PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Putria Maharani (
[email protected]) 1 Yusmansyah2 Shinta Mayasari3
ABSTRACT The purpose of this research was to know the increasing of student’s motivaton by using group guidance service. The research problem was students who have low learning motivation. The research method was pre experiment by using one group pretest and posttest design. The research subjects were 12 students who have low learning motivation. The data analysis was using wilcoxon test. It showed that student’s learning motivation increased 51,18% and Zcount
1Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung Pembimbing Utama Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 3Dosen Pembimbing Pembantu Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 2Dosen
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Dalam hal ini peran guru sangat penting, bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula. Strategi yang diterapkan oleh guru pembimbing maupun guru bidang studi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ialah dengan berbagai macam cara seperti memberikan layanan bimbingan kelompok, bimbingan perorangan (individu), konseling kelompok, memberikan reinforcement, dan lain-lain. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:80) Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber, motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar, dan juga peranan guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa tentunya akan sangat berarti. Dari penjelasan diatas, maka bimbingan kelompok digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar. Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah baik dalam bidang pribadi, social, belajar, dan karir. Di dalam kegiatan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi pada siswa peran pemimpin dan anggota kelompok sangat penting, untuk menciptakan rasa percaya, aman, dan keterbukaan agar siswa mampu mengungkapkan pemikiran dan perasaannya dimana
dinamika
kelompok dapat tercipta, yang berguna dalam penyelesaian atau pemecahan
masalahnya dan mengoptimalkan kemampuannya, dalam hal ini motivasi belajar siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi dalam bimbingan kelompok Motivasi Belajar Menurut (Djaali,2006:101) Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Menurut (Bahri 2002:114) Menyatakan bahwa motivasi belajar adalah perubahan tenaga dari dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan dimana di dalamnya merupakan bagian dari belajar. Dorongan yang timbul untuk mencapai seseuatu yang diinginkan diperoleh dari proses belajar. Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa motivasi sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan meneyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, untuk kemudian melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Unsur yang mendukung dalam motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut Uno (2006:23): a. b. c. d. e. f.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. Adanya penghargaan dalam belajar. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, baik dari dalam (motivasi instrinsik) maupun faktor dari luar (ekstrinsik). Motivasi belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat berguna dalam kegiatan belajar. Motif intrinsik dalam belajar menjadi kuat jika diiringi dengan motif ekstrinsik.
Bimbingan Kelompok Prayitno (1995:61) menjelaskan bahwa Bimbingan kelompok diartikan sebagai upaya untuk membimbing kelompok-kelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri, dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan dalan bimbingan dan konseling. Pendapat ini didukung oleh Wingkel (2004:71) menjelaksan bahwa bimbingan kelompok adalah proses membantu orang perorang dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungannya, selanjutnya dinyatakan bahwa kelompok terbentuk melalui berkumpulnya sejumlah orang. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dapat diartikan suatu proses untuk mencegah timbulnya suatu masalah dan bertukar informasi serta membantu individu dalam mengambil keputusan yang tepat yang di laksanakan dalam kegiatan kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-eksperimental Design One-Group Pretest-Posttest Design. Desain penelitian yang digunakan peneliti dapat digambarkan sebagai berikut:
O1
X
O2
Gambar 3. Pola One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2014:74) Keterangan : O1:
Skala sikap motivasi belajar yang diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
X:
Perlakuan/treatment yang diberikan (layanan bimbingan kelompok) kepada siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah di SMP N 28 Bandar Lampung
O2 : Skala sikap motivasi yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah di SMP N 28 Bandar Lampung, yaitu melihat peningkatan motivasi
belajar sesudah diberi layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan skala pengukuran yang pertama. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 12 siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 yang memiliki motivasi belajar rendah dan diperoleh melalui penyebaran skala motivasi belajar. Prosedur Penelitian Peneliti menyebarkan skala motivasi belajar kepada siswa kelas VIII dengan jumlah 139 siswa untuk melihat siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Dari hasil penyebaran skala, didapatkan 12 siswa memiliki skor motivasi belajar rendah. Kemudian 12 siswa tersebut dijadikan subjek penelitian. Selanjutnya 12 subjek penelitian diberikan layanan bimbingan kelompok sebanyak 3 pertemuan dengan jenis kelompok tugas dan dalam setiap pertemuan diberi tema khusus untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel bebas (independent variable) Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu layanan bimbingan kelompok. b. Variabel terikat (dependent) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.
Definisi Operasional Motivasi Belajar adalah dorongan yang terdapat di dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan karena adanya tujuan. Indikator yang terdapat dalam motivasi belajar yaitu : adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya kebutuhan dalam belajar, adanya cita-cita untuk meraih masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, serta adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. Bimbingan kelompok adalah upaya pemberian bantuan kepada siswa melalui kelompok dengan bertukar informasi serta membantu individu dalam mengambil
keputusan yang tepat, dan juga membantu siswa untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, yaitu : tahap pembentukaan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran.
Uji Persyaratan Instrumen Penelitian Validitas Instrumen Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli (judgment experts). Berdasarkan hasil uji ahli (judgement experts) yang dilakukan oleh 3 dosen Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung, koefisien validitas isi Aiken’s V dari 40 item adalah 0,889, berkaidah keputusan sangat tinggi. Dengan demikian, koefisien validitas skala motivasi belajar ini dapat memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang valid dan instrumen ini dapat digunakan dalam penelitian ini. Reliabilitas Instrumen Untuk menguji reliabilitas instrumen dan mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus alpha menggunakan program SPSS 17. Hasil analisis
reliabilitas yang dilakukan
adalah
skala
motivasi belajar yang di buat memiliki tingkat reliabilitas yakni 0,893. Kriteria reliabilitas instrument ini termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Teknik Analisis data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan uji Wilcoxon dengan menggunakan program SPSS 17. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 28 Bandar Lampung setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok meningkat dibandingkan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok.
Tabel 4.5 Data Hasil Sebelum dan Setelah Layanan Bimbingan Kelompok No Kode Nama AP 1. AR 2. CL 3. CA 4. DF 5. FG 6. FS 7. HA 8. MA 9 MJ 10 RK 11 VA 12 Rata-rata
Pretest 72 83 87 54 74 68 82 64 78 65 90 91 908
Posttest 105 125 133 93 101 98 146 94 106 102 140 129 1322
Dari perhitungan tersebut diperoleh skor akan dibandingkan dengan skor maka
= -3,061 <
Peningkat 33 40 46 39 27 30 64 30 28 37 50 38 412
% 45,8% 48,1% 52,8% 72,22% 36,48% 44,11% 78,04% 46,8% 35,8% 56,9% 55,5% 41,7% 51,18 %
= -3,061, kemudian skor tersebut pada taraf signifikansi 5% atau 0,05,
= 14. Maka Ho ditolak, dan Ha diterima, artinya
motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok meningkat dibandingkan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok sebesar 51,18%. Hasil juga memperlihatkan terdapat faktorfaktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa. Menurut Uno (2006:23) yaitu : Hakikat Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi yang ada ditimbulkan oleh dua faktor. Yaitu, faktor dari dalam diri individu dan faktor dari luar yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:80) Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber, motivasi siswa
yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar, dan juga peranan guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa tentunya akan sangat berarti. Adanya motivasi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan intensitas, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam kegiatan belajar setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Prayitno (1995:178) yaitu :bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, memberikan saran, dan lain sebagainya. Apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bimbingan kelompok membantu siswa saling bertukar informasi, berbagi pengalaman yang menambah wawasannya sehingga akan mampu menimbulkan motivasi dari dalam dirinya untuk terdorong melakukan hal-hal yang akan menuntun siswa mencapai tujuannya. Hal ini terlihat dari sikap yang ditunjukkan siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok yaitu siswa tidak keluar masuk saat pelajaran berlangsung, saling memberikan saran bagaimana mengatur waktu belajar yang baik, berusaha untuk dapat belajar lebih giat lagi, berusaha aktif di dalam kelas dan memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran di dalam kelas. Bimbingan kelompok membantu siswa dalam membangkitkan semangat belajar, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya. Pada layanan bimbingan kelompok siswa saling bertukar informasi, menyampaikan pendapat, membahas permasalahan yang dialami oleh teman-temannya. Dengan proses tersebut siswa mendapat dorongan dari luar untuk meningkatkan motivasi belajar. Selain itu pula siswa juga memperoleh pengalaman-pengalaman dari teman-temannya. Interaksi yang terjadi pada bimbingan kelompok membantu siswa dalam berhubungan social dengan teman-temannya. Kemudian semakin kuat hubungan social yang terbangun, dapat lebih memberikan dorongan positif pada siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Wingkel (1991:451) bahwa proses kelompok yaitu, interaksi dan komunikasi yang dimanfaatkan dalam bimbingan kelompok dapat menunjang perkembangan kepribadian dan perkembangan social masing-masing anggota kelompok. Kesimpulan Dan saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.hal ini ditunjukan dengan adanya skor peningkat setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Saran Adapun saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 adalah: 1. Kepada Siswa Siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah, hendaknya siswa menemui guru Bimbingan dan Konseling untuk meminta bantuan dalam meningkatkan motivasi belajar. Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. 2. Kepada Guru Bimbingan Dan Konseling Kepada guru Bimbingan dan Konseling dapat membuat program layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan bimbingan kelompok penugasan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sebagai salah satu program unggulan di sekolah yang dapat membantu meningkatkan motivasi belajar pada siswa. 3. Kepada Peneliti Selanjutnya Kepada para peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian mengenai masalah yang sama dengan subjek yang berbeda. Daftar Pustaka Bahri. 2002. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Gramedia Dimyati dan Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Uno, Hamzah B. 2004. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Winkel.2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia. Winkel. 1991. Bimbingan Konseling Di Institusi Pendidikan. Gramedia Jakarta.