PERAN ISLAMIC BANK (IB) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA Oleh: Maya Panorama Dosen Program Studi Ekonomi Islam IAIN Raden Fatah Palembang
LATAR BELAKANG
Sejak decade 1970-an, Islamic Bank telah muncul sebagai realitas baru dalam dunia financial international. Philosofi dan prinsip-nya bukanlah merupakan sesuatu yang baru, tetapi telah lama dan tercantum dalam Al Qur’anul Karim dan Sunnah Nabi Muhammad SAW lebih dari 1400 tahun yang lalu. Kemunculan Islamic Bank ini sering dihubungkan dengan kebangkitan Islam dan hasrat kaum Muslim untuk mengamalkan Islam dalam semua aspek kehidupannya melalui ajaran Islam.
Ide dasar Islamic Bank bukan hanya terletak pada larangan pengenaan bunga atau riba saja. Islamic Bank menunjukkan bahwa etika dan finance dapat terhubung untuk melayani masyarakat. Ide dibalik sistem Islamic Bank ini adalah
menghapuskan ketidakadilan
dalam masyarakat.
(Bjorklund, 2004)
Dusuki (2008) mengkategorikan tujuan Islamic Bank (IB) dari perspektif stakeholder
antara
lain
memaksimumkan
profit,
kontribusi
pada
kesejahteraan social, mengurangi kemiskinan, mempromosikan proyek pembangunan
berkesinambungan,
meminimalkan
biaya
operasi,
meningkatkan kualitas produk dan jasa, menyediakan produk financial yang layak dan kompetitif dan mempromosikan nilai nilai islam dan way of life melalui staf, klien dan masyarakat umum.
Dusuki (2008) juga menginvestigasi tujuan Islamic Bank yang beroperasi dalam lingkungan dual banking system seperti Malaysia dan Indonesia
1
dari sisi perspektif stakeholder. Study ini menemukan bahwa stakeholder memandang Islamic Bank harus lebih mendahulukan tujuan social dan etika pelayanan dari pada operasinya.
Apa itu Islamic Bank
Secara mendasar, istilah Bank Syariah hanya digunakan di Indonesia, sedangkan di Negara lain digunakan istilah Islamic Banking. Islamic Banking adalah bank yang beroperasi dalam bisnis yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam. Terdapat aturan kerjasama yang berlandaskan Hukum Islam antara pihak bank dan pihak lain dalam menyimpan dana dan
pembayaran
pekerjaan
lainnya
yang
berada
dalam
garis
syariah.(Rivai, 2007)
Perkembangan Islamic Bank bukanlah bagian yang terpisah dari pembangunan sisterm perbankan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Bank Indonesia telah memberikan perhatian yang serius pada perkembangan Islamic Bank yang telah dibentuk oleh komite dan para pakar
Islamic Bank. (Bank
Indonesia, 2002) Kegiatan Islamic Bank
Menurut Baraba, didalam menjalankan operasinya fungsi Islamic bank terdiri dari: penerima amanah untuk melakukan investasi atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi bank; pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik dana dengan arahan investasi yang dikehendaki oleh pemilik dana (dalam hal ini bank bertindak
sebagai
manajer
investasi);
penyedia
jasa
lalu
lintas
pembayaran dan jasa-jasa lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; dan fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat dan penerimaan serta penyaluran dana kebajikan ( fungsi optional ).
2
Sebagai pemain baru di Industri perbankan, tentunya Islamic Bank masih banyak menghadapi kendala dalam pelaksanaan operasional. Hampir seluruh Islamic Bank di dunia menghadapi masalah yang sama. Sarker (1999) menyebutkan permasalahan yang dihadapi oleh Islamic Bank di Bangladesh terdiri dari 30 permasalahan di level operasi Macro dan 23 yang berhubungan dengan operasi Micro. Beberapa factor yang penting di level Macro antara lain: a. Tidak cukupnya proteksi yang legal b. Kurangnya integrasi hukum syariah c. Kurangnya lembaga-lembaga pendukung dan link-link dengan insitusi lain d. Kurangnya tenaga kerja terampil dan terlatih dalam Islamic bank
Sedangkan untuk permasalahan dalam operasional Mikro, Sarker (1999) menyatakan sebagai berikut: a. Kurangnya shariah manual atau panduan/ pedoman pelaksanaan syariah b. Kurangnya hubungan dengan bank lain dan LSM Islam untuk memperpanjang kredit mikro c. Kurangnya hubungan dengan lembaga pelatihan dan badan pengawas syariah d. Kurangnya komitmen manajemen dalam pelaksanaan aturan syariah yang sesuai dengan pedoman.
Dari filosofi dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Islamic Bank nampak jelas terdapat hubungan langsung antara perkembangan Islamic Bank dengan pertumbuhan ekonomi. Paper ini mencoba untuk menunjukkan link dan alur dari hubungan tersebut.
3
SISTEMATIKA
Makalah ini terdiri atas 3 bagian utama, yaitu Latar Belakang yang memuat tentang issue dan masalah, bagian kedua tentang Pembahasan yang akan mendeksripsikan bagaimana peran Islamic bank dalam pembangunan ekonomi Indonesia dan bagian terakhir adalah Kesimpulan berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi dari topic makalah. PEMBAHASAN
Teori tentang Islamic Bank yang diturunkan dari filosofi ekonomi islam dapat berperan dalam proses pembangunan sebagai penggerak dan pengguna modal yang kontribusinya pada produktifitas dan pertumbuhan ekonomi. Pentingnya modal dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi telah di kemukakan dalam teori klasik seperti Adam Smith, Ricardo, Mills dan juga Marx kemudian diteruskan secara modern oleh Harrod Domar. (Yaacob, 1986)
Fakta bahwa Islamic Bank tidak menggunakan system bunga telah membawa dampak yang cukup signifikan bagi kebijakan moneter. Dalam mengelola uang beredar, pemerintah memonitor semua kegiatan moneter dan berusaha menajga kestabilan harga. (Jarhi, 2004)
Timberg, menceritakan bahwa Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menerapkan system perbankan Islam sudah cukup terlambat. Banyak dari para pemimpin Muslim Indonesia tidak percaya bahwa
bunga dilarang, meskipun orang lain melakukannya. Setelah
melakukan beberapa kali kesalahan, Lembaga keuangan Islam ini berkembang pesat dan mendapatkan antusiasme dan generasi muda dan kaum intelektual.
4
dukungan dari
Islamic Bank di Indonesia memiliki karakteristik yang tidak biasa. Seperti kebanyakan insititusi pembiayaan mikro di Indonesia, Institusi Islam, mikro atau yang lainnya umumnya dikelola swasta, lembaga nirlaba yang didasarkan pada intermediasi dana pihak ketiga disimpan di pasar yang kompetitif. Dalam hal ini Islamic Bank berbeda dari lembaga keuangan mikro
di hampir semua negara lain di dunia. Biasanya tidak memiliki
tujuan sosial yang eksplisit
selain keuntungan sebesar-besarnya dan
sesuai dengan Islam, meskipun dalam beberapa kasus, permasalahan social dapat terjadi.
Hubungan Islamic Bank dalam Ekonomi Makro
Pendekatan awal dalam melihat hubungan Islamic Bank dan Ekonomi Makro dapat dilakukan dengan melihat Agregat Demand Shocks dan kredit perbankan.
Dari
sisi
ekonomi
menyebabkan
Makro,
perubahan
untuk agregat
melihat demand
berbagai dan
faktor
pada
yang
akhirnya
menyebabkan perubahan terhadap pertumbuhan ekonomi jangka pendek biasanya didekati dengan model IS-LM. Kurva IS menggambarkan hubungan antara suku bunga dengan kondisi pasar barang dan jasa, sedangkan kurva LM melihat hubungan suku bunga dengan kondisi pasar uang.
Dari sisi perbankan secara eksplisit terlihat dari kredit perbankan. Sejalan dengan semakin berkembangnya aktivitas perbankan dalam suatu perekonomian, volume kredit perbankan tentu akan terus meningkat. Kenaikan kredit tersebut tentu akan mendorong permintaan agregat, baik melalui peningkatan konsumsi ataupun investasi.
Schumpeter melakukan observasi terhadap pasar financial sekitar 80 tahun yang lalu. Dia mengatakan bahwa pasar keuangan memainkan
5
peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dengan cara mempertemukan dana dari penabung ke peminjam dengan cara efficient untuk memberikan fasilitas phisik dan inovasi bagi proses perbaikan. Prediksi Schumpeter di perkuat oleh beberapa penelitian terdahulu seperti King dan Levine, (1993) yang menemukan bukti bahwa financial development sebagai prediktor ekonomi pembangunan dan pengembangan produktivitas yang akan datang. Juga efektivitas kebijakan ekonomi berhubungan secara positive dengan system kerja pembiayaan.
King dan Levin (1993) lebih lanjut
menujukkan hubungan antara
perbankan dan ekonomi makro dengan menyimpulkan bahwa pengaruh perbankan tidak hanya bersifat sementara saja, namun berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Berkembangnya sistem perbankan memiliki korelasi positip dan hubungan yang signifikan terhadap pertumbuhan, investasi dan efisiensi kapital. Peran perbankan yang penting ini tidak terlepas dari fungsi utama perbankan dalam alokasi resources secara efisien, melalui : a. Memfasilitasi perdagangan, lindung nilai (hedging), diversifikasi, dan pooling resiko, b. Alokasi resorces, c. Memantau kinerja manager dan pengawasan terhadap kinerja perusahaan, d. Mobilisasi dana, e. Memfasilitasi pertukaran barang dan jasa.
Peran Produk Islamic Bank dalam mengatasi masalah ekonomi dan pembangunan
Produk yang ditawarkan oleh Islamic Bank cukup beragam dan tidak kalah dengan produk dari bank konvensional. Produk-produk ini baik secara alngsung dan tidak langsung dmampu berperan dalam mengatasi permasalahn dalam ekonomi.
6
Saleem (2007) memberikan contoh pada Islamic bank di Pakistan yang telah mengembangkan produk Islamic bank. Peran Produk Islamic Bank dalam mengatasi masalah pembangunan ekonomi dapat dilihat dari beberapa variable yaitu: 1. Mampu mengontrol kemiskinan 2. Mampu mengontrol tingkat pengangguran 3. Mampu mengontrol tingkat illitreracy dan pendidikan 4. Mampu mengontrol tingkat inflasi
Menurut Saleem, produk Islamic bank dan hubungannya dengan ekonomi dapat di rinci dalam table berikut: Mode of finance Musharakah
Recommendation to control poverty
Mendorong terjalinnya kemitraaan dengan pihak pihak terkait Sebagian besar laba yang tidak diketahui akan dilihat dengan akurat, dan sebagian besar laba akan masuk ke bank dan akhirnya akan diperuntukkan bagi depositor. Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang hanya memberikan keuntungan dari sisi tingkat bunga saja Semua aktivitas ini akan membantu menghilangkan “black economy” dan sumber daya yang menganggur untuk digunakan dan dibagikan bagi para deposan kecil, mengurangi jumlah penduduk yang berada di garis kemiskinan
7
Mode of finance Mudaraba
Salam
Istisna
Murabaha
Ijarah Musawamah
Recommendation to control poverty Mudaraba merupakan alat yang sangat potensial untuk menghilangkan Riba/bunga dari masyarakat dengan menyediakan sebuah alat yang bebas bunga untuk penggunaan keterampilan dan khususnya dapat memobilisasi sumber daya masyarakat dengan menjadikan mereka mudarib ketika bank akan menyediakan jasa keuangan dan juga mendukung kesempatan system PLS yang tidak terdapat dalam jasa keuangan yang berbasis bunga untuk modal usaha. Pedagang kecil dan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khususnya di bidang agricultur dan kerajinan rakyat dapat memacu ekspor yang akhirnya akan mengurangi pemiskinan. Salam sangat berguna untuk mengurangi kemiskinan di sector agriculture dengan mudah, melalui memberikan kemungkinan pada bank dan petani untuk bekerjasama memanen dan mendapatkan dana pada saat yang tepat, bukan melalui pinjaman riba, yang pada akhirnya memperburuk keadaan Istisna berguna khususnya dalam sector perumahan, meningkatkan permintaan terhadap konstruksi, menciptakan kesempatan kerja, dan mensejahterakan masyarakat tanpa efek yang berbahaya dari riba/ bunga Murabaha tidak memiliki dampak langsung pada pengurangan tingkat kemiskinan, tetapi secara tidak langsung akan menyediakan alat yang baik bagi penjualan yang ditangguhkan (deferred sale) menjadi lebih efisien, Ijarah tidak memiliki efek langsung pada pengurangan tingkat kemiskinan Sama dengan murabaha tetapi mungkin musawama adalah mode of finance yang memiliki efek lebi8h sedikit dalam mengurangi tingkat kemiskinan karena memmbantu dalam perdagangan tanpa bunga.
8
Mode of finance Musharakah
Mudaraba
Salam
Istisna
Murabaha Ijarah Musawamah Mode of finance Musharakah
Mudaraba Salam
Istisna Murabaha Ijarah Musawamah
Recommendation to control unemployment Musharakah menciptakan pekerjaan bagi banyak penduduk, menjadi produk utama pembiayaan, mempromosikan kewirausahaan dan kemitraan usaha Mudarabah memiliki efek dalam mengurangi pengangguran di sector bisnis, karena mendorong manajemen usaha melalui tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan mempromosikan aktivitas perdagangan. Pengangguran berkurang dalam jangka pendek dan jangka panjang Salam juga memiliki potensi besar dalam mengurangi tingkat pengangguran di sector pedesaan dan mengurangi kecenderungan penduduk melakukan urbanisasi. Melalui petani, salam melibatkan penduduk pedesaan dan perkotaan, mengurangi beban pengangguran di sector perkantoran, perusahaan dan industry. Istisna juga memiliki efek baik dalam mengurangi pengangguran melalui peningkatan aktivitas konstruksi dan perumahan dan secara umum aktifitas manufaktur Murabaha memiliki efek kecil dalam mengurangi pengangguran Ijarah memiliki efek kecil mengurangi pengangguran Hampir sama dengan murabaha Recommendation to control illiteracy and education Tidak memiliki efek langsung tetapi mempromosikan budaya usaha dan bisnis dalam masyarakat, peningkatan jumlah penduduk yeng memiliki keterampilan sangat dibutuhkan jadi mungkin membantu dalam meningkatkan literacy. Lebih lanjut, pembiayaan pendidikan dan universitas melalui musharakah dapat membantu meningkatkan fasilitas pendidikan Tidak ada efek langsung Menghasilkan agricultur dan pembangunan sector pedesaan dan akhirnya akan meningkatkan income bagi masyarakat, dimana 70% masyarakat (di pinggiran Pakistan) memungkikan lebih banyak penduduk yang akan bersekolah Tidak ada efek langsung Tidak ada efek langsung Tidak ada efek langsung Tidak ada efek langsung
9
Mode of finance Musharakah
Mudaraba
Salam
Istisna Murabaha
Ijarah
Musawamah
Recommendation to control inflation Musharakah memiliki efek manjur dalam mengontrol inflasi dan menyebarkan kredit, mempromosikan kemitraan usaha (joint venture) tanpa harus melakukan penelitian dan investigasi sudah dapat dipastikan usaha akan sukses, bukan spekulasi dalam kesuksesan bisnis. Musharakah juga berbasis PLS, membagi resiko kerugian untuk menambah laba Mudaraba juga membantu mengontrol inflasi dengan mempromosikan bisnis bebas bunga. Bunga dan kreasi kredit yang dilakukan bank adalah factor utama memicu laju inflasi. Mudaraba melibatkan bank dan stakeholder dalam penilaian laba dan rugi, Salam memiliki efek yang besar dalam mengurangi inflasi, dimana makanan telah mencapai harga puncak, jalan utama memotong inflasi adalah melalui peningkatan agregat supply dan meningkatkan produksi dengan penggunaan pestisida pada saat yang tepat, meningkatkan jumlah sawah dan ladang dan pertanian. Istisna memiliki efek yang kecil dalam mengontrol inflasi Murabaha juga memiliki efek yang baik dalam mengurangi inflasi, seperti melibatkan penggunaan agen kontrak dengan peminjam yang diusulkan yang dapat membeli barang, pada harga diskon atau mungkin harga terendah bagi agen, yang terdapat dalam kontrak, tidak perlu bunga pinjaman dan ini akan mengurangi inflasi Ijarah juga memiliki potensi besar mengurangi inflasi bagi penduduk kelas menengah dan pengusaha dengan cara penggunaan asset tanpa pengeluaran cash yang tergesa gesa atau tiba tiba. Ini membuat mereka dapat memodifikasi atau bahkan mengganti peralatan dan mesin setelah beberapa bulan atau tahun tanpa teralu banyak kas yang mengalir. Tetapi Ijarah seperti leasing biasa, kadang kadang dapat menyebabkan inflasi jika ekonomi berada pada kondisi full employment, kemudian akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan akan meningkatkan harga di pasaran Musawamah menjamin metode yang baik dalam pengurangan inflasi tetapi murabaha lebih baik karena pembeli akan tahu harga dalam produk murabaha
10
Peran Sosial Islamic Bank
Hendry Et.All (2004) mengatakan bahwa terdapat perbedaan dalam Islamic Bank pada saat awal berdiri dengan Islamic Bank yang ada saat ini. Menurut Henry, Islamic Bank pada awal berdirinya di ciptakan untuk mengisi kesenjangan dalam social ekonomi dan mensupport rakyat miskin dengan cara meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung dan memobilisasi sumber daya mereka. Islamic Bank saat ini disisi lain nampaknya berlandaskan ide bahwa semua bank lain (conventional bank) terlarang dan haram dan harus di gantikan oleh Islamic bank.
Ide dasar religious yang terdapat dalam prinsip Islamic bank sangat terintegrasi dengan etika dan nilai moral sejauh institusi ini tidak dapat melepaskan diri dari pertimbangan social dan moral walaupun jika mereka mencoba, khususnya lingkungan mereka sendiri, termasuk staf dan klien, berharap mendapatkan komitmen social dari mereka. Komitmen social Islamic bank antara lain: (Kahf, et.all, 1998) a. Menyediakan pinjaman bebas bunga bagi yang membutuhkan dan yang mengalami keadaan yang tidak diharapkan b. Menyediakan dana untuk membantu kemiskinan dan yang membutuhkan. Dana ini biasanya melalui zakat tahunan c. Menyedikan asuransi kesehatan bagi karyawan dan keluarga d. Berkontribusi pada riset dan pengembangan komunitas e. Biasanya Islamic bank bekerja dalam lingkungan bank tradisional dan memiliki hubungan kerja dengan bank tradisional
Faruq (2004) menjelaskan bahwa Landasan filosofis dari sistem keuangan Islam, di mana bank merupakan bagian yang paling berkembang dari sistem ini melampaui interaksi faktor-faktor produksi dan perilaku ekonomi. Sedangkan sistem keuangan konvensional memfokuskan pada aspek ekonomi dan transaksi keuangan, sistem Islam menempatkan penekanan yang sama pada etika, moral, sosial dan dimensi keagamaan, untuk
11
meningkatkan kesetaraan dan keadilan demi kebaikan masyarakat secara keseluruhan. Perkembangan Islamic Bank di Indonesia
Telah banyak di tampilkan data historis perkembangan Islamic Bank di Indonesia yang dimulai sejak awal periode 1980-an. Melalui diskusi dan musywarah yang di kenal dengan Tim Perbankan MUI, akhirnya PT.Bank Muamalat dapat beroperasi sejak tanggal 1 Mei 1992 dengan Modal disetor awal Rp.106.126.382.000. (Syafi’i, 2001)
Perkembangan Islamic Bank sangat pesat dan pada akhir tahun 2007 jumlah dan jenisnya telah bertambah menjadi berlipat-lipat. (lihat table 1) Tabel 1 Perkembangan dan Jenis Bank Syariah di Indonesia Group of banks 2000 Islamic commercial banks Muamalat Mandiri Mega Islamic banking unit 1. PT Bank IFI 2. PT Bank Negara Indonesia 3. PT Bank Jabar 4. PT Bank Rakyat Indonesia 5. PT Bank Danamon 6. PT Bank Bukopin 7. PT BII 8. HSBC, Ltd. 9. PT Bank DKI 10. BPD Riau 11. BPD Kalsel 12. PT Bank Niaga 13. BPD Sumut
2001
2002
2003
YEAR 2004
2005
2006
2007
43 14
56 30
66 48
122 87
128 135 3
131 161 8
152 188 9
155 227 14
2 6 2
2 11 2
2 13 4 3 6 3
2 18 5 12 11 3 3 2
2 23 5 19 11 4 4 2 2 2 2 2 3
2 35 6 43 11 5 5 2 2 2 3 3 3
2 49 6 44 11 7 5 2 2 3 3 3 3
2 50 7 53 11 7 3 2 7 4 3 8 3
12
2008
Cont. table 1 Group of banks 2000
2001
2002
2003
14. BPD Aceh 15. Bank Permata 16. Bank Tabungan Negara 17. BPD NTB 18. BPD Kalbar 19. BPD Sumsel
YEAR 2004 2 2
2005 2 4 8 2 2 2
20. BPD Kalimantan Timur
2006 2 6 10 2 2 2 2
2007 5 6 13 2 2 2 2
21. BPD DIY
2
22. BPD Sulawesi Selatan
3
23. BPD Sumatera Barat
2
24. BPD Jawa Timur
2
25. PT Bank Ekspor Indonesia
2
26. PT Bank Lippo Islamic Rural Banks
2 79
81
83
84
88
92
107
114
Sumber: Laporan Perbankan Syariah, berbagai tahun
Perkembangan Islamic bank di Indonesia tidak hanya dalam jumlah tetapi juga dari jumlah penghimpunan dana pihak ketiga. Perkembangan dana pihak ketiga berdasarkan produk dari Islamic Bank di Indonesia dapat dilihat pada table 2. Table 2 Perkembangan Produk Islamic bank di Indonesia Modes of finance
2006
2007
2008
Musharakah Financing
11,42
15,77
19,40
Mudharabah Financing
19,87
19,96
16,25
Murabahah Recievable
61,75
59,24
58,87
Salam Receivable
0,00
0,00
0,00
Istishna Receivable
1,65
1,26
0,97
Qardh Receivable
0,00
0,00
2,51
Ijarah
0,00
0,00
2,00
Others
5,32
3,78
0,00
Sumber: Laporan Perbankan Syariah, berbagai tahun
Dari table 2 terlihat perkembangan Produk Islamic bank di Indonesia dimana murabahah masih merupakan produk yang menjadi unggulan. Jika kita merujuk pada penelitian Saleem (2007) tentang manfaat masihg 13
2008
masing produk Islamic Bank maka semua produk tersebut memiliki potensi untuk mengatasi permasalahan dalam pembangunan ekonomi. Data perkembangan makro ekonomi Indonesia yang terdiri dari
tingkat
pengangguran, tingkat inflasi dan tingkat melek huruf dpat dilihat pada table berikut:
Tabel 3 Indikator makro Indonesia Indikator Inflasi
2006
2007
2008
6,6 %
6,59%
11,6%
2007
2008
Unemployment 2006
Illiteracy
10.932.000 10.547.917
9.394.515
orang
orang
orang
2002
2004
2005
89,4
90,4
90,9
Sumber: BPS.go.id
Dari table 3 terlihat beberapa indicator ekonomi. Inflasi masih menjadi masalah dalam perekonomian Indonesia karena berada pada level >10 digit. Sedangkan untuk tingkat penganggura dan tingkat melek huruf menunjukkan kecenderungan kearah perbaikan.
Hendaknya produk produk yang di tawarkan oleh Islamic bank di Indonesia dapat di maksimalkan sehingga permasalahan pembangunan ekonomi dapat di atasi melalui pengembangan produk ini khususnya dan pengembangan Islamic Bank pada umumnya.
Pada Tabel 5 terlihat indicator kinerja keuangan Islamic Bank dari tahun 2006-2008. Secara keseluruhan indicator ini menunjukkan trend yang positif seiring dengan meningkatnya GDP Indonesia (table 6) jika kita
14
hubungkan dengan penghimpunan DPK yang dilakukan oleh Islamic Bank. Tabel 5 Performance Islamic Bank di Indonesia Performance / Tahun
2006
Total Asset
2007
2008
26.722.030
36.537.637
49.555.122
355.047
540.084
432.496
DPK
20.672.181
28.011.670
36.852.148
ROA
1,55
1,78
1,57
36,94
53,98
62,05
Laba-rugi
ROE Sumber: Laporan Perbankan Syariah, berbagai tahun
Tabel 6 Perkembangan GDP Indonesia berdasarkan Lapangan Usaha Industrial origin
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
Average
12,83
growth 20002001 18,88
Agriculture, Livestock, Forestry & Fishery
31,70
25,02
19,04
9,77
1,78
18,31
11,77
Mining and Quarrying
23,22
20,33
18,88
57,22
15,69
-4,88
Manufacturing Industry
29,19
16,23
19,15
20,63
8,41
44,03
-7,09
8,61
14,61
16,50
13,18
7,96
21,23
19,85
Electricity, Gas and Water Supply Construction
17,58
14,14
13,86
20,81
13,33
37,39
21,55
28,24
36,92
27,00
36,07 19,79
43,87
40,40
-22,82
15,99
Trade, Hotel, and Restaurant
17,44
17,48
16,60
16,46
9,35
27,23
10,20
12,09
25,30
24,15
13,32
20,22
-2,77
17,26
Transport and Communication
18,24
14,02
28,07
27,20
20,29
27,48
22,43
17,34
0,90
21,88
Financial, Ownership & Buss Services Services
20,61
13,42
16,70
18,62
11,53
58,17
20,57
14,97
5,64
21,82
21,16
18,73
21,50
17,99
18,43
28,22
9,26
16,28
4,88
18,95
GDP
25,44
18,26
19,91
22,52
11,11
27,03
11,12
13,06
12,38
18,56
GDP without oil and gas
25,29
19,06
20,23
19,11
10,67
30,59
13,67
14,90
10,39
19,19
15
16,28
Tabel 7 Distribusi pembiayaan Islamic Bank berdasarkan aktivitas sektoral Sectors
2006
2007
2008
Agriculture, forestry and agriculture facilities
3,43
3,00
3,08
Mining
1,83
1,83
2,53
Manufacturing
4,60
4,91
3,51
Water, gas and electricity
0,08
0,59
0,65
Construction
8,01
8,48
8,82
Trade, restaurants and hotels
14,87
14,86
11,59
Transport, cargo, storage and communication
5,70
5,61
7,22
Business Services
26,69
30,15
30,78
Social Services
7,12
6,81
6,45
Others
27,66
23,76
25,38
Sumber: Laporan Perbankan Syariah, berbagai tahun
Dari Tabel 7, Aktifitas Islamic Bank tertinggi berada pada sector business service dan diharapkan merupakan penyaluran pembiayaan pada sector usaha kecil sehingga dampaknya akan mengurangi kemiskinan. Juga pemberian kredit di sector pertanian harus ditingkatkan untuk mengurangi tingkat pengangguran di kalangan pekerja terampil.
KESIMPULAN
Islamic Bank memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi permasalahan dalam pembangunan ekonomi baik itu meningkatkan laju GDP, mengurangi tingkat inflasi, mengurangi tingkat pengangguran maupun mengurangi tingkat buta huruf. Melalui intermediasi dan memaksimalkan fungsi dan peran produk-produk Islamic bank yang memiliki
karakteristik
unik
dibanding
produk-produk
perbankan
konvensional.
Paper ini hanya berupaya untuk menunjukkan bagaimana link yang terjadi antara Islamic bank dan produknya dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi Indonesia. Paper ini berupaya untuk menunjukkan 16
beberapa variable yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian kuantitatif berikutnya. Untuk lebih mempertajam analisis kedepan diharapkan mampu dilakukan analisis kuantitatif antara variable yang telah di jelaskan dalam paper ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu Umar Faruq and Hassan, M. Kabir, 2007, Regulation and Performance of Islamic Banking in Bangladesh, Thunderbird International Business Review, 49, 2007. Ahmad, faruq, Hassan, Kabir, Riba and Islamic Banking, Journal of Islamic Economics, Banking and Finance, University of New Orleans Allen, DS, Ndikumana L, 1998, Financial Intermediation and Economic Growth in Southern Africa, Working Paper 1998-004B Bank Indonesia, 2002, Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, Jakarta Baraba, Achmad, Prinsip Dasar Operasional Perbankan Syariah, Paper, Mimeo Bjorklund, Irene. Lundstrom Lisbeth, 2004, Islamic Banking: An Alternatif System, Paper, Kristian Stad University Direktorat Perbankan Syariah. 2008. “Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia Dusuki, A. Wajdi, 2008, Understanding the objectives of Islamic banking: a survey of stakeholders perspectives, International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Vol 1 No 2, pp 132-148 Henry, M.C & Wilson, Rodey (eds) 2004, the Politics of Islamic Finance, Edinburgh University Press Ltd Jarhi, Mabid, 1994, Islamic Banking and underpinnings, IRTI, seminar proceeding No 47
finance:
Philosophical
Kafh, Monzer, ahmad,ausaf, hamoud sami, 1998, Islamic Banking and development an alternative banking concept, a Collective presentation, IRTI King, R. and R. Levine, 1993, Finance, Entrepreneurship, and Growth. Theory and Evidence, Journal of Monetary Economics, 33: 513-542. Levine, R. 1997 “Financial Development and Economic Growth: Views and Agenda,” Journal of Economic Literature, 35: 688-726. Veithzal Rivai, et.all, 2007, Bank and Financial Institution Management, Jakarta: Raja grafindo Persada, Jakarta
18
Saleem, Shahid, 2007, Role of Islamic Banks in economic development, available at ssrn.com/abstract=989055, University of Punjab, Lahore Sarker, Abdul Awwal (1999) Islamic Banking in Bangladesh: Performance, Problem and Prospects. International Journal of Islamic Financial Services 1:3. Syafi’i, Antono, 2001, Bank syariah dari teori ke Praktik, Gema Insani Press, Jakarta Timberg, Thomas, Islamic Banking and Its Potential Impact, This case study was made possible by support provided in part by the US Agency for International Development (USAID) Agreement No. LAG-A-00-96-9001600 through Broadening Access and Strengthening Input Market Systems Collaborative Research Support Program (BASIS-CRSP) and the World Council of Credit Unions, Inc. (WOCCU). Yacoob, AA, 1986, Islamic Banking and Economic Development, Dissertation, Univeristy of Maryland
WWW.BPS.go.id
19