PENILAIAN RANAH SIKAP DAN KETERAMPILAN DALAM PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI
BAHRUL HAYAT
Disampaikan Pada Seminar Ilmiah Bulanan Pusat Pengembangan Akademik Universitas Negeri Jakarta 21 September 2016
FOCUS OF UNIVERSITY EDUCATION
Discipline Mind
Furnishing of the Mind
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PERMEN RISTEK DIKTI N0 44 TAHUN 2015
Pasal 5 (1) Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan y a n g d i n y a t a k a n d a l a m r u m u s a n c a p a i a n pembelajaran lulusan.
SKL SEBAGAI TARGET CAPAIAN PEMBELAJARAN (LEARNING OUTCOMES))
Learning outcomes (Capaian Pembelajaran) refer to observable and measurable a. knowledge (pengetahuan) b. skills (keterampilan) c. a/tudes (sikap)
SKL SEBAGAI TARGET CAPAIAN PEMBELAJARAN (LEARNING OUTCOMES)) Learning outcomes should: • reflect broad conceptual knowledge and adapIve vocaIonal and generic skills • reflect essenIal knowledge, skills or aJtudes; • focus on results of the learning experiences; • reflect the desired end of the learning experience, not the means or the process; • represent the minimum performances that must be achieved to successfully complete a course or program; • answer the quesIon, "Why should a student take this course anyway?"
RANAH ASESMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN MAHASISWA: TAKSONOMI BLOOM?
PENGETAHUAN (COGNITIVE)
SIKAP (AFFECTIVE)
KETERAMPILAN (PSYCHO-‐ MOTORIC)
KERANCUAN PERISTILAHAN • IsUlah “keterampilan” dalam praktek pendidikan sering dimaknai sebagai skill dan digunakan dalam pengerUan yang lebih luas, termasuk baik cogni7ve skills maupun psychomotoric skills. • Cogni7ve skills dalam konteks Taksonomi Bloom dimaksudkan sebagai kemampuan kogniUf hasil belajar (learned ability) bukan kemampuan kogniUf yang bersifat bawaan berupa ap7tude (innate ability). • IsUlah sikap dalam praktek pendidikan sering dimaknai Udak hanya aDtude tetapi mencakup makna afekUf (aDtudes, emo7ons, and feelings) dalam Taksonomi Bloom.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN: SIKAP PERMEN RISTEK DIKTI N0 44 TAHUN 2015
Pasal 6 (1) SIKAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, peneliIan dan/ atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.
RUMUSAN SIKAP PERMEN RISTEK DIKTI N0 44 TAHUN 2015
SeIap lulusan program pendidikan akademik, vokasi, dan profesi harus memiliki sikap sebagai berikut: a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung Inggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan eIka; c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
RUMUSAN SIKAP PERMEN RISTEK DIKTI N0 44 TAHUN 2015
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; h. menginternalisasi nilai, norma, dan eIka akademik; i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dan j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN: KETERAMPILAN PERMEN RISTEK DIKTI N0 44 TAHUN 2015
Pasal 6 (3) KETERAMPILAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, peneliIan dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran, mencakup: a. keterampilan umum sebagai kemampuan kerja umum yang wajib dimiliki oleh seIap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai Ingkat program dan jenis pendidikan Inggi; dan b. keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh seIap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi.
RUMUSAN KETERAMPILAN UMUM: SARJANA PERMEN RISTEK DIKTI N0 44 TAHUN 2015
Lulusan Program Sarjana wajib memiliki keterampilan umum sebagai berikut: a. mampu menerapkan pemikiran logis, kriIs, sistemaIs, dan inovaIf dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhaIkan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya; b. mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; c. mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhaIkan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan eIka ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kriIk seni, menyusun deskripsi sainIfik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan
RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN (LEARNING OUTCOMES)) • Rumusan capaian pembelajaran yang tertuang dalam SKL merupakan rumusan yang sangat generik dan bersifat lintas ranah . • SeUap perguruan Unggi harus menjabarkan SKL ke dalam program dan struktur kurikulum, mata kuliah, serta proses pembelajaran yang memasUkan tercapainya SKL. • Pendekatan dan strategi pembelajaran seUap mata kuliah harus mencerminan upaya terjadinya pembelajaran yang efekUf dalam menunjang tercapainya SKL.
PENILAIAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Assessment of Learning Outcomes)
Penilaian capaian pembelajaran adalah proses pengumpulan informasi untuk memantau kemajuan belajar mahasiswa, mencari cara terbaik untuk memfasilitasi belajar mahasiswa, dan mengambil keputusan tentang perkembangan dan CAPAIAN (hasil) PEMBELAJARAN mahasiswa.
PHILOSOPHICAL ASSUMPTIONS OF ASSESSMENT Every educaIonal assessment, whether used in the classroom or largescale context, is based on a set of scienIfic principles and philosophical assumpIons, or founda6ons. • First, every assessment is grounded in a concepIon or theory about how people learn, what they know, and how knowledge and understanding progress overIme. • Second, each assessment embodies certain assumpIons about which kinds of observaIons, or tasks, are most likely to elicit demonstraIons of important knowledge and skills from students. • Third, every assessment is premised on certain assumpIons about how best to interpret the evidence from the observaIons to draw meaningful inferences about what students know and can do. US Commi`ee On The FoundaUons Of Assessment
INTERCONNECTED ELEMENTS OF ASSESSMENT
evidence about students’ achievement
achievement to be assessed Learning Outcomes
ObservaUon
InterpretaUon and Inference
Methods used to analyze the evidence
PENILAIAN RANAH SIKAP Apakah sikap bisa dinilai?
• Dalam perspekUf psikometrik sikap dapat diukur melalui berbagai instrumen yang distandarkan setelah melalui proses validasi konstruk dan uji reliabilitas. • Namun demikian, sikap dalam konteks pendidikan harus dilihat sebagai capaian pembelajaran secara integraUf yang merupakan resultante dari keseluruhan proses pendidikan. • Penilaian sikap yang bertujuan menilai sikap seUap individu mahasiswa (mahasiwa sebagai unit analisis) sangat dihindari karena mahasiswa merupakan peserta didik yang menuju dewasa atau sudah dewasa. • Justru sebaliknya, penilaian capaian pembelajaran ranah sikap seringkali dilakukan dengan unit analisis kelompok yang diarahkan pada seberapa baik sistem atau subsistem perguruan Unggi telah behasil membangun sikap dan karakter mahasiswanya.
METODE PENGUKURAN SIKAP DALAM PERSPEKTIF PSIKOMETRIK
Verbal statement
Direct quesUon
RaUng scale
Verbal statement
Psychophysical measure
Covert response
Overt behavior
Behavioral observaUon
Modern psychometric method can tranforms raw scores from attitude measurement into interval measures.
METODA PENGUKURAN SIKAP DENGAN RATING SCALE Beberapa metoda skala sikap (raUng scale) telah dikembangkan, antara lain: § Equidistance (interval appearing) scaling (Thurstone) § Likert scaling (Likert) § SemanUc differenUal (Osgood)
Item skala sikap harus membedakan: § Belief, affecUve, and conaUve items § should and would items § Behavioral-‐tendency and actual-‐behavior items ,
PENILAIAN SIKAP DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN Hasil pendidikan sikap harus dipahami sebagai outcome bukan sebagai output proses pendidikan yang secara instant dapat diniliai oleh pendidik pada setiapkali menyelesaikan suatu proses pembelajaran. Penilaian sikap (attitude assessment) merupakan proses akumulatif yang bersifat judgmental pendidik terhadap perilaku siswa selama periode waktu tertentu (per semester) yang didasarkan pada observasi dan rekaman catatan harian dengan indikator perilaku yang disepakati dan ditetapkan. Metode dan teknik yang digunakan untuk penilaian sikap (attitude assessment) sebaiknya tidak harus menggunakan metode dan teknis pengukuran sikap (attitude measurement) sebagaimana dikembangkan dalam pendekatan psikometrik.
PENILAIAN SIKAP DENGAN METODA JUDGMENT PENDIDIK Penilaian sikap lebih tepat dinilai dengan pendekatan evaluative judgment dosen terhadap perilaku siswa melalui salah satu dari dua format: 1. holistic format: judgment terhadap perilaku siswa secara menyeluruh dengan deskripsi yang eksplisit dari perilaku ideal (sangat baik) sampai perilaku kurang ideal (kurang baik) yang mencakup semua aspek sikap yang dinilai. 2. analytic format: judgment terhadap perilaku siswa secara rinci untuk aspek sikap yang dinilai dengan indikator perilaku yang eksplisit yang menggambarkan perilaku ideal (sangat baik) sampai perilaku kurang ideal (kurang baik).
PENILAIAN SIKAP DENGAN METODA JUDGMENT PENDIDIK • Deskripsi perilaku untuk Holistic format dan indikator perilaku untuk analytic format dirumuskan secara bersama antara guru dan sekolah dengan mengacu kepada nilai (values) yang ingin dikembangkan yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan moral siswa. • Gunakan catatan harian guru sebagai dasar dalam melakukan evaluative judgment dan catatan harian juga menjadi instrumen dalam pembinaan perilaku anak. • Komunikasikan ringkasan catatan harian guru dalam bahasa yang positif kepada siswa dan orang tua siswa melalui laporan semester dalam rangka mengembangkan perilaku anak ke arah positif.
PENILAIAN SIKAP DENGAN METODA JUDGMENT PENDIDIK HolisUc Format Nilai
Deskripsi Perilaku
Keterangan
Sangat Baik (A) Baik (B) Agak Baik (C) Kurang baik (D)
AnalyUc Format Aspek Kejujuran Disiplin Tanggung jawab Kesantunan
Indikator Perilaku (4 level)
Nilai (1-‐4)
Keterangan
PENILAIAN SIKAP DENGAN PENGUNGKAPAN KESADARAN SIKAP (ATTITUDE AWARENESS) • Dalam upaya mengembangkan sikap selama mahasiswa mengambil kuliah, dosen dapat meminta mahasiswa untuk mengeksplorasi sikapnya tentang berbagai hal yang relevan. Unit analisis dari metoda ini bersifat kelompok, bukan indvidu mahasiswa. • Beberapa metoda yang digunakan melipuU: a. Classroom opinion polls b. Double entry journal c. Profile of admirable individual d. Everyday ethical dilemma e. Survey
PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN cogniUve skills • Penilaian ranah keterampilan kogniUf diarahkan pada penilaian atau pengukuran kemampuan berfikir mahasiswa yang termasuk kategori kogniUf Unggi (higher order thinking skills) atau keterampilan kogniUf lainnya yang menunjang disiplin ilmu yang dipelajari. • Higher order thinking is thinking on a level that is higher than memorizing facts or telling something back to someone exactly the way it was told to you.
HIGHER ORDER THINKING (HOT): Thinking to higher levels is more than restaIng the facts and requires students to do something with the facts — understand them, infer from them, connect them to other facts and concepts, categorize them, manipulate them, put them together in new or novel ways, and apply them as we seek new soluIons to new problems.
Thinking is NOT
Knowing Remembering RepeaIng
MAIN FEATURES OF HOTS • Transfer: requires students not only to remember but also to make sense of and be able to use what they have learned. (Anderson & Krathwohl, 2001) • CriIcal thinking: includes reasoning, quesIoning and invesIgaIng, observing and describing, comparing and connecIng, finding complexity, and exploring viewpoints. (Norris & Ennis, 1989) • Problem solving: incurs a problem when the student wants to reach a specific outcome or goal but does not automaIcally recognize the proper path or soluIon to use to reach it. (Nitko & Brookhart, 2007)
BLOOM AND ANDERSON/KRATHWOHL TAXONOMY LEVEL
DESCRIPTION
Remembering
Recognizing or recalling knowledge from memory
Understanding
ConstrucIng meaning from different types of funcIons be they wriken or graphic messages or acIviIes like interpreIng, exemplifying, classifying, summarizing, inferring, comparing, or explaining
Applying
Carrying out or using a procedure through execuIng, or implemenIng. Applying relates to or refers to situaIons where learned material is used through products like models, presentaIons, interviews or simulaIons.
LEVEL
DESCRIPTION
Analyzing
Breaking materials or concepts into parts, determining how the parts relate to one another or how they interrelate, or how the parts relate to an overall structure or purpose. Mental acIons included in this funcIon aredifferen6a6ng, organizing, and a=ribu6ng, as well as being able to dis6nguish between the components or parts. When one is analyzing, he/she can illustrate this mental funcIon by creaIng spreadsheets, surveys, charts, or diagrams, or graphic representaIons.
EvaluaIng
Making judgments based on criteria and standards through checking and criIquing. CriIques, recommendaIons, and reports are some of the products that can be created to demonstrate the processes of evaluaIon.
CreaIng
PuJng elements together to form a coherent or funcIonal whole; reorganizing elements into a new pakern or structure through generaIng, planning, or producing. CreaIng requires users to put parts together in a new way, or synthesize parts into something new and different creaIng a new form or product.
HIGHER ORDER THINKING SKILLS 1. CRITICAL THINKING “….as argul thinking which includes reasoning, quesIoning and invesIgaIng, observing and describing, comparing and connecIng, finding complexity, and exploring viewpoints” (Barahal, 2008, p. 299). 2. PROBLEM SOLVING “As you explore new domains you will need to remember information, learn with understanding, critically evaluate ideas, formulate create alternatives, and communicate effectively. A problem-solving model can be applied to each these problems to help you to continue to learn on your own.” (Bransford and Stein, 1984, p. 122).
HOTS ITEM 1. Present something new for students to think about 2. Introductory text, visuals, scenarios, resource material, problems 3. Use novel material– new to the student, not covered in class 4. DisInguish between level of difficulty (easy vs. hard) and level of thinking (lower vs. higher-‐ order) and control for each separately
METODE PENILAIAN HOTS • • • • • • •
Tes dengan format HOTS AnalyIc memos Concept map Project ScienIfic paper Annotated poruolio dll
PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN psychomotoric skills
• Penilaian ranah keterampilan psikomotorik diarahkan pada penilaian atau pengukuran kemampuan motorik-‐fisik dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu. • Kemampuan motorik berkait dengan keterampilan teknis tertentu yang dapat dipelajari sehingga memperoleh kemahiran yang ditunjukkan dengan kualitas (halus-‐kasar), efekUvitas, dan efisiensi. • Berbagai metoda dapat digunakan untuk penilaian ranah keterampilan fisik: • Performance assessment • Product assessment • Project • showcase
Assessment is to: * know ourself better * know our student better
Terima Kasih