Performa (2006) Vol. 5, No.1: 16 - 30
Pengembangan Usulan Proses Bisnis Terintegrasi Produk Air Minum Ciryo dengan Konsep Business Process Reengineering Di CV. Titian Mandiri Wahyudi Sutopo 1, Muh. Hisjam, Laily Marhama 2
Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Abstract CV. Titian Mandiri is an in-package drinking water manufacturer with brand name “Ciryo” locating in Karanganyar. The presence of problem indication results in inefficiency of proceeding business process, particularly in business process flow of production, warehouse, shipment, marketing, and financial divisions. This makes an analysis and evaluation on business process performance and integrated business process redesign conducted so that the company performance will be optimum. This study began with mapping business process in the form of flow diagram for identifying the company’s business activities. Then performance measurement was conducted based on model developed by Beamon (1999). This model analyzes three measurement variables: resource, process and output for finding out the factors resulting in inefficiency of the business process. Performance improvement was conducted by redesigning the business process procedure based on concept Business Process Reengineering. Basic steps of BPR involves rethink, redesign and retool. Standardization of the resulting business process based on cross-divisional activities interrelationship involves marketing, production, logistic, and financial modules. Based on redesign as a proposal for dealing with performance inhibition, it is used an integrated business process design for each module developed. Keywords : business process reengineering (BPR), integrated business process, performance measurement
1. Pendahuluan Semua aktivitas bisnis yang dilakukan oleh 5 bagian di CV.Titian Mandiri, yaitu bagian produksi, gudang, pengiriman, pemasaran dan keuangan membutuhkan informasi yang akurat dan efektif sehingga dapat mendukung proses bisnis secara keseluruhan. Sistem informasi dalam perusahaan harus dapat menggambarkan keseluruhan aktivitas yang bersifat operasional maupun struktural yang berbasis pada proses produksi yamg ada. Proses produksi air minum Ciryo dapat dijelaskan pada gambar 1.
T a n g k i a ir P1 P2
P3
P4
P5 P6
1 2
P7
F illin g
Studio Manajemen Logistik & Bisnis TI UNS, Correspondence : E-mail :
[email protected] Alumni Teknik Industri UNS
Marhama, Sutopo, Hisjam – Pengembangan Usulan Proses Bisnis Terintegrasi... 17
Gambar 1. Pola Aliran Proses Produksi CV Titian Mandiri
Bahan baku utama, yaitu air dari dalam tangki penampungan (P1) dialirkan menuju tabung 1. Air masuk ke dalam tabung 1 (kapasitas 25 liter), yang mengandung karbon aktif yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang bersifat suspended, seperti pasir, lumut, daun dan kotoran lain (P2). Air yang telah melalui proses tabung 1, kemudian masuk ke dalam tabung 2 (kapasitas 25 liter) yang mengandung kation (ion positif), untuk menghilangkan mineral anorganik atau logam dan tetap mempertahankan ion-ion yang ada (P3). Air yang telah melalui proses tabung 2, kemudian masuk ke dalam tabung 3 (kapasitas 30 liter) yang mengandung anion (ion negatif), untuk menghilangkan mineral organik dan menetralkan ionion dari tabung 2 yang sifatnya kation (P4). Setelah melalui proses di dalam tabung 3, air masuk ke dalam tabung 4 yang berkapasitas 25 liter dimana pada tabung 4 ini air difiltrasi kembali untuk menghilangkan bau, rasa maupun warnanya (P5). Setelah proses di tabung 4 selesai, air dialirkan ke kotak kaca (kapasitas 2 liter) yang didalamnya terdapat 2 buah batu, yaitu bio keramik dan batu bio dimana molekul-molekul air dipecah sehingga dapat terbentuk oksigen secara alami (P6). Proses yang terakhir adalah melewatkan air pada sinar ultraviolet untuk membunuh bakteri, kemudian dilakukan proses pengisian ke dalam kemasan galon ataupun ke dalam kemasan botol 600 ml atau ukuran kemasan lainnya (P7). Untuk mengetahui kondisi secara nyata, dilakukan wawancara terhadap para manajer perusahaan dan observasi awal dibagian shop floor maupun manajemen selama 1 bulan, yaitu bulan September 2005. Berdasarkan wawancara, observasi dan pengumpulan data awal dapat diketahui bahwa masih banyak permasalahan yang timbul dalam menjalankan bisnis, antara lain: • Bagian produksi, pemesanan air baku yang dilakukan minimal 2 kali dalam sehari dengan kuantitas pesan sebesar 5.000 liter/tangki dimana pengecekan langsung terhadap kualitas air digunakan alat ukur TDS Hold akan tetapi bagian produksi melakukan pencatatan nilai TDS air baku sehingga kriteria % kekeruhan tidak terkontrol dengan baik. Bagian produksi melakukan permintaan bahan penolong ke gudang tanpa disertai dengan surat permintaan. Produksi mengalami delay bila terjadi stockout persediaan galon kosong di gudang dikarenakan terjadi keterlambatan datangnya pesanan galon kosong dari supplier 1 sampai 2 minggu dengan kuantitas pemesanan rata-rata 1.000 pcs per 6 bulan. • Bagian gudang, kapasitas produksi rata-rata adalah 300 galon/hari sehingga stok gudang hanya dapat bertahan untuk 2 hari. Selama observasi, diketahui bahwa perputaran galon dari distributor dan agen belum efektif mengingat terjadi keterlambatan galon kosong dari supplier. Dikarenakan keterbatasan tersebut, distributor dan agen menerima galon isi sebanyak galon kosong yang diambil, walaupun pesanan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini mengakibatkan target pelayanan terhadap pelanggan (service level) tidak terpenuhi. • Bagian pengiriman seharusnya melakukan pengiriman sesuai dengan jadwal kirim yang telah disusun, dimana tiap distributor mendapat jatah pengiriman 4 kali tiap bulannya. Pengiriman mengalami keterlambatan bila stok galon isi di gudang habis karena supplier galon kosong mengalami keterlambatan pengiriman serta permintaan yang bersamaan dari beberapa distributor di luar jadwal kirim dari bagian pengiriman. Proses pengiriman produk ke distributor tidak dilengkapi dengan surat jalan, sehingga pencatatannya menggunakan nota tagihan. Penugasan armada angkut dilakukan pada 1 truk berkapasitas 150 galon untuk pengiriman luar kota dan 1 mobil carry dengan kapasitas 50 galon untuk pengiriman Solo
18 Performa (2006) Vol. 5, No.1
dan sekitarnya, sehingga terjadi pengiriman secara bolak-balik bila permintaan melebihi kapasitas armada yang tersedia. • Bagian pemasaran mengkoordinasi bagian-bagian intern perusahaan dengan distributor dan agen. Sistem pengawasan dikendalikan langsung oleh bagian pemasaran. Proses bisnisnya mendapat hambatan dalam memberlakukan sistem baku dikarenakan perbedaan karakteristik dan manajemen distributor. Pada saat penambahan pasar baru, jumlah stok gudang dan produksi tidak mampu memenuhi target pengiriman dimana dari pengamatan biasanya terjadi pada awal minggu. Tingkat service level yang diinginkan sebesar 95 % mengalami penurunan karena stockout galon isi sebesar 10 %. • Bagian keuangan. Sistem pembayaran tiap distributor dan agen berbeda-beda diantaranya pembayaran pada awal bulan, pembayaran 1 hari setelah pengiriman, pembayaran 2 - 3 kali nota tagihan. Karena perbedaan itulah menyulitkan bagian keuangan melakukan pembukuan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi dasar dari penelitian ini yaitu: (1) faktor-faktor apa saja yang menyebabkan ketidakefisienan proses bisnis di CV.Titian Mandiri?; (2) bagaimana mengembangkan usulan proses bisnis yang terintegrasi produk Ciryo di CV. Titian Mandiri sehingga meningkatkan kinerja proses bisnis perusahaan?. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan ketidakefisienan proses bisnis di CV.Titian Mandiri; (2) memperbaiki kinerja proses bisnis dengan mengembangkan usulan proses bisnis yang terintegrasi dengan konsep Business Process Reengineering; dan (3) merancang desain sistem informasi berdasarkan usulan proses bisnis yang terintegrasi. 2. Metode Penelitian Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini dijelakan pada gambar 2. yang terdiri dari 3 tahapan utama, yaitu (1) pengembangan model dan pengumpulan data; (2) pengolahan data; dan (3) analisis dan interpretasi hasil. 2.1 Pengembangan Model Pengukuran Kinerja dan Pengumpulan Data A. Pengembangan Model Pengukuran kinerja merupakan tahap awal dalam merancang dan menggambarkan efektivitas dan atau efisiensi dari real system, dimana efektifitas merupakan tingkat kemampuan suatu sistem untuk mencapai tujuan dan efisiensi adalah sejumlah sumber daya sistem yang digunakan untuk mencapai tujuan. Tujuan utama dari pengukuran kinerja adalah untuk membangun hubungan antara variabel keputusan dan output performansi, yang mengutamakan sistem dengan performansi tinggi. Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan indikator performansi yang telah ditentukan pada observasi awal beserta ukuran dan target yang dicapai untuk tiap indikatornya. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja proses bisnis perusahaan. Pada tabel 1, kunci indikator performansi (key performance indicator) dikelompokkan dalam tiga variabel ukuran yang dikembangkan oleh Beamon (1999), yaitu ukuran resources, ukuran output dan ukuran flexibility4. Model pengukuran kinerja yang akan dikembangkan di CV. Titian Mandiri dijelaskan pada tabel 1.
Marhama, Sutopo, Hisjam – Pengembangan Usulan Proses Bisnis Terintegrasi... 19
Mulai Observasi dan Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Studi Lapangan
Studi Pustaka Tahap pengumpulan data
Pengembangan Model dan Pengumpulan Data Pengumpulan data resource , process dan output Pemetaan Alur Proses Bisnis Awal dengan Diagram Alir
Identifikasi Proses Bisnis Awal Identifikasi Proses Bisnis Awal dengan Mengembangkan Model Kiner Tahap pengolahan data
ja
Business Process Reengineering Pembakuan Usulan Proses Bisnis Secara Keseluruhan
Proses Bisnis Pemasaran •Master pelanggan •Mekanisme pemasaran •Penerimaan order
Proses Bisnis Logistik •Inventori •Delivery •Pembelian
Proses Bisnis Produksi •BOM •Perencanaan produksi •MPS •MRP •Pembelian
Sesuai ?
Proses Bisnis Keuangan •Pembayaran •Transaksi harian •Laporan rugi laba
No
Yes Analisis dan Intepretasi Hasil Kesimpulan dan Saran Selesai
Gambar 2. Langkah Penelitian Tabel 1. Model kinerja yang digunakan K ategori Resources (Input )
Process
O utput
K PI R1
P engiriman galon kosong dari supplier
R2
TD S air baku
R3
Biaya pengiriman
P1
W aktu menunggu
P2
P roses pengolahan air baku
P3 P4 O1 O2 O3 O4 O5
Inventori galon kosong Struktur produk P engiriman galon isi Inventori galon isi P erformansi galon isi Transaksi harian dan pembayaran Custom er service level
Ukuran % keterlambatan (dalam minggu) ppm (mg/lt) % kekeruhan Rupiah % kenaikan H ari W aktu proses TD S M inggu Frekuensi kirim % Frekuensi kecacatan Periode pembayaran %
Variabel ukuran resources berfokus pada sumber daya yang digunakan sebagai input meliputi biaya, tenaga kerja dan bahan baku. Resources diukur dengan mempertimbangkan kebutuhan minimum dan efisiensi penggunaan sumber daya sehingga diperoleh keuntungan untuk perusahaan. Beamon (1999) menyatakan tingkat efisiensi yang tinggi pada penggunaan resources akan meningkatkan profit yang diperoleh perusahaan. Untuk produk galon Ciryo 19
20 Performa (2006) Vol. 5, No.1
liter yang menjadi produk utama CV. Titian Mandiri, variabel resource-nya berupa bahan baku (galon kosong dan air baku) dan biaya sangat penting dalam menjaga kelangsungan proses bisnis CV. Titian Mandiri pada khususnya dan perusahaan air minum pada umumnya. Pengiriman galon kosong dari supplier (R1) mempengaruhi kelangsungan proses produksi dengan melakukan pengukuran tingkat ketepatan kirim sehingga efisiensi waktu menunggu (P1) dapat ditingkatkan. Kadar TDS air baku (R2) perlu dipertimbangkan dalam proses pengolahan air (P2) yang berkaitan erat dengan efisiensi waktu proses. Semakin rendah TDS air baku maka semakin cepat proses pengolahan yang dilakukan dan mesin yang digunakan lebih tahan lama. Variabel biaya pengiriman (R3) juga perlu dipertimbangkan sebagai indikator resource, berkaitan dengan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Variabel ukuran flexibility lebih dititikberatkan pada variabel ukuran process pada penelitian ini yang berfokus pada aktivitas-aktivitas yang menunjang aliran proses produksi untuk memperoleh output yang memenuhi target perusahaan. Suatu proses dalam sistem produksi dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari tenaga kerja, material, informasi, metode kerja dan mesin atau peralatan, dalam suatu lingkungan, guna menghasilkan nilai tambah bagi produk, agar dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.5 Beamon (1999) menyatakan process harus memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi sehingga mampu memproduksi produk sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Bila terjadi stockout yang berlebihan pada variabel resource terutama bahan baku, process akan mengalami hambatan atau delay (P1) dan hanya mengandalkan inventori bahan baku (P3) yang berasal dari pengiriman galon kosong yang dimiliki oleh distributor. Ukuran process dilihat dari delay time, proses pengolahan air baku, inventori bahan baku dan struktur produk. Khusus proses pengolahan air baku (P2), disesuaikan dengan kadar TDS air baku (R2) yang digunakan dalam proses produksi. Untuk mendukung proses produksi, pengadaan barang perlu dipertimbangkan perencanaan kebutuhan bahan untuk sekali produksi dengan memperhatikan struktur produk (P4) dan bill of material. Variabel ukuran output berfokus pada hasil proses tranformasi dari input dalam sistem produksi yang memiliki nilai tambah serta proses distribusinya ke konsumen. Ukuran output meliputi tingkat respon konsumen, kualitas dan kuantitas produk akhir. Output yang dihasilkan dipengaruhi oleh variabel resources dan process. Beamon (1999) menyatakan output menggambarkan tingkat efektifitas dalam melayani konsumen, seberapa mampukah perusahaan memenuhi permintaan konsumen. Pada variabel output, pengiriman produk (O1) berkaitan erat dengan biaya pengiriman (R3) dalam hal ini perlu dilakukan peninjauan mengenai penyusunan jadwal kirim yang efektif dan pembakuan sistem pembayaran yang dilakukan dalam proses distribusi (O4). Kualitas (O2) dan kuantitas produk Ciryo (O3) yang dikirimkan ke konsumen perlu diperhatikan sehingga dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen (O5). B. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada bulan September-Desember 2005 yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada CV. Titian Mandiri.. Data primer tersebut meliputi teknologi produksi air, dan proses bisnis perusahaan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan dikumpulkan oleh pihak CV. Titian Mandiri. Data sekunder tersebut meliputi form-form transaksi, data penjualan, dan kapasitas mesin. Data yang dikumpulkan dapat diklasifikasikan menjadi data resources, data process dan data output. Data Resources, berupa sumber daya
Marhama, Sutopo, Hisjam – Pengembangan Usulan Proses Bisnis Terintegrasi... 21
yang digunakan sebagai input dalam proses. Data Process, berupa tahapan yang berkaitan dengan proses dalam perusahaan yang mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Data output, berupa hasil dari input dan proses yang telah dilalui berupa produk akhir hingga proses distribusinya. Pemetaan alur proses bisnis, dilakukan pemetaan atau breakdown dari proses bisnis secara keseluruhan, sehingga dapat diperoleh proses bisnis yang detail.. 2.2. Pengolahan Data A. Identifikasi Model Kinerja Proses Bisnis dan Pengukuran Kinerja Awal Proses identifikasi proses bisnis merupakan bentuk observasi awal untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan kurang optimalnya kenerja proses bisnis selama ini. Identifikasi dilakukan dengan mengembangkan model kinerja dan mengukur efektifitas dan efisiensi dari suatu sistem perusahaan. B. Business Process Reengineering Definisi rekayasa ulang proses bisnis (bussiness process re-engineering) menurut Hammer dan Champy dalam Nasution (2004) yang dikutip oleh Indrajit (2002) adalah: “Business process reengineering is the fundamental rethinking and radical redesign of business system to achieve dramatic improvement in critical, contemporary measures of performance, such as cost, quality, service and speed.” Perubahan dalam arti perbaikan proses dapat dilakukan dalam bentuk, yaitu menghilangkan proses, menyederhanakan proses, menyatukan proses, dan melakukan otomatisasi. Tahapan dasar dalam rekayasa ulang proses bisnis terdiri atas 3R, yaitu sebagai berikut: (1) Rethink,memikirkan kembali tujuan yang akan dicapai saat sekarang dengan asumsi yang diperlukan untuk menentukan apakah tujuan tersebut masih dapat digunakan pada komitmen yang baru untuk memenuhi kepuasan pelanggan di waktu yang akan datang; (2) Redesign, mencakup analisis tentang cara organisasi dalam memproduksi barang dan jasa, bagaimana struktur kerjanya, siapa yang menyelesaikan suatu tugas tertentu dan apa yang dicapai dari masing-masing prosedur tersebut; (3) Retool, mencakup evaluasi tentang keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari teknologi mutakhir yang digunakan, khususnya pada electronic word dan data processing system untuk menentukan kemungkinan merubah teknologi tersebut agar kualitas meningkat. C. Pembakuan Proses Bisnis secara Keseluruhan Bila perusahaan telah menentukan bahwa suatu proses tidak efektif dan efisien, maka perusahaan harus merancang kembali proses baru dengan langkah-langkah sebagai berikut (1) menentukan tujuan bisnis dan proses; (2) menentukan proses mana yang akan diubah atau diperbaiki; (3) memahami dan mengukur proses yang lama tersebut; (4) menentukan tingkat informasi teknologi yang dibutuhkan; dan (5) merancang dan membuat suatu model mengenai proses yang baru 2.3. Analisis Dan Interpretasi Hasil Analisis dan interpretasi hasil berupa analisis usulan proses bisnis terintegrasi sebagai acuan untuk mengembangkan software aplikasi serta desain sistem informasi berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan pemrosesan data, baik yang dilakukan secara manual dan atau berbantuan komputer dalam proses pengambilan keputusan.
22 Performa (2006) Vol. 5, No.1
3. Pembahasan 3.1 Pemetaan Proses Bisnis Proses bisnis CV.Titian Mandiri mulai dari penerimaan air baku dari supplier hingga pengiriman galon isi ke konsumen seperti yang dijelaskan pada gambar 3. Pemasaran
Rencana produksi
Terima order
(6) Permintaan air baku
Produksi
Mulai
(1)
(2)
(3) QC?
Terima air baku
no
Proses Penerbitan PR & PO
(4) ok Buat nota terima
(13)
Proses Produksi
Suplier
(5)
Kirim air baku
Terima PO
Terima PO
Kirim material
Return ke supplier
(12)
Distributor
Keuangan
Gudang & pengiriman
no Permintaan material (7)
no
QC ok
Terima material
Proses Penerbitan PR & PO
Inventori galon kosong&material
Terima nota
Terima nota
(8)
(11) Terima pembayaran
Pembayaran
(9) Cek Inventori?
ok
Delivery
Inventori galon isi (10) (14) Pencatatan transaksi
Selesai
Terima pesanan galon isi Beri galon kosong
Gambar 3. Proses Bisnis Awal
Bagian produksi menerbitkan memo permintaan pembelian ke bagian keuangan (1 dan 2). Pada proses penerimaan air baku dilakukan quality control apakah memiliki TDS kurang dari 100 ppm atau tidak (3). Bila tidak memenuhi kriteria, maka bagian produksi berhak mengembalikannya ke supplier (4). Air baku yang diterima langsung digunakan untuk produksi (5). Bagian pemasaran memberikan data perencanaan produksi kepada bagian produksi (6) kemudian bagian produksi menyesuaikannya dengan kapasitas mesin yang ada. Bagian gudang melakukan pemesanan galon kosong yang digunakan untuk kebutuhan produksi dengan menerbitkan memo permintaan pembelian ke bagian keuangan (7). Galon isi dikemas dan disimpan oleh bagian gudang (8), dan siap diangkut oleh bagian pengiriman berdasarkan jadwal kirim yang telah dibuat (9). Bagian pengiriman membawa nota tagihan rangkap tiga ke distributor dan agen. Setelah proses pembayaran, bagian pengiriman mengangkut kembali galon kosong dari distributor atau agen sesuai dengan galon isi yang dipesan (10) kemudian membuat laporan pengiriman ke bagian keuangan (11). Galon kosong digunakan lagi oleh bagian produksi setelah melalui proses pencucian (12). Bagian pemasaran melakukan evaluasi permintaan pasar (13) sehingga dapat melakukan perencanaan yang lebih matang, seperti perencanaan produksi dan perencanaan kebutuhan galon kosong. Sedangkan bagian keuangan
Marhama, Sutopo, Hisjam – Pengembangan Usulan Proses Bisnis Terintegrasi... 23
bertanggungjawab atas segala transaksi yang ada di perusahaan meliputi pencatatan, pembukuan dan penyimpanan bukti-bukti transaksi (14). 3.2
Hasil Pengukuran Kinerja Proses Bisnis Hasil pengukuran kinerja dapat dijelaskan pada tabel 2. dimana berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat terjadi beda selisih (gap) antara hasil yang dicapai saat ini dengan target yang diinginkan perusahaan. Tabel 2. Hasil Pengukuran Kinerja
Bussiness Process Reengineering Berdasarkan analisis pengukuran kinerja, proses bisnis dan perbandingan dengan target yang ditetapkan, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kinerja proses bisnis belum sesuai target. Dari analisis proses bisnis awal, diketahui beberapa kelemahan proses yaitu (1) permintaan bahan baku dan bahan penolong dari bagian produksi dan gudang dilakukan secara terpisah; (2) proses purchase request dilakukan setiap kali ada permintaan yang tidak dapat dipenuhi karena kekurangan persediaan; (3) waktu yang lama untuk melakukan purchase request; (4) nilai customer service level masih rendah; (5) aktivitasaktivitas yang berkaitan dengan bagian gudang dan pengiriman belum terdokumentasi dengan baik, (6) alur bisnis dalam pengoperasian tiap bagian hanya mengacu pada struktur organisasi dan (7) dokumen-dokumen penting dalam proses transaksi berisiko hilang sehingga kesulitan mengecek apabila terjadi kesalahan input. Berdasarkan proses reengineering ini, dapat disusun BPR yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja proses bisnis perusahaan, baik dari sisi resources, process, maupun output, dengan skema perancangan ulang ditunjukkan pada tabel 3. 3.3
24 Performa (2006) Vol. 5, No.1
Tabel 3. Hasil Bussiness Process Reengineering K ate g o ri
R e so u rce s
R1
P e n g irim a n g a lon k o so ng d a ri s up p lie r
R2
T D S a ir bak u
R3
B ia ya p en g irim a n
R e d e s ig n T id ak d ilak uk a n
T id ak dilak uk a n
T id ak d ilak uk a n
T id ak dilak uk a n
P e rb aik a n d e ng a n m e to de pe re nca n aa n k e bu tu h an m ateria l d en g an m em perhitu ngk an lead tim e tia p item pad a tingk atan struktu r p rod uk (6)
T id ak dilak uk a n
W ak tu m e nu ng g u
P e n in ja ua n k em b a li p urch a se req u est p ad a a w al pe riod e be rd asa rk a n jad w al pro du k s i (5)
P2
P ro se s p e ng o la h an a ir ba k u
P e n in ja ua n k em b a li pe ne rim aa n air b ak u d eng an T D S rend a h (3)
P3
In ve ntori g a lo n k o so ng
T id ak d ilak uk a n
P e rb aik a n d e ng a n m e to de pe re nca n aa n k e bu tu h an m ateria l d en g an m em perhitu ngk an le ad tim e tia p item pad a tingk atan struktu r p rod uk (8)
P4
S truktur p ro duk
T id ak d ilak uk a n
T id ak d ilak uk a n
O1
P e n g irim a n g a lon isi
T id ak d ilak uk a n
T id ak d ilak uk a n
T id ak d ilak uk a n
P e rb aik a n re nc an a prod u k si de n g an m e m pertim ban gk an sa fe ty sto ck g a lon isi (12 )
O2
In ve ntori g a lon isi
O3
P e rfo rm an s g a lon isi
O4
T ran sak si haria n d an pe m b ayara n
O5
C us to m er service le ve l
R e to o l P en yu su na n ren ca n a p u rch ase o rde r b e rd asark an p eren can a an k e b utuh a n m ateria l(2 )
T id ak d ilak uk a n
P1
P ro c es s
O u tp ut
R eth in k P e n in ja ua n k em b ali p ro ses pu rch as e o rd er g alo n k oso n g ag ar leb ih te rstruk tu r (1) P e n in ja ua n k em ba li p rose s pe n erim a an a ir b ak u s esu a i de n g a n stan d ar (3 ) P e n in ja ua n k em b ali bia ya -bia ya te rk ait d eng an d e live ry pro ces s (4 )
T id ak d ilak uk a n
T id ak d ilak uk a n P e n in ja ua n k em b a li s is te m pe m b ayara n ya ng ba k u da n tra nsaksi ha rian (1 4) P e n in ja ua n k e m b a li tu jua n pe ru sah a an u ntuk m e ning k a tka n k e pu a sa n p e langg a n (15)
P en g g u n aa n tek n o log i pro d uk si m o d ern (7) P en yu su na n form -form ya ng terk a it d eng an pen cata ta n p ers ed iaa n b a ha n b ak u se h ing g a le b ih terstruktur d a n terp anta u (9) P en yu su na n s truk tur p rod uk d a n b ill o f m ateria l ag ar le b ih terstruktu r (1 0) P en yu su na n jad w a l k irim d en g a n m em pe rtim b angk an rute ja rak an tardistrib u to r (11) T id ak dilak uk a n
T id ak d ilak uk a n
P en yu su na n pro se du r un tuk p en g e cek an p roduk ja d i (13)
T id ak d ilak uk a n
T id ak dilak uk a n
T id ak d ilak uk a n
T id ak dilak uk a n
Perancangan ulang diharapkan dapat mengatasi hambatan kinerja dimana hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki prosedur atau sistem kerja yang dapat mempermudah karyawan melakukan perencanaan produksi, penanganan persediaan bahan baku dan barang jadi beserta alat pendukungnya, penanganan finansial, pemasaran dan distribusinya. Proses bisnis usulan dan rincian alur bisnis untuk tiap modul yang dikembangkan berdasarkan Business Process Reengineering ditunjukkan pada gambar 4. Dengan demikian perancangan ulang dilakukan atas dua faktor sebagai solusi alternatif, yaitu perbaikan atas proses bisnis yang berjalan saat ini dan menyusun standard operating procedure (SOP) berdasarkan proses bisnis usulan dan form-form yang dibutuhkan pada tiap operasi. Adanya perubahan pada aktivitas proses bisnis yang dilakukan perusahaan dengan proses bisnis yang diusulkan dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Perbandingan proses bisnis awal dan proses bisnis usulan Modul Pemasaran Produksi
Jumlah form Awal Usulan 2 2 2
4
Logistik
4
7
Keuangan
2
2
Deskripsi Awal Memo, Laporan evaluasi Memo permintaan, Bukti Terima Barang Memo permintaan Bukti Terima Barang Laporan keluar masuk barang Laporan pengiriman Nota tagihan, Laporan keuangan
Usulan Sales order, Faktur penjualan Surat Transfer Barang, Form Purchase Request , Form Purchase Order , Bukti Terima Barang Form Purchase Request, Form Purchase Order, Bukti Terima Barang, Kartu stok Laporan persediaanSurat Jalan, Retur Produk Jadi Nota tagihan, Laporan rugi laba
Proses bisnis usulan secara terintegrasi dirancang dalam desain sistem informasi yang terbagi dalam 4 modul, yaitu (1) modul pemasaran, (2) modul produksi, (3) modul logistik dan modul keuangan.
Marhama, Sutopo, Hisjam – Pengembangan Usulan Proses Bisnis Terintegrasi... 25
Pemasaran
DIAG R AM A LIR PR OSES BISN IS U SU LAN CV .TITIA N M AN DIR I D ata penjualan
M ulai
Produksi
Rencana produksi
Perm intaan air baku
Laporan Persediaan
(6) & (8) Perencanaan Kebutuhan M aterial
Proses Penerbitan PR & PO
Terim a PO
(7) ok
Q C?
(3) Terima air baku
P1
Proses Produksi
Buat BT B
no
P2
R2
Kirim air baku
T erim a PO
Kirim material
Return ke supplier
R1
no
ok Inventori galon isi (12)
ok Cek no Inventori?
(9) & (10) Inventori galon kosong& material
(5)
(4)
(11) O1 Buat jadw al kirim
R3 Delivery
Buat laporan pengiriman
P3 & P4
Keuangan
(1) & (2)
QC O3
Buat BTB Proses Penerbitan PR & PO
O2
(13)
Terim a m aterial
Perm intaan m aterial
Gudang & pengirim an
Suplier
Terima order
T erim a nota
Terima pembayaran
Distributor
T erim a nota
(14) Pembayaran O4
(14) Pencatatan transaksi
(15) Terima pesanan galon isi
Selesai
O5
Beri galon kosong
Gambar 4. Proses Bisnis Usulan
Modul pemasaran berfokus pada evaluasi distributor atau agen, dimana memberikan informasi berupa data distributor dan order penjualan. Proses bisnis yang dilakukan dengan modul ini ditunjukkan pada gambar 5. P R O S E S B IS N IS M O D U L P E M A S A R A N M e la k u k a n e v a lu a si d is tr i b u t o r M e n g e lo la d a ta m a s te r p e la n g g a n M e n e rim a o r d e r d a ri p e la n g g a n / d is tr i b u t o r
B u a t s a le s o r d e r S a le s o r d e r
B e rik a n k e b a g i a n lo g i s ti k
B u a t F a k tu r P e n ju a la n F a k tu r p e n ju a la n
B e rik a n k e p e la n g g a n
Gambar 5. Alur Bisnis Modul Pemasaran
Modul produksi lebih dititikberatkan pada tahap perencanaan kebutuhan material, dimana memerlukan masukan berupa struktur produk dan bill of material, perencanaan produksi, jadwal produksi dan laporan persediaan. Proses bisnis yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 6.
26 Performa (2006) Vol. 5, No.1
P R O S E S B IS N IS M O D U L P R O D U K S I
B u a t ren c a n a p ro d u k si
B u a t p e rm in ta a n B B & B P ke gudang
B u a t p ere n ca n aa n k e b u tu h a n m a te ria l
S lip tr a n s f e r
B u at pu rch a se r e q u e s t a ir b a k u P urchase re q u e st (P O )
T e rim a b a h a n b a k u & p e n o lo n g N
D is e tu ju i?
L a k u k a n p ro ses p ro d u k si
Y B u at pu rch a se r e q u e s t a ir b a k u P u rch ae req u est (P O ) T e rim a a ir b a k u d a ri s u p lie r N
Pengecekan
R e tu r n k e s u p lie r
Y B u a t b u k ti te rim a b a ra n g B u k ti te rim a b a ra n g (B T B ) A ir b a k u m a s u k ta n g k i
Gambar 6. Alur Bisnis Modul Produksi
Pengelolaan proses bisnis logistik terdiri dari 2 bagian dalam perusahaan yaitu bagian gudang dan bagian pengiriman. Penggabungan ini dikarenakan keterkaitan aktivitas-aktivitas kedua bagian tersebut. Proses bisnis yang dilakukan dengan modul ini dapat dilihat pada gambar 7. P R O S E S B IS N IS M O D U L L O G IS T IK IN V E N T O R Y P e re n c a n a an k e b u tu h a n m a te ria l
B u at pu rch a se req uest B B P urchase R eq u est D is e tu ju i?
B u at pu rch a se o rd er B B P urch ase O rder (P O )
D is e tu ju i?
B u a t S u ra t ja la n T e rim a B B & B P d a ri s u p lie r
B u a t b u k ti te rim a b a ra n g B u k ti te rim a b a ra n g (B T B ) C a ta t sto k p e rs e d ia a n BB & BP
T e rim a s a le s order S a le s O r d e r (S O ) M enunggu p ro d u k si
B u a t ja d w a l k irim
T e rim a B B & B P d a ri s u p lie r Pengecekan
D E L IV E R Y
L a p o ra n S to k P e rs e d ia a n
D e liv e r y O r d e r (D O )
R encanakan arm ad a sesu ai k e b u tu h a n
K irim p ro d u k k e d is tr ib u to r D O & n o ta ta g ih a n A m b il g a lo n ko so ng & p e m b a y a ra n N o ta ta g ih a n
Gambar 7. Alur Bisnis Modul Logistik
Modul keuangan terfokus pada proses penerimaan dan pembayaran serta transaksi harian untuk menyusun laporan rugi laba. Proses bisnis yang dilakukan modul ini ditunjukkan pada gambar 8.
Marhama, Sutopo, Hisjam – Pengembangan Usulan Proses Bisnis Terintegrasi... 27
P R O S E S B IS N IS M O D U L K E U A N G A N
T e rim a p e m b a y a ra n d a ri d is tr i b u t o r
T e r i m a n o t a k u it a n s i a k ti v it a s i n t e r n a l
P e n e rim a a n
N o t a k u ita n s i
C a t a t tr a n s a k s i
C e k s a ld o k a s
L a p o ra n ru g i la b a
Gambar 8. Alur Bisnis Modul Keuangan
3.4 Desain Sistem A. Model Fisik Usulan 14
P ro duksi
13
10
11
9
S up plier
19
15
7 L ogistik
8
6
2 4
D ata en tri tiap bagian divisi
12
16
P em asaran
3
D isket 5
P lan t M an ager
17 Hub
1 S erver
D istribu tor 18 K euang an
Keterangan:
20
A liran inform asi A liran b aran g
Gambar 10. Model Fisik Proses Bisnis Usulan
: Entiti yang mengeluarkan surat untuk input pada database di komputer : Aliran barang : Aliran informasi : Untuk memproses atau menyimpan data : Sarana yang digunakan untuk transfer data
28 Performa (2006) Vol. 5, No.1
Distributor melakukan order pembelian produk ke bagian pemasaran (1). Pemasaran memberikan sales order kepada bagian logistik (2). Bagian logistik mengirimkan produk yang dipesan ke distributor dan mengambil galon kosong yang ada pada distributor bila yang dipesan adalah galon 19 lt (3) serta memberikan nota tagihan dan surat jalan (delivery order) kepada distributor (4). Pemasaran memberikan faktur penjualan sebagai bukti untuk distributor (5). Pemasaran mencatat data hasil penjualan ke data pemasukan (6). Bagian logistik mengajukan purchase order atas bahan baku ke supplier (7). Gudang menerima barang dari supplier dan memberikan Bukti Terima Barang (8). Produksi mengirimkan surat transfer barang ke gudang untuk bahan baku untuk mendukung proses produksi (9), kemudian terjadi perpindahan barang dari gudang ke proses produksi (10). Perpindahan produk jadi dari produksi ke gudang (11). Logistik mencatat surat persediaan dan pengiriman ke data pemasukan (12). Bagian produksi mengajukan purchase order atas air baku ke supplier (13). Produksi menerima air baku dengan memberikan Bukti Terima Barang (14). Produksi mencatat surat yang berkaitan dengan aktivitas ke data pemasukan (15). Hasil pemasukan data dikirim melalui disket ke server (16). Hasil pemasukan data dikirim melalui hub ke server (17). Data di dalam server digunakan bagian keuangan sebagai bahan laporan (18) Data pemasukan digunakan oleh bagian produksi sebagai bahan untuk melihat kondisi persediaan, membuat rencana produksi, permintaan pembelian (19). Data hasil pemasukan data digunakan oleh manajer tiap lokasi bagian untuk melihat kondisi di wilayah yang jadi wewenangnya (20). B. Desain Layar Terminal Desain layar terminal terdiri dari menu-menu, proses pemasukan data ke sistem, dan output hasil proses pemasukan data. Berikut bagan dialog layar terminal yang akan dibuat di 0 dalam aplikasi komputer pada gambar 10. M e n u U ta m a
1
2
3
4
P e m a sa ra n
P r oduksi
L o g is tik
K euangan
1 .1
2.1
3.1
4.1
M a ste r P e la n g g a n
P e re n c a n a a n P ro d u k s i
I n v e n to r i B ahan B aku
P em bayaran k e S u p p lie r 4.2 P e n e r im a a n dari D is tr ib u to r
1 .2
2.2
3.2
M e k a n is m e P e m a sa ra n
B ill o f M a te r ia l
I n v e n to r i P roduk Ja di
1 .3
2.3
3.3
4.3
P e n e r im a a n O rder
K a p a s ita s M e s in
P e n g ir im a n
T ra nsa ksi H a r ia n
2.4
4.4
Ja dw a l P roduksi
Laporan R ugi Laba
2.5 P e re n c a n a a n K eb u tu h an M aterial
2.6 S urat T ra nsfe r B arang 2.7 P e m b e lia n B arang
Gambar 10. Menu-Menu Utama Pada Layar Terminal
Marhama, Sutopo, Hisjam – Pengembangan Usulan Proses Bisnis Terintegrasi... 29
4. Kesimpulan 1) Selama penelitian (September-Desember 2005), tahap identifikasi variabel ukur kinerja perusahaan meliputi resource, process dan output, yang telah diidentifikasikan lebih rinci berdasarkan tiap variabel indikator performansi. Variabel yang dominan mempengaruhi proses bisnis yang berjalan adalah resources meliputi pengiriman galon kosong dari supplier (R1), kadar TDS air baku (R2) dan biaya pengiriman (R3). Variabel ini secara langsung mempengaruhi process meliputi waktu menunggu (P1), proses pengolahan air (P2), inventori galon kosong (P3), dan struktur produk (P4). Sedangkan variabel output meliputi pengiriman galon isi (O1), inventori galon isi (O2), performansi galon isi (O3), transaksi harian dan pembayaran (O4), serta customer service level (O5). 2) Salah satu usulan untuk meningkatkan kinerja adalah dengan merancang ulang proses bisnis pada CV.Titian Mandiri dengan metode Business Process Reengineering (BPR) yang memperbaiki proses bisnis tiap bagian intern perusahaan. Pembakuan proses bisnis secara keseluruhan bagi CV.Titian Mandiri meliputi modul pemasaran, modul produksi, modul logistik, dan modul keuangan. Tiap modul dilengkapi dengan aktivitas proses bisnis yang dilakukan dan form-form yang disusun berdasarkan proses bisnis usulan. Kemudian desain sistem informasi untuk usulan proses bisnis terintegrasi dilakukan sebagai acuan untuk mengembangkan software aplikasi proses bisnis terintegrasi. 3) Setelah dilakukan tahap running selama 1 minggu, proses bisnis terintegrasi diharapkan mampu memenuhi target kinerja yang diinginkan dari variabel resource dengan ukuran maksimal 10% keterlambatan pengiriman galon kosong; maksimal 50 ppm kadar TDS air; maksimal 5% kenaikan biaya pengiriman. Target variabel process meliputi tidak ada waktu menunggu; waktu pengolahan air 1,5 jam; safety stock galon kosong 1 minggu; struktur produk dikodekan. Target variabel output meliputi 1 kali/hari frekuensi kirim; 5% stockout galon isi; 1 kali/hari frekuensi kerusakan; transaksi pembayaran lebih terpola; dan tingkat pelayanan 95%. Daftar Pustaka Beamon, B. M. “Measuring Supply Chain Performance”, International Journal of Operations and Production Management, Vol. 19, No. 3, pp. 275-292, 1999. Gaspersz, V. Production and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001. Herjanto, Eddy. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1999. Horngren, Charles T dan George Foster. Akuntansi Biaya: Suatu Pendekatan Manajerial. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992. Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. Konsep dan Aplikasi Business Process Reengineering: Strategi Meningkatkan kinerja Bisnis secara Dramatis dan Radikal. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002. Jogiyanto, HM. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset, 1990. Kristanto, Andri. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2003.
30 Performa (2006) Vol. 5, No.1
O’Leary, Daniel E. Enterprise Resource Planning System: System, Life Cycle, Electronic Commerce, and Risk. New York: Cambridge University Press, 2000. Sheikh, Khalid. Manufacturing Resource Planning (MRP II) with introduction to ERP, SCM, and CRM. Singapura: McGraw-Hill, 2002. Sundjaja, Prof.Dr.Ridwan S dan Dra.Inge Barlian,Ak.,M.Sc. Manajemen Keuangan 1 Edisi 5. Klaten : Literata, 2003. Wise, Robert. “Creating Strategy-Focused Organizations using the Balanced Scorecard” International Journal of Operations and Production Management, Vol. 20, No. 5, pp. 272286, 2000.