PENGEMBANGAN SOAL PEMECAHAN MASALAH BERBASIS ARGUMEN UNTUK SISWA KELAS V DI SD NEGERI 79 PALEMBANG Hartatiana1 Alumni S2 FKIP Unsri / Guru SMK Negeri 2 Kayuagung E-mail:
[email protected] Darmawijoyo2 Dosen S2 FKIP Unsri E-mail:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan soal pemecahan masalah berbasis argumen yang valid dan praktis pada pokok bahasan pecahan, bangun datar dan bangun ruang untuk siswa kelas V SD serta untuk mengetahui efek potensial soal yang dikembangkan terhadap hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri 79 Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (development research). Subjek penelitian adalah siswa kelas VB SD Negeri 79 Palembang sebanyak 35 orang. Pengumpulan data melalui walkthrough, lembar kepraktisan dan tes. Semua data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa penelitian ini telah menghasilkan produk soal pemecahan masalah berbasis argumen pada pokok bahasan pecahan, bangun datar dan bangun ruang untuk siswa kelas V SD yang valid dan praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator, dimana semua validator menyatakan sudah baik berdasarkan konten, konstruk dan bahasa. Praktis tergambar dari hasil uji coba siswa kelompok kecil dimana sebagian besar siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan, dan memiliki efek potensial yang cukup baik hal ini terlihat dengan munculnya argumen-argumen siswa dalam menyelesaikan soal tes, dan rata-rata dua kali tes mencapai 65,03 dengan kategori cukup baik. Artinya soal yang dikembangkan cukup efektif untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. Kata Kunci: Penelitian Pengembangan, Soal pemecahan masalah berbasis argumen.
sebagai alat, pola dan ilmu atau pengetahuan.
PENDAHULUAN
Sebagai tindak lanjutnya siswa dapat diberikan Matematika merupakan salah satu mata
penjelasan bahwa dalam memecahkan masalah
pelajaran pokok yang diajarkan di setiap jenjang
dalam
pendidikan. Matematika yang diajarkan pada
kemampuan untuk berfikir logis, sistematis dan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah
kreatif dan hal ini dapat dilatih melalui
disebut matematika sekolah, yang berfungsi
pendidikan matematika. Hal ini jelas merupakan
145
kehidupan
sehari-hari
diperlukan
Hartatiana, Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen
tuntutan yang sangat tinggi yang tidak mungkin
Sedangkan pada soal-soal ujian akhir sekolah
dicapai hanya melalui hapalan, dan latihan soal
berstandar nasional
dengan
hanya
prosedur
biasa,
maka
perlu
terdapat
(UASBN) matematika,
maksimal
satu
soal-soal
dikembangkan materi dan soal yang sesuai
pemecahan masalah pada setiap tahunnya, hal
(Depdiknas, 2003).
ini tidak sesuai dengan fokus KTSP yang telah
Fenomena
yang
terjadi
saat
ini
dijelaskan di atas.
menunjukkan bahwa soal-soal yang terdapat dalam buku pegangan siswa adalah soal yang
Rumusan Masalah
penyelesaiannya menggunakan prosedur biasa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Menurut
2007)
1. Bagaimana karakteristik prototipe soal-soal
karakteristik pembelajaran matematika saat ini
pemecahan masalah berbasis argumen untuk
antara lain tergantung pada buku paket dan lebih
siswa kelas V SD pokok bahasan pecahan,
dominan soal rutin. Dengan kondisi seperti ini
bangun datar dan bangun ruang yang valid
artinya apa yang menjadi tuntutan seperti yang
dan praktis?
dijelaskan di atas belum tercapai sepenuhnya.
2. Bagaimana
As’ari
(dalam
Fadjar,
efek
potensial
soal
yang
Sementara itu, di dalam kurikulum tingkat
dikembangkan terhadap hasil belajar siswa
satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006 tujuan
kelas V di SD negeri 79 Palembang?
pembelajaran
matematika
SD
antara
lain
memahami konsep matematika, menjelaskan
Tujuan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan dari
konsep, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
penelitian ini adalah:
dalam pemecahan masalah, serta memiliki sikap
1. Untuk menghasilkan soal-soal pemecahan
dalam
masalah berbasis argumen untuk siswa kelas
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
V SD pada pokok bahasan pecahan, bangun
perhatian,
datar dan bangun ruang yang valid dan
menghargai
kegunaan
dan
minat
matematika
dalam
mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006). Selain itu KTSP juga menyebutkan bahwa fokus dalam pembelajaran matematika
praktis. 2. Untuk mengetahui efek potensial soal yang dikembangkan terhadap hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri 79 Palembang.
adalah pemecahan masalah. Dari hasil analisis penulis terhadap Soal-soal pada tes formatif, siswa selalu diberikan soal-soal dengan prosedur rutin,
146
demikian
pula
pada
tes
sumatif.
Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi kepentingan teoritis
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011
maupun untuk kepentingan praktis. Untuk
sejelas dalam masalah rutin. Soal-soal nonrutin
kepentingan
ini
merupakan soal yang sulit dan rumit, serta tidak
guru
ada metode standar untuk menyelesaikannya.
khususnya guru matematika untuk melakukan
Akibatnya kita tidak dapat mengajari siswa
hal serupa yaitu membuat soal-soal pemecahan
prosedur-prosedur khusus untuk menyelesaikan
masalah berbasis argument yang valid dan
soal-soal tesebut, kita hanya mengarahkan dan
praktis, sedangkan untuk kepentingan praktis
membantu mereka dalam mengembangkan
hasil penelitian ini diharapkan dapat:
kemampuan problem solving yang nantinya
1. Menambah pengetahuan peneliti khususnya
mungkin dapat
diharapkan
teoritis dapat
hasil
penelitian
memotivasi
para
membantu mereka
dalam
tentang sistematika pembuatan soal-soal
menciptakan strategi mereka sendiri. Namun ini
pemecahan masalah berbasis argumen yang
menggambarkan matematika itu sebenarnya,
valid, praktis dan efektif.
yaitu menyelesaikan masalah. Dalam penelitian
2. Memberikan tambahan soal-soal pemecahan masalah berbasis argumen bagi para guru
ini akan di buat soal pemecahan masalah nonrutin.
matematika sekolah dasar. 3. Memberi pengalaman kepada siswa sekolah
Karakteristik Soal Pemecahan Masalah
dasar, khususnya di SD Negeri 79 Palembang dalam
menyelesaikan
soal
pemecahan
Secara
umum
karakteristik
soal
pemecahan masalah adalah soal yang menuntut
masalah berbasis argumen.
siswa untuk: 1. Menggunakan beragam prosedur dimana para
LANDASAN TEORI
siswa dituntut untuk menemukan hubungan Pemecahan Masalah Dalam Matematika
antara
Ada dua jenis masalah yaitu masalah rutin dan masalah nonrutin. Masalah atau soal rutin biasanya mencakup aplikasi suatu prosedur
pengalaman
solusi. 2. Melibatkan manipulasi atau operasi dari pengetahuan
yang baru dipelajari. Sedangkan dalam masalah
sebelumnya.
diperlukan pemikiran yang lebih mendalam. Masalah nonrutin sering membutuhkan pemikiran yang lebih jauh, karena prosedur matematika
untuk
menyelesaikannya
dengan
masalah yang diberikan untuk mendapatkan
matematika yang sama atau mirip dengan hal
nonrutin untuk sampai pada prosedur yang benar
sebelumnya
yang
telah
diketahui
3. Memahami konsep-konsep dan istilah-istilah matematika. 4. Mencatat
kesamaan,
perbedaan
dan
perumpamaan.
tidak
147
Hartatiana, Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen
5. Mengidentifikasi hal-hal kritis dan memilih
Membuat gambar atau diagram. Menemukan Pola.
prosedur dan data yang benar. 6. Mencatat perincian yang tidak relevan.
Membuat tabel.
7. Memvisualisasikan dan menginterpretasikan
Coba-coba.
fakta-fakta yang kuantitatif atau fakta-fakta mengenai tempat dan hubungan antar fakta. 8. Membuat generalisasi dari contoh-contoh yang diberikan.
Kemampuan Berargumentasi Argumen adalah alasan yang diperlukan dalam proses penyelesaian masalah. Dalam
9. Mengestimasi dan menganalisa. (Sovchik, 1996)
matematika argumen
diperlukan agar siswa
dapat menjelaskan secara logis dan memutuskan cara atau penyelesaian yang tepat untuk
Langkah-langkah Menyelesaikan Pemecahan Masalah
Soal
menyelesaikan
masalahnya.
Kemampuan
berargumentasi ini sangat erat kaitannya dengan Menurut George Polya (Polya, 1973) ada empat langkah yang harus dilakukan dalam meyelesaikan soal pemecahan masalah, yaitu: 1. Memahami masalah, yang meliputi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.
kemampuan
dapat diwujudkan dengan menuliskan kalimat matematika.
kemampuan
menuju kesimpulan. Karena tanpa kemampuan bernalar maka siswa tidak dapat membangun berargumentasi.
Menurut
Depdiknas (2006) indikator yang termasuk dalam kemampuan berargumen adalah: Menarik kesimpulan logis.
3. Melaksanakan penyelesaian. 4. Melihat kembali, yang meliputi membuktikan jawaban itu benar dan menyimpulkan. hasil jawaban.
Menganalisis situasi matematik. Menyusun argumen dan menyatakan langkah yang akan digunakan. Menyusun langsung
Beberapa Strategi Pemecahan Masalah
yaitu
menghubungkan fakta-fakta yang diketahui
kemampuan
2. Menyusun rencana pemyelesaiannya, yang
bernalar,
Menyelesaikan
Soal
pembuktian dan
langsung,
menggunakan
tak
induksi
matematik.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang strategi pemecahan masalah, berikut akan disajikan beberapa strategi yang dapat diperkenalkan bagi siswa sekolah dasar. Strategi beraksi.
148
Kaitan Pemecahan Masalah Kemampuan Berargumentasi Soal
pemecahan
masalah
dan
berbasis
argumen merupakan soal dengan prosedur
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011
penyelesaiannya tidak menggunakan prosedur
strategi yang tepat yang pada akhirnya dapat
biasa dan pada proses penyelesaiannya siswa
memberikan kesimpulan yang benar.
dituntut
untuk
mengemukakan
Menurut Klipatrick dan Jane (2002)
argumennya misalnya alasan mengapa siswa
kemampuan matematika memiliki lima standar
menggunakan cara tersebut. Keempat langkah
yaitu
dalam proses menyelesaikan soal pemecahan
Understanding),
masalah dalam penerapannya membutuhkan
(Computing/Procedural Fluency), Penerapan
argumen-argumen yang logis dan tepat, seperti
(Applying/strategic
yang dijelaskan di atas bahwa kemampuan
(Reasoning) dan Productive Disposition. Kelima
bernalar erat kaitaannya dengan kemampuan
standar ini saling berkaitan dan tidak dapat
berargumentasi, karena kemampuan bernalar ini
berdiri
menjadikan siswa dapat memecahkan masalah
kemampuan mengenai konsep matematika,
dalam kehidupannya. Penalaran (Reasoning)
operasi
merupakan kemampuan untuk berfikir secara
mengenai simbol dan diagram. Pengetahuan
logis tentang hubungan antara konsep dan
yang dipelajari dengan pemahaman merupakan
situasi, sedangkan argumen yang benar atau
sebuah
valid merupakan fondasi yang melibatkan
membangun kembali metode atau fakta-fakta
pengetahuan
menarik
matematika untuk menyelesaikan masalah baru
proses
dan masalah yang tidak biasa serta untuk
kesimpulan
dapat
untuk yang
kemudian benar.
Dalam
pemecahan masalah terutama soal pemecahan
Pemahaman
(Concept Perhitungan
sendiri.
dan
konsep
competence),
Pemahaman
konsep
relasi/hubungan,
fondasi
untuk
penalaran
yaitu
mengetahui
mengingat
dan
menambah pengetahuan baru.
masalah siswa dituntut untuk merumuskan
Computing/Procedural fluentcy yaitu
masalah, menggunakan berbagai cara sehingga
melaksanakan prosedur matematika seperti
diperoleh strategi yang tepat, menggunakan
menjumlahkan, mengurangkan, membagi dan
argument-argumen apakah solusi
mengalikan bilangan dengan fleksibel, akurat,
yang ia
berikan dapat dibenarkan. Seringkali strategi
efisien
yang
dimaksudkan tidak hanya melibatkan prosedur
digunakan
membutuhkan
prosedur
dan
sesuai.
perhitungan, pengukuran dan sebagainya, tetapi
aritmatik
penalaran
(menyelesaikan
mutlak
diperlukan
untuk
tetapi
mengidentifikasi apakah prosedur yang kita
(kesamaan
gunakan
(pengolahan data).
tersebut
benar.
Serta
dengan
menghubungkan konsep-konsep dan situasi dalam permasalahan siswa dapat menemukan
antar
perhitungan
pengukuran,
sini
aljabar
persamaan)
dan
geometri
bangun),
serta
statistika
Applying/strategic merupakan
di
kemampuan
competence untuk
memformulasikan masalah dan merencanakan
149
Hartatiana, Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen
strategi untuk menyelesaikan masalah dengan
argumen
menggunakan konsep dan prosedur yang sesuai.
konsep.
serta
meningkatkan
pemahaman
Standar ini melibatkan pemahaman konsep dan
Kemampuan berargumen erat kaitannya
prosedur untuk menyelesaikan masalah. Pada
dengan standar kemampuan yang lain terutama
soal pemecahan masalah ada banyak strategi
selama
yang dapat digunakan dan hal ini sangat
menggambarkan strategi untuk menyelesaikan
bergantung dari seberapa besar pemahaman
masalah, dan memformulasikannya dengan
siswa terhadap suatu konsep matematika dan
menggunakan
didukung kemampuan berhitung yang baik.
mungkin
Untuk menyajikan suatu masalah secara akurat
pemecahannya yang tepat, tetapi kemampuan
yang harus dilakukan pertama kali adalah
berargumentasi
memahami situasi, kemudian menyajikannya
menentukan apakah prosedur, strategi yang
dalam
menulis
digunakan sesuai. Dan ini sesuai dengan
persamaan atau model matematika lainnya.
langkah-langkah yang dikemukakan Polya.
Strategic competence ini akan muncul dan
Indikator kemampuan berargumen yang terkait
memainkan perannya pada setiap langkah dalam
dengan tahapan penyelesaian soal pemecahan
memngembangkan procedural fluentcy.
masalah menurut Polya yaitu:
suatu
gambar,
diagram,
menyelesaikan
masalah.
berbagai
dapat
pendekatan
memberikan
harus
diperlukan
Siswa
yang strategi
dalam
Kemampuan berargumen merupakan kemampuan
untuk
berfikir
secara
logis
mengenai hubungan antara konsep dan situasi.
1. Memahami masalah. Menganalisis situasi matematik
yang
Kemampuan ini sangat terkait dengan ketiga
meliputi menuliskan yang diketahui dan
standar kemampuan yang telah dijelaskan di
menuliskan rumusan masalah.
atas. Kegunaan kemampuan ini salah satunya
2. Menyusun rencana peneyelesaian
adalah untuk menjelaskan bagaimana hubungan
Menyatakan langkah-langkah yang akan
fakta, prosedur, konsep dan metode penyelesaian
digunakan
dan
permasalahan.
untuk
memperlihatkan
bahwa
fakta,
prosedur, konsep dan metode penyelesaian tersebut saling terkait satu sama lain. Salah satu manifestasi dari kemampuan berargumen adalah kemampuan memberikan alasan. Siswa harus
dalam
Menyatakan komponen-komponen/objek yang akan dicari. Menyatakan rumus yang akan digunakan. 3. Pelaksanaan rencana penyelesaian.
mampu memberikan alasan dan menjelaskan ide
Menyusun argumen.
mereka sehingga alasan mereka semakin jelas
Menarik kesimpulan logis.
dan mengasah kemampuan mereka memberikan
150
menyelesaikan
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011
Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen
METODOLOGI PENELITIAN Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Secara
umum
pengembangan
soal Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
pemecahan masalah bertujuan untuk: 1. Menuntun siswa untuk menggeneralisasikan
V Semester genap SD negeri 79 Palembang tahun ajaran 2009/2010.
pemecahan dari permasalahan. 2. Memperkenalkan kepada siswa bentuk soal
Prosedur Penelitian
yang lain yang jarang mereka dapatkan.
Penelitian ini merupakan penelitian
3. Menyediakan kesempatan untuk berfikir
pengembangan
divergen.
atau
development
research
(Akker, 1999). Penelitian ini mengembangkan Menurut Krulik (dalam Suandito, 2009) soal yang baik memenuhi karakteristik sebagai
soal-soal pemecahan masalah berbasis argumen yang valid dan praktis. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap preliminary yang
berikut:
meliputi persiapan dan desain dan tahap
1. Menarik dan menantang siswa. 2. Menuntut analisis kritik dan kemampuan
formative evaluation (Tessmer, 1993) yang meliputi self evaluation, expert reviews dan one-
mengamati. 3. Memberikan kesempatan untuk diskusi dan
to-one (low resistance to revision) dan small group serta field test atau uji lapangan (high
interaksi. 4. Penyelesaian soal melibatkan pengertian
resistance to revision).
konsep matematika dan aplikasi kemampuan Teknik Pengumpulan data
matematika.
Pengumpulan data dilakukan melalui
5. Dapat didasarkan pada prinsip matematika
tahap-tahap:
atau generalisasi. 6. Memberikan solusi bervariasi dan jawaban
Data dari Expert Review (uji pakar) Teknik yang digunakan adalah walk
ganda. yang
through yaitu suatu kegiatan pengumpulan data
dikembangkan ini harus valid dan reliabel, valid
dengan cara mencatat masukan atau saran, pada
dalam segi isi/konten, konstruk dan bahasa.
saat pakar melakukan uji validitas terhadap
Proses validasi oleh para pakar dan teman
instrumen
sejawat, dikenal dengan teknik triangulasi dan
melakukan uji validitas yang meliputi validitas
dikatakan valid dalam segi isi/konten, konstruk
isi, validitas konstruk dan bahasa terhadap
dan bahasa apabila memenuhi indikatornya.
instrumen yang dikembangkan.
Selain
itu
perangkat
soal
yang
kita
kembangkan.Pakar
151
Hartatiana, Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen
Pada tahap ini dilakukan persiapan dan
Data hasil one to one Data dari hasil one to one diperoleh
desain, adapun persiapan yang dilakukan peneliti
dengan memberikan soal tersebut kepada satu
adalah melakukan analisis terhadap subjek
orang tester, kemudian hasil jawaban dan
penelitian yaitu siswa SD Negeri 79 Palembang
komentarnya dijadikan dasar untuk memperbaiki
kelas V (lima) yang berjumlah 35 orang. Selain
prototipe. Adapun beberapa hal yang harus
itu juga dilakukan kerjasama dengan guru kelas
dikomentari tester adalah mengenai kejelasan
dan kepala sekolah untuk mengatur jadwal
petunjuk soal, pemahamannya terhadap soal,
penelitian.
dan
Pada tahap desain peneliti melakukan
gambar-gambar pada soal apakah membantu
pendesainan soal pemecahan masalah berbasis
dalam memahami soal.
argumen, dengan terlebih dahulu melakukan
kesulitannya
dalam
memahami
soal,
Data hasil small group
analisis
Data hasil small group di dapat dari hasil
kompetensi dasar dan materi yang dipelajari di
pekerjaan siswa, dimana soal diujicobakan
terhadap
standar
kompetensi,
kelas lima semester genap.
kepada beberapa orang siswa diluar subjek penelitian. Data dianalisa kemudian dihitung
Tahap Formative Evaluation
validitas dan reliabilitasnya. Selain itu juga
Self Evaluation
diminta komentar mereka terhadap kepraktisan
Pada tahap
ini peneliti melakukan
soal yang difokuskan pada kejelasan dan
penilaian terhadap 12 soal pemecahan masalah
keterbacaan soal.
berbasis argumen oleh peneliti sendiri.
Expert Reviews (Uji Pakar)
Data hasil field Test Data hasil uji lapangan (field test)
Pada tahap ini, hasil pendesainan yang
diperoleh dengan mengujicobakan soal-soal
dibuat oleh peneliti dikonsultasikan kepada
tersebut kepada subjek penelitian, kemudian
pembimbing secara terus menerus dan 3 orang
hasil jawaban siswa diberikan skor sesuai rubrik
pakar.
penskoran soal pemecahan masalah berbasis
One to one Soal
argumen.
pemecahan
masalah
berbasis
argumen selanjutnya diuji cobakan one to one pada seorang siswa kelas V
HASIL DAN PEMBAHASAN
komentar Hasil Pengembangan Soal Masalah Berbasis Argumen Tahap Preliminary 152
Pemecahan
dan diminta
serta saran terhadap soal tersebut.
Selama siswa ini menjawab soal yang peneliti berikan, peneliti berinteraksi dengan siswa tujuannya untuk mengetahui sejauh mana ia
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011
dapat memahami soal dan sejauh mana ia bisa
Field Test ( Uji Lapangan )
berargumentasi. Dari hasil pekerjaan siswa ini, peneliti
menyimpulkan
dapat
pada subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD
mengembangkan kemampuan berargumentasi
Negeri 79 Palembang , sebanyak 35 siswa. Soal
jika pada tahapan – tahapan dalam menjawab
yang diberikan terdiri dari 10 soal dan
soal
dilaksanakan dalam dua kali tes, masing-masing
diberikan
memancing
soal
Soal pada prototipe ketiga di uji cobakan
pertanyaan-pertanyaan
siswa
untuk
yang
berargumentasi
tes terdiri dari 5 soal.
terhadap jawaban yang mereka berikan. Maka sesuai dengan saran dari pakar dan teman sejawat serta analisa peneliti terhadap hasil uji
PEMBAHASAN
coba one to one maka soal yang telah dikembangkan akan diperbaiki.
Prototype Soal pemecahan masalah berbasis argumen yang Valid dan Praktis
Uji Coba Small Group Soal
pemecahan
masalah
berbasis
argumen pada prototipe kedua yang merupakan revisi dari tahapan validasi pakar dan one to one, telah dibagi atau dikelompokkan menjadi dua kali tes, diujicobakan pada small group yang terdiri dari 10 orang siswa SD kelas V yang bukan subjek penelitian. Peneliti meminta siswasiswa tersebut untuk menjawab soal yang telah dibuat. Pelaksanaan dilaksanakan selama dua hari yang disesuaikan dengan banyaknya tes hari pertama soal 1 sampai 7 yaitu mengenai pecahan dan tes hari kedua 5 soal tentang bangun datar dan bangun ruang. Selama pelaksanaan, peneliti berinteraksi untuk melihat kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi selama proses pengerjaan instrumen, sehingga dapat memberikan indikasi apakah instrumen tersebut perlu diperbaiki atau tidak selain itu disetiap akhir tes siswa diberikan lembar penilaian kepraktisan soal.
Setelah melalui proses pengembangan yang terdiri dari 3 tahap untuk 3 prototype dan proses revisi berdasarkan saran validator dan siswa, diperoleh soal pemecahan masalah berbasis argumen pokok bahasan pecahan, bangun datar dan bangun ruang yang dapat dikategorikan valid dan praktis. Soal-soal tersebut terdiri dari 10 soal.Kevalidan tergambar dari hasil penilaian validator, dimana semua validator menyatakan produk soal yang dibuat sudah baik, berdasarkan content (soal sesuai kompetensi dasar dan indikator), konstruk (sesuai dengan teori dan kriteria soal pemecahan masalah berbasis argumen : mengembangkan kemampuan berargumen, kaya dengan konsep, sesuai
level
siswa,
dan
mengundang
pengembangan konsep lebih lanjut), dan bahasa (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku dan EYD).
153
Hartatiana, Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen
Kevalidan soal ini juga tergambar setelah dilakukan analisis terhadap
soal yang diberikan. Dari hasil penelitian didapat
jawaban small
bahwa rata-rata seluruh siswa dalam dua kali tes
group dimana setiap skor jawaban siswa
soal-soal tersebut adalah siswa 65, 03. Dari hasil
dianalisis oleh peneliti
dan berdasarkan
tersebut maka dapat dikategorikan pemberian
penilaian kepraktisan soal oleh siswa Dari hasil
soal pemecahan masalah berbasis argumen
analisis tersebut hanya dua soal pada tes kedua
pokok bahasan pecahan, bangun datar dan
yang dihilangkan yaitu nomor 9 dimana
bangun ruang mempunyai efek potensial yang
kebanyakan siswa tidak bisa menemukan
cukup baik terhadap hasil belajar siswa.
jawabannya. Dan soal nomor 11 karena materinya belum dipelajari. Kepraktisan soal
dilihat dari hasil
analisis jawaban siswa pada uji coba small
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
group, dimana sebagian besar siswa dapat menyelesaikan
yang diberikan dan penilaian
kepraktisan dari siswa. Artinya soal yang dibuat dapat dipakai oleh pengguna, sesuai alur pikiran siswa, mudah dibaca, tidak menimbulkan penafsiran ganda dan dapat diberikan serta digunakan oleh semua siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk soal pemecahan masalah berbasis argumen pokok bahasan pecahan, bangun datar dan bangun ruang untuk siswa kelas V
Efek Potensial Prototype Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen
SD yang valid dan praktis sebanyak 10 soal hal ini tergambar dari penilaian validator, perhitungan validitas butir soal dan hasil uji
Soal-soal pemecahan masalah berbasis argumen pokok bahasan pecahan, bangun datar
coba small group. 2. Soal-soal
pemecahan
masalah
berbasis
dan bangun ruang yang sudah dikategorikan
argumen yang dikembangkan memiliki efek
valid dan praktis, kemudian diujicobakan kepada
potensial cukup baik terhadap hasil belajar
subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri
siswa. Secara keseluruhan siswa dapat
79 Palembang. Pemberian soal-soal pemecahan
mengemukakan argumennya dengan kategori
masalah berbasis argumen ini terdiri dari dua
cukup baik hal ini terlihat dari rata-rata nilai
kali tes, masing-masing tes terdiri dari 5 soal.
siswa dari dua kali tes mencapai 65,03.
Setelah tes dilaksanakan penulis menganalisis hasil tes siswa untuk mengetahui efektifitas dari
154
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 5. NO. 2 JULI 2011
Depdiknas. 2006. Model Penilainan Kelas.
Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
Direktorat
kesimpulan di atas, maka dapat disarankan
Penelitian
dan
kepada peneliti lain sebagai berikut:
Departemen
Pendidikan
1. Karena dari hasil penelitian diperoleh efek
Jakarta.
potensial siswa cukup baik, maka soal yang
.
Pendidikan.
baik lagi.
Jakarta.
masalah berbasis argumen pada pokok bahasan lainnya.
Kurikulum
Badan
Pengembangan Nasional,
. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
dikembangkan harus dikembangkan lebih
2. Agar dapat mendesain soal-soal pemecahan
Pusat
Balitbang
Depdiknas,
Kennedy, L. M. and S. Tipps. 1994. Guiding Children’s Learning of Mathematics (7th edition). Wadworth Publishing Company, Belmont, California. Killpatrick, J. and Jane Swafford. 2002. Helping Children Learn Mathematics.National
DAFTAR PUSTAKA
Academy Press, Washington DC. Akker, J, Van den, (1999), Principle and
Krathwoll, D. R. 2002. A revision of Bloom’s
Methods of Development Research.
Taxonomy : an Overview Theory Into
In:J.Van den Akker, R. Branch, K.
Practise. College of Education, Ohio
Gustafson, N. Nieveen and Tj. Plomp
State University.
(Eds),
Design
Methodology
Development Research.
and
Dordrecht:
Kluwer. Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
Musser, G. L. And W. F. Burger. 1994. Mathematics for Elementary Teachers. Macmillan College Publishing Company. Inc, New York, USA. Nasoetion, N. 2007. Evaluasi Pembelajaran Matematika.
As’ari, A. R. 1999. Pengaruh Keterlibatan
Universitas
Terbuka,
Jakarta.
Dalam Proses Penyelesaian Masalah
Polya, G. (1973). How To Solve It. A New
dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil
Aspect of Mathematic Method (2nd
Belajar
edition). Princeton University Press,
Mahasiswa
Diploma
Dua
Jurusan Pendidikan Matematika IKIP Malang. Tesis Program Pascasarjana IKIP Malang. Tidak diterbitkan. Bahri, S. dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.
Princeton, New jersey. Purwanto, N. 1994. Prinsip-prinsip dan Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Shodik, F. 2004. Pemecahan Masalah dan Komunikasi
Dalam
Pendidikan
155
Hartatiana, Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen
Matematika. Diknas PPPG Matematika, Yogyakarta.
Saputra, R. H. 2007. 18 Strategi Pemecahan Masalah Sekolah Dasar. Literatur
Sobel, M.A. and E. M. Maletsky. 2002. Mengajar Matematika. Sebuah Buku
Media Sukses, Jakarta. Tessmmer. M. 1993. Planning and conducting
sumber Alat Peraga, aktivitas dan
formative
Strategi. Terjemahan Oleh: Dr. Suyono,
Philadelphia
M. Sc. Erlangga, Jakarta.
(http://library.thinkquest.org/25459/learn
Sovchik, R. J. 1996. Teaching Mathematics to Children (2nd edition). Hamer Collins
evaluation. :
Kogan
London, Page.
ing/problem diakses tanggal 23 Maret 2010.
College Publisher, New York, USA. Suandito, B. 2009. Pengembangan Soal-soal Nonrutin di SMA Xaverius 4 Palembang. Tesis Program Pascasarjana UNSRI. Tidak diterbitkan. Suherman, E. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Pendidikan
Kontemporer. Matematika
Jurusan Universitas
pendidikan Indonesia, Bandung.
156
Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Yusuf Hartono sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan tesis