Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto)
111
PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Kunarto UPT Dinas Pendidikan Kacamatan Deket Kabupaten Lamongan Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan Nomor Telepon Kantor (0322) 312383, HP : 08123096549
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) jenis-jenis frasa, (2) jenis-jenis klausa, dan (3) penggunaan frasa dan klausa Bahasa Indonesia dalam karangan siswa kelas IV di Sekolah Dasar di Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas IV telah mampu menggunakan frasa nominall dalam karangan mereka. Frasa-frasa nominall itu terdiri atas (1) frasa nominall dengan nomina lain sebagai unsur atributif, (2) frasa nominal dengan ajektiva sebagai unsur atributif, (3) frasa nominall dengan verba sebagai unsur atributif, (4) frasa nominall dengan demonstratif sebagai unsur atributif, (5) frasa nominall dengan pronomina sebagai unsur atributif, (6) frasa nominall dengan nama orang sebagai unsur atributif, dan (7) frasa nominall dengan numeralia sebagai unsur atributif. Jenis-jenis klausa yang telah diperoleh siswa kelas IV SD Deket adalah klausa verbal dan klausa nominal. Klausa verbal yang digunakan adalah verba transitif dan klausa nominal adalah satuan sintaksis yang berpola subjek (N) dan predikat (N). Kata kunci: frasa, klausa, karangan siswa Abstrac: This research is done to aim to detect (1) kind of phrase, (2) kind of clause, and (3) using phrase and clause in the fourth year student`s essay of elementary school at Deket, Lamongan. Approach this research is descriptive qualitative. The results showed that the students fourth grade have been able to use the noun phrases in their essays. Their noun phrase is obtain to consist to (1) noun phrases with other noun as attribute element, (2) noun phrases with adjective as attribute element, (3) noun phrases with verb as attribute element, (4) noun phrases with demonstrative as attribute element, (5) noun phrases with pronominal as attribute element, (6) noun phrases with person name as attribute element, (7) noun phrases with numeralia as attribute element. The kind of clause that got by fourth year students of elementary school at Deket, Lamongan is verbal clause and nominal clause. Verbal clause that used transitive verb and clause noun figured syntax subject (N) and predicate (N). Keywords: phrase, clause, student essay
112
PENDAHULUAN Bahasa merupakan satu wujud yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa ini adalah milik manusia yang telah menyatu atau tidak dapat dipisahkan dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik manusia, bahasa selalu muncul dalam segala aspek dan kegiatan manusia. Tidak ada satu kegiatan manusia pun yang tidak disertai dengan kehadiran manusia. Oleh karena itu, jika orang bertanya apakah bahasa itu, maka jawabannya dapat bermacam-macam sejalan dengan bidang kegiatan tempat bahasa itu digunakan. Jawaban seperti, bahasa adalah alat untuk menyampaikan isi pikiran, bahasa adalah alat untuk berinteraksi, bahasa adalah alat untuk mengekspresikan diri, dan bahasa adalah alat untuk menampung hasi lkebudayaan, semuanya dapat diterima. Chaer (2009: 167) mengatakan ,bahwa pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak ketika ia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seseorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua, setelah diamemperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua. Namun banyak juga yang menggunakan istilah pemerolehan bahasa untuk bahasa kedua. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah jenis-jenis frasa dan kalimat bahasaIndonesia . sedang sumber datanya adalah siswa
EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015
kelas IV Sekolah Dasar di Kecamatan Deket.Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama daripenelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik simak, dan teknik catat. Teknik simak dilakukan karena memang peneliti menyimak data yang ada dalam percakapan siswa. Data yang telahdisimak kemudian dicatat pada kartu data dan diklasifikasikan sesuai dengan kategori tertentu. HASIL PENELITIAN Jenis-Jenis Frasa yang Diperoleh Siswa Kelas IV Penelitian ini mengamati pemerolehan bahasa anak sekolah dasar, yaitu siswa kelas IV Sekolah Dasar di Kecamatan Deket. Peneliti mengamati pemerolehan frasa, dan klausa serta cara pemerolehannya. Berikut hasil penelitian. Pada bagian ini akan dipaparkan jenis-jenis frasa yang terdapat dalam data mengarang siswa kelas IV SD di Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan. Siswa kelas IV telah memperoleh frasa nominal. Mereka sudah mampu menggunakan frasa nominal dalam karangan mereka. Frasa-frasa nominal yang mereka peroleh terdiri atas (1) frasa nominal dengan nomina lain sebagai unsur atributif, (2) frasa nominal dengan ajektiva sebagai unsur atributif, (3) frasa nominal dengan verba sebagai unsur atributif, (4) frasa nominal dengan demonstratif sebagai unsur atributif, (5) frasa nominal dengan pronominal sebagai unsur atributif, (6) frasa nominal dengan nama orang sebagai unsur atributif, dan (7) frasa nominal dengan numeralia sebagai unsur atributif. Berikut pembahasan hasil penelitian frasa nominal yang dimaksud.
Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto)
Nomina sebagai Unsur Atributif Nomina atau kata benda adalah kata yang bisa berdampingan dengan kata bukan. Dalam frasa nominal hari Minggu, kayu bakar, dan minyak goreng yang menjadi unsur atributif adalah nomina juga. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak kelas IV SD di Kecamatan Deket telah menguasai penggunaan frasa nominal dengan nomina sebagai unsur inti dan nomina lainnya sebagai unsur atributif. Ajektiva sebagai Unsur Atributif Ajektiva adalah kategori yang ditandai oleh kemungkinannya untuk (1) bergabung dengan partikel tidak, (2) mendampingi nomina, atau (3) didampingi partikel seperti lebih, sangat, agak, (4) mempunyai ciri-ciri morfologis, seperti –er, -if, -i. (Kridalaksana , 1994: 59). Ajektiva dapat digunakan sebagai unsur atributif dalam frasa nominal. Siswa kelas IV SD Deket telah memperoleh atau mampu menggunakan frasa nominal dengan unsur atributif yang berkategori ajektiva. Dalam karangan mereka terdapat frasa nominal berikut: angkutan umum, makanan ringan, dan tetangga terdekat. Dilihat dari segi pola atau struktur frasa, frasa-frasa tersebut terbentuk dari nomina dan ajektiva. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak kelas IV SD di Kecamatan Deket telah menguasai penggunaan frasa nominal dengan nomina sebagai unsur inti dan adjektiva sebagai unsur atributif. Verba sebagai Unsur Atributif Ciri-ciri verba dapat diketahui dengan mengamati (1) perilaku semantic, (2) perilaku sintaktis, dan (3) bentuk morfologisnya. Namun, secara umumverba dapat diidentifikasi dan dibedakan dari kelas kata yang lain,
113
terutama dari ajektiva, karena ciri-ciri berikut. (a) verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain, (b) verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang ukan sifat atau kualitas, (c) verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi prefiks ter- yang bermakna ‘paling’; dan (d) pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna kesangatan.(Alwi, dkk. 2003:87). Berikut data pemerolehan frasa verbal dengan unsur atributif yang berkategori verba: nasi goreng, sepak bola. Dilihat dari segi pola atau struktur frasa, frasa tersebut terbentuk dari nomina dan verba. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak kelas IV SD di Kecamatan Deket telah menguasai penggunaan frasa nominal dengan nomina sebagai unsur inti dan verba sebagai unsur atributif. Demonstrativa sebagai Unsur Atributif Demonstrative adalah kategori yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu di dalam maupun di luar wacana. Sesuatu itu disebut anteseden. Dari sudut bentuk dapat dibedakan antara (1) demonstrativa dasar, seperti itu dan ini, (2) demonstrativa turunan seperti berikut, sekian, (3) demonstrativa gabungan seperti di sini, di situ, di sana, ini itu, di sana-sini. (Kridalaksana, 1994: 92). Berikut data pemerolehan frasa nominal dengan demonstrativa sebagai unsur atributif: desa itu, tempat itu, buah itu. Dilihat dari segi pola atau struktur frasa, frasa tersebut terbentuk dari nomina dan demonstrativa. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak kelas IV SD di Kecamatan Deket telah menguasai penggunaan frasa nominal dengan nomina sebagai unsur
EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015
114
inti dan demonstrativa sebagai unsur atributif. Pronomina sebagai Unsur Atributif Pronomina lazim disebut kata ganti karena tugasnya memang menggantikan nomina yang ada. Berikut data pronominal sebagai unsur atributif yang telah dieroleh siswa kelas IV Sekolah Dasar di Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan: teman-teman saya, nenek saya, rumah kami. Dilihat dari segi strukturnya, frasa tersebut terdiri atas dua unsur yaitu unsur inti yang berupa nomina dan unsur atributif yang berupa pronomina. Unsur atributif mengacu pada makna posesif atau kepemilikan. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak kelas IV SD di Kecamatan Deket telah menguasai penggunaan frasa nominal dengan nomina sebagai unsur inti dan pronomina sebagai unsur atributif. Nama Orang sebagai Unsur Atributif Frasa nominal bisa terjadi dari nama orang sebagai unsur atributif. Berikut data nama orang sebagai unsur atributif yang telah diperoleh siswa kelas IV Sekolah Dasar di Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan: rumah Desi. Dilihat dari segi strukturnya, frasa tersebut terdiri atas dua unsur yaitu unsur inti yang berupa nomina dan unsur atributif yang berupa nama orang.
No. 1. 2. 3. 4.
Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak kelas IV SD di Kecamatan Deket telah menguasai penggunaan frasa nominal dengan nomina sebagai unsur inti dan nama orang sebagai unsur atributif. Numeralia sebagai Unsur Atributif Numeralia atau kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep. Frasa seperti lima hari, setengah abad, orang ketiga, dan beberapa masalah mengandung numeralia, yakni masingmasing lima, setengah, ketiga, dan beberapa. Dilihat dari segi strukturnya, frasa tersebut terdiri atas dua unsur yaitu unsur inti yang berupa nomina dan unsur atributif yang berupa numeralia. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak kelas IV SD di Kecamatan Deket telah menguasai penggunaan frasa nominal dengan nomina sebagai unsur inti dan numeralia sebagai unsur atributif. Jenis-Jenis Klausa yang Diperoleh Siswa Kelas IV Dalam penelitian terhadap bahasa siswa kelas IV SDN Deket, diperoleh jenis-jenis klausa yang telah diperoleh oleh mereka. Jenis-jenis klausa yang telah mereka kuasai sebagai berikut.
Tabel 1 Klausa Verbal Kalimat Kami akan mengadakan kemah. Kami mulai berangkat naik truk. Pada hari Minggu, aku dan keluargaku pergi ke kebun binatang. Aku melihat hewan gajahnya .
Dalam data (1) di atas terdapat klausa “Kami akan mengadakan kemah.” Klausa tersebut terdiri atas fungsi subjek,
predikat, dan objek. Subjeknya adalah “kami”; predikatnya “akan mengadakan”; dan objeknya adalah “kemah”. Klausa
Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto)
tersebut merupakan klausa trasitif karena verba yang digunakan adalah verba yang membutuhkan objek. Dilihat dari segi strukturnya, klausa tersebut mempunyai struktur S (Pr) + P (V) + O (N). Dalam data (2) di atas terdapat klausa “Kami mulai berangkat naik truk.” Klausa tersebut terdiri atas fungsi subjek, predikat, dan objek. Subjeknya adalah “kami”; predikatnya “mulai berangkat”. Frasa “naik truk” merupakan keterangan cara. Klausa tersebut merupakan klausa intrasitif karena verba yang digunakan adalah verba yang tidak membutuhkan objek. Klausa tersebut mempunyai struktur S(Pr) + P (V) + K. Dalam data (3) terdapat klausa “Pada hari Minggu, aku dan keluargaku pergi ke kebun binatang.” Klausa tersebut terdiri atas fungsi subjek, predikat, dan
No. 1. 2. 3.
115
objek. Subjeknya adalah “aku dan keluargaku”; predikatnya “pergi”; dan keteranganya adalah “kebun binatang”. Klausa tersebut merupakan klausa intrasitif karena verba yang digunakan adalah verba yang tidak membutuhkan objek. Dilihat dari segi strukturnya, klausa tersebut mempunyai struktur S(Pr dan FN) + P (V) + K (FN). Dalam data (4) terdapat klausa “Aku melihat hewan gajahnya.” Klausa tersebut terdiri atas fungsi subjek, predikat, dan objek. Subjeknya adalah “aku”; predikatnya “melihat”; dan objeknya adalah “gajahnya”. Klausa tersebut merupakan klausa trasitif karena verba yang digunakan adalah verba yang membutuhkan objek. Dilihat dari segi strukturnya, klausa tersebut mempunyai struktur S(N) + P (V) + O (N).
Tabel 2 Klausa Ajektiva Kalimat Kami sangat gembira Udaranya sejuk. Pemandangan hutan sangatlah indah.
Dalam data (1) terdapat klausa “kami sangat gembira”. Dilihat dari segi strukturnya, klausa tersebut terdiri atas dua unsur yaitu unsur subjek dan predikat. Subjek klausa tersebut adalah “kami”, sedangkan predikatnya adalah “sangat gembira”. Predikat tersebut merupakan frasa ajektiva dengan ajektiva sebagai unsur pokok dan adverbial sebagai unsur atributif. Dalam data (2) terdapat klausa “udaranya sejuk”. Dilihat dari segi strukturnya, klausa tersebut terdiri atas dua unsur yaitu unsur subjek dan predikat. Subjek klausa tersebut adalah “udaranya”, sedangkan predikatnya adalah “sejuk”. Predikat tersebut merupakan ajektiva.
Dalam data (3) terdapat klausa “Pemandangan hutan sangatlah indah.” Dilihat dari segi strukturnya, klausa tersebut terdiri atas dua unsur yaitu unsur subjek dan predikat. Subjek klausa tersebut adalah “pemandangan hutan”, sedangkan predikatnya adalah “sangatlah indah”. Predikat tersebut merupakan frasa ajektiva dengan ajektiva sebagai unsur pokok dan adverbial sebagai unsur atributif. Dari tiga data tersebut dapatlah disimpulkan bahwa siswa kelas IV telah memperoleh atau mampu membuat kalimat dengan konstruksi S (N/NP/) + P (Adj.).
EDU-KATA, Vol. 2, No. 2, Agustus 2015
116
No. 1. 2.
Tabel 3 Klausa Nomina Kalimat Aku bukan anak orang kaya. Pengalaman itu itu adalah pengalaman meyenangkan.
SIMPULAN Jenis-jenis frasa yang telah diperoleh siswa kelas IV SD Deket adalah Frasa nominal, Siswa kelas IV telah memperoleh frasa nominal. Mereka sudah mampu menggunakan frasa nominal dalam karangan mereka. Frasafrasa nominal yang mereka peroleh terdiri atas (1) frasa nominal dengan nomina lain sebagai unsur atributif, (2) frasa nominal dengan ajektiva sebagai unsur atributif, (3) frasa nominal dengan verba sebagai unsur atributif, (4) frasa nominal dengan demonstrative sebagai unsur atributif, (5) frasa nominal dengan pronominal sebagai unsur atributif, (6) frasa nominal dengan nama orang sebagai unsur atributif, dan (7) frasa nominal dengan numeralia sebagai unsur atributif. Jenis-jenis klausa yang telah diperoleh siswa kelas IV SD Deket adalah klausa verbal yang merupakan klausa transitif karena verba yang digunakan adalah verba yang membutuhkan objek. Sedang dilihat dari strukturnya, klausa tersebut mempunyai struktur S (Pr) + P (V) + O (N). Klausa ajektival adalah klausa dengan konstruksi S (N/NP) + P (Adj), klausa nominal adalah satuan sintaksis yang berpola S (N) + P (N).
yang
DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa. Alwasilah, Chaedar. 1997. Politik Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Rosda Karya. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Chaer, Abdul. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia : Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta. Dajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Linguistik. Bandung: Eresco. Isaac, Stephen. 1977. Handbook in Research and Evaluation. California: EdiTs publisher. Mar’at, Samsunuwiyati. 2009. Psikolinguistik. Bandung: Aditama. Moleong, Lexy.J 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Rosda Karya. Ramlan. 1995. Sintaksis. Yogyakarta. Penerbit Karyono. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sumarsono.2009. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.