PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI (Penelitian dan Pengembangan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMA Negeri di Kota Serang)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pengembangan Kurikulum
Oleh SANUSI 0808172
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonedia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan
bangsa.
Pendidikan
juga
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efesiensi manajemen pendidikan, pemerataan pendidikan itu diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan globalisasi. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan perkembangan zaman.
1
2
Proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah merupakan manifestasi dari suatu proses pendidikan. Oleh karena itu keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah merupakan cerminan dari keberhasilan pendidikan. Keberhasilan proses belajar mengajar siswa di sekolah ditentukan oleh faktor yang berasal dari diri siswa dan faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor dari diri siswa misalnya kondisi fisiologis dan psikologis siswa. Faktor dari luar siswa misalnya faktor lingkungan dan faktor instrumen pendidikan. Faktor lingkungan, terutama guru sangat besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan proses belajar. Keberhasilan pencapaian target kurikulum tidak terlepas dari kemampuan guru sebagai ujung tombak dalam pengalihan pengetahuan yang sekaligus sebagai motivator dalam proses pembelajaran. Adanya perbedaan penguasaan materi pelajaran antar guru serta perlunya perbaikan metode penyajian, penggunaan alat/media pelajaran, dan sistem penilaian akan berdampak pada mutu pendidikan. Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran merupakan bagian dari usaha peningkatan mutu pendidikan, di mana guru mempunyai peranan yang sangat penting sebagai dinamisator kurikulum dan bahan ajar yang dilaksanakan sesuai dengan tingkat dan perkembangan peserta didik melalui penguasaan didaktik dan metodik. Mata pelajaran bahasa Indonesia yang tertera dalam kurikulum pendidikan adalah mata pelajaran yang bersifat wajib, dan diberikan kepada seluruh siswa di setiap jenjang pendidikan. Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah: (1) siswa dapat menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia, (2)
3
dapat membina persatuan dan kesatuan bangsa, (3) meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, (4) pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia melalui khasanah kesastraan Indonesia, dan (5) sebagai sarana penyebarluasan pemakaian bahasa dan sastra Indonesia untuk berbagai keperluan. Pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar siswa terampil dalam berbahasa yang meliputi: terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Walaupun pelajaran bahasa Indonesia diajarkan sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi, kompetensi bahasa Indonesia siswa tidaklah menggembirakan. Data hasil ujian nasional (UN) tiga tahun terakhir menunjukkan penurunan nilai bahasa Indonesia. Selama ini bahasa Indonesia ditempatkan siswa sebagai mata pelajaran kurang favorit, setelah mata pelajaran eksakta dan ilmu sosial lain. Kondisi ini diperparah, karena bahasa Indonesia di beberapa sekolah, diajarkan oleh guru di luar bidang studi rumpun bahasa, antara lain dari bidang hukum, agama, olahraga, sejarah, bahkan matematika. Persoalan guru bahasa Indonesia tidak hanya pada soal kuantitas saja, tetapi lebih pada kualitas. Pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara benar memiliki nilai positif baik bagi siswa maupun bagi guru. Sesuai dengan salah satu fungsi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang tercantum dalam kurikulum dinyatakan bahwa, mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berfungsi sebagai sarana pengembangan penalaran. Salah satu tujuan umum pengajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
4
kematangan emosional, dan kematangan sosial. Dalam rambu-rambu dituliskan bahwa pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Selain itu, juga diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa (Depdiknas, 2004). Pengajaran Bahasa Indonesia tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Menulis adalah menuangkan ide atau gagasan ke dalam rangkaian-rangkaian kalimat berdasarkan data yang didapat, sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa. Tujuan
utama
pembelajaran
menulis
adalah
agar
siswa
mampu
mengungkapkan gagasan, pendapat dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran menulis. Melalui keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat mengembangkan kreatifitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih, tapi hal ini bukan berarti pembelajaran ketiga keterampilan belajar yang lain bisa kurang diperhatikan. Keempat keterampilan ini saling berkaitan dan saling mendukung, dua dari empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan berbicara dan menulis merupakan kegiatan produktif, sedangkan keterampilan membaca dan menyimak merupakan kegiatan reseptif. Kegiatan berbicara dan menulis dikatakan kegiatan produktif karena kedua keterampilan ini menghasilkan hasil karya berupa ide atau gagasan yang dituangkan melalui lisan dan tulisan,
5
sedangkan kegiatan mendengar dan membaca disebut kegiatan reseptif karena melalui kegiatan ini orang akan menerima ide atau gagasan orang lain. Untuk mengembangkan keterampilan menulis guru harus kreatif untuk mencari, menemukan, dan menggunakan metode-metode pembalajaran yang efektif. Guru yang kreatif akan berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif guna pencapaian tujuan pembelajaran atau penguasaan sejumlah keterampilan. Salah satu jenis kegiatan pembelajaran menulis yang terdapat pada Kurikulum Satuan Pendidikan adalah menulis resensi buku, resensi buku adalah tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah karya tulis. Tujuan penulisan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah karya tulis iu layak dibaca atau tidak layak dibaca. Kajian yang akan di bahas dalam penelitian ini ialah mengenai menulis resensi. Pembelajaran menulis resensi yang sekarang ini masih dominan menggunakan cara-cara konvensional, orientasi belajar masih berpusat pada guru dan bukan pada siswa. Permasalahan yang masih ada di sebagian sekolah adalah kurangnya keterlibatan siswa di kelas. Selain itu, metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis resensi kurang bervariasi sehingga siswa tampak bosan dan kurang termotivasi untuk belajar. Dengan adanya pembaharuan dan pengembangan strategi pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan pencapaian hasil belajar Bahasa Indonesia sekaligus siswa lebih aktif dalam belajar.
6
Demikian pula dengan pembelajaran menulis resensi pada siswa SMA Kota Serang masih mengalami berbagai masalah. Hal itu dibuktikan dengan siswa masih mengalami kesulitan dalam menuangkan idenya ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, pada umumnya siswa belum maksimal menguraikan secara runtut mengenai keunggulan atau kelemahan sebuah buku. Bertolak dari permasalahan yang ada, peneliti bekerja sama dengan guru bahasa Indonesia SMA Negeri Kota Serang merasa sangat perlu untuk mengadakan perbaikan terhadap model pembelajaran keterampilan menulis resensi bagi siswa yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran guru. Seiring dengan berubahnya kurikulum yang diterapkan di setiap satuan pendidikan, perubahan tersebut hendaknya diikuti dengan perubahan paradigma berfikir dan kinerja para guru, untuk meningkatkan mutu pendidikan, guru harus meninggalkan cara-cara konvensional dalam mengelola pembalajaran di kelas. Dua hal yang melatarbelakangi penelitian ini pertama kenyataan di lapangan saat ini masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran ekspositori dengan metode ceramah untuk mengajarkan seluruh materi pembelajaran, atau dengan kata lain seluruh materi pembelajaran disampaikan dengan metode ceramah. Hal ini disebabkan karena guru enggan atau mungkin kurang menguasai metode-metode pembelajaran yang lebih inovatif, bervariasi, dan efektif untuk materi pembelajaran tertentu sehingga dapat menarik minat siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
7
Kedua, masalah pembelajaran menulis resensi buku di SMA, berdasarkan hasil pengamatan sekilas yang penulis lakukan di SMA Negeri Kota Serang, ditemukan penguasaan keterampilan menulis siswa masih rendah terutama menulis resensi. Data
ini diperoleh dari nilai formatif pembelajaran menulis
resensi yang rendah. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya nilai formatif pembelajaran menulis resensi, di antaranya karena guru dalam menyajikan pembelajaran ini menggunakan metode ceramah dan penugasan saja, sehingga anak setelah mendapatkan penjelasan dari guru
menjadi bingung ketika
ditugaskan untuk menulis sebuah resensi. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang efektif pada akhirnya berakibat pada rendahnya nilai formatif pembelajaran menulis resensi merupakan dua hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini penulis ingin mengembangkan metode pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC). Pengembangan metode pembelajaran ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan yang ada. Metode pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa terutama menulis resensi. Sehubungan dengan uraian tersebut, dalam rangka penulisan tesis ini, penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai pengembangan model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (CIRC) sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa terutama menulis resensi buku. Hasil penelitian ini akan dituangkan dalam tesis yang diberi judul “Pengembangan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And
8
Composition (CIRC) sebagai Upaya dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Resensi (Penelitian dan Pengembangan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMA Negeri di Kota Serang)”
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah Penelitian ini secara umum membahas masalah pembelajaran bahasa Indonesia, seperti telah dijelaskan di atas. Pembelajaran bahasa Indonesia tersebut menekankan pada pencapaian empat kemampuan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Pada penelitian ini penulis akan meneliti permasalahan yang terdapat pada pembelajaran membaca dan menulis, agar penelitian ini terarah dan memperoleh gambaran yang jelas penulis perlu merumuskan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: model pembelajaran kooperatif bagaimana yang dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis resensi ? 2. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang ada pada penelitian ini penulis perlu membatasi masalah yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar penelitian mempunyai arah yang jelas dan lebih tepat sasaran. Penelitian ini dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan keterampilan menulis resensi.
C. Pertanyaan Penelitian Untuk lebih memperjelas rumusan masalah tersebut, berikut ini dipaparkan beberapa pertanyaan penelitian,
9
1. Model pembelajaran bagaimana yang selama ini digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia? 2. Desain pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) bagaimana yang dapat meningkatkan keterampilan menulis resensi pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMA Negeri Kota Serang? 3. Seberapa efektifkah desain model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam meningkatkan keterampilan menulis resensi pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMA Negeri Kota Serang? 4. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)?
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mendeskripsikan model pembelajaran menulis yang selama ini digunakan oleh guru pada mata pelajaran bahasa Indonesia?
2.
Mengembangkan desain model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk meningkatkan keterampilan menulis resensi pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMA Negeri Kota Serang
3.
Mendeskripsikan efektifitas desain model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam meningkatkan keterampilan menulis resensi pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMA Negeri Kota Serang
10
4.
Mendeskripsikan
langkah-langkah
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
E.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu model pembelajaran
kooperatif yang terintegrasi antara membaca dan menulis yang dapat meningkatkan keterampilan menulis resensi siswa SMA, ada dua manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini secara teoritis diharapkan bermanfaat bagi: a. Pengembangan teori pada bidang pembelajaran bahasa Indonesia b. Studi pengembangan kurikulum dalam mengembangkan model-model pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: a. Bagi kepala sekolah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XI SMA Negeri Kota Serang b. Bagi guru bahasa Indonesia sebagai bekal dalam mengembangkan model pembelajaran dan diharapkan dapat memperkaya khazanah model pembelajaran bahasa Indonesia. c. Bagi peneliti diharapkan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dapat
meningkatkan keterampilan
11
menulis resensi pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa SMA Negeri Kota Serang
F.
Definisi Operasional Penelitian ini berjudul “Pengembangkan Model Pembelajaran Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) Sebagai Upaya dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Resensi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI SMA Negeri Kota Serang” Agar konsep tiap variabel pada judul tersebut menjadi jelas, berikut ini dirumuskan definisi operasional: 1.
Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah
sebuah model yang dikembangkan dari model pembelajaran kooperatif, Model ini merupakan sebuah program yang komprehensif untuk diterapkan dalam pembelajaran membaca dan menulis. Pengembangan CIRC dihasilkan dari sebuah analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa. 2.
Keterampilan Menulis Resensi Keterampilan menulis resensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa
dalam menuliskan sebuah resensi. Resensi adalah tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah karya tulis. Tujuan penulisan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah karya tulis tersebut layak dibaca atau kurang layak dibaca oleh masyarakat.