18
PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN SAAT MELAKUKAN TINDAKAN DI RUMAH SAKIT GATOEL MOJOKERTO DARSINI STIKES Insan Cendekia Medika Jombang
ABSTRAK Alat Pelindung Diri (APD) merupakan perlengkapan perlindungan yang digunakan untuk melindungi petugas perawatan kesehatan dari mikroorganisme. Agar pelaksanaan pemakaian APD baik, harus didukung dengan pengetahuan perawat yang tinggi tentang pemakaian APD dan kepatuhan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan pengetahuan perawat tentang Alat Pelindung Diri (APD) dengan kepatuhan pemakaian saat melakukan tindakan. Desain penelitian ini menggunakan Analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan perawat tentang Alat Pelindung Diri, sedangkan variabel dependennya adalah kepatuhan pemakaian saat melakukan tindakan. Sampel yang diambil yaitu semua perawat yang bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Gatoel Mojokerto sebanyak 80 responden, dengan menggunakan total sampling. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan lembar kuesioner dan lembar observasi. Setelah data ditabulasi kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Mann Whitney Test dengan tingkat kemaknaan ≤ 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah dari perawat berpengetahuan baik sebanyak 36 responden (45%). Kepatuhan pemakaian APD saat melakukan tindakan sebagian besar perawat adalah patuh sebanyak 42 responden (52,5%). Sedangkan dari hasil uji statistik diperoleh hasil ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang Alat Pelindung Diri dengan kepatuhan pemakaian saat melakukan tindakan dengan nilai 0,004. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang baik harus diimbangi dengan kepatuhan yang baik pula, tetapi dalam hal ini pemakaian Alat Pelindung Dirinya kurang. Untuk itu perlu dilakukannya pengawasan dan disiplin yang ketat dari supervisi atau kepala ruangan tentang APD. Perlunya membuat kebijaksanaan prosedur tetap tentang tindakan pemakaian APD sesuai dengan standarisasi, perlunya dilakukannya penyegaran kembali tentang bahaya APD bila tidak digunakan, sehingga pemakaian Alat Pelindung Diri dapat dipatuhi dan digunakan secara baik saat melakukan tindakan. Kata kunci : korelasi kanonikal, angka kematian ibu, angka kematian anak
ABSTRACT Self Protective Tools (SPT) is the protection of the equipment used to protect the health care officer of the microorganisms. In order for the implementation of the PERSONAL consumption good, must be supported with a high knowledge of nurse about wearing of PERSONAL PROTECTION and compliance. The purpose of this research is to analyze the relationship of nurse knowledge about Self Protective Tools and the compliance of the use when performing the action. The design of the research use Analytic approach with the use of Cross Sectional. The independent variable in this study is the knowledge of nurse about Protective Tools Themselves, whereas the variable dependent is the usage time of compliance action. Samples taken all nurses working in the hospital’s inpatient space Gatoel Mojokerto 80 respondent, using total sampling. Research data is taken by using the observation
Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Volume 11 No. 1 Maret 2016
19
sheet and questionnaire sheet. After the data is tabulated and then analyzed using statistical test Mann Whitney Test with a level of significance of ≤ The result showed that nearly half of the nurses knowledgeable good as much as 36 respondent (45%). Compliance of the PERSONAL consumption when performing the actions most of the nurses are dutifully as much as 42 respondent (52.5%). While the result of statistical test obtained result there is a relationship between nurses knowledge about Protective Tools themselves with compliance of usage while performing actions with a value of From the result of this result of this researchit can be concluded that the knowledge must be balanced by good compliance SPT usage anyway, but in this case the wearing of Protective Tools Himself less. For that he had to do surveillance and strict disciplineof the supervision or the head of the room about the SPT. The need to create a fixed procedure wisdom about the wearing of Protective Tools Themselves in accordance with standards, the necessity of doing refresher back about the dangers of SPT when not in use, so that the wearing of Protective Tools Themselves can be kept and used in good time of the action. Keyword : Knowledge, Compliance, Self Protective Tools
PENDAHULUAN Alat Pelindung Diri (APD) merupakan perlengkapan pelindung pribadi yang meliputi sarung tangan, masker, kacamata pelindung, kap, gaun dan apron yang digunakan untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang terdapat pada petugas yang bekerja pada suatu tempat perawatan kesehatan, disamping itu bagi petugas kesehatan. Tetapi masih banyak di kalangan perawat yang belum mengetahui tentang pentingnya pemakaian APD saat melakukan tindakan, meskipun standart pemakaian APD sudah ada di Rumah Sakit tetapi pada kenyataannya di lapangan masih banyak ditemukan perawat yang tidak memakai APD saat melakukan tindakan keperawatan invasif seperti memasang/melepas infus, mengambil sampel darah, melakukan injeksi (Alvarado, 2000). Di Negara berkembang, infeksi nosokomial di Rumah Sakit dan infeksi pekerjaan merupakan masalah yang penting dan terus meningkat. Faktorfaktor ketidak patuhan perawat dipengaruhi oleh faktor internal adalah: umur, pendidikan, masa kerja, motivasi, sikap, pengetahan, kemampuan, persepsi dan juga dipengaruhi faktor eksternal adalah organisasi, kelompok, pekerjaan
dan lingkungan (Muchlas, 1997) sehingga petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan. Banyak petugas kesehatan yang tidak secara teratur menggunakan perlengkapan pelindung seperti handscoon, masker atau mencuci tangan. Apabila masih banyak perawat yang belum tahu tentang pentingnya pemakaian APD dan kepatuhan pelaksanaan pemakaian saat melakukan tindakan akibatnya infeksi nosokomial dan infeksi dari pekerjaan akan terus meningkat sehingga pemaparan terhadap bakteri patogen ini akan meningkatkan resiko mereka terhadap infeksi yang serius dan kemungkinan bisa menyebabkan kematian (Gershon, 1996). Berkaitan dengan uraian itulah maka perlu dilakukan penyediaan APD, peningkatan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, perbaikan managemen internal serta pengawasan kembali tentang bahaya bila penggunaan APD tidak dilakukan, diperlukan pengawasan supervisi Kepala Ruangan terhadap kepatuhan pemakaian APD dan pemberiaan sanksi untuk perawat yang tidak memakai APD saat melakukan tindakan khususnya di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto. Sebagai langkah awal peneliti perlu untuk mengidentifikasi hubungan
Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Volume 11 No. 1 Maret 2016
20
pengetahuan perawat tentang APD dengan kepatuhan pemakaian saat melakukan tindakan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan pengetahuan perawat tentang Alat Pelindung Diri (APD) dengan kepatuhan pemakaian saat melakukan tindakan di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto? Tujuan umum adalah menganalisis hubungan pengetahuan perawat tentang Alat Pelindung Diri (APD) dengan kepatuhan pemakaian saat melakukan tindakan di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto. Tujuan khusus adalah Mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang Alat pelindung Diri (APD),mengidentifikasi kepatuhan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), menganalisa hubungan pengetahuan perawat tentang Alat Pelindung Diri (APD) dengan kepatuhan pemakaian saat melakukan tindakan di Rumah Sakit Gatoel Mojokerto. Manfaat penelitian yaitu Bagi perawat :dapat dijadikan peningkatan kepatuhan dalam melaksanakan tindakan praktek keperawatan. Bagi Rumah Sakit : hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pembuatan kebijakan prosedur tetap tentang tindakan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan standarisasi guna untuk memenuhi keamanan dan keselamatan kerja karyawannya. Bagi ilmu keperawatan: hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan pengetahuan tentang pelayanan perawatan kesehatan.Bagi peneliti yang akan dating : hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya.
variabel dependen (Y1, Y2, …, Yp) dengan segugus variabel independen (X1, X2, …, Xq). Analisis ini dapat mengukur tingkat keeratan hubungan antara segugus variabel dependen dengan segugus variabel independen. Disamping itu, analisis korelasi kanonik juga mampu menguraikan struktur hubungan di dalam gugus variabel independen. Analisis korelasi kanonik berfokus pada korelasi antara kombinasi linear dari gugus variabel dependen dengan kombinasi linear dari gugus variabel independen. Ide utama dari analisis ini adalah mencari pasangan dari kombinasi linear ini yang memiliki korelasi terbesar. Pasangan dari kombinasi linear ini disebut fungsi kanonik dan korelasinya disebut korelasi kanonik (Johnson dan Wichern, 2002). Asumsi Pada Korelasi Kanonikal a. Linieritas adalah hubungan antara himpunan peubah prediktor dengan peubah respon bersifat linier (Hair, Anderson, Tatham dan Black, 1998). b. Normal Multivariat, metode statistika multivariat mensyaratkan terpenuhinya asumsi distribusi normalitas dengan hipotesis, H0 : Data berdistribusi normal multivariat dan H1 : Data tidak berdistribusi normal multivariat. Namun karena pengujian normalitas secara multivariat tidak atau sulit dilakukan, maka bisa dilakukan uji normalitas untuk setiap variabel, dengan asumsi jika secara individu sebuah variabel memenuhi kriteria normalitas, maka secara keseluruhan juga akan memenuhi asumsi normalitas (Santoso Singgih, 2010). c. Non multikolinieritas, menurut Gujarati (2003) multikolinieritas terjadi ketika beberapa peubah prediktor mempunya korelasi yang tinggi dengan peubah prediktor yang lain.
Analisis Korelasi Kanonikal Kombinasi Linier Analisis korelasi kanonik adalah salah satu teknik analisis statistik, yang digunakan untuk melihat hubungan antara segugus
Kombinasi linier dalam vektor yang terbentuk pada korelasi kanonik adalah
Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Volume 11 No. 1 Maret 2016
21
sebagai berikut (Dillon dan Goldstein, 1984): ′
𝑢 = 𝑎 𝑥 = 𝑎1 𝑥1 + 𝑎2 𝑥2 + … + 𝑎𝑝 𝑥𝑝 dan ′
𝑣 = 𝑏 𝑦 = 𝑏1 𝑦1 + 𝑏2 𝑦2 + … + 𝑏𝑞 𝑦𝑞 dimana vektor konstanta
𝑎 ′ = ( 𝑎1 , 𝑎2 , … 𝑎𝑝 ) kelompok peubah 𝑥 ′ = ( 𝑋1 , 𝑋2 , … 𝑋𝑝 ). Vektor 𝑏 ′ = ( 𝑏1 , 𝑏2 , … 𝑏𝑞 ) dan kelompok peubah 𝑦 ′ = ( 𝑌1 , 𝑌2 , … 𝑌𝑞 ). Kombinasi linier tersebut akan digunakan untuk mencari korelasi kanonik dengan memanfaatkan gabungan matriks ragam peragam peubah x dan peubah y. Sedangkan 𝑎′ dan 𝑏 ′ adalah bobot kanonik atau koefisien kanonik. 1. Penentuan Fungsi Kanonik, Korelasi Kanonik Dan Koefisien Kanonik a. Varian Kombinasi Linier pada X adalah Var (𝑢) =𝑎′ 𝑆𝑥𝑥 𝑎 b. Varian Kombinasi Linier pada Y adalah Var (𝑣) =𝑏 ′ 𝑆𝑦𝑦 𝑏 c. Kovarian Sampel dari Pasangan Percobaan pada 𝑎′ 𝑥 dan 𝑏 ′ 𝑦 adalah Cov (𝑢, 𝑣) =𝑎′ 𝑆𝑥𝑦 𝑏 Maka diperoleh persamaan korelasi sederhana sebagai berikut :
𝜌 = 𝐶𝑜𝑟𝑟 (𝑢, 𝑣) = =
𝐶𝑜𝑣 (𝑢, 𝑣) √𝑉𝑎𝑟 (𝑢)√𝑉𝑎𝑟 (𝑣) 𝑎′ 𝑆𝑥𝑦 𝑏 √𝑎′ 𝑆𝑥𝑥 𝑎√𝑏 ′ 𝑆𝑦𝑦 𝑏
Persamaan tersebut dibuat matriks korelasi, sehingga diperoleh nilai eigen (𝜆𝑔 ). Korelasi kanonik (𝜌𝑔 ) diperoleh dari akar positif 𝜆𝑔2 yang dapat ditulis dalam bentuk (Anderson, 1999): 𝜌𝑔 = ± √𝜆𝑔 ; g = 1, 2, ..., k; k = min (p,q). k adalah kombinasi linier atau banyaknya persamaan nilai eigen. ′ ′ Koefisien vektor 𝑎 dan 𝑏 dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan berikut : −1 −1 (𝑆𝑥𝑥 𝑆𝑥𝑦 𝑆𝑦𝑦 𝑆𝑦𝑥 − 𝜆𝑔2 𝐼)𝑎′ = 0
Dan −1 −1 (𝑆𝑦𝑦 𝑆𝑦𝑥 𝑆𝑥𝑥 𝑆𝑥𝑦 − 𝜆𝑔2 𝐼)𝑏 ′ = 0
𝜆𝑔2 adalah akar karakteristik atau nilai eigen ke-g dan I adalah matriks identitas. Setelah itu diuji hipotesis secara simultan dan parsial untuk menentukan fungsi kanonik yang signifikan. Interpretasi Fungsi Kanonik Interpretasi dilakukan dengan menganalisis fungsi kanonik untuk menentukan pentingnya masing – masing variabel awal (original) di dalam hubungan kanonikal. Ada tiga metode yang dapat digunakan yaitu : a. Canonical weight (standardized coefficients) Bobot Kanonik (Weight Kanonik) merupakan koefisien kanonik yang telah dibakukan, dapat diinterpretasikan sebagai besarnya keeratan peubah asal terhadap peubah kanonik. Semakin besar nilai koefisien ini menyatakan semakin tinggi tingkat keeratan peubah yang bersangkutan terhadap peubah kanonik dan sebaliknya (Hair dkk, 1998). b. Canonical loading (structure correlation) Canonical loading merupakan korelasi linier sederhana antara peubah asal dengan masingmasing peubah kanoniknya. Canonical loading saat ini banyaj dipakai untuk interpretasi. Canonical loading mencerminkan variance bahwa observed variabel share dengan canonical variate dan dapat diinterpretasikan seperti factor loading dalam menilai kontribusi relatif setiap variabel pada setiap fungsi kanonikal.
c. Canonical Cross loading (Muatan Silang Kanonik)
Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Volume 11 No. 1 Maret 2016
22
Canonical cross loading memberikan sebuah ukuran yang lebih tepat untuk hubungan peubah respon dan prediktor, dapat dihitung dari perkalian nilai korelasi kanonik dengan nilai muatan kanonik.
kesimpulan. Analisis korelasi kanonik pada penelitian ini menggunakan bantuan salah satu software di komputer.
HASIL Uji asumsi
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian non reaktif atau unobstrusive measures karena pada pengukuran variabel penelitian yang akan digunakan peneliti menggunakan data sekunder . Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei tahun 2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur tahun 2012. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data angka kematian ibu (Y1), angka kematian bayi (Y2), pelayanan kehamilan (X1), Persalinan oleh Dukun (X2), Komplikasi kebidanan (X3), Ibu Nifas (X4), Kunjungan Neonatal (X5), Neonatal Komplikasi (X6), Kunjungan Bayi (X7) dan Pelayanan Balita (X8) pada tahun 2012 untuk tiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 Kabupaten/Kota. Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi kanonik. Tahapan analisis adalah melakukan uji asumsi analisis korelasi kanonik, menyusun data dalam bentuk matriks multivariat, membuat matriks varian kovarian sampel dari matriks data, menentukan akar ciri (nilai eigen) dan menentukan vektor ciri (vektor eigen) dari sekelompok peubah dengan bantuan matriks korelasi, menghitung korelasi kanonik, mencari fungsi kanonik yang terbentuk, menguji signifikansi korelasi pada fungsi kanonik yang terbentuk secara simultan dan parsial, penentuan fungsi kanonik yang signifikan dan penentuan koefisien kanonik untuk membuat kombinasi linier pada peubah yang berhubungan signifikan, interpretasi fungsi kanonik, analisis redudansi, dan penarikan
Sebelum data diolah dengan menggunakan analisis korelasi kanonik, data harus memenuhi beberapa asumsi yaitu linieritas antar variabel, normalitas multivariate dan tidak ada multikolinieritas. Linieritas antar variabel Linieritas antar variabel independen dengan variabel dependen diuji dengan menggunakan kurva. Model dikatakan linier jika plot antar nilai residual terstandarisasi dengan nilai prediksi terstandarisasi tidak membentuk pola tertentu/acak. Hasil dari uji linieritas berdasarkan gambar 1 didapatkan bahwa plot data pada angka kematian ibu tidak membentuk pola tertentu / acak dan beradarkan gambar 2 didapatkan bahwa plot data pada angka kematian bayi tidak membentuk pola tertentu / acak, sehingga hasil asumsi linieritas antar variabel pada angka kematian ibu dan angka kematian anak terpenuhi.
Gambar 1 Uji linieritas pada angka kematian ibu
Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Volume 11 No. 1 Maret 2016
23
Tabel 1 Nilai VIF pada masing masing variabel independen
Pembentukan canonical function
Gambar 2 Uji linieritas pada angka kematian bayi
Normal multivariate Pengujian asumsi normal multivariate dilakukan dengan menguji normalitas pada nilai residual yang telah distandarisasi. Hasil uji normal multivariate dengan uji Kolmogorov Smirnov didapatkan pada variabel angka kematian ibu nilai signifikansinya adalah 0,394 dan nilai ini lebih besar dari alpha 0,05 maka H0 diterima artinya data berdistribusi normal dan pada variabel angka kematian bayi nilai signifikansinya 0,520 dan nilai ini lebih besar dari alpha 0,05 maka H0 diterima artinya data berdistribusi normal, sehingga asumsi normal multivariate pada variabel angka kematian ibu dan angka kematian bayi terpenuhi. Multikolinieritas Uji kolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya korelasi antar variabel prediktor. Pendeteksian adanya kasus kolinieritas dapat dilihat melalui VIF (Variance Inflation Factors). Nilai VIF > 10 menunjukkan adanya gejala multikolinieritas. Bila ada multikolinieritas cara mengatasinya yaitu dengan mengeluarkan variabel-variabel yang menyebabkan adanya korelasi di antara variabel bebas tersebut. Hasil uji multikolinieritas didapatkan bahwa nilai VIF pada variabel angka kematian ibu dan angka kematian bayi kurang dari 10, sehingga asumsi tidak terjadi multikolinieritas pada masing masing variabel independen terpenuhi. Nilai VIF dapat dilihat pada tabel berikut :
Langkah pertama analisis korelasi kanonikal adalah mendapatkan satu atau lebih fungsi kanonikal. Setiap fungsi kanonikal terdiri dari sepasang variabel, yang satu menggambarkan variabel independen dan lainnya menggambarkan variabel dependen. Karena ada dua variabel dependen dan delapan variabel independen, maka jika diambil jumlah yang terkecil, terdapat dua angka. Dengan demikian, akan terbentuk dua canonical function yaitu :
Dua canonical function terlihat bagian ROOT NO didapatkan korelasi kanonikal (Canon Cor.) function 1 adalah 0,86611 dan function 2 adalah 0,62118.
pada angka untuk untuk
Korelasi kanonikal pertama lebih penting dari korelasi kanonikal kedua. Untuk korelasi kanonikal pertama, “covariate” variabel kanonikal mampu menjelaskan 75,01 % variasi dalam variabel kanonikal dependen. Sedang korelasi kanonikal kedua hanya mampu menjelaskan variasi sebesar 38,58%. Oleh karena korelasi kanonikal kedua hanya menjelaskan variasi 38,58% maka selanjutnya tidak dianalisis dan yang dianalisis hanya fungsi pertama.
Jika dilihat dari signifikansi yang menguji fungsi kanonikal didapatkan untuk function 1 angka signifikansinya adalah 0,000 dan function 2 angka signifikansinya 0,033. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa
Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Volume 11 No. 1 Maret 2016
24
kedua function ini memiliki angka signifikan di bawah alpha 0,05 maka function keduanya dapat diproses lebih lanjut. Dengan batas 0,5 untuk kekuatan korelasi dua variabel, maka function 1 dan function 2 mempunyai korelasi kanonikal di atas 0,5. Dengan demikian keduanya dapat dianalisis lebih lanjut.
Sedang diuji bersama sama, terlihat angka signifikan untuk ketiga prosedur (Pillais, Hottelings dan Wilks) di bawah 0,05 yakni 0,000 semua. Dengan demikian, jika digabung secara bersama sama, maka canonical function 1 dan canonical function 2 adalah signifikan dan bisa diproses lebih lanjut. Interpretasi canonical variates Setelah diketahui canonical function 1 dan canonical function 2 signifikan, langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi terhadap hasil canonical variates yang ada pada kedua function. Canonical variates adalah kumpulan dari beberapa variabel yang membentuk sebuah variat. Pada penelitian ini ada dua canonical variates, yakni dependen canonical variates, yang berisi variabel angka kematian ibu dan angka kematian bayi, serta independen canonical variates, yang berisi delapan variabel (pelayanan kehamilan, persalinan oleh dukun, komplikasi kebidanan, ibu nifas, kunjungan neonatal, neonatal komplikasi, kunjungan bayi dan pelayanan balita).
Canonical Weights
Berdasarkan koefisien canonical yang telah dibakukan, diperoleh : a. Fungsi kanonik pertama, pada dependen variabel angka korelasi yang tinggi pada variabel angka kematian bayi (0,91879) b. Fungsi kanonik kedua, pada dependen variabel angka korelasi yang tinggi pada variabel angka kematian ibu (0,99700) c. Fungsi kanonik pertama, pada independen variabel angka korelasi yang tinggi pada variabel persalinan oleh dukun, ibu nifas dan kunjungan neonatal d. Fungsi kanonik kedua, pada independen variabel angka korelasi yang tinggi pada variabel persalinan oleh dukun. Canonical Loading
Analisis pada prinsipnya ingin mengetahui apakah semua variabel independen dalam canonical variates tersebut berhubungan erat dengan dependen variates, yang diukur dengan besaran korelasi masing masing independen variabel dengan variatnya.
Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Volume 11 No. 1 Maret 2016
25
(yaitu pelayanan kehamilan, ibu nifas, kunjungan neonatal, kunjungan bayi dan pelayanan balita) yang mempunyai kaitan paling erat dengan angka kematian ibu. Pada fungsi pertama variabel persalinan oleh dukun, kunjungan neonatal dan kunjungan bayi mempunyai hubungan positif kuat terhadap variabel angka kematian bayi.
Berdasarkan hasil di atas, diperoleh : a. Fungsi kanonik pertama, variabel yang hubungannya paling erat dengan variabel kanonik dependen yaitu angka kematian bayi. b. Fungsi kanonik kedua, variabel yang hubungannya paling erat dengan variabel kanonik dependen yaitu angka kematian ibu. c. Fungsi kanonik pertama, variabel yang hubungannya paling erat dengan variabel kanonik independen yaitu persalinan oleh dukun, kunjungan neonatal dan kunjungan bayi d. Fungsi kanonik kedua, variabel yang hubungannya paling erat dengan variabel kanonik independen yaitu kehamilan, ibu nifas, kunjungan neonatal, kunjungan bayi dan pelayanan balita.
SIMPULAN Ada hubungan yang signifikan antara dependen variates dengan independen variates, atau angka kematian ibu dan angka kematian bayi memang berkorelasi secara nyata secara bersama sama dengan pelayanan kehamilan, persalinan oleh dukun, komplikasi kebidanan, ibu nifas, kunjungan neonatal, neonatal komplikasi, kunjungan bayi dan pelayanan balita. Namun, dari faktor faktor yang mempengaruhi tersebut yaitu delapan variabel independen, ada tiga variabel (yaitu persalinan oleh dukun, kunjungan neonatal dan kunjungan bayi) yang mempunyai kaitan paling erat dengan angka kematian bayi dan ada lima variabel
Pada fungsi kedua variabel pelayanan kehamilan, ibu nifas, kunjungan neonatal, kunjungan bayi dan kunjungan balita mempunyai hubungan positif kuat terhadap variabel angka kematian ibu. Pengaruh variabel bebas paling tinggi untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi adalah variabel pelayanan kehamilan, persalinan oleh dukun, ibu nifas, kunjungan neonatal, kunjungan bayi dan kunjungan balita karena mempunyai hubungan positif kuat serta berpengaruh sejajar antar kedua variabel.
KEPUSTAKAAN Dinas Propinsi Jawa Timur (2012) Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Surabaya Dilllon, W. R. dan Goldstein, M., (1984), Multivaiate Analysis Methods and Applications, John Wiley & Son’s Inc., New York Ghozali, Imam (2011) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19, Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, D., (2003), Ekonometrika Dasar Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta. Hair, J.E. Jr. R. E., Anderson, R. L. Tatham and W. C. Black, 1998. Multivariate Data Analysis, Prentice-Hall International. Inc., New Jersey.
Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Volume 11 No. 1 Maret 2016
26
Johnson, RA (2002) Applied Multivariate Statistical Analysis Fifth Edition, Prentice-Hall International Inc, New Jersey Listiani, Yayuk (2010) Pemodelan Regresi Poisson pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Kematian Ibu di Propinsi Jawa Timur 2007. Jurnal FMIPA ITS, Surabaya Novita, Laili (2012) Pemodelan Maternal Mortality di Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weightes Poisson Regression. Jurnal FMIPA ITS, Surabaya Riskiyanti, Rosky (2010) Analisis Regresi Multivariat Berdasarkan FaktorFaktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan di Provinsi Jawa Timur. Jurnal FMIPA ITS, Surabaya Santoso,
Singgih (2010) Statistik Multivariat (Konsep dan Aplikasi dengan SPSS). PT Elex Media Komputindo, Jakarta
Sarwono, Jonathan (2007) Analisis Jalur untuk Riset Bisnis. Andi offset, Yogyakarta Wijaya, Toni (2010) Analisis Multivariat. Universiyas Atma Jaya, Yogyakarta
Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Volume 11 No. 1 Maret 2016