PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN KELAS V MELALUI MODEL ACTIVE LEARNING (TIPE ROLE REVERSAL QUESTION) SDN 4 DOPLANG KECAMATAN JATI KABUPATEN BLORA
Ambar Susilo Murti SDN 4 Doplang Kecamatan Jati/ Kabupaten Blora UPTD TK/SD Kecamatan Jati/ Kabupaten Blora
[email protected]
ABSTRACT Constitution No. 20 of 2003, concerning Citizenship Education (PKN) is a compulsory subject for primary education, secondary, and compulsory subjects for higher education. The purpose of this study is to improve learning outcomes Civics using Active Learning Model Type Question Role Reversal in Class V SDN 4 Doplang Jati district of Blora. This research was a class action (classroom action research). The stages as follows: (1) planning, (2) implementation, (3) observation and (4) reflection. The result of research indicating that students who received grades ≥70 the first cycle increased by 25% from the initial 44% to 69%. Then students who scored ≥70 on the second cycle increased 28% to 97%. The average value of the first cycle increased by 8.75% from 66.53 into 75.28 early in the first cycle and then the second cycle of the average value increased again by 10.97% to 86.25. Researchers suggest teachers should encourage students to be more daring in expressing opinions, questions and ideas that are not held only in Civics alone but on other subjects. In addition, teachers are expected to use active learning model of the type of role reversal question in improving student learning outcomes in other subjects. As for the school is expected to provide training to teachers on implementing learning activities are innovative and creative. Keywords: active learning, civic education, learning outcomes. ABSTRAK Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran wajib untuk jenjang pendidikan dasar, menengah, dan mata kuliah wajib untuk pendidikan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar PKn dengan menggunakan Model Active Learning Tipe Role Reversal Question pada siswa kelas V SDN 4 Doplang Kecamatan Jati Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Adapun tahapannya sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥70 pada siklus I meningkat sebesar 25% dari kondisi awal 44% menjadi 69%. Kemudian siswa yang memperoleh nilai ≥70 pada siklus II mengalami peningkatan 28% menjadi 97%. Nilai rata-rata pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 8,75% dari kondisi awal 66,53 menjadi 75,28 pada siklus I kemudian pada siklus II nilai rata- rata mengalami peningkatan lagi sebesar 10,97% menjadi 86,25. Peneliti menyarankan hendaknya guru dapat mendorong siswa agar lebih berani dalam mengemukakan pendapat, pertanyaan dan ide yang dimiliki tidak hanya dalam pelajaran PKn saja namun pada mata pelajaran yang lain. Selain itu, Guru diharapkan dapat menggunakan model active learning tipe role reversal question dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran lain. Adapun bagi pihak sekolah diharapkan memberikan pelatihan kepada guru tentang menerapkan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Kata Kunci: active learning, PKn, hasil belajar.
189
190 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 189 - 199 sekolah
A. PENDAHULUAN Pendidikan melalui
diselenggarakan
pemberdayaan
dasar
siswa
belum
sepenuhnya terlibat secara langsung,
semua
seperti halnya yang terjadi pada kelas
komponen masyarakat melalui peran
V SDN 4 Doplang Kecamatan Jati
serta dalam
Kabupaten
penyelenggaraan dan
pengendalian pendidikan.
mutu
layanan
Menurut
Undang-
Blora.
Kegiatan
pembelajaran masih di dominasi oleh aktivitas
guru
yaitu
dengan
Undang Nomor 20 Tahun 2003,
pengunaan metode ceramah saat
pendidikan mempunyai andil penting
menjelaskan
dalam menentukan proses pencapaian
Berdasarkan
tujuan pendidikan nasional yaitu
dilakukan
mengembangkan
pembelajaran
potensi
peserta
materi
pelajaran.
observasi pada
yang
saat
PKn
kegiatan
berlangsung,
didik agar menjadi manusia yang
siswa
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
memperhatikan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
dikarenakan bosan dengan aktivitas
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
mendengarkan,
dan menjadi warga negara yang
pembelajaran PKn dirasa kurang
demokratis serta bertanggung jawab.
menyenangkan bagi siswa.
Selain
itu,
tidak
sepenuhnya penjelasan
guru,
sehingga
Undang-Undang
Motivasi siswa kelas V SDN 4
Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan
Doplang Kecamatan Jati Kabupaten
Kewarganegaraan (PKn) merupakan
Blora dalam mengikuti pembelajaran
mata pelajaran wajib untuk jenjang
PKn dalam kategori rendah. Hal ini
pendidikan dasar, menengah dan
terlihat saat berlangsungnya kegiatan
mata kuliah wajib untuk pendidikan
belajar terdapat
tinggi. Pada jenjang sekolah dasar
yang
PKn diajarkan kepada siswa yang
berulangkali mengkondisikan siswa
berusia 7-12 tahun dimana menurut
yang
Piaget
memperhatikan pembelajaran, namun
merupakan
fase
berkembangan operasional konkret. Kenyataannya di kelas, dalam proses
pembelajaran
PKn
di
membuat
gaduh
beberapa
siswa
gaduh.
Guru
untuk
diam
dan
hal tersebut tidak dihiraukan. Selain membuat gaduh saat pembelajaran PKn, ada beberapa siswa yang tidak
Ambar Susilo Murti: Peningkatkan Hasil Belajar… | 191 mengerjakan tugas dengan sungguhsungguh,
terkesan
mengerjakan.
yang
Ketika
penting selesai
Sebagai salah satu alternatif solusi yang dapat ditempuh guru untuk
meningkatkan
menjelaskan
pembelajaran, guru
pembelajaran
memberikan
tugas kepada siswa
mengunakan model
kegiatan
yaitu
dengan
pembelajaran
untuk mengerjakan soal, namun
yang bisa diterapkan di kelas. Model
banyak siswa yang mengerjakannya
pembelajaran merupakan pedoman
dengan asal-asalan, karena mereka
dan segala sesuatu yang dibutuhkan
tidak mau membaca buku untuk
dalam kegiatan pembelajaran baik
menjawab soal.
berupa sumber, bahan atau alat yang
Keadaan tersebut menimbulkan
akan digunakan. Hal ini sesuai
pemerolehan hasil belajar yang belum
dengan pendapat Joyce dan Weil
masimal. Rendahnya hasil belajar
(Hamruni,
Pkn dapat dilihat dari data nilai
pembelajaran
semester I tahun ajaran 2016/2017.
perencanaan yang digunakan sebagai
Rata-rata nilai PKn lebih rendah
pedoman
dibandingkan nilai Bahasa Indonesia
pembelajaran di kelas dan untuk
dan IPS. Diketahui bahwa nilai rata-
menentukan
rata Bahasa Indonesia 74 , IPS 68,
pembelajaran termasuk di dalamnya
dan PKn 66. Selain nilai rata-rata
buku-buku,
PKn rendah diperoleh data bahwa
kurikulum, dan lain-lain.
baru 18 siswa atau 50% dari jumlah
2011:
5)
adalah
dalam
suatu
merencanakan
perangkat-perangkat
film,
Model
model
komputer,
pembelajaran
yang
siswa yang belum memenuhi KKM
dapat diterapkan di kelas yaitu model
yang ditentukan yaitu 65. Melihat
active
jumlah siswa yang masih banyak
pembelajaran aktif. Active learning
memperoleh nilai dibawah kriteria
atau pembelajaran aktif merupakan
ketuntasan dan rata-rata nilai PKn
model pembelajaran yang mengacu
yang belum maksimal maka perlu
pada
dilakukan peningkatan hasil belajar
melibatkan siswa, menggunakan seni,
PKn.
gerakan dan panca indera serta langkah
learning
tujuan
dan
atau
model
pembelajaran,
kegiatan
dalam
192 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 189 - 199 pembelajaran (Hollingsworth, Pat &
sehingga
hasil
belajar
Gina Lewis, 2008: 8-9). Sedangkan
meningkat.
menurut Naswatul Lailah (2003: 25)
B. Jenis Penelitian
pembelajaran aktif merupakan proses
Penelitian
ini
siswa
merupakan
pembelajaran yang menitik beratkan
penelitian tindakan kelas (classroom
pada aktifitas siswa baik yang bersifat
action research). Menurut Suharsimi
fisik,
maupun
Arikunto,dkk (2007: 3) penelitian
intelektual untuk mencapai tujuan
tindakan kelas merupakan suatu
pendidikan
pencermatan
mental,
emosi
yang
berhubungan
dari
kegiatan
dengan aspek kognitif, afektif dan
pembelajaran berupa tindakan yang
psikomotorik.
sengaja dimunculkan dan terjadi
Salah satu bentuk atau tipe
pada sebuah kelas secara bersama.
model active learning adalah tipe role
Adapun tujuan penelitian ini adalah
reversal
untuk meningkatkan hasil belajar
question
pada
belajar mengajar. Model
kegiatan active
PKn menggunakan model
active
learning tipe role reversal question
learning tipe role reversal question
dapat diterapkan dalam pembelajaran
kelas
PKn,
Kecamatan
karena
diharapkan
dapat
mengaktifkan siswa terutama dalam
V
4
Jati
Doplang Kabupaten
Blora.
kegiatan tanya jawab dengan bertukar
Menurut Suharsimi Arikunto
peran. Siswa dapat berpartisipasi
(2007:
secara
langsung,
SDN
16)
penelitian
tindakan
tidak
hanya
kelas dilakukan sekurang-kurangnya
penjelasan
materi
dalam dua siklus tindakan yang
yang disampaikan oleh guru namun
berurutan. Ada beberapa ahli yang
juga berfikir kritis dalam tanya jawab
mengemukakan
mengenai materi pembelajaran yang
tindakan, namun secara garis besar
diperlajari. Penerapan model active
terdapat empat tahapan yang dilalui
learning tipe role reversal question
yaitu
pada pembelajaran PKn, diharapkan
pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4)
dapat
refleksi. Adapun desain penelitiannya
mendengarkan
meningkatkan
pemahaman
materi yang dipelajari oleh siswa
(1)
sebagai berikut:
model
penelitian
perencanaan,
(2)
Ambar Susilo Murti: Peningkatkan Hasil Belajar… | 193
Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, 2007: 16) C. HASIL PENELITIAN DAN
penelitian
PEMBAHASAN
meningkatkan hasil belajar yang
Pada tahap pra tindakan yang
belum
tindakan
guna
sesuai
dengan
harapan.
hal
tersebut,
peneliti
diberikan oleh 36 siswa, diperoleh
Melihat
nilai rata- rata hasil belajar sebesar
berusaha meningkatkan hasil belajar
66,53.
yang
PKn pada siswa kelas V SDN 4
memperoleh nilai ≥70 berjumlah 16
Doplang Kecamatan Jati Kabupaten
siswa atau 44% , sedangkan 20 siswa
Blora dengan menggunakan model
atau
active learning tipe role reversal
Jumlah
56%
dari
siswa
jumlah
siswa
memperoleh nilai <70. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar
question. Pada
siklus
I
terjadi
siswa untuk mata pelajaran PKn di
peningkatan rata-rata hasil belajar
SDN
4 Doplang Kecamatan Jati
sebesar 8,75% yaitu dari 66,53 pada
Kabupaten Blora masih cukup jauh
kondisi awal menjadi 75,27. Jumlah
dari target yang diharapkan. Untuk itu
siswa yang memperoleh nilai ≥70
peneliti merasa perlu melakukan
mengalami peningkatan sebesar 25%
194 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 189 - 199 dari kondisi awal 44% menjadi 69%.
memberikan umpan balik terhadap
Hal ini membuktikan bahwa tindakan
jawaban siswa.
pada siklus I memiliki pengaruh
Pelaksanaan pembelajaran PKn
terhadap hasil belajar siswa pada
dengan menerapkan model active
mata pelajaran PKn.
learning tipe role reversal question
Peningkatan hasil belajar siswa
pada siklus I sudah berjalan dengan
pada siklus I disebabkan oleh model
baik. Meskipun terdapat kekurangan
active learning tipe role reversal
yang perlu diperbaiki yakni pada
question yang diterapkan oleh guru.
aktivitas guru dalam menjelaskan
Model active learning
kegiatan pembelajaran kepada siswa
tipe
role
reversal question menekankan pada
dan
aktivitas
jawab dengan
menjawab pertanyaan. Berdasarkan
bertukar peran (Silberman Mel, 2007:
hasil pengamatan pada siklus I
149).
pertemuan
tanya
Pelaksanaan
pembelajaran
dimodifikasi
masih
rendahnya
pertama
aktivitas
guru
tidak
dengan
menjelaskan kegiatan pembelajaran
mempertimbangkan kemampuan dan
seperti adanya diskusi, membuat
kebutuhan
Kegiatan
pertanyaan individu, dan melakukan
pembelajaran diawali dengan guru
pertukaran peran untuk tanya jawab
menjelaskan
kegiatan
pada awal kegiatan pembelajaran,
pembelajaran termasuk aturan tanya
namun pada saat siswa melakukan
jawab dengan bertukar peran. Guru
diskusi kelompok. Setelah melakukan
membagi siswa menjadi beberapa
apersepsi guru langsung membagi
kelompok untuk melakukan diskusi
siswa dalam beberapa kelompok.
mengenai materi pelajaran. Kegiatan
Saat diskusi sedang berjalan, guru
dilanjutkan
membuat
baru menjelaskan kegiatan belajar
pertanyaan individu agar pertanyaan
yang akan dilakukan. Hal tersebut
yang muncul sesuai dengan materi
menjadikan jalannya pembelajaran
yang
tidak terkondisi. Disaat melakukan
siswa.
rangkaian
dengan
dipelajari.
membuat
Setelah
pertanyaan
kegiatan selanjutnya
siswa individu
yaitu tanya
jawab dengan bertukar peran. Guru
diskusi
kelompok,
mendengarkan
siswa
harus
penjelasan
guru.
Terdapat beberapa siswa yang tidak
Ambar Susilo Murti: Peningkatkan Hasil Belajar… | 195 mendengarkan
guru
Kendala yang muncul pada
sehingga setiap melanjutkan kegiatan
siklus I diperbaiki pada siklus II. Pada
lain
kembali
siklus II guru menjelaskan kegiatan
kegiatan pembelajaran yang akan
pembelajaran sesuai dengan rencana
dilakukan.
pelaksanaan pembelajaran yaitu pada
guru
penjelasan
menjelaskan
Dalam
penerapan
model
awal
kegiatan.
Setelah
siswa
active learning tipe role reversal
mengerti, kegiatan selanjutnya baru
question terdapat aktivitas siswa yang
dilakukan. Guru selalu membimbing
diamati dari awal kegiatan sampai
dan
akhir kegiatan pembelajaran dengan
kegiatan pembelajaran. Guru juga
menggunakan
memberikan dorongan serta motivasi
instrument
lembar
aktivitas
siswa.
pengamatan
mengarahkan
siswa
kepada siswa agar
dalam
aktif dalam
Aktivitas yang diamati selama proses
pembelajaran.
pembelajaran dibagi menjadi 4 aspek
pendapat Sugihartono dkk. (2007:
mulai dari kejasama, tanggung jawab,
85), salah satu peran guru dalam
mengajukan
kegiatan pembelajaran adalah sebagai
pertanyaan.
dan
menjawab
Berdasarkan
Sesuai
dengan
hasil
motivator.
pengamatan pada siklus I aktivitas
motivator,
siswa
aspek kerjasama,
mampu mendorong siswanya agar
tanggung jawab dan mengajukan
senantiasa memiliki motivasi tinggi
pertanyaan sudah mencapai kriteria
dan aktif dalam belajar. Dalam hal ini
baik. Sedangkan aspek menjawab
guru memberikan dorongan
pertanyaan masih tergolong kurang.
motivasi
Aktivitas menjawab pertanyaan pada
mengajukan
siklus
menjawab
dalam
I
masih
rendah
karena
Sebagai guru
kepada
seorang
dituntut
untuk
dan
untuk
berani
pertanyaan
serta
pertanyaan
pada
saat
beberapa siswa masih malu untuk
kegiatan tanyajawab. Bagi siswa yang
mengacungkan tangan saat diberikan
belum pernah menjawab pertanyaan
kesempatan menjawab. Selain itu,
diberi banyak kesempatan, agar tidak
beberapa siswa takut jika salah
ada siswa yang dominan dalam
menjawab pertanyaan.
menjawab pertanyaan.
196 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 189 - 199 Pelaksanaan
kegiatan
saat tanya jawab dengan bertukar
pembelajaran pada siklus II yang
peran guru memberikan reward bagi
dilakukan guru lebih baik daripada
siswa yang menjawab pertanyaan
siklus I. Guru sudah menerapkan
dengan
dan
berlomba-lomba untuk mendapatkan
mengorganisasikan
pembelajaran
PKn
benar, sehingga siswa
menggunakan
reward paling banyak. Bagi siswa
model active learning tipe role
yang memberikan pertanyaan juga
reversal question dengan lebih baik.
diberi
Kegiatan siswa dalam pembelajaran
sehingga siswa lain termotivasi untuk
lebih terkondisi dan berurutan sesuai
bertanya. Siswa yang belum benar
dengan
dalam menjawab pertanyaan
rencana
pelaksanaan
penghargaan
pembelajaran. Seluruh siswa sudah
disalahkan
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
diberikan
Hasil
pengamatan
oleh
secara
guru,
penjelasan
lisan
tidak namun
mengenai
terhadap
jawaban yang benar. Siswa juga
siswa pada siklus II menunjukkan
diberi kesempatan untuk menjawab
bahwa siswa lebih aktif, senang dan
pertanyaan lain dan tetap diberikan
bersemangat
motivasi
mengikuti
pembelajaran. mendengarkan mengenai dilakukan,
Setelah
siswa
penjelasan
untuk
tetap
berani
menjawab pertanyaan.
guru
Pada siklus II pertemuan kedua
kegiatan
yang
terdapat kegiatan tambahan setelah
siswa
langsung
melakukan diskusi kelompok yaitu
berinisiatif sendiri berkumpul dengan
mensimulasikan
kelompok
untuk
kelas. Setelah berdiskusi mengenai
berdiskusi dan menuliskan hasil
cara-cara pemilihan ketua kelas,
diskusinya dengan baik pada lembar
siswa dibimbing guru untuk belajar
diskusi yang sudah disiapkan. Setelah
mensimulasikan
selesai berdiskusi siswa langsung
kelas
meminta lembar untuk membuat
secara langsung. Terdapat 2 calon
pertanyaan
ketua
masing-masing
individu
dan
sangat
dengan
kelas,
pemilihan
pemilihan
ketua
ketua
pemungutan suara
kemudian
siswa
antusias untuk melakukan tanya
melakukan pemungutan
suara
jawab dengan bertukar peran. Pada
dengan mengacungkan jari, dengan
Ambar Susilo Murti: Peningkatkan Hasil Belajar… | 197 ketentuan yang memperoleh suara
II. Siswa yang memperoleh nilai ≥70
terbanyak menjadi ketua. Kegiatan
meningkat 25% dari kondisi awal
selanjutnya siswa ditugaskan untuk
44% menjadi 69% pada siklus I, dan
membuat pertanyaan dan melakukan
meningkat lagi 28% menjadi 97%
pertukaran peran untuk tanya jawab.
pada siklus II. Dengan demikian
Pada
siklus II sudah mencapai kriteria
kegiatan
perputaran
peran
antusias siswa untuk mendapatkan
keberhasilan
reward sangat tinggi, setiap ada
ditentukan yaitu 75% dari jumlah
pertanyaan baik dari guru maupun
siswa
siswa,
sehingga penelitian berhenti pada
hampir
semua
siswa
mengacungkan jari untuk menjawab.
tindakan
memperoleh
nilai
yang ≥70,
siklus II.
Saat siswa menjadi guru siswa
Peningkatan juga terjadi pada
memberi pertanyaan namun guru
aktivitas siswa dalam penerapan
tidak
hal
model active learning tipe role
tersebut dilakukan untuk memberikan
reversal question pada mata pelajaran
kesempatan
PKn. Aktivitas kerjasama
pada
siklus
19%
langsung
menjawab
menjawab,
bagi
siswa
pertanyaan,
dan
lain guru
I
76%
memberikan penguatan atas jawaban
menjadi
siswa. Seperti Siklus I, pada akhir
Aktivitas tanggung jawab pada siklus
pertemuan kedua Siklus II dilakukan
I 75% meningkat 22% menjadi 97%
evaluasi untuk melihat peningkatan
pada siklus II. Aktivitas bertanya
hasil belajar siswa.
pada siklus I 85% meningkat 8%
Hasil belajar siswa setelah
95%
meningkat pada
siklus
menjadi 93% pada siklus
II.
dilakukan perbaikan tindakan pada
Aktivitas
siklus II mengalami kenaikan secara
pada siklus I 58% meningkat 27%
signifikan dari pra tindakan, siklus
menjadi 85% pada siklus II.
I dan sikus II. Nilai rata-rata hasil
D. SIMPULAN DAN SARAN
belajar
siswa
naik
8,75%
menjawab
II
pertanyaan
dari
Berdasarkan hasil penelitian
kondisi awal 66,53 menjadi 75,27
dan pembahasan dapat disimpulkan
pada siklus I, dan meningkat lagi
bahwa
10,97% menjadi 86,25 pada siklus
mengunakan model active learning
pembelajaran
PKn
198 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 189 - 199 tipe role reversal question dapat
Peneliti
menyarankan
meningkatkan hasil belajar siswa
hendaknya guru dapat mendorong
kelas V SDN 4 Doplang Kecamatan
siswa
Jati Kabupaten Blora. Langkah-
mengemukakan pendapat, pertanyaan
langkah model active learning tipe
dan ide yang dimiliki tidak hanya
role reversal question meliputi; guru
dalam pelajaran PKn saja namun pada
membuat pertanyaan sesuai materi
mata pelajaran yang lain. Hasil
sebelum
kegiatan
belajar PKn siswa telah mengalami
dimulai,
menjelaskan
pembelajaran
agar
lebih
berani
dalam
kegiatan
peningkatan setelah diberi tindakan
pembelajaran, membagi siswa dalam
menggunakan model active learning
beberapa
tipe role reversal question, oleh
siswa
kelompok,
untuk
kelompok,
melakukan
diskusi
karena itu disarankan kepada siswa
menugaskan
siswa
agar mempertahankan dan lebih rajin
individu,
belajar sehingga hasil belajar yang
membuat
pertanyaan
melakukan
tanya
bertukar
menugaskan
peran
jawab
dan
dengan
diperoleh selalu baik.
memberikan
umpan balik atas jawaban siswa.
Selain itu, Guru diharapkan dapat menggunakan model active
Hal ini ditunjukkan dengan
learning tipe role reversal question
siswa yang memperoleh nilai ≥70
dalam meningkatkan hasil belajar
pada siklus I meningkat sebesar 25%
siswa pada mata pelajaran lain.
dari kondisi awal 44% menjadi 69%.
Adapun
Kemudian siswa yang memperoleh
diharapkan memberikan pelatihan
nilai ≥70 pada siklus II mengalami
kepada guru tentang menerapkan
peningkatan 28% menjadi 97%. Nilai
kegiatan
rata-rata pada siklus I mengalami
inovatif
peningkatan
dari
learning tipe role reversal question.
kondisi awal 66,53 menjadi 75,28
Sekolah juga menyediakan referensi
pada siklus I kemudian pada siklus II
buku tentang pembelajaran yang baik
nilai
serta
sebesar
rata-
rata
8,75%
mengalami
bagi
pihak
pembelajaran seperti
sarana
model
penunjang
sekolah
yang active
lainnya
peningkatan lagi sebesar 10,97%
sehingga guru memiliki wawasan
menjadi 86,25.
pengetahuan,
keterampilan,
serta
Ambar Susilo Murti: Peningkatkan Hasil Belajar… | 199 kreativitas dalam menerapkan modelmodel pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN A.Ubaedillah & Abdul Rozak. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Pancasila, demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah Ari Samandhi. 2009. Pembelajaran Aktif (Active Learning). Jakarta: Teaching Improvement Worshop Enginering Education Develompment Project. Baharudin & Esa Nur Wahyuni. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hiszyam Zaini. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani. Hollingsworth, Pat & Gina Lewis. 2008. Pembelajaran Aktif: Meningkatkan Keasyikan Kegiatan Di Kelas. Penerjemah: Dwi Wulandari. Jakarta: Indeks. Muhammad Thobroni & Arik Mustofa. 2013. Belajar & Pembelajaran: Pengembangan Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Nana Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Naswatul Lailah. 2003. Konsep Dasar Active Learning Dan Relevansinya Dengan Pengajaran Muhadatsah. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Dasar.Diakses dari http://bnsp- indonesia. org/ id/? page_id=103 pada tanggal 28 Januari 2016, jam 15.36 WIB. .Silberman, Mel. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Penerjemah: Sarjuli. Yogyakarta: Insan Madani. Suharsimi, Arikunto. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.