e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MATERI TRANSPORTASI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD NEGERI 3 PEGADUNGAN Nyoman Agus Susanta, I Wayan Romi Sudhita, I Komang Sudarma Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah nilai siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV di SD Negeri 3 Pegadungan masih belum memuaskan, pembelajaran bersifat konfensional, dan media yang mendukung pada mata pelajaran Bahasa Indonesia belum tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui rancang bangun multimedia interaktif yang dikembangkan, 2) mengetahui kualitas hasil pengembangan multimedia interaktif yang dikembangkan. Model penelitian yang digunakkan dalam penelitian ini model pengembangan produk ADDIE yang dikembangkan oleh Tegeh dan Kirna. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan dengan metode angket yang selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis deskriftif kuantitatif dan teknik analisis deskriptif. Subjek data terdiri dari satu ahli isi/materi bidang studi, satu ahli media pembelajaran, satu ahli desain pembelajaran, enam siswa untuk uji perorangan, duabelas siswa untuk kelompok kecil. Hasil penelitian ini adalah Multimedia Interaktif yang layak pakai sesuai dengan karakteristik siswa. Hasil validasi data menunjukkan tingkat pencapaian media ini (1) uji ahli isi mata pelajaran Bahasa Indinesia pada kualifiksi baik (persentase = 82%), (2) uji ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi baik (persentase = 78%), (3) uji ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi baik (presentase = 88%), (4) uji coba perorangan berada pada kualifikasi baik (persentase = 88,66%), uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik (persentase = 92,75%) . Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan kualitas Multimedia Interaktif baik dan dapat digunakan di kelas IV SD Negeri 3 Pegadungan. Kata kunci: pengembangan, multimedia interaktif, bahasa indonesia
Abstract The problem of this study is scores for student of IV grade in SD Negeri 3 Pegadungan in for sciences is low, learning conventionally, and media to support the Indonesian yet available. This study aims to : 1) know the results of Learning Interactive Multimedia Interaktive desing, 2) know the development’s quality of the Learning Interactive Multimedia which develoved. The research model in this study Development model in this study product development model developed by ADDIE. Data about quality product development were collected by questionnaire are then analyzed by qualitative descriptive analysis and quantitative descriptive analysis techniques. Subject try consist of a subject content axpert, an instructional media expert, an anstructional design axpert, six students for individual trials, twelve students to small group test. Results of this study was Learning Interactive Multimedia which suitable to used according to the characteristics of
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
students. are developed is good. The result showed (1) test content expert of sains subject on good qualification (percentage = 82%), (2) test instructional media expert on good qualification (percentage =78%), (3) test instructional design expert on good qualification (percentage =88%), (4) individual trial on good qualification (percentage 88,66%) and (5) small group test on very well qualification (percentage 92,75%). Based on these results can conclude a quality of Interactive Multimedia is good and can be used is class IV SD Negeri 3 Pegadungan on second semester. Keywords: development, interactive multimedia, indonesian languange
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan tempat berkumpulnya ilmu pengetahuan yang ada di dunia. Setiap manusia pasti ingin merasakan dan menikmati pendidikan. Sejak mereka dilahirkan sudah merasakan pendidikan dari lingkungan keluarga kemudian mendapat pendidikan-pendidikan lainnya di lingkungan lain seperti di sekolah dan masyarakat, Oleh karena itu pendidikan sangat diperlukan manusia untuk meraih masa depannya. Sekolah sebagai sarana pendidikan memiliki tugas dan fungsi tersendiri untuk menuntun manusia ke jalan yang lebih baik. Cara yang dilakukan oleh sebuah sekolah untuk mendidik manusia itu sendiri adalah dengan proses pembelajaran. Menurut Ardhana (2005) dalam proses pembelajaran perlu adanya suatu komponen pendukung untuk memaksimalkan dalam penyalurannya. Salah satu komponen pembelajaran yang amat penting diantaranya masalah media pembelajaran. Media memiliki peran yang penting untuk menjembatani penyampaian materi dalam proses pembelajaran. Guru yang mengajar siswa dengan media pembelajaran kemungkinan besar memperoleh hasil belajar yang baik pula. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar dapat terjadi. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa.
Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi yaitu guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajar, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan berupa materi pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Tanpa media pembelajaran, komunikasi tidak akan berjalan lancar dan proses pembelajaran juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Salah satu komponen dalam proses pembelajaran yaitu media yang merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi” (dalam, Sadiman, dkk, 2006). Sudikan (2004:4) menyatakan media pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang kurang seragam, sifat objek belajar yang kurang khusus sehingga tidak memungkinkan dipelajari tanpa media. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 20 mei 2012 dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia yaitu Gede Sudama, S.Pd, diketahui, bahwa salah satu kompetensi dasar yang kurang diminati dan dipahami siswa adalah menjelaskan petunjuk penggunaan suatu alat dengan bahasa yang baik dan benar. Dalam pembelajaran
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
transportasi banyak dijumpai siswa mengalami kesulitan dalam mendengarkan penjelasan symbol/lambang secara lisan atau tertulis. Penyebab kesulitan dalam mengajarkan yaitu dengan menggunakan metode ceramah dalam kelas sehingga siswa akan merasakan jenuh dan bosan. Sehingga pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk mampu dalam mencari metode atau teknik yang bisa membuat siswa mudah dalam memahami materi transportasi. Selama ini guru hanya menggunakan LKS dan buku panduan. Menurut guru, ia kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia karena dibutuhkan sarana dan prasarana belajar yang memadai untuk mencapai kompetensi dasar secara optimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru membutuhkan sarana dan prasarana belajar yang memadai seperti media pembelajaran, computer/laptop, LCD yang mampu menyajikan model pembelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan kurikulum 2008 (KTSP) dan standar kompetensi untuk Sekolah Dasar SD Negeri 3 Pegadungan. Media dalam pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikan guru. Pemilihan media pembelajaran yang benar dapat menunjang suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antara guru dan siswa. Saat ini beberapa bentuk penggunaan komputer sebagai media pembelajaran telah banyak dikembangkan contohnya multimedia pembelajaran. Sutopo (2003) menyatakan multimedia adalah perpaduan beberapa media yaitu media audio (suara), media visual (gambar maupun tulisan), dan animasi. Secara umum ada 2 jenis multimedia yaitu multimedia presentasi pembelajaran, dan software pembelajaran mandiri atau multimedia pembelajaran interaktif. Multimedia pembelajaran interaktif merupakan media yang belum banyak dikembangkan pada tingkat sekolah dasar. Berdasarkan uraian data di atas dan permasalahan yang didapatkan dari hasil wawancara di SD Negeri 3 Pegadungan,
maka peneliti dapat memberikan sebuah alternatif pemecahan masalah yaitu dengan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif yang merupakan gabungan dari beberapa komponen media seperti: teks, audio, grafik, animasi, simulasi dan video. Multimedia ini dikembangkan dalam format Compact Disc (CD). Keuntungan dari penggunaan Compact Disc (CD) adalah memungkinkan siswa untuk dapat belajar secara mandiri, interaktivitas yang tinggi, meningkatkan daya ingat siswa, serta lebih efektif dan efisien. Penggunaan multimedia interaktif ini dapat memfasilitasi siswa belajar aktif dan konsisten, dengan belajar yang berpusat pada siswa dan memandu untuk belajar lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan multimedia pembelajaran interaktif akan dapat lebih meningkatkan minat siswa untuk belajar. Maka dari itu, peneliti mengangkat masalah ini melalui suatu penelitian yang berjudul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Dengan Model Addie Untuk Materi Transportasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV DI SD Negeri 3 Pegadungan Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun 2012/2013”.
METODE Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan multimedia pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi transportasi untuk kelas IV di SD Negeri 3 Pegadungan tahun pelajaran 2012/2013 adalah model ADDIE. Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari. Kelebihan menggunakan metode pengembangan multimedia dengan model ADDIE dalam rancang bangun produk ini adalah memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain pembelajaran yang sederhana da mudah dipelajari. pembuatan produk ini lebih
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
terstruktur sehingga lebih memudahkan dan menghasilkan produk yang sesuai dengan konsep awal. Sesuai dengan model yang dipilih, analisis yang dilakukan meliputi: pembelajar, isi, dan lingkungan. Desain meliputi: tujuan, metode, dan evaluasi. Pengembangan dilakukan dengan memproduksi produk berupa transportasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Implementasi dilakukan validasi para ahli dan uji coba di SD Negeri 3 Pegadungan. Evaluasi dilakukan secara formatif pada tahapan pengembangan produk sesuia dengan model yang digunakan. Model ADDIE merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutanurutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan media belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Model ini sangat sesuai dengan penelitian dimana dalam tahapan-tahapannya memaparkan bagaimana alur dan sistematik kinerja penelitian pengembangan serta antar tahapan saling berkaitan. Model ini terdiri dari lima tahap kegiatan, seperti pada gambar berikut. Analyze
Implement
Evaluation
Design
Development Gambar 1 Tahapan Pengembangan (Sumber: Tegeh & Kirna 2010:81) (1) analisis (Analyze) yaitu bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan perlunya pengembangan multimedia
pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD. Untuk membantu guru dalam proses pembelajaran, agar guru tidak hanya menggunakan metode ceramah saja dan siswa merasa bosan sehingga tidak fokus dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru. Selain itu, pada tahap analisis kebutuhan ini diperlukan juga beberapa kegiatan termasuk di dalamnya yaitu merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan hasil analisis kurikulum di SD Negeri 3 Pegadungan, maka dapat diidentifikasi kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV adalah berbicara mendeskrifsikan secara lisan petunjuk penggunaan suatu alat, analisis sasaran yaitu objek sasaran dari multimedia pembelajaran interaktif mata pelajran Bahasa Indonesia yaitu siswa-siswi SD Negeri 3 Pegadungan dan para pendidik, peralatan dalam menggunakan media yaitu komputer/laptop dengan LCD. Peralatanperalatan tersebut dapat menampilkan isi multimedia pembelajaran interaktif; (2) mendesai produk (design) yaitu Desain produk dilakukan melalui dua tahap: (1) memilih dan menetapkan software yang digunakan, adapun pilihan software yang bisa digunakan untuk membuat media Multimedia pembelajaran interaktif adalah Powerpoint, Adobe Flash CS Professional dan didukung beberapa software lainnya seperti Macromedia Freehand 10, Adobe Phototshop Cs 3, Audacity, dan sebagainya (2) mengembangkan flow chart, untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal hingga akhir. (3) pengembangan (Development) yaitu pada tahap ini dilakukan pembuatan media pembelajaran. Proses pembuatan media berpedoman pada story board yang telah dibuat multimedia pembelajaran interaktif ini menggunakan software Powerpoint, Adobe Photoshop CS3, Cool Edit Pro sedangkan materi pokok diperoleh melalui (subtansi mata pelajaran Bahasa Indonesia) dan bahan pendukung seperti gambar, animasi, serta audio. Materi bersumber dari silabus, RPP, buku dan Buku paket SD Negeri Pegadungan.penggambilan gambar secara langsung, untuk
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
penggabungan suara dan gambar menggunakan Movie Maker, Audacity. (4) implementasi (Implementation) yaitu pada tahap ini dilakukan implementasi produk yang telah dikembangkan, hasil pengembangan media ini diterapkan dalam pembelajaran guna mengetahui kelayakan media berbasis multimedia interaktif. (5) evaluasi (Evaluation) yaitu tahap ini merupakan tahap yang dilakukan untuk mengevaluasi proses pengembangan produk sesuai dengan model yang digunakan. Pada tahap ini digunakan evaluasi formatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas media yang dikembangkan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket/kuisioner. Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dan hasil Tanya jawab ini dicatat. Sedangkan pengumpulan data melalui kuisioner atau angket dilakukan dengan memberikan suatu daftar pernyataanpernyataan kepada responden/subjek penelitian. Pada penelitian ini, kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli isi/materi pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran,uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil. Subjek coba dalam penelitian ini antara lain: I Gede Sudama, S.Pd. selaku ahli isi/materi, I Kadek Suartama, S.Pd, M.Pd. selaku ahli desain pembelajaran dan Dr. I Made Tegeh, M.Pd. selaku ahli media pembelajaran. Subjek coba pada uji perorangan yaitu 6 orang siswa kelas IV di SD Negeri 3 Pegadungan, keenam orang tersebut terdiri dari dua orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, dua orang siswa dengan prestasi belajar sedang dan dua orang siswa dengan prestasi belajar rendah. Pada uji coba kelompok kecil menggunakan 12 orang siswa kelas IV di SD Negeri 3 Pegadungan, keduabelas orang siswa tersebut terdiri dari empat orang siswa berprestasi belajar tinggi, empat orang berprestasi belajar sedang dan empat orang berprestasi belajar rendah.
Penelitian pengembangan ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli isi/materi bidang studi, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil. Selain melakukan analisis deskriptif seara kualitatif juga perlu dilaksanakan secara kuantitatif. Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari masingmasing subyek menurut Agung (2010:110) sebagai berikut. Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan terhadap hasil review dan uji coba produk dengan menggunakan tabel konversi tingkat pencapaian skala 5 yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1 Konversi Tingkat pencapaian Skala 5
(Sumber :Agung , 2010 :110)
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian pengembangan ini produk yang dihasilkan adalah multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SD Negeri 3 Pegadungan kelas IV pada materi “transportasi”. Tegeh dan Kirna salah satu model desain pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi. (1) analisis kebutuhan yaitu tahap awal yang dilakukan yakni mendapatkan informasi tentang gambaran umum SD Negeri 3 Pegadungan dengn melakukan wawancara dan interview. Wawancara dan interview dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan seputar kegiatan belajar di SD Negeri 3 Pegadungan. Narasumber dari kegiatan wawancara dan interview yakni kepala sekolah dan guru/wali kelas yang mengajar di SD Negeri 3 Pegadungan. Dari hasil wawancara dan interview didapat gambaran umum dari SD Negeri 3 Pegadungan yakni dalam pembelajaran guru mampu memaksimalkan penggunaan media dengan optimal. Dalam mengajar guru menggunakan metode ceramah (klasikal) dengan berbantuan papan tulis, computer, LCD sebagai media audio visual, Analisis karakteristik siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa di SD Negeri 3 Pegadungan. Hasil analisis berdasarkan observasi, ditemukan bahwa karakteristik siswa di SD Negeri 3 Pegadungan sangat heterogen bila ditinjau dari berbagai sudut seperti tingkat ekonomi, tingkat elektual, ras dan sebagainya. Disamping itu terdapat juga perbedaan gaya belajar, baik yang berupa gaya belajar visual maupun audio. Sehingga perlu dirancang sebuah media yang dapat mengakomodasi perbedaan karakteristik peserta didik di SD Negeri 3 Pegadungan, Analisis lingkungn/fasilitas yang ada di lingkungan SD Negeri 3 Pegadungan terbilang sudah memadai. (2) desain dalam perancangan hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan materi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan tuntutan kompetensi. Berdasarkan analisis kurikulum di SD Negeri 3 Pegadungan mata pelajaran yang akan dikembangakan untuk multimedia interaktif adalah Bahasa Indonesia dengaan Standar Kompetensi Mengenal transportasi “Transportasi” seperti yang telah dipaparkan pada BAB III. Tampilan rancang bangun media didesain sedemikian rupa agar pada nantinya media yang dikembangkan dapat
menarik minat siswa untuk mempelajarinya, hal itu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang ada di SD Negeri 3 Pegadungan. (3) pengembangan dimulai pegumpulan bahan atau materi pelajaran seperti materi pokok, aspek pendukung (teks, gambar, video, audio dan animasi). Kemudian dilanjutkan pada tahap penyusunan flowchatstoryboard. Flowchart berfungsi untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai dari awal hingga akhir. Sehingga pada dalam pembuatan produk selalu berpedoman pada flowchart yang telah dibuat. Sedangkan storyboard merupakan paparan secara garis besar alur cerita media yang dikembangkan dengan elemen-elemen yang disusun sehingga menghasilkan multimedia interaktif. Dalam kata lain, storyboard dapat diartikan sebagai uraian yang berisikan tentang penjelasan dari masing-masing alur dalam flowchart. Adapun flowchart dan storyboard yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran. (4) Implementasi merupakan langkah penerapan dalam pembelajaran yang dibuat. Pembelajaran dikemas sedemikian rupa sesuai dengan peran dan fungsinya agar dapat diterapkan. Dalam penerapan produk hal yang harus dilakukan melakukan validasi produk oleh para ahli diantaranya ahli isi, ahli media, dan ahli desain pembelajaran dan memperbaiki produk apabila terdapat perbaikan/revisi. Revisi dilakukan untuk menyempurnakan media yang telah dikembangkan agar lebih layak digunakan pada pembelajaran nantinya.Setelah multimedia interaktif melalui tahap revisi kemudian dilanjutkan dengan melakukan validasi produk baik uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil di SD Negeri 3 Pegadungan. Tahapan dan hasil validasi uji ahli dan uji siswa secara lebih terperinci dapat dilihat pada pembahasan validasi produk. (5) Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas multimedia interaktif yang dikembangkandan menyempurnakan berdasarkan saran dan revisi ahli isi, ahli media pembelajaran, ahli desain pembelajaran dan uji coba siswa. Hal ini
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
dilakukan agar media yang telah dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran khususnya di SD Negeri 3 Pegadungan. Berdasarkan hasil penelitian dari ahli media pembelajaran, terungkap bahwa sebagian besar penilaian tersebar pada skor 3(cukup), 4 (baik) dan skor 5 (sangat baik). Jika dikonversi ke dalam tabel konversi PAP skala 5 kualitas aspek multimedia termasuk dalam kualifikasi baik dengan persentase 78%. Jika dikaji dari aspek media pembelajaran terdapat kriteria-kriteria desain multimedia pembelajaran interaktif antara lain: (1) media yang dikembangkan disesuaikan dengan kemampuan pengguna. Petunjuk penggunaan yang jelas, serta alur dan navigasi yang jelas dan benar, memberikan kemudahan, dan kejelasan bagi siswa dalam menggunakan media (2) pengembangan multimedia interaktif pembelajaran ini memperhatikan prinsipprinsip desain, seperti prinsip kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan dengan memadukan berbagai elemen-elemen desain seperti pemanfaatan bentuk, garis, ruang, tekstur, dan warna tepat dan benar (3) pemilihan jenis huruf yang tergolong dalam jenis sans serif dalam multimedia interaktif ini merupakan jenis huruf yang mencirikan karakter siswa yang lebih tertarik dengan huruf yang tidak kaku dan formal, jenis huruf Chlorinar dengan ukuran 36 pt digunakan sebagai tittle text atau judul dari multimedia yang dikembangkan, ukuranya sengaja dibuat lebih besar agar judul menjadi bagian yang lebih menonjol dari elemen yang lain. Jenis huruf Calibri dengan ukuran 13 pt digunakan sebagai judul dari setiap icon. Jenis huruf Comic Sans MS dengan ukuran 24 pt digunakan sebagai body text atau isi dari materi. Pengaturan spasi dan penempatan tulisan pada jendela tampilan sangat diperhatikan agar siswa mampu memfokuskan perhatian dan menyerap isi materi dengan baik. Sehingga ketepatan jenis, ukuran, dan spasi tulisan yang digunakan pada media pembelajaran sesuai
dengan kerakteristik anak, (4) gambar, diagram, foto, dan grafik dalam multimedia interaktif ini sesuai dengan fungsinya sebagai kumunikasi visual, sehingga mampu menjelaskan materi yang hrus dipahami siswa, (5) ketepatan penggunaan warna dalam multimedia interaktif ini sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar (6) penggunaan animasi, music dan sound effect, narasi, dan video dalam multimedia interaktif ini merupakan pendukung dalam menyajikan materi, sehingga diperoleh pemahaman yang lebih detail bagi siswa, (7) desain sampul dan label CD dalam multimedia interaktif ini mempresentasikan isi dari multimedia tersebut yaitu menggambarkan alat transportasi dalam kehidupan sehai-hari, sehingga mewakili isi dari CD multimedian tersebut, Cover dan label dibuat semenarik mungkin agar pengguna berminat untuk menggunakanya. Dengan demikian multimedia interaktif transportasi ini layak digunakan untuk membantu proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli desain pembelajaran kualitas aspek desain termasuk kriteria baik dengan persentase 88%, Jika di kaji dari aspek desain pembelajaran terungkap bahwa sebagian besar penilaian ahli desain pembelajaran terhadap criteria-kriteria multimedia pembelajaran interaktif tersebar pada skor 5 (sangat baik) dan 4 (baik) karena dilihat dari: (1) penentuan tujuan pembelajaran dalam multimedia ini di sesuaikan dengan karakteristik siswa, lingkungan sekolah, kurikulum 2008 (KTSP), dan standar kompetensi untuk Sekolah Dasar, (2) materi yang disajikan dalam multimedia ini dikemas dalam bentuk teks, gambar, animasi, dan video sehingga makin besar kemungkinan materi dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan siswa, (3) pemanfaatan sumber pembelajaran yang releven dengan materi dalam multimedia membuat siswa termotivasi dan menarik perhatian siswa pada saat proses pembelajaran, (4) kesesuaian evaluasi dengan indikator dan kejelasan petunjuk mengerjakan soal dalam
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
multimedia ini mampu mengukur ketuntasan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam RPP. Dengan demikian multimedia interaktif transportasi ini layak digunakan untuk membantu proses pembelajaran.
menggunakan warna biru karena biru identik dengan kesan harmoni dan menyejukan.
Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi, terungkap bahwa sebagian besar penilaian guru mata pelajaran Bahasa Indonesia terhadap komponen-komponen CD multimedia interaktif ini tersebar pada skor 5 (sangat baik) dan skor 4 (baik). Jika dikaji ahli materi memberikan penilaian pada kriteria baik dengan presentase 82%. Dari segi sisi, materi yang disampaikan di dalam multimedia interaktif ini sesuai dengan pokok bahasan transportasi yang berasal dari sumber terpercaya dan kebenaran materi tersebut dapat dipertanggung jawabkan dengan melampirkan sumber materi yang digunakan, serta materi yang disampaikan sudah sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru dalam RPP. Selain itu ketepatan contoh soal dan kesesuaian soal dalam evaluasi dengan materi pelajaran juga sudah mampu mengukur dan menunjukkan sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan. Multimedia tersebut memberi kontribusi yang cukup besar dalam memotivasi minat belajar siswa dan hasil yang lebih maksimal dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan demikian multimedia interaktif transportasi ini layak digunakan untuk membantu proses pembelajaran.
Audio adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan belajar (Angela & Cheung (dalam Sudhata dan Tegeh, 2009). Audio dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa misalnya pada intro multimedia pembelajaran interaktif ini dipilih background audio yang memberikan kesan ceria dan semangat sehingga siswa tertarik untuk menyimak dan mengikuti alur media. Hal ini sesuai dengan penilaian dari ahli media pembelajaran yang memberikan nilai yaitu 1) unsur audio jelas diberi skor 5, 2) penggunaan musik dan sound effek sesuai diberi skor 4, 3) setiap audio, sound effek yang digunakan kualitas bagus dan jelas diberi skor 4 dan 4) suara tutor sinkron dengan teks dan grafis yang dijelaskan diberi skor 4. Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapaat disimpulkan bahwa pada aspek audio yang dinilai oleh ahli media berada pada kualifikasi baik. Selain dari ahli media pembelajaran kejelasan audio juga diberi penilaian dari uji perorangan dengan nilai yaitu kejelasan suara diberi skor 4,5 berada pada kualifikasi baik. Selain kedua hasil uji coba di atas kualitas penggunaan audio juga didukung dri hasil uji coba kelompok kecil yang memberikan penilaian yaitu kejelasan suara diberi skor 4,58 berada pada kualifikasi sangat baik. Berdasarkan pada hasil penilaian ketiga uji coba di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan audio pada multimedia pembelajaran tersebut berada pada kualifikasi baik.
Warna menurut Sudhata dan Tegeh, (2009:78) dapat memberi efek besar dalam suatu desain. Warna dapat dikaitkan dengan topik dan warna juga mempengaruhi aspek psikologis. Berdasarkan hal tersebut maka warna yang digunakan dalam pengembangan multimedia pembelajaran ini menggunakan perpaduan dari berbagai macam warna agar terlihat meriah dan lebih menarik, ini didasari dari sasaran media yaitu anak kelas IV SD. Pemilihan warna dalam pengembangan multimedia ini lebih dominan
Teks dalam elemen desain pembelajaran menurut Sudhata dan Tegeh, (2009: 81) dibedakan ke dalam dua bagian yaitu body text dan title text. Body text berisi informasi tentang materi, huruf yang digunakan kecil namun mudah dibaca. text. Media pembelaran yang dikembangkan menggunakan huruf yang mudah dibaca yaitu Times New Roman, hal ini di buktikan dari penilaian dari uji perorangan dengan penilaian yaitu kualitas teks yang digunakan diberi skor 4,83 dari skor ini dapat
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
disimpulkan bahwa teks sesuai dengan penilaian dari uji coba perorangan berada pada kulifikasi sangat baik. Selain itu hasil uji coba kelompok kecil juga menunjukkan penilaian terhadap kualitas teks yang digunakan dengan memberikan skor 4,58 dari skor ini dapat disimpulkan bahwa teks sesuai dengan penilaian dari uji coba kelompok kecil berada pada kulifikasi sangat baik. Animasi menurut Angela & Cheung (dalam Sudhata dan Tegeh, 2009) memiliki kelebihan yaitu a) dapat menggambarkan yang biasanya tidak kelihatan, b) animasi memerlukan ruang memori yang lebih kecil dari pada video clip. Animasi dalam multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan menarik dapat mempermudah siswa dalam memahami materi. Hal ini di buktikan dengan penilaian dari ahli media yaitu 1) unsur animasi sesuai dengan materi diberi skor 4, 2) animasi mempermudah pemahaman materi diberi skor 4, dan 3) uraian animasi dengan materi sesuai diberi skor 4. Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa animasi pada multimedia pembelajaran tersebut berada pada kualifikasi baik. Video menurut Angela & Cheung (dalam Sudhata dan Tegeh, 2009) memiliki kelebihan yaitu dapat menunjukkan situasi yang nyata kepada siswa sehingga siswa dapat melihat gambar yang terbaik. Video dalam multimedia pembelajaran yang dikembangkan dapat menunjukkan situasi nyata seperti cara menggunakan transportasi. Jadi untuk bisa belajar cara menggunakan alat transportasi ini siswa bisa melihatnya pada video yang ada pada multimedia pembelajaran interaktif. Video tersebut menarik dan dapat mempermudah siswa dalam memahai materi. Hal ini terbukti dari hasil penilaian dari uji perorangan, uji kelompok kecil, dan ahli media pembelajaran. Pada uji perorangan hasil penilaiannya yaitu kejelasan dan kemenarikan video yang digunakan diberi skor 4,1 berada pada kualifikasi baik. Pada uji kelompok kecil
penilaian yang diberikan yaitu kejelasan dan kemenarikan video yang digunakan diberi skor 4,4 berada pada kualifikasi baik. Hasil penilaian dari ahli media pembelajaran yaitu 1) unsur video sesuai dengan materi diberi skor 4 dan 2) kualitas video yang digunakan bagus dan jelas diberi skor 4. Berdasarkan penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa video sesuai dengan penilaian ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi baik. Dari ketiga hasil penilaian di atas dapat disimpulkan bahwa video dalam multimedia pembelajaran interaktif memiliki kualifikasi baik. Sebagai produk pengembangan yang telah direvisi berdasarkan penilaian dari ahli isi mata pelajaran, ahli media pembelajaran, dan ahli desain pembelajaran, selanjutnya dilakukan uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil terhadap media yang dikembangkan. Setelah dikonversi ke dalam tabel konversi skala 5 kualitas aspek multimedia interaktif dalam uji coba perorangan termasuk dalam kualifikasi baik dengan persentase 88,66%. Sedangkan hasil uji coba kelompok kecil yang didapat tidak jauh berbeda dengan hasil uji coba perorangan, setelah dikonversi ke dalam tabel konversi skala 5 kualitas aspek multimedia dalam uji coba kelompok kecil termasuk dalam kualifikasi sangat baik dengaan persentase 92,75%. Ini menunjukkan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan layak digunakan karena multimedia interaktif ini mempunyai struktur media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik sehingga sangat membantu peserta didik dalam belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setelah dikaji oleh ahli isi/materi bidang studi, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji perorangan, dan uji kelompok kecil, multimedia pembelajaran yang dikembangkan berada pada kualifikasi baik dan layak untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014)
Bahasa Indonesia untuk kelas IV SD khususnya pada pokok bahasan ”Transportasi”. SIMPULAN DAN SARAN Dalam proses rancang bangun ini penulis menggunakan model penelitian pengembangan. Pengembangan yang digunakan dalam pengembangan multimedia interaktif adalah model ADDIE. Rancang bangun pada pengembangan multimedia interaktif (analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi). Kelebihan menggunakan metode pengembangan model ADDIE ini adalah tahapan-tahapanya yang terstruktur dimulai dari tahap analisis sampai tahap evaluasi. Saran bagi peneliti lain adalah penelitian ini, hanya menguji sampai batas validitas sebuah multimedia pembelajaran, untuk kedepanya diharapkan pengembangan media khususnya multimedia pembelajaran dilakukan uji efektifitas media, sehingga media yang dikembangkan lebih berdaya guna dan dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setulustulunya kepada : Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd. , selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak memberikan arahan, petunjuk, dan saran dalam pelaksanaan penelitian. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd. , selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan yang telah memotivasi petunjuk dalam pelaksanaan penelitian, Drs I Wayan Romi Sudhita, M.Pd. selaku pembimbing I dan Dr. I Komang Sudarma, S.Pd. , M.Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, petunjuk, dan saran dalam pelaksanaan penelitian, para Dosen di
Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha yang telah banyak memotivasi dan rekan-rekan mahasiswa Teknologi Pendidikan yang telah ikut membantu dalam penelitian ini.
DAFTAR RUJUKAN Agung, Anak Agung Gede. 2010. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: UNDIKSHA Ardhana, I Wayan. 2002. Konsep Penelitian Pengembangan dalam Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Makalah Disampaikan pada LokakaryaNasional Angkatan II Metodologi Penelitian Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang Sadiman, Arief dkk. 2006.Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suartama, I Kadek 2012.Penelitian Pengembangan (Pengembangan Compact Disc (CD) Multimedia Interaktif Pada Mata Kuliah Media Pembelajaran). Singaraja; Undiksha. Sudarma, I Komang dan I Made Tegeh. 2007. Penelitian Pengembangan (Pengembangan Produk-Produk di Bidang Teknologi Pendidikan). Makalah Disajikan dalam Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian Pengembangan di JurusanTeknologi Pendidikan Undiksha. Singaraja: 15 Januari Sudatha, I Gde Wawan dan I Made Tegeh.2009. Desain Multimedia Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sutopo, Ariesto Hadi. 2003. Multimedia pembelajaran Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu Tegeh, I Made dan I Made Kirna. 2010. Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja