Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
ISSN 0854 - 5561
PENGENDALIAN DAERAH RADIASI DAN KONTAMINASI IEBE DAN IRM TAHUN 2009
Suliyanto
ABSTRAK PENGENDALIAN DAERAH RADIASI DAN KONTAMINASI IEBE DAN IRM TAHUN 2009. Pengendalian daerah radiasi dan kontaminasi IEBE dan IRM tahun 2009 telah dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui paparan radiasi IJ. radioaktivitas udara dan permukaan pada daerah pengendalian di IEBE dan IRM selama tahun 2009. Ruang lingkup kegiatan dilakukan pada daerah pengendalian IEBE di zonaIII. sedangkan di IRM di zona-II dan zona-III. Disamping itu dilakukan juga pemantauan lepasan udara buang dari cerobong IEBE dan IRM. Metode yang digunakan adalah mengukur paparan radiasi dan radioaktivitas udara dan permukaan di daerah pengendalian yang dilakukan setiap minggu. Pada pengoperasian IEBE maupun IRM selama tahun 2009 diperoleh data hasil pemantauan paparan radiasi IJ. radioaktivitas di udara dan permukaan. serta radioaktivitas udara buang umumnya berada dibawah batas yang diizinkan. Laju paparan radiasi IJ rerata yang tertinggi terdapat pada R-135 yaitu sebesar (32.700 ± 8.650) IJSv/jam yang berasal dari cuplikan bahan bakar bekas mengandung Cs dari hotcell. Namun demikian berada dibawah batas tertinggi yang masih diizinkan (150 DSv/jam) untuk paparan cuplikan yang dikeluarkan dari hotcell. Zona III di IEBE maupun Zona II dan III di IRM adalah daerah pengendalian yang termasuk kategori daerah radiasi sedang dan daerah kontaminasi rendah, sesuai dengan Keputusan Kepala Bapeten Nomor 01/Ka-Bapeten/V-99. Kata kunci: paparan radiasi, radioaktivitas udara, radioaktivitas permukaan.
PENDAHULUAN Beradasarkan Peraturan Kepala Batan Nomor 123/KA/V111I2007 tentang rincian tugas unit kerja di lingkungan Batan, pad a pasal 278 ayat 1, subbidang pengendalian daerah kerja mempunyai tugas melakukan pengendalian daerah kerja terhadap bahaya radiasi dan non-radiasi, dengan rincian tugas sebagai berikut [1] : 1. 2. 3. 4.
melakukan melakukan melakukan melakukan
pengendalian daerah kerja dari bahaya radiasi; pengendalian daerah kerja dari bahaya non-radiasi; pemetaan daerah radiasi dan kontaminasi fasilitas; koordinasi pelaksanaan dekontaminasi daerah kerja.
Kegiatan proteksi radiasi merupakan suatu kegiatan yang penting dalam operasional Instalasi nuklir karena berkaitan dengan penggunaan zat-zat radioaktif dan bahan nuklir yang dapat memberikan dampak negatif terhadap personil (pekerja radiasi), daerah kerja dan lingkungan, jika tidak dikelola dengan baik. Proteksi radiasi bertujuan untuk menjaga atau r;lenjamin agar paparan radiasi terhadap personil di instalasi, masyarakat umum dan lingkungan diupayakan serendah mungkin sebagaimana prinsip ALARA. Daerah pengendalian IEBE adalah bangunan laboratorium yang di dalamnya dilaksanakan kegiatan litbang produksi bahan bakar nuklir. Sedangkan daerah pengendalian IRM adalah bangunan laboratorium yang di dalamnya dilaksanakan kegiatan uji pasca iradiasi. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan adalah untuk mengetahui paparan radiasi IJ. radioaktivitas udara dan permukaan pada daerah pengendalian di IEBE dan IRM selama tahun 2009. Ruang lingkup kegiatan dilakukan pada daerah pengendalian IEBE di zona-III. sedangkan di
397
an
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
ISSN 0854 - 5561
IRM di zona-II dan zona-III. Disamping itu dilakukan juga pemantauan lepasan udara buang dari cerobong IEBE dan IRM. Pemantauan radiasi dan kontaminasi dilakukan dengan cara : 1. 2.
pengukuran laju dosis dan laju fluens di IEBE dan IRM pengukuran konsentrasi udara dan kontaminasi zat radioaktif pad a permukaan persatuan luas di IEBE dan IRM
3.
pengukuran konsentrasi udara buang yang dilepaskan dari cerobong IRM ke lingkungan.
Metode yang digunakan adalah mengukur paparan radiasi dan radioaktivitas udara dan permukaan di daerah pengendalian yang dilakukan setiap minggu. Data yang diperoleh dari pengukuran tersebut, kemudian diambil rerata untuk memperoleh data bulanan. Paparan radiasi ? dibatasi = 25 IJSv/ jam, radioaktivitas permukaan dibatasi = 0,37 Bq/cm2 (a) dan = 3,7 Bq/cm2 (11), serta radioaktivitas udara dibatasi = 20 Bq/m3 (a) dan = 200 Bq/m3 (11). Bila terjadi tingkat radioaktivitas udara melampaui batas tersebut, personil diharuskan menggunakan masker atau laju pergantian udara diperbesar. Bila hal ini tidak terpenuhi, proses harus dihentikan. Ventilasi tetap diaktifkan, sedangkan personil harus meninggalkan ruangan kerja. Pemantauan radioaktivitas udara buang dilakukan pada saluran cerobong setelah melalui filter HEPA. Batasan Radioaktivitas udara buang melalui cerobong adalah 2 Bq/m3 (a) dan 20 Bq/m3 (11).
TEORI Gedung IEBE dibagi menjadi beberapa zona berdasarkan tingkat potensi bahaya radiasi, khususnya radiasi interna dan kontaminasi. Sedangkan potensi bahaya radiasi eksterna relatif kecil dan tidak signifikan. Batasan keselamatan radiologi pada setiap zona menurut prosedur dan metoda operasi ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel. 1. Batasan Keselamatan Radiologi di Zona Kerja IEBE [2J Keterangan Radioaktvitas a ~25 Bebas administrasi Permukaan: •• . dan ~25 • •IJSv/ baju, sepatu meja kerja, kerja Bq/cm2 20 Udara Bebas Bebas lainnya. Daerah konversi Fungsi kerja dan perkantoran/ menangani pemurnian, ruangan jam ruang peletisasi, ruangIJSv/ lantai, Bq/m3 3,7 Daerah kerja jam Paparan radiasi-IJ U dan lainnya
Berdasarkan batasan keselamatan tersebut di atas, personil yang mengoperasikan IEBE selama satu tahun dalam waktu kerja 8 jam per hari, 5 hari per minggu, tidak akan menerima dosis melampaui NBD. Zona II dan III berisiko terhadap bahaya radiasi eksterna sehingga kedua zona tersebut dibatasi tingkat paparan radiasi-IJ yang'sama sesuai NBD, yaitu ~ 25 IJSv/jam. IRM berfungsi untuk melaksanakan kegiatan uji pasca iradiasi bahan bakar nuklir (Post Irradiation Examination), mulai dari memasukkan spent fuel, uji tak merusak, uji merusak, preparasi cuplikan untuk analisis kimia dan fisika. Sebagian besar spent fuel berada di dalam hotcell, hanya cuplikan kecil yang dipindahkan ke luar hotcell, khususnya untuk keperluan analisis kimia (burn-up analysis), spektrometri, SEM dan TEM. Pembagian daerah kerja IRM sesuai dengan kriteria keselamatan, yaitu [3]:
398
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
ISSN 0854 - 5561
1.
Zona 1 (Daerah putih): adalah daerah perkantoran.
2.
Zona II (Daerah hijau): adalah daerah operasi personil seperti: Ruang ganti, koridor, Operating area hotcell, Lab. Kimia (aktivitas rendah dan sedang), ruang SEM/TEM, Ruang spektroskopi, Thermal analysis room, control room, ruang XRF, ruang gelap, ruang dekontaminasi personil, ruang instrumen cacah radiasi, serta ruang utilitas lainnya. Adapun paparan cuplikan yang melampaui NBD dikurung dengan perisai Pb, agar tidak menyinari tubuh personil. Batas tertinggi yang diizinkan untuk dapat mengeluarkan cuplikan dari hotcell adalah 150 IJSv/jam. Jika mungkin terjadi kontaminasi di daerah hijau, maka batasan yang diizinkan adalah: di permukaan daerah kerja: :=: 0,37 Bq/cm2 (a) dan :=: 3,7 Bq/cm2 (11), serta di udara daerah kerja: 2 Bq/m3 (a) dan 20 Bq/m3 (11).
3.
Zona III (Daerah kuning): adalah daerah yang berisiko terhadap radiasi dan kontaminasi seperti: service area, yaitu daerah bagian belakang hotcell, hot workshop, decontamination shop, ruang limbah aktif, ruang filter HEPA, dan lainnya. Tingkat kontaminasi yang diizinkan disini adalah: di permukaan daerah kerja: 0,37 - 3,7 Bq/cm2 (a) dan 3,7 - 37 Bq/cm2 (11), serta di udara daerah kerja: 20 Bq/m3 (a) dan 200 Bq/m3 (11). Jika terdapat paparan yang melampaui 25 IJSv/jam, pengaturan proteksi radiasi seperti pembatasan waktu, perisai dan jarak dapat diterapkan.
4.
Zona IV (Daerah merah): adalah lokasi untuk menempatkan hotcell.
spent fuel, yaitu ruang dalam
Berdasarkan Keputusan Kepala Bapeten Nomor 01/Ka-Bapeten/V-99 tentang ketentuan keselamatan kerja terhadap radiasi. Ketentuan keselamatan kerja ini dimaksudkan sebagai persyaratan bagi mereka yang bekerja dengan sumber radiasi pengion di bidang kesehatan, industri, pendidikan, penelitian dan lain-lain [4]. Sebagai ketentuan umum dalam bekerja dengan radiasi perlu dilakukan beberapa hal berikut: pembatasan penyinaran, pemonitoran dan pencatatan dosis radiasi, serta pengawasan kesehatan pekerja radiasi. Pembatasan penyinaran untuk tujuan proteksi radiasi antara lain meliputi pembagian daerah kerja. Pembagian daerah kerja dapat dibedakan lebih lanjut menjadi [4]: 1. Daerah Pengawasan dapat dibedakan lebih lanjut menjadi : a. Daerah Radiasi Sangat Rendah, b. Daerah Radiasi Rendah 2. Daerah Pengendalian dapat dibedakan lebih lanjut menjadi [4]. : a. Daerah Radiasi : 1) daerah Radiasi Sedang, yaitu daerah kerja yang memungkinkan seseorang yang bekerja secara tetap pada daerah itu menerima dosis 15 mSv (1500 mrem) atau lebih dan 50 mSv (5000 mrem) dalam satu tahun untuk seluruh tubuh. 2) daerah Radiasi Tinggi, yaitu daerah kerja yang memungkinkan seseorang yang bekerja secara tetap dalam daerah itu menerima dosis 50 mSv (5000 mrem) atau lebih dalam satu tahun b. Daerah Kontaminasi : 1)
Daerah Kontaminasi Rendah, yaitu daerah kerja dengan tingkat kontaminasi yang besarnya lebih kecil dari 0,37 Bq/cm2 (1005 IJCi per cm2) untuk pemancar alfa dan lebih kecil dari 3,7 Bq/cm2 (10-4 IJCi per cm2 ) untuk pemancar beta.
2)
Daerah Kontaminasi Sedang, yaitu daerah kerja dengan tingkat kontaminasi radioaktif 0,37 Bq/cm2 (1005 IJCi per cm2) atau lebih tetapi kurang dari 3,7 Bq/cm2 (10-4 uCi per cm2) untuk pemancar alfa dan 3,7 Bq/cm2 (10-4 IJCi per cm2) atau lebih tetapi kurang dari 37 Bq/cm2 (1003 IJCi per cm2) untuk pemancar' beta, sedangkan kontaminasi udara tidak melebihi sepersepuluh Batas Turunan Kadar zat radioaktif di udarao
3)
Daerah Kontaminasi Tinggi, yaitu daerah kerja dengan tingkat kontaminasi 3,7 Bq/cm2 (10-4 IJCi per cm2) atau lebih untuk pemancar alfa, dan 37 Bq/cm2 (1003 IJCi per cm2) atau lebih untuk pemancar beta, sedangkan kontaminasi udara kadang-kadang lebih besar dari BatasTurunan Kadar zat radioaktif di udara.
Berdasarkan Keputusan Kepala Bapeten Nomor 02/Ka-Bapeten/V-99 tentang baku tingkat radioaktivitas di lingkungan, Radioaktivitas adalah besaran yang menyatakan kekuatan sumber
399
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
ISSN 0854 - 5561
radioaktif, yaitu banyaknya/jumlah inti radioaktif yang mengalami proses peluruhan per satuan waktu. Setiap Pengusaha Instalasi harus menjamin agar kadar radioaktivitas yang terlepas dari instalasinya tidak mengakibatkan radioaktivitas lingkungan melampaui Baku Tingkat Radioaktivitas [5] . Peraturan pemerintah RI Nomor 33 tahun 2007, tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif, menyatakan bahwa keselamatan Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi [6]. Justifikasi Pemanfaatan Tenaga Nuklir harus didasarkan pada manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risiko yang ditimbulkan. Pemegang Izin, untuk memastikan Nilai Batas Oosis bagi pekerja dan masyarakat tidak terlampaui, wajib melakukan [6]: a. pembagian daerah kerja; b. pemantauan Paparan Radiasi dan/atau kontaminasi radioaktif di daerah kerja; c. pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas atau instalasi; dan d. pemantauan Oosis yang diterima pekerja.
TAT A KERJA Pemantauan paparan radiasi
1.1
di daerah kerja :
1. Bahan dan alat : Oalam pemakaian rutin digunakan alat Graetz X-5-0E yang telah terkalibrasi dengan skala laju paparan dari 0 nSv/h sampai 19,9 mSv/h. Untuk pemantauan paparan radiasi ? yang tinggi digunakan T eledetektor yang dapat mengukur laju paparan sampai 1000 R/jam (hampir 10 Sv/jam). 2.
Cara kerja : a} ,b} c}
Oilakukan pengukuran paparan radiasi ? sesuai dengan jadwal pemantauan (setiap minggu 1 kali) atau aktivitas yang dilakukan di daerah kerja aktif. Oilakukan pengukuran dengan cara mengarahkan kepala detektor kemudian dicatat ke dalam Lembar Bantu pemantauan paparan radiasi.
ke medan
radiasi,
Batasan (MPC) untuk paparan radiasi adalah 25 DSv/jam.
Pemantauan radioaktivitas a maupun
r..,
a maupun
r..
di udara
1. Bahan dan alat: a} b} c}
Alat pencuplik udara Air sampler High volume air sampler (buatan Staplex) dengan kapasitas debit pompa hisap udara sebesar 0 - 40 m3/jam Filter pencuplik berbentuk bulat terbuat dari kertas serat kaca (glass fiber paper), tipe GF-8 buatan Schleicher & Schuell (diameter 58 mm). Alat cacah cuplikan PSR-8 untuk pencacahan radiasi a atau r...
2. Cara kerja : a. Oipasang kertas filter udara pada filter holder pada alat pencuplik udara High volume air sampler (buatan Staple).;), atur debit hisap antara 35 - 40 I/menit, kemudian atur waktu pencuplikan sesuai kebutuhan (10 menit), b. Setelah waktu pencuplikan tercapai, keluarkan dan ambil kertas filter dengan pinset. c. Oilakukan pencacahan latar terlebih dahulu sebelum pencacahan cacah cuplikan PSR-8 terhadap radiasi a atau r... d. Oilakukan pencacahan atau r...
cuplikan menggunakan
cuplikan menggunakan
alat
alat cacah cuplikan PSR-8 terhadap radiasi a
e. Oicatat hasil cacah cuplikan tersebut kedalam Lembar Bantu pemantauan radioaktivitas udara.
400
ISSN 0854 - 5561
f.
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
Dilakukan perhitungan radiasi a dan 11 dari euplikan udara sedemikian rupa dalam unit Bq/m3, menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut [7J :
Au
=~ ef
.D .t
dengan : Au = Aktivitas zat radioaktif di udara (Bq/m3); C = laju eaeahan (eps); ef = efisiensi peneaeahan (%); D = debit penghisapan udara (m3/menit); t = lama peneuplikan udara (menit). g. Batasan (MPC) untuk radioaktivitas di udara: 20 Bq/m3 (a); 200 Bq/m3 (MPC) untuk radioaktivitas di udara buang: 2 Bq/m3 (a); 20 Bq/m3 (11).
Pemantauan radioaktivitas a maupun
11
(11).
Sedangkan batasan
di permukaan daerah kerja:
1. Bahan dan alat:
2.
a)
Filter peneuplik berbentuk bulat terbuat dari kertas serat kaea (glass fiber paper), tipe GF-8 buatan Schleicher & Schuell (diameter 58 mm).
b)
Alat eaeah euplikan PSR-8 untuk peneaeahan radiasi a atau
11.
Cara kerja : a)
b) e) d) e)
Dilakukan dengan eara mengambil euplikan (smear test) pada lokasi tetentu dengan eara mengusap permukaan menggunakan filter peneuplik memutar dari titik awal ke luar membentuk lingkaran Uari-jari 5 - 6 em). Luas usapan ±100 em2 dengan fraksi yang teeuplik/terambil oleh filter peneuplik ditetapkan 10%. Dilakukan peneaeahan latar terlebih dahulu sebelum peneaeahan euplikan .. Dilakukan peneaeahan radiasi a atau 11 euplikan menggunakan alat eaeah euplikan PSR-8. Dieatat hasil eaeah euplikan tersebut kedalam Lembar Bantu pemantauan radioaktivitas permukaan. Dilakukan perhitungan radiasi a dan 11 dari euplikan permukaan sedemikian rupa dalam unit Bq/em2, menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut [7J :
Ap
= N x 100 % x 100 % L ef F
dengan : Ap = Aktivitas zat radioaktif di permukaan (Bq/em\ N = laju eaeahan (eps); L = Luas permukaan yang diusap (100 em\ ef = efisiensi peneaeahan (%); F = fraksi yang terambil (10 %). f)
Batasan (MPC) untuk radioaktivitas di permukaan adalah : ~ 3,7 Bq/em2 (a); ~ 37 Bq/em2 (11).
HASIL DAN PEMBAHASAN Laju paparan radiasi j.J rerata yang tertinggi dari di IEBE (Tabel 2) pada: HR-04 sebesar (2,245 ± 0,901) j.JSv/jam, HR-05 sebesar (0,543 ± 0,521) j.JSv/jam, dan HR-24 sebesar (0,184 ± 0,065) j.JSv/jam. Di daerah kerja IRM laju paparan radiasi j.Jrerata yang tertinggi (Tabel 2) pada: R135 sebesar (32,700 ± 8,650) j.JSv/jam, R-140 sebesar (0,164 ± 0,086) j.JSv/jam, dan R-143 sebesar (0,150 ± 0,016) j.JSv/jam. Seluruh ruangan pad a posisi pekerja melaksanakan pekerjaannya paparan radiasi 0 terpantau dibawah batasan 25 j.JSv/jam, keeuali di R-135 IRM pada fumehood terdapat
401
ISSN 0854 - 5561
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
sebesar (32,700 ± 8.650) I.ISv/jam. Cuplikan cuplikan bahan bakar bekas dengan paparan radiasi bahan bakar bekas tersebut mengandung Cs, mulai terdeteksi pada bulan Agustus 2009. Adapun paparan cuplikan yang melampaui Nilai Batas Oosis (NBO) tersebut dikurung dengan perisai Pb. Batas tertinggi yang diizinkan untuk dapat mengeluarkan cuplikan dari hotcell adalah 150 I.ISv/jam. Radioaktivitas a (gross) di udara daerah kerja IEBE rerata yang tertinggi (Tabel 3) pada: HR04 sebesar (4,095 ± 0,185) Bq/m3, dan HR-05 sebesar (3,129 ± 2,061) Bq/m3. Oi daerah kerja IRM, radioaktivitas a (gross) dan r.. (gross) di udara, rerata yang tertinggi (Tabel 4) pada: 1.1
•
R-135 sebesar (3,375 ± 0,588) Bq/m3 untuk a dan (12,478 ± 1,633) Bq/m3 untuk
r..,
•
R-140 sebesar (3,729 ± 1,695) Bq/m3 untuk a dan (14,024 ± 5,122) Bq/m3 untuk
r..,
•
R-143 sebesar (3,952 ± 0,967) Bq/m3 untuk a dan (16,841 ± 8,213) Bq/m3 untuk
r...
Radioaktivitas a di udara IEBE tertinggi terpantau pad a bulan Mei 2009 di HR-04 (Gudang U), sedangkan di udara IRM tertinggi terpantau pad a bulan September 2009 di R-143 (service area). Radioaktivitas r.. di udara IRM tertinggi terpantau pad a bulan Maret 2009 di R-143. Tingkat radioaktivitas a (gross) di udara daerah kerja IEBE dan IRM masih di bawah batas yang diizinkan 20 Bq/m3 (a), sedangkan tingkat radioaktivitas r" di udara daerah kerja IRM masih di bawah batas yang diizinkan 200 Bq/m3 (r..). Radioaktivitas a (gross) di permukan daerah kerja IEBE rerata yang tertinggi (Tabel 5) pada: HR-04 sebesar (0,040 ± 0,025) Bq/cm2, HR-05 sebesar (0,054 ± 0,036) Bq/cm2 dan HR-24 sebesar (0,028 ± 0,008) Bq/cm2. Oi daerah kerja IRM, radioaktivitas a (gross) dan r.. (gross) di permukaan, rerata yang tertinggi (Tabel 6) pada: •
•
R-135 sebesar (0,027 ± 0,018) Bq/cm2 untuk a dan (0,108 ± 0,023) Bq/cm2untuk
r..,
R-140 sebesar (0,061 ± 0,046) Bq/cm2 untuk a dan (0,066 ± 0,016) Bq/cm2 untuk
r..,
R-143 sebesar (0,086 ± 0,011) Bq/cm2 untuk a dan (0,079 ± 0,013) Bq/cm2 untuk
r...
Tingkat kontaminasi dipermukaan daerah kerja IEBE dan IRM tersebut masih jauh di bawah batas yang diizinkan: ~ 3,7 Bq/cm2 (a); ~ 37 Bq/cm2 (r..). Lepasan udara buang dari kegiatan di instalasi nuklir melalui cerobong (Tabel 7) terpantau radioaktivitas a (gross) rerata tertinggi dari IEBE sebesar (0,333 ± 0,253) Bq/m3 pada bulan April 2009. Sedangkan lepasan udara buang IRM terpantau radioaktivitas a (gross) tertinggi sebesar (0,544 ± 0,375) Bq/m3 pada bulan september 2009, dan radioaktivitas r.. (gross) sebesar (1,713 ± 0,443) Bq/m3 pad a bulan september 2009. Radioaktivitas lepasan udara buang IEBE dan IRM sangat kecil dan di bawah batas yang diizinkan (MPC), yaitu sebesar 2 Bq/m3 (a) dan 20 Bq/m3 untuk (r..).
402
ISSN 0854 - 5561
Tabel2.
Hasil-hasil Penelitian ESN Tahun 2009 Laju paparan radiasi ~ rerata di daerah kerja lESE dan IRM tahun 2009
R. Fabrikasi 0.019 0.148 0.174 0.062 0.007 20.333 15.720 0.132 0.157 0.157 R. Service Aktivitas Analisis 2.140 2.444 0.072 0.071 0.544 32.700 13.918 0.365 0.184 0.131 0.138 0.150 0.134 0.127 0.123 0.159 0.200 0.156 0.456 0.029 0.065 0.018 0.006 0.043 0.021 0.005 0.00 0.008 0.025 0.238 8.650 0.064 0.053 13.203 0.154 0.128 0.164 0.139 0.13 0.180 0.208 I ±±±±±Iarea 0.003 0.047 0.01 0.086 0.013 0.034 0.581 I 0.146 0.141 0.171 0.007 0.004 0.538 0.520 0.198 0.144 0.135 ±0.143 0.532 0.416 0.058 0.019 0.016 0.543 2.245 0.161 0.52 0.90 0.039 0.468 0.4 0.495 0.491 78Lab. 0.112 0.117 2.135 1.116 1.688 1.533 0.464 0.467 0.476 0.489 0.016 0.588 0.098 0.409 0.532 0.010 0.255 0.833 0.122 0.077 0.388 sedang (HR-04) 0.443 0.536 0.567 0.179 0.191 1.362 0.043 (R-135) 0.032 0.833 0.179 0.034 0.059 0.031 0.433 2.074 0.162 0.423 0.159 0.075 0.123 0.025 Operating area (R-143) (HR-24) (R-140) R. Gudang U Paparan radiasi y di IRM (uSv~iam) Paparan radiasi y di IEBE (uSv~iam)
Tabel 3. Radioaktivitas a udara rerata di daerah kerja lESE tahun 2009
R.0.460 Fabrikasi 1.750 0.525 2.252 1.478 2.878 2.388 2.538 3.110 1.608 ±Gudang 0.249 1.420 0.954 1.466 0.763 1.740 0.706 0.630 0.461 2.116 3.129 1.263 1.427 1.693 1.195 4.013 2.133 4.095 2.293 0.783 1.235 0.373 0.452 0.338 0.668 0.274 0.936 0.290 0.114 0.773 2.061 0.078 0.185 0.655 1.783 0.764 1.324 (HR -04)±± 0.328 R. U Radioaktivitas a di udara IEBE (Bq/mJ) Maret Juni Februari Mei Juli Oktober Desember Januari Agustus April Nopember September
Bulan (HR-05)
403
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
Tabel4.
Radioaktivitas a dan 5.577 2.398 0.178 3.778 1.280 2.442 0.210 2.354 0.053 1.627 7.559 14.024 5.486 5.112 0.214 3.136 2.869 3.005 0.273 0.540 1.336 2.836 2.373 0.947 2.602 2.044 3.986 1.974 0.388 0.171 0.344 2.026 6.060 1.447 6.871 4.183 2.473 3.952 2.482 3.884 3.697 1.736 0.091 3.430 0.160 1.679 3.806 1.511 1.180 7.079 4.080 1.139 4.727 2.492 3.643 8.838 ±Service 0.126 0.461 0.050 0.479 0.052 2.593 1.961 1.430 ±±±135) ±±0.890 0.633 0.558 0.585 0.116 0.169 0.979 0.629 0.995 1.178 0.967 0.10 0.059 1.314 0.803 1.779 2.560 0.968 0.050 0.670 0.040 1.432 1.557 1.723 2.744 1.021 1.290 1.020 1.907 0.659 1.530 3.327 1.688 1.170 1.367 I Lab. 2.50 2.385 3.375 1.693 Aktivitas I10.303 12.478 12.081 Lab. 11.178 2.341 8.051 2.687 4.893 16.841 3.128 1.910 2.950 2.433 3.724 1.850 8.190 8.285 5.285 Service 0.850 0.873 0.588 1.327 Aktivitas area 2.672 0.718 0.725 2.477 2.163 area 0.929 1.825 0.310 5.070 4.513 0.195 1.778 1.633 5.623 1.695 2.128 8.213 1.175 sedang (R-143) (R(R-140) Operating Operating area Radioaktivitas
r.,
ISSN 0854 - 5561
udara rerata di daerah kerja IRM tahun 2009
a di udara
IRM (Bq/m3) Radioaktivitas
1\
di udara IRM
(Bq/m3)
Tabel 5. Radioaktivitas a permukaan rerata di daerah kerja IEBE tahun 2009 0.008 0.025 0.004 0.008 0.013 0.023 0.009 0.015 R. Fabrikasi Analisis 0.005 0.028 0.018 ±± 0.005 0.008 0.003 0.016 0.010 0.013 0.035 ±R. 0.008 0.033 0.007 0.020 0.020 0.022 0.005 0.013 0.004 0.010 0.005 0.027 0.007 0.010 0.015 0.032 0.002 0.003 0.005 0.006 0.019 0.019 0.011 0.010 0.013 0.034 0.017 0.040 0.009 0.010 0.025 0.054 0.033 0.036 0.019 R. (HR-24) (HR-04) Gudang U Radioaktivitas alpha dipennukaan Bulan
Tabel 6. Radioaktivitas a dan
r.,
IEBE
(Bq/cm\
permukaan rerata di daerah kerja IRM tahun 2009
Lab. Aktivitas 0.066 0.016 0.013 0.003 0.016 0.013 0.011 0.009 ±± area 0.002 0.004 Lab. Service Aktivitas 0.015 0.023 0.054 0.079 0.060 0.096 0.008 0.017 0.022 0.019 0.040 0.042 0.029 0.043 0.075 0.021 0.108 0.011 0.012 0.039 0.009 0.023 0.006 0.012 0.011 0.016 0.027 0.019 0.086 0.015 0.010 0.025 0.019 0.017 0.031 0.030 0.023 0.027 0.042 0.033 0.014 0.053 0.061 0.012 0.009 0.044 0.024 0.059 0.034 0.058 0.017 0.103 0.057 0.012 0.010 ± 0.004 0.002 0.010 0.018 0.012 0.011 0.006 0.014 0.007 0.009 0.005 0.010 0.030 0.018 0.013 0.046 0.006 0.031 0.010 0.004 0.018 0.003 0.005 0.430 0.011 0.058 0.034 0.018 0.040 0.058 0.106 0.032 0.021 0.007 0.055 (R-140) Operating area sedang (R-143) (R-135) Radioaktivitas a di pennukaan IRM
Radioaktivitas (Bq/cm2)
404
1\
di pennukaan IRM
(Bq/cm2)
ISSN 0854 - 5561
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009
Tabel 7. Radioaktivitas udara buang rerata dari cerobong IEBE dan IRM tahun 2009 ± 0.080 0.046 0.690±0.145 1.019 0.929 0.110 0.262 0.144 0.055 0.295 0.981± 1.345 0.103±± 0.465 0.079 0.498 0.155 0.119 1.547 1.713 0.732 0.443 0.482 0.163 0.294 0.113 0.473 0.283 0.466 0.300 0.125 0.083 0.023 0.067 0.355 IRM 0.022 0.158 IRM 0.716 0.456 0.183 0.544 0.040 0.374 0.631 0.325 0.541 0.323 0.038 0.018 0.048 0.050 0.075 0.023 0.025 0.130 0.036 0.063 ±di 0.038 0.134 0.030 0.113 0.015 0.150 0.096 0.058 0.009 0.028 0.333 0.253 udara buang di udara buang P (Bq/mJ) Radioaktivitas Radioaktivitas a (Bq/mJ)
KESIMPULAN Pada pengoperasian IEBE maupun IRM selama tahun 2009 diperoleh hasil paparan radiasi j.J, radioaktivitas di udara dan permukaan, serta radioaktivitas udara buang umumnya berada dibawah batas yang diizinkan. Laju paparan radiasi j.Jrerata yang tertinggi terdapat pada R-135 yaitu sebesar (32,700 ± 8,650) j.JSv/jam yang berasal dari cuplikan bahan bakar bekas mengandung Cs dari hotce/l. Namun demikian berada dibawah batas tertinggi yang masih diizinkan (150 j.JSv/jam) untuk paparan cuplikan yang dikeluarkan dari hotce/l. Zona III di IEBE maupun Zona II dan III di IRM adalah daerah pengendalian yang termasuk kategori daerah radiasi sedang dan daerah kontaminasi rendah, sesuai dengan Keputusan Kepala Bapeten Nomor 01/Ka-Bapeten/V-99.
DAFTAR PUSTAKA [1] ANONIM, BATAN, Peraturan Kepala Batan Nomor 123/KA/VIlI/2007 tentang rincian tugas unit kerja di lingkungan Batan, 2007. [2] ANON 1M,TIM LAK, PTBN, "Laporan Analisis Keselamatan Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE)", No. Dok. KK20J09003, revisi 6, 2007. [3] ANONIM, TIM LAK, PTBN, "Laporan Analisis Keselamatan Dok. KK20J09002, revisi 6, 2006.
Instalasi Radiometalurgi
[4] ANON 1M, BAPETEN, Keputusan Kepala Bapeten Nomor 01/Ka-Bapeten/V-99, keselamatan kerja terhadap radiasi, 1999.
(IRM)", No.
tentang ketentuan
[5] ANONIM, BAPETEN, Keputusan Kepala Bapeten Nomor 2/Ka-Bapeten/V-99, tentang baku tingkat radioaktivitas di lingkungan, 1999. [6] ANONIM, Peraturan pemerintah RI Nomor 33 tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif, 2007 .. [7] MARTIN A. And HARBINSON S.A, "An introduction to radiation protection", Chapman & hall, third edition, London, 1987.
405