PERAN KEPALA MADRASAH SEBAGAI MOTIVATOR DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU Aninditya Sri Nugraheni Siti Khanifah Program StudiPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah FITK UINSunanKalijaga Yogyakarta Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepala madrasah sebagai motivator dalam meningkatkan profesionalisme guru. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif jenis deskriptif. Penelitian ini menggunakan studi kasus di MI Darul Huda Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukkan: (1) peran kepala madrasah sebagai motivator dalam meningkatkan profesionalisme guru di MI Darul Huda, yaitu melalui pengaturan lingkungan fisik madrasah, pengaturan suasana kerja, pembinaan disiplin guru, pemberian dorongan kepada guru dan pemberian penghargaan terhadap guru yang berprestasi. (2) profesionalisme guru di MI Darul Huda mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terbukti dengan semakin tertibnya administrasi pembelajaran, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta peningkatan kedisiplinan. Kata Kunci: kepala madrasah, motivator, profesionalisme guru. Abstrack This study aimed to describe the role of headmaster as a motivator in improving the professionalism of teachers. This study uses a descriptive qualitative paradigm. This study uses a case study in MI Darul Huda Sukoharjo Village, District Ngaglik, Sleman. The results showed: (1) the role of headmaster as a motivator in improving the professionalism of teachers in MI Darul Huda, namely by setting the physical environment madrasah, setting the working atmosphere, the coaching discipline teachers, giving encouragement to the teachers and the awarding of the prominent teachers. (2) The professionalism of teachers in MI Darul Huda increased. This increase is evident by the more orderly administration of learning, the use of instructional strategies and media, as well as increased discipline. Key word: headmaster, motivator, teacher professionalism
16 Aninditya Sri Nugraheni, Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator… masih rendah. Hal ini dapat dilihat bahwa masih
PENDAHULUAN Untuk menjadi guru yang profesional
banyak guru yang tidak lulus sertifikasi dan uji
melalui Undang-Undang tentang guru dan dosen
kompetensi sebagai akibat rendahnya kualitas
sebagaimana tertuang dalam pasal 8 Undang-
mereka (Jimmi Ayal, 19 Maret 2016).
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
Hasil observasi yang peneliti lakukan
2005, memberikan syarat-syarat (kompetensi)
pada tanggan 1 Desember 2015 di Madrasah
yang harus dipenuhi oleh tenaga pendidik atau
Ibtidaiyah Darul Huda, dari 12 guru dengan
guru. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
ketentuan 6 guru sebagai Pegawai Negeri Sipil
sekurang-kurangnya
ada
empat
kompetensi
(PNS) dan 6 guru honorer teryata masih ada
yaitu:
pedagogik,
kompetensi
beberapa guru yang belum menjalankan tugasnya
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
profesional
dan
dengan baik. Hal ini terlihat ketika: pertama,
kompetensi sosial (Janawi, 2011: 47-510). Akan
guru
tetapi untuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
pembelajaran.
ditambah satu kompetensi lagi yaitu kompetensi
memberikan pembelajaran kepada peserta didik,
kepemimpinan
Kompetensi
guru tidak membuat perencanaan yang baik
kepemimpinan ini tertuang dalam Peraturan
seperti tidak membuat Rencana Pelaksanaan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16
Pembelajaran (RPP).
(leadership).
Tahun 2010, tentang pengelolaan pendidikan agama
pada
sekolah/madrasah
(Peraturan
Menteri Agama RI No. 16 tahun 2010).
mengambil
jalan
pintas
dalam
Dalam hal ini ketika guru
Kedua, seorang guru tidak melaksanakan pembelajaran dengan metode dan strategi yang menarik sehingga peserta didik kurang antusias
Peraturan yang mewajibkan guru untuk
dalam mengikuti kegiata pembelajaran. Ketiga,
memiliki empat kompetensi dan lima kompetensi
kurangnya kesadaran akan kedisiplinan saat
bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sudah
menjalankan tugas sebagai pendidik. Dalam hal
diketahui dan dipahami oleh tenaga pendidik
ini guru masih ada yang datang terlambat ke
atau guru. Namun dalam implementasinya masih
madrasah. Salah satu penyebab ketidakdisiplinan
belum banyak guru yang menyadari akan
guru adalah kurangnya kesadaran dan motivasi
kompetensi
yang dimiliki oleh guru tersebut.
yang
harus
dimiliki
tersebut.
Keempat,
Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber
kurangnya minat dari beberapa guru untuk
Daya
Kebudayaan
mengembangkan potensinya. Kelima, menurut
(BPSDMPK) dan Peningkatan Mutu Pendidikan
hasil observasi yang dilakukan oleh Yusuf
(PMP),
Kamdani pada 3 Desember 2015, ada beberapa
Manusia
Pendidikan
Kementerian
Kebudayaan
(Kemdikbud)
Pendidikan
dan
mengungkapkan
bahwa mutu dan kualitas guru di Indonesia
guru
yang
pembelajaran.
tidak
menyusun
administrasi
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 17
Maka dari itu, dalam upaya peningkatan
Guru yang profesional harus memenuhi
profesionalisme guru salah satu cara yang dapat
empat kompetensi yang telah ditetapkan
ditempuh oleh kepala madrasah adalah dengan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia
memberikan motivasi. Motivasi adalah proses
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
memberi semangat, arahan, dan kegigihan
Dosen
perilaku
Dalam
kompetensi profesional, kompetensi sosial
melaksanakan tugas mendidik dan mengajar
dan kompetensi kepribadian (Janawi, 2011:
peserta
47).
(Santrock,
didiknya,
2007:
510).
seorang
guru
sangat
yaitu
kompetensi
pedagogik,
Sementara berdasarkan Peraturan
dipengaruhi oleh adanya motivasi kerja mereka.
Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010,
Tanpa
bahwa guru Agama Islam yang mengajar di
adanya
motivasi
seseorang
akan
melaksanakan tugasnya dengan tidak sungguh-
Madrasah
Ibtidaiyah
dan
Madrasah
sungguh sehingga mendapatkan hasil yang tidak
Tsanawiyah wajib memiliki lima kompetensi
maksimal.
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi di
profesional, kompetensi sosial, kompetensi
Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda sebagai objek
kepribadian dan kompetensi kepemimpinan
penelitian adalah: pertama masih kurangnya
(Peraturan Menteri Agama RI No. 16 tahun
motivasi yang dimiliki oleh sebagian guru.
2010). Untuk lima kompetensi tersebut
Kedua,
adalah:
Peneliti
melakukan
Madrasah
Ibtidaiyah
penelitian
Darul
Huda
merupakan madrasah yang masih memiliki
2. Pengertian dan Teori Motivasi
keterbatasan dan kekurangan terutama dalam hal
Motivasi ialah keinginan yang terdapat pada
tenaga pengajar serta sarana dan prasarana
seorang individu yang merangsangnya untuk
namun peserta didiknya memiliki prestasi yang
melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu
patut untuk dibanggakan, baik prestasi akademik
yang menjadi dasar atau alasan seseorang
maupun prestasi nonakademik. Ketiga, Kepala
berperilaku (Usman, 2008: 245). Motivasi
Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda merupakan
dapat berasal dari dalam diri maupun dari
sosok yang memiliki aktualisasi diri yang tinggi
luar diri seseorang. Oleh karena itu motivasi
dan memiliki prestasi dalam kinerjanya sebagai
merupakan bagian penting pada setiap
pemimpin
kegiatan.
sehingga
pantas
motivator bagi para guru.
untuk
menjadi
a. Teori Maslow Menurut
teori
hierarki
KAJIAN TEORI
Maslow
terdapat
1. Profesionalisme Guru
kebutuhan, dari kebutuhan manusia
lima
kebutuhan tingkatan
18 Aninditya Sri Nugraheni, Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator… yang
paling
rendah
sampai
pada
tahun,
pengalaman
minimal
lima
tahun
manusia yang paling tinggi diantaranya
menurut jenjang madrasah masing-masing,
yaitu
pangkat
kebutuhan
fisiologikal,
serendah-rendahnya
III/c
bagi
keselamatan, sosial, penghargaan dan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bagi non-
aktualisasi diri (Shulhan, 2013: 72).
PNS diterapkan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
b. Teori Virus N-Ach Tokoh teori ini adalah David Mc.
berwenang.Sedangkan
Clelland
akan
kepala madrasah yaitu berstatus sebagai guru
untuk
SD/MI, Memiliki sertifikat pendidik sebagai
untuk
guru
yaitu
kekuasaan,
kebutuhan kebutuhan
persahabatan,
kebutuhan
mencapai sukses.
SD/MI,
kualifikasi
memiliki sertifikat
khusus
kepala
SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang
c. Teori Ekspektasi dari Lewin dan
ditetapkan pemerintah. Kompleksitas madrasah sebagai satuan
Vroom Teori
ekspektasi
dikembangkan
oleh
(harapan) Lewin
dan
pendidikan menuntut kepala madrasah untuk memiliki
5
kompetensi
diterapkan oleh Vroom yaitu manusia
yaitukompetensikepribadian,
biasanya
supervisi,
meletakkan
nilai
kepada
manajerial, sosial,
sesuatu yang diharapkan dari karyanya
dankewirausahaan.Sedangkanperantugaskepal
dan
a madrasah yaitusebagaieducator, manager,
mempertimbangkan hasil
yang
dicapai.
administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator.
3. Kepala Madrasah Sebagai Motivator Kepala madrasah merupakan salah satu
METODE PENELITIAN
komponen pendidikan yang paling berperan
Jenis penelitian ini adalah penelitian
dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
lapangan (field research) yaitu penelitian yang
Maka dari itu, kepala madrasah bertanggung
dilakukan untuk memperjelas kesesuaian antara
jawab atas manajemen pendidikan secara
teori dan praktek di lapangan dengan metode
mikro yang secara langsung berkaitan dengan
kualitatif.
proses pembelajaran di madrasah (Mulyasa,
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
2011: 24-25). Kualifikasi umum kepala
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
madrasah yaitu sarjana (S-1) atau diploma
dan persepsi orang secara individual maupun
empat
atau
kelompok. Dalam penelitian ini peneliti akan
nonkependidikan pada perguruan tinggi yang
mendeskripsikan fenomena secara kualitatif
terakreditasi, berusia setinggi-tingginya 56
melalui beberapa metode, diantaranya metode
(D-IV)
kependidikan
Penelitian
ini
digunakan
untuk
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 19
observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Penelitian
ini
dilakukan
di
demikian,
data
yang
telah
direduksi
Madrasah
memberikan gambaran awal yang cukup
Ibtidaiyah Darul Huda yang berlokasi di Dusun
jelas dan mempermudah peneliti untuk
Banturejo, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah
Melalui reduksi data ini ditemukan beberapa
Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan
data yang belum utuh kemudian dilanjutkan
pada tanggal 01 Desember 2015 sampai tanggal
penelusuran ulang guna menyempurnakan
29 Februari 2016. Subjek utama dalam penelitian
data yang belum utuh.
ini adalah kepala madrasah dan guru di Madrasah
Ibtidaiyah
Darul
Huda.
Subjek
2. Display Data (Penyajian Data) Setelah
data
direduksi,
maka
langkah
pendukungnya adalah siswa kelas III sejumlah 3
selanjutnya adalah mendisplay data. Data
siswa, siswa kelas IV sejumlah 3 siswa dan siswa
yang telah dikelompokkan dan disusun
kelas V sejumlah 3 siswa.
tersebut kemudian disajikan dan dipaparkan
Langkah-langkah penelitian
ini
adalah
analisis
dalam
dalam bentuk sekumpulan informasi yang
sebagai
berikut:
berupa uraian singkat, bagan, hubungan
Pengumpulan Data
antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Data dikumpulkan dari narasumber yang
Dalam mendisplay data yang paling sering
telah ditetapkan sebagai subjek dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian.
Kepala madrasah dan guru
dengan teks yang bersifat naratif.
ditetapkan
sebagai
narasumber/informan
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
kunci (key informan). Informan lainnya
profesionalisme guru di Madrasah Ibtidaiyah
diperoleh dari beberapa siswa dan karyawan
Darul Huda, peneliti menggunakan skala
di
Huda.
rating-scale yaitu data yang diperoleh
dengan
berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
Madrasah
Pengumpulan
Ibtidaiyah data
darul
dilakukan
menggunakan wawancara, observasi dan
pengertian
dokumentasi.
peneliti
1. Reduksi Data
kualitatif.
menentukan
Terlebih skor
tiap
dahulu unsur
indikator kemampuan, kemudian dijumlah
Proses yang telah dilakukan pada tahap ini
dan
adalah merangkum, memilih hal-hal yang
menggunakan Microsoft Excel. Setelah itu
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
ditentukan kategorinya apakah sangat tidak
penting, dicari tema dan polanya dan
baik, tidak baik, kurang baik, baik dan
membuang
sangat baik.
yang
tidak
perlu.
Dengan
diambil
rata-ratanya
dengan
20 Aninditya Sri Nugraheni, Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator… Adapun rumusan penskoran yang dimaksud
adalah
sebagai
berikut.
yaitu meningkatkan ketekunan, triangulasi data, dan mengadakan member check.
Rumusan penskoran ini mengacu pada rumusan
penskoran
oleh
Wodoyoko
(2012: 123):
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian
No
Rerata Skor
1 2 3 4 5
>4,2 s/d 5,0 >3,4 s/d 4,2 >2,6 s/d 3,4 >1,8 s/d 2,6 1,0 s/d 1,8
Kategori
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan peran kepala madrasah sebagai
Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik Tabel. Rumusan dalam menentukan penskoran
motivator dalam meningkatkan profesionalisme guru di Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda. Adapun hasil penelitian dari peran kepala madrasah sebagai motivator untuk meningkatkan profesionalisme guru di Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda diantanya yaitu: 1. Pengaturan Lingkungan Fisik Madrasah
3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Kepala
madrasah
dalam
melakukan
fisik
madrasah
Tahap terakhir dalam analisis data penelitian
pengaturan
ini
atau
meliputi pengelolaan ruang kantor yang
verifikasi. Kesimpulan dari penelitian peran
kondusif untuk bekerja, pengelolaan ruang
kepala madrasah sebagai motivator dapat
kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar
dilakukan
berada
mengajar (KBM), melakukan pengelolaan
dilapangan namun masih bersifat sementara.
halaman atau lingkungan madrasah yang
Kesimpulan sementara itu diuji kembali
teratur dan nyaman, serta memfasilitasi sarana
dengan
prasarana
adalah
penarikan
oleh
data
merefleksikan
kesimpulan
peneliti
dilapangan kembali
sejak
dengan melalui
cara teknik
pemeriksaan data triangulasi. Setelah hasil
lingkungan
madrasah
guna
mendukung
produktivitas madrasah (Yusuf Kamdani, 11 desember 2015).
penelitian diuji kebenarannya, maka peneliti
Dalam melakukan pengelolaan ruang
dapat menarik kesimpulan dalam bentuk
kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar
deskriptif sebagai laporan hasil penelitian.
mengajar
Teknik analisis data dalam penelitian adalah
dengan
kepala
madrasah
melakukan pengelolaan dengan beberapa cara
data,
yaitu mengecat dinding ruang kelas dengan
dan
dua warna yang berbeda. Warna putih
verifikasi.
digunakan untuk sisi kanan, kiri dan belakang.
Kemudian untuk uji kebsahan data peneliti
Sedangkan untuk warna dinding yang ada di
menggunakan beberapa cara diantaranya
depan menggunakan warna hijau toska.
mereduksi menarik
data,
mengumpulkan
(KBM),
menyajikan
kesimpulan
atau
data
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 21
Penggunaan dua warna ini bertujuan agar siswa lebih nyaman berada di dalam kelas dan
3. Disiplin Dalam memberikan pembinaan kedisiplinan,
diharapkan siswa menjadi lebih tertarik untuk
kepala
memperhatikan ke depan (Yusuf Kamdani, 22
kesempatan misalnya rapat mingguan atau
desember 2015).
bulanan untuk mengingatkan kepada guru akan
2. Pengaturan Suasana Kerja Suasana
dalam
Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda tergolong
Untuk mengetahui kedisiplinan guru, kepala
baik. Hal ini terlihat ketika kepala madrasah
madrasah juga memasang finger print yang
dalam berinteraksi dengan guru. Setiap guru
digunakan sebagai pendeteksi kehadiran guru
yang
(Yusuf Kamdani, 12 Februari 2016).
ke
terbangun
kedisiplinan
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
datang
yang
pentingnya
di
baru
kerja
madrasah menggunakan beberapa
madrasah
akan
mengucap salam dan bersalaman dengan
Dengan pembinaan kedisiplinan tersebut
mencium tangan kepala madrasah. Selain itu
kepala madrasah melakukan pengawasan dan
kepala madrasah menanyakan kabar kepada
evaluasi terhadap kedisiplinan guru dalam
masing-masing guru (Observasi, 24 Desember
menjalankan tugasnya. Kedisiplinan guru
2016).
dalam menyelesaikan tugas adiministrasi dan
Kegiatan yang biasa dilakukan untuk
nonpembelajaran belum sesuai dengan standar
menciptakan hubungan kerja yang baik antara
yang
kepala madrasah dan guru adalah dengan
pengarsipan dokumen yang ada di Madrasah
mengadakan masak bersama dan makan
Ibtidaiyah Darul Huda (Dokumentasi, 15
bersama yang diselenggarakan setiap dua
Februari 2016).
minggu sekali. Kepala madrasah membagi
ditetepkan.
Ini
diketahui
dari
4. Dorongan (Motivasi)
guru menjadi beberapa kelompok, dalam
Guru yang ada di Madrasah Ibtidaiyah
setiap kelompoknya terdiri dari 3 orang yang
Darul Huda memiliki karakterisik yang
ditugaskan untuk membawa lauk pauk untuk
berbeda-beda.
di makan bersama di madrasah. Kemudian
perhatian khusus dari kepala madrasah untuk
untuk nasi yang di gunakan untuk makan
menyampaikan motivasinya kepada masing-
bersama akan di masak di madrasah dengan
masing
menggunakan risecooker.Kegiatan tersebut
memberikan dorongan kepada guru ketika
mendapat perhatian oleh semua guru (Umi
rapat atau briefing. Selain itu kepala madrasah
Romlah, 21 Januari 2016).
juga memberikan dorongan secara personal
guru.
Untuk
Kepala
itu,
dibutuhkan
madrasah
dalam
kepada masing-masing guru. Dengan begitu
22 Aninditya Sri Nugraheni, Peran Kepala Madrasah Sebagai Motivator… kepala
madrasah
dapat
mengetahui
karakteristik dari masing-masing guru secara mendalam.
madrasah (Novan Herprobo, 16 februari 2016). Penutup
Cara yang dilakukan kepala madrasah
Setelah dilakukan penelitian secara
dalam memberikan dorongan kepada guru
mendalam mengenai peran kepala madrasah
adalah
dengan
sebagai
kepada
guru
memberikan untuk
kesempatan
motivator
dalam
meningkatkan
mengembangkan
profesionalisme guru di Madrasah Ibtidaiyah
profesinya baik melalui workshop, seminar,
Darul Huda, maka dapat diambil kesimpulan
maupun pelatihan. Selain itu kepala madrasah
sebagai berikut:
juga memberikan kesempatan kepada guru
1.
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda
untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang
telah menjalankan perannya sebagai
lebih tinggi. Dengan begitu kompetensi guru
motivator
akan berkembang dan berpengaruh terhadap
profesionalisme
profesionalisme guru (Yusuf Kamdani, 17
ditunjukkan dengan beberapa upaya
februari 2016).
yang telah dilakukan kepala madrasah
dalam
meningkatkan
guru.
Hal
ini
yang berkaitan dengan perannya sebagai
5. Penghargaan Penghargaan merupakan bentuk apresiasi
motivator
adalah
diantaranya
yaitu
yang diberikan terhadap hasil kerja dari
pengaturan lingkungan fisik madrasah,
seseorang.
pengaturan
Seorang
guru
yang
telah
suasana
kerja,
disiplin,
melaksanakan pekerjaannya perlu diberikan
pemberian dorongan, dan pemberian
penghargaan dari kepala madrasah. Melalui
penghargaan.
penghargaan ini guru dirangsang untuk lebih meningkatkan kinerjanya.
2.
Dilihat dari lima kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda
pedagogik,
kompetensi
profesional,
dalam memberikan penghargaan kepada guru
kompetensi
sosial,
kompetensi
yang berprestasi sejauh ini adalah dengan
kepribadian
dan
kompetensi
memberikan pujian dan ucapan selamat.
kepemimpinan
guru
Untuk
tugas
Ibtidaiyah
yang
kemajuan dalam hal profesionalisme
guru
menyelesaikan
yang data-data
diberikan madrasah
Darul
Hal
di
Huda
ini
Madrasah mengalami
membutuhkan waktu dan pemikiran yang
guru.
tidak sedikit kepala madrasah memberikan
peningkatan kedisiplinan guru, usaha
apresiasi berupa uang dari pribadi kepala
pengembangan
diri
terbukti
yang
dengan
mereka
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 2 Agustus 2016 23
lakukan
dan
semakin
tertibnya
administrasi pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Jimmy Ayal. Kemendikbud Akui Kualitas Guru Masih Rendah. Diunduh di http://www.antaranews.com/berita/397722/ kemdikbud-akui-kualitas-guru-masihrendah pada tanggal 19 maret 2016 pukul 21.45 WIB.
Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, (Tri Wibowo B.S. Terjemahan). Jakarta :Kencana. Shulhan, Muwahid. 2013. Model KepemimpinanKepala Madrasah dalamMeningkatkanKinerja Guru. Yogyakarta: Teras. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Janawi. 2011. Kompetensi Guru: Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.
Usman, Husaini. 2008. ManajemenTeori, Praktik, danRisetPendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Mulyasa, Enco. 2011. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Widoyoko, Eko Putro . 2012. Teknik Penyusunan Instrument Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Peraturan Menteri Agama Rupublik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010, Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah/Madrasah, Pasal 16 ayat 1.