perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MEDIA VIRTUALAB
Skripsi
Oleh : Ilham Cahyadi Prasetyo K.2308093
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MEDIA VIRTUALAB
Oleh : Ilham Cahyadi Prasetyo K.2308093
Skripsi Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Ilham Cahyadi Prasetyo
NIM
: K2308093
Jurusan/Program Studi
: PMIPA/Pendidikan Fisika
menyatakan bahwa skripsi saya berhudul
PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR PADA
MATERI
VIRTUALAB
LISTRIK
DINAMIS
MENGGUNAKAN
MEDIA
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,
sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Ilham Cahyadi Prasetyo
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari
:
Tanggal
:
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Jamzuri, M.Pd. NIP. 19521118 198103 1 002
Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc NIP. 19770926 200212 2 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D
(
)
Sekretaris
: Sri Budiawanti, M.Si
(
)
Anggota I
: Drs. Jamzuri, M.Pd
(
)
Anggota II
: Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc
(
)
Disahkan oleh Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ilham Cahyadi Prasetyo. K2308093. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X.3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MEDIA VIRTUALAB. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas belajar dan kemampuan kognitif Fisika siswa kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 menggunakan media komputer dengan program virtualab pada materi Listrik Dinamis. Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan model Kurt Lewin dan model Kolaboratif dengan pencapaian indikator keberhasilan tercapai pada siklus kedua. Setiap siklus diawali tahap persiapan kemudian dilanjutkan tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak 35 siswa dengan penelitian dikhususkan pada materi Listrik Dinamis. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan diskusi dengan guru, observer dan siswa, pre-test & post-test, catatan observer, kamera & handycam dan kajian dokumen. Data-data dari hasil penelitian diolah dan dianalisis secara kualitatif yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran virtualab dapat memperbaiki aktivitas belajar siswa dan kemampuan kognitif siswa pada materi Listrik Dinamis kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas belajar pada tiap siklus. Dari indikator aktivitas yang ditentukan terjadi peningkatan aktivitas belajar positif tiap siklus, dari 33,30% di prasiklus menjadi 75,36% di siklus I dan 89,57% di siklus II. Sedangkan aktivitas belajar negatifnya semakin berkurang dalam tiap siklus, yaitu 66,70% di prasiklus menjadi 24,64% di siklus I dan 10,43% di siklus II. Kemampuan kognitif siswa juga meningkat dalam setiap siklus dengan peningkatan nilai rata-rata pre-test ke post-test, yakni 52,34 menjadi 74,06 dengan rata-rata kenaikan pretest dengan postest 50,19% pada siklus I, dan 50,14 menjadi 80,30 dengan rata-rata kenaikan pretest dengan postest 75,27% pada siklus II. Kata kunci : pembelajaran virtualab, aktivitas belajar, kemampuan kognitif
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Ilham Cahyadi Prasetyo. K2308093. IMPROVING STUDENT ACHIEVEMENT PHYSICS LEARNING CLASS X.3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR ON DYNAMIC ELECTRICAL SUBJECT USING VIRTUALAB MEDIA. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, January 2013. The purpose to be achieved in this research is increased learning activity and cognitive ability of grade X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar academic year 2011/2012 using media computer with virtualab program on Dynamic Electrical subject. Researcher done Classroom Action Research (Classroom Action Research) with Kurt Lewin model and Collaborative model are the success indicator was reached in the second cycle. Each cycle begin preparation stage and then continued to implementation stage, observation stage and reflection stage. The subject of this research is X.3 class of SMA Negeri 2 Karanganyar academic year 2011/2012 with total of 35 students with research especially to Dynamic Electrical subject. Data obtained through observation, interview and discussion with teacher, observer and students, pre-test and post-test, observer note, camera & handycam and document review. The data from result of research were processed and analyzed qualitatively conducted in three component, such as data reduction, data presentation and conclusion. Based on data analyze and discussion can be concluded that application of virtualab learning model can enhance learning activity and cognitive ability of students on Dynamic Electrical subject X.3 class of SMA Negeri 2 Karanganyar academic year 2011/2012. It can be seen from the observation result of learning activity in each cycle. From the specified activity indicator increased positive learning activity each cycle, from 33.30% to 75.36% in pre-cycle to cycle I and 89.57% in second cycle. While negative learning activity decreased in each cycle, which is 66.70% to 24.64% in pre-cycle to cycles I and 10.43% in the second cycle. Students cognitive ability are also increased in each cycle with an increase in the average value of pre-test to post-test is 52.34% to 74.06% with an average increase from pretest to posttest of 50.19% in the first cycle, and 50.14% to 80.30% with an average increase from pretest to posttest of 75.27% in the second cycle. Key words: virtualab learning, learning activity, cognitive ability
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. (Q.S. Al-Baqarah: 286)
Tiada yang memiliki kebanggan kecuali orang yang berilmu, mereka selalu memberikan petunjuk kepada orang yang membutuhkan. (Ali Bin Abi Thalib)
Jika ingin hidup mulia janganlah menjadi beban bagi orang lain, tetapi berusahalah meringankan beban saudaramu yang lain.
(K.H. Abdullah
Gymnastiar)
Janganlah takut untuk mencoba sesuatu yang kelihatan sulit, karena setelah melewati kesulitan, kesuksesan dan kemudahanlah yang akan kita dapat. Semangat pantang menyerah dan doa kepada Yang Maha Kuasa. (Penulis)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : Ibu dan Ayahku yang telah memberikan doa, nasehat yang belum bisa terbalas. Keluarga besar yang
selalu memberiku
semangat dan dukungan. Sahabat-sahabatku Yulian, Aris, Dwi Is, Wahyu, Huda, Danang, Luki atas bantuan dan kebersamaannya TemanMedFlash.
commit to user ix
& Teman-teman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Bapak Sukarmin, S.Pd.,M.Si.,Ph.D. Selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi ini. 3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Selaku Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak Drs. Jamzuri, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Ibu Dyah Fitriana Masithoh, M.Sc. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini. 6. Bapak Drs. Bambang Sugeng Maladi,MM. Selaku Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 7. Ibu Henry Sugiarti. S,Pd. Selaku guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian. 8. Siswa-siswi kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. 9. penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. 10. Adik-adikku tercinta yang senantiasa menjadi motivator. commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Sahabat-sahabatku Fisika 2008 untuk segala dukungan, persahabatan, dan bantuannya. 12. Teman-teman kost SP yang selalu memberi warna tersendiri untuk segala dukungan dan kekeluargaannya. 13. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya Skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Januari 2013 Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN.............................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................
vi
HALAMAN ABSTRACT ...............................................................................
vii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
......
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
4
C. Pembatasan Masalah .....................................................................
5
D. Perumusan Masalah.......................................................................
6
E. Tujuan Penelitian...........................................................................
6
F. Manfaat Penelitian.........................................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI .........................................................................
8
A. Tinjauan Pustaka ...........................................................................
8
1. Pembelajaran Fisika..................................................................
8
a. Karakteristik Fisika ..............................................................
8
b. Pembelajaran Fisika .............................................................
9
2. Media Pembelajaan Virtualab ..................................................
13
a. Media Pembelajaran ............................................................
13
b. Media Pembelajaran Berbasis Komputer ............................
15
c. Virtualab ..............................................................................
16
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Prestasi Belajar........................................................... ..............
17
a. Pengertian Belajar ................................................................
17
b. Pengertian Prestasi Belajar ..................................................
19
c. Kemampuan Kognitif ..........................................................
21
d. Aktivitas Belajar ..................................................................
23
4. Penelitian Tindakan Kelas ........................................................
24
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ............................... ..
24
b. Model-model Penelitian Tindakan Kelas ......................... ...
27
5. Konsep Listrik Dinamis ............................................................
29
a. Hambatan Listrik dan Beda Potensial..................................
29
b. RangkaianListrik..................................................................
30
B. Penelitian yang Relevan ................................................................
34
C. Kerangka Berpikir .........................................................................
35
D. Pertanyaan Penelitian ....................................................................
37
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................
38
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................
38
1. Tempat Penelitian .....................................................................
38
2. Waktu Penelitian ......................................................................
38
B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................
38
C. Metode Penelitian..........................................................................
39
D. Prosedur Penelitian ........................................................................
39
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data .............................................
42
1. Data Penelitian..........................................................................
42
2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
43
F. Instrumen Penelitian......................................................................
43
1. Instrumen Penelitian .................................................................
43
2. Instrumen Pembelajaran ...........................................................
45
G. Analisis Data .................................................................................
46
H. Pemeriksaan Validitas Data ..........................................................
47
I. Kriteria Keberhasilan Penelitian ...................................................
49
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBA
...........
50
A. Keadaan
50
B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
..
52
1. Tahap Perencanaan
.....................
52
2. Tahap Pelaksanaan
.......................
53
3. Tahap Pengamatan
....................
57
...............
59
4. Tahap Refleksi C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
60
1. Tahap Perencanaan
.....................
60
2. Tahap Pelaksanaan
.......................
61
3. Tahap Pengamatan
....................
64
...............
66
4. Tahap Refleksi
D. Pembahasan dan Pengambilan Keputusan ....................................
67
...
72
A.
... 72
B.
72 74
LAMPIRAN
77
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Perbedaan Antara Penelitian Formal Dengan Classroom Action Research.............................................................................
26
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
58
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
64
Tabel 4.3 Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa
68
Tabel 4.4 Kemampuan Kognitif Fisika Siswa
69
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1
Kerucut Pengalaman Edgar Dale............................................
11
Gambar 2.2
Rangkaian Seri........................................................................
30
Gambar 2.3
Rangkaian Seri Pada Virtualab ..............................................
30
Gambar 2.4
Rangkaian Paralel ...................................................................
31
Gambar 2.5
Rangkaian Paralel Pada Virtualab ..........................................
31
Gambar 2.6
Hukum I Kirchoof ..................................................................
33
Gambar 2.7
Kerangka Berpikir ..................................................................
36
Gambar 3.1
Skema Pemeriksaan Validasi Data ........................................
48
Gambar 4.1
Gambar Virtualab ...................................................................
55
Gambar 4.2
Suasana Pembelajaran Virtualab Siklus I ...............................
56
Gambar 4.3
Animasi Virtualab Siklus II....................................................
62
Gambar 4.4
Kegiatan Pembelajaran Virtualab Siklus II ............................
63
Gambar 4.5
Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa ........................
69
Gambar 4.6
Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa ...........................
70
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1
Jadwal Penelitian ....................................................................
77
Lampiran 2
Silabus Fisika X ......................................................................
78
Lampiran 3
RPP Pra Siklus........................................................................
86
Lampiran 4
RPP Siklus 1 ...........................................................................
94
Lampiran 5
RPP Siklus 2 ...........................................................................
104
Lampiran 6
Pedoman Virtualab (LKS Siklus 1) ........................................
111
Lampiran 7
Jawaban Pedoman Virtualab (LKS Siklus 1) .........................
123
Lampiran 8
LKD siklus 2...........................................................................
136
Lampiran 9
Jawaban LKD Siklus 2 ...........................................................
140
Lampiran 10 Soal Siklus 1 ...........................................................................
144
Lampiran 11 Kisi-kisi Soal Siklus 1 ............................................................
152
Lampiran 12 Soal Siklus 2 ...........................................................................
153
Lampiran 13 Kisi-kisi Soal Siklus 2 ............................................................
160
Lampiran 14 Nilai Kognitif Siklus 1............................................................
161
Lampiran 15 Nilai Kognitif Siklus 2............................................................
163
Lampiran 16 Lembar Observasi...................................................................
165
Lampiran 17 Hasil Persentase Aktivitas Belajar Siswa ...............................
183
Lampiran 18 Hasil Wawancara Dengan Guru Awal ...................................
184
Lampiran 19 Hasil Wawancara Dengan Observer Pada Siklus I.................
187
Lampiran 20 Hasil Wawancara Dengan Observer Pada Siklus 2 ................
189
Lampiran 21 Wawancara Siswa Siklus I .....................................................
191
Lampiran 22 Wawancara Siswa Siklus 2 .....................................................
192
Lampiran 23 Surat Keterangan Validasi ......................................................
194
Lampiran 24 Surat Pengajuan Judul Skripsi ................................................
211
Lampiran 25 Surat Permohonan Mengadakan Observasi ............................
212
Lampiran 26 Surat Permohonan Menyusun Skripsi ....................................
213
Lampiran 27 Surat Keputusan Ijin Menyusun Skripsi .................................
214
Lampiran 28 Surat Ijin Try Out Kepada Rektor ..........................................
215
Lampiran 29 Surat Ijin Try Out Kepada Sekolah ........................................
216
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 30 SK Penelitian ..........................................................................
217
Lampiran 31 Dokumentasi Penelitian ..........................................................
218
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peseta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA mengarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Pelajaran Fisika di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari alam sekitar dan prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan keluasan penerapan Fisika dalam teknologi. Berdasarkan kenyataan, bahwa metode mengajar di sekolah sekarang masih banyak menggunakan metode mengajar informatif (ceramah) dan belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar. SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan salah satu sekolah yang memiliki masukan siswa dengan prestasi belajar yang bervariasi. Karena prestasi belajar yang bervariasi inilah maka peran serta siswa dalam kegiatan belajar mengajar di masing-masing kelas beranekaragam. Khususnya pada siswa kelas X, siswa kelas X merupakan kelas yang mempunyai keaktifan atau aktivitas siswa yang bervariasi saat pembelajaran Fisika dan mempunyai kemampuan Fisika (kognitif) yang bervariasi pula. Hasil observasi pada tanggal 14 September 2012, diperoleh bahwa di kelas X belum diterapkan pembelajaran Fisika dengan media berbasis komputer. Kelas X juga belum pernah melakukan praktikum dalam proses belajar mengajar, hal ini disebabkan karena kurang beraninya guru untuk melakukan eksperimen atau praktikum secara langsung, kemudian laboratorium Fisika di
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 SMA Negeri 2 Karanganyar sedang digunakan sebagai kelas XI IPA 2 karena ruang kelas yang sedang direnovasi. Guru Fisika juga mengatakan kalau alat praktikum di laboratorium banyak yang rusak karena termakan umur, kalau ada yang baru guru belum berani untuk menggunakannya. Hasil observasi pra-penelitian, wawancara dengan siswa dan guru mata pelajaran Fisika kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar pada tanggal 2 Maret 2012, ternyata masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap siswa yang masih banyak mengobrol dengan teman semeja, meletakkan kepalanya di atas meja dan asyik bermain sendiri. Ketika guru mengajukan pertanyaan hanya beberapa siswa saja yang berusaha menjawab pertanyaan dari guru. Bila dilihat dari hasil kognitif pada materi Optik hanya 8,57% siswa yang dinyatakan tuntas dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75. Sedangkan hasil belajar siswa pada semester gasal masih terdapat 73,33% siswa yang belum tuntas. Menurut guru tersebut, salah satu penyebab beberapa masalah tersebut adalah masih seringnya penggunaan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran. Menurut salah satu siswa mengemukakan merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung dengan cara atau metode gurunya mengajar. Proses belajar mengajar Fisika di sekolah perlu selalu ditingkatkan agar kualitas pembelajaran selalu terjaga dan hasil yang diharapkan dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sebaiknya siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat dproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar keungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesanpesan dalam materi yang disajikan. Komputer menjadi satu teknologi penting dalam masyarakat, karena banyak digunakan dalam kegiatan bisnis, di sekolah, dan di rumah. Pada tahuntahun belakangan, pemanfaatan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Banyak materi pelajaran yang dapat disampaikan melalui komputer, jika siswa memiliki kemampuan menggunakan komputer. Selain itu media komputer dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa atau guru. Penggunaan komputer dalam proses
pembelajaran
bermacam-macam
bentuknya
tergantung
kecakapan
pendesain dan pengembang pembelajaran, bisa berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan. Animasi merupakan suatu teknik pergerakan gambar atau paparan yang dihasilkan oleh gabungan dari media komputer. Secara sederhana, animasi komputer merupakan model pembelajaran menggunakan program komputer untuk mensimulasikan
beberapa
percobaan
Fisika,
tidak
lewat
percobaan
di
laboratorium, tetapi lewat monitor komputer dan siswa dapat mempelajarinya dari simulasi itu. Dalam Paul Suparno, (2007: 110) dapat diringkas beberapa keuntungan dengan menggunakan simulasi komputer, antara lain: (1) Dapat dilakukan oleh siswa kapanpun termasuk di rumah sehingga mereka dapat belajar lebih lama dan mengulangi bahan lebih lama tanpa terkait oleh guru. (2) Dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan alatnya mahal, dengan cara yang murah dan mudah bahkan dapat dilihat lebih jelas. (3) Reaksi dan kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam model sehingga siswa makin jelas menangkap konsepnya. Misalnya, model gerak atom atau muatan yang sulit dilihat mata dapat dilakukan dengan simulasi komputer. (4) Para ahli miskonsepi menemukan
bahwa
simulasi komputer
dapat
membantu
menghilangkan
miskonsepsi siswa karena siswa dapat membandingkan pemikirannya yang tidak benar dengan simulasi yang mereka lakukan dan dilihat. Program Virtualab digunakan untuk membuat rangkaian listrik DC. Virtualab merupakan sofware Courseware
Educational dan dapat diunduh melelui jaringan
internet pada situs www.pintarmedia.com. Animasi merupakan pilihan yang baik digunakan sebagai media pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak guru yang belum menggunakan media berbasis komputer dan masih banyak guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 yang mengalami kesulitan dalam memproses media animasi yang tepat dalam proses pembelajaran Fisika. Survei dari 3 sekolah SMA Negeri yang ada di Karanganyar, masingmasing sekolah mempunyai dua laboratorium komputer yang masing-masing berisi 20 unit komputer, sehingga setiap sekolah mempunyai 40 unit komputer di dalam laboratorium komputernya. Namun ternyata penggunaannya belum maksimal. Fasilitas komputer yang telah dimiliki oleh sekolah tersebut baru digunakan sebagai media pembelajaran untuk bidang studi teknologi informasi komputer (TIK). Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan pemanfaatan fasilitas yang telah dimiliki, yaitu dengan mengoptimalkan penggunaannya dalam rangka pembelajaran untuk bidang studi yang lain, salah satunya adalah pembelajaran Fisika. Berdasar latar belakang masalah tersebut, maka penulis berkeinginan untuk melakukan peningkatan prestasi belajar Fisika siswa dilihat dari aspek kognitif, dan aspek aktivitas belajar siswa kelas X.3 dengan menggunakan Program Virtualab dalam pembelajaran listrik dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar. Peneliti memilih Program Virtualab sebagai pemanfaatan media komputer yang sudah tersedia di sekolah. Peneliti memilih materi listrik dinamis karena saat pengambilan data jatuh pada semester dua dan kondisi alat praktikum khususnya untuk materi Listrik di laboratorium banyak yang rusak. Sehingga penelitian ini mengambil judul
Fisika Siswa
Kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar Pada Materi Listrik Dinamis Menggunakan Media Virtualab B. Identifikasi Masalah berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1.
Metode pembelajaran yang digunakan masih tradisional yaitu metode cermah.
2.
Prestasi belajar siswa bervariasi.
3.
Terdapat kelas dengan aktivitas siswa yang aktif dan terdapat kelas dengan aktivitas siswa kurang aktif dalam pembelajaran fisika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 4.
Belum pernah diterapkannya pembelajaran fisika dengan media berbasis komputer.
5.
Siswa kelas X belum pernah melakukan praktikum dalam pembelajaran fisika.
6.
Kurang beraninya guru untuk melakukan praktikum dalam pembelajaran fisika.
7.
Alat praktikum di laboratorium fisika banyak yang rusak.
8.
Terdapat siswa yang tidak memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung.
9.
Hanya ada beberapa siswa yang berusaha menjawab pertanyaan guru.
10. Hasil belajar siswa pada semester gasal 73,33% siswa belum tuntas KKM. 11. Siswa merasa bosan ketika pembelajaran fisika. 12. Banyak guru kesulitan dalam memperoleh program animasi yang tepat untuk menyampaikan materi fisika kepada siswa. 13. Fasilitas yang lengkap tetapi tidak optimal dalam menggunakan fasilitas tersebut untuk kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 2 Karanganyar. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah agar penelitian ini dapat mencapai tujuan, ruang lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Penggunaan Program Virtualab, yakni sebuah sofware internasional yang Educational Courseware
Malaysia dan dipublikasikan
melalui jaringan internet pada situs www.pintarmedia.com. 2.
Pembelajaran ditinjau dari afektif siswa khususnya aktivitas belajar siswa dan kemampuan kognitif siswa.
3.
Materi Fisika yang diambil pada penelitian ini adalah materi Hukum Ohm dan hukum kirchoff I untuk SMA kelas X semester 2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 D. Rumusan Masalah berdasrkan identifikasi masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Program Virtualab dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika materi Listrik Dinamis siswa kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar? 2. Adakah peningkatan prestasi belajar Fisika siswa dalam pembelajaran Fisika materi Listrik Dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar menggunakan media virtualab dilihat dari aspek kognitif, dan aktivitas belajar siswa kelas X.3? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menerapkan Program Virtualab dalam pembelajaran Fisika materi Listrik Dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar. 2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas X.3 dilihat dari aspek kognitif, dan aspek aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran Fisika pada materi Listrik Dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar menggunakan media komputer dengan Program Virtualab.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Bagi Guru: a. Sebagai pertimbangan untuk menggunakan media yang bervariasi dalam penyampaian materi Fisika. b. Sebagai pertimbangan untuk menggunakan media berbasis komputer dalam penyampaian materi Fisika. 2. Bagi Peneliti Bagi peneliti sebagai calon guru Fisika, untuk memberikan gambaran dalam menggunakan media yang bervariasi apabila nanti menjadi guru Fisika di sekolah. 3. Bagi Siswa Media ini dapat memberi daya tarik tersendiri bagi siswa untuk belajar Fisika, sehingga siswa tidak merasa bosan dengan metode pembelajaran yang bisa diterapkan di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1.
Pembelajaran Fisika
a. Karakteristik Fisika Fisika merupakan bagian dari sains. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pegetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Conant dalam (Asri Widowati, 2008: 1) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut . Carin & Sund dalam (Asri Widowati, 2008: 1) mendefinisikan sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol . Oleh karena itu, IPA harus dipandang sebagai cara berpikir untuk melakukan penyelidikan dan sebagai kumpulann pengetahuan. Pembelajaran Fisika lebih banyak menekankan pada pendekatan keterampilan proses yang berhubungan dengan pengamatan terhadap gejala-gejala alam dan melibatkan siswa secara aktif. Melalui kegiatan tersebut siswa dapat memperoleh konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum Fisika melalui observasi, eksperimen, cara berfikir yang logis, kritis, rasional, dan objektif. Berdasarkan uraian definisi sains, dapat disimpulkan bahwa Fisika pada hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan, cara berfikir, dan penyelidikan. Fisika sebagai kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model. Fisika sebagai cara berpikir merupakan aktivitas yang berlangsung di dalam pikiran orang yang berkecimpung didalamnya karena adanya rasa ingin tahu dan hasrat untuk memahami fenomena alam. Fisika sebagai cara penyelidikan merupakan cara bagaimana informasi ilmiah diperoleh, diuji, dan divalidasikan.
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 b. Pembelajaran Fisika Pelajaran Fisika sebenarnya mudah dipelajari tetapi, sekarang berubah menjadi mata pelajaran yang sulit dipahami dan tidak disenangi sebagian besar siswa. Hal ini terjadi karena guru tidak menggunakan pendekatan atau strategi pembelajaran yang tepat. Secara umum, rendahnya rata-rata perolehan nilai pada mata pelajaran Fisika mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Kondisi itu antara lain diseabkan konsep Fisika sekarang lebih sering disampaikan guru kepada siswa sebagai fakta, bukan sebagai peristiwa atau gejala alam yang harus dinikmati, diukur, dan didiskusikan. Mengingat
Fisika mempelajari tentang benda dan gejala-gejala
kebendaan faktor media adalah sangat penting. Media pada pelajaran Fisika harus dipilih alat-alat percobaan yang tepat untuk materi yang tepat. Perlu diperhatikan dalam meramu media dalam wujud percobaan Fisika atau lainnya antara lain: 1) Pilih media yang paling menarik bagi siswa. 2) Pilih media yang paling sederhana. 3) Pilih media yang tidak membahayakan siswa. 4) Pilih media yang menentang bagi siswa. 5) Pilih media yang konsepsual. dalam
(Azhar
Arshad,
2010:4)
mengyatakan: Secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik menggunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Di lain pihak, national education association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual dan peralatannya: dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca. Menurut Briggs dalam Arief S. Sardiman mendefinisikan media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti film, buku, dan kaset .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Dari pandangan pendefinisi media dapat dikatakan bahwa media merupakan alat yang memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan. Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajikan untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Semakin banyak alat indera yangdignakan untk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Menurut Baugh (Azhar Arsyad, 2010: 10) kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi indera lainnya . Sementara itu, Dale (Azhar Arsyad, 2010: 10)
memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar
melalui indera pandang berkisar 75% melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12% . Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai onc of Experience (Kerucut Pengalaman Dale). Kerucut (Gambar 2.1) merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas di puncak krucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu. Dasar pengembangan kerucut di bawah bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan jumah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan. Pengalaman langsung akan memerikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Ini dikenal dengan learning by doing misalnya keikutsertaan dalam melakukan percobaan di laboratorium.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Lambang kata Lambang Visual Perekam Radio Televisi dan Gambar Hidup Pameran Karyawisata Demonstrasi Pengalaman melalui drama Pengalaman melelui benda-benda tiruan Pengalaman langsung dan bertujuan Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Nana Sudjana, 2009: 109)
Penjelasan: 1) Pengalaman langsung Dalam pengalaman ini anak mengalami sendiri, berbuat sendiri. Dengan cara ini akan memperoleh pengalaman secara langsungsehingga hasilnya akan lebih berarti padanya. 2) Pengalaman langsung melalui benda-benda tiruan Karena tidak semua hal dapat dipelajari secara langsung maka banyak hal yang dipelajai secara langsung maka banyak hal yang dipelajari melalui banda tiruan. 3) Pengalaman melalui dramatisasi Dengan berdramatisasi anak berkesempatan melakukan, menafsirkan, dan memerankan uatu peranan tertentu. 4) Pengalaman melalui demonstrasi Pada demonstrasi, anak kelihatannya tidak seaktif pada ketiga jenis diatas. Anak lebih banyak melihat dari pada berbuat. Jadi demonstrasi lebih abstrak dari pada dramatisasi. 5) Pengalaman melalui karyawisata Karyawisata adalah kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Dalam karyawisata siswa menganaisis, mengobservasi, dan meneliti sesuatu di luar kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 6) Pengalaman melalui pameran Dalam pameran diperlihatkan benda-benda ealistik, dengan maksud menyajikan suatu ide atau gagasan. 7) Pengalaman melalui televisi dan gambaran hidup Alat ini berpengaruh pada anak melalui pendengaran dan penglihatan. Jadi, pengalaman yang diperolehnya tidak langsung tetapi membutuhkan penghayatan yang tinggi. 8) Pengalaman melalui radio dan rekaman Pengalaman ini hanya membutuhkan pendengaran saja, sehingga lebih sulit lagi dibandingkan dengan televisi dan gambar hidup. 9) Pengalaman melalui lambang-lambang visual Pengalaman ini memerlukan penghayatan dan pemikiran yang tajam, sebab harus menterjemahkan lambang tadi untuk membentuk suatu pengertian. 10) Lambang kata Merupakan pengganti ha-hal yang bersifat konkret. Kata-kata adalah abstraksi yang mutlak. (Nana Sudjana, 2009: 107-108) Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga dalam pembelajaran harus mempertimbangkan strategiatau metode pembelajaran ayang efektif dan efisien yaitu salah satunya melalui kegiatan praktik. Hal ini dikarenakan melalui kegiatan praktik, siswa melakukan plah pikir dan juga olah tangan . (Raysuryo, 2012). Kegiatan praktik menurut Kerr merupakan percobaan yang disampaikan oleh guru dalam bentuk demonstrasi, demonstrasi secara kooperatif oleh sekelompok siswa, maupun percobaan dan observasi oleh siswa. Kegiatan tersebut dapat berlangsung di laboratorium atau tempat lain. (Zuhdan, 2001: 27). Tercantum
dalam
makalah
berjudul
Peranan
Praktikum
Dalam
Pembelajaran Biologi terdapat penjelsan: Sedikitnya ada empat alasan yang dikemukakan para pakar pendidikan IPA mengenai pentingnya kegiatan praktikum (Woolnough & Allsop, 1985: 58). Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperirnen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran. (http://file.upi.edu) Dalam uraian mengenai peranan praktikum, pembelajaran Fisika yang tepat adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan aktif siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 dalam menggunakan semua indera melalui memahami dan menyerap konsepkonsep Fisika melalui kegiatan ilmiah. Siswa perlu berinteraksi secara langsung dengan objek-objek konkret karena Fisika bukan hanya teori-teori yang menjelaskan gejala-gejala fisis saja, tetapi juga proses untuk mencari penjelasan mengenai gejala-gejala fisis tersebut, sehingga keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ini diharapkan akan berpengaruh pada pertumbuhan kinerja ilmiah siswa. 2.
Media Pembelajaran Virtualab
a. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari perantara atau pengantar. Menurut Association for Educational Communications and Technology (AECT) dalam Azhar Arsyad (2010: 3) mendefinisikan
media sebagai segala bentuk yang
digunakan untuk menyalurkan informasi.
Sedangkan Soemarsono (2007: 67)
menyataka
Media
pendidikan
adalah
media
dimana
penggunaannya
diintegrasikan dengan tujuan maupun isi pengajaran yang biasa dituang dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dengan tujuan untuk mempertinggi
sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Garlach & Ely dalam Azhar Arsyad (2010: 12-14) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh guru. Adapun ringkasan ketiga ciri tersebut yaitu: 1) Ciri Fiksatif (Fixative Property), menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. 2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property), merupakan transformasi kejadian atau objek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 3) Ciri Distributif (Distributive Property), memungkinkan suatu kejadian atau objek ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan menstimulasikan pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut. Sedangkan menurut Soemarsono (2007: 70),
ciri-ciri umum media
pendidikan yaitu: (1) media tersebut pada umumnya dapat dilihat dan didengar (2) media pendidikan merupakan alat bantu belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas, (3) media pendidikan merupakan perantara yang digunakan untuk pendidikan dan (4) media p Soemarsono (2007: 73) juga menyampaikan pengelompokan jenis-jenis media pendidikan. Adapun hasil pengelompokannya yaitu: 1) Media asli dan tiruan. 2) Media grafis. 3) Media proyeksi (Visual Aids) yang dibagi menjadi proyeksi diam (Still Projection) dan proyeksi gerak (Movies Projection). 4) Media dengar (Audio Media). 5) Media dengan pandang (Audio Visual Aids). 6) Media cetak (Printed Materials). Secara umum, menurut Arief S. Sadiman (2010: 17-18) media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut : 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: (1) objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film atau model, (2) objek yang kecil, bisa dibantu dengan film, gambar, (3) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse. 3) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sifat pasif anak. Dalam hal ini media pembelajaran berfungsi untuk: (1) menimbulkan kegairahan belajar, (2) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, (3) memungkinkan si pebelajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. Dalam memilih media pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa faktor terkait sehingga media dapat mendukung pencapaian tujuan yang ditetapkan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: (1) faktor manusiawi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 yang bersumber dan berkenaan dengan faktor siswa (pelajar) dan faktor guru. (2) faktor komunikasi yang efektif, yang bertalian dengan faktor siswa, faktor isi pelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai. (3) faktor biaya yang reasonable, yang bertalian dengan faktor tujuan yang hendak dicapai, faktor pasaran, dan faktor keadaan. (4) Faktor hambatan-hambatan praktis, yang bertalian dengan faktor keadaan, fa
(Oemar Hamalik, 2003: 203).
Dari batasan-batasan media dapat disimpulkan bahwa media adalah alat komunikasi dan sumber informasi. Fungsi utama media adalah untuk mempermudah komunikasi dan proses belajar. Media pembelajaran yang digabungkan
dengan
pengalaman
langsung
dapat
membantu
siswa
mempersatukan pengalaman sebelumnya dan memfasilitasi belajar dari konsep yang abstrak. b. Media Pembelajaran Berbasis Komputer Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi juga semakin mengembangkan bentuk dan vareasi media pembelajaran. Menurut Thompson dalam
Wijaya
Kusuma
(2010:320)
Komputer
yang
digunakan
dalam
pembelajaran dapat memberikan manfaat, yakni saat digunakan komputer meningkatkan motivasi pembelajaran. Para siswa akan menikmati kerja komputer ini dan komputer memberikan tantangan disampingmkomputer menampilkan perpaduan antar text, gambar (foto), film (video), animasi gerak, dan suara secara bersamaan maupun bergantian. Wankat & Oreonovicz dalam Made Wena (2009:205) menjelaskan bahwa keuntungan utama metode pembelajaran berbasis komputer adalah memberi kemudahan bagi guru dalam mengembangkan materi pembelajaran lebih lanjut. Demikian pula pembelajaran berbasis komputer memiliki beberapa keuntungan antara lain sebagai berikut. 1). Dapat mengakomodasi siswa yang lamban karena dapat menciptakan iklim belajar yang efektif dengan cara yang lebih individual. 2). Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan karena tersedianya animasi grafis, warna, dan musik. 3). Kendali berada pada siswa sehingga kecepatan belajar dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Disamping itu, menurut Made Wena (2009:205) pembelajaran komputer juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut. 1). Hanya efektif digunakan oleh satu orang atau kelompok kecil. 2). Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau hanya merupakan tampilan seperti buku teks biasa, maka siswa cepat bosan. 3). Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer tidak dapat merancang pembelajaran lewat media komputer, ia harus bekerja sama dengan ahli programmer komputer grafis, juru kamera, dan teknisi komputer. Mengacu pada beberapa keuntungan dan kelemahan yang diperoleh, maka penggunaan komputer dalam pembelajaran diyakini mampu membantu siswa dalam memahami isi/ materi pelajaran. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran berbasis komputer dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan harus dilakukan oleh guru. c. Virtualab Virtualab merupakan suatu program pembelajaran Fisika berbasis komputer. Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat dipasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization) dan media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu(media by design) . (Sadiman,2012:83). Dari pernyataan tersebut dapat dikategorikan bahwa media komputer merupakan media rancangan karena didalam penggunaannya sangat diperlukan perancangan khusus dan didesain sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan. Adapun cara belajar mengajar menggunakan komputer adalah melalui: 1) Tutorial dengan komputer 2) Praktek latihan kecakapan 3) Demonstrasi 4) Permainan 5) Simulasi dengan komputer 6) Menulis dengan komputer
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Penggunaan Program Virtualab dalam praktikum simulasi tidaklah mahal jika dibandinkan dengan praktikum riil. Praktikum riil memerlukan alat dan harganya terkadang tidak terjangkau. Alat-alat di laboratorium semakin hari juga semakin banyak yang rusak, karena dimakan usia atau rusak karena penggunaannya kurang tepat. Dengan pemanfaatan Program Virtualab, sekolah hanya menyediakan seperangkat kamputer. Apabila di abad XXI teknologi sudah semakin berkembang, sehingga komputer merupakan hal yang bisa dan setiap siswa pasti sudah pandai mengoperasikannya. Animasi virtualab sangat menarik untuk mengajarkan materi Fisika yang berhubungan dengan elektronik, terutama materi Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff I tentang rangkaian seri paralel, karena didesain sedemikian rupa sehingga dapat dibuat rangkaian seri maupun paralel komponen listrik sesuai dengan keinginan yang mengoperasikan. 3.
Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar Untuk memahami arti dari belajar maka akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi-definisi belajar. Pengertian belajar menurut Slameto (2010: 2 proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan li
) juga
ditunjukkan dalam bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, ketrampilan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain pada individu yang belajar.
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari perjalanan individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di sekolah baik yang terjadi di kelas maupun di luar
lajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan (fatigue), kematangan ataupun karena mengkonsumsi obat terten Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 165-167) bahwa prinsip umum belajar adalah sebagai berikut: 1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan. 2) Belajar berlangsung seumur hidup. 3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri. 4) Belajar mencakup semua aspek kehidupan. 5) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu. 6) Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru. 7) Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. 8) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. 9) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. 10) Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau bimbingan dari orang lain. Untuk lebih memahami, Cronbanch mengemukakan adanya unsur-unsur utama dalam belajar. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: 1) Tujuan Belajar diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan dan untuk memahami suatu kebutuhan. 2) Kesiapan Untuk dapat belajar dengan baik seorang individu perlu memiliki kesiapan, baik fisik maupun psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya. 3) Situasi Belajar berlangsung dalam situasi belajar yang melibatkan tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa yang belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 4) Interpretasi Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi, yaitu melihat hubungan antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan pencapaian tujuan. 5) Respon Berpegang dari hasil interpretasi, maka individu memberikan respon dalam belajar. 6) Konsekuen Setiap usaha pasti akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi entah itu berhasil ataupun kegagalan, demikian juga dengan usaha belajar siswa. 7) Reaksi terhadap kegagalan Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang akan terjadi adalah kegagalan yang dialami siswa. Bagaimana reaksi siswa saat menerima suatu kegagalan tersebut. (Nana Syaodih Sukmadinata 2009: 157) Dari berbagai tinjauan tentang belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang ditandai dengan adanya suatu perubahan yang terjadi pada individu, baik berupa tingkah laku, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan yang sifatnya menetap dalam waktu yang lama. Perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan individu dalam upaya mencapai tujuan dari belajar. b. Pengertian Prestasi Belajar Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa atau prestasi belajarnya. Hasil belajar seorang siswa dapat dilihat dari prestasi yang telah dicapainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diterangkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai, dilakukan untuk mendapatkan suatu kecakapan dan kepandaian (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1991: 108). Jadi prestasi belajar adalah hasil dari perbuatan belajar dan bertujuan untuk mendapatkan kecerdasan. Sedangkan L.L Pasaribu dan B. Simanjuntak (1983) mengatakan bahwa Achievement (prestasi) adalah isi kapasitas seseorang. Yang dimaksud adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti didikan ataupun latihan tertentu. I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang yang telah melakukan atau mengerjakan suatu proses pendidikan. Setiap proses akan membuahkan hasil. Demikian pula dengan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya . Dari uraian mengenai hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan baru siswa yang dimiliki karena adanya proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan kompetensi didasarkan pada klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: 1) Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sifat yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah psikomotor Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, yakni gerakan reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan
keterampilan
kompleks,
interpretative (Nana Sudjana, 2009: 22-31).
commit to user
gerakan
ekspresif,
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Selain pendapat taksonomi Bloom di atas, Gagne dalam Slameto (2010: 14-15) juga mengungkapkan bahwa ada lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, yaitu: 1) Ketrampilan intelektual yang merupakan hasil belajar terpenting. 2) Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang, termasuk kemampuan memecahkan masalah. 3) Informasi verbal. 4) Kemampuan motorik yang diperoleh di sekolah. 5) Sikap dan nilai yang berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang. Berdasarkan
kedua pendapat
Nana Sudjana dan
Gagne, dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu kemampuan intelektual, sikap dan nilai, serta kerja atau kemampuan bertindak. Dalam penelitian kali ini, prestasi yang diihat adalah kemampuan kognitif dan aktivitas belajar siswa. c. Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan individu untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara optimal untuk pemecahan masalah yang berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. Tanpa kemampuan kognitif, mustahil siswa dapat memahami faedah dan menangkap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang diikuti. Itulah sebabnya pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan kognitif para siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab. Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar secara umum dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan menurut Bloom, hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Bloom dan beberapa ahli pendidikan memiliki pendapat yang sama dalam mengklasifikasikan kemampuan kognitif. Pengklasifikasian kemampuan kognitif yang tercantum dalam Nana Sudjana (2009: 23-29) secara ringkas yaitu adalah sebagai berikut: 1) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan mencakup ingatan siswa akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan dapat meliputi fakta, kaidah, dan prinsip yang diketahui. 2) Pemahaman (comprehension) Pemahaman mencakup kemampuan siswa untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Pemahaman meliputi pengertian terhadap hubungan antar faktor, hubungan antar konsep, hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan. 3) Penerapan (application) Penerapan mencakup kemampuan siswa untuk menerapkan suatu kaidah atau prinsip pada suatu kasus atau masalah yang konkret dan baru atau penggunaan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 4) Analisis (analysis) Analisis mencakup kemampuan siswa untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami
dengan
baik.
Adapun
kemampuan
ini
dinyatakan
dalam
penganalisisan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar bersamasama dengan hubungan antar bagian-bagian itu. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis mencakup kemampuan siswa untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru meliputi menggabungkan berbagai informasi menjadi suatu kesimpulan atau konsep.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi mencakup kemampuan siswa untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal bersama pertanggung jawaban pendapat tersebut yang berdasarkan kriteria tertentu, kemampuan ini dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu Kemampuan kognitif mempunyai enam klasifikasi, tetapi penguasaan tiap tingkatan itu berdasarkan jenjang perkembangan usia dan kedewasaan anak didik. Pada jenjang SMA kemampuan kognitif yang harus dikuasai adalah tingkat satu sampai tingkat empat, yaitu dari pengetahuan sampai analisis. d. Aktivitas Belajar Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Dalam proses belajar, aktivitas peserta didik merupakan permasalahan yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru agar proses belajar mendapat hasil yang optimal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 31),
Jadi aktivitas belajar siswa adalah setiap kegiatan atau kesibukan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Sedangkan menurut Sardiman (2010: 95 aktif, karena tanpa aktivitas kegiatan pembelajaran tidak mungkin dapat terjadi. Dalam merancang pembelajarannya, seorang guru harus mampu mengarahkan dan mengoptimalkan keaktifan yang telah dimiliki oleh setiap siswa. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah sekolah tradisional. Menurut Paul B. Diedrich yang dikutip oleh Sardiman (2010: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan menjadi 8 aktivitas adalah sebagai berikut: 1) Visual activities meliputi kegiatan membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, atau pekerjaan orang lain, 2) Oral Activities termasuk menyatakan pendapat, 3) Listening activities termasuk kegiatan mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 4) Writing activities meliputi menulis karangan, cerita, laporan, angket, menyalin, 5) Drawing activities meliputi kegiatan menggambar, membuat grafik, peta, diagram, 6) Motor activities contohnya: melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi, bermain, berkebun, beternak, 7) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan dan aktivitas, 8) Emosional activities, termasuk menaruh minat, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tegang. Berbagai macam kegiatan aktivitas harus berusaha diciptakan di dalam kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Aktivitas yang diamati oleh penelitian adalah visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, dan drawing activities. 4.
Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi (2010: 2-3) mendefinisikan penelitian tindakan kelas melalui
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti tersebut disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Suharsimi (2010: 58) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Sedangkan paper Mohammad Ali Salmani Nodoushan dalam MJAL1 (2009: 220) yang berjudul Improving Learning and Teaching
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Through Action Research menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas berbeda bentuk dengan penelitian kalitatif dan kuantitatif, fokus penelitian ini adalah masalah di kelas yang membutuhkan penjelasan dan solusi. Berdasarkan beberapa pengertian penelitian tindakan kelas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif, dengan berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi guru di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran. Pemecahan masalah dilakukan dengan tindakan-tindakan nyata yang terencara dan terukur oleh guru atau arahan dari guru yang diberikan pada siswa. Komponen-komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi (2010: 58-59) meliputi : 1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/ lapangan/ laboratorium/ bengkel, ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah. 2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarma wisata, atau mengadakan kunjungan ke rumah siswa. 3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa. 4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang diamati adalah guru, siswa, atau keduanya. 5. Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri. 6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif. 7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelasjelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dala bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara pengelompokan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan pemilik siswa, dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 Salah satu ciri penelitian tindakan kelas adalah adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, dan siswa) dan peneliti (dosen, widyaswara) dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). Suharsimi (2010
kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan
peneliti sangat penting dalam bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi. Terutama dalam kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan, menganalisis data, menyeminarkan hasil dan menyusun laporan . Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal. Penelitian formal bertujuan menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum. Penelitian tindakan lebih bertujuan memperbaiki kinerja. Perbedaan antara penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) disajikan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1: Perbedaan Antara Penelitian Formal Dengan Classroom Action Research (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010: 10). No. 1.
Ketentuan Pelaku
Penelitian Formal Dilakukan orang lain
Penelitian CAR Dilakukan oleh guru yang bersangkutan
2.
Sampel
Harus representatif
Tidak harus representative
3.
Instrumen
Harus valid dan reliabel
Tidak harus valid dan reliable
4.
Statistik
Analisis statistik yang
Tidak harus menggunakan
baik
statistic
5.
Hipotesis
Hipotesis harus jelas
Tidak mensyaratkan Hipotesis
6.
Teori
Harus berlandaskan
Teori tidak terlalu
teori yang telah ada
berpengaruh
Menguji Teori
Memperbaiki praktik
7.
Fungsi
pembelajaran secara langsung
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 b. Model-Model Penelitian Tindakan Kelas Model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan sekarang cukup banyak. Wijaya Kusuma et al (2010:27) menyampaikan model PTK ada 2, yaitu: model Kurt Lewin dan model Kemmis & McTaggart. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1) Model Kurt Lewin Menurut Kurt Lewin, penelitian tindakan terdiri dari empat komponen, yaitu:
perencanaan
(planning),
tindakan
(acting),
pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting). 2) Model Kemmis & McTaggart Model Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan konsep yang diperkenalkan Kurt Lewin hanya saja komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisah, terjadi dalam waktu yang sama.
Basrowi (2007: 73-75) mengungkapkan model-model penelitian tindakan kelas sehingga dapat dirangkum sebagai berikut: 1) Model Guru Sebagai Peneliti Model penelitian tindakan kelas yang menandang guru sebagai peneliti memiliki ciri utama yang sangat menonjol dan penting yaitu sangat berperannya guru sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam model guru sebagai peneliti, tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Pada model ini guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dengan model penelitian yang demikian ini, guru mencari dan menentukan permasalahan penelitiannya sendiri untuk dipecahkan
melalui
penelitian tindakan
kelas.
Seandainya guru
melibatkan pihak lain dalam penelitian, peranannya tidak dominan. Sebaliknya, keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif dalam
mencari
dan
mempertajam
permasalahan-permasalahan
pembelajaran yang dihadapi oleh guruyang sekiranya layak untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 dipecahkan memaliu penelitian tindakan kelas. Jadi dalam penelitian tindakan
kelas model guru sebagai peneliti, guru berperan sebagai
peneliti dan peran pihak luar sangak kecil dalam proses penelitian. 2) Model Kolaboratif Model penelitian tindakan kelas kolaboratif melibatkan beberapa pihak luar baik guru, kepala sekolah, maupun dosen/peneliti dari perguruan tinggi kependidikan secara simultan dan serempak. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan
kualitas
praktik
pembelajaran,
memberikan
sumbangan kepada teori pembelajaran atau pendidikan, dan peningkatan karier guru.
Model penelitian kolaboratif
selalu
diancang dan
dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari guru, peneliti dari perguruan tinggi kependidikan dan kepala sekolah. Hubungan guru dengan peneliti dari perguruan tinggi kependidikan bersifat kemitraaan. Artinya, duduk bersama
secara
harmonis
untuk
memikirkan
dan
menemukan
permasalahan yang akan diteliti penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif. Dalam proses penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif ini bukan pihak luar semata yang bertindak sebagai inovator dan pembaharu, tetapi guru juga dapat melakukannya melalui kerjasama dengan peneliti dari pihak perguruan tinggi kependidikan. 3) Model Simultan Terintegrasi Penelitian tindakan kelas model simultan terintegrasi memiliki dua tujuan utama. Pertama, untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis dalam pembelajaran. Kedua, untukmenghasilkan pengetahuan yang imiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Model penelitian tindakan kelas yang demikian ini, guru dilibatkan pada proses penelitian kelasnya terutama pada aspek atau langkah mencobakan tindakan tindakan dan melakukan refleksi terhadap praktik-praktik pembelajaran dikelas. Meskipun demikian, permasalahan-permasalahan pembelajaran yang diteliti dimunculkan dan diidentifikasi oleh peneliti dari luar misalnya peneliti dari perguruan tinggi kependidikan. Jadi, dalam model penelitian tindakan kelas ini guru bukan pencetus gagasan terhadap permasalahan-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 permasalahan apa yang harus diteliti di kelasnya sendiri. Dengan demikian, pada model penelitian tindakan kelas ini guru bukan berperan sebagai inovator. Sebaliknya, sebagai inovator adalah peneliti lain dari luar guru, misalnya peneliti dari perguruan tinggi kependidikan. 4) Model Administrasi Sosial Eksperimental Penelitian tindakan kelas model administrasi sosial ekspirimental lebih menekankan pada dampak dari kebijakan dan praktik pebelajaran. Meskipun demikian, dalam penelitian model ini guru tidak dilibatkan dalam perencanaan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi terhadap praktik pembelajarannya sendiri di kelas. Jadi, dalam penelitian tindakan kelas model administrasi sosial eksperimental guru tidak banyak memberikan masukan pada proses penelitiannya. Tanggungjawab penuh penelitian tindakan kelas model ini terletakpada pihak luar, meskipun objek penelitian itu terletak dala kelasnya seorang guru tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas model ini peneliti bekerja atas hipotesis tertentu kemudian melakukan berbagai bentuk tes melalui kegiatan eksperimen. 5.
Konsep Listrik Dinamis
a. Hambatan listrik dan beda potensial Dalam kawat peghantar ada hambatan listrik yang menentukan besar kecilnya arus listrik. Semakin besar hambatan listrik, semakin kecil kuat arusnya, dan sebaliknya. George Simon Ohm (1787-1854), melalui eksperimennya menyimpulkan bahwa arus I pada kawat penghantar sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-ujung kawat penghantar tersebut: I
V.
Dengan demikian, arus I yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan hambatannya. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Ohm, dan dinyatakan dengan persamaan: I=
V R
(2.1)
dengan R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda potensial antara kedua ujung penghantar, dan I adalah arus yang mengalir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 b. Rangkaian Listrik Pada rangkaian listrik sederhana akan memenuhi hukum Ohm seperti persamaan berikut. E = I.R
(2.2) Rangkaian sederhana dapat dikembangkan dengan beberapa sumber
tegangan dan beberapa hambatan. Rangkaian beberapa hambatan dan sumber tegangan ini dapat dibagi beberapa jenis diantaranya seri, pararel dan campuran. Penjelasan sifat-sifat rangkaian itu dapat dipahami seperti penjelasan berikut: 1) Rangkaian Hambatan Seri
Gambar 2.2. Rangkaian Seri
Gambar 2.3. Rangkaian Seri Pada Virtualab Rangkaian seri juga disebut rangkaian berderet. Muatan listrik yang melalui R1 juga akan melalui R2 dan R3. Dengan demikian, arus I yang sama melewati setiap resistor. Jika V menyatakan tegangan pada ketiga resistor, maka V sama dengan tegangan sumber (baterai). V1, V2, dan V3 adalah beda potensial pada masing-masing resistor R1, R2, dan R3. Berdasarkan Hukum Ohm, V1=I.R1,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 V2=I.R2, dan V3=I.R3. Karena resistor-resistor tersebut dihubungkan secara seri, kekekalan energy menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan jumlah semua tegangan dari masing-masing resistor. V = V1 + V2 + V3 = I.R1 + I.R2 + I.R3
(2.3)
Hambatan total pengganti susunan seri resistor (Rs) yang terhubung dengan sumber tegangan (V) dirumuskan: V = I.Rs
(2.4)
Persamaan (2.3) disubstitusikan ke persamaan (2.4) didapatkan: Rs = R1 + R2 + R3
(2.5)
2) Rangkaian Hambatan Paralel
Gambar 2.4. Rangkaian Paralel
Gambar 2.5. Rangkaian Paralel Pada Virtualab Rangkaian paralel juga disebut rangkaian berjajar. Pada rangkaian paralel (Gambar 2.4), arus total yang berasal dari sumber (baterai) terbagi menjadi tiga cabang. Arus yang keluar dimisalkan I1, I2, dan I3 berturut-turut sebagai arus yang melalui resistor R1, R2, dan R3. Oleh karena itu, muatan kekal, arus yang masuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 ke dalam titik cabang harus sama dengan arus yang keluar dari titik cabang, sehingga diperoleh: I = I1 + I2 + I3
(2.6)
Ketika rangkaian paralel tersebut terhubung dengan sumber tegangan V, masing-masing mengalami tegangan yang sama yaitu V. Berarti tegangan penuh baterai diberikan ke setiap resistor, sehingga: V R1
I1 =
, I2 =
V R2
, I3 =
V R3
(2.7)
Hambatan penganti susunan paralel (RP) akan menarik arus (I) dari sumber yang besarnya sama dengan arus total ketiga hambatan paralel tersebut. Arus yang mengalir pada hambatan pengganti harus memenuhi: I=
V
(2.8)
Rp
Substitusi persamaan (2,6) dan (2.7) ke dalam persamaan (2.8) akan
diperoleh: I = I1 + I2 + I3
(2.9)
Jika kita bagi setiap ruas dengan V, didapatkan nilai hambatan pengganti (RP) rangkaian paralel: 1
=
1
1
+
1
2
+
1
(2.10)
3
3) Rangkaian Hambatan Campuran Rangkaian campuran menunjukkan gabungan dari rangkaian hambatan seri dan paralel. Sifat-sifat rangkaian Campuran adalah gabungan dari keadaan sifat rangkaian seri dan rangkaian paralel. 4) Hukum I Kirchhoff Kirchhoff merumuskan 2 hukum penting tentang rangkaian listrik, yaitu hukum I dan hukum II Kirchhoff. Hukum I Kirchhoff adalah tentang percabangan rangkaian listrik, yang menyatakan: Jumlah aljabar dari arus listrik pada titik cabang ,angkiion listrik sama dengan nol.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Dengan kata lain, hukum ini menyatakan bahwa jumlah kuat arus listrik yang masuk ke titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang (Gambar 2.6) Menurut hukum I Kirchhoff: I1 + I2 + I3 = I4 + I5
Gambar 2.6. Hukum I Kirchhoff di mana I1, I2, dan I3 , adalah arus-arus yang masuk ke titik cabang A, sedangkan I4 dan I5, adalah arus-arus yang keluar dari titik cabang A.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 B. Penelitian yang Relevan Putu Yasa dalam Skripsinya Strategi pembelajaran konsep Dinamika Partikel dengan pemodelan simulasi komputer di SMA Laboratorium singaraja, yang tujuan penelitiannya untuk memperoleh bukti empiris dan efektifitas strategi pembelajaran
dengan
pemodelan
simulasi
komputer
pada
siswa
SMA
laboratorium singaraja diperoleh hasil dan menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran dengan pemodelan komputer dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa baik dari segi prestasi maupun minat dan motivasi belajar siswa. Sidhi Bayuaji (2008) dalam Skripsinya Pengaruh Pembelajaran Berasas Komputer Model Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Motor Bakar Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Bandung (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Bandung), menyimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran berasas komputer model simulasi memberikan pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar pada ranah kognitif aspek pengetahuan, aspek pemahaman, dan aspek penerapan dalam materi motor bakar pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Bandung. Basir dalam Skripsinya, Pembelajaran Fisika dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtualab dan realab ditinjau dari gaya belajar dan gaya berpikir siswa. (studi kasus siswa kelas X SMA Negeri 1 Kebumen pada materi Listrik Dinamik Tahun Pelajaran 2008/2009). Hasil penelitian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan media virtualab lebih efektif dari pada menggunakan media laburatorium riil. Gaya belajar dan gaya berpikir siswa merupakan variabel penting yang perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan prestasi belajar. (Basir, 2012 )
commit to user
proses pembelajaran untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 C. Kerangka Berpikir Dalam proses belajar mengajar tujuan pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses tersebut meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomoorik. Untuk menapai tujuan yang yang diinginkan dalam suatu proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, maka seorang guru biasanya akan memilih metode dan media yang tepat untuk menyampaikan suatu topic yang sedang dibahas. Berdasarkan kenyataan, bahwa metode mengajar di sekolah saat ini masih banyak menggunakan metode mengjar secara informatif dan nampaknya belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar, yaitu guru berbicara atau bercerita dan siswa mendengarkan dan mencatat. Media pembelajaran Fisika harus dipilih secara tepat, yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Jangan sampai menggunakan alat percobaan yang tidak sesuai dengan percobaan sehingga dapat menimbulkan salah konsep. Program Virtualab yang digunakan untuk menyampaikan materi hukum Ohm dan hukum Kirchoff I. Program ini dilengkapi dengan gambar bergerak serta suara didesain agar dapat menarik dan meningkatkan motivasi siswa untuk lebih menekuni materi yang disampaikan. Di samping itu, sesuai dengan kerucut pengalaman Dale (
) kedudukan virtualab masih terletak
dalam satu golongan dengan pengalaman langsung yaitu fase berbuat. Sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwa penyusunan kerucut pengalaman Edgar Dale didasarkan pada tingkat keabstrakan (jumlah jenis indera yang turut serta selama penerimaan isi pelajaran atau pesan). Dasar kerucut meupakan halhal yang bersifat konkret sampai ke puncak yang bersifat abstrak. Dengan media animasi Program Virtualab pengalaman siswa menjadi beragam, karena melibatkan indera pengihatan dan pendengaran yang hasilnya jauh lebih baik dari pada penyampaian materi pelajaran yang menggunakan ceramah biasa. Dengan media yang lengkap diharapkan prestasi belajar siswa juga menjadi semakin meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Dari uraian di atas, diduga bahwa penerapan pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan Program Virtualab dapat meningkatkan kulaitas belajar siswa yang mencangkup kaualitas proses dan hasil belajar. Skema kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.7 di bawah ini :
KONDISI AWAL
KONDISI AKHIR
TINDAKAN Guru: Belum menerapkan pembelajaran berbasis komputer dengan program virtualab. Siswa: Kualitas proses dan hasil belajar siswa rendah
Diduga melalui penerapan metode pembelajaran berbasis komputer dengan program virtual dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar pada materi pokok hukum ohm dan hukum kirchoff I.
Menerapkan pembelajaran berbasis komputer dengan program virtualab.
Siklus I Menerapkan pembelajaran berbasis komputer dengan program virtual yang menekankan menemukan konsep.
Berhasil
Tidak Berhasil Siklus II Menerapkan variasi pembelajaran berbasis komputer dengan program virtual yang menekankan menemukan konsep dengan memperbanyak latihan soal.
Berhasil
Tidak Berhasil
Siklus Selanjutnya
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir serta perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah Program Virtualab dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika pada materi Listrik Dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar? 2. Adakah peningkatan prestasi belajar Fisika siswa dalam pembelajaran Fisika materi Listrik Dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar menggunakan media virtualab dilihat dari aspek kognitif, dan aktivitas belajar siswa kelas X.3?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar. Sekolah tersebut terletak di Jalan Ronggowarsito Bejen, Karanganyar. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei Tahun Pelajaran 2011/2012. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut: a. Tahap persiapan, meliputi : pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing, pembuatan proposal penelitian, survey ke sekolah yang digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian, menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, soal-soal kognitif, angket afektif, lembar observasi. b. Tahap pelaksanaan, meliputi : semua kegiatan yang berlangsung di lapangan meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penilitian dan pengambilan data. c. Tahap penyelesaian, meliputi : menganalisis data dan menyusun laporan penelitian. B. Subjek dan Objek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas X.3 semester genap SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. Pemilihan subjek dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek tersebut mempunyai permasalahanpermasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi awal. Penggunaan metode dan media yang telah dirancang, diharapkan tepat diterapkan pada siswa kelas X semester genap SMA Negeri 2 Karanganyar. Objek penelitian ini adalah kualitas proses dan hasil belajar siswa. Kualitas proses belajar yang dimaksud adalah aspek afektif dan aspek psikomotorik. Sedangkan kualitas hasil belajar yang dimaksud adalah aspek kognitif siswa dan kepuasan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan.
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain tindakan kelas (clasroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah merupakan cara yang praktis dan sistematis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Pardjono, 2010: 1). Model ini dipilih didasarkan pada tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu penggunaan media komputer dengan program virtualab yang dilakukan pada pembelajaran Fisika untuk meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa SMA Negeri 2 Karanganyar.
Penelitian
tindakan
ini
meghendaki
adanya
pelaksanaan
pembelajaran menjadi lebih baik, yang meliputi proses pembelajaran maupun hasil dari pembelajaran. Suharsimi (2010: 63) menyatakan bahwa: Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaboasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permaslahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesa maan tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerja sama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal yang sangat penting, melalui kerja sama secara bersama menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan siswa di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan dalam penggunaan Program Virtualab pada proses belajar mengajar yang tepat. Sebelum melakukan pembelajaran model penelitian tindakan kelas ini, diadakan pretest untuk mengukur kemampuan awal Fisika siswa. Pretest ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum penlitian ini dimulai dari siswa sebelum pernah mendapat materi mengenai pokok bahasan tersebut. Setelah siswa melakukan pretest, kemudian hasil penelitian pretest ini digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan kelas tersebut. D. Prosedur Penelitian Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral. Menurutnya sebagai dikutip oleh Suharsimi Arikunto ada empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan yang menunjukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 langkah, yaitu: a) perencanaan (planning), b) tindakan (akting), c) pengamatan (observasi), d) refleksi (reflecting) (Suharsimi, 2002: 16-19). Keempat komponen
(2008 : 117
-tanda perubahan ke
arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua
Ketika kita berbicara konteks penelitian sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan maka model penelitian tersebut dapat dikembangkan dengan model penelitian tindakan kelas (classroom action research) sebagimana sudah peneliti sebutkan di awal. Oleh karena itu, dapat disampaikan kronologi peneliti yang akan dilakukan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan kegiatan yang dapat dilakukan adalah: a. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar mengajar khususnya mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 2 karanganyar. b. Mengidentifikasi permasalan dalam pelaksanaan pembelajaran. 2. Tahap Perencanaan (Planning) Dalam pembelajaran pada umumnya guru menggunakan metode ceramah tetapi untuk pembelajaran ini digunakan metode eksperimen, inquiry, diskusi (tanya jawab) disertai metode ceramah yang dapat memperbaiki prestasi belajar dan menumbuhkan keaktifan siswa yang dapat dinilai dan diamati selama kegiatan pembelajaran. Perencanaan ini dibuat agar penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan. Maka dibuat perencanaan sebagai berikut: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai listrik dinamis pada pokok bahasan hukum ohm dan hukum kirchoff, b. Membuat lembar observasi Lembar observasi ini terdiri dari satu macam yaitu lembar observasi aspek afektif. Lembar observasi ini berfungsi untuk mengetahui kondisi pembelajran di kelas yang berisi aktivias dan keterampilan siswa dalama pembelajran berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 c. Mempersiapkan laboratorium komputer dengan cara menginstal program virtualab pada semua komputer. d. Membuat soal pretest dan postest materi hukum ohm dan hukum I kirchoof e. Membuat pedoman wawancara terhadap siswa terhadap pembelajaran Fisika materi hukum ohm dan hukum kirchoof menggunakan media komputer dengan program virtualab. 3.
Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting) Kegiatan belajar-mengajar pada umumnya, guru mengajar pelajaran Fisika. Tetapi untuk pembelajarab kali ini, peneliti yang menjadi guru pelajaran Fisika, sedangkan guru sebagai observer. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan penggunaan media pelajaran, karena pada penelitian ini menggunakan media pembelajaran berupa program virtualab yang dipandang masih asing oleh guru pelajaran Fisika tersebut. Tahap ini dilakukan terhadap objek penelitian yang telah direncanakan sebelumnya, yang terdiri: a. Melaksanakan pembelajaran Fisika sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung . c. Menyelenggarakan
evaluasi
setelah
pembelajaran
virtualab
untuk
mengukur prestasi belajar siswa. d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif tindakan apabila aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa masih kurang memuaskan. e. Melaksanakan wawancara terhadap siswa mengenai respon pembelajaran Fisika materi listrik dinamis dengan menggunakan program virtualab.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 4.
Tahap Pengamatan dan Evaluasi (Observing) Pada tahap pengamatan dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan oleh beberapa orang observer, berisi aktivitas siswa pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Observer disini berperan sebagai pengamat yang bertugas mengamati aspek afektif dan aspek psikomotorik siswa. Peneliti dan pengamat juga memantau beberapa jauh penggunaan media pembeajaran yang digunakan telah sesuai dengan yang diharapkan. Pengamatan dilakukan oleh 3 sampai 4 orang, untuk memudahkan observasi sehingga di dapatkan data yang otentik.
5.
Tahap Refleksi (Reflecting) Pada
tahap
refleksi
hasil
pengamatan
yang
dilakukan
pada
saat
berlangsungnya pemelajaran dianalisis, kemudian akan digunakan sebagai refleksi terhadap kesesuaian antara kegiatan pembelajaran dengan hasil yang ingin dicapai. Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan komponen yang baik langsung ataupun tidak langsung terlibat dalampembelajaran. Jika, indikator keberhasilan belum tercapai yang dapat diihat dari hasil penilaian postest, maka diusahakan disusun rencana selanjutnya yang akan dilakukan pada
siklus
berikutnya
berdasarkan
hasil
refleksi
sebagai
upaya
penyempurnaan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya. Rencana ini diharapkan dapat lebih meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa yang tercermin pada pemahaman siswa terhadap pelajaran Fisika tersebut. Rencana pembelajaran ini dibatasi masih dalam penggunaan komputer. E. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa data hasil observasi, wawancara, dan kajian dokumen atau arsip dengan berpedomen pada lembar pengamatan proses pembelajaran di kelas. Aspek kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar materi pokok Listrik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Dinamis berupa nilai yang diperoleh siswa dari penilaian kemampuan berupa aspek kognitif melalui tes siklus I dan tes siklus II serta persentase aspek aktivitas belajar siswa. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengunpulan data diawali dengan melakukan observasi atau pengamatan dan wawancara terlebih dahulu sebelum memberi tindakan. Dengnan dasar observasi dan wawancara yang dilakukan tersebut, kemudian digunakan untuk menentukan setting kelas yang sesuai. Setelah itu, diberikan tindakan berupa pembelajaran dengan acuan hasil pengamatan tersebut. Sebelum
pembelajaran
berlangsung
siswa
diberi
pretest
untuk
mengetahui kemampuan awal Fisika siswa. Setelah pretest selesai diberikan tindakan. Pada saat berlangsung pembelajaran, dilakukan pemantauan dan pengamatan siswa yang dilakukan oleh observer untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada aspek afektif setelah mendapatkan tindakan dalam setiap aiklus. Lembar evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa berupa postest diberikan setelah mendapat tindakan pada tiap-tiap siklus. Setelah pembelajaran selesai, melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa tehadap pembelajaran Fisika yang menggunakan media komputer dengan program virtualab. F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penilaian Dalam penelitian ini, terdapat dua buah penilaian, yaitu penilaian proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Penilaian proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran yang didapat dari intruen observasi dan angket balikan. Sedangkan penilaian hasil belajar siswa diperoleh berdasar hasil tes dan angket aktivitas belajar siswa. Dalam penelitian ini, penilaian hasil belajar hanya meliputi penilaian aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Dalam memperoleh data, penelitian ini membutuhkan beberapa instrumen, antara lain:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 a.
Lembar observasi kelas Observasi kelas dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kelas pada saat pembelajaran dilakukan baik kondisi lingkungan kelas, kndisi guru, dan keaktifan siswa. Data hasil observasi tidak dianalisi secara statistika tetapi akan dibahas secara deskriptif.
b.
Instrument wawancara dan diskusi Wawancara atau diskusi pertama dengan guru pengampu mata pelajaran Fisika kelas X di SMA Negeri 2 karanganyar dilakukan sebelum menentukan tindakan pada penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Fisika. Dari wawancara serta kegiatan observasi awal dan kajian dokumen yang telah dilakukan diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan pembelajaran Fisika khususnya materi listrik dinamis. Untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar siswa, keterlaksanaan belajar oleh siswa, dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar ,wawancara atau diskusi dilaksanakan setelah tindakan dilakukan kepada siswa dan dilengkapi dengan hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. Diskusi antara guru dan peneliti dilakukan di sekolah. Dalam kegiatan diskusi itu peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) meminta
pendapat
guru
tentang
penampilannya
dalam
pelaksanaan
pembelajaran di kelas, yang antara lain adalah mengungkapkan kelebihan dan kekurangan serta perasaan-perasaan yang bersangkutan dengan kegiatan itu; 2) mengemukakan catatan terhadap hasil pengamatannya dalam KBM yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangannya; 3) mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan baik guru maupun peneliti untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Fisika khususnya pokok materi Listrik Dinamis. Dengan kata lain pada akhir setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Virtualab khususnya pada peningkatan dari aspek kognitif siswa, dan aspek aktivitas belajar siswa. c.
Instrumen kemampuan awal Fisika siswa Untuk mendapatkan data kemampuan awal Fisika siswa dapat diperoleh dari pretest yang diberikan kepada siswa sebelum siswa dikenai pembelajaran. Bentuk soal pilihan ganda yang sebelumnya sudah diuji validitasnya menggunakan validitas isi dan konstruksi dengan mengkonsultasikannya pada pembimbing dan guru pelajaran Fisika.
d.
Lembar pengamatan aktivitas siswa Lembar ini digunakan untuk mengetahui sikapan penilaian siswa terhadap pembelajaran Fisika yang telah diikutinya selama penelitian. Instrumen dibuat dengan menggunakan angket terbuka yang berisi pertanyaanpertanyaan yang dijawab atau diisi oleh observer sesui dengan pandangan pandangan penglihatan dari observer. Lembar ini saat pembelajaran berlangsung diisi oleh observer. Uji validitas lembar pengamatan ini menggunakan validitas isi dan kontruksi dengan mengkonsultasikannya pada pembimbing yang dipandang sebagai ahli.
e.
Instrumen tes prestasi belajar Fisika siswa (kognitif) Tes prestasi belajar Fisika siswa adalah tes yang digunakan untuk pencapaian siswa setelah diberikan tindakan untuk mengukur komptensi siswa pada aspek kognitif (postest). Bentuk soal pilihan ganda. Sama halnya dengan instrumen kemampuan awal Fisika siswa, uji validitas postest digunakan validitas isi dan kontruksi dengan mengkonsultasikannya pada pembimbing dan guru Fisika yang dipandang sebagai ahli. 2. Insrumen Pembelajaran a. Program komputer Program komputer yang digunakan adalah Virtualab. b. Lembar kegiatan siswa Lembar kegiatan siswa adalah panduan bagi siswa untuk mengoperasikan Program Virtualab. Lembar kegiatan siswa berisi gambar area kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Virtualab, cara-cara untuk mengoperasikan Program Virualab dan soal konsep hukum Ohm dan hukum Kirchof I yang harus dijawab oleh siswa. c. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan sebagai acuan dalam setiap langkah pembelajaran. G. Analisis Data Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Hal ini penting karena akan membantu peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi yang berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil observasi tentang tes kemampuan awal siswa (pretest), penilaian afektif siswa, tes akhir (setelah diberi tindakan) disebut postest serta angket respon siswa. Adapun untuk masing-masing pengukuran dilakukan analisis dengan cara sebagai berikut: 1.
Keberhasilan produk yang berupa kemampuan kognitif dapat diketahui dengan melihat dan menganalisis hasil pretest dan postest.
2.
Persentasi keberhasilan dari kognitif, dapat diketahui dengan membandingkan antara selisih nilai posttest terhadap nilai pretest dengan nilai pretest dakalikan 100%. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan:
% HB =
X × 100% Y
HB = prosentase hasil tes belajar X = selisih nilai posttest terhadap nilai pretest Y = nilai pretest 3.
Tingkat keberhasilan proses kegiatan pembelajaran yang tercermin pada aspek afektif digunakan dengan menganalisis lembar observasi aspek afektif siswa tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 4.
Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran Fisika yang telah dilakukan, angket respon siswa dianalisis untuk mengetahui tanggapan dan argument siswa tentang pembelajaran Fisika menggunakan media Virtualab. Selanjutnya, dari argument siswa tersebut akan didapat kesimpulan tentang penggunaan media virtualab ini. Hasil tersebut kemudian didiskusikan
pembimbing,
untuk
menghindari
adanya
dengan guru
penilaian
dan dosen
subjektivitas
serta
mendapatkan kebenaran tentang data yang diperoleh dengan keadaan siswa sebenarnya. H. Pemeriksaan Validitas Data Penelitian tindakan memeng tidak mengharap adanya jawaban akhir untuk pertanyaan/ masalah, tetapi menginginkan adanya peningkatan (perubahan) pada praktik pengajaran melalui pengembangan praktisi/guru. Validitas adalah derajat yang menunjukkan sejauh mana hasil tersebut gerguna (relevan) sebagai petunjuk untuk guru tertentu, serta kekuatannya untuk memberi informasi dan argumen tentang meningkatkan praktik pendidikan di masyarakat profesional yang lebih luas (Wijaya Kusumah dan Dedy Dwitagama, 2010: 85). Data yang telah diperoleh, dikumpulkan dan dicatat dalam pelaksanaan tindakan harus digerakkan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperlukan bagi penelitinya. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validasi data antara lain menurut Lather dalam Supardi (2008: 128) antara lain: a.
b. c. d.
Face validity (validitas muka), setiap anggota kelompok peneliti tindakan saling mengecek/ menilai/ memutuskan validitas suatu instrumen dalam penelitian tindakan. Triangulation (triangulasi), menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian. Critical reflection, setiap tahap siklus penelitian tindakan dirancang untuk meningkatkan kualitas pemahaman Catalytic validity (validitas pengetahuan) yang dihasilkan oleh peneliti tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam mendorong pada adanya perubahan (improvement).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Validitas data dari penelitian ini menggunakan Trianggulasi. Menurut Lexy J. Moleong dalam Sarwiji (2008: 69) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu. Sarana di luar data tersebut dapat berupa observasi dan wawancara. Tercantum pada makalah PKM berjudul
Studi Komparasi
Efektivitas Pembelajaran Fisika Kelas Bertaraf Internasional Dan Kelas Regular Di SMA Negeri 3 Surakarta
Menurut Elliot dalam Rochiati (2005: 169)
triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandangan, yakni sudut pandeng guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi model. Teknik triangulasi model dilakukan dengan mengumpulkan data tetap, menggunakan model pengumpulan data yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat dilihat dalam gambar berikut: Wawancara
Data
Observasi
Dokumentasi Gambar 3.1 Skema Pemeriksaan Validitas Data
commit to user
Sumber Data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 I. Kriteria Keberhasilan Penelitian Menurut Suharsimi (2010 siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, seb
Penelitian
dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan kemampuan kognitif dan aktivitas siswa di dalam pembelajaran. Berikut ini cara mengetahui keberhasilan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif dan aktivitas siswa: a. Perhitungan Kemampuan Kognitif Siswa: Penelitian ini mengupayakan adanya peningkatan persentase kemampuan kognitif siswa dari pretest ke posttest dengan adanya tindakan penelitian dalam tiap siklus dengan target 70% dari jumlah siswa lulus KKM. Prosentase peningkatan kognitif siswa =
(Nilai Posttest - Nilai Pretest) 100 % Nilai Pretest
b. Perhitungan Aktivitas Belajar Siswa : Jumlah Aktivitas =
Aktivitas( )
Prosentase Aktivitas positif =
Prosentase Aktivitas negatif =
Aktivitas( ) Aktivitas( )
Jumlah Aktivitas Aktivitas( ) Jumlah Aktivitas
100%
100%
Penelitian ini mengupayakan adanya peningkatan aktivitas belajar positif siswa dan penurunan aktivitas belajar negatif siswa dalam tiap siklus dengan target 50% aktivitas positif tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV akan diuraikan mengenai keadaan pra siklus, tindakan siklus I, dan siklus II, serta pembahasan dan hasil dari seluruh tindakan yang telah dilakukan selama penelitian di kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar.
A. Keadaan Pra Siklus Penelitian dilakukan pada pertengahan semester 2 Tahun Ajaran 2011/ 2012 sehingga pengamatan dilakukan pada bulan Februari 2012. Berdasarkan observasi awal penelitian melalui wawancara dan observasi langsung di lapangan pada mata pelajaran Fisika di kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar pada tanggal 9 dan 12 Februari 2012 pada materi Alat Optik diketahui bahwa pembelajaran Fisika masih menggunakan metode ceramah dan memberikan contoh contoh soal yang menguatkan tentang materi tersebut, kemudian menunjuk siswa untuk maju ke depan dan mengerjakan soal yang diberikan dalam proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran, siswa hanya diam dan mendengarkan sehingga lama kelamaan siswa merasa jenuh dan cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya dan bermain main sendiri di dalam kelas. Selain itu, pembelajaran Fisika
yang
demikian juga membuat siswa merasa tegang dalam mengikuti proses pembelajaran karena khawatir ditunjuk guru untuk mengerjakan soal di depan kelas. Pembelajaran Fisika dalam kelas tersebut disajikan kurang menarik bagi siswa. Sarana dan prasarana yang lengkap dalam membuat media pembelajaran yang inovatif dan menarik perhatian siswa belum dimanfaatkan, seperti tersedianya OHP dan LCD. Padahal, dengan adanya fasilitas tersebut dapat membantu siswa dalam pembelajaran apabila konsep konsep Fisika disajikan secara audio-visual. Masalah-masalah tersebut mengakibatkan rendahnya aktivitas dan prestasi belajar Fisika di kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 2 Karanganyar, beliau menyampaikan bahwa dari 3 kelas X yang beliau ampu (X.1, X.2, X.3) kelas yang paling perlu memerlukan perbaikan commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 adalah kelas X.3. Beliau menjelaskan bahwa, meskipun pada umumnya tingkat kemampuan dan keadaan kelas di semua kelas hampir sama, namun di kelas tersebut siswanya masih sangat pasif. Tingkat ketuntasan siswa pada pokok materi Optik hanya mencapai 8,57 % (3 dari 45 siswa) dari batas nilai ketuntasan 75. Melihat siswa yang terdiri dari berbagai kemampuan cenderung masih pasif dalam proses pembelajaran serta masih rendahnya kerja sama yang dimiliki siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan guru serta kemampuan kognitif siswa yang masih rendah, maka guru dan peneliti mendiskusikan bagaimana supaya dalam pembelajaran, aktivitas belajar siswa tinggi dan kemampuan kognitif siswa meningkat. Selain itu juga mengupayakan supaya pembelajaran tidak monoton sehingga siswa tidak pasif dan tidak bosan saat saat pembelajaran berlangsung yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang bervariasi dan melibatkan seluruh siswa. Hasil diskusi memutuskan untuk melakukan tindakan pembelajaran Fisika dengan menggunakan praktikum maya atau virtualab dengan tujuan meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa pada materi selanjutnya yaitu Listrik Dinamis. Berdasarkan tujuan penelitian, yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini ada dua hal, yaitu aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa, maka setelah pengamatan selesai peneliti membuat instrument penelitian. Instrumen tersebut adalah lembar observasi aktivitas belajar, lembar kerja diskusi, dan tes prestasi belajar (pre-test dan post-test) yang telah divalidasi oleh dosen ahli. Setelah instrumen penelitian selesai dibuat, maka peneliti membuat perencanaan tindakan yang akan diaplikasikan dalam suatu siklus. Karena model pembelajaran virtualab adalah suatu model pembelajaran praktikum maya yang di dalamnya siswa harus melakukan praktikum dengan menggunakan komputer yang sudah diinstali dengan program virtualab, maka peneliti melakukan pengecekan komputer atau lab komputer apakah sudah siap pakai dan terinstal dengan program virtualab. Setelah instrumen dan seluruh persiapan siap maka tindakan siklus I siap dilaksanakan, akan tetapi sebelum tindakan siklus I dilaksanakan, peneliti melakukan tindakan pra siklus dengan mengajar menggunakan model ceramah seperti biasanya pada materi Listrik dinamis dengan indikator
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 pembelajarannya meliputi; pengertian Arus Listrik, pengertian Tegangan listrik dan beserta cara pengukurannya. Tindakan tersebut dilakukan pada tanggal 2 Mei 2012 dengan maksud agar siswa siap untuk materi dan model pembelajaran kedepannya yang akan diajarkan dengan menggunakan virtualab. B. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I Siklus 1 dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 4 Mei dan 9 Mei 2012. Indikator yang diharapkan tercapai dalam siklus I ini adalah tentang hukum ohm, mengukur arus dan tegangan masing-masing resistor rangkaian seri, mengukur hambatan total (rangkaian seri), memngukur arus dan tegangan masingmasing resistor parallel, dan mengukur hambatan total (rangkaian pararel). Kegiatan pada siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut adalah pelaksanaan kegiatan siklus I secara terperinci : 1. Tahap Perencanaan Perencanaan tindakan siklus I dalam penelitian ini adalah dengan mempersiapkan beberapa hal seperti : a.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan media virtualab.
b.
Membuat persiapan mengenai tempat penelitian yang dapat digunakan untuk praktikum yakni di Laboratorium Komputer. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan yaitu laptop, komputer, LCD, dan program virtualab.
c.
Membuat pedoman observasi untuk siswa. Guru peneliti menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa yang akan diberikan kepada tiga pengamat (satu peneliti, dan dua orang observer). Aktivitas belajar yang diamati meliputi aktivitas positif dan aktivitas negatif pada oral activities, visual activities, writing activities, mental activities, dan drawing activities. Aktivitas belajar siswa tersebut akan diamati selama pembelajaran berlangsung.
d.
Membuat Lembar Kerja Siswa, tes prestasi belajar (pre-test dan post-test) beserta kuncinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 e.
Menyusun dan mempersiapkan catatan lapangan (diary observer). Guru peneliti menyusun dan mempersiapkan catatan lapangan untuk diberikan kepada ketiga observer dalam mengamati proses pembelajaran dan keadaan siswa saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini sangat penting untuk mengetahui apa dan bagaimana siswa mengikuti proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan penerapan model pembelajaran dengan virtualab. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pertama dilaksanakan sesuai rencana, yaitu dua kali pertemuan:
tanggal 4 Mei dan 9 Mai 2012. Pada pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir adalah 34 dari 36 siswa dengan 2 orang tidak masuk dikarenakan sakit. Sedangkan pada pertemuan kedua semua siswa hadir dalam pembelajaran Fisika. Guru mata pelajaran fisika bertindak sebagai guru, pembelajaran yang dilakukan diamati oleh peneliti sebagai observer dan dibantu oleh 2 orang pengamat. Pengamat tersebut mengamati aktivitas belajar siswa dan kondisi (kejadian-kejadian) selama kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, dilakukan diskusi (menjelaskan setiap indikator) terlebih dahulu dengan para pengamat. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan tugas pengamat dalam melakukan pengamatan atau observasi. Sebelum pembelajaran dimulai, pertemuan pertama diawali dengan pretest yang dilaksanakan selama 45 menit, pada hari pertemuan sebelumnya memasuki pembelajaran menggunakan media virtualab. Hal ini dimaksudkan agar pada siklus pertama berlangsung lebih lama saat penyampaian materinya. Setelah selesai pretest tersisa waktu sedikit digunakan oleh guru untuk menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran, yang disampaiakan oleh guru, kemudian guru memancing ingatan siswa mengenai materi hukum ohm yang telah dipelajari siswa pada saat masih SMP, berupa pertanyaan mengenai pemahaman konsep materi hukum ohm. Terlihat beberapa siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 Pembelajaran siklus pertama diawali dengan penyampaian pendahuluan selama 10 menit yang berisi motivasi, apersepsi, dan prasyarat konsep. Kegiatan inti dilaksanakan selama 70 menit berlangsung setelah pendahuluan selesai. Guru menjelaskan dan mengingatkan kembali tentang area kerja dan cara kerja penggunaan virtualab. Setelah selesai menjelaskan area kerja dan cara kerja virtualab, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetang hal yang belum jelas. Ternyata ada beberapa siswa yang belum jelas, hal ini dikarenakan siswa masih bingung untuk mengoperasikannya. Kemudian guru menjelaskan kembali. Setelah semua siswa memahami tentang pengoperasian program virtualab ini, guru melanjutkan materi berikutnya. Untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa, maka siswa melakukan kegiatan praktikum simulasi menggunakan program virtualab. Program virtualab memuat gambar rangkaian resistor, baik secara seri maupun paralel. Kemudian, rangkaian resistor diukur besar hambatan total, tegangan, maupun arusnya menggunakan gambar multimeter yang didesain secara otomatis sehingga bisa mengukur besar hambatan, arus, maupun tegangan sesuai dengan yang dikehendaki sesuai pada LKS. Siswa mencoba-coba sendiri program virtualab menggunakan komputer dengan cara memvariasi besar hambatan atau tegangannya. Setelah besar hambatan resistor divariasi, dan diketahui besar hambatan total, arus, maupun tegangan yang diukur, maka akan diketahui persamaan-persamaan yang dimungkinkan. Selain memvariasi hambatan, bisa juga memvariasi besar tegangannya (tegangan baterai) kemudian akan diketahui besar arus yang diukur. Diharapkan melalui kegiatan tersebut siswa akan mampu menemukan dan mengetahui konsep hukum ohm.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Gambar 4.1. Gambar Virtualab Setiap satu rangkaian praktikum selesai, guru menanyakan hasil yang diperoleh dari pengukuran tersebut. Sebagian siswa menjawab benar, tetapi guru mencoba keberanian siswa unuk menjawab, walaupun menjawabnya bersamasama serentak hampir satu kelas yang menjawab pertanyaan tersebu. Setelah hasil yang diperoleh, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS. Kemudian guru memberikan kesempatan pada salah satu atau dua siswa untuk menjawab. Setelah dijawab oleh siswa, guru melakukan iur pendapat pada semua siswa. Ternyata setelah selesai melakukan praktikum hampir sebagian jumlah siswa kelas X.3 dapat menyimpulkan praktikum tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS merupakan kesimpulan dari semua praktikum yang telah dilakukan. Dengan demikian, siswa akan mampu menjawab pertanyaanpertanyaan yang terdapat pada LKS dengan dasar dan argumen yang benar. Tugas guru dalam kegiatan ini adalah membimbing dan membantu siswa untuk memahami langkah demi langkah dalam melakukan praktikum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Gambar 4.2. Suasana Pembelajaran Virtualab Sikuls 1. Pertemuan pertama ini ditutup dengan diskusi untuk menyimpulkan dari hasil percobaan hukum ohm menggunakan program virtualab selama 10 menit. Saat mendiskusikan untuk menyimpulkan atau membuat rangkuman topik materi yang telah dibahas terlihat hanya beberapa siswa yang mencatat di buku atau melengkapi pada LKS. Mungkin karena siswa sudah memahaminya dan mengopi dari program virtualabnya. Kemudian guru memberikan soal yang ada di LKS dari guru untuk dicoba dikerjakan dirumah dengan cara hitungan langsung dengan rumus yang diperoleh, kemudian membandingkan dengan hasil yang telah diperoleh pada program simulasi tersebut (virtualab) Pertemuan kedua berlangsung pada tanggal 9 Mei 2012. Pertemuan ini berisi penguatan materi dari semua topik pertemuan pertama dengan cara tanya-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 jawab dan membahas latihan soal-soal dengan cara hitungan rumus dan juga dibandingkan dengan program virtualab. Guru peneliti juga meminta pendapat secara umum kepada siswa mengenai pembelajaran Fisika pada pertemuan sebelumnya. Setelah semua kegiatan praktikum selesai, kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua diakhiri dengan memberikan soal postest untuk mengetahui penguasaan konsep dari kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari.
3. Tahap Pengamatan Pengamatan menunjukkan bahwa siswa terlihat senang dan antusias dengan pembelajarn fisika menggunakan program virtualab. Memang sbelumnya siswa belum pernah belajar fisika di laboratorium komputer dan mereka terlihat senang dengan media ini dibuktikan dengan terus mencoba mengoperasikan program virtualab ini. Media ini dapat mengeluarkan suara, tetapi sound yang ada pada laboratorium komputer ini banyak yang tidak berfungsi. Beberapa siswa masih terlihat canggung saat mengoperasikan program virtualab. Berdasarkan pengamatan, saat pembelajaran dengan menggunakan virtualab ada satu murit yang tidur, dan itu memang merupakan murit yang paling unik di kelas tersebut. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan penilaian proses dan pengamatan terhadap aktivitas belajar positif dan aktivitas belajar negatif siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas X.3 tersebut. Dengan pengamatan secara langsung, diharapkan hal-hal yang mungkin tidak teramati oleh guru peneliti dapat teramati oleh observer. Data hasil observasi langsung merupakan data akurat yang dapat dijadikan masukan untuk proses selanjutnya. Data ini diambil oleh 3 pengamat agar hasil pengamatan tidak subjektif. Berikut adalah rangkuman hasil pengamatan yang diperoleh ketiga observer:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
SIKLUS 1
OBSERVER 1 (Ilham Cahyadi P)
OBSERVER 2 (Wahyu setiawan)
OBSERVER 3 (Disa Nur R S)
Rata-rata
Aktivitas +
79,23 %
77 %
69,85 %
75,36 %
Aktivitas -
20,77 %
23 %
30,15 %
24,64 %
Data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa siklus I memperlihatkan bahwa rata-rata aktivitas positif siswa sebesar 75,36% sedangkan aktivitas negatifnya sebesar 24,64%.
Aktivitas positif dan negatif tersebut didapatkan
selama kegiatan pembelajaran yang meliputi oral activities, visual activities, writing activities, mental activities, dan drawing activities. Berkaitan dengan kemampuan kognitif, peneliti mengambil data dari nilai pre-test dan post-test siswa sebagai terlampir dalam lampiran 13. Dari Daftar nilai kemampuan kognitif Fisika kelas X.3 siklus I tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai pretest siswa adalah 52,34 dengan 5 siswa dari 35 siswa belum tuntas (belum mencapai nilai KKM 75,00), sedangkan post-test siswa menghasilkan nilai rata-rata 74,06 dengan 18 dari 35 siswa yang belum tuntas. Jadi untuk kemampuan kognitif Fisika siswa pada siklus I ini mengalami kenaikan dengan prosentase kenaikan rata-ratanya sebesar 50,19% dari pre-test ke posttestnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif Fisika siswa. Secara garis besar, menurut hasil wawancara dengan observer tentang hasil catatan lapangan siklus pertama ini adalah sebagai berikut: a.
Penyampaian Pembelajaran 1) Dalam pembelajaran dibandingkan di kelas siswa menjadi lebih aktif, karena dapat melaksanakan atau mengikuti praktek sendiri. 2) Siswa yang membawa laptop sendiri sempat sibuk sendiri dengan mengoneksikan internet. 3) Tidak ada siswa yang mencatat karena sudah ada modulnya, sehingga modul sangat membantu siswa dalam penampaian pembelajaran. 4) Di dalam modul, nilai R (Resistor) kurang bervariasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 5) Keadaan laboratorium yang kurang mendukung atau komputer kurang mendukung. b.
Program Virtualab 1) Merupakan program inovasi yang bermanfaat untuk menarik perhatian siswa. 2) Progam Virtualab sudah mewakili teori yang sebenarnya dan mewakili praktek riel. 3) Media virtualab dapat memberikan gambaran riel (memberikan wawasan yang dapat dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari khususnya tentang kelistrikkan).
4. Tahap Refleksi Secara umum pembelajaran menggunakan media virtualab yang telah dilakukan pada siklus I ini berjalan dengan lancar, walaupun ada beberapa hal yang kurang berjalan seperti rencana seperti pada saat pembelajaran berlangsung adalah: a. Siswa masih bingung dalam melaksanakan percobaan sehingga masih membutuhkan bimbingan dan pengarahan guru. b. Banyak siswa yang bertanya kepada guru tentang cara melakukan dan merangkai percobaan virtualabnya. c. Terdapat siswa yang belum terlihat aktif dalam kegiatan percobaan, sehingga cenderung untuk bercanda atau bergurau dengan teman. d. Saat
melakukan
satu
percobaan
banyak
siswa
yang
tidak
memperhitungkan waktu, sehingga siswa yang melakukan percobaannya sudah selesai harus menunggu siswa yang belum selesai. e. Saat mengerjakan posttest masih banyak siswa untuk berkesempatan kerjasama dengan teman yang lain sehingga membuat siswa tidak percaya diri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Berdasrkan hasil pengamatan dan hal-hal yang tersebut diatas, maka pada pertemuan selanjutnya guru merencanakan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut sebagai perbaikan pada siklus selanjutnya : a. Perlunya bimbingan, perhatian, dan motivasi guru lebih banyak, baik secara individu maupun menyeluruh sehingga keterlibatan siswa dalam meakukan percobaan maupun diskusi dapat meningkat b. Siswa yang bercanda atau bergurau dengan teman, ditegur dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
atau menjawab pertanyaan yang
terdapat pada LKS c. Saat melakukan percobaan siswa diberi waktu kira-kira 10 menit untuk menyelesakan satu percobaan. d. Soal soal posttest dikerjakan di kelas dan diawasi dengan seksama.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II Siklus 2 dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu tanggal 23 dan 25 Mei 2012. Indikator yang diharapkan tercapai dalam siklus II ini adalah tentang Menentukan Rtotal Rangkaian Gabungan, Mengukur Arus dan Tegangan MasingMasing Resistor Rangkaian Gabungan, dan Hukum Kirchof 1. Kegiatan pada siklus II ini merupakan tindakan dari hasil refleksi siklus pertama yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut adalah pelaksanaan kegiatan siklus II secara terperinci : 1.
Tahap Perencanaan
Secara umum tahap perencanan pada siklus II ini sama dengan siklus I. Perbedaannya hanyalah terdapat tambahan beberapa hal yang didapatkan dari hasil refleksi siklus I, jadi tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini ditetapkan berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, yaitu: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan media virtualab.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 b. Memperbaiki cara mengajar dengan membuat skenario pembelajaran dan membuat instrumen yang lebih mudah untuk difahami siswa dalam pembelajaran misalnya membuat tabel dan menganalisa data berdasarkan data yang keluar dari program virtualab. c. Membuat persiapan mengenai tempat penelitian yang dapat digunakan untuk praktikum yakni di Laboratorium Komputer. Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan yaitu laptop, komputer, LCD, dan program virtualab. d. Membuat Lembar Kerja Diskusi (LKD) sebagai pedoman siswa untuk alur pembelajaran virtualab. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan siklus II dilaksanakan sesuai rencana, yaitu dua kali pertemuan: tanggal 23 Mei dan 30 Mei 2012. Pada pertemuan pertama semua siswa hadir, sedangkan pada pertemuan kedua dua siswa tidak hadir dalam pembelajaran karena sakit. Pada siklus II, topik materi yang digunakan adalah rangkaian gabungan dan hukum I kirchoff. Pembelajaran diamati oleh 4 orang pengamat (observer). Pembelajara pada siklus II ini dilakukan dengan metode eksperimen, diskusi (tanya-jawab), dan ceramah (dengan bantuan power point). Sebelum pembelajaran dimulai, guru menyampaiakan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa setelah pembelajaran dilakukan. Pada siklus II ini, siswa tidak menggunakan LKS tetapi LKD. Sebenarnya materi siklus II ini adalah merupakan pemantapan dari materi pada siklus I, khususya pada materi rangkaian gabungan yang merupakan gabungan dari rangkaian seri dan paralel yang telah dipelajari pada siklus sebelumnya. Selanjutnya, guru mencoba menanyakan kembali konsep-konsep yang telah diperoleh saat pembelajaran pada siklus I. Kemudian hampir semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru, walaupun masih ada siswa yang bergurau. Setelah selesai mengulas materi pada siklus I, guru menjelaskan salah satu contoh penerapan soal rangkaian gabungan. Guru memberikan salah satu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 contoh soal, kemudian dikerjakan bersama-sama dengan siswa. Peran guru disini yaitu membimbing siswa untuk memecahkan contoh soal rangkaian gabungan yang sudah dicantumkan dalam LKD. Contoh soal dikerjakan dengan dua cara yaitu secara perhitungan dengan menggunakan rumus dan secara langsung dengan menggunakan program virtualab. Setelah selesai mengerjakan salah satu contoh soal makan guru memeberikan beberapa latihan soal yang wajib dikerjakan oleh semua siswa. Pembelajaran dilakukan setiap satu soal setelah selesai dikerjakan oleh semua siswa. Pengerjaan soal dan pembahasan tiap satu soal diberi waktu 10 menit. Saat pembelajaran beberapa siswa diminta untuk menjelaskan hasil yang telah diperoleh baik secara perhitungan maupun secara langsung di depan siswa yang lain. Latihan soal yang diberikan ini merupakan soal-soal dari LKS yang disediakan oleh sekolahan. Berikut adalah gambaran animasi flash yang digunakan dan kegiatan diskusi kelompok pada siklus II :
Gambar 4.3. Animasi Virtualab Siklus II Setelah latihan soal dan pembahasan pada rangkaian gabungan dirasa cukup, guru menjelaskan materi kedua yaitu hukum I Kirchoof. Selanjutnya, guru menjelaskan hukum I Kirchoof dengan mempersiapkan contoh latihan soal tentang hukum I Kirchoof yang dijelaskan dengan menggunakan power point. Kemudian setelah selesai menjelaskan hukum I Kirchoof, guru memberikan beberapa latihan soal. Latihan soal yang diberikan ini merupakan soal-soal yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 ada pada LKS yang disediakan dari sekolah, dan sebagian dari soal tersebut dikerjakan dirumah untuk sebagai tugas dan latihan di rumah. Waktu yang dibutuhkan untuk menjelaskan rangkaian gabungan dan hukum I Kirchoof ini adalah 75 menit.
Gambar 4.4. Kegiatan Pembelajaran Siklus II Kegiatan Pertemuan pertama siklus II ini ditutup dengan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa jika ada yang belum dipahami selama 5 menit. Setelah
sesi
tanya-jawab
guru
mempersilahkan
beberapa
siswa
untuk
menyampaikan kesimpulan dari hasil pembelajaran, kesimpulan diambil dari hasil diskusi atau jawaban dari lembar kerja diskusi (LKD). Pertemuan kedua di siklus II berlangsung pada tanggal 30 Mei 2012. Pertemuan ini berisi pendalaman konsep materi pertemuan pertama siklus II dengan cara membahas tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya dan latihan soal-soal. Guru peneliti juga meminta pendapat secara umum kepada siswa mengenai pembelajaran Fisika pada pertemuan sebelumnya, pada kegiatan pertemuan kedua ini diakhiri dengan mengerjakan postest dengan durasi waktu 30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 menit. Sesuai dengan rencana perbaikan pada siklus I, postest pada siklus II ini di awasi dengan seksama oleh pengawas (guru). Setelah itu guru menutup pelajaran kegiatan pembelajaran. 3. Tahap Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan penilaian proses dan pengamatan terhadap aktivitas positif dan aktivitas negatif siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan peristiwaperistiwa yang terjadi dalam pembelajaran yang berlangsung di kelas X.3 tersebut. Dengan pengamatan secara langsung, diharapkan hal-hal yang mungkin tidak teramati oleh guru peneliti dapat teramati oleh observer. Data hasil observasi langsung merupakan data akurat yang dapat dijadikan masukan untuk proses selanjutnya. Data ini diambil oleh 4 pengamat agar hasil pengamatan tidak subjektif. Berikut adalah rangkuman hasil pengamatan yang diperoleh keempat observer di siklus II dibandingkan dengan hasil pengamatan siklus I : Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus II
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Aktivitas + Aktivitas -
Aktivitas + Aktivitas -
OBSERVER 1 (Ilham Cahyadi Prasetyo)
OBSERVER 2 (Wahyu setiawan)
OBSERVER 3 (Disa Nur R S)
Rata-rata
79,23 %
77 %
69,85 %
75,36%
20,77 %
23 %
30,15 %
24,64%
OBSERVER 1 (Ilham Cahyadi Prasetyo)
OBSERVER 2 (Wahyu setiawan)
OBSERVER 3 (Disa Nur R S)
OBSERVER 4 ( Dwi Isworo )
Rata-rata
86,55 %
90,27 %
89,09 %
92,38 %
89,57 %
13,45 %
9,73 %
10,91 %
7,62 %
10,43 %
Data hasil pengamatan aktivitas belajar siklus II memperlihatkan bahwa rata-rata aktivitas positif siswa sebesar naik dari siklus I sebesar 75,36% menjadi 89,57 % di siklus II, sedangkan aktivitas negatif siswa turun dari 24,64% di siklus I menjadi 10,43% di siklus II. Aktivitas belajar positif dan negatif
tersebut
didapatkan dari kinerja dalam kegiatan kelompok atau diskusi kelompok yang meliputi oral activities, visual activities, writing activities, mental activities, dan drawing activities. Berkaitan dengan kemampuan kognitif, peneliti mengambil data dari nilai pre-test dan post-test siswa terlampir dalam lampiran 14.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 Dari data daftar nilai kemampuan kognitif Fisika kelas X.3 siklus II terlihat bahwa rata-rata nilai pretest siswa adalah 50,14 (nilai pretest 30 pada Andarista Bayu Aji, dan 35 pada Arief Ramadhan Pebrianto tetap dihitung, tetapi persentase kenaikan post-test dengan pre-testnya tidak dihitung karena siswa tersebut tidak ikut post-test sebab tidak masuk sekolah dengan keterangan sakit, dan hanya 3 siswa yang dapat mencapai standart ketuntasan sedangkan dalam post-test mengalami kenaikan menjadi 80,30 dengan 6 siswa belum tuntas. Bila dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II ini kemampuan kognitif siswa X.3 meningkat karena pada siklus I nilai pre-test siswa adalah 52,34 dengan 5 siswa dari 35 siswa belum tuntas (belum mencapai nilai KKM 75,00), sedangkan posttest siswa menghasilkan nilai rata-rata 74,06 dengan 18 dari 35 siswa yang belum tuntas dengan persentase kenaikan rata-ratanya sebesar 50,19% dari pre-test ke post-testnya. Jadi untuk kemampuan kognitif siswa pada siklus II ini mengalami kenaikan dibandingkan siklus I, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus II ini dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Secara garis besar, menurut hasil wawancara degan observer tentang hasil catatan lapangan siklus kedua ini adalah sebagai berikut : a. Penyampaian Pembelajaran 1) Diskusi dengan berbantuan virtualab, 1 komputer untuk 3 siswa terlihat lebih aktif dalam kerjasama (diskusi) mengerjakan LKD. 2) Inti pembelajaran siklus II terbilang meningkat, murit yang istimewa (Tidur pada pertemuan sebelumnya) sudah aktif. 3) Ada siswa tidak membaca modul tetapi melihat slide dari power point, sehingga tidak ada masalah dan belum menemukan kekurangan yang fatal dari pembelajaran siklus II. 4) Di dalam modul, nilai R (Resistor) sudah bervariasi. 5) Keadaan laboratorium yang kurang tertata atau komputer kurang mendukung, tetapi dalam pembelajarannya bisa dibilang lancer dan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 b. Program Virtualab 1) Merupakan program inovasi yang bermanfaat untuk menarik perhatian siswa. 2) Progam Virtualab sudah mewakili teori yang sebenarnya dan mewakili praktek riel. 3) Media
virtualab
menggantikan
praktikum
riel
(sebagai
metode
pembelajaran yang lebih baik, animasi dari virtualabnya bisa memotivasi siswa), sehingga siswa mempunyai gambaran nyata dan tahu, jadi tidakhanya berangan-angan saja.
4. Tahap Refleksi Pembelajaran menggunakan media virtualab yang telah dilakukan pada siklus II ini berjalan lebih lancar daripada pembelajaran di siklus I, pada saat pembelajaran dan juga pada saat diberi waktu kesempatan untuk berdiskusi para siswa sudah tidak lagi bekerja secara sendiri-sendiri, mereka mencari jawaban Lembar Kerja Diskusi (LKD) secara kerjasama dengan bantuan arahan dari guru, melalui power point. Siswa yang lebih tahu tentang cara penggunaan media virtualab ini sehingga siswa sudah mempersiapkan pembelajaran dari rumah. siswa menilai bahwa media virtualab ini sangat menarik dapat mengoptimalkan pembelajaran serta menimbulkan motivasi baru. Aktivitas pembelajaran siswa meningkat dan kemampuan kognitif siswa meningkat dari pre-test ke post-test, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran menggunakan media virtualab dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan aktivitas belajar siswa. Karena tujuan dalam penelitian ini telah tercapai yaitu dengan adanya peningkatan kemampuan kognitif siswa dan aktivitas belajar siswa maka guru dan peneliti menghentikan penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 D. Pembahasan dan Pengambilan Keputusan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh beberapa hal diantaranya; pada siklus I siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan, bahkan siswa masih kaget dengan model pembelajaran dengan virtualab yang digunakan meskipun mereka mengaku senang dan dapat memotivasi siswa untuk belajar. Adapun gambaran umum proses pembelajaran siklus I adalah setiap komputer dioperasikan oleh 1 siswa untuk melakukan praktikum dengan menggunakan virtualab dan mengerjakan LKS dari guru. Pada siklus II proses pembelajarannya setiap komputer digunakan oleh 2-3 siswa untuk berpraktikum dengan menggunakan Program Virtualab sesuai dengan LKD dari guru dan mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa. Adapun siswa nampak mulai paham dan terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan sehingga banyak siswa yang sudah mulai berani untuk mengoperasikan atau praktikum sendiri disertai dengan diskusi dengan teman satu kelompoknya maupun guru, bahkan ada siswa yang mulai berani mengemukakan pendapatnya. Peningkatan aktivitas belajar siswa sudah terlihat dari siklus I. Pada siklus II siswa nampak sudah dapat belajar mandiri, mereka banyak yang berdiskusi dengan temannya bahkan hampir yang tidak ada yang bertanya pada guru karena telah paham dengan jawaban guru. Aktivitas belajar siswa dalam dua siklus dapat dilihat dalam Tabel 4.3 berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Tabel 4.3. Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa
PRA SIKLUS
SIKLUS 1
SIKLUS 2
Aktivitas + Aktivitas -
Aktivitas + Aktivitas -
Aktivitas + Aktivitas -
OBSERVER 1 (Ilham Cahyadi Prasetyo)
OBSERVER 2 (Wahyu setiawan)
OBSERVER 3 (Henry Sugiarti. S,Pd)
Rata-rata
22,41 %
37,5 %
40 %
33,30%
77,59 %
62,5 %
60 %
66,70%
OBSERVER 1 (Ilham Cahyadi Prasetyo)
OBSERVER 2 (Wahyu setiawan)
OBSERVER 3 (Disa Nur R S)
Rata-rata
79,23 %
77 %
69,85 %
75,36%
20,77 %
23 %
30,15 %
24,64%
OBSERVER 1 (Ilham Cahyadi Prasetyo)
OBSERVER 2 (Wahyu setiawan)
OBSERVER 3 (Disa Nur R S)
OBSERVER 4 (Dwi Isworo)
Rata-rata
86,55 %
90,27 %
89,09 %
92,38 %
89,57 %
13,45 %
9,73 %
10,91 %
7,62 %
10,43 %
Data perbandingan aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar positif tiap siklus, dari 33,30% pada saat observasi (prasiklus) menjadi 75,36% di siklus I dan 89,57% di siklus II. Sedangkan aktivitas belajar negatifnya semakin berkurang dalam tiap siklus, yaitu 66,70% pada prasiklus menjadi 24,64% di siklus I dan 10,43% di siklus II. Peningkatan aktivitas positif dan menurunnya aktivitas belajar negatif dalam pembelajaran Fisika di kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar selama 2 siklus penelitian tindakan kelas dapat lebih jelas terlihat pada grafik berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Aktivitas Belajar (%)
Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar
Tindakan
Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Penelitian ini juga menghasilkan peningkatan kemampuan kognitif siswa dari pre-test ke post-test dalam tiap siklus. Berikut adalah data kemampuan kognitif siswa dalam 2 siklus : Tabel 4.4. Kemampuan Kognitif Fisika Siswa Pre-test Tindakan
Belum Tuntas
Tuntas
Post-test Nilai rata-rata
PraSiklus
Belum Tuntas
Tuntas
Nilai rata-rata
33
2
42,29
Rata-rata kenaikan pretest dengan postest
Siklus I
30
5
52,34
17
18
74,06
50,19%
Siklus II
32
3
50,14
8
27
80,30
75,27%
Berdasarkan tabel kemampuan kognitif Fisika siswa, dapat diketahui bahwa dalam setiap pre-test jumlah siswa yang tuntas ( nilai > 75 ) lebih sedikit daripada siswa yang sudah tuntas. Akan tetapi setelah dilakukan tindakan berupa pembelajaran praktikum maya atau virtualab terjadi peningkatan yang sangat signifikan, yakni hampir semua siswa tuntas atau jumlah siswa yang tuntas jauh lebih besar daripada siswa yang belum tuntas. Peningkatan kemampuan kognitif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Fisika siswa dalam setiap siklus juga dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang secara lebih jelas dapat dilihat dalam grafik berikut :
Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa 90 74,06
80
80,3 75,27
70 Nilai
60 50
52,34 50,19
50,14
42,29
40
Rata-rata pre test Rata-rata post test
30 20
Rata-rata Kenaikan Pretest dgn Postest (%)
10 0 Pra-Siklus
Siklus I
Siklus II
Tindakan Siklus
Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Berdasarkan grafik tersebut di atsa perbandingan nilai rata-rata siswa terlihat bahwa selalu terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dalam dari pre-test ke post-test dalam tiap siklus. Secara umum dalam tindakan siklus I siswa sudah sedikit lebih tahu tentang materi yang akan diajarkan karena dalam tindakan pra siklus sudah sedikit disinggung sehingga jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas hampir berimbang pada pre-testnya. Tindakan siklus II dilakukan untuk menyempurnakan siklus I dan terlihat siswa sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran sehingga nilai post-test siswa sangat bagus. Berdasarkan pengamatan dari observer, pada pertemuan terakhir siswa sudah merasa jenuh karena dalam dua kali pelaksanaan siklus terjadi di ruang yang sama, dengan konsep pembelajaran yang sama dan media yang sama, ditambah lagi siswa sudah banyak yang menguasai untuk mengoperasikan virtualab, walaupun begitu masih terjadi peningkatan nilai yang signifikan dari pre-test ke post-test. Dari analisis penelitian ini didapatkan keterangan tambahan bahwa siswa akan jenuh apabila dalam pembelajaran tidak dilakukan variasi model pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Secara keseluruhan dalam penelitian ini terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus ke siklus berikutnya dan terjadi peningkatan kemampuan kognitif dari pre-test ke post-test dalam tiap tindakan siklus dilihat dari rata-rata kenaikan pretest dengan posttest, dan penggunaan media pembelajaran dengan virtualab dapat meningkatkan dan menarik perhatian siswa terhadap materi pembelajaran. Dengan model pembelajaran diskusi atau setiap komputer digunakan oleh 2-3 siswa dan penekanan latihan soal-soal dengan berbantuan program virtualab terlihat lebih aktif dibandinkan dengan model pembelajaran yang setiap komputer dipakai oleh satu siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran virtualab dalam meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa di kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar dikatakan berhasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Fisika dengan menggunakan media komputer dengan program virtualab pada materi hukum ohm dan hukum Kirchoof I dapat diterapkan dan meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa kelas X.3 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 semester genap. Peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif Fisika siswa ini dapat terlihat dari hal-hal sebagai berikut. 1. Meningkatnya rata-rata aktivitas positif siswa di dalam pembelajaran, dari 75,36 % di siklus I menjadi 89,57 % di siklus II. 2. Menurunnya rata-rata aktivitas negatif siswa di dalam pembelajaran, dari 24,64% di siklus I menjadi 10,43 % di siklus II. 3. Nilai kemampuan kognitif siswa meningkat dari pre-test ke post-test yaitu : 52,34 menjadi 74,06 di siklus I, dan 50,14 menjadi 80,30 di siklus II 4. Rata-rata kenaikan pretest dengan postest lebih dari 50% yaitu, 50,19 % di siklus I, dan 75,27 % di siklus II. 5. Jumlah siswa yang tuntas (nilai > 75) meningkat dalam tiap siklus yakni dari 5 siswa menjadi 18 siswa di siklus I,dan 3 siswa manjadi 27 siswa di siklus II. B. Saran Berdasarkan hasil temuan dan keterbatasan dalam penelitian ini diajukan beberapa saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan sekolah sebagai berikut: 1. Penggunaan model pembelajaran Fisika dengan menggunakan media komputer dengan Program Virtualab pada materi Hukum Ohm dan Hukum Kirchoof I dapat dijadikan model alternatif bagi sekolah maupun guru karena dengan model ini siswa dapat terlibat secara aktif, meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan kognitif siswa.
commit to user 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 2. Setiap akan dimulai pembelajaran, mengecek kembali semua komputer baik Program Virtualab maupun sound komputer. 3. Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, seorang guru hendaknya selalu aktif dalam melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 4. Pemahaman siswa terhadap materi akan bertambah apabila diberikan aplikasi konsep materi tersebut dalam materi sehari-hari atau diberikan tambahan penyelesaian soal-soal. 5. Merencanakan tindakan ketika listrik padam.
commit to user