkan gelar yang lebih tinggi dan pekerjaan yang lebih baik. Sumber: Profil yang dinarasikan oleh penulis berdasarkan wawancara dengan Manju, seorang wanita muda yang bekerja di call centre multinasional di Hyderabad.
Kisah manju adalah kisah nyata yang menceritakan salah satu dari pengalaman banyak orang yang berhasil meningkatkan kualitas hidup mereka dan ikut serta dalam pertumbuhan ekonomi yang berbasis pekerja berpendidikan dan produk-produk ilmiah. Pada tingkat idividu, kisah seperti ini dialami oleh banyak generasi muda, terutama wanita. Jika digabungkan menjadi tingkat ekonomi nasional, hal ini memperlihatkan bagaimana TIK dan ITES telah mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan jumlah masyarakat yang berhasil keluar dari kemiskinan. Masyarakat pengetahuan berbeda dengan ekonomi pengetahuan. Ekonomi pengetahuan berbasis pada pengembangan dan perdangan produk dan jasa ilmiah, tergantung pada luasnya inovasi TIK yang diciptakan oleh pihak lain. Definisi masyarakat pengetahuan adalah kemampuan masyarakat untuk mengidentifikasi, memproduksi, memproses, mengubah, menyebarkan, dan menggunakan informasi guna membangun dan mengaplikasikan pengetahuan untuk pembangunan manusia.43 Kaitan antara pengetahuan dengan pembangunan adalah pengetahuan merupakan hal pokok yang mutlak diperlukan untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan, dimana pengetahuan sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan ekonomi dan mengaktifkan pembangunan manusia. Dalam konteks ini, akses terhadap pendidikan merupakan bagian mendasar dari pembangunan, yaitu inti dari kebebasan bersuara, kebebasan memilih, dan kebebasan dalam pemberdayaan. Selain terdapat bukti yang kuat mengenai kaitan antara TIK dengan pertumbuhan ekonomi dan TIK dengan pembangunan, juga muncul perdebatan berkelanjutan antara ekonom mengenai “Apakah fokus pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan sebenarnya cukup untuk mengurangi kemiskinan atau tidak?”. Dalam beberapa kasus, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dapat mengarah pada pengurangan tingkat kemiskinan, 44 namun di negara yang masih kurang maju, pemerintah perlu melakukan pendekatan secara aktif dan langsung terhadap kemiskinan, tidak hanya melalui intervensi ekonomi untuk mendorong pembangunan, dengan harapan manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh kalangan masyarakat miskin. Secara implisit, sementara tujuan jangka panjang dapat dicapai dengan melalui masyarakat berbasis pengetahuan, intervensi secara langsung dan fungsional sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesenjangan digital, yaitu salah satu penyebab yang mendasari tidak meratanya pembangunan.
43
UNESCO, Toward Knowledge Societies (Paris, 2005), http://unesdoc.unesco.org/images/0014/001418/141843e.pdf.
44
OECD, “Good Practice Paper on ICTs for Economic Growth and Poverty Reduction”, sebuah artikel yang diperuntukkan bagi Jurnal DAC, Volume 6, No. 3 (2005), http://www.oecd.org/dataoecd/2/46/35284979.pdf.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
39
1.9 Menjembatani Kesenjangan Digital Kesenjangan Digital merupakan hal yang sangat menarik perhatian karena di dalamnya terdapat signifikansi khusus dalam pembahasan TIKP. Salah satu aspek yang didefinisikan dari proses pembangunan adalah adanya jarak pemisah antara negara miskin dengan negara maju, dan masyarakat miskin dengan kalangan berada. Jarak pemisah ini memiliki definisi beragam dari berbagai literatur mengenai pembangunan. Dalam istilah komunikasi, jarak pemisah ini dikenal dengan “kesenjangan pengetahuan”45 dan dalam konteks TIK, jarak pemisah ini disebut dengan “kesenjangan digital”.
Kotak 3. Kesenjangan Digital Istilah kesenjangan dijital sebenarnya meliputi beberapa kesenjangan. Salah satunya adalah kesenjangan teknologi, dimana terdapat pemisah dalam hal infrastruktur. Kesenjangan lainnya adalah kesenjangan konten, dimana banyaknya informasi berbasis web tidak berkaitan dengan yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu, sekitar 70 persen website menggunakan bahasa Inggris sementara pengunjungnya menggunakan bahasa lokal. Terdapat juga kesenjangan gender, dimana kaum wanita yang menggunakan teknologi informasi lebih sedikit dari pria. Hal ini benar-benar terjadi, baik di negara miskin maupun negara maju. Sekretaris Umum PBB, Kofi Annan Pernyataan untuk World Summit pada Information Society, Geneva, 10 Desember 2003
Gambar 4. Pengguna Internet per 100 Populasi Penduduk Berdasarkan Kelompok Negara, 2000-2009
Sumber: UNCTAD, Information Economy Report 2010: ICTs, Enterprises and Poverty Alleviation, (New York dan Geneva, United Nations, 2010), p. 22, http://www.unctad.org/en/docs/ier2010_embargo2010_en.pdf.
Istilah kesenjangan digital digunakan untuk mendeskripsikan jarak pemisah antara individu dan masyarakat yang memiliki kesempatan dengan yang tidak memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari dalam ekonomi pengetahuan dan masyarakat berbasis pengetahuan. Pada dasarnya hal ini merupakan gejala dari ketidaksetaraan gender, pendapatan, pembangunan, dan kecakapan yang mendalam. Seperti yang dinyatakan oleh ekonom, “Masyarakat yang memiliki komputer ataupun akses Internet di negara miskin lebih sedikit dibandingkan di negara maju dikarenakan mereka terlalu miskin, buta huruf, atau memiliki pertimbangan-pertimbangan lain seperti masalah makanan, layanan kesehatan, dan keamanan.”46 Pada waktu yang bersamaan, kesenjangan digital memberikan dampak pada semakin kuatnya ketidaksetaraan sosial.
45
P. J. Tichenor, G.A. Donohue dan C.N. Olien, “Mass Media Flow and the Differential Growth of Knowledge”, Public Opinion Quarterly, Vol.34 (1970), pp. 159-170.
46
40
Para Ekonom, “The Real Digital Divide”, 10 Maret 2005.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Menurut pendapat Chen dan Wellman: “Masyarakat, kelompok sosial, dan negara di sisi yang salah pada kesenjangan digital mendapat pengecualian dalam ekonomi pengetahuan. Jika ketidaksetaraan yang ada sebelumnya menghalangi seseorang menggunakan komputer dan Internet, ketidaksetaraan ini bisa saja terus meningkat seiring semakin pentingnya Internet untuk mencari pekerjaan, mencari informasi, dan mengikutsertakan masyarakat sipil dalam kegiatan kewirausahaan.” 47 Untuk itu, mengatasi kesenjangan digital lebih dari sekedar menyediakan TIK bagi masyarakat. Namun usaha untuk menggunakan TIK untuk mengatasi dan memperkecil kesenjangan di berbagai sektor guna mencapai tujuan pembangunan dan menjamin objektif tetap dilajalankan. Kesenjangan digital tidak dapat selesai begitu saja, dan tidak dapat pula ditinggalkan sebagai evolusi teknologi yang berjalan sendiri. Harus ada kebijakan pembangunan yang menyeluruh yang berkonsentrasi pada strategi untuk mengurangi tingkat kemiskinan dengan membuat kebijakan TIKP nasional yang jelas sebagai kondisi awal untuk mempersiapkan pengembangan infrastruktur, serta institusi dan perangkat yang dapat memperkecil kesenjangan digital untuk mendukung akses yang bersifat universal. Strategi yang hanya memprioritaskan infrastruktur TIK dan mengabaikan pebangunan penting lainnya merupakan strategi yang kontraproduktif. Banyak negara perlu mencari solusi terhadap keterbatasan mendasar mereka guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi, seperti peningkatan infrastruktur dasar, pembukaan pasar, memecah monopoli telekomunikasi, membuat sistem hukum dan regulasi yang efektif, serta menyediakan pendidikan untuk semua kalangan masyarakat. Negara yang mengabaikan permasalahan ini untuk komputerisasi dan akses Internet akan berujung pada pemborosan sumber daya langka, dan penggunaan TIK tidak akan memberi manfaat secara signifikan. Dalam kata lain, usaha untuk menjembatani kesenjangan digital butuh untuk diarahkan, guna mendukung akses universal, selama mencoba peluang untuk menggunakan TIK pada tingkat masyarakat. Memahami konsep kesenjangan digital merupakan salah satu hal yang penting untuk pembahasan TIKP akhir-akhir ini, selain itu juga karena institusi nasional seperti pemerintahan nasional membuat persetujuan untuk memperkecil kesenjangan melalui kebijakan, mekanisme pendanaan, dan penerapan program dan proyek dalam pembangunan.
Kotak 4. Memenuhi Kewajiban Layanan Pendanaan Universal Banyak negara memiliki ruang dalam legislasinya untuk menyediakan pendanaan guna mendukung akses dan layanan universal di sektor telekomunikasi. Sebagai contoh, di Chili terdapat pendanaan yang disebut “Pendanaan untuk Pembangunan Telekomunikasi” dan di India disebut dengan “Pendanaan Wajib untuk Pelayanan Universal”. Tujuan utama dari pendanaan ini adalah untuk: • • •
Meningkatkan ketersediaan pelayanan yang berkualitas dengan biaya yang masuk akal dan terjangkau Meningkatkan akses terhadap layanan telekomunikasi yang maju ke seluruh penjuru negara Meningkatkan ketersediaan layanan telekomunikasi ke semua konsumen, termasuk mereka yang memiliki pendapatan rendah, berada di daerah pedesaan dan area yang tidak terjangkau, dengan biaya yang masuk akal jika dibandingkan dengan yang diterapkan di daerah perkotaan.
Pendapatan untuk pendanaan ini diperoleh dengan meminta penyedia layanan telekomunikasi untuk memberikan hasil bagi pendapatan sebagai dana untuk menanggung biaya akses universal. Hal ini merupakan salah satu usaha yang dilakukan dalam mengurangi kesenjangan dijital melalui ketentuan yang diberlakukan untuk akses terhadap layanan dasar telekomunikasi. Selain itu terdapat cara-cara tertentu yang dapat diterapkan agar TIK dapat digunakan untuk menjembatani kesenjangan digital dan usaha-usaha yang perlu diarahkan untuk mendukung akses universal dengan kebijakan dan aksi pada tingkat nasional, dan secara bersamaan menciptakan peluang agar akses tersebut dapat memfasilitasi seluruh tingkat masyarakat. Cara-cara tertentu tersebut antara lain: • Dengan cepatnya TIK diterapkan, dikonvergensikan, dan diubah, pemerintah negara miskin dapat lebih fokus menyalurkan keuangan dan sumber daya politiknya yang terbatas untuk pembangunan sosial dan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur dasar, dan menciptakan lapangan untuk sektor swasta. Dengan mendukung sektor swasta, beban yang 47
Wenhong Chen dan Barry Wellman, “Charting and Bridging Digital Divides: Comparing Socioeconomic, Gender, Life Stage, and RuralUrban Internet Access and Use in Eight Countries”, 31 October 2003, p. 23, http://homes.chass.utoronto.ca/~wellman/ publications/amd_ses/charting-divides_long.pdf.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
41
ditanggung oleh anggaran pemerintah dapat berkurang, dan secara bersamaan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur, mengurangi biaya, dan membantu pemerintah untuk dapat berkonsentrasi pada bidang sosial dan geografis yang paling membutuhkan investasi publik. Dengan kata lain, peran dari pemerintah sangat dibutuhkan sebagai syarat untuk mengembangkan bidang TIK. •
Diawali dengan hal sederhana dari bidang seperti teleworking dan pemrosesan data, negara miskin dapat secara bertahap bergerak pada pekerjaan, pengembangan perangkat lunak, dan inovasi perangkat keras yang lebih mutakhir. Meskipun terdapat kekhawatiran akan tertinggal di era digital ini, negara berkembang harus secara matang menyeimbangkan kebutuhan yang saling bertolak belakang, seperti mengadopsi teknologi modern dan mempersiapkan dasar untuk pembangunan ekonomi.
•
Investasi di bidang pendidikan, baik formal maupun non-formal merupakan salah satu prioritas lainnya. Untuk mencapai tujuan TPM ataupun untuk menjembatani kesenjangan digital, pendidikan sangat penting, karena pendidikan dapat memberikan keterampilan yang dibutuhkan untuk menciptakan, mengadaptasi, dan menggunakan teknologi. Meskipun tidak dapat disangkal bahwa kalangan buta huruf tetap dapat merasakan manfaat dari penerapan beberapa teknologi, pendidikan tetaplah penting agar manfaat TIK yang dirasakan lebih dari sekedar penerapan dasar. Fakta internasional memang menganjurkan agar pendidikan menjadi pelengkap yang kuat untuk mencapai tujuan lain dari target TPM. Akses terhadap pendidikan menengah dan pendidikan tinggi akan menciptakan sumber daya manusia yang produktif dalam mendukung perkembangan inovasi dengan skala besar.
•
Dalam membangun infrastruktur fisik dan sambungan telekomunikasi, investasi pemerintah sangat dibutuhkan, karena untuk memberikan layanan bagi kalangan miskin bukanlah hal yang menarik bagi sektor swasta yang menjadikan permintaan pasar sebagai motivasi kunci pada bisnisnya. Artinya, pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah. Dengan mengasumsikan bahwa sektor swasta tidak keberatan untuk melakukan pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan, pemerintah harus berperan sebagai aparat pengatur dengan menetapkan standar dan menciptakan lapangan dimana mereka bisa berperan serta mendukung pembangunan melalui deregulasi. Somalia adalah salah satu contoh dimana pemerintah tidak ikut serta dalam membuat kebijakan di bidang telekomunikasi sehingga muncul bermacam jaringan bergerak secara bebas, menimbulkan kekacauan bagi pemerintah lainnya untuk mencarikan solusi kebijakan untuk mengatasinya.
•
Pada tingkatan masyarakat, pemerintah dapat melihat peluang untuk menciptakan fasilitas umum yang dapat memperluas jangakauan dan penyediaan akses lokal. Ada dua langkah yang harus dipenuhi secara bersamaan dalam mengembangkan fasilitas layanan umum. Di sisi penyedia, dibutuhkan portal sebagai repositori dinamis dimana pengetahuan tentang pembangunan secara spesifik disimpan dan diperbarui. Di sisi pengguna, menciptakan masyarakat telecentre dapat mempermudah akses terhadap pengetahuan yang tersimpan dalam portal tersebut.
•
Istilah dalam konten dan layanan, teknologi yang saling tumpang tindih sangat penting untuk membuat akses dan penggunaannya dapat dirasakan secara aktif. Salah satu contohnya adalah konten untuk website dan telepon genggam sehingga penguna dapat mengakses konten yang sama dengan cara yang berbeda, dan keduanya merupakan cara yang mudah dan nyaman untuk dilakukan.
1.10 Peran Organisasi dan Kerangka Pembangunan Internasional Sejak era pasca Perang Dunia II dan meningkatnya proses dekolonialisasi, para dermawan internasional, banyak bantuan teknis dan NGO yang membawa negara-negara pada praktik pembangunan dan penggunaan komunikasi untuk pembangunan. Dalam jangka waktu yang panjang, negara-negara barat kemudian memperkenalkan inovasi (yang berfungsi disana) ke negara-negara berkembang. Kini, beberapa organisasi internasional utama juga banyak telah mengadopsi berbagai pendekatan tersebut, termasuk UNESCO, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), Rockefeller Foundation, Department for International Development (DFID) di Inggris, dan Ford Foundation. Dengan pengembangan teknologi yang mengarah pada perubahan, organisasi mulai mencari cara yang berbeda untuk menjawab permasalahan dalam TIKP. Mengikuti laporan Bank Dunia pada World Development Report 1998/99 yang dikutip sebelumnya pada kesertaan TIK dalam mencapai target TPM, pendekatan terhadap TIKP mulai digunakan untuk berbagai peluang. Pada satu sisi, organisasi tersebut dibentuk secara khusus dengan tujuan agar terikat dalam aktivitas TIKP, dan, disisi lain,
42
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
perusahaan komersial bereksperimen dengan kegiatan TIKP sebagai bagian dari tanggungjawab sosial dan kegiatan bisnis. Segera setelah adopsi TPM pada tahun 2001, PBB membentuk satuan kerja TIK untuk beberapa topik dalam TIKP. Mandat dari TIKP tersebut berakhir pada Desember 2005 dan kelompok baru, yang diberi nama “Global Alliance for ICT and Development” (GAID), 48 dibentuk untuk meneruskan tugas satuan kerja sebelumnya sebagai forum dari berbagai pemangku kepentingan forum lintas sektor yang akan memberikan representasi konstitusi untuk semua pemangku kepentingan. GAID melibatkan sejumlah besar pemangku kepentingan dari pemerintah, kerjasama pembangunan, kebijakan asing, keuangan, dan sektor sosial (kesehatan dan pendidikan), aparat hukum, asosiasi industri dan pekerja, produsen dan konsumen dalam TIK, media, NGO, organisasi berbasis komunitas, yayasan, ilmuwan, akademisi, ahli TIK, dan semua yang memberikan advokasi dan pengawasan dalam permasalahan masyarakat informasi dan implementasi program untuk TPM. GAID dipimpin oleh panitia, dewan strategi, penasihat tinggi, dan seorang ahli jaringan. GAID telah mengadakan beberapa pertemuan untuk menjalin kemitraan antar pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan organisasi internasional. Pada November 2002, Sekretaris umum PBB, Kofi Annan, mengeluarkan perintah bagi Sillicon Valley untuk menciptakan sistem komputer dan komunikasi yang dapat memungkinkan desa-desa melakukan lompatan beberapa generasi teknologi dan langsung memasuki Era Informasi.49 Perintah ini menjadi landasan teknis diskusi pada World Summit on the Information Society (WSIS) di Geneva tahun 2003 dan Tunisia tahun 2005. WSIS merupakan dua buah konferensi yang disponsori PBB untuk membahas informasi, komunikasi, dan istilah luas dari masyarakat informasi. Konferensi ini dilakukan pada tahun 2003 di Geneva dan pada tahun 2005 di Tunisia. Salah satu dari tujuan utamanya adalah untuk menjembatani kesenjangan digital global yang memisahkan negara miskin dengan memperluas akses Internet di negara berkembang. Di akhir Konferensi Geneva, delegasi dari 175 negara mengadopsi Deklarasi Prinsip dan Renca Kegiatan yang dihasilkan, meskipun tidak ada kesepakatan khusus bagaimana rencana kegiatan ini dapat dicapai. Pada konferensi kedua di Tunisia dihasilkan kesepakatan dalam Komitmen Tunisia dan Agenda Tunisia untuk masyarakat informasi dan pembentukan Forum Tata Kelola Internet.50
Gambar 5. Target WSIS Target 1. Menghubungkan desa-desa dengan TIK dan menyediakan titik akses bagi masyarakat 2. Menguhungkan universitas, sekolah tinggi, sekolah dasar , dan sekolah menengah dengan TIK 3. Menghubungkan pusat ilmiah dan penelitian dengan TIK 4. Menghubungkan perpusatakaan umum, pusat kebudayaan, museum, kantor pos dengan TIK 5. Menghubungkan pusat kesehatan dengan TIK 6. Menghubungkan dan membuat website dan alamat surat elektronik bagi semua departemen pemerintahan pusat dan lokal 7. Mengadaptasi kurikulum semua sekolah dasar dan menengah untuk memenuhi tantangan masyarakat informasi untuk berkontribusi di tingkat nasional 8. Memastikan semua populasi memiliki akses terhadap layanan televisi dan radio 9. Mendorong pengembangan konten dan meletakkannya dalam kondisi teknis untuk memfasilitasi pengadaan dan penggunaan bahasa dari seluruh negara di Internet 10. Memastikan bahwa lebih dari separuh penduduk dunia memiliki akses terhadap TIK yang terjangkau Sumber: ITU, “Measuring Information and Communication Technology Availability in Villages and Rural Areas”, Mei 2008.
Pada WSIS I dan II tersebut, Persatuan Telekomunikasi Internasional atau International Telecommunication Union (ITU) telah sepakat untuk terikat dalam proses penilaian dengan menyediakan daftar aktivitas yang diusahakan pemerintah, organisasi internasional, sektor bisnis, 48
49
United Nations Global Alliance for ICT and Development, http://www.un-gaid.org.
Kofi Annan, “Perspective: Kofi Annan’s IT challenge to Silicon Valley”, CNET News, 5 November 2002, http://news.cnet. com/2010-1069964507.html?tag=lh.
50
Forum Tata Kelola Internet adalah forum bagi pemangku kepentingan untuk isu kebijakan dalam tata kelola Internet. Lihat website forum di: http://www.intgovforum.org. Lihat juga Modul 5 dari seri modul Academy of ICT Essentials for Government Leaders yang menyediakan pemahaman yang luas mengenai kerangka dan konsep tata kelola Internet.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
43
masyarakat sosial, dan kelompok lain untuk menandakan progress dengan 11 Baris Aksi WSIS sebagai referensi secara publik.51 Institusi internasional lainnya juga aktif terlibat dalam TIKP. 52 UNDP adalah jaringan pembangunan global PBB yang bekerja di 165 negara yang mendukung perubahan dan keterhubungan negara dengan dunia pengetahuan. UNDP telah bergelut dalam TIKP sejak tahun 1992. Strategi TIKP UNDP fokus pada saran kebijakan untuk membantu negara mendesain pendekatan strategis terhadap TIK sebagai pengaktif pembangunan dan untuk mengaitkannya dengan PRSP dan proses pembangunan lainnya. Hal ini juga dilengkapi oleh dukungan terhadap implementasi program prioritas TIKP yang berbasis pada pendekatan pemangku kebijakaan yang beragam, dan inovasi kemitraan nasional dan global untuk melindungi keahlian dan sumber daya tambahan yang dimiliki.
Tabel 3. Daftar yang Menunjukkan Penerapan TIK di Negara Berkembang dan Organisasi Internasional yang Terlibat di Asia-Pasifik* Sektor Penerapan Organisasi ADB, CGIAR, DFID, ESCAP, FAO, IDRC, IFAD, ITU, SOPAC, UNDP, WFP, Kelompok Bank Dunia
• •
Telecentre Informasi harga dan cuaca bagi petani Mata pencaharian yang berkelanjutan Peningkatan pendapatan
Pendidikan
• • • •
Pendidikan jarak jauh Pelatihan Guru Pembangunan Kapabiitas Sumber Daya Manusia TIK
ADB, APCICT, ASEAN, COL, DFID, ESCAP, IDRC, SOPAC, UNDP, UNESCO, UNICEF, Kelompok Bank Dunia
Kesehatan
• •
ADB, DFID, IDRC, SOPAC, UNAIDS, UNDP, UNICEF, WHO, Kelompok Bank Dunia
•
Telemedicine Publikasi digital dan rujukan dalam jaringan Pendidikan Medis Lanjutan
Ekonomi dan Bisnis
• • •
e-Banking Perdagangan internasional Globalisasi
ADB, ESCAP, OECD, SOPAC, UNCTAD, UNTPDC, WIPO, WTO
Media, Kebudayaan, Pariwisata
• • • •
Ruang berita digital Budaya dan produk kebudayaan Teknologi pengarsipan Bentuk media baru
ABU, AIBD, SOPAC, UNESCO, Organisasi Kepariwisataan Dunia
Lingkungan
• • • •
Pemetaan GIS Jaringan antar aktivis lingkungan Perlindungan Lingkungan Perubahan Iklim
ADB, CEC, EEA, ESCAP, IPCC, SOPAC, UNDP, UNEP, Kelompok Bank Dunia
Tata Kelola
•
Pertanian dan mata Pencaharian
dan
• •
• •
Layanan dalam jaringan bagi masyarakat Akuntabilitas Sosial Pembangunan NGO
ADB, ESCAP, SOPAC, UNDP, Kelompok Bank Dunia
Pembangunan Kota
• • •
Perencanaan Kota Pengantaran layanan Telecentre kota
ADB, ESCAP, UN-HABITAT, UNDP, Kelompok Bank Dunia
Pembangunan Daerah
• • •
Jaringan masyarakat daerah Pariwisata daerah Pelayanan Kesehatan
CGIAR, ESCAP, FAO, IDRC, IFAD, ITU, SOPAC, UNDP, Kelompok Bank Dunia
*Semua organisasi memiliki fokus yang kuat terhadap isu yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan gender Kredit: Usha Rani Vyasulu Reddi, Juni 2011.
51
52
44
Penilaian WSIS, http://www.itu.int/wsis/stocktaking/help-action-lines.html. Lihat daftar organisasi
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
United Nations Children’s Fund (UNICEF) telah aktif sebagai pengguna TIK untuk menjalankan kewajiban memenuhi kebutuhan anak dan wanita di negara berkembang. UNICEF memiliki sejarah penggunaan TIK yang panjang, bekerja dengan media seperti TV dan film dalam Inisiatif Komunikasi Meena yang memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi.53 UNESCO54 adalah pemain aktif dalam bidang TIKP dengan mendukung kegiatan yang didesain untuk memberdayakan masyarakat sehingga mereka dapat mengakses dan berkontribusi pada arus informasi dan pengetahuan dalam inisiatif Biro Masyarakat Pengetahuan dan Program Internasional untuk Pembangunan Komunikasi yang dimilikinya. 55 Area kerja tematik ini dapat meliputi akses terhadap informasi, pengembangan kapasitas, pengembangan konten, kebebasan berekspresi, dan kebebasan media. Pada Biro Regional Asia-Pasifik untuk Pendidikan, UNESCO mengelola Program Pendidikan TIK yang berfokus pada aspek TIKP, termasuk memanfaatkan potensi TIK dalam mencapai pendidikan berkualitas untuk semua kalangan dan menyelesaikan masalah kesenjangan digital. Proyek ini meliputi “Menjembatani Kesenjangan Digital Dalam Negeri dalam Pendidikan: Meningkatkan Pendidikan di Cina Barat melalui inovasi penggunaan TIK” dan “Menetapkan Penggunaan TIK yang Efektif untuk Pendidikan bagi Semua Kalangan di Kamboja”.56 ITU merintis Laporan Pembangunan Telekomunikasi/TIK Dunia dan secara aktif terikat dalam pelatihan penilaian WSIS. Laporan Pembangunan Telekomunikasi/TIK Dunia 2010 fokus pada pengawasan target WSIS.57 Bersama dengan daerah-daerah di Asia-Pasifik, Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) terlibat secara luas melalui Bagian TIK dan Pembangunan 58 dalam membantu anggota ESCAP dan anggota asosiasi memenuhi tantangan ekonomi dan sosial yang dihasilkan oleh bencana alam dan risiko terkait lainnya melalui mekanisme kooperatif regional, pengembangan kapasitas, berbagi pengetahuan, konektivitas yang lebih baik, dan peningkatan akses TIK. Kegiatan bagian dari TIK dan Pembangunan ini dikelola berdasarkan tiga pilar dasar, yaitu konektivitas ekonomi, konektivitas sosial, dan TIK untuk mengurangi risiko bencana. Mengikuti WSIS, ESCAP kemudian mendirikan Pusat Pelatihan Asia-Pasifik untuk Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembangunan atau Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication Technology for Development (APCICT)59 yang memiliki misi untuk memperkuat usaha negara anggota ESCAP untuk menggunakan TIK dalam pembangunan sosial ekonomi mereka melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan institusi. Untuk memenuhi objektif ini, kegiatan yang dilakukan APCICT fokus pada tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu pelatihan, penelitian, dan layanan penasihat. Kesemuanya membentuk sebuah pendekatan yang terintegrasi untuk pengembangan kapasitas sumber daya manusia TIK. Ada banyak organisasi internasional yang bekerja di bidang TIKP. Beberapa organisasi pendanaan dan dermawan seperti Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB); Commonwealth of Learning (COL)60 memberikan bantuan teknis, sedangkan organisasi lain mendukung penelitian baris depan dalam disiplin yang tergabung seperti Pusat Penelitian Pembangunan Internasional Kanada atau Canada’s International Development Research Centre (IDRC).61
53
UNICEFmengembangkan Inisiatif Komunikasi Meena sebagai proyek media masa yang bertujuan mengubah persepsi dan perilaku yang menghambat kelangsungan hidup, perlindungan, dan pembangunan wanita di Asia Selatan.Lihat: http://www.unicef.org/rosa/ media_2479.htm.
54
UNESCO, “UNESCO’s activities in communication ID=1645&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html.
and
information
by
themes”,
http://portal.unesco.org/ci/en/ev.php-URL_
55
UNESCO, “International Programme for the Development of Communication”, http://www.unesco.org/new/en/communication- andinformation/intergovernmental-programmes/ipdc/.
56 57 58 59 60
61
UNESCO Bangkok, “ICTin Education”, http://www.unescobkk.org/education/ict/. Laporan dapat diunduh di: http://www.itu.int/ITU-D/ict/publications/wtdr_10/index.html. ESCAP, “ICTand Development Section”, http://www.unescap.org/idd/ids.asp. APCICT, “About Us”, http://www.unapcict.org/aboutus. Commonwealth of Learning, http://www.col.org. International Development Research Centre, http://publicwebsite.idrc.ca/EN/Pages/default.aspx.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
45
Poin Penting • Penggunaan TIK untuk mencapai tujuan yang ditanamkan dalam delapan tujuan TPM, telah disetujui oleh pemerintah dalam kerjasama dengan sektor swasta, memunculkan manfaat dari teknologi baru, khususnya teknologi komunikasi dan informasi. • TIK dapat digunakan untuk meningkatkan kesetaraan pelayanan bagi masyarakat, memfasilitasi proses perencanaan yang kompleks dan koordinasi lintas sektor, serta berbagi informasi, memperluas jangkauan, dan pengawasan usaha kunci. • Keterlibatan organisasi internasional secara aktif dalam penggunaan TIK untuk pembangunan kini disebut dengan TIKP. TIKP dimulai dengan pembentukan Satuan Tugas TIK oleh PBB yang kemudian menjadi Aliansi Global untuk TIK dan Pembangunan PBB. • Dalam menjalankan rencana aksi untuk menggunakan TIK dalam pembangunan, dua konferensi utama yaitu WSIS I dan II diadakan pada tahun 2003 dan 2005. • Setelah WSIS II pada tahun 2005, kebanyakan organisasi internasional terikat dengan TIK untuk pembangunan dengan kewajiban area operasi masing-masing.
Rangkuman Sebagai rangkuman, terdapat komitmen yang kuat antara semua pemangku kepentingan, baik nasional maupun internasional, dan kegiatan yang intens dalam menggunakan TIK untuk pembangunan. Miliaran dolar dihabiskan setiap tahun untuk menggali dan mengaplikasikan manfaat bidang ini. Komitmen tersebut merupakan wujud nyata dari berbagai kesepakatan internasional, termasuk TPM, diikuti oleh pertemuan WSIS di Geneva dan Tunisia, masing-masing pada tahun 2003 dan 2005. Pemerintah kini lebih tekun dalam menggali teknologi terbaru untuk memperluas dan meningkatkan kualitas aktivitas pembangunan. Sebagai hasilnya, kini terdapat sejumlah aktivitas berbasis TIK di seluruh dunia secara sektoral dan berbasis pada agenda kegiatan WSIS. Aktivitas-aktivitas tersebut termasuk kegiatan kebijakan, pembangunan kapasitas manusia, pembangunan infrastruktur, dan layanan masyarakat.
46
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Kasus 2. Menghubungkan Nangi Nangi adalah sebuah desa pegunungan dengan 800 penduduk di bukit tengah Nepal Barat pada ketinggian 7300 kaki di atas permukaan laut dekat bentangan Annapurna dan Dhaulagiri Himalaya. Pendakian menuju Nangi menghabiskan waktu enam hingga sembilan jam dari kota besar terdekat, Beni, itu sudah termasuk pendakian melewati bukit-bukit, pedesaan dan hutan. Nangi tidak memiliki pabrik industri. Semua penduduknya adalah petani dengan pembajak kayu, sekop, kapak, sabit, pengukit, dan palu metal. Tidak ada mesin otomatis yang tersedia. Tenaga sapi dan keledai, bukan traktor, digunakan untuk membajak sawah. Penduduknya terbiasa membawa beban di punggung, sebagaimana telah dilakukan selama berabad-abad. Hidup di Nangi sangatlah sulit.
Gambar 6. Sekolah menengah Himanchal, desa Nangi
Sumber: Yayasan Pendidikan Himanchal, http://www.himanchal.org.
Dipimpin oleh Mahabir Pun, seorang guru di sebuah desa, sekitar 10 tahun yang lalu, Nangi memulai usaha panjang untuk merasakan manfaat Internet. Awalnya komputer dibuat dengan kotak kayu menggunakan tenaga baterai kecil yang dikembangkan dan dihubungkan dengan jaringan WiFi yang menghubungkan empat desa lain dan Internet hub di Pokhara, sebuah kota besar sekitar 22 mil jauhnya dari stasiun pemancar terdekat. Lusinan akses poin dihubungkan ke penyedia layanan Internet (ISP) di Pokhara melalui dial-up menggunakan peralatan yang disuplai dengan harga sangat murah. Sebelas tahun belakangan ini, Pun dan para penduduk desa membangun sekolah menengah (dengan perpustakaan), kebun, klinik kesehatan dengan telemedicine yang terhubung ke Pokhara, fasilitas tukang kayu, pelatihan pembuatan kertas dan mesin jahit, tempat berkemah, tambak ikan, dan peternakan keledai. Selain itu juga dibangun laboratorium komputer berupa sebuah peralatan campuran yang didonasi dari berbagai sumber dengan penggunaan beberapa perangkat lunak berbayar dan sisanya tidak berbayar, dan hal ini sangat menghemat pengeluaran. Kini Mahabir Pun bekerja dengan Bursa Pembelajaran Terbuka, sebuah NGO untuk mengembangkan konten pendidikan edukasional menggunakan aplikasi berbasis sumber terbuka yang mengikuti kurikulum pemerintah untuk pelajar. Ketersediaan tautan dengan dunia luar telah membuat Nangi memiliki sistem telemedicine dasar, berinteraksi dengan penduduk desa lain, meningkatkan pertanian, dan mengajarkan anak-anak menggunakan komputer. Banyak proyek pembangunan, bahkan di negara miskin, yang mencoba menggunakan peralatan terbaru atau tersulit dengan harapan akan membantu proyek tersebut mengalami loncatan kemajuan. Namun di Nangi tidak demikian, Nangi tidak memiliki dana yang cukup ketika proyek nirkabel tahun 2002 dimulai. Karena itu, penekanan menggunakan peralatan sederhana, murah, dan bekas, dan memanfaatkannya secara maksimum telah sukses, sementara inisiatif yang didanai pemerintah tidak digunakan.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
47
Latihan Praktis Bukalah Website Yayasan Edukasi Himanchal (http://www.himanchal.org) dan ula s kembali se cara seksam a. Kemudian ja wab lah p ertan yaan berikut: 1.
2.
Apakah kunci tujuan pembangunan dan tujuan yang ingin dicapai dari proyek di Nepal ini? Buatlah daftar tujuannya dan urutkan sesuai prioritas. Bandingkan daftar yang Anda buat dengan teman sekelas Anda. Presentasikan secara singkat di depan kelas mengenai sudut pandang Anda dan teman Anda dalam membuat daftar tersebut. Bagaimanakan TIK digunakan untuk memenuhi tujuan pembangunan tersebut? Buatlah daftar penggunaan TIK dalam proyek tersebut beserta keuntungan dan keterbatasannya. Susun daftar tersebut dalam prioritas yang menunjukkan tingkat kepentingan dan masukkan daftar tersebut sebagai bahan presentasi pada pertanyaan nomor 1. Rangkum kaitan antara tujuan pembangunan dan TIK dalam proyek ini.
Uji Kemampuan 1. Kaitan antara tujuan pembangunan dan TIK: a. Terletak pada kekuatan untuk menyediakan informasi secara cepat dan akurat untuk proses pengambilan keputusan. b. Meningkatkan koordinasi proses perencanaan antar sektor yang berbeda c. Membantu tata kelola yang baik untuk hail pembangunan yang baik d. Semua benar 2. Peringkat ekonomi digital yang menggantikan indeks e-Readiness sebelumnya: a. Membandingkan perluasan pengembangan keterampilan TIK dalam suatu negara b. Membandingkan kualitas penggunaan TIK untuk aktivitas sosial dan ekonomi suatu negara c. Peringk at negara berd asarkan produk ilm iah yang diha silkan d. Peringkat negara berdasarkan teledensitasnya 3. Perbedaan antara “ekonomi pengetahuan” dan “ekonomi masyarakat”: a. Perbedaan antara “barang dan jasa” dalam TIK dan “kapasitas penggunaan TIK” b. Akses terhadap informasi dan pengetahuan bagi masyarakat miskin c. Mem perkecil k esenjan gan dig ita l d. Kemampuan suatu negara untuk membangun operasi back office bagi negara berkembang 4. Manakah di antara jawaban berikut yang merupakan cara terbaik untuk memperkecil kesenjangan digital? a. Dengan membangun Infrastruktur TI b. Menyediakan akses yang universal c. Mem perbaiki si stem ekonomi, pendid ikan, dan telek omunikasi d. Ketiga tiga alternatif tersebut semuanya penting 5. Manakah di antara jawaban berikut yang bukan merupakan organisasi yang bekerja dalam TIKP di Asia-Pasifik? a. ADB b. ESCAP c. UNESCO d. ECLAC
48
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Referensi dan Bacaan Lebih Lanjut Economic Intelligence Unit. Digital Economy Rankings 2010: Beyond e-Readiness. The Economist, 2010. http://graphics.eiu.com/upload/EIU_Digital_economy_rankings_2010_FINAL_ WEB.pdf. Eisenstadt, Samuel N. Tradition, Change, and Modernity. New York: John Wiley & Sons,1973. Hagen, Everett. On the Theory of Social Change. Homewood, Illinois: Dorsey Press, 1962. Haq, Mahbub ul. Reflections in Human Development. Oxford University Press, 1995. Heeks, Richard. ICT4D 2.0: The Next Phase of Applying ICT for International Development. Computer. IEEE Computer Society, 2008. http://research.microsoft.com/en-us/um/people/ cutrell/ heeks-ICTD%20two-pointzero.pdf. Huntington, Samuel P. Political Orderin Changing Societies. The Henry L. Stimson Lectures Series. New Haven: Yale University Press, 1968. Lerner, David. The Passing of Traditional Society: Modernizing the Middle East. New York: The Free Press, 1958. Madon, Shirin. e-Governance for Development. London: Palmgrove Macmillan, 2009. Melkote, SrinivasR., dan H. Leslie Steeves.Communication for Development in the Third World. Sage Publications, 2008. Mowlana, Hamid, dan Laurie J. Wilson. Communication Technology and Development. Paris: UNESCO, 1988. Peet, Richard, dan Elaine Hartwick. Theories of Development: Contentions, Arguments, Alternatives. London: Guildford Press, 2009. Roberts, J. Timmons, dan Amy B. Hite, eds. The Globalization and Development Reader: Perspectives on Development and Global Change. John Wiley Publishers, 2007. Rogers, Everett. Modernization Among Peasants. New York: Holt, Rinehart, and Winston, 1969. Schramm, Wilbur. Mass Media and National Development. Stanford: Stanford University Press,1964. Sen, Amartya. Development as Freedom. New York: Alfred A. Knopf, 1999. Servaes, Jan, ed. Communication for Development and Social Change. Sage Publications, 2008. Singh, Rajnesh. Module 4: ICT Trends for Government Leaders. 2nd edition. Academy of ICT Essentials for Government Leaders module series. Incheon: UN-APCICT/ESCAP, 2011. http://www.unapcict.org/academy/. UNDP. Human Development Report 2010–20th Anniversary Edition: The Real Wealth of Nations–Pathways to Human Development. New York: 2010. http://hdr.undp.org/en/reports/ global/hdr2010/chapters/en/. Online orientation to the human development process is available free to use and learn from di http://hdr.undp.org/external/flash/hd_journey/en/. UNESCO. Toward Knowledge Societies. Paris: 2005. http://unesdoc.unesco.org/images/0014/001418/141843e.pdf. Unwin, Tim. ICTD Information and Communication Technologies for Development. Cambridge University Press, 2009. Lihat blog Tim Unwin’s di http://unwin.wordpress.com/. World Bank. Information and Communications for Development 2009: Extending Reach and Increasing Impact. Washington, D.C.: 2009. http://go.worldbank.org/NATLOH7HV0.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
49
50
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
BAB 2. TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK PEMBANGUNAN 2.1 TIK dalam Kehidupan Konvergensi praktik pembangunan dan penggunaan TIK untuk pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif merupakan salah satu displin yang baru muncul dalam TIKP. Bidang ini muncul sebagai disiplin selama 25 tahun pertama di abad ke-21 yang merupakan disiplin ilmu yang masih sangat muda yang menarik beberapa disiplin ilmu dasar yang mengarah pada interdisipliner dan kompleksitas jika dibandingkan dengan bidang pengetahuan lainnya.
Kotak 5. Bagaimana TIK Mengubah Hidup Kita Bayangkan kejadian berikut: Sebuah gambar digital yang diambil di Bangladesh menggunakan kamera telepon genggam dikirim ke laptop. Dengan menggunakan Internet, gambar tersebut kemudian dikirimkan ke seseorang di India melalui pos elektronik (e-mail) dan dikirimkan sebagai pesan multimedia ke seseorang di Brazil. Gambar tersebut kemudian tersiar ke mesin pencarian, seperti Google. Di satu belahan dunia, gambar tersebut digunakan sebagai dokumen, di belahan dunia lain dimasukkan sebagai bagian dari pembuatan video, sementara di belahan dunia lain dimasukkan ke dalam CD dan kemudian dijual. Di Afrika Selatan, produksi tersebut dikirimkan ke Perusahaan Penyiaran dan disiarkan ke seluruh penjuru negara. Seseorang di Inggris merekam bagian dari produksi tersebut dan mengirimkannya ke teman yang sedang berpergian ke Aisa Pasifik melalui pos elektronik. Orang ini mengirimkannya ke seseorang di Zimbabwe yang kemudian memuatnya dalam website lokal. Seseorang di Kanada mengambil gambar tersebut dan memuatnya dalam majalah dan kemudian dituntut karena gambar tersebut melanggar hak cipta. Semua hal ini terjadi hanya dalam waktu 24 jam.62
Atau bayangkan kejadian berikut: Seorang dokter di daerah terpencil membutuhkan masukan dari seorang ahli medis untuk merawat pasien miskin yang mengidap komplikasi jantung setelah melahirkan tiga orang anak. Dokter tersebut tidak dapat mendiagnosa sang pasien sebagaimana mestinya karena kekurangan peralatan medis pada rumah sakit daerah yang ada. Dengan menggunakan jalur komunikasi yang cepat, melalui satelit yang mengubungkan fasilitas daerah dengan rumah sakit dengan keahlian khusus yang tinggi di kota, dokter pada lokasi yang jauh dapat mendiagnosa dan memberikan saran perawatan bagi sang pasien. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan beberapa dekade lalu.63 Dokter di kota, dengan bantuan teknologi, dapat juga memberikan pendidikan medis dari jarak jauh dan dalam beberapa tahun akan menghasilkan ahli medis di daerah tanpa harus meninggalkan tempat praktiknya.
Dua pengalaman yang dideskripsikan pada Kotak 5 mengilustrasikan kegembiraan dan perubahan potensial yang dibawa TIK dalam kehidupan individu. Kini, dengan telepon genggam yang tidak begitu mahal, kita bisa mendapatkan manfaat yang hampir serupa, seseorang tidak memerlukan perangkat mahal atau komputer yang canggih untuk mengakses Internet dengan kecepatan tinggi. Dan jika TIK dapat digunakan untuk komunikasi dan kenyamanan, tentu saja TIK dapat digunakan 62
David Walker, mantan Spesialis Pendidikan untuk Commonwealth of Learning, sebuah pidato tahun 2003, digunakan dengan izin dari penulis.
63
Penulis telah mengobservasi beberapa operasi inisiatif telemedicine di desaAndhra Pradesh dan tempat lain di India.Deskripsi ini menggabungkan beberapa observasi serupa.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
51
untuk mempercepat proses pembangunan.
2.2 Memahami TIK: Lingkup dan Definisi Apakah TIK dan apakah pemahaman terkini mengenai kapabilitasnya? TIK didefinisikan dengan berbagai cara dalam literatur pembangunan dan menjadi semakin membingungkan. Pada umumnya, TIK sering digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan komputer dan Internet. Namun, sering kali TIK diasosiasikan dengan teknologi berbasis komputer yang mahal dan mutakhir, dan terkadang melibatkan pembahasan mengenai teknologi seperti televisi dan radio. Definisi TIK sangat bervariasi secara luas, tergantung konteks dan kondisi yang digunakan. Sebuah definisi yang lebih komprehensif tersedia dalam TechTarget, 64 sebuah perusahaan media teknologi global yang melayanan kebutuhan khusus dari pasar TIK. TechTarget, yang menempatkan penekanan dari beberapa tipe teknologi berbeda mendeskripsikan TIK sebagai: Sebuah istilah yang meliputi aplikasi atau alat komunikasi apapun, termasuk: radio, televisi, telepon genggam, komputer dan perangkat keras maupun perangkat lunak jaringan, sistem satelit, dan segala layanan dan aplikasi lain yang berkaitan, seperti konferensi video dan pembelajaran jarak jauh. TIK sering disebut, dalam konteks tertentu, seperti TIK dalam pendidikan, layanan kesehatan, dan perpustakaan. Menurut Komisi Eropa, pentingnya TIK lebih terletak pada teknologi itu sendiri dari pada kemampuan untuk memberikan akses informasi dan komunikasi. Banyak negara dari seluruh dunia telah membentuk organisasi untuk mempromosikan TIK, karena dikhawatirkan bahwa selain daerah maju yang memiliki kesempatan untuk mengejar ketertinggalan, peningkatan kemajuan teknologi di negara maju hanya akan memperburuk kesenjangan ekonomi yang ada antara daerah yang memiliki dan tidak memiliki teknologi. Secara internasional, PBB telah aktif mempromosikan TIK untuk Pembangunan (TIKP) sebagai cara untuk menjembatani kesenjangan digital.65 Untuk tujuan pembahasan dan kejelasan, akan sangat bermanfaat untuk menerima definisi yang diberikan oleh UNDP pada tahun 2003 berikut: TIK pada dasarnya adalah alat untuk menangani informasi, yaitu sekumpulan barang, aplikasi, dan beragam layanan yang digunakan untuk memproduksi, menyimpan, memproses, mendistribusikan, dan bertukar informasi. Alat ini dapat berupa Layanan TIK yang terbilang tua seperti radio, televisi, dan telepon, ataupun Layanan TIK terbaru seperti komputer, satelit dan teknologi nirkabel, dan Internet. Alat yang berbeda-beda ini dapat bekerja sama dan bergabung membentuk “jaringan dunia”, sebuah infrastruktur massal dari layanan telepon yang saling terhubung, perangkat keras komputer terstandardisasi, Internet, radio, dan televisi yang menjangkau seluruh penjuru dunia.66 Secara tradisional, untuk membedakan istilah fitur tertentu (seperti teks-cetak, audio-radio, audiovisual-televisi) sangatlah mudah. Namun sejak tahun 1990, pembedaan tersebut menjadi semakin kabur seiring semakin konvergen dan menyatunya makna media diskrit menjadi suatu platform tunggal yang nyata. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, sistem analog tradisional (berbasis sinyal pada variansi kontinu dalam waktu dan amplitudo) telah memberikan cara bagi sistem digital yang mengubah sinyal ke dalam blok diskrit untuk memperkecil noise dan distorsi. Kini “digital” mengacu pada segala sistem yang bersifat digital elektronik, dan banyak sistem analog sebelumnya, seperti pita magnetik, telah berubah menjadi teknologi berbasis digital. Pada saat inilah sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa kini TIK merupakan bagian dari 64
TechTarget, http://www.techtarget.com.
65
Search CIO - Midmarket.com, “Definition: ICT (Information and communications technology - or technologies)”, TechTarget, http://searchcio-midmarket.techtarget.com/definition/ICT. 66
Kantor Evaluasi UNDP, Information Communications Technology for Development, UNDP Essentials: Synthesis of Lessons Learned (NewYork, 2001), p. 2
52
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
kehidupan kita sehari-hari. Evolusi dan penggunaan TIK semakin halus dan mendefinisi banyak sektor industri tradisional serta membawa dampak bagaimana industri dan sektornya dioperasikan dan dikelola. Mulai dari rentang sektor tradisional, seperti pertanian, TIK dapat membuat pengelolaan tanaman menjadi lebih mudah dengan membantu menganalisis dan memprediksi kondisi penanaman dan panen yang optimum. Teknologi untuk membantu menjalankan dan mengawasi proses industrial seperti sistem manajemen pabrik dan bangunan yang dapat mengontrol akses internal dan eksternal ruangan dan kantor, serta mengelola sistem pendingin/pemanas dan penerangan untuk menghemat energi, juga sudah tersedia. TIK digunakan di kendaraan bermotor modern untuk mengontrol efisiensi jalannya mesin kendaraan dan sistem bahan bakar, serta membantu pengendara kendaraan itu sendiri (misalnya melalui sensor parkir ataupun Global Positioning Systems). Semua sistem menggunakan TIK dalam bentuk dan fungsi yang berbeda untuk meningkatkan efisiensi, seperti menyampaikan informasi ke sistem lain dan pengguna untuk membantu pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat.
Gambar 7. Topologi TIK
Taksonomi TIK—Teknologi, Aplikasi, Layanan, dan Konten
Perangkat keras— peralatan, Radio/TV, Komputer, Modem, Konektivitas media Telekomunikasi – kabel, nirkabel, dan satelit
Perangkat Lunak -- berbayar -- sumber terbuka
PENGGUNA
Konten -- Eksternal -- Bahasa Lokal -- Produksi Lokal
Layanan -- G2G -- G2B -- G2C -- B2B -- B2C
Lingkungan pendukung--fisik --Sumber tenaga listrik --Bangunan: jalur telepon; telecentres; titik akses --Internet dan perangkat untuk mengakses Internet Lingkungan pendukung—kebijakan, hukum, dan peraturan finansial --Lisensi untuk operator telekom dan struktur tarif --Standard (operasi jaringan, switching, transmisi, bahasa) --Lisensi untuk media dan penyiar --Peraturan persaingan Kredit: Usha Rani Vyasulu Reddi, 2011.
TIK secara lebih mendalam dapat dibuka sebagai teknologi, aplikasi, layanan dan konten. Pengembangan komputer dan telepon genggam yang menjalankan berbagai aplikasi, pembangunan menara nirkabel, peletakan lebih banyak kabel serat optik, dan penanaman sensor pintar, serta berbagai teknologi lain yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari seperti mobil, kulkas, juga merupakan bentuk infrastruktur TIK dan harus dipandang sebagai bagian dari teknologi. Pengembangan aplikasi perangkat lunak, baik dalam bahasa inggris maupun bahasa lokal, baik berbayar maupun bersumber terbuka,67 terdiri dari aplikasi dan alat yang disediakan melalui teknolgi 67
Ada banyak definisi mengenai Open Source Software (Perangkat Lunak dengan Kode Sumber Terbuka). Pada dasarnya, open source mengacu pada aplikasi komputer yang didistribusikan dibawah izin yang memungkinkan kode aplikasi tersebut dapat dibagi, dilihat, dan imodfikasi oleh pengguna atau organisasi lain. Untuk definisi lebih lanjut lihat:
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
53
atau dari aplikasi, baik untuk bisnis ataupun pemerintahan. Dalam bentuk apapun, substansi dari layanan tersebut dapat tersedia atau disediakan oleh TIK sebagai media pembawa. Agar pengguna dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya, harus ada kaitan antara setiap layanan dengan taksonomi elemen masyarakat. Untuk dapat berfungsi secara maksimal, TIK membutuhkan dukungan lingkungan fisik, kebijakan, hukum, peratuan, dan keuangan. Sistem TIK membutuhkan kestabilan listrik, kabel, solusi nirkabel agar dapat berfungsi, dan bangunan untuk peletakannya. Sumber daya teknis yang memadai seperti sistem tersebut juga butuh untuk dibangun, diimplementasikan, dioperasikan dan dikelola. Lingkungan lain yang mendukung fungsi TIK antara lain hukum dan implementasi norma-norma sebagai lisensi, proses dan aturan kompetisi, mekanisme pembagian hasil, dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Gambar 7 mendeskripsikan TIK dalam istilah karakteristik yang secara empiris dapat diobservasi dan diukur.
2.3 Membongkar Teknologi Setiap orang dengan telepon genggam atau komputer personal memiliki kemampuan untuk mengakses dunia informasi. Hal ini dapat dilakukan melalui teknologi jaringan, aplikasi, layanan, dan konten yang mulus yang saling terhubung melalui celah teknologi telekomunikasi. Banyak pengguna yang tidak peduli bagaimana sebuah sistem bekerja, mereka hanya peduli bagaimana teknologi memberikan apa yang mereka inginkan. Oleh karena itu sangat penting, baik bagi pelajar maupun bagi pengembang penyedia layanan, untuk berkenalan dengan berbagai teknologi dan istilah agar dapat memahami kondisi dan konteks dari aplikasi dan efektivitasnya. Bagian ini mengeksplorasi pemahaman umum tentang berbagai istilah yang digunakan pada Gambar 7. Pada dasarnya, aplikasi dan perangkat TIK digunakan untuk memproduksi, menyimpan, dan membagi informasi dan pengetahuan. Aplikasi dan perangkat ini terdiri dari perangkat keras dan aplikasi perangkat lunak yang menjalankan perangkat keras dan juga konten. Secara bersama, aplikasi dan perangkat ini memungkinkan tersedianya layanan kepada pengguna melalui konektivitas media. Sebagai pendukung keseluruhan proses, perlu adanya lingkungan pendukung berupa kerangka fisik, kebijakan, hukum dan peraturan, dan keuangan. Berikut adalah penjelasan detail dari masing-masing istilah tersebut. Perangkat Keras Perangkat Keras dapat diklasifikasikan ke dalam: • • •
Perangkat untuk menangkap informasi. Contoh: kamera, keyboard, mikrofon dan perekam, dan pemindai. Perangkat penyimpanan informasi. Contoh: server, harddisk, dan perangkat penyimpanan eksternal, seperti pita film, CD, DVD, memory stick, dan memory card. Perangkat untuk berbagi informasi. Contoh: radio, TV, telepon genggam maupun tetap, perangkat genggam, seperti e-book reader, dan komputer, termasuk laptop dan tablet.
Komputer dan telepon genggam dengan kemampuan untuk menangkap, menyimpan, dan berbagi informasi merupakan perangkat keras yang sangat kuat. Perangkat Lunak Untuk menjalankan dan menggunakan perangkat keras, dibutuhkan aplikasi perangkat lunak. Perangkat lunak ini dapat berupa sistem operasi ataupun aplikasi. Hak milik perangkat lunak bisa berupa berkode sumber terbuka (open source). Hak milik perangkat lunak adalah izin perangkat lunak komputer dibawah hak hukum khusus pemegang hak cipta. Izin tersebut adalah hak yang diberikan untuk menggunakan perangkat lunak tersebut dengan kondisi tertentu, namun terlarang untuk penggunaan lain seperti modifikasi, distribusi bebas, maupun percobaan pembalikan fungsi. Di sisi lain, Perangkat Lunak Bebas dan Sumber Terbuka (PLBST) mengacu pada perangkat lunak http://www.google.co.in/#hl=en&q=Open+source+software&tbs=dfn:1&tbo=u&sa=X&ei=qq_dTaGlC4i8vwPRtcW_BQ&ved=0CBgQkQ4&fp=2f 48aba968b63bb2&biw=1280&bih=586 (diakses 26 Mei 2011).
54
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
komputer yang tersedia dalam bentuk kode sumber, dimana kode sumber dan hak tertentu lainnya dipegang oleh pemilik hak cipta dibawah lisensi perangkat lunak yang mengizinkan pengguna untuk mempelajari mengubah, dan memperbaiki perangkat lunak tersebut. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah perangkat lunak bebas mengacu pada kebebasan terkait dengan perangkat lunak tersebut (bebas untuk menjalankan, menyebarkan, mempelajari, memperbaiki, mengadaptasi, dan mengeluarkan edisi perbaikannya), bukan pada harga. Bagaimanapun, meskipun kode sumber tersedia secara bebas untuk digunakan dan disebarkan, PLBST biasanya dapat diperoleh tanpa biaya atau dengan biaya yang sangat kecil. Ini merupakan keuntungan yang membebaskan penggunaan anggaran jika dibandingkan dengan menggunakan sementara perangkat lunak dengan lisensi mahal dan perbaikan yang diperlukan di dalamnya. Setiap vendor perangkat lunak memiliki tanggungjawab kecil untuk melokalisasi atau mengkonfigurasi perangkat lunak yang di jual ke pasar dengan bahasa tertentu, termasuk untuk aplikasi PLBST. Aplikasi ini dapat dikostumisasi sesuai dengan kondisi para penggunanya, seperti menampilkan kumpulan karakter dengan huruf tertentu atau, mungkin, menyediakan pengalaman pengguna yang lebih baik melalui modifikasi antar muka aplikasi. Lokalisasi dapat lebih mudah dilakukan dengan menggunakan templat dan dihubungkan ke perangkat lunak tanpa mengganggu kode pokok perangkat lunak.68 •
Sistem Operasi (SO): Ketika perangkat komputer dinyalakan, perangkat ini memulai sistem operasi untuk mengontrol mesin. Sebuah sistem operasi adalah sekumpulan program yang membantu mengontrol dan mengelola sumber daya perangkat keras dan perangkat lunak sistem komputer dan perangkat lainnya. Sistem operasi dapat memiliki hak cipta dimana perusahaan yang mendesain, mengembangkan, dan memasarkannya dengan sistem mereka sendiri. Windows dan Mac adalah beberapa contoh diantaranya. Sistem operasi juga dapat berupa perangkat lunak tidak berbayar dan bersumber terbuka, seperti Linux.
•
Perangkat Lunak Aplikasi: Perangkat lunak aplikasi biasa dikenal dengan aplikasi atau “app”. Program perangkat lunak komputer ini didesain untuk membantu pengguna menjalankan suatu tugas atau beberapa tugas tertentu. Aplikasi-aplikasi untuk komputer pada umumnya tergabung dengan beberapa aplikasi lainnya. Contoh perangkat lunak aplikasi yang berbayar antar lain: Microsoft Office, iWork, aplikasi enterprise, aplikasi akuntansi, paket aplikasi kantor, aplikasi desain grafis, dan media player. Contoh dari PLBST antara lain: Open Office, dan Firefox.
Konten Kamus mendefinisikan konten sebagai materi pokok, informasi substantif atau materi kreatif yang terkandung dalam media, baik buku, koran, alat perekam, atau lainnya sebagai pembeda dari media itu sendiri. Media sebagai alat untuk berbagi informasi dan bagaimana informasi tersebut dikemas sangatlah beragam, namun konten tetap menjadi substansi yang bertolak belakang dengan cara penyampaiannya. Media tanpa konten sama saja seperti gelas kosong. Konten dapat didefiisikan sebagai: • • • • • •
Teks – Materi tertulis Audio – data suara, materi yang direkam Video – visual, rekaman TV yang bergerak Film – visual, rekaman film yang bergerak Grafis – grafik, bagan, tabel, foto Animasi – objek animasi yang bergerak
Konten dapat didefiniskan sebagai materi dalam bentuk naratif, wawancara, dramatisasi, dan/atau bentuk lainnya. Sebagai tambahan, pesan interaksi dari pembuat dan pengguna juga dapat termasuk di dalamnya. Konten merupakan elemen penting dari kegiatan dalam TIKP. Konten dapat dikembangkan dan digunakan secara global, nasional, regional, atau bahkan lokal. Konten juga dapat berupa materi yang yang diperoleh dari sumber lain. Konten dapat saja diproduksi oleh agensi tunggal atau diprodukasi secara massal melalui Internet, dan juga diproduksi oleh banyak orang untuk kelompok kecil. Konten dapat berupa materi dalam bahasa Inggris, atau bahasa nasional dan lokal lainnya, yang diproduksi secara individu untuk distribusikan secara luas, seperti blog atau sistus jejaring sosial.
68
Rajnesh Singh, Modul 4: ICT Trends for Government Leaders, 2nd edition, serial modul Academy of ICT Essentials for Government Leaders (Incheon, UN-APCICT/ESCAP, 2011), http://www.unapcict.org/academy/.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
55
Layanan Konten dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan layanan. Secara luas, layanan dapat dikategorikan dalam informasi, edukasi, dan hiburan. Dalam konteks TIKP, konsentrasinya adalah informasi dan pendidikan dengan sedikit hiburan. Beragam jneis layanan dapat disediakan melalui penggunaan TIK sebagai berikut: •
Government-to-Government (G2G) – Dimana TIK digunakan dalam sistem tertutup untuk menghubungkan seluruh kantor pemerintah agar dapat menjalankan fungsinya dengan lancar, cepat, dan efektif.
•
Government-to-Business (G2B) – Ketika persentase subtansial aktivitas pemerintah, seperti kegiatan dan layanan publik, dilakukan oleh perusahaan swasta, penggunaan TIK untuk kegiatan G2B sangat membantu dalam meningkatkan layanan jasa, efisiensi biaya, dan menghemat pengeluaran publik. Penggunaan TIK dalam penyediaan layanan G2B dipercaya dapat mengurangi tingkat korupsi.
•
Government-to-Citizen (G2C) – Interaksi terbesar pemerintah adalah dengan warga negara, dimana pemerintah menyediakan layanan sebagai perwujudan pajak yang dipungut dari warga negara. G2C meliputi penyebaran informasi kepada publik, pelayanan dasar untuk publik, seperti perpanjangan lisensi, penyediaan akte kelahiran atau surat nikah, dan pengisian pajak pendapatan, juga bantuan untuk layanan dasar, seperti pendidikan, layanan kesehatan, informasi rumah sakit, dan perpustakaan.
•
Business-to-Business (B2B) – Dikenal juga sebagai e-biz ketika dilakukan melalui Internet. B2B adalah pertukaran barang dan jasa atau informasi antar bisnis, bukan antara bisnis dengan konsumen.
•
Business-to-Citizen (B2C) – Bisnis dengan bentuk B2C akan menyediakan barang dan jasa langsung ke konsumen.
•
Citizen-to-Citizen (C2C) – Ketika salah satu atau kelompok warga negara menggunakan TIK, baik dengan telepon genggam atau Internet, untuk berkomunikasi satu sama lain untuk suatu urusan tertentu atau berbagi informasi mengenai isu atau permasalahan umum.
Layanan tersebut umumnya memanfaatkan teknologi Internet atau teknologi bergerak lainnya. Konektivitas Media Kekuatan dan kapasitas TIK muncul dari menghubungkan beberapa bagian berbeda dalam satu jaringan yang konvergen dan mulus. Semua penghubung jaringan telekomunikasi, yang meliputi telepon tetap, pemancar, jaringan nirkabel, dan kabel serat optik, berperan dalam jelah jaringan. Di sisi pengguna, media konektivitas meliputi kabel, modem dan perute, yang tersambung ke komputer atau telepon genggam. Penggunaan Internet pada jaringan yang konvergen hanya menggunakan sebagian kecil dari sumber daya telekomunikasi yang tersedia di seluruh dunia. Terkadang, secara sederhana disebut dengan “net” atau jaringan, Internet adalah suatu sistem dunia luas untuk jaringan komputer, sebuah jaringan komputer dimana seorang pengguna bisa mendapatkan informasi dari komputer lain (dan terkadang berbicara langsung dengan pengguna dari komputer lain). Kini Internet adalah fasilitas yang umum, kooperatif, dan bertahan yang dapat diakses oleh lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia. Bagian dari Internet yang paling banyak digunakan adalah World Wide Web (sering disingkat dengan “WWW” atau disebut “Web”). Dengan menggunakan web melalui salah satu perambah yang tesedia, seseorang dapat mengakses jutaan halaman informasi dimanapun dia berada. Di satu sisi, telekomunikasi beroperasi dalam lingkungan dengan fisik dan infrastruktur, dan dengan kebijakan, hukum, dan peraturan di sisi lainnya. Tanpa masuk terlalu detil ke masing-masing lingkungan 69 tersebut, pemahaman dasar mengenai pentingnya lingkungan tersebut tetap sangat 69
Modul dari Academy of ICT Essentials for Government Leaders mengupas berbagai aspek dari lingkungan yang berbeda. Contohnya Modul 2 mengupas tentang kebijakan dan proses TIKP; Modul 3 mengupas tentang fokus terhadap aplikasi e-government; Modul 4 fokus pada tren TIK; Modul 5: Tata kelola Internet; Modul 6: aspek keamanan; Modul 7: pengelolaan proyek TIK; Modul 8: aspek keuangan dalam TIKP; Modul 9: penggunaan TIK dalam pengelolaan risiko bencana; dan Modul 10: TIK dan dan perubahan iklim. Semua modul tersedia
56
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
diperlukan. Penggunaan TIK dalam sistem sosial, khususnya di negara berkembang, butuh ditempatkan dalam konteks lingkungan pendukung, yaitu fisik dan politik sosial. Tanpa lingkungan tersebut, TIK tidak akan dapat berfungsi secara efektif. Lingkungan Pendukung: Fisik Penggunaan praktis yang mendasari pembangunan telekomunikasi dan komputasi saat ini sangat penting, namun berkaitan dengan aspek infrastruktur fisik. Terkadang disebut sebagai isu konektivitas “last mile”. Last mile adalah penghubung terakhir yang menyediakan konektivitas ke konsumen. Hal ini dapat berarti sambungan kabel sederhana dari komputer ke telepon terdekat, dan dapat juga berarti menghubungkan menara telekomunikasi terdekat melalui kabel, untuk jarak lebih dari satu kilometer. Atau bisa juga berarti menyediakan menara nirkabel dengan sinyal yang menjangkau pedesaan. Last mile untuk penyedia layanan telekomunikasi sering menjadi penghubung utama yang harus dihubungi pengguna melalui telepon tetap atau telepon genggam, dan hal ini tidak berfungsi jika tidak ada konektivitas. Tanpa konektivitas dasar, tidak akan ada akses ke Internet. Tenaga listrik stabil atau sumber daya energi alternatif merupakan hal yang penting bagi TIK. Keterbatasan fisik dan topografi akan terus menghambat garis jangkauan, terutama di wilayah pegunungan, dan menimbulkan masalah kekuatan sinyal dalam komunikasi nirkabel. Beberapa satelit sangat sensitif terhadap badai dan hujan tropis, dan komputer di iklim panas harus didesain sedemikian rupa agar tetap bisa bertahan. Peletakan kabel serat optik sangatlah mahal, seperti mahalnya penggantian peralatan yang sudah ketinggalan jaman. Permasalahan serupa muncul dalam pengaksesan poin, seperti bangunan, biro telepon dan telecentre, dan perangkat lain seperti modem dan perute. Semua kondisi fisik ini dapat menghambat praktik penggunaan TIK dalam pembangunan. Oleh karena itu, untuk instalasi menara pemancar, kabel serat optik, dan infrastruktur teknologi nirkabel sejenisnya, harus diperhatikan bahwa tenaga listrik tersedia, titik akses dan terminal tanah untuk komunikasi telepon, komputer, modem, dan ruter juga tersedia. Selain pembangunan infrastruktur, pemeliharaan dan peningkatan teknologi juga merupakan isu utama di negara berkembang, disamping pembangunan, pengoperasian, dan perbaikan kapasitas teknis teknologi. Menyadari bahwa terdapat faktor lain selain faktor fisik, yaitu sosial-politik, hukum dan keuangan yang mentukan konteks dimana TIK akan digunakan merupakan suatu hal yang sangat penting. Faktor-faktor ini dibutuhkan untuk menjalankan perluasan, menentukan langkah, dan penyebaran dimana TIK akan berpengaruh, yaitu dimana teknologi akan digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan dan dimana masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi dan sosial dari TIK. Lingkungan Pendukung: Regulasi dan Sosial Pemerintah memiliki kebijakan, hukum, dan peraturan yang menata sektor masyarakat yang berbeda. Sebuah kebijakan dapat didefinisikan sebagai sebagai prinsip yang mengarahkan, prosedur untuk melakukan tindakan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi dan menentukan keputusan dan tindakan yang dipertimbangkan untuk menjadi ketertarikan utama dalam masyarakat luas. Meskipun sangat sulit untuk mengantisipasi dan merencanakan teknologi baru, pemerintah tetap harus mengembangkan kebijakan dan prosedur setelah teknologi diterapkan dalam masyarakat. Meskipun demikian, pemerintah melakukan pengembangan kebijakan dan prosedur dimana teknologi diperkenalkan, diimplementasikan, dan diatur. Sebagai contohnya kita ambil analogi sektor penerbangan. Jika tidak ada kebijakan dan prosedur yang menata bagaimana maskapai penerbangan dikelola, dan jika tidak ada peraturan yang mengelola sektor penting ini, akan timbul kekacauan dalam lalu lintas dan transportasi udara. Begitu juga dengan TIK Pemerintah di seluruh dunia meningkatkan fokus terhadap pemahaman dan pengelolaan TIK sebagai sumber daya utama ekonomi dan sosial. Keputusan mengenai cara pemanfaatan TIK untuk tujuan pembangunan menjadi bagian dari kebijakan TIK ini. Secara khusus, hukum dan peraturan dimana sektor ini dikelola menjadi bagian dari lingkungan TIK yang akan tumbuh, beroperasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, operasi TIK dalam kebijakan, peraturan, dan prosedur yang menata sektor ini, sama pentingnya dengan kebijakan penerbangan yang menata peraturan dan pada: http://www.unapcict.org/academy.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
57
prosedur penerbangan. Pertumbuhan TIK dalam pasar bebas dibedakan dari perencanaan ekonomi, tidak hanya dari sisi hukum dan peraturan, namun juga cara alokasi keuangan, alokasi spektrum (karena telekomunikasi bergantung pada spektrum nirkabel), dan biaya layanan kepada konsumen. Dan secara khusus, tanpa kebijakan TIKP yang jelas, akan sangat sulit untuk memprioritaskan dan mempromosikan penggunaan TIK dalam mencapai tujuan pembangunan. Tanpa kebijakan dan kerangka tata kelola, pemerintah tidak dapat mengukur dan membandingkan kemajuan mereka dengan negara lain.70
Kotak 6. Revolusi TIK di India dan Peran Kerangka Kebijakan Pengalaman seperti yang terjadi di India memberikan contoh pentingnya fokus pada kebijakan dan legislasi di bidang TI dapat membantu mengubah suatu negara. Industri TI mengalami perkembangan pesat sementara pada tahun 1994 ketika Perdana Menteri Rajiv Gandhi menyatakan telekomunikasi dan TI sebagai sektor inti bersama dengan industri tradisional seperti pembangkit listrik, baja, minyak, dan otomobil. Dalam beberapa tahun kemudan didirikanlah Pusat TIK dan Pengembangan Teknologi Perangkat Lunak Nasional atau National Informatics Centre and the National Centre for Software Technology. Kebijakan Industri baru (1991) melihat pergeseran sudut pandang dari ekonomi teratur menjadi ekonomi yang lebih bebas dengan sedikit peraturan bagi sektor swasta. Kebijakan baru ini sangat berkontribusi pada pesatnya pertumbuhan industri TIK. Internet telah masuk ke India beberapa tahun lalu melalui Jaringan Pendidikan dan Penelitian untuk India. Meskipun demikian, bukanlah sesuatu yang yang tidak mungkin bagi seseorang untuk memiliki akses terhadap Internet, sebagaimana Internet ditujukan untuk penelitian dan pendidikan masyarakat. Kebijakan yang diikuti tersebut dikeluarkan oleh manajer American Internet, Yayasan Sains Nasional. Monopoli telekomunikasi di India oleh Videsh Sanchar Nigam Limited (VSNL) mulai memperkenalkan Internet di India melalui dial up di enam kota pada 14 Agustus 1995. Pada tahun 1998, India mengeluarkan kebijakan ISP yang mengakhiri masa monopoli Internet oleh VSNL.. Setelah itu, pada tahun 2000 undang-undang TI kemudian dikeluarkan oleh parlemen India untuk memacu inovasi dan intervensi TIK. Portal asing, seperti MSN dan Yahoo!, diluncurkan di situs di India, sementara para pemain di India juga membuat situs dalam jaringan seperti Indya.com dan Baazee. Perusahan besar multinasional TIK meluncurkan e-Choupal untuk membawa Internet ke desa-desa agar petani dapat terhubung ke pasar melalui Internet. Kota besar seperti Andhra Pradesh dan Karnataka memimpin inisiatif e-Government di bidang pengadaan, pendaftaran tanah, dan layanan masyarakat. Dan pada tahun 2006, Nationale-Governance Plan mengeluarkan kebijakan dan panduan arahan untuk penggunaan TIK, khususnya teknologi web dan pergantian pemerintahan. Sebuah Layanan Pendanaan Universal Wajib71 didirikan pada tahun 2002 dan diperkuat pada tahun-tahun berikutnya. Pendanaan ini meminta semua penyedia telekomunikasi memberikan lima persen pendapatan kotornya untuk menyediakan layanan dasar bagi daerah pedesaan. Pada tahun 2009, Internet menjadi visi utama India, dimana TI memiliki kekuatan dalam berbagai bidang. Penggunaan Internet dan teknologi telekomunikasi telah menjadi pusat pertumbuhan industri perangkat lunak untuk diekspor yang memposisikan India pada 70
Pembahasan detil mengenai proses pembuatan kebijakan terdapat dalam buku Emmanuel C. Lallana, Modul 2: ICT for Development Policy, Process and Governance, 2nd edition, seri modul Academy of ICT Essentials for Government Leaders (Incheon, UN- APCICT/ESCAP, 2011), http://www.unapcict.org/academy. 71
Menteri Teknologi Informasi dan Komuniaksi, Departemen Telekomunikasi, “Universal Service Obligation Fund”, Pemerintah India, http://www.dot.gov.in/uso/usoindex.htm.
58
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
kepemimpinan global. Diadaptasi dan ditujukan ulang oleh Usha Rani Vyasulu Reddi, “The Internet in a Developing Society”, dalam netCh@kra: 15 Years of Internet in India - Retrospectives and Roadmaps, Madan mohan Rao and Osama Manzar, edisi 15. (New Delhi, Digital Empowerment Foundation, 2011), p. 155.
Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk memahami bahwa meskipun TIK terlihat memiliki peran yang sangat kuat, TIK tetap saja bergantung pada faktor eksternal untuk penggunaannya. Penggunaan TIK juga tergantung pada karakteristik dan keterbatasan teknologi serta bagaimana dampaknya terhadap kesuksesan penggunaannya.
2.4 Karakteristik TIK Ketika seseorang membandingkan teknologi yang berbeda, tentu ada kesamaan dan perbedaan yang menentukan kondisi penggunaannya yang menyebabkan kemungkinan untuk gagal bagi satu teknologi dapat terjadi dalam penerapannya. Semua TIK mendukung setiap individu untuk menggunakan (masing-masing orang memiliki penggunaan berbeda terhadap teknologi), mendapatkan Internet dengan kecepatan tinggi dan jangkauan luas, serta biaya per unit yang rendah. Banyak dari infrastruktur TIK tahan terhadap iklim dan jarak serta dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, fungsi, dan kelompok kegunaan. Ada banyak kondisi dan faktor yang memungkinkan TIK dapat digunakan secara maksimal, mulai dari akses dan ketersediaan, hingga isu kecakapan dan kepemilikan teknologi. Kondisikondisi tersebut terangkum pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Karakteristik dan Keterbatasan dari Jenis TIK yang Berbeda TIK
Karakteristik
Teknologi Percetakan • Familiaritas • Dapat digunakan ulang • Memberikan keuntungan mendalam • Memungkinkan skala ekonomi • Dapat digunakan untuk konten yang seragam dan standard Teknologi Penyiaran (radio dan TV)
Digital (teknologi berbasis komputer dan Internet)
Keterbatasan • Terbatas bagi kalangan yang gagap teknologi • Statis dalam waktu • Sulit untuk diperbarui • Pasif, teknologi searah, tidak ada interaksi
• Merakyat • Penyampaian cepat • Menyediakan pengalaman yang mewakili • Memungkinkan skala ekonomi • Dapat digunakan untuk konten yang seragam dan standard • Mendasar, mudah digunakan
• Akses terbatas • Statis dalam waktu • Membutuhkan orang untuk menyiarkan • Sulit untuk diperbarui • Tidak spesifik terhadap lokasi • Pasif, teknologi searah, tidak ada interaksi • Satu untuk semua kalangan • Biaya untuk memulai, memproduksi, dan mendistribusi sangat tinggi
• Interaktif • Biaya rendah • Memungkinkan skala ekonomi • Dapat digunakan untuk konten yang seragam dan standard • Mudah diperbarui • Spesifik pada masalah dan lokasi • Ramah pengguna • Konten dapat diambil dari media • Memungkinkan kontak antar individu (dengan jejaring sosial)
• Akses yang terbatas • Biaya pengembangan yang tinggi • Bergantung pada kemampuan penyedia • Untuk menggunakannya seseorang harus memiliki kecakapan teknologi • Kurangnya konten lokal • Terhambat oleh keterbatasan fisik seperti kestabilan listrik dan ketersediaan lebar jalur
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
59
TIK Teknologi bergerak
Karakteristik
Keterbatasan
• Interaktif • Terhambat oleh keterbatasan fisik, seperti kekuatan sinyal • Biaya rendah • Terbatas pada faktor yang • Memungkinkan skala ekonomi menghambat kepemilikan • Dapat digunakan untuk konten perangkat yang seragam dan standard • Mudah diperbarui • Spesifik pada masalah dan lokasi • Ramah pengguna • Konten dapat diambil dari media • Memungkinkan kontak antar individu (dengan jejaring sosial) • Tidak perlu “melek” komputer untuk menggunakannya
Kredit: Usha Rani Vyasulu Reddi, 2011.
Jika dilihat dari perubahannya, TIK digital sangat berbeda dengan TIK terdahulu. Untuk teknologi awal, seperti media cetak, televisi, dan radio, membentuk dan cara memproduksi dan menyampaikan konten masih dilakukan searah untuk publik. TIK digital sekarang ini lebih berpeluang untuk dimiliki dan dijalankan oleh individu atau kelompok sosial yang kepemilikannya bisa berpindah dari satu orang ke orang lain dan mengontrolnya dari jarak jauh, baik menggunakan mouse ataupun telepon genggam, dengan demikian teknologi dapat semakin banyak digunakan untuk berbagai tujuan. Pada waktu yang bersamaan, pengguna dapat mendefinisikan TIK dalam istilah yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka, dalam ruang tersendiri bagi setiap orang. Sebagai contoh, Internet memungkinkan seseorang untuk mendapatkan konten hiburan tanpa perlu membeli CD, hanya dengan mengunduh musik, film, atau apapun yang dibutuhkan melalui Internet. Begitu juga dengan telepon genggam, kini orang dapat mengunduh informasi kecil dan informasi terbaru yang dibutuhkan, dan kemudian menghapusnya dengan mudah. Sebagai hasilnya, kita dapat melihat perubahan struktur bagaimana konten diproduksi, disimpan, dan disebarkan kini. Hal ini mengarah pada keragaman bentuk dan konten, dan kemungkinkan lokalisasi bahasa, budaya, desain, konten, serta penggunaannya. Karena TIK yang baru dapat menutupi kekurangan dari TIK sebelumnya, kini TIK dijadikan sebagai alat kampanye target-target dan tujuan TPM. Penggunaan dan sejumlah inisiatif TIKP sangatlah banyak dan beragam. Termasuk di dalamnya adalah menentukan akses dan infrastruktur, kebijakan pengembangan dan kerangka peraturan, dan kapasitas pembangunan. Selain itu juga terdapat banyak inisiatif TIKP yang bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan dan penyampaian berbagai sektor termasuk pertanian, perubahan iklim, manajemen risiko bencana, pendidikan, pengelolaan lingkungan, gender, pemerintah dan tata kelola, dan kesehatan. Penggunaan ini akan dijelaskan kemudian dalam bagian selanjutnya pada buku ini. Perbandingan karakteristik dan keterbatasan dari jeni TIK yang berbeda menunjukkan betapa teknologi digital memiliki batasan yang jelas sebagai alat, dan untuk alasan inilah, penelusuran sejarah penggunaan teknologi sangat diperlukan, sebelum membahas kontribusi yang dapat dilakukan TIK dalam memenuhi tujuan pembangunan.
60
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Poin Penting • TIK dapat didefinisikan sebagai keranjang peralatan, dimana bermacam produk informasi , aplikasi, dan layanan dapat diproduksi, disimpan, diproses, disebarkan, dan dipertukarkan. TIK meliputi teknologi radio, TC, dan teknologi dijital terbaru dari komputer, Internet, dan telepon genggam. • TIK dapat diklasifikasikan lebih jauh sebagai teknologi, aplikasi, layanan, dan konten. • TIK beroperasi dengan lingkungan eksternal yang terdiri dari infrastruktur fisik, seperti sumber tenaga listrik, dan kerangka hukum dan peraturan. • Agar dapat menggunakan TIK secara efektif dalam pembangunan, pemahaman mengenai karakteristik dan keterbatasan TIK dangat diperlukan sehingga kita dapat memilih teknologi yang sesuai dengan konteks pembangunan.
Latihan Praktis Sebuah NGO pada suatu daerah di salah satu negara republik wilayah Asia Tengah yang berpegunungan sangat bersemangat untuk mengkaji penggunaan teknologi pesan suara untuk menyampaikan pesan dalam mencegah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh polusi udara ke sejumlah besar populasi lokal. Namun NGO ini tidak tahu harus memulainya dari mana dan bagaimana menggunakan teknologi bergerak ini. Bantulah NGO ini untuk: 1. Mengidentifikasikan perangkat keras yang dibutuhkan untuk memproduksi pesan suara, menyediakan layanan, dan manfaat dari menangkap, menyimpan, dan mendistribusikan pesan suara tersebut. Buatlah sebuah daftar komprehensif mengenai apa yang Anda pikir penting, dan tambahan apa saja yang akan dibutuhkan. 2. Identifikasi apa saja batasan fisik yang mungkin dihadapi oleh teknologi bergerak, dan apa rekomendasi solusinya Anda. 3. Identifikasi apa yang menjadi hambatan sosial dan budaya dalam penggunaan teknologi mobile untuk menyampaikan pesan suara. Identifikasikanlah solusi yang mungkin dan tentukan biaya yang tepat beradasarkan target keuntungan dan keterbatasannya, serta biaya fisik dan sosialnya. 4. Modifikasi daftar yang sudah Anda buat pada pertanyaan nomor 1 setelah menganalisis jawaban Anda pada pertanyaan nomor 2 dan 3.
Uji Kemampuan 1. Melalui portal e-Government apakah Anda akan mengadu ke pemerintah tentang permasalahan yang merupakan bagian dari aspek TIK? a. Perangkat keras b. Aplikasi perangkat lunak c. Konten d. Layanan
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
61
2. Lingkungan fisik pendukung TIK antara lain: a. Hukum dan peraturan b. Sumber energi, bangunan, dan perangkat pengakses c. Prosedur perijinan d. Standard terbuka 3. Perangkat keras dapat diklasifikasikan sebagai: a. Alat untuk menangkap, menyimpan, memproses, dan mendistribusikan b. Berbayar dan berkode sumber terbuka c. Besar dan kecil d. Website dan jaringan 4. Sebuah “app” adalah: a. Sistem Operasi b. Website c. Program perangkat lu nak dan aplikasi d. Semua salah 5. Manakah di antara jawaban berikut yang bukan karakteristik dari sistem berbasis TIK: a. Sensitivitas terhadap jarak dan kecepatan yang rendah b. Biaya rendah c. Informasi yang tepat pada waktunya d. Personalisasi sistem
2.5 Tren dalam Evolusi dan Perkembangan TIKP Ketika Arthur C. Clarke72 menulis tentang penyiaran radio melalui penyampaian lewat udara pada tahun 1945, beberapa ilmuwan mulai menyadari bentuk kekuatan perubahan telekomunikasi. Satelit dan komputer akan memberi dampak besar terhadap dunia dan membuat dunia menjadi “desa global”, seperti yang diperkirakan oleh Marshall MacLuhan73 pada pekerjaan yang dirintisnya pada tahun 1964.74 Dalam tiga dekade dan sebelum masuk ke abad baru, revolusi informasi telah berlangsung sangat baik dan bergerak sangat cepat, sehingga tidak ada yang bisa memprediksikannya. Memprediksikan tren dalam TIK, evolusi, dan pertumbuhannya merupakan pekerjaan yang sangat rumit. Evolusi TIK tidak berhenti dengan ditemukannya satelit, komputer, telepon genggam, dan Internet. Hukum Moore yang dikemukakan oleh Gordon Moore, salah satu dari pendiri Intel pada tahun 1965, mendeskripsikan tren jangka panjang dalam sejarah perangkat keras komputasi, yang dengan pendapatnya, bahwa pada fase tahun 1965, pertumbuhan teknologi meningkat dua kali lebih cepat setiap dua tahun. Sekarang hukum ini telah terinterpretasikan oleh muatan data yang bertambah dua kali lipat setiap 18 bulan. Hal yang lebih penting dari hukum ini adalah pengakuan bahwa kemajuan teknologi berkembang sangat cepat sehingga sangat sulit untuk memprediksi arah perubahan teknologi Dapat kita katakan bahwa inovasi TIK sebagian besar terletak pada peningkatan layanan dan platform, seperti cloud computing75 dan aplikasi Web 2.076, semua hal tersebut akan dikupas dalam pembahasan 72
Arthur C. Clarke, “Extra terrestrial Relays”, Wireless World, Vol. II, pp. 305-308 (October 1945). Sir Arthur C. Clarke adalah seorang penulis sains fiksi yang tinggal di Sri Lanka. Terkenal dengan cerita pendek dan novelnya, beliau juga penulis: A Space Odyssey, pembawa acara seri sains fiksi di televisi BBC pada tahun 2001 dan dianggap sebagai salah satu dari tiga besar sains fiksi, bersama dengan Isaac Asimov and Robert A Heinlein.
73
Marshall MacLuhan adalah seorang pendidik berasal dari Kanada, filsuf, dan ilmuwan yang terkenal dengan tulisannya dalam teori komunikasi. Hasil karyanya merupakan salah satu landasan studi dalam teori media, dan beliu memprediksikan desa global dan World Wide Web hampir 20 tahun sebelum benar-benar terjadi di dunia nyata.
74
Lihat: “Marshall McLuhan ForeseesThe Global Village”, http://www.livingInternet.com/i/ii_mcluhan.htm.
75
Cloud computing adalah komputasi berbasis Internet, dimana sumber informasi dan perangkat lunak terbagi dan tersedia untuk komputer lain sesuai permintaan, layaknya listrik. Cloud computing juga dapat diartikan sebagai layanan web untuk melakukan fungsi yang secara tradisional dilakukan dengan perangkat lunak yang terinstal pada komputer pribadi.. 76
Web2.0 adalah istilah yang populer untuk teknologi Internet yang maju, seperti teknologi Internet dan aplikasi, termasuk blog, wiki, RSS, dan social bookmarking. Selain itu Web 2.0 juga mendeskripsikan perubahan tren dalam penggunaan teknologi web dan desain web yang mempromosikan keterlibatan pengguna dalam berbagi informasi, desain yang terpusat pada pengguna, interoperabilitas, kolaborasi, dan kreativitas dalam World Wide Web.
62
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
berikut. Perubahan dan tren yang kita rasakan pada dua dekade abad ke-21 ini mengindikasikan bahwa inovasi akan mengambil bagian pada teknologi perangkat lunak, dan pada aplikasi, konten, layanan, interaksi, model generasi pendapatan, dan sebagainya. Teknologi, Perangkat Keras, dan Telekomunikasi Perkembangan dan penggabungan model teknologi terdahulu yang umumnya berupa komputer dengan koneksi jaringan kabel, kini menggunakan koneksi jalur lebar untuk terhubung dengan Internet. Model ini terbukti mahal dan tidak layak untuk diterapkan di negara berkembang. Hubungan telekomunikasi dan teledensitas tersebut sangat terbatas dan terlalu mahal, selain itu dukungan seperti tenaga listrik juga tidak memadai. Inovasi dalam perkembangan teknologi telah mengarah ke kegiatan yang fokus pada pengembangan dengan spesifikasi rendah, biaya rendah, perangkat terminal yang kuat, yang dapat berfungsi untuk sejumlah besar masyarakat miskin. Namun perkembangan komputasi dengan biaya rendah ini terbentur pada fenomena pertumbuhan teknologi bergerak seperti telepon genggam yang memiliki fitur dan kemampuan yang menyerupai komputer laptop low-end.
Kotak 7. Teleponku Komputerku Telepon genggam yang dimiliki seseorang merupakan perangkat yang sangat bermanfaat. Tidak hanya dapat digunakan untuk melakukan panggilan dengan biaya yang murah, namun telepon genggam juga memiliki banyak fungsi lain, seperti sebagai kalkulator, buku alamat, radio, pemutar musik, dan pemutar video. Kita dapat mengirim pesan teks (SMS), foto dan video (MMS), dan pesan suara. Dengan telepon genggam pula kita dapat memperoleh, menyimpan, dan berbagi informasi. Selain dukungan pesan suara, beberapa generasi telepon genggam juga menawarkan fungsi lain seperti: • • •
• • •
Perekam dan pemutar multimedia, seperti merekam dan memainkan musik dan video. Perekam suara. Kamera, mendukung pengambilan video dan foto dengan fasilitas pembesaran dan resolusi tinggi. Beberapa telepon genggam bahkan memiliki dua kamera, depan dan belakang. Senter. Radio. GPS dan kompas untuk referensi lokasi dan navigasi.
Beberapa telepon genggam yang lebih canggih, atau biasa disebut dengan telepon pintar, bisa digunakan untuk memasang aplikasi dengan fitur seperti: •
Aplikasi Internet: perambah web, klien pos elektronik, klien pesan instan, klien Voice over Internet Protocol (VoIP).
•
Aplikasi Pengelola Informasi Pribadi: Kalender, Daftar Tugas, Alarm, Pengingat, Catatan dan kontak, alat untuk sinkronisasi dengan Microsoft Exchange dan layanan lainnya untuk usaha.
•
Aplikasi produktivitas: pengolah kata, lembar lajur, presentasi, Acrobat Reader untuk berkas PDF, utilitas berkas zip, pegelola berkas.
•
Dukungan untuk pencetakan langsung ke mesin pencetak melalui Bluetooth atau Wireless Fidelity (WiFi).
•
Mendukung jaringan virtual pribadi
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
63
Untuk menyediakan fungsi tersebut, telepon pintar ini memerlukan perangkat keras yang cocok dan mendukung. Beberapa perangkat keras (tergantung model dan tipe telepon pintar) tersebut termasuk: • • •
• • • •
Keyboard QWERTY (fisik atau virtual) dengan layout sesuai standar, termasuk joystick atau trackball untuk navigasi dan interaksi sistem. Layar Sentuh. Sistem memori dengan kapasitas besar (256 MB – 512 MB biasa cukup untuk telepon pintar) dan kapasitas penyimpanan melalui memori penyimpanan tambahan yang mendukung 32 Gb atau lebih. Prosesor berkecepatan tinggi (beberapa telepon pintar menggunakan 1 GHz atau lebih). Dukungan jaringan area lokal WiFi. Dukungan bluetooth dan USB. Akselerometer atau giroskop untuk interaksi dan orientasi tiga dimensi.
Dengan menyediakan fungsi tersebut, telepon pintar generasi sekarang, sedikit banyak, mampu menyediakan fungsi untuk urusan kantor yang biasa dibutuhkan pengguna dalam kesibukan sehari-hari tanpa mengenal waktu dan tempat, telepon pintar dapat dianggap sebagai komputer. Diadaptasi dari Serial modul oleh Rajnesh Singh, Modul 4: ICT Trends for Government Leaders. Edisi kedua, Academy of ICT Essentials for Government Leader (Incheon, UN-APCICT/ESCAP, 2011), http://www.unapcict.org/academy/.
Dengan akses ke sumber listrik dan energi stabil, mimpi masyarakat desa di negara-negara miskin menjadi suatu yang yang dapat diwujudkan dengan solusi telekomunikasi berbasis tanah memberikan tempat bagi teknologi dengan sistem nirkabel, seperti WiFi dan WiMax.77 Di akhir tahun 2010, terdapat 2,649 juta pelanggan mobile di Asia-Pasifik, 880 juta di Amerika, dan 741 juta di Eropa.78 Pertumbuhan ini sebagian besar muncul dari negara berpopulasi padat di dunia, seperti Cina dan India. Aspek lain dari pertumbuhan ini adalah ketertarikan konsumen bereksperimen dengan teknologi baru dan berbagai macam konten yang bisa didapatkan dari teknologi ini. Banyak inovasi saat kini dicoba oleh pemasar di Barat, seperti Quick Response atau QR codes,yang diciptakan di Asia.79 Keuntungan bereksperimen dengan layanan telepon genggam yang ada, apakah berupa m-agriculture, m-banking, m-Learning, atau m-health antar satu sama lain.
Aksi Pemuda 1. Kopo Kopo Di Kenya, sekelompok pengusaha muda mendirikan Kopo Kopo yang mengintegrasikan keuangan mikro (microfinance) dan teknologi mobile untuk membantu masyarakat miskin. Kopo Kopo memungkinkan usaha kecil dan menengah untuk memanfaatkan mobile money sebagai cara pembayaran. Mobile money memungkinkan orang untuk melakukan transaksi pembayaran menggunakan telepon genggam mereka. Orang dapat menambahkan kredit ke akun telepon genggam kemudian menggunakan telepon mereka untuk membayar barang dan jasa, melakukan transfer uang dan membayar tagihan. Pengguna tidak perlu lagi menutup toko untuk melakukan perjalanan lintas kota guna membayar angsuran pinjaman, sehingga menghemat waktu, mengurangi biaya transportasi, dan meningkatkan pendapatan. Sumber: Kopo Kopo, http://www.kopokopo.com and http://genvcampaigns.org/2011/05/17/theentrepreneurial-path-tech4btrworld.
Tren dalam Aplikasi 77
Definisi WiFi dan WiMax dapat dilihat dalam Glosari.
78
Lihat Mobi Thinking, “What Makes theAsia Pacific the Most Exciting Mobile Market in the World?”, http://mobithinking.com/mobile-asiapacific-mma-interview. 79
64
Ibid.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Perubahan dramatis terjadi dalam pengembangan aplikasi, sistem operasi, dan program komputer yang dirancang untuk membantu pengguna melakukan satu atau beberapa tugas tertentu. Perkembangan komputer personal dan kemudian disusul oleh Internet adalah sistem yang mengundang orang untuk berinovasi . Keduanya generatif, dirancang untuk menerima kontribusi apapun yang mengikuti satu set dasar aturan (baik dikodekan untuk sistem operasi tertentu, atau menyesuaikan protokol Internet). Keduanya kewalahan oleh perusahaan besar dan usaha yang pada dasarnya adalah pesaing yang eksklusif dan non-generatif, seperti pembuat pengolah kata yang berdiri sendiri dan layanan dalam jaringan yang dimiliki perusahaan seperti CompuServe dan AOL. Dengan kata lain, jika seseorang membeli komputer personal, komputer tersebut telah dibundel dengan perangkat lunak tertentu dan orang tersebut sangat bergantung pada perusahaan yang sama untuk melakukan perbaikan dan perubahan. Pada tahun 2000, aplikasi berbasis Windows OS tidak dapat bekerja pada OS Mac dan sebaliknya. Masa yang berlangsung sekarang sangat berbeda dari masa tersebut. Revolusi dalam PLBST menawarkan biaya rendah dan sistem operasi serta aplikasi perangkat lunak yang sama kuat dan efisien.
Kotak 8. Perangkat Lunak Bebas dan Sumber Terbuka PLBST telah mendapatkan perhatian umum dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan aplikasi perangkat lunak seperti perambah Mozilla Firefox dan Open Office membantu menjadikan PLBST sebagai solusi alternatif dari perangkat lunak berbayar atau bersumber tertutup. Jadi, apakah sebenarnya PLBST? Free Software Foundation yang didirikan oleh Richard Stallman mendefinisikan perangkat lunak bebas sebagai berikut: Perangkat lunak bebas berhubungan erat dengan kebebasan, bukan dengan harga. Untuk memahami konsep ini, pengguna harus berpikir bebas seperti dalam kebebasan berbicara, bukan dalam konteks seperti mendapatkan minuman gratis. Perangkat lunak bebas membebaskan para penggunanya untuk menjalankan, menyalin, mendistribusikan, mempelajari, mengubah, dan mengembangkan perangkat lunak tersebut. Lebih tepatnya, hal ini merujuk ke empat jenis kebebasan untuk para pengguna perangkat lunak: •
Kebebasan untuk menjalankan program untuk tujuan apa saja (kebebasan 0).
•
Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program bekerja serta menyesuaikannya dengan kebutuhan pengguna (kebebasan 1). Untuk hal ini dibutuhkan akses ke kode sumber.
•
Kebebasan untuk mengedarkan perangkat lunak, sehingga pengguna dapat membantu sesamanya (kebebasan 2).
•
Kebebasan untuk mengembangkan program, dan merilis hasil pengembangan ke publik, sehingga bermanfaat bagi seluruh masyarakat (kebebasan 3). Untuk hal ini dibutuhkan akses ke kode sumber.1
Diringkas dari seri modul Rajnesh Singh, Modul 4: ICT Trends for Government Leaders.edisi kedua, Academy of ICT Essentials for Government Leaders (Incheon, UN-APCICT/ESCAP, 2011), http://www.unapcict.org/academy/.
Dari sistem berpemilik yang mahal, tren sistem operasi dan perangkat lunak semakin bergerak ke arah sistem dan perangkat lunak terbuka. Aplikasi baru tidak hanya memungkinkan orang-orang untuk berkomunikasi satu sama lain melalui Internet, tetapi juga akan berkembang menjadi skenario baru, termasuk apa yang dipahami sebagai Web 2.0 dan Internetisasi segala hal.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
65
Gambar 8. Dunia Tempat Semua Hal dan Layanan yang Terhubung: Internetisasi Segala Hal dan Komunikasi Antar Mesin M2M Dunia layanan yang terhubung Internetisasi segala hal
Sumber: Beecham Research, “M2M world of connected services. The Internet of Things”, http://www.beechamresearch.com/ Downloads.aspx.
Web 2.0 bukan merupakan istilah transformasi teknologi karena aplikasi web ini memfasilitasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam penyebaran informasi, interoperabilitas dan desain yang terpusat pada pengguna, menyampaikan keterbatasan yang dimiliki oleh World Wide Web. Web 2.0 merupakan variasi dari perangkat lunak dan layanan Web-hosted yang berguna untuk memfasilitasi user-generated Web content atau konten-yang-berasal-dari-pengguna serta memberikan fasilitas seperti social bookmarking, platform penulisan sosial, dan beberapa situs Internet yang berguna untuk menciptakan dan menyimpan berbagai macam informasi.80 Aplikasi Web 2.0 memberikan kesempatan pagi para pengguna untuk saling berkomunikasi, bekerjasama, dan berdialog melalu sosial media sehingga dapat bersama-sama membentuk komunitas virtual dan juga dapat memberikan konten dalam web 2.0 tersebut. Hal ini berbeda dengan situs/website yang membatasi pengguna karena komunikasi berjalan pasif, dimana isi dari situs hanya bisa dibuat oleh yang menciptakan situs tersebut. Produk aplikasi Web 2.0 merupakan situs jejaring sosial, blog, wiki, video, situs berbagi berkas, layanan penyimpanan berkas, aplikasi web, dan lainnya. Bentuk terbaru aplikasi ini telah memulai untuk mengatasi kelemahan dan ketertinggalan yang terjadi dengan menggunakan perangkat lunak dan platform perangkat lunak terdahulu. Misalnya, kemunculan Wiki sebagai bagian dari gerakan PLBST memberikan kesempatan untuk menciptakan dan mengubah beberapa tautan atau koneksi halaman web melalui perambah web menggunakan simplified markup language atau editor teks “what you see is what you get” (WYSIWYG).81 Wiki biasanya didukung oleh perangkat lunak wiki yang sering digunakan secara kolaboratif oleh banyak pengguna. Selain itu juga PLBST memfasilitasi pengembangan bahasa lokal untuk masuk ke dalam konten. Tren yang terjadi dalam gerakan PLBST adalah: untuk bergerak dari komputer personal, yang tetap dikenal mahal, ke teknologi komputer yang terjangkau, murah, nirkabel, dan ramah pengguna. Cara penggunaan yang sederhana dapat berimplikasi pada meningkatnya pengembangan konten. Hal inilah yang akan dibahas berikutnya. 80
Andrea Lin dan Kavita Karan, “Internet and Information Circulation: Motivations for Passing on the Message Online”, ASCI Journal of Management, Vol.39, No. 2, p. 45 (2010). 81
66
See Wikipedia, “Wiki”, http://en.wikipedia.org/wiki/Wiki.
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
Kotak 9. Internetisasi Segala Hal Internetisasi segala hal adalah perkembangan dari kecanggihan teknologi, dimana barang-barang berada disekitar kita setiap harinya, semuanya berhubungan serta dapat dijalankan melalui jaringan (Internet). Contohnya mesin cuci atau AC yang dapat bekerja melalui pesan dari telepon genggam pada jarak jauh. Dengan menggunakan konsep alamat Internet Protocol (IP), maka para pengguna dapat berinteraksi dengan objek tersebut. Misalnya, pada embedding sensor dan radio frequency identification atau tag RFID pada objek disekitar kita dan mampu mengakses serta berinteraksi dengan mereka untuk mengakses informasi dan memperbaharui status. Beberapa informasi terbaru juga bisa diberikan, seperti berapa sisa bensin dalam mobil (tanpa harus mengecek penanda bensin didalam mobil) atau untuk mengecek apakah ada susu didalam kulkas (tanpa membukanya). Diringkas dari seri modul Rajnesh Singh, Modul 4: ICT Trends for Government Leaders. edisi kedua, Academy of ICT Essentials for Government Leaders (Incheon, UN-APCICT/ESCAP, 2011), http://www.unapcict.org/academy/.
Tren Konten dan Pengembangan Konten Model awal pengembangan konten menimbulkan banyak masalah dan hambatan bagi negara-negara berkembang. Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa utama TIK juga berakibat pada Internet yang memberikan perhatian kepada masalah bahasa dan kecakapan membaca. Menyamakan orangorang tidak mampu dengan tingkat buta huruf di negara berkembang mengasumsikan bahwa kecakapan membaca minimum merupakan hal yang penting untuk dapat merasakan manfaat dari teknologi. Mencari orang dengan kemampuan membaca di desa bukanlah hal yang sulit, namun menemukan orang dengan kecakapan berbahasa Inggris, untuk dapat mengakses Internet atau mengembangkan bahasan yang ada, tidaklah mudah. Sementara itu, perusahaan-perusahaan besar yang bergerak pada bidang aplikasi perangkat lunak tidak mau mengembangkan tulisan dengan bahasa lokal karena secara ekonomi tidak menguntungkan bagi mereka. Untuk waktu yang lama, TIK kuno, seperti radio dan TV, dinilai lebih menarik daripada Internet sebagai media untuk mengakses informasi dan pengetahuan. Kemampuan untuk menggunakan elemen audiovisual dan grafis yang kaya sebagai bagian dari konten berbasis Internet dibatasi oleh ukuran memori komputer yang diperlukan untuk menyimpan dan dengan isu konektivitas dan lebar jalur yang rendah. Kini, hal tersebut berubah dengan bentuk-bentuk baru pengembangan konten, dari obyek belajar, cerita digital, dan aplikasi Web 2.0 (seperti blog, wiki, dan situs jejaring sosial) yang memfasilitasi pengembangan konten yang dibuat pengguna.82
82
Konten yang dibuat pengguna mengacu pada konten yang diproduksi oleh para pengguna website. Hal ini mencerminkan sifat demokratis media produksi melalui teknologi yang dapat diaskses dan dijangkau. Konten ini bisa berupa video dijital, podcast, blog, fotografi, dan wiki. Contoh yang menonjol dari website dengan konten yang dibuat pengguna antara lain eBay, Facebook, Flickr, Twitter, Wikipedia, dan YouTube. Untuk definisi dari jenis konten yang dibuat pengguna yang berbeda, lihat Open Content and Public Broadcasting, “Glossary”, WGBH Educational Foundation, http://opencontent.wgbh.org/report/glossary.html.
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
67
Kotak 10. Beberapa Jenis Konten yang Dibuat Pengguna •
Blog: Suatu jenis situs web atau bagian dari sebuah website. Blog biasanya dikelola oleh seorang individu dengan entri teratur, komentar, deskripsi peristiwa, atau materi lainnya seperti grafis atau video. Kebanyakan blog interaktif, memungkinkan pengunjung untuk meninggalkan komentar dan pesan, dan inilah interaktivitas yang membedakan mereka dari situs-situs statis.
•
Situs Jejaring Sosial: Sebuah layanan jejaring sosial yang fokus untuk membangun dan mencerminkan pada jaringan sosial atau hubungan sosial antara orang-orang, misalnya, yang memiliki minat sama. Situs jaringan sosial memungkinkan pengguna untuk mengembangkan profil dalam jaringan, dan berbagi informasi, gambar, entri blog dan klip musik. Situs jaringan sosial yang umum digunakan antara lain Facebook, LinkedIn, dan Twitter.
•
Obyek Belajar: Sebuah entitas digital mandiri dan dapat digunakan kembali, dengan tujuan pendidikan yang jelas dan setidaknya tiga komponen internal dan dapat diedit, yaitu isi, kegiatan belajar, dan elemen konteks. Obyek belajar adalah cara baru dalam berpikir tentang konten pembelajaran. Secara tradisional, sepotong konten datang dalam beberapa jam. Objek belajar adalah unit yang jauh lebih kecil dari belajar, biasanya berkisar antara 2 sampai 15 menit. Semua hal ini dapat digunakan kembali, digunakan secara terpisah atau dalam beberapa konteks, dan dapat dikombinasikan dengan pengguna untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Kumpulan obyek belajar berbasis Internet disebut Learning Object Repository.83
•
Cerita dan Kisah Digital: Istilah ini mencakup berbagai bentuk narasi digital baru (berbasis web cerita, cerita interaktif, hiperteks, dan permainan narasi komputer). Di sini, orang biasa menceritakan "kisah nyata" sendiri dalam bentuk yang menarik dan melibatkan emosi. Cerita-cerita ini biasanya pendek (kurang dari delapan menit) dan interaktif. Sebuah telepon genggam dengan kamera dan perekam sudah cukup untuk membuat cerita digital dan berbagi melalui MMS atau aplikasi sederhana yang dapat diunduh atau diaktifkan pada telepon genggam.
Layanan Jumlah dan jenis layanan yang dapat disediakan atau dikembangkan melalui pilihan yang ditawarkan oleh perkembangan baru dalam teknologi, aplikasi, dan konten hanya akan dibatasi oleh imajinasi. Dari perbankan hingga perawatan kesehatan, pendidikan hingga permainan, musik dan TV dengan siarang langsung, pemerintah, transportasi dan pariwisata, berita dan informasi darurat, pendidikan, dan warisan budaya, serangkaian layanan yang dapat ditawarkan, dan semuanya menjadi terjangkau 84
dengan adanya konektivitas berkecepatan tinggi. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa masyarakat Asia terbuka untuk menerima konten yang relevan dan bermanfaat di telepon genggam mereka, dan bersedia untuk terlibat dalam pengalaman mobile yang memberikan nilai tambah bagi kehidupan mereka.85 Rangkuman Dengan melihat kembali berbagai macam penemuan yang telah mengubah masyarakat selama ratusan tahun belakangan ini, revolusi TIK, dengan Internet sebagai pengendalinya, muncul sebagai penemuan baru yang melancarkan perubahan sosial dan ekonomi secara bersamaan. Dunia sekarang ini sangat berbeda dengan dunia 20 tahun lalu. Sekarang dunia lebih cocok dikatakan sebagai desa global, dimana semua orang dapat terhubung satu sama lain tanpa mengenal ruang, waktu, budaya, bahasa, 83
Contoh tersedia pada: MERLOT, http://www.merlot.org/merlot/index.htm.
84
Website http://mbillionth.in/ memberikan inspirasi sejumlah layanan yang dapan disediakan menggunakan layanan mobile dan dikombinasikan dengan aplikasi berbasis Internet. 85
mobiThinking, “What makes Asia Pacific the most exciting mobile market in the world? Interview with Rohit Dadwal, MD Asia Pacific, MMA”, http://mobithinking.com/mobile-asia-pacific-mma-interview.
68
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda
dan jarak. Dengan revolusi ini, beberapa negara miskin secara tiba-tiba telah menjadi pemimpin pasar dan tokoh global. Pertumbuhan pada TIK dan juga TIKP merupakan suatu rangkaian yang dimulai dengan penemuan radio di awal abad ke-20 yang terus bergerak ke arah telepon genggam serba guna. Kesuksesan dan arah pertumbuhan ini tidak bergantung pada kecerdasan pengembangnya, namun pada kapasitas daya cipta dari penggunanya, baik di kota metropolis maupun di desa terpencil. Faktor yang juga menentukan arah pertumbuhan TIK secara umum sama dengan yang ada sebelumnya, yaitu: •
Adaptabilitas – Kemampuan untuk dapat diadaptasikan dalam susunan tugas.
•
Pengaruh – Seberapa baik TIK dapat mempermudah pekerjaan yang sulit, kemampuan untuk mengubah tingkat produktivitas.
•
Kemudahaan penguasaan – Seberapa mudah untuk membuat pengguna untuk mengerti bagaimana mengadopsi dan mengadaptasikannya.
•
Aksesibilitas – Seberapa mudah untuk memperoleh dan dan mengaksesnya.
•
Keterjangkauan – Berapa harganya.
•
Partisipatif – Seberapa banyak melibatkan dan berinteraksi dengan pengguna.
•
Kemampuan untuk dapat dipindahkan – Seberapa mudah untuk memindahkannya ke tangan lain.
•
Kapasitas generatif – Seberapa mudah bagi pengguna untuk membuat fitur tambahan agar dapat dimanafaatkan bagi mereka.
Semua faktor ini juga penting untuk program dan kegiatan TIKP. Dengan mengingat manfaat TIK, kini sangat penting bagi kita untuk mempelajari kaitan antara TIK dengan tujuan pembangunan.
Latihan Praktis Bayangkan situasi berikut: Telepon genggam Anda baru saja rusak, dan Anda perlu membeli telepon genggam baru. Buatlah daftar fitur yang ingin Anda miliki dalam telepon genggam baru Anda. Bayangkan bahwa Anda juga akan membeli telepon genggam untuk kakek Anda. Buatlah daftar fitur yang ingin Anda dapatkan pada telepon genggam untuk kakek Anda tersebut. Lakukan penilaian terhadap kedua telepon genggam tersebut berdasarkan faktor dalam rangkuman yang terdapat pada bagian ini. Bandingkan catatan Anda dengan teman baik Anda dan minta teman Anda untuk membantu membeli telepon genggam tersebut. Sekarang buat daftar dari poin diskusi yang Anda lakukan dengan teman baik Anda. Presentasikan dan perjuangkan keputusan Anda sebelumnya di depan kelas.
Uji Kemampuan 1. Kapasitas generatif dari inovasi adalah: a. Sejauh mana dapat kembali menciptakan inovasi baru b. Sejauh mana sistem mengundang inovasi dari pihak lain c. Sebuah sistem berbasis TIK dimana seseorang bisa membeli perangkat keras dan perangkat lunak dari perusahaan yang sama d. Semua salah
PRIMER 1: Pengantar TIK untuk Pembangunan
69
2. Internet adalah: a. Sistem generatif b. Sistem yang terkunci c. a dan b benar d. Semua salah 3. Untuk menggunakan PLBST, seseorang harus: a. b. c. d.
Membelinya dari pasar Menandatangani kesepakatan untuk tidak membajaknya Mengunduh dari Internet dan menggunakannya secara bebas Membuat program sendiri
4. Web 2.0 mengacu pada: a. Sebuah IP baru b. Layanan berbasis Internet yang memungkinkan dan mendukung orang-orang untuk saling terhubung dalam jaringan sosial c. Internetisasi dari segala hal d. Cara baru bagi seseorang untuk menggunakan telepon genggam 5. Konten yang dibuat pengguna mengacu pada: a. b. c. d.
70
Sebuah website dalam jaringan dari perusahaan penyiaran Konten dalam jaringan yang diproduksi oleh pengguna web a dan b benar Semua salah
Seri Primer TIKP untuk Generasi Muda