PERAN GURU KELAS AWAL DALAM MENYIAPKAN KEMAMPUAN DASAR PADA KURIKULUM 2013
Mudzanatun
[email protected] Dosen PGSD FIP IKIP PGRI Semarang ABSTRAK Guru dipandang sebagai gudang ilmu dan sumber belajar. Guru memiliki peran utama untuk membentuk karakter manusia pada umumnya dan karakter bangsa pada khususnya. Guru memiliki kompetensi metodologi pembelajaran yaitu guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi diharuskan juga menguasai metode pembelajaran sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik, yaitu memahami karakteristik peserta didik. Prosedur pengajaran yang sesuai dengan komponen kurikulum, guru dituntut untuk melakukan kegiatan perumusan tujuan, organisasi materi, menetapkan metode dan alat dan merencanakan penilaian. Perencanaan ini kemudian diwujudkan guru dalam proses pembelajaran peserta didik atau siswa di kelas. Kemampuan Dasar akan diujikan pada siswa kelas 3 SD, maka pada tingkatan kelas ini perlu peningkatan kemampuan membaca pemahaman. Strategi pembelajaran pemahaman yang dapat digunakan adalah Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing (AMBT). Kata kunci : peran guru, membaca pemahaman, kompetensi guru
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Guru berperan dalam proses belajar mengajar. Guru dipandang sebagai gudang ilmu dan sumber belajar. Guru memiliki peran utama untuk membentuk karakter manusia pada umumnya dan karakter bangsa pada khususnya. Manusia akan terwarnai kehidupannya melalui pendidikan. Bangsa akan maju bila guru-guru disuatu bangsa tersebut maju pula. Mengenai prosedur pengajaran, sesuai dengan komponen kurikulum, guru dituntut untuk melakukan kegiatan perumusan tujuan, organisasi materi, menetapkan metode dan alat dan merencanakan penilaian. Perencanaan ini kemudian diwujudkan guru dalam proses pembelajaran peserta didik atau siswa di kelas.
Dunkin dan Biddle menyatakan bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik jika pendidik mempunyai dua kompetensi utama yaitu: “kompetensi subtansi materi pembelajaran atau penguasaan materi pelajaran, dan kompetensi metodologi pembelajaran.”Artinya bahwa guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi diharuskan juga menguasai metode pembelajaran sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik, yaitu memahami karakteristik peserta didik. Metode pembelajaran yang digunakan sebagai cara yang dapat memudahkan peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru. Kemampuan dasar akan diujikan pada siswa SD kelas 3. Akhir semester 2 kelas 3 UPTD sebagai wakil pemerintah daerah akan menguji semua siswa kelas 3 SD di wilayahnya. Kemampuan dasar tersebut terdiri atas kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
Hal ini biasa disingkat CALISTUNG. Kemampuan
membaca diharapkan siswa mampu membaca pada tingkat pemahaman. Kemampuan ini akan membantu siswa untuk menguasai pengetahuan dan teknologi di tingkat kelas berikutnya. Berdasarkan uraian di atas sangatlah penting peran guru untuk menyiapkan siswa SD kelas awal untuk menguasai kemampuan dasar. Pada kesempatan ini penulis hendak mengangkat permasalahan sebagai berikut? 2. Rumusan masalah a. Bagaimanakah langkah membaca pemahaman akan dikuasai anak SD? b. Bagaimanakah peran guru untuk membantu siswa memiliki kemampuan membaca pemahaman yang berkualitas? 3. Tujuan Makalah ini bertujuan akan membantu guru (1) untuk mendeteksi awal sejumlah siswa kelas 3 SD apakah sudah menguasai membaca pemahaman, (2) meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 3 SD. 4. Manfaat a. Manfaat bagi guru, guru akan termotivasi untuk mendampingi siswa agar berkemampuan membaca pemahaman secara maksimal.
b. Manfaat bagi penulis, penulis akan menindaklanjuti untuk mengadakan penelitian bagaimana tingkat prosentase kemampuan membaca pemahanan siswa kelas 3 SD di kota Semarang.
PEMBAHASAN 1. Kajian pustaka a. Pengertian Membaca Pada hakikatnya membaca adalah sesuatu yang rumit karena melibatkan banyak hal tidak hanya melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktivitas visual berpikir, psikolinguistik dan metakognitif (Farida Rahim, 2007:2). Membaca tidak sekadar melafalkan atau membunyikan huruf-huruf yang terangkai dalam kata dan kalimat. Namun membaca melibatkan pikiran kondisi psikis pembaca dan pengalaman serta kosa kata pembaca. Lebih lanjut ditegaskan oleh Anderson dkk. dalam (Hairuddin 2007; 22) memandang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang komplek yang menuntut kerjasama antara sejumlah kemampuan. Membaca sesuatu, seseorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas jelaslah bahwa membaca merupakan
aktivitas
visual
berpikir
dengan
melibatkan
psikolinguistik,
metakognitif untuk memahami makna tulisan secara kompleks. Pemahaman seseorang pada tulisan yang dibacanya akan terbantu oleh kondisi pengetahuan yang dimilikinya. b. Pengertian Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan setelah menguasai MMP (Metode Membaca Permulaan). Lebih lanjut diterangkan oleh Syafei bahwa empat tingkatan pembaca pemahaman (1) membaca literal, (2) inferensial, (3) kritis, (4) kreatif. Pembahasan mengenai tingkatan pemahaman berikut mengacu pada Burns dan Roe sebagai berikut:
Pemahaman literal adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. pemahamam literal merupakan pemahaman yang paling rendah. pemahanan ini merupakan prasyarat pemahaman yang lebih tinggi(Buns dan Roe 1990 : 225. dalam Hairuddin :3-23) Pemahaman inferansial adalah kemampuan memahamiinformasi yang dinyatakan secara tidak langsung(tersirat) dalam teks. Memahami informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Dalam hal ini kemampuan pembaca secara pribadi dan terpadu untuk membantu dugaan dan hipotesa. Pemahaman kritis merupakan pemahaman mengevaluasi materi teks. pemahaman kritis pada dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif. peda kemampuan ini pembaca menemukan norma tertentu pengetahuan dan latarbelakang pengalaman pembaca untuk menilai teks. Pemahaman kreatif merupakan
kemampuan untuk mengungkapkan
respon emosional dan estitis terhadap teks yang sesuai dengan standar pribadi dan standar profesional. Pemahaman ini melibatkan seluruh dimensi kognitif membaca karena berkaitan dengan dampak psikologi dan estetis teks terhadap pembaca. Pembaca dituntut berimajinasi untuk memperoleh gambaran baru yang melebihi sajian penulis. 2. Upaya menyelesaikan masalah a. Langkah-langkah membaca pemahaman akan dikuasai anak SD? Upaya mengomptimalkan membaca pemahaman salah satu cara menggunakan strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing(AMBT). Menutut eas 1997 dalam Hairuddin (2007:3-24) strategi AMBT merupakan strategi yang berguna untuk membimbing siswa berinteraksi dengan teks yang berlandaskan pada pendekatan proses membaca. Proses membaca ini dimulai dari tahap prabaca, saat baca dan pascabaca. Kegiatan prabaca, menggunakan pengajaran mini. Siswa dibangkitkan pengalaman dan skemata. Salah satu tujuan pengajaran mini untuk aktivitas ini adalah membantu siswa mengaktifkan skemata pada pembaca hal ini penting karena keberhasilan dalam membaca sangat ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan pendahuluan . guru memberi motivasi.
Aktivitas saat pembelajaran. Pada pereode ini guru menunggui siswa melakukan membaca dalam hati. Siswa membaca dapat berkelompok atau sendirisendiri. Guru sebagai model membaca dalam hati. Sewaktu membaca dalam hati siswa dapat menentukan ide pokok,dan penjelasdalam sebuah paragraf, menemukan alasan tujuan penulis,dan menyimpulkan isi bacaan. Kegiatan pascabaca, kegiatan ini dilakukan siswa setelah kegiatan membaca. pengajaran ini dapat dilakukan dengan cara membaca ulang prediksi awal
yang
dikemukakan
pada
tahap
prabaca,
bertanyajawab
untuk
merevisi/menguji prediksi awal melakukan sharing hasil dalam diskusi kelas serta menjawab pertanyaan tingkat literal, inferensial, kritis dan kreatif secara individu b. Bagaimanakah peran guru untuk membantu siswa memiliki kemampuan membaca pemahaman yang berkualitas? Peran guru guru untuk membantu siswa memiliki kemampuan membaca pemahaman yang berkualitas adalah ada tiga kegiatan pendampingan yaitu pendampingan prabaca, pendampingan saat baca dan pendampingan pascabaca. Berikut peran guru pada prabaca: (1) Peran guru membentuk 4 kelompok setiap kelompok berisi 5 siswa (2) Guru memperkenalkan topik bacaan. Guru memberikan penjelasan pernyataan yang akan membantu metakognisi siswa dengan cara menghubungkan judul bacaan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. (3) Guru memberi penjelasan tujuan membaca yang akan dilaksanakan (4) Guru menjelaskan langkah–langkah yang akan dilaksanakan. Penjelasan langkah mengajar sangat mambantu menyiapkan kesediaan guru memfokuskan perhatian siswa pada judul. Judul dihubungkan petunjuk dalam bacaan dan mencatat. (5) Guru mencatat di papan tulis semua prediksi yang dikemukan Peran guru saat baca guru mendampingi siswa membaca dalam hati serta menjadi model. Guru memberi arahan hal yang akan ditemukan saat membaca. Hal yang dilarang saat membaca yaitu guru jangan sampai meninggalkan siswa saat baca, karena anak memandang membaca dalam hati tidak penting. Sikap
membacapun perlu diperhatikan guru. Siswa tidak diperkenankan membaca sambil komat-kamit, dan apalagi gembrengeng, siswa membaca dengan suara pelan juga tidak diperkenankan, jari-jemari sambil menunjuk juga tidak diperlukan. Beberapa hal yang dilarang tersebut akan mengganggu kelancaran membaca dalam hati. Peran guru pascabaca. Guru berperan mendampingi untuk bertanya jawab merevisi prediksi awal, melakukan diskusi kelas secara konfirmasi.
KESIMPULAN Membaca pemahaman akan membantu meningkatkan kemampuan dasar siswa kelas tiga SD. Kemampuan dasar siswa dapat mencapai maksimal bila kemampuan membaca pemahaman dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Hairuddin. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendididkan Nasional. Nurhadi. 2005. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca? (Suatu Teknik Memahami Literatur yang Efisien). Malang: Sinar Baru Algensindo.