JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
1
Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk Penghematan Energi Listrik Di Ruang Kelas P105 Teknik Fisika-ITS Surabaya Herdian Ardianto dan Ir. Heri Justiono, MT Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] dan
[email protected] Abstrak— Telah dilakukan perancangan sistem pencahayaan untuk penghematan energi listrik di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya dengan menggunakan software DIALux. Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah untuk menerapkan data tugas akhir sebelumnya[1] ke software DIALux, mengetahui ditribusi cahaya yang ada di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya, untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi hasil distribusi cahaya dan untuk mengetahui jumlah cahaya buatan yang akan digunakan di ruang kuliah P-105 sesuai dengan standart nasional Indonesia. Metode yang digunakan adalah menginputkan semua komponen-komponen yang terdapat pada ruang kelas ke software DIALux, sehingga sistem pencahayaannya dapat dirancang. Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman. Dalam sistem pencahayaan dibutuhkan cahaya alami dan cahaya buatan. Pada penelitian ini yang dibutuhkan adalah cahaya buatan. Cahaya buatan adalah cahaya yang berasal dari hasil karya manusia contohnya lampu. Lampu yang digunakan sebanyak 2 lampu, yakni Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC, jika menggunakan lampu tersebut pada siang hari dibutuhkan 13 lampu dan pada malam hari dibutuhkan 14 lampu. Jika menggunakan lampu Philips SP524P 2*LED 15S/830 pada siang hari dibutuhkan 9 lampu dan pada malam hari dibutuhkan 10 lampu sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil simulasi pada software DIALux sudah sesuai dengan tabel standart penerangan ruangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil distribusi cahaya adalah penempatan lampu, pemantulan, jumlah lampu yang digunakan, daya lampu, panjang penggantung lampu dan ukuran ruangan. . Kata Kunci— Software DIALux, Distribusi Cahaya dan Simulasi.
I. PENDAHULUAN ebutuhan pencahayaan dalam suatu ruang dapat diperoleh melalui sistem pencahayaan buatan dan sistem pencahayaan alami (sinar matahari) atau kombinasi keduanya. Pencahayaan buatan terdiri dari lampu listrik, lilin dan lampu minyak. Kombinasi antara pencahayaan alam dan pencahayaan buatan pada ruang/gedung sangat dimungkinkan. Dalam suatu ruangan diperlukan kelayakan atau kenyamanan penghuninya. Salah satu faktornya adalah pencahayaan. Pencahayaan dapat didefinisikan satu dari banyak faktor tersebut yang dipergunakan sebagai parameter suatu keadaan lingkungan ruangan yang layak.
K
Dalam sistem pencahayaan pada ruangan diperlukan banyak faktor yang dipertimbangkan antara lain kebutuhan listrik yang digunakan dan biaya pemeliharaan, karena semakin lama listrik akan semakin mahal. Oleh karena itu sistem pencahayaan harus diperhatikan dengan cara penghematan energi listrik. Dari penjelasan diatas , maka penelitian tentang perancangan sistem pencahayaan untuk penghematan energi listrik sangat berguna dan dapat diaplikasi pada suatu ruangan. Karena dengan penelitian ini, maka ruangan dapat diketahui juga kebutuhan listrik yang akan digunakan, seberapa besar lumen yang dibutuhkan dan dapat menghemat biaya listrik yang akan dikeluarkan agar sesuai dengan standart nasional Indonesia Dalam penelitian ini, dilakukan perancangan sistem pencahayaan di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya, dalam merancangan sistem pencahayaan digunakan software DIALux dan dari data tugas akhir sebelumnya[1]. Software DIALux adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mensimulasikan suatu ruangan dan sistem pencahayaan yang dibutuhkan untuk mengetahui distribusi cahaya sesuai dengan Standart Nasional Indonesia dan untuk mengatahui jumlah lampu yang akan digunakan pada ruangan tersebut. Untuk studi kasus penelitian ini dilakukan di ruang P-105 Teknik Fisika ITS. II. METODOLOGI PENELITIAN Ruang kelas P-105 memiliki ukuran yang tidak simetris karena disisi sebelah timur atap/langit-langitnya miring. Ruang kelas P-105 adalah ruang kelasyang paling besar di jurusan Teknik Fisika ITS Surabaya, memiliki panjang sebesar 11,55 m dan lebar sebesar 6,65 m jadi luas dari ruang kelas ini adalah 76,80 m2 . A. Spesifikasi Ruangan Spesifikasi ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya sebagai berikut : Spesifikasi
Tabel 1 Spesifikasi Ruangan Karakteristik
Dinding
Tembok (Depan)
Kuning-Kecoklatan
Tembok (Belakang)
Kuning-Kecoklatan
Tembok (Kiri)
Kuning-Kecoklatan
Data
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 Tembok (Kanan)
Kuning-Kecoklatan
Langit – Langit
Standart Ceiling
Putih
Lantai
Keramik
Putih
Ruangan
Panjang
11,55 m
Lebar
6.65 m
Tinggi
3.75 m
2 Setelah itu software DIALux bisa digunakan untuk simulasi dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Meng-klik nama file yang disimpan sebelumnya dan memilih, klik tanda 3D Standart view 2. Memasukkan ukuran dari masing-masing jendela, pintu, papan tulis, pilar dan langit-langit sesuai dengan ukuran perabotan yang ada dikelas P-105 Teknik Fisika ITS
2.6 m
Dari tabel diatas memiliki tinggi yang bervariasi antara lain 3.75 m dan 2.6 m karena di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya sisi sebelah timur atap/langit-langit dari ruang kelas tersebut miring dengan tingginya 2.6 m. Dan sisi sebelah barat tingginya 3.75 m B. Spesifikasi Komponen Ruangan Pada ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS surabaya memiliki berbagai macam komponen antara lain : No. 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 2 Spesifikasi Komponen Ruangan Jenis Komponen Kursi AC Meja Kipas Angin Layar LCD Papan Tulis Layar LCD
Jumlah 77 Buah 3 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 2 Buah 1 Buah
C. Mensimulasikan di Software DIALux Dari data-data ukuran yang telah diperoleh dari tugas akhir sebelumnya[1] dan dari pengukuran tiap-tiap komponen maka dapat disimulasikan disoftware DIALux. Software DIALux adalah Sebuah software yang digunakan untuk merancang ruangan dengan lengkap beserta perabotannya serta mengetahui kebutuhan lampu yang akan digunakan untuk ruangan tersebut supaya sesuai dengan kenyamanan dari penghuninya dan dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan energinya yang terdapat pada ruangan tersebut. Sofware DIALux yang digunakan pada penelitian ini adalah DIALux 4.10 Langkah-langkah Pembuatan Sistem Langkah-langkah awal untuk penggunaan software dialux yang digunakan pada penelitian ini adalah 1. Membuka program DIALux dan pilih File-WizardRectangular Room 2. Memilih jenis ruangan yang digunakan untuk simulasi langkah selanjutnya adalah memasukkan ukuran ruangan dengan lebar 6.650 m, panjang 11.650 m, tinggi ruangan 3.750 m dan faktor pemantulan dari ceiling, dinding serta lantai, dimana faktor pemantulan tersebut di dapatkan dari literatur [2] 3. Meng-klik next dan memasukkan tinggi dari bidang kerja. Tinggi bidang kerja yaitu 0.750 m. 4. Memasukkan maintenance faktor yakni very clean room, kemudian klik next dan akan muncul tampilan sebagai berikut
Gambar 1. Design Ruangan Kelas
3. Menentukan jenis lampu yang digunakan Memilih plan lighting di software DIALux – insert luminaire field, appabila di software DIALux belum memiliki database maka perlu mendownload software Philips dari internet. Lampu yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC 2. Philips SP524P 2*LED 15S/830 Di bagian Filter, memilih lamp category-LED module 2400 lm, memilih luminaire category-suspended, memilih family code-BPS460 kemudian setelah tampil spesifikasi dari lampu tersebut pilih export, memilih output file format menjadi DIALux-Save
Gambar 2. Database Philips
4. Menentukan posisi lampu dan jumlah Memilih insert luminaire field, memilih jenis lampu yang akan digunakan, menentukan jumlah lampu dan panjang penggantung lampu sesuai dengan keinginan.
5. Menentukan hasil kalkulasi dan simulasi Memilih output, start calculation, very accurate dan menunggu sampai proses running selesai
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
Untuk merubah panjang penggantung yakni dengan cara mengulangi langkah 4 dan 5 sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengganti jenis lampu yang digunakan harus memilih terlebih dahulu disoftware Philips kemudian menyimpannya, mengulangi langkah 4 dan 5 sesuai dengan panjang penggantung yang dibutuhkan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Besarnya Fluks Cahaya Buatan [1] Pada ini menjelaskan tentang data tugas akhir sebelumnya [1]. Setelah diketahui fluks cahaya alami total untuk kelas P.105 Teknik Fisika ITS, maka kemudian dihitung besarnya fluks cahaya buatan yang diperlukan untuk pencahayaan terpadu pada ruang kelas P.105 Teknik Fisika ITS dengan beberapa variasi kondisi terang langit dapat ditentukan dengan langkah sebagai berikut : Fterpadu = 250 x Luasruangan kelas P105 Dimana : Fluks alami = 15.3069% Eh= 0.153069 Eh Lebarruangan P105 = 6.65 m Panjangruangan P105 = 11.55 m Lruangan kelas P105 = 76.8075 m2 Sehingga : Fterpadu = 250 x 76.8075 m2 = 19201.88 lumen Fbuatan = Fterpadu – (Fluks alami) = Fterpadu – (0.153069 Eh) Untuk Eh = 10000 Lux Fbuatan = Fterpadu – (0.153069 Eh) = 19201.88 (0.153069 x 10000) = 19201.88 – 1530.69 = 17671.19 Lumen Data dari tugas akhir sebelumnya [1], bahwa Luas ruangan 78.80 m2, pada Siang hari dibutuhkan Fbuatan 17671.91 Lumen bila kuat pencahayaan dilapangan terbuka sebesar 10000 Lux, jadi : Eav = = 2
= 230.10 Lumen/m
B. Simulasi pada Software DIALux Software dialux digunakan untuk merancang ruangan dengan lengkap beserta perabotannya serta mengetahui kebutuhan lampu yang akan digunakan untuk ruangan tersebut supaya sesuai dengan kenyamanan dari penghuninya dan dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan energinya yang terdapat pada ruangan tersebut. Lampu yang digunakan pada penelitian ini menggunakan lampu yang hemat energi sehingga akan berpengaruh terhadap energi yang dibutukan pada ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil distribusi cahaya : Penempatan Posisi Lampu Pemantulan (dinding,atap dan lantai) Jumlah Lampu Yang digunakan Daya Lampu
3 Panjang Penggantung dari Lampu Ukuran Ruangan Tinggi Bidang Kerja Pada penelitian ini variable yang diubah-ubah adalah panjang penggantung. Panjang penggantung dapat mempengaruhi hasil distribusi pencahayaan. Ukuran panjang penggantung yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut : 0,300 meter 0,350 meter 0,400 meter 0,450 meter 0,500 meter Berikut ini adalah jenis-jenis lampu yang digunakan untuk sistem pencahayaan ruang kelas tersebut :
1. Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC Untuk lampu jenis ini, pada siang hari dibutuhkan 13 lampu dan pada malam hari dibutuhkan 14 lampu untuk mencapai standart penerangan ruangan pada ruang kelas dan sesuai dengan tugas akhir sebelumnya [1]. Berikut ini spesifikasi dari lampu tersebut : Total Lamp Flux : 1650 lm Light output ratio : 1.00 System Flux : 1650 lm System Power : 27 watt L*B*H : 1,24 * 0,16 * 0,05 Tabel 3 Kebutuhan Energi di Ruang Kelas Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC No.
Waktu
Jumlah
(Luminaire) [lm]
P (watt)
1 2
Siang Malam
13 14
@ 1650 = 21450 @ 1650 = 23100
@ 27 = 351 @ 27 = 378
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa antara siang hari dan malam perbedaannya hanya 1 lampu dikarena hasil distribusi pencahayaan rata-rata dibidang kerja sudah sesuai standart pencahahayaan ruangan pada ruang kelas dan sesuai dengan tugas akhir sebelumnya [1] C. Simulasi pada Siang Hari dengan Lampu Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC Pada sistem perancangan pencahayaan pada siang hari ini digunakan 13 lampu dengan spesifikasi lampu ada di tabel 3 di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya. Untuk merancang sistem pencahayaan harus diperlukan ketelitian dalam menentukan letak posisi lampu dan lumen dari lampu tersebut. Dibawah ini adalah posisi lampu pada saat siang hari.
Gambar 3. Posisi Lampu pada saat Siang Hari dengan Lampu Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
4
Gambar 6. Posisi Lampu pada saat Malam Hari dengan Lampu Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC
Gambar 4. Hasil Distribusi Pencahayaan 3D pada Siang Hari
Berikut ini adalah salah satu contoh hasil distribusi pencahayaan dengan ukuran panjang penggantung yang digunakan adalah 0.300 meter Ukuran panjang penggantung yang digunakan adalah 0.300 meter. Berikut ini adalah hasil distribusi pencahayaannya
Gambar 7. Hasil Distribusi Pencahayaan 3D pada Malam Hari
Berikut ini adalah salah satu contoh hasil distribusi pencahayaan dengan ukuran panjang penggantung yang digunakan adalah 0.300 meter
Ukuran panjang penggantung yang digunakan adalah 0.300 meter. Berikut ini adalah hasil distribusi pencahayaannya
Gambar 5. Hasil Persebaran Distribusi Pencahayaan 3D dengan Panjang Penggantung 0.300 Meter Tabel 4 Data Hasil Distribusi Pencahayaan dengan Panjang Penggantung 0.300 Meter pada Siang Hari dengan Lampu No.1 Surface Workplane Floor Ceiling Wall
(%) / 30 80 83
Eav (lux) 232 156 54 87
Emin (Lux) 47 29 16 26
Emax (Lux) 429 344 94 206
Uo 0,202 0,184 0,285 /
D. Simulasi pada Malam Hari dengan Lampu Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC Pada sistem perancangan pencahayaan pada malam hari ini digunakan 14 lampu dengan spesifikasi lampu ada di tabel 3 di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya. Untuk merancang sistem pencahayaan harus diperlukan ketelitian dalam menentukan letak posisi lampu dan lumen dari lampu tersebut. Dibawah ini adalah posisi lampu pada saat malam hari.
Gambar 8. Hasil Persebaran Distribusi Pencahayaan 3D dengan Panjang Penggantung 0.300 Meter Tabel 5 Data Hasil Distribusi Pencahayaan dengan Panjang Penggantung 0.300 Meter pada Malam Hari dengan Lampu No.1 Surface
(%)
Eav (lux)
Emin (Lux)
Emax (Lux)
Uo
Workplane Floor Ceiling Wall
/ 30 80 83
248 168 58 96
63 34 11 32
435 352 102 210
0,253 0,203 0,186 /
2. Simulasi pada Siang Hari dengan Lampu Philips SP524P 2*LED 15S/830 Untuk lampu jenis ini, pada siang hari dibutuhkan 9 lampu dan pada malam hari dibutuhkan 10 lampu untuk mencapai standart penerangan ruangan pada ruang kelas dan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 sesuai dengan tugas akhir sebelumnya [1]. Berikut ini spesifikasi dari lampu tersebut : Total Lamp Flux : 3000 lm Light output ratio : 1.00 System Flux : 3000 lm System Power : 31 watt L*B*H : 1,50 * 0,32 * 0,10
5
Ukuran panjang penggantung yang digunakan adalah 0.300 meter. Berikut ini adalah hasil distribusi pencahayaannya
Tabel 6 Kebutuhan Energi di Ruang Kelas Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC No.
Waktu
Jumlah
(Luminaire) [lm]
P (watt)
1 2
Siang Malam
9 10
@ 3000 = 27000 @ 3000 = 30000
@ 31 = 279 @ 31 = 310
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa antara siang hari dan malam perbedaannya hanya 1 lampu dikarena hasil distribusi pencahayaan rata-rata dibidang kerja sudah sesuai standart pencahahayaan ruangan pada ruang kelas dan sesuai dengan tugas akhir sebelumnya [1] E. Simulasi pada Siang Hari dengan Lampu Philips SP524P 2*LED 15S/830 Pada sistem perancangan pencahayaan pada siang hari ini digunakan 9 lampu dengan spesifikasi lampu ada di tabel 4.13 di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya. Untuk merancang sistem pencahayaan harus diperlukan ketelitian dalam menentukan letak posisi lampu dan lumen dari lampu tersebut. Dibawah ini adalah posisi lampu pada saat siang hari.
Gambar 11. Hasil Persebaran Distribusi Pencahayaan 3D dengan Penggantung 0.300 Meter
Panjang
Berikut ini data hasil distribusi pencahayaan dengan panjang penggantung 0.300 meter Tabel 7 Data Hasil Distribusi Pencahayaan dengan Penggantung 0.300 Meter pada Siang Hari dengan Lampu No.2 Surface Workplane Floor Ceiling Wall
(%) / 30 80 83
Eav (lux) 230 157 60 102
Emin (Lux) 58 32 9.86 30
Emax (Lux) 367 313 115 525
Uo 0,253 0,204 0,164 /
F. Simulasi pada Malam Hari dengan Lampu Philips SP524P 2*LED 15S/830 Pada sistem perancangan pencahayaan pada malam hari ini digunakan 10 lampu dengan spesifikasi lampu ada di tabel 4.13 di ruang kelas P-105 Teknik Fisika ITS Surabaya. Untuk merancang sistem pencahayaan harus diperlukan ketelitian dalam menentukan letak posisi lampu dan lumen dari lampu tersebut. Dibawah ini adalah posisi lampu pada saat malam hari.
Gambar 9. Posisi Lampu pada saat Siang Hari dengan Lampu Philips SP524P 2*LED 15S/830
Gambar 12. Posisi Lampu pada saat Malam Hari dengan Lampu Philips SP524P 2*LED 15S/830
Gambar 10. Hasil Distribusi Pencahayaan 3D pada Siang Hari
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
6
Gambar 13. Hasil Distribusi Pencahayaan 3D pada Malam Hari
Ukuran panjang penggantung yang digunakan adalah 0.300 meter. Berikut ini adalah hasil distribusi pencahayaannya
IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data, perhitungan dan simulasi maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil simulasi pada software DIALux sudah sesuai dengan tabel standart penerangan ruangan kelas yakni 120 - 250 lux. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil distribusi cahaya adalah jumlah lampu yang digunakan yakni jika menggunakan lampu Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC pada siang hari membutuhkan 13 lampu dan pada malam hari membutuhkan 14 lampu. Jika menggunakan Philips SP524P 2*LED 15S/830 pada siang hari membutuhkan 9 lampu dan pada malam hari membutuhkan 10 lampu, panjang penggantung yang digunakan memiliki ukuran panjang 0.3 meter, 0.35 meter, 0.4 meter, 0.45 meter dan 0.5 meter. 3. Daya lampu yang dibutuhkan setelah simulasi, jika menggunakan lampu Philips BPS460 W16L124 1 * LED 24/830 MLO-PC pada siang hari membutuhkan daya sebesar 351 watt dan pada malam hari membutuhkan daya sebesar 378 watt. Jika menggunakan Philips SP524P 2*LED 15S/830 pada siang hari membutuhkan daya sebesar 279 watt dan pada malam hari membutuhkan daya sebesar 310 watt. V. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada seluruh dosen dan staff pengajar jurusan Teknik Fisika yang telah memberikan ilmunya dan kepada seluruh Mahasiswa Teknik Fisika atas bantuan dan kerjasamanya selama kuliah di jurusan Teknik Fisika.
Gambar 17. Hasil Persebaran Distribusi Pencahayaan 3D dengan Panjang Penggantung 0.300 Meter
DAFTAR PUSTAKA
Berikut ini data hasil distribusi pencahayaan dengan panjang penggantung 0.300 meter
[1] Damayanti, Rissa. 2012. Analisa kebutuhan cahaya buatan dalam ruang kuliah P.105 Teknik Fisika-ITS Hal 6 [2] Satwiko, Prasasto. 2005. Fisika Bangunan 1. Yogyakarta : Andi hal 85-89 [3] Satwiko, Prasasto. 2004. Fisika Bangunan 2. Yogyakarta : Andi hal 61-66 [4] Jacques, Jean. 2000. Lamps and Lighting. Engineering and education journal page 196 [5] BSN, SNI. 2000. Standart Penerangan Ruang [6] Kresna, Eka. 2012. Perancangan Sistem Pencahayaan Lapangan Futsal indoor ITS Hal 12 [7] Aman, m. Analysis of the Performance of Domestic lighting Lamps.Energy Police 52 page 483-491 [8] Luo, Xiaobing. 2008. A Simplied Thermal Resistance Network Model for High Power LED Street Lamp. Internasional Conference on Electronic Packaging Technology & High Density Packaging. Indrocuction [9] Indah, Puspa. 2008. Kajian Pencahayaan. FKM UI. Hal 21 [10] Wang, Zizhen. 2012. Ilumination control of LED systems based on neural netrowk model and energy optimization algorithm. Energy and Buildings. Page 496
Tabel 8 Data Hasil Distribusi Pencahayaan dengan Panjang Penggantung 0.300 Meter pada Siang Hari dengan Lampu No.2 Surface Workplane Floor Ceiling Wall
(%) / 30 80 83
Eav (lux) 252 177 66 119
Emin (Lux) 66 33 13 33
Emax (Lux) 388 337 124 532
Uo 0,261 0,188 0,189 /
G. Hasil Perbandingan Simulasi Tabel 9 Hasil Perbandingan Simulasi
Panjang penggantung
0,3 m 0,35 m 0,4 m 0,45 m 0,5 m
1.Philips BPS460 W16L124 1*LED 24/830 MLO-PC (27 Watt) Malam (14 Lampu) 378 Watt 248 Lux 249 Lux 250 Lux 251 Lux 252 Lux
Siang (13 Lampu) 351 Watt 232 Lux 233 Lux 234 Lux 235 Lux 236 Lux
2.Philips SP524P 2*LED 15S/830 (31 Watt) Malam (10 Lampu) 310 Watt 252 Lux 253 Lux 254 Lux 255 Lux 256 Lux
Siang (9 Lampu) 279 Watt 230 Lux 231 Lux 232 Lux 233 Lux 234 Lux
Lampu Yang Ada di Kelas P105 (40 Watt) Lampu TL (32 Lampu) 1280 Watt -