PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V MI AL-FALAH JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh ANI NURHANIPAH NIM. 809018300745
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai kholifah di muka bumi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan kepada ummat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada ummat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman. Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul "Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dra. Nurlena Rifai, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 2. Bapak Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 3. Fauzan, MA, selaku Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kependidikan, beserta stafnya yang telah memberikan rekomendasi kepada penulis untuk melaksanakan penelitian; 4. Dr. Iwan Purwanto, M. Pd sebagai pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan nasehat, saran dan kritik yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini;
i
5. Ayah dan Ibuku Tersayang, Adik dan kakakku tercinta, yang tiada hentinya memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas doa dan dukungannya; 6. Sahabat-sahabat PGMI Program Kualifikasi S1 angkatan 2013, tanpa kalian sulit bagi penulis untuk melangkah sampai sejauh ini, tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain terima kasih buat kalian semua. Penulis menyadari, dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis memohon kepada semua pihak untuk memberikan saran dan nasehat demi perbaikan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga jasa baik yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Amin. Jakarta, Juli 2013
Ani Nurhanipah
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .........................................................................................i DAFTAR ISI ……………………………………………………………..........iii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………...v DAFTAR BAGAN....…………………………………………………….........vi DAFTAR GRAFIK.…………………………………………………………...vii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………viii ABSTRAK …………………………………………………………………......ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6 D. Perumusan Masalah ........................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 BAB II KAJIAN TEORETIK A. Hakikat Hasil Belajar………..............................................................8 B. Hakikat Metode Role Playing ...........................................................11 C. Hakikat Pendidikan IPS…………………………………………….18 D. Penelitian yang Relevan…………………………………………….22 E. Kerangka Berpikir…………………………………………………..23 F. Hipotesis Tindakan ………………………………………………...24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian …………………………….25 B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian.…………………………………………………………...25 C. Peran Peneliti dalam Penelitian…..…………………………………27 D. Tahapan Intervensi Tindakan.………………………………………28
iii
E. Hasil Intervensi yang Diharapkan.………………………………...29 F. Data dan Sumber Data.....................................................................30 G. Instrumen-instrumen Pengumpulan data yang digunakan...............30 H. Teknik Pengumpulan Data...............................................................32 I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi..........................................32 J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis....................................32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Madrasah .………………………………………34 B. Deskripsi Hasil Penelitian….……..………………………………...38 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………….……………………………………...56 B. Saran ………………………….……………………………………56 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................58 LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1
Kisi-kisi Observasi
31
TABEL 2
Kisi-kisiWawancara
31
TABEL 3
Data SaranadanPrasarana
38
TABEL 4
KeadaanMurid
39
TABEL 5
Keadaan guru/tatausaha/pesuruh
40
TABEL 6
HasilObservasiSiklus I
45
TABEL 7
HasilAnalisis N-Gain SiklusI
46
TABEL 8
HasilObservasiSiklus II
50
TABEL 9
Hasil Analisis N-Gain Siklus II
52
TABEL 10
PerbandinganN-GainSklus I terhadap Siklus II
54
v
DAFTAR BAGAN
Halaman
Kerangka Pikir
………………………………………………24
Bagan Siklus PTK
………………………………………………27
vi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Hasil Persentase N-Gain Siklus I
47
Grafik 2. Hasil Persentase N-Gain Siklus II
53
Grafik 3. Perbandingan N-Gain Siklus I dan II
56
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
PedomanWawancara
Lampiran 2
PedomanObservasi
Lampiran 3
Pedoman Analisis N-Gain Siklus I/II
Lampiran 4
HasilWawancara
Lampiran 5
HasilObservasiSiklus I
Lampiran 6
HasilObservasiSiklus II
Lampiran 7
HasilAnalisis N-Gain Siklus I
Lampiran 8
HasilAnalisis N-Gain Siklus II
viii
ABSTRAK
ANI NURHANIPAH, 2013."Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur.” Penelitian ini berdasarkan permasalahan: Apakah Metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Kelas V MI AlFalah? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode Role Playing (bermain peran) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V MI Al-Falah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan, penelitian dilakukan dalam dua siklus dengan dua kali pertemuan. Pertemuan dari setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing (bermain peran) pada matapelajaran IPS di MI Al-Falah dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa mencapai 46% pada siklus ke II yang melebihi ketuntasan minimal 75% dan untuk hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata NGain 0,77 (kategori tinggi) lebih besar dari hasil rata-rata N-Gain Siklus I yaitu 0,29. Peningkatan hasil tersebut didukung oleh penggunaan metode Role Playing dengan proses pembelajaran yang efektif. Saran dalam penelitian ini adalah bagi sekolah untuk mendorong guru dalam proses belajar mengajar pembelajaran IPS di sekolah dengan menggunakan metode Role Playing, bagi guru sebagai alternatif untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan metode Role Playing, dan bagi siswa sebagai upaya peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPS dengan metode Role Playing.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Role Playing
ix
ABSTRACT
ANI NURHANIPAH, 2013. "Improving Student Learning Outcomes Methods Through Role Playing At Learning Social Class V MI Al-Falah East Jakarta . " This study is based on the problem: Is Role Playing method can improve student learning outcomes in social studies class V MI Al-Falah? Purpose of this study is to investigate the application of the method Role Playing in an effort to improve student learning outcomes in social studies class V MI Al-Falah . This study uses action research method, the study was conducted in two cycles with two meetings. Meeting of each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. Objectives of this study were fifth grade students of Al-Falah Islamic elementary schools. Data was collected through testing and observation sheet teaching and learning activities. Conclusions from this research is learning by using Role Playing in the IPS lesson in MI Al-Falah can improve student learning outcomes are characterized by increasing student mastery of 46% in the second cycle to the minimum completeness exceeds 75 % and for the second cycle of learning outcomes gained an average of 0.77 N-Gain (high category) greater of the average yield of N-Gain Cycle I is 0.29. Improved results are supported by the use of role playing with an effective learning process. Suggestions in this study is for schools to support teachers in the process of learning social studies teaching and learning in schools by using role playing, for teachers as an alternative to determine the improvement of student learning outcomes in social studies learning with Role Playing methode, and for students as an effort to improve learning outcomes in learning Role Playing IPS method .
Keywords : Learning Outcomes , Methods Role Playing
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik
potensi
agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab”.1 Dengan memperhatikan isi dari Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang guru memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri.
Jika seorang seorang guru
mengembangkan
potensi perta didik
atau
pendidik tidak berhasil
maka negara itu tidak akan maju,
sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia saat ini memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya harus dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Peningkatan mutu atau kualitas pendidikan, tentunya berkaitan erat dengan siswa, guru, sistem pendidikan, metode yang dilakukan, orang tua, dan lingkungan. Lembaga pendidikan merupakan wadah para siswa untuk menggali ilmu pengetahuan, salah satu faktor penting yang dapat 1
Abd. Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan (Jakarta: UIN FITK Press, 2010), cet.ke-1, hlm. 6
1
2
mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut. Bagi seorang siswa, pendidikan sangatlah penting untuk masa depannya. Namun demikian, pada kenyataannya banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengerti tentang pelajaran yang mereka hadapi, atau ada pula yang memang acuh tak acuh selama proses belajar berlangsung. Hal ini merupakan ujian terpenting bagi seorang guru. Oleh
karena itulah hasil belajar hendaknya ditanamkan pada diri
siswa agar dengan demikian ia dengan senang hati akan mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanamkan pada diri siswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik, siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya dikemudian hari. Halhal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan sekolah misalnya indikator dalam belajar, guru disamping mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang diajarkannya. Banyak siswa dalam pembelajaran yang kurang tertarik, tidak termotivasi belajar, minat belajar rendah, malas dan sebagainya, hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa menurun. Oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar dan hasil belajar memuaskan. Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Berhasil tidaknya belajar mengajar tentu melibatkan banyak faktor pendukung, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana seorang pendidik (guru) dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengajar di kelas serta penguasaan materi pelajaran. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang maksimal, yang bisa membuahkan hasil belajar yang maksimal hanyalah kegiatan belajar aktif.
3
Selama ini kegiatan pembelajaran di sekolah cenderung masih menggunakan metode ceramah, begitu juga dalam pembelajaran IPS. Hal ini dapat mengakibatkan pembelajaran IPS menjadi pembelajaran yang membosankan dan menjenuhkan. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya media pendidikan yang di gunakan guru agar pembelajaran IPS menjadi menarik bagi siswa dan dapat menumbuhkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar. Metode mengajar yang tepat sangat berperan dalam membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Bahkan siswa akan semakin bersemangat dan merasa senang untuk belajar bila metode mengajar guru sangat menarik dan mudah dipahami. Sebaliknya bila metode yang digunakan tidak menarik, sukar dimengerti justru membosankan bagi siswa. Tiap
usaha
mengajar
sebenamya
ingin
menumbuhkan,
mengembangkan dan menyempurnakan pola tingkah laku tertentu dalam diri peserta didik, yang dimaksud pola tingkah laku adalah kerangka dasar dari sejumlah kegiatan yang lazim dilaksanakan manusia untuk bertahan hidup dan untuk memperbaiki mutu hidupnya dalam situasi nyata. Kegiatan itu bisa berupa rohani, misalnya mengamati, menganalisa, menilai keadaan dengan daya nalar. Bisa juga berupa kegiatan jasmani yang dilakukan dengan tenaga dan keterampilan fisik. Disamping menumbuhkan dan menyempurnakan pola tingkah laku, pengajaran juga menambahkan kebiasaan kesiapsiagaan dalam diri untuk menyiapkan atau melakukan yang sama atau serupa atas dasar yang lebih mudah, tanpa mengatur/memboroskan tenaga. Kebiasaan akan timbul justru apabila kegiatan manusia baik di bidang rohani maupun jasmani dilakukan berulang kali dengan sadar dan penuh perhitungan. Pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah, guru sering menggunakan model pembelajaran ceramah, dimana siswa mendengarkan guru yang memberi penjelasan tentang materi pembelajaran. Akan tetapi, model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar karena siswa pasif mendengarkan dan bertanya sekali-sekali. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat
4
pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan. Aktivitas dalam pembelajaran di kelas sangat penting.
Apalagi
dikaitkan dengan motivasi siswa sehingga belajar seharusnya menyenangkan bagi siswa, ini adalah dasar untuk menjadikan belajar sebagai kebutuhan. Guru mengemban kewajiban agar siswa beraktivitas dalam proses pembelajaran, bila aktivitasnya baik maka kemungkinan siswa bosan dan jenuh menjadi berkurang. Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, aktivitas
peneliti berpendapat
bahwa
siswa di MI Al-Falah dalam pembelajaran IPS sangat kurang.
Dalam hal ini peneliti mengungkapkan
bahwa
aktivitas
belajar siswa
masih jauh dari pengertian aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti Paul D. Dierech dalam Oemar Hamalik, mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diamati dari dua sisi, yaitu tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru. Pemahaman seorang siswa berhubungan dengan daya serap seorang siswa dalam pembelajaran. Daya serap siswa adalah kemampuan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu, untuk bertindak dalam menyerap pelajaran oleh setiap siswa. Salah satu kendala dalam proses pembelajaran di sekolah adalah adanya perbedaan daya serap individual diantara anak yang satu dengan anak yang lainnya walaupun dalam lingkungan dengan umur yang sama dan kelas yang sama, yang pada akhirnya mengakibatkan hasil belajar kurang memuaskan. Saat ini masih banyak dijumpai seorang guru dengan gaya mengajar yang konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi seorang siswa itu sendiri. Artinya seorang guru masih mendominasi dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Hal ini menjadikan banyak siswa yang pasif dalam mengikuti
5
proses pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi dan terkadang mengharuskan guru untuk mengulang materi pembelajaran sebelumnya. Metode mengajar yang tepat sangat berperan dalam membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan. Bahkan siswa akan semakin bersemangat dan merasa senang untuk belajar bila metode mengajar guru sangat menarik dan mudah dipahami. Sebaliknya bila metode yang digunakan tidak menarik, sukar dimengerti justru membosankan bagi siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial seringkali guru kurang memahami segi-segi perencanaan pembelajaran maupun metode yang dipakai, sehingga terjadi kurang maksimal
dalam
proses
pembelajaran.
Dalam
penyampaian
materi
pembelajaran harus memperhatikan metode atau model pembelajaran apa yang akan digunakan. Bermain peran (Role Playing) merupakan “salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.”2 Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif. dan menginterprestasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilainilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah. Dengan demikian perlu dipilihkan model pembelajaran sesuai dengan materi ajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penguasaan konsep belajar dapat membantu siswa untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berangkat dari hal tersebut penulis akan mengadakan 2
E.Mulyasa. Majemen Berbasis Sekolah. Konsep Strategis dan Implementasi. Bandung, 2002. Remaja Rosdakarya. hlm.145
6
penelitian tentang "Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah”.
B. Identifikasi Masalah Setelah latar belakang masalah diuraikan maka penulis mengambil beberapa hal yang harus diperhatikan yang menjadi sumber masalah diantaranya adalah: 1. Kurang maksimalnya guru dalam memahami segi-segi perencanaan pembelajaran dan metode; 2. Guru kurang menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan; 3. Penggunaan
metode
ceramah
dalam
pembelajaran
IPS
kurang
mendapatkan hasil yang maksimal; 4. Hasil belajar belum memuaskan 5. Kurangnya aktivitas dan motivasi siswa dalam pembelajaran
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas penulis membatasi yaitu: Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode role playing di MI Al-Falah.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan judul penelitian yang ada maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah Metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Kelas V MI AlFalah?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode Bermain Peran (Role Playing)dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V MI. Al-Falah.
7
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai salah satu bentuk pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang pendidikan IPS sehingga metode Role Playing dapat dijadikan sebagai landasan/pedoman
berpikir
bagi
pengembangan
ilmu
pengetahuan
selanjutnya. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa Diharapkan dari hasil penelitian ini siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal. 2. Bagi Guru Dapat memberikan informasi pada guru tentang penerapan model pembelajaran bermain peran (role playing) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Serta hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi bagi guru-guru yang lain untuk mau melaksanakan model-model pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan sumbangan
pemikiran
terutama
meningkatkan hasil belajar siswa.
berkaitan
dengan
upaya
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil Belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum”.1 Gagne membagi lima kategori hasil belajar, “yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris”.2 Menurut Djamarah dan Zain, “hasil belajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara material-subtansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior.”3 Perubahan perilaku tersebut tampak dalam penguasaan pada polapola tanggapan (respon) baru terhadap lingkungannya yang berupa keterampilan (skill), kebiasaan (habit), sikap atau pendirian (attitude), kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), emosi (emotion), apresiasi (appreciation), jasmani dan etika atau budi pekerti, serta hubungan sosial.4 Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
1
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001, hlm. 22 2 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2006, hlm. 11 3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2006, hlm.11 4 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta, Bumi Aksara, 2008, hlm.15
8
9
psikomotorik. Memahami pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, adapun faktor-faktor itu digolongkan sebagai berikut: a. Faktor Internal Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan sebagainya. Faktor internal disebut juga faktor pada organism (siswa). Muhibbin Syah menyebutkan bahwa “yang termasuk faktor internal adalah aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis mencakup kondisi tubuh siswa termasuk organ tubuh dan kondisi alat indera. Sedangkan aspek psiologis banyak sekali macamnya tetapi yang esensial antara lain kecerdasan (intelegensi), sikap, bakat, minat dan motivasi siswa”.5 b. Faktor Eksternal Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. 5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2009, cet.ke-7, hlm.133-136
10
1. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Contoh: kebiasaan yang diterapkan orangtua siswa dalam mengelola keluarga (family management practices) yang keliru, seperti kelalaian orangtua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. 2. Lingkungan non sosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.6
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) “Faktor pendekatan merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran”.7 Pemilihan metode dan media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang menjadi objek pembelajaran. Untuk memilih model pembelajaran tidak boleh sembarangan, banyak faktor yang mempengaruhinya dan perlu pertimbangan. Hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lainnya sangat erat kaitannya dan bersifat saling mendukung. Dalam faktor internal terdapat faktor psikologis dan fisiologis siswa yang didukung faktor eksternal dan pendekatan belajar. Oleh karena itu lingkungan yang merupakan bagian dari faktor eksternal dan metode belajar yang
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008, cet.ke-14, hlm.137-138 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,….,hlm.132
11
merupakan bagian dari pendekatan belajar perlu diperhatikan dengan seksama dalam penerapannya. Hal ini dimaksudkan agar hasil belajar yang akan dicapai dapat diperoleh dengan maksimal. 3. Penilaian Hasil Belajar Penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan metode Role Playing adalah: Tes. Menurut Arikunto, Tes merupakan “suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan”. 8 Dalam penelitian ini penilaian yang digunakan adalah test Formatif (pre test dan post test). “Test Formatif dari kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif, maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir”.9 a. Pre test dengan menggunakanTes Lisan (tanya jawab) sebelum pembelajaran. b. Post test dengan menggunakan Tes Lisan (tanya jawab) sesudah diterapkannya metode Role Playing.
B. Hakikat Metode Role Playing (Bermain Peran) 1. Pengertian Metode Dari segi bahasa, metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan” atau “cara”. Metode adalah cara mendapatkan sesuatu.10
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm.33 9 Ibid, hlm.36 10 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, hlm. 143
12
Metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. 11 Selain itu adapula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu tersebut. Menurut Suryosubroto metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.12 Adalagi pendapat yang mengatakan bahwa metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan itu bermakna ditempatkan pada posisinya sebagai cara untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu atau tersistemasisasikannya suatu pemikiran dengan pengertian yang terakhir ini, metode lebih memperlihatkan sebagai alat untuk mengolah dan mengembangkan suatu gagasan sehingga menghasilkan suatu teori atau temuan. Dengan metode serupa itu, ilmu pengetahuan apapun dapat berkembang. Fungsi metode secara umum dapat dikemukakan sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, atau menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari dua pendekatan ini segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan pada suatu tujuan kepada objek sasaran tersebut. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar, prinsip tersebut terutama berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan siswa, diantaranya: a. Memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran. b. Memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif. 11
Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), cet. pertama, hlm. 195 12 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, cet. pertama, hlm. 149
13
c. Memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah. d. Memungkinkan siswa untuk selalu menguji kebenaran sesuatu. e. Memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (berinkuiri) terhadap suatu topik permasalahan. f. Memungkinkan siswa mampu menyimak. g. Memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. h. Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar.
2. Pengertian Metode Role Playing Metode bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan kerjasama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah. Dengan mengutip pendapat dari Shaftel dalam E. Mulyasa mengemukakan tahapan pembelajaran bermain peran meliputi: (1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik; (2) memilihperan; (3) menyusun tahap-tahap peran: (4) menyiapkan pengamat; (5) menyiapkan pengamat; (6) tahap pemeranan; (7) diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap 1 ; (8) pemeranan ulang; dan (9) diskusi dan evaluasi tahap II; dan (10) membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.13 Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada 13
E. Mulyasa. Majemen Berbasis Sekolah. Konsep Strategis dan Implementasi, Bandung. Remaja Rosda Karya, 2002, hlm.143
14
umumnya dilakukan
lebih
dari
satu
bergantung kepada apa yang diperankan.
orang,
permainan tersebut
14
Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu.Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Lebih lanjut prinsip pembelajaran memahami kebebasan berorganisasi, dan menghargai keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari (Boediono, 2001). Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.15 Metode bermain peran yaitu suatu cara yang diterapkan dalam proses belajar mengajar dimana siswa diberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menjelaskan sikap dan nilainilai serta memainkan tingkah laku(peran) tertentu sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Dengan melalui metode bermain peran ini diharapkan nantinya siswa dapat: 1) membina nilai-nilai moral tertentu; 2) meningkatkan kesadaran dan penghayatan terhadap nilainilai; 3) untuk membina penghayatan siswa terhadap suatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realitas hidup.16 Permainan meningkatkan perkembangan fisik, koordinasi tubuh dan mengembangkan dan memperhalus keterampilan motor kasar dan halus. Permainan juga membantu anak-anak memahami tubuhnya: fungsinya dan bagaimana menggunakannnya dalam belajar. Anak-anak bisa mengetahui bahwa bermain itu menyegarkan, menyenangkan dan memberikan kepuasan. Permainan dapat membantu perkembangan kepribadian dan emosi, karena anak-anak mencoba melakukan berbagai peran, mengungkapkan 14
http://weblogask.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-role-playing-dan.html Ibid 16 Faturrohman dan Wuri Wuryandani, Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar, Yogyakarta: Nuha Literia, 2011, cet. I, hlm. 41 15
15
perasaan, menyatakan diri dalam suasana yang tidak mengancam, dan juga memperhatikan peran orang lain. Melalui permainan anak-anak bisa belajar mematuhi aturan, menghargai hak orang lain.
3. Bermain dan Kemampuan Intelektual Menurut Sudrajad fungsi bermain terhadap kemampuan intelektual dapat dilihat pada beberapa hal berikut ini: 1. Merangsang perkembangan kognitif Dengan bermain, sensori-motor (indera-pergerakan) anak-anak dapat mengenal permukaan lembut, kasar, atau kaku. Permainan fisik akan mengajarkan anak akan batas kemampuannya sendiri. 2. Membangun struktur kognitif. Melalui permainan, anak-anak akan memperoleh informasi yang lebih banyak sehingga pengetahuan dan pemahamannya akan lebih kaya dan lebih dalam. 3. Membangun kemampuan kognitif Kemampuan kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi, mengelompokkan, mengurutkan. mengamati, membedakan, meramalkan, menentukan hubungan sebab-akibat, membandingkan, dan menarik kesimpulan. 4. Belajar memecahkan masalah. Di dalam permainan anak-anak akan menemui berbagai masalah sehingga bermain akan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengetahui bahwa ada beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah. 5. Mengembangkan rentang konsentrasi. Apabila tidak ada konsentrasi atau rentang perhatian yang memadai, seorang anak tidak mungkin dapat bertahan lama bermain peran (pura-pura menjadi dokter, ayah-anak-ibu, guru, dll.). 4. Bermain dan Perkembangan Bahasa Dapat dikatakan bahwa “kegiatan bermain merupakan "laboratorium bahasa" buat anak-anak. Di dalam bermain, anak-anak bercakap-cakap satu dengan yang lain, berargumentasi, menjelaskan, dan meyakinkan. Jumlah kosakata yang dikuasai anak-anak dapat meningkat karena mereka dapat menemukan kata-kata baru”. 5. Bermain dan Perkembangan Sosial Perkembangan sosial yang terjadi melalui proses bermain adalah sebagai berikut:
16
a. Meningkatkan sikap sosial Ketika bermain, anak-anak harus memerhatikan cara pandang teman bermainnya, dan dengan demikian akan mengurangi sikap egosentrisnya. Dalam permainan itu pula anak-anak dapat belajar bagaimana bersaing dengan jujur, sportif, tahu akan haknya, dan peduli akan hak orang lain. Anak-anak juga dapat belajar apa artinya sebuah tim dan semangat tim. b. Belajar berkomunikasi. Agar dapat melakukan permainan, seorang anak harus dapat mengerti dan dimengerti oleh teman-temannya. Karena itu melalui permainan, anakanak dapat belajar bagaimana mengungkapkan pendapatnya, juga mendengarkan pendapat orang lain. Di sini pula anak belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan perbedaan pendapat. c. Belajar mengorganisasi. Permainan seringkali menghendaki adanya peran yang berbeda dan karena itu dalam permainan ini anak-anak dapat belajar berorganisasi sehubungan dengan penentuan siapa yang akan menjadi apa. Melalui permainan ini anak-anak juga dapat belajar bagaimana menghargai harmoni dan mau melakukan kompromi.
6. Bermain dan Perkembangan Emosi Emosi akan selalu terkait di dalam bermain, entah itu senang, sedih, marah, takut, dan cemas. Oleh karena itu, bermain merupakan suatu tempat pelampiasan emosi dan juga relaksasi. Menurut Zuhaerini dkk, bermain dan perkembangan emosi dapat digolongkan menjadi beberapa hal yaitu; 1. Kestabilan emosi Adanya tawa, senyum, dan ekspresi kegembiraan lain mempunyai pengaruh jauh di luar wilayah bermain itu sendiri. Adanya kegembiraan/perasaan senang yang dirasakan bersama ini dapat mengarah pada kestabilan emosi anak-anak. 2. Rasa kompetensi dan percaya diri. Bermain menyediakan kesempatan kepada anak-anak untuk mengatasi situasi. Kemampuan mengatasi situasi ini membuat anak merasa kompeten dan berhasil. Perasaan mampu ini pula yang akan mengembangkan percaya diri anak-anak. Selain itu, anak-anak dapat membandingkan kemampuan pribadinya
17
3.
4.
5.
6.
dengan teman-temannya sehingga dia dapat memandang dirinya lebih wajar (mengembangkan konsep diri yang realistis). Menyalurkan keinginan. Di dalam bermain, anak-anak dapat menentukan pilihan ingin menjadi apa dia. Bisa saja ia ingin menjadi ikan. bukan cacing; bisa juga ia menjadi komandan pasukan perangnya, bukan prajurit biasa. Menetralisir emosi negatif. Bermain dapat menjadi katup pelepasan emosi negatif anak, misalnya rasa takut, marah, cemas, dan memberi anak-anak kesempatan untuk menguasai pengalaman traumatik. Mengatasi konflik. Di dalam bermain sangat mungkin akan timbul konflik antara satu anak dengan lainnya dan karena itu anak-anak bisa belajar memilih alternatif untuk menyikapi atau menangani konflik yang ada. Menyalurkan agresivitas secara aman. Bermain memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menyalurkan agresivitasnya secara aman. Dengan menjadi raksasa, misalnya, anak-anak dapat merasa mempunyai kekuatan dan dengan demikian anak-anak dapat mengekspresikan emosinya yang intens yang mungkin ada tanpa merugikan siapa pun.
7. Kelebihan dan Kekurangan Role Playing a. Kelebihan Metode Role Playing 1) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. 2) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda. 3) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan. 4) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan. 5) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias. 6) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
18
7) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri 8) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.
b. Kelemahan Metode Role Playing 1.
Metode
bermain
peranan
memerlukan
waktu
yang
relatif
panjang/banyak. 2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun
murid.
Dan
ini
tidak
semua
guru
memilikinya.
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan
suatu
adegan
tertentu.
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti
tujuan
pengajaran
tidak
tercapai.
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.17
C. Hakikat Pendidikan IPS 1. PengertianPendidikan IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan kependidikan menengah. Bahkan pada sebagian Perguruan Tinggi ada juga dikembangkan IPS ini sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran utamanya adalah pengembangan aspek teoritis, seperti yang menjadi penekanan pada social sciences. Pendidikan IPS adalah “penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
17
http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-role-playing.html
19
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.”18 Pendidikan IPS adalah “seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.”19 Ilmu pengetahuan sosial merupakan sarana yang sangat bermanfaat dalam membentuk diri supaya memiliki keterampilan-keterampilan sosial (social skill) yang memadai. Tanpa keterampilan sosial, manusia akan gagal dalam kehidupan sosialnya. Dari beberapa pendapat tentang pengertian IPS di atas dapat dikemukakan bahwa IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial didukung dan berdasarkan pada bahan kajian geografis, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata Negara dan sejarah, namun IPS bukan merupakan penjumlahan, himpunan atau penumpukan, bahan-bahan ilmu sosial. Ilmu pengetahuan sosial yang merupakan terjemahan social studies adalah disiplin ilmu yang mengkaji berbagai perilaku sosial dalam masyarakat. Social studies adalah studies integrative dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kewargaan khususnya
lagi
untuk
membantu
masyarakat
(dewasa)
membangun kemampuan membuat keputusan yang sehat bagi masyarakat luar dalam masyarakat yang plural dan demokratis. Pengertian tersebut di atas nampak bahwa ilmu pengetahuan sosial bertujuan mengembangkan tiga kemampuan dasar siswa dalam merespon masalah-masalah sosial yang timbul di dalam masyarakat, yaitu pertama berorientasi pada pengembangan kemampuan intelektual yang berhubungan apada pengembangan diri dan kepentingan masyarakat, dan yang ketiga adalah berorientasi pada perkembangan pribadi siswa baik untuk kepentingan diri, masyarakat maupun ilmu pengetahuan.
18 19
Sapriya, Pendidikan IPS, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2008, hlm. 9 Ibid, hlm. 9
20
Dari beberapa pendapat tentang pengertian IPS di atas dapat dikemukakan bahwa IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial didukung dan berdasarkan pada bahan kajian geografis, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata Negara, dan sejarah, namun IPS bukan merupakan penjumlahan, himpunan atau penumpukan, dan bahan-bahan ilmu sosial.
2. Tujuan Pendidikan IPS Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, para ahli sering mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat. To prepare students to be well functioning citizens in a democratic society. Sedangkan tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan peserta didik menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya. Di sisi lain, Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, diharapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha mmebnatu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya. Mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, juga merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran IPS.
21
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Dalam hal ini, kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan, agar pembelajaran IPS benarbenar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Sedangkan tujuan pendidikan IPS di Sekolah Dasar (SD) adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sehari-harinya. IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia (global society). IPS harus dilihat sebagai suatu komponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada anak. IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang demokratis, memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat global yang interdependen. Sedangkan tujuan IPS dalam pendidikan nasional adalah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
22
Arah mata pelajaran IPS ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Tujuan mata pelajaran IPS ditetapkan sebagai berikut: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.20 3. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga Negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter mantap terhadap kehidupan sosialnya. Pada hakekatnya manusia mempunyai cita-cita hidup damai dan sejahtera di dunia dalam mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan itu harus didukung dan dibina bersama-sama manusia lainnya atau dengan kata lain dalam mewujudkan perlu adanya kerjasama antara manusia itu sendiri berbeda dengan binatang, manusia tidak mungkin dapat hidup tanpa adanya bantuan dari manusia lain, karena hasrat untuk hidup kelompok dan hidup bermasyarakat telah tumbuh dalam diri manusia. Dalam tersebut Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut sangat diperlukan demi kedamaian yang dicitacitakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
D. Penelitian yang Relevan Cahya Khaerani. Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Gerak Pada Tumbuhan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode role playing terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep gerak pada tumbuhan. Penelitian ini 20
Ibid
23
dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 4 Tangerang pada bulan November 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, sampel diambil secara purposive sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes hasil belajar dan hasilnya diuji melalui statistik tes “t”. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 6,61 sedangkan t tabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,99 atau thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan ada pengaruh metode role playing terhadap hasil belajar biologi siswa diterima atau disetujui. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode role playing membawa pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi siswa.
E. Kerangka Pikir Proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas sebaiknya harus menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa termotivasi dalam pembelajaran. Kenyataan yang terjadi sering kali guru kurang kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran, guru hanya menggunakan cara pembelajaran yang masih konvensional. Sehingga dalam pembelajaran siswa kurang mampu memahami materi, merasa jenuh, dan suasana kelas tidak kondusif karena siswa kurang bersemangat untuk belajar. Maka dari itu perlunya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil pembelajaran IPS di kelas, salah satunya adalah melalui penggunaan metode pembelajaran. Karena fungsi metode dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keingintahuan atau membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar. Melalui pembelajaran yang efektif diharapkan akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah pembahasan mengenai kajian pustaka yang telah penulis uraikan di atas,
maka
penulis
perlu
mengemukakan
mendeskripsikan maksud dari penelitian ini.
kerangka
berpikir
untuk
24
Bagan Kerangka Pikir 1. Guru kurang kreatif 2. Pemahaman siswa terhadap materi berkurang 3. Hasil belajar siswa menurun
PTK
Penggunaan Metode Role Playing
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
F. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban sementara yang diberikan oleh peneliti terhadap permasalahan yang diteliti, dimana kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.21 Hipotesis penelitian atau biasa disebut sebagai hipotesis verbal dibentuk berdasarkan kerangka berpikir yang disusun peneliti.22 Namun perlu dipahami bahwa pertanyaan diterima atau ditolaknya hipotesis tidak dapat diidentikkan dengan keberhasilan atau kegagalan suatu Penelitian. Sedangkan dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah: Pelajaran
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
dengan
mengembangkan
model
pembelajaran metode Role Playing akan lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
21
S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, cet. ke-12, hlm. 38 Kadir dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta, FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011, hlm.48 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret s/d Mei semester genap tahun pelajaran 2012/2013. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas V MI Al-Falah tahun pelajaran 2012/2013.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research. ”Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas”.1 Model penelitian tindakan kelas ini mengandung empat komponen, yaitu : 1. Rencana (Planning)pada komponen ini, guru sebagai peneliti merumuskan rencana tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa. 2. Tindakan (Action) pada komponen ini, guru melaksanakan tindakan, berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap, dan prestasi belajar siswa yang diinginkan.
1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara, 2009, cet.ke-9, hlm.58
25
26
3. Pengamatan (Observasi) pada komponen ini, guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Apakah berdasarkan tindakan yang dilaksanakan itu memberikan pengaruh yang meyakinkan terhadap perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa atau tidak. 4. Refleksi (Reflection) pada komponen ini, guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan sehingga belum memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.2 Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap menurut Moh. Asrori adalah sebagai berikut:
Perencanaan SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Ii
SIKLUS II
Pengamatan ?
Penjelasan alur di atas adalah: 1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2
Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, Wacana Prima, 2009, hlm.68-69
27
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran media gambar. 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga siklus,
yaitu siklus 1, 2, dan
seterusnya, dimana masing-masing siklus dikenakan perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diawali dengan pre test dan post test diakhir masing-masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
C. Peran Peneliti dalam Penelitian Peneliti berperan sebagai observer yang berkolaborasi dengan guru IPS sebagai partner untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran menggunakan metode Role Playing. Sebagai kolabolator yaitu membantu peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, melakukan refleksi, serta melakukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu member penilaian terhadap peneliti dalam melakukan proses pengajaran dengan menggunakan metode Role Playing, mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran, dan menilai hasil belajar IPS siswa setelah diberikan pre test dan post test disetiap siklus. Untuk mencapai hasil penelitian yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dibutuhkan solidaritas yang kuat antara peneliti dengan guru mata pelajaran. Kedua-duanya mempunyai peranan yang sangat penting.
28
D. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya hingga mencapai indikator keberhasilan. Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian di atas adalah sebagai berikut: 1. Pra penelitian a. Observasi Pada kegiatan ini peneliti mengamati terhadap proses pembelajaran di kelas V MI Al-Falah. Waktu pelaksanaan observasi yakni 1 minggu sebelum melakukan tindakan.
b. Wawancara “Teknik ini memungkinkan meningkatnya fleksibilitas daripada angket, dan oleh sebab itu berguna untuk persoalan-persoalan yang sedang dijajagi daripada yang secara jelas dibatasi dari awal”.3 Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran dan siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran IPS, untuk mengetahui hasil belajar terhadap pelajaran IPS, serta untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPS di kelas V MI Al-Falah. Dari hasil wawancara tersebut didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswa merasa tertarik dan lebih memahami materi pelajaran yang disampaikan dengan menggunakan metode pelajaran yang bervariasi.
3
Maifalinda Fatra dan A. Rozak, Bahan Ajar PLPG Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta,
FITK UIN, 2010, cet.ke-1, hlm. 39
29
2. Siklus PTK 1) Perencanaan a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan penerapan metode Role Playing. b. Menyiapkan instrument (tes, lembar wawancara, dan lembar observasi). c. Membuat soal tes Siklus I
2) Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS menggunakan metode Role Playing, kemudian dilanjutkan dengan pemberian tes pada setiap Siklus.
3) Tahap Observasi a. Kolabolator mengobservasi proses pembelajaran dengan metode Role Playing. b. Peneliti mengamati hasil belajar siswa selama proses pembelajaran lewat aspek-aspek yang ingin diamati. c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa.
4) Refleksi Mengevaluasi proses pembelajaran Siklus I. Berdasarkan hasil penelitian
Siklus I apabila indikator keberhasilan
belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke Siklus II, dengan hasil refleksi Siklus I sebagai acuannya. Siklus II dan siklus selanjutnya hingga hasil penelitian mencapai indikator keberhasilan. Hasil refleksi dijadikan landasan untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan siklus-siklus berikutnya hingga indikator pencapaian dianggap tuntas. 3. Penulisan laporan penelitian
E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran IPS yang dilihat dari ketercapaian KKM. Indikator keberhasilan ketuntasan hasil belajar yang diharapkan mencapai presentasi 75% dengan nilai KKM ≥ 65.
30
F. Data dan Sumber Data Data dan sumber data penelitian ini ada 2 macam, yaitu : 1. Data kualitatif: hasil observasi guru dalam proses pembelajaran, hasil observasi siswa, hasil wawancara dengan guru mata pelajaran dan siswa, catatan lapangan, serta dokumentasi. 2. Data kuantitatif: nilai tes siswa untuk mengukur hasil belajar siswa. 3. Sumber data diperoleh dari guru mata pelajaran dan siswa kelas V MI AlFalah. G. Instrumen-instrumen Pengumpulan data yang digunakan 1. Instrumen tes Lembar tes tertulis ini berupa pre test dan post test soal-soal pada materi pelajaran IPS. Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif untuk siklus I dan siklus II sebanyak 20 soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas V MI AlFalah Jakarta Timur. 2. Instrumen Nontes a. Lembar observasi, berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Dalam penelitian ini aspek yang diukur adalah kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran.
Kisi-kisi Observasi Tabel. 1 No. 1.
2.
RumusanMasalah Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam pelajaran IPS menggunakan Metode Role Playing
Persepsi siswa tentang Metode Role Playing
Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran
Indikator 1. Kegiatan Awal - Apersepsi - Motivasi 2. Kegiatan Inti - Eksplorasi - Elaborasi - Konfirmasi 3. Kegiatan Penutup
Sumber Siswa
31
Penilaian
Pre Tes dan Post Tes
b. Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden.
Kisi-kisi Wawancara Tabel. 2
No.
Rumusan Masalah
Kegiatan
Indikator
No.
Sumber
item 1.
Peningkatkan Hasil
Perencanaan
1. Tujuan
Belajar Siswa
Pembelajaran Pembelajaran
dalam pelajaran
2. Menentukan
IPS menggunakan
Strategi
Metode Role
Pembelajaran
Playing
3. Menentukan Metode dan Sumber Belajar Pelaksanaan
1. Kegiatan
Pembelajaran Pembelajaran a. Kegiatan Awal
Guru dan Siswa
b. Kegiatan Inti c. Kegiatan Akhir 2. Penggunaan Metode Belajar 3. Metode dan Sumber Belajar yang Digunakan
2.
Penilaian
Pre tes dan Post tes
Persepsi siswa
Pelaksanaan
Penggunaan Metode
tentang Metode
Pembelajaran Role Playing
Role Playing
Siswa
32
H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara, membuat catatan lapangan, lembar observasi, dokumentasi, dan merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus.
I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (trustworthiness) Studi Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang di luar sampel (subjek) yang telah ditetapkan. Dalam hal ini di luar subjek yang sudah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis 1. Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.4
2. Interpretasi Hasil Analisis Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized Gain.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2009), cet.ke-8, hlm. 244
33
G=
skor post test – skor pre test skor ideal – skor pre test
Dengan kategori: g tinggi : nilai (g) > 0,70 g sedang : 0,70 > (g) > 0,3 g rendah : nilai (g) < 0,3
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Madrasah 1. Profil Madrasah a. Nama Madrasah
: MI. Al-Falah
b. No. Statistik
: 121231750044
c. Status Madrasah
: Swasta (Terakreditasi B)
d. Alamat Madrasah
: Jalan Raya Bekasi KM. 26 Kel.
Ujung Menteng Kec.Cakung Kota Jakarta Timur e. NPWP
: 02.181.979.2.006.00
f. Badan Penyelenggara
: Yayasan
g. Nama Badan penyelenggara
: YPI Al-Falah
h. Alamat Badan Penyelenggara
: Jalan Raya Bekasi KM. 26 Kel.
Ujung Menteng Kec. Cakung Kota Jakarta Timur i. No. Akte Pendirian
: 412
j. No. Telp. Yayasan
: 021-4601334
k. Kepemilikan Tanah 1. Luas Tanah
: 2200 meter
2. Status Tanah
: Wakaf
l. Nama Kepala Sekolah
: Hj. Lilis Muslihah
m. Keadaan Gedung 1. Status Gedung
: Milik
2. Bangunan Fisik
: Permanen
3. Lantai
: Keramik
34
35
2. Data Sarana Prasarana
Tabel. 3 No. Jenis
Jumlah
Rusak
Sarana dan Ringan
Rusak
Rusak
Sedang
Berat
Prasarana 1.
Ruang Kelas
6
-
4
2
2.
Ruang Guru
1
-
-
-
3.
Ruang Tata Usaha
1
-
-
-
4.
Papan Pengumuman
2
-
-
-
5.
Papan Kelas
6
4
2
-
6.
Meja Guru
13
-
-
-
7.
Kursi Guru
13
-
-
-
8.
Lemari Guru
13
-
-
-
9.
Lemari Kelas
6
-
-
-
10.
Meja Anak Didik
192
-
-
-
11.
Kursi Anak Didik
192
-
-
-
12.
Mading Madrasah
2
-
-
-
13.
Tempat Ibadah
1
-
-
-
14.
Kantin
1
-
-
-
15.
WC Guru
2
-
-
-
36
16.
WC Siswa
2
-
-
-
17.
Lapangan Olahraga
1
-
-
-
18.
Gudang
1
-
-
-
455
4
2
2
Jumlah
3. Keadaan Murid
Tabel. 4 Murid
Ket
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah Siswa
I
12
15
27
II
17
16
33
III
18
20
38
IV
16
19
34
V
14
11
25
VI
13
17
30
Jml.
89
98
187
37
4. Keadaan guru/tata usaha/pesuruh Tabel.5 Guru Status Negeri
Tata Usaha
Lk
Pr
Jml
4
2
6
SW Tetap SW Tidak
5
2
7
9
4
13
Lk
Pr
Pesuruh Pr
Ket.
Jml
Lk
Jml
1
1
1
1
1
1
1
1
Tetap Jumlah
5. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi Membangun dan mengembangkan lembaga pendidikan sebagai tempat mendidik anak yang berakhlak mulia, cerdas dan kreatif.
b. Misi 1. Mengembangkan potensi anak secara menyeluruh dan optimal 2. Memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik perkembangan anak 3. Menyelenggarakan pendidikan berazaskan Pancasila agar peserta didik tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.
c. Tujuan 1.Sekolah memiliki atau mencapai standar KTSP atau Kurikulum yang berpegang pada Standar Isi dan SKL meliputi: a. Telah dibuat kurikulum tingkat satuan pendidikan
38
b. Pemetaan semua mata pelajaran c. Silabus lengkap d. Rencana pelaksanaan pembelajaraan lengkap e. Mampu menyusun model / sistem penilaian lengkap 2.Sekolah mengembangkan silabus untuk kelas I, II, III, IV, V, dan VI semua mata pelajaran tahun 2010 minimal 90 % dari jumlah guru. 3. Sekolah mengembangkan
pemetaan Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD) minimal 90 % dari jumlah guru. a. Sekolah
mengembangkan
RPP
(Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran) untuk kelas I, II, III, IV, V dan VI semua mata pelajaran minimal 90 % dari jumlah guru b. Sekolah meningkatkan profesionalitas guru c. Sekolah meningkatkan kompetensi guru dan tenaga tata usaha 4. Sekolah melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja guru dan tata usaha 5. Sekolah meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan 6. Sekolah memiliki atau mencapai standar proses pembelajaran 7. Sekolah memiliki atau mencapai standar pendidik dan tenaga kependidikan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam penelitian pembelajaran IPS dengan metode Role Playing untuk siswa kelas V MI Al-Falah, peneliti melakukan dua kali siklus penelitian tindakan dalam kelas dengan pemberian pre test dan post test pada tahap akhir penelitian sebagai bentuk penilaian para siswa terhadap metode Role Playing. Dua kali tindakan penelitian ini dilakukan karena pada siklus I penelitian belum didapatkan hasil yang memuaskan, sehingga dilakukan tindakan penelitian kembali dengan materi pembelajaran yang berbeda dan disebut sebagai siklus II.
39
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 1, soal Pre Test dan Post Test I dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran dengan tema Sumpah Pemuda. Peneliti mempersiapkan soal pretest yang nantinya akan diberikan sebelum pembelajaran dimulai. Soal pretest ini terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Dengan soal pretest ini
peneliti dapat mengetahui
apakah para siswa sudah mempersiapkan pelajarannya di rumah.
b. Tahap Pelaksanaan 1) Pendahuluan : -
Menyapa para siswa dan berdoa bersama
-
Menjelaskan mengenai materi yang akan diajarkan yaitu tentang Sumpah Pemuda
-
Menjelaskan kepada siswa bahwa akan dilakukan pembelajaran dengan metode Role Playing yaitu belajar dengan diskusi kelompok untuk bermain peran
-
Melakukan pretest untuk melihat kesiapan siswa dalam menghadapi pembelajaran
2) Kegiatan Inti: -
Guru membagi para siswa ke dalam lima kelompok, masingmasing kelompok terdiri dari 5 siswa
-
Guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk melakukan diskusi dalam bermain peran mengenai materi yang sebelumnya telah dijelaskan
-
Kemudian masing-masing kelompok menentukan anggotanya yang akan memainkan peran sebagai tokoh sumpah pemuda
40
-
Masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk memainkan peran tersebut
-
Guru tetap memantau jalannya pembelajaran bermain peran yang dilakukan oleh siswa
-
Beberapa kelompok dapat mengajukan pertanyaan kepada guru apabila menemukan kesulitan
-
Siswa dalam kelompoknya berusaha mempersiapkan jawabanjawaban yang mungkin akan ditanyakan oleh guru
-
Setelah waktu habis, guru melemparkan beberapa pertanyaan yang jika tidak dapat dijawab oleh kelompok tersebut dapat dilemparkan kembali kepada kelompok lainnya
-
Dalam tahap ini harus terlihat kekompakan para siswa dalam memainkan peran yang dilakukan dan menjawab pertanyaan yang diajukan
-
Kemudian dilakukanlah postest, dimana postest ini diberikan untuk mengukur sejauh mana pemahaman para siswa terhadap materi pembelajaran setelah melakukan metode Role Playing.
c. Hasil Pengamatan 1. Pengamatan terhadap guru Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti aspek-aspek yang mendapatkan
kriteria
kurang
baik
adalah
memotivasi
siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II. Selama siklus I berlangsung, suasana kelas belum kondusif karena semua peserta didik belum terlibat langsung dalam belajar, dalam hal ini bermain peran.
41
2. Pengamatan terhadap siswa Pada Siklus I ini, peneliti melihat belum banyak siswa yang antusias terhadap metode Role Playing. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam bermain peran kelompoknya. Ada pula yang masih bingung harus berbuat apa, ketika melihat siswa lainnya asyik bermain peran. Ada pula kelompok siswa yang belum maksimal dalam menjawab pertanyaan dari peneliti, sehingga tertinggal dengan kelompok siswa lainnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil antara nilai pretest dan postest Siklus I. Tabel 6. Hasil Observasi Siklus I Siklus I No.
Responden Pretest
Postest
1.
A
75
80
2.
B
55
70
3.
C
50
65
4.
D
35
55
5.
E
45
60
6.
F
45
65
7.
G
65
70
8.
H
70
80
9.
I
45
65
10.
J
50
60
11.
K
70
75
12.
L
45
60
13.
M
40
65
14.
N
75
90
15.
O
45
55
16.
P
50
65
42
17.
Q
65
75
18.
R
75
85
19.
S
65
70
20.
T
65
75
21.
U
45
60
22.
V
45
65
23.
W
65
70
24.
X
70
80
25.
Y
75
85
Jumlah
1470
1765
Rata-rata
58,80
70,60
Dari tabel diatas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pretest adalah 35. Sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat postest sebesar 55. Nilai tertinggi pada pretest adalah 75, sedangkan nilai tertinggi pada skor postest sebesar 90. Dari tabel tersebut dapat dilihat sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat, walaupun ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM.
d. Perhitungan Nilai N-Gain Dengan menggunakan nilai-nilai dari hasil pretest dan postest Siklus I, dapat dicari nilai rata-rata N-Gain, dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : skor ideal = 100
43
Tabel. 7 Hasil Analisis N-Gain Siklus I Siklus I No.
Responden
Pretest
Postest
Postest
Ideal
-
-
Pretest
Pretest
NGain
Keterangan
1.
A
75
80
5
25
0,20
Rendah
2.
B
55
70
15
45
0,33
Sedang
3.
C
50
65
15
50
0,30
Sedang
4.
D
35
55
20
65
0,31
Sedang
5.
E
45
60
15
55
0,27
Rendah
6.
F
45
65
20
55
0,36
Sedang
7.
G
65
70
5
35
0,14
Rendah
8.
H
70
80
10
30
0,33
Sedang
9.
I
45
65
20
55
0,36
Sedang
10.
J
50
60
10
50
0,20
Rendah
11.
K
70
75
5
30
0,17
Rendah
12.
L
45
60
15
55
0,27
Rendah
13.
M
40
65
25
60
0,42
Sedang
14.
N
75
90
15
25
0,60
Sedang
15.
O
45
55
10
55
0,18
Rendah
16.
P
50
65
15
50
0,30
Sedang
17.
Q
65
75
10
35
0,29
Rendah
18.
R
75
85
10
25
0,40
Sedang
19.
S
65
70
5
35
0,14
Rendah
20.
T
65
75
10
35
0,29
Rendah
21.
U
75
80
5
25
0,20
Rendah
22.
V
55
70
15
45
0,33
Sedang
23.
W
65
70
5
35
0,14
Rendah
24.
X
70
80
10
30
0,33
Sedang
25.
Y
75
85
10
25
0,40
Sedang
44
Jumlah
1470
1765
-
7,26
-
Rata-rata
58,80
70,60
-
0,29
-
% N-Gain Rendah % N-Gain Sedang % N-Gain Tinggi
50,00 % 50,00 % 0,00 %
Berdasarkan Tabel. 7 sebagai hasil analisis N-Gain Siklus I, dapat dibuat grafik seperti di bawah ini.
Persentase N-Gain Siklus I 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
N-Gain
Grafik 3. Hasil perse ntase N-Gain Siklus I
N-Gain rendah
N-Gain sedang
N-Gain tinggi
Grafik 1. Hasil persentase N-Gain Siklus I
Untuk hasil belajar siklus I diperoleh rata-rata N-Gain 0,29 dengan kategori rendah, ini berarti kemampuan siswa dalam menerapkan pembelajaran aktif metode Role Playing yang digunakan belum efektif dalam
meningkatkan
hasil
belajar.
Dengan
demikian
indikator
keberhasilan penelitian ini belum mencapai standar. Untuk itu penelitian dilanjutkan ke siklus II untuk mencoba memperbaiki hasil dari siklus I.
45
d. Refleksi Tahap refleksi merupakan tindak lanjut dari adanya berbagai data yang dihasilkan pada tahap observasi. Tindak lanjut tersebut berupa tindakan mengoreksi serta memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada saat melakukan tindakan pada saat proses pembelajaran yang berdasarkan pada hasil observasi kompetensi guru, observasi aktifitas siswa, tanggapan siswa, wawancara siswa serta hasil belajar IPS siswa. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan bahwa ada beberapa aspek yang masih belum optimal yang disampaikan guru, yaitu: 1) Memotivasi siswa 2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3) Pengelolaan waktu
2. Tindakan pembelajaran Siklus II Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus II ini untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I.
a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran 2, soal Pre Test dan Post Test II dan alat-alat pengajaran yang mendukung, peneliti mempersiapkan materi pembelajaran dengan tema Sumpah Pemuda. Peneliti mempersiapkan soal pretest sebanyak 20 soal pilihan ganda yang akan diberikan sebelum pembelajaran dimulai. Dengan soal pretest ini
peneliti dapat mengetahui apakah para siswa sudah
mempersiapkan pelajarannya di rumah, seperti yang juga dilakukan pada Siklus I.
46
b. Tahap Pelaksanaan 1) Pendahuluan : -
Menyapa para siswa dan berdoa bersama
-
Menjelaskan mengenai materi yang akan diajarkan yaitu tentang Sumpah Pemuda
-
Menjelaskan kepada siswa bahwa akan dilakukan pembelajaran dengan metode Role Playing tahap II seperti yang sebelumnya telah dilakukan oleh para siswa
-
Melakukan pretest untuk melihat kesiapan siswa dalam menghadapi pembelajaran
2) Kegiatan Inti: -
Guru membagi para siswa ke dalam lima kelompok, dua kelompok terdiri dari 5 siswa
-
Guru memberikan waktu untuk melakukan diskusi dalam bermain peran mengenai materi yang sebelumnya telah dijelaskan
-
Guru tetap memantau jalannya pembelajaran bermain peran yang dilakukan oleh siswa
-
Beberapa kelompok dapat mengajukan pertanyaan kepada guru apabila menemukan kesulitan
-
Para siswa terlihat lebih antusias dalam berdikusi bermain peran
-
Siswa dalam kelompoknya berusaha mempersiapkan jawabanjawaban yang mungkin akan ditanyakan oleh guru
-
Setelah waktu diskusi kelompok habis, guru melemparkan beberapa pertanyaan yang jika tidak dapat dijawab oleh kelompok
tersebut
dapat
dilemparkan
kembali
kepada
kelompok lainnya. Di sini terlihat para siswa kompak dan antuasias
dalam
dilemparkan
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang
47
-
Dalam tahap ini sudah terlihat jauh lebih baik dari penerapan metode Role Playing di siklus I
-
Kemudian dilakukanlah postest, dimana postest ini diberikan untuk mengukur sejauh mana pemahaman para siswa terhadap materi pembelajaran setelah melakukan metode Role Playing.
c. Hasil Pengamatan 1. Pengamatan terhadap guru Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik terlihat pada membimbing siswa dalam merumuskan konsep dan pengelolaan waktu.
Aspek yang
mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus II dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi yang akan dilakukan. Selama siklus II berlangsung, suasana kelas terlihat kondusif karena semua peserta didik terlibat langsung dalam belajar dan memahami peran yang mereka lakukan, dalam hal ini bermain peran.
2. Pengamatan terhadap siswa Pada Siklus II ini, peneliti melihat banyak siswa yang lebih antusias terhadap metode pembelajaran Role Playing dibandingkan dengan siklus I. Dalam kegiatan pembelajaran hampir semua siswa terlibat aktif dalam bermain peran, karena mereka telah melakukan metode Role Playing ini kedua kalinya, sehingga para siswa pun menjadi lebih terbiasa. Hal tersebut terlihat dari nilai hasil belajar siswa dari Siklus I ke Siklus II yang mengalami peningkatan. Hasil pengamatan yang dilakukan pada Siklus II tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
48
Tabel. 8 Hasil Observasi Siklus II Siklus II No.
Responden Pretest
Postest
1.
A
70
100
2.
B
60
90
3.
C
55
85
4.
D
40
75
5.
E
50
80
6.
F
45
75
7.
G
55
70
8.
H
75
100
9.
I
50
70
10.
J
45
90
11.
K
65
85
12.
L
45
80
13.
M
40
75
14.
N
70
95
15.
O
45
70
49
16.
P
55
80
17.
Q
65
85
18.
R
75
100
19.
S
65
90
20.
T
70
95
21.
U
85
100
22.
V
50
80
23.
W
45
70
24.
X
55
80
25.
Y
65
85
Jumlah
1440
2185
Rata-rata
57,60
87,40
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pretest adalah 40. Sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat postest sebesar 70. Nilai tertinggi pada pretest adalah 85, sedangkan nilai tertinggi pada skor postest sebesar 100. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir semua anak mengalami peningkatan dalam pembelajaran dan telah melewati nilai KKM.
d. Perhitungan Nilai N-Gain Dengan menggunakan nilai-nilai dari hasil pretest dan postest Siklus II, dapat dicari nilai rata-rata N-Gain, dengan rumus sebagai berikut :
50
Keterangan: skor ideal = 100
Tabel. 9 Hasil Analisis N-Gain Siklus II
No.
Responden
Siklus II
Postest
Ideal
Pretest Postest
-
-
Pretest
Pretest
NGain
Keterangan
1.
A
70
95
25
30
0,83
Tinggi
2.
B
60
85
25
40
0,63
Sedang
3.
C
55
85
30
45
0,67
Sedang
4.
D
40
80
40
60
0,67
Sedang
5.
E
50
80
30
50
0,60
Sedang
6.
F
45
80
35
55
0,64
Sedang
7.
G
55
80
25
45
0,56
Sedang
8.
H
75
100
25
25
1
Tinggi
9.
I
50
90
40
50
0,80
Tinggi
10.
J
45
80
35
55
0,64
Sedang
11.
K
65
100
35
35
1
Tinggi
12.
L
45
85
40
55
0,73
Tinggi
13.
M
40
80
40
60
0,67
Sedang
14.
N
70
100
30
30
1
Tinggi
15.
O
45
70
30
55
0,55
Sedang
16.
P
55
90
35
45
0,78
Tinggi
17.
Q
65
100
35
35
1
Tinggi
18.
R
75
100
25
25
1
Tinggi
19.
S
65
95
30
35
0,86
Tinggi
20.
T
70
90
20
30
0,67
Sedang
51
21.
U
85
100
15
15
1
Tinggi
22.
V
50
80
30
50
0,60
Sedang
23.
W
45
70
35
55
0,63
Sedang
24.
X
55
80
25
45
0,55
Sedang
25.
Y
65
85
20
35
0,57
Sedang
Jumlah
1440
2185
-
19,37
-
Rata-rata
57,60
87,40
-
0,77
-
% N-Gain Rendah
0,00 %
% N-Gain Sedang
50,00 %
% N-Gain Tinggi
50,00 %
Berdasarkan Tabel. 9 sebagai hasil analisis N-Gain Siklus II, dapat dibuat grafik seperti di bawah ini.
Persentase N-Gain Siklus II 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
N-Gain
N-Gain rendah
N-Gain sedang
N-Gain tinggi
Grafik 2. Hasil persentase N-Gain Siklus II
Untuk hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata N-Gain 0,77 (kategori tinggi) lebih besar dari hasil rata-rata N-Gain Siklus I yaitu 0,29, ini berarti kemampuan siswa dalam menerapkan pembelajaran aktif metode Role Playing yang digunakan sudah jauh meningkat dibandingkan pada siklus I dan hasil belajar yang didapat menjadi lebih efektif.
52
4. Refleksi Refleksi tindakan pada siklus II ini, berdasarkan data observasi melalui pengamatan guru, pengamatan siswa, hasil belajar, tanggapan siswa serta hasil wawancara terhadap siswa menunjukan adanya peningkatan. Dimana siswa sudah lebih berani untuk memainkan peran yang diberikan, bertanya, menjawab serta maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya upaya dari peneliti untuk meningkatkan perbaikan serta sikap proaktif dari observer untuk membantu peneliti dalam penelitian ini. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Role Playing diperoleh hasil pengamatan bahwa ada beberapa aspek yang masih belum optimal yang disampaikan guru, yaitu: 1) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 2) Pengelolaan waktu
Berikut adalah perbandingan N-Gain sebagai hasil dari Siklus I dan Siklus II:
Tabel. 10 Perbandingan N-Gain Siklus I terhadap Siklus II
No.
N-Gain
N-Gain
Responden
Siklus I
Siklus II
Selisih
Keterangan
1
0,20
0,83
0,63
Meningkat
2
0,33
0,63
0,3
Meningkat
3
0,30
0,67
0,37
Meningkat
4
0,31
0,67
0,36
Meningkat
53
5
0,27
0,60
0,33
Meningkat
6
0,36
0,64
0,28
Meningkat
7
0,14
0,56
0,42
Meningkat
8
0,33
1
0,67
Meningkat
9
0,36
0,80
0,44
Meningkat
10
0,20
0,64
0,44
Meningkat
11
0,17
1
0,83
Meningkat
12
0,27
0,73
0,46
Meningkat
13
0,42
0,67
0,25
Meningkat
14
0,60
1
0,4
Meningkat
15
0,18
0,55
0,37
Meningkat
16
0,30
0,78
0,48
Meningkat
17
0,29
1
0,71
Meningkat
18
0,40
1
0,6
Meningkat
19
0,14
0,86
0,72
Meningkat
20
0,29
0,67
0,38
Meningkat
21
0,20
1
0,8
Meningkat
22
0,33
0,60
0,27
Meningkat
23
0,14
0,63
0,49
Meningkat
54
24
0,33
0,55
0,22
Meningkat
25
0,40
0,57
0,17
Meningkat
Jumlah
7,26
18,65
11,39
Rata-rata
0,29
0,75
0,46
Perbandingan N-Gain Siklus I & II 1.00 0.90 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00 Siklus I
Siklus II
Grafik 3. Perbandingan Nilai N-Gain Siklus I terhadap Siklus II Dari deskripsi yang diberikan pada Tabel. 10 dan Grafik 3 di atas, secara umum terlihat jelas bahwa para siswa mengalami peningkatan yang signifikan dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,46 atau 46 % dalam pembelajaran IPS dengan metode Role Playing.
55
Hal ini memberikan kesimpulan bahwa metode Role Playing yang dilakukan dapat diterima dengan baik oleh siswa kelas V MI Al-Falah, dan dapat membuat mereka menjadi lebih antusias dalam belajar serta lebih memahami materi pembelajaran yang diberikan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Metode Role Playing merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang didapatkan, yaitu peningkatan nilai N-Gain yaitu sebesar 0,46 atau 46 %, maka dapat disimpulkan bahwa metode Role Playing dapat meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa, ketertarikan siswa dalam belajar IPS, meningkatkan efektivitas belajar siswa serta meningkatkan pemahaman materi, dan membuat siswa bersemangat dalam belajar.
B. Saran Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Dengan diterapkannya metode Role Playing, diharapkan dari hasil penelitian ini siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal. 2. Bagi Guru Dapat memberikan informasi pada guru tentang penerapan model pembelajaran bermain peran (role playing) pada mata pelajaran IPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Serta hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi bagi guru-guru yang lain untuk mau melaksanakan modelmodel pembelajaran.
56
57
3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan sumbangan pemikiran terutama berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT Bumi Aksara, cet. II Dimyati. 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswin Zain. 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta Fatra, Maifalinda dan A. Rozak, 2010, Bahan Ajar PLPG Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, FITK UIN Jakarta, cet.ke-1 Faturrohman dan Wuri Wuryandani. 2011, Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar, Yogyakarta, Nuha Literia, cet. I Hanafi. 2009, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, cet. pertama http://ras-eko.blogspot.com / 2011 /05/model-pembelajaran-role-playing.html http://weblogask.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-role-playingdanhtml Kadir, dkk. 2011, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta, FITK UIN Syarif Hidayatullah Mulyasa,
E.2002,
Majemen
Berbasis
Sekolah.
Konsep
Strategis
dan
Implementasi, Bandung, Remaja Rosdakarya Nasution,S. 2011, Metode Research, Jakarta, cet. ke-12 Nata, Abudin. 2005, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama Rozak, Abd. Fauzan, Ali Nurdin. 2010, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, Jakarta: UIN FITK Press, cet.ke-1 Sapriya. 2008, Pendidikan IPS, Bandung, Remaja Rosdakarya Sudjana, Nana.2001, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung, Alfabeta, cet.ke-8 Suryosubroto,B. 2002, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta, Rineka Cipta
58
59
Suryabrata, Sumadi. 2003, Methodologi Penelitian, Jakarta, Raja Grafindo Persada Syah, Muhibbin. 2009, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosdakarya, cet.ke-7 Syah, Muhibbin. 2008, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, Bandung, Remaja Rosdakarya, cet. ke-14 Uno,Hamzah B. 2008, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta, Bumi Aksara
Lampiran 1
Pedoman Wawancara Pewawancara : …………………………. Responden
: ………………………….
Hari/Tanggal : …………………………. Waktu
: ………………………….
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ?
2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ?
3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ?
4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ?
5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ?
6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ?
7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ?
8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ?
9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ?
10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ?
Lampiran 2
Pedoman Observasi Siklus I/II No.
Responden Pretest
Postest
Lampiran 3
Pedoman Analisis N-Gain Siklus I/II Postest Pretest Postest Pretest SiklusI/II
No.
Responden
Ideal Pretest
NGain
Keterangan
Lampiran 4
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:A
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Lampiran 5
No.
Hasil Pengamatan Siklus I Siklus I Responden Pretest Postest
1.
A
75
80
2.
B
55
70
3.
C
50
65
4.
D
35
55
5.
E
45
60
6.
F
45
65
7.
G
65
70
8.
H
70
80
9.
I
45
65
10.
J
50
60
11.
K
70
75
12.
L
45
60
13.
M
40
65
14.
N
75
90
15.
O
45
55
16.
P
50
65
17.
Q
65
75
18.
R
75
85
19.
S
65
70
20.
T
65
75
21.
U
45
60
22.
V
45
65
23.
W
65
70
24.
X
70
80
25.
Y
75
85
Jumlah
1470
1765
Rata-rata
58,80
70,60
Lampiran 6 Hasil Pengamatan Siklus II Siklus II No.
Responden Pretest
Postest
1.
A
70
100
2.
B
60
90
3.
C
55
85
4.
D
40
75
5.
E
50
80
6.
F
45
75
7.
G
55
70
8.
H
75
100
9.
I
50
70
10.
J
45
90
11.
K
65
85
12.
L
45
80
13.
M
40
75
14.
N
70
95
15.
O
45
70
16.
P
55
80
17.
Q
65
85
18.
R
75
100
19.
S
65
90
20.
T
70
95
21.
U
85
100
22.
V
50
80
23.
W
45
70
24.
X
55
80
25.
Y
65
85
Jumlah
1440
2185
Rata-rata
57,60
87,40
Lampiran 7
Hasil Analisis N-Gain Siklus I Siklus I No.
Responden
Pretest
Postest
Postest
Ideal
-
-
Pretest
Pretest
NGain
Keterangan
1.
A
75
80
5
25
0,20
Rendah
2.
B
55
70
15
45
0,33
Sedang
3.
C
50
65
15
50
0,30
Sedang
4.
D
35
55
20
65
0,31
Sedang
5.
E
45
60
15
55
0,27
Rendah
6.
F
45
65
20
55
0,36
Sedang
7.
G
65
70
5
35
0,14
Rendah
8.
H
70
80
10
30
0,33
Sedang
9.
I
45
65
20
55
0,36
Sedang
10.
J
50
60
10
50
0,20
Rendah
11.
K
70
75
5
30
0,17
Rendah
12.
L
45
60
15
55
0,27
Rendah
13.
M
40
65
25
60
0,42
Sedang
14.
N
75
90
15
25
0,60
Sedang
15.
O
45
55
10
55
0,18
Rendah
16.
P
50
65
15
50
0,30
Sedang
17.
Q
65
75
10
35
0,29
Rendah
18.
R
75
85
10
25
0,40
Sedang
19.
S
65
70
5
35
0,14
Rendah
20.
T
65
75
10
35
0,29
Rendah
21.
U
75
80
5
25
0,20
Rendah
22.
V
55
70
15
45
0,33
Sedang
23.
W
65
70
5
35
0,14
Rendah
24.
X
70
80
10
30
0,33
Sedang
25.
75
85
Jumlah
1470
2185
Rata-rata
57,60
87,40
% N-Gain Rendah % N-Gain Sedang % N-Gain Tinggi
Y
10
25
0,40
Sedang
-
19,37
-
-
0,77
-
0,00 % 50,00 % 0,00 %
Lampiran 8
Hasil Analisis N-Gain Siklus II
No.
Responden
Siklus II
Postest
Ideal
Pretest Postest
-
-
Pretest
Pretest
NGain
Keterangan
1.
A
70
95
25
30
0,83
Tinggi
2.
B
60
85
25
40
0,63
Sedang
3.
C
55
85
30
45
0,67
Sedang
4.
D
40
80
40
60
0,67
Sedang
5.
E
50
80
30
50
0,60
Sedang
6.
F
45
80
35
55
0,64
Sedang
7.
G
55
80
25
45
0,56
Sedang
8.
H
75
100
25
25
1
Tinggi
9.
I
50
90
40
50
0,80
Tinggi
10.
J
45
80
35
55
0,64
Sedang
11.
K
65
100
35
35
1
Tinggi
12.
L
45
85
40
55
0,73
Tinggi
13.
M
40
80
40
60
0,67
Sedang
14.
N
70
100
30
30
1
Tinggi
15.
O
45
70
30
55
0,55
Sedang
16.
P
55
90
35
45
0,78
Tinggi
17.
Q
65
100
35
35
1
Tinggi
18.
R
75
100
25
25
1
Tinggi
19.
S
65
95
30
35
0,86
Tinggi
20.
T
70
90
20
30
0,67
Sedang
21.
U
85
100
15
15
1
Tinggi
22.
V
50
80
30
50
0,60
Sedang
23.
W
45
70
35
55
0,63
Sedang
24.
X
55
80
25
45
0,55
Sedang
25.
Y
65
85
Jumlah
1440
1765
Rata-rata
58,80
70,60
20
35
0,57
Sedang
-
7,26
-
-
0,29
-
% N-Gain Rendah
50,00 %
% N-Gain Sedang
50,00 %
% N-Gain Tinggi
0,00 %
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:B
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Kecewa 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:C
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewa 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Bagus
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:D
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Kecewa 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:E
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:F
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:G
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:H
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:I
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:J
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:K
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:L
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:M
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:N
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:O
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya, suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewa 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Bagus
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:P
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:Q
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:R
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:S
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:T
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:U
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:V
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya dong 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:W
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya akan belajar 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:X
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:Y
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya saya suka 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Baik
Hasil Wawancara
Pewawancara : Ani Nurhanipah Responden
:Z
Hari/Tanggal : Senin, 22 April 2013 Waktu
: 9.30
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS ? Jawab: Ya 2. Bagaimana perasaan kamu jika belajar IPS menggunakan metode yang bervariasi ? Jawab: Sangat senang 3. Apakah kamu berusaha belajar jika kesulitan dalam pelajaran IPS ? Jawab: Ya 4. Apakah kamu bertanya jika kurang memahami pelajaran IPS ? Jawab: Ya 5. Bagaimana sikap kamu jika guru IPS tidak hadir ? Jawab: Saya kecewalah 6. Apakah kamu sering mengerjakan tugas pelajaran IPS ? Jawab: Ya 7. Apakah kamu sering menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ? Jawab: Ya 8. Bagaimana sikap kamu jika guru mengajar menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS ? Jawab: Senang sekali 9. Bagaimana sikap kamu jika diminta maju ke depan kelas ? Jawab: Saya mau 10. Bagaimana hasil belajar IPS kamu ? Jawab: Lumayan
FOTO KEGIATAN TES HASIL BELAJAR