PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA GURU SD DAN GURU SMP di Kecamatan Pakis Magelang
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh: Deni Rona Dewi NIM: 019114030
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk keluargaku yang begitu luar biasa, Bapak, Ibu, kakakku Mas Widyaka dan Mbak Stephanie, dan adikku Purbo
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Pengkhotbah 3:11
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Penulis
Deni Rona Dewi
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Deni Rona Dewi (2007). Perbedaan Tingkat Stres Kerja antara Guru SD dan Guru SMP di Kecamatan Pakis Magelang. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini adalah penelitian komparatif, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP. Penelitian ini menggunakan sebuah skala tingkat stress kerja yang terdiri dari 50 item. Pengujian validitas alat ukur menggunakan professional judgement dan pengujian reliabilitasnya dengan Alpha Cronbach. Koefisien reliabilitas skala tingkat stres sebesar 0,932. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purpose sampling. Sampel terdiri dari 50 subjek guru SD dan 50 subjek guru SMP, yang diambil dari sekolah-sekolah yang ada di kecamatan Pakis Magelang. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik Independent Sample tTest dengan program SPSS versi 12.00 for windows. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,011. Hipotesis penelitian ini diterima, yaitu ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP. Hasil uji hipotesis menunjukkan mean tingkat stres kerja untuk guru SD lebih besar dari guru SMP, yaitu sebesar 93,34 dan untuk guru SMP sebesar 85.52. Kata kunci:Tingkat stress kerja, guru SD, guru SMP.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Deni Rona Dewi (2007). The Difference of Work Stress Level Between Elementary School’s Teachers and Junior High School’s Teachers in Kecamatan Pakis Magelang. Faculty of Psychology Sanata Dharma University.
This research is a comparative research, which has purpose to know whether there is difference of work stress level between elementary school’s teachers and junior high school’s teachers. This research used a Work Stress Level Scale, which has 50 items. Validation test scale use professional judgment and the reliability test by Alpha Cronbach. The reliability of Work Stress Level Scale is 0,932. This research used purpose sampling method. There were 50 subjects of elementary school’s teachers and 50 subjects of junior high school’s teachers, who was taken from schools in kecamatan Pakis Magelang. This research used Independent Sample t-Test method for hypothesis test, by SPSS version 12.00 program for windows. Hypothesis test resulted 0,011 for significantly point. This research hypothesis was accepted so there is difference of work stress level between elementary school’s teachers and junior high school’s teachers. Hypothesis test result showed stress levels mean for elementary school’s teachers is 93,34, highest than stress levels mean for junior high school’s teachers which only 85.52. The keywords are: Work Stress level, Elementary school’s teachers, Junior high school’s teachers.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada sumber kasih, kehidupan dan pengharapan, Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan pertolongan yang tiada pernah terbatas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tak lepas dari banyaknya dukungan dan bantuan yang di berikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah menuntun penulis dari awal hingga terselesainya skripsi ini. 2. Ibu Kristiana Dewayani, S.Psi., M.Si dan bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan berharga sehingga saya lebih memahami hasil penelitian ini. 3. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku dekan fakultas psikologi yang telah mengijinkan penelitian ini berlangsung. 4. Seluruh dosen fakultas psikologi yang telah membagikan ilmunya dan telah membimbing penulis selama ini. 5. Mas Gandung, mbak Nanik, pak Gik, mas muji dan mas Doni yang telah membantu saya selama di fakultas psikologi ini. 6. Ibu Darsih, Bapak Suwardi, Bapak Sukedi, Ibu Purwati,dan Bapak Sudiyono yang telah mengijinkan untuk melakukan uji coba skala penelitian di sekolah yang dipimpin. Seluruh guru di SDN Kajangkoso, SDN Kragilan, SDN
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gumelem, SDN Gejagan, dan SMP PRI yang telah bersedia membantu mengisi skala uji coba dalam penelitian ini. 7. Bapak Joko, selaku kepala UPT Dinas Pendidikan di kecamatan Pakis yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di kecamatan Pakis, terimakasih atas segala kemudahan yang diberikan. 8. Bapak Ichwani yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian, terimakasih atas koordinasinya. Terimakasih kepada seluruh pengurus Koperasi Guru di Kecamatan pakis. Seluruh Guru di Kecamatan Pakis yang telah berpatisispasi dalam penelitian ini. 9. Bapak Mantep Spd, Kepala SMP Kragilan, terimakasih sudah diijinkan untuk melakukan penelitian dan kerelaan waktu dan tenaga Bapak dalam membantu penulis. 10. Bapak Slamet Joko, Kepala SMPN 3 Pakis, yang telah memberi ijin dan seluruh guru yang berpartisipasi. Ibu Wiwik yang telah memfasilitasi saya dalam pengambilan data ini, terimakasih banyak. 11. Bapak Sudiyono Spd, Kepala SMP PGRI 8 Pakis, terimakasih atas kerjasama yang luar biasa dan kemurahan hati Bapak. Pak Juki, Pak Pri, Bu Ari dan seluruh guru SMP PGRI 8 pakis yang sangat kooperatif, terimakasih juga kuekuenya. 12. Mbak Pun yang sangat membantu memfasilitasi dan rela meluangkan waktunya untukku, thanks for your support dan masukan-masukannya, itu sangat berharga buatku. Thanks juga buat Dhea dan Chatrine yang merelakan ibunya untuk membantuku.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Keluargaku yang tak pernah berhenti mencintaiku dalam kondisi apapun. Kedua orang tuaku Bapak Johan Sukedi dan Ibu Kanti Murniningsih, terimakasih untuk doa, dorongan, dukungan dan segala pengorbanan yang telah diberikan, terimakasih untuk segala kesabaran dan penerimaan ketika aku mengecewakan kalian. Kakakku tercinta Mas Wied dan Mbak Phanie, thanks atas kasih sayang dan perhatiannya, ‘ma kasih telah ‘mencukupiku’ dan membuatku gemuk he…he. Adikku tersayang Purbo yang selalu menyayangiku, thanks po… 14. Mak Wo (Alm) dan Mbah Yoso yang selalu menanti saat aku diwisuda, maaf mak aku belum bisa mewujudkan keinginanmu ketika engkau masih ada. 15. Simbah Putri, yang selalu bangga kan cucu-cucunya, matur nuwun mbah… 16. Seluruh keluarga besar Abuyono dan Yoso Diharjo, terimakasih atas semua dorongan dan dukungannya selama ini. 17. Aapay yang tak pernah berhenti mendorongku untuk terus maju, thanks a lot. Makasih buat kasih tanpa syarat, kesabaran, dan perhatian yang selalu kamu berikan. 18. Sahabat terbaikku Beluwati Lestari yang tak pernah lelah memberi semangat untuk maju, dan yang tak pernah lelah jadi temenku meskipun aku sering nyebelin he…he..’tur nuwun yo yu… 19. Mbak Menk yang telah menemaniku menemaniku melakukan penelitian thanks banget. 20. Temen-temen kost: cik Anul, Mb Dewi, Mb Hebby, Yanti-mb Tuti, Mb Ika, Mb Utri-mb Tuti, Mb sari-Mb Cicil, Mb Yanti-Tuti, Mb Pipit, Tiwi, Heny,
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(akulah si penghuni terakhir he..he), Wiwin dan Adeth (makasih telah menemaniku ujian, GBU girls..) 21. Dewi, Ita, Nining, Lina, Elis, Tyas, Yuni, Nina, Sapti, (akhirnya aku nyusul kalian juga), Evi, Anas, Mita, Reni (cayo..!!!) dan semua teman-teman angkatan 2001 yang tidak pernah pelit berbagi informasi. 22. Pdt. Sabar Martana dan teman-teman gereja yang selalu setia dalam pelayanan, Mb menk, Kadar, Itut, Joko, Wuri, Heri, Yohanes, Galih, Lono, Utri, Pireno, Budi. Trimakasih atas doanya. 23. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul…………………………………………………………………..i Halaman Persetujuan Pembimbing……………………………………………...ii Halaman Pengesahan……………………………………………………………iii Halaman Persembahan………………………………………………………......iv Halaman Moto…………………………………………………………………..v Pernyataan Keaslian Karya………………………………………………….......vi Abstrak……………………………………………………………………….....vii Abstract…………………………………………………………………………viii Kata Pengantar………………………………………………………………….ix Daftar Isi……………………………………………………………………......xii Daftar Tabel………………………………………………………………….....xvii Daftar Lampiran……………………………………………………………......xviii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1 A. Latar Belakang…………………………………………………………..1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………….7 C. Tujuan Penelitian………………………………………………………..8 D. Manfaat Penelitian………………………………………………………8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………9 A. Stres………………………………………………………………………9 1. Pengertian Stres…………………………………………………..9 2. Pengertian Stres Kerja…………………………………………..12 3. Faktor-faktor Penyebab…………………………………………13 4. Indikator Stres…………………………………………………...17 B. Guru……………………………………………………………….....22 1. Pengertian Guru…………………………………………..……...22 2. Tugas Guru……………………………………………………….23 3. Guru SD………………………………………………………….25 4. Guru SMP………………………………………………………...28 C. Stres Kerja pada Guru SD dan SMP………………………………....29 D. Hipotesis………………………………………………….………..…32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………….….……….33 A. Jenis Penelitian……………………………………………..………...33 B. Identifikasi Variabel Penelitian……………………………..………..33 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian……………………..……...33 1. Stres Kerja………………………………………………………..33 2. Guru SD………………………………………………………….35 3. Guru SMP………………………………………………………..35 D. Subjek Penelitian…………………………………………………….35 E. Metode Pengumpulan Data…………………………………………..36
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Penyusunan Pernyataan………………………………………37 2. Pemberian Skor Skala Tingkat Stres Kerja…………………..38 F. Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur…………………………………38 1. Uji Reliabilitas…………………………………………….....38 2. Uji Validitas………………………………………………….39 3. Uji Analisis Item……………………………………………..40 G. Metode Analisis Data………………………………………………...40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………..41 A. Persiapan Penelitian……………………………………..…………...41 1. Perizinan……………………………………………………..41 2. Pelaksanaan Uji Coba………………………………………..41 3. Skala Tingkat Stres Kerja…………………………………….41 B. Pelaksanaan Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………….….44 2. Cara Pelaksanaan Penelitian…………………………………44 C. Hasil Penelitian……………………………………………………....44 1. Uji Asumsi…..……………………………………………….44 a. Uji Normalitas Sebaran……………………………………44 b. Uji Homogenitas Varian………………………………......45 2. Uji Hipotesis…………………………………………………46 D. Deskripsi Data Penelitian…………………………………………….49 1. Kriteria Berdasarkan Kategori Tingkat Stres Kerja…..……….49
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Hasil Kategorisasi Tingkat Stres Kerja Guru SD dan SMP…...51 E. Pembahasan……………………………………………...……………52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………58 A. Kesimpulan…………………………………………………………..58 B. Saran…………………………………………………………………58 C. Keterbatasan Penelitian……………………………………………...59 Daftar Pustaka……………………………………………………………………61 Lampiran……………………………………………………………………...….64
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Sebelum Uji Coba…………………………………………..37 Tabel 2. Spesifikasi Item Sebelum Uji Coba…………………………………….37 Tabel 3. Penskoran Item Favorable dan Unfavorable……………………………38 Tabel 4. Nomor-nomor Item yang Sahih dan yang Gugur……………………….42 Tabel 5. Item-item yang Terseleksi………………………………………………43 Tabel 6. Blue Print Skala Tingkat Stres Kerja (Setelah Uji Coba)……………....43 Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov………………45 Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas……………………………………46 Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis…………..……………………………47 Tabel 10. Norma Kategori Skor………………………………………………….49 Tabel 11. Kategori Tingkat Stres Kerja Subjek SD………………………...……50 Tabel 12. Kategori Tingkat Stres Kerja Subjek SMP……………………………50 Tabel 13. Kategori Tingkat Stres Kerja Guru SD dan SMP……………………..51
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
1. Skala Uji Coba………………………………………………………….. 65 2. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Tingkat Stres Kerja……………….73 3. Skala Penelitian…………………………………………………………..83 4. Uji Asumsi…………………………………………………………….....89 a. Uji Normalitas…………………………………………………....90 1) Uji Normalitas Tingkat Stres Guru SD……….………..90 2) Uji Normalitas Tingkat Stres Guru SMP……………....91 b. Uji Homogenitas…………………………………………………92 5. Uji Hipotesis..……………………………………………………………93 6. Data Tambahan…………………………………………………………..95 7. Perizinan..………………………………………………………………..97
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sumber daya manusia berkualitas unggul sangat dibutuhkan saat ini, terutama untuk menghadapi persaingan dalam berbagai bidang. Kualitas sumber daya manusia yang unggul tidak tercipta begitu saja, tetapi melalui proses panjang. Kualitas sumber daya manusia yang baik akan terbentuk melalui sistem dan mutu pendidikan yang baik pula. Guru merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia tersebut karena guru merupakan ujung tombak dalam sistem pendidikan nasional. Dalam kamus besar bahasa Indonesia guru diartikan sebagai seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar (1991). Dalam sebuah sistem pendidikan tugas seorang guru adalah sebagai pengajar. Mengajar adalah melatihkan ketrampilan, menyampaikan pengetahuan, membentuk sikap dan memindahkan nilai-nilai (Lefrancois, dalam Mahmud, 1989). Menurut Syah (2002) kata mengajar dapat ditafsirkan bermacam-macam, misalnya: menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain, melatih ketrampilan jasmani kepada orang lain, menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain. Pekerjaan mengajar itu sendiri bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena dibutuhkan suatu ketrampilan khusus. Mengajar merupakan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
pekerjaan yang banyak dan tidak ringan, karena
guru bukan hanya
menyampaikan pelajaran di depan kelas, tetapi juga menyiapkan dan mendesain bahan pelajaran, memberikan tugas-tugas, menilai proses dan hasil
belajar
murid,
merencanakan
kegiatan-kegiatan
lain,
dan
menegakkan disiplin (Mahmud, 1989). Seorang guru dituntut untuk menjadi profesional. Menurut Wilonoyudho (2001) ada lima ukuran seorang guru dikatakan profesional. Pertama, memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Kedua, secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkannya. Ketiga, bertanggung jawab memantau kemajuan belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Keempat, mampu berpikir sistematis dalam melakukan tugasnya. Kelima, seyogianya menjadi bagian dalam masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Selain dituntut untuk menjadi profesional dalam pekerjaannya, seorang guru juga memiliki tuntutan yang besar dalam masyarakat. Menurut Nasution (1983), berdasarkan kedudukannya, seorang guru harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat. Apa yang dituntut dari seorang guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi dari pada yang dituntut oleh orang dewasa lainnya. Tugas yang harus dipikul oleh guru memang sangat berat, akan tetapi sepertinya hal itu sangat tidak sesuai dengan apa yang diperolehnya. Pada
umumnya
kehidupan
ekonomi
para
guru
masih
sangat
memprihatinkan, meskipun mereka harus bekerja keras namun mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
hanya memperoleh gaji yang pas-pasan, bahkan sering kali tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya. Tuntutan profesionalisme dan tuntutan besar dari masyarakat, serta kurang tercapai kesejahteraan itu tentunya dirasakan sangat menekan, atau
berpotensi
menimbulkan
stres.
Selain
hal-hal
di
atas,
lingkungan .kerja juga memiliki potensi menimbulkan stres. Berdasarkan hasil penelitian Smith dan Bourke (dalam Arismunandar dan Ardhana, 1998) terungkap bahwa 66 persen stres yang dialami oleh guru bersumber dari pekerjaannya. Hal ini disebabkan ciri pekerjaan guru yang bersifat repetitif. Long dan Khan (dalam Arismunandar dan Ardhana, 1998) mengemukakan bahwa pekerja yang melakukan tugas yang bersifat rutin akan mengalami stres jangka panjang. Stres merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 2006). Stres pada diri seseorang dapat menimbulkan berbagai macam gangguan baik bagi dirinya sendiri, orang lain maupun bagi lingkungan kerjanya. Menurut Rini (2002) ada hubungan sebab akibat antara stres dengan penyakit seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya. Bakker dkk (dalam Rini, 2002) mengungemukakan bahwa stres yang dialami oleh seseorang akan merubah sistem kekebalan tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Menurut Robbins (1996) faktor yang menyebabkan stres adalah faktor lingkungan, yaitu faktor yang menyebabkan stres yang bersumber dari lingkungannya secara umum; faktor organisasional, yaitu yang berasal dari dalam organisasi tempat kerjanya; dan faktor individual. Guru merupakan pekerjaan yang memiliki ritme kerja yang rutin, yaitu mengajar dengan jam yang sudah ditentukan. Namun demikian, tugas guru berbeda-beda berdasarkan jenjang pendidikan yang diampunya. Dalam sistem pendidikan dasar 9 tahun yang diterapkan di negara kita saat ini, terdapat dua jenjang pendidikan yang wajib ditempuh oleh setiap anak, yaitu pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah pertama. Pada umumnya guru Sekolah Dasar memiliki tugas mengajar yang lebih monoton dibandingkan dengan guru Sekolah Menengah Pertama. Kebanyakan guru Sekolah Dasar, terutama guru-guru di lingkungan pedesaan, berperan sebagai guru kelas yang mengajar siswa dalam satu kelas, sehingga setiap harinya seorang guru Sekolah Dasar akan menghadapi murid-murid yang sama. Seorang guru kelas juga memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan dan menyampaikan hampir semua mata pelajaran yang ada, sehingga dapat dikatakan bahwa jam kerjanya adalah sehari penuh. Selain itu seorang guru kelas juga bertanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan seluruh anak didiknya dalam setiap mata pelajaran. Guru SMP tidak berperan sebagai guru kelas. Pada umumnya guru Sekolah Menengah Pertama memiliki tugas untuk menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
satu mata pelajaran untuk beberapa kelas sesuai dengan spesifikasi ilmunya. Hal ini tentunya akan menimbulkan adanya variasi siswa yang diajarnya, artinya seorang guru tidak selalu menghadapi murid yang sama sepanjang hari. Berbeda dengan guru Sekolah dasar yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswanya dalam seluruh mata pelajaran, seorang guru sekolah menengah biasanya hanya bertanggung jawab terhadap perkembangan siswanya dalam satu mata pelajaran yang diampunya. Menurut Slavin (2003)
guru yang baik adalah
guru yang
mengetahui bahan pelajaran dan menguasai ketrampilan mendidik. Seorang guru yang efektif tidak hanya mengetahui mata pelajaran, tetapi juga mampu mengkomunikasikan ilmunya kepada peserta didik. Jika demikian halnya maka seorang guru SD memiliki tugas dan tanggung jawab yang relatif lebih berat karena dia harus menguasai semua mata pelajaran dan juga harus memiliki ketrampilan mendidik.
Guru pada
tingkat SMP pada umumnya hanya dituntut untuk menguasai satu atau dua mata pelajaran saja di samping ketrampilan mendidik. Dalam praktik pendidikan tugas seorang guru tidak hanya terbatas pada menyampaikan pelajaran pada muridnya, tetapi juga mendidik muridnya untuk menjadi seorang yang baik yang diharapkan oleh masyarakat. Dalam hal ini tentunya beban tugas guru SD dan guru SMP tidak sama, karena mereka memiliki anak didik yang berbeda dalam hal usia, sehingga pola pendidikan yang diterapkan serta tantangan kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
yang dihadapi juga akan berbeda. Peserta didik dalam jenjang pendidikan SD dan SMP memiliki keunikan masing-masing. Sekolah Dasar merupakan awal dari sebuah proses pendidikan, di Sekolah Dasar ini seorang anak akan mulai diajarkan bagaimana membaca, menulis, berhitung, serta mengenal hal-hal yang ada dilingkungannya, tentunya itu bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah dan bahkan memiliki tantangan yang sangat tinggi. Pendidikan di Sekolah Dasar sering kali dianggap sebagai dasar utama dalam kehidupan seseorang. Jalannya proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh kondisi perkembangan kognitif peserta didik. Piaget (dalam Gunarsa, 1987) menganggap belajar sebagai proses yang aktif yang harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak. Oleh karena itu guru juga harus mampu memiliki pemahaman tentang perkembangan kognitif anak. Rentang usia peserta didik di Sekolah Dasar adalah sekitar 7 sampai 12 tahun. Menurut Piaget (dalam Irwanto, 1997) tahap perkembangan kognitif anak pada usia 7 – 12 tahun masuk pada tahap perkembangan operasional konkrit, dimana seorang anak mampu menalar suatu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya. Selain itu pada usia ini anak mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan cirinya. Meskipun demikian, pemikiran logis anak masih terpancang pada objek konkrit yang disajikan. Untuk itu guru SD harus mampu menyajikan pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
sedemikian rupa sehingga anak mampu memahaminya, misalnya dengan menyajikan pelajaran yang berisi obyek atau benda-benda yang nyata. Pendidikan pada tingkat SMP masih termasuk dalam pendidikan dasar, tapi dalam hal karakteristik peserta didik secara umum tentunya sudah sangat berbeda dengan peserta didik di SD. Guru SMP memiliki peserta didik yang usianya sekitar 13 sampai 15 tahun. Usia ini secara kognitif masuk pada tahap perkembangan operasional formal. Dalam tahap ini seorang anak mampu berpikir secara abstrak dan simbolis. Pola berpikir anak juga menjadi lebih fleksibel dan mampu melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda (Piaget, dalam Irwanto, 1997). Dalam usia ini seorang anak masuk pada usia pubertas yang sering disebut periode tumpang tindih, yaitu saat akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja (Irwanto, 1997). Periode ini merupakan masa yang sulit bagi seseorang, sehingga tentunya akan menimbulkan berbagai macam permasalahan dan tantangan bagi guru. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk mengetahui perbedaan tingkat stres antara guru SD dan guru SMP khususnya di kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan Pakis?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan Pakis.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini dapat menambah kajian teoretis di bidang psikologi pendidikan, khususnya mengenai stres kerja pada guru. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai stres kerja pada guru SD dan SMP khususnya di kecamatan Pakis Magelang. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan mengenai hal-hal yang menyebabkan stres pada guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Stres 1. Pengertian Stres Stres menurut Santrock (2003) adalah respon individu terhadap keadaan dan kejadian yang disebut stressor, yang mengancam dan menganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping). Selye (dalam Huffman, 2000) mendefinisikan stres sebagai respon nonspesifik dari tubuh terhadap suatu tuntutan. Secara sederhana Anoraga (2006) mengartikan stres sebagai suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Hardjana (1994), mengartikan stres sebagai keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stres dan orang yang dianggap mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan atau kondisi dan sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya. Sarafino (1997) mendefinisikan stres dalam tiga pendekatan antara lain :
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
a. stres sebagai stimulus Pendekatan
ini
menitikberatkan
pada
lingkungan,
dan
mengambarkan stres sebagai stimulus. Individu melihat dalam referensi orang terhadap sumber atau penyebab kegelisahan dan tekanan sebagai kejadian atau keadaan yang menyebabkan stres. Keadaan atau kejadian yang membuat kita merasa terancam atau terganggu, sehingga menghasilkan perasaan tertekan yang disebut stressor. Stressor dapat berupa bencana besar (tornado, tsunami, gempa bumi, banjir, dll), kejadian besar dalam kehidupan seseorang (kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan), kondisi yang tidak menyenangkan (hidup di daerah yang bising). b. stres sebagai respon Pendekatan ini lebih menekankan pada reaksi seseorang terhadap stressor dan menggambarkan stres sebagai suatu respon. Individu secara cepat akan merespon stimulus yang diterimanya. Respon yang dialami tersebut mengandung dua komponen, yaitu komponen psikologis dan komponen fisiologis. Komponen psikologis meliputi: perilaku, pola pikir, emosi dan perasaan stres.
Komponen fisiologis berupa rangsangan-
rangsangan fisik yang meningkat, seperti jantung bedebar, mulut kering, perut mulas, dan berkeringat. Respon terhadap stressor ini disebut strain atau ketegangan. Selye (dalam Sarafino, 1997) menyatakan pendapat yang senada, bahwa ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia akan mendorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
dirinya sendiri untuk melakukan suatu tindakan. Usaha ini diatur oleh kelenjar adrenalin yang mengaktifkan sistem saraf simpatetik. Menurut Selye individu tidak hanya berhenti pada merespon stressor saja namun masih ada 2 tahap lagi. Selye menyebut 3 tahap tersebut dengan istilah General Adaption System (GAS) antaralain: (1) Tahap reaksi alarm (alarm reaction) merupakan upaya mempersiapkan diri untuk melawan stres. Upaya yang dilakukan seperti: jantung berdebar-debar, muka pucat, tekanan darah naik, kadar gula dalam darah meningkat. (2) Tahap resisten (resistance reaction) merupakan tahap dimana tubuh melakukan penyesuaian pada keadaan yang menimbulkan stres. (3) Tahap kelelahan (exhoustion reaction) terjadi ketika tubuh sudah tidak mampu lagi untuk memberi respon dalam melawan keadaan stress (Sarafino, 1997). c. stres sebagai transaksi Stres adalah hubungan antara individu dengan lingkungan yang merupakan kelanjutan dari interaksi dan penyesuain diri. Interaksi antara individu dalam lingkungan yang saling mempengaruhi disebut hubungan transaksional. Stres tidak hanya suatu stimulus atau suatu respon, namun juga merupakan sebuah proses yang mana individu sebagai pengantara yang aktif yang dapat mempengaruhi stressor melalui perilaku, kognitif, dan emosional. Individu dapat memberikan reaksi yang berbeda pada stressor yang sama. Sarafino (1997) menyimpulkan bahwa stres merupakan kondisi yang merupakan hasil ketika transaksi orang/lingkungan membawa individu merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
ketidaksesuaian-nyata atau tidak-dengan tuntutan dari situasi dan sumberdaya biologis, psikologi atau sistem sosial. Steers (dalam Rasid, 1992) memandang stres sebagai reaksi individu terhadap karakteristik lingkungan yang dirasa menunjukkan suatu ancaman. Dari pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa stres merupakan tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap kondisi lingkungan yang menuntut, membebani dan mengancamnya. 2. Pengertian Stres Kerja Secara umum jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut, maka individu tersebut dikatakan mengalami stres kerja (Rini, 2002). Stres kerja adalah kondisi dinamik yang terjadi ketika seseorang dihadapkan dengan suatu peluang, kendala dan tuntutan yang tidak seimbang di
dalam
pekerjaannya.
Ketidakseimbangan
tersebut
mengakibatkan
munculnya ketidakpastian yang dirasakan oleh seseorang dalam kehidupan bekerjanya (Robbins, 1997). Ivanchevich dan Matteson (dalam Nurofia, 2000) mendefinisikan stres dalam dunia kerja sebagai suatu respon adaptif, yang diantarai oleh perbedaan individual dan atau proses-proses psikologis, yang merupakan konsekuensi dari segala tindakan, situasi, atau kejadian eksternal yang mempunyai tuntutan psikologis atau fisik yang cukup besar bagi diri seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Sedangkan menurut Behr dan Newman (dalam Nurofia, 2000) stres kerja adalah suatu kondisi yang muncul dari interaksi individu dengan pekerjaannya dan dicirikan oleh perubahan-perubahan di dalam individu tersebut yang mendorong timbulnya penyimpangan dari fungsi normal. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah respon penyesuaian yang merupakan hasil interaksi individu dengan pekerjaannya terhadap situasi eksternal (peluang, kendala, tuntutan) yang tidak seimbang yang menyebabkan timbulnya penyimpangan-penyimpangan fisik, psikologis yang berpengaruh terhadap kognisi dan emosi, serta tingkah laku. 3. Faktor-faktor penyebab stres kerja Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres pada individu disebut sebagai stressor. Rice menggolongkan macam stressor sebagai berikut: a) Stressor individu merupakan sumber stres yang berasal dari faktor internal seperti: kepribadian, sikap terhadap stres, dan faktor kognitif (penilaian terhadap stres). b) Stressor interpersonal adalah sumber stres yang berhubungan dengan proses interaksi dengan orang lain. Proses ini akan menimbulkan masalah yang menyebabkan terjadi ketegangan secara fisik, sehingga memicu sekresi hormon stres dalam tubuh seperti: adrenalin, noradrenalin, dan cortisol. c) Stressor sosial merupakan sumber stres yang berasal dari kehidupan sosial, seperti: perubahan sosial yang cepat, kepadatan penduduk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
kepadatan pemukiman, keramaian, kemacetan, pertikaian antara kelompok masyarakat, kerusuhan, kenaikan biaya hidup, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan sebagai kaum minoritas. d) Stressor lingkungan fisik merupakan sumber stres yang disebabkan oleh kondisi lingkungan fisik disekitar individu. Stressor ini sering dialami oleh individu, sehingga mereka mampu beradaptasi dan melakukan koping stres. Stressor ini seperti: bencana alam, banjir, cuaca, temperatur, kecepatan angin, kebisingan, polusi, dan bencana yang berasal dari teknologi. e) Stressor organisasi merupakan sumber stres terjadi pada setting khusus yaitu organisasi atau perusahaan. Jenis stressor yang timbul bisa bersifat struktural maupun kultural seperti stres pada pekerjaan, jadwal kerja padat, struktur tugas berat, kebijakan perusahan yang negatif, dan budaya organisasi yang destruktif. Selain dalam kehidupan secara luas, stres juga dialami di dalam lingkungan kerja. Menurut Smet (1994) ada dua hal yang menyebabkan suatu pekerjaan menjadi stressful. Pertama, tuntutan kerja yang terlalu banyak yang mengharuskan orang untuk bekerja terlalu keras. Kedua, jenis pekerjaannya, misalnya pekerjaan yang memberikan penilaian atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru atau dosen. Menurut sarafino (dalam Smet, 1994) stres kerja dapat disebabkan oleh: a) lingkungan fisik yang terlalu menekan, misalnya kebisingan, udara yang panas, dan penerangan yang kurang terang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
b) kurangnya kontrol yang dirasakan c) kurangnya hubungan interpersonal d) kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja. Sumber stres menurut Cary Cooper (dalam Rini, 2002) adalah stres karena kondisi pekerjaan, masalah peran, hubungan interpersonal, kesempatan pengembangan karir, dan struktur organisasi. a)
Kondisi Pekerjaan 1) Lingkungan Kerja. Keadaan lingkungan kerja yang buruk berpotensi menimbulkan karyawan mudah sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Selain itu kenyamanan kerja karyawan akan terganggu jika ruang kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, dan berisik. 2) Overload Overload ini dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Overload secara kuantitatif adalah jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut,sehingga karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam "tegangan tinggi". Overload secara kualitatif adalah bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit, sehingga menyita kemampuan teknis dan kognitif karyawan. 3) Deprivational Stress Istilah deprivational stress adalah untuk menjelaskan kondisi pekerjaan yang tidak lagi menantang, atau tidak lagi menarik bagi karyawan. Biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsur sosial (kurangnya komunikasi sosial). 4) Pekerjaan Berisiko Tinggi Banyak pekerjaan yang memiliki resiko yang tinggi, seperti pekerjaan di pertambangan, tentara, pemadam kebakaran dan lain-lain. Pekerjaan-pekerjaan ini sangat berpotensi menimbulkan stres kerja karena mereka setiap saat dihadapkan pada kemungkinan terjadinya kecelakaan yang mengancam keselamatan mereka. b) Konflik Peran Banyak pekerja yang stres karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu apa yang diharapkan oleh manajemen. Hal seperti ini mungkin banyak dialami pekerja di Indonesia, dimana perusahaan atau organisasi tidak punya garis-garis haluan yang jelas, aturan main, visi dan misi yang seringkali tidak dikomunikasikan pada seluruh karyawannya. Akibatnya, sering muncul rasa ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi, bahkan timbul keinginan untuk meninggalkan pekerjaan. Wanita bekerja
menghadapi konflik peran sebagai wanita karir
sekaligus ibu rumah tangga. Dalam kebudayaan Indonesia, wanita sangat dituntut perannya sebagai ibu rumah tangga yang baik dan benar sehingga masih banyak wanita karir yang merasa bersalah ketika harus bekerja. Perasaan bersalah ditambah dengan tuntutan dari dua sisi, yaitu pekerjaan dan ekonomi rumah tangga, sangat berpotensi menyebabkan wanita bekerja mengalami stress.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Sehingga wanita yang bekerja
mengalami stress lebih tinggi dibandingkan
dengan pria. c) Pengembangan Karir Ketika mulai bekerja setiap orang pasti memiliki harapan-harapan. Kesuksesan karir menjadi fokus perhatian tujuan seseorang. Namun seringkali prestasi yang mereka capai tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini bisa disebabkan karena ketidakjelasan sistem pengembangan karir dan penilaian prestasi kerja, budaya nepotisme dalam manajemen perusahaan, atau karena sudah tidak ada kesempatan lagi untuk naik jabatan d) Struktur Organisasi Kebanyakan perusahaan di Indonesia masih sangat konvensional dan penuh dengan budaya nepotisme, minim akan kejelasan struktur yang menjelaskan jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab. Selain itu, aturan main yang terlalu kaku atau malah tidak jelas, iklim politik perusahaan yang tidak sehat serta minimnya keterlibatan atasan membuat karyawan jadi stres. Berdasarkan penelitian (Arismunandar dan Ardhana, 1998) terungkap bahwa sumber stres kerja guru yang paling dominan adalah potongan gaji, kenaikan pangkat yang tertunda, siswa perorangan yang berkelakuan buruk, konflik dengan personil lain, lingkungan sekolah yang terlalu bising, dan kurangnya motivasi, perhatian, dan respon siswa terhadap pelajaran. 4.
Indikator Stres Akibat yang ditimbulkan oleh stres terhadap diri seseorang dapat bermacam-macam, hal ini tergantung pada kekuatan konsep dirinya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
kemudian menentukan besar kecilnya toleransi orang tersebut terhadap stress (Anoraga, 2006). Gejala stres menurut Robbins (2003) adalah sebagai berikut ini: a) Gejala Fisiologis: sakit kepala, tekanan darah naik, detak jantung meningkat. b) Gejala Psikologis: gelisah, depresi, penurunan kepuasan. c) Gejala Perilaku: perubahan produktifitas, perpindahan, ketidakhadiran. Sarafino (1997) memecahan gejala psikologi menjadi lebih spesifik lagi menjadi gejala emosional. Ia membagi 4 tanda individu mengalami stres antara lain sebagai berikut: a) Gejala fisiologis: detak jantung dan pernafasan rata-rata meningkat dengan segera, gemetar terutama pada kaki dan tangan. migrain, sakit kepala, pegal di leher, darah tinggi, gangguan makan dan kebiasaan tidur. b) Gejala emosional: marah-marah, sedih, cemas, phobia, depresi, tidak bahagia, mood yang buruk, putus asa, tampak lesu dan pasif, konsep diri rendah serta suka menyalahkan diri. c) Gejala kognitif: ganguan dalam pola berpikir. d) Gejala interpersonal: tidak ramah,
permusuhan, perilaku negatif,
agresif, tidak sensitif. Menurut Braham (dalam Handoyo, 2001) stress dapat dilihat dari gejala-gejala sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
a) Gajala fisik: sulit tidur/tidur tidak teratur, sakit kepala, sulit buang air besar, gangguan pencernaan, radang usus, kulit gatal-gatal, pungung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan leher terasa tegang, keringat berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi/serangan jantung, kehilangan energi. b) Gajala emosional: marah-marah, mudah tersinggung, terlalu sensitif, gelisah cemas, mood, sedih, mudah menangis, depresi, gugup, agresif, mudah bermusuhan, gampang menyerang, kelesuan mental. c) Gejala intelektual: mudah lupa, kacau pikiranya, daya ingat menurun, sulit berkosentrasi, suka melamun, pikiran hanya terfokus pada satu hal saja. d) Gejala interpersonal: Acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan menurun, mudah mengingkari janji, senang mencari kesalahan orang lain, menyerang dengan kata-kata, menutup diri dan mudah menyalahkan diri sendiri. Menurut Anoraga (2006), gejala stres meliputi : a) Gejala badan
: sakit kepala, sakit maag, berdebar-debar, keluar
keringat dingin, gangguan pola tidur, mual, muntah, lesu, letih, kaku leher belakang sampai punggung, nafsu makan menurun. b) Gejala emosional : pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil keputusan, cemas, mudah marah, was-was, murung, mudah marah, mudah menangis, gelisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
c) Gejala sosial
: makin banyak merokok/minum/makan, menarik
diri dari pergaulan sosial, mudah bertengkar. Menurut Beehr dan Newman (dalam Rini, 2002) gejala stres kerja dapat di bagi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku. a) Gejala psikologis berupa kecemasan, ketegangan, bingung, marah, sensitif, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengurung diri, depresi, merasa terasing dan mengasingkan diri, kebosanan, ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya fungsi intelektual, kehilangan daya konsentrasi, kehilangan spontanitas dan kreatifitas, kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri. b) Gejala fisik berupa meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya
sekresi
adrenalin
dan
noradrenalin,
gangguan
gastrointestinal misalnya gangguan lambung, mudah terluka, mudah lelah secara fisik, gangguan kardiovaskuler, kematian, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit, kepala pusing, migraine, kanker, ketegangan otot, gangguan tidur. c) Gejala perilaku berupa menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas,
penurunan
pengguanaan
prestasi
miniman
keras
dan dan
produktivitas, mabuk,
meningkatnya
perilaku
sabotase,
meningkatnya frekuensi absensi, perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan), kehilangan nafsu makan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
penurunan drastis berat badan, meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi seperti ngebut dan berjudi, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas, penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman, kecenderungan bunuh diri. Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indikator stres yaitu : a) Fisiologis berupa sakit kepala, migrain, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, pucat, pernafasan rata-rata meningkat, gemetar pada kaki dan tangan, berkeringat, pegal pada leher dan punggung, insomnia, lelah, dan gangguan pencernaan. b) Emosional berupa gelisah, cemas, kecewa, panik, bosan, lesu, marah, sedih, depresi, mood yang buruk, putus asa, mudah tersinggung, agresif, mudah bermusuhan, mudah menyerang, konsep diri rendah, suka menyalahkan diri. c) Kognitif berupa gangguan berpikir, ketidak mampuan mengambil keputusan, kurang konsentrasi, mudah lupa, suka melamun, pikirannya hanya terfokus pada satu hal saja. d) Perilaku berupa perubahan produktifitas, ketidak hadiran, peningkatan konsumsi alkohol dan rokok, tidak nafsu makan/makan berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, menurunnya semangat untuk berolahraga, menarik diri. e) Interpersonal berupa sikap permusuhan, menarik diri, tidak ramah, mudah tersinggung, perilaku negatif, agresif, tidak peka terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
lingkungan sekitar, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan menurun, mudah mengingkari janji, senang mencari kesalahan orang lain, menyerang dengan kata-kata, menutup diri dan mudah menyalahkan diri sendiri.
B. Guru 1. Pengertian Guru Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Kata guru dalam bahasa Inggris disebut teacher, kata ini diartikan sebagai seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain (Syah, 2002). Menurut Roestiyah (1982) guru memiliki bermacam-macam arti. Secara tradisional, guru diartikan sebagai seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Guru juga diartikan sebagai seorang yang menyebabkan orang lain mengetahui atau mampu melaksanakan sesuatu atau memberikan pengetahuan atau ketrampilan kepada orang lain. Menurut Syah (2002) pengertian guru tersebut dapat diinterpretasikan secara bermacam-macam. Pertama, kata seseorang mengacu pada siapa saja asal pekerjaan sehari-harinya mengajar, jadi bukan hanya yang mengajar di sekolah saja tetapi juga yang mengajar di tempat lain misalnya kyai di pesantren, pendeta di gereja, dan instruktur di balai pendidikan dan pelatihan. Kedua, kata mengajar dapat ditafsirkan bermacam-macam, misalnya: menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersifat kognitif);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
melatih ketrampilan jasmani kepada orang lain (bersifat psikomotorik); dan menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (bersifat afektif). Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa guru bukan hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, tetapi merupakan tenaga profesional yang mampu menjadikan muridnya mampu merencanakan, menganalisa, dan menyimpulkan suatu masalah yang dihadapi. 2. Tugas Guru Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait dengan dinas maupun yang di luar dinas. Piaget (dalam Gunarsa, 1989) mengemukakan bahwa tugas guru bukan memberikan pengetahuan yang diberikan kepada anak, tetapi mencarikan, menunjukkan atau memberikan alat-alat yang menimbulkan minat dan merangsang anak untuk memecahkan persoalan sendiri. Menurut Usman (1997) guru memiliki tiga jenis tugas, yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. a) Tugas guru dalam sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar
berarti
meneruskan
dan
mengembangkan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa. b) Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orangtua kedua. Ia harus mampu menarik simpati siswanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Setiap pelajaran yang diberikan hendaknya dapat menjadikan motivasi bagi siswa untuk belajar. c) Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan adalah guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila. Menurut Mahmud (1990) peran guru adalah sebagai berikut: a) Guru sebagai pembuat keputusan Seorang guru harus membuat keputusan-keputusan bahan pelajaran dan metode mengajar. b) Guru sebagai motivator Guru harus memberikan motivasi kepada murid-muridnya agar mereka dapat berhasil dalam belajarnya. c) Guru sebagai menejer Waktu yang dipergunakan oleh guru setiap harinya selain untuk berinteraksi secara verbal dengan murid-muridnya adalah untuk kegiatan pengelolaan. Pengelolaan yang dimaksud di sini antara lain memeriksa dan menilai pekerjaan murid, menyiapkan ujian, mengorganisasi pelajaran, mengadakan pertemuan dengan orang tua murid, dan mengelola kelas. d) Guru sebagai pemimpin Guru yang efektif adalah pemimpin yang efektif, yaitu memanfaatkan potensi kelompok untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan individual. Dalam peranannya sebagai pemimpin, guru diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
menjadi wasit, teman, pencegah timbulnya permusuhan, sumber kasih sayang dan pemberi semangat. e) Guru sebagai konselor Sebagai konselor, guru harus menjadi pengamat yang peka terhadap tingkah laku dan gerak-gerik muridnya. Guru harus memberikan tanggapan yang konstruktif apabila muridnya mengalami kelesuan belajar. f) Guru sebagai insinyur atau perekayasa lingkungan Peran guru di sini adalah dalam hal pengaturan ruang kelas, karena penataan ruang kelas yang bagus akan membantu proses belajar. g) Guru sebagai model Guru berperan sebagai model atau contoh bagi murid-muridnya. 3. Guru Sekolah Dasar Guru sebagai pelaku pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Di Sekolah Dasar, tenaga kependidikan khususnya guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan peserta didik. Hal ini membuat guru menjadi lebih leluasa dalam mengarahkan peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar, yang kemudian akan menentukan keberhasilan peserta didik. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, Sekolah Dasar menggunakan sistem guru kelas. Menurut Sastrapraja (dalam Stevanus, 2004), guru kelas adalah guru yang dikuasakan mempertanggung jawabkan murid sekelas dan memberikan hampir semua mata pelajaran untuk jangka satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
tahun pelajaran. Seorang guru SD adalah seorang guru kelas, oleh karena itu guru perlu menguasai berbagai hal untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Setiap guru wajib memberikan pendidikan sesuai dengan tataran pendidikan peserta didiknya. Menurut Usman (1997), pendidikan dasar pada tataran Sekolah Dasar, menekankan pada kemampuan dan keterampilan dasar yaitu baca, tulis, dan hitung, sebagaimana tercermin dalam kemampuan dan keterampilan baca, tulis dan bicara serta berhitung (menambah, mengurang, membagi, mengali, mengukur sederhana, dan memahami bentuk geometri) yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dasar yang diberikan oleh guru SD bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar “baca-hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta persiapan untuk mengikuti pendidikan di SMP. Seorang guru SD harus mampu menyampaikan suatu pengajaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar. Karakteristik siswa Sekolah Dasar menurut Rachman (2001) adalah senang melakukan kegiatan manipulatif, ingin serba konkrit, dan terpadu. Hal tersebut tentunya sesuai dengan taraf perkembangan anak pada usia 7 sampai 12 tahun. Menurut Piaget (dalam Irwanto, 1997) tahap perkembangan kognitif anak pada usia 7 – 12 tahun masuk pada tahap perkembangan operasional konkrit, dimana seorang anak mampu menalar suatu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya. Selain itu pada usia ini anak mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan cirinya. Meskipun demikian, pemikiran logis anak masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
terpancang pada objek konkrit yang disajikan. Melihat hal tersebut tentunya seorang guru akan memiliki beban yang relatif berat karena dia adalah orang dewasa yang secara kognitif masuk pada taraf yang lebih tinggi, namun di sini harus mampu berperan dan menyampaikan pelajaran yang dapat dipahami oleh anak pada taraf operasional konkret. Guru Sekolah Dasar memiliki tantangan yang tidak mudah dalam menghadapi peserta didiknya. Menurut Hurlock (1991) pada usia Sekolah Dasar, seorang anak dianggap masuk pada periode kritis dalam dorongan berprestasi. Periode ini merupakan masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Pada masa kritis ini pendidik harus lebih memperhatikan dan memberi pengertian, serta bimbingan Biasanya pada awal sekolah anak sangat bergairah ke sekolah, tetapi pada akhir kelas dua, banyak yang merasa bosan, mengembangkan sikap menentang dan kritis terhadap tugas-tugas akademis, meskipun anak masih menyukai kegiatan nonakademis. Menurut Hurlock (1991), sikap anak ini dipengaruhi oleh menarik atau tidaknya cara guru menyajikan bahan yang harus dipelajari dan bagaimana ia memandang bahan-bahan ini berkaitan dengan pekerjaan di masa depan. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan guru Sekolah Dasar dalam penelitian ini adalah seorang yang mengajarkan pendidikan dasar di tingkat Sekolah Dasar yang berperan sebagai guru kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
4. Guru Sekolah Menengah Pertama Di dalam sekolah menengah, tugas seorang guru berbeda dengan tugas seorang guru sekolah dasar. Di sekolah menengah pertama seorang guru tidak lagi berperan sebagai guru kelas, akan tetapi berperan sebagai guru mata pelajaran. Yang dimaksud dengan guru mata pelajaran adalah guru yang dikuasakan untuk memberikan suatu mata pelajaran kepada murid. Jadi di sini guru Sekolah Menengah Pertama bertanggung jawab terhadap suatu mata pelajaran yang diberikannya kepada murid di beberapa kelas. Menilik dari tugas guru SMP tersebut, maka seorang guru tidak dituntut untuk menguasai berbagai kemampuan yang harus diberikan kepada muridnya. Meskipun demikian seorang guru SMP harus menguasai materi untuk tiga tingkatan kelas sekaligus. Guru SMP memiliki peserta didik yang memiliki rentang usia sekitar 13 sampai 15 tahun. Usia ini secara kognitif masuk pada tahap perkembangan operasional formal. Dalam tahap ini seorang anak mampu berpikir secara abstrak dan simbolis. Pola berpikir anak juga menjadi lebih fleksibel dan mampu melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda (Piaget, dalam Irwanto, 1997). Hal ini tentu saja akan lebih mempermudahkan guru dalam menyampaikan mata pelajaran. Dalam usia ini seorang anak masuk pada masa puber dan masa remaja yang tentunya akan menimbulkan berbagai macam permasalahan dan tantangan bagi guru. Masa puber merupakan masa transisi antara masa kanak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
kanak dan masa remaja. Pada masa ini seorang anak akan mengalami pertumbuhan yang pesat dan perubahan yang mencolok dalam proporsi tubuh. Menurut Hurlock (1991), perubahan pada masa puber ini akan mempengaruhi keadaan fisik, sikap, dan perilaku. Masa puber kadang disebut “fase negatif” karena akibat yang ditimbulkannya, terutama semasa awal puber, relatif buruk. Melihat karakteristik dari anak usia SMP ini maka tugas guru juga relatif berat. Akan tetapi guru tidak setiap saat harus menghadapi siswa yang sama dengan perilaku yang sama, sehingga hal tersebut tentunya lebih meringankan beban guru SMP. Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan guru SMP dalam penelitian ini adalah seorang yang mengajarkan pendidikan dasar di tingkat Sekolah Menengah Pertama, yang berperan sebagai guru mata pelajaran, di mana guru hanya mengajarkan mata pelajaran tertentu saja. C. Stres kerja pada Guru SD dan SMP Guru merupakan tenaga profesional yang memberikan ilmunya kepada murid-muridnya dan mampu menjadikan muridnya mampu merencanakan, menganalisa, dan menyimpulkan suatu masalah yang dihadapi. Stres merupakan suatu keadaan atau tuntutan yang membebani seseorang, baik secara fisik maupun mental, yang mengakibatkan ketegangan dalam dirinya. Seorang guru pasti memiliki masalah dalam pekerjaannya setiap permasalahan yang ada tersebut berpotensi menimbulkan stres. Stres pada guru tersebut termasuk pada stres kerja, yang dimaksud dengan stres kerja adalah respon penyesuaian yang merupakan hasil interaksi individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
dengan pekerjaannya terhadap situasi eksternal (peluang, kendala, tuntutan) yang tidak seimbang yang menyebabkan timbulnya
penyimpangan-
penyimpangan fisik, psikologis dan tingkah laku. Permasalahan yang dihadapi oleh guru tidak hanya menyangkut peserta didiknya, tetapi juga permasalahan lain, baik itu mengenai lingkungan kerja, teman kerja, banyaknya tugas atau pekerjaan yang harus lakukan, masalah kesejahteraan dan tentunya masih banyak hal lain yang dapat menimbulkan stress bagi guru. Setiap orang, dalam hal ini guru, pasti memiliki tingkatan stres ketika menghadapi stressor, dan tingkat stres seseorang akan berbeda dengan orang yang lainnya. Guru dituntut untuk profesional dalam pekerjaannya dan dalam bermasyarakat. Tuntutan profesionalisme dan tuntutan besar dari masyarakat, serta kurang tercapai kesejahteraan hidup, tentunya dirasakan sangat menekan, atau berpotensi menimbulkan stres. Selain hal-hal di atas, lingkungan .kerja juga memiliki potensi menimbulkan stress. Berdasarkan hasil penelitian Smith dan Bourke (dalam Arismunandar dan Ardhana, 1998) terungkap bahwa 66 persen stres yang dialami oleh guru bersumber dari pekerjaannya. Hal ini disebabkan ciri pekerjaan guru yang bersifat repetitif. Long dan Khan (dalam Arismunandar dan Ardhana, 1998) mengemukakan bahwa pekerja yang melakukan tugas yang bersifat rutin akan mengalami stres jangka panjang. Guru merupakan pekerjaan yang bersifat repetitif dan memiliki ritme kerja yang rutin, tetapi tugas guru akan berbeda pada masing-masing jenjang pendidikan, dalam hal ini guru SD dan guru SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Seorang guru Sekolah Dasar bertugas sebagai guru kelas yaitu, guru yang dikuasakan mempertanggung jawabkan murid sekelas dan memberikan hampir semua mata pelajaran untuk jangka satu tahun pelajaran, oleh karena itu guru perlu menguasai berbagai hal untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Sedangkan guru Sekolah Menengah Pertama berperan sebagai guru mata pelajaran, di mana seorang guru hanya bertanggung jawab pada mata pelajaran tertentu saja. Secara tugas menyampaikan mata pelajaran maka guru Sekolah Dasar memiliki tugas yang lebih berat dibandingkan guru Sekolah Menengah Pertama. Guru Sekolah Dasar memiliki anak didik yang berada pada taraf perkembangan operasional konkret, pada masa ini anak mampu menalar suatu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya. Selain itu pada usia ini anak mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan cirinya. Meskipun demikian, pemikiran logis anak masih terpancang pada objek konkrit yang disajikan. Melihat hal tersebut tentunya seorang guru akan memiliki beban yang relatif berat karena dia adalah orang dewasa yang secara kognitif masuk pada taraf yang lebih tinggi, namun di sini harus mampu berperan dan menyampaikan pelajaran yang dapat dipahami oleh anak pada taraf operasional konkret. Guru Sekolah Menengah Pertama memiliki anak didik yang berada pada taraf perkembangan operasional formal, Dalam tahap ini seorang anak mampu berpikir secara abstrak dan simbolis. Pola berpikir anak juga menjadi lebih fleksibel dan mampu melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Hal ini tentu saja akan lebih mempermudahkan guru dalam menyampaikan mata pelajaran. Usia anak Sekolah Dasar digolongkan sebagai usia kritis dalam dorongan berprestasi. Pada masa kritis ini pendidik memiliki tanggung jawab yang besar karena harus lebih memperhatikan dan memberi pengertian, serta bimbingan. Sedangkan usia anak Sekolah Menengah Pertama biasanya merupakan usia di mana terjadi berbagai perubahan dan perkembangan yang sangat mencolok pada tubuhnya, perubahan pada masa puber ini akan mempengaruhi keadaan fisik, sikap, dan perilaku. Masa ini juga disebut sebagai “fase negatif” karena akibat yang ditimbulkannya relatif buruk. Melihat karakteristik dari anak usia Sekolah Menengah Pertama ini maka tugas guru juga relatif berat. Akan tetapi guru tidak setiap saat harus menghadapi siswa yang sama dengan perilaku yang sama, sehingga hal tersebut tentunya lebih meringankan beban guru SMP.
D. Hipotesa Hipotesa dari penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan Guru SMP. Tingkat stres guru SD lebih tinggi dibandingkan tingkat stres guru SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Penelitian ini
termasuk jenis penelitian komparatif. Penelitian
komparatif adalah jenis penelitian yang berbentuk perbandingan dari dua sampel atau lebih (Azwar, 2001). Penelitian ini disebut sebagai penelitian komparatif karena penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat stres kerja antara dua kelompok subjek berdasarkan tingkat pendidikan yang diampu yaitu guru Sekolah Dasar dan guru Sekolah Menengah Pertama.
B.
Identifikasi Variabel Penelitian Variabel bebas
: a. Guru Sekolah Dasar b. Guru Sekolah Menengah Pertama
Variabel tergantung : Tingkat stres kerja
C.
Definisi operasional Variabel Penelitian 1. Stres Kerja Stres kerja adalah respon penyesuaian yang merupakan hasil interaksi individu dengan pekerjaannya terhadap situasi eksternal (peluang, kendala, tuntutan) yang tidak seimbang yang menyebabkan timbulnya
penyimpangan-penyimpangan
fisik,
psikologis
yang
berpengaruh terhadap kognisi dan emosi, serta perubahan tingkah laku.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Tingkat stres kerja ini diungkap dengan metode skala, jadi stres kerja ini adalah skor yang diperoleh subjek melalui skala pengukuran stres kerja. Tingkat stres akan diukur menggunakan skala tingkat stres yang terungkap melalui indikator : a. fisiologis berupa sakit kepala, migrain, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, pucat, pernafasan rata-rata meningkat, gemetar pada kaki dan tangan, berkeringat, pegal pada leher dan punggung, insomnia, lelah, dan gangguan pencernaan. b. emosional berupa gelisah, cemas, kecewa, panik, bosan, lesu, marah, sedih, depresi, mood yang buruk, putus asa, mudah tersinggung, agresif, mudah bermusuhan, mudah menyerang, konsep diri rendah, suka menyalahkan diri. c. kognitif berupa gangguan berpikir, ketidak mampuan mengambil keputusan, kurang konsentrasi, mudah lupa, suka melamun, pikirannya hanya terfokus pada satu hal saja. d. perilaku berupa perubahan produktifitas, ketidak hadiran, perpindahan, peningkatan konsumsi alkohol dan rokok, tidak nafsu makan/makan berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, menurunnya semangat untuk berolahraga, menarik diri. e. interpersonal berupa sikap permusuhan, menarik diri, tidak ramah, mudah tersinggung, perilaku negatif, agresif, tidak peka terhadap lingkungan sekitar, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan menurun, mudah mengingkari janji, senang mencari kesalahan orang lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
menyerang dengan kata-kata, menutup diri dan mudah menyalahkan diri sendiri. Tingkat stres kerja dilihat dari tinggi rendahnya jumlah skor total yang diperoleh dari skor skala. Skor yang tinggi menunjukkan tingkat stres kerja yang tinggi dan sebaliknya skor yang rendah menunjukkan tingkat stres kerja yang rendah . 2. Guru SD Guru Sekolah Dasar dalam penelitian ini adalah seorang yang mengajarkan pendidikan dasar di tingkat Sekolah Dasar yang berperan sebagai guru kelas. Guru kelas adalah guru yang dikuasakan mempertanggung jawabkan murid sekelas dan memberikan hampir semua mata pelajaran untuk jangka satu tahun pelajaran. 3. Guru SMP Yang dimaksud dengan guru SMP dalam penelitian ini adalah seorang yang mengajarkan pendidikan dasar di tingkat Sekolah Menengah Pertama, yang berperan sebagai guru mata pelajaran, di mana guru hanya mengajarkan mata pelajaran tertentu saja.
D.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 50 guru Sekolah Dasar yang
mengajar sebagai guru kelas (bukan guru mata pelajaran), yang diambil dari beberapa Sekolah Dasar yang ada di kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
50 guru Sekolah Menengah Pertama yang merupakan guru mata pelajaran, yang diambil dari 3 SMP yang ada di kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.
E.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan alat ukur berupa pengisian skala psikologis. Skala psikologis merupakan alat ukur psikologis yang stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan (Azwar, 2003). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala stres kerja untuk mengukur perbedaan tingkat stres kerja pada guru berdasarkan jenjang pendidikan yang diampunya. Penelitian ini menggunakan metode skala karena penelitian ini hanya mengungkap satu atribut tunggal yaitu stres kerja. Selain itu dengan menggunakan metode skala, sekalipun subjek memahami isi pernyataan tetapi biasanya subjek tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pernyataan atau pertanyaan tersebut. Skala disusun berdasarkan skala Likert. Setiap skala dalam penelitian ini diberikan empat alternatif jawaban yaitu sangat Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), Tidak Pernah (TP). Peneliti hanya mencantumkan empat alternatif jawaban agar dapat menghindari kemungkinan subjek untuk memberikan jawaban yang bersifat netral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
1. Penyusunan pernyataan Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tingkat stres kerja. Skala ini terdiri dari item yang dikembangkan dari 5 indikator yang menunjukkan tingkat stres seseorang. Indikator tingkat stres adalah fisiologis, emosional, kognitif, perilaku, dan interpersonal. Tabel 1 Blue print sebelum uji coba No
Indikator
1
Fisiologis
2
Emosional
3
Kognitif
4
Perilaku
5
Interpersonal Jumlah
Favorabel 9 (11,25%) 9 (11,25%) 8 (10%) 7 (8,75%) 7 (8,75%) 40 (50%)
Item Unfavorabel 9 (11,25%) 9 (11,25%) 8 (10%) 7 (8,75%) 7 (8,75%) 40 (50%)
Total 18 (22,50%) 18 (22,50%) 16 (20%) 14 (17,50%) 14 (17,50%) 80 (100%)
Tabel 2
N o 1
Indikator Fisiologis
2
Emosional
3 4 5
Kognitif Perilaku Interpersonal
Spesifikasi item sebelum uji coba Item Favorabel Unfavorable 9;16;37;40;43;45;48;58 10;17;38;44;54;56;61;71; ;72 74 2;11;19;22;31;35;53;67 4;18;20;24;33;36;41;62; ;75 69 7;12;21;23;32;52;63;68 8;25;30;34;47;64;70;73 5;14;29;39;49;51;76 1;3;13;60;65;77;79 6;26;28;42;55;59;78 15;27;46;50;57;66;80 Jumlah
Total 18 18 16 14 14 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
2. Pemberian skor skala stres kerja Cara pemberian skor pada skala stres kerja guru ini adalah dengan memberikan skor yang bergerak dari rentang angka 4 sampai 1 untuk item favorable, yaitu dari selalu sampai tidak pernah.
Sedangkan untuk item
unfavorable, skor bergerak dari angka 1 sampai 4, yaitu dari sangat tidak pernah sampai selalu. Tabel 3 Penskoran item favorabel dan unfavorable Alternatif jawaban
F.
Skor Favorabel
Unfavorabel
Selalu
4
1
Sering
3
2
Kadang-kadang
2
3
Tidak pernah
1
4
Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Validitas dan reliabilitas merupakan tingkatan mutu dari seluruh proses
pengumpulan data dalam penelitian. Pengujian reliabilitas dan validitas perlu dilakukan sebelum alat ukur digunakan dalami penelitian, agar alat ukur benerbenar mengukur apa yang diukur dan memiliki ketepatan ukur. 1. Uji Reliabilitas Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror (kesalahan) daripada faktor yang sesungguhnya (Azwar, 2003). Skala dianggap reliabel bila skala tersebut memunculkan hasil yang relatif sama pada subjek yang sama pada kesempatan yang berbeda atau pada kelompok yang berbeda namun memiliki karakteristik yang sama. Nilai reliabilitas skala dianggap memuaskan bial koefisiensinya mencapai 0,900 (Azwar, 2003). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal melalui prosedur Alpha Cronbach yang dinyatakan dalam koefisien alpha. Prosedur ini hanya didasarkan pengukuran satu kali saja pada sekelompok responden (Azwar, 2003). Prosedur ini dipilih karena praktis dan memiliki efisiensi yang tinggi. 2. Uji Validitas Suatu alat ukur psikologi selain harus memiliki reliabilitas yang tinggi juga harus memiliki validitas yang tinggi. Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya. Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu mengasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2003). Pengujian validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional melalui professional judgment. Professional judgment dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
3. Uji Analisis Item Uji analisis item digunakan untuk mengetahui kecermatan alat ukur dalam melakukukan fungsi ukurnya. Prosedur seleksi item ini berdasarkan data empiris. Kualitas item diukur dengan menggunakan parameter daya diskriminasi item atau daya beda item. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2003). Pengujian daya diskriminasi item dalam penelitian ini dilakukan dengan komputansi koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan suatu kriteria yang relevan. Komputansi ini menghasilkan koefisien korelasi item total (rxy).
G.
Metode Analisis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, karena itu untuk
menganalisis data digunakan uji statistika. Analisis statatistik yang digunakan adalah Independent-Sample t-Test. Metode analisis ini digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini ingin mengetahui perbedaan mean dari 2 kelompok subjek yang berbeda, yang mengindikasikan ada tidaknya perbedaan tingkat stres kerja guru SD dan SMP. Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 12.00 for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian 1. Perizinan Sebelum melakukan uji coba, peneliti meminta perizinan dari beberapa sekolah untuk melaksanakan ujicoba penelitian di sekolah tersebut. Peneliti memperoleh surat keterangan penelitian untuk uji coba skala tingkat stress dengan nomor surat 58b/D/KP/Psi/USD/V/07 dan kemudian surat tersebut diajukan kepada SDN Gejagan, SDN Kajangkoso, SDN Gumelem, SDN Kragilan, dan SMP PRI Pakis yang semuanya berada di wilayah Kabupaten Magelang. 2. Pelaksanaan Uji Coba Uji coba alat tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui daya beda item dan reliabilitas alat penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Uji coba alat tes dilakukan selama 5 hari sejak tanggal 4-8 Juni 2007 bagi guru-guru SD dan SMP. Jumlah subjek uji coba adalah 54 guru yang masing-masing mengisi 80 item skala tingkat stres kerja. 3. Skala Tingkat Stres Kerja Hasil analisis item uji coba diperoleh item-item yang sahih dan item-item yang gugur dari skala tingkat stres kerja adalah sebagai berikut,
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Tabel 4 Nomor-nomor item yang sahih dan yang gugur Nomor item Sahih
1;3;6;7;8;9;10;11;12;14;15;16;17;18;19;20;21;22;23;24;25;27;28;31; 32;35;36;37;38;39;40;41;42;43;44;45;46;47;48;49;50;52;53;55;56;57; 58;59;60;61;62;63;64;65;66;67;69;70;71;72;73;74;75;76;77;80
Gugur
2;4;5;13;26;29;30;33;34;51;54;68;78;79
Hasil seleksi item skala diperoleh 66 item yang sahih dan 14 item yang gugur. Item yang gugur karena item-item tersebut tidak memiliki korelasi yang positif dan signifikansi dengan item total. Hasil uji reliabilitas berdasarkan korelasi alpha dari Cronbach diperoleh koefisiensi alpha 0,932, yang berarti bahwa item-item pada skala ini cukup reliabel karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,900. Hasil uji reliabilitas dan daya beda diperoleh item yang tersisa dan layak uji sebanyak 66 item. Item-item tersebut masih diseleksi agar memperoleh hasil penelitian yang maksimal. Proses seleksi berdasarkan daya beda tertinggi pada masing-masing indikator dalam rentang 0,300-0.665 untuk memperoleh 50 item. Indikator perilaku memiliki item yang paling sedikit karena berdasarkan daya beda antara 0,300-0.665 hanya diperoleh 6 item saja. Berikut adalah item yang sudah di seleksi dan Blue print skala penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Tabel 5 Item yang terseleksi N
Indikator
Item
o
Favorabel
Total Unfavorable
1
Fisiologis
9;37;40;43;45;48;72
38;56;61;71;74
12
2
Emosional
11;19;22;31;35;53;67
8;24;36;62;69
12
3
Kognitif
7;12;21;23;32;52
25;47;70;73
10
4
Perilaku
14;49
1;60;65;77
6
5
Interpersonal
6;28;55;59
15;46;50;57;66;80
10
Jumlah
50
Tabel 6 Blue Print Skala Tingkat Stres Kerja (Setelah Uji Coba) N
Indikator
Item
o
Favorabel
Total Unfavorable
1
Fisiologis
8;16;21;28;34;39;46
10;19;26;41;44
12
2
Emosional
6;14;22;31;35;42;45
11;3;25;36;47
12
3
Kognitif
4;15;30;32;48;50
9;17;27;40
10
4
Perilaku
7;18
1;20;23;43
6
5
Interpersonal
2;12;24;37
5;13;29;33;38;49
10
Jumlah
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
B. Pelaksanaan Penelitian 1. Waktu dan tempat Penelitian Penelitian dilaksanaakan pada tanggal 18-24 Juli 2007, untuk subjek guru SD penelitian dilakukan di gedung SMP PGRI 8 Pakis, dimana akan dilaksanakan pertemuan guru-guru SD sekecamatan Pakis. Sedangkan untuk subjek guru SMP, penelitian dilakukan di 3 SMP yaitu SMPN 3 Pakis, SMPN Kragilan Pakis, dan SMP PGRI 8 Pakis. Subjek penelitian ini berjumlah 100 orang guru yang terdiri dari 50 guru SD dan 50 guru SMP yang ada di kecamatan Pakis. 2. Cara Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan cara membagikan instrumen penelitian kepada para guru. Pengisian skala penelitian dilakukan secara klasikal dengan dipandu oleh peneliti. Hasil penelitian dikumpulkan saat itu juga sehingga semua instrumen yang dibagikan bisa kembali. Cara penelitian ini sama untuk semua kelompok guru yang diteliti, dengan hari dan tempat yang berbeda.
C. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Terdapat dua asumsi yang harus dipenuhi dalam mengerjakan studi perbedaan, yaitu uji normalitas sebaran dan uji homogenitas varian. a) Uji Normalitas Sebaran Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi pengambilan sampel dan distribusi sebaran skor mengikuti distribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Uji normalitas ini dilakukan dengan program SPSS versi 12 for windows dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Program ini dipilih karena dapat digunakan untuk data ordinal (Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2003). Uji normalitas dilakukan dengan cara melihat nilai probabilitasnya. Bila nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka distribusi data penelitian adalah normal. Sebaliknya, bila nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka distribusi data penelitian adalah tidak normal (Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2004). Hasil uji normalitas menunjukan nilai probabilitas data guru SD adalah 0,812 (p=0,812), sehingga p>0,05, atau 0,812>0,05, nilai probabilitas data guru SMP adalah 0,498 (p=0,498), sehingga p>0,05, atau 0,498>0,05, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa distribusi data pada kedua sampel adalah normal (lihat tabel 7). Tabel 7 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov SD
SMP
Kolmogorov-Smirnov
0,637
0,829
Asymp.Sig (2-tailed)
0,812
0,498
b) Uji homogenitas varian Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampelsampel dalam penelitian berasal dari populasi yang memiliki varian sama. Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
homogenitas dilakukan dengan melihat nilai probabilitasnya dengan menggunakan Levene’s Test for Equality of Variance. Apabila nilai probabilitasnya lebih besar dari 0.05 (p>0.05) maka dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang memiliki varian sama, dan jika probabilitasnya lebih kecil dari 0.05 (p<0.05) maka dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varian berbeda. Hasil uji homogenitas tampak pada tabel berikut ini. Tabel 8 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Levene Statistik
Df1
Df2
Sig
.530
1
98
.468
Dari tabel di atas tampak bahwa penghitungan uji homogenitas menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.468, jadi p > 0.05 (0.468>0.05) yang berarti bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama. 2. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas maka kemudian dilakukan uji hipotesis menggunakan Independent Sample t-test dengan bantuan program SPSS 12. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan Pakis. Tingkat stres kerja guru SD lebih tinggi dari guru SMP”. Berikut adalah tabel rangkuman hasil uji hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis (Independent Sample t-Test) Tingkat
N
Mean
SD
Stres
Std
Df
t
p
98
2.582
0.011
Error
SD
50
93.34
14.403
2.037
SMP
50
85.52
15.844
2.241
Keterangan : N
: Jumlah Subjek
SD : Besarnya standar deviasi t
: Hasil perhitungan uji t
p
: Probabilitas Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah subjek dalam penelitian
ini adalah 50 orang guru SD dan 50 orang guru SMP. Mean atau rerata yang diperoleh dari subjek guru SD adalah sebesar 93.34 dan nilai rerata yang diperoleh dari subjek guru SMP adalah sebesar 85.52. Standar deviasi untuk kelompok guru SD sebesar 14.403, sedangkan untuk kelompok guru SMP sebesar 15.844. Dalam tabel tampak bahwa besarnya nilai standar eror dari kelompok subjek guru SD sebesar 2.037 dan standar eror untuk kelompok subjek guru SMP adalah sebesar 2.241. Standar eror dalam pengukuran adalah deviasi standar eror yang menunjukkan besarnya variasi eror pengukuran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
kelompok subjek (Azwar, 2003). Semakin besar standar eror dalam pengukuran maka hasil pengukuran semakin tidak dapat dipercaya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ho
: Tidak ada perbedaan perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD guru SMP di kecamatan Pakis.
Ha
: Ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan Pakis. Tingkat stres kerja guru SD lebih tinggi dari guru SMP Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai
signifikansi hasil uji t dengan 0.05. Jika nilai p>0.05 maka hipotesis ditolak atau tidak terdapat perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan Pakis. Hipotesis akan diterima bila p<0.05, yang berarti bahwa terdapat perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan Pakis. Uji hipotesis ini menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.011 (p=0.011), jadi p<0.05 (0.011<0.05) yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dari uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, sehingga hasilnya adalah ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan Pakis. Dari hasil uji hipotesis tampak bahwa nilai mean tingkat stres untuk guru SD sebesar 93.34 dan nilai mean tingkat stres untuk guru SMP adalah 85.52, ini berarti bahwa rata-rata tingkat stres guru SD lebih tinggi dari guru SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
D. Deskripsi data Penelitian 1. Kriteria berdasarkan kategori tingkat stres kerja Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar,2003). Kontinum jenjang yang digunakan terdiri dari lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Item skala tingkat stres kerja ini berjumlah 50 dengan skor 1, 2, 3, 4 sehingga skor minimum adalah 1 x 50 = 50, dan skor maksimum 4 x 50 = 200. Setelah diketahui nilai minimal dan maksimalnya maka dapat diketahui rangenya yaitu 200 - 50 = 150, satuan deviasi standar (σ) 150 : 6 = 25, sedangkan untuk meannya adalah (50 + 200) : 2 = 125.
Tabel 10 Norma Kategori Skor x ≤ 87.5
Sangat rendah
87.5 < x ≤ 112.5
Rendah
112.5 < x ≤ 137.5
Sedang
137.5 < x ≤ 162.5
Tinggi
162.5 < x
Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 11 Kategori Tingkat Stres Kerja Subjek SD Kategori
Jumlah subjek
Prosentase
Katagori
x ≤ 87.5
21
42%
Sangat rendah
87.5 < x ≤ 112.5
22
44%
Rendah
112.5 < x ≤ 137.5
7
14%
Sedang
137.5 < x ≤ 162.5
-
-
Tinggi
162.5 < x
-
-
Sangat tinggi
Total
50
100%
Dari tabel di atas tampak bahwa dari kelompok subjek SD, yang memiliki kategori sangat rendah adalah sebanyak 21 subjek atau 42%, sedangkan subjek yang berada pada kategori rendah sebanyak 22 subjek atau 44%, subjek yang berada pada kategori sedang sebanyak 7 subjek atau 14%. Pada kelompok subjek ini tidak terdapat subjek yang memiliki kategori tinggi dan sangat tinggi. Tabel 12 Kategori Tingkat Stres Kerja Subjek SMP Kategori
Jumlah subjek
Prosentase
Katagori
x ≤ 87.5
24
48%
Sangat rendah
87.5 < x ≤ 112.5
25
50%
Rendah
112.5 < x ≤ 137.5
1
2%
Sedang
137.5 < x ≤ 162.5
-
-
Tinggi
162.5 < x
-
-
Sangat tinggi
Total
50
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulakan bahwa dari kelompok subjek SMP, yang memiliki kategori sangat rendah adalah sebanyak 24 subjek atau 48%, subjek yang berada pada kategori rendah sebanyak 25 subjek atau 50%, subjek yang berada pada kategori sedang hanya 1 subjek atau 2%. Pada kelompok subjek ini juga tidak ditemukan subjek yang memiliki kategori tinggi dan sangat tinggi. 2. Hasil kategorisasi tingkat stres kerja guru SD dan guru SMP Tabel 13 Kategori Tingkat Stres Kerja Guru SD dan Guru SMP Kategori
Jumlah subjek
Prosentase
Katagori
x ≤ 87.5
45
45%
Sangat rendah
87.5 < x ≤ 112.5
47
47%
Rendah
112.5 < x ≤ 137.5
8
8%
Sedang
137.5 < x ≤ 162.5
-
-
Tinggi
162.5 < x
-
-
Sangat tinggi
Total
100
100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari seluruh subjek yang ada, terdapat 45 subjek yang memiliki kategori sangat rendah atau sebesar 45%, 47 subjek berada pada kategori rendah atau sebesar 47%, subjek yang berada pada kategori sedang sebanyak 8 subjek atau 8%. Pada seluruh subjek tidak terdapat subjek yang memiliki kategori tinggi dan sangat tinggi, jadi sebagian besar guru SD dan SMP berada pada kategori tingkat stres yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
E. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP. Uji hipotesis menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.011 atau lebih kecil dari 0.05 (0.011<0.05) yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima, sehingga hasilnya adalah ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP. Berdasarkan kategorisasi pada penelitian ini ditemukan bahwa dari 100 subjek penelitian ada 45 subjek yang memiliki kategori sangat rendah (45%), 47 subjek berada pada kategori rendah atau sebesar (47%), subjek yang berada pada kategori sedang sebanyak 8 subjek atau (8%). Secara umum tingkat stres pada seluruh subjek berada pada kategori sangat rendah hingga sedang, hal ini menunjukkan bahwa secara umum para guru baik guru SD maupun guru SMP tidak memiliki tingkat stres yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres guru SD lebih tinggi dari guru SMP. Hal ini dipengaruhi oleh banyak hal, faktor kondisi lingkungan kerja sangat berpengaruh dalam kasus ini. Kecamatan Pakis secara geografis memiliki wilayah yang luas yang terdiri dari desa-desa kecil yang sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidupnya dalam bidang pertanian. Kecamatan Pakis sendiri terletak di kaki gunung Merbabu, dan sebagian besar penduduknya kurang memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan. Wilayah kecamatan memiliki sekitar 30 Sekolah Dasar yang tersebar di desa-desa kecil. Banyak di antaranya yang letaknya jauh dari jalan raya, sehingga membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit bagi guru untuk sampai ke sekolah. Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
wilayah Pakis terdapat 6 SMP yang terletak di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh transportasi. Ditinjau dari segi sosial tentunya beban guru SD lebih berat dari guru SMP. Guru-guru di SD berperan secara langsung di dalam masyarakat karena letaknya yang berada di lingkungan desa, sehingga harus selalu menjaga hubungan baik dan melayani tuntutan masyarakat secara langsung. Di lingkungan seperti ini guru masih memiliki pengaruh yang kuat dalam masyarakat, oleh karena itu segala sikap dan perilaku guru akan selalu menjadi sorotan bagi masyarakat. Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab guru yang tidak bisa dikatakan sepele. Daerah tempat kerja yang berada pada lingkungan desa yang masih rendah minat belajarnya, menimbulkan masalah tersendiri. Seringkali guru juga harus mengejar muridnya agar mau belajar, bersekolah, atau melanjutkan pendidikannya. Kurangnya motivasi, perhatian, dan respon siswa dalam pelajaran tentunya akan menimbulkan stres pada diri guru. Lingkungan kerja yang jauh dari keramaian tentunya juga menimbulkan beban lain bagi guru-guru SD di kecamatan Pakis, karena setiap hari mereka harus menempuh perjalanan yang panjang bahkan melewati jalan yang kondisinya buruk. Hal ini tentunya akan menyulitkan guru itu sendiri dan menyulitkan anak didiknya dalam memperluas pengetahuannya. Misalnya menjadi terhambatnya informasi atau sarana pendidikan yang sampai ke sekolah mereka. SMP-SMP di kecamatan Pakis di bangun di daerah-daerah yang mudah dijangkau oleh transportasi, dan semua SMP di kecamatan Pakis berada di tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
yang tidak terlalu bising oleh kendaraan. Bangunan gedung-gedung sekolah tergolong bagus, lingkungan sekolah juga tertata rapi serta udara yang sejuk tentunya sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Dalam lingkungan kemasyarakatan, secara sosial guru-guru SMP tidak memiliki peran sedekat guru SD. Hal ini karena sebagian besar muridnya berasal dari berbagai daerah di wilayah kecamatan Pakis maupun di sekitar wilayah Pakis, atau dengan kata lain ruang lingkupnya lebih luas, sehingga masyarakat tidak bisa berhubungan sedekat guru-guru SD yang memiliki ruang lingkup yang lebih kecil. Dengan demikian beban kerja guru SMP yang berasal dari tuntutan masyarakat juga tentunya lebih kecil. Faktor beban kerja juga mempengaruhi perbedaan tingkat stres guru SD dan guru SMP. Tugas mengajar yang dilakukan oleh guru SD cenderung lebih besar karena perannya sebagai guru kelas. Menurut Sastrapraja(dalam Stevanus, 2004), guru kelas adalah guru yang dikuasakan mempertanggung jawabkan murid sekelas dan memberikan hampir semua mata pelajaran untuk jangka satu tahun pelajaran. Seorang guru SD adalah seorang guru kelas, oleh karena itu guru perlu menguasai berbagai hal terutama semua mata pelajaran yang ada. Beban mengajar guru SD tidak hanya terbatas pada penguasaan materi pelajaran tetapi seorang guru SD juga dituntut untuk dapat menguasai berbagai macam ketrampilan yang harus diajarkan kepada muridnya, misalnya membuat kerajinan tangan, menggambar, dan juga menyanyi. Seorang guru SD juga memiliki waktu mengajar yang lebih panjang karena sejak jam pelajaran pertama dimulai hingga jam pelajaran terakhir berakhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
seorang guru selalu berada di ruang kelas. Mereka hanya memiliki waktu istirahat sekitar 30 menit setiap harinya. Banyaknya tugas pekerjaan yang harus ditanggung oleh seseorang mengakibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam "tegangan tinggi" (Rini, 2002). Hal ini bisa dikatakan sebagai overload yang dialami oleh seorang guru SD. Beban kerja yang tinggi dan tidak diimbangi oleh gaji yang tinggi pula mengakibatkan ketidak seimbangan pada diri seseorang. Secara ekonomi guru SD memiliki penghasilan yang lebih rendah dari guru SMP. Hal ini tentunya juga merupakan salah satu pemicu lebih tingginya tingkat stres pada guru SD dibanding guru SMP. Penelitian (Arismunandar dan Ardhana, 1998) menemukan bahwa stressor kerja lebih tinggi pada guru SD dibandingkan dengan guru SMP dan SMU. Lebih tingginya stressor kerja pada guru SD tentunya juga berakibat pada lebih tingginya tingkat stres pada guru SD itu sendiri. Secara Interpersonal, seorang guru SD berhubungan lebih lama dengan murid-muridnya. Jika terdapat permasalahan pada muridnya, seorang guru SD akan turun tangan secara langsung. Apabila ada murid yang berkelakuan buruk, seorang guru SD akan menanganinya secara langsung, dan jika murid berkelakuan buruk terus menerus maka akan secara langsung mengganggu proses belajar mengajar secara keseluruhan karena guru harus menanganinya terlebih dahulu. Jika guru SMP mendapati murid yang berkelakuan buruk, mereka dapat melimpahkannya kepada konselor murid atau guru BK. Ini tentu akan lebih membantu guru itu sendiri dan murid-muridnya yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Berbeda dari guru SMP yang menghadapi berbagai murid dalam satu hari, guru SD akan menghadapi murid dan kelakuan yang sama dari pagi hingga siang setiap harinya. Ini tentunya akan menimbulkan kejenuhan dalam diri seseorang yang memicu timbulnya stres. Dalam pengembangan karir, profesi guru secara keseluruhan tidak terlalu mencolok, sehingga mereka terkadang tidak terlalu mengejar prestasi kerja. Namun demikian jika kenaikan pangkat atau jabatannya tertunda maka akan menimbulkan permasalahan tersendiri pada diri seseorang. Berdasarkan data tambahan yaitu jenis kelamin subjek, tampak bahwa tingkat stres kerja guru perempuan lebih besar dari pada guru laki-laki. Mean yang diperoleh dari subjek perempuan adalah sebesar 95,00 dan mean yang diperoleh dari subjek laki-laki adalah sebesar 83,15. Lebih tingginya tingkat stres guru perempuan dari guru laki-laki ini disebabkan karena adanya konflik peran sebagai perempuan bekerja dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Masing-masing peran yang dihadapi oleh guru perempuan ini memiliki tuntutan yang sama besarnya. Di satu sisi sebagai seorang ibu rumah tangga, dia harus menyelesaikan seluruh tugas dalam mengurus rumah tangganya yang tidak bisa dikatakan ringan, dan di sisi lain dia juga dituntut untuk mampu melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru di sekolah. Sebagai contoh seorang guru wanita sebelum berangkat mengajar ia harus bangun pagi-pagi sekali untuk melakukan tugas rumah tangga seperti mempersiapkan segala kebutuhan suami dan anak-anaknya, memasak, mencuci dan sebagainya. Kemudian dia harus segera berangkat bekerja. Hal ini tentunya akan menimbulkan kelelahan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
fisik dan psikis yang kemudian akan menimbulkan stres pada diri seorang perempuan yang bekerja pada umumnya dan guru pada khususnya. Tingkat stres kerja guru-guru di kecamatan Pakis yang relatif rendah dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kondisi lingkungan terutama udara yang sejuk dan nyaman, hubungan interpersonal antar guru maupun dengan lingkungan yang terjalin dengan baik, perasaan senang dalam menjalani profesinya, dan faktor usia yang rata-rata sudah masuk pada usia yang matang sehingga secara umum mereka sudah memiliki kematangan secara emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Uji hipotesis dalam penelitian ini menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,011, ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima. Jadi, ada perbedaan tingkat stres kerja antara guru SD dan guru SMP di kecamatan Pakis Magelang. Hasil uji hipotesis menunjukkan mean tingkat stress kerja untuk guru SD sebesar 93,34 dan untuk guru SMP sebesar 85.52. Dari perbandingan nilai mean yang diperoleh tersebut, maka disimpulkan bahwa tingkat stres kerja guru SD lebih besar dari guru SMP.
B. Saran Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan peneliti, oleh karena itu saran untuk pembaca dan peneliti selanjutnya, yaitu 1. saran bagi peneliti selanjutnya Peneliti menyarankan untuk melengkapi kriteria identitas subjek seperti lamanya mengajar dan tingkat pendidikan, agar dapat memperkaya hasil penelitian . 2. saran bagi pembaca a. guru seyogianya mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah, karena banyaknya tugas yang harus diemban guru dan kurangnya
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
kesejahteraan yang didapat bisa menimbulkan dampak yang buruk bagi guru itu sendiri dan bagi anak didiknya. b. sebaiknya kondisi tempat kerja guru (sekolah), terutama guru SD di kecamatan Pakis lebih diperhatikan, karena sebagian besar SD di kecamatan Pakis belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Kondisi gedung dan penataan yang kurang baik juga dapat menimbulkan stres bagi guru yang berakibat negatif bagi proses belajar-mengajar. c. guru sebaiknya menjalin hubungan sosial yang lebih baik lagi dengan rekan sejawatnya, dengan murid-muridnya, maupun dengan lingkungan sosial, agar dapat menciptakan suasana yang nyaman dalam
pelaksanaan
pendidikan.
Sehingga
dapat
mengurangi
timbulnya stres bagi guru. d. masyarakat sebaiknya menaruh perhatian kepada proses pendidikan yang ada, dan memberi dukungan yang positif bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Masyarakat, terutama masyarakat di daerah pedesaan, sebaiknya juga dibimbing dan dibina agar memiliki kesadaran yang lebih akan pentingnya pendidikan bagi dirinya maupun bagi anak-anaknya.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah adanya beberapa item skala yang masih kurang tepat dan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
item skala yang memiliki kesan ambigu sehingga menghasilkan data yang kurang akurat dan mempengaruhi hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arismunandar. & Ardhana, I. W. (1998). Sumber-sumber Stres Kerja Guru. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 5, no.1. hal 3-13. Azwar, S (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Putra Pelajar Gibson. Ivancevich. Donnelly. (1987). Organisasi Perilaku.Struktur.Proses. Jakarta : Erlangga. Gunarsa, S. D. (2003). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Handoyo, S. (2001). Stres Pada Masyarakat Surabaya. Insan Media Psikologi. Vol. 3, no.2.hal: 61-74. Huffman, K., Vernoy, M., Vernoy, J. (2000). Psychology in Action (5th edition). New York: John Wiley & Sons, Inc. Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Perkembangan suatu Pendapat Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi ke-5). Jakarta: Erlangga. Irwanto. Dkk. (1997). Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Tim Penyususun Kamus Pusat Pengambangan dan Pembinaan Bahasa. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Mahmud, Dimyati. M. (1990). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: BPFE. Nasution, M.A. (!983). Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jemmars. Nurofia, F. (2000). Stress Kerja dan Penanggulangannya. Majalah Ilmiah Maranatha. Vol XVIII/th ke-VII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Rachman, M. (2001). Reposisi, Re-evaluasi dan Redefinisi Pendidikan Nilai bagi Generasi Muda Bangsa. http:www.depdiknas.go.id/jurnal/28/reposisi.htm. Rasyid. A. (1992). Stres dan Kerja, Suatu Perspektif Manajerial. Cakrawala Pendidikan no.3, th XI. Rice, L.P. (1992). Stress and Health. California: Brooks/Cole Publishing. Rini, J. F. (2002). Stress Kerja. http://www.e-psikologi.com/masalah/stress/htm. Diakses tanggal 10 November 2006. Robbins, S.P. (1996). Organizational Behavior Concept. Controvercies. Applications (7th edition). New Jersey : Prentice-Hall International, Inc. Roestiyah, N.K. (1982). Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT Bina Aksara Samana, A. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius. Santrock, J. W. (2002). Life-Span Developmental:Perkembangan Masa Hidup jilid 2 (edisi ke-5 ). Jakarta: Erlangga Sarafino, E. P. (1997). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction (3rd ed). New York: John Wiley & Son, Inc. Slavin, E. R. (2003). Educational Psychology Theory and Practice (7th ed). USA : John Hopkins University. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo. Stevanus, I. (2004). Persepsi Guru SD Terhadap Standar Kompetensi Guru Kelas SD. Jurnal Psiko-edukasi Vol.2, no. 2. hal:93-110. Syah, M. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer.(2003). Pengolahan Data Statistik dengan 11.25. Jakarta: Infotek. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer.(2004). Pengolahan Data Statistik dengan 12.00. Yogyakarta: Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Trihendradi, C. (2005). Statistik Inferen Teori Dasar dan Aplikasinya Menggunakan SPSS 12. Yogyakarta : Penerbit Andi Wilonoyudho, S. (2001, 12 September). Merenungkan Perjalanan Hidup Guru. http:// www.kompas.com /kompas-cetak/0109/12/opini/mere04.htm. Diakses tanggal 12 November 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
1. SKALA UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
SKALA PENGAMATAN DIRI Umur
:
Jenis Kelamin
:
Tempat Kerja
:
Petunjuk Pengisian Skala Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan berbagai kemungkinan keadaan
anda berkaitan dengan pekerjaan. Anda diminta untuk berpendapat
tentang keadaan tersebut dengan memberi tanda (X) pada pilihan yang paling sesuai dengan keadaan diri anda selama ini. Keterangan pilihan: SL, bila SELALU anda alami SR, bila SERING anda alami JR, bila JARANG anda alami TP, bila TIDAK PERNAH anda alami Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut anda sendiri, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Jawaban anda tidak ada hubungannya dengan nama baik, karir, dan kedudukan anda di sekolah ini dan segala kerahasiaan dijamin oleh peneliti. Berikanlah pendapat anda pada semua pernyataan.
1.
Saya hadir di sekolah tepat waktu. SL
2.
TP
SR
JR
TP
JR
TP
Saya bersemangat dalam berolahraga SL
4.
JR
Saya merasa gelisah jika hasil belajar murid-murid saya jelek SL
3.
SR
SR
Saya merasa puas dengan hasil kerja saya SL
SR
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
5.
Nafsu makan saya menurun SL
6.
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
Saya merasa senang dengan pekerjaan saya sebagai guru SL
19.
SR
Saya buang air besar secara teratur SL
18.
TP
Saya mudah lelah ketika sedang mengajar SL
17.
JR
Saya bersikap ramah terhadap murid-murid saya SL
16.
SR
Saya merasa capek dan ingin berhenti bekerja SL
15.
TP
Saya mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan di sekolah SL
14.
JR
Saya suka melamun SL
13.
SR
Saya merasa kecewa terhadap orang-orang di sekitar saya SL
12.
TP
Tekanan darah saya stabil SL
11.
JR
Saya mengalami sakit kepala SL
10.
SR
Pikiran saya jernih saat bekerja SL
9.
TP
Saya sulit mengambil keputusan SL
8.
JR
Saya mendiamkan dan mengacuhkan orang lain SL
7.
SR
SR
JR
TP
Saya bosan dengan rutinitas saya selama ini SL
SR
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
20.
Saya merasa percaya diri ketika berhadapan dengan orang lain SL
21.
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
JR
TP
Saya merasa bekerja dengan baik SL
34.
SR
Saya bimbang bila harus memutuskan sesuatu SL
33.
TP
Saya cemas jika harus berhadapan dengan orang tua murid SL
32.
JR
Saya mudah menentukan sanksi bagi murid yang melanggar SL
31.
SR
Nafsu makan saya meningkat SL
30.
TP
Saya memberikan hukuman fisik kepada murid yang berbuat salah SL
29.
JR
Saya berusaha mengenal lingkungan di sekitar tempat kerja saya SL
28.
SR
Saya marah kepada murid-murid saya SL
27.
TP
Saya ingat nama-nama murid saya SL
26.
JR
Saya bersikap tenang dalam menghadapi permasalahan yang timbul SL
25.
SR
Pikiran saya kosong dan susah untuk berpikir SL
24.
TP
Saya mudah marah bila sedang bekerja SL
23.
JR
Pikiran saya sulit terpusat pada pekerjaan SL
22.
SR
SR
Saya mampu memikirkan beberapa hal sekaligus SL
SR
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
35.
Saya panik jika menghadapi situasi yang sulit SL
36.
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
Saya mudah berkeringat jika sedang mengajar di depan kelas SL
49.
SR
Saya mudah mengingat materi pelajaran yang akan saya sampaikan SL
48.
TP
Saya melakukan kegiatan sosial bersama teman-teman saya SL
47.
JR
Saya sukar buang air besar SL
46.
SR
Jantung saya berdetak secara teratur SL
45.
TP
Kaki dan tangan saya gemetar saat berada di tempat kerja SL
44.
JR
Saya merasa enggan bergaul terlalu akrab dengan murid-murid saya SL
43.
SR
Saya merasa mood/suasana hati saya bagus SL
42.
TP
Saya mengalami insomnia/susah tidur SL
41.
JR
Saya merokok SL
40.
SR
Saya tidur secara teratur SL
39.
TP
Saya mengalami migraine (sakit kepala sebelah) SL
38.
JR
Saya bersabar dalam menghadapi permasalahan SL
37.
SR
SR
JR
TP
Saya merasa kurang kerasan dan ingin pindah dari sekolah ini SL
SR
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
50.
Saya bisa memahami perasaan orang lain SL
51.
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
Saya susah memahami materi pelajaran yang baru SL
64.
SR
Saya bersemangat dalam menjalani pekerjaan saya SL
63.
TP
Saya menarik nafas secara teratur SL
62.
JR
Saya memiliki hubungan yang dekat dengan murid-murid saya SL
61.
SR
Saya merasa masalah muncul karena kesalahan orang lain SL
60.
TP
Tekanan darah saya naik SL
59.
JR
Saya merasa bahwa teman-teman saya bisa dipercaya SL
58.
SR
Saya merasa sehat SL
57.
TP
Saya berdebat dengan teman saya SL
56.
JR
Punggung dan leher saya terasa rileks SL
55.
SR
Saya merasa diri saya penyebab berbagai permasalahan SL
54.
TP
Saya lupa dengan apa yang akan saya kerjakan SL
53.
JR
Saya malas berolah raga SL
52.
SR
SR
JR
TP
Saya mudah mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan saya SL
SR
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
65.
Produktifitas kerja saya stabil SL
66.
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
Saya bercerita tentang berbagai hal kepada rekan-rekan saya SL
78.
TP
Saya tidak masuk kerja SL
77.
JR
Suasana hati saya cepat berubah SL
76.
SR
Muka saya tampak segar SL
75.
TP
Saya bisa memahami ilmu/informasi yang baru SL
74.
JR
Jantung saya berdetak cepat SL
73.
SR
Saya dapat tidur nyenyak SL
72.
TP
Saya berkonsentrasi penuh saat mengajar SL
71.
JR
Saya merasa senang mengajar di sekolah ini SL
70.
SR
Pikiran saya hanya fokus pada satu hal saja SL
69.
TP
Saya cepat tersinggung SL
68.
JR
Saya menepati janji saya SL
67.
SR
SR
JR
TP
Saya enggan berhubungan dengan orang-orang yang tidak sejalan dengan saya SL
79.
SR
JR
TP
Saya menghindari mengkonsumsi alkohol SL
SR
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
80.
Saya memaklumi kenakalan yang dilakukan murid-murid saya SL
SR
JR
TP
Mohon periksa kembali jawaban anda agar tidak ada pernyataan yang terlewati.
“Terimakasih Atas Kejujuran dan Kerjasama Anda”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
2. UJI BEDA DAN RELIABILITAS ITEM SKALA TINGKAT STRES KERJA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Uji Beda dan Reliabilitas item Descriptive Statistics N 56
Mean 1,61
Std. Deviation ,731
56
3,48
,603
56
2,41
,890
56
2,39
1,003
item5
56
2,43
,710
item6
56
1,71
,731
item7
56
2,61
,731
item8
56
1,82
,664
item9
56
2,30
,630
item10
56
1,82
,765
item11
56
1,98
,726
item12
56
2,07
,684
item13
56
1,62
,776
item14
56
1,77
,934
item15
56
1,34
,549
item16
56
2,29
,680
item17
56
1,55
,784
item18
56
1,18
,431
item19
56
1,82
,876
item20
56
1,66
,837
item21
56
2,05
,699
item22
56
1,95
,644
item23
56
1,66
,640
item24
56
1,77
,738
item25
56
1,66
,815
item26
56
2,13
,662
item27
56
1,30
,502
item28
56
1,57
,735
item29
56
2,41
,626
item30
56
2,71
,780
item31
56
1,59
,708
item32
56
2,16
,781
item33
56
1,95
,942
item34
56
2,50
,572
item35
56
2,59
,781
item36
56
1,88
,854
item37
56
1,98
,842
item38
56
1,98
,842
item39
56
1,30
,829
item40
56
1,79
,731
Item1 item2 item3 item4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
item41
56
1,98
,556
item42
56
1,79
,948
item43
56
1,48
,632
item44
56
1,46
,687
item45
56
1,68
,765
item46
56
1,82
,690
item47
56
1,57
,568
item48
56
1,64
,773
item49
56
1,59
,804
item50
56
2,05
,699
item51
56
2,32
,876
item52
56
2,02
,751
item53
56
1,87
,662
item54
56
2,16
,890
item55
56
1,89
,755
item56
56
1,64
,672
item57
56
1,71
,756
item58
56
1,80
,672
item59
56
1,98
,700
item60
56
1,39
,705
item61
56
1,27
,486
item62
56
1,39
,623
item63
56
2,45
,784
item64
56
1,96
,660
item65
56
1,77
,603
item66
56
1,52
,632
item67
56
2,23
,738
item68
56
2,39
,867
item69
56
1,25
,477
item70
56
1,39
,528
item71
56
1,68
,636
item72
56
2,18
,636
item73
56
2,05
,519
item74
56
1,66
,640
item75
56
2,36
,554
item76
56
1,88
,605
item77
56
2,41
,682
item78
56
1,87
,854
item79
56
1,43
,931
item80
56
1,57
,599
jumlah
56
149,25
18,973
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Correlations Item1
item2
item3
item4
item5
item6
item7
item8
item9
item10
item11
item12
item13
item14
item15
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
,344(**) ,005 56 ,048 ,362 56 ,293(*) ,014 56 ,214 ,056 56 -,139 ,153 56 ,478(**) ,000 56 ,493(**) ,000 56 ,336(**) ,006 56 ,547(**) ,000 56 ,364(**) ,003 56 ,429(**) ,000 56 ,503(**) ,000 56 ,135 ,161 56 ,442(**) ,000 56 ,521(**) ,000 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
item16
item17
item18
item19
item20
item21
item22
item23
item24
item25
item26
item27
item28
item29
item30
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
,403(**) ,001 56 ,432(**) ,000 56 ,597(**) ,000 56 ,665(**) ,000 56 ,287(*) ,016 56 ,491(**) ,000 56 ,511(**) ,000 56 ,562(**) ,000 56 ,603(**) ,000 56 ,403(**) ,001 56 ,216 ,055 56 ,296(*) ,013 56 ,366(**) ,003 56 -,212 ,058
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
,071 ,301 56
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
item31
item32
item33
item34
item35
item36
item37
item38
item39
item40
item41
item42
item43
item44
item45
item46
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
,339(**) ,005 56 ,441(**) ,000 56 ,100 ,231 56 ,201 ,069 56 ,548(**) ,000 56 ,554(**) ,000 56 ,563(**) ,000 56 ,524(**) ,000 56 ,262(*) ,026 56 ,559(**) ,000 56 ,313(**) ,010 56 ,261(*) ,026 56 ,595(**) ,000 56 ,362(**) ,003 56 ,593(**) ,000 56 ,398(**) ,001 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
item47
item48
item49
item50
item51
item52
item53
item54
item55
item56
item57
item58
item59
item60
item61
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
,657(**) ,000 56 ,467(**) ,000 56 ,543(**) ,000 56 ,567(**) ,000 56 ,213 ,058 56 ,528(**) ,000 56 ,319(**) ,008 56 ,217 ,054 56 ,300(*) ,012 56 ,438(**) ,000 56 ,448(**) ,000 56 ,225(*) ,048 56 ,359(**) ,003 56 ,646(**) ,000 56 ,665(**) ,000 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
item62
item63
item64
item65
item66
item67
item68
item69
item70
item71
item72
item73
item74
item75
item76
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
,579(**) ,000 56 ,293(*) ,014 56 ,255(*) ,029 56 ,655(**) ,000 56 ,562(**) ,000 56 ,432(**) ,000 56 ,217 ,054 56 ,514(**) ,000 56 ,371(**) ,002 56 ,643(**) ,000 56 ,471(**) ,000 56 ,358(**) ,003 56 ,522(**) ,000 56 ,249(*) ,032 56 ,302(*) ,012 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
item77
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N item78 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N item79 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N item80 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
,324(**) ,007 56 ,202 ,068 56 ,172 ,103 56 ,423(**) ,001 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Reliabilitas Skala Tingkat Stres Kerja
Scale Statistics Mean
Variance
Std. Deviation
N of Items
151,39
525,988
22,934
80
Reliability Statistics Cronbach’s
Cronbach’s Alpha Based
Alpha
on Standardized Items
N of Items
,932
,937
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
3. SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
SKALA PENGAMATAN DIRI Umur
:
Jenis Kelamin
:
Tempat Kerja
:
Petunjuk Pengisian Skala Pernyataan-pernyataan berikut ini berkaitan dengan berbagai kemungkinan keadaan
anda berkaitan dengan pekerjaan. Anda diminta untuk berpendapat
tentang keadaan tersebut dengan memberi tanda (X) pada pilihan yang paling sesuai dengan keadaan diri anda selama ini. Keterangan pilihan: SL, bila SELALU anda alami SR, bila SERING anda alami JR, bila JARANG anda alami TP, bila TIDAK PERNAH anda alami Pilihlah jawaban yang paling sesuai menurut anda sendiri, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Jawaban anda tidak ada hubungannya dengan nama baik, karir, dan kedudukan anda di sekolah ini dan segala kerahasiaan dijamin oleh peneliti. Berikanlah pendapat anda pada semua pernyataan.
1.
Saya hadir di sekolah tepat waktu. SL
2.
TP
SR
JR
TP
Saya bersikap tenang dalam menghadapi permasalahan SL
4.
JR
Saya mendiamkan dan mengacuhkan orang lain SL
3.
SR
SR
JR
TP
JR
TP
Saya sulit mengambil keputusan SL
SR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
5.
Saya bersikap ramah terhadap murid-murid saya SL
6.
SR
JR
TP
SR
JR
TP
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
JR
TP
Saya mengalami sakit kepala SL
9.
TP
Saya merasa capek dan ingin berhenti bekerja SL
8.
JR
Saya merasa kecewa terhadap orang-orang di sekitar saya SL
7.
SR
SR
Saya ingat nama-nama murid saya SL
10. Saya tidur secara teratur SL
11. Pikiran saya jernih saat bekerja SL 12.
Saya memberikan hukuman fisik kepada murid yang berbuat salah SL
13.
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
Saya merasa kurang kerasan dan ingin pindah dari sekolah ini SL
19.
JR
Saya mudah mengingat materi pelajaran yang akan saya sampaikan SL
18.
SR
Saya mengalami migraine (sakit kepala sebelah) SL
17.
TP
Saya suka melamun SL
16.
JR
Saya bosan dengan rutinitas saya selama ini SL
15.
SR
Saya melakukan kegiatan sosial bersama teman-teman saya SL
14.
SR
SR
JR
TP
SR
JR
TP
Saya merasa sehat SL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
20.
Saya memiliki hubungan yang dekat dengan murid-murid saya SL
21.
TP
SR
JR
TP
JR
TP
JR
TP
JR
TP
Saya mudah marah bila sedang bekerja SL
23.
JR
Saya mengalami insomnia/susah tidur SL
22.
SR
SR
Produktifitas kerja saya stabil SL
SR
24. Saya berdebat dengan teman saya SL 25.
Saya bersabar dalam menghadapi permasalahan SL
26.
SR
JR
TP
JR
TP
Saya menarik nafas secara teratur SL
27.
SR
SR
Saya berkonsentrasi penuh saat mengajar SL
SR
JR
TP
28. Saya mudah berkeringat jika sedang mengajar di depan kelas SL
SR
JR
TP
29. Saya bisa memahami perasaan orang lain SL
SR
JR
TP
30. Pikiran saya kosong dan susah untuk berpikir SL 31.
SR
JR
TP
SR
JR
TP
Saya merasa bahwa teman-teman saya bisa dipercaya SL
34.
TP
Saya bimbang bila harus memutuskan sesuatu SL
33.
JR
Saya cemas jika harus berhadapan dengan orang tua murid SL
32.
SR
SR
JR
TP
Kaki dan tangan saya gemetar saat berada di tempat kerja SL
SR
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
35.
Saya panik jika menghadapi situasi yang sulit SL
36.
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
JR
TP
Saya dapat tidur nyenyak SL
42.
TP
Saya bisa memahami ilmu/informasi yang baru SL
41.
JR
Saya sukar buang air besar SL
40.
SR
Saya menepati janji saya SL
39.
TP
Saya merasa masalah muncul karena kesalahan orang lain SL
38.
JR
Saya bersemangat dalam menjalani pekerjaan saya SL
37.
SR
SR
Saya merasa diri saya penyebab berbagai permasalahan SL
SR
JR
TP
43. Saya bercerita tentang berbagai hal kepada rekan-rekan saya SL 44.
SR
JR
TP
SR
JR
TP
SR
JR
TP
JR
TP
Muka saya tampak segar SL
45. Saya cepat tersinggung SL 46.
Jantung saya berdetak cepat SL
47.
SR
Saya merasa senang mengajar di sekolah ini SL
SR
JR
TP
48. Pikiran saya sulit terpusat pada pekerjaan SL 49.
SR
JR
TP
Saya memaklumi kenakalan yang dilakukan murid-murid saya SL
SR
JR
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
50.
Saya lupa dengan apa yang akan saya kerjakan SL
SR
JR
“Terimakasih Atas Bantuan dan Kerjasama Anda”
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
4. UJI ASUMSI a. UJI NORMALITAS b. UJI HOMOGENITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
a. UJI NORMALITAS 1) Uji Normalitas Tingkat Stres Guru SD
Descriptive Statistics N Tingkat Stres
50
Mean 93,34
Std. Deviation 14,403
Minimum 63
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tingkat Stres 50 93,34 14,403 ,090 ,090 -,076 ,637 ,812
Maximum 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
2) Uji Normalitas Tingkat Stres Guru SMP
Descriptive Statistics N Tingkat Stres
50
Mean 85,52
Std. Deviation 15,844
Minimum 56
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tingkat Stres 50 85,52 15,844 ,117 ,085 -,117 ,829 ,498
Maximum 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
b. UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variances Tingkat Stres Levene Statistic ,530
df1
df2 1
Sig. ,468
98
ANOVA Tingkat Stres
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 1528,810 22465,700 23994,510
df 1 98 99
Mean Square 1528,810 229,242
F 6,669
Sig. ,011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
5. UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
T-Test Group Statistics
Tingkat Stres
Tempatkerja SD SMP
N 50 50
Mean 93,34 85,52
Std. Deviation 14,403 15,844
Std. Error Mean 2,037 2,241
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
Tingkat Stres
Equal variances assumed Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
Sig. (2-tailed)
Mean Differen ce
Std. Error Differen ce
Lower
Upper
F
Sig.
t
df
,530
,468
2,582
98
,011
7,820
3,028
1,811
13,83
2,582
97
,011
7,820
3,028
1,810
13,83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
6. DATA TAMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Mean Laki-laki dan Perempuan
Report Tingkat Stres jnskelamin laki-laki perempuan Total
Mean 83,15 95,00 89,43
N 47 53 100
Minimum 56 64 56
Maximum 111 135 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
7. PERIZINAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99