Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 1 April 2016
Pengembangan Paket Pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam Berbasis Critical Thinking Ismail* Abstract: The research aimed at developing packet on critical thinking based for learning and teaching in islamic education philoshophy. The materials designed by using the Dick and Carey models (2009). The model development steps begins by identify instructional goals, conduct instructional analysis, analyze learner and contexs, write performance objectives, develop assessment instrument, develop instructional strategy, develop and select instructional materials, design and conduct formative evaluation of instructional, revising, and design and conduct summative evaluation. The development process applied expext and empirical validation. Empirical validation conducted three field, one-to-one learner treatment 3 students, small group treatment which is cover 9 students, and large treatment 35 students. The research resulted that packet purposed could be effective on critical thinking learning and teaching in islamic education philosophy. Keywords: critical thinking, development, packet, philoshophy, islamic education. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangangkan paket pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam berbasis Berpikir Kritis. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan desain instruksional Dick and Cerey (2009). Tahapan-tahapan pengembangan model dimulai dari mengidenfikasi tujuan pembelajaran, dilanjutkan dengan analisis instruksional, analisis peserta didik dan konteks, penulisan tujuan pembelajaran, pengembangan instrumen penilaian, pengembangan strategi instruksional, seleksi dan pengembangan bahan instruksional, desain evaluasi formatif, revisi, dan desain evaluasi sumatif. Proses pengembangan menggunakan validasi ahli dan validasi empiris. validasi empiris menggunakan uji perorangan melibatkan 3 orang mahasiswa, uji kelompok kecil melibatkan 9 orang mahasiswa, dan kelompok besar melibatkan 35 orang mahasiswa. Hasil riset menunjukkan paket pembelajaran filsafat pendidikan Islam berbasis berpikir kritis efektif mewujudkan tujuan pembelajaran. Kata kunci: penelitian dan pengembangan, model pembelajaran, konseling kelompok, konstruktivistik PENDAHULUAN Perubahan akibat kemajuan iptek menjadi anugrah sekaligus problem bagi manusia modern. Perubahan menghadirkan kemudahan dalam tataran fisik material; akan tetapi, menimbulkan kekhawatiran, ketidakpastian, pertentangan, kecemasan, dan kerumitan dalam tataran psikis. Distorsi moral, sosial, dan spiritual mengintip dan menghantui semua orang, tanpa pandang bulu. Fenomena brutalisme, anarkisme, korupsi, kolusi,
*
dan nepotisme mewabah di seantero sudut kehidupan kota dan desa; saling sikut dan saling sikat antar personal dan antar group dalam satu organisasi atas nama perbedaan suku, agama, golongan merambah seluruh lapisan dari eksekutif, legislatif, hingga dunia kampus. Tidak terkecuali kampus berlabel agama, semisal IAIN. Fenomena tersebut merupakan indikator keterbelakangan serta ketidakmampuan bernalar logis dan bersikap kritis dalam merespon persoalan. Pendidikan tinggi perlu menyelamatkan
Ismail, IAIN Mataram, Jl. Lestrai Gg. Manalagi XI No.6 Pejeruk, Ampenan Lombok, NTB. Telepon:08123706275/087865555560, email:
[email protected]
.
10
2_ismail.indd 10
07/11/2016 11:26:31
Ismail, Pengembangan Paket Pembelajaran Filsafat ...
mahasiswa dari cara berpikir yang salah menuju cara berpikir yang benar dalam menatap realitas kehidupan sosial, politik, dan agama, yang makin berat dan kompleks. Sebagai generasi pelanjut dan pemimpin masa depan, mahasiswa perlu dibekali kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi agar bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan, ketidakpastian, dan kerumitan kehidupan global yang penuh resiko (Tilaar,2004:19). Menanamkan kemampuan berpikir kritis di samping penguasaanpenguasan konsep ilmu pengetahuan merupakan cara ampuh dalam membantu mahasiswa tetap eksis dalam pergulatan global yang penuh kompetitif. Berpikir kritis merupakan kompetensi akademis yang hampir sama pentingnya dengan kompetensi membaca dan menulis. Tanpa berpikir kritis, pendidikan tinggi lebih merupakan latihan ketahanan dari pada pendidikan (Zuchdi, 2010: 124). Kemampuan kritis membantu mahasiswa selama di bangku kuliah dan di luar kuliah. Di bangku kuliah, kemampuan tersebut membantu mahasiswa lebih mudah memahami apa yang dibaca, apa yang ditulis, dan apa yang dilakukan bersama mahasiswa lainnya (Anonim, 2008: 7). Di luar perkuliahan, kemampuan tersebut menolong mahasiswa mengatasi beragam tantangan kehidupan personal dan karier (Event, 2013: 139). Kemampuan kritis merupakan aset tanpa wujud yang menjadi keunggulan bersaing bagi seseorang (Nawawi,2012:25), menjadi arah baru pembelajaran abad ke 21 yang harus dimiliki subjek belajar agar mereka cerdas, kompetitif, dan sanggup memecahkan persoalan yang cenderung global (Sutrisno,2012:3). Duron (2006:161) menggambarkan berpikir kritis sebagai kemampuan menganalisis dan mengevaluasi informasi. Seorang pemikir kritis selalu berupaya mengenal permasalahan dengan baik, menformulasi permasalahan secara jelas, mengumpulkan informasi yang relevan, menggunakan ide-ide abstrak, berpikir terbuka, dan mampu berkomunikasi efektif dengan orang lain. Proses berpikir kritis meliputi dua langkah besar yakni melakukan proses berpikir nalar (reasoning) dan pengambilan keputusan/ pemecahan masalah (deciding/ problem solving). Oleh karena itu, kegiatan berpikir kritis terdiri dari merumuskan masalah, menganalisis, memecahkan masalah, menyimpulkan, dan mengevaluasiJafri (2012:3). Kemampuan tersebut dapat ditumbuh-kembangkan dengan cara memberi ruang yang sebesar-besarnya
kepada mahasiswa untuk mempertanyakan apa yang didengar dan dilihat, dilanjutkan dengan bertanya mengapa dan bagaimana tentang hal tersebut, mengumpulkan bukti-bukti kuat berupa data dan fakta sebelum akhirnya menyimpulkan sesuatu yang dipelajari. Kemampuan kritis merupakan produk belajar, terutama belajar berbasis pembiasaan dan pengkondisian. Kemampuan tersebut dapat ditumbuh kembangkan melalui semua mata kuliah di perguruan tinggi, terutama mata kuliah filsafat. Mata kuliah filsafat menempatkan berpikir kritis sebagai metode pendekatan pembelajaran (Ahmadi, 2013: 22). Filsafat dan berpikir kritis memiliki hubungan yang sangat erat, pada saat dosen membelajarkan filsafat, maka saat itu dosen memperkenalkan berpikir kritis, begitu pula sebaliknya (Pecorino, 1987:141). Filsafat dalam filsafat pendidikan Islam berposisi sebagai metode berpikir. Proses pembelajaran filsafat pendidikan Islam bukan diarahkan untuk menghafal hasil pemikiran manusia masa lalu tentang pendidikan Islam, akan tetapi berpikir mendalam, sistematis, dan universal tentang hakikat pendidikan Islam itu sendiri sehingga bisa dihasilkan wacana dalam bentuk alternatif baru pendidikan Islam yang dapat ditawarkan untuk menjadi problemsolver pendidikan Islam masa depan (Thoib, 2013). Mata kuliah filsafat pendidikan Islam, secara konseptual, merupakan mata kuliah yang banyak mengandung masalah dan memberikan ruang bertanya yang luas kepada mahasiswa. Namun, efek pembelajaran mata kuliah ini dalam meningkatkan kemampuan kritis mahasiswa belum sepenuhnya dirasakan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram. Keterbatasan kemampuan dosen dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran serta kurang tersedianya sumber belajar yang memadai untuk pembelajaran yang lebih baik, menyebabkan minimnya hasil belajar yang dicapai mahasiswa. Keterbatasan kemampuan dosen mengerucut dalam bentuk performance pembelajaran yang monoton, satu arah, dan pola-pola pembelajaran yang belum sesuai dengan paradigma pembelajaran modern yang lebih mementingkan partisipasi aktif mahasiswa (student center) dari pada dominasi dosen dalam pembelajaran (teacher center). Keterbatasan sumber belajar tampak pada rendahnya akses mahasiswa pada sumber belajar yang memadai dengan berbagai
11
2_ismail.indd 11
07/11/2016 11:26:31
mahasisswa berada pada p posisi pasif sedangkan
omponen-ko omponen evalluasi pembeelajaran. Ko
dosen pada p posisi aktif. Pem mbelajaran pada
terseebut saling mengandaik m kan satu den ngan lain
Mata Kuliah K Filsaffat Pendididk kan Islam harus h
dalaam pengelollaan mahasiiswa. Fungssi dosen
menghaadirkan oses yang g multi Jurnal Teknologi Pendidikan pro Vol. 18, No. 1 April 2016 sebagaim mana tersaji pada Gamb bar 1.
a arah,
dalaam paradigm ma pembelajaran modern n adalah merencanakan
dan
men ngelola
kom mponen-
mponen terseebut untuk disesuaikan dengan kom alasan yang melatarinya. Sedangkan hasil belajar dalam paradigma pembelajaran modernn adalah SUMBER yang minim ditunjukkan oleh lemahnya merencanakan dan mengelola komponen-komponen BELAJAR kemampuan karaakteristik m mahasiswa. Hubungan n antar mahasiswa dalam menjawab pertanyaan -pertanyaan tersebut untuk disesuaikan dengan karakteristik kom mponen pem mbelajaran dapat dilih hat pada yang bernuansa analisis, sintesis, dan evaluasi, serta mahasiswa. Hubungan antar komponen pembelajaran mbar pada 2. Gambar 2. rendahnya rasa ingin tahu, kemampuan berfikir dapatGam dilihat terbuka, dan pengambilan keputusan. Pembelajaran MAHASISW merupakan proses DOSEN` interaksi WA TUJUAN PEMBELAJARAN dosen dengan mahasiswa dan dengan sumber belajar (Rusman, 2013:3) Proses tersebut tidak Gam mbar ubungan Ma ahasiswa, D evalluasi pembeelajaran. Ko boleh direduksi menjadi proses interaksi satu arahDosen gkan mahasis swa berada p 1. Hu pada posisi pasif sedan omponen-ko omponen EVALUASI BAHAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN dan Sumber Bel lajar antara dosen dengan mahasiswa, di mana mahasiswa dosen pada p posisi aktif. Pem mbelajaran pada terseebut saling mengandaik m kan satu den ngan lain berada pada posisi pasif an sedangkan dosen padamber Po ola hubunga dosen-maahasiswa-sum Mata aktif. K Pembelajaran Kuliah Filsaffat Pendididk kan Kuliah Islam harus hFilsafat dalaam pengelollaan mahasiiswa. Fungssi dosen posisi pada Mata belajar merupakan n variabel penting yang y Pendididkan Islampro harus proses menghaadirkan oses menghadirkan yang g multi a yang dalaam paradigm arah, ma pembelajaran modern n adalah ukan efek ktivitas, efisiensi, menentu dan STRATTEGI MEDIA multi arah, sebagaimana tersaji pada Gambar 1. PEMBELA AJARAN men sebagaim mana tersaji pada Gamb bar 1. merencanakan dan ngelola PEEMBELAJARAN kom mponenkemenarrikan peembelajaran..Agar tu ujuan mponen terseebut untuk disesuaikan n dengan kom pembelaajaran filsafa at pendidikaan Islam terccapai Gambar 2: Hubungan Antar Komponen Pembelajaran SUMBER BELAJAR karaakteristik mahasiswa. m Hubungan n antar Gambar G 2: Hubungan H An ntar Kompon nen secara efektif dan n efisien, maka m paradiigma Pe embelajaran n kom mponen pem mbelajaran dapat dilih hat pada Peran dosen dalam pembelajaran tidak hanya belajar dan pembeelajaran haru us dirubah dari mengajar, melainkan membelajarkan mahasiswa Gam mbar 2. Peran dosen d dalam pembelajarran tidak paradigm ma konvensiional ke parradigma mod dern. agar mau belajar. Pembelajaran yang baik dalam hany ya paradigma mengajaar,pembelajaran melaink kan modern membeelajarkan Perbedaaan utama kedua paraadigma terssebut perspektif adalah MAHASISW WA DOSEN` TUJUAN pembelajaran yang mahasiswa PEMBELAJARAN mah hasiswa agaardapat mau melibatkan belajar. Pemb belajaran menurutt Rusman (2012: ( 45-46) adalah, pada dalam proses dan evaluasi belajar. Keterlibatan dalam yang g baik dalam d perrspektif paaradigma paradigm pertam maMaahasiswa, pembdan l proses, elajaran Gambar 1. Hubungan Mahasiswa, Dosen Sumber lebih bermakna mahasiswa memanfaatkan fasilitas Gam mbar 1.maHu ubungan D Dosen EVALUASI BAHAN Belajar pem mbelajaran modern PEMBELAJARAN ad dalahdisiapkan pemb belajaran PEMBELAJARAN dan Sumber Bellajar sarana prasarana pembelajaran yang dosen berorien ntasi dosen, sedangkan pada paradiigma Pola hubungan dosen-mahasiswa-sumber berupa bahan, stategi, dan evaluasi yang g dapat media, meliibatkan mah hasiswa dalam m untuk proses Po ola hubunga an dosen-ma ahasiswa-sum modern ajaran lebmenentukan ih mber beroreentasi pembelaj belajar merupakan variabel penting yang menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan evaluasi bellajar. Keterliibatan dalam m proses, belajar mahasis merupakan variabel penting y mahassiswa swa,ndan pada ini yang paradigma efektivitas, efisiensi, kemenarikan pembelajaran. dan sikap yang diinginkan dalam belajar. Fungsi Agar tujuan pembelajaran filsafat pendidikan Islam berm makna mah hasiswa mem manfaatkan ukan ktivitas, efisiensi, menentu dosen hanya fasilitator, mediator,fasilitas dan adalah s efek subjek utama a pembelajar ran. dan STRATTEGI sebagai MEDIA PEEMBELAJARAN PEMBELAAJARAN tercapai secara efektif dan efisien, maka paradigma motivator meningkatkan peranan mahasiswa saraanauntuk prasaran na pembelajaaran yang disiapkan d kemenarrikan embelajaran peembelajaran. .Agar paradigma tu ujuan menurut belajar dan Pe pembelajarann harus dirubah dari ini dalamkompon berinteraksi dan memanfaatkan komponenpembelaj ajaran yang s sudah disiap doseen nen berupa bahan, m media, egi, pkan. dan pembelaajaran filsafa at pendidika andalam Islam membelaja terc capai arkan paradigma konvensional ke modern. adalah upaya dos sen paradigma komponen pembelajaran yang sudahstate disiapkan. Mahasis swa sebag gai pusat pembelaj jaran Perbedaan utama kedua paradigma Gambar G 2: Hubungan H ntar Kompon nen evalluasi tukAn men nemukan sendiri Mahasiswa sebagaiunt pusat pembelajaran diilustrasikan secara mahasis efektif dan n efisien, m tersebut paradi igmamo swa. P maka Pembelajara an menurut odern Rusman (2012: 45-46) adalah, pada paradigma Pe embelajaran n oleh Asyhar (2012: 6) dalam gambar 3. sika diilustra asikan 2012: 6) Asyhar alam getahuan, koleh keterampilan n, (2 dan ap dyang belajar memper dan pembe elajaran haru ushubun dirubah dari rlihatkan ad danya ngan dosen, yang jelas peng pertama pembelajaran lebih berorientasi gambar Peran d 3. dala dosen dalam ran dose tidak pembelajar diin ginkan am belajar. F Fungsi en hanya paradigm ma konvensi ional kedalam par radigma mod dern. yang sedangkan pada modern pembelajaran antar k paradigma komponen pem mbelajaran y lebih berorentasi mahasiswa, pada paradigma ini hany mengaja melaink membe agai ar,fasilita ator,kan mediat tor, elajarkan dan motivator m Perbeda aan utama kedua yaitu terssebut sangat b bervariasi, y paraadigma hubung gan antar tu ujuanya seba DOSEN mahasiswa adalah subjek utama pembelajaran. hasiswa ar mauatkan belajar. Pemb belajaran untu ukaga meningka peranaan mahasisw wa dalam menurut t Rusman ( (2012: 45-4 6)pembe adalah, pembela ajaran, bah han elajaran, mmah Pembelajaran menurut paradigma ini pada adalahmedia yang baiknteraksi d dalam paaradigma daanperrspektif memanffaatkan kom mponenupaya dosen dalam mahasiswa. paradigm ma pertam ma membelajarkan pemb l lebih pembela ajaran, stra ategielajaran pem mbelajaran, dang berin MET MAHASIS M MEDIA Pembelajaran modern memperlihatkan adanya pem WA mbelajaran modern ad dalah belajaran ODE pemb berorien ntasi dosen, sedangkan pada paradiigma hubungan yang jelas antar komponen dalam g dapat meliibatkan mah hasiswa dalam m proses 4 modern ajaranbervariasi, lebih yaitu berore entasi yang pembelaj pembelajaran yang sangat hubungan SITUASI dalam m proses, antar tujuan pembelajaran, bahan swa, pada ini pembelajaran, mahassiswa dan evaluasi bellajar. Keterliibatan mahasis paradigma media pembelajaran, strategi pembelajaran, dan berm fasilitas makna Gam mah hasiswa manfaatkan adalah subjek s utamaa pembelajarran. mbar 3 mem Kom mponen yaang menentu ukan evaluasi pembelajaran. Komponen-komponen efek ktivitas prose es pembelaja aran prasaran na pembelajaaran yang disiapkan d n menurut satu paradigma tersebutPeembelajaran saling mengandaikan dengan ini lain saraana Gambar 3 Komponen yang menentukan efektivitas proses pembelajaran dalam Fungsi arkan dosen doseen berupa Selain bahan, mel m media, egi, dan dalam adalah pengelolaan upaya dossenmahasiswa. dalam membelaja libatkan state ma ahasiswa memperrlihatkan ad danya hubun ngan yang jelas
evalluasiprosesunttukdan men nemukan haasil, sendiriindik ev valuasi kator peng getahuan, kajaran keterampilan n, sikaap juga yang ad pembela yan ng danbaik dalah
antar komponen k dalam pem mbelajaran yang y
diinginkan dalaam belajar. Fungsi doseen pembela ajaran yang F m menggunaka an hanya multi mettode,
mahasisswa. 12
2_ismail.indd 12
P Pembelajara an
mo odern
sangat bervariasi, b y yaitu hubung gan antar tu ujuan
banttu yang t
dan lingkung
h dosen (A oleh
Bela
med dia akan
beraada pada man na dirin nya
mah
d
keteerampilan
pem mbelajaran
Pem mbelajara
oleh h teori b berp pendapat prosses
men
keteerlibatan aktiff dalam
konssep, kesi fasilitaator, mediat dan motivator m sebaagai multi m media, dan ntor, multi s sumber bellajar. 07/11/2016 11:26:31
Ismail, Pengembangan Paket Pembelajaran Filsafat ...
Selain melibatkan mahasiswa dalam proses dan evaluasi hasil, indikator pembelajaran yang baik juga adalah pembelajaran yang menggunakan multi metode, multi media, dan multi sumber belajar. Pandangan ini didukung oleh banyak teori belajar. Salah satu di antaranya adalah teori belajar kognitivisme. Menurut kognitivisme belajar adalah hasil usaha individu dalam memaknai pengalamanpengalamannya yang berkaitan dengan dunia di sekitarnya(Jamaris, 2010:173). Ini berarti, dosen tidak boleh terpaku hanya menjadikan informasi yang dimilikinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi mahasiswa. Sebaliknya, mahasiswa harus difasilitasi dan dimotivasi agar belajar dengan mengguna multi sumber dan media pembelajaran, termasuk dalam hal ini belajar dengan menggunakan alam semesta sebagai sumber belajar (QS.AlGhasyiah: 17-20). Penggunaan multi sumber sebagai media pembelajaran sangat penting dalam mewujudkan tujuan pembelajaran, karena fungsi utama media pembelajaran adalah alat bantu yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan dicipta oleh dosen (Arsyad, 2011: 18). Belajar berbasis multi sumber dan media akan mengantarkan mahasiswa untuk berada pada suasana belajar yang alamiah di mana mahasiswa bebas mengekspresikan dirinya dalam menggali pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran yang demikian didukung juga oleh teori belajar konstruktivisme. Teori ini berpendapat belajar pada hakikatnya adalah proses mengkonstruk pengetahuan melalui keterlibatan fisik dan mental mahasiswa secara aktif dalam upaya menemukan pengetahuan, konsep, kesimpulan, bukan merupakan kegiatan mekanistik untuk mengumpulkan informasi dan fakta (Aunurrahman, 2009:18-19). Seluruh pengetahuan, menurut konstruktivisme, merupakan konstruksi manusia yang dihasilkan dari interaksi sosial (Gredler, 2009: 21-22).Kunci pembelajaran sukses adalah pada strategi pembelajaran yang menjamin terciptanya sinergi antara komponenkomponen kunci pembelajaran dalam mendukung ketercapaian tujuan belajar mahasiswa. Komponenkomponen tersebut adalah mahasiswa, dosen, waktu, sumber belajar, fasilitas, dan tujuan pembelajaran (Oliva, 2004: 349). Pendekatan pembelajaran berbasis berpikir
kritis perlu dihadirkan untuk memposisikan kembali pembelajaran filsafat pendidikan Islam pada posisi yang sebenarnya. Pembelajaran berbasis berpikir kritis, secara konseptual, menjamin terciptanya keterbukaan, partisipasi, dan kesiapan berbagi ruang dalam pembelajaran antara dosen dengan mahasiswa. Skenario pembelajaran berbasis berpikir kritis dibangun atas kekuatan observasi, bertanya, eksperimen, evaluasi, pengambilan keputusan, internalisasi, dan refleksi. Pengembangan penting dilakukan untuk memperkenalkan kepada dosen strategi pembelajaran baru yang dapat meningkatkan performance dosen dalam pembelajaran dan membantu dosen menyiapkan bahan pembelajaran yang dibutuhkan dan sesuai karakteristik mahasiswa. Perbaikan kualitas performance dosen dilakukan dengan cara menyusun panduan pembelajaran untuk dosen, yang berisi tujuan, metode, media, materi, evaluasi, dan sumber pembelajaran. Sedangkan perbaikan perangkat pembelajaran diarahkan untuk menghasilkan perangkat berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, serta bahan ajar. Produk yang dihasilkan diharapkan mampu mewujudkan proses, hasil belajar dan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. METODE PENELITIAN Penelitian dan pengembangan ini sengaja dihadirkan untuk menjawab kebutuhan terhadap pentingnya pemikiran kritis dimiliki oleh mahasiswa dalam pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam. Teori utama yang digunakan dalam proses penelitian adalah teori Gall sedangkan dalam proses pengembangan adalah teori Dick and Carey (2009:6-8). Data-data kualitatif dikumpulkan dengan metode wawancara dan observasi serta dianalisis secara deskriptif. Sedangkan data-data kuantitatif dikumpulkan dengan metode angket dan dianalisis secara statistik deskriptif dengan menggunakan persentase. Proses pengembangan dilakukan dengan mengacu pada 10 langkah rinci dan sistematis model Dick and Carey, yaitu: (1) identifikasi tujuan pembelajaran dan menulis tujuan pembelajaran umum, (2) analisis instruksional, (3) identifikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa, (4) merumuskan tujuan instruksional khusus, (5) mengembangkan instrumen penilaian, (6) mengembangkan strategi instruksional, (7) memilih
13
2_ismail.indd 13
07/11/2016 11:26:31
Islam (tujuan, metode, kurikulum, Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 1 April pendidik, 2016 subjek
didik,
lingkungan
pendidikan);
(4)
dan reformulasi pendidikan Islam. dan Problematika mengembangkan materi pembelajaran, (8) merancang dan melaksanakan evaluasi formatif, (9) Kerangka isi masing-masing paket terdiri atas: memperbaiki model pembelajaran berdasarkan hasil (a) tujuan instruksional umum, (b) tujuan evaluasi formatif, dan (10) merancang pelaksanaan instruksional khusus (c) teoretik media dan dan empirik metode evaluasi sumatif. Uji kelayakan produk dilakukan melalui telaahmateri kritis 2ajar, orang pembelajaran, (d) uraian (e) ahli materi, 2 orang ahli desain, dan 1 orang ahli rangkuman, (f) latihan, (g) tes mandiri, (h) kunci bahasa. Sedangkan uji kelayakan empirik dilakukan jawaban, (i) perorangan umpan balik lanjut,uji(j) melalui uji coba olehdan (5 tindak mahasiswa), cobasumber kelompok kecil (9 mahasiswa), dan uji untuki coba rujukan. Paket dikembangkan lapangan (35 mahasiswa). Uji efektivitas produk mahasiswa Tarbiyah dan dilakukan dengan Fakultas eksperimenIlmu sederhana pada 30 orangKeguruan mahasiswa. (FITK) IAIN Mataram dan digunakan selama satu semester. Pengembangan dilakukan HASIL PENELITIAN mengikuti langkah-langkah desain Dick and Penelitian ini menghasilkan paket pembelajaran
Filsafat Pendidikan Islam berbasismodel berpikir kritis, Carey dan penyempurnaan Suparman panduan dosen, dan panduan mahasiswa. Paket yang dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) dikembangkan terdiri atas: (1) Konsep dasar filsafat pengembangan draf awal berupa pendidikan Islam, (2) Hakikat manusia, Tuhan, paket dan alampembelajaran, dalam perspektif al-Qur’an serta dan implikasinya panduan dosen, panduan bagi pendidikan Islam, (3) Hakikat sistem pendidikan mahasiswa. (2) uji kelayakan teoretik melalui Islam (tujuan, metode, kurikulum, pendidik, subjek validasi konseptual oleh 2(4) orang ahli materi, didik, lingkungan pendidikan); Problematika dan2
reformulasi pendidikan isi masingorang ahli desain,Islam. dan 1Kerangka orang ahli bahasa. masing paket terdiri atas: (a) tujuan instruksional Masukkan dari 5 orang ahli tersebut digunakan umum, (b) tujuan instruksional khusus (c) media produk yang dikembangkan. (3) dan untuk metodemerevisi pembelajaran, (d) uraian materi ajar, (e) rangkuman, latihan, produk, (g) tes yaitu mandiri, (h) uji coba pada(f)pengguna uji coba kunci jawaban, (i) umpan balik dan tindak lanjut, perorangan pada 5 orang mahasiswa untuk (j) sumber rujukan. Paket dikembangkan untuki melihat Fakultas keterbacaan, kemenarikan, dan mahasiswa Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Mataram dan digunakan selamabelajar satu kemampuan produk memotivasi semester. Pengembangan dilakukan mengikuti mahasiswa. uji coba Dick kelompok langkah-langkah desain and kecil Careypada dan 9 orang mahasiswa, uji cobadengan kelompok besar penyempurnaan model dan Suparman tahapantahapan (1) Dalam pengembangan pada sebagai 35 orangberikut: mahasiswa. proses ujidraf coba awal berupa paket pembelajaran, panduan dosen, mahasiswa (2)memberikan dan tersebut panduan mahasiswa. uji kelayakan penilaian teoretik melalui validasi konseptual oleh 2 orang terhadap produk yang dikembangkan. (4)ahli uji materi, 2 orang ahli desain, dan 1 orang ahli bahasa. efektivitas produk. Masukkan dari 5 orang ahli tersebut digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan. (3) uji coba Kelayakan Model pada pengguna produk, yaitu uji coba perorangan Untuk menentukan kelayakan model pada 5 orang mahasiswa untuk melihat keterbacaan, kemenarikan, produksecara memotivasi dilakukan dan uji kemampuan kelayakan model teoretis belajar mahasiswa. uji coba kelompok kecil pada 9 orang mahasiswa, dan uji coba kelompok besar pada 35 orang mahasiswa. Dalam proses uji coba tersebut
maupun
empiris.
dilakukan
untuk
Uji
kelayakan
menilai
produk
teoretik yang
dikembangkan dari sisi konsep, kelayakan mahasiswa memberikan penilaianyaitu terhadap produk yang dikembangkan. (4) uji efektivitas produk. dalam aspek isi atau materi pembelajaran dan kelayakan Model dalam aspek metode dan desain Kelayakan pembelajaran. Sedangkankelayakan uji kelayakan Untuk menentukan model empiris dilakukan
uji kelayakan model uji secara teoretis dilakukan dengan coba modelmaupun yang empiris. telah Uji kelayakan teoretik dilakukan untuk menilai dikembangkan pada calon pengguna di lapangan. produk yang dikembangkan dari sisi konsep, yaitu Proses ujidalam coba aspek empirik dilakukan uji kelayakan isi atau materimelalui pembelajaran dan kelayakan aspekujimetode dan desain perorangan (onedalam to one), coba kelompok pembelajaran. Sedangkan uji kelayakan empiris kecil, dan uji kelompok besar. dilakukan dengan uji coba model yang telah Uji kelayakan dilaksanakan dikembangkan pada calonteoretik pengguna di lapangan. Proses uji coba empirik dilakukan melalui dengan cara meminta tanggapan ahli materi dan uji perorangan (one to one), uji coba kelompok kecil, ahli uji desain pembelajaran tentang produk yang dan kelompok besar. Uji kelayakan dilaksanakan dengan dikembangkan. Datateoretik dan analisis angket tentang cara meminta tanggapan ahli materi dan ahli desain tanggapan ahli materi menunjukkan bahwa pembelajaran tentang produk yang dikembangkan. produk dikembangkan memiliki kelayakan Data danyang analisis angket tentang tanggapan ahli materi menunjukkan bahwa kuat, produk yang dikembangkan teoretik yang sangat yaitu mencapai ratamemiliki kelayakan teoretik yang sangat kuat, yaitu rata 91 %. Sebaran kelayakan tersebut dapat mencapai rata-rata 91 %. Sebaran kelayakan tersebut digambarkan dalamdalam histograf padapada Gambar 4 4 dapat digambarkan histograf Gambar berikut berikut ini. ini. 100 95 91 90,62
96,59 93,75100 75 87,5
87,5
Keterangan:
80 - 100%: Sangat layak, tidak perlu direvisi. 66 - 80% : Layak, tidak perlu direvisi. 56 – 65% : Kurang layak, perlu direvisi. 0 – 55% : Sangat kurang layak, perlu direvisi (Arnold, 1999)
Gambar Kelayakan Materi menurut Ahli Gambar 44Kelayakan Materi menurut Ahli Media . Media. Berdasarkan gambar di atas Berdasarkan data data padapada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa 90% komponen dikembangkan dapat dijelaskan bahwa 90% yang komponen yang masuk dalam kategori sangat layak, sedangkan 10 % masuk dalam kategori layak. Komponen yang 7
14
2_ismail.indd 14
07/11/2016 11:26:32
layak. Komponen yang masuk dalam kategori
Berdasarkan histograf di atas dapat
sangat layak dan tidak perlu direvisi adalah
ditegaskan bahwa komponen-komponen paket
petunjuk (100%), tujuan dan indikator (95%),
pembelajaran
media
Kelayakan
dan
metode
(91%),
uraian
materi
secara
tersebut
umum didasarkan
sudah pada
layak. hasil
(90,62%), rangkuman (87,5 %), latihan (87,5),
Pengembangan Paket Pembelajaran Filsafat ... tinjauan Ismail, ahli rancangan dan media pembelajaran
tes formatif (93,75), balikan (100%), dan
yang menyatakan bahwa petunjuk sudah 91,66%
jelas dan tepat; Tujuan panduan dosen (96,59%). sedangkan yangtidak masukperlu masuk dalam kategori sangat layak dan formatif 93,75%khusus sesuaipembelajaran dan tepat; dan balikan 93,75% indikator sudah 93,75% jelas,sudah menarik, dan%tepat; direvisi adalah petunjuk indikator jelas; daftar rujukan 87,5 sesuai.sedangkan kategori layak adalah(100%), daftar tujuan pustakadan(75%). (95%), media dan pembelajaran metode (91%), uraian materi panduan dosen tepat, jelas, dan mediabuku dan metode sudah 87,5 sudah % tepat,92,32% sesuai dan Validasi desain diarahkan untuk (90,62%), rangkuman (87,5 %), latihan (87,5), tes menarik. memberikan penilaian apakah desain menarik; uraian isi/materi pembelajaran sudah formatif (93,75), balikan (100%), dan panduan Objek yang digunakan untuk uji kelayakan 91,66 jelas, tepat, menarik, dan sesuai; d) pembelajaran tercantum dosen (96,59%). yang sedangkan yang dalam masuk paket kategori empirik adalah mahasiswa dan dosen FITK IAIN rangkuman sudah 91,66uji % kelayakan tepat, sesuai,empirik dan pembelajaran yangpustaka dikembangkan layak layak adalah daftar (75%). sudah Validasi desain Mataram.Proses dilakukan pembelajaran diarahkan untuk memberikan penilaian dalam tiga tahap, yaitu uji satu-satu (one to one), menarik; latihan 87,5% sesuai dan cukup; tes sesuai dengan yang seharusnya atau tidak. apakah desain pembelajaran yang tercantum dalam uji kelompok kecil (small group), dan uji lapangan. formatif 93,75% sesuai dan tepat; balikan Dalam hal ini, validasi ahli desain diarahkan paket pembelajaran yang dikembangkan sudah layak proses dan hasil uji kelayakan empiris dideskripsikan untuk menilai dan memberikan masukan pada 93,75% jelas; daftar rujukan sudah 87,5 % sesuai dengan yang seharusnya atau tidak. Dalam hal sebagai berikut. sesuai.sedangkan buku panduan dosen sudah aspek-aspek kesesuaian, kemenarikan, ini, validasi ahliketepatan, desain diarahkan untuk menilai dan Uji Coba Perorangan 92,32% tepat, jelas, dan menarik. dan kemampuan dalam memotivasi memberikan masukanproduk pada aspek-aspek ketepatan, kesesuaian, kemenarikan, kemampuan produk Hasilyanguji digunakan coba perorangan Objek untuk ujimenunjukkan belajar mahasiswa. Hasildan validasi ahli desain dalam memotivasi belajar mahasiswa. Hasil validasi komponen-komponen paket dan pembelajaran secara empirik adalah mahasiswa dosen menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan kelayakan ahli desain menunjukkan bahwa produk yang umum dapat dikatakan telah layak secara empiris. termasuk dalam kategori sangat layak dengan FITK IAIN Mataram.Proses uji kelayakan dikembangkan termasuk dalam kategori sangat layak Kelayakan tersebut ditunjukkan oleh penilaian empirik dilakukan bahwa; dalam tiga uji tingkat kelayakan rata-rata mencapai 91,50 %. dengan tingkat kelayakan rata-rata mencapai 91,50 mahasiswa a) tahap, paketyaitu pembelajaran 85% %. Sebaran prosentasehasil hasilujiuji kelayakan teoretik satu-satu (one to one), menarik untukuji kelompok dibaca, kecil b) (small urutan isi/materi Sebaran prosentase kelayakan teoretik daridari ahli ahli desaindesain dapat dapat digambarkan dalam histograf pembelajaran 85% jelas bagi mahasiswa, c) istilahdigambarkan dalam group), dan uji lapangan.proses dan hasil uji pada Gambar 5. isitilah yang digunakan 83% dapat dipahami kelayakan empiris dideskripsikan sebagai histograf pada Gambar 5. oleh mahasiswa, d) isi/materi pembelajaran 90% berikut. 91,66 91,66 mudah untuk dipahami oleh mahasiswa, e) langkah 87,5 87,75 Uji Coba dan Perorangan metode pembelajaran 90 % meningkatkan 92,3 83,75 91,66 93,75 93,75 87,5 motivasi belajar mahasiswa, f) langkah dan metode Hasil uji coba perorangan menunjukkan pembelajaran 90 meningkatkan partisipasi kritis komponen-komponen paket belajar, pembelajaran secaratabel dengan mahasiswa dalam g) judul tabel telahtelah 90% sesuai, tes formatif 83% umumurutan dapatisidikatakan layak h) secara mudah untuk tersebut dikerjakan oleh mahasiswa, dani) soal empiris.Kelayakan ditunjukkan oleh tes formatif telah 90% tepat untuk mengukur tujuan penilaian mahasiswa bahwa; a) paket Keterangan: khusus pembelajaran. Hasil uji coba tersebut dapat 80 - 100%: Sangat layak, tidak perlu direvisi pembelajaran 85% menarik untuk dibaca, dideskripsikan dalam histograf padab)Gambar 6. 66 - 80% : Layak, tidak perlu direvisi 56 – 65% : Kurang layak, perlu direvisi 0 – 55% : Sangat kurang layak, perlu direvisi
urutan isi/materi pembelajaran 85% jelas bagi mahasiswa, c) istilah-isitilah yang digunakan
Gambar 5 Kelayakan model menurut ahli desain
Berdasarkan histograf di atas dapat ditegaskan bahwa komponen-komponen paket pembelajaran secara umum sudah layak. Kelayakan tersebut didasarkan pada hasil tinjauan ahli rancangan dan media pembelajaran yang menyatakan bahwa petunjuk sudah 91,66% jelas dan tepat; Tujuan khusus pembelajaran dan indikator sudah 93,75% jelas, menarik, dan tepat; media dan metode sudah 87,5 % tepat, sesuai dan menarik; uraian isi/materi pembelajaran sudah 91,66 jelas, tepat, menarik, dan sesuai; d) rangkuman sudah 91,66 % tepat, sesuai, dan menarik; latihan 87,5% sesuai dan cukup; tes
8
Gambar 6 Kelayakan Model dar Uji Coba Perorangan
15
2_ismail.indd 15
07/11/2016 11:26:32
T hasil beelajar pada 35 Tes 3 peserta didik d
1
mengguunakan pakket pembeelajaran filssafat Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 1 April 2016
mahasiswa,, d) mudah untuk u langkah dan meningkaatkan
) langkah dan
pendidiikan Islam berbasis berpikir kritis k
Kekurangan atau kelemahan paket yang perlu disempurnakan menurut mahasiswa adalah pemberian jarak antara sub judul dengan kalimat sesudahnyadan kesalahan pengetikan pada beberapa halaman. Kelemahan atau kekurangan paket yang masu ukan pada t mahasiswa uji cobbaujiperoranga maka dinyatakan olehtahap coba an, perorangan dijadikan sebagaitnya rujukan oleh pengembang dalam lang gkah selanjut adalah melakukan uji coba menyempurnakan paket pembelajaran. Setelah padaa kelompok kecil k mahasiswa. produk direvisi sesuai masukan pada tahap uji Uji Coba kelom mpok coba perorangan, makakecil langkah selanjutnya adalah melakukanDalam uji coba kecil mahasiswa. m pada uji kelompok cobaa kelompok k kecil,
hasiswa belajjar dengan menggunakan n produk meningkaatkan Uji mah Coba kelompok kecil m am belajarr, g) peng gembangan Proses belajar kecil, dipanmahasiswa du oleh Dalam uji coba kelompok
dengan menggunakan produkobserv pengembangan abel telah 90% belajar seorrang dosen ver dan dan seorrang Proses belajar dipandu oleh seorang dosen dan mudah untuk u dilak ksanakan seelama 3 (tigga) kali peertemuan. seorang observer dan dilaksanakan selama 3 (tiga) dani) soal tes kali Pada a setiap kali i pertemuan tes t diberikan untuk pertemuan. Pada setiap kalidiberikan pertemuan
untuk menilai pemahaman belajar m mengukur tuujuan tes men nilai pemaahaman daan dan hasilhasilbelajar mahasiswa.Hasil belajar mahasiswa pada tiga kali coba terssebut mah hasiswa.Hasill belajar m mahasiswa pada p tiga pertemuan dapat digambarkan dalam histograf pada istograf pada Gambar kali pertemuan n dapat ddigambarkan n dalam 7 berikut: histo ograf pada Gambar G 7 berrikut: 10
%90%
7,42
8 8,18
9,1
5 0
83%
ujicoba kelom mpok kecil ujicoba 1
u ujicoba 2
ujicoba 3
7 Kelayakan model dari uji coba kelompok kecil Gambar
Gambar G 7K Kelayakan m model dari uji coba k kelompok kkecil T hasil Tes beelajar pada 35 3 peserta didik d
menunjukkan adannya peningkkatan nilai yang y
Islam berbasis berpikir kritis menunjukkan siginifikkan setelaah mengggunakan paket p adanya peningkatan nilai yang siginifikan setelah produk pengem mbangan, mana menggunakan paket produk sebagaim pengembangan, sebagaimana dideskripsikan dalam histograf Gambar dideskripsikan dalaam histograaf Gambar 8. 8 8.
Hasil p 10 0
6,76 6
7,76
keciil dan uji
8,6 65
disim mpulkan bahh
terhaadap produu
5 0
tahaap uji coba,
efek ktif, efisien, d Hasil ujiicoba lapangan ujicoba 1
ujicoba 2
hasil uji coba laa ujicoba 3
Gam mbar 8. Hasil Uji Coba Keelompok Bessar Gambar 8. Hasil Uji Coba Kelompok Besar
Dari data d tersebuut dapat diketahui d baahwa Dari data tersebut dapat diketahui bahwa persentaase penilaian penilaiann mahasiswaa pada persentase pada uji uji coba coba kelompok besar secara rata-rata per komponen lebih kelompook besar seccara rata-rataa per kompponen meningkat jika dibandingkan dengan hasil uji coba lebih meeningkat jikaa dibandingkkan dengan hasil kelompok kecil dengan perbandingan kenaikan hasil uji uji coba a kelompok kecil2denga ingan dari coba 1 ke uji coba padaanujiperbandi coba lapangan adalah sebesar 1.0 lebih besar dibandingkan hasil kenaikann hasil dari uji u coba 1 kee uji coba 2 pada uji coba 1 dan 2 pada ujicoba kelompok kecil yang uji coba a lapangan 0.76. addalahsedangkan sebesaar 1.0 perbandingan lebih besar b hanya mencapai dibandinngkan hasil u 2coba uji 1 da an 2 pada ujiicoba kenaikan dari uji coba ke uji coba 3 adalah 0.89 untuk uji coba lapangan dan 0.73 untuk uji coba kelompook kecil yaang hanya mencapai 0.76. kelompok kecil. Perbandingan tersebut tampak jelas sedangk kan perbandin kenaika an dari uji cooba 2 dalam histograf pada ngan Gambar 9 berikut: ke uji coba 3 adalah 0.89 untuk uji coba mpok lapangann dan 0.73 untuk uji coba kelom
selisih hasil u Berdasarkan histograf tersebut terlihat bahwa kecil. Peerbandingan mpak…jelas dalam d tersebutuji coba 1 tam 1 nilai menggu rata-rata ujiarkan cobapak 2ketlebih besar dan berbeda Berdasa hiistograf tersebut unakan pembe elajaran filssafat 0,89 0,76 0,73 histograf pada Gambbar 9 berikut t: secara signifikan dengan nilai uji coba 1 (8.18 > 7.42), terliihat bahwa nilai rata-ra ata uji coba a 2 lebih pendidiikan Islam berbasis berpikir kritis k nilai rata-rata uji coba 3 lebih besar dan berbeda l dar Uji C Coba secara signifikan dengan nilai uji coba 2 (9.1 > 8.18). besaar dan berb bedaadan secara signifikan menunj nyaapeningk katan dengan nilai yang y ukkan Kesimpulannya adalah bahwa model pembelajaran nilaaisiginifik uji coba > 77.42), nilai rata-rata r kan 1 (8.18 setelaah mengg gunakan p paket ahan paket yang dengan menggunakan paket pembelajaran berbasis uji produk coba 3 leb bih besar ddandalam berbeda a secara berpikir kritis terbukti efektif mewujudkan pengem mbangan, sebagaim mana ahasiswa addalah tujuan instruksional khusus. Gaambar 9. Perbbandingan U Uji Coba Kelo ompok sign nifikan denngan dala nilai uuji coba 2 (9.1 >8. dideskripsikan am histogra af Gambar 8 dengan kallimat Kec cil dan Uji C Coba Lapanga an Gambar 9. Perbandingan Uji Coba Kelompok Kecil dan Uji Coba Kelompok Besarad a model 8.18 8). Kesimpu ulannya dalah bahw Uji Coba Lapangan engetikan pada Hasil p perbandingan uji coba kelompok k Tes hasil belajar pada 35 peserta didik Hasil perbandingan ujincoba kelompok kecil pem mbelajaran dengan m menggunakan n paket tau kekuraangan menggunakan paket pembelajaran filsafat pendidikan dan uji coba lapangan tersebut dapat disimpulkan keci il dan uji coba lapan ngan tersebu ut dapat 65 terbukti mbelajaran b ber rpikir8,6 kritis 7,76 asiswa uji coba pem 10 0 berbasis 6,76 6 disim mpulkan bahhwa dengan dilakukanny ya revisi ktif dalaam mew wujudkan tujuan rujukan oleh efek terhaadap produuk pengembbangan pada setiap 16 5 urnakan paket p instrruksional khhusus. tahaap uji coba, maka produuk tersebut semakin direvisi seesuai Uji Coba Kelo ompok Bessar efek ktif, efisien, dan menarikk. Data perbaandingan 0 2_ismail.indd 16
Hasil ujiicoba lapangan
9
Gaambar 9. Perbb Kecc
keciil ini menjadd
tingk kat kelayakaa salah h
satu
direk komendasikaa
pem mbelajaran F sebeenarnya.
EFE EKTIVITAS S Untuk
m
dilak ksanakan u
sum matif. Evaluaa
sedeerhana deng
hasil belajar m
dan kelas kontroo
untu uk mengukuu
perb bedaan prosee antaara kelas ekk
Hasiil evaluasi s
reko omendasi unn
yang g dikembangg lebih h buruk dari
hasil uji coba laapangan dann uji coba kelompok k 07/11/2016
11:26:32
Ismail, Pengembangan Paket Pembelajaran Filsafat ...
bahwa dengan dilakukannya revisi terhadap produk pengembangan pada setiap tahap uji coba, maka produk tersebut semakin efektif, efisien, dan menarik. Data perbandingan hasil uji coba lapangan dan uji coba kelompok kecil ini menjadi barometer untuk menentukan tingkat kelayakan D Desain eks perimen y alternative yang digunnakan produk pengembangan sebagai salah satu yang adalah bisa direkomendasikan untuk diterapkan pretest-postttest controll group terhhadap pada pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam yang dua kelompok yanng dipilih secara randdom. sebenarnya. k d diberi Kedua kelompok tersebut kemudian EFEKTIVITAS MODEL u mengeetahui keadaaan awal addakah pretest untuk Untuk mengetahui efektivitas model perbedaa an efektivitas antara kelompok eksperimen dilaksanakan uji melalui evaluasi sumatif.dan Evaluasi sumatif dilakukan kelompo ok kontrol. E percobaan Eksperimen akansederhana dilanjuutkan denganapabila membandingkan proses dan hasil belajar nilai pretest antara kelompok ekper imen mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. menunju ukkan tidakk ada kelompok konttrol Tujuandan evaluasi sumatif adalah untuk mengukur adanyaperbedaa atau tidak adanyasigginifikan. perbedaan proses dan hasil an secara belajar mahasiswa antara kelas eksperimen dengan U efektivittas model dilakukan pada Uji kelas kontrol. Hasil evaluasi sumatif dijadikan sebagai Pendidikan A Agama Islam mapakah (PAI)model Fakkultas bahan Jurusan rekomendasi untuk menetapkan
yang dikembangkan atau lebih danlebih K baik, sama, Keguruan IA AIN Mataram m. Uji Ilmu Taarbiyah ini buruk dari model sebelumnya. coba dillakukan padaa kelas A daan kelas B. Kelas K Desain eksperimen yang digunakan adalah A sebaggai kelompo ok terhadap treatmennt, kelaas B pretest-posttest control group duadan kelompok yang dipilih secarakelompok random.kKedua kelompok sebagai pemban nding. tersebut Kriiteria kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan y dikem mbangkan diilihat efektivittas model yang awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen pada 3 (tiga) indikat or, yaitu: akan (1)) Partisipasi k kritis dan kelompok kontrol. Eksperimen dilanjutkan apabiladalam nilai pretest antara(22)kelompok dan belajar, kecepatekperimen an pemaha aman kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan p pelajaran, dan d (3) hasil belajar. Renntang secaraterhadap siginifikan. skorefektivitas seetiap indikat tordilakukan adalah sebagai berrikut: Uji model pada Jurusan Pendidikan Agama (PAI) Fakultas Ilmu Partisipa asi kritisIslam dalam belajar: s sangat tingg i (4), Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram. Uji coba tinggi (33)kelas agak Atingg gikelas (2), renda ah (1). Keceppatan dilakukan pada dan B. Kelas A sebagai kelompok treatment, dan tkelas B sebagai kelompok pemaham man: sangat cepat (4), cepat (3), agak pembanding. Kriteria efektivitas model yang cepat (2), lambat (1)). Hasil belaj ajar: sangat tiinggi dikembangkan dilihat pada 3 (tiga) indikator, yaitu: (3),dalam aggak belajar, tinggi (2), ((2) kecepatan rendah (1). (4), tingggi (1) Partisipasi kritis pemahaman terhadap pelajaran, dan (3) Instrume en untuk m mengukur e hasil belajar. efektivitas p paket Rentang skor setiap indikator adalah sebagai berikut: pembelaajaran pembbelajaran berbasis b berrpikir Partisipasi kritis dalam belajar: sangat tinggi (4), d tinggi (2),pada ditunjukkan tabel l 22 berrikut. tinggi kritis (3) agak rendah (1). Kecepatan pemahaman: sangat cepat (4), cepatefek (3), agak cepat Perbanddingan prossentase ktivitas meetode (2), lambat (1). Hasil belajar: sangat tinggi (4), ajaran konvvensional dengan d meetode tinggi pembela (3), agak tinggi (2), rendah (1). Instrumen untuk pembel mengukur paket gunakan pembelajaran ajaranefektivitas yanng mengg p paket
dapat digambarka d an dalam histograf pada p Gambarr 10.
pembelajaran berbasis berpikir kritis ditunjukkan pada tabel 22 berikut. Perbandingan prosentase efektivitas metode pembelajaran konvensional dengan metode pembelajaran yang menggunakan
paket dapat digambarkan dalam histograf pada Gambar 10. ratta‐rata paartisipasi kritiss keecepatan pemahaman haasil belajar 87,2
93,3
92,5 75,8
36,66
37,5
45 27,5
pembelajaran onal konvensio
pem mbelajaran den ngan paket
Gambar 10: Histograf Perbandingan Persentase Hasil Gaambar 10: Histograf Perb Peersentase pembelajaran Konvensional danbandingan Pembelajaran Berbasis Hasil pembela ensional BK ajaran Konve
daan Pembelajaaran Berbasis BK
Berdasarkan histograf di atas terlihat bahwa Berdasarkkan histogrraf di atas terlihat efektivitas pembelajaran dengan menggunakan paket dengan bahw wa tinggi efektivvitas pem mbelajaran jauh lebih dari pembelajaran konvensional. Rata-rata efektivitas pembelajaran men nggunakan p paket jauh lebih konvensional ggi dari ting 36,66 %, sedangkan pembelajaran dengan pem mbelajaran koonvensional. Rata-rata effektivitas menggunakan paket 87,2%. Tingkat partisipasi pem mbelajaran onvensional 36,66 %,konvensional seedangkan kritis mahasiswako dengan pembelajaran adalah 37,5%, sedangkan menggunakan paket pem mbelajaran m menggunakan n paket dengandengan 92,5%. Kecapatan pemahaman mahasiswa dengan ahasiswa 87,2 2%.pembelajaran Tingkat partisipas si kritis metode konvensional 45%,msedangkan metode dengan menggunakanadalah paket deng ganpembelajaran pembeelajaran koonvensional 75,8%. hasil belajar sesuai yang 37,5 5%,Ketercapaian sedangkkan dengan an paket menggunaka diinginkan 27,5 % pada pembelajaran dengan metode 92,5 5%. Kecap patan pema ahaman menggunakan mahasiswa konvensional dan 87,2% dengan paket pembelajaran uji efektivitas deng gan metode pembelajaran p . Berdasarkan n konvension nal 45%, di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sedaangkan meetode pem mbelajaran dengan Filsafat Pendidikan Islam dengan menggunakan men nggunakan p paket 75,8%. pengembangan Ketercapaiian hasil paket pembelajaran produk jauh lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran belaj ajar sesuai yang y diingiinkan 27,5 % pada konvensional, sehingga paket yang diproduksi dalam pem mbelajaran deengan metodde konvensio onal dan 87,2 2%
denggan
mennggunakan
paket
17 pem mbelajaran. Berdasarkan B uuji efektivitaas di atas dapaat disimpulkkan bahwa ppembelajaran n Filsafat Pend didikan Islaam dengan menggunakaan paket
2_ismail.indd 17
07/11/2016 11:26:33
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 1 April 2016
pengembangan ini dapat direkomendasikan untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh dosen dan mahasiswa IAIN Mataram dalam pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam. PEMBAHASAN Teori pembelajaran konvensional tidak bisa dipertahankan, karena tidak menguntungkan mahasiswa, tidak menguntungkan dosen, tidak menguntungkan pengguna produk pendidikan, dan yang lebih parah tidak menghargai potensi-potensi kemanusiaan yang dianugrahkan Tuhan kepada manusia.Terdapat benturan keras antara nilai-nilai yang dianut oleh teori pembelajaran konvensional dengan nilai-nilai yang diajarkan Islam tentang hakikat manusia. Islam mengajarkan bahwa manusia merupakan makhluk Tuhan yang memiliki keunggulan komparatif secara alamiah dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lain. Anugrah keunggulan tersebut sengaja diberikan Tuhan karena kemuliaan tujuan penciptaannya, yaitu supaya manusia mampu menjadi khalifah Allah di Bumi. Teori-teori belajar yang berada di bawah payung konstruktivisme sangat menghargai dan memberi apresiasi yang tinggi terhadap potensipotensi yang dimiliki manusia. Dalam rangka itu, maka konstruktivisme berpendapat bahwa belajar pada hakikatnya bukanlah aktivitas mentransfer ilmu dari luar diri individu; akan tetapi, individulah yang mengkonstruk, membangun sendiri pengetahuannya. Kemampuan membangun pengetahuan berbeda dengan kemampuan mengumpulkan atau menghimpun pengetahuan. Membangun pengetahuan adalah pekerjaan yang menuntut adanya keterlibatan aktif seluruh potensi yang dimiliki oleh individu yang sedang belajar untuk merumuskan sendiri pengetahuan sesuai dengan kemampuan dan konteks di mana ia berada. Sedangkan mengumpulkan pengetahuan adalah pekerjaan sederhana yang berkonsentrasi hanya pada mengumpulkan sesuatu yang sudah ada, untuk dimasukkan ke dalam diri. Islam menghendaki manusia-manusia muslim yang belajar hari ini mampu menciptakan dunia baru di masa depan. Bukan membawa masa lalu kepada masa sekarang, apa lagi ke masa depan. Al-qur’an dengan tegas menyatakan: Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah masing-masing jiwa/pribadi di antara kamu mendesain/merancang apa yang akan dilakukan di masa depan. Bila semangat al-Qur’an
tersebut dihadirkan dalam pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam, maka tujuan pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam tidak boleh berhenti hanya pada upaya memahami pemikiran filosofis di bidang Pendidikan Islam, akan tetapi perlu ditingkatkan menjadi mampu merumuskan pemikiran-pemikiran filosofis di bidang Pendidikan Islam. Kemampuan merumuskan pemikiranpemikiran baru merupakan kemampuan spesifik mahasiswa.Mahasiswa dituntut mampu melahirkan sesuatu yang baru, menawarkan konsep-konsep baru, yang sesuai dengan konteks mereka. Sebaliknya, bukan zamannya lagi mahasiswa menghafal pemikiran-pemikiran orang lain. Karena terlalu banyak menghafal pemikiran orang bisa membuat produktivitas berpikir mahasiswa tumpul. Dari dimensi tujuan pembelajaran, Tujuan dan cakupan materi pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam harus dikembangkan lebih tinggi.Pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam harus diarahkan untuk melatih mahasiswa mampu berpikir memecahkan masalah-masalah pendidikan Islam, mulai dari masalah-masalah sederhana dan secara bertahap menuju pemecahan masalah-masalah Pendidikan Islam yang lebih kompleks. Oleh karena itu, silabus Filsafat Pendidikan Islam pun harus ditambah muatannya; dari yang hanya membahas ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam dan hakikat konsep-konsep pendidikan Islam (telaah mikro paedagogik pendidikan Islam) ditambah pembahasan tentang telaah makro paedagogik pendidikan Islam, yang mencakup telaah tentang hakikat Tuhan, Hakikat Alam dan Hakikat Manusia serta Implikasinya bagi Pendidikan. Pemahaman akan hakikat 3 unsur tersebut di atas (Tuhan, Manusia, dan Alam) serta implikasinya bagi Pendidikan Islam penting dimiliki mahasiswa paling tidak karena dua alasan. Pertama, Manusia sebagai subjek dan objek pendidikan merupakan makhluk Tuhan dan mereka mendiami alam semesta.Memiliki kesadaran sebagai makhluk Tuhan yang sedang mendiami alam semesta penting bagi mahasiswa agar disiplin dalam aktivitas berpikir, tidak tergoda untuk keluar dari ketentuan-ketentuan Tuhan, dan produk pemikirannya pun menjadi rahmat bagi manusia dan alam semesta. Kedua, merumuskan implikasi pendidikan dari pemahaman-pemahaman akan hakikat Tuhan, manusia, dan alam, penting bagi mahasiswa agar
18
2_ismail.indd 18
07/11/2016 11:26:33
Ismail, Pengembangan Paket Pembelajaran Filsafat ...
mereka terbiasa fokus. Artinya, kalau pendidikan itu dimaksudkan sebagai instrument untuk mengenal dan mengabdi kepada Tuhan, maka pendidikan harus diselenggarakan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Tuhan, tidak boleh melanggar perintah dan larangan Tuhan. Begitu pula dengan manusia, kalau pendidikan dipahami sebagai proses pemanusiaan manusia, maka pendidikan tidak boleh menginjak-injak harga diri manusia, proses pendidikan harus proses yang memanusiakan, yaitu proses yang menghargai martabat, derajat, dan potensi-potensi manusia. Denganan demikian, Filsafat Pendidikan maupun Islam (habluminallah) yang ketuhana seyogianya membelajarkan sesuatu yang bermakna berdimeensi kemaanusiaan ( (habluminan nas), bagi mahasiswa untuk menjalin komunikasi tiga yang dan berdimensi arahmaupun secara simultan seimbang. kemakhl Tiga lukan arah komunikasi dimaksud adalah komunikasi vertikal minal qoinaatt). (hablum dengan Tuhan, dan komunikasi horizontal dengan Im mplikasi darri pemikiran n tersebut addalah sesama manusia dan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya di cakupan lain, dalam bahwa calam semesta. silabbusDengan filsafat kata p pendidikan I Islam posisinya MKK, mata kuliah seyogianya tidak sebagai b boleh terbatas pada ini telaah m mikro tidak hanya diarahkan untuk memahami pemikiran ogikmuslim pendidik kan Islam, a akan tetapimikro p perlu parapaedago filosof tentang unsur-unsur pendidikan Islam, akan tetapi juga teelaah diarahkan untuk diperluaas sehingga meliputi mend dalam menfasilitasi mahasiswa menumbuhkan kemampuan tentang hakikat Tuuhan, hakikaat manusia, dan kritis dan kreatif dalam memahami permasalahan yangg merupaka m makro hakikat alam, (problematika) pendidikan Islam an dan telaah kemampuan mengembangkan alternatif masalah dikan pemecahan Islam m. Pemaha aman paedagoogik pendid pendidikan Islam berbasis nilai-nilai qur’ani; baik mendalaam tentang hakikat h Tuhaan, manusia,, dan yang berdimensi ketuhanan (habluminallah) maupun m menjadi kem mampuan (habluminannas), p prasyarat d dalam yangalam berdimensi kemanusiaan maupun yang berdimensi kemakhlukan merumu uskan konsepp-konsep hakikat(habluminal pendiddikan qoinaat). Islam seerta melakuukan reformuulasi pendiddikan Implikasi dari pemikiran tersebut adalah bahwa Islam. cakupan silabus filsafat pendidikan Islam tidak boleh terbatas pada mikro pendidikan D telaahdemi Dengan ikian,paedagogik cakupan (keluasan n dan Islam, akan tetapi perlu diperluas sehingga meliputi pembelajara kedalam man) materi dalamhakikat sillabus telaah mendalam tentang hakikat anTuhan, filsafatdan p hakikat alam, pendidikan I Islam dapatmerupakan d dibagi dalam m tiga manusia, yang telaah makro paedagogik pendidikan Islam. Pemahaman kategorii besar.Pertam ma, telaah mendalam m tenntang mendalam tentang hakikat Tuhan, manusia, dan alam hakikat Tuhan, manu usia, dandalam alaam serta beraagam menjadi kemampuan prasyarat merumuskan konsep-konsep serta implikassinya hakikat bagi pendidikann Islam Islam.Ke edua, melakukan reformulasi pendidikan Islam. telaah mendalam m t tentang hakkikat kompoonenDengan demikian, cakupan (keluasan dan komponnenmateri pendidika an Islam, yang dibangun n atas kedalaman) pembelajaran dalam silabus filsafat pendidikan Islamutuh dapatdari dibagi dalambaagian tiga dasar p pemahaman materi kategori besar.Pertama, telaah mendalam tentang pertama.Ketiga, teelaah menddalam terhhadap hakikat Tuhan, manusia, dan alam serta beragam problem matika dan kemungkinnan reform mulasi
2_ismail.indd 19
implikasinya bagi pendidikan Islam.Kedua, telaah mendalam tentang hakikat komponen-komponen pendidikan Islam, yang dibangun atas dasar pemahaman utuh dari materi bagian pertama. Ketiga, telaah mendalam terhadap problematika dan kemungkinan reformulasi pendidikan Islam menuju pendidikan Islam yang lebih baik dan lebih bermartabat.Bagian ketiga merupakan bagian yang sangat krusial karena menjadi manifestasi dari pemahaman dan kesadaran yang terbangun secara sistemik dari dua bagian sebelumnya.Dari uraian di atas dapat digambarkan kerangka bangun cakupan tujuan dan materi filsafat pendidikan Islam sebagai dan materi filssafat pendid dikan Islam sebagai berikut: berik kut:
B Hakikat Tuhan, Manusia, dan Alam
A
D
Konsep Dasarr Filsafaat Pendidikkan Islam m
Problematik a dan Reformulasi Pendidikan Islam
C Hakikat Kompon nen Pendidikan Islaam
Ga ambar 9. CakkupanMateri Materi i Filsafat Pen ndidikan Gambar 9. Cakupan Filsafat Pendidikan Islam Islam
Gambar menunjukkan empat bagian Gambardi diatasatas m menunjukkan n empat tujuan dan materi filsafat pendidikan Islam saling bagiian tujuan satu dan dengan materi yang filsafat endidikan mengandaikan lain. pe Pembelajaran Filsafat Pendidikan Islam n adalah membelajarkan Islam m saling m mengandaikan satu deng gan yang mahasiswa agar memiliki kecakapan (kognitif) lain.. Pembelajaaran Filsafatt Pendidikaan Islamdan keterampilan (psikomotorik) dalam menelaah aneka adallah membela ajarkan mahaasiswa m dijadikan problematika pendidikan Islam agar untukmemiliki sebagai input dalam mengelola kecaakapan (kkognitif) dandan mengembangkan keteerampilan pendidikan Islam masa depan yang lebih santun, (psik komotorik) menelaah dalam aneka beradab, dan berdaya saing. untukkajian prob blematika endidikanunggul Islamdalam dijadikan d Indikatorpe manusia filsafat pendidikan Islam yang sebaagai input t bukanlah dalam manusia mengelol a memiliki dan titel dan gelar yang berderet-deret, bukan pula men ngembangkann pendidikann Islam massa depan manusia yang berhasil mengumpulkan ilmu, harta, yang gtahta lebihyang santuun, beradab, ddan berdaya saing. dan melebihi manusia-manusia lain. Akan tetapi, Indikator manusiar unggul diukur pada manusiasemata-mata uunggul dalam m kajian derajat ketundukan dan kepatuhannya kepada Tuhan, filsaafat pendidikkan Islam bukkanlah manu usia yang yang menampakkan diri secara sempurna dalam dua mem miliki titel dan gelar ranah yyang interaksi berderret-deret, ranah interaksi.Pertama, vertikal, manusia manusia yang memiliki bukaan unggul pula adalah manusia yang selalu berhasil hubungan yang sangat baik dengan Tuhan.Hubungan men ngumpulkan ilmu, hartta, dan tah hta yang
pendidikkan Islam menuju pendiddikan Islam yang
meleebihi manusia-manusia lain. Akan n tetapi,
lebih baaik dan lebih bermartabbat.Bagian ketiga k
man nusia unggul semata-mataa diukur pad da derajat
merupakkan bagian yang sangaat krusial kaarena
ketu undukan dann kepatuhannnya kepadaa Tuhan,
menjadi
manifestaasi
dari
p pemahaman
dan
19
yang g menampakkkan diri seccara sempurn na dalam 07/11/2016 11:26:33
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 1 April 2016
tersebut tampak pada kemauannya yang keras untuk selalu berada dalam kondisi “taat” melaksanakan perintah-perintah Tuhan dan taat pula meninggalkan larangan-larangan Tuhan. Kedua, ranah interaksi horizontal, yang menampakkan diri dalam pola interaksi yang selalu baik kepada sesama manusia. Karakter baik kepada sesama menampakkan diri dalam sikap-sikap universal seperti: jujur, adil, amanah, tenggang rasa, gotong royong, menolong, dll. Selain kepada sesama manusia, ranah interaksi horizontal juga terjadi antara manusia dengan makhluk-makhluk Tuhan yang ada di alam. Kebaikan pada alam tampak pada sikap selalu memelihara dan merawat kelestarian alam dan makhluk-makhluk Tuhan, memanfaatkan segala ciptaan sesuai peruntukkannya secara aktif, kreatif dan produktif, serta tidak suka membuat kerusakan di muka Bumi. Pembelajaran filsafat pendidikan Islam harus didesain untuk mengantarkan mahasiswa mencapai “alhikmah”, yaitu ketaqwaan, kesucian, dan kasih sayang. Ketaqwaan kepada Tuhan (Allah swt) adalah inti dari segala kebajikan.Namun tidak ada ketaqwaan tanpa kesucian.Oleh karena itu, filsafat pendidikan Islam harus mampu mempresentasikan sejumlah tujuan, metode, dan materi pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa menjadikan kesucian sebagai tradisi. Kesucian yang dimaksud bukan hanya kesucian fisik, badan, dan pakaian dari najis; akan tetapi juga kesucian ruhaniah dari segala sesuatu yang menjadikannya kotor. Kesucian ruhaniah penting maknanya bagi mahasiswa, karena hanya ruhani yang suci yang dapat memancarkan pikiran, rasa, tutur kata, dan perilaku yang terpuji. Di samping tuntutan idealitas komponenkomponen pendidikan yang disebutkan di atas, pengembangan model penting dilakukan untuk merubah perilaku berpikir mahasiswa menjadi lebih baik. Saat ini, IAIN Mataram pada umumnya dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada khususnya sering dihadapkan kepada kondisi yang paradoksal. Di satu sisi, nama besar sebagai institusi Islam menuntut mahasiswa mampu menunjukkan keteladanan kepada masyarakat, tentu saja, dengan menampilkan perilaku-perilaku dan karya-karya akademik yang membanggakan. Akan tetapi, di sisi lain, masyarakat justru sedikit kecewa dengan perilaku yang dipertontonkan oleh mahasiswa. Mahasiswa IAIN Mataram lebih dikenal sebagai
mahasiswa yang suka demo dan urak-urakan. Pada saat demontrasi mahasiswa berada dalam kondisi emosional tidak terkontrol, sehingga seringkali mengeluarkan kata-kata kotor dan perilaku anarkis. Kondisi ini tentu saja sangat bertentangan dengan nilai-nilai ajaran yang seharusnya sudah mereka terima di kampus, termasuk ajaran yang mereka peroleh dari mata kuliah Filsafat pendidikan Islam. KESIMPULAN Penelitian dan pengembangan paket pembelajaran filsafat pendidikan Islam berbasis berpikir kritis dilakukan untuk menjawab kebutuhan nyata dosen dan mahasiswa FITK IAIN Mataram dalam rangka peningkatan performance dan hasil belajar dan pembelajaran mata kuliah filsafat pendidikan Islam. Pengembangan paket dilakukan dengan mengacu kepada langkah-langkah pengembangan instruksional Dick and Carey untuk menghasilkan modul pembelajaran, panduan dosen, dan panduan mahasiswa. Produk yang dihasilkan layak secara teoretik dan layak secara empirik. Secara teoretik, produk memiliki kelayakan dari sisi materi pembelajaran mencapai rata-rata 91%, sedangkan dari sisi desain pembelajaran mencapai rata-rata 91,50%. Secara empirik, produk ini sudah terbukti efektif dalam meningkatkan perolehan hasil belajar pada subjek uji coba; baik uji coba terbatas (small group), maupun uji coba lapangan. pada uji coba terbatas, perolehan nilai rata-rata mahasiswa pada uji coba 2 lebih besar dan berbeda secara siginifikan dengan hasil uji coba 1 (8.18 > 7.42), nilai rata-rata uji coba 3 lebih besar dan berbeda secara signifikan dengan nilai uji coba 2 (9.1 > 8.18). sedangkan pada uji coba lapangan menunjukkan bahwa nilai rata-rata uji coba 2 lebih besar dan berbeda secara signifikan dengan nilai uji coba 1 (7.76 > 6.76), nilai rata-rata uji coba 3 lebih besar dan berbeda secara signifikan dengan nilai uji coba 2 (8.65 > 7.76). Bila dibandingkan antara nilai rata-rata uji coba terbatas dengan uji coba lapangan, maka dapat diketahui bahwa persentase hasil uji coba lapangan secara rata-rata per komponen lebih meningkat jika dibandingkan dengan hasil uji coba kelompok kecil dengan perbandingan kenaikan hasil dari uji coba 1 ke uji coba 2 pada uji coba lapangan adalah sebesar 1.0 lebih besar dibandingkan hasil uji coba 1 dan 2 pada ujicoba kelompok kecil yang hanya mencapai 0.76. sedangkan perbandingan kenaikan
20
2_ismail.indd 20
07/11/2016 11:26:33
Ismail, Pengembangan Paket Pembelajaran Filsafat ...
dari uji coba 2 ke uji coba 3 adalah 0.89 untuk uji coba lapangan dan 0.73 untuk uji coba kelompok kecil. Berdasarkan realitas hasil nilai mahasiswa dala uji coba tersebut dapat disimpulkan bahwa produk ini memiliki kelayakan empiris karena memudahkan mahasiswa dalam mencapai tujuan instruksional khusus. Dari segi efektivitas, pembelajaran filsafat pendidikan Islam dengan menggunakan paket yang dikembangkan terbukti jauh lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran dengan tidak menggunakan paket.Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan paket jauh lebih tinggi dari pembelajaran konvensional. Rata-rata efektivitas pembelajaran konvensional 36,66 %, sedangkan pembelajaran dengan menggunakan paket 87,2%. Tingkat partisipasi kritis mahasiswa dengan pembelajaran konvensional adalah 37,5%, sedangkan dengan menggunakan paket 92,5%. Motivasi belajar mahasiswa dengan metode pembelajaran konvensional 45%, sedangkan metode pembelajaran dengan menggunakan paket 75,8%. Ketercapaian hasil belajar sesuai yang diinginkan 27,5 % pada pembelajaran dengan metode konvensional dan 87,2% dengan menggunakan paket pembelajaran yang dikembangkan. DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Asmoro. Filsafat Umum (Edisi Revisi). Jakarta: RadjaGrafindo Persada, 2013. Arsyad,Azhar,Media Pembelajaran.Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2011. Asyhar, Rayandra, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta, 2012 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta, 2009. Anonim, Thinking Critically. Booklet Accompanies the Skill for Open Univercity Study, www. open.ac.uk/skills for Studi, 2008. Duren, Robert, dkk., Critical Thinking Framework For Any Dicipline, http/www.isetl org/ijtlhhe: International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, Volume 17, number 2, 2006. Dick, Walter. Lou Carey dan James Carey, The
Systemic Design of Instruction.Boston: Pearson, 2009. Event, Marie, An Verburght & Jan Elen., Critical Thinking in College Freshmen: The Impact of Secondary and Higher Education. www. sciedu.ca/ijhe. International Journal of Higher Education, Vol.2,N0.3, 2013. Gredler. Margaret E., Learning and Instruction, Theory Into Practice. Columbia Ohio: Perason, 2009. Thoib, Ismail.Filsafat Pendidikan Islam, Membangun Insan Muslim Berkarakter. Mataram: Lembaga Pengkajian-Publikasi Islam & Masyarakat (LEPPIM) IAIN Mataram, 2013. Jamaris, Martini, Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2010. Nawawi, Ismail, Managemen Pengetahuan (Knowledge Management), Teori dan Aplikasi Dalam Mewujudkan Daya Saing Organisasi Bisnis dan Publik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012. Oliva, Peter F. Developing The Curriculum. Boston: Pearson, 2004. Pecorino, Philip A.Critical Thinking and Philosophy. Queensborough Community College, Cuny: Spring & Fall, 1987. Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Depok: Radja Grafindo Persada, 2012. Sutrisno, Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK.Jakarta: Referensi, 2012. Tilaar, H.A.R., Multikulturalisme TantanganTantangan Global Masa Depan Dalam Transformasi Pendidikan Nasiona.Jakarta: Grafindo PT Gramedia, 2004. Zafri, Berpikir Kritis Pembelajaran Sejarah. FIS UNP: Jurnal Diakronika, 2012. Zuchdi, Darmiyati, Humanisasi Pendidikan, Menemukan Kembali Pendidikan Yang Manusiawi, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
21
2_ismail.indd 21
07/11/2016 11:26:33