PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PADI ORGANIK
2016
PENDAHULUAN
Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita akibat peningkatan pendapatan. Akan tetapi melihat kondisi yang terjadi sekarang, produktivitas padi nasional saat ini masih berkisar antara 5,1 ton/ha. Rendahnya produktivitas padi ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni penurunan kualitas sumber daya lahan, konversi lahan sawah subur menjadi industri, gejala kelelahan teknologi, tingginya serangan hama penyakit, serta terjadinya penyimpangan iklim. Diperlukan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas padi nasional agar dapat tercipta swasembada pangan di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan produksi padi dalam usaha mempertahankan ketahanan pangan nasional, pemerintah berupaya melalui peluncuran Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), yang dimulai sejak tahun 2007, dengan tujuan untuk meningkatkan produksi padi sebesar 5% setiap tahun. Dalam program ini, pemerintah melakukan pendampingan kepada petani, khususnya petani padi untuk lebih mengoptimalkan potensi lahan sawah melalui optimalisasi penerapan teknologi budidaya padi. Pemupukan menjadi salah satu faktor penting dalam usaha untuk meningkatkan produksi, namun selama ini upaya petani dalam meningkatkan hasil produksi sangat mengandalkan kepada penggunaan pupuk buatan/kimia (anorganik), bahkan dalam jumlah yang cenderung terus meningkat dan tidak memperhatikan kondisi lahan yang mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan unsur hara tanah. Pemberian pupuk anorganik secara intensif serta mengabaikan penggunaan bahan organik untuk mengejar hasil yang tinggi menyebabkan kandungan bahan organik tanah menurun, keadaan ini akan menurunkan produktivitas lahan (Las et al., 2002). Ketidakseimbangan unsur hara tanah yang terus berlanjut akan berakibat pada pelandaian produktivitas padi (leveling off). Gejala leveling off produksi padi dalam dua dasawarsa terakhir mengindikasikan efisiensi penggunaan pupuk semakin menurun (Rustiarti dan Abdulrachman, 2011). Usaha yang perlu dilakukan untuk kembali meningkatkan tingkat kesuburan tanah adalah dengan melaksanaan pemupukan kimia secara berimbang dan sesuai dengan kebutuhan lahan, namun hal itu tidak dengan serta merta akan mengembalikan tingkat kesuburan lahan, sehingga perlu masukkan bahan organik berupa pupuk hijau atau kompos. Secara umum pemberian bahan organik ke dalam tanah akan mempertahankan dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dengan menambahkan bahan organik ke dalam tanah, khususnya pada tanah dengan kandungan bahan organik rendah pemberian pupuk menjadi lebih efektif dan efisien (Arafah, 2011).
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI ORGANIK 1. PENGOLAHAN LAHAN (3-7 hari sebelum tanam) Konsentrasi : 2 ton kotoran ternak (sapi/kambing) 1 sachet DECOPRIMA/100 liter air ; 5 sachet HUMATOP/100 liter (1 sachet HUMATOP/500m2) Kebutuhan/ha : (400 liter air/ha) 2 ton kotoran ternak (sapi/kambing); 4 sachet DECOPRIMA ; 20 sachet HUMATOP Cara Aplikasi : 1 sachet DECOPRIMA dilarutkan dalam 1 liter air, diamkan selama 6-48 jam, diencerkan kembali sampai 100 liter air tambahkan 20 sachet HUMATOP lalu semprotkan merata pada kotoran ternak (sapi/kambing) dan jerami yang telah disebar merata di lahan/ semprotkan pada saat pengolahan lahan. 2. PERENDAMAN BENIH Imunisasi Awal Padi Terhadap Penyakit Kresek Konsentrasi : 1 tablet ORIZAPLUS untuk 25 kg benih (kebutuhan benih/ha = 25 kg) Kebutuhan/ha : 1 sachet ORIZAPLUS 1 sachet ORIZAPLUS dilarutkan dalam air yang digunakan untuk perendaman benih. 3. PENYEMPROTAN DI PERSEMAIAN (7 HSS) Peningkatan Pertumbuhan dan Imunisasi Padi Terhadap Penyakit Kresek Konsentrasi : 1 sachet HUMATPRO/tangki sprayer 1 sachet ORIZAPLUS/tangki sprayer Kebutuhan/ha : 1 sachet HUMATPRO; 1 sachet ORIZAPLUS Cara Aplikasi : 1 sachet ORIZAPLUS dilarutkan dalam 1 liter air, diamkan selama 6-48 jam, kemudian encerkan sampai 1 tangki sprayer. Tambahkan 1 sachet HUMATPRO ke dalam tangki, kemudian semprotkan merata di persemaian. 4. PINDAH TANAM Jumlah bibit/lubang tanam : 2-3 bibit Umur pindah tanam : 14 - 21 HSS Jarak tanam : 25 X 25 cm atau jajar legowo 2:1 (25-50) X 12,5 cm 5. PENYEMPROTAN FASE VEGETATIF (10 HST) Aplikasi Imunisasi Terhadap Penyakit Kresek Dan Peningkatan Pertumbuhan Konsentrasi : 1 sachet ORIZAPLUS/4 tangki sprayer ; 1 sachet HUMATPRO/4 tangki Kebutuhan/ha : 3 sachet ORIZAPLUS ; 3 sachet HUMATPRO Cara Aplikasi : 1 sachet ORIZAPLUS dilarutkan dalam 1 liter air, diamkan selama 6-48 jam, kemudian encerkan untuk 1 tangki sprayer. Campurkan larutan ORIZAPLUS dan HUMATPRO dalam tangki sprayer, kemudian semprotkan merata di tanaman padi.
6. PENYEMPROTAN FASE VEGETATIF (20 HST) Aplikasi Imunisasi Terhadap Penyakit Kresek Dan Peningkatan Pertumbuhan Serta Pengendalian Hama Sundep Konsentrasi : 1 sachet ORIZAPLUS/4 tangki ; 1 sachet BTPLUS/5 tangki Kebutuhan/ha : 3 sachet ORIZAPLUS; 3 sachet BT PLUS Cara Aplikasi : 3 sachet ORIZAPLUS dilarutkan dalam 1 liter air, diamkan selama 6-48 jam, kemudian encerkan untuk 4 tangki sprayer. 1 sachet BT PLUS dilarutkan dalam 1 liter air, diamkan selama 6-48 jam, kemudian encerkan untuk 5 tangki sprayer. Campurkan larutan ORIZAPLUS dan BT PLUS dalam tangki sprayer, kemudian semprotkan merata di tanaman padi. 7. PENYEMPROTAN FASE VEGETATIF (30 HST) Aplikasi Imunisasi Terhadap Penyakit Kresek Dan Peningkatan Pertumbuhan Serta Pengendalian Hama Sundep Konsentrasi : 1 sachet ORIZAPLUS/4 tangki sprayer 1 sachet BTPLUS/5 tangki sprayer Kebutuhan/ha : 4 sachet ORIZAPLUS 3 sachet BT PLUS Cara Aplikasi : 1 sachet ORIZAPLUS dilarutkan dalam 100 ml air, diamkan selama 6-48 jam, kemudian encerkan untuk 4 tangki sprayer. 1 sachet BT PLUS dilarutkan dalam 1 liter air, diamkan selama 6-48 jam, kemudian encerkan untuk 5 tangki sprayer. Campurkan larutan ORIZAPLUS dan BT PLUS dalam 1 tangki sprayer, kemudian semprotkan merata di tanaman padi. 8. PENYEMPROTAN FASE GENERATIF (40 HST) Aplikasi Penyemprotan Biofungisida untuk Pengendalian Penyakit Konsentrasi : 1 sachet PRIMADECO /4 tangki sprayer 1 sachet HUMATPRO/4 tangki sprayer Kebutuhan/ha : 4 sachet PRIMADECO 4 sachet HUMATPRO Cara Aplikasi : 1 sachet PRIMADECO dilarutkan dalam 1 liter air, diamkan selama 6-48 jam, kemudian encerkan untuk 4 tangki sprayer. Campurkan larutan PRIMADECO dan HUMATPRO kemudian semprotkan merata di tanaman padi.
9. PENYEMPROTAN FASE GENERATIF (50 HST) Aplikasi Penyemprotan Biofungisida dan Bioinesktisida Pengendalian Hama Penyakit Konsentrasi : 1 sachet METARIZEP/5 tangki sprayer; 1 sachet BT PLUS/5 tangki 1 sachet PRIMADECO /5 tangki sprayer Kebutuhan/ha/aplikasi : 4 sachet METARIZEP; 4 sachet BTPLUS Cara Aplikasi : 1 sachet METARIZEP dilarutkan dalam 1 liter air, diamkan selama 6-48 jam, kemudian encerkan untuk 5 tangki sprayer. 1 sachet BT PLUS dilarutkan dalam 1 liter air, diamkan selama 6-48 jam, kemudian encerkan sampai 5 tangki sprayer. 1 sachet PRIMADECO dilarutkan dalam 1 liter air, diamkan selama 6-48 jam, kemudian encerkan sampai 5 tangki sprayer. Campurkan larutan METARIZEP, BT PLUS, dan PRIMADECO, kemudian semprotkan merata di tanaman padi.
RINCIAN ANGGARAN BIAYA BUDIDAYA PADI ORGANIK
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Uraian Benih Padi Asam Humat Asam Fulvat dan Asam Amino Agensia Hayati Majemuk Endofit Padi Dekomposer Hayati (Trichoderma sp., Streptomyces sp., dan Geobacillus sp.) Insektisida Hayati a. Bacillus sp. dan Serratia sp. b. Metarhizium sp. dan Beuvaria sp. Bio Fungisida (Trichoderma sp. dan Streptomyces sp.) Kotoran Ternak Sapi/ Kambing
Merk Dagang
Cara Aplikasi
PER HEKTAR Volume Satuan kg sachet sachet sachet
Harga Satuan (Rp) 11.000 11.000 30.000 40.000
TOTAL per Hektar (Rp) 275.000 220.000 240.000 480.000
HUMATOP HUMATPRO ORIZAPLUS
Semprot di tanah Semprot di daun Semprot di daun
25 20 8 12
DECOPRIMA
Semprot di lahan
4
sachet
40.000
160.000
BT PLUS METARIZEP
Semprot di daun Semprot di daun
10 4
sachet sachet
40.000 40.000
400.000 160.000
PRIMADECO
Semprot di daun
8
sachet
40.000
320.000
2000
kg
500
1.000.000 3.255.000
Sebar di laham TOTAL BIAYA