HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU SD DI KECAMATAN LAWEYAN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh: KUMIATI F 100 080 171
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 0
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU SD DI KECAMATAN LAWEYAN Kumiati Achmad Dwiyanto Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstraksi Peran guru sangat penting dalam kedudukannya sebagai pemberi pembelajaran kepada siswa sebagai generasi bangsa, Guru sebagai elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Guru sebagai seorang profesional mempertaruhkan profesi pada kualitas kerjanya, kinerja seorang guru merupakan pengendali operasi dalam pendidikan, sehingga jika kinerja guru (individual Performance) baik maka kinerja pendidikan (corporate Performance) itu juga akan baik Salah satu faktor penentu keberhasilan sekolah adalah kinerja dan produktivitas para guru, kepuasan kerja guru dapat meningkatkan produktivitas kerja dan disiplin kerja. Selain itu, kepuasan kerja dapat menekankan tingkat keluarnya guru dan banyaknya respons ketidakpuasan, dengan adanya kinerja yang baik, produktivitas mengajar guru pun meningkat dan sebaliknya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja pada guru. (2) Mengetahui tingkat kepuasan guru. (3) Mengetahui tingkat kinerja pada guru. (4) Mengetahui sumbangan efektif kepuasan kerja terhadap kinerja guru. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD baik swasta maupun negeri di kecamatan Laweyan dengan jumlah populasi 1.817 orang dari 58 SD. Jumlah sampel dalam penelitian ini hanya 4 SD, yaitu 2 SD negeri dan 2 SD swasta. SDN Tegalayu Surakarta, SD Djama’atul Ichwan Surakarta, SDN Bratan 2 Laweyan, SD Ta’mirul Islam Surakarta dengan jumlah seluruh guru 94 orang. Pengambilan sampling menggunakan teknik cluster random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket yang berbentuk skala. Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolerasi product moment. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dimasa yang akan datang. Antara kinerja guru dengan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: (1) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru. Semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi kinerja guru, begitu sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah kinerja guru. Hal ini ditunjukan dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,363 dengan p = 0,000 atau p < 0,01. (2) Kepuasan kerja pada subjek penelitian tergolong tinggi, ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) = 110,49 dan rerata hipotetik (RH) = 90. (3) Kinerja guru pada subjek penelitian tergolong tinggi, ditunjukan oleh rerata empirik (RE) = 79,60 dan rerata hipotetik (RH) =62,5. (4) Sumbangan efektif kepuasan kerja terhadap kinerja guru sebesar 13,2% dari hasil sperman’s rho sebesar 0,363² = 0,132. Berarti masih terdapat 86,8% variabel lain yang mempengaruhi kinerja guru di luar variabel kepuasan kerja. Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Kinerja Guru 3
menunjukkan seorang guru harus
PENDAHULUAN Guru memiliki
dalam
peranan
pendidikan utama
memiliki ijasah S1 hanya 8 orang guru
untuk
presentasenya
57,14%,
sedangkan
menciptakan serangkaian tingkah laku
tenaga pengajar (guru) masih belum
yang saling berkaitan, dan dilakukan
optimal
dalam
serta
pendidikannya D3 (1 orang guru)
kemajuan
35,71 % dan 5 orang guru SMA
situasi
berhubungan
tertentu dengan
perubahan
tingkah
laku
dan
karena
masih
ada
guru
7,14%.
perkembangan siswa yang menjadi
Kemampuan
kinerja
guru
tujuannya. Peran guru sangat penting
dalam mengajarkan pemahaman pada
dalam kedudukannya sebagai pemberi
siswa
pembelajaran kepada siswa sebagai
Sebagaimana
generasi bangsa. Oleh karena itu di
disebutkan bahwa kemampuan guru-
butuhkan kinerja dari seorang guru
guru tersebut relatif rendah, yaitu
yang berkualitas dan bertanggung
hanya 42,85 % dari ideal. Sementara
jawab
itu,
bagi
sebuah
lembaga
pendidikan.
di
kelas
masih
hasil
kemampuan
rendah. penelitian
tiap
tahapan
pembelajaran pada prainstruksional
Kualitas guru pernah diteliti
29,67 %, instruksional 49,55 %, dan
oleh Depdikbud (Napitupulu, 2012)
evaluasi 24,75 % dari ideal Ini
melalui Uji Kompetensi Awal (UKA)
menunjukkan
tahun 2012 secara nasional. Hasil
mengajar guru setelah memproleh
UKA
36,85,
predikat guru profesonal masih tetap
rata-ratanya
tidak mengalami perubahan yang
58,87. Kompetensi pedagogi guru SD
berarti. Hal ini juga menggambarkan
rata-rata 42,10, sedangkan guru TK
bahwa
rata-rata 44,31. Adapun kompetensi
profesioanl
profesional guru SD rata-rata 41,26,
mengembangkan
sedangkan guru TK rata-rata 45,77.
dalam berbagai kompetensi. Selain
Penelitian lainnya yang dilakukan
itu, sebanyak sebelas ribuan guru,
oleh Ungin (2013) menyimpulkan
hanya
bahwa kualitas guru dipengaruhi oleh
melakukan
faktor pendidikan. Hasil penelitian
dengan membuat karya ilmiah atau
guru
sedangkan
SD guru
rata-rata TK
1
bahwa
guru
yang
kemampuan
berpredikat
masih
0,05%
kurang
kemampuannya
saja
yang
pengembangan
telah profesi
penelitian. Dilaporkan harian ini pula,
SDN
minat guru minim karena para guru
Djama’atul Ichwan Surakarta, dan
masih
rutinitas
SDN Bratan 2 Laweyan pada siswa
mengajar yang dilakukan setiap hari
kelas V dan VI dengan jumlah 196
di kelas (Antara, 2009).
siswa ada 124 siswa atau 63,26%
terjebak
dengan
Dua kutipan penelitian tersebut
Tegalayu
mengalami
Surakarta,
masalah
SD
belajar
membuktikan bahwa kinerja guru
matematika dengan berbagai alasan.
belum optimal. Dampak kinerja guru
Alasan-alasan
yang
akan
masalah belajar matematika melalui
mempengaruhi kualitas pendidikan
hasil penyebaran kuesioner antara lain
secara
siswa tidak punya minat untuk belajar
kurang
umum.
UNESCO,
optimal
Berdasarkan mutu
data
pendidikan
matematika
siswa
sebanyak
menemui
22
siswa
matematika di Indonesia berada pada
(17,74%), tidak bersemangat untuk
peringkat 34 dari 38 negara yang
belajar matematika sebanyak 38 siswa
diamati. Data lain yang menunjukkan
(30,64%), pelajaran matematika sulit
rendahnya prestasi matematika siswa
sebanyak 43 siswa (34,67%), guru
Indonesia dapat dilihat dari hasil
matematika galak 9 siswa (3,73%),
survei Pusat Statistik Internasional
guru matematika tidak jelas dalam
untuk Pendidikan (National Center for
menerangkan
Education
in
Statistics,
2003)
(13,22%).
terhadap
41
negara
dalam
memahami permasalahan matematika
pembelajaran
matematika,
dimana
tersebut
materi
Akibat
12
siswa
membuat
siswa kurang
siswa
Indonesia mendapatkan peringkat ke
membutuhkan waktu lama dalam
39 di bawah Thailand dan Uruguay
mengerjakan soal matematika, yang
(Satria, 2012).
akhirnya juga berdampak pada nilai
Permasalahan
kinerja
guru
yang diperoleh siswa rendah. Untuk
berdampak pada hasil pada siswa.
SDN Tegalayu Surakarta lebih dari
Khususnya pada hasil belajar untuk
50% siswa memperoleh nilai di bawah
pelajaran matematika di SD Surakrata
6.
dapat diketahui melalui hasil nilai semester
ganjil
tahun
Hasil belajar matematika siswa
pelajaran
rendah dipengaruhi dua faktor, yaitu
2013/2014 pada tiga SD, yaitu SD
faktor dari dalam diri siswa dan dari 2
faktor luar siswa. Faktor dari luar
dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau
dpengaruhi oleh guru. Arifin (2009)
indikator-indikator suatu pekerjaan
dalam
atau
penelitiannya
menunjukkan
suatu
profesi
dalam
waktu
Pekerjaan
adalah
suatu
bahwa 76,6% hasil belajar siswa
tertentu.
dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan
aktivitas menyelesaikan sesuatu atau
rincian
membuat
yaitu
mengajar
kemampuan
memberikan
guru
sesuatu
yang
hanya
sumbangan
memerlukan tenaga dan keterampilan
32%, penguasaan materi pelajaran
tertentu seperti yang dilakukan oleh
memberikan sumbangan 32,38%, dan
pekerja kasar atau blue collar worker.
sikap guru terhadap mata pelajaran
Suatu pekerjaan mempunyai sejumlah
memberikan sumbangan 8,60%.
fungsi atau indikator yang dapat
Beberapa
hasil
penelitian
digunakan
untuk
mengukur
hasil
kinerja guru yang belum optimal dan
pekerjaan tersebut. Istilah kinerja
dampaknya bagi kualitas guru dan
digunakan
hasil prestasi belajar siswa perlu
keluaran
mendapat perhatian. Karena guru
fungsi
adalah
seorang pegawai.
penentu
dalam
sistem
pendidikan secara keseluruhan, yang
untuk
menunjukkan
organisasi,
alat,
fungsi-
manajemen, atau keluaran
Kinerja
seorang
guru
harus mendapat perhatian sentral,
merupakan pengendali operasi dalam
pertama dan utama, figur yang satu ini
pendidikan, sehingga jika kinerja guru
akan
senantiasa
strategis
ketika
pendidikan.
menjadi
sorotan
(individual Performance) baik maka
berbicara
tentang
kinerja
Guru
selalu
terkait
pendidikan
(corporate
Performance) itu juga akan baik,
dengan komponen maupun dalam
menurut
sistem pendidikan, guru memegang
2011). Kinerja seorang guru akan baik
peran utama dalam pembangunan
bila guru mempunyai keahlian (skill)
pendidikan,
yang tinggi, bersedia bekerja karena
diselenggarakan
khususnya secara
yang
formal
di
(2009)
adalah
Kecamatan Laweyan adalah
Wirawan
keluaran
Usman,
masa depan akan lebih baik. .
perlu memiliki kinerja yang optimal. menurut
(dalam
digaji, sehingga mempunyai harapan
sekolah. Oleh sebab itu, seorang guru
Kinerja
Sutanto
salah satu kecamatan yang ada di kota
yang
Surakarta, 3
yang
memiliki
11
Kelurahan, dengan total penduduknya
Menurut
Sinambela
dalam
sebanyak 109.930 jiwa. Kecamatan
(Barnawi, 2012) menyebutkan bahwa
Laweyan juga termasuk salah satu
kepuasan pegawai berhubungan erat
kecamatan yang memiliki tingkat
dengan kinerja pegawai. Kepuasan
pendidikan
kerja
diatas
sedang
guru
dapat
meningkatkan
dibandingkan dengan kecamatan lain
produktivitas kerja dan disiplin kerja.
yang ada di Surakarta. Kecamatan
Selain itu, kepuasan kerja dapat
Laweyan sampai saat ini menaungi
menekankan tingkat keluarnya guru
sebanyak 58 Sekolah Dasar (SD) baik
dan
negeri maupun swasta. Berdasarkan
ketidakpuasan. Guru yang terpuaskan,
hasil observasi pra peelitian pada guru
ia akan memiliki semangat kerja dan
SD yang telah dilakukan oleh peneliti
disiplin yang tinggi sehingga dapat
dapat diketahui bahwa sebagaian guru
meningkatkan
masih memiliki kinerja mengajar yang
adanya
rendah. Hal ini dapat diketahui masih
produktivitas
ada guru yang kurang disiplin dalam
meningkat dan sebaliknya.
banyaknya
menjalankan tugas, yaitu datang ke
respons
kinerjanya.
kinerja
Dengan
yang
mengajar
baik,
guru
pun
Selain itu, hasil penelitian
sekolah terlambat.
yang lain tentang pengaruh kepuasan
Gibson (1990) menjelaskan
kerja
terhadap
kinerja
karyawan
banyak faktor yang mempengaruhi
diperoleh bahwa adanya pengaruh
kinerja seseorang, salah satunya yaitu
positif
faktor psikologis, seperti persepsi,
kepuasan
peran, sikap, kepribadian, motivasi
karyawan, dan dari faktor-faktor yang
dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja
mempengaruhi kepuasan kerja faktor
(job
kepuasan
satisfaction) adalah
keadaan
emosional pegawai atau guru
yang
yang kerja
signifikan
antara
terhadap
kinerja
finansial
yang
paling
mempengaruhi kinerja karyawan pada
terjadi maupun tidak terjadi titik temu
PT
antara nilai balas jasa kerja pegawai
(Tirtorin,
dan perusahan atau organisasi dengan
merupakan salah satu unsur yang ada
tingkat nilai balas jasa yang memang
pada setiap bidang pekerjaan dan
diinginkan
termasuk persoalan yang tidak bisa
oleh
pegawai
yang
bersangkutan.
TELKOM
diabaikan. 4
2010).
Cabang
Boyolali
Kepuasan
Kepuasan
kerja
kerja
akan
didapat apabila ada kesesuaian antara
suatu wujud perilaku seseorang atau
harapan pegawai dengan kenyataan
organisasi dengan orientasi prestasi.
yang ditemui dan didapatkannya dari
Sebagai pendidik, tugas guru
tempatnya bekerja.
dalam kesehariannya melaksanakan
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian
Mengetahui
proses pembelajaran di sekolah, hasil
ini
adalah:
yang dicapai secara optimal dalam
hubungan
antara
bentuk lancarnya proses belajar siswa,
kepuasan kerja dengan kinerja pada
dan
berujung
pada
guru. Mengetahui tingkat kepuasan
perolehan atau hasil belajar siswa,
guru. Mengetahui tingkat kinerja pada
semuanya
guru. Mengetahui sumbangan efektif
kinerja seorang guru. Kinerja guru
kepuasan kerja terhadap kinerja guru.
dalam
merupakan
tingginya
cerminan
melaksanakan
tugas
kesehariannya tercermin pada peran LANDASAN TEORI
dan
Di dalam Kamus Besar Bahasa
kelas,
adalah sesuatu yang dicapai, prestasi
kinerja
dari bahasa inggris, yaitu dari kata performance
proses
atau
pelaksanaan
Guru”
kinerja
Dalam
dapat
terlihat
pada
merencanakan, dan
mengevaluasi
pembelajaran
yang sikap
(Sagala, 2008). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
yang
adalah hasil kerja yang dihasilkan
diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan,
pelatih.
moral dan profesional seorang guru
kerja,
penampilan kerja. Dalam materi diklat Kinerja
pendidik,
intensitasnya dilandasi oleh
pencapaian kerja, unjuk kerja atau “Penilaian
guru
melaksanakan,
melaksanakan. Performance berarti kerja,
dan
kegiatannya
berasal dari kata to perform yang
prestasi
sebagai
pada proses pembelajaran di kelas,
kata kinerja merupakan terjemahan
menampilkan
proses
menjalankan peran dan fungsinya
kerja. Barnawi (2012) menjelaskan
berarti
yaitu
pengajar,
yang diperlihatkan, atau kemampuan
Kata
dalam
pembelajaran di kelas atau di luar
Indonesia (Barnawi, 2012) kinerja
performance.
fungsinya
oleh
merupakan
guru
baik
secara
kualitatif
maupun kuantitatif, yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dan sesuai 5
dengan tanggung jawab sebagai guru
perusahaan
dalam merencanakan, melaksanakan,
Pennsylvania
dan
proses
bahwa kepuasan kerja merupakan
intensitasnya
penilain dari pekerja yaitu seberapa
mengevaluasi
pembelajaran dilandasi
yang
oleh
sikap
moral
dan
di
New
USA
Hope
mengatakan
jauh pekerjaannya secara keseluruhan
profesional seorang guru.
memuaskan kebutuhannya.
Faktor-faktor
yang
Tiffin (dalam Anoraga, 2009)
mempengaruhi kinerja guru dapat
berpendapat bahwa kepuasan kerja
disimpulkan
berhubungan
bahwa
dalam
menjalankan
sebagai
pendidik
kinerja
guru
kewajibannya atau
karyawan
pengajar
dengan terhadap
sikap
dari
pekerjaannya
sendiri, situasi kerja, kerjasama antar
dipengaruhi faktor individu, yang
pimpinan
terdiri dari kemampuan, keterampilan,
Sedangkan menurut Blum (dalam
pengalaman
As’ad,
Faktor
kerja
dan
psikologis
keluarga. meliputi
dan
sesama
2001)
karyawan.
kepuasan
kerja
merupakan hasil dari beberapa sikap
kepribadian, motivasi, kepuasan kerja,
khusus terhadap faktor
–
persepsi dan yang terakhir yaitu faktor
pekerjaan,
diri
organisasi
struktur
hubungan sosial individu diluar kerja.
dan
Robbins (2008) menerangkan bahwa
yang meliputi
organisasi,
kepemimpinan
fasilitas kerja.
penyesuaian
faktor dan
kepuasan kerja merupakan suatu sikap
Menurut wexley dan Yulk
umum
seorang individu
terhadap
(dalam As’ad 2001) yang disebut
pekerjaannya. Sedangkan pekerjaan
kepuasan kerja adalah is the way an
tersebut menuntut interaksi dengan
employee feels about his or her job.
rekan sekerja dan atasan, mengikuti
Yang berarti kepuasan kerja sebagai
aturan dan kebijakan organisasis,
perasaan
memenuhi standar kinerja, hidup pada
seseorang
terhadap
pekerjaan. Selain itu ada juga yang mengatakan
sebagai
kondisi yang ideal dan sebagainya.
positive
Berdasarkan
dari
pendapat
emotional state Athanasiou (dalam
para ahli diatas mengenai definisi
As’ad
kepuasan
setelah
2001).
Menurut
mengadakan
Hoppeck penelitian
mengambil
terhadap 309 kayawan pada suatu
kepuasan 6
kerja
maka
penulis
kesimpulan
bahwa
kerja
merupakan
suatu
perasaan emosional yang positif yang
Populasi dalam penelitian ini
muncul dari rasa senang terhadap
adalah guru-guru SD baik swasta
pekerjaannya sendiri.
maupun negeri di kecamatan Laweyan
Faktor-faktor
dapat
dengan jumlah populasi 1.817 orang
mempengaruhi kepuasan kerja adalah
dari 58 SD. Jumlah sampel dalam
faktor
gaji,
penelitian ini hanya 4 SD, yaitu 2 SD
jaminan sosial, pangkat (golongan),
negeri dan 2 SD swasta. SDN
rekan kerja. Dan yang kedua adalah
Tegalayu Surakarta, SD Djama’atul
faktor
Ichwan Surakarta, SDN Bratan 2
ekstrinsik
intrinsik
yang
meliputi
meliputi
usia,
keterampilan, pendidikan, prestasi. Aspek-aspek
yang
SD
Laweyan,
terdapat
Ta’mirul
Islam
Surakarta dengan jumlah seluruh guru
dalam pencapaian kepuasan kerja
94
orang.
Pengambilan
sampling
yaitu pekerjaan itu sendiri, jenjang
menggunakan teknik cluster random
pekerjaan atau pengawasan, promosi,
sampling. Dalam random sampling
gaji atau upah, dan hubungan dengan
semua kelompok SD dalam populasi
rekan kerja.
diberikan kesempatan untuk dijadikan sampel dengan cara diundi. Metode
HIPOTESIS Berdasarkan
uraian
pengumpulan
data
tentang
yang digunakan dalam penelitian ini
pengertian, faktor serta aspek pada
adalah metode angket yang berbentuk
variabel kepuasan kerja dan kinerja
skala
maka dapat diajukan hipotesis sebagai
mengungkap seberapa besar hubungan
berikut, “ada hubungan positif antara
antara kepuasan kerja terhadap kinerja
kepuasan kerja dengan kinerja guru”.
guru. Penentuan metode statistik yang
Artinya semakin tinggi kepuasan kerja
ditentukan oleh tujuan penelitian yaitu
maka semakin tinggi kinerja pada
untuk mengetahui hubungan antara
guru. Sebaliknya semakin rendah
kepuasan kerja terhadap kinerja guru
kepuasan kerja maka semakin rendah
SD di Kecamatan Laweyan, maka
pula kinerja guru.
tehnik
yang
yang
digunakan
digunakan
untuk
dalam
penelitian ini adalah kolerasi product moment.
METODE PENELITIAN
7
bahwa kinerja adalah hasil kerja yang
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan
dapat dicapai oleh seseorang atau
tehnik analisis Non Parametrik dengan
kelompok
sperman’s rho
perusahaan
diperoleh nilai (r)
orang
dalam
suatu
atau organisasi sesuai
sebesar 0,363 dengan p = 0,000 atau p
dengan
< 0,01. Hasil tersebut menunjukkan
jawab masing-masing dalam upaya
ada hubungan positif yang sangat
pencapaian tujuan secara legal, tidak
signifikan
melanggar
antara
kepuasan
kerja
wewenang
dan
hukum
tanggung
dan
tidak
dengan kinerja guru. Semakin tinggi
bertentangan dengan moral dan etika.
kepuasan kerja maka semakin tinggi
Kinerja dalam menjalankan fungsinya
kinerja
tidak
guru,
begitu
sebaliknya
berdiri
sendiri,
tetapi
semakin rendah kepuasan kerja maka
berhubungan dengan kepuasan kerja
semakin rendah kinerja guru.
dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh
Adanya kepuasan kerja pada
keterampilan, kemampuan dan sifat-
guru akan mendorong meningkatkan
sifat individu. Sutanto (2002) dengan
kinerja, kepuasan kerja yang tinggi
mendefinisikan bahwa kepuasan kerja
akan memberikan dampak positif,
akan menciptakan kinerja yang lebih
baik bagi diri individu maupun pihak
baik. Dari definisi ini dapat diartikan
lembaga pendidikan. Kepuasan kerja
bahwa apabila seseorang terpuaskan
menjadi komponen yang ikut berperan
dengan pekerjaannya maka mereka
dalam
akan lebih meningkatkan kinerjanya.
mewujudkan
kinerja
yang
berkualitas dalam dunia pendidikan.
Kondisi
kepuasan
atau
Guru yang memiliki kepuasan kerja
ketidakpuasan kerja tersebut menjadi
yang
umpan
tinggi
akan
mempunyai
balik
yang
akan
semangat, keinginan dan energi yang
mempengaruhi kinerja guru dalam
besar dalam diri individu
untuk
melaksanakan tugas dan tanggung
bekerja secara optimal. Kepuasan
jawabnya dimasa yang akan datang.
kerja yang tinggi akan membawa
Jadi hubungan antara kinerja guru
dampak positif bagi pendidikan dan
dengan kepuasan kerja menjadi suatu
meningkatkan mutu kinerjanya.
sistem
Hal
ini
sesuai
yang
berlanjut.
Menurut
dengan
Strauss dan sayles (dalam Handoko,
pendapat Riva’i dan Basri (2005)
1997) kepuasan kerja juga penting 8
untuk aktualisasi diri. Karyawan yang
bekerja. Kepuasan kerja merupakan
tidak memperoleh kepuasan kerja
salah satu unsur yang ada disetiap
tidak
mencapai
bidang pekerjaan. Tanpa kepuasan
kematangan psikologis, dan pada
kerja seseorang tidak akan bekerja
gilirannya akan menjadi frustasi. Oleh
seperti yang diharapkan, sehingga
karena itu kepuasan kerja mempunyai
tujuan organisasi tidak tercapai.
akan
pernah
arti penting baik bagi karyawan atau organisasi,
terutama
menciptakan
keadaan
Variabel
kepuasan
kerja
karena
subjek tergolong tinggi. Kondisi ini
positif
dapat
dilingkungan kerja.
diinterpretasikan
bahwa,
kepuasan kerja yang tingkatannya
Sinambela (dalam Barnawi,
sedang
dari
subjek
memberikan
2012) menyebutkan bahwa kepuasan
pemahaman bahwa subjek belum
pegawai berhubungan erat dengan
mencapai tujuan atau cita-cita yang
kinerja pegawai. Kepuasan kerja guru
diharapkan
dapat
sekarang.
meningkatkan
produktivitas
dari
pekerjaannya
Berdasarkan
hasil
kerja dan disiplin kerja. Selain itu,
wawancara dengan dua orang subjek
kepuasan kerja dapat menekankan
penelitian diperoleh jawaban bahwa
tingkat keluarnya guru dan banyaknya
guru merasa puas dengan pekerjaanya
respons ketidakpuasan. Guru yang
karena pekerjaan guru sudah menjadi
terpuaskan,
memiliki
cita-citanya dan memiliki teman kerja
semangat kerja dan disiplin yang
yang memiliki kesamaan pandangan
tinggi sehingga dapat meningkatkan
bahwa tugas guru adalah mendidik
kinerjanya. Dengan adanya kinerja
dan membimbing siswa menjadi baik
yang baik, produktivitas mengajar
dan pandai. Jawaban guru satunya
guru pun meningkat dan sebaliknya
merasa puas dengan pekerjaannya
ia
akan
Kinerja sangat penting dalam
sebagai
guru
karena
memiliki
suatu organisasi, karena organisasi
pimpinan yang demokratis dan tegas,
merupakan suatu sistem sosial yang
sehingga
mempekerjakan
berdasarkan
manusia.
Pegawai
dalam
promosi
kualitas
kerja.
guru Hasil
yang mempunyai kinerja yang tinggi
wawancara dengan dua guru lainnya
diharapkan
meningkatkan
diperoleh jawaban bahwa kedua guru
kepuasan kerja dimanapun pegawai
tersebut merasa belum puas dengan
mampu
9
penghasilannya
sekarang. Hal
ini
Kinerja guru termasuk tinggi
dapat dimaklumi bahwa kedua guru
sesuai dengan jawaban dari dua guru
SD tersebut belum diangkat menjadi
sebelumnya yaitu karena pekerjaan
PNS, masih tenaga honorer Dari hasil
guru sudah menjadi cita-citanya dan
wawancara tersebut dapat diketahui
karena
bahwa subjek merasa puas dengan
demokratis dan tegas, sehingga dalam
pekerjaannya
guru
promosi guru berdasarkan kualitas
dipengaruhi faktor pekerjaan guru
kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat
sudah menjadi cita-cita, memiliki
Burhanuddin (dalam Khodijah, 2013)
teman
bahwa keberadaan pekerjaan yang
sebagai
kerja
yang
mendukung
memiliki
mereka
baik, dan promosi jabatan berdasarkan
pekerjaan yang guru lakukan harus
kualitas
guru
dapat diakui sehingga memberikan
lainnya belum merasa puas, karena
dampak positif dan menjadi motivasi
masih tenaga honorer.
bagi guru. Pidarta (dalam Susanto,
Sedangkan
Keempat
faktor
Pada
yang
pekerjaan, memiliki pimpinan yang
kerja.
lakukan.
pimpinan
dasarnya
yang
2000) mengemukakan bahwa, ada
mempengaruhi kepuasan kerja sesuai
salah satu faktor yang mempengaruhi
dengan pendapat Anoraga (2009)
kinerja guru adalah kepemimpinan
bahwa kepuasan kerja dipengaruhi
kepala
oleh faktor: (1)
disenangi oleh anggotanya.
hubungan antar
karyawan, yaitu hubungan langsung
sekolah yang sesuai
Besarnya
peranan
dan
atau
antar pegawai dengan atasan, (2)
sumbangan efektif kepuasan kerja
psikis
yaitu
terhadap kinerja guru sebesar 13,2%,
berkaitan dengan hubungan sosial
sumbangan tersebut termasuk rendah.
antar pegawai, sugesti dari teman
Rendahnya sumbangan dipengaruhi
sekerja, emosi dan situasi kerja, (3)
aspek-aspek kepuasan kerja yang
kedudukan kerja, seseorang yang
berhubungan dengan kinerja melalui
bekerja pada pekerjaan yang lebih
oleh data stepwise, meskipun kelima
tinggi
puas
aspek kepuasan kerja yaitu pekerjaan
daripada mereka yang bekerja pada
itu sendiri, atasan, teman sekerja,
pekerjaan yang lebih rendah.
promosi,
dan
gaji
hubungan
yang
sangat
dan
akan
kondisi
merasa
kerja,
lebih
10
mempunyai signifikan
dengan kinerja guru. Akan tetapi,
terhadap kepuasan kerja dan kinerja
hasil hubungan termasuk kecil, yaitu
guru. Semakin tinggi dan kuat gaya
antara 0,243 – 0,399. Hasil terkecil
kepemimpinan membentuk karakter
pada aspek promosi dan hasil terbesar
pimpinan
pada aspek atasan atau supervisi.
tinggi kepuasan kerja dan kepuasan
Aspek pekerjaan subjek yaitu
(atasan)
antara gaya
guru.
kinerja guru.
penelitian
ini
sesuai
yang
dengan
dilakukan
semakin
kerja mampu memoderasi hubungan
mengajar berhubungan dengan kinerja Hasil
maka
kepemimpinan dan
oleh
Kondisi kerja dengan teman
Bangun (2010) dalam kesimpulannya
sesama guru berhubungan dengan
bahwa
merupakan
kinerja guru. Kondisi kerja yang
kemampuan yang dimiliki guru dapat
dimaksud yaitu meliputi hubungan
meningkat
antara pegawai, harapan keluarga dan
mengajar
melalui
kemampuan,
pemberdayaan
sehingga
mampu
pandangan masyarakat. Kondisi kerja
meningkatkan kinerja guru. Semakin
yang baik dapat dipersepsikan tentang
tinggi
lingkungan
seorang
guru
melakukan
kerja
yang
pemberdayaan terhadap profesi guru,
sehingga
maka
meningkatkan
kinerja guru. Hasil penelitian ini
kinerjanya. Pemberdayaan yang ada
mendukung penelitian yang dilakukan
pada
oleh Bahri (2011), bahwa
semakin
guru
diantaranya
dilakukan
mampu
positif,
meningkatkan
persepsi
melalui peningkatan kemampuan guru
tentang lingkungan kerja berpengaruh
dan pemberian kewenangan dalam
secara signifikan terhadap terhadap
mengembangkan
kinerja
diri
dalam
mendukung profesi gurunya. Aspek
selanjutnya
guru
Tinggimoncong bahwa
SD
di
Kabupaten
dataran Gowa.
Persepsi tentang lingkungan kerja
sikap dan perilaku Kepala Sekolah
adalah
berhubungan dengan kinerja guru.
menafsirkan,
Hasil ini sesuai dengan penelitian
menginterprestasikan
yang dilakukan oleh Yulinda (2009),
atau kejadian yang dilihat, didengar,
bahwa sikap dan perilaku merupakan
dan dirasakan oleh seseorang dalam
gaya
melaksanakan
kepemimpinan
berpengaruh
terhadap kinerja. Gaya kepemimpinan
proses
memahami, menilai suatu
aktivitas
dengan teman sekerjanya. 11
dan obyek
kerjanya
Aspek promosi yang diberikan oleh
Kepala
dinikmati
oleh
guru
beserta
Sekolah
mampu
keluarganya. Gaji yang diberikan
kinerja
guru
kepada guru sangat berpengaruh pada
mendukung penelitian yang dilakukan
tingkat kepuasan kerja. Apabila gaji
oleh
yang
meningkatkan
Novrita
(2013).
Dari
hasil
diberikan
penelitiannya dapat diketahui bahwa
mempertimbangkan
promosi
kehidupan
berpengaruh
positif
dan
normal
dengan standar dan
dapat
signifikan terhadap kinerja. Promosi
memenuhi kebutuhan-kebutuhan guru
merupakan
maka
penghargaan
pegawai
pada posisi jabatan yang lebih tinggi dari
posisi
jabatan
dengan
sendirinya
akan
mempengaruhi semangat kinerjanya.
sebelumnya,
Setiap
penelitian
dengan tingkat beban kerja serta
kelemahan,
tanggung jawab yang lebih tinggi
mempunyai dua kelemahan, sebagai
juga. Pada kondisi tertentu, promosi
berikut:
merupakan salah satu bagian dari
1.
upaya pembinaan karier pegawai. Gaji
yang
diperoleh
dalam
memiliki
penelitian
ini
Pengumpulan data. Data dalam penelitian ini dengan dua cara
guru
yaitu ada yang ditunggui dan
berhubungan dengan peningkatkan
ditinggal saat pengisian skala.
kinerja guru. Artinya, bahwa besar
Pengumpulan data yang ditinggal
kecilnya pendapatan dan gaji yang
memungkinkan subjek penelitian
terima oleh guru adalah sebagai balas
tidak mengisi sendiri atau mengisi
jasa atas apa yang telah diberikan oleh
jawaban
guru kepada peserta didik sebagai
hasil penelitian kurang akurat.
bentuk pengabdian kepada bangsa dan
2.
asal-asalan,
sehingga
Penelitian ini ada dua variabel,
negara. Dijelaskan oleh Artonang
sehingga hasil penelitian kurang
(2005) bahwa gaji inilah yang akan
variasi.
dipergunakan seorang yang berprofesi sebagai guru SD beserta keluarganya untuk
memenuhi
kebutuhannya.
Besarnya
KESIMPULAN
kebutuhangaji
Berdasarkan hasil analisis data
ini
yang telah dilakukan dapat diambil
mencerminkan status, pengakuan, dan
kesimpulan bahwa :
tingkat pemenuhan kebutuhan yang 12
1.
Ada hubungan positif yang sangat
ketrampilan,
latar
belakang
signifikan antara kepuasan kerja
keluarga,
pengalaman
kerja,
dengan kinerja guru. Semakin
persepsi,
peran,
sikap,
tinggi
kepuasan
kerja
maka
kepribadian, motivasi; dan, (b)
tinggi
kinerja
guru,
Faktor organisasi, yaitu; struktur
semakin
begitu sebaliknya semakin rendah
organisasi,
desain
pekerjaan,
kepuasan kerja maka semakin
kepemimpinan,
rendah kinerja guru. Hal ini
penghargaan (reward system).
sistem
ditunjukan dengan hasil koefisien korelasi Sperman’s rho sebesar 0,363 dengan
SARAN
p = 0,000 atau p
Berdasarkan hasil penelitian
< 0,01. 2.
dan kesimpulan di atas, penulis
Kepuasan
kerja
penelitian
pada
tergolong
subjek
mengajukan beberapa saran sebagai
sedang,
berikut :
ditunjukkan oleh rerata empirik (RE)
=
110,49
dan
1. Bagi Guru/ Subjek Penelitian
rerata
Para guru disarankan untuk
hipotetik (RH) = 90. 3.
Kinerja
guru
pada
subjek
tinggi. Cara yang dapat untuk
tergolong
tinggi,
meningkatkan kinerja antara lain
ditunjukan oleh rerata empirik
mengoptimalkan kepuasan kerja,
(RE) = 79,60 dan rerata hipotetik
dengan cara, sebagai berikut:
(RH) =62,5 .
a.
penelitian
4.
mempertahankan kinerja yang sudah
Sumbangan kerja
efektif
terhadap
kepuasan
kinerja
Pada aspek pekerjaan itu sendiri yaitu
menjadi
guru
yang
guru
profesonal melalui prestasi kerja
sebesar 13,2% ditunjukan dengan
dengan meningkatkan kecakapan,
koefisien
sebesar
keterampilan, dan pengalaman,
0,132.
Berarti masih terdapat
guru mau belajar dari buku-buku
86,8%
variabel
pendidikan atau internet yang
determinan
lain
yang
mempengaruhi kinerja guru di
berkaitan
luar variabel
sebagai guru.
kepuasan kerja,
misalnya: (a) Faktor individu, terdiri
dari;
b.
kemampuan,
Atasan
dengan
atau
pekerjaan
supervisi,
guru
disarankan untuk dapat bekerja 13
sama dengan Kepala Sekolah dan menerima
c.
d.
masukan
Kepala
diketahui bahwa hasil kinerja guru
Sekolah dalam merevisi tujuan-
termasuk tinggi dan kepuasan kerja
tujuan
termasuk tinggi. Berdasarkan pada
pendidikan,
bahan
pengajaran, dan metode-metode
hasil
mengajar,
lembaga
dan
evaluasi
tersebut,
disarankan
pendidikan
bagi untuk
pengajaran
mempertahankan kinerja yang tinggi.
Teman sekerja, guru mau bekerja
Kinerja tinggi dapat dilakukan oleh
sama dan menjalin hubungan
lembaga dengan mendisiplinkan para
yang baik dengan guru lain untuk
guru dalam mematuhi peraturan yang
menyelesaikan tugas-tugas yang
diterapkan oleh lembaga. Cara yang
telah ditentukan
dapat dilakukan antara lain, lembaga
oleh Kepala
Sekolah.
pendidikan menyediakan sarana dan
Promosi, guru mau meningkatkan
media yang lebih lengkap, sehingga
prestasi kerja agar memperoleh
dalam mengajar memiliki semangat
promosi jabatan yang lebih baik
tinggi.
dengan
disarankan untuk mempertahankan
cara
kegiatan
meningkatkan
Lembaga
pendidikan
mengajar
melalui
kepuasan guru SD, terutama guru
dalam
variasi
honorer yang belum diangkat menjadi
menggunakan metode atau media,
PNS. Cara yang dapat dilakukan oleh
dan disiplin dalam kerja.
lembaga
Upah atau gaji bagi guru swasta
memberikan
dapat
kepada
kreativitas
e.
Dari hasil penelitian dapat
ditingkatkan
melalui
pendidikan
seperti
tambahan
tunjangan
guru
honorer
ketaatan, terhadap peraturan dan
kemampuan lembaga.
melaksanakan perintah Kepala
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sekolah dengan baik, sehingga Kepala
Sekolah
Disarankan
bagi
sesuai
peneliti
memberikan
selanjutnya untuk menambah variabel
penilaian positif dan menambah
bebas atau mengganti variabel bebas,
kompensasi yang diperoleh.
karena
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kinerja guru tidak hanya kepuasan guru. Variable lain
2. Bagi Lembaga Pendidikan
tersebut seperti motivasi mengajar, 14
SMK Negeri di Kota Malang. Teknologi dan Kejuruan. Vol. 33, No. 1, Hal: 55–64.
gaya kepemimpinan Kepala Sekolah, atau
iklim
organisasi.
Adanya
penambahan dan perubahan variable, diharapkan
hasil
penelitian
Barnawi, Arifin M. 2012. Kinerja Guru Profesional:Instrument Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian. Jakarta: ArRuzz Media.
selanjutnya dapat lebih bervariasi. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya disarankan dalam penyebaran skala dilakukan
sendiri
dan
ditunggui,
Gibson, Ivancevich, Donelly. 1990. Organisasi dan Manajemen:Perilaku, Struktur dan Proses, edisi ke empat, cetakan ke enam (terjemahan Djorban Wahid). Jakarta: Penerbit Erlangga.
sehingga hasil lebih valid dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Handoko.T. Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2 Yogyakarta: BPFE.
Arifin, Anwar. 2009. Eksistensi dan Implementasi UUGD. Aritonang, Keke T. 2005. Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru danKinerja Guru SMP Kristen. Jurnal Pendidikan Penabur. No. 4.
Khodijah, N. 2013. “Kinerja Guru madrasah dan Guru Pendidikan agama Islam pasca Sertifikasi di sumatera Selatan” Dalam Cakrawala Pendidikan, Tahun XXXII, Nomor 1, Februari 2013 Diakses pada 29 juli 2013 pukul 22.45 WIB
As’ad, M. 2001. Psikologi Industri: Seri Ilmu Sumber Daya Manusia edisi keempat cetakan keenam. Yogyakarta : Liberty Bahri, Syamsul. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru SD di Dataran Tinggimoncong Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal MEDTEK. Volume 3, Nomor 2.
Mangkunegara, A. P. 2006. Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Napitupulu. 2012. Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia Masih Rendah. http://napitupulu.blogspot.c om/2012/02/kualitas-
Bangun, Djonni. 2010. Hubungan Pemberdayaan Guru dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru Profesional 15
pendidikan-indonesiarendah.html Novrita,
(Guru) Pada Smpn 17 Sendawar Kabupaten Kutai Barat. Ejournal Administrasi Negara, 2013, 1 (1): 97-108 Issn 00000000, Ejournal.An.FisipUnmul.Org © Copyright 2013. Kutai Barat : Unmul
Raeka. 2013. Pengaruh Mutasi, Promosi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Bidang Pertanahan Nasional Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal manajemen Sumber Daya Manusia. Hal. 1-16. Universitas Bina Darma.
Usman, U. 2011. Menjadi Guru Profesional, edisi kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Riva’I, V & Basri. 2005. Performance Appraisal, Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Robbins.
Wirawan
Yulinda.
S. P. 2008. Perilaku Organisasi,edisi ke duabelas, Jakarta: Salemba Empat.
Sagala, S. 2008. Profesional dan Keprofesionalan Guru. Bandung: Alfabeta. Tirtorin,
T R. 2010. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Telkom Cabang Boyolali. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Diterbitkan: http://www.pustakaskripsi.c om/pengaruh-kepuasankerja-terhadap-kinerjakaryawan-pt-telkomcabang-boyolali-135.html
Ungin, Maria. 2013. Studi Tentang Kualitas Tenaga Pengajar 16
2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia : Teori, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Palembang. Tesis (tidak diterbitkan).