Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Riskesdas 2013: Pengertian Riset berbasis masyarakat untuk menyediakan informasi indikator pembangunan kesehatan dengan menggunakan sampel rumah tangga yang mewakili wilayah nasional, provinsi, kabupaten/kota
Manfaat Riskesdas DATA RISKESDAS (Public Domain)
EVALUASI
ANALISIS/ LAPORAN
IMPLEMENTASI PROGRAM
INPUT KEBIJAKAN
PERENCANAAN
Persyaratan
Input
Proses
BERBASIS BUKTI
Output Dampak
Pertanyaan Riskesdas 2013*) 1. Bagaimanakah pencapaian status kesehatan masyarakat di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten tahun 2013? 2. Apa dan bagaimana karakteristik yang melatarbelakangi status kesehatan masyarakat di tingkat nasional, provinsi, dan kab/kota? 3. Apakah telah terjadi perubahan masalah kesehatan spesifik di setiap provinsi, dan kabupaten/kota? 4. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya perubahan masalah kesehatan? 5. Bagaimana korelasi antar faktor terhadap status kesehatan? *)
1,2, 3 dijawab tahun 2013; 4 dan 5 dijawab tahun 2014 5
Metodologi Disain dan Lokasi • Potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok Sensus (BS) dari BPS • Populasi sampel adalah rumah tangga di Indonesia, dari 25 Bangunan sensus di BS terpilih untuk mendapatkan 25 rumah tangga (RT) • Seluruh provinsi dan kabupaten/kota tercakup (33 Provinsi, 497 kab/kota)
6
Sampel Riskesdas 2013 (oleh BPS) Kabupaten
Validasi
• Kabupaten - 12.000 BS penyajian sampai domain kabupaten/kota. • Provinsi - 3000 BS penyajian sampai domain provinsi.
VALIDASI
• Nasional – 1000 BS penyajian level nasional
Provinsi
Nasional
• Validasi - 150 BS 7
KERANGKA SAMPEL • Kerangka sampel pemilihan tahap pertama adalah daftar primary sampling unit (PSU) dalam master sampel. PSU adalah gabungan dari beberapa blok sensus Jumlah PSU dalam master sampel adalah 30000 PSU PSU juga dilengkapi informasi jumlah dan daftar nama kepala rumah tangga, alamat, tingkat pendidikan KRT berdasarkan klasifikasi wilayah urban/rural. • Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah seluruh bangunan sensus yang di dalamnya terdapat rumah tangga biasa (tidak termasuk institutional household). Bangunan sensus terpilih dan rumah tangga biasa dalam bangunan sensus terpilih terlebih dahulu dilakukan pengecekan keberadaan & pemutakhiran.
DESAIN SAMPLING (1) Modul IPKM (Untuk estimasi kabupaten/kota) Metode Sampling: Sampling empat tahap berstrata • Tahap pertama, memilih sejumlah psu dari psu terpilih secara sistematik pada setiap kab/kota sesuai alokasi domain. • Tahap kedua, dari PSU terpilih, dipilih 2 blok sensus secara pps dengan size jumlah rumah tangga sesuai alokasi domain. Selanjutnya dipilih secara acak satu blok untuk Riskesdas dan satu blok sensus untuk Susenas. • Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih Riskesdas, dipilih 25 bangunan sensus secara sistematik berdasarkan data bangunan sensus hasil SP2010-C1. • Tahap keempat, dari setiap bangunan sensus terpilih dipilih satu rumah tangga biasa secara acak, setelah terlebih dahulu mengidentifikasi rumah tangga yang sekarang tinggal di bangunan sensus tsb (dimutakhirkan).
DESAIN SAMPLING (2) Modul untuk estimasi provinsi Metode Sampling: Sampling tiga tahap berstrata, subsampel dari estimasi kab/kota. • Tahap pertama, memilih sejumlah BS secara sistematik dari BS terpilih estimasi kab/kota sesuai alokasi domain kab/kota. • Tahap Kedua, dari setiap blok sensus sampel, dipilih 25 bangunan sensus secara sistematik berdasarkan data hasil SP2010-C1. • Tahap Ketiga, dari setiap bangunan sensus terpilih provinsi, rumah tangga sampel adalah sama dengan rumah tangga modul IPKM (estimasi Kab)
DESAIN SAMPLING (3) Modul Biomedis (untuk estimasi nasional) Metode Sampling: Sampling dua tahap berstrata, subsampel dari estimasi provinsi.
• Tahap 1: Memilih 250 kabupaten/kota secara ‘probability proportional to size with replacement’ (pps wr). Dari hasil penarikan sampel, jumlah realisasi sampel yang efektif (effective sample size) sebanyak 177 kabupaten/kota. • Tahap 2: Dari setiap kabupaten/kota terpilih, dilakukan pemilihan blok sensus secara systematic sampling dari daftar blok sensus sampel Riskesdas Modul untuk estimasi provinsi. Rumah tangga yang menjadi sampel dalam Riskesdas Modul Biomedis adalah sama dengan rumah tangga yang terpilih pada Modul IPKM dlm blok sensus sampel Modul Biomedis.
Response Rate*): RISKESDAS 2013 33 Provinsi, 497 Kabupaten/Kota 12.000 11.986 Blok Sensus (BS) 99,9% 300.000 Bangunan Sensus 294.959 Rumah/dwelling293.125 (99.4%) rumah dengan 1 KK; 0.6 % rumah dengan 2 KK+ 294.959 Rumah Tangga (RT) (98,3%) mencakup 1.027.763 anggota rumah tangga (ART)(93%) *) Lihat pada penjelasan umum
12
Riskesdas 2007 vs 2013 2007
2013
Sampel RT
280 ribu
295 ribu
Representasi
Kab, prov, nasional
Kab, prov, nasional
Sampel BS
18000
12000
Jml BS biomedis
971 (perkotaan)
1000 (Kota dan Desa)
Pemilihan Sampel BS
Sama BS susenas
Terpisah dengan BS Susenas
Jumlah Ruta per BS
16
25
Data yg dikumpulkan
Lengkap: Perilaku, Gizi, PM, PTM, disabilitas, Biomedis, Gizi, sanitasi, KIA
Lengkap: sama ada penambahan dan pengurangan
Biomedis
lengkap
lengkap
Data yang dikumpulkan (wawancara), Riskesdas 2013 TOPIK
UNIT SAMPEL: RT & ART (Kabupaten)
AKSES DAN PELAYANAN KESEHATAN
RT
FARMASI & PELAYANAN KES. TRADISIONAL
RT
GANGGUAN JIWA BERAT DALAM KELUARGA
RT
KESEHATAN LINGKUNGAN
RT
PEMUKIMAN DAN EKONOMI
RT
PENYAKIT MENULAR
ART (SEMUA UMUR)
PENYAKIT TIDAK MENULAR
ART (SEMUA UMUR, 15 + TH, 30 +)
14sudah
Data yang dikumpulkan (wawancara), Riskesdas 2013 TOPIK
UNIT SAMPEL: RT & ART (Kabupaten)
CEDERA
ART (SEMUA UMUR)
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
ART (SEMUA UMUR)
DISABILITAS/KETIDAKMAMPUAN
ART (15 + TH)
KESEHATAN JIWA
ART (15 + TH)
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU
ART (10+ TH)
PEMBIAYAAN KESEHATAN
ART (SEMUA UMUR)
KESEHATAN REPRODUKSI
ART (10-54 TAHUN)
KESEHATAN ANAK & IMUNISASI
ART (0-5 TH, PRP. 0-11 TH)
15
Data pengukuran dan pemeriksaan yang dikumpulkan, Riskesdas 2013 TOPIK
UNIT SAMPEL: RT & ART (Kabupaten)
BERAT BADAN
ART (SEMUA UMUR)
TINGGI BADAN/PANJANG BADAN
ART (SEMUA UMUR)
LINGKAR PERUT LINGKAR LENGAN ATAS TEKANAN DARAH
ART (15+ TH, KECUALI HAMIL) ART (PRP. 15-49 TH, TERMASUK HAMIL ART (15 + TH)
16
Data pengukuran/pemeriksaan yang dikumpulkan, Riskesdas 2013 TOPIK KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN KESEHATAN INDERA
UNIT SAMPEL: RT & ART ART (SEMUA UMUR, VISUS 6+ TH
Keterwakilan Kabupaten
ART (2+ TH)
Kabupaten
STATUS GIGI PERMANEN
ART (12+ TH)
Provinsi
SAMPEL DARAH
ART (1 + TH)
Nasional
PENDENGARAN
SAMPEL URIN SAMPEL AIR
ART (ANAK 6-12 TH, WUS 15-49 TH)
Nasional
RT (3 RT/BS BIOMEDIS)
Nasional
SAMPEL GARAM BERIODIUM
RT (SEMUA)
Kabupaten
SAMPEL GARAM TITRASI
RT (SEMUA)
Nasional
17
Proses: Riskesdas Persiapan 2012 •
• • • • •
Pertemuan: BPS, klinisi, universitas Uji coba Protokol Riskesdas Etik Sosialisasi Recruitment tenaga
Pelaksanaan 2013 • • • •
Pencanangan Sosialisasi Pelatihan Enumerator: ± 10.000 ; • PJT Prov/Kab ± 525 • Manajemen logistik & keuangan
•
• • •
Manajemen data, analisis, lab, laporan Diseminasi hasil nasional, prov, kab/kota Translasi hasil kebijakan (2014) Analisis lanjut (2014)
Jumlah sampel riskesdas 2013 yang dianalisis menurut kelompok umur & jenis kelamin
Sampel Balita Anak Balita
Laki-laki N
Perempuan %
N
%
Laki + Perempuan
0 - 5 bulan
3.801
51,3
3.613
48,7
7.414
6 -11 bulan
3.818
50,6
3.724
49,4
7.542
12 -23 bulan
8.086
50,6
7.891
49,4
15.977
24 - 35 bulan
8.043
50,7
7.831
49,3
15.874
36 - 47 bulan
9.009
51,5
8.484
48,5
17.493
48 - 59 bulan
9.470
51,6
8.896
48,4
18.361
42.227
51,1
40.439
48,9
82.666
Total
Sampel Umur 5-18 tahun Anak Usia Sekolah (tahun) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total
Laki-laki N 10.618 11.679 11.315 11.457 12.088 12.164 11.451 12.144 12.211 10.232 9.898 9.487 9.317 8.450 152.511
% 52.3 52.5 52.7 51.4 51.4 51.8 52.1 51.5 51.6 50.7 50.7 50.8 51.2 51.9 51.6
Perempuan Laki+Perempuan N % 9.699 47.7 20.317 10.556 47.5 22.235 10.171 47.3 21.486 10.842 48.6 22.299 11.416 48.6 23.504 11.328 48.2 23.492 10.542 47.9 21.993 11.454 48.5 23.598 11.465 48.4 23.676 9.936 49.3 20.168 9.611 49.3 19.509 9.197 49.2 18.684 8.899 48.8 18.216 7.845 48.1 16.295 142.961 48.4 295.472
Sampel Umur ≥19 (Tahun) Usia Dewasa (tahun) 19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ Total
Laki-laki
N 7.122 31.796 29.497 35.303 36.807 38.811 33.626 30.452 23.504 17.406 10.400 8.418 7.529 310.671
% 52,7 50,6 45,5 45,2 46,2 48,0 48,0 49,9 49,5 50,6 47,8 47,9 43,2 47,8
Perempuan Laki+Perempuan N % 6.396 473 13.518 31.082 49.4 62.878 35.402 54.5 64.899 42.723 54.8 78.026 42.924 53.8 79.731 42.107 52.0 80.918 36.370 52.0 69.996 30.549 50.1 61.001 23.965 50.5 47.469 17.000 49.4 34.406 11.358 52.2 21.758 9.173 52.1 17.591 9.905 56.8 17.434 338.954 52.2 649.625
Sampling Garam, Urine dan Air untuk Status Iodium Sampel
Garam
Urin Air
Responden
Tes cepat di lokasi
Semua RT sampel (294.959 RT)
Kabupaten /Kota
Titrasi iodium di laboratorium
25.000 RT
Nasional
Pemeriksaan Ekskresi iodium dalam urin (EIU) di laboratorium
WUS 15–49 th (18.000 sampel) Anak 6–12 th (8.000 sampel)
Nasional
Pemeriksaan iodium air 3000 sampel RT di laboratorium
Nasional
Sampling Pemeriksaan Specimen Darah
92.000
56.719
Target
Bersedia
Serum 47.746
Hb
Malaria
Glukosa
K.Klinis
46.428
44.731
38.136
35.609
Link Kesmas 46.953
40.250
K. Klinis 39.377
Glukosa 39,202 50.912
Datang ke Lab
49,931
Diperiksa
≥15 thn
Malaria 46.394
Hb 48.404 ≥ 1 thn
Outline Presentasi Hasil Kerangka konsep Lingkungan
Perilaku
Pelayanan kesehatan
Kecacatan
Status kesehatan
Proses pemodelan pengembangan Kuintil Indeks Kepemilikan Riskesdas 2013 untuk menjadi alternatif kuintil indeks Pengeluaran Rumah tangga sebagai proxy status ekonomi
Indeks Kesejahteraan Rumah Tangga Tingkat Kesejahteraan RT
Status Sosial Ekonomi
Penghasilan per bulan
Pendapatan per bulan
Kepemilikan barang
Kuintil Indeks Kepemilikan, 2013 Pengeluaran RT Susenas 2010
PCA: indeks dg 9 variabel Susenas 2010 Kepemilikan Barang
Riskesdas 2013
PCA: indeks dg 12 variabel Riskesdas 2013 Kuintil Indeks Kepemilikan
Distribusi Kuintil Indeks Kepemilikan berdasarkan Tempat Tinggal, 2013 Distribusi Kuintil
Terbawah
Menengah Bawah
Menengah
Menengah Atas
Teratas 20%
32,1
15%
29,7 26,9 27,1 22,1
21,3
19% 15,2
24%
11,6 22% Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas
9,5
4,4
Perkotaan
Perdesaan
Persentase Rumah Tangga Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Gratis menurut Kuintil Indeks Kepemilikan, 2013
37,1 32,3 26,7 20,0 14,3
Terbawah
Menengah Bawah
Menengah
Menengah Atas
Teratas
Persentase Rumah Tangga Penerima Beras Miskin menurut Kuintil, 2013 80,3
75,5 62,9
41,9
19,5
Terbawah
Menengah Bawah
Menengah
Menengah Atas
Teratas
Status Kesehatan
Berat Lahir dan Panjang Badan Lahir
Proporsi Berat Badan Lahir: 2010-2013*) 100,0%
82,5%
85,0%
80,0% 60,0% 40,0% 20,0%
11,1%
10,2%
6,4%
4,8%
0,0%
<= 2.500 gr
>2500 - 3999 gr
2010
2013
*) Berdasarkan 52,6% sampel balita yang punya catatan
> 4.000 gr
5,0
Sulteng Papua NTT Kalbar Kalteng Gorontalo Sulsel NTB Sulbar Malut Maluku Jatim Kaltim Jabar Pabar Indonesia Kalsel Bengkulu Jateng Banten Sultra Babel DIY Sumsel Kep.Riau DKI Bali Aceh Riau Jambi Lampung Sulut Sumbar Sumut
Proporsi BBLR: 2010-2013 menurut Provinsi
25,0
20,0
15,0
11,1
10,0
10,2
0,0
2010 2013
Proporsi Panjang Badan Lahir: 2013*) 100,0 76,4
80,0 60,0 40,0 20,0
20,2 3,3
0,0 <48 cm
48 - 52 cm
*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan
> 52 cm
NTT DIY Sulteng Babel Sulut Papua Jateng Sumsel Kalbar Sulsel Malut Lampung Kalteng Jambi Banten Jabar Indonesia Sulbar DKI Sumut Pabar NTB Sultra Kaltim Kep.Riau Jatim Riau Sumbar Gorontalo Kalsel Aceh Maluku Bengkulu Bali
Proporsi Bayi Lahir Pendek (<48 cm), 2013*)
35,0
30,0 28,7
25,0
20,0 20,2
15,0
10,0 9,6
5,0
0,0
*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan
Maluku Bengkulu Aceh Sultra Kalsel Sumbar Gorontalo Malut Pabar Kalteng Riau Jambi Sulut Kep.Riau Bali Lampung Jabar Sumut Banten Indonesia Babel Sulsel Sulbar DKI NTB Kaltim Sumsel NTT Jatim Kalbar Jateng DIY Sulteng Papua
Proporsi Anak dengan Berat Badan <2500 gr & Panjang Badan Lahir <48 cm, 2013
10,0
8,0
2,0 7,6
6,0
4,3
4,0
0,8
0,0
*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan
0,6
0,53
Proporsi Kecacatan pada Anak 24-59 bulan, 2010-203 0,5 0,4
0,07
0,08
0,08
0,17
0,13
0,12
0,14
0,08
0,1
0,09
0,2
0,15
0,17
0,3
0 Minimal satu Tuna netra Tuna wicara jenis cacat
Down syndrome
2010
2013
Tuna daksa Bibir sumbing Tuna rungu
Status Gizi
Kecenderungan Nasional: 2007-2013 Proporsi Gizi Kurang & Pendek*) pada Balita 25,0
25,0
20,0
20,0
15,0
13,0 13,0
13,9
10,0 5,0
18,8 18,5 18,0
18,0
19,2 17,1
15,0 10,0
5,4
4,9
5,7 5,0
0,0
0,0 Gizi Buruk
Gizi Kurang
Sangat Pendek
BB/U 2007
2010
Pendek TB/U
2013
*) Gizi Buruk (BB/U<-3SD), Gizi Kurang (BB/U<-3SD-2SD) Sangat pendek (TB/U<-3SD), Pendek (TB/U <-3SD-2SD)
2007
2010
2013
Kecenderungan Nasional: 2007-2013 Proporsi Kurus & Gemuk*) pada Balita 25,0
25,0
20,0
20,0
15,0
15,0
14,0 12,2
10,0 6,2
6,0
5,0
7,4
7,3
5,3
11,9
10,0 6,8
5,0
0,0
0,0 Sangat Kurus 2007
2010
Kurus 2013
*) Sangat kurus (BB/TB<-3SD), Kurus (BB/TB <-3SD-2SD) Gemuk (BB/TB>2SD)
Gemuk 2007
2010
2013
Proporsi balita 0-59 bulan menurut Status Gizi (TB/U & BB/TB) 2007-2013 100,0 80,0
4,8
3,9
45,9
5,1
49,1
48,6
11,1
9,6
7,6
6,8
60,0 11,4 40,0
7,4
20,0
29,1
25,3
27,4
2,3
2,1
2,5
0,0
2007
2010
2013
Pendek-kurus
Pendek-Normal Pendek-Gemuk
Normal-kurus
Normal-normal
Normal-gemuk
30,0
10,0
5,0
Bali DKI Babel Kep.Riau Jabar DIY Sulut Kaltim Banten Jateng Sumsel Bengkulu Lampung Jatim Indonesia Jambi Sumbar Papua Sumut Riau Kalteng Sultra Sulteng Malut Sulsel NTB Gorontalo Aceh Kalbar Kalsel Maluku Sulbar Pabar NTT
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013 Proporsi Balita Gizi Kurang
40,0
35,0
19,6
25,0
20,0
15,0
18,4
0,0
2007 2010 2013
50,0
20,0
Kep.Riau DIY DKI Kaltim Babel Bali Banten Sulut Jabar Jatim Sumsel Jateng Riau Indonesia Jambi Kalbar Gorontalo Sumbar Bengkulu Papua Maluku Sulsel Malut Sulteng Kalteng Aceh Sumut Sultra Lampung Kalsel Pabar NTB Sulbar NTT
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013 Proporsi Balita Pendek
70,0
60,0
37.2
40,0
30,0
36,8
10,0
0,0
2007 2010 2013
Bali Sulteng DIY Sulut DKI Babel Sulbar Jabar Sulsel Jateng Jatim Sultra Kaltim Gorontalo Lampung NTB Indonesia Malut Kep.Riau Kalteng Sumsel Sumbar Kalsel Jambi Banten Papua Bengkulu Sumut Pabar NTT Riau Aceh Maluku Kalbar
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013 Proporsi Balita Kurus
25,0
20,0
13,6
15,0
10,0
12,1
5,0
0,0
2007 2010 2013
Proporsi Balita Gizi Kurang, Pendek, Kurus, Gemuk*) menurut Umur & Jenis kelamin, 2013 Laki-laki
Perempuan
50,0
50,0 38,7
39,9
40,9
36,1
24,4 10,0 11,0
10,0 11,4
Gizi Kurang
9,6 11,0
Gemuk
22,9
21,6
Kurus
6-11 bl
11,1 12,1
Pendek
0-5 bl
15,0
Gizi Kurang
12-23 bl 24-35 bl 36-47 bl 48-59 bl
15,6 12,2
0,0
10,5
0,0
11,5
5,0 6-11 bl
21,4
10,0
9,9
11,4 10,4
10,9 10,9
15,0
5,0 0-5 bl
22,4
21,6
25,0 20,0
10,0 12,7
10,0
10,0
22,5
23,0 15,3
16,4 16,0
16,4
12,5
15,0
14,6
20,0
30,0 19,3
22,3
25,0
27,3
27,6
30,0
40,0
35,0
29,8
35,0
37,8
40,0
45,0
39,4
43,0
41,2
45,0
12-23 bl 24-35 bl 36-47 bl 48-59 bl Pendek
Kurus
Gemuk
*) Gizi Kurang (BB/U), Pendek (TB/U), Kurus (BB/TB<-2SD; Gemuk (BB/TB)>2SD
Proporsi Anak Pendek Umur 5-18 tahun menurut Jenis Kelamin, 2013
26,2
23,3
37,4
38,9
26,0
36,5
29,7
35,9
34,1
32,8
40,2
34,9
37,7
35,8
35,1
32,3
30,7
30,8
27,8
28,1
25,1
27,6
25,5
25,0
27,7
30,0
27,5
35,0
29,0
40,0
33,7
45,0
36,7
50,0
20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 5
6
7
8
9
10 Laki-laki
11
12
13
Perempuan
14
15
16
17
18
Rata-rata Tinggi Badan Anak Umur 5-18 tahun dibanding Rujukan (WHO 2007) : 2007-2013 Laki-laki
Perempuan
190,0
190,0
Beda 12,5 cm
170,0
180,0 Rata2 Tinggi Badan (cm)
Rata2 Tinggi Badan (cm)
180,0
160,0
150,0 140,0 130,0 120,0 110,0
170,0
Beda 9,8 cm
160,0 150,0 140,0 130,0 120,0 110,0
100,0 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
100,0 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Umur (tahun) Rujukan
2007
2010
Umur (tahun) 2013
Reference
2007
2010
2013
Rata-rata Tinggi Badan Anak Umur 5-18 tahun dibanding Rujukan (WHO 2007) menurut Tempat tinggal, 2013 Perempuan
190,0
190,0
180,0
180,0
170,0
170,0
160,0 150,0
140,0
Kota & Desa, beda 2,7 cm
130,0 120,0
Rata2 Tinggi Badan (cm)
Rata-rata Tinggi Badan (cm)
Laki-laki
160,0
150,0 140,0 130,0
Kota & Desa, beda 1,7 cm
120,0
110,0
110,0
100,0
100,0 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Umur (Tahun)
Umur (tahun)
Reference
Kota
Desa
Rujukan
Kota
Desa
NTT NTB Lampung Sulbar Sumsel Kalbar Sumbar Sulsel Jateng Bengkulu Jambi Kalteng Kalsel Sultra Jabar Banten Maluku Indonesia Aceh Riau Sulteng Babel Jatim DIY Malut Gorontalo Kep.Riau Sumut Pabar Bali Kaltim Papua DKI Sulut
Proporsi Laki-laki Obese (IMT>25) Umur >18 tahun: 2007-2013 Laki-laki >18 tahun
50,0
40,0
30,0
19,7
20,0
10,0
13,9
0,0
2007 2010 2013
NTT Lampung Kalbar NTB Sumsel Sulbar Sultra Jambi Kalteng Bali Papua Jateng Sumbar Maluku Banten Kalsel Bengkulu DIY Sulsel Riau Indonesia Jatim Jabar Aceh Pabar Sumut Sulteng Kep.Riau Malut DKI Babel Kaltim Gorontalo Sulut
Proporsi Perempuan Obese (IMT>25) Umur >18 tahun: 2007-2013 Perempuan >18 tahun
50,0
40,0
32,9
30,0
20,0
10,0
14,8
0,0
2007 2010 2013
40,0
10,0
NTT Lampung Kalbar Jambi Kalteng NTB Sumsel Sulbar Bengkulu Jateng Kalsel Banten Aceh Sultra Jabar Indonesia Jatim Bali Riau DIY Sulteng Maluku Malut Kep.Riau Sumbar Sumut Sulsel Pabar Kaltim Babel Papua Gorontalo Sulut DKI
Proporsi Obesitas Sentral: 2007-2013 (Lingkar Perut: Lk>90 cm, Prp>80cm)
50,0
26,6
30,0
20,0
18,8
0,0
2007 2013
Proporsi Penduduk Dewasa >18 Tahun berdasarkan Komposit TB dan IMT, 2007-2013 100,0
10,3
12,2
15,4
38,4
37,7
36,8
6,9 8,8
6,9 9,6
6,3 10,9
30,0
28,2
25,9
5,6
5,3
4,8
90,0 80,0 70,0 60,0
50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0
2007 Pendek-kurus
Pendek-Normal
2010 Pendek-Gemuk
Normal-kurus
2013 Normal-normal
Normal-gemuk
Proporsi Wanita Usia Subur Risiko Kurang Energi Kronis (KEK)*) : 2007 & 2013
0,0
20,7 11,8
13,6
17,6
20,9 19,3
17,3
30,1 30,6
10,7
5,6 8,1
10,3 7,9
12,6
20,0 8,9
10,0
12,7 10,2
16,1 13,1
18,2
20,0
30,0
23,8
30,0
11,3
40,0
21,4
40,0
46,6
50,0
31,3 30,9
50,0
2013
38,5
2007
10,0
0,0
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 Hamil
15-19 20-24 25=29 30-34 35-39 40-44 45-49
Tidak Hamil
*) Risiko KEK – jika Lingkar lengan atas (LILA)<23,5 cm
Hamil
Tidak Hamil
Penyakit Menular
Jambi Riau Malut Lampung Kalbar Kep.Riau Sumut Sumsel Bengkulu Sulbar Sultra Bali Kaltim Gorontalo DIY Babel Sulteng Sulut Jabar Sulsel Maluku Kalteng Indonesia DKI Sumbar Banten Pabar Jateng Kalsel Jatim NTB Aceh Papua NTT
Kecenderungan Period Prevalence ISPA Semua Umur*) menurut Provinsi, 2007-2013
50,0
40,0
30,0
25,0
20,0
24,0
10,0
0,0
2007
*) Kejadian ISPA sebulan terakhir 2013
Incidence & Period Prevalence Diare Semua Umur, 2013*)
16,0 12,0 3,5
8,0
7,0
4,0
Lampung Kep.Riau Malut Kalbar Jambi Babel Sumsel Bengkulu Pabar Riau Kaltim Kalteng Bali Maluku Sulut DIY Sumbar Jateng Sumut Kalsel Sultra Indonesia Banten Gorontalo Jatim Jabar NTB NTT DKI Sulteng Sulbar Aceh Sulsel Papua
0,0
Insidence
Period Prevalence
*) Insidence – kejadian diare 2 minggu terakhir Period Prevalence – kejadian diare sebulan terakhir
4,0
Kaltim Kep.Riau Lampung Babel Jambi Sulut Kalbar Malut Sumsel Bali DIY Riau Kalteng Kalsel Pabar Gorontalo Sultra Bengkulu Jateng Jatim Maluku NTB NTT Indonesia Sumut Sulteng Sumbar Sulbar Jabar Banten Sulsel DKI Papua Aceh
Incidence Diare pada Balita menurut
Provinsi, 2013
16,0
12,0
10,2
8,0
6,7
3,3
0,0
Kecenderungan Period Prevalence Diare*) menurut Provinsi, 2007-2013 30,0 25,0 20,0 15,0
9,0
10,0
3,5
5,0
Babel Kep.Riau Lampung Kalbar Sumsel Bali Kalteng Banten Jambi Malut Kaltim Pabar Kalsel Maluku Bengkulu Riau Jateng Sumut DIY Sumbar Gorontalo Indonesia Jabar Jatim Sulut Sultra Aceh DKI NTB Sulteng Sulsel Sulbar NTT Papua
0,0
2007
2013
*) Waktu pelaksanaan survei riskesdas 2007 tidak bersamaan, 2013 serentak pada bulan Mei-Juni
Riau Sumsel Kalbar Bali Lampung Bengkulu Kep.Riau Sumbar Sumut Babel Kaltim Jambi Gorontalo Banten Kalsel Kalteng Jatim Malut Maluku Indonesia Aceh NTB Pabar DIY Sultra Jabar Sulbar Jateng Sulut DKI Sulteng Sulsel Papua NTT
Kecenderungan Period Prevalence Pneumonia semua Umur*) menurut Provinsi, 2007-2013
10,0
8,0
6,0
4,0
2,7
2,0
2,1
0,0
2007
*) Kejadian pneumonia sebulan terakhir 2013
10,0
Kaltim Lampung Riau Bali Bengkulu Jambi Sumbar Gorontalo Sumsel Sumut Pabar Kalbar Jatim Jabar Indonesia Malut Jateng Banten DKI NTB Papua Kep.Riau Sulut Kalsel DIY Maluku Sultra Sulteng Sulsel Kalteng Sulbar Babel Aceh NTT
Period Prevalence Pneumonia per 1000 Balita menurut Provinsi, 2013
50,0
40,0
38,5
30,0
20,0
18,5
6,6
0,0
Riau Lampung Kep.Riau Bali Kaltim Sumsel Jambi Sumut Sumbar Kalbar DIY Banten Kalteng Jateng Jabar Jatim Gorontalo Sultra Indonesia DKI Bengkulu Aceh Babel Sulut Kalsel Sulbar NTB Sulsel Malut Maluku Sulteng Pabar NTT Papua
Incidence dan Prevalence Malaria menurut Provinsi, 2013
35,0
30,0
25,0
20,0
15,0
10,0
5,0 6,0
1,9
0,0
Insidence Prevalence
Riau Lampung Kep.Riau Bali Kaltim Sumsel Jambi Sumut Sumbar Kalbar DIY Banten Kalteng Jateng Jabar Jatim Gorontalo Sultra Indonesia DKI Bengkulu Aceh Babel Sulut Kalsel Sulbar NTB Sulsel Malut Maluku Sulteng Pabar NTT Papua
Kecenderungan Insiden Malaria*) menurut Provinsi 2007-2013
30,0
25,0
20,0
15,0
10,0 1,9
2007
*) Kejadian malaria ≤ 1bulan 2,9
5,0
0,0
2013
Bali Riau Lampung Jambi Bengkulu Sultra Kep.Riau Sumsel Malut Kalbar Sumut Kaltim Sulteng Jatim Sumbar Kalteng Maluku Sulbar DIY Sulsel NTB Babel Kalsel NTT Aceh Sulut Jateng Indonesia Pabar Banten Gorontalo DKI Papua Jabar
Kecenderungan Prevalensi TB*) semua Umur menurut Provinsi 2007-2013
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,4
0,2 0,4
0,0
2007 2013
*) 12 bulan terakhir berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
Kaltim Banten Bali Jambi Riau Sumsel Lampung DKI Kalbar Babel Jateng Kep.Riau DIY Bengkulu Jatim Pabar Jabar Gorontalo Indonesia Sulbar Sumbar Kalsel Sumut Kalteng Malut NTB Aceh Sulut Sultra Maluku Sulteng Sulsel Papua NTT
Kecenderungan Prevalensi Hepatitis*) semua Umur menurut Provinsi, 2007-2103
5,0
4,0
3,0
2,0
1,2
1,0
0,0 0,6
2007 2013
*) 12 bulan terakhir berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
Penyakit Tidak Menular
Lampung Riau Bengkulu Sumut Jambi Sumsel Sumbar Kalbar Pabar Kep. Riau Banten Aceh Kaltim Babel Jateng Indonesia Sulut Jabar Malut Jatim NTB DKI Sultra Maluku Gorontalo Kalteng Sulbar Papua Bali Kalsel Sulsel DIY NTT Sulteng
Prevalensi Asma Semua Umur berdasarkan Wawancara menurut Provinsi, 2013
10,0
8,0
6,0 4,5
4,0
2,0
0,0
4,0
Lampung Jambi Kep. Riau Riau Bengkulu Pabar Banten DKI Kaltim Sumsel Sumbar DIY Jateng Bali Kalbar Babel Jatim Sumut Indonesia Jabar Sulut Aceh Kalteng Maluku Sultra Kalsel Gorontalo Malut NTB Papua Sulbar Sulsel Sulteng NTT
Prevalensi PPOK Umur >30 tahun berdasarkan Wawancara menurut Provinsi, 2013
12,0
10,0
8,0
6,0
3,7
2,0
0,0
2,0
Gorontalo NTB Pabar Riau Sumsel Lampung Kalteng Kalbar Sumut Jabar Banten NTT Sulteng Maluku Sultra Sulbar Papua Babel Malut Aceh Indonesia Jambi Kep. Riau Jatim Kalsel Sulut Sumbar Kaltim Sulsel Bengkulu DKI Bali Jateng DIY
Prevalensi Kanker per 1000*) menurut Provinsi, 2013
5,0
4,0
3,0
1,4
1,0
0,0
*) Prevalensi kanker untuk semua umur berdasarkan diagnosis dokter
Lampung Bengkulu Kalbar Riau Jambi Pabar Sumsel NTB Kep,Riau Bali Banten Kalteng Sumbar Jateng Sultra Jabar Kalsel Sulbar Maluku Indonesia Malut Sumut Papua Babel Jatim Aceh Kaltim Gorontalo DKI DIY NTT Sulsel Sulut Sulteng
Kecenderungan Prevalensi DM*) menurut Provinsi, 2007-2013
5,0
4,0
3,0
2,1
2,0
1,0
1,1
0,0
2007 2013
*) Diabetes Melitus (DM) responden 15+ berdasarkan wawancara menurut diagnosis dokter dan gejala
0,5
Kalbar Sumsel Riau Lampung Kalteng Kalsel Maluku Bengkulu Malut NTB Kep.Riau Pabar Papua Jambi Sulbar Sultra Aceh Sumbar Kaltim Sumut Sulteng Gorontalo Babel Banten Bali NTT Indonesia Sulut Jateng Jabar Sulsel Jatim DKI DIY
Prevalensi Hyperthyroid > 15 tahun berdasarkan diagnosis dokter menurut Provinsi, 2013
0,8
0,7
0,6
0,4
0,4
0,3
0,2
0,1
0,0
Papua Pabar Riau Sumut NTB Maluku Sumsel Malut Jambi Lampung NTT Sultra Sumbar Bengkulu Kalbar Banten Kep. Riau Bali Jateng Indonesia Sulbar Aceh Babel DKI Kaltim Sulsel Jabar Kalteng Jatim Gorontalo Sulteng DIY Kalsel Sulut
Kecenderungan Prevalensi Hipertensi berdasarkan Wawancara*) menurut Provinsi, 2007 - 2013
20,0
16,0
12,0 9,5
8,0
4,0 7,6
0,0
*) Diagnosis Nakes dan obat
Prevalensi Hipertensi berdasarkan Pengukuran 2007-2013*) 50,0 40,0
31,7
30,0 20,0
25,8
10,0
Papua Bali DKI Pabar Riau Malut Aceh Bengkulu Kep. Riau Sultra Sulbar Sumbar Banten NTT Maluku NTB Jambi Sumut Lampung DIY Indonesia Sumsel Jatim Jateng Kalteng Sulut Sulsel Kalbar Sulteng Gorontalo Jabar Kaltim Kalsel Babel
0,0
2007
2013
*) Batas ambang systole ≥140 mmHg, diastole ≥ 90mmHg: Perubahan Prevalensi diasumsikan karena beda alat ukur 2007 (IA2)discontinue, 2013 (IA1);
Riau Lampung Jambi Bengkulu Sumsel Kalbar Banten Kaltim Sumut Kep. Riau Sumbar Babel Pabar DIY Jatim Bali Papua Jateng Indonesia DKI Jabar Kalteng Sulut Maluku Malut Sultra Gorontalo NTB Kalsel Aceh Sulbar Sulsel Sulteng NTT
Prevalensi PJK*) umur ≥ 15 tahun berdasarkan Wawancara menurut Provinsi, 2013
5,0
4,0
3,0
2,0 1,5
1,0
0,0
*) PJK : Penyakit Jantung Koroner
0,4
0,3
Jambi Babel Lampung Bengkulu Kaltim Banten Kalbar Riau Sultra Sumsel Gorontalo Malut Kalteng NTB Pabar Bali Sumut DKI Indonesia Jatim Kep.Riau Jateng Sulbar Jabar Kalsel Sumbar Aceh DIY Maluku Sulut Papua Sulsel Sulteng NTT
Prevalensi Gagal Jantung > 15 tahun menurut Provinsi, 2013
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,3
0,2
0,1
0,0
0,3
DKI Kep.Riau Babel Sumsel NTB Riau Kaltim Kalbar Papua Kalsel Banten Sumut Pabar Bali Sulbar Maluku Bengkulu Jambi Malut Sumbar Sultra Indonesia Kalteng Jateng Sulsel DIY Jatim NTT Lampung Jabar Sulut Gorontalo Aceh Sulteng
Prevalensi Gagal Ginjal Kronis > 15 tahun berdasarkan Diagnosis Dokter menurut Provinsi, 2013
0,6
0,5
0,4
0,2
0,2
0,1
0,0
0,6
Babel Sulbar Riau Sumsel NTB Sumut Pabar Kep.Riau Jambi Kalteng Bengkulu Sumbar Kalsel Banten Kaltim Papua Kalbar Malut Lampung Maluku Sultra Sulsel Sulut DKI Indonesia Gorontalo Jatim NTT Bali Jabar Sulteng Jateng Aceh DIY
Prevalensi Batu Ginjal > 15 tahun berdasarkan Diagnosis Dokter menurut Provinsi, 2013
1,4
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
Riau Kepri Jambi Pabar Sumsel Kaltim Bengkulu Malut Gorontalo Babel Maluku Lampung Sulut Sumut Banten Sultra Sumbar DKI Kalteng Kalbar Sulbar DI Y NTB Indonesia Aceh Jateng Kalsel Papua Sulteng Jatim Sulsel Bali Jabar NTT
Kecenderungan prevalensi Rematik*) ≥ 15 tahun menurut Provinsi, 2007 - 2013
45,0
36,0 30,3
27,0
18,0
24,7
9,0
0,0
*) menurut diagnosis Tenaga Kesehatan
Riau Jambi Lampung Pabar Sumsel Kalbar Kep.Riau Maluku Sultra Bali Papua Bengkulu Banten NTB Kaltim Sumut Aceh Malut Jabar Indonesia NTT Kalteng Sumbar Jateng Gorontalo Kalsel Babel DKI Sulut Sulbar Jatim Sulteng DIY Sulsel
Kecenderungan Prevalensi Stroke per 1000*) menurut Provinsi 2007-2013
20,0
16,0
12,1
12,0
8,0
4,0
8,3
0,0
2007 2013
*) Ditentukan menurut jawaban responden yang pernah didiagnosis oleh nakes dan gejala
Kesehatan Mata dan Telinga
Prevalensi Kebutaan*) Penduduk Umur ≥ 6 Tahun menurut Provinsi 2007-2013
*) Tanpa/Dengan Koreksi Optimal
Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/ Lensa kontak, Severe Low Vision, & Kebutaan menurut Kelompok Umur, 2013 16,0 14,0
13,90
12,7 11,6
12,0 9,5
10,0
9,7
6,0
4,1
4,0 2,0 0,0
8,40
7,60
8,0
2,9
3,00
2,8
1,0 0,03 0,01
6-14
0,03 0,06
15-24
0,07 0,13
25-34
0,10 0,30
35-44
Pakai Kacamata/Lensa Kontak
1,00 0,30
45-54
3,50
1,10
55-64
Severe Low vision
65-74 Kebutaan
75+
Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/ Lensa kontak, Severe Low Vision, & Kebutaan menurut Pendidikan, 2013 20,0 15,9
16,0
12,0
8,0
4,0
7,0
2,3
4,0
3,6
2,9 1,7
2,2
1,1
0,5
1,2
0,0 Tidak sekolah Tidak tamat SD
0,4
Tamat SD
Pakai Kacamata/Lensa Kontak
0,4 0,1
0,3 0,1
Tamat SMP
Tamat SMA
Severe Low vision
Kebutaan
0,3 0,1
Tamat PT
Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/ Lensa Kontak, Severe Low Vision, & Kebutaan menurut Tempat Tinggal, 2013 10,0
8,0 6,6 6,0
4,0 2,6 2,0 0,8
1,1
0,5
0,4
0,0 Pakai Kacamata/Lensa Kontak
Severe Low vision Perkotaan
Perdesaan
Kebutaan
Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/ Lensa Kontak, Severe Low Vision, & Kebutaan menurut Kuintil Indeks Kepemilikan, 2013 10,0
9,2
8,0
6,0
5,5
4,0
2,0
3,5 2,2 1,4
1,4
0,7
1,4 0,6
1,0
0,4
0,6
0,5
0,3
0,0 Terbawah
Menengah bawah
Pakai Kacamata/Lensa Kontak
Menengah
Menengah atas
Severe Low vision
Teratas
Kebutaan
0,2
25,0
10,0
DKI Banten Lampung Sumsel Kalteng Pabar Kep.Riau Sumut Jambi Kalbar Jabar Riau Kaltim Jateng Sultra Sumbar NTT Indonesia Bengkulu Kalsel Papua Aceh Gorontalo Babel Sulbar Jatim Sulut Sulsel Sulteng DIY Malut NTB Maluku Bali
Prevalensi Pterygium & Kekeruhan Kornea Penduduk Semua Umur menurut Provinsi, 2013
30,0
Pterygium Kekeruhan Kornea
20,0
15,0
8,3 5,5
5,0
0,0
2,0
DKI Sulbar Sumut Kep. Riau Pabar Sumsel Lampung Jabar Riau Gorontalo Jatim Bengkulu Kaltim Banten DIY Papua INDONESIA Sultra Sumbar Maluku Babel Kalsel Kalbar NTB NTT Kalteng Jateng Sulsel Sulteng Malut Aceh Bali Jambi Sulut
Prevalensi Katarak Penduduk semua Umur menurut Provinsi, 2013
4,0
3,5
3,0
2,5
1,8
1,5
1,0
0,5
0,0
Bengkulu Sulbar Malut Kalteng Maluku Sulteng Lampung Gorontalo Banten Kaltim DIY Sumsel Kalbar Jateng Bali Sulsel DKI Jatim Sultra Sumbar Babel Papua INDONESIA Riau NTT Pabar Kalsel Kep. Riau Jabar Aceh Sumut Sulut NTB Jambi
Tiga Alasan Utama Terbanyak Penduduk Belum Operasi Katarak menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0
60,0 51,9
40,0
20,0 11,9
0,0 4,5
Tidak tahu kalau katarak Tidak mampu membiayai Takut Operasi
DKI Banten Babel Kep.Riau Pabar NTB Bengkulu Bali Kalteng Riau Kalsel Kalbar Aceh Sumbar Jambi Kaltim Sulut Sulteng Sultra Gorontalo Jabar Maluku Sumut Papua Indonesia DIY Sulbar Jatim Malut Sumsel Sulsel Jateng Lampung NTT
Prevalensi Gangguan Pendengaran*) Umur ≥5 tahun menurut Provinsi, 2013
4,0
3,5
3,0
2,5
2,6
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
*) Sesuai tes Konversasi
Prevalensi Gangguan Pendengaran menurut Kelompok Umur, 2013
Prevalensi Gangguan Pendengaran menurut Karakteristik, 2013 10,0 8,0
8,0
6,0 4,0 2,0 0,0
4,1
3,4 3,3
3,2 2,9 1,3 1,1 1,2
1,6
2,2 1,0
3,4
2,6
1,9 1,6
Kaltim Babel Banten Sumut Kalbar Sulbar Aceh DKI Bali Sumsel Kep.Riau Jabar Kalteng Sulteng Lampung Papua Bengkulu Malut Indonesia Sumbar Jambi NTB Pabar Jateng NTT Kalsel Sulut Sulsel Sultra Riau DIY Jatim Gorontalo Maluku
Prevalensi Ketulian*) Umur ≥5 tahun menurut Provinsi, 2013
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10 0,09
0,00
*) Sesuai tes Konversasi
Prevalensi Ketulian menurut Kelompok Umur dan Pendidikan, 2013
Kesehatan Jiwa
Kalbar Sulut Lampung Riau Kalteng Jambi Sumut Banten Sumsel DKI Sultra Papua Kep.Riau Kaltim Kalsel Sulbar Gorontalo NTT Pabar Jabar Maluku Indonesia Malut Bengkulu Sulteng Sumbar NTB Babel Jatim Jateng Bali Sulsel Aceh DIY
Per 1000
Prevalensi Gangguan Jiwa Berat*), 2013
3,0 2,7
2,5
2,0 1,7
1,5
1,0 0,7
0,5
0,0
*) psikosis/skizofrenia : semua umur
Proporsi RT dengan ART Mengalami Gangguan Jiwa Berat yang Pernah Dipasung*) menurut Tempat Tinggal, 2013 20,0
18,2
16,0
12,0
14,3
10,7
8,0
4,0
0,0 Kota
Desa
*) Keterangan tambahan lihat Penjelasan umum
Indonesia
Prevalensi Gangguan Mental Emosional*) Umur 15+ tahun menurut Provinsi, 2013 14,0 11,6
12,0 10,0 8,0 6,0
6,0 4,0 2,0 1,2
Lampung Jambi Bengkulu Kalbar Pabar Kep.Riau Riau Kalteng Kaltim Sultra Papua Bali Sumut Sumbar Sumsel Jateng Gorontalo Maluku Banten Kalsel Malut DKI Sulut Babel Indonesia Sulbar NTB Jatim Aceh NTT DIY Jabar Sulsel Sulteng
0,0
*) berdasarkan Self Reporting Questionnaire-20, dengan Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ≥ 6
Prevalensi Gangguan Mental Emosional*) Umur 15+ tahun menurut Provinsi, 2007 & 2013 25,0 20,0
11,6
15,0 10,0 5,0
6,0 Lampung Jambi Bengkulu Kalbar Pabar Kep.Riau Riau Kalteng Kaltim Sultra Papua Bali Sumut Sumbar Sumsel Jateng Gorontalo Maluku Banten Kalsel Malut DKI Sulut Babel Indonesia Sulbar NTB Jatim Aceh NTT DIY Jabar Sulsel Sulteng
0,0
2007
2013
*) Lihat catatan perbedaan prevalensi 2007 dan 2013 pada Penjelasan Umum
Disabilitas
Proporsi Disabilitas menurut Domain Kehidupan, 2013 N0 DISABILITAS
I
Tidak Sangat Ada Ringan Sedang Berat Berat
Domain Kognisi Mempelajari/mengerjakan hal-hal 90.4% baru Memusatkan pikiran selama 10 90,9% menit Masalah kesehatan 90,1% mempengaruhi emosi
II Domain Mobilitas Berdiri dalam waktu lama, misal 30 menit Berjalan jauh, misal 1 kilometer
4.9%
2.6% 1.6% 0.4%
5,1%
2,5% 1,1% 0,3%
5,5%
3,0% 1,1% 0,3%
88,9%
5,3%
3,1% 2,2% 0,5%
88,5%
4,6%
2,9% 2,9% 1,0%
Proporsi Disabilitas menurut Domain Kehidupan, 2013 III
IV
Domain Perawatan diri
Tidak Ada
Ringan Sedang Berat
Sangat Berat
Membersihkan seluruh tubuhnya/mandi
94,1%
4,1%
1,1% 0,5% 0,2%
Mengenakan pakaian
94,5%
3,9%
1,0% 0,4% 0,2%
92,9%
4,6%
1,7% 0,6% 0,2%
93,3%
4,5%
1,5% 0,5% 0,2%
Domain Mempertahankan Persahabatan Berinteraksi/bergaul dengan orang yang belum dikenal sebelumnya Memelihara persahabatan
Proporsi Disabilitas menurut Domain Kehidupan, 2013 V
VI
Domain Kegiatan Sehari-hari
Tidak Sangat RinganSedang Berat Ada Berat
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga sebagai ART
90,1% 5,3%
2,8% 1,5%
0,4%
Mengerjakan pekerjaan seharihari
91,9% 4,7%
1,9% 1,0%
0,4%
91,3% 4,8%
2,2% 1,2%
0,4%
Domain Partisipasi Berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan
Kecenderungan Disabilitas di Indonesia menurut Komponen 2007 dan 2013*) 14,0 Ket: Komponen disabilitas
12,0
11,6
10,0
9,2
2,0 0,0
6,9
6,6
6,0 4,0
8,8
8,2
8,0 5,4
2,5
2,8 1,8
1,6
1
2
3,3
2,5
2,2
5,8
5,2
4,6
3,9
3,9
4. Sulit bergaul dgn orang yg belum dikenal
6,8
6,8
!. Sulit mengenakan pakaian 2.Sulit membersihkan tubuh 3.Sulit memelihara persahabatan 5. Sulit mengerjakan pekerjaan sehari hari 6. Sulit berperan serta dlm kegiatan kemasyarakatan 7.Sulit memusatkan pikiran selama 10 menit
4,4
8.Besar masalah kesehatan yg mempengaruhi emosi
9. Sulit mengerjakan kegiatan rumah tangga 10. Sulit untuk berdiri dalam waktu lama
3
4
5
6
7
8
9
10
11
11.Sulit berjalan jarak jauh
Jenis Disabilitas 2007
2013
*)Dibandingkan komponen yang sama antara WHODAS 2 RKD 2013 dan Washington Group RKD 2007
Pabar Lampung Banten Jambi Bengkulu Kalbar Kep.Raiu Papua Kaltim Kalteng DKI Sumsel Maluku Riau Sumut Sulut Babel Jateng Bali Indonesia Malut DIY Jatim Jabar Aceh Sultra Sumbar Sulabr Kalsel NTB Gorontalo NTT Sulteng Sulsel
Prevalensi Disabilitas Penduduk ≥15 tahun menurut Provinsi, 2013*)
25,0
20,0
15,0 11,0
10,0
5,0
0,0
*) 2013 menggunakan WHODAS dengan 12 item
*) 2013 menggunakan WHODAS dengan 12 item terbawah menegah bawah menengah menegah atas teratas
Tidak berkerja Petani/Nelayan/Buruh Wiraswasta Pegawai Lainnya
Tidak sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D1-D3/PT
15-24 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 55-64 tahun 65-74 tahun 75+ tahun
Laki-laki Perempuan
Perkotaan Perdesaan
Prevalensi Disabilitas Penduduk ≥ 15 tahun menurut Karakteristik*), 2013
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
Skor disabilitas Riskesdas 2013 Versus Populasi Rujukan WHO di beberapa Negara 100,0 90,0
Percentil
80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
Skor WHODAS 2 Indonesian population percentile
WHODAS population percentile
*) Status free disability penduduk Indonesia lebih baik dari populasi rujukan WHO 83 versus 50 percentil
100,0
40,0
Terbawah Menengah bawah Menengah Menengah atas Teratas INDONESIA
Tidak sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D1-D3/PT
Tidak berkerja Pegawai Wiraswasta Petani/Nelayan/Buruh Lainnya
15-24 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 55-64 tahun 65-74 tahun 75+ tahun
Laki-laki Perempuan
Perkotaan Perdesaa
Rerata Skor Disabilitas menurut Karakteristik, 2013
100,0
80,0
60,0
25,2
20,0
0,0
30,0
DIY DKI Papua Pabar Jabar Banten Babel Kalbar Kep Riau Jatim Kalsel Malut Bali INDONESIA Sulut Sulbar Jambi Maluku Jateng Kalteng Kaltim Riau Sulteng Lampung Sumsel NTT Aceh Sulut Sulsel Sultra Sumbar Bengkulu NTB Gorontalo
Rerata Skor Disabilitas menurut Provinsi, 2013
50,0
40,0
25,2
20,0
10,0
0,0
8,0
Terbawah Menengah bawah Menengah Menengah atas Teratas INDONESIA
Tidak sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D1-D3/PT
Tidak berkerja Pegawai Wiraswasta Petani/Nelayan/Buruh Lainnya
15-24 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 55-64 tahun 65-74 tahun 75+ tahun
Laki-laki Perempuan
Perkotaan Perdesaan
Rerata Hari Produktif Hilang karena Disabilitas menurut Karakteristik, 2013
16,0
14,0
12,0
10,0
6,7
6,0
4,0
2,0
0,0
8,0
Papua Malut Sumsel Sultra Banten Riau Kaltim Gorontalo Jabar Jambi Pabar Sulsel NTB Kalteng Aceh DKI Sulteng Kalsel Maluku Kalbar Babel NTT INDONESIA Sulut Bengkulu Kep Riau Sulut Sumbar Sulbar Lampung Jatim Jateng DIY Bali
Rerata Hari Produktif Hilang karena Disabilitas menurut Provinsi, 2013
20,0
16,0
12,0
6,7
4,0
0,0
Jumlah Hari Produktif Hilang*) karena Disabilitas menurut Karakteristik, 2013 250.000.000 195.166.215
200.000.000 150.000.000 100.000.000 50.000.000
Terbawah Menengah bawah Menengah Menengah atas Teratas INDONESIA
Tidak sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D1-D3/PT
Tidak berkerja Pegawai Wiraswasta Petani/Nelayan/Buruh Lainnya
15-24 tahun 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 55-64 tahun 65-74 tahun 75+ tahun
Laki-laki Perempuan
Perkotaan Perdesaan
0
*) Jumlah hari produktif hilang: jumlah hari tidak mampu melakukan kegiatan rutin secara optimal rerata hari produktif hilang X jumlah penduduk dengan disabilitas. **) Maksimal hari produktif dalam 1 bulan = 30 hari X 175 jt penduduk
Jumlah Hari Produktif Hilang*) karena Disabilitas menurut Provinsi, 2013 45.000.000 40.000.000 35.000.000 30.000.000 25.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000 Pabar Malut Bengkulu Gorontalo Babel Maluku Kep Riau Kalteng Sulbar Papua Jambi Sultra Kaltim Sulut Kalbar Riau Sulteng Kalsel Banten Sumsel Lampung Aceh NTB DIY Sumbar Bali NTT DKI Sumut Sulsel Jateng Jabar Jatim
0
*) Jumlah hari produktif hilang: jumlah hari tidak mampu melakukan kegiatan rutin secara optimal rerata hari produktif hilang X jumlah penduduk dengan disabilitas. **) Maksimal hari produktif dalam 1 bulan = 30 hari X 175 jt penduduk
Cedera
Jambi Sumsel Lampung Kalbar Riau Sumbar Bengkulu Kep.Riau Malut Maluku Sulbar Sumut Aceh Papua Jateng Pabar Babel Kalteng Indonesia Sulut Jabar Bali Kaltim Sulteng NTB Banten Gorontalo Jatim Kalsel DKI Sultra NTT DIY Sulsel
4,5
8,0
8,2
12,8
Prevalensi Cedera Penduduk Semua Umur menurut Provinsi, 2013
16,0
12,0
4,0
0,0
0,0 8,3 8,4 8,4 8,7 7,5 Terbawah
Teratas
Menengah atas
Menengah
Menengah bawah
Perdesaan
8,7 7,8
8,4 8,4 7,8 8 8,2
8,6 8,8 7,9 9,1 8,3 6,2
6,4
11,7
10,1
7,3 6,6 6,4 6,6 6,9 8,5
Perkotaan
Lainnya
Petani/nelayan/buruh
Wiraswasta
Pegawai
Tidak Bekerja
Tamat Diploma / Perguruan…
Tamat SLTA/MA
Tamat SLTP/MTS
Tamat SD/MI
Tidak tamat SD/MI
Tidak sekolah
Perempuan
Laki-laki
75+
65-74
55-64
45-54
35-44
25-34
15-24
5-14
8,0 8,2 9,7
12,0
1-4
1,9
4,0
<1
Prevalensi Cedera menurut Karakteristik, 2013
20,0
16,0
Jambi Sumsel Lampung Kalbar Riau Sumbar Bengkulu Kep.Riau Malut Maluku Sulbar Sumut Aceh Papua Jateng Pabar Babel Kalteng Indonesia Sulut Jabar Bali Kaltim Sulteng NTB Banten Gorontalo Jatim Kalsel DKI Sultra NTT DIY Sulsel
Kecenderungan Prevalensi Cedera menurut Provinsi 2007 - 2013
16,0
12,0
8,2
8,0
4,0
7,5
0,0
2007 2013
Proporsi Penyebab Cedera, 2013 60,0 50,0 40,0
40,9
40,6
30,0 20,0 10,0 0,0
7,3
7,1
2,5
0,7
0,5
0,4
0,02
Papua NTT Pabar Maluku Malut Sumut Kaltim Kalteng Jabar Sultra Lampung Jatim Riau INDONESIA Sulbar Jateng Bali DIY Kalbar Sulsel DKI Sulut Gorontalo NTB Kalsel Banten Jambi Sulteng Kepri Sumbar Babel Aceh Sumsel Bengkulu
Kecenderungan Proporsi Cedera Akibat Transportasi Darat,*) 2013
100,0
80,0
60,0
20,0
47,7
40,0
25,9
0,0
2007 2013
*) Transportasi darat = sepeda motor + darat lain
Proporsi Jenis Cedera*), 2013 80,0
70,9
60,0
40,0 27,5
23,2
20,0 5,8 0,0
1,8
*) Satu orang bisa lebih dari 1 jenis cedera (multiple injuries)
0,6
0,4
0,3
Proporsi Tempat Cedera, 2013 50,0 42,8 40,0
36,5
30,0
20,0
10,0
6,9
5,4
3,5
2,3
1,8
0,8
Area industri
Lainnya
0,0 Jalan raya
Rumah
Area pertanian
Sekolah
Area Area umum olahraga
Status Gigi
Proporsi Penduduk semua umur bermasalah Gigi & Mulut, mendapat perawatan, & EMD*), 2013 31,1 68,9
25,9
Tidak dirawat
74,1
Bermasalah
Dirawat
Tidak bermasalah
*) EMD = Effective Medical Demand: menggambarkan kemampuan atau keterjangkauan untuk mendapat pelayanan dari tenaga medis gigi
8.1% (EMD)
Kecenderungan Prevalensi Penduduk Bermasalah Gigi & Mulut 12 bulan Terakhir menurut Provinsi, 2007-2013 50,0 40,0
25,9
30,0 20,0
23,2
10,0
Lampung Riau Jambi Bengkulu Papua Sumut Sumsel Kalbar Pabar Sumbar Babel Kep.Riau Banten Bali Kaltim Kalteng Jateng Indonesia NTB Malut NTT Maluku Jabar Jatim Sultra DKI Gorontalo Aceh Sulut DIY Sulbar Sulteng Kalsel Sulsel
0,0
2007
2013
*) Data diperoleh dengan cara wawancara responden pada semua umur
Sulteng Malut Kalteng Kalsel Sulbar Maluku Sulut Sumut NTT Gorontalo Kalbar Sulsel Sumsel Jatim Babel Jateng Bengkulu Indonesia DKI Sultra DIY Kep.Riau Banten Riau Lampung Jabar Pabar NTB Sumbar Papua Jambi Kaltim Bali Aceh
Proporsi Penduduk Bermasalah Gigi & Mulut yang Menerima Perawatan/Pengobatan menurut Provinsi, 2007-2013
50,0
40,0 31,1
30,0 29,7
20,0
10,0
0,0
2007 2013
Proporsi Effective Medical Demand *) menurut Provinsi, 2007-2013 20,0 16,0 12,0
8,1
8,0
6,9
4,0
Sumut Lampung Kalteng Malut Riau Sumsel Bengkulu Kalbar Jambi Sulteng Maluku Papua Pabar Babel NTT Kep.Riau Sumbar Banten Jateng Sulut Sulbar Kalsel Indonesia Gorontalo Jatim Kaltim Sultra DKI NTB Bali Jabar DIY Sulsel Aceh
0,0
2007
2013
Effective Medical Demand menggambarkan kemampuan atau keterjangkauan untuk mendapat pelayanan dari tenaga medis gigi
Kecenderungan Indeks DMF-T*) menurut Provinsi, 2007-2013 10,0 8,0
5,4
6,0 4,0
4,5 2,0
Pabar Malut NTB Papua NTT Bengkulu Sumut Banten DKI Riau Aceh Jabar Bali Sultra Gorontalo Jateng Maluku Lampung Indonesia Sumbar Kaltim Kep.Riau Kalteng Sumsel Sulut Jatim Jambi Sulteng Sulbar DIY Sulsel Kalbar Kalsel Babel
0,0
2007
2013
*) DMF-T adalah penjumlahan komponen D-T, M-T dan D-T , yang menunjukkan kerusakan gigi yg dialami penduduk umur ≥12 tahun
Kesehatan Lingkungan
Proporsi RT yang Akses ke Sumber Air Minum Improved*) menurut Provinsi, 2013 100,0 80,0 66,8 60,0 40,0 20,0
Kepri Kaltim Babel Riau Papua Aceh Kalteng Sumbar Kalsel Papbar Sumut Jambi Sulsel Sulut DKI Jkt Banten Jabar Sumsel Sulbar Bengkulu Sulteng Indonesia Kalbar Maluku NTT Gorontalo Lampung NTB Sultra Malut Jateng Jatim DI Yogkrt Bali
0,0
JMP WHO – Unicef 2006 Air ledeng/PDAM, sumur bor/pompa, sumur gali terlindung, mata air terlindung, penampungan air hujan, air kemasan (HANYA JIKA sumber air utk keperluan RT lainnya improved) *)
Kepri Kaltim Babel Riau Papua Aceh Kalteng Sumbar Kalsel Papbar Sumut Jambi Sulsel Sulut DKI Jkt Banten Jabar Sumsel Sulbar Bengkulu Sulteng Indonesia Kalbar Maluku NTT Gorontalo Lampung NTB Sultra Malut Jateng Jatim DI Yogkrt Bali
Kecenderungan RT yang Akses ke Sumber Air Minum Improved *) menurut Provinsi, 2007 - 2013
100,0
80,0 66,8
60,0
40,0 62,0
20,0
0,0
2007 2010 2013
Proporsi RT menurut ART yang Mengambil Air, 2013 1,1
1,0
38,4
59,5
Dewasa P
Dewasa L
Anak P
Anak L
Kecenderungan RT yang Memiliki Akses ke Fasilitas Sanitasi ‘Improved*) 2007-2013 100,0 80,0
59,8
60,0 40,0 20,0
40,3 NTT Papua NTB Sulbar Gorontalo Sumbar Kalteng Sulteng Aceh Maluku Kalsel Sulsel Malut Pabar Kalbar Jatim Sultra Jabar Sumsel Jambi Indonesia Lampung Bengkulu Jateng Sulut Riau Sumut Banten DIY Bali Babel Kaltim Kep.Riau DKI
0,0
2007
2010
2013
JMP WHO – Unicef 2006: Fasilitas sendiri, sarana jamban leher angsa dan atau plengsengan, pembuangan akhir tinja di tangki septik *)
Proporsi RT yang Akses terhadap Sanitasi Improved’ menurut Karakteristik, 2013 100,0
100,0
93,6 85,5
80,0
80,0
72,5
69,3
60,0
60,0 46,9 40,0
40,0
20,0
20,0
0,0
0,0 Kota
Desa
30,1
1,5
Proporsi RT menurut Pengelolaan Sampah, 2013 100,0
80,0
60,0
50,1
40,0 24,9 20,0
10,4 3,9
0,0 Diangkut
Ditimbun
9,7
0,9 Kompos
Dibakar
Kali/parit/laut Sembarangan
DKI Malut Maluku Kepri Kaltim NTB Bali Sulsel Papua Papbar Kalsel Sultra Kalteng Sulbar Banten Sulut Jabar Babel Sumsel Indonesia Sulteng DIY Bengkulu NTT Jatim Jateng Jambi Sumut Sumbar Kalbar Riau Lampung Aceh Gorontalo
Proporsi RT dengan Pengelolaan Sampah Dibakar menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0 79,5
60,0 50,1
40,0
20,0 5,3
0,0
20,0
NTT Malut Kep.Riau Sulut Banten Pabar Lampung Aceh Riau Sulbar Papua Bali NTB Jabar Jateng Sultra Jambi Kalteng Maluku Sumut Sumbar Indonesia Bengkulu Jatim DKI DIY Sumsel Babel Sulsel Kalbar Kaltim Sulteng Gorontalo Kalsel
Proporsi RT dengan Penggunaan/Penyimpanan Pestisida/Insektisida/Pupuk Kimia menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0
60,0 57,6
40,0
20,2
8,5
0,0
Proporsi RT berdasarkan Penggunaan Bahan Bakar*) menurut Provinsi, 2013 100,0 35,9
80,0
60,0 40,0 64,1 20,0
NTT Papua Malut Papbar Maluku Sulteng Sultra Kalteng Sumbar NTB Kalsel Gorontalo Sulut Sulbar Lampung Babel Jambi Bengkulu Aceh Indonesia Jatim Riau Jateng DIY Sumut Kepri Bali Kalbar Sulsel Sumsel Jabar Kaltim Banten DKI
0,0
Aman
Tdk aman
*) Bahan bakar aman: Tidak berpotensi menimbulkan pencemaran (Listrik, gas) Bahan bakar tidak aman: berpotensi menimbulkan pencemaraan (minyak tanah ,arang, kayu bakar)
Pemukiman dan Ekonomi
Papua NTT DKI Gorontalo Maluku NTB Pabar Sulut Sulbar Sumsel Bali Sulteng Sumbar Sultra Sumut Kalbar Jabar Aceh Kep.Riau Kalteng Kalsel Indonesia Riau Bengkulu Banten Malut Kaltim Sulsel Jatim Jambi Babel Lampung DIY Jateng
Kecenderungan Persentase RT dengan Kepadatan Hunian ≥8 m2/orang menurut Provinsi, 2007-2013
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
2007 2013
Persentase RT menurut Kondisi Ruang Tidur, Ruang Masak, dan Ruang Keluarga, 2013 92,4
92,4 77,8
69,8 47,9
42,1
Ruangan tidur
Terpisah
Bersih
85,6 69,7
68,9
78,5
49,8 47,8
42,3 40,2
Ruangan masak/dapur
Jendela dibuka tiap hari
78,5
Ventilasi cukup
Ruangan keluarga
Pencahayaan Cukup
80,0
60,0
NTT Jateng Jatim Papua Lampung Malut Maluku Indonesia Aceh Sulut DIY Sumsel NTB Sulteng Sulbar Banten Gorontalo Bengkulu Jabar Sultra Jambi Sumut Bali Pabar Sulsel Riau Sumbar Kalsel Kalteng Kaltim Kalbar DKI Babel Kep.Riau
Kecenderungan Persentase RT dengan Lantai Bukan Tanah menurut Provinsi, 20072013
100,0
93,1 87,4
40,0
20,0
0,0
2007 2013
100,0
Papua NTT Maluku Gorontalo Malut Sulteng Pabar Sulbar Kalbar Sultra Kalteng Sumbar Sulsel Bengkulu Riau Jambi Sumut NTB Indonesia Aceh Sumsel Kaltim Kep.Riau Lampung Kalsel Babel Sulut Bali Jatim Jateng DKI Jabar Banten DIY
Persentase RT dengan Sumber Penerangan Listrik menurut Provinsi, 2013 97,4
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
Kalsel Kalteng Papua Kaltim NTT Sulbar Sulsel Sultra Aceh Sulteng Sumsel Riau Kalbar Jambi Pabar Sumut Gorontalo Sulut Bengkulu Kep.Riau Maluku Indonesia Malut Sumbar Lampung Babel Jateng NTB Jabar Jatim Banten DIY DKI Bali
Persentase RT berdasarkan Jenis Dinding Terluas Rumah menurut Provinsi, 2013
100,0 0,6
80,0 23,3
60,0
40,0 69,6
20,0
0,0
Seng Bambu Kayu/papan/triplek Tembok
Persentase RT menurut Jenis Plafon/Langit-langit Terluas, 2013 50,0 40,0
40,6
30,0
26,3
20,0 14 8,9
10,0
6,6
3,6
0,0 Tidak ada
Kayu/tripleks
Asbes/GRC board
Anyaman bambu
Gypsum
Beton
Persentase RT menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar, 2007-2013
69,7
76,2
58,9
24,8 12,1
Milik sendiri
8,3
6,7
Milik bersama 2007
4,2
6,2 Umum
2010
2013
15,8 12,9 4,2 Tidak ada
Kecenderungan Persentase RT menurut Pembuangan Akhir Tinja, 2010-2013
59,3
66
16,4 13,9 4
4,3 4,4
SPAL
Kolam/ sawah
2,9 Tangki septik
11,7
8,6
4
2,7
Sungai/ Lubang tanah Pantai/ kebun danau/laut
2010
2013
1,5 0,4 Lainnya
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Papua Sulbar Aceh Sulteng NTB Sumbar Kalteng Kalsel Kalbar Sumsel Jatim Maluku NTT Gorontalo Sultra Bengkulu Jambi Indonesia Jateng Sulsel Pabar Banten Malut Lampung Sumut Riau Babel Jabar Sulut Bali Kaltim Kep.Riau DIY DKI
Kecenderungan Proporsi ART ≥ 10 tahun yang Berperilaku Benar BAB *) menurut Provinsi, 2007-2013
100,0
82,6
80,0
60,0
40,0
71,1
20,0
0,0
2007 2013
*) Perilaku benar dalam BAB bila BAB di jamban
Kecenderungan Proporsi ART ≥ 10 tahun yang Berperilaku Benar Cuci Tangan*) menurut Provinsi, 2007-2013 100,0 80,0 60,0
47,0
40,0 20,0
23,2 Sumbar Papua Kalsel Sumut Aceh Bengkulu Riau NTT NTB Jambi Sulteng Sumsel Jabar Lampung Indonesia Jatim Banten Jateng DIY Maluku Kaltim Pabar Sulsel Sultra Kep.Riau Babel Kalteng DKI Malut Kalbar Sulbar Gorontalo Sulut Bali
0,0
2007
2013
*) bila cuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan, setiapkali tangan kotor (memegang uang, binatang dan berkebun), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi/anak, dan setelah menggunakan pestisida/insektisida, sebelum menyusui bayi. sebelum makan, dan setelah memegang unggas/binatang
Proporsi penduduk ≥ 10 tahun dengan Perilaku Menyikat Gigi Setiap Hari menurut Provinsi, 2007-2013 100,0
94,2
90,0
91,1
80,0 70,0 60,0 50,0 40,0
2007
2013
Proporsi penduduk ≥10 tahun Perilaku Menyikat Gigi dengan Benar*) menurut Provinsi, 2007-2013 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0
5,4 2,3
2007 *) Menyikat gigi dengan benar jika melakukan setiap hari, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
2013
Bali Kalsel DIY Sulsel Jambi Sulbar Sultra Kaltim Jateng DKI Jatim Papua Kalteng Riau Kep.Riau Kalbar Babel Indonesia Sulut Bengkulu Sumsel Lampung Banten Sumbar Sulteng Sumut Jabar NTB Gorontalo Aceh Maluku Pabar Malut NTT
Kecenderungan Proporsi Penduduk ≥ 15 tahun yang Mengkonsumsi Tembakau Hisap & Kunyah menurut Provinsi 2007-2013
100,0
80,0
60,0
40,0
36,3
20,0
34,7 34,2
0,0
2007 2010 2013
Kecenderungan Proporsi Hisap & Tembakau berdasarkan Jenis Kelamin dari Survei GATS 2011 & Riskesdas 2013 Hisap
Kunyah
100,0
100,0
80,0
80,0 67,0
64,9
60,0
60,0
40,0
40,0
20,0
20,0 2,7
2,1
0,0
0,0 Laki-laki GATS 2011
Perempuan Riskesdas 2013
Catatan: GATS : Global Adult Tobacco Survey
1,5
3,9
Laki-Laki GATS 2011
2,7
4,8
Perempuan Riskesdas 2013
5,0
Kep. Riau Lampung Kalsel Jambi Jabar Banten Jateng Jatim Kaltim Sulsel Sulbar DIY Riau Babel Sulut Gorontalo Sultra Bengkulu Indonesia Sumsel Sulteng Bali Sumbar NTB Kalbar Kalteng Sumut Maluku Aceh Papua Malut Pabar NTT
Proporsi Mengunyah Tembakau Penduduk ≥ 10 tahun menurut Provinsi, 2013
35,0
30,0
29,8
25,0
20,0
15,0
10,0
2,0 4,1
0,0
9,9
36,4 36,9 36,8 35,3
40 - 44 45 -49 50 -54 55 -59
28,6
Menengah Atas
24,3
30,6
Menengah Teratas
32,1
Menengah Bawah
56,7
51,3
46,3
41,0
38,3 32,3
24,5
Terbawah
Lainnya
Petani/Nelayan/Buruh
Wiraswasta
Pegawai
Tidak berkerja
Tamat D1-D3/PT
35,2
31,4
Tamat SLTP Tamat SLTA
29,7
21,5
Tidak Tamat SD Tamat SD
23,4
Tidak sekolah
Perempuan
26,7
60,0
Laki-laki
65 +
32,4
37,4
35 - 39
60 -64
38,5
50,0
30 - 34
34,8
25 - 29
0,0 34,0
40,0
20 - 24
1,9
20,0 18,3
30,0
15 - 19
1,4
10,0
10 - 14
Proporsi Merokok Saat ini Penduduk ≥10 tahun menurut Karakteristik, 2013
70,0
15,0
DIY Jateng NTT Jabar Jatim NTB DKI Maluku Bali Lampung INDONESIA Banten Malut Gorontalo Papbar Papua Sulut Sumsel Sulteng Bengkulu Sultra Sulbar Jambi Sulsel Kalbar Sumut Kalteng Kep. Riau Aceh Kaltim Sumabr Riau Kalsel Babel
Rerata Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari Penduduk ≥ 10 tahun menurut Provinsi, 2013
25,0
20,0
12,3
10,0
5,0
0,0
0,0 10,7 12,5 13,3 12,2 12,7 12,0 11,8 11,9 12,4 13,5
Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas
12,1 12,4
Perkotaan Perdesaan Tidak berkerja Pegawai Wiraswasta Petani/Nelayan/Buruh Lainnya
11,5 12,0 12,0 12,3 12,7 12,9
Tidak sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D1-D3/PT
8,2
12,4
5,0
Laki-laki Perempuan
10,0 7,7 9,6 11,5 12,2 12,9 13,0 13,0 13,0 12,8 12,4 11,7 10,3
15,0
10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 -49 50 -54 55 -59 60 -64 65 +
Rerata Jumlah batang rokok yang dihisap perhari Populasi ≥ 10 tahun menurut Karakteristik, 2013
25,0
20,0
Proporsi Aktivitas Fisik Penduduk ≥ 10 tahun, 2013 100,0
80,0
60,0 45,9 40,0 28,0
26,1
20,0
0,0 AKTIFITAS FISIK BERAT
AKTIFITAS FISIK SEDANG
AKTIFITAS FISIK RINGAN
14,2
20,0
Bali Kalsel Babel Jateng DIY Jatim Banten Sumut Lampung Kalteng Jabar INDONESIA Sumsel Sulteng Sulbar NTT Sumbar Bengkulu Riau Sulsel Jambi Sulut Malut Gorontalo Kalbar Kep. Riau NTB Kaltim Maluku Aceh Sultra Pabar Papua DKI
40,0
26,1
60,0 44,2
Proporsi Aktivitas Fisik Kurang Penduduk ≥ 10 tahun menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0
0,0
20,0
Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas
Tidak berkerja Pegawai Wiraswasta Petani/Nelayan/Buruh Lainnya
23,8 23,6 24,2 27,0 30,8
23,3 18,3 13,4 19,1
42,7
35,9
28,2 23,9
32,9 33,0
26,3 25,8
Perkotaan Perdesaan
0,0 23,2 23,9 24,8 28,2
10,0
Tidak sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat D1-D3/PT
Laki-laki Perempuan
30,0
26,1 19,8 16,9 15,7 15,6 16,5 18,3 21,5 26,1
40,0 35,4
50,0 49,6
60,0
10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 -49 50 -54 55 -59 60 -64 65 +
Proporsi Aktivitas Fisik Kurang Penduduk ≥ 10 tahun menurut Karakteristik, 2013
70,0
Proporsi Aktivitas Sedentari*) Penduduk ≥ 10 tahun menurut jumlah jam/hari, 2013 60,0 50,0 42,0 40,0 33,9 30,0
24,1
20,0 10,0 0,0 <3 jam/hari
3-6 jam /hari
*) Lihat penjelasan Umum, definisi cut off points
>6 jam/hari
NTT Sultra Kalbar Pabar Papua Aceh Lampung DKI Kalteng Bengkulu NTB Sumut Jambi DIY Sulsel Sumsel Kep. Riau Sulut Kaltim Kalsel Sulbar Jateng Banten Indonesia Babel Maluku Bali Sumbar Sulteng Gorontalo Jabar Jatim Malut Riau
Proporsi Aktivitas Sedentari > 6 jam/hari Penduduk ≥ 10 tahun menurut Provinsi, 2013
50,0
40,0 39,1
30,0 24,1
20,0
10,0 3,5
0,0
Proporsi Penduduk ≥ 10 tahun yang mengkonsumsi Makanan berisiko, 2013 Kafein Selain Kopi
5,6
Kopi
29,3
Bumbu Penyedap
77,3
Hewani berpengawet
4,3
Dibakar
4,4
Berlemak
40,7
Makanan Asin
26,2
Makanan Manis
53,1 0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
Kecenderungan Proporsi makanan berisiko Penduduk ≥10 tahun, 2007 - 2013 100,0 77,8 77,3
80,0 65,2 60,0
53,1
40,0 24,5 26,2
20,0 4,9
4,4
0,0 DIBAKAR
ASIN 2007
MANIS 2013
BUMBU PENYEDAP
Proporsi Penduduk ≥ 10 tahun menurut Frekuensi Makanan bersumber Tepung Terigu ≥1kali/hari, 2013 20,0
20,0
16,0
16,0
15,6 13,4
12,0
12,0
10,1
8,0
8,0 3,8
4,0
0,0 Mie Instan
Mie Basah
4,0
0,0 Roti
Biskuit
Proporsi Penduduk mengkonsumsi Produk Mie menurut Frekuensi dan Umur, 2013 100,0 80,0
1,6 7,9
39,6
2,0 9,1
39,3
2,5 10,2
39,4
60,0 40,0
35,6
34,5
34,1
2,9 12,1
41,0
32,0
20,0 15,4
15,0
0,0
13,8
12,1
3,1 13,8
43,0
29,3 10,8
3,6
5,1
6,2
15,7
7,9
9,3
11,2
16,8
18,6
20,3
22,9
23,4
43,1
28,1 9,5
43,0
26,6 8,4
10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44
42,6
41,5
40,5
40,1
15,7 25,6
36,3
24,5
23,7
21,2
20,0
17,7
8,1
6,6
6,2
5,3
4,8
45 -49
50 -54
55 -59
60 -64
65 +
Umur (Tahun)
≥1 kali per hari;
3 - 6 kali per minggu;
1 - 2 kali per minggu;
< 3 kali per bulan
Tidak pernah
96,0
88,0
DIY Lampung Papua NTT Jatim Jateng Pabar Maluku Malut Gorontalo Sumut Aceh Kalteng Kaltim Indonesia Kep. Riau Bali Sulut Sultra Sulteng NTB DKI Bengkulu Kalbar Jambi Banten Jabar Babel Sumsel Sulsel Sumbar Sulbar Riau Kalsel
Proporsi Penduduk ≥ 10 tahun yang Kurang Konsumsi Sayur-Buah menurut Provinsi 2007-2013
100,0
93,6
92,0
93,5
84,0
80,0
2007 2013
Aceh Bali NTT NTB Maluku Sumbar Sulsel Jabar Sulbar Jatim Indonesia Sultra Banten Jateng Kep.Riau DKI Lampung Papua Sumut Riau DIY Jambi Kalteng Kalbar Malut Kalsel Sulteng Sumsel Bengkulu Kaltim Sulut Gorontalo Pabar Babel
Proporsi RT mengkonsumsi Garam Iodium menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0
60,0
40,0 77,1
20,0
0,0
Cukup (biru tua/ungu tua) Tidak cukup (biru muda/ungu muda) Tidak ada Iodium
100,0
60,0
Aceh Bali NTT NTB Maluku Sumbar Sulsel Jabar Sulbar Jatim Indonesia Sultra Banten Jateng Kep.Riau DKI Lampung Papua Sumut Riau DIY Jambi Kalteng Kalbar Malut Kalsel Sulteng Sumsel Bengkulu Kaltim Sulut Gorontalo Pabar Babel
Kecenderungan RT mengkonsumsi Garam Iodium Cukup menurut Provinsi, 2007-2013 77,1
80,0
62,3
40,0
20,0
0,0
2007 2013
Kecenderungan RT mengkonsumsi Garam Iodium Cukup menurut Tempat Tinggal, 2007-2013 100,0 80,0
82,0 70,4
62,3
56,3
60,0
77,1
72,3
40,0 20,0 0,0 Perkotaan
Perdesaan 2007
2013
Kota+Desa
Proporsi RT melakukan PHBS menurut 10 indikator, 2013 Persalinan nakes
87,6
Sumber air bersih baik
82,2
BAB di jamban
81,9
Tidak merokok di dalam rumah
78,8
Perilaku cegah jentik
77,4
Menimbang balita
68,0
Aktifitas fisik tiap hari
52,8
Cuci tangan dengan benar
47,2
Memberi ASI eksklusif
38,0
Konsumsi sayur dan buah tiap hari
10,7 0,0
20,0
40,0
60,0
*) Perbedaan angka pada indikator PHBS dengan cakupan pada pelayanan kesehatan lihat pada penjelasan umum
80,0
100,0
40,0
Papua Aceh NTT Sumbar Lampung Jambi Kalbar Bengkulu Riau Sultra Sumsel Kalteng NTB Sumut Sulteng Maluku Kalsel Sulbar Malut Pabar INDONESIA Babel Jatim Jabar Kep.Riau Banten Kaltim Gorontalo Sulsel Jateng Sulut DIY Bali DKI
Proporsi RT Memenuhi Kriteria PHBS menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0
60,0
32,3
20,0
0,0
Proporsi RT Sehat menurut Karakteristik, 2013
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Anak
Kecenderungan Imunisasi Anak 12-23 bulan, 2007-2013 100,0
80,0
60,0
40,0
53,8
59,2 49,2
41,6 33,5
32,1
20,0 9,1
12,7
8,7
0,0 Lengkap
Tidak lengkap 2007
2010
2013
Tidak diimunisasi
Alasan Tidak diimunisasi*), 2013 35,0 30,0
28,8 26,3
25,0
21,9
20,0
16,3
15,0 10,0
6,8
6,7
Sering sakit
Tidak tahu tempat imunisasi
5,0 0,0 Takut panas
Keluarga tidak Tempat mengijinkan imunisasi jauh
*) Dari 8,7 Persen yang tidak diimunisasi
Sibuk/repot
Kecenderungan Imunisasi Dasar Anak 12-23 bulan, 2007-2013 100 87,6
86,9 79,1
80
77,9
75,6 61,9
60
77,0
70,3
82,1
81,6 74,4
66,7
40
20
0 Hb-0
BCG
DPT-HB 2007
2010
Polio 2013
Campak
Kecenderungan Nasional Kunjungan Neonatus, 2010-2013 100,0
80,0
71,4
71,3 61,3
60,0
61,3
47,5 39,3
38,0
40,0
31,8 20,8
20,0
21,5
0,0 KN1 (6-48 jam)
KN2 (3-7 hari)
KN3 (8-28 hari) 2010
2013
KN lengkap
Tidak KN
Pabar Papua Maluku Malut NTT Kep.Riau Kalbar Sumsel Kalteng Sulteng Sulbar Banten Jabar Sumbar Sultra Sumut Babel Indonesia Lampung Kaltim Riau Sulsel Kalsel Aceh Sulut Gorontalo Jateng Jambi NTB Jatim Bengkulu DIY Bali DKI
Kecenderungan KN1 menurut Provinsi 2010-2013
100,0
80,0
71,3
60,0
71,4
40,0
20,0
0,0
2010 2013
Pabar Papua Kalbar Sulsel Sulbar Maluku Babel Riau Malut Kalteng Sumut Sumsel NTT Sumbar Sulteng Kalsel Kep.Riau Sultra Bengkulu Aceh Kaltim Jambi Lampung Indonesia Banten Gorontalo Sulut Jabar NTB Jateng Bali Jatim DKI DIY
Kecenderungan KN Lengkap menurut Provinsi 2007-2013
100,0
80,0
60,0
39,3
40,0
20,0
31,8
0,0
2010 2013
Kecenderungan Balita menurut Perawatan Tali Pusar pada Saat Lahir, 2010-2013 100,0 80,0
78,9 67,7
60,0 40,0 22,2
20,0
11,6
8,0
8,2
0,0 Betadine/alkohol
Tidak diberi apa-apa 2010
Ramuan/obat tradisional 2013
1,5
1,9
Obat tabur
Kecenderungan Proses Mulai Menyusui (Inisiasi Menyusu Dini), 2010-2013
ASI saja 24 Jam Terakhir menurut Umur Bayi 0-6 bulan, 2013 100,0
Persen
80,0
60,0
52,7
48,7
46,0
40,0
42,2
41,9
36,6
30,2
20,0
0,0
0
1
2
3 Umur ( bulan)
4
5
6
Sumut Papua Sulbar Riau Pabar Malut Maluku Kalteng Sumsel Kalbar Sulsel Kep.Riau Babel Sulteng Sumbar NTT Kalsel Sultra Lampung Aceh Bengkulu Banten Jambi DKI Indonesia Bali Kaltim Sulut Jabar Gorontalo Jatim Jateng DIY NTB
Kecenderungan Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A pada Anak 6-59 bulan, 2007-2013
100,0 75,5
80,0
60,0 71,5
40,0
20,0
0,0
2007 2013
Kecenderungan Frekuensi Pemantauan Pertumbuhan Balita dalam 6 bulan Terakhir: 2007-2013 60,0 50,0
45,4
44,6
40,0
34,3 29,1
30,0
25,5 21,1
20,0 10,0 0,0 ≥ 4 kali
1 – 3 kali 2007
2013
Tidak Pernah
Sumut Bengkulu Papua Sumsel Lampung Riau Kalteng Jambi Sulteng Sultra Kalsel Sulsel Kalbar Pabar Kep.Riau Aceh Sulut Sulbar Maluku Banten Malut Kaltim Babel Sumbar Indonesia Bali Gorontalo DKI Jabar NTT Jateng Jatim NTB DIY
Kecenderungan Frekuensi Pemantauan Pertumbuhan Balita ≥ 4 kali dalam 6 bulan Terakhir menurut Provinsi, 2007-2013
100,0
80,0
44,6
60,0
40,0
45,4
20,0
0,0
2007 2013
Proporsi Perempuan 0-11 tahun yang Disunat, 2013 100,0
80,0
72,4
48,8
51,2
Persen
Disunat 60,0
40,0
20,0 Ya
Tidak
13,9 5,3
5,1
3,3
0,0 0 bulan
1- 5 bulan
6 - 11 bulan
1-4 tahun
Umur ketika disunat
5 - 11 tahun
Pelayanan Kesehatan Ibu
Papua Maluku NTT Pabar Kep.Riau Sumut Malut Aceh Sulbar Sulsel Sultra Sumbar DKI DIY Riau Kaltim NTB Sulteng INDONESIA Banten Jatim Jateng Bali Jabar Babel Gorontalo Sulut Kalsel Sumsel Bengkulu Kalteng Jambi Kalbar Lampung
Proporsi Perempuan Kawin 15-49 tahun Menggunakan KB Saat ini, 2010-2013
100,0
80,0
60,0
59,7
40,0 55,8
20,0
0,0
2010 2013
Distribusi Persentase Penggunaan KB Hormonal1 versus Non Hormonal, 2013 100,0 80,0 7,5
60,0 40,0
51,8
20,0
Papua NTT DIY Kep.Riau Maluku Sumut Pabar Bali DKI Sumbar Aceh Sulsel Malut Sulbar Sultra Riau Kaltim Jateng INDONESIA* Jatim NTB Sulteng Banten Jabar Babel Gorontalo Sulut Bengkulu Sumsel Kalsel Jambi Lampung Kalbar Kalteng
0,0
Hormonal
Non Hormonal
1) Hormonal = jenis KB susuk, suntik dan pil KB diantara cara modern. Total cara modern 59.3
Distribusi Penggunaan KB MKJP1 versus Non MKJP, 2013 100,0 80,0 10,2
60,0
40,0 49,1
20,0
Malut Sumbar Sulbar DKI Sulsel Aceh Sultra Gorontalo NTB Jateng Riau INDONESIA Kaltim Sulut Jatim Sulteng Bengkulu Banten Jabar Babel Sumsel Lampung Kalsel Jambi Kalteng Kalbar
Bali
Pabar Kep.Riau
Sumut DIY
Maluku
Papua NTT
0,0
NON MKJP 1) MKJP =Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (susuk, sterilisasi pria dan wanita, spiral/IUD) diantara cara modern (59,3%)
MKJP
Papua Pabar Maluku NTT Malut Sulbar Kalbar Kalteng Sumut Riau Sumsel Sulteng Kalsel Jambi Sultra Lampung Aceh INDONESIA Sulsel Banten Jabar Sulut Sumbar Bengkulu Kep.Riau Kaltim Gorontalo Jatim Babel DKI NTB Jateng DIY Bali
Cakupan ANC, 2010-2013*)
100,0 95,2
90,0 92,7
80,0
70,0
60,0
50,0
2010
*)Periode 3 tahun terakhir 2013
Papua Maluku Pabar Sulbar Malut Sulteng Gorontalo Sultra NTT Kalteng Sulsel Sulut Kalsel Kalbar Bengkulu Sumut Sumsel INDONESIA Kaltim Jabar Babel Riau Banten Jambi Kep.Riau Sumbar Jatim NTB Aceh Jateng DKI Lampung DIY Bali
Cakupan ANC Pertama pada Trimester 1, 2010-2013*
100,0
81,3
80,0
60,0 72,3
40,0
20,0
0,0
2010
* Periode 3 tahun terakhir 2013
Maluku Papua Pabar Malut Sulbar Sulteng Kalteng Sultra Gorontalo NTT Sulsel Kalbar Sumsel Sumut Jambi Sulut Kalsel Aceh Bengkulu Sumbar Riau Kaltim Banten INDONESIA Babel NTB Jabar Jatim Lampung Kep.Riau DKI Jateng Bali DIY
Cakupan K4, 2010-2013*
100,0
80,0
70,0
60,0
61,4
40,0
20,0
0,0
2010
* Periode 3 tahun terakhir 2013
Proporsi Konsumsi Fe 90+ hari selama Hamil, 2010-2013* 80,0
60,0
33,2 40,0
20,0
18,0 Lampung Kalteng Aceh Maluku Sulbar Sulteng Papua Sumut Riau Pabar Kalbar Bengkulu Sulsel Kalsel Sultra Sumsel Kaltim Malut Sulut Sumbar Gorontalo Jambi Babel INDONESIA NTT Jatim Jateng Banten Jabar DKI NTB Kep.Riau Bali DIY
0,0
2010
2013
* 2010 = untuk konsumsi semua tablet Fe; 2013 = untuk konsumsi semua tablet Fe, termasuk yg dijual bebas;
Proporsi Tenaga yang Melakukan Pelayanan ANC, menurut Tempat Tinggal dan Pendidikan, 2013* Tempat Tinggal
Pendidikan
Tenaga Kesehatan Perkotaan Perdesaan Dokter kandungan
Tidak sekolah
Tidak Tamat SD tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat PT
17.6
4.5
2.9
3.3
3.0
5.0
16.4
47.7
Dokter umum
0.8
0.7
0.6
0.9
0.7
0.6
0.9
1.1
Bidan
81.4
94.1
95.3
95.0
95.8
94.1
82.5
51.1
0.2
0.6
1.2
0.8
0.5
0.3
0.2
0.1
Perawat
*) Periode kelahiran 1 Januari 2010 sd wawancara
Proporsi Tenaga yang Melakukan Pelayanan ANC, menurut Kuintil Indeks Kepemilikan, 2013* Kuintil Indeks Kepemilikan Tenaga Kesehatan
Menengah bawah
Terendah
Menengah atas
Menengah
Teratas
Dokter kandungan
1.5
2.6
4.9
11.8
31.4
Dokter umum
0.8
0.8
0.5
0.6
1.1
96.5
95.9
94.4
87.4
67.3
1.2
0.6
0.2
0.2
0.2
Bidan Perawat
*) Periode kelahiran 1 Januari 2010 s.d wawancara
Proporsi Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan1, 20102-20133 100,0
86,9
80,0
79,0 60,0 40,0 20,0
Papua Maluku Malut Sulbar NTT Pabar Kalteng Sulteng Kalbar Sultra Sulsel Sulut Jabar Banten Kalsel Riau INDONESIA Jambi Sumsel Lampung Kaltim Babel Aceh Gorontalo NTB Sumbar Sumut Jatim Bengkulu Kep.Riau Jateng DKI Bali DIY
0,0
2010 1) 2) 3)
2013
Dr kandungan, dr umum dan bidan Periode 3 tahun terakhir, penolong terakhir Periode 3 tahun terakhir, jika > 1 penolong dipilih kualifikasi tertinggi
Maluku Malut Kalteng Papua Jambi Sultra Pabar Bengkulu Kalbar Sulteng Kalsel Sulbar Riau Sumut NTT Sulut Aceh Sulsel Sumsel Lampung Banten INDONESIA Jabar Babel Kaltim Gorontalo Sumbar NTB Jatim Jateng Kep.Riau DKI Bali DIY
Proporsi Tempat Melahirkan menurut Provinsi, 2013*
100%
80% 23,7
60%
40% 76,1
20%
0%
Faskes dan Polindes/Poskesdes
*) Kelahiran Periode 1 Januari 2010 - wawancara Rumah dan Lainnya
Proporsi Kepemilikan Buku KIA dan Isian P4K1 dari Hasil Observasi Buku KIA pada Lembar Amanat Persalinan, 20132 40
35,5
35 30
40,4
40,4
25 20
19,2
17,5
15
19,2 14,6
12,2
10,7
10 5 0 Tidak memiliki Buku KIA Memiliki Buku KIA-Tidak bisa menunjuk kan
Penolong Dana Kendaraan/ Metode persalinan persalinan ambulans KB desa
Memiliki Buku KIA- dapat menunjukkan
1) 2)
P4K = Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan Komplikasi Periode 1 Januari 2010 sd wawancara
5 Komponen
Donor Darah
Isian Lengkap
Kelengkapan
Maluku Papua Pabar NTT Malut Sulbar Kalbar Kalteng Sulteng Jabar Kep.Riau Lampung Sumsel Sultra Banten Sulut Sulsel INDONESIA Babel Sumbar Kalsel Riau Kaltim Sumut Aceh Jambi Jatim NTB Gorontalo Jateng DKI Bali Bengkulu DIY
Cakupan Pelayanan Kontak Ibu Nifas / KF11, 2010-20132
100,0
81,7
80,0
60,0
40,0
1) 2)
46,8
20,0
0,0
2010 2013
Dikunjungi/mengunjungi nakes 6 jam sd 3 hr setelah melahirkan Periode 3 tahun terakhir
Persen Cakupan Continuum of Care, 2010-2013*) 100,0
80,0
86,9
81,3
81,7
79
72,3
70 61,4
60,0
58,6 46,8
40,0
20,0 0
0,0 K1-Trimester 1
K4
Linakes 2010
*) periode 3 tahun sebelum wawancara
2013
KF1
KB Pasca Salin
Pelayanan Kesehatan Lainnya
40,0
20,0
Jateng Sumut DKI Kalsel Kalteng DIY Banten Jatim Maluku Sulsel Bengkulu Sulteng Indonesia Gorontalo Aceh Jabar Riau Sulut Sulbar Bali Malut Sumbar Babel Kalbar Sumsel Sultra Kaltim Kep.Riau Lampung Jambi NTT Pabar NTB Papua
Proporsi Penggunaan Oralit dan Zn pada Balita Diare menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0
60,0
33,3
16,9
0,0
Oralit Zinc
60,0
Riau Jambi Kep.Riau Sumbar Bali Sumut Kalsel Sumsel DKI Sulteng Lampung Kalteng Babel Jatim Bengkulu Jateng Aceh Sulut Jabar Kalbar Sulsel Papua Sulbar DIY Banten Gorontalo Kaltim Malut Maluku Sultra NTB Indonesia NTT Pabar
Proporsi Penduduk Mendapat Pengobatan dari Program TB, 2013
100,0
80,0
56,2
40,0
20,0
0,0
Kalbar Aceh Lampung NTT Bengkulu Kalteng Maluku Sumsel Sulteng Sulut Kalsel NTB Gorontalo Papua Sultra Jambi Sulbar Pabar Sumbar Sumut Jateng Malut Indonesia Babel Jabar Riau Jatim Sulsel Kep.Riau Bali DIY Kaltim Banten DKI
Proporsi Penduduk Bermasalah Gigi yang Memanfaatkan Dokter Gigi menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0 76,3
60,0 46,6
40,0
20,0
0,0
20,0
DKI DIY Kep.Riau Riau Sumut Bengkulu Malut Banten Jatim Sumbar Bali Maluku Sulbar Kaltim Jateng Sulteng Indonesia Papua Jabar Sumsel Babel Sulsel Sultra Lampung Kalteng Gorontalo Kalsel Pabar Jambi Aceh Sulut NTB NTT Kalbar
Proporsi Penduduk Bermasalah Gigi yang Memanfaatkan Perawat Gigi menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0
60,0
40,0
19,3
0,0
Penggunaan obat, Obat Tradisional/OT, Obat Generik/OG & Pelayanan Kesehatan Tradisional/Yankestrad
40,0
NTT Papua Lampung Sulbar Bengkulu Malut Sumbar NTB Pabar Riau Gorontalo Maluku Sultra Aceh Jateng Sumsel Sumut Jambi Kalbar Bali Indonesia Jabar Jatim Banten Sulut Sulteng Kalteng Sulsel Kaltim Babel Kep.Riau DIY Kalsel DKI
Proporsi RT Menyimpan Obat dan OT menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0
60,0
35,2
20,0
0,0
2,0
Lampung Riau Bengkulu Jambi Kalbar Jateng Sulbar Sumut Kaltim Sumsel Bali Sultra Banten Kep.Riau Papua Aceh NTT Sumbar Babel Kalteng DKI Indonesia NTB Jabar DIY Sulsel Jatim Kalsel Pabar Sulteng Sulut Malut Maluku Gorontalo
Rerata Jumlah Obat yang Disimpan di RT, 2013
5,0 4,4
4,0
3,0 2,9
2,0
1,0
0,0
Proporsi RT yang Menyimpan Obat dan Jenis Obat yang Disimpan, 2013 100,0 82,0 80,0
64.8%
35.2%
OK = Obat Keras OB = Obat Bebas AB = Antibiotik OT = Obat Tradisional OTT = Obat Tidak Teridentifikasi
60,0
40,0
35,7 27,8
Menyimpan Obat/OT
20,0
15,7 6,4
Tidak Menyimpan Obat/OT 0,0 OK
OB
AB
OT
OTT
Proporsi RT berdasarkan Jenis Obat yang Disimpan menurut Tempat Tinggal, 2013 100,0 83,6
82,0
79,2
80,0
60,0
40,0
35,9
35,5
26,4 20,0
17,2
35,7
30,1
27,8 13,2
6,2
15,7 6,8
6,4
0,0 Perkotaan Obat Keras Obat Bebas
Perdesaan Antibiotika Obat Tradisional
Indonesia Obat Tidak Teridentifikasi
Proporsi RT yang menyimpan Obat Keras tanpa Resep menurut Provinsi, 2013 100,0 80,0
90,5 81,9 70,8
60,0 40,0 20,0
Gorontalo Sulut Sulsel NTB NTT DIY Maluku Jatim Kaltim Sulteng Kep.Riau Bali Jabar Aceh Sumbar Indonesia Jateng Papua Sulbar Malut Banten Sultra Babel Sumsel DKI Sumut Pabar Bengkulu Kalsel Jambi Riau Kalbar Kalteng Lampung
0,0
*Termasuk obat keras dari puskesmas & RS tertentu yg diberikan langsung tanpa menggunakan resep
Proporsi RT yang Menyimpan Antibiotika tanpa Resep menurut Provinsi, 2013 100,0
93,4 86,1
80,0 74,7 60,0 40,0 20,0
Gorontalo NTT NTB Sulsel Maluku Sulut Sulbar Sulteng Sultra Jabar Banten Sumbar Papua Jatim Sumsel Pabar Aceh Malut Indonesia Babel Sumut Jateng Bali Kaltim Kep.Riau Jambi DKI Riau Bengkulu DIY Kalbar Kalsel Lampung Kalteng
0,0
*Termasuk obat keras dari puskesmas & RS tertentu yg diberikan langsung tanpa menggunakan resep
Proporsi RT berdasarkan Sumber Obat menurut Karakteristik, 2013 100,0
100,0
4,3
14,7
19,2
32,3
22,3 3,8
4,8
4,5
16,8
18,3
24,4
37,0
35,7 39,1
28,7 17,3
5,8
4,9
4,2
25,0
30,5
41,3
43,1 16,6
20,0
15,4
31,5
25,5 18,7
16,9
20,0
40,0
19,7
40,5
35,3
40,0
45,5
60,0 50,2
60,0
55,5
80,0
80,0
0,0
0,0 Perkotaan Apotek
Toko Obat
Terbawah
Perdesaan Yankes Formal
Nakes
Lainnya
Apotek
Menengah Bawah
Toko Obat
Menengah
Yankes Formal
Menengah Atas
Nakes
Teratas
Lainnya
Proporsi RT berdasarkan Status Obat yang Disimpan menurut Karakteristik, 2013 100,0
100,0
20,0
20,0
0,0
0,0 Perkotaan Sedang digunakan
Perdesaan Untuk Persediaan
Obat Sisa
Terbawah Menengah Menengah Menengah Bawah Atas
Sedang digunakan
Untuk Persediaan
51,3 45,1 29,7
31,4
47,1
48,1
48,0 33,3
40,0
34,9
60,0
35,2 29,8
48,1
34,4
46,3
33,8
31,1
40,0
46,7
60,0
48,1
80,0
80,0
Teratas
Obat Sisa
Proporsi RT yang Mengetahui dan Berpengetahuan Benar*) tentang OG menurut Karakteristik, 2013 100,0 80,0 60,2
60,0 46,1
43,1
40,0 27,1
20,0
14,9
17,4
15,2
12,1 6,2
9,2
10,8
11,9
13,4
17,1
0,0 Perkotaan
Perdesaan
Mengetahui OG
Terbawah
Menengah bawah
Menengah
Menengah atas
Pengetahuan OG benar
*) Berpengetahuan benar tentang OG jika menyatakan OG adalah obat yang khasiatnya Sama dengan obat bermerk dan obat tanpa merek dagang
Teratas
71,9
67,8
73,4 34,5 21,0
19,1
21,6
22,4
21,7
20,0
42,9
46,0
43,9
44,0
43,8
42,9
22,7
40,0
41,1
60,0
47,6
80,0
82,3
84,7
100,0
75,8
Proporsi RT berdasarkan Persepsi tentang OG menurut Tempat Tinggal, 2013
0,0 Obat Gratis
Obat Murah
Perkotaan
Obat bagi Dapat dibeli di Obat tanpa Khasiat sama Obat Program Pasien Miskin Warung Merek Dagang dg Obat Pemerintah Bermerek
Perdesaan
Indonesia
Proporsi RT berdasarkan Sumber Informasi OG menurut Tempat Tinggal , 2013 100,0
8,3
8,3
8,3
20,7
22,6
20,0
16,6
15,4
20,0
20,0
63,1
63,4
62,9
56,0
25,6
22,9
40,0
26,5
60,0
52,3
57,4
80,0
0,0 Media cetak
Media elektronik
Perkotaan
Tenaga kesehatan
Kader, toma Teman, kerabat
Perdesaan
INDONESIA
Pendidikan
Pabar Papua Sulbar Malut Sulsel Sulut Kalbar Sultra Maluku Aceh Lampung NTB NTT Riau Bengkulu Kep.Riau Jabar Bali Sulteng Sumut Sumsel Jateng Kaltim Babel Jambi Kalteng Indonesia DKI Sumbar Banten DIY Gorontalo Jatim Kalsel
Proporsi RT Memanfaatkan Yankestrad dalam 1 tahun Terakhir menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0
60,0
61,3
40,0 30,4
20,0 5,9
0,0
Proporsi RT Memanfaatkan Yankestrad dan Jenisnya, 2013 100,0
80,0
77,8
60,0 49,0
69,6
30,4
40,0
20,0 7,1
2,6
0,0 Memanfaatkan Yankestrad Tidak Memanfaatkan Yankestrad
Keterampilan Tanpa Alat
Ramuan
Keterampilan Keterampilan Dengan Alat Dengan Pikiran
Proporsi RT berdasarkan Alasan Memanfaatkan Yankestrad, 2013 Menjaga kesehatan Coba-coba Biaya murah Lebih aman Penyakit belum parah Lebih manjur Putus asa Tradisi 0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
Keterampilan dengan pikiran
Keterampilan tanpa alat
Keterampilan dengan alat
Ramuan
60,0
Akses Pelayanan Kesehatan
NTT Sultra Bengkulu Sulteng Pabar Papua Riau Maluku Kalbar Sumut Sulut Lampung Kalteng NTB Jambi Sulsel Kep Riau Banten Sumsel Malut Indonesia Jabar Gorontalo Sumbar Jatim Kalsel Kaltim Babel DKI Jakarta DIY Jateng Sulbar Aceh Bali
60,0 53,9
80,0 69,6
Proporsi RT yang Mengetahui Keberadaan RS Pemerintah & RS Swasta menurut Provinsi, 2013
100,0
40,0
20,0
0,0
RS Pemerintah RS Swasta
80,0
Papua NTT Pabar Maluku Sultra Sulut Malut Sulbar Sulteng Gorontalo NTB Sulsel Kalbar Kalteng Aceh Bengkulu Kaltim Kep Riau Babel Kalsel Jambi Riau DIY Indonesia DKI Sumbar Sumut Sumsel Banten Lampung Jatim Jabar Jawa Tengah Bali
Proporsi RT yang Mengetahui Keberadaan Bidan Praktek menurut Provinsi, 2013 100,0
66,3
60,0
40,0
20,0
0,0
Bengkulu Pabar Papua Kalteng Sulut NTT Sulteng Kalbar Jambi Riau Sulsel Kep Riau Sumut Lampung Sultra Maluku Babel Gorontalo Sumbar Sumsel Kalsel Aceh Kaltim Malut Indonesia Banten Jatim DIY Jawa Tengah Sulbar NTB DKI Bali Jabar
Proporsi RT yang Mengetahui Keberadaan Posyandu menurut Provinsi, 2013
100,0
80,0 65,2
60,0
40,0
20,0
0,0
Proporsi Moda Transportasi ke RS Pemerintah berdasarkan Karakteristik, 2013 70,0 60,0 50,0 40,0
30,0 20,0 10,0
0,0 Perkotaan Perdesaan Kendaraan Umum
Terbawah Menengah Menengah Menengah bawah Atas
Lebih dari 1 Alat Transportasi
Sepeda Motor
Mobil Pribadi
Teratas
Lainnya
Proporsi Moda Transportasi ke Puskesmas berdasarkan Karakteristik, 2013 80,0
60,0
40,0
20,0
0,0 Perkotaan Perdesaan Kendaraan Umum
Terbawah Menengah Menengah Menengah bawah Atas
Lebih dari 1 Alat Transportasi
Sepeda Motor
Mobil Pribadi
Teratas Lainnya
Waktu Tempuh Ke Fasilitas Kesehatan Terdekat menurut Pengetahuan RT, 2013 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 0,0
< 16 menit
16-30 menit
31-60 menit
> 60 menit
Waktu Tempuh ke RS Pemerintah berdasarkan Karakteristik, 2013 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 Perkotaan Perdesaan < 16 menit
Terbawah Menengah Menengah Menengah bawah Atas 16-30 menit
31-60 menit
> 60 menit
Teratas
Biaya Transportasi menuju Fasilitas Kesehatan Terdekat, 2013 Posyandu Polindes Poskesdes Praktek bidan Praktek Dokter/Klinik Puskesmas/Pustu RS Swasta RS Pemerintah 0,0
10,0
20,0
> 50.000
30,0
40,0
50,0
>10.000 - 50.000,-
60,0
70,0
<=10.000,-
80,0
90,0
100,0
Jaminan dan Pembiayaan Kesehatan
Proporsi Penduduk menurut Kepemilikan Jaminan Kesehatan, 2013 60,0 50,5
50,0 40,0 28,9
30,0
20,0 10,0
6,0
9,6 4,4
1,7
1,7
0,0 Askes Sosial Jamsostek
Askes Swasta
Tunj Jamkesmas perusahaan
Jamkesda Tidak punya
Proporsi Penduduk menurut Kepemilikan Jaminan Kesehatan & Tempat Tinggal, 2013 60,0 51,3 49,8
50,0 40,0
35,7
30,0
22,1 20,0 10,0
8,4 3,5
8,4
7,1 1,7
0,0 Askes Sosial Jamsostek
3,1
2,8
0,3
Askes Swasta
0,6
Tunj Jamkesmas perusahaan
Perkotaan
10,8
Perdesaan
Jamkesda Tidak punya
Proporsi Penduduk menurut Kepemilikan Jaminan Kesehatan & Kuintil Indeks Kepemilikan, 2013 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 Askes Sosial Jamsostek Terbawah
Askes Swasta
Menengah Bawah
Tunj Jamkesmas perusahaan Menengah
Jamkesda Tidak punya
Menengah Atas
Teratas
30,0
Papua Bengkulu Lampung Riau Sumbar Kalbar Jambi Bali Sumsel Sumut Pabar NTT Sulbar Kaltim Sultra Kep.Riau NTB Sulut Maluku Aceh Kalteng Malut Indonesia Babel Banten Jateng Sulsel Jabar DIY DKI Sulteng Jatim Kalsel Gorontalo
Proporsi Penduduk yang Mengobati Diri Sendiri Sebulan Terakhir menurut Provinsi, 2013
50,0
40,0
26,4
20,0
10,0
0,0
Proporsi Penduduk Yang Mengobati Sendiri Beserta Biaya yang Dikeluarkan dalam 1 Bulan Terakhir menurut Provinsi, 2013 Biaya
Mengobati diri sendiri Gorontalo Kalsel Jatim Sulteng DKI DIY Jabar Sulsel Jateng Banten Babel Indonesia Malut Kalteng Aceh Maluku Sulut NTB Kep.Riau Sultra Kaltim Sulbar NTT Pabar Sumut Sumsel Bali Jambi Kalbar Sumbar Riau Lampung Bengkulu Papua
Gorontalo Kalsel Jatim Sulteng DKI DIY Jabar Sulsel Jateng Banten Babel Indonesia Malut Kalteng Aceh Maluku Sulut NTB Kep.Riau Sultra Kaltim Sulbar NTT Pabar Sumut Sumsel Bali Jambi Kalbar Sumbar Riau Lampung Bengkulu Papua 0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
Proporsi Penduduk Rawat Jalan Beserta Biaya yang Dikeluarkan dalam 1 Bulan Terakhir menurut Provinsi, 2013 Rawat Jalan
Biaya
Papua
Papua
Jatim
Jatim
Jateng
Jateng
NTT
NTT
Sulsel
Sulsel
10,4
Babel Banten
Banten
DKI
DKI
Kaltim
Kaltim
Sulut
Sulut
Sulteng
Sulteng
Malut
Malut
Sumut
Sumut
Lampung
Lampung
Riau
Riau
Jambi
Jambi
Bengkulu
Bengkulu 0,0
5,0
10,0
35.000
Babel
15,0
20,0
0
20.000
40.000
60.000
80.000 100.000 120.000
Proporsi Penduduk Rawat Inap Beserta Biaya yang Dikeluarkan dalam 12 Bulan Terakhir menurut Provinsi, 2013 Biaya
Rawat Inap DIY Sulsel Jatim Jateng NTB Gorontalo Sulteng Kep.Riau Bali Sulut Aceh Indonesia NTT DKI Babel Pabar Kaltim Kalsel Jabar Papua Banten Malut Sumbar Maluku Sultra Kalteng Sumsel Sumut Sulbar Jambi Riau Kalbar Lampung Bengkulu
DIY Sulsel Jatim Jateng NTB Gorontalo Sulteng Kep.Riau Bali Sulut Aceh Indonesia NTT DKI Babel Pabar Kaltim Kalsel Jabar Papua Banten Malut Sumbar Maluku Sultra Kalteng Sumsel Sumut Sulbar Jambi Riau Kalbar Lampung Bengkulu
2,3
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
1.700.000
0
1.000.0002.000.0003.000.0004.000.0005.000.0006.000.000
Proporsi Penduduk Menurut Sumber biaya untuk Rawat Jalan dan Rawat Inap, 2013 Lebih dari 1 sumber
1,1
4,9
4,8 3,3
Sumber lainnya Perusahaan
1,8
Jamkesda
4,0
5,8
6,4 15,6 14,2
Jamkesmas Asuransi Swasta
0,7
1,8
3,5 2,0
Jamsostek
5,4 3,2
Askes/ASABRI
53,5
Biaya sendiri 0
10
20
30
Rawat inap
40
Rawat jalan
50
67,9 60
70
80
Biomedis
Status Iodium
Persen Kategori Kandungan Iodium Dalam Garam RT Berdasarkan Metode Titrasi, 2013*) 80,0
67,7
70,0 60,0
50,8
50,0
43,2
40,0 30,0
23,4
20,0 10,0 0,0
7,8 1,1
1,0 Tdk beriodium
Kurang
Cukup 2007
2013
*) Dilakukan untuk konfirmasi hasil test cepat garam beriodium, Tdk beriodium:<5ppmKIO3, Kurang:5-29.9 ppmKIO3; Cukup: 30-80ppmKIo3; Lebih>80 ppmKIO3
5,0
Lebih
Nilai Median Ekskresi Iodium dalam Urine/EIU Anak 6-12 tahun menurut Tempat Tinggal, 2013 300
Median EIU (mcg/L)
250
224
237
225
224 201
200
215
150 100 50 0
Perkotaan
Perdesaan 2007
2013
Kota+Desa (mcg/L)
Kecenderungan EIU*) Anak 6-12 tahun, 2007-2013 50,0 40,0
37,1
Persen
29,9
30,4
28,0
30,0
24,8
14,9
20,0
21,9
12,9 10,0 0,0 <100 mcg/L
100-199 mcg/L
200-299 mcg/L
≥300 mcg/L
Klasifikasi EIU 2007 2013 *) EIU – Ekskresi Iodium dalam Urine: <100 mcg/L (kekurangn/deficit); 100-199 mcg/L (cukup); 200-299 mcg/L (normal); ≥300 mcg/L (kelebihan)
Nilai Median EIU (mcg/L) pada Anak, WUS, Ibu Hamil & Menyusui menurut Tempat Tinggal, 2013 300
Median EIU (mcg/L)
250 200
237 201
215
203 176
190
179 151
150
163
169
159 164
100 50 0 Anak 6-12 tahun
WUS 15 -49 tahun
Perkotaan
Perdesaan
Ibu Hamil Kota+Desa
Ibu Menyusui
Persen Penduduk menurut Klasifikasi EIU (mcg/L), 2013
10,0
0,0 <100 mcg/L Anak 6-12 tahun
100-199 WUS 15-49 tahun
200-299 Ibu hamil
>=300 Ibu menyusui
18,1
21,3
24,9
21,1
22,4
23,9
24,8
30,4
30,6
17,6
20,0
14,9
22,1
30,0
24,2
29,9
40,0
36,9
36,9
50,0
Persen Kategori Kandungan Iodium dalam Air minum RT*) menurut Tempat Tinggal, 2013 52,0
40,1
40,0
38,0
50,0
42,3
52,5
60,0
51,5
70,0
30,0
Perkotaan
Perdesaan
Kota+Desa
*) < 10 ppm= Tak beriodium, 10.0-49.9 ppm= Rendah iodium, 50.0-99.9 ppm= Cukup iodium, 100.0-199.9 ppm= Lebih dari cukup, >=200 ppm= Tinggi iodium
0,4
0,3
0,5
1,5
1,3
1,6
0,0
6,0
10,0
4,6
7,4
20,0
Hasil Pemeriksaan Spesimen Darah
Proporsi DM pada Umur ≥ 15 Tahun Menurut Jenis Kelamin & Tempat Tinggal, 2013 10,0
7,7
8,0 6,0
6,8
7,0
6,9
Perkotaan
Perdesaan
INDONESIA
5,6
4,0 2,0 0,0 Laki laki
Perempuan
*) DM : Diabetes Mellitus menurut hasil lab dan gejala **) Nilai rujukan menurut American Diabetes Association (ADA) 2011; ***) Gula Darah Sewaktu ≥200 mg/dL dengan gejala khas DM; ****) Gula Darah Puasa ≥126 mg/dL dengan gejala khas DM ****) Gula Darah 2 jam pasca pembebanan ≥200 mg/dL
Proporsi GDP Terganggu Umur ≥ 15 Tahun menurut Jenis Kelamin & Tempat Tinggal, 2013 50,0
40,0
40,4 34,4
34,9
Perempuan
Perkotaan
38,2
36,6
30,0
20,0
10,0
0,0 Laki laki
Perdesaan
*) GDP : Glukosa Darah Puasa **) Nilai rujukan menurut American Diabetes Association (ADA) 2011; ***) Cut off points GDP terganggu adalah 100-125 mg/dl
INDONESIA
Proporsi TGT Umur ≥ 15 Tahun menurut Jenis Kelamin &Tempat Tinggal, 2013 50,0 40,0
32,7 30,0
29,9
29,8
29,9
Perkotaan
Perdesaan
INDONESIA
25,0
20,0
10,0 0,0
Laki laki
Perempuan
*) TGT : Toleransi Glukosa Terganggu **) Nilai rujukan menurut American Diabetes Association (ADA) 2011 ***) Cut off points TGT adalah 140-199 mg/dL
Proporsi DM Umur ≥ 15 Tahun yang Didiagnosa oleh Nakes menurut Jenis Kelamin & Tempat Tinggal, 2013 5,0
4,0
3,3 3,0
2,2
2,5
2,4
2,0
1,5
1,0
0,0 Laki laki
Perempuan
*) DM : Diabetes Mellitus
Perkotaan
Perdesaan
INDONESIA
Proporsi Anemia menurut Umur, Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013 50,0
46,0
40,0 30,0 20,0
34,2 28,1
26,4
25,0 18,4
16,9
18,3
20,1
23,9 18,4
10,0 0,0
*) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Kemenkes,1999
20,6
22,8
21,7
Proporsi Anemia pada Ibu Hamil menurut Tempat Tinggal, 2013 50,0
40,0
36,4
37,8
37,1
Perdesaan
INDONESIA
30,0
20,0
10,0
0,0 Perkotaan
*) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Kemenkes,1999 **) Cut off points anemia Ibu Hamil, Hb < 11,0 g/dl
Proporsi Malaria dengan Pemeriksaan RDT menurut Umur, Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013 2,5 2,0
1,9
1,9 1,7
1,6 1,5 1,1
1,2
1,0
1,3 1,1 0,8 0,6
0,5 0,0
*) RDT : Rapid Diagnostic Test
Proporsi Malaria dengan Pemeriksaan RDT Sesuai Spesies Parasit menurut Umur, Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013 2,5
0,0
P. falciparum
*) RDT : Rapid Diagnostic Test
P. vivax
Mix
0,2 0,5
0,5
0,8 0,3 0,5 0,1
0,1
0,5 0,4
0,6 0,5 0,4
0,4 0,2
0,3 0,5
0,5
0,5 0,4 0,2
0,5
0,1
0,6
1,0
0,5 0,4
1,2
1,5
1,3
2,0
Proporsi Kolesterol Abnormal pada Umur ≥ 15 Tahun menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013 50,0
39,6
40,0 30,0
39,5 32,1
30,0
35,9
20,0 10,0 0,0
Laki-laki
Perempuan
Perkotaan
Perdesaan
INDONESIA
*) Nilai rujukan : NCEP ATP III (National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III) **) Klasifikasi kolesterol abnormal mencakup kategori borderline (200-239 mg/dL) dan tinggi (≥240 mg/dL)
Proporsi HDL Rendah pada Umur ≥ 15 Tahun menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013 50,0
40,0
34,8
30,0
21,5 20,0
24,4
22,9
15,3
10,0
0,0 Laki-laki
Perempuan
Perkotaan
Perdesaan
INDONESIA
*) Nilai rujukan : NCEP ATP III (National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III) **) Cut off points HDL rendah adalah < 40 mg/dL
Proporsi LDL Tidak Optimal pada Umur ≥ 15 Tahun menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013 100,0 80,0 60,0
60,9
59,2
60,7
59,8
60,3
40,0 20,0
13,4
17,9
17,6
14,0
15,9
0,0 Laki-laki
Perempuan
Perkotaan
Near Optimal dan Borderline Tinggi
Pedesaan
INDONESIA
Tinggi dan Sangat Tinggi
*) Nilai rujukan : NCEP ATP III (National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III) **) Klasifikasi LDL tidak optimal mencakup kategori near optimal (100-129 mg/dL), borderline tinggi (130-159 mg/dL), tinggi (160-189 mg/dL) dan sangat tinggi (≥190 mg/dL)
Proporsi Trigliserida Abnormal pada Umur ≥ 15 Tahun menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013 20,0 16,0
15,1 14,7 11,7
12,0
13,1 13,2
13,0
12,9 10,6
10,2
11,9
8,0 4,0 0,0 Laki-laki
Perempuan Borderline tinggi
Perkotaan
Pedesaan
INDONESIA
Tinggi & Sangat Tinggi
*) Nilai rujukan : NCEP ATP III (National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III) **) Klasifikasi Trigliserida abnormal mencakup kategori borderline tinggi (150-199 mg/dL), tinggi (200-499 mg/dL)dan sangat tinggi (≥500mg/dL)
Proporsi Kreatinin Abnormal pada Umur ≥ 15 Tahun menurut Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal, 2013 20,0 16,0 12,0
10,4
8,0
6,1
5,8
6,0
Perkotaan
Pedesaan
INDONESIA
3,1
4,0 0,0 Laki-laki
Perempuan
*) Nilai rujukan : International Federation of Clinical Chemistry/IFCC **) Klasifikasi kreatinin abnormal (pria > 1,18 mg/dL, wanita > 1,0 mg/dL)
Terima kasih