PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTISEPTIK ETHANOL DAN 1-PROPANOL DIBANDINGKAN DENGAN ETHANOL DAN HIDROGEN PEROKSIDA Restuti Hidayani Saragih*, Endang Sembiring*, Franciscus Ginting*, Tambar Kembaren*, Armon Rahimi*, Yosia Ginting**, Cherry Siregar**, Ayu Nurul Zakiah*, Jarmila Elmaco* *Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU **Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUP Haji Adam Malik Medan Pendahuluan Infeksi nosokomial dapat menurun 93,41%–98,93% dengan cuci tangan menggunakan antiseptik berbasis alkohol. Saat ini, bahan pencuci tangan berbasis alkohol adalah satusatunya cara yang dikenal untuk menginaktivasi berbagai mikroorganisme ditangan dengan cepat dan efektif. Memiliki tolerabilitas dan kefektifan harga, WHO merekomendasikan bahan pencuci tangan berbasis alkohol untuk antisepsis tangan secara rutin. WHO merekomendasikan handrub berbasis alkohol berdasarkan faktor-faktor berikut : 1. Berdasarkan bukti, keuntungan intrinsik dari aktivitas mikrobisidal spektrum luas secara cepat dan dengan risiko minimal terhadap resistensi agen antimikroba. 2. Sesuai untuk digunakan di daerah dengan sumber daya terbatas atau kurangnya akses ke wastafel atau fasilitas lainnya untuk kebersihan tangan (termasuk air bersih, handuk, dan lain-lain). 3. Mampu untuk meningkatkan kepatuhan membersihkan tangan dengan membuat proses lebih cepat dan lebih nyaman. 4. Keuntungan ekonomi dengan mengurangi biaya tahunan untuk kebersihan tangan, mewakili sekitar 1% dari biaya tambahan dihasilkan oleh HCAI. 5. Meminimalkan risiko dari kejadian buruk karena meningkatkan keamanan yang terkait dengan penerimaan dan toleransi yang lebih baik daripada produk lain. Berkaitan dengan reaksi kulit, bahan pencuci tangan berbasis alkohol lebih baik ditoleransi daripada mencuci tangan dengan sabun dan air.9 Sebelumnya, RSUP Haji Adam Malik Medan menggunakan antiseptik ethanol dan 1propanol, kemudian sekarang menggunakan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dan muncul keraguan atas efektifitas antiseptik yang saat ini digunakan karena dibuat sendiri oleh rumah sakit.
i
Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November dan Desember 2014 di RSUP Haji Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini adalah randomized cohort prospektif untuk mengetahui efektifitas antara antiseptik ethanol dan 1-propanol dibandingkan dengan ethanol dan hidrogen peroksida, melibatkan 20 orang perawat terbagi 2 kelompok, kelompok 1 menggunakan antiseptik ethanol dan 1-propanol dan kelompok 2 menggunakan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dibandingkan setiap minggu selama 4 minggu berturut pada bahan kemasan antiseptik yang berasal dari masing-masing satu botol. Untuk melihat beda kemaknaan digunakan uji independen sampel uji t dengan nilai kemaknaan p <0,05. Hasil uji efektifitas ethanol dan hidrogen peroksida dibandingkan dengan ethanol dan 1-propanol. Pada minggu pertama, ditemukan rerata selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida adalah 148 koloni kuman (SB=137,64). Sedangkan rerata selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan 1-propanol adalah 232,20 koloni kuman (SB=142,82). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dibandingkan antiseptik ethanol dan 1propanol pada minggu pertama (p=0,19). Pada minggu kedua, ditemukan rerata selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida adalah 272 koloni kuman (SB=220,24). Sedangkan rerata selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan 1-propanol adalah 353,70 koloni kuman (SB=319,97). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dibandingkan antiseptik ethanol dan 1-propanol pada minggu kedua (p=0,51). Pada minggu ketiga ditemukan rerata selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida adalah 160,40 koloni kuman (SB=122,67). Sedangkan rerata selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan 1-propanol adalah 257,80 koloni kuman (SB=118,48). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap selisih ii
jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dibandingkan antiseptik ethanol dan 1-propanol pada minggu ketiga (p=0,08). Pada minggu keempat ditemukan rerata selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida adalah 164,10 koloni kuman (SB=188,28). Sedangkan rerata selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan 1-propanol adalah 290,90 koloni kuman (SB=187,05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dibandingkan antiseptik ethanol dan 1propanol pada minggu keempat (p=0,14). Hasil Uji Efektivitas Antiseptik Ethanol dan Hidrogen Peroksida Lamanya Penggunaan Sejak Pertama Kali Dibuka Rerata jumlah koloni kuman yang diambil pada hari pertama sejak antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dibuka (H1) adalah 148 koloni kuman (SB=137,64). Rerata jumlah koloni kuman yang diambil pada hari ke-8 sejak antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dibuka (H1-H8) adalah 272 koloni kuman (SB=220,24). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida sejak awal dibuka sampai dengan hari ke-8 (H1-H8) berdasarkan jumlah koloni kuman (p=0,14). Rerata jumlah koloni kuman yang diambil pada hari ke-16 sejak antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dibuka (H1-H16) adalah 160,40 koloni kuman (SB=122,67). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida sejak awal dibuka sampai dengan hari ke-16 (H1-H16) berdasarkan jumlah koloni kuman (p=0,83). Rerata jumlah koloni kuman yang diambil pada hari ke-24 sejak antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dibuka (H1-H21) adalah 164,10 koloni kuman (SB=188,28). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap antiseptik ethanol dan hidrogen perok sida sejak awal dibuka sampai dengan hari ke-21 (H1-H21) berdasarkan jumlah koloni kuman (p=0,83). Hasil Uji Efektivitas Antiseptik Ethanol dan 1-Propanol Berdasarkan Lamanya Penggunaan Sejak Pertama Kali Dibuka Rerata jumlah koloni kuman yang diambil pada hari pertama sejak antiseptik ethanol dan 1-propanol dibuka (H1) adalah 232,20 koloni kuman (SB=142,82). iii
Rerata jumlah koloni kuman yang diambil pada hari ke-8 sejak antiseptik ethanol dan 1propanol dibuka (H1-H8) adalah 353,70 koloni kuman (SB=319,97). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap antiseptik ethanol dan 1-propanol sejak awal dibuka sampai dengan hari ke-8 (H1-H8) berdasarkan jumlah koloni kuman (p=0,28). Rerata jumlah koloni kuman yang diambil pada hari ke-16 sejak antiseptik ethanol dan 1propanol dibuka (H1-H16) adalah 257,80 koloni kuman (SB=118,48). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap antiseptik ethanol dan 1-propanol sejak awal dibuka sampai dengan hari ke-16 (H1-H16) berdasarkan jumlah koloni kuman (p=0,66). Rerata jumlah koloni kuman yang diambil pada hari ke-21 sejak antiseptik ethanol dan 1propanol dibuka (H1-H21) adalah 290,90 koloni kuman (SB=187,05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap antiseptik ethanol dan 1-propanol sejak awal dibuka sampai dengan hari ke-21 (H1-H21) berdasarkan jumlah koloni kuman (p=0,44). Diskusi Penelitian lain oleh Boyce JM, et al. (2002) dan Larson (1995) mendapatkan bahwa kadar alkohol yang efektif sebagai hand sanitizer berkisar antara 60%-95% sehingga kadar larutan hand sanitizer yang mengandung kadar alkohol kurang dari 60% tidak dapat secara efektif membunuh bakteri atau virus yang terdapat pada tangan atau alat kesehatan lainnya. Menurut penelitian Maksum Radji, dkk (2007) mendapatkan hasil antiseptik berbasis alkohol memiliki efektivitas yang baik dalam membunuh bakteri pada tangan dengan prosentase pengurangan total bakteri yang terdapat pada tangan para responden rata-rata berkisar antara 93,41% – 98,93%. Pada penelitian ini, kami dapatkan ethanol dan 1-propanol mengandung 63% alkohol dan ethanol dan hidrogen peroksida mengandung ethanol 96% dan didapatkan efektifitas kedua antiseptik sama selama 21 hari. Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap selisih jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah melakukan kebersihan tangan dengan antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dibandingkan antiseptik ethanol dan 1-propanol. Tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap antiseptik ethanol dan hidrogen peroksida dengan ethanol dan 1-propanol sejak awal dibuka sampai dengan hari ke-21 berdasarkan jumlah koloni kuman. iv
Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar.
Daftar Pustaka 1. Radji Maksum, Suryadi Herman, Ariyanti Dessy. Uji Efektivitas Antimikroba Beberapa Merek Dagang Pembersih Tangan Antiseptik. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. IV, No. 1;2007,;1–6. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kewaspadaan universal pengendalian infeksi nosokomial. Diperoleh dari URL : http://www.depkes.org.id//.1999 3. Handoyo D, Heider E. Pengamatan infeksi nosokomial di bagian bedah rumah sakit Dr Kariadi Semarang. Dalam : Kumpulan makalah penataran isolasi penderita penyakit menular jilid 2. Semarang : 1998 4. William REO, Blower R, Garrod LP, et al. Hospital infection. 2 nd ed. London : LoydLuke (Medical Books) LTD : 1966 5. Disease Control and Environmental Epidemiology Division (DCEED). Protocol for methicillin-resistant Staphylococcus aureus : infection in long term care facilities. Colorado : DCEED;1997;5-1. 6. Weinstein RA. Multiply drug resistant pathogen : epidemiology and control. Dalam : Bennet JV, Brachman PS, penyunting. Hospital infection. 3 rd ed. Boston : Litle Brown and Company;1992 7. Larson EL. APIC guideline for hand washing and hand antiseptic in health-care settings. Washington, D.C: association for Profesional in Infection Control and Epidemiology Inc, 1995;5-4 8. Windhollz. The merck index, an encyclopedia of chemicals and drugs. 13 th ed. Washington DC : Merck & Co. Inc; 1996. 9. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care : WHO-recommended handrub formulations. WHO. 2009;12;49-51 10. Guide to Local Production : WHO-recommended handrub formulations. WHO. 2010;part B:5-6 11. How to Handrub? Rub Hands for hand hygiene!. WHO. May, 2009. 12. Boyce JM, Pittet D, Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee, HICPAC/SHEA/APIC/IDSA Hand Hygiene Task Force. Guideline for hand hygiene in health-care settings. Recommendations of the Healthcare Infection Control Practices v
Advisory Committee and the HICPAC/SHEA/APIC/IDSA Hand Hygiene Task Force. MMWR Recomm Rep. 2002;51(RR-16):1–45. 13. Larson, Elaine L. APIC Guideline for hand washing and hand antiseptic in health care settings. APIC Guideline Committee, Infect Control and Epidemiology,Inc. 1995;24: 253-57.
vi