JPF | Volume 2 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 127
Peningkatan Pemahaman Fisika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 09 Makassar Jusriani Ringan1), Muhammad Arsyad2), Nurlina3) Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar 1),3) Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar2)
ABSTRAK Masalah utama penelitian ini adalah bagaimana menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMAN 09 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X SMAN 09 Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 09 Makassar sebanyak 34 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama jumlah peserta didik yang mencukupi atau melebihi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 23 orang atau 67,64%. Secara klasikal belum terpenuhi karena nilai rata-rata diperoleh sebesar 69,26%. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 26 orang atau 76,47% telah memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 71,12%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Pemahaman siswa kelas X SMAN 09 Makassar melalui model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw mengalami peningkatan. Kata Kunci: Kooperatif, Tipe Jigsaw, Peserta didik, Pemahaman Fisika
ABSTRACT The main problem of this research is how to apply the Jigsaw cooperative learning model to improve understanding of the X class students of SMAN 09 Makassar . This study aims to improve students' understanding of the jigsaw cooperative learning model to students of SMAN 09 Makassar class X. This research is action research (classroom action research) consisting of two cycles in which each cycle of meetings held 3 times . Procedures include research planning, action, observation and reflection . Subjects in this study were students of SMAN 09 Makassar class X as many as 34 people . The results showed that in the first cycle of the number of students who meet or exceed minimum standards mastery criterion ( KKM ) is 23 people or 67.64 %. Classically not been met because the average value of 69.26 % was obtained. While on the second cycle increased to 26 people, or 76.47 % have fulfilled and the classical KKM are met ie the average value obtained was 71.12 % . Based on the results of the studies mentioned above , it can be concluded that understanding X graders of SMAN 09 Makassar through Jigsaw cooperative learning model has increased. Keywords: Cooperative Learning, Jigsaw Type, Students, Understanding Phisics
I.
dan
PENDAHULUAN Dalam keseluruhan proses pendidikan,
kegiatan belajar mengajar adalah
proses
pokok yang harus dilalui oleh seorang pendidik atau guru. Berhasil tidaknya suatu tujuan
pendidikan
bergantung
kepada
bagaimana proses belajar mengajar dirancang
disajikan.
Tenaga
kependidikan
merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas mengajar,
menyelenggarakan melatih,
kegiatan
mengembangkan,
mengelola dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan (Mulyasa, 2003:99).
JPF | Volume 2 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 128
Salah satu unsur tenaga kependidikan
pemahaman, penguasaan materi serta prestasi
adalah tenaga pengajar yang tugas utamanya
belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan
adalah mengajar. Karena tugasnya mengajar,
penguasaan materi serta prestasi belajar fisika
maka dia harus
semakin tinggi pula tingkat keberhasilan
mempunyai wewenang
mengajar berdasarkan kualifikasi sebagai tenaga
pengajar/guru. Pada mata
pembelajaran. Rendahnya
pemahaman
siswa
berisi deskriptif, biasanya metode yang
partisipasi siswa selama proses pembelajaran
digunakan oleh guru adalah metode ceramah.
berlangsung, siswa kurang memahami materi
Guru dalam
yang disampaikan karena mereka hanya
fisika
ini
menularkan
pengetahua
dan
informasi dengan menggunakan lisan.
berpikir
kreatif
pun
sehingga untuk
duduk, diam dan mendengarkan apa yang
memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain.
mengalami
Untuk mengantisipasi masalah tersebut
hambatan, selain itu metode ceramah ini
berkelanjutan maka perlu dicarikan formula
menimbulkan
pembelajaran yang tepat, sehingga dapat
rasa
siswa
kurangnya
telah dijelaskan oleh guru serta siswa kurang
Dari hal ini dapat dilihat bahwa keaktifan siswa kurang berperan,
karena
pada
pelajara fisika yang sebagian besar materinya
melaksanakan pembelajaran
disebabkan
fisika
bosan
pada
siswa,
sehingga metode ini dirasa kurang
efektif.
meningkatkan keberhasilan
Oleh
belajar
pembelajaran fisika. Para guru terus berusaha
karena
mengajar
itu
dalam
perlu
proses
adanya
pendekatan
pembelajaran yang lebih efektif .
seharusnya
memberikan mencintai
mengerti
stimulus belajar
bagaimana
sehingga
fisika
menerapkan berbagai
model yang bervariasi agar siswa tertarik dan
Dalam proses belajar mengajar guru fisika
menyusun dan
siswa dalam
dan
bersemangat dalam belajar fisika. Salah satunya
dengan
menerapkan
model
siswa
pembelajaran kooperatif, di mana model
lebih
pembelajaran
ini
murid
belajar
dalam
memahami materi yang diberikan oleh guru,
kelompok saling berinteraksi mengemukakan
serta
pendapat, bekerjasama dan bertanggungjawab
mampu
mengantisipasi
kemungkinan muncul kelompok siswa yang menunjukkan
dengan
Hal ini sejalan dengan pendapat Nur
berusaha mengetahui dan mengatasi faktor
Asma (2006:4) pembelajaran cooperative
yang menghambat proses
merupakan “salah satu model pembelajaran di
Keberhasilan
gejala
proses
kegagalan
mencapai tujuan bersama.
belajar siswa. kegiatan
belajar
mana
murid
belajar
dalam
kelompok-
mengajar pada pembelajaran fisika dapat
kelompok kecil saling berbagi ide atau
diukur dengan keberhasilan siswa yang
pendapat dan bertanggungjawab terhadap
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.
pencapaian hasil belajar secara individu
Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat
maupun kelompok untuk mencapai tujuan
JPF | Volume 2 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 129
bersama”.
Pembelajaran
cooperative
Prosedur Penelitian dilakukan dalam
memanfaatkan kecenderungan murid untuk
empat siklus yaitu:
berinteraksi. Sejumlah penelitian
a. Siklus I
dengan
model cooperative menunjukan bahwa dalam
1) Tahap Perencanaan
setting kelas, murid lebih banyak belajar dari
Pada
tahap
awal
dilakukan
satu teman keteman yang lain diantara sesama
Penyusunan
murid dari pada belajar dari guru. Manfaat
pembelajaran (RPP) tentang materi yang
pembelajaran
murid
akan diajarkan dan menyiapkan lembaran
menurut
kerja siswa serta membagi kelompok
dengan
cooperative
hasil
belajar
untuk
rendah
rencana
Lundgren (Nur Asma, 2006:60) antara lain
menjadi
“(a)
mempersiapkan alat eveluasi.
dapat
meningkatkan
motivasi,
(b)
meningkatkan hasil belajar, (c) meningkatkan pemahaman, dan (d) meningkatkan retensi
lima
persiapan
kelompok
juga
2) Tahap Pelaksanaan Proses
pembelajaran
atau penyimpangan materi pelajaran yang
dengan
lebih lama”.
kooperatif tipe jigsaw, masing – masing
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
menggunakan
berlangsung
kelompok
melakukan
pembelajaran
kegiatan
kerja
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
kelompok sesuai dengan lembar kerja
“Apakah pemahaman fisika pada peserta
siswa.
didik kelas X SMA Negeri 09 Makassar dapat
3) Observasi dan Evaluasi
ditingkatkan melalui model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw?
Guru
melakukan
observasi
pada
setiap kelompok untuk mendokumentasi
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
proses,berbagai situasi dan faktor yang
penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan
bisa muncul dan berkembang selama
pemahaman fisika pada peserta didik kelas X
pelaksanaan pembelajaran berlangsung,
SMA Negeri 09 Makassar melalui model
sedangkan pada kegiatan evaluasi siswa
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
mengerjakan soal evaluasi merumuskan rencana tindakan kelas selanjutnya.
II. METODE PENELITIAN
4) Refleksi
Penelitian ini menggunakan metode
Pada tahap ini guru sekaligus sebagai
penelitian tindakan kelas dengan tahapan
observer mengadakan evaluasi terhadap
sebagai berikut: Perencanaan-Pelaksanaan-
proses
Pengamatan-Refleksi.
dilaksanakan.
Hasil
dari
refleksi
pembelajaran Hasil digunakan
yang evaluasi sebagai
telah ini
siklus I selanjutnya akan digunakan untuk
selanjutnya
bahan
perencanaan siklus II dengan tahapan sama
penyusunan dan merencanakan tindakan
dengan siklus I.
berikutnya.
JPF | Volume 2 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 130
b. Siklus II
diharapkan para siswa aktif saling melengkapi
1) Tahap Perencanaan
dan memahami materi yang sedang dipelajari
Pada tahap ini dipersiapkan rencana
di
kelas
dengan
demikian
dengan
tipe
melalui
persiapan pembelajaran yang telah disusun
pembelajaran
tentang suhu dan kalor dan menyiapkan
diharapkan motivasi belajar siswa
lembaran kerja siswa serta mempersiapkan
meningkat.
alat eveluasi
dalam pembelajaran mula-mula menyusun
2) Tahap Pelaksanaan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Aktivitas
yang
ini dapat
dilakukan
Selama
proses
pembelajaran
tentang
berlangsung
dengan
menggunakan
pembukaan
pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
masing-masing kelompok mengerjakan
ingin dicapai sebagai apersepsi dengan cara
lembar kerja dengan bimbingan guru
menghubungkan dengan kehidupan sehari-
kemudian setelah selesai mempersiapkan
hari, membagi kelompok menjadi 5 kelompok
untuk presentasi tiap –tiap kelompok.
belajar, menyampaikan rencana pembelajaran
3) Observasi dan Evaluasi
dengan kooperatif tipe jigsaw tentang alat-alat
Guru
melakukan
observasi
materi
jigsaw
alat-alat
optik
sebagai
pembelajaran
adalah
dengan
pada
optik, menyiapkan LKS,dan menyiapkan
setiap kelompok untuk mendokumentasi
bahan bacaan dan mempersiapkan lembar
proses,berbagai situasi dan faktor yang
observasi
bisa muncul dan berkembang selama
lembar
pelaksanaan pembelajaran berlangsung,
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kepada
sedangkan pada kegiatan evaluasi siswa
siswa. Setiap kelompok asal akan dibagikan
mengerjakan soal evaluasi.
materi yang berbeda-beda. Kemudian, peserta
4) Refleksi
didik yang memiliki materi yang sama
pemahaman tes
menjelaskan
dan
menyiapkan
tentang
model
Pada tahapan ini dilakukan untuk
berkumpul dalam suatu kelompok yaitu
mengumpulkan data dan menganalisa untuk
kelompok ahli untuk mendiskusikan materi
kemudian diambil kesimpulan.
yang telah menjadi tuganya. Setelah peserta didik memahami semua tugasnya maka,
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
peserta didik bergabung kembali dengan anggota kelompok asalnya guna menjelaskan
A. Hasil Penelitian 1.
Tindakan Siklus I Setelah mengetahui permasalahan yang
dihadapi siswa, maka untuk pembelajaran Fisika peneliti mencoba memanfatkan potensi yang dimiliki siswa. Dengan model ini
materi
yang
telah dipahami tadi pada
kelompok ahli. Kemudian mempresentasekan hasil diskusinya. Setiap kelompok harus menyelesaikan (membedakan,
6
kegiatan
pemahaman
menyebutkan,
menjelaskan,
memberikan contoh, menuliskan kembali dan
JPF | Volume 2 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 131
menyimpukan) yang terdapat dalam lembar
bagi
siswa
yang
memiliki
kemampuan
kerja siswa.
akademis tinggi dengan menggunakan model
Pada kegiatan inti guru membagikan
pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw,
buku peserta didik pada kelompok asal
Dengan model ini diharapkan para siswa aktif
dimana materi dalam kelompok ini memiliki
saling melengkapi dan memahami materi
materi yang berbeda-beda. Kemudian, pesera
yang sedang dipelajari di kelas.Ternyata
didik bergabung dengan anggota kelompok
setelah
ahli
sama
kooperatif tipe jigsaw siswa lebih aktif
berkumpul dalam suatu kelompok yaitu
bekerja dengan kelomponya sehingga siswa
kelompok ahli untuk mendiskusikan materi
yang dianggap kurang aktif karena kurang
yang telah menjadi tugasnya. Setelah peserta
percaya diri dan merasa malu untuk bertanya
didik telah memahami semua tugasnya maka,
ada peningkatan dalam pemahaman materi
peserta didik bergabung kembali dengan
yang sedang dipelajari walaupun belum
anggota kelompok asalnya guna menjelaskan
nampak meraih nilai yang diharapkan.
materi
Refleksi
yang
yang
memilik
materi
yang
telah dipahami tadi pada
dicoba
dengan
pembelajaran
kelompok ahli. Setelah itu, guru membagikan
a) Kemampuan guru dalam mengelola kelas
lembar kerja siswa setiap kelompok dan
masih sangat minim hal ini terlihat masih
memberikan waktu kepada setiap kelompok
ditemukannya
untuk mengerjakannya. Untuk mendapatkan
melakukan
pekerjaan
data yang objektif, observasi dilakukan
mengerjakan
evaluasi
bekerjasama dengan Kolaborator (mitra kerja)
diskusi kelompok berlangsung.
peseta
didik
yang
lain
saat
maupun
saat
guru Fisika. Dengan cara mengamati aktivitas
b) Aktivitas peserta didik masih sedikit kaku
siswa selama KBM dengan menggunakan
dengan kurang memberikan respon. Hal
instrumen
ini disebabkan karena
pengamatan
yang
telah
model
belum terbiasa
dipersiapkan, memantau pelaksanaan tes,
mengikuti
pembelajaran
kegiatan penutup perwakilan siswa dari tiap-
cooperative tipe jigsaw yang dilaksanakan
tiap kelompok berusaha untuk menyimpukan
oleh guru di dalam kelas.
materi pelajaran dengan dibantu oleh guru,
c) Saat pembelajaran berlangsung peneliti
pemberian tugas juga dilakukan terutama
belum optimal melaksanakan manejemen
mengenai bahasan listrik statis yang LKS nya
kelas disebabkan jumlah peseta didik
belum tuntas dikerjakan.
melebihi target.
Pemahaman Siswa
d) Dalam kegiatan kerja kelompok, hanya
Setelah mengetahui permasalahan yang
peserta didik yang memiliki kemampuan
dihadapi siswa,maka untuk pembelajaran
yang tinggi yang terlibat aktif dalam
Fisika guru mencoba memanfaatkan potensi
mengerjakan petunjuk yang ada dalam
JPF | Volume 2 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 132
LKS, sementara murid yang tergolong
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam
memiliki kemampuan di bawah, hanya
pembelajaran Fisika pada sub konsep suhu
duduk diam dan mengikuti arus kelompok.
dan kalor dengan menggunakan pembelajaran
e) Peserta didik juga masih malu-malu untuk
kooperatif tipe jigsaw. Waktu pelaksanaan
mempersentasekan
hasil
diskusinya,
observasi adalah pada kegiatan proses belajar
sehingga
didik
lain
mangajar berlangsung, yaitu pada setiap
peserta
sulit
memahami apa yang dipersentasekan.
siklus. Sebagai alat Bantu yang digunakan
f) Waktu pembelajaran berlangsung 10 menit
adalah
lembar
observasi
siswa
yang
lebih lama dari waktu yang direncanakan.
digunakan untuk melihat dan mengamati
Hal ini disebabkan karena guru dalam
aktivitas
kerja kelompok peserta didik lebih banyak
berlangsung.
menjelaskan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Aktivitas dan Sikap Peserta Didik pada Siklus I dan Siklus II
petunjuk
atau
langkah-
langkah yang dilakukan murid pada saat melakukan
tugas
yang
siswa
selama
pembelajaran
diperintahkan
dilembar LKS. 2.
Tindakan Siklus II Pembelajaran diawali sesuai dengan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
yang
sudah dipersiapkan sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu tentang Suhu dan kalor, sarana pendukung yang diperlukan
di
kelas
mempersiapkan
juga
dipersiapkan,
instrumen
untuk
menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan
perbaikan
keterlaksanaan
untuk
rancangan,
menguji
Dari grafik di atas, Bila dilihat secara
pembelajaran
keseluruhan aktivitas siswa kelas X SMAN
dengan menggunakan kooperatif dengan tipe
09
jigsaw.
peningkatan.
Pembelajaran
dilaksanakan
dengan
Makassar
pada
pembelajaran
ada
Pemahaman Siswa
metode kooperatif dengan tipe jigsaw. Pada
Dari
hasil
pembelajaran
dengan
saat pembelajaran berlangsung dilakukan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
observasi terhadap aktivitas siswa sesuai
jigsaw dapat dilihat dari hasil pemahaman
dengan
pada
format
disediakan. melihat
observasi
Observasi
langsung
yang
telah
dilakukan
untuk
berdasarkan hasil observasi ternyata ada
proses
peningkatan dan hubungan siswa yang satu
pelaksanaan
materi
yang
sedang
diajarkan
JPF | Volume 2 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 133
dengan siswa yang lainnya berjalan lancar
suasana yang biasanya ribut dan menyita
tidak ada lagi merasa malu untuk bertanya ke
banyak waktu mulai berkurang.
teman sekelompok ataupun kelompok lain
Proses jalannya diskusi yang sebelumnya
sehingga tingkat pemahamannya meningkat
didominasi oleh siswa yang berkemampuan
karena ada rasa ingi bias dan memahami
tinggi dan egois tidak lagi bekerja sendiri-
dapat dibuktikan dengan hasil observasi pada
sendiri, mereka sudah menyadari tentang
Grafik di bawah ini.
perannya
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Pemahaman Fisika Siswa pada Siklus I dan Siklus II SMA Negeri 09 Makassar
Begitu pula siswa yang selama pelaksanaan
di dalam diskusi kelompok ahli.
siklus I hanya pasif dan sifatnya menunggu sudah mulai aktif. Antusias selama pelaksanaan siklus II mengalami perubahan dari setiap pertemuan, keberanian siswa mengerjakan soal di papan
Berdasarkan
Grafik
diatas
hasil
tulis, keberanian siswa dalam mengemukan
observasi tingkat pemahaman siswa diperoleh
pendapat serta
dari meningkatnya nilai rata-rata siswa pada
bertanya mengalami peningkatan. Hal ini
siklus I sampai siklus II, peningkatan hasil
tidak terlepas dari kesadaran dan tanggung
belajar
jawab yang diberikan masing-masing siswa
nilai
rata-rata
siswa
dalam
keberanian siswa dalam
pembelajaran fisika siklus I sebesar 69,26
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
selanjutnya ada peningkatan yang meningkat
Berperan aktif dalam diskusi pada kelompok
pada siklus II sebesar 71,15 Artinya, pada
ahli maka siswa tidak mengalami masalah
pembelajaran siklus II hasil belajar siswa
ketika melaksanakan diskusi pada kelompok
meningkat dan mencapai standar KKM yang
asal.
telah ditentukan (70)
B.
Pembahasan Berdasarkan temuan penelitian yang di
Refleksi Setelah melakukan tindakan yang keduat
uraikan dalam artikel ini terlihat bahwa
dianggap perlu untuk melakukan refleksi baik
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
segi aktifitas maupun pemahaman baik secara
meningkatkan pemahaman pelajaran fisika
perorangan maupun kelompok. Adapun yang
lebih meningkat setelah dibuktikan dengan
perlu direfleksi diantaranya adalah Kerjasama
hasil
mulai terorganisasi dengan baik sehingga
meningkatnya nilai rata-rata siswa tersebut
kegiatan diskusi kelompok terlihat kompak
sudah mengerti dan faham terhadap materi
dan
duduk
dan merasa bangga percaya diri sehingga
bergabung dengan kelompok ahli sehingga
senang mengikuti pelajaran fisikan dengan
berlangsung
tertib.
Siswa
observsi
dan
dapat
dilihat
dari
nilai baik dan meningkat dan mencapai
JPF | Volume 2 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 134
standar dapat melebihi kriteria ketuntasan
sedang diajarkan sehingga hampir setiap
minimal.
siswa sangat antusias dan aktif dalam kerja
Efektivitas Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw
keaktifan
mengikuti
Perubahan itu sudah sangat baik karena
pembelajaran kooperatif tipe jigsw konsep
merasa sangat senang dan mudah difahami
listrik
penuh
sehingga setiap ada bahasan ataupun soal
proses
yang harus dikerjakan dengan cepat dan aktif
pembelajaran dan mengerjakan soal dengan
lngsung mengerjakannya, kerjasama dalam
tenang serta berbagai ide dan kerjasama
kelompok terlihat sangat efektif karena ada
dengan teman dalam menjawab pertanyaan
kontribusinya terhadap kerja kelompok yang
termasuk katagori baik dan aktivitas siswa
harus dikerjakan kelompok tidak ada waktu
dalam
membuat
untuk bermain – main dan diam membisu
kesimpulan meningkat disebabkan karena
sehingga semua kelompok sangat aktif dalam
keaktifan
kerja
dapat
konsentrasi
dalam
kelompoknya.
dilakukan dalam
praktek
mengikuti
serta
yang
dengan
dalam
sangat
efektif
dalam
kelompok
dalam
mengikuti
mengikuti pembelajaran jika dibandingkan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini
dengan pembelajaran sebelumnya. Dengan
sangan efektif.
dilakukan tindakan pembelajaran mulai dari
Dengan adanya pembelajaran kooperatif
siklus pertama sampai siklus terakhir siswa
tipe jigsaw mereka merasa sangat terbuka dan
pada siswa ada perubahan dibuktikan dengan
sikapnya sangat menyenangkan dibuktikan
sudah beraninya tampil ke depan kelas untuk
dengan setiap kelompok untuk menyimpulkan
memberikan kesimpulan dari materi yang
hasil pekerjaannya ternyata ada peningkatan
diajarkan merasa percaya diri dan berani
dan dikerjakan dalam waktu yang sangat
untuk bertanya karena merasa ada rasa
singkat, mereka bersaing dengan kelompok
keinginan dan harus bias dan faham maka
lainnya karena setiap kelompok yang selesai
terlihat sangat efektif dalam melakukan
dalam waktu yang sangat pendek diberi
kegiatan baik dalam kerja kelompok maupun
penghargaan selain berupa nilai plus juga
ketika menjawab soal – soal sangat aktif
diberi hadiah yang sesuai dengan yang
karena
dengan
dibutuhkan siswa berupa alat tulis menulis
temannya dan dapat bertanya yang dianggap
untuk itu semua siswa bersaing seakan–akan
siswa tersebut sulit untuk dikerjakan sampai
tidak mau terkalahkan oleh kelompok yang
merasa dirinya bisa dan faham tidak ada
lain dengn cara ini dapat meningkatkan dalam
perasaan untuk malu bertanya karena siswa
pembelajaran dan dibuktikan dengan hasil tes
tersebut betul – betul marasa wajib bisa dan
yang sangat membahagiakan baik oleh siswa
harus
maka
itu sendiri ataupu dirasakan oleh guru
apapun dilakukan yang dianggap itu untuk
pengajar pelajaran fisika. Semakin bertambah
meningkatkan
peningkatan terutama sikap yang sangat aktif
mampu
bersaing
berkomunikasi
dengan
temannya
pemahaman
materi
yang
JPF | Volume 2 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 135
tidak lagi bingung dan hanya berdiam diri
Sebelum
proses
ataupu bermain main karena tidak mengerti
berlangsung
seorang
bahasan, sekarang sudah tidak ada
menyampaikan
lagi
3.
pembelajaran peneliti
terlebih
harus dahulu
dampaknya siswa menjadi lebih mengerti dan
kelemahan-kelemahan
pembelajaran,
menyenangkan pada pembelajaran kooperatif
karena proses pembelajaran berlangsung
tipe jigsaw.
ramai dan ribut terutama saat pengaturan kursi dan ini cenderung menganggu kelas lain.
IV. PENUTUP A. Kesimpulan
PUSTAKA
Adapun kesimpulan dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw selama dua siklus yaitu, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan pemahaman pada peserta didik kelas X2 SMA Negeri 09 Makassar. Sehingga model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran pada peserta didik kelas X 2 SMA Negeri 09 Makassar. B.
Saran
1.
Untuk meningkatkan pemahaman fisika
Arikunto, Suharmisi.2013. Dasar-Dasar Arif Sukadi Sadiman. 1946. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. (Cet.I; Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa). Asma Nur. 2006. Kooperatif Learning: Bandung: Alfabeta. Biosanjaya. 2012. Rumus Menghitung Tingkat Keberhasilan, (Online), (http://biosanjaya.blogspot.com/2012/0 1/rumus-menghitung-tingkatkeberhasilan.html), diakses 12 Juni 2013 Chaniago, Amran YS. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
peserta didik, maka diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran
Hartono. 2008. Statistik untuk Penelitian. Pekanbaru : Zanafa.
kooperatif tipe jigsaw sebagai salah satu model pembelajaran dalam pembelajaran
Isjoni. 2010. Kooperatif Learning: Bandung: Alfabeta.
fisika. 2.
Sebagai tindak lanjut menerapkan
jika guru ingin
model
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, diharapkan untuk lebih
mengawasi,
membimbing
mengontrol, siswa
serta dalam
menyelesaikan tugas apalagi dengan jumlah siswa yang banyak.
Khaeruddin. 2009. Metodologi Penelitian. Universitas Muhammadiyah Makassar: Lembaga Perpustakaan dan Penerbitan. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Aditama. Nurhaeni Yani. 2011. Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa
JPF | Volume 2 | Nomor 2 | ISSN: 2302-8939 | 136
Kelas IX Smpn 43 Bandung: Jurnal Penelitian Pendidikan. Nurrahma Eka. 2012. Peningkatan Pemahaman Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah Tongko : Skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar. Riyanto. 2009. Cooperative Learning : Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakata: Pustaka insan madani. Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). (Cet.IX; Jakarta: Bumi Aksara). Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : KENCANA Prenada Media Group. Suprijono, Agus. 2012. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tiro, Arif M. 2007. Dasar-Dasar Statistik. Makassar: Universitas Negeri Makassar. Tim penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Panrita Press Unismuh Makassar. Widodo Tri. 2009. Fisika : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.