ARTIKEL PENELITIAN
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE AUDIOVISUAL PADA PEMBELAJARAN PEMASANGAN IUD Purwati1 1
Dosen Program Studi Kebidanan Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ABSTRACT Background: The teaching methodology is one key for learners' learning success. In learning of IUDs installation needed proper teaching methods so that an understanding of the subject application of subject that was submitted can be achieved by learners. Objective: The aims of this study is to know the difference of psychomotor learning outcomes using demonstration method and audio-visual method on learning IUD installation. Methods: This study is a quasi experimental study design with pretest-posttest control group design and statistical tests used are independent t-test. The population of this study is students of Giri Satri Husada Midwifery Academy Semester IV. Samples were taken with a total sampling (n =40). Samples were divided into 2 groups, each group of 20 respondents to the demonstration and 20 respondents to the audio visual. Each group will get a pretest and then were treated, for the demonstration will receive treatment demonstration method, and audio-visual group will receive treatment audio visual method. After both groups received treatment and then were measured posttest again. Results: The different test results using independent t test showed the difference of mean (M) = -1.100, t (38) = -0.914 (p = 0.364). There was no significant difference at pretest value between demonstration and audio-visual group, in other words the initial ability of students between these two groups has a similarity. The posttest value indicates the difference of mean (M) = 12.00, t (38) = 7.714 (p = 0.000). There are significant differences of posttest values on demonstrations and audiovisual group, in other words that the ability of learners between these two groups are differ. The demonstration group posttest value is higher than the audio-visual group, in other words the ability of the demonstration group is better than the audio-visual group ability. Conclusion: There are differences in psychomotor learning outcomes using the demonstration method and audio-visual method on learning the installation of IUDs. The demonstration method showed better learning outcomes than audiovisual method. Keywords: Demonstration method, audio-visual method, learning outcomes, IUDs installation.
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu
PENDAHULUAN Paradigma
baru
program
Keluarga
merupakan
alasan
utama
diperlukannya
Berencana Nasional telah diubah visinya dari
pelayanan keluarga berencana. Masih banyak
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia
alasan lain, misalnya membebaskan wanita dari
Sejahtera
visi
untuk
rasa khawatir terhadap terjadinya gangguan
Berkualitas
tahun
fisik atau psikologis akibat tindakan abortus
berkualitas
adalah
yang tidak aman, serta tuntutan perkembangan
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
sosial terhadap peningkatan status perempuan
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan
di masyarakat (Saifuddin et al., 2004).
(NKKBS)
mewujudkan 2015”.
menjadi
“Keluarga
Keluarga
yang
ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
mampu
memberitahukan
manfaat
dan
(Saifuddin et al., 2004).
pentingnya penggunaan kontrasepsi. Salah satu
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 – 71 23
Purwati Perbedaan Hasil Belajar Psikomotorik
alat kontrasepsi yang digunakan oleh wanita
mengapa
seorang
guru
gagal
dalam
adalah intra uterine device (IUD). IUD sangat
menjalankan tugasnya sebagai pengajar.
waktu
Ragam dan jumlah metode pembelajaran
dapat
mulai yang paling tradisional sampai yang paling
digunakan semua perempuan usia produksi.
modern sesungguhnya banyak dan hampir tidak
IUD tidak mempengaruhi hubungan seksual dan
dapat dihitung dengan jari-jari tangan. Contoh
mencegah kehamilan ektopik.
macam metode mengajar yang dipandang
efektif,
refersibel
penggunannya
dan
panjang.
batas Selain
itu
dan
representatif adalah metode demonstrasi dan
teknologi semakin berkembang pula peralatan
metode audio visual. Metode demonstrasi
teknologi yang dimanfaatkan untuk interaksi
dalam
antara
dalam
informasi
dapat
pendidikan. Fred S. Keller, 1960 mengatakan
peragaan
atau
bahwa
pembelajaran
melakukan atau mengerjakan sesuatu (Syah,
konvensional yang kurang menarik perhatian
2002). Sedangkan media audio visual memiliki
peserta didik bahkan menyerobot hak-hak
kemampuan yang dapat menyampaikan pesan
peserta didik untuk belajar. Pengajar bukan
lebih
satu-satunya pemegang otoritas pengetahuan
menyampaikan pesan audio, visual dan gerak.
di kelas. Secara alamiah peserta didik bisa diberi
Media ini dapat menyajikan hal-hal yang nyata
kemandirian
maupun fiktif (Basuki & Mukti, 2001).
Berkembangnya
peserta
ilmu
didik
penerapan
untuk
pengetauan
dan
metode
tutor
belajar
dengan
memanfaatkan aneka sumber belajar (Payong,
hubungannya
realistis,
Dalam
dengan
diartikan
sebagai
pertunjukan
karena
pembelajaran
penyajian upaya
tentang
media
ini
cara
dapat
pemasangan
IUD
dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat
2006). Metodologi mengajar merupakan salah satu
sehingga pemahaman aplikasi dari pokok
kunci keberhasilan belajar peserta didik. Bagian
bahasan yang disampaikan dapat dicapai oleh
terpenting yang sering dilupakan orang adalah
peserta didik. Pemilihan metode pembelajaran
strategi mengajar yang sesungguhnya melekat
yang tepat diharapkan dapat meningkatkan
dalam metodologi mengajar. Menurut Syah
hasil belajar baik dari segi kognitif, afektif dan
(2002) mengatakan pada prinsipnya, tidak satu
psikomotor.
pun metode mengajar yang dapat dipandang
Pada karya tulis ilmiah pembelajaran senam
sempurna dan cocok dengan semua pokok
nifas
bahasan yang ada dalam setiap bidang studi.
demonstrasi menunjukkan hasil belajar yang
Mengapa? Karena setiap metode mengajar
lebih baik daripada metode lain (Sriwahyuni,
pasti memiliki keunggulan-keunggulan dan
2006). Pada penelitian lain peserta didik yang
kelemahan-kelamahan
mendapatkan
yang
khas.
Namun
kenyataan ini tak bisa dijadikan argumen
dengan
menggunakan
pengajaran
metode
dengan
menggunakan metode demonstrasi memiliki
24 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 – 71
Purwati Perbedaan Hasil Belajar Psikomotorik
kemampuan yang berbeda dengan peserta didik
menggunakan metode demonstrasi dan metode
yang mendapatkan pengajaran dengan metode
audio visual pada pembelajaran pemasangan
inkuiri (Haryanto, 2005).
IUD.
Meiyensi
(2006)
dalam
penelitian
pembelajaran audio visual mengatakan bahwa,
METODOLOGI
dengan pembelajaran audio visual peserta didik
Penelitian
ini
adalah
penelitian
quasi
dan
eksperimental dengan pendekatan pretest-
pengetauan baru. Peserta didik lebih banyak
posttest control group (Arikunto, 2002). Dalam
bertanya, lebih kreatif dan lebih mampu
penelitian ini digunakan 2 subyek eksperimen
mengerjakan berbagai soal dan ujian yang dia
yaitu kelompok demonstrasi dan kelompok
berikan.
audio visual, dapat dilihat pada gambar 1.
menemukan
sebuah
pembaruan
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan perbedaan
penelitian hasil
untuk
belajar
mengetahui psikomotorik Populasi
Sampel 40 mahasiswa Random Kelompok I demonstrasi
Kelompok II audio visual
Hasil belajar (pre test, treatment, post test)
Hasil belajar (pre test, treatment, post test)
Analisa data Gambar 1. Desain penelitian pretest-posttest control group. Populasi
penelitian
adalah
mahasiswa
2007/2008. Teknik pengambilan sampel dalam
Diploma III Kebidanan Semester IV Akademi
penelitian
ini
menggunakanteknik
total
Kebidanan Giri Satria Husada tahun ajaran
sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 – 71 25
Purwati Perbedaan Hasil Belajar Psikomotorik
dengan mengambil seluruh anggota populasi
dijumlahkan menjadi satu nilai akhir dengan
yang memenuhi kriteria inklusi kemudian
rumus :
seluruh jumlah peserta didik sebanyak 65, yang
skor rata − rata X 100 skor maksimal
memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 40
Data yang diperoleh dianalisa dengan
dijadikan sampling (Nursalam, 2003). Dari
peserta didik. Penempatan subyek penelitian
menggunakan
dilakukan dengan cara random, yaitu dengan
independen (two independent samples t test).
undian (Arikunto, 2006). Di mana peneliti
Metode ini digunakan untuk menguji ada
membuat lotere yang berisi nomor sejumlah
tidaknya perbedaan yang signifikan antara dua
anggota populasi yang memenuhi kriteria
kelompok sampel. Bentuk umum rumusan
inklusi kemudian setiap peserta mengambil
hipotesis yang diuji adalah:
lotere tersebut. Peneliti membagi sampel menjadi 2 kelompok sesuai dengan nomor urut, dimana 1-20 menjadi 1 kelompok dengan perlakuan demonstrasi dan 21-40 menjadi kelompok dengan perlakukan audio visual. Instrumen
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data adalah dengan skala nilai. Peneliti menggunakan skala nilai dari institusi
uji
t
untuk
dua
sampel
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok Rumus dari statistik t test menurut Hadi (2004) adalah:
t=
m−M n−1 sd
pendidikan Akademi Kebidanan yang telah
di mana,
memenuhi standar prosedur pemasangan IUD.
m = perbedaan mean kedua kelompok sam
Dalam pengambilan data dilakukan dengan
sd = standar deviasi
cara,
M = mean populasi
peserta
didik
melakukan
prosedur
pemasangan IUD, kemudian peneliti mengamati
n = besarnya sampel
dengan menilai setiap prosedur yang dilakukan
Perhitungan
oleh peserta didik sesuai skala nilai yang ada.
uji
t
dilakukan
dengan
menggunakan perangkat lunak komputer. Uji t
Data yang digunakan pada penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
adalah data primer yang diperoleh dari
perbedaan yang signifikan dari nilai pretest
penilaian praktek (psikomotor) dengan skala
antar kedua kelompok. Nilai pretest ini sendiri
nilai.
sempurna
menunjukkan kemampuan awal dari semua
mendapat skor 2, jika dilakukan kurang
peserta didik yang menjadi sampel. Apabila
sempurna mendapat skor 1, jika tidak dilakukan
terbukti melalui pengujian bahwa kemampuan
mendapat skor 0. Hasil penilaian praktek
awal dari kedua kelompok sama maka nilai
Jika
dilakukan
dengan
posttest otomatis dapat digunakan sebagai
26 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 – 71
Purwati Perbedaan Hasil Belajar Psikomotorik
parameter hasil belajar untuk menentukan
Sebelum dilakukan eksperimen, 20 peserta didik kelompok demonstrasi dan 20 peserta
metode pembelajaran yang lebih baik. Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis
didik kelompok audio visual dilakukan pretest
penelitian. Apabila terdapat perbedaan yang
untuk mengetahui kemampuan awal dari
signifikan antara nilai posttest kedua kelompok
peserta didik kedua kelompok.
maka juga berarti bahwa kelompok dengan nilai
Setelah kedua kelompok peserta didik
rata-rata yang lebih tinggi merupakan kelompok
diberi perlakuan (treatment) yaitu mengalami
dengan metode yang lebih baik.
kegiatan belajar dengan metode pembelajaran tiap
yang telah ditentukan yaitu dengan metode
kelompok dihitung nilai-nilai statistik deskriptif
demonstrasi untuk satu kelompok dan metode
(jumlah data, mean, standar deviasi, standar
audio visual untuk kelompok yang lain, maka
error) kemudian rata-ratanya disajikan dalam
dilakukan tes akhir atau Posttest
bentuk
deskriptif
mengetahui hasil belajar dari kedua kelompok.
dinarasikan secara ringkas untuk memperjelas
Hasil belajar ini sekaligus menunjukkan mana
dan memberikan gambaran umum mengenai
yang
hasil penelitian.
pembelajaran. Berikut adalah rangkuman hasil
Data
nilai
pretest
tabel.
Hasil
dan
posttest
statistik
lebih
baik
dari
kedua
untuk
metode
pre dan post test dari kedua kelompok. HASIL PENELITIAN 1. Nilai
pretest
dan
posttest
kelompok
demonstrasi dan kelompok audio visual Tabel 1. Hasil nilai pretest dan posttest kelompok demonstrasi dan audio visual. Metode Pembelajaran n Nilai Pretest + SD Nilai Posttest + SD Demonstrasi 20 54,10 ± 3,582 91,10 ± 4,471 Audio Visual 20 55,20 ± 4,021 79,10 ± 5,330
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
rata posttest dari kelompok peserta didik
bahwa nilai rata-rata pretest dari kedua
dengan metode pembelajaran audio visual
kelompok peserta didik hampir sama yaitu
yaitu 79,10.
54,10 untuk kelompok demonstrasi dan 55,20
2. Perbedaan
nilai
pretest
kelompok
untuk kelompok audio visual. Sedangkan nilai
demonstrasi dan kelompok audio visual
rata-rata posttest dari kelompok peserta didik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
dengan metode pembelajaran demonstrasi
apakah kemampuan awal dari peserta didik
adalah 91,10 lebih tinggi dari pada nilai rata-
antara kedua kelompok sama.
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 – 71 27
Purwati Perbedaan Hasil Belajar Psikomotorik
Tabel 2. Perbedaan nilai pretest demonstrasi dan audio visual pada uji t test independen (n = 40). Tes Levene Kesamaan Varians Perbedaan Pebedaan Metode F p M 95% CI t (df) Demonstrasi dan audio visual 0,999 0,324 -1,100 -3,538 – 1,338 -0,914 (38)
Pada
tabel
2
di
atas
tes
p 0,367
Levene
antara kedua kelompok atau dengan kata lain
menunjukkan nilai uji F = 0,999 (p = 0,324),
kemampuan awal peserta didik antara kedua
karena nilai p > 0,05 maka berarti ada
kelompok sama.
perbedaan varians yang bermakna, dengan kata
3. Perbedaan
nilai
posttest
kelompok
lain sampel penelitian menun jukkan adanya
demonstrasi dan kelompok audio visual
heterogenitas. Hasil uji beda menggunakan uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
independen menunjukkan perbedaan Mean (M)
apakah metode pembelajaran demonstrasi
= -1,100, t (38) = -0,914 (p = 0,364). Hasil uji t
lebih baik (memberikan hasil belajar yang lebih
independen
baik) dibandingkan metode pembelajaran audio
menunjukkan
tidak
terdapat
perbedaan yang signifikan pada nilai pretest
visual atau sebaliknya.
Tabel 2. Perbedaan nilai posttest demonstrasi dan audio visual pada uji t test independen (n = 40). Tes Levene Kesamaan Varians Perbedaan Pebedaan Metode F p M 95% CI t (df) Demonstrasi dan audio visual 0,003 0,957 12,00 8,851 – 15,149 7,714 (38)
Pada
tabel
3
di
atas
tes
Levene
menunjukkan nilai uji F = 0,003 (p = 0,957),
p 0,000
kelompok demosntrasi lebih baik daripada kemampuan kelompok audio visual.
karena nilai p > 0,05 maka berarti ada perbedaan varians yang bermakna, dengan kata lain sampel penelitian menunjukkan adanya heterogenitas. Hasil uji beda menggunakan uji t
PEMBAHASAN Penelitian
Nontji
(2006)
menunjukkan
independen menunjukkan perbedaan Mean (M)
kesimpulan yang serupa dengan hasil penelitian
= 12,00, t (38) = 7,714 (p = 0,000). Hasil uji t
ini, di mana metode demonstrasi pada cara
independen menunjukkan terdapat perbedaan
perawatan payudara menunjukkan kategori
yang signifikan pada nilai posttest antara kedua
hasil baik. Dalam hal ini responden melihat
kelompok atau dengan kata lain kemampuan
secara langsung cara perawatan payudara.
akhir peserta didik antara kedua kelompok
Menurut Djamarah (2002) salah satu kelebihan
berbeda. Mengacu pada tabel 1 di atas tampak
dari metode demonstrasi adalah pengalaman
nilai rata-rata posttest kelompok demonstrasi
dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
melekat dalam diri peserta didik. Pengalaman
audio visual, dengan kata lain kemampuan
dan kesan diperoleh karena peserta didik
28 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 – 71
Purwati Perbedaan Hasil Belajar Psikomotorik
melihat secara langsung suatu proses atau cara
metode audiovisual mampu menyampaikan
melakukan sesuatu.
pesan-pesan yang lengkap, rumit dan realistis,
Tetapi, pada penelitian yang dilakukan oleh
hampir semua mata kuliah dapat ditampilkan
Andriana (2007) membuktikan hasil sebaliknya,
dalam bentuk audiovisual, penyajian dapat
bahwa metode audio visual menunjukkan hasil
dilakukan berulang kali (Masrial, 1999).
yang lebih baik dibandingkan dengan metode
Metode demonstrasi lebih baik dalam
pengetahuan
penelitian ini dikarenakan dalam metode
tentang gizi buruk pada balita. Menurut Masrial
demonstrasi dapat terjadi umpan balik dan
(1999) keunggulan metode audio visual adalah
interaksi antara pengajar dan peserta didik,
mampu menyampaikan pesan-pesan yang lebih
sehingga apabila ada peserta didik yang tidak
lengkap,
Metode
jelas ataupun kurang jelas dapat dilakukan
pembelajaran demonstrasi dan metode audio
pengulangan dan ditanyakan pada pengajar
visual
secara langsung. Dan juga terdapat penguasaan
modul
dalam
meningkatkan
rumit
dan
realistis.
mempunyai
kesamaan
dalam
menstimulasi indera peserta didik, yaitu indera
terhadap
penglihatan dan indera pendengaran pada
perhatian peserta didik dapat lebih dipusatkan
waktu
informasi.
serta proses belajar lebih terarah pada materi
Perbedaannya pada nyata dan tidak nyata. Pada
yang sedang dipelajari. Hal tersebut sangat
metode
menunjang
proses
penyampaian
demonstrasi
peserta
didik
dapat
berinteraksi langsung dengan pengajar, tetapi pada audio visual hanya melihat rekaman video. Kedua
metode
mempunyai
pembelajaran
kelebihan
tersebut
masing-masing.
peserta
didik,
keberhasilan
secara
psikologis
belajar
dengan
menggunakan metode demonstrasi. Sedangkan untuk metode audio visual nilai hasil
belajarnya
tidak
sebagus
metode
demonstrasi dikarenakan metode audio visual
manfaat
yang dilakukan selama penelitian, perhatian
psikologis pedagogis dari metode demonstrasi
peserta didik cenderung kurang maksimal
adalah perhatian peserta didik dapat lebih
terhadap pesan yang disampaikan tetapi lebih
dipusatkan, komunikasi dua arah, peserta didik
tertarik
dapat melibatkan diri secara aktif dalam
metode audio visual tidak terjadi komunikasi
penyajian materi, proses belajar peserta didik
dua arah atau tidak terjadi reaksi umpan balik
lebih
sedang
antara pemberi pesan dan penerima pesan,
dipelajari, pengalaman dan kesan sebagai hasil
sehingga kurang diketahui tingkat pemahaman
pembelajaran lebih melekat dalam diri pserta
peserta didik terhadap materi yang disampaikan
didik,
serta tidak dapat mengarahkan dan menguasai
Djamarah
(2002)
terarah
mengemukakan
pada
memudahkan
materi
berbagai
yang
penjelasan,
membantu peserta didik untuk memahami
pada
tampilan
gambarnya.
Pada
sasaran atau peserta didik.
jalani suatu proses atau kerja suatu benda. Pada
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 – 71 29
Purwati Perbedaan Hasil Belajar Psikomotorik
hasil
KESIMPULAN DAN SARAN
belajar
menggunakan
metode
dilakukan
demonstrasi dan metode audio visual
diperoleh hasil yang menunjukkan tidak ada
dengan melakukan evaluasi lanjutan. Hal
perbedaan
nilai yang signifikan p > 0,05
tersebut untuk mengetahui perbedaan hasil
sedangkan pada posttest p < 0,05 yang
belajar bukan hanya pada short term
menunjukkan
memory, namun juga pada long term
Berdasarkan
penelitian
ada
yang
perbedaan
nilai
yang
signifikan. Hasil posttest menunjukkan hasil
memory.
belajar psikomotorik metode demonstrasi lebih baik daripada metode audio visual pada tehnik
DAFTAR PUSTAKA
pemasangan IUD. Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat disarankan hal-hal berikut ini: 1. Pemilihan
metode
pembelajaran
yang
bervariasi sangat penting agar hasil belajar peserta didik lebih maksimal. Penggunaan teknologi dalam proses mengajar sangat dianjurkan karena bisa mengoptimalkan hasil belajar dan memdorong peserta didik untuk belajar mandiri. 2. Hendaknya pengajar dapat memilih metode pembelajaran yang tepat untuk setiap materi
yang
akan
diberikan,
metode
demonstrasi maupun metode audiovisual dapat
digunakan
sebagai
alternative
metode pembelajaran. Pada pembelajaran ranah psikomotorik, metode demonstrasi dapat digunakan sebagai alternative pilihan yang tepat.
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Djamarah, S. B. (2000). Prestasi dan kompetensi guru. Surabaya: Usaha Nasional. Hadi, S. (2004). Metode research. Yogyakarta: ANDI. Masrial. (1993).Teras kuliah belajar-mengajar aktif. Padang: Angkasa Raya. Meiyensi. (2006). Pembelajaran audio visual menangkan LKTI. Diakses dari http://www.lampungpost.com/cetak/berita .php Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metode penelitian keperawatan. Jakarata: Salemba Medika. Payong, M. R.( 2006). Goodbye teacher.Diakses dari http://www.unisosdem.org/ Syah, M. (2002). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
3. Untuk penelitian yang akan datang dapat dilakukan penelitian tentang perbedaan
30 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 – 71