PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BEBAN LUAR DAN LATIHAN BEBAN DALAM TERHADAP KECEPATAN PUKULAN JAB-STRAIGHT PADA ATLET TINJU SASANA PERTISAR MANADO Edy. D.P. Duhe Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga Email:
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh latihan beban luar terhadap terhadap kecepatan pukulan jab-straight. Untuk mengetahui pengaruh latihan beban dalam terhadap terhadap kecepatan pukulan jab-straight. Dan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan beban luar dan latihan beban dalam terhadap kecepatan pukulan jab-straight pada atlet tinju sasana pertisar manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan “Randomized Pre-Tes And Post Test Two Group Design”. Populasi dalam penelitian ini adalah petinju sasana pertisar manado yang berjumlah 14 orang dan akan dijadikan anggota sampel secara keseluruhan, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Metode latihan untuk kelompok eksperimen I diberikan perlakuan latihan beban luar dan kelompok eksperimen II diberikan perlakuan latihan beban dalam. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Kata Kunci : Tinju, Latihan Beban Luar, Latihan Beban Dalam, Kecepatan Pukulan JabStraight Manusia dan olahraga adalah satu kesatuan
yang
tidak
dapat
dipisahkan.
diidam-
idamkan
oleh
para
penggemar
olahraga, lebih khusus pada olahraga tinju.
Bertolak dari sana tidaklah keterlaluan jikalah
Upaya untuk mewujudkan prestasi
penulis mengatakan bahwa olahraga telah
dalam olahraga tinju bukanlah merupakan
menghipnotis dunia. Tidak seorangpun yang
suatu hal yang mudah, tetapi membutuhkan
dapat menyangkal kalimat yang kedengaran
suatu proses melatih dan berlatih yang harus
amat menantang ini. Mengapa tidak ? Itulah
diperhatikan secara serius, di samping itu
kenyataanya,karena pada umumnya penduduk
pendekatan secara ilmiah harus dilaksanakan
diseluru dunia secara sadar berolahraga setiap
untuk meningkatkan, mengembangkan dan
hari dengan bermacam- macam tujuan. Di era
mempertahankan prestasi. Berbicara prestasi
persaingan ini penulis mengamati bahwa
pada cabang olahraga tinju, terdapat beberapa
tujuan berolahraga untuk berprestasi sangat
faktor yang sangat mempengaruhi penampilan
seorang petinju salah satunya adalah kondisi
menghindar dengan cepat bila lawan balik
fisik.
lawan menyerang, sehingga petinju tersebut Peningkatan
kondisi
fisik
atlet
dengan mudah memperoleh angka, bahkan
bertujuan agar kemampuan fisik menjadi
dapat
prima dan berguna untuk menunjang aktifitas
memenangkan pertandingan dengan knock out
olahraga dalam rangka mencapai prestasi
(K.O). Demikian pula sebaiknya petinju akan
prima.
yang
mengalami kesulitan dalam memenangkan
dilakukan oleh manusia/atlet pada umumnya
suatu pertandingan tanpa memiliki kecepaten
memiliki sala satu kondisi fisik yang paling
dan tehnik dalam bertinju.
Setiap
aktifitas
olahraga
memukul
dominan. Untuk dapat mengangkat beban
jatuh
lawan
dan
Sebagain besar petinju junior sasana
yang berat misalnya, kondisi fisik kekuatan
pertisar
yang paling penting, Jika berlari secepat-
pukulan jab-straight secara tiba-tiba dengan
cepatnya atau memukul dengan cepat, maka
kecepatan pukulan yang maksimal, yang
kecepatan yang paling diutamakan,
bila
sebenarnya pukulan jab-straight ini adalah
yang
pukulan yang efektif untuk membuka serangan
dominan adalah daya ledak. Kadang-kadang
dan mengukur jarak pukul serta menjaga jarak
dua atau tiga kondisi fisik dibutuhkan secara
dari lawan, disamping itu kombinasi dari
bersamaan dalam suatu aktifitas.
pukulan
melompat
setinggi-tingginya,
maka
manado,
ini
kurangnya
dapat
melakukan
menjatuhkan
lawan,
Sala satu kondisi fisik yang turut
disamping itu kombinasi dari pukulan ini
mempengaruhi penampilan petinju adalah
dapat menjatuhkan lawan, oleh sebab itu
kecepatan,
petinju
petinju yang memiliki jangkauan pukulan
membutuhkan gerakan-gerakan yang cepat
yang panjang dan bila ditunjang dengan
pada
dan
kecepatan akan membuat lawan sulit untuk
pertahanan, disamping itu penguasaan tehnik
menyerang. Selain itu ada pula petinju-petinju
dasar dalam bertinju, dasar-dasar gerakan kaki
yang masi menunggu diserang kemudian ia
dan teknik melakukan pukulan seperti pukulan
baru menyerang, sehingga petinju tersebut
jab, stright, hook dan uppercut sangat perlu
terkesan lambat dalam melakukan pukulan.
waktu
dimana
seorang
melakukan
serangan
untuk dimiliki. Dengan demikian kecepatan
Jan
Oudshoorn
mengatakan
bahwa
pukulan yang maksimal dan teknik memukul
“dalam setiap cabang olahraga kecepatan
yang baik, seorang petinju dapat memukul
penting tetapi didalam tinju dituntut kecepatan
lebih cepat dari pada lawanya danjuga dapat
yang tinggi sekali. Tanpa kecepatan memukul
dan bergerak, Di dalam tinju hampir tidak
berapa kali ulangan angkatan atau repetisi dan
mungkin dicapai prestasi yang besar”. Oleh
set yang harus dilakukan untuk mengangkat
karena itu penguasaan tehnik dasar yang
beban tersebut. Sedangkan dalam hal beban
ditunjang dengan kondisi fisik yang baik dan
kulitatif dapat berupupa presentase intensitas
tanpa mengabaikan kondisi fisik lainya sangat
latihan yaitu berapa persen beban latihan yang
menguntungkan bagi seorang petinju pada saat
diambil pada awal latihan dan beberapa persen
melakukan latihan yang tepat dalam usaha,
penigkatannya.
untuk mencapai tujuan masa depan prestasi atlit semaksimal mungkin.
berhubungan
Oleh karena itu untuk meningkatkan kecepatan
pukulan
Latihan beban luar sebenarnya tidak dengan
cabang
olahraga tinju, seperti mengangkat beban
kecepatan
berupa dumbel, burble, helter dan beban berat
pukulan jab-straight perlu adanya metode
lainnya, namun sangat dibutuhkan oleh para
latihan yang tepat dan terprogram. Metode
petinju
latihan yang digunakan adalah latihan beban
kemampuan fisik, guna menunjang teknik dan
luar dan latihan beban dalam. Latihan beban
taktik dalam rangka mencapai prestasi yang
luar adalah rangsangan motorik yang dapat
maksiamal. Dengan demikian seperti yang
diatur, dikontrol dengan cara memvariasikan
dikatakan olaeh Soetrisno (1973) bahwa
ciri-ciri
volume,
“Latiahan beban (Weight Training) adalah
intensitas, recovery, dan irama dalam satu unit
latihan yang menggunakan dumbel, burble,
latihan.” Hendaknya perlu dipahami oleh para
halter dan benda berat lainnya sebagai suatu
pelatih dan atlet bahwa yang dimaksud dengan
conditioning untuk meningkatkan prestosi
beban latihan dalah selalu pengertiannya
atlet dalam cabang olahraga pilihannya.”
kuatitatif tetapi mencakup kuantitatif dan
Kemidian ditambahkan oleh Harsono (1988)
kualitatif. (Soeharno. 1993).
bahwa “ Latiahan beban bila dilaksanakan
beban
khususnya
langsung
latihan,
seperti
Ngurah Nala (1998) mengemukakan
untuk
membantu
meningkatkan
dengan baik, selain dapat meningkatkan
pendapatnya tentang beban latihan, yaitu :
kesehatan fisik secara keseluruhan, juga dapat
Beban pelatihan yang bersifat kuatitatif dapat
meningkatkan kekuatan, kecepatan, power,
berupa beban (Kg) yang harus diangkat atau
daya tahan yaitu faktor penting abgi atlet.”
beberapa kali diangkat oleh atlet seperti
Keberhasilan suatu proses berlatih dan
dumbel, varbel, halter dan beban berat lainya,
melatih dengan menggunakan latihan beban
dapat juga berwujud seperti volume yakni
luar perlu untuk memperhatikan prinsip-
prinsip latihan, seperti pemanasan yang cukup,
latihan tidak selamnya dengan menggunakan
prinsip over load, umur, jenis kelamin,
beban luar akan tetapi dapat juga dilakukan
struktur gerakan harus benar dan menentukan
dengan latihan beban dalam yang artinnya
intensitas
ini
seorang petinju berlatih dengan menggunakan
merupakan takaran yang menunjukan kadar
tubuhnya sebagai beban, dalam hal ini adalah
pengeluaran energi atlet dalam aktivitas
lengan.
jasmani
latihan,
baik
dimana
saat
intensitas
latihan
maupun
Pelaksanaan
latihan menurut Bompa yang dikutip oleh
dibandingkan dengan latihan beban luar
Ngurah Nala (1998), yakni Intensitas rendah
dimana latihan beban luar adalah latihan
30-50% dari prestasi terbaik. Intensitas ringan
latihan yang menggunakan alat atau beban,
50-70% dari prestasi terbaik. Intensitas sedang
sebaliknya latihan bebabn dalam adalah
70-80% dari prestasi terbaik. Intensitas sub
latihan yang tidak menggunakan alat atau
maksimal
beban berupa dumbel, burble, halter dan benda
prestasi
terbaik.
yang
dalam
mempunyai
dari
khas
beban
pertandingan. Dibawah ini takaran intensitas
80-90%
ciri
latihan
berbeda
Intensitas maksiamal 90-100% dari prestasi
berat lainnya
terbaik. Intensitas seper maksimal 100-105%
kondisi fisik. Soeharno mengatakan bahwa
dari prestasi terbaik.
“beban dalam adalah perubahan fisiologis
Dari
organism atlet akibat pengaruh latihan yang
beberapa pendapat yang telah
diuraikan, maka latihan beban luar merupakan
dalam usaha meningkatkan
ditandai dengan kenaikan denyut nadi.
beban dengan menggunakan alat seperti
Harsono (1988) mengatakan bahwa
dumbel, burble, halter dan beban berat lainnya
melakukan latihan beban dalam dampak
sebagai ransangan motorik yang dapat diatur,
fisiologis
dikontrol dengan cara memvariasikan beban
kenaikan denyut nadi permenit dari atlet yang
latihan secara kuantitatif maupun kualitatif,
melakukan latihan. Beban dalam dikatakan
dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi
maksimal apabila denyut nadi atlet setelah
fisik dalam usaha mencapai prestasi pada
melakukan
suatu cabang olahraga.
menjadi
Seorang petinju dapat meningkatkan
mesalnya
yang
satu
2,5-3,5 denyut
dapat
unit
diperiksa
latihan
denyut nadi
nadi normal
adalah
meningkat permenit 60
kali
kemampuan fisik dalam mencapai prestasi,
permenit, maka beban dalam maksimal denyut
harus melakukan latihan keras dan disiplin
nadi menjadi 150-210 kali permanit.
dengan metode latihan yang tepat. Metode
Progam latihan akan membuahkan hasil
yang
baik
bila
disusun
atas
jumlah repetisi yang banyak dan dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin.
pengembangan kemampuan fisiologis yang
Berhubungan dengan hal tersebut di
dibutuhkan dalam penampilan suatu cabang
atas Soekarman (1973) mengatakan bahwa
olahraga dengan takaran latihan yang tepat.
Tujuan dari beban ringan dengan frekuensi
Berkaitan dengan kenaikan denytu nadi pada
yang cepat dalam waktu yang singkat adalah
setiap laitihan, maka sangat tergangtung pada
untuk meningkatkan sistem energi yang perlu
intensitas latihan tersebut, dimana intensitas
untuk kecepatan yaitu ATP-PC dan Asam
latihan merupakan ukuran terhadap aktivitas
Laktat, untuk itu atlet yang menggunakan
atau kerja yang dilakukan dalam kesatuan
lengannya secara terus menerus secara cepat,
waktu. Mengenai intensitas latihan Soeharno
maka sistem energi tersebut perlu untuk
(1993)
tingkatan-
ditingkatkan. Aktivitas fisik yang kurang dari
tingkatannya. Intensitas rendah denyut nadi
60 detik dengan intensitas yang tinggi,
permenit 120-130. Intensitas ringan denyut
kebanyakan energinya tergantung pada proses
nadi permenit 140-150. Intensitas sedang
metabolisme anaerobik. Pelatihan anaerobik
denyut nadi permenit 150-160. Intensitas sub
pada umumnya merupakan usaha untuk sistem
maksimal denyut nadi permenit 160-180.
Glikolisis ATP-PC (Aadenosin Tri Phosfat-
Intensitas maksimal denyut nadi permenit 180-
Cretain Phosfat) atau sistem asam laktat (LA).
menguraikan
tentang
200. Intensitas super maksimal denyut nadi permenit 210.
Ngurah
Nala
(1998)
menjelaskan
bahwa pelatihan peningkatan sistem ATP-PC
Dalam penyusunan program latihan
dipergunakan
sistem
pelatihan
dengan
beban luar maupun latihan beban dalam,
intensitas tinggi dalam interval durasi 5-10
diharapkan seorang pelatih mampu memilih
detik sesuai dengan kelompok otot yang
kondisi fisik mana yang akan ditingkatkan
dipergunakan dalam pertandingan,
kapasitasnya,
cara
istirahat antara 30-60 detik dengan jumlah
pemberian bebabnnya akan berbada setiap
repetisi dan set ditentukan sesuai dengan
kondisi fisik atau komponen fisik, misalnya
kemampuan
atlet.
yang diinginkan untuk meningkatkan kondisi
peningkatan
asam
fisik kecepatan gerakan otot, maka pelatihan
anaerobik, 10 detik pertama pada waktu
yang diberikan berupa beban ringan dengan
melakukan
sebab
takaran
atau
Sedangkan laktat
aktivitas
atau
maksimal
waktu
pelatihan glikolisis
terjadi
ketergantungan terhadap energi hasil glikolisis
anaerobik. Agar hal ini terjadi intensistas
Berkaitan dengan penelitian ini dan
pelatihan harus tinggi dengan durasi 20-60
mengacu pada beberapa pendapat diatas, maka
detik, bila intensitas tidak tinggi tidak akan
rancangan penelitian ini ditetapkan dengan
terjadi peningkatan sistem ATP-PC atau LA.
metode latihan beban luar dan metode latihan
Peter Janson (1993) juga mengatakan bahwa
“Bentuk
seperti
pukulan jab-straight dengan maksud untuk
melatih ATP-PC dan Asam Laktat dapat
membuktikan dan membedakan secara ilmiah
ditentukan dengan kecepatan denyut nadi.
latihan mana yang lebih efektif dalam
Ketika melatih sistem ATP-PC dan Asam
meningkatkan kecepatan pukulan jab-straight.
Laktat perlu diingat bahwa durasi harus
Oleh karena itu perlu adanya penelitian secara
singkat, yaitu 5-10 detik atau maksimum 20
langsung apakah latihan beban luar dan latihan
detik
dari
beban dalam dapat memberikan pengaruh
Kemudian
terhadap kecepatan pukulan jab-straight dan
ditambahkan oleh soeharno (1993) bahwa
latihan manakah yang lebih efektif untuk
kemampuan tenaga anaerobikatlet maksimal
meningkatkan kecepatan pukulan jab-straight
34 detik secara fisiologis telah habis. Berarti
serta apakah terdapat perbedaan pengaruh
intensitas gerakan harus dengan tempo yang
antra latihan beban luar dan beban dalam
tinggi dengan frekuensi gerakan yang cepat.
terhadap kecepatan pukulan jab-straigh pada
Pelatih dapat menentukan intensitas beban
atlit tinju junior sasana pertisar manado.
dengan waktu rangsangan antara 10 detik, 20
METODE
intensitas
kemampuan
Latihan
intensif
beban dalam untuk meningkatkan kecepatan
tinggi
80%-90%
maksimal.
detik, 25 detik, 30 detik asal gerakan dengan kecepatan yang tinggi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen
dengan
menggunakan
Beberapa pendapat di atas, para pelatih
“Randomized Pre-Tes And Post Test Two
maupun atlet sangat perlu untuk memahami
Group Design”. (Maksum, 2009). Populasi
metabolisme setiap gerakan atau aktivitas.
dalam penelitian ini adalah petinju sasana
Sebab rancangan program latihan untuk
pertisar manado yang berjumlah 14 orang dan
meningkatkan
akan
kondisi
fisik
kecepatan
dijadikan
anggota
sampel
secara
membutuhkan pengetahuan tentang prinsip
keseluruhan. Dari jumlah tersebut dibagi
sistem energi yang dipergunakan, khususnya
dalam dua kelompok penelitian yag masing-
dengan latihan beban luar maupun beban
masing kelompok terdiri dari 7 orang.
dalam.
kelompok penelitian yang dimaksud adalah
1.
Kelompok eksperimen I diberikan
Untuk mengetahui efek latihan terhadap
perlakuan latihan beban luar, di mana latihan
kecepatan pukulan jab-straight dilakukan
beban
yang
melalui tes frekuensi pukulan jab-straight
menggunakan alat atau beban berupa dumbell
dalam waktu 30 detik yang di laksanakan
1(Kg) yang digenggam oleh kedua tangan kiri
sebelum dan sesudah diberikan latihan.
luar
merupakan
latihan
dan kanan serta bentuk latihan disesuaikan dengan
arah
pukulan
yaitu
dan post-test kecepatan pukulan jab-straight
mendorong dumbell lurus kedepan dengan
dari kedua kelompok latihan diolah dengan uji
kedua tangan secara bergantian, mendorong
normalitas dan homogenitas, guna untuk
dumbell lurus kedepan dengan kedua tangan
mengetahui
secara bersamaan, mendorong dumbell lurus
parametrik, kemudian untuk menguji hipotesis
kedepan
serta
pertama dan kedua menggunakan rumus uji t
mendorong dumbell lurus kedepan dengan
pasangan observesi dengan taraf nyata α ═
tangan kiri.
0,05. Untuk menguji hipotesis ketiga data
2.
Kelompok eksperimen II diberikan
yang akan diuji adalah nilai rata-rata selisih
perlakuan latihan beban dalam, di mana
antara pre-test dan post-test dari kedua
latihan beban dalam adalah latihan yang
kelompok dengan menggunakan rumus uji t
menggunakan anggota tubuh sebagai beban,
dua sampel dengan taraf nyata α ═ 0,05.
dalam hal ini adalah kedua lengan dan bentuk
(Sudjana, 1992)
dengan
jab-straight,
Data yang diperoleh dari data pre-test
tangan
kanan
uji
parametrik
atau
non
latihan disesuaikan dengan arah pukulan jabstraight,yaitu memukul lurus ke depan dengan
HASIL
kedua tangan secara bergantian, memukul lurus kedepan dengan kedua tangan secara bersamaan, memukul lurus kedepan dengan tangan kanan serta memukul lurus ke depan dengan tangan kiri. Kedua metode latihan ini dilakukan 8 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu,
intensitas
latihan
80%
dari
kemampuan melakukan pukulan jab-straight dalam waktu 30 detik dengan 3 - 6 set latihan.
Hasil analisis deskripsi dan analisis uji t pasangan observesi data kecepatan pukulan jab-straight
pada kelompok eksperimen I
menunjukan adanya peningkatan kecepatan pukulan jab-straight yang signifikan. Secara statistik dapat dilihat pada nilai uji t yaitu t hitung
>t
tabel.
atau 22,62 > 1.94. Karena t
lebih besar dari t
tabel
hitung
maka hopotesis nol H0 di
tolak yang berarti terdapat perbedaan rerata skor kecepatan pukulan jab- straigh sebelum
perlakuan dan sesudah perlakuan. Rerata skor kecepatan pukulan jab- straight
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh
sebelum
kecepatan
pukulan
perlakuan sebesar 36,85 dan rerata skor
kelompok
eksperimen
kecepatan pukulan jab- straight sesudah
eksperimen II dilakukan dengan uji t dua
perlakuan sebesar 41,42. Hal ini menunjukan
sampel. Berdasarkan hasil uji t dua sampel
bahwa adanya peningkatan kecepatan pukulan
diperoleh diketahui bahwa yaitu t
jab-straight
atau 2,33 > 1.78. Karena t
pada kelompok eksperimen I
jab-straight I
dan
antara kelompok
hitung
hitung
>t
tabel.
lebih besar
sebesar 4,57. Dengan demikian perlakuan
dari t
latihan beban luar secara signifikan dapat
berarti secara signifikan adanya perbedaan
meningkatkan kecepatan pukulan jab-straight
pengaruh latihan antara latihan beban luar
Hasil analisis deskripsi dan analisis uji
(eksperimen I) dan latihan beban dalam
t pasangan observesi data kecepatan pukulan
(eksperimen II). Selanjutnya dapat dijelaskan
jab-straight
pada kelompok eksperimen II
bahwa rerata skor peningkatan kecepatan
menunjukan adanya peningkatan kecepatan
pukulan jab- straight kelompok eksperimen I
pukulan jab-straight yang signifikan. Secara
sebesar 4.57 dan rerata skor peningkatan
statistik dapat dilihat pada nilai uji t yaitu t
kecepatan pukulan jab- straight kelompok eksperimen II sebesar 1.85. hal ini berarti
maka hopotesis nol H0 di
bahwa latihan beban luar (eksperimen I) lebih
tolak yang berarti terdapat perbedaan rerata
efektif untuk meningkatkan kecepatan pukulan
skor kecepatan pukulan jab- straight sebelum
jab- straight
perlakuan dan sesudah perlakuan. Rerata skor
dalam (eksperimen II)
kecepatan pukulan jab- straight
PEMBAHASAN
tabel.
atau 7,09 > 1.94. Karena t
maka hopotesis nol H0 di tolak yang
hitung
hitung
>t
tabel
lebih besar dari t
tabel
sebelum
perlakuan sebesar 35,85 dan rerata skor kecepatan pukulan jab- straight
sesudah
dibandingkan latihan beban
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan beban luar
perlakuan sebesar 37,71. Hal ini menunjukan
terhadap
kecepatan
bahwa adanya peningkatan kecepatan pukulan
Untuk mengetahui pengaruhlatihan beban
jab-straight
pada kelompok eksperimen II
dalam trhadap kecepatan pukulan jab-straight
sebesar 1,85 Dengan demikian perlakuan
dan untuk mengetahui perbedaan pengaruh
latihan beban dalam secara signifikan dapat
antra latihan beban luar dan latihan beban
meningkatkan kecepatan pukulan jab-straight
dalam
terhadap
pukulan
kecepatan
jab-straight.
pukulan
jab-
straight pada atlet tinju sasana pertisar
kir,i set latihan 3 set, repetisi 26 kali waktu 24
manado.
detik.
Adapun pembahasan terhadap
hasil
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: Perlakuan berupa latihan beban luar dan
b)
Minggu III dan minggu ke IV dengan
materi
mendorong dambel
kedepan
dengan
kedua
1 kg lurus tangan
secara
latihan beban dalam dilakukan selama 8
bergantian, set latihan 4 set, repetisi 22 kali
minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam
waktu 24 detik.
seminggu, set latihan 3 - 6 set latihan dengan
lurus kedepan dengan kedua tangan secara
intesitas
dari
bersamaan, set latihan 4 set, repetisi 25 kali
kemampuan melakukan pukulan jab-straight
waktu 24 detik. Mendorong dambel 1 kg lurus
dalam waktu 30 detik, dengan mengacu pada
kedepan dengan tangan kanan, set latihan 4
prinsip-prinsip pelatihan.
set, repetisi 28 kali waktu 24 detik mendorong
1.
dambel 1 kg lurus kedepan dengan tangan
intensitas
latihan
80%
Pengaruh latihan beban luar terhadap
Mendorong dambel 1 kg
kecepatan pukulan jab-straight.
kir,i set latihan 4 set, repetisi 26 kali waktu 24
Untuk mengetahui pengaruh latihan beban luar
detik.
terhadap kecepatan pukulan jab-straight, maka
c)
data dianalisis dengan menggunakan uji t
materi
pasangan
kedepan
observasi.
Hasil
penelitian
Minggu V dan minggu ke VI dengan mendorong dambel dengan
kedua
1 kg lurus tangan
secara
menunjukan bahwa, kelompok eksperimen I
bergantian, set latihan 5 set, repetisi 22 kali
yang diberikan perlakuan pada:
waktu 24 detik.
a)
lurus kedepan dengan kedua tangan secara
Minggu I dan minggu ke II dengan
materi kedepan
mendorong dambel dengan
kedua
1 kg lurus tangan
Mendorong dambel 1 kg
bersamaan, set latihan 5 set, repetisi 25 kali
secara
waktu 24 detik. Mendorong dambel 1 kg lurus
bergantian, set latihan 3 set, repetisi 22 kali
kedepan dengan tangan kanan, set latihan 5
waktu 24 detik.
Mendorong dambel 1 kg
set, repetisi 28 kali waktu 24 detik mendorong
lurus kedepan dengan kedua tangan secara
dambel 1 kg lurus kedepan dengan tangan
bersamaan, set latihan 3 set, repetisi 25 kali
kir,i set latihan 5 set, repetisi 26 kali waktu 24
waktu 24 detik. Mendorong dambel 1 kg lurus
detik.
kedepan dengan tangan kanan, set latihan 3
d)
set, repetisi 28 kali waktu 24 detik mendorong
dengan materi mendorong dambel 1 kg lurus
dambel 1 kg lurus kedepan dengan tangan
kedepan
Minggu VII dan minggu ke VIII
dengan
kedua
tangan
secara
bergantian, set latihan 6 set, repetisi 22 kali
Untuk mengetahui pengaruh latihan beban
waktu 24 detik.
dalam
Mendorong dambel 1 kg
terhadap
bersamaan, set latihan 6 set, repetisi 25 kali
menggunakan uji t pasangan observasi. Hasil
waktu 24 detik. Mendorong dambel 1 kg lurus
penelitian
kedepan dengan tangan kanan, set latihan 6
eksperimen II yang diberikan perlakuan pada:
set, repetisi 28 kali waktu 24 detik mendorong
a)
dambel 1 kg lurus kedepan dengan tangan
materi memukul lurus ke depan dengan kedua
kir,i set latihan 6 set, repetisi 26 kali waktu 24
tangan secara bergantian, set latihan 3 set,
detik
repetisi 30 kali waktu 24 detik. Memukul lurus
Perlakuan latihan beban luar pada kelompok
ke depan dengan kedua
eksperimen I dengan materi latihan diatas
besamaan, set latihan 3 set, repetisi 32 kali
menunjukan adanya peningkatan kecepatan
waktu 24 detik.
pukulan jab- straight, yaitu rerata skor
dengan tangan kanan, set latihan 3 set, repetisi
kecepatan pukulan jab- straight
sebelum
35 kali waktu 24 detik. Memukul lurus ke
perlakuan sebesar 36,85 dan rerata skor
depan dengan tangan kanan, set latihan 3 set,
kecepatan pukulan jab- straight sesudah
repetisi 33 kali waktu 24 detik.
perlakuan sebesar 41,42. Hal ini menunjukan
b)
bahwa adanya peningkatan kecepatan pukulan
materi memukul lurus ke depan dengan kedua
jab-straight
pada kelompok eksperimen I
tangan secara bergantian, set latihan 4 set,
sebesar 4,57. Dan untuk mengetahui apakah
repetisi 30 kali waktu 24 detik. Memukul lurus
peningkatan ini terjadi secara signifikan, maka
ke depan dengan kedua
dapat dilihat pada hasil uji t dimana t
besamaan, set latihan 4 set, repetisi 32 kali
tabel.
atau 22,62 > 1.94. Secara kuantitatif
menunjukan
dianalisis
jab-
straight,
>t
data
pukulan
lurus kedepan dengan kedua tangan secara
hitung
maka
kecepatan
bahwa,
dengan
kelompok
Minggu I dan minggu ke II dengan
tangan secara
Memukul lurus ke depan
Minggu III dan minggu ke IV dengan
waktu 24 detik.
tangan secara
Memukul lurus ke depan
besaran peningkatan dari variabel kecepatan
dengan tangan kanan, set latihan 4 set, repetisi
pukulan jab-straight adalah sebagai akibat dari
35 kali waktu 24 detik. Memukul lurus ke
penerapan program latihan beban luar pada
depan dengan tangan kanan, set latihan 4 set,
kelompok eksperimen I.
repetisi 33 kali waktu 24 detik. c)
2.
Pengaruh latihan beban dalam terhadap
kecepatan pukulan jab-straight.
Minggu V dan minggu keVI dengan
materi memukul lurus ke depan dengan kedua tangan secara bergantian, set latihan 5 set,
repetisi 30 kali waktu 24 detik. Memukul lurus
dapat dilihat pada hasil uji t dimana t
ke depan dengan kedua
tabel.
tangan secara
hitung
>t
atau 7,02 > 1.94. Secara kuantitatif
besamaan, set latihan 5 set, repetisi 32 kali
besaran peningkatan dari variabel kecepatan
waktu 24 detik.
Memukul lurus ke depan
pukulan jab-straight adalah sebagai akibat dari
dengan tangan kanan, set latihan 5 set, repetisi
penerapan program latihan beban dalam pada
35 kali waktu 24 detik. Memukul lurus ke
kelompok eksperimen II.
depan dengan tangan kanan, set latihan 5 set,
3.
repetisi 33 kali waktu 24 detik.
beban luar dan latihan beban dalam terhadap
d)
kecepatan pukulan jab-straight .
Minggu V dan minggu keVI dengan
Perbedaan pengaruh antara latihan
materi memukul lurus ke depan dengan kedua
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan
tangan secara bergantian, set latihan 6 set,
beban luar (kelompok eksperimen I) dan
repetisi 30 kali waktu 24 detik. Memukul lurus
latihan beban dalam (kelompok eksperimen II)
ke depan dengan kedua
tangan secara
diuji dengan menggunakan uji t dua sampel.
besamaan, set latihan 6 set, repetisi 32 kali
Hasil uji t menegaskan adanya perbedaan hasil
waktu 24 detik.
Memukul lurus ke depan
latihan yang sangat bermakna anata kedua
dengan tangan kanan, set latihan 6 set, repetisi
kelompok eksperimen. Hal ini dilihat dari nilai
35 kali waktu 24 detik. Memukul lurus ke
t
depan dengan tangan kanan, set latihan 6 set,
dengan alfa 0.05. Perbedaan pengaruh ini
repetisi 33 kali waktu 24 detik.
dapat dicermati dari rerata selisih antara pre-
Perlakuan latihan beban dalam pada kelompok
tes dan post-tes dari masing-masing kelompok
eksperimen II dengan materi latihan diatas
eksperimen selisih ini merupakan peningkatan
menunjukan adanya peningkatan kecepatan
kecepatan pukulan jab- straight dari setiap
pukulan jab- straight, yaitu rerata skor
kelompok, bahwa rerata skor peningkatan
kecepatan pukulan jab- straight
sebelum
kecepatan pukulan jab- straight kelompok
perlakuan sebesar 35,85 dan rerata skor
eksperimen I sebesar 4.57 dan rerata skor
kecepatan pukulan jab- straight sesudah
peningkatan kecepatan pukulan jab- straight
perlakuan sebesar 37,71. Hal ini menunjukan
kelompok eksperimen II sebesar 1.85. Hal ini
bahwa adanya peningkatan kecepatan pukulan
berarti bahwa program latihan beban luar
jab-straight
(eksperimen
pada kelompok eksperimen I
sebesar 1,85. Dan untuk mengetahui apakah peningkatan ini terjadi secara signifikan, maka
hitung
>t
tabel.
atau 2,33 > 1.78. Karena t
I)
lebih
efektif
hitung
untuk
meningkatkan kecepatan pukulan jab-straight
dibandingkan program latihan beban dalam
peningkatan dari variabel kecepatan pukulan
(eksperimen II)
jab-straight
SIMPULAN
penerapan program latihan beban dalam pada
Berdasarkan
hasil
penelitian
adalah
sebagai
kelompok
eksperimen
pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
perbedaan
pengaruh
maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai
kelompok latihan yang dapat dilihat pada nilai
berikut:
t
>t
tabel.
Serta
dari
dan
hitung
II.
akibat
latihan
dari
adanya kedua
atau 2,33 > 1.78. Karena t
hitung
Perlakuan berupa latihan beban luar dan
dengan alfa 0.05. Perbedaan pengaruh ini
latihan beban dalam dilakukan selama 8
dapat dicermati dari rerata selisih antara pre-
minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam
tes dan post-tes dari masing-masing kelompok
seminggu, dengan penekanan overload latihan
eksperimen selisih ini merupakan peningkatan
pada set latihan yakni, set latihan pada minggu
kecepatan pukulan jab- straight dari setiap
I dan minggu II sebanyak 3 set. pada minggu
kelompok, bahwa rerata skor peningkatan
III dan minggu IV sebanyak 4 set.
pada
kecepatan pukulan jab- straight kelompok
minggu Vdan minggu VI sebanyak 5 set dan
eksperimen I sebesar 4.57 dan rerata skor
pada minggu VIIdan minggu VIII sebanyak 6
peningkatan kecepatan pukulan jab- straight
set, intensitas latihan 80% dari kemampuan
kelompok eksperimen II sebesar 1.85. Hal ini
melakukan pukulan jab-straight dalam waktu
berarti bahwa program latihan beban luar
30 detik, dengan mengacu pada prinsip-prinsip
(eksperimen
pelatihan
kecepatan
meningkatkan kecepatan pukulan jab- straight
pukulan jab-straight baik pada kelompok
dibandingkan program latihan beban dalam
latihan beban luar (eksperimen I) yang dapat
(eksperimen II)
dapat
meningkatkan
dilihat pada nilai uji t yaitu t
hitung
>t
tabel.
peningkatan dari variabel kecepatan pukulan adalah
sebagai
akibat
lebih
efektif
untuk
atau
22,62 > 1.94. Secara kuantitatif besaran
jab-straight
I)
SARAN Untuk meningkatkan kecepatan pukulan
dari
jab-straight sangat efektif jika menggunakan
penerapan program latihan beban luar pada
latihan beban luar. Disarankan untuk mengkaji
kelompok eksperimen I. dan
secara
latihan beban
mendalam
mengenai
penggunaan
dalam (kelompok eksperimen II) ) yang dapat
system energy berkaitan dengan peningkatan
dilihat pada nilai uji t yaitut
atau
kecepatan pukulan jab-straight terrutama saat
7,02 > 1.94. Secara kuantitatif besaran
penentuan waktu latihan dalam setiap set
hitung
>t
tabel.
latihan.
Prinsip
latihan
overload
perlu
yang lebih valid dan reliable. Perlu diadakan
diterapkan baik setiap terdapat peningkatan
penelitian
lebih
lanjut
sejalan
dengan
kecepatan dan perlu dilakukan melalui tes
perkembangan ilmu kepelatihan olahraga.
DAFTAR PUSTAKA Harsono, 1988, Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching, Jakarta P2LPTK, Dirjen Dikti. Jansen Peter. 1993. Latihan Laktat Denyut Nadi, Jakarta. Nala Ngurah, 1998. Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar. UDAYANA. Oudshoorn Jan. 1982. Tinju Latihan Teknik Taktik, Jakarta. PT Rosda Jaya Putra. Riduwan,
2003. Dasar-Dasar Statistika, Cetakan III, Bandung, Alfa Beta Bandung.
Sajoto Mohamad, 1988. Pembinaan Kondidi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta. Dirjen Dikti. Soeharno, 1993. Metodologi Pelatihan. Jakarta. KONI Pusat. Soekarman. 1998. Teknik Latihan Beban. Jakarta Ganeka Cipta. Soetrisno. 1993. Tuntutan Praktis Latihan Berbeban. Jakarta. Dirjen Olahraga Debdikbud. Sudjana. 1992 Metode Statistika Edisi V. Bandung. Tarsito Bandung.