PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN
DESTI PUJIATI PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. Email:
[email protected]
Abstract: This study aims to improve the social skills of children through the method of role playing in the kindergarten Muhammadiyah University of Purwokerto’s Labschool and to determine the constraints of social skills through role play methods which are given to children.The research method used was action research method. This study was conducted from 4 March to 20 May 2013.. The analysis method of research using qualitative and quantitative approaches. The success of the research is concluded with the analysis using the percentage. Research declared successful if the percentage of social skills assessment> 40 after doing activities with role playing method. In the second cycle, twenty studentshas increased social skills. Highest percentage increase in social skills achieved by the subject Yz, at 96.6%. Role playing learning methods that implemented by teachers with step (1) propose and discuss the situation. (2) prepare a roleplaying, (3) playing (4) reveals the experience ; have done well. The objectives of the research has achieved with the maximum expected. Keywords: Skiil social, role play method, action research
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial anak melalui metode role playing di TK Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang Labschool dan menentukan kendala keterampilan sosial melalui metode role play yang diberikan kepada anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Penelitian ini dilakukan dari 4 Maret - 20 Mei 2013. Metode analisis penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Keberhasilan penelitian ini disimpulkan dengan analisis menggunakan persentase. Penelitian menyatakan berhasil jika persentase keterampilan sosial penilaian > 40 setelah melakukan kegiatan dengan metode bermain peran. Pada siklus kedua, dua puluh anak keterampilan sosial meningkat. Persentase kenaikan tertinggi dalam keterampilan sosial yang dicapai oleh Yz subjek, di 96,6% . metode bermain bermain peran pada pembelajaran yang diterapkan oleh guru mempunyai langkah: (1) mengusulkan dan membahas situasi; (2) menyiapkan sebuah Roleplaying; (3) bermain; (4) mengungkapkan pengalaman;. Tujuan dari penelitian ini telah dicapai dengan maksimal sesuai diharapkan . Kata kunci: kemampuan sosial, metode bermain peran, penelitian tindakan
Pendidikan Anak Usia Dini
individu yang sejak lahir membawa
memiliki peranan penting dalam
berbagai potensi (fisik, psikososial,
pengembangan
bahasa, intelegensi). Potensi yang
sumber
daya
manusia. Anak merupakan makhluk
dimiliki
anak
akan
berkembang 233
Peningkatan Keterampilan… Desti Pujiati
apabila mendapat pengaruh dari
Sejak
lingkungan disekitar anak. Pada usia
seyogyanya
dibelajarkan
ini kemampuan-kemampuan dasar
berani
mampu
manusia
terbangun
perbedaan dalam kehidupan sosial
pondasi
bagi
dan
menjadi
pertumbuhan
dan
perkembangan selanjutnya, termasuk
usia
dan
dini,
seorang
anak untuk
menghadapi
sebagai salah satu modal dasar untuk berinteraksi.
perkembangan moral dan perilaku
Penanaman
berbagai
yang menjadi dasar pembentukan
keterampilan sosial dinyatakan oleh
karakter.
Badan
Hubungan
sosial
Pengkajian
Kurikulum
dengan
Depdiknas (2007) bahwa kompetensi
orang lain merupakan hal yang
anak usia 5-6 tahun untuk aspek
sangat penting bagi anak. Seseorang
emosi dan sosial adalah anak mampu
anak yang tidak banyak memperoleh
berinteraksi dan menunjukkan reaksi
peluang untuk melakukan hubungan
emosi yang wajar, mengenal rasa
sosial akan jauh berbeda dengan
tanggung
anak-anak yang dibiarkan bebas
kemandirian, disiplin dan percaya
melakukan hubungan sosial. Anak
diri (Sidarta, 2009: 1). Pengalaman
yang bebas melakukan hubungan
sosial
sosial akan lebih efektif dalam
kepribadian anak setelah dewasa dan
melaksanakan
juga
hubungan
sosial
jawab,
awal
menunjukkan
sangat
menentukan
mempengaruhi
tingkat
karena ia mampu memilih dan
partisipasi sosial individu dimasa
melakukan perilaku yang tepat sesuai
kanak-kanak
dengan
(Hurlock,
tuntutan
lingkungan.
dan 2004:
masa
dewasa”
256).
Bila
Pendidikan memiliki peran yang
pengalaman sosial pada masa awal
sangat penting di masa kanak-kanak,
menyenangkan akan lebih aktif bila
karena perkembangan kepribadian,
dibandingkan dengan pengalaman
sikap mental dan intelektual dibentuk
yang tidak menyenangkan”.
pada usia dini. Kehidupan anak tidak
Hasil
pengamatan kegiatan
terlepas dari perbedaan, baik antara
pembelajaran dikelompok B TK
individu maupun antar kelompok.
Universitas
Muhammadiyah 234
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Purwokerto
Pembina
Kecamatan
hal
yang
sangat
Kembaran menunjukan bahwa sejauh
bahkan
ini keterampilan sosial anak didik
kekhawatiran, rasa takut, atau malu
masih kurang, selama pembelajaran
yang sangat berlebihan dirasakan
berlangsung
oleh
siswa
memperhatikan
kurang
anak
yang
Kecemasan,
keterampilan
guru,
sosialnya kurang. Hal ini terhadi saat
siswa tidak mau menanyakan hal–hal
anak berada diberbagai situasi sosial.
yang
penjelasan
menakutkan.
mencemaskan
kurang
dalam
Keseharian anak di dalam
mau
rumah dengan kehidupan yang lebih
mengalah dengan temannya, tidak
homogen. Anak bertemu dengan
mau berbagi dengan teman sebaya di
orang tuanya sudah malam karena
kelas, dan ada juga beberapa anak
kesibukan orang tua yang bekerja.
ketika diberi kesempatan maju ke
Keadaan yang demikian membuat
depan kemudian hanya diam, tidak
orang tua selalu memberi fasilitas
mau maju ke depan.
dan segala permintaan anak sebagai
pembelajaran
jelas, anak
tidak
Berkumpul dengan orang lain
pengganti rasa bersalah orang tua
merupakan hal yang tidak dapat
terhadap anak. Lingkungan keluarga
lepas dari kehidupan banyak orang,
yang memberi fasilitas membuat
namun tidak demikian halnya bagi
anak akan lebih nyaman bermain di
anak TK UMP Pembina Kecamatan
rumah dari pada anak harus bermain
Kembaran dengan berlatar belakang
dengan teman sebaya. Inilah faktor
kehidupan
yang
yang
mewah
karena
menyebabkan
keterampilan
sebagian besar orang tua dari anak
sosial anak kurang atau tidak ada
yang
interaksi dengan orang lain.
bersekolah
di
TK
UMP
mayoritas adalah Dosen. Anak-anak
Permasalahan ini berimbas ke
masih susah bertemu, membaur, atau
sekolah yaitu anak masih minta di
melakukan
antar ibu, tidak mau berpisah dengan
bersama
berbagai dengan
aktivitas
orang
lain,
ibu ketika bel sudah berbunyi.
sekalipun hanya untuk berada di
Kejadian lain di kelas ketika KBM
fasilitas umum akan menjadi suatu
berlangsung
yaitu,
ketiak
guru 235
Peningkatan Keterampilan… Desti Pujiati
membagi alat peraga yang tidak
sosial memiliki arti penting dalam
sesuai dengan jumlah anak pada
membentuk hubungan pertemanan
setiap kelompok maka anak-anak
yang positif yang perlu dibelajarkan
masih berebut, egosentris dan tidak
sejak usia dini (Sidarta, 2009: 7). Hal
mau mengalah dengan temannya.
ini senada juga dengan pendapat
Ketika maju ke depan anak merasa
Combs & Slaby yang menjelaskan
cemas dan takut. Anak-anak dengan
”social skill is the ability to interact
permasalahan seperti di atas banyak
with other in a given social context
ditemukan,
in specific ways that are socially
umumnya
anak-anak
mengeluhkan bahwa anak sangat
acceptable or valued and
pemalu, rendah diri, dan memiliki
same time personality beneficial,
kecemasan yang berlebihan saat
mutually beneficial, or beneficial
bertemu dengan orang lain terutama
primarily to other” (Cartledge dan
orang yang baru dikenal, sehingga
Milburn, 1992: 7). Keterampilan
anak takut untuk membaur, dan
sosial
seringkali memilih untuk menyendiri
berinteraksi dengan orang lain dalam
atau menarik diri dari lingkungan
konteks sosial dengan cara-cara yang
sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk
dapat
meningkatkan keterampilan sosial
perilaku
pada anak kelompok B1 melalui
lingkungan
metode bermain peran.
menguntungkan
yaitu
kemampuan
diterima yang
dan
at the
untuk
menghindari
ditolak serta individu
oleh dapat atau
bersifat saling menguntungkan atau Pengertian Keterampilan Sosial Keterampilan
sosial
menguntungkan orang lain. Definisi lain dikemukakan oleh Libet &
merupakan
keterampilan
individu
Lewinsohn
dalam
memulai
ataupun
“social skill as the complex ability
hubungan
both to emit behavior that are
berinteraksi
positively or nsosialvely reinforced,
mempertahankan yang sosial.
positif
dalam
Berbagai
menyatakan
suatu
kajian
bahwa
literatur
menjelaskan
bahwa
and not to emit behaviors that are
keterampilan 236
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
punished or extinguished by other”
bermain memotivasi anak untuk
(Cartledge dan Milburn).
mengetahui sesuatu lebih mendalam
Keterampilan sosial sebagai
dan
secara
suatu kemampuan untuk menilai apa
mengembangkan
yang sedang terjadi dalam suatu
Melalui
situasi sosial, keterampilan untuk
menstimulasi
merasa
menggunakan
dan
dengan
tepat
spontan
anak
kemampuannya. bermain,
anak
indera,
belajar otot-otot,
menginterprestasikan tindakan dan
mengkoordinasikan penglihatan dan
kebutuhan
di
gerakan, memperoleh penguasaan
kelompok bermainan, kemampuan
tubuh, dan memperoleh keterampilan
untuk membayangkan bermacam-
baru.
macam
mengeksplorasi
dari
anak-anak
tindakan
yang
Bermain
peran
adalah
hubungan
memungkinkan dan memilih salah
manusia
satu yang paling sesuai (Yuliani,
memperagakannya
2011: 73). Keterampilan sosial anak
mendiskusikannya sehingga secara
diantaranya
1)
bersama-sama dapat mengeksplorasi
membantu anak mempelajari cara
perasaan, sikap, nilai, dan berbagai
menyesuaikan diri dengan anak dan
strategi
orang dewasa lain dan menjalin
(Mulyasa, 2012: 173). Pendidikan
hubungan baik dengan guru; 2)
anak usia dini sering dihadapkan
membantu anak mempelajari cara
pada berbagai masalah, baik dalam
membantu
dan
bidang
pengembangan
peduli
melalui
menyangkut
sebagai
orang
mengembangkan
berikut:
lain sikap
dengan
antar
dan
pemecahan
(George S. Morrison, 2012 : 235).
sosial.
Bermain Peran
METODE PENELITIAN
Kegiatan
masalah
ataupun hubungan
di
Penelitian ini menggunakan
Taman Kanak-kanak mengutamakan
metode penelitian tindakan (Action
bermain sambil belajar dan belajar
Research).
seraya
digunakan
bermain.
Pembelajaran
cara
Secara
alamiah
Penelitian untuk
tindakan
meningkatkan 237
Peningkatan Keterampilan… Desti Pujiati
kecerdasan kinestetik. Kecerdasan
yang ada. Terdapat dua siklus dalam
kinestetik melalui kegiatan bermain
penelitian ini, setiap siklus terdapat
peran dirancang oleh peneliti yang
sepuluh kali pertemuan. Tahapan
terdiri
tahapan,
kegiatan bermain peran dalam proses
langkah-
pembelajaran yang dilakukan di TK
dari
sehingga
beberapa
didapatkan
langkah
kegiatan
Penelitian
ini
pemberian
siklus.
pembelajaran.
dilakukan
dengan
Setiap
siklus
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto, dibagi dalam beberapa tahapan: menetapkan
mempunyai empat kegiatan utama,
tujuan,
yaitu (1) perencanaan; (2) tindakan;
diperankan anak berkenaan dengan
(3) pengamatan; dan (4) refleksi.
tema sosial, membuat skenario peran
cara
memilih
tema dan
cerita
untuk
Penelitian ini menganalisis
serta menetapkan bahan dan alat
meningkatkan
yang
keterampilan
diperlukan.
Instrumen
sosial pada anak TK Universitas
pengumpulan data yang digunakan
Muhammadiyah
dalam penelitian tindakan ini yaitu
Purwokerto
kelompok B1 pembina kecamatan
observasi,
catatan
kembaran. Subjek dalam penelitian
wawancara
dan
ini adalah peserta didik kelompok B1
penelitian.
Untuk
tahun pelajaran 2012/2013 dengan
prosentase
jumlah 20 orang yang terdiri dari 9
mendiskusikan
perempuan
sekolah
dan
11
laki-laki.
lapangan, dokumentasi mencapai
keberhasilan,
dan
peneliti
dengan
kepala
kolaborator
untuk
perbaikan
dan
Observasi awal dilakukan pada bulan
mengadakan
maret 2012 dan penelitian dilakukan
melanjutkan tindakan pada siklus II
pada bulan Maret 2013 sampai Mei
untuk mencapai keberhasilan 40%
2013 .
berdasarkan Bermain
peran
dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan
kolaborator
kesepakatan (Suharsimi
dengan Arikunto,
2009: 34).
sosial anak TK. Pemberian kegiatan bermain
peran
dilakukan
secara
bertahap sesuai dengan prosedur 238
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
HASIL DAN PEMBAHASAN
peningkatan belum sesuai dengan
Tahap
prosentase keberhasilan.
awal
penilaian
penelitian
pra
diadakan
tindakan
guna
kemampuan
awal
peningkatan keterampilan sosial pada
keterampilan sosial peserta didik
setiap peserta didik. Peneliti bersama
dengan mengamati kegiatan bermain
kolaborator
peran
pra
pengamatan pada siklus II. Peserta
tindakan, kegiatan bermain belum
didik sudah sampai pada tahap
pernah dilaksanakan di TK. Hasil
kemahiran.
mengetahui
peserta
didik.
Pada
Pada
siklus
II
terdapat
mendiskusikan
Sehingga
hasil
penelitian
150 Pra Tindakan Siklus 1
100 50 0 Rf Zk DI Ff Ar Ip Gh Hk Hf Fr Rfl Ay Nty Yz EI Rv Ty Ns Ze Fh
Gambar 1 Diagram Presentase Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
pengamatan
perkembangan
keterampilan
sosial
selama
penelitian.
peningkatan
keterampilan
didik
melakukan
adalah diagram keterampilan sosial setiap anak pada setiap aspek selama
Pada siklus I sudah terdapat
Peserta
berakhir pada sikllus II. Berikut
sosial.
Perkembangan keterampilan
mampu
sosial peserta didik setelah diberi
keterampilan
tindakan pada siklus I sudah terdapat
sudah
kegiatan
penelitian:
sosial. Peneliti bersama kolaborator
peningkatan
mendiskusikan untuk melanjutkan
Pada pembahasan setiap anak pada
penelitian ke siklus II agar peserta
setiap aspek selama setiap peserta
didik
didik
menjadi
mahir
melakukan
keterampilan
mengalami sosial.
sosial.
peningkatan
keterampilan sosial melalui bermain
keterampilan
Penelitian
peran. Karena di siklus pertama
dilanjutkan ke siklus II dilakukan 239
Peningkatan Keterampilan… Desti Pujiati
untuk meningkat keterampilan sosial
orang tuanya di rumah. Yz anak yang
peserta
sopan
didik
akan
lebih
baik.
Yz
selalu
menghargai
Berdasarkan pembahasan setiap anak
pendapat teman, bermain bersama di
pada setiap aspek selama, maka
sekolah, sabar menunggu giliran,
dapat disintesakan temuan penelitian
selalu mengalah jika ada temannya
sebagai berikut:
yang kurang bersahabat di sekolah.
1. Nilai tertinggi didapatkan oleh Yz
Situasi keluarga (ayah, ibu, saudara,
Yz melalui lembar observasi
adik, kakak, serta famili) sangat
hasil kolaborator antara guru dan
berpengaruh terhadap keberhasilan
peneliti memperoleh nilai tertinggi
anak dalam keluarga (Djaali, 2011:
pada penelitian ini. Nilai yang
99). Pendidikan orang tua, status
diperoleh Yz berbeda sangat jauh
ekonomi,
rumah
dengan
persentase
hubungan
nilai
terendah.
Selama
kediaman, orang
tua,
perlakuan berlangsung Yz terlihat
perkataan dan bimbingan orang tua
lebih aktif dan dapat memahami
mempengaruhi
aturan yang diberikan guru. Yz
belajar anak.
merupakan anak yang mandiri dan
2. Nilai terendah didapatkan oleh Hk
pintar secara akademik. Ayah Yz
Berdasarkan hasil observasi
merupakan seorang Apoteker dan
antara kolaborator dan peneliti Hk
ibunya
merupakan
peserta
didik
mempunyai
nilai
terendah.
seorang
keseharian mencari
Dosen
orang
nafkah
sehingga
tuanya
hasil
yang Hk
keluarga,
merupakan anak angkat dari seorang
selain itu Yz mempunyai 1 adik yang
guru. Hk dibesarkan oleh pakdhenya
masih kecil sehingga Yz terlatih
selaku
menjadi
mandiri.
kandungnnya sudah meninggal. Hk
Kesibukan orang tua membuat Yz
sering mencari perhatian di sekolah
belajar sendiri di rumah, Yz jarang
dengan cara masuk kekolong meja,
keluar rumah Yz hanya bermain
duduk di meja pada saat kegiatan
dengan
pembelajaran.
anak
adiknya
untuk
sibuk
pencapaian
yang
di
rumah
dan
seorang perawat yang disediakan
ayah
angkat,
Hk
orang
tua
sering
diperlakukan kasar oleh gurunya, 240
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
meskipun begitu tetap tidak ada
kasar.
perubahan sikap yang baik. Hk
menggunakan
kurang kasih sayang dari orang tua.
ketika di rumah tetapi Ze tetap tidak
Hk di tinggalkan kedua orang tuanya
mau menuruti nasehat kolaborator.
ketika
Peneliti
Hk
masih
bayi.
Hk
Dinasehati
supaya
bahasa
merasa
tidak
sehari-hari
kesulitan
ketika
membutuhkan waktu lama agar dapat
proses pembelajaran bermain peran
bersosialisasi dengan orang baru. Hk
dengan bahasa yang baik. Akhirnya
juga tidak sabar menunggu giliran
teman di kelas merasa terganggu.
ketika mengantri cuci tangan. Dalam
Ketika
kegiatan
gurunya
Hk
juga
tidak
mau
mendapat Ze
instruksi
dari
tidak
mau
menyelesaikan perannya. Hk sering
mendengarkan, Ze hanya bercanda
mengganggu
dengan temannya.
temannya
ketika
pembelajaran berlangsung. 3. Ze
SIMPULAN Hasil
dan
Berdasarkan hasil penelitian
kolaborator Ze adalah anak yang
yang telah diuraikan terdapat adanya
pintar
peningkatan keterampilan sosial di
secara
kurang dalam
dari
peneliti
akademik. tingkah
Tetapi
laku
Ze
TK
Universitas
Muhammadiyah
terbiasa di rumah dengan bahasa
Purwokerto
yang keras dan kasar seperti dipasar.
Kembaran yang dilakukan melalui
Ze tinggal bersama budhenya, ayah
bermain
dan ibunya tinggal jauh dari rumah.
keterampilan
Jika diajak komunikasi Ze sering
melalui
menggunakan kata-kata yang bukan
dengan sepuluh tindakan dengan
bahasa
menggunakan
tema yang berbeda. Bermain peran
bahasa rumah sehari-hari. Dalam
yang diterapkan dalam pembelajaran
kegiatan
memberikan warna lain dalam proses
anak.
Ze
pembelajaran
Ze
pun
Pembina
Kecamatan
peran.
Peningkatan
sosial
kegiatan
dilakukan
bermain
bahasa,
peran
menggunakan bahasa kasar. Setelah
pembelajaran
peneliti telusuri ternyata di rumah
dalam
sudah terbiasa dengan bahasa yang
sosial anak, ini terbukti efektif dan
peningkatan
terutama
keterampilan
241
Peningkatan Keterampilan… Desti Pujiati
berdampak
positif
bagi
perkembangan kemampuan berbicara
Jamak. Jakarta: PT Indeks, 2010.
di Taman Kanak-kanak Universitas Muhammadiyah Purwokerto dimana terdapat
peningkatan
yang
signifikan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Depdiknas, UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Erlangga, 2003. Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. G. Cartledge dan Milburn. Teaching Social to Children. New York: Perganon, 1992. Hurlock, Elizabeth. (2004) Perkembangan Anak Jilid 1 (terjemahan oleh Meitasari Tjandrasa dan Muchlisoh Zakarsih). Jakarta: Erlangga, 2004. Kusmayadi, Ismail. Membongkar Kecerdasan Anak: Mendeteksi Bakat dan Potensi Anak. Jakarta: Gudang Ilmu, 2011. Mulyasa. Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2012. Morrison, George S. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks, 2008. Sujiono, Yuliani Nurani. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan 242