PERBEDAAN HASIL LATIHAN FOREHAND DRIVE ANTARA METODE LATIHAN JARAK DUA TAHAP DAN TIGA TAHAP TERHADAP KEMAMPUAN PENEMPATAN FOREHAND DRIVE PETENIS PUTRA KLUB DIKLAT TENIS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2011
SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Arif Praba Setya 6301407109
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
i
SARI Arif Praba Setya, 2011. Perbedaan Hasil Latihan Forehand Drive Antara Metode Latihan Jarak Dua Tahap dan Tiga Tahap Terhadap Kemampuan Penempatan Forehand Drive Petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang Tahun 2011. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1). Apakah ada perbedaan hasil latihan antara metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive 2). Metode latihan manakah yang memberikan hasil latihan lebih baik antara metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1). Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil latihan antara metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive. 2). Mengetahui hasil latihan yang lebih baik antara metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive. Populasi penelitian ini petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011 sebanyak 25 orang. Sampel berjumlah 16 orang dengan teknik pengambilan sampel Purpose Random Sampling. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan pola M-S. Metode pengumpulan data dengan tes ketepatan penempatan forehand drive. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji beda (t-test) pada tingkat signifikansi 5% dan d.b (N-1). Hasil analisis yang diperoleh thitung = 2,669 > ttabel = 2,365, berarti terdapat perbedaan hasil latihan forehand drive dengan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive. Berdasarkan uji beda mean dari kelompok eksperimen yang dilatih dengan metode latihan jarak dua tahap mencapai 24,25 lebih tinggi dibandingkan yang dilatih dengan metode jarak tiga tahap yaitu 22, berarti metode latihan jarak dua tahap lebih memberikan hasil yang signifikan dibandingkan metode latihan jarak tiga tahap. Simpulan penelitian adalah 1). Ada perbedaan hasil latihan menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive Petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011. 2). Hasil latihan forehand drive dengan menggunakan metode latihan jarak dua tahap memberikan hasil lebih baik daripada metode jarak tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive Petenis Putra Klub Diklat Pandanaran Semarang tahun 2011. Saran penelitian adalah 1). Karena hasil penempatan forehand drive menggunakan metode jarak dua tahap lebih baik dari pada tiga tahap, maka diharapkan oleh para atlet untuk menggunakan metode latihan jarak dua tahap. 2). Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis dapat membandingkan hasil penelitian ini dengan metode lain agar diperoleh informasi mengenai metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan forehand drive.
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etika ilmiah. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Semarang, Juli 2011 Peneliti
Arif Praba Setya NIM. 6301407109
iii
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pada Hari
: Selasa
Tanggal
: 23 Agustus 2011
Panitia Ujian Ketua
Sekretaris
Drs. Uen Hartiwan, M.Pd NIP.19530411 198303 1 001
Drs. Hermawan, M.Pd NIP.19590401 198803 1 002 Dewan Penguji
(Ketua) 1. Drs. Rubianto Hadi, M.Pd NIP.19630206 198803 1 001
2. Sri Haryono, S.Pd, M.Or (Anggota) NIP.19691113 199802 1 001
3. Drs. Sukirno, M.Pd (Anggota) NIP.19510612 198103 1 004
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari
: ..........................................................
Tanggal
: ..........................................................
Menyetujui
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Sri Haryono, S.Pd, M.Or NIP. 19691113 199802 1 001
Drs. Sukirno, M.Pd NIP. 19510612 198103 1 004
Mengetahui, Ketua Jurusan PKLO
Drs. Nasuka, M. Kes NIP. 19590916 198511 1 001
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (Q.S AlBaqarah, 45). Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah suatu kaum, kecuali jika mereka merubah diri mereka sendiri (Q.S Ar Ra’du, 11).
PERSEMBAHAN : 1. Yang tercinta orang tua saya Bapak Salimin dan Ibu Siti Raisah, terima kasih atas segala dukungan, do’a, cinta dan kasih sayang, serta nasehatnya. 2. Yang tercinta kakakku Iswanto, mbak Nina, mbak Ita serta buat Dhika yang selalu memberiku motivasi. 3. Teman-teman PKLO angkatan 2007 dan almamater FIK UNNES tercinta.
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat serta hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbedaan Hasil Latihan Forehand Drive Antara Metode Latihan Jarak Dua Tahap dan Tiga Tahap Terhadap Kemampuan Penempatan Forehand Drive Petenis Putra Klub Diklat Pandanaran Semarang Tahun 2011. Dengan demikian penulis juga dapat menyelesaikan studi program Sarjana, di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, diantaranya kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti menjadi mahasiswa UNNES. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Ketua Jurusan PKLO FIK UNNES yang telah memberikan dorongan dan semangat serta ijin penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Sri Haryono, S.Pd, M.Or, Sebagai Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk,
dorongan,
dan
motivasi
serta
membimbing
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 5. Drs. Sukirno, M.Pd, Sebagai Pembimbing II yang telah sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
6. Bapak Heri Abriyanto S.E, selaku Ketua Klub Diklat Tenis Pandanaran yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PKLO, FIK, UNNES, yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada peneliti hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Seluruh atlet tenis di Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini 9. Teman-teman Kost_7, yang telah banyak membantu peneliti melaksanakan penelitian ini. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan dalam penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
Semarang, Juli 2011
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
SARI ........................................................................................................
ii
PERNYATAAN .......................................................................................
iii
PENGESAHAN .......................................................................................
iv
LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................
vi
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
1
1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................
1
1.2 Permasalahan ..........................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................
5
1.4 Penegasan Istilah .....................................................................
6
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian.......................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................
10
2.1 Landasan Teori........................................................................
10
2.1.1 Olahraga Tenis .............................................................
10
2.1.2 Teknik Permainan Tenis ...............................................
11
2.1.3 Pukulan Forehand Drive ..............................................
14
2.1.4 Metode Latihan Forehand Drive...................................
24
2.1.5 Analisis Latihan Forehand Drive dengan menggunakan Metode Jarak Dua Tahap dan Tiga Tahap ......................
27
2.2 Hipotesis .................................................................................
29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................
30
3.1 Jenis Penelitian........................................................................
30
ix
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................
30
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................
31
3.4 Metode Pengumpulan Data .....................................................
32
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................
33
3.6 Teknik Analisis Data ...............................................................
36
3.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian .........................
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
40
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................
40
4.2 Pembahasan ............................................................................
44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .........................................................
47
5.1 Simpulan .................................................................................
47
5.2 Saran .......................................................................................
47
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
49
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel
halaman
1. Kelebihan Metode Latihan Dua Tahap dan Tiga Tahap ......................
28
2. Kekurangan Metode Latihan Dua Tahap dan Tiga Tahap ...................
28
3. Rancangan Matched Subjects.............................................................
33
4. Persiapan perhitungan statistik dengan pola M-S ...............................
36
5. Hasil perhitungan statistik tes awal Kemampuan Forehand Drive......
41
6. Hasil post test kelompok eksperimen .................................................
42
7. Hasil post test kelompok kontrol........................................................
42
8. Perbandingan nilai t hitung dan t tabel ...............................................
43
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
halaman
1. Pegangan Eastern Grip ........................................................................
17
2. Sikap Berdiri .......................................................................................
18
3. Ayunan ke Belakang (Backswing) .......................................................
19
4. Perkenaan Raket dengan Bola..............................................................
21
5. Gerakan Lanjutan (Follow Through)....................................................
23
6. Gerakan Forehand Drive dari awal sampai akhir .................................
23
7. Metode Latihan Jarak Dua Tahap ........................................................
25
8. Metode Latihan Jarak Tiga Tahap ........................................................
26
9. Tes Kemampuan Forehand Drive ........................................................
35
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
halaman
1. Daftar nama sampel penelitian ...........................................................
51
2. Data hasil tes awal forehand drive .....................................................
52
3. Data ranking hasil tes awal ................................................................
54
4. Data hasil pembagian kelompok kontrol dan eksperimen ...................
55
5. Data hasil tes akhir kelompok Eksperimen.........................................
56
6. Data hasil tes akhir kelompok Kontrol ...............................................
57
7. Data hasil perhitungan statistik tes awal.............................................
58
8. Data hasil perhitungan statistik tes akhir ............................................
60
9. Uji perbedaan mean ...........................................................................
62
10. Tabel nilai t .......................................................................................
63
11. Program latihan .................................................................................
64
12. Petunjuk Pelaksanaan Tes Forehand Drive ........................................
72
13. Daftar nama petugas lapangan ...........................................................
74
14. Surat Usul Penempatan Pembimbing .................................................
75
15. Surat Permohonan Ijin Penelitian .......................................................
77
16. Surat Keterangan Penelitian ...............................................................
78
17. Dokumentasi Penelitian .....................................................................
79
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Olahraga adalah suatu aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat,
keberadaannya tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian dari kegiatan masyarakat. Olahraga juga sudah menjadi trend masyarakat baik orang tua ataupun anak muda bahkan anak-anak karena olahraga mempunyai manfaat tidak hanya untuk kesehatan, tetapi lebih dari itu adalah sebagai sarana pendidikan bahkan prestasi. Tenis merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia. Kebutuhan akan tenis saat ini dirasa semakin meningkat karena banyaknya orang yang gemar bermain tenis mulai dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Masing-masing penggemar permainan tenis mempunyai tujuan yang berbeda-beda, misalnya ada yang bertujuan untuk memperluas pergaulan, memperbanyak teman, rekreasi, kesehatan, tidak sedikit pula dari mereka yang berusaha untuk meraih prestasi melalui permainan tenis. Namun perlu disadari pula bahwa permainan tenis tidak mudah, perlu teknik dan latihan khusus apalagi bagi mereka yang bertujuan untuk menjadi atlet tenis. Para petenis untuk mencapai prestasi yang optimal dalam permainan tenis dapat dicapai melalui peranan yang sangat penting dari seorang pelatih. Seperti cabang olahraga khususnya olahraga tenis jenis pukulan forehand drive perlu adanya penguasaan teknik yang benar. Dalam permainan tenis teknik dasar permainan
1
2
tenis perlu diketahui, digemari dipelajari dan dipraktekkan dengan benar. Penguasaan teknik dasar adalah untuk pemantapan dan pengembangan pukulan selanjutnya. Tujuan lain adalah untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam memukul bola. Jadi jelas bahwa penguasaan teknik dalam cabang olahraga tenis itu sangat penting dan harus dikuasai dalam usaha untuk mencapai prestasi. Pukulan drive dalam perkembangan teknik dan taktik permainan tenis dewasa ini juga sangat penting untuk dikuasai. Oleh karena itu pelatih harus mampu menyusun program, memilih, dan menerapkan metode latihan sesuai dengan tujuan latihan itu sendiri. Selain pelatih, orang tua dan atlet itu sendiri juga mempunyai peranan dan tanggung jawab yang sama dalam pencapaian prestasi. Klub “Diklat Tenis Pandanaran” adalah salah satu klub yang berada di Kota Semarang dan sudah terdaftar di PELTI Semarang. Lokasinya ada di lapangan tenis GOR Tri Lomba Juang yang masyarakat sekitar lebih mengenal daerah Mugas. Tepatnya berada di daerah Semarang Tengah dan berjarak sekitar 500 meter dari Simpang Lima Semarang. Klub tersebut berdiri sejak tahun 70an dan dikelola secara generasi ke generasi. Klub “Diklat Tenis Pandanaran” mempunyai arti yaitu “Pendidikan dan Latihan yang bertempat di daerah Pandanaran” Semarang. Sekitar tahun 70an nama klubnya adalah ”Sekolah Tenis Pelajar”, dan berganti nama lagi sekitar tahun 80an dengan nama ”Junior Tenis Club atau JTC” dan terus berkembang sampai dengan tahun 1998 dan berganti nama menjadi klub ”Diklat Tenis Pandanaran”sampai sekarang. Klub tenis ini memang lebih dikenal sebagai klub tenis junior, karena pada awalnya klub ini diperuntukkan untuk anak-anak, tetapi seiring berjalannya waktu
3
klub tenis ini juga beranggotakan anak-anak, remaja, bahkan orang tua. selain itu Klub Diklat Tenis Pandanaran sejak dulu juga mempunyai tujuan yaitu untuk mengajarkan teknik dasar dalam bermain tenis yang baik dan benar. dengan harapan kelak mereka dapat menjadi atlit yang memiliki etika serta sopan santun yang baik di lapangan. Sekarang ini Diklat Tenis Pandanaran beranggotakan 25 anak putra putri yang kebanyakan berusia sekitar 14-16 tahun, selain itu juga ada beberapa anak usia di bawah 10 tahun serta kelompok orang dewasa atau orang tua yang ikut menjadi anggota di klub tersebut. Untuk jadwal latihan dilaksanakan 4 kali seminggu. Tiap kali latihan mereka menggunakan sekitar 300 bola dengan memakai 3 lapangan dan seorang pelatih dengan dibantu 5 orang asisten pelatih. Tenis dapat dimainkan dengan baik jika para pemain melakukan teknik pukulan dengan baik dan benar. Untuk dapat melakukan pukulan dengan baik dibutuhkan latihan-latihan sesering mungkin. Dalam permainan tenis, teknik dasar merupakan salah satu peranan penting untuk keberhasilan dalam menguasai permainan tenis. sehingga teknik dasar harus dikuasai terlebih dahulu sebelum melakukan teknik yang lain. Dalam permainan tenis ada empat jenis pukulan dasar yang harus dikuasai oleh seorang petenis yaitu; a). Service b) .Forehand Drive (Groundstroke) c). Backhand Drive (Groundstroke) d). Volley
(Scharff,1981:24). Sedangkan
menurut Yudoprasetio (1981:43) “Pukulan-pukulan dalam permainan tenis digolongkan dalam tiga golongan, yaitu: Groundstroke, Volley’s dan Overhead Stroke”. Sedangkan untuk pukulan groundstroke dapat dibedakan lagi menjadi
4
beberapa jenis antara lain: a). Forehand Drive, b). Drop Shot, c). Backhand Drive, d). Half Volley Menurut Mottram (1996:37) : ”Pukulan drive biasanya dinyatakan sebagai suatu pukulan yang paling mudah dipelajari oleh pemain pemula. Hal ini disebabkan pemain pemula memang merasa relatif mudah untuk mengembalikan bola dengan pola forehand, karena raketnya bebas dari tubuh”. Sedangkan pendapat lain mengatakan “Groundstroke forehand mengarah ke samping tubuh dimana anda memegang raket” (Brown, 1996:31). Hal ini adalah bentuk pukulan tenis yang paling sering dilakukan dan paling mudah dipelajari. Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pukulan forehand drive merupakan pukulan yang sangat penting. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan pukulan ini lebih dominan digunakan dalam suatu pertandingan untuk mendapatkan nilai atau angka. Walaupun pukulan forehand drive sangat mudah dipelajari namun dalam penguasaannya tetap harus melalui latihan. Metode latihan bermain tenis ada berbagai macam bentuk model atau variasi. Metode latihan bisa dilakukan dengan latihan sendiri atau dengan pemain lain. Berdasarkan model latihan itulah penulis mengadopsi latihan dengan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap. Dalam kedua bentuk latihan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Perbedaan hasil latihan forehand drive dengan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive Petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang Tahun 2011”.
5
Sebagai alasan pemilihan judul tersebut adalah : 1. Dalam permainan tenis pukulan forehand drive merupakan salah satu teknik dasar pukulan yang sangat penting karena merupakan pukulan yang paling sering digunakan. 2. Latihan menggunakan forehand drive dengan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap diharapkan dapat meningkatkan penguasaan teknik dasar khususnya dalam melakukan forehand drive cabang olahraga tenis.
1.2
Permasalahan Berdasarkan judul di atas, timbul suatu pemikiran bagi penulis untuk
meneliti masalah sebagai berikut: 1.
Apakah ada perbedaan hasil latihan menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada Petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011?
2.
Metode latihan manakah yang memberikan hasil latihan lebih baik antara metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada Petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dengan
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1.
Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil latihan antara menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011.
2.
Mengetahui hasil latihan yang lebih baik antara menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011.
1.4
Penegasan Istilah Supaya tidak menimbulkan salah pengertian terhadap judul skripsi ini,
maka penulis akan memberikan penegasan istilah sebagai berikut: 1. Perbedaan Perbedaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:119) suatu yang menjadikan berlainan (tidak sama) antara benda yang satu dengan benda yang lain. Jadi maksud perbedaan dalam penelitian ini yaitu membedakan dua macam metode latihan forehand drive menggunakan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang. 2. Hasil Hasil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:391) adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb). Jadi hasil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang diadakan atau akibat yang ditimbulkan dari
7
latihan forehand drive dengan dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive cabang olahraga tenis. 3. Latihan Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah beban latihan atau pekerjaannya (Harsono, 1988). Dalam hal ini yang dimaksud latihan adalah pengulangan latihan gerakan forehand drive dengan jarak dua tahap dan tiga tahap. 4. Forehand Drive Pukulan yang dilakukan oleh pemain tangan kanan pada bola yang berada di sisi kanan tubuhnya, atau pukulan yang dilakukan oleh pemain kidal pada bola yang berada di sisi kiri tubuhnya yang dipukul dengan sekuat tenaga dan tajam jatuh di backcourt lawan (Brown, 2001:XI). 5. Bertahap Tahap menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1120) dari kata “tahapan” artinya tingkatan atau jenjang. Bertahap artinya bertingkat, ada peningkatan berjenjang dari suatu yang awal dan akhir. 6. Metode Latihan Jarak Dua Tahap Metode Jarak latihan Jarak dua tahap adalah metode metode latihan penempatan forehand drive yang dilakukan di garis servis dan baseline. 7. Metode Latihan Jarak Tiga Tahap Metode latihan jarak tiga tahap dalam penelitian ini adalah metode latihan penempatan forehand drive yang dilakukan di garis servis, diantara
8
garis servis dengan baseline, dan baseline atau posisi dari forehand drive yang sebenarnya saat pelaksanaan penilaian. 8. Kemampuan Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:707) adalah kesanggupan atau kecakapan. Kemampuan forehand drive yang dimaksud adalah kesanggupan atau kecakapan menempatkan bola pada sasaran yang telah ditentukan dan diberi skor dengan memukul bola setelah bola memantul di tanah atau lapangan.
1.5
Kegunaan Hasil Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka peneliti mengharapkan adanya
manfaat dari hasil penelitian ini. Manfaat penelitian ini adalah: 1.5.1
Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pustaka ilmu pengetahuan mengenai pemahaman konsep latihan tenis. b. Menambah pustaka ilmu pengetahuan mengenai pendidikan kepelatihan olahraga. c. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian lain agar bisa dilakukan penelitian yang sama dan lebih baik di masa yang akan datang. 1.5.2
Manfaat praktis
a. Bagi masyarakat diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai latihan tenis menggunakan forehand drive.
9
b. Bagi klub tenis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hasil latihan forehand drive Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi petenis dan klub tenis untuk terus meningkatkan kualitas latihan agar prestasi dapat tercapai maksimal.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Olahraga Tenis Tenis adalah salah satu cabang olahraga permainan bola kecil. Tenis merupakan sebuah permainan menggunakan raket dan bola dan dimainkan di sebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh jaring atau net. Tenis paling sedikit dimainkan oleh dua orang atau biasa disebut dengan permainan tunggal, baik tunggal putra atau tunggal putri dan paling banyak empat orang yang disebut juga permainan ganda putra, putri atau campuran dengan raket dan bola yang terbuat dari karet berisi angin. Permainan tenis dapat dilakukan di berbagai jenis lapangan seperti: lapangan rumput, tanah liat, gravel, aspal, beton ataupun kayu. Ada lapangan indoor atau di dalam gedung dan ada pula yang di luar gedung tanpa atap. Permukaan lapangan tenis ada dua, yaitu permukaan keras (hard court), maupun lapangan rumput (Grass court). Lapangan tenis untuk permainan tunggal dan ganda berbeda, untuk tunggal lapangan berukuran panjang 23,77 meter, lebar 8,23 meter dan untuk lapangan ganda lebarnya 10,97 meter, di tengah dipisahkan oleh sebuah jaring atau net yang membagi lapangan menjadi dua bagian dengan tinggi net bagian tengah 91,4 cm dan bagian dekat dengan net tingginya 1,067 meter. Garis batas sebelah menyeberang pinggir adalah baseline. Pada kedua belah jaring dengan jarak 6,4 meter sejajar dengan itu terdapat garis yang dinamai service line. Garis pada bagian tengah bernama half court atau
10
11
center service line dan membagi lapangan menjadi dua bagian sama besar, tiap bagian dinamai service court. Garis pendek yang menandai pertengahan dari baseline disebut center mark.
2.1.2 Teknik Permainan Tenis 2.1.2.1 Teknik Dasar Dalam permainan tenis ada teknik dasar yang perlu dipelajari dan dilatih terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kesalahan saat melakukan. Banyak jenis teknik yang ada dalam permaian tenis, pemain hendaknya harus menguasai teknik dan jenis pukulan agar dapat bermain dengan baik dan benar. Berbagai teknik dasar tersebut diantaranya: cara memegang raket, sikap berdiri, ayunan lengan, dan teknik pukulan. Untuk memukul bola dengan baik, selain diperlukan teknik yang benar juga didukung oleh teknik pegangan atau grip yang tepat. Pegangan dapat dilakukan dengan beberapa macam cara. Menurut A.A. Katilli (1973:23) dikatakan bahwa: “Ada tiga pegangan standar yang dijadikan patokan: 1). pegangan western (western grip), 2). pegangan eastern (eastern grip), dan 3). pegangan continental (continental grip). A.A Katilli (1976:17) juga mengatakan bahwa “Cara memegang raket sama seperti cara pemukul kasur, peganglah raket sehingga talinya sejajar dengan lantai, lalu berjabat tanganlah dengan hulu raketnya”. Pegangan ini baik untuk bola-bola tinggi, atau agak tinggi. Bola dipukul selagi menurun, dari bawah ke atas, dan pemain memukulnya tinggi melewati jaring.
12
Apabila teknik pegangan sudah dilakukan dengan benar, saat melakukan pukulan teknik posisi kaki/cara berdiri juga harus dilakukan dengan baik dan benar, karena posisi berdiri juga merupakan teknik dasar yang perlu dipelajari sebelum kita bisa praktik memukul bola di lapangan. Ketika memukul bola harus diperhatikan cara berdiri dari setiap pukulan. Ada 3 jenis stance (posisi berdiri) dalam tenis yaitu : 1. close stance (tertutup) : posisi kaki kiri menyilang di depan kaki kanan, 2. square stance (netral), 3. open stance (terbuka) : posisi kaki bisa dikatakan hampir sejajar. Dari ketiga jenis posisi berdiri pemain diharapkan bisa menggunakan salah satu teknik tersebut yang dirasa paling nyaman.
2.1.2.2 Teknik Pukulan Salah satu teknik dasar dalam tenis yang perlu dipelajari yaitu teknik pukulan. Lardner (1996:9) menyebutkan ada enam macam pukulan dasar dalam permainan tenis, diantaranya: forehand, backhand, service, volley, lob dan smash. Sedangkan menurut A.A Katilli (1948:15) dalam bukunya olahraga tenis menyatakan ”pukulan-pukulan dalam permainan tenis dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: ground stroke, volley dan overhead stroke. Yang tergolong dalam ground stroke adalah drive, lob, dropsot, chop dan half volley. Yang tergolong dalam pukulan volley adalah volley (forehand dan backhand), drop-volley, lobvolley, Dan yang tergolong dalam overhead stroke adalah servis dan smash. Scharff (1981:24) juga menyatakan bahwa: “Empat jenis pukulan dasar yang harus dikuasai dalam tenis yaitu; service, forehand drive, backhand drive, dan volley”. Dari keempat jenis pukulan tersebut tiga perempat dari nilai kemenangan
13
akan dicapai. Dengan teknik pukulan yang baik seorang petenis akan biasa bermain tenis dengan baik. Drive adalah groundstroke yang dipukul dengan sekuat tenaga dan tajam jatuh di backcourt lawan (Brown, 1996:XI). Drive termasuk golongan groundstroke. Groundstroke adalah pukulan yang dilakukan baik dengan forehand atau backhand setelah bola memantul di lapangan (Brown, 1996:XII). Ada beberapa drive dalam permainan tenis, yaitu forehand drive dan backhand drive. Forehand drive biasanya paling sering digunakan pada saat permainan. Sebagian besar dari permainan dan pertandingan tenis, pukulan forehand rata-rata lebih banyak digunakan daripada pukulan lain. Forehand Drive adalah “Pukulan di sebelah kanan pemain, pada pemain kidal pada sebelah kirinya.” (Katilli 1948:30). Pendapat lain mengatakan “Pukulan forehand merupakan pukulan yang paling umum dipakai dalam tenis.” (Lardner 1996:31). Backhand Drive adalah jenis pukulan dalam tenis dan juga pada olahraga yang menggunakan raket atau bet, yang digunakan untuk mengembalikan bola yang jatuhnya di sebelah kiri pemain bagi pemain yang tidak kidal (Yudoprasetio, 1981:73). Sedangkan Volley adalah suatu cara memukul sebelum mental di lapangan, pada umumnya di wilayah dekat net (Ladner, 1996:62). “Volley adalah stroke yang menyerang, sangat jarang volley digunakan untuk bertahan kecuali pemain terpaksa dalam mengembalikan bola. Volley dilakukan agar mematikan lawan atau menempatkan bola ditempat yang tidak terjangkau oleh lawan.
14
Overhead Stroke adalah pukulan dalam permainan tenis dan perkenaan bola dengan raket berada di atas kepala. Pukulan overhead stroke terdiri dari dua bentuk pukulan yaitu service dan smash. Service adalah “Satu-satunya pukulan dalam permainan tenis, di mana pemain seluruhnya menguasai bola.” (Scharff, 1981:60). Service yang keras dapat dipakai sebagai senjata dalam melancarkan serangan pertama. Sekarang ini serve keras merupakan usaha yang sangat menguntungkan. Sedangkan pendapat lain mengatakan service adalah pukulan yang mengawali setiap permainan. Ada tiga macam jenis service yaitu flat service, slice service, dan twist service. Sedangkan Overhead Smash adalah pukulan yang dilakukan terhadap bola yang posisinya agak tinggi di atas kepala (Yudoprasetyo, 1981:113). Sedangkan menurut Scharff (1981:85), smash adalah pukulan untuk mematikan, dan smash yang cepat dan gigih adalah balasan dari lob lawan. Smash dilakukan dengan cara yang hampir sama seperti melakukan service. Pada umumnya pemain menggunakan cara pelaksanaan flat service tetapi ada juga pemain yang melakukan smash menggunakan cara seperti melakukan slice service. Berdasar apa yang telah dikemukakan di atas maka penulis dalam penelitian ini sengaja mengambil forehand drive karena pukulan ini mudah dan tidak sulit untuk dipelajari daripada pukulan-pukulan lain.
2.1.3 Pukulan Forehand Drive 2.1.3.1 Pengertian Forehand Drive Forehand drive adalah pukulan yang paling penting terutama bagi pemain pemula. Menurut Katilli (1948:30), forehand drive adalah pukulan di sebelah
15
kanan pemain, pada pemain kidal di sebelah kirinya. Pendapat lain mengatakan forehand drive adalah pukulan yang termasuk golongan groundstroke, yaitu pukulan yang dilakukan terhadap bola yang sudah menyentuh tanah (lapangan) dengan pukulan datar di atas net (Yudoprasetio, 1981:59). Pukulan forehand drive dilakukan dari sisi kanan pemain yang menggunakan tangan kanan pemain atau dari sisi kiri pemain yang menggunakan tangan kiri untuk memukul bola. Hal ini sesuai pendapat bahwa, forehand drive adalah pukulan yang paling penting bagi seorang pemula. Tujuannya adalah mengembalikan bola pada sisi badan sebelah raket (sebelah kanan pada orang normal dan sebelah kiri pada orang kidal), setelah bola itu dipukul (Scharff, 1981:24). Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa forehand drive adalah suatu pukulan dalam permainan tenis lapangan yang dilakukan dalam suatu swing atau ayunan ke samping kanan secara penuh, kemudian dengan raket diayunkan ke samping badan lalu diayunkan ke depan untuk memukul bola secara datar di atas net setelah memantul sekali di lapangan.
2.1.3.2 Teknik Forehand Drive Untuk mendapatkan teknik pukulan forehand drive yang baik diperlukan teknik-teknik pukulan yang benar. Menurut Scharff (1981:29) “forehand taraf pemula memiliki beberapa teknik mulai dari pegangan raket, cara berdiri, ayunan ke belakang, ayunan ke depan, saat pukulan (impact), sampai gerakan lanjutan. Setiap tahap sama pentingnya untuk memperoleh pukulan yang keras dan berirama. Pukulan dari awal sampai akhir harus lancar dan merupakan koordinasi
16
dari gerak kaki, gerak badan, dan gerak tangan, disebut koordinasi karena sulit untuk memukul tanpa gerak kaki yang baik, sedangkan pukulan yang dilakukan dengan tangan saja akan kekurangan tenaga dan kekuatan yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya, maka akan diuraikan kelima hal tersebut di atas sebagai berikut: 2.1.3.2.1 Pegangan Raket Secara umum sesuai dengan pegangan yang digunakan dalam melakukan forehand drive adalah pegangan eastern. Cara melakukan pegangan eastern adalah goyangkan tangan yang memegang raket seolah-olah hendak berjabat tangan. Lengkungkan jari-jari di seputar pegangan raket di seputar pangkal raket. Jika memegang raket di sisi kanan telapak tangan harus berada agak di belakang pegangan raket, pegangan harus berada agak ke kanan dari puncak pegangan, dan sela-sela antara telunjuk dan ibu jari harus berada di atas tapi agak menuju bagian belakang pegangan. Untuk yang kidal pegangan raket sedemikian rupa sehingga pergelangan tangan sedikit berada di kiri dari puncak pegangan. Ada beberapa kelebihan jika kita melakukan pegangan eastern. Keuntungan yang di dapat itu antara lain pegangan estearn bisa digunakan untuk memukul untuk bola-bola rendah ataupun tinggi, dapat melayani bola dengan putaran seperti top spin, flat, slice,dan chop.
17
Gambar 1 Eastern grip Sumber : Scharff (1981:25)
2.1.3.2.2 Sikap Berdiri Sikap siap harus dilakukan pemain saat menunggu hendak memukul bola. Menghadaplah ke net sepenuhnya dengan dua kaki dibuka, berat badan ditopang oleh kedua kaki. Ayunkan leher raket di tangan kiri dan arahkan kepalanya ke net. Mata harus tertuju ke bola. Badan tetap santai, lutut sedikit ditekukkan dan punggung sebelah atas agak dibungkukkan. Begitu bola datang kaki kanan melangkah ke belakang diikuti dengan ayunan raket yang ikut ke belakang. Pinggul dan bahu ikut berputar setengah lingkar ke kanan, sehingga bahu tetap menghadap net. lengan kanan harus lurus dan tergantung pada pundak. siku harus tetap lurus namun tidak kaku. Tiap selesai memukul sikap badan harus segera kembali ke dalam posisi semula. Dari posisi labil ini bebas bergerak ke arah bola.
18
Gambar 2 Sikap Berdiri Sumber: Barron’s (2000:80)
2.1.3.2.3 Ayunan ke Belakang (Backswing) Sambil berdiri dengan berputar, ayunkan raket ke belakang dengan gerakan rata, lurus ke belakang dan horizontal dari tangan kanan. Pindahkan berat badan berangsur-angsur ke kaki belakang. Gerakan ini serentak dan bersamaan dengan laju bola yang datang, berat badan harus terus berpindah ke kaki kanan. Kalau masih ada waktu, tariklah raket sejauh mungkin ke belakang. Lengan kiri juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam ayunan badan untuk keseimbangan dan harus bergerak bebas. Ayunan belakang dan gerakan kaki harus segera dimulai, begitu arah dan kecepatan bola telah dapat dipastikan. Ini berarti, bahwa hal ini harus dilakukan apabila terjadi service dan pengembalian bola masih di udara. Bola lawan tidak boleh dibiarkan melambung ke daerah kita sebelum mempersiapkan ayunan
19
belakang. Ayunan belakang harus dikuasai penuh, lancar, dan tepat pada waktunya untuk memberi waktu kepada tubuh kita dan raket bergerak ke depan untuk memukul bola.
Gambar 3 Ayunan ke Belakang (Backswing) Sumber : Barron’s (2000:80)
2.1.3.2.4 Ayunan ke Depan (Fordward swing) Saat menghentikan ayunan belakang, dan memulai gerakan ke depan raket tergantung pada kecepatan bola yang datang. Waktu berhentinya gerakan pada akhir dari rentangan tangan ketika mengayun ke belakang, haruslah pendek sekali. Jika perkiraan kecepatan itu tepat, dan “timingnya” cocok. Ayunan ke depan dimulai dengan menurunkan raket sedikit lebih rendah dari bola yang dipukul, dan lutut
sedikit
ditekuk,
membantu putaran badan.
dan
tangan
kiri berada
di depan
untuk
20
Begitu
memulai ayunan depan, melangkahkan kaki kiri sambil
memiringkan bola ke arah net dan bola yang melayang. Waktu melakukan ini, mulailah memindahkan berat badan dari kaki kanan yang berada di belakang kaki kiri (di depan) pada waktu yang sama tangan kanan dengan kepala raket vertikal ke tanah dan masih di atas pergelangan tangan harus direntangkan jauh ke depan sampai gerakan badan raket serentak. Gerak daun raket mengitari bola bagian
atas,
tidak
dilaksanakan
dengan
memutar
pergelangan
tangan
namun dengan memutar lengan bagian bawah sedangkan tangan menggenggam raket dengan erat. 2.1.3.2.5 Perkenaan Raket dengan Bola Sewaktu raket bergerak ke depan untuk memukul bola, kepala raket harus berada pada ketinggian bola dan rata pada saat benturan. Tepat pada saat itu raket harus dipegang lebih erat dan harus demikian selama pemukulan itu berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk penguasaan terhadap bola. Harus selalu diusahakan agar senar raket mengenai bola tepat pada bagian tengahnya dan pada ketinggian pinggang, tekuklah lutut sampai setinggi bola. Sebaliknya apabila bola itu melambung lebih tinggi, mundurlah sedikit dan biarkan bola jatuh setinggi pinggang. Sedapat mungkin bola harus dikenakan pada puncak ketinggiannya dan antara ujung kaki kiri dan pertengahan pinggang. Untuk teknik pukulan forehand drive, pemain hendaklah mengambil posisi cukup jauh dari bola untuk memungkinkan merentangkan lengan, karena bila bola yang akan dipukul terlalu dekat dengan tubuh, maka pemukul terpaksa akan menekukkan siku. Apabila hal ini dilakukan maka akan merusak pukulan, karena
21
tekukan lengan ini akan mengurangi tenaga pukulan dengan arahnya tidak datar seperti yang diinginkan.
Gambar 4 Perkenaan Raket dengan Bola Sumber : Barron’s (2000:81)
2.1.3.2.6 Gerak Lanjutan (Follow Through) Waktu melakukan forehand drive berat badan berpindah dari kaki kanan ke kaki kiri dan raket bergerak menuju bola dan membentur bola, sampai gerakan lanjutannya.. Dalam gerakan lanjutan ini sangat penting karena gerakan lanjutan inilah yang menentukan laju bola. Dalam gerakan lanjutan ini berat badan ke depan atau ke arah bola, dan selama ini kedua kaki harus selalu berada di tanah. Keseimbangan harus selalu dijaga dengan kaki kanan, lengan kiri dan dengan mengangkat tumit sedikit dari tanah. Satu kesalahan yang sering terjadi adalah mengangkat kaki yang di
22
belakang selama memukul bola atau sebelum gerak lanjut selesai. Menekukkan lutut sewaktu memindahkan berat badan menyebabkan pukulan menjadi rata dan dengan demikian tidak bisa menyodok atau mengangkat bola. Jika meluruskan lutut, bidang pukulan akan berubah dan saat yang baik akan terbuang. Gerakan ini akan mengakibatkan seorang petenis lapangan tidak bisa mengenai bola pada bagian tengah dari raket. Gerak lanjut berakhir jika kepala raket itu terhenti dengan sendirinya di depan bahu sebelah kiri dan kaki kiri. Kepala raket berakhir setinggi antara pinggang dan bahu, tergantung pada tinggi dan kecepatan bola yang dipukul. Pergelangan tangan harus tegak pada waktu bola itu kena dan lambat laun berubah pada gerak lanjutan, sehingga pada akhirnya telapak tangan menghadap ke bawah (bila menggunakan teknik pegangan bola eastern). Pada bola yang melambung rendah, perlu gerak lanjutan yang lebih tinggi agar bola yang dipukul melampaui net. Pada akhir pukulan, berat badan harus tetap karena lengan dan raketnya menarik badan sebelah kanan kembali ke posisi siap (ready) dan tangan kiri berada pada raket lagi. Hal ini untuk mempersiapkan terhadap pukulan lawan selanjutnya. Dari gambar di bawah ini, diterangkan bahwa semua gerakan dalam melakukan teknik pukulan forehand drive mulai dari sikap berdiri, ayunan ke belakang, ayunan ke depan, saat perkenaan dan gerakan lanjutannya harus terlaksana dengan gerakan yang harmonis.
23
Gambar 5 Gerakan Lanjutan (Follow Through) Sumber : Barron’s (2000:81)
Rangkuman secara lengkap pukulan forehand drive dari awal sampai akhir seperti gambar berikut ini:
Gambar 6 Gerakan forehand drive dari awal sampai akhir Sumber: Barron’s (2000:80-81)
24
2.1.4 Metode Latihan Forehand Drive Petenis yang baik adalah petenis yang mampu menguasai teknik-teknik dasar, dan dalam hal ini adalah pukulan forehand drive maka petenis harus mempunyai metode latihan yang baik dan benar. Ada beberapa teknik dan metode latihan pukulan forehand drive. Seorang pelatih memilih metode latihan yang dianggap paling baik dan mengharapkan hasil yang optimal tentu mempunyai alasan tersendiri. Penulis memilih metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap. 2.1.4.1 Latihan Forehand Drive dengan Metode Jarak Dua Tahap Latihan forehand drive dengan menggunakan metode latihan jarak dua tahap merupakan salah satu bentuk latihan guna menambah dan meningkatkan kemampuan penempatan forehand drive. Tujuan dari latihan ini adalah pengumpan (P) berdiri di depan net dengan jarak kurang lebih 1 sampai 1,5 meter, kelompok A melakukan forehand drive sebanyak 10 kali di garis service line (A1), setelah semua murid sudah selesai melakukan praktik memukul, latihan dilanjutkan dari garis baseline (A2). Perubahan posisi dilakukan dari garis service berubah ke garis baseline. Keuntungan dilakukannya teknik ini adalah anak lebih mudah menguasai teknik pukulan forehand karena latihan forehand dengan jarak dua tahap anak lebih bersemangat dan mempunyai tantangan saat praktik. Kekurangan dari metode latihan ini adalah anak dipaksakan untuk cepat bisa memukul tanpa melihat kemampuan dan kekuatan anak saat memukul karena tanpa didasari dengan tahap demi tahap.
25
A1
P A2
Gambar 7 Metode Latihan Jarak Dua Tahap Sumber : Penelitian
Keterangan : : Arah laju bola dari pelatih P
A1 dan A2
: Posisi pelatih berdiri : Latihan tahap 1 dan 2 : Bola hasil pukulan
2.1.4.2 Latihan Forehand Drive dengan Metode Jarak Tiga Tahap Latihan yang dilakukan pada metode ini adalah pengumpan (P) berdiri di depan net dengan jarak kurang lebih 1 sampai 1,5 meter, kelompok B melakukan latihan memukul forehand drive sebanyak 10 kali, yang diawali dari garis service line (A1), setelah semua selesai melakukan dilanjutkan dengan melakukan praktik forehand drive yang dilakukan antara garis service line dan baseline (A2), kemudian jika semua telah selesai melakukan selanjutnya praktik dilakukan di garis yang sebenarnya yaitu dari baseline (A3).
26
Keuntungan dari metode latihan ini adalah anak melakukan latihan tahap demi tahap disesuaikan kekuatan dan kemampuan saat memukul, anak juga bisa menempatkan bola sesuai keinginan. Kerugian dari metode ini adalah membutuhkan waktu yang lama ketika melakukan forehand drive pada jarak yang sebenarnya.
A1
P A2
A3
Gambar 8 Metode Latihan Jarak Tiga Tahap Sumber : Penelitian Keterangan : : Arah laju bola dari pelatih P
A1, A2, A3
: Posisi pelatih berdiri : Latihan tahap 1, 2 dan 3 : Bola hasil pukulan
27
2.1.5 Analisis Latihan Forehand Drive dengan menggunakan Metode Jarak Dua Tahap dan Tiga Tahap Kemampuan seorang petenis untuk menguasai teknik dengan baik tergantung dari latihan yang diberikan, salah satunya adalah dengan metode latihannya. Sesuai dengan tujuan latihan dalam penelitian ini adalah kemampuan pukulan forehand drive. Kelebihan metode jarak dua tahap adalah lebih mudah menguasai teknik pukulan forehand karena latihan forehand dengan jarak dua tahap membuat anak lebih bersemangat dan mempunyai tantangan ingin bisa saat praktik. Intensitas pukulan yang hanya dua tahap, menjadikan anak dengan cepat dapat mengukur pukulan sehingga pukulan lebih akurat. Menggunakan tenaga yang lebih sedikit karena hanya dengan dua tahapan. Kelemahannya yaitu variasi latihan lebih sedikit, anak dipaksakan untuk cepat bisa memukul tanpa melihat kemampuan dan kekuatan anak saat memukul karena tanpa didasari dengan tahap demi tahap melakukan pukulan forehand drive. Sedangkan kelebihan metode jarak tiga tahap adalah variasi latihan lebih banyak sehingga anak tidak cepat bosan. Anak melakukan latihan tahap demi tahap disesuaikan kekuatan dan kemampuan saat memukul, sehingga anak dapat menempatkan bola sesuai keinginan. Kelemahannya kurangnya akurasi atau ketepatan karena sering berpindah-pindah posisi, membutuhkan tenaga yang lebih karena dengan tiga proses tahapan dan sering berpindah-pindah posisi. Jarak yang sering berpindah-pindah membuat anak sulit merekam dalam memori otak dengan baik karena berhubungan dengan kemampuan anak untuk merespon suatu rangsangan gerakan. Membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang lebih banyak ketika melakukan forehand drive pada jarak yang sebenarnya.
28
Analisis mengenai kelebihan dan kekurangan latihan forehand drive metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 1. Kelebihan Latihan Forehand Drive dengan Metode Jarak Dua Tahap dan Tiga tahap Metode Jarak Dua Tahap
Metode Jarak Tiga Tahap
1. Lebih mudah menguasai teknik pukulan forehand karena latihan forehand membuat anak lebih bersemangat dan mempunyai tantangan ingin bisa saat praktik. 2. Intensitas pukulan yang hanya dua tahap, menjadikan anak dengan cepat dapat mengukur pukulan sehingga pukulan lebih akurat. 3. Menggunakan tenaga yang lebih sedikit karena hanya dengan dua tahap.
1. Variasi latihan lebih banyak sehingga anak tidak cepat bosan. 2. Anak melakukan latihan tahap demi tahap disesuaikan kekuatan dan kemampuan saat memukul, sehingga anak dapat menempatkan bola sesuai keinginan.
Tabel 2. Kekurangan Latihan Forehand Drive dengan Metode Jarak Dua Tahap dan Tiga Tahap Metode Jarak Dua Tahap 1. Variasi latihan lebih sedikit. 2. Anak dipaksakan untuk cepat bisa memukul tanpa melihat kemampuan dan kekuatan anak saat memukul karena tanpa didasari dengan tahap demi tahap.
1.
2.
3.
4.
Metode Jarak Tiga Tahap Kurangnya akurasi atau ketepatan karena sering berpindah-pindah posisi Jarak yang sering berpindah-pindah membuat anak sulit merekam gerakan dalam memori otak dengan baik karena berhubungan dengan kemampuan anak untuk merespon suatu rangsangan gerakan. Membutuhkan tenaga yang lebih karena dengan tiga proses tahapan dan sering berpindah-pindah posisi. Membutuhkan waktu yang lama ketika melakukan forehand drive pada jarak yang sebenarnya.
29
2.2
Hipotesis Berdasarkan analisis tentang kelebihan dan kekurangan dari bentuk latihan
forehand drive dengan menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap, maka sebagai hipotesis penelitian adalah: 1.
Ada perbedaan hasil latihan forehand drive dengan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada Petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang Tahun 2011.
2.
Hasil latihan forehand drive dengan menggunakan metode latihan jarak dua tahap lebih baik daripada metode tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada Petenis Putra Klub Diklat Pandanaran Semarang Tahun 2011.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif karena dalam pelaksanaannya mencari data sebanyak-banyaknya dan kemudian berusaha untuk mendeskripsikan sejelas-jelasnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Suharsimi (2006:10) mendefinisikan ”penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya”. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Uraian kesimpulan didasari oleh angka yang diolah tidak secara dalam. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menerangkan perbedaan hasil latihan forehand drive dengan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada Petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang Tahun 2011.
3.2
Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
dalam penelitian (Arikunto, 2006:118). Jadi variabel dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah obyek yang akan diteliti.
30
31
1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah forehand drive dengan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap. 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan penempatan forehand drive petenis putra Klub Diklat Pandanaran Semarang Tahun 2011.
3.3
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi Salah satu langkah yang perlu diambil dalam melaksanakan penelitian adalah menentukan populasi penelitian. Menurut Arikunto (2006:130).. Populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian”. Dalam Penelitian ini menggunakan petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Tahun 2011 yang berjumlah 25 anak. Subyek yang diteliti adalah benarbenar homogen artinya mempunyai sifat sama untuk diteliti dan dapat mewakili seluruh populasi dengan ciri-ciri jenis yaitu jenis kelamin putra dan dalam taraf pemula dalam belajar tenis. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Pada penelitian ini sampel yang diteliti berjumlah 16 petenis.
32
c. Teknik Pengambilan Sampel Dengan dasar pendapat tersebut di atas, maka penulis mengambil subyek yang homogen untuk dijadikan sampel, sehingga teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Random Sample. Sample yang digunakan pada penelitian ini adalah Petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang yang berjumlah 16 anak.
3.4
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu (Arikunto, 2006:3). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Matched Subject” atau pola M-S, dengan pengertian yaitu eksperimen menggunakan dua kelompok sampel yang sudah disamakan subjek demi subjek sebelum perlakuan dilaksanakan. Yang disamakan adalah salah satu variabel pengaruh terhadap hasil eksperimen yaitu variabel di luar atau faktor atau lebih yang dieksperimenkan. Untuk menyeimbangkan kedua grup tersebut dengan cara subjek matching ordinal pairing yaitu subjek yang hasilnya sama atau hampir sama pada tes awal kemudian dipasangkan dengan rumus A-B-B-A, maka terbentuk dua kelompok yang mempunyai tingkat kemampuan seimbang. Hal ini dapat dilihat dari mean kedua kelompok tersebut yang sama atau hampir sama. Kedua kelompok yang
33
memiliki tingkat kemampuan yang seimbang diundi, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama pada kedua kelompok. Tabel 3. Rancangan Matched Subject Metode latihan
Tes awal
Perlakuan
Tes akhir
Metode Latihan Dua Tahap (A)
01
XA
02
Metode Latihan Tiga Tahap (B)
01
XB
02
3.5
Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi, 2006:160). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan utuk mengumpulkan data adalah tes pengukuran yang berupa: tes awal (Pre-test), program latihan, dan test akhir (Post test). 3.5.1
Alat-alat dan Fasilitas Penelitian:
3.5.1.1 Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan Klub Diklat Tenis Pandanaran yang berada di GOR Tri Lomba Juang Semarang. 3.5.1.2 Bola tenis, bola untuk pre test dan post test berjumlah 30 bola yang berasal dari peneliti. Sedangkan bola untuk program latihan berjumlah 300 bola yang disediakan dari Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang. 3.5.1.3 Raket tenis, raket yang digunakan untuk penelitian adalah milik masingmasing para anak didik Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang.
34
3.5.1.4 Meteran, sebagai alat ukur dalam penelitian 3.5.1.5 Alat tulis seperti bollpoint untuk mencatat hasil penelitian. 3.5.1.6 Kamera digunakan untuk dokumentasi penelitian. 3.5.1.7 Rafia (tali), digunakan untuk membatasi bola yang melambung, diikat di atas net dengan ukuran tertentu. 3.5.1.8 Lakban, digunakan untuk menempelkan kertas skor di lapangan.
3.5.2
Tahap Pelaksanaan Penelitian
3.5.2.1 Tes Awal (Pre test) Tujuan dari pelaksanan tes awal adalah untuk mengukur kemampuan sampel dalam melakukan pukulan forehand drive sebelum diberikan perlakuan atau latihan kepada sampel. Kemudian hasil tes tersebut dirangking dipasangkan dengan rumus A-B-B-A sehingga akan mendapatkan 8 anak kelompok metode latihan jarak dua tahap (A) dan 8 anak kelompok metode latihan tiga tahap (B). 3.5.2.2 Tes Akhir (Post test) Tes kemampuan forehand drive adalah suatu tes untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam melakukan forehand drive. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur kemampuan seorang pemain dalam melakukan forehand drive. Pada pelaksanaan instrumen ini, semua testee melakukan forehand drive sebanyak 13 kali yaitu 3 kali untuk uji coba dan 10 kali untuk tes forehand drive. Pencatatan hasil berdasarkan petak skor seperti gambar di bawah ini :
35
Gambar 9 Tes Kemampuan Drive Sumber : James S. Bosco dan William F.Gustafson (1983:217)
Keterangan : 1, 2, 3, 4, 5
: Sasaran lapangan tes kemampuan pukulan forehand drive
A
: Pemukul (testee)
B
: Pengumpan
3.5.3
Program Latihan Program yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu progam latihan
forehand drive dengan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap. Frekuensi latihan satu minggu 3 kali dengan jumlah pertemuan 16 kali tatap muka, test dilakukan dua kali yaitu tes awal (pre-test) sebelum melakukan latihan dan tes akhir (post-test) setelah enam minggu latihan.
36
3.6
Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah dengan analisis statistik.
Penggunaan metode analisis statistik dilakukan karena data yang diperoleh selama penelitian berupa angka-angka. Untuk dapat mengolah data diperlukan tabel persiapan perhitungan statistik dengan dengan pola M-S. Tabel 4. Persiapan perhitungan statistik pola M-S Pasangan Subjek (K-E)
K
(2)
(3)
∑K Sumber : Sutrisno Hadi, (2004:228)
No. (1)
B
B
(K-E)
(B-MB)
(4)
(5)
(6)
(7)
∑E
∑B
∑b = 0
∑b2
E
b2
1. 2. 3. 4. dst.
Keterangan : Kolom 1 : Nomor urut pasangan Kolom 2 : Pasangan subyek yang telah dipasangkan Kolom 3 : Nilai dari kelompok komtrol Kolom 4 : Nilai dari kelompok eksperimen Kolom 5 : Perbedaan dari masing-masing kelompok yang diperoleh dari selisih Kelompok-Eksperimen Kolom 6 : Deviasi perbedaan yang diperoleh dari selisih B-Mb Kolom 7 : Kuadrat dari deviasi perbedaan
Sebagai analisis selanjutnya dari penelitian yang telah dilakukan, data-data yang diperoleh dari tes akhir dianalisis menggunakan data analisis dengan t-test, pada taraf signifikansi 5%. Adapun rumusnya :
37
=
− ∑ ( − 1)
Keterangan : Mk dan Me
= Masing-masing adalah mean dari kelompok kontrol dan mean dari kelompok eksperimen.
∑b N
2
= Jumlah deviasi dari mean perbedaan = Jumlah subyek
Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test. Perbedaan antara (01) dan (02) yakni (02) – (0 1) diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen. Selanjutnya untuk mengetahui mana yang lebih baik dari kedua metode latihan tersebut terhadap kemampuan melakukan forehand drive, yaitu dengan melihat besarnya mean dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika nilai Me > Mk, maka latihan forehand drive dengan menggunakan metode jarak dua tahap lebih baik dari metode jarak tiga tahap, namun jika nilai Mk > Me, maka latihan forehand drive dengan menggunakan metode jarak tiga tahap lebih baik daripada metode jarak dua tahap.
38
3.7
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian dan yang perlu dihindari
antara lain: 1) Faktor kesungguhan hati Kesungguhan hati dari tiap individu tidaklah sama, sehingga akan dapat mempengaruhi hasil percobaan. Untuk itu penulis berusaha agar pemain bersungguh-sungguh dalam melakukan latihan. Adapun upaya agar petenis bersungguh-sungguh dalam melakukan latihan antara lain: a. Mengontrol dan mengawasi jalannya latihan secara ketat. b. Memberikan penjelasan tentang materi latihan dan mengarahkan untuk menjaga agar faktor-faktor di luar perlakuan dapat dikendalikan. c. Memberikan motivasi selama latihan berlangsung. 2) Faktor kegiatan pemain di luar latihan Kegiatan pemain yang dilakukan di luar latihan sangatlah sulit untuk diketahui, untuk itu penulis menekankan kepada pemain agar tidak melakukan kegiatan yang sama dalam penelitian ini. 3) Faktor alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini diupayakan selengkap mungkin dan dipersiapkan seawal mungkin sebelum penelitian dilakukan. Faktor alat dapat mempengaruhi kelancaran latihan dan hasil penelitian. Pemenuhan sarana ini dilakukan guna menunjang kelancaran jalannya penelitian ini.
39
4) Faktor pemberian materi Faktor ini memberi peran sangat penting dalam mencapai hasil penelitian yang baik, sehingga dalam pemberian materi kepada pemain harus dengan jelas dan cermat dari tahap ke tahap selanjutnya dengan metode demonstrasi agar pemain bisa mencontoh gerakan dengan baik. Bagi petenis yang belum jelas diberikan kesempatan untuk bertanya. 5) Faktor Kemampuan Sampel Masing-masing petenis mempunyai kemampuan dan kondisi fisik yang berbeda-beda dalam menangkap penjelasan materi yang disampaikan. Sehingga kemungkinan sampel melakukan kesalahan dalam latihan masih ada, untuk itu peneliti selalu melakukan koreksi secara langsung baik kelompok atau individu kepada sampel yang melakukan kesalahan. 6) Faktor Cuaca Karena latihan dilakukan di lapangan terbuka, maka faktor cuaca khususnya hujan dapat mengganggu jalannya latihan. Bila hal ini terjadi maka latihan dihentikan. 7) Faktor Kejenuhan Faktor kejenuhan merupakan faktor yang sering dihadapi di lapangan. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh model latihan yang monoton atau sama. Hal tesebut dapat diantisipasi dengan memberikan suasana dan variasi latihan yang menyenangkan dan tidak tegang, sehingga dapat menarik sampel selalu melakukan latihan dengan sungguh-sungguh.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Setelah selesai melakukan penelitian di Klub Diklat Tenis Pandanaran
tahun 2011 mengenai kemampuan melakukan forehand drive, maka dilakukan tes untuk mengetahui peningkatan kemampuan forehand drive yang mana untuk kelompok eksperimen yang menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan kelompok kontrol menggunakan metode latihan jarak tiga tahap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 16 petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran tahun 2011, didapatkan hasil penelitian dan kemudian akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan diuji pula secara statistik untuk membuktikan hipotesis yang diajukan peneliti.
4.1.1 Deskripsi Data 4.1.1.1 Deskripsi Hasil Pre test kemampuan Forehand Drive Subyek dalampenelitian ini adalah petenis klub Diklat Tenis Pandanaran tahun 2011. Subyek dibagi menjadi dua kelompok dengan dua distribusi kemampuan awal yang sama. Penelitian ini dilakukan dengan kelompok eksperimen dan kontrol, variabel yang diukur adalah ketrampilan kemampuan melakukan forehand drive dalam permainan tenis. Berikut hasil tes kemampuan awal forehand drive dari kedua kelompok penelitian.
40
41
Tabel 5. Hasil perhitungan statistik tes awal Kemampuan Forehand Drive
No.
-
T-02 T-14 T-01 T-08 T-07 T-04 T-05 T-06
Jumlah Mean
=
=
(B-MB)
(4)
(5)
(6)
(7)
26 24 22 21 19 18 16 15
27 23 22 20 19 17 16 13
-1 1 0 1 0 1 0 2
-1,5 0,5 -0.5 0,5 -0,5 0,5 -0,5 1,5
2,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 2,25
161 20,125
157 19,625
4
0
6
(3)
T-03 T-13 T-12 T-15 T-11 T-16 T-10 T-09
=
(K-E)
(2)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
=
B
K
(1)
=
B
Pasangan Subjek (K-E)
∑
=
b2
E
4 = 0,5 8
− ∑ ( − 1) 20,125 − 19,625 6 8(8 − 1) 0,5 6 56 0,5 = 1,515 0,33
Dari hasil perhitungan di atas diketahui thitung = 1,515 , sedangkan ttabel = 2,365, berarti thitung < ttabel = 1,515 < 2,365. dengan demikian dapat dikatakan
42
bahwa kelompok sampel tidak terdapat perbedaan, berarti mempunyai tingkat kemampuan sama sebelum treatmen dilaksanakan.
4.1.1.2 Deskripsi Hasil Post test kemampuan Forehand Drive Setelah peneliti memberikan perlakuan kelompok eksperimen dengan latihan forehand drive metode latihan jarak dua tahap dan kelompok kontrol dengan metode jarak tiga tahap maka dilakukan post test dengan hasil dirangkum sebagai berikut. Tabel 6. Hasil post test kelompok eksperimen Post Test
N
Maksimal
Minimal
Mean
Esperimen
194
34
16
24,25
Sumber : Analisis Data Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang ada pada tabel 6. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 8 petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran tahun 2011 yang menggunakan metode latihan jarak dua tahap diperoleh rata-rata 24,25. Hasil penelitian diperoleh hasil forehand drive tertinggi adalah 34 dan terendah adalah 16 Tabel 7. Hasil post test kelompok kontrol Post test
N
Maksimal
Minimal
Mean
Kontrol
176
30
13
22
Sumber : Analisis Data Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang ada pada tabel 7. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 8 petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran tahun 2011
43
yang menggunakan metode latihan jarak tiga tahap diperoleh rata-rata 22. Hasil penelitian diperoleh hasil forehand drive tertinggi adalah 30 dan terendah adalah 13
4.1.2 Uji Hipotesis Penelitian Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan dengan metode jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran tahun 2011. Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 8. Perbandingan nilai thitung dan ttabel Latihan
Mean
Metode Jarak 2 Tahap
24,25
Metode Jarak 3 Tahap
22
t-hitung
t-tabel
Keterangan
2,669
2,365
2,669 > 2,365 (berbeda)
Sumber : Analisis Data Penelitian Dari hasil Penghitungan statistik diperoleh nilai t hitung = 2,669 dimana hasil tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel = 2,365 dengan taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan (d.b) = N-1 = 7, atau t hitung = 2,669 > t tabel = 2,365. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti ada perbedaan hasil antara latihan forehand drive dengan menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran tahun 2011. Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan hasil latihan forehand drive dengan menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap perlu dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui latihan mana yang memberi pengaruh
44
lebih baik terhadap kemampuan penempatan forehand drive petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran tahun 2011 yaitu dengan membandingkan kedua mean yang diteliti. Berdasarkan uji perbandingan mean ternyata hasilnya Me = 24,25 dan Mk = 22. Berarti Me > Mk yaitu 24,25 > 22. Dengan demikian latihan forehand drive dengan metode latihan jarak dua tahap lebih baik daripada metode latihan jarak tiga tahap.
4.2
Pembahasan Forehand drive merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan tenis.
Menurut Katilli (1948:30), forehand drive adalah pukulan di sebelah kanan pemain, pada pemain kidal di sebelah kirinya. Pendapat lain mengatakan forehand drive adalah pukulan yang termasuk golongan groundstroke, yaitu pukulan yang dilakukan terhadap bola yang sudah menyentuh tanah (lapangan) dengan pukulan datar di atas net (Yudoprasetio, 1981:59). Seperti yang kita lihat dalam permainan tenis untuk pemula bahwa forehand drive adalah salah satu pukulan yang perlu kita bisa terlebih dahulu dibandingkan dengan pukulan-pukulan lainnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode latihan memukul jarak dua tahap dan tiga tahap untuk melatih kemampuan forehand drive pada petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran tahun 2011. Berdasarkan uji hipotesis penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa: Ada perbedaan hasil latihan forehand drive antara
45
menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011. Berdasarkan hasil mean, kelompok eksperimen lebih besar daripada mean kelompok kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode latihan jarak dua tahap mempunyai pengaruh yang lebih baik dibandingkan menggunakan metode tiga tahap. 3.2.1
Latihan Forehand Drive dengan menggunakan Metode Jarak Dua Tahap Latihan yang dilakukan dimana pengumpan berdiri di depan net dengan
jarak kurang lebih 1 sampai 1,5 meter, latihan diawali dari pemain yang berdiri di garis service dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu pemain berdiri pada garis baseline. Hasil perhitungan statistik menunjukan bahwa latihan forehand drive dengan metode jarak dua tahap menunjukan adanya peningkatan hasil pukulan forehand drive yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan anak lebih mudah menguasai teknik pukulan forehand karena latihan forehand drive dengan jarak dua tahap anak lebih bersemangat dan mempunyai tantangan ingin bisa saat praktik. Intensitas pukulan yang hanya dua tahap, anak cepat mengukur pukulan sehingga pukulan lebih akurat, menggunakan tenaga yang lebih sedikit karena hanya dengan dua metode. 3.2.2
Latihan Forehand Drive dengan menggunakan Metode Jarak Tiga Tahap Latihan yang dilakukan dimana pengumpan berdiri di depan net dengan
jarak kurang lebih 1 sampai 1,5 meter, latihan diawali dari pemain yang berdiri di garis service dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu diantara garis service dan baseline kemudian dilanjutkan pada jarak memukul yang sebenarnya pemain
46
berdiri pada garis baseline. Hasil analisis data menunjukan bahwa latihan forehand drive dengan menggunakan metode jarak tiga tahap menunjukan hasil
yang kurang baik dibandingkan dengan
latihan forehand
drive
menggunakan metode jarak dua tahap hal ini di buktikan dengan hasil mean latihan dengan menggunakan metode jarak tiga tahap lebih kecil dibandingkan dengan latihan menggunakan metode jarak dua tahap karena jarak yang sering berpindah-pindah membuat anak sulit merekam
gerakan dalam
memori otak dengan baik karena berhubungan dengan kemampuan anak untuk merespon suatu rangsangan gerakan, anak juga membutuhkan tenaga yang lebih besar karena dengan tiga proses tahapan dan sering berpindah-pindah posisi.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut : 1.
Ada perbedaan hasil latihan menggunakan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada Petenis Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011.
2.
Hasil latihan forehand drive dengan menggunakan metode latihan jarak dua tahap memberikan hasil lebih baik daripada metode jarak tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada Petenis Putra Klub Diklat Pandanaran Semarang tahun 2011.
5.2
Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan, maka peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut : 1.
Karena hasil penempatan forehand drive menggunakan metode jarak dua tahap lebih baik dari pada tiga tahap, maka diharapkan oleh para atlet untuk menggunakan metode latihan jarak dua tahap.
47
48
2.
Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis dapat membandingkan hasil penelitian ini dengan metode lain agar diperoleh informasi mengenai metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan forehand drive.
49
DAFTAR PUSTAKA
Barron’s. 2000. Tennis Course Technique and Tactic. Vol 1. Hongkong : Barron’s Educational Series, Inc. Bosco. J. S. And Gustafson. W. F. 1983. Measurement and Evaluation in Physical Education Fitness and Sports. USA : Prentice-Hall Inc. Brown, Jim. 2001. Tenis Tingkat Pemula, Jakarta : Raja Grafindo Persada Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka FIK. 2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1. Semarang : FIK Press. Handono Murti. 2002. Tenis Sebagai Prestasi dan Profesi. Jakarta : Tyas Biratno Pallal. Katili A.A. 1973. Olahraga Tenis. Jakarta : Bumi Restu Offset. Lardner, Rex. 1992. Teknik Dasar Tenis Strategi dan Taktik yang Akurat. Semarang : Dahara Prize. Magheti, Bey. 1990. Tenis Para Bintang. Bandung : CV Pioner Jaya. Mottram, Tony. 1996. Fundamental Tenis Resep Meraih Kemenangan. Semarang: Dahra Prize. M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize. Scharff, Robert. 1981. The Quick and Easy Guide to Tenis. Jakarta : Mutiara Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Sutrisno Hadi, 2004. Statistik II. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Fisiologi Universitas Gadjah Mada. Yudoprasetyo. 1981. Belajar Tenis Jilid 2. Jakarta : Bhatara Karya Aksara.
50
51 Lampiran 1
DAFTAR NAMA SAMPEL PENELITIAN PETENIS PUTRA DIKLAT TENIS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2011
No.
Nama
1.
Abdul Manan
2.
Agus Putra H
3.
Arif Mahendra
4.
Arizal Budi
5.
Bayu Wirasih
6.
Rrian Rafiokta
7.
Fafa Nurrochman
8.
Fibri Tri Hartanto
9.
Hanan Tri Joko
10.
Indra Ariyudanto
11.
Kiki Hartanto
12.
Putra Romadhoni
13.
Rizki Maulana
14.
Setiawan Santoso
15.
Setyo Nur Arifin
16.
Surya Arliawan
52 Lampiran 2
DATA HASIL TES AWAL FOREHAND DRIVE PETENIS PUTRA KLUB DIKLAT TENIS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2011
FOREHAND DRIVE No.
Nama
JML 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
Rizki Maulana
1
2
0
5
5
5
0
4
0
0
22
2.
Bayu Wirasih
1
5
3
5
5
4
0
2
2
0
27
3.
Kiki Hartanto
3
1
1
3
1
5
3
3
2
4
26
4.
Surya Arliawan
3
0
0
2
2
3
2
0
1
4
17
5.
Setyo Nur A
1
1
0
1
2
4
1
0
5
1
16
6.
Brian Rafiokta
0
4
0
0
2
1
1
2
1
2
13
7.
Indra Ariyudanto
0
1
3
2
3
0
5
4
0
1
19
8.
Fibri Tri H
4
3
0
0
3
0
5
2
1
2
20
9.
Arizal Budi W
3
0
2
1
0
2
1
1
3
2
15
10.
Fafa Nurrohman
0
1
0
3
3
2
3
0
0
4
16
11.
Arif Mahendra
1
5
1
0
0
2
3
2
2
3
19
12.
Abdul Manan
1
2
0
0
2
3
3
4
3
4
22
13.
Putra Ramadhani
2
0
1
3
1
3
4
5
3
2
24
14.
Setiawan Santoso
2
3
2
0
3
0
5
4
3
1
23
15.
Hanan Tri Joko
3
4
0
2
2
0
3
4
1
2
21
16.
Agus Putra H
1
1
3
0
2
1
2
0
4
4
18
53
DATA HASIL TES AWAL (PRE TEST) PETENIS PUTRA KLUB DIKLAT TENIS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2011
No.
Kode
Nama
Skor
1.
T-01
Rizki Maulana
22
2.
T-02
Bayu Wirasih
27
3.
T-03
Kiki Hartanto
26
4.
T-04
Surya Arliawan
17
5.
T-05
Setyo Nur A
16
6.
T-06
Brian Rafiokta
13
7.
T-07
Indra Ariyudanto
19
8.
T-08
Fibri Tri H
20
9.
T-09
Arizal Budi W
15
10.
T-10
Fafa Nurrohman
16
11.
T-11
Arif Mahendra
19
12.
T-12
Abdul Manan
22
13.
T-13
Putra Ramadhani
24
14.
T-14
Setiawan Santoso
23
15.
T-15
Hanan Tri Joko
21
16.
T-16
Agus Putra H
18
54 Lampiran 3
RANKING HASIL TES AWAL (PRE TEST)
Kode
Nama
Skor
Ranking
Rumus Pasangan
T-02
Bayu Wirasih
27
1
A
T-03
Kiki Hartanto
26
2
B
T-13
Putra Romadhoni
24
3
B
T-14
Setiawan Santoso
23
4
A
T-01
Rizki Maulana
22
5
A
T-12
Abdul Manan
22
6
B
T-15
Hanan Tri Joko
21
7
B
T-08
Fibri Tri H
20
8
A
T-07
Indra Ariyudanto
19
9
A
T-11
Arif Mahendra
19
10
B
T-16
Agus Putra H
18
11
B
T-04
Surya Arliawan
17
12
A
T-05
Setyo Nur A
16
13
A
T-10
Fafa Nurochman
16
14
B
T-09
Arizal Budi W
15
15
B
T-06
Brian Rafiokta
13
16
A
55 Lampiran 4
DATA HASIL PEMBAGIAN KELOMPOK KONTROL DAN KELOMPOK EKSPERIMEN
KELOMPOK EKSPERIMEN Kode
Nama
Skor
Ranking
Rumus Pasangan
T-01
Bayu Wirasih
27
1
A
T-14
Setiawan Santoso
23
4
A
T-01
Rizki Maulana
22
5
A
T-08
Fibri Tri H
20
8
A
T-07
Indra Ariyudanto
19
9
A
T-04
Surya Arliawan
17
12
A
T-05
Setyo Nur A
16
13
A
T-06
Brian Rafiokta
`13
16
A
KELOMPOK KONTROL Kode
Nama
Skor
Ranking
Rumus Pasangan
T-03
Kiki Hartanto
26
2
B
T-13
Putri Romadhoni
24
3
B
T-12
Abdul Manan
22
6
B
T-15
Hanan Tri Joko
21
7
B
T-11
Arif Mahendra
19
10
B
T-16
Agus Putra H
18
11
B
T-10
Fafa Nurrohman
16
14
B
T-09
Arizal Budi W
15
15
B
56 Lampiran 5
HASIL TEST AKHIR (POST TEST) KELOMPOK EKSPERIMEN
No.
FOREHAND DRIVE
Nama
JML
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
Bayu Wirasih
2
4
4
3
5
3
5
3
2
3
34
2.
Setiawan Santoso
3
4
2
2
5
0
4
5
4
0
29
3.
Rizki Maulana
4
1
1
3
3
1
4
4
2
4
27
4.
Fibri Tri H
2
2
5
2
3
3
2
2
1
3
25
5.
Indra Ariyudanto
1
3
3
4
4
0
1
3
3
1
23
6.
Surya Arliawan
2
0
0
2
1
3
4
4
2
4
22
7.
Setyo Nur A
0
1
2
2
3
3
0
3
2
2
18
8.
Brian Rafiokta
0
2
1
2
2
3
2
1
1
2
16
Jumlah
194
57 Lampiran 6
HASIL TEST AKHIR (POST TEST) KELOMPOK KONTROL
No.
FOREHAND DRIVE
Nama
JML
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
Kiki Hartanto
3
4
5
4
1
0
3
4
3
3
30
2.
Putri Romadhoni
4
3
5
3
3
0
0
3
4
4
29
3.
Abdul Manan
4
1
3
2
4
3
3
1
0
3
24
4.
Hanan Tri Joko
2
2
3
0
2
1
3
4
5
2
24
5.
Arif Mahendra
0
3
2
1
5
3
1
1
2
2
20
6.
Agus Putra H
1
2
2
0
2
3
2
2
2
2
18
7.
Fafa Nurrohman
1
4
0
0
3
0
1
2
0
2
13
8.
Arizal Budi W
1
0
2
2
1
0
3
4
2
3
18
Jumlah
176
58 Lampiran 7
DATA PERHITUNGAN STATISTIK HASIL TES AWAL (PRE TEST) DENGAN POLA M-S
No.
-
T-02 T-14 T-01 T-08 T-07 T-04 T-05 T-06
Jumlah Mean
=
=
(B-MB)
(4)
(5)
(6)
(7)
26 24 22 21 19 18 16 15
27 23 22 20 19 17 16 13
-1 1 0 1 0 1 0 2
-1,5 0,5 -0.5 0,5 -0,5 0,5 -0,5 1,5
2,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 2,25
161 20,125
157 19,625
4
0
6
(3)
T-03 T-13 T-12 T-15 T-11 T-16 T-10 T-09
=
(K-E)
(2)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
=
b
K
(1)
=
B
Pasangan Subjek (K-E)
∑
=
4 = 0,5 8
− ∑ ( − 1) 20,125 − 19,625 6 8(8 − 1) 0,5 6 56
0,5 = 1,515 0,33
E
b2
59
Dari hasil perhitungan di atas diketahui thitung = 1,515 , sedangkan ttabel = 2,365, berarti thitung < ttabel =1,515 < 2,365. dengan demikian dapat dikatakan bahwa kelompok sampel tidak terdapat perbedaan, berarti mempunyai tingkat kemampuan sama sebelum treatmen dilaksanakan.
60 Lampiran 8
DATA PERHITUNGAN STATISTIK HASIL TES AKHIR (POST TEST) DENGAN POLA M-S
No.
-
(4)
(5)
(6)
(7)
30 29 24 24 20 18 13 18
34 29 27 25 23 22 18 16
-4 0 -3 -1 -3 -4 -5 2
-1,75 2,25 -0,75 1,25 -0,75 -1,75 -2,75 4,25
3,0625 5,0625 0,5625 1,5625 0,5625 3,0625 7,5625 18,0625
176 22
194 24,25
-18
0
39,5
T-02 T-14 T-01 T-08 T-07 T-04 T-05 T-06
Jumlah Mean
=
=
(B-MB)
(3)
T-03 T-13 T-12 T-15 T-11 T-16 T-10 T-09
=
(K-E)
(2)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
=
b
K
(1)
=
B
Pasangan Subjek (K-E)
∑
=
−18 = −2,25 8
− ∑ ( − 1) 22 − 24,25 6 8(8 − 1) −2,25 39,5 56
= 1,56
−2,25 = −2,669 = 2,669 0,843
E
b2
61
Dari hasil perhitungan di atas diketahui thitung = 2,669 , sedangkan ttabel dengan d.b signifikasi 5% = 2,365. Berarti thitung > ttabel atau 2,669 > 2,365. Dengan demikian dapt disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil antara latihan forehand drive dengan menggunkan metode latihan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011.
62 Lampiran 9
UJI PERBEDAAN MEAN
Untuk mengetahui metode latihan mana yang lebih baik antara latihan forehand drive menggunakan jarak dua tahap dan tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011, maka dilakukan uji perbedaan mean yaitu :
=
=
=
=
∑
176 = 22 8 ∑
194 = 24,25 8
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh Me = 24,25 dan Mk = 22 berarti Me > Mk yaitu 24,25 > 22. Dengan melihat uji mean di atas maka latihan forehand drive dengan metode latihan dua tahap lebih baik daripada latihan forehand drive dengan menggunakan metode jarak tiga tahap terhadap kemampuan penempatan forehand drive pada petenis putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang tahun 2011.
63 Lampiran 10
64 Lampiran 11 PROGRAM LATIHAN METODE JARAK DUA TAHAP
No. Pertemuan
Tujuan
Program Latihan
Repetisi
Waktu
Keterangan
1.
Tes Awal
Mengetahui kemampuan awal melakukan forehand drive
Sampel melakukan tes kemampuan forehand drive dengan percobaan 3 buah bola. Tes forehand drive dilakukan sebanyak 10 kali pukulan.
2.
I - IV
Anak dapat memperhatikan dan melakukan teknik forehand drive
a. Pemanasan - Lari keliling lapangan 3x - Stretching (4 set x 10 b. Latihan Inti 1. Penjelasan cara repetisi) memegang raket untuk melakukan forehand drive 2. Penjelasan metode latihan dengan metode jarak dua tahap 3. Melakukan forehand drive diawali dari garis service yang dilanjutkan ke garis baseline (jarak sebenarnya) c. Penutup - Pendinginan - Evaluasi Latihan
15 Menit
Gambar Metode Latihan Jarak Dua Tahap:
Keterangan : P
A1 dan A2
15 Menit
: Arah laju bola dari pelatih : Posisi pelatih berdiri : Latihan tahap 1 dan 2 : Bola hasil pukulan
65
3.
4.
V - VIII
IX – XII
Anak dapat melakukan forehand drive dengan gerak yang benar dan memperhatikan latihan forehand drive.
Anak dapat melakukan forehand drive dengan gerak yang benar dan memperhatikan latihan forehand drive.
a. Pemanasan - Lari keliling lapangan 3x - Stretching
15 Menit
b. Latihan Inti (6 set x 10 1. Melakukan metode repetisi) latihan forehand drive dengan metode jarak dua tahap 2. Anak berdiri diawali dari garis service yang dilanjutkan ke garis baseline (jarak sebenarnya) dengan repetisi yang telah ditentukan dalam satu set. c. Penutup - Pendinginan - Evaluasi latihan
15 Menit
a. Pemanasan - Lari keliling lapangan 3x - Stretching
15 Menit
b. Latihan Inti (7 set x 10 1. Melakukan metode repetisi) latihan forehand drive dengan metode jarak
66
dua tahap 2. Anak berdiri diawali dari garis service yang dilanjutkan ke garis baseline (jarak sebenarnya) dengan repetisi yang telah ditentukan dalam satu set.
5.
XIII – XVI
Anak dapat melakukan forehand drive dengan gerak yang benar dan memperhatikan latihan forehand drive.
c. Penutup - Pendinginan - Evaluasi latihan
15 Menit
a. Pendahuluan - Lari keliling lapangan 3x - Stretching
15 Menit
(8 set x 10 b. Latihan Inti 1. Melakukan metode repetisi) latihan forehand drive dengan metode jarak dua tahap 2. Anak berdiri diawali dari garis service yang dilanjutkan ke garis baseline (jarak sebenarnya) dengan repetisi yang telah ditentukan dalam satu set.
67
3. Penutup - Pendinginan - Evaluasi latihan 6.
Tes Akhir
Mengetahui kemampuan pukulan forehand drive setelah diberikan perlakuan sebanyak 16 kali pertemuan.
15 Menit
Sampel melakukan tes kemampuan forehand drive dengan percobaan 3 buah bola. Tes forehand drive dilakukan sebanyak 10 kali pukulan.
68
PROGRAM LATIHAN METODE JARAK TIGA TAHAP
No.
Pertemuan
Tujuan
Program Latihan
1.
Tes Awal
Mengetahui kemampuan awal melakukan forehand drive
Sampel melakukan tes kemampuan forehand drive dengan percobaan 3 buah bola. Tes forehand drive dilakukan sebanyak 10 kali pukulan.
2.
I - IV
Anak dapat memperhatikan dan melakukan teknik forehand drive
a. Pemanasan - Lari keliling lapangan 3x - Stretching b. Latihan Inti 1. Penjelasan cara memegang raket untuk melakukan forehand drive 2. Penjelasan metode latihan dengan metode jarak tiga tahap 3. Melakukan forehand drive diawali dari garis service yang dilanjutkan diantara garis service dan baseline kemudian berpindah ke garis baseline (jarak sebenarnya)
Repetisi
Waktu
15 Menit
Keterangan
Gambar Metode Latihan Jarak Tiga Tahap:
(4 set x 10 repetisi)
Keterangan : P A1, A2, A3
: Arah laju bola dari pelatih : Posisi pelatih berdiri : Latihan tahap 1, 2 dan 3 : Bola hasil pukulan
69
3.
4.
V - VIII
IX – XII
Anak dapat melakukan forehand drive dengan gerak yang benar dan memperhatikan latihan forehand drive.
Anak dapat melakukan forehand drive dengan gerak yang benar dan memperhatikan latihan forehand
c. Penutup - Pendinginan - Evaluasi latihan
15 Menit
a. Pemanasan - Lari keliling lapangan 3x - Stretching
15 Menit
b. Latihan Inti 1. Melakukan metode latihan forehand drive dengan metode jarak tiga tahap 2. Anak berdiri diawali dari garis service yang dilanjutkan diantara garis service dan baseline kemudian berpindah ke garis baseline dengan repetisi yang telah ditentukan dalam satu set
(6 set x 10 repetisi)
c. Penutup - Pendinginan - Evaluasi latihan
15 Menit
a. Pemanasan - Lari keliling lapangan 3x - Stretching
15 Menit
b. Latihan Inti 1. Melakukan metode latihan forehand drive dengan
(7 set x 10 repetisi)
70
drive.
5.
XIII – XVI
Anak dapat melakukan forehand drive dengan gerak yang benar dan memperhatikan latihan forehand drive.
metode jarak tiga tahap 2. Anak berdiri diawali dari garis service yang dilanjutkan diantara garis service dan baseline kemudian berpindah ke garis baseline dengan repetisi yang telah ditentukan dalam satu set c. Penutup - Pendinginan - Evaluasi latihan
15 Menit
a. Pendahuluan - Lari keliling lapangan 3x - Stretching
15 Menit
b. Latihan Inti 1. Melakukan metode latihan forehand drive dengan metode jarak tiga tahap 2. Anak berdiri diawali dari garis service yang dilanjutkan diantara garis service dan baseline kemudian berpindah ke garis baseline dengan repetisi yang telah ditentukan dalam satu set
(8 set x 10 repetisi)
71
c. Penutup - Pendinginan - Evaluasi Latihan 6.
Tes Akhir
Mengetahui kemampuan pukulan forehand drive setelah diberikan perlakuan sebanyak 16 kali pertemuan
15 Menit
Sampel melakukan tes kemampuan forehand drive dengan percobaan 3 buah bola. Tes forehand drive dilakukan sebanyak 10 kali pukulan.
72 Lampiran 12
PETUNJUK PELAKSANAAN TES FOREHAND DRIVE
Setelah mendapatkan penjelasan sampel menempatkan diri di tengah garis beseline. Pengumpan berdiri di sisi lapangan sebelah, diantara perpotongan garis service dan center line. Banyaknya bola yang harus dipukul berjumlah 13 kali yaitu untuk uji coba 3 kali, dan 10 kali untuk tes forehand drive. Berikut ini cara penilaian pelaksanaan tes. Cara pengambilan nilai : 1. Anak dipanggil satu persatu menurut daftar nama yang telah disusun. 2. Setelah pencatat skor, pengumpan dan pengawas sasaran siap, maka sampel menempatkan diri untuk melakukan tes, dengan menempatkan diri di tengah garis baseline. 3. Sampel melakukan pukulan sebanyak 13 kali, dengan 3 kali untuk percobaan, kemudian 10 kali unuk tes forehand drive. 4. Apabila umpan menyangkut di net atau bola umpan jatuh jauh dari sampel, maka umpan bola diulang lagi. 5. Setiap kesalahan melakukan forehand drive sesuai dengan peraturan nilainya 0 atau bila bola keluar dari sasaran, sedangkan apabila bola masuk namun melewati tali pembatas maksimal untuk tinggi bola, maka nilai setengah dari nilai yang didapat. 6. Skor akhir adalah jumlah poin yang diperoleh dari 10 kali melakukan pukulan forehand drive.
73
Alat dan Perlengkapan Penelitian: 1. Lapangan Tenis 2. Bola Tenis 3. Raket Tenis 4. Net 5. Blangko Penelitian 6. Meteran 7. Alat Tulis 8. 5 angka sasaran. 9. Rafia (tali). 10. Lakban.
74 Lampiran 13
DAFTAR NAMA DOSEN PEMBIMBING DAN PETUGAS LAPANGAN
NO
NAMA
JABATAN
1.
Sri Haryono, S.Pd, M.Or
Dosen Pembimbing I
2.
Drs. Sukirno, M.Pd
Dosen Pembimbing II
3.
Arif Praba Setya
Peneliti
4.
Ade Purnomo
Pengumpan (Feeder)
5.
Novi Ria Setyaning Nurdiana
Pencatat Hasil Tes
6.
Eka Ardiansah
Dokumentasi
7.
Desi Merauke
Pembantu umum
75 Lampiran 14
76
77 Lampiran 15
78
Lampiran 16
79 Lampiran 17
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar pelaksanaan tes forehand drive di Klub Diklat Pandanaran Semarang
80
Proses pengambilan data forehand drive
Foto bersama para petenis Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang