Rekaracana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional
© Teknik Sipil Itenas | No.x | Vol.xx Januari 2015
Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute Dan Metode PCI GILANG, REZKY1, PRASETYANTO, DWI2 1Mahasiswa,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2Dosen, Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional E-mail:
[email protected] ABSTRAK
Kondisi permukaan perkerasan jalan dapat diidentifikasi dengan menggunakan beberapa metode, antara lain metode Asphalt Institute dan metode PCI. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan nilai kondisi permukaan perkerasan jalan yang ditinjau dengan menggunakan metode Asphalt Institute dan metode PCI. Data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh langsung dari lapangan. Identifikasi kondisi perkerasan jalan dengan metode Asphalt Institute dan metode PCI menunjukkan hasil yang berbeda. Nilai kondisi yang diperoleh dari perhitungan metode Asphalt Institute berupa tipe pekerjaan perbaikan jalan seperti pemeliharaan rutin dan pemberian lapis tambah, tetapi hasil yang diperoleh dari perhitungan metode PCI berupa preventative maintenance sampai rekonstruksi. Setelah hasil kedua metode tersebut dibandingkan, dapat disimpulkan bahwa kedua metode sama baiknya dan sama-sama mendekati dengan kondisi aktual di lapangan. Kata-kata kunci: nilai kondisi permukaan, asphalt institute, PCI Identifying the road pavement condition can be done by using several methods, but this study will only use two methods and those methods are Asphalt Institute method and PCI method. The purpose of this study is to compare the condition of road pavement which obtained from analysis using Asphalt Institute method and PCI method. These two methods will be using primary data which taken from the actual road condition. Identification of road pavement using Asphalt Institute method and PCI method indicate a different result. The calculation results from Asphalt Institute method are given as reparation type such as overlay and routine maintenance, but the calculation results from PCI method are given as preventative maintenance, major rehabilitation, and reconstruction. After comparing the results from both methods, can be concluded that both methods are equally good and equally capable to represent the road actual conditon.
Keywords: surface rating condition, asphalt institute, PCI
Rekaracana - 1
Gilang, Rezky, Prasetyanto, Dwi
1. PENDAHULUAN Ruas jalan seringkali dijumpai dalam keadaan yang berbeda-beda, seperti baik, sedang, rusak ringan, ataupun rusak berat Melihat kondisi yang seperti ini, dibutuhkan identifikasi kondisi jalan, agar dapat diambil suatu keputusan tepat guna meningkatkan kualitas jalan tersebut dengan cara memperbaiki kerusakan yang ada, sehingga dapat melayani pengguna jalan dengan baik. Identifikasi kondisi kerusakan perkerasan pada permukaan jalan dilakukan di Jalan Pinus Raya Perumahan Pondok Hijau Kota Bandung (Gambar 1.) yang dapat diketahui dengan sistem penilaian tertentu. Kondisi permukaan perkerasan jalan dapat diidentifikasi dengan menggunakan beberapa metode pendekatan seperti metode Bina Marga, metode AASHTO, metode AUSTROAD, metode Asphalt Institute dan metode Pavement Condition Index (PCI). Tugas akhir ini akan menggunakan dua metode penilaian kondisi jalan, yaitu metode Asphalt Institute dan metode PCI.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Asphalt Institute Pada metode Asphalt Institute, data yang diperoleh dari survey adalah data evaluasi kondisi perkerasan dan nilai kerusakan perkerasan berdasarkan masing-masing jenis kerusakan yang terdapat di lapangan. Penilaian menurut (Asphalt Institute MS-17, 2009) adalah sebagai berikut: a. Evaluasi Kondisi Perkerasan Pada tahap ini, pengisian formulir evaluasi kondisi perkerasan dilakukan secara visual dengan memberikan tanda ceklis pada kolom keparahan kerusakan. Selanjutnya dilakukan pemberian presentase dan nilai terhadap kerapatan kerusakan dan karakteristik kerusakan yang disesuaikan dengan masing-masing jenis kerusakan yang terdapat pada setiap unit sample di lapangan. b. Penilaian Perkerasan Aspal
Rekaracana - 2
Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute dan Metode PCI
Setelah melakukan evaluasi terhadap kondisi permukaan perkerasan jalan, maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah memberikan nilai kerusakan pada formulir nilai kondisi yang ditentukan berdasarkan pertimbangan hasil evaluasi kondisi permukaan tersebut dan juga tingkat parahnya kerusakan yang diamati. Cara menghitung nilai kondisi Setelah seluruh kerusakan dinilai, nilai-nilai individual lalu dijumlahkan. Jumlahnya akan mengurangi nilai 100, dan hasilnya didefinisikan sebagai nilai kondisi (condition rating) yang dinyatakan dalam Rumus 1: Nilai kondisi = 100 – Jumlah nilai kerusakan individu ......................................... (1)
Nilai kondisi yang diperoleh tersebut, telah dianggap cukup baik untuk menggambarkan kondisi kerusakan perkerasan. Interpretasi nilai kondisi Terdapat dua cara di mana nilai kondisi dapat digunakan. Pertama, nilai kondisi digunakan sebagai pengukur relatif yang akan memberikan cara rasional dalam mebuat rangking kondisi jalan. Kedua, nilai kondisi dipakai sebagai pengkur absolut. Di sini, nilai kondisi memberikan indikator dari tipe dan tingkat besarnya pekerjaan perbaikan yang akan dilakukan. Sebagai aturan umum, jika nilai kondisi di antara 80 – 100, maka hanya diperlukan operasi pemeliharaan normal, contohnya: pengisian retakan, penutupan lubang, atau mungkin hanya pemberian lapisan pelindung saja. Jika nilai kondisi di bawah 80, maka diperlukan pelapisan tambahan (overlay). Untuk hal ini, maka masih diperlukan analisis yang lebih mendalam lagi. Tapi jika nilai kondisi di bawah 30, maka diperlukan pembangunan kembali (rekonstruksi). Gambar 2. menunjukkan kisaran nilai kondisi yang berguna sebagai indikator tipe pemeliharaan.
Gambar 2. Nilai kondisi sebagai indikator tipe pemeliharaan
2.2 Metode Pavement Condition Index PCI (Pavement Condition Index) adalah salah satu sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan sebagai acuan penilaian kondisi suatu jalan dan dalam usaha pemeliharaan. Berikut adalah tahap perhitungan metode PCI (Shahin, 1994): a. Menghitung nilai kerapatan kerusakan (density) b. Menghitung nilai pengurang (deduct value) c. Menghitung nilai pengurang total (total deduct value) d. Menghitung nilai pengurang pengurang maksimum (m) e. Menghitung nilai pengurang terkoreksi (corrected deduct value) f. Menghitung klasifikasi kualitas perkerasan (PCI) Nilai PCI yang diperoleh kemudian digunakan untuk penilaian kondisi perkerasan. Pembagian nilai kondisi perkerasan yang disarankan Shahin (1994) ditunjukkan dalam Gambar 3.
Rekaracana - 3
Gilang, Rezky, Prasetyanto, Dwi
100
Excellent
85
Very Good
70
Good
55
Fair
40
Poor
25
Very Poor
10
Failed
Preventative Maintenance
Major Rehabilitation
Reconstruction
Gambar 3. Hubungan Nilai PCI dengan Rating Kondisi Jalan
3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode untuk penelitian ini di perlihatkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Bagan Alir Rekaracana - 4
Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute dan Metode PCI
Identifikasi Masalah dan Penentuan Topik Penelitian Tahap identifikasi masalah merupakan tahap penentuan topik penelitian yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini berdasarkan permasalahan yang banyak ditemukan di lapangan. Studi Pustaka Studi Pustaka merupakan tahapan pengumpulan bahan-bahan kepustakaan yang berhubungan dengan pembahasan Tugas Akhir ini dan sebagai referensi persiapan dalam langkah selanjutnya. Survey a. Metode Asphalt Institute Prosedur pelaksanaan menurut metode Asphalt Institute yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penilaian kenyamanan berkendara, 2. Mengamati jenis kerusakan, parahnya kerusakan, kerapatan kerusakan, dan karakteristik kerusakan, 3. Memberikan nilai pada jenis dan tingkat kerusakan tertentu. b. Metode PCI Prosedur pelaksanaan menurut metode PCI yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah sample minimal yang akan diperiksa dan juga tentukan interval sample sepanjang jalan yang akan ditinjau, 2. Melakukan pengukuran luas kerusakan atau panjang kerusakan sesuai dengan jenis kerusakan dan tingkat keparahan kerusakan yang terjadi di ruas jalan. Perhitungan Setelah melakukan survey, data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan dua metode yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu Asphalt Institute dan PCI. Berdasarkan hasil analisis tersebut ditetapkan nilai kondisi yang menggambarkan kerusakan perkerasan. Pembahasan Pembahasan yang dilakukan berisi perbandingan jenis kerusakan, survey kondisi, analisis, dan hasil analisis dari dua metode yang dikaji. 4. DATA DAN ANALISIS DATA 4.1 Hasil Penelitian Berikut adalah hasil perhitungan nilai kondisi serta penetapan tipe perbaikan dari metode Asphalt Institute dan metode PCI (Tabel 1). Tabel 1. Penetapan Tipe Perbaikan Berdasarkan Nilai Kondisi
Sampel
Nilai Kondisi Metode Asphalt Institute
1
78
2
77
3
81
Tipe Perbaikan Metode Asphalt Institute Pemberian lapis tambah (overlay) Pemberian lapis tambah (overlay) Pemeliharaan rutin
Rekaracana - 5
Nilai Kondisi Metode PCI 82 75 83
Tipe Perbaikan Metode PCI
Preventative Maintenance Preventative Maintenance Preventative Maintenance
Gilang, Rezky, Prasetyanto, Dwi
Tabel 1. Penetapan Tipe Perbaikan Berdasarkan Nilai Kondisi (lanjutan)
Sampel
Nilai Kondisi Metode Asphalt Institute
4
78
5
77
6
74
Tipe Perbaikan Metode Asphalt Institute Pemberian lapis tambah (overlay) Pemberian lapis tambah (overlay) Pemberian lapis tambah (overlay)
Nilai Kondisi Metode PCI
Tipe Perbaikan Metode PCI
50
Major Rehabilitation
36
Reconstruction
21
Reconstruction
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Tabel 2. Perbandingan Metode Asphalt Institute dan Metode PCI
Perbandingan
Metode Asphalt Institute
Jenis Kerusakan yang Ditinjau
Retak melintang, retak memanjang, retak berkelok, retak kulit buaya, retak pinggir, alur, keriting, pelepasan butiran, sungkur, lubang, kegemukan, dan agregat licin
Retak kulit buaya, kegemukan, retak blok, keriting, amblas, retak pinggir, retak refleksi, penurunan bahu jalan, retak memanjang, retak melintang, tambalan, pengausan, lubang, alur, sungkur, retak bulan sabit, pengembangan, dan pelepasan butiran
Survey
Melakukan pengisian formulir evaluasi kondisi perkerasan dan formulir penilaian perkerasan, disesuaikan dengan jenis kerusakan yang terjadi
Melakukan pengukuran luas, panjang, lebar, dan kedalaman pada kerusakan, serta menentukan tingkat keparahan kerusakan (low, medium, high), disesuaikan dengan jenis kerusakan yang terjadi
Perhitungan
1. Menghitung nilai pengurang dengan menjumlahkan nilai kerusakan untuk setiap kerusakan yang berbeda 2. Mengurangkan nilai 100 dengan nilai pengurang yang telah dijumlahkan Penentuan nilai kondisi jalan
Rekaracana - 6
Metode PCI
1. Menghitung jumlah sampel minimum dan interval sampel 2. Menghitung nilai kerapatan (density) sesuai dengan tingkat keparahan di setiap jenis kerusakan 3. Menghitung nilai deduct value 4. Menghitung nilai allowable maximum of deduct value 5. Menentukan nilai CDV 6. Menghitung nilai PCI 7. Penentuan nilai kondisi jalan
Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute dan Metode PCI
Menurut hasil metode Asphalt Institute, sampel 1, 2, 4, 5 dan 6 diperlukan pemberian lapis tambah (overlay). Sampel 3 hanya diperlukan operasi pemeliharaan rutin berupa pemotongan rumput serta pekerjaan-pekerjaan perbaikan pada bahu jalan dan saluran air. Sedangkan, hasil metode PCI menunjukkan bahwa sampel 1, 2, dan 3 masih dalam kondisi sangat baik dan memerlukan perawatan pencegahan (preventative maintenance). Sampel 4 dengan hasil kondisi sedang memerlukan perbaikan mayor (major rehabilitation), Sampel 5 dan Sampel 6 dengan hasil kondisi buruk dan sangat buruk memerlukan rekonstruksi (reconstruction). Kekurangan dari metode Asphalt Institute adalah penilaian yang harus obyektif dengan berbagai pertimbangan atau benar-benar sesuai dengan kerusakan yang terdapat di lapangan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan penanganan perbaikan. Kelebihan metode ini adalah penilaian yang terbilang cukup mudah karena hanya mengandalkan penilaian secara visual saja tanpa memerlukan pengukuran dimensi kerusakan dan perhitungan yang banyak. Metode PCI membutuhkan waktu lebih lama pada saat pelaksanaan survey dan lebih rumit pada saat perhitungan bila dibandingkan dengan metode Asphalt Institute. Hal ini disebabkan karena metode PCI yang memang memerlukan pengukuran terhadap kerusakan. Keuntungan dari metode ini adalah jika pelaksanaan survey dan pengumpulan data dilakukan dengan benar, maka hasil kondisi yang telah dianalisis sebelumnya akan sesuai dengan kondisi di lapangan. 5. KESIMPULAN Berdasarkan survey dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa simpulan, yaitu: 1. Jenis kerusakan menurut metode Asphalt Institute tidak jauh berbeda dengan jenis kerusakan menurut metode PCI, akan tetapi, setiap jenis kerusakan pada metode PCI terdapat tingkatan kerusakan (low, medium, high) 2. Pelaksanaan survey menurut metode Asphalt Institute hanya mengandalkan pengamatan secara visual saja, sedangkan pada metode PCI perlu dilakukan pengukuran luas, panjang, atau kedalaman kerusakan 3. Tahap perhitungan pada metode PCI lebih banyak dan lebih rumit apabila dibandingkan dengan tahap perhitungan metode Asphalt Institute 4. Tingkat kerusakan yang diperoleh dari pelaksanaan survey sangat berpengaruh terhadap nilai deduct value pada perhitungan metode PCI. 5. Penetapan nilai kondisi jalan pada metode PCI dinyatakan dalam kondisi sempurna, sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat buruk, sedangkan penetapan nilai kondisi jalan pada Asphalt Institute berupa indikator pemeliharaan. 6. Hasil analisis metode Asphalt Institute menunjukkan tipe pekerjaan perbaikan berupa pemberian lapis tambah pada sampel 1, 2, 4, dan 6. Serta pemeliharaan rutin pada sampel 3 dan 5. 7. Hasil analisis metode PCI menunjukkan nilai kondisi very good pada sampel 1, 2, dan 3. Serta memberikan hasil pada sampel 4, 5, 6 berturut-turut fair, poor, dan very poor. 8. Hasil tipe perbaikan yang ditunjukkan Sampel 1, 2, 3, dan 4 dari kedua metode sudah mendekati dengan kondisi di lapangan, hanya Sampel 5 dan 6 saja yang hasilnya kurang mendekati. 9. Secara garis besar, kedua metode sama baiknya untuk digunakan dalam penilaian kondisi jalan, namun, kedua metode memiliki kekurangan dan keuntungan masingmasing baik dari segi pelaksanaan survey maupun perhitungan.
Rekaracana - 7
Gilang, Rezky, Prasetyanto, Dwi
DAFTAR RUJUKAN Asphalt Institute MS-17, Asphalt Overlay for Highway and Street Rehabilitation, Asphalt Institute (Manual Series No.17), Second Edition, Kentucky, USA. Shahin, M. Y. (1994). Pavement Management for Airports, Roads, and Parking Lots, Chapman & Hall, Newyork.
Rekaracana - 8