PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN MENERAPKAN METODE QUANTUM READING DIKELAS V SDN 28 SIMPANG KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN
Azizah Eka Putri¹, Gusnetti¹, Edrizon¹ Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang E_mail :
[email protected] Abstract The research was motivated by the observation that states that the students in learning activities reading still using the old habits that become an obstacle in reading, such as reading just as a task, a lack of student interest in reading because the methods used are less attractive so that the student is reading below the minimum completeness criteria (KKM). The purpose of this study was to describe the increase in activity by applying the method of teaching reading in class V Quantum Reading Elementary School District 28 Simpang Koto XI Tarusan South Coastal District. The theory used is (1). Reading the opinion Hernowo Quantum theory, (2). Opinions Nurhadi read something about the theory increase capacity, (3). Opinions theory Soedarso read something quickly and effectively. This action is Classroom Action Research (PKT). The study consisted of two cycles, the first cycle and second cycle, each cycle consisted of two meetings. The results showed that the activity of students in one cycle as much as 65% to 88% increase in cycle two (an increase of 23%). It can be concluded Quantum Reading method can increase the activity of learning to read in class 28 Simpang SDN Koto District XI Tarusan South Coastal District. Keywords: Learning Activity, Reading quickly and Quantum Methods peserta didik dalam berkomunikasi dengan
PENDAHULUAN Bahasa
memiliki
sentral
baik dan benar, baik secara lisan maupun
dan
secara tulisan, serta dapat menumbuhkan
emosional. “Pembelajaran bahasa diharapkan
apresiasi terhadap hasil karya sastra. Salah
dapat
satu tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia
perkembangan
peran
intelektual,
membantu
sosial,
peserta
didik
untuk
mengenal dirinya, mengemungkakan gagasan
ialah
dan
dalam
intelektual serta kematangan emosional dan
menggunakan
sosial. Pembelajaran bahasa terdiri dan 4
kemampuan analisis dan imajinasi yang ada
aspek yaitu: menyimak, berbicara, membaca
dalam
dan menulis, keempat aspek itu saling terkait.
perasaan,
masyarakat,
diri
berpartisipasi
serta
peserta
bisa
didik”.
(Depdinas,
2006:317) Pembelajaran
untuk
meningkatkan
kemampuan
Membaca salah satu keterampilan bahasa
Indonesia
bahasa yaitu suatu proses yang komplek dan
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
rumit, oleh sebab itu diharapkan sekali pada
peserta didik agar belajar meningkatkan
keperluan membaca, baru peserta didik
kemampuan
dalam
membaca), kurangnya motivasi atau minat
membaca. Pemahaman dan kecepatan dalam
baca peserta didik, karena metode yang
membaca
kecakapan
digunakan guru selama ini kurang menarik
menggunakan organ tubuh yang diperlukan
bagi peserta didik. Ada dari metode yang
dalam membaca, contohnya menggarahkan
digunakan selama ini. Pertama, peserta didik
mata
dibagikan buku dan disuruh membaca lalu
dan
serta
pemahaman
tergantung
pada
menggunakan
pikiran
untuk
mengingat apa-apa yang telah dibaca.
menjawab teks dan bacaan, tapi yang terjadi
Semakin sering seseorang membaca,
hanya beberapa siswa yang melaksanakan
akan semakin baik cara berkomunikasinya.
perintah dengan baik, sementara yang lain
Kegiatan membaca dapat dilakukan dengan
hanya mencontek hasil dari temannya, kedua,
cara mencatat kata-kata, seperti kata sulit,
peserta didik disuruh membaca bergantian
kata
penting/bermanfaat
atau membaca sambung menyambung, tetapi
dengan menggunakan teknik membaca yang
yang terjadi dengan metode ini, peserta didik
beragam. Salah satu teknik membaca yang
belum
baik menggunakan pendekatan quantum
kegiatan menggangu proses PBM seperti
reading yaitu cara focusing (memusatkan
meribut, menggangu teman, keluar masuk,
perhatian pada suatu kornponen), cutting dan
menggambar dikertas/mencoret-coret buku.
yang
dianggap
dapat
giliran
malah
melakukan
glueing (memotong dan merekatkan,). Cara
Selain itu, dari hasil ujian tengah
ini akan mengefektif kegiatan membaca, juga
semester I tahun ajaran 2011/2012 siswa
akan membuat peserta didik dapat berlatih
kelas V yang mencapai nilai di atas KKM
mengungkapkan
terhadap
hanya 50% dari jumlah siswa 24 orang.
sebuah gagasan secara tertulis serta akan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
membantu dalam merumuskan apa-apa yang
bidang studi Bahasa Indonesia adalah 65.
dipahami
Dalam hal ini terdapat orang 13 siswa yang
secara
pemahaman
terstruktu
(Hernowo,
2004:194)
nilainya dibawah KKM. Sementara yang
Berdasarkan kenyataan di lapangan
nilainya berada di atas KKM adalah 12 orang
sekarang, banyak peserta didik SDN 28
siswa, nilai tertinggi 92, nilai yang terendah
Simpang Kecamatan Koto
50.
XI Tarusan
mengeluh dalam membaca. Peserta didik dalam
membaca
masih
Dari penomena yang terjadi di atas,
menggunakan
maka peneliti menganggap hal ini perlu
kebiasaan lama yang menjadi penghambat
dikaji, karena membaca merupakan ujung
dalam membaca, seperti membaca hanya
tombak dari proses pembelajaran, oleh sebab
sebagai tugas (bila ada perintah dari guru
itu perlu di tingkatkan aktivitas atau minat
pembelajaran diukur dengan menggunakan
baca peserta didik.
kriteria ketuntasan minimum (KKM). KKM
Sejalan batasan masalah maka tujuan untuk
pene1itian
mendeskripsikan
ini
adalah
65.
aktivitas
Data dalam penelitian ini berupa data
pembelajaran membaca dengan menerapakan
kualitatif. Data kualitatif ini diperoleh dari
metode quantum reading melalui teknik
proses pebelajaran. Sumber data adalah
fucusing, cutting dan glueing, di Kelas V
peserta didik kelas V SDN 28 Simpang
SDN 28 Simpang Kecamatan Koto XI
Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.
Pesisir Selatan yang menjadi responden
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian. Sumber data penelitian ini adalah
Jenis
peningkatan
untuk
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah
penelitian
yang
digunakan
proses
kegiatan yang
pembelajaran meliputi
Bahasa
adalah tindakan kelas atau PTK, Menurut
Indonesia
Wardhani (2004: 14), PTK adalah penelitian
pembelajaran,
yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya
evaluasi pembelajaran, perilaku guru dan
sendiri melalui refleksi din, dengan tujuan
peserta
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru
berlangsung.
pelaksanaan
didik
sewaktu
sehingga hasil belajar siswa meningkat”.
Dalam
Penelitian ini dilakukan di SDN 28 Simpang
menggunakan
Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten
mengumpulkan data yaitu;
Pesisir
1) Lembar observasi aktivitas
Selatan,
dengan
alasan
penulis
penelitian
perencanaan pembelajaran,
pembelajaran
ini,
instrument
peneliti untuk
mengadakan penelitian di sekolah ini karena
2) Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sekolah
3) Tes hasil belajar
ini
menerima
pembaruan
pembelajaran. Pada
4) Observasi kegiatan pengajaran dasarnya
penelitian
ini
5) Teknik wawancara secara bebas
merupakan penelitian tindakan kelas dengan
Data yang diperoleh dalam penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif. Pene-
ini
litian tindakan kelas yang dilaksanakan
menggunakan data kualitatif yang mengacu
menggunakan model siklus yang mempunyai
kepada teknik pengumpulan dan analisis
empat
perencanaan,
data, penelitian kualitatif yang dirancang
pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini
oleh Sanafiah Faisal (dalam Prima Erzi
dilakukan dengan 2 siklus.
Uciaty, 2011:37).
komponen
yaitu
Indikator
keberhasilan pada penelitian ini adalah persentase
aktifitas
dalam
proses
nantinya
akan
dianalisis
dengan
Analisi data dilakukan data yang telah direduksi baik perencanaan, pelaksanana, dan
data evaluasi secara terpisah-pisah dengan
dengan
tujuan menemukan informasi yang spesifik
membangkitkan
dan terfokus pada proses pembelajaran dan
memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan
penghambat pembelajran.
yang berkaitan dengan topik, menyampaikan
Hasil analisis dalam meningkatkan
jelas.
Kegiatan skemata
strategi pembelajaran,
awal siswa
dapat dengan
mengorganisasikan
aktivitas peserta didik pada pembelajaran
kelas. Pada kegiatan awal pembelajaran
membaca cepat dengan Quantum Reading
belum
(resensi buku) kelas V SDN 28 Simpang
harus dicapai siswa dalam pembelajaran
Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten
membaca.
menyampaikan
kompetensi
yang
Pesisir Selatan dapat dikatan berhasil apabila
Kegiatan inti pembelajaran disusun
diwaktu pembelajaran berlangsung peserta
dengan Iangkah-langkah quantum reading.
didik tidak mein-main dalam mengikuti
Langkah-langkah kegiatan disusun sistematis
pelajaran dan bisa melaksanakan metode ini
dan
dengan
bisa
pencapaian indikator. Dalam kegiatan inti
mengindentifikasikan ide pokok dan ide
belum terlihat upaya guru dalam memotivasi
penunjang, peserta didik mengerjakan latihan
siswa. Sesuai dengan pengamatan yang
dan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan
dilakukan peneliti terhadap perencanaan
guru,
akhir
tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus
pembelajaran Bahasa Indonesia maka nilai
I diperoleh nilai sebesar 82%, persentase ini
rata-rata peserta didik di atas KKM (65) yang
masih
telah ditetapkan.
keberhasilan yaitu 85%. berarti nilai yang
baik,
dan
peserta
diadakan
didik
tes
pada
Jika hal di atas bisa tercapai/terjadi,
terstruktur
belum
tapat
sesuai
untuk
memenuhi
dengan
kriteria
diperoleh masih kurang.
berarti pembelajaran membaca cepat dengan
Sistem penilaian dilakukan dengan
metode Quantum Reading dapat dikatakan
mencantumkan jenis penilaian proses dan
bisa meningkatan minat baca peserta didik
penilaian hasil. Penilaian proses berupa ranah
kelas V SDN 28 Simpang Kecamatan Koto
afektif dan ranah psikomotor yang dilakukan
XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
1. Siklus 1
Sedangan penilaian hasil berupa ranah
a) Pengamatan
Tindakan
Terhadap
Perencanaan Pembelajaran
kognitif
yang dilakukan setelah proses
pembelajaran berakhir. Alat penilaian hasil
Skenario pembelajaran sesuai dengan
yang digunakan belum mengukur pencapaian
indicator pembelajaran, bahan yang diajarkan
indikator pembelajaran secara keseluruhan.
berpusat
b) Pengamatan
kepada
siswa.
Skenario
pembelajaran mencantumkan kegiatan siswa
Tindakan
Pelaksanaan Pembelajaran
Terhadap
(a) Aktifitas
Guru
dalam
Kegiatan
jumlah yang diperoleh 31 dari skor maksimal
Pembelajaran Aktifitas
kegiatan pembelajaran dapat dilihat dimana
guru
kegiatan
48 dengan persentase 65% (tabel 4.3). Hal
pembelajaran pada siklus I secara umum
ini menunjukkan bahwa taraf keberhasilan
telah berlangsung sesuai dengan rencana
aktivitas siswa selama siklus I dalam
yang telah disusun sebelumnya. Peneliti
kegiatan
pembelajaran
selaku
kategori
kurang.
guru
dalam
praktisi
termasuk
dalam
telah
berhasil
pembelajaran
yang
maksimal seperti yang diharapkan. Hal ini
menyenangkan. Kenyataan ini didukung oleh
terlihat dari kerja siswa dalam belajar
hasil
rnelaksanakan
pengamatan
dilakukan
oleh
aktifitas teman
bersangkutan
dengan
hasil
belum
guru
yang
kelompok. Dimana, selama belajar kelompok
sejawat
yang
berlangsung hanya sebagian kecil siswa yang
rnenggunakan
lembaran pengarnatan. Berdasarkan
Pelaksanaan
ikut aktif dan berpartisipasi. c) Pengamatan
observasi
yang
Tindakan
Terhadap
Penilalan Pembelajaran
dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas
(a) Aspek Kognitif
peneliti dalarn kegiatan pembelajaran siklus
Keberhasilan siswa dilihat dari hasil
I, dimana jumlah skor yang diperoleh 36 dan
tes/latihan yang dilakukan pada akhir siklus
skor rnaksirnal 48 dengan persentase 75%.
1.
Peneliti
telah
berupaya
untuk
Hasil
tes/latihan
pembelajaran
Bahasa
pada
siklus
Indonesia
I
dengan
menerapkan dan melaksanakan pembelajaran
menerapkan metode quantum reading secara
sesuai dengan RPP yang telah dirancang,
umum dapat dilihat pada tabel berikut:
namun
pelaksanaannya
masih
belum
maksimal. (b) Aktifitas
siswa
dalam
kegiatan
Tabel 1 : Hasil Tes Siklus 1 Ban Nilai Nilai Nilai yak RataTerendah Tertinggi Siswa Rata 24
pembelajaran
5
10
70
Banyak Siswa Yang Tuntas 15
% Ketun tasan Siswa 62,5%
Pada kegiatan pembelajaran siklus I, siswa
terlihat
kurang
antusias
dalam
mengikuti proses pernbelajaran. Kondisi ini
(b) Aspek Afektif Keberhasilan siswa dan aspek afektif
terlihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa
dilihat
yang dilakukan oleh pengamat dengan
berlangsung selama siklus I. Nilai yang
berpedoman pada lembaran pengamatan
diperoleh siswa dalam aspek afektif dapat
siswa.
dilihat pada tabel berikut ini:
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa dalam
selama
proses
pembelajaran
Tabel 2 : Hasil Tes Siklus 1 Banyak
Nilai
Nilai
Nilai
Banyak
% Ketun
Siswa Terendah Tertinggi RataRata 24
50
92
69
Siswa Yang Tuntas 8
tasan Siswa 33,33%
Indikator pembelajaran dirumuskan dengan jelas dan logis, diurut dan yang mudah ke yang sukar, dan yang sederhana ke komplek, dan kongkrit ke abstrak, dan
(c) Aspek Psikomotor aspek
penilaian indikator tertulis dengan lengkap
proses
(mencakup semua aspek) dan dirumuskan
pembelajaran berlangsung pada siklus I.
tiap fokus pembelajaran. Media dan sumber
Nilai yang diperoleh siswa dalam aspek
pembelajaran yang digunakan sesuai dengan
psikomotor dapat dilihat pada table berikut
materi, menarik minat siswa, sesuai dengan
ini:
indikator pembelajaran, dan sesuai dengan
Keberhasilan psikomotor
siswa
dilihat
dari
selama
strategi
Tabel 3: Hasil Tes Siklus 1 Nilai Banyak Nilai Nilai RataSiswa Terendah Tertinggi Rata 24
58
83
72
Banyak Siswa % Ketun Yang tasan Siswa Tuntas 14 54,16%
yang
digunakan.
Sumber
pembelajaran berupa materi dan media gambar yang sesuai dan menarik perhatian siswa. Scenario pembelajaran sesuai dengan indikator pembelajaran, bahan yang diajarkan
Berdasarkan paparan data tersebut, dapat diperoleh gambaran bahwa
hasil
penilaian psikomotor siswa pada siklus I adalah 54,16% dan berada pada taraf keberhasilan dengan kategori cukup.
belajar siswa dapat disimpulkan bahwa penilaian proses pada siklus I yaitu aspek afektif dan aspek psikomotor mencapai persentase 33,33% dan 54,16%. Dengan rekapitulasi penilaian pada siklus I dengan persentase 49,99%. Sehingga dapat dikatakan bahwa penilaian pada siklus I belum tuntas
ditingkatkan
BNSP. lagi
pada
Sehingga siklus
perlu II
dan
diharapkan bisa mencapai 75% atau lebih. 2.
Siklus II
a) Pengamatan
kepada
siswa.
Skenario
pembelajaran mencantumkan kegiatan siswa dengan
jelas.
membangkitkan
Kegiatan skemata
awal siswa
dapat dengan
memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan
Berdasarkan hasil pengamatan hasil
berdasarkan
berpusat
yang berkaitan dengan topik. menyampaikan strategi pembelajaran,
mengorganisasikan
kelas, dan menyampaikan kompetensi yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan inti pembelajaran disusun dengan memadukan langkah-langkah pada metode Quantum Reading. Langkah-langkah kegiatan disusun sistematis dan terstruktur tepat untuk memenuhi pencapaian indikator. Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap perencanaan tindakan yang
Tindakan
Perencanaan Pembelajaran
Terhadap
dilakukan peneliti pada siklus II diperoleh deskriptor yang muncul sebesar 88%,
b) Pengamatan
Tindakan
Terhadap
Guru
dalam
Kegiatan
Pembelajaran Aktifitas
dengan
berpedoman
pada
lembaran pengamatan siswa.
pelaksanaan Pembelajaran (a) Aktifitas
pengamat
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa aktifitas siswa
guru
kegiatan
dalam kegiatan pembelajaran sudah baik
pembelajaran pada siklus II secara umum
sesuai yang diharapkan dalam Rencana
telah berlangsung sesuai dengan rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini
yang telah disusun sebelumnya. Peneliti
menunjukkan
selaku
aktivitas
guru
praktisi
melaksanakan dengan
dsalam
telah
pembelajaran
menerapkan
berhasil
dalam
kegiatan
Quantum
c) Pengamatan
Metode
teman
selama
keberhasilan
pembelajaran termasuk dalam kategori baik.
pengamatan aktifitas guru (peneliti) yang oleh
siswa
taraf
membaca
Reading. Kenyataan ini didukung oleh hasil
dilakukan
bahwa
sejawat
Tindakan
Terhadap
Penilaian Pembelajaran (a) Aspek Kognitif
selaku
Keberhasilan siwa dalam pembelajaran
pengamat dengan menggunakan lembaran
membaca
pengamatan.
quantum reading dapat dilihat dari hasil
Berdasarkan
hasil
observasi
dengan
menerapkan
metode
yang
tes/latihan yang dilakukan pada akhir siklus
dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas
II. Hasil tes/latihan pada siklus II secara
peneliti dalam kegiatan pembelajaran siklus
umum dapat dilihat pada tabel berikut:
II.
Tabel 4 : Hasil Tes Siklus II Hal ini menunjukkan bahwa taraf
keberhasilan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan
Nilai Banyak Nilai Nilai RataSiswa Terendah Tertinggi Rata 24
6,5
10
9,3
Banyak Siswa % Ketun Yang tasan Siswa Tuntas 22 91,67%
termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
demikian. peneliti telah berhasil melakukan
gambaran bahwa: (1) terdapat 22 orang siswa
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
yang
dirancang.
ketuntasan belajar, dan (2) 2 orang siswa
(b) Aktifitas
Siswa
dalam
Kegiatan
Pembelajaran
telah
memiliki
mampu
tingkat
mencapai
pemahaman
standar
dengan
kategori ketuntasan kurang. Ketuntasan nilai
Pada kegiatan pembelajaran siklus II,
belajar yang diharapkan sudah mencapai
siswa terlihat serius dan bersemangat dalam
target, di mana persentase ketuntasan yang
mengikuti proses pembelajaran. Kondisi
diperoleh adalah 91,67% dan ketuntasan
tersebut juga terlihat jelas dari hasil penilaian
yang ditetapkan yaitu 75%.
aspek kognitif siswa yang dilakukan oleh
Hasil dari penelitian siklus I dan siklus II
(b) Aspek Afektif Keberhasilan siswa dari aspek afektif dilihat
selama
proses
pembelajaran
berlangsung selama siklus II.. Nilai Terendah 75
Tabel 8 : Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Kognitif Afektif Psikomotor Kognitif Afektif Psikomotor 62,5% 33,33% 54,16% 91,67% 83,58% 87,08%
Tabel 5 : Hasil Tes Siklus II Banyak Siswa 24
yaitu:
Nilai Nilai Rata- % Ketuntasan Tertinggi Rata Siswa 100 83,58 83,58%
Dari hasil pengamatan hasil penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia menerapkan
(c) Aspek psikornotor Keberhasilan psikornotor
metode Quantum Reading pada siklus II
siswa
dilihat
dari
selama
aspek
diperoleh penilaian proses yaitu ranah afektif
proses
dengan nilai rata-rata 84%. Dari 24 orang
pembelajaran berlangsung pada siklus II.
siswa semuanya mendapatkan nilai diatas 75
Tabel 6 : Hasil Tes Siklus II
dan tidak ada satupun siswa yan mendapat
Banyak Nilai Nilai Nilai Rata- % Ketuntasan Siswa Terendah Tertinggi Rata Siswa
nilai dibawah 75. Untuk ranah psikomotor
24
75
100
87,08
87,08%
diperoleh nilai rata-rata 87%. Hal ini sama
Berdasarkan hasil pengamatan hasil
dengan ranah afektif dimana tidak satupun
penilaian pembelajaran pada siklus II ini
siswa yang mendapat nilai dibawah 75,
sudah terlaksana
dimana
karena dan 24 orang siswa semuanya
dengan
mendapat
presentase
dengan baik,
penilaian
proses
Tabel 7 : Hasil Rekapituasi Penilaian Penilaian Proses Afektif Psikomotor 83,58% 87,08%
91, 67%
75.
Rekapitulasi
penilaian proses adalah 85%.
rekapitulasi penilaian:
Kognitif
nilai diatas
Penilaian hasil yaitu ranah kogmtif
Jumlah
dengan nilai rata-rata 91,67 dan persentase
87,44%
91,67%. Dari 24 orang siswa terdapat 2 orang siswa yang mendapat nilai dibawah 75,
Sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
penilaian pada siklus II sudah mencapai ketuntasan belajar berdasarkan ketetapan BNSP.
diatas 75. Rekapitulasi keberhasilan penilaian seluruh siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode Quantum Reading
Pembahasan
pada siklus II yaitu 87,44%.
Pembahasan didasarkan pada teori yang
sedangkan 22 orang lagi mendapat nilai
berkaitan
fucosing,
cutting,
dengan dan
teknik-teknik glueding
yang
mengacu pada teori Hernowo (2004:135).
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I dan siklus II penilaian pembelajaran membaca
dengan
menerapkan
metode
Quantum Reading dapat meningkatan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 28 Simpang Kecamatan Koto XI Tarusan.
Dari hasil dan simpulan penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu
Kesimpulan Penggunaan
peningkatan
alternative
strategi
pembelajaran
aktivitas
membaca di SD, yaitu: (1) disarankan kepada
pembelajaran membaca dengan menerapkan
guru kelas V SDatau guru mata pelajaran
metode Quantum Reading terbukti efektif
Bahasa Indonesia pembelajaran membaca,
karena pembelajaran dilaksanakan sesuai
agar dapat menggunakan metode Quantum
dengan
Reading
perancangan,
pelaksanaan,
dan
evaluasi.
cepat,
dalam karena
pembelajaran dengan
membaca
metode
ini
Rencana pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran yang dilakaukan siswa dapat
sudah disusun sesuai dengan: (1) Standar
meningkatkan hasil belajarnya, (2) disaran
kompetensi, (2) Kompetensi Dasar, (3)
kepada guru sekolah dasar agar lebih
Indikator, (4) Materi Pembelajaran, (5)
meningkatkan cara membimbing siswa pada
Media dan (6) Evaluasi. Rencana disun
saat pembelajaran, khususnya pembelajaran
berdasarkan
membaca dengan menggunakan metode ini.
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP), disamping itu juga memperhatikan minat dan kebutuhan siswa, kemudian
rencana
disusun
dengan
memperhatikan proses pembelajaran. Dalam pembelajaran
membaca
dengan
metode
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas
Quantum Reading menggunakan teknikteknik sebagai berikut: (1) Focusing, (2) Cutting dan Glueing. Setelah dilakukan penelitian maka terjadi
peningkatan
kemampuan
siswa
memahami isi bacaan, dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata membaca siswa pada siklus I yaitu 72 dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 85, jadi pembelajaran membaca
dengan
menerapkan
Quantum
Reading
dapat
metode
meningkatkan
kemampuan siswa memahami isi bacaan. Saran
Saleh Abas, 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif Di Sekolah Dasar, Jakarta : Depdiknas Hernowo. 2004. Quantum Reading. Bandung : Mizan Learning Center