PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Julison Halawa NIM: 131134202
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Julison Halawa NIM: 131134202
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus yang telah menuntun, menolong, dan mecukupkan segala keperluanku sampai saat ini. Bapak Yeoh Seng Eng selaku President Leader of Care Channels International (CCI) yang telah memberikan dukungan dari awal kuliah hingga proses ini selesai. Ibu Pdt. Sara Sapan dan segenap keluarga besar Sekolah Tinggi Theologia Injil Bhakti Caraka (STTIBC) Batam, yang tidak pernah lelah mendoakan segala kelancaran perkuliahan saya. Bapak Yudhanto Edi Hastomo selaku team leader di CCI Yogyakarta dan Timor Leste beserta kak Janette dan seluruh staf yang selalu memberikan dukungan untuk saya. Care Channels International dan PPHBC dari Singapore, yang telah mensponsori seluruh biaya perkuliahan sampai selesai. Kepada adik saya Ina Forus Halawa yang selalu memberi dukungan disaat ada kesulitan. Kepada seluruh keluarga besar saya, saudara-saudara saya yang ada di pulau Nias, yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan untuk saya. Keluarga mba Imelda dan mas Danar yang yang telah memberikan kemudahan bagi saya untuk masalah tempat tinggal sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Teman-teman payung PGSD yang selalu bekerjasama dengan baik dan telah memberi dukungan serta semangat untuk saya. Segala pihak yang telah mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa diucapkan satu per satu
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “ Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikian firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29: 11)”.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA. Julison Halawa Universistas Sanata Dharma 2017 Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya ketersediaan dan penggunaan LKS yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Penelitian dilaksanakan pada sampel yaitu SD Negeri Perumnas Condongcatur pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi sifat-sifat cahaya dengan berpedoman pada LKS yang sudah ada yang mengacu pada kurikulum 2013, kemudian mengembangkan LKS tesebut dengan kualitas baik. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Dick & Carey (dalam Setiyosari, 2013). Model tersebut dimodifikasi ke dalam delapan langkah pengembangan yaitu, analisis kebutuhan, merumuskan tujuan, mengembangkan instrument, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik yang memiliki warna dan gambar yang menarik serta karakteristik yang menuntun siswa untuk belajar secara mandiri dan kreatif. Validasi LKS oleh ahli menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata skor dari masing-masing ahli adalah 3,79 dan 3,82. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa post-test lebih tinggi diri pada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 46,6 %. Dengan demikian, LKS berbasis pendekatan saintifik yang telah dikembangkan dari LKS yang sudah ada dengan mengacu pada kurikulum 2013, memiliki kualitas yang sangat baik dan membantu siswa dalam mempelajari materi sifat-sifat cahaya pada mata pelajaran IPA. Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, LKS, IPA, Pendekatan Saintifik, sifatsifat cahaya.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF SCIENCE WORKSHEET FOR ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS GRADE IV BASED ON SCIENTIFIC APPROACH WITH MATERIAL CHARACTERISTICS OF LIGHT. Julison Halawa Universistas Sanata Dharma 2017 The background of this study the lack of availability and the use of worksheets that were able to activate the students' learning in science subjects with material characteristics of light. The experiment was conducted on a sample in SD Negeri Perumnas Condongcatur in the fourth grade students of the school year 2016/2017. The purpose of this research to develop science worksheet based on scientific approach with the material characteristics of light guided by the existing worksheet referring to the curriculum in 2013, and then develop a proficiency level of worksheet with good quality. The method in this research used research and development (R & D). The model used is the model of Dick & Carey in Setiyosari (2013). The model was modified into eight steps, namely development, requirements analysis, formulating objectives, developing instruments, develop a strategy, develop the content of worksheet, formative evaluation, revision, and summative evaluation. The results showed that science worksheet based scientific approaches that have attractive colours and pictures as well as the characteristics that lead students to learn independently and creatively. Worksheet validation by experts showed excellent quality with a mean score of each expert is 3.79 and 3.82. Limited field trial showed that the value obtained student higher post-test themselves on the pre-test with the difference in the average value of 46.6%. Thus, it can be concluded that science worksheet based scientific approaches that have been developed from existing worksheet referring to the curriculum in 2013, has a very good quality and assist students in learning the material characteristics of light in science subjects. Keywords: research and development, worksheet, science, scientific approach, characteristics of light.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya dalam penyelesaikan skripsi yang berjudul pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD materi sifat-sifat cahay dengan tepat waktu. Skiripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada banyak pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd. Selaku Kaprodi PGSD. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Selaku Wakaprodi PGSD. 4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Selaku Dosen pembimbing I yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen pembimbing II yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 6. Ir. Sri Agustini, S., M.Pd. dan Sartini S.Pd yang membantu dalam proses validasi instrumen. 7. Mukija, S.Pd. SD. Kepala SD N Perumnas Condongcatur yang telah memberikan ijin dan kesempatan dalam pelaksanaan penelitian. 8. Sartini, S.Pd. Wali kelas IVA yang telah memberi ijin untuk melakukan uji coba lapangan terbatas produk LKS pada siswa. Segenap guru SD N Perumnas Condongcatur yang telah membantu dalam proses pengujian instrumen. 9. Siswa-siswi SD N Perumnas Condongcatur yang telah mebantu dalam uji coba lapangan terbatas. 10. Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang senantiasa membantu dalam proses perkuliahan dan skripsi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ..............................................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................ vi LEMBAR PERNYTAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii ABSTRAK ............................................................................................................................ viii ABSTRACT ............................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................................ xi DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................7 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................8 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................................8 1.4.1 Untuk Sekolah ...................................................................................................................8 1.4.2 Untuk Guru .......................................................................................................................8 1.4.3 Untuk Siswa ......................................................................................................................8 1.4.4 Untuk Peneliti ...................................................................................................................8 1.4.5 Untuk Prodi PGSD ............................................................................................................9 1.5 Spesifikasi Produk................................................................................................................9 1.6 Definisi Operasional...........................................................................................................10 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................12 2.1 Kajian Pustaka....................................................................................................................12 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ..........................................................................................12 2.1.1.1Teori Belajar Konstruktivisme ......................................................................................12
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.2 Teori Belajar Piaget......................................................................................................12 2.1.1.3 Teori Belajar Vygotsky ................................................................................................13 2.1.1.4 Belajar dan Pembelajaran .............................................................................................14 2.1.1.5 Hasil Belajar .................................................................................................................16 2.2 Pembelajaran IPA di SD .................................................................................................16 2.2.1 Hakikat IPA .....................................................................................................................16 2.2.2 Tujuan Pmebelajaran IPA SD .........................................................................................17 2.3 Pendekatan Saintifik ........................................................................................................18 2.3.1 Pengertian Pendekatan Saintifik .....................................................................................18 2.3.2 Ciri Karakteristik Pendekatan Saintifik ..........................................................................19 2.4 Lembar Kerja Siswa ........................................................................................................21 2.4.1 Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) ..........................................................................21 2.4.2 Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan LKS ...............................................................................22 2.4.3 Jenis-jenis LKS ...............................................................................................................23 2.4.4 Unsur-unsur LKS ............................................................................................................23 2.4.5 Langkah-langkah Pengembangan LKS ...........................................................................23 2.5 Sifat-sifat Cahaya .............................................................................................................25 2.5.1 Pengertian ........................................................................................................................25 2.5.2 Sifat-sifat Cahaya ............................................................................................................25 2.5.2.1 Cahaya Merambat Lurus ..............................................................................................25 2.5.2.2 Cahaya Dapat Menembus Benda Bening .....................................................................25 2.5.2.3 Cahaya Dapat Dipantulkan ..........................................................................................25 2.5.2.4 Cahaya Dapat Dibiaskan ..............................................................................................26 2.6 Penelitian yang Relevan...................................................................................................26 2.7 Kerangka Berpikir ...........................................................................................................30 2.8 Pertanyaan Penelitian ......................................................................................................31 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................................32 3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................................................32 3.2 Setting Penelitian ...............................................................................................................32 3.2.1 Subjek Peneltian ..............................................................................................................32 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.2 Objek Penelitian ..............................................................................................................33 3.2.3 Lokasi Penelitian .............................................................................................................33 3.2.4 Waktu Penelitian .............................................................................................................33 3.3 Rancangan Penelitian ......................................................................................................33 3.4 Prosedur Penelitian ..........................................................................................................37 3.4.1 Analisis Kebutuhan .........................................................................................................39 3.4.1.1 Analisis Pembelajaran ..................................................................................................39 3.4.1.2 Analisis Siswa ..............................................................................................................39 3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus ..........................................................................................40 3.4.3 Mengembangkan Instrumen ............................................................................................40 3.4.4 Mengembangakan Strategi ..............................................................................................40 3.4.5 Mengembangkan Isi LKS ...............................................................................................41 3.4.6 Evaluasi Formatif ............................................................................................................41 3.4.7 Revisi .............................................................................................................................41 3.4.8 Evaluasi Sumatif .............................................................................................................41 3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................41 3.5.1 Observasi .........................................................................................................................42 3.5.2 Wawancara ......................................................................................................................42 3.5.3 Kuesioner ........................................................................................................................43 3.5.4 Tes ...................................................................................................................................44 3.6 Instrumen Tes ...................................................................................................................44 3.6.1 Pedoman Observasi .........................................................................................................44 3.6.2 Pedoman Wawancara ......................................................................................................45 3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah .........................................................................................45 3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV ..........................................................................................46 3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas IV .........................................................................................47 3.6.3 Kuesioner ........................................................................................................................48 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan .....................................................................................48 3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk ..........................................................................................49 3.6.4 Soal Tes ...........................................................................................................................50 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.7 Triangulasi ........................................................................................................................53 3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................................................54 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif .................................................................................................55 3.8.2 Analisis Data Kualitatif ...................................................................................................58 BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN .......................................................60 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................................................60 4.1.1 Deskripsi Potensi Masalah ..............................................................................................60 4.1.1.1 Identifikasi Potensi .......................................................................................................60 4.1.1.2 Identifikasi Masalah .....................................................................................................60 4.1.2 Proses Pengembangan LKS ............................................................................................68 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ......................................................................................................68 4.1.2.2. Merumuskan Tujuan Khusus ......................................................................................69 4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen .........................................................................................70 4.1.2.4 Mengembangkan Strategi.............................................................................................72 4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ............................................................................................72 4.1.2.6 Evaluasi Formatif .........................................................................................................79 4.1.2.7 Revisi ...........................................................................................................................79 4.1.2.8 Evaluasi Sumatif ..........................................................................................................80 4.1.3 Kualitas LKS ...................................................................................................................80 4.2 Pembahasan ......................................................................................................................83 BAB V PENUTUP ..................................................................................................................90 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................90 5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................................................................90 5.3 Saran ...................................................................................................................................91 Daftar Referensi .....................................................................................................................92
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................44 Tabel 3.1 Kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV .......................................................44 Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara dengan kepala sekolah ............................................................45 Tabel 3.3. Pedoman wawancara dengan guru kelas IV ...........................................................46 Tabel 3.4 Pedoman wawancara siswa kelas IV .......................................................................47 Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner terbuka guru ..............................................................................48 Tabel 3.6 Kisi-kisi kuesioner tertutup guru..............................................................................48 Tabel 3.7 Kisi-kisi kuesioner siswa terbuka ............................................................................48 Tabel 3.8 Kisi-kisi kuesioner siswa tertutup ............................................................................48 Tabel 3.9 Kisi-kisi validasi produk ..........................................................................................49 Tabel 3.10 Kisi-kisi instrumen soal tes pilihan ganda .............................................................50 Tabel 3.11 Aspek penilaian validasi instrumen .......................................................................52 Tabel 3.12 Tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif ..........................................................57 Tabel 3.13 Tabel kategorisasi skor rerata hasil penilaian instrumen .......................................57 Tabel 4.1 Jenis dan tujuan instrumen .......................................................................................70 Tabel 4.2 hasil perhitungan validitas soal pilihan ganda .........................................................71 Tabel 4.3 Reliabilitas soal pilihan ganda .................................................................................71 Tabel 4.4 Pemetaan KI, KD, dan Indikator serta tujuan ..........................................................72 Tabel 4.5 Hasil revisi LKS berdasarkan komentar ahli dan siswa ...........................................80 Tabel 4.6 Hasil skor penilaian ahli ...........................................................................................81 Tabel 4.7 Hasil komentar siswa setelah menggunakan LKS ...................................................81 Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil pretest dan posttest .....................................................................81
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................30 Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................................................30 Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Dick & carey..........................34 Gambar 3.2 Prosedur pengembangan ......................................................................................38 Gambar 3.3 Triangulasi teknik pengumpulan data analisis kebutuhan....................................53 Gambar 3.4 Triangulasi sumber data .......................................................................................54 Gambar 3.5 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert............................56 Gambar 3.6 Rumus perhitungan presentasi jawaban pada kuesioner ......................................57 Gambar 3.7 Rumus perhitungan nilai pretest dan posttest.......................................................58 Gambar 4.1 Triangulasi sumber data wawancara identifikasi masalah ...................................64 Gambar 4.2 triangulasi teknik pengumpulan data....................................................................67 Gambar 4.3 kegiatan mengamati..............................................................................................75 Gambar 4.4 Kegiatan menanya ................................................................................................75 Gambar 4.5 Kegiatan menalar..................................................................................................76 Gambar 4.6 Kegiatan mencoba ................................................................................................76 Gambar 4.7 Kegiatan mengkomunikasikan .............................................................................77 Gambar 4.8 Kegiatan wawancara ............................................................................................78 Gambar 4.9 Kegiatan studi pustaka .........................................................................................78 Gambar 4.10 Rumus perhitungan pretest dan posttest .............................................................80 Gambar 4.11 Grafik perbedaan nilai pretest dan posttest pada masing-masing siswa ............82 Gambar 4.12 Rerata skor keseluruhan .....................................................................................82
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Lampiran ....................................................................................................................95 Lampiran 1 .............................................................................................................................95 Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman Observasi ........................................................95 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ......................................................96 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Oleh Ahli ........97 Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah .................................................99 Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ........................100 Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru ................................................................102 Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli .......................104 Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa ...............................................................106 Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan .....................................................................107 Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru .......................107 Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengisisan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa.....................111 Lampiran 3 Instrumen Test ................................................................................................113 Lampiran 3.1 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes Oleh Siswa Dalam Uji Empiris ...............113 Lampiran 3.2 Output SPSS Perhitungan Instrumen ...............................................................116 Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest .....................................................................118 Lampiran 3.4 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ...................................................................121 Lampiran 4 Validasi Produk ..............................................................................................124 Lampiran 4.1 Lembar Validasi Kuesioner Produk Oleh Ahli................................................124 Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi LKS Oleh Ahli............................................................128 Lampiran 5 Surat Penelitian ...............................................................................................138 Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian (Kampus) ........................................................................138 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian ................................................139 Lampiran 6 Foto kegiatan Ujicoba Lapangan Terbatas ..................................................140 Lampiran 7 Kurikulum Vitae .............................................................................................142
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan defenisi operasional. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam mencerdaskan bangsa. Pendidikan yang baik akan melahirkan generasi bangsa yang berkarakter dan bertanggung jawab. Beberapa ahli memberi defenisi tentang pendidikan. (Triwiyanto, 2014:
23)
menjelaskan
pendidikan
adalah
pengalaman-pengalaman
belajar
terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. (Dalam Soyomukti, 2015: 21, 30) menjelaskan pendidikan dalam arti luas pendidikan adalah proses untuk meberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Dalam arti
sempit, pendidikan merupan
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga tempat mendidik (mengajar). Dalam hal ini pendidikan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Soeratman (1981: 7) menyebutkan terdapat tiga tugas pusat pendidikan yaitu, 1) alam keluarga, pusat pendidikan yang pertama dan yang terpenting. Tugasnya mendidik budi pekerti dan laku sosial, 2) alam perguruan, pusat pendidikan yang berkewajiban mengusahakan kecerdasan pikiran dan memberi ilmu pengetahuan, dan 3) alam pemuda, membantu pendidik baik yang menuju kepada kecerdasan jiwa maupun budi pekerti. Melalui pendidikan, manusia berharap nilainilai
kemanusiaan
diwariskan,
bukan
sekedar
diwariskan
melainkan
menginternalisasi dalam watak dan kepribadian. Salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan adalah kurikulum. Konsep dasar kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapi tujuan pendidikan sekaligus merupakan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan (Arifin, 2011: 1-3). Kurikulum harus sesuai 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan UUD 1945 sehingga menggambarkan falsafah atau pandangan hidup suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kurikulum, untuk itu setiap mata pelajaran dikembangkan berdasarkan kurikulum yang ada. Hidayat (2013: 112 – 113) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup komptensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 memiliki gaya penyampaian yang berbeda, dalam penyampaiannya semua disampaikan dengan satu kesatuan yang utuh dalam sebuah kemasan tema. Kemasan tema mancakup beberapa muatan pelajaran di dalamnya antara lain: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, PKn, Agama, dan SBK. Kurikulum 2013 mampunyai 4 aspek atau 4 kompetensi Inti yang dipelajari oleh siswa, kompetensi inti 1 dan 2 menyangkut diri sendiri dan sosial sedangkan 3 dan 4 tentang pengetahuan dan keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan kurikulum 2013 mengacu pada pasal 36 Undang-undang No. 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman dan takwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunandaerah dan nasional; tuntutan dunia kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan global; dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan (Abdullah, 2014: 45). Kurikulum 2013 dalam pelaksanaannya memiliki ciri menggunakan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik. Tematik integratif ini menyatukan muatan pembelajaran dalam satu tema. Pendekatan saintifik memiliki ciri khas dengan 5 tahapannya (5 M ) yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan, sedangkan penilaian autentik yaitu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tentu di dalam pelaksanaan kurikulum ada beberapa pihak yang berperan. Guru merupakan pemeran utama dalam dunia pendidikan. Guru bertugas untuk mengelola pembelajaran di dalam kelas untuk memberikan peluang kepada siswa pada proses pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang efektif akan
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terwujud apabila guru mampu mengajak siswa berperan aktif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Belajar bukanlah sekedar mentrasfer ilmu kepada siswa, namun dibutuhkan keterlibatan siswa secara aktif sehingga ilmu yang didapat bukan hanya sekedar teori tetapi juga secara praktik. Model, metode, dan pendekatan pada pembelajaran merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam membantu guru melaksankan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Model pembelajaran digunakan agar siswa belajar secara mandiri dan guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran. Siswa perlu mencari tahu sendiri apa yang dipelajari sehingga mereka mudah memahami dan mengingat inti dari pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, proses belajar mengajar tidah hanya berlangsung di dalam ruang kelas saja, namun siswa juga dapat belajar melalui lingkungan sekitar dan mempelajari setiap permasalahan-permasalahan yang terjadi. Selain model, pendekatan sangat dibutuhkan di dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam kegiatan belajar adalah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapannya (Hosnan, 2014: 34). Melalui pendekatan sanintifik peserta didik diharapkan dapat berperan aktif serta belajar secara mandiri untuk menggali dan menemukan setiap potensi yang dimilikinya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru mengenai pendekatan saintifik, guru masih belum menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh, karena keterbatasan waktu dan juga pemahaman siswa yang beragam. Guru juga masih kesulitan memahami tahapan-tahapan dalam pendekatan saintifik. IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam, terjemahan dari Natural Science atau Sciences. Science (sains) artinya ilmu pengetahuan (Iskandar, 1997: 2). IPA merupakan salah satu matapelajaran yang dipelajari pada setiap jenjang pendidikan, salah satunya adalah SD. Sebagai sekumpulan pengetahuan, sains merupakan susunan sistematis hasil temuan yang dilakukan para ilmuwan. Hasil temuan tersebut berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori maupun model ke dalam kumpulan pengetahuan sesuai dengan bidang kajiannya, misalnya biologi, kimia,
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fisika, dan sebagainya (Fatonah, 2014: 6). IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah (Winaputra, dalam Samatowa, 2011: 3). Materi dalam pelajaran IPA SD sangat beragam, salah satunya adalah materi tentang sifat-sifat cahaya yang dipelajari oleh siswa pada semester pertama. Materi sifat-sifat cahaya ada begitu banyak sehingga perlu adanya upaya tersendiri untuk mengajarkan materi tersebut kepada siswa. Pembelajaran hendaknya dilakukan dengan multistragtegi dan multi media sehingga memberikan pengalaman belajar yang beragam bagi siswa (Susanto, 2013: 158). Pada kenyataannya, pembelajaran IPA masih dilakukan dengan metode yang kurang beragam. Hal yang serupa peneliti temui di SD N Perumnas Condongcatur. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada pembelajaran IPA, guru masih banyak menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas kepada siswa dalam pembelajaran. Guru menggunakan sumber belajar berupa buku cetak dan LKS khusus untuk guru. Guru menuliskan di papan tulis dengan menggunakan Board Marker tanpa melakukan suatu percobaan atau membawa media konkrit untuk ditunjukkan kepada siswa. Para siswa pun cenderung pasif dan kurang tertarik dalam pembelajaran. Selain itu dengan metode ceramah, pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan cenderung rendah. Hal tersebut dapat diketahui ketika guru bertanya kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah disampikan, sebagian besar siswa hanya diam dan tidak menjawab. Ketidak sediaan alat peraga membuat siswa semakin tidak memahami inti dari materi pelajaran yang disampaikan. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif Piaget, siswa Sekolah Dasar (SD) berada pada tahap operasional konkret (Wiyani, 2013: 38). Siswa SD sudah mamppu berpikir mengenai urutan sebab akibat dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan cara yang bervariasi. Proses pemikiran pada tahap operasional konkret diarahkan pada kejadian riil yang diamati oleh anak. Anak dapat memecahkan permasalahan yang kompleks selama permasalahan tersebut konkret dan tidak abstrak (Hergenhahn & Olson, 2010: 320). Berdasarkan dari urain di atas, penggunaan model, metode, dan pendekatan pada pembelajaran akan membantu
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa menemukan konsep pembelajarannya secara mandiri. Penggunaan media dan sumber belajar berupa LKS yang menuntun siswa untuk belajar secara mandiri akan lebih efektif. Selain belajr secara mandiri, siswa juga dapat berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, dalam hal ini siswa sendirilah yang mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapinya, guru hanya berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran di kelas, guru masih banyak mendominasi pembelajaran, siswa belum terlihat secara mandiri melakukan sebuah pengamatan terhadap objek yang diteliti. Selain menggunakan model dalam pembelajaran, guru juga menggunakan LKS. LKS digunakan untuk membantu peserta didik dalam melakukan tugas di dalam kelas maupun di luar kelas. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru melaui wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD N Perumnas Condongcatur, peneliti menemukan bahawa di SD tersebut telah menggunakan LKS, namun LKS tersebut masih berisi dengan materi pelajaran dan soal-soal. Seringkali guru hanya meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS tersebut. LKS yang digunakan siswa selama ini belum mengaktifkan siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa dengan sangat mudah mengerjakan soal-soal yang terdapat di dalam LKS karena terdapat materi pembelajaran. Seringkali siswa mengerajakan LKS tersebut sebagai pekerjaan rumah (PR) yang guru tidak tahu apakah siswa yang bersangkutan benar-benar mengerjakannya atau tidak. Berdasarkan
permasalahan
mengenai
materi
sifat-sifat
cahaya
pada
matapelajaran IPA, kebutuhan LKS dalam pembelajaran dan hasil penelitian mengenai pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada paparan di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan LKS pembelajaran IPA
pada materi sifat-sifat cahaya. LKS
dikembangkan berdasarkan LKS yang telah ada dan yang biasa digunakan oleh siswa dalam kurikulum 2013. Pengembangan tersebut dengan menerapkan lima tahapan pendekatan
saintifik
yaitu
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
mengkomunikasikan. Selain lima tahapan pendekatan saintifik,
dan
LKS yang
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikembangkan juga memiliki ciri khusus, yaitu (1) LKS yang mengaktifkan siswa melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (2) LKS mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, di rumah, dan ligkungan masyarakat, (3) LKS yang mengarahkan siswa untuk membangun konsep secara mandiri, dan (4) LKS yang mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik. Penelitian dan pengembangan ini dibatasi pada tahapan menghasilkan prototipe atau bentuk dasar produk LKS IPA yang diuji cobakan secara ilmiah melalui uji coba lapangan terbatas. LKS yang dikembangkan oleh peneliti sama halnya dengan penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan, yakni penelitian yang dilakukan oleh Mbetu (2016) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik pada subtema bermain di rumah teman untuk siswa kelas II sekolah dasar. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum SD menghasilkan skor 3,44 (baik) dan 3,93 (baik). Lembar kerja siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,81 dengan kategori “baik”. Hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa menggunakan Pendekatan Saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2013) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis observasi. Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil kelas menunjukan rata-rata aktivitas siswa sebesar 94,6 %, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rata-rata nilai sebesar 7,08. Berdasarkan hasil penilaian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SDN 1 Tinjomoyo Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi (2014) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS berbasis pendekatan scientific. Hasil uji coba dalam tahap pengembangan menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan penilaian kinerja dan produk dari setiap sekolah adalah 3,7 sehingga dapat dikategorikan baik. Kriteria kinerja dan produk siswa yang dinilai dalam penelitian ini meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2015)
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertujuan untuk mengetahui kualitas media LKS berbasis metode percobaan ditinjau dari aspek desain dan aspek penyajian, Hasil kualitas materi ditinjau dari aspek isi menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 87% dengan ratarata skor 89,5% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau dari aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 85% dengan rata-rata skor 88,5% memiliki kriteria baik sekali. Penelitian yang dilakukan oleh Edeltrudis (2012) bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran, Hasil validasi LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi yang sesuai saran. Penelitian yang dilakukan oleh Bulan (2012) bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS bergambar layak digunakan untuk pembelajaran materi cara menjaga kerukunan untuk kelas V sekolah dasar. Hal tersebut ditunjukkan oleh kualitas LKS yang termasuk dalam kategori “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan. Dari keenam penelitian terdahulu, maka memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama mengembangakn LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik, tetapi pada penelitian ini, peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi sifat-sifat cahaya. Penelitian ini dibatasi pada tahapan evaluasi sumatif atau pengolahan data berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana mengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
IPA berbasis
pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Memahami sifat-sifat cahaya melalui pengamatan?
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siwa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Memahami sifat-sifat cahaya melalui pengamatan?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengembangkan Lembar Kerja Siwa (LKS)
IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV materi sifat-sifat cahaya melalui pengamatan. 2. Mengetahui kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi sifat-sifat cahaya melalui pengamatan.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Untuk sekolah Sekolah memiliki tambahan khasanah pengetahuan tentang LKS yang baik
digunakan dalam proses pembelajaran. Sekolah dapat mengembangkan sendiri LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sehingga memiliki variasi yang berbeda. 1.4.2
Untuk Guru Guru mitra dapat mengetahui cara mengembangkan dan memvalidasi LKS
IPA berbasis pendekatan saintifik. Guru juga dapat mengembangkan LKS yang lain dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. 1.4.3
Untuk siswa Siswa kelas IV SD dapat mempelajari materi sifat-sifat cahaya dengan baik
dengan menggunakan LKS yang telah dikembangkan dan melewati serangkaian uji coba secara ilmiah. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang mampu mengaktifkan ranah kognitif, afektif, psikomotorik, berikut pemanfaatan indera secara maksimal, serta sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. Siswa dapat mengalami pembelajaran dengan memanfaatkan LKS berbasis pendekatan saintifik yang telah didesain sesuai dengan 5 langkah pendekatan saitifik. Menuntun siswa untuk belajar secara mandiri, aktif, kreatif, dan menyenangkan.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4.4
Untuk peneliti Peneliti mendapatkan pengalaman secara langsung tentang bagaimana cara
mengembangkan LKS IPA dengan berbasis pendekatan saintifik untuk siswa Sekolah Dasar. Peneliti juga mendapatkan pengalaman melakukan proses pengembangan dan validasi prosuk LKS berbasis pendekatan saintifik. Peneliti mendapatkan wawasan dan bekal untuk mengembangkan sendiri barbagai LKS lainnya berbasis pendekatan saintifik. 1.4.5
Untuk Prodi PGSD Prodi PGSD memiliki pengalaman penelitian kolaboratif dengan metode
research and development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru dan siswa di SD mitra. Dengan LKS yang telah dikembangkan, diuji dan divalidasi, prodi PGSD memiliki LKS berbasis pendekatan saintifik yang semakin beragam.
1.5 Spesifikasi Produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memiliki ciri-ciri harus menarik, bergambar, berwarna, menuntun siswa dalam melakukan setiap tahapan kegiatan, dan mengaktifkan siswa dalam belajar. LKS yang akan dikembangkan untuk memfasilitasi siswa dalam memahami konsep pembelajaran IPA khususnya pada materi “Sifat-sifat Cahaya” dengan pendekatan saintifik. LKS IPA dengan pendekatan saintifik dirasa cukup menarik untuk mengaktifkan dan menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar, khususnya belajar tentang materi sifat-sifat cahaya. LKS yang dirancang khusus untuk mempelajari materi satu Kompetensi Dasar yang memuat beberapa indikator. Siswa akan belajar secara mandiri dengan menggunakan LKS tersebut. LKS dirancang berdasarkan kajian SK dan KD kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan saintifik dan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan desain LKS yang sesuai dengan keinginan siswa.
Dalam pembuatan LKS ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, seperti penggunaan warna, jenis kertas, penggunaan gambar, ketebalan huruf dan juga besar kecilnya huruf. Untuk mengetahui semua itu, perlu
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan analisis kebutuhan dengann cara melakukan wawancara kepada siswa kelas IV SD. Produk LKS yang dihasilkan didesain berbentuk buku dengan menggunakan program Microsoft Word. LKS yang dikembangkan berdasarkan pemetaan tema SK dan KD serta indikator. Sampul luar LKS didesain dengan menggunakan program Corel Draw. Pemberian warna pada sampul dibuat sesuai dengan hasil dari analisis kebutuhan siswa melalui wawancara. Format yang digunakan adalah font Comic Sans MS, spasi 1,5 dan ukuran huruf 12, dan dicetak dengan menggunakan kertas HVS A4 80 gram. Materi yang dibahas dalam LKS adalah materi sifat-sifat cahaya. Materi tersebut dibuat menjadi 4 macam kegiatan sesuai dengan sifat-sifat cahaya. Yang pertama adalah cahaya merambat lurus, kedua cahaya menembus benda bening, ketiga cahaya dapat dibiaskan, dan keempat cahaya dapat dipantulkan. Setiap kegiatan, dibuat sesuai dengan 5 langkah pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan). Setiap kegiatan dilengkapi dengan langkah-langkah yang menuntun siswa untuk melakukan kegiatan selanjutnya, selain itu, juga dilengkapi dengan bahan dan alat-alat yang mudah didapatkan ketika siswa melakukan percobaan. Setiap tahapan percobaan telah diberi panduan berupa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa ketika melakukan sebuah kegiatan eksperimen baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain dilengkapi dengan panduan, LKS ini juga memiliki gambar-gambar untuk terlihat lebih menarik sehingga siswa tidak merasa bosan ketika mengerjakannya. Disetiap lembar kegiatan telah diberi tempat untuk siswa menulis hasil pengamatan, pertanyaan-pertanyaan, dan perobaan yang telah mereka lakukan sehingga siswa tidak lagi memerlukan buku tulis yang lain untuk menuliskan hasil kegiata mereka.
1.6 Defenisi Operasional 1.6.1
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, memperbaiki sikap dan mengokohkan kepribadian.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.2
Pembelajaran adalah suatu proses yang dipersiapkan untuk mendukung siswa dalam belajar agar dapat belajar secara optimal.
1.6.3
Saintifik adalah merupakan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan dan peluang bagi siswa seluas mungkin untuk mengeksplor atau mengembangkan pola pikir yang imajinatif dan kritis, hal ini dapat membantu para siswa untuk memecahkan masalah terhadap fenomena-fenomena yang terjadi.
1.6.4
Perkembangan anak adalah proses perubahan yang terjadi pada anak baik secara fisik maupun psikis dan berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.
1.6.5
LKS adalah media dimana siswa dapat melakukan berbagai aktivitas belajar yang berisi dengan soal-soal latihan dan langkah-langkah kegiatan lainnya.
1.6.6
LKS berbasis pendekatan saintifik adalah LKS yang berisi dengan langkahlangkah kegiatan yang menuntun dan mengaktifkan siswa dalam melakukan setiap aktifitas belajar sesuai dengan lima tahapan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba,dan mengkomunikasikan).
1.6.7
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang memperlajari tentang peristiwaperistiwa atau fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.
1.6.8
Sifat-sifat cahaya adalah suatu peristiwa alam yang terjadi yang dapat kita amati setiap saat.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. 2.1.1 Teori-teori yang mendukung 2.1.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme Teori belajar bermanfaat untuk menjelaskan teori-teori tentang belajar. Teori yang dijelaskan pada bagian ini adalah teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan persepektif psikologi dan filosofis yang memandan bahwa masing-masing individu membangun sebagian besar dari apa yang mereka pelajari dan pahami (Bruning, dkk dalam Schunk, 2012: 320). Pengaruh besar yang mendorong munculnya teori konstruktivisme adala teori Piaget dan Vygotsky. 2.1.1.2 Teori belajar Piaget Anak
mengalami
perkembangan
kognitif
yang
bertahap.
Tingkat
perkembangan kognitif anak menurut Piaget (Susanto, 2013: 77) yaitu
periode
berpikir motorik sensorik yang mulai sejak lahir sampai kira-kira umur 2 tahun. Periode berpikir praoperasional konkrit dimulai kira-kira umur 2 tahun sampai 7 tahun. Periode berpikir operasional konkret dimulai kira-kira umur 7 tahun sampai umur 11 tahun, periode berpikir operasional formal dimulai sejak umur 11 tahun sampai dewasa. Anak SD (7-11 tahun) berada pada tahap operasional konkrit dimana anak belajar melalui pengalaman nyata untuk memahmai hal-hal yang abstrak seperti konsep-konsep matematika. Pada tahap operasional konkrit, siswa sudah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah. Siswa juga sudah memiliki kemampuan memahami cara mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatannya (Susanto, 2013: 77). Selain itu, siswa sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa konkrit. Pada tahap operasional konkrit, siswa mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan (konservasi), kemampuan mengelompokkan secara memadai,
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan pengurutan ( mengurutkan dari yang terkecil sampai paling besar dan sebaliknya), dan mengenai konsep angka.
Selama tahap ini, proses pemikiran
diarahkan pada kejadian riil yang diamati oleh siswa (Hergenhahn & Matthew, 2008: 320). Dengan demikian, siswa dapat melakukan operasi pemecahan masalah yang agak kompleks selama masalah itu konkret dan tidak abstrak. 2.1.1.3 Teori belajar Vygotsky Seperti teori Piaget, Vygotsky juga merupakan teori konstruktivis. Vygotsky menempatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan sosial sebgai fasilitator perkembangan dan pembelajaran (Tudge & Scrimsher dalam Schunk, 2012: 337). Vygotsky menganggap bahwa lingkungan sosial sangat penting bagi pembelajaran. Interaksi-interaksisosial mengubah atau mentrasformasi pengalaman-pengalaman belajar. Aktivitas sosial adalah sebuah fenomena yang membantu menjelaskan perubahan-perubahan dalam pikiran sadar dan membentuk teori psikologis yang manyatukan perilaku dan pikiran. Konsep pokok dalam teori Vygotsky adalah Zone of Proximal Development (ZPD) atau zona pengembangan proksimal. ZPD adalah perbedaan antara apayang dapat dilakukan sendiri oleh siswa dana pa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang lain (Schunk, 2012: 341). Interaksi orang dewasa (guru) dan teman sebaya dalam ZPD mendorong perkembangan kognitif. Tugas utama guru adalah mengatur
lingkungan
pembelajaran
sehingga
siswa
dapat
membangun
pengetahuannya. Peran guru disini adalah menyajikan sebuah lingkungan yang mendukung, bukan menyajikan penjelasan materi dan menyediakan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Inti teori Vygotsky yaitu bahwa
fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi
memiliki asal-usul dalam kehidupan sosial sejak anak berinteraksi dengan orang dewasa yang memiliki pengalaman dalam masyarkat seperti orang tua, guru, orang yang memiliki keahlian, teman sebaya dan sebagainya. Dalam padangan Vygotsky, budaya dieksternalisasikan dalam kognisi individual dalam perlengkapan diri mereka, yang tidak hanya hal-hal fisik dalam kebudayaan (Surya, 2015: 153). Perubahan
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kognitif terjadi dalam kawasan perkembangan terdekat melalui interaksi anak dengan orang dewasa melalui berbagai perlengkapan nilai-nilai, keyakinan, dan budaya. 2.1.1.4 Belajar dan pembelajaran Belajar dalam pandangan para kognitivistik adalah dipadang sebagai proses aktif individu dalam memproses informasi (Bruer;O’neil dan Perez; 2003 dalam Kurniawan,
2014: 2). Belajar pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang
mendapat dukungan dari fungsi ranah psikomotor. Fungsi ranah psikomotor dalam hal ini meliputi: mendengar, melihat, mengucap. Apapun manifestasi belajar yang dilakukan siswa hampir dapat dipastikan selalu melibatkan fungsi ranah akalnya yang intensitas penggunaanya tentu berbeda dengan peristiwa lainnya (Syah, 2001: 94, dalam Kurniawan, 2014: 4). Belajar adalah perubahan kemampuan manusia yang terjadi melalui proses pembelajaran terus-menerus, yang bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila dengan stimulus pembelajaran dengan isi ingatannya mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perilakunya berubah dari sebelum pembelajaran dengan sesudah mengalami pembelajaran. Belajar dipengaruhi oleh faktor internal (dalam diri siswa) dan faktor eksternal (lingkungan pembelajaran) yang keduanya saling berinteraksi (Yao, 2015: 55). Belajar juga dapat didefenisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Gage dalam Ratna Willis, 1989: 11). Konstruktivisme
menyatakan
bahwa
siswa
membentuk
pemahaman-
pemahamannya sendiri mengenai suatu pengetahuan dan keterampilan (Schunk, 2012: 387). Pembentukan pengetahuan menurut teori konstruktivisme memandang bahwa sisfat aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitif ini, siswa menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh siswa sendiri. Asumsi utama konstruktivisme adalah manusia merupakan siswa aktif yang mengembangkan pengetahuan bagi dirinya sendiri (Schunk, 2012: 322-324). Siswalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan guru atau orang lain. Dengan demikian, belajar
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan proses yang dialami oleh siswa melalui pengalaman langsung untuk membangun pegetahuan, sikap, dan keterampilan dengan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Kualitas belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor (Kurniawan, 2014:22). Menurut Syah (dalam Kurniawan, 2014: 22) dengan merujuk pada teori belajar kognitif, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan yang digunakan. Faktor-faktor ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Yang pertama faktor internal terdiri atas unsur jasmaniah (fisiologis) dan rohaniah (Psikologis) pebelajar. Unsur jasmaniah yaitu kondisi umum sistem otot (tonus) dan kondisi dari organ-organ khusus terutama pancaindera. Panca indera adalah tempat masuknya pesan ke dalam sensory register, kuat lemahnya kemampuan panca indera akan mempengaruhi atau menentukan kuat tidaknya pesan yang masuk kedalam sensory register dan pengolahan arus informasi dalam sistem memori. Yang kedua adalah faktor eksternal faktor-faktor yang ada di lingkungan diri pebelajar yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial yaitu keluarga, guru, dan staf sekolah, masyarakat, dan teman ikut berpengaruh juga terhadap kualitas belajar individu. Kemudian lingkungan eksternal yang masuk kategori non sosial diantranya yaitu keadaan rumah, sekolah, peralatan dan alam. Faktor yang ketiga adalah faktor pendekatan belajar. Pendekatan beajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi pelajaran. Strategi bagaimana yang digunakan pebelajar ini akan berpengaruh terhadap kualitas belajar (Kurniawan, 2014: 23). Pembelajaran adalah seperangkat proses internal setiap individu sebagai hasil mentransformasi stimulus eksternal dalam lingkungan individu. Kondisi eksternal yang diperlukan dapat berupa rangsangan yang dapat diterima indera. Kondisi eksternal tersebut disebut dengan media dan sumber belajar. (Gane, dalam Yao, 2015: 55).
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.5 Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu (Supratiknya, 2012: 5). Hasil belajar merupakan terbangunnya pengetahuanpengetahuan baru melalui interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar diperoleh siswa secara aktif dan mandiri. Hasil belajar yang diperoleh melalui proses belajar dapat berupa kemampuan baru sama sekali maupun penyempurnaan atau pengembangandari suatu kemampuan yang telah dimiliki (Winkel, 2004: 61). Misalnya, seorang anak belajar berenang pada waktu dia duduk di bangku sekolah dasar dengan mengikuti pelajaran renang yang diselenggarakan oleh Sekolah. Pada waktu menjadi siswa Sekolah Menengah Pertama, anak itu dapat mempelajari beberapa gaya berenang yang lain seperti gaya kupu-kupu Kingsley membedakan hasil belajar siswa (individu) menjadi tiga jenis yaitu: 1) keterampilan dan kebiasaaan, 2) pengetahuan dan pengertian, 3) sikap dan cita-cita. Setiap golongan bisa diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah (Sudjana, 1989: 45, dalam Deni Kurniawan, 2014: 9).
2.2 Pembelajaran IPA di SD 2.2.1 Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah merupakan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya, (Darmojo dalam Samatowa, 2011:2). Sains atau IPA adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, serta menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat emperis (Putra, 2013:51). Kemudian Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 22) menambahkan bahwa IPA merupakan ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempeljari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (event). (Fowler dalam Ahmadi, 2008: 1) bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Dari apa yang telah dijelaskan oleh para ahli
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut dapat dijelaskan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan gejala-gejala alam yang terjadi disekitar kita dan tersusun secara sistematis dan nyata melalui berbagai percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Dalam hal ini, pembelajaran IPA memuat berbagai macam kegiatan dan aktivitas yang dapat mengaktifkan siswa untuk melakukan penelitian dan bereksperimen. Wisudawati dan Sulistiyowati (2014: 24) mengatakan hakikat IPA memiliki 4 unsur utama, yaitu: 2.2.1.1 Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tau tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. 2.2.1.2 Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah, produk, sikap, dan aplikasi. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen
atau
percobaan,
evaluasi,
pengukuran,
dan
penarikan
kesimpulan. 2.2.1.3 Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. 2.2.1.4 Apilikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan seharihari. 2.2.2 Tujuan pembelajaran IPA SD Tujuan-tujuan pembelajaran IPA di SD ditandai sebagai sesuatu yang diharpkan dan yang akan dicapai oleh siswa setelah melalui berbagai proses dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan diawal pembelajaran sebagai suatu acuan untuk kegiatan pembelajaran dan proses penilaian (Samatowa, 2011: 6). Tujuan pembelajaran IPA SD di antaranya adalah sebagai berikut: 2.2.2.1 IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Artinya disini IPA merupakan suatu dasar teknologi yang penting bagi suatu bangsa. 2.2.2.2 Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.2.3 Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. 2.2.2.4 Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
2.3 Pendekatan Saintifik 2.3.1 Pengertian pendekatan saintifik Pendekatan saintifik atau ilmiah merupakan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan dan peluang bagi siswa seluas mungkin untuk mengeksplor atau mengembangkan pola pikir yang imajinatif dan kritis, hal ini dapat membantu para siswa untuk memecahkan masalah terhadap fenomena-fenomena yang terjadi. Pendekatan saintifik sendiri menurut beberapa sumber buku hampir sama diantaranya menurut (Fadillah, 2014:176) menjelaskan pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating). Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan
masalah,
mengajukan
atau
merumuskan
hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan 2014: 34). Pada penjelasan pertama tidak menyatakan secara rinci kegiatan awal yang akan dilakukan hanya memuat 5 kegiatan utama yang akan dilakukan oleh siswa. Berbeda dengan penjelasan yang kedua lebih detail kegiatan yang akan dilakukan. Namun dari apa yang sudah dijelaskan oleh kedua ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran dimana siswa lebih aktif untuk melakukan kegiatan di kelas maupun di luar kelas dengan cara mengamati sesuatu untuk menmukan masalah, kemudian menanya apa yang sudah
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka amati setelah itu mencoba untuk mendapatkan fakta yang sesungguhnya dan menalar serta mengkomunikasikannya di depan kelas. Langkah-langkah dalam pendekatan saintifik ini pada dasarnya merujuk pada model penelitian yang dilakukan oleh Bacon ( dalam Putra, 1561-1626). Langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut a) Mengidentifikasi masalah (dari fakta yang ditemukan, b) Mengumpulkan data sesuai permasalahan yang ditemukan, c) Memilah data yang sesuai dengan permasalahan yang ada, c) Merumuskan hipotesis, d) Menguji hipotesis dengan mencari data yang lebih akurat dan faktual, dan c) Menguji keakuratan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya agar bisa menentukan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
2.3.2 Ciri Karakteristik Pendekatan Saintifik Pendekatan saitifik ini memiliki bebrapa ciri, ciri yang utama yaitu proses dalam pembelajaran mengacu pada cara kerja atau metode ilmiahnya. Sedangkan karakteristik kegiatan dalam pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring. Kegiatan mengamati ini memacu rasa ingin tau siswa terhadap sesuatu permasalahan, mendorong siswa untuk selalu aktif dalam berpikir dan membantu siswa untuk aktif dalam bertanya (Majid 2014: 211). Proses mengamati ini sendiri dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan indra, namun juga dapat dilakukan melalui bantuan peraralatan atau media yang akan digunakan, seperti mikroskop, kaca pembesar termometer dan masih banyak lagi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkahlangkah berikut: 2.3.2.1 Menemukan objek yang akan diamati atau diobservasi. 2.3.2.2 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi. 2.3.2.3 Menemukan secara jelas data-data yang akan diobservasi. 2.3.2.4 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. 2.3.2.5 Menetukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kedua kegiatan dalam menanya, peran guru dalam hal ini sangat penting untuk mengeksplorasi segala pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dan melatih siswa untuk berpikir secara spontan. Pada kegiatan ini alangkah lebih baik apabila guru menggali kemampuan siswa dalam bertanya. Kegiatan menanya dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 menurut adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai kepertanyaan bersifat hipotetik) (Daryanto, 2014: 65). Kegiatan bertanya atau menanya sendiri mempunyai fungsi, fungsi-fungsinya tersebut adalah sebagai berikut (Majid, 2013: 216): 1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. 2. Mendorong
dan
menginspirasi
siswa
untuk
aktif
belajar,
serta
mengembangkan pertanyaan dari dan bentuk dirinya sendiri. 3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan atau solusi. 4. Membangkitkan keterampilan dalam berbicara siswa, mengajukan pertanyaan dan memberi jawaban secara logis. 5. Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, beragumen, mengembangkan kemampuan berpikir dan menarik kesimpulan. Ketiga adalah mencoba, dalam kegiatan ini dapat dipadukan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik melalui memparaktekkan, mengolah, menyajikan dan lain-lain. Kegiatan mencoba dapat dilakukan bersama dengan guru melakukan eksperimen sederhana bersama dengan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas. Sebelum melakukan eksperimen guru harus memperhatikan tahapan-tahapan dalam melakukan kegiatan atau percobaan. Keempat menalar, dalam kegiatan ini guru dapat membantu para siswa untuk berpikir logis dan sistematis terhadap apa yang mereka observasi. Menalar dapat mendukung pengambilan keputusan dan kesimpulan dalam melakukan suatu kegiatan eksperimen. Kegiatan menalar, mengasosiasi dapat memberikan kesempatan kepada
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa untuk memahami materi secara secara keseluruhan dan membuat sebuah kesimpulan dengan singkat dan jelas. Untuk yang terakhir yaitu mengkomunikasikan dapat dilakukan setelah siswa melakukan percobaan. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi (Daryanto, 2014: 80). Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut. Dari penjelasan mengenai langkah-langkah pendekatan saintifik tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan sebuah pendekatan yang mampu memberikan kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan, kelima aspek tersebut dikembangkan oleh siswa sendiri melalui pengalaman yang dialami selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
2.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) 2.4.1 Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa atau lembaran kegiatan yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas (Daryanto, 2014: 175-176). Tugastugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau prakatik. Struktur penyusunan LKS secara umum antara lain judul, matapelajaran, semester, tempat, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, indikator, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian. Lembar kerja siswa merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembarlembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, baik bersifat teoretis dan/atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa, dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain (Prastowo, 2014: 268-269). Dari kedua pendapat ahli tersebut di atas bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembaran cetak yang berisi tugas-tugas baik yang bersifat teori maupun prkatis yang harus dikerjakan oleh siswa baik di sekolah maupun di rumah. Lembar Kerja Siswa
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(LKS) tidak hanya saja berisi dengan teori-teori, namun di LKS juga terdapat berbagai soal-soal latihan untuk menguji atau mengetahui sejauh mana siswa memahami sebuah materi yang telah mereka pelajari.
2.4.2 Fungsi, tujuan, dan Kegunaan LKS dalam pembelajaran tematik Andriani (dalam Prastowo, 2014: 270) menyebutkan bahwa LKS memiliki fungsi, tujuan, dan manfaat yang berbeda-beda selama pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan fungsi, tujuan, dan manfaat dari adanya Lembar Kerja Siswa. Lembar Kerja Siswa mempunyai empat fungsi, yaitu (1) LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa, (2) LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami matei yang diberikan, (3) LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih. (4) LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. Adriani (dalam Prastowo 2014: 270) mengungkapkan bahwa, ada empat poin penting yang menjadi tujuan penyusunan LKS, yaitu: (1) menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan; (2) menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan; (3) melatih kemandirian siswa; (4) memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa. LKS banyak manfaat bagi pembelajaran tematik, diantarnya melalui LKS kita mendapatkan kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas (Prastowo, 2014: 270). Salah satu metode yang yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS yaitu dengan menerapkan berbagai metode; (1) survey. Pada kegiatan survei, siswa membaca secara sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan. (2) question. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaanyang harus mereka jawab sendiri pada saat membacamateri yang diberikan. (3) read. Untuk tahap membaca, siswa kita rangsang untuk memerhatikan pengorganisasian materi, membubuhkan tanda tangan khusus pada materi yang diberikan. (4) recite. Tahap recite atau meringkas menuntut siswa
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk menguji diri mereka sendiri pada saat membaca dan siswa diminta untuk meringkas materi dalam kalimat mereka senidiri. (5) tahap review. Pada tahap review, siswa diminta sesegera mungkin melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah selesai mempelajari materi tersebut.
2.4.3 Jenis-jenis LKS LKS yang disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS tersebut, hal ini berakibat pada jenis LKS yang bermacam-macam (Prastwo, 2014: 271) lima jenis LKS yang biasa digunakan oleh siswa di antaranya: 2.4.3.1 LKS penemuan (membantu siswa menemukan suatu konsep) 2.4.3.2 Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. 2.4.3.3 LKS
yang
aplikatif-integratif
(membantu
siswa
menerapkan
dan
mengintergrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan) 2.4.3.4 LKS yang penuntun (berfungsi sebagai penutun belajar) 2.4.3.5 LKS yang penguatan (berfungsi sebagai penguatan) 2.4.3.6 LKS yang praktikum (berfungsi sebagai petunjuk praktikum)
2.4.4 Unsur-unsur LKS LKS terdiri dari enam unsur tama meliputi: judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Secara lebih spesifik, format LKS meliputi delapan unsur, yaitu: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan ata bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan (Prastowo, 2014: 273-274). 2.4.5 Langkah-langkah pengembangan LKS Untuk mengembangkan LKS yang baik, ada 4 langkah yang perlu ditempuh, yaitu pertama, penentuan tujuan pembelajaran; kedua, pengumpulan materi; ketiga,
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyususnan elemen/unsur-unsur; dan keempat, pemeriksaan dan penyempurnaan (Prastowo, 2014: 280 – 283). 2.4.5.1 Tentukan tujuan pemebelajaran yang akan breakdown ke dalam LKS. Dalam langkah ini, kita harus menentukan desain menurut tujuan pembelajaran. Perhatikan variable ukuran, kepadatan halaman, penomoran halaman, dan kejelasan. 2.4.5.2 Pengumpulan materi. Pada langkah pengumpulan materi in hal terpenting yang perlu dilakukan adalah menentukan materi dan tugas yang akan dimasukan dalam LKS. 2.4.5.3 Penyusunan elemen atau unsur-unsur LKS. Pada bagian inilah, kita mengintegrasikan desain (hasil dari langkah-langkah pertama) dengan tugas ( sebagai hasil dari langkah kedua). Hasilnya kita dapat memeperoleh produk LKS yang baik. 2.4.5.4 Pemeriksaan dan penyempurnaan. Apabila kita berhasil melakukan langakah ketiga, tidak berarti kita dapat langsung memberikan LKS tersebut kepada siswa. Sebelum diberikan kepada siswa, hal yang penting untuk dilakukan melakasanakan
pengecekkan
kembali
terhadap
LKS
yang
sudah
dikembangkan. Ada empat variabel yang penting untuk dicermati sebelum LKS dibagikan ke siswa, yaitu: pertama, kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran yang berangkat dari kompetensi dasar.pastikan bahwadesain yang kita tentukan dapat mengakomodasi pencapaian tujuan pembelajaran. Kedua, kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran. Pastikan bahawa materi yang dimasukkan kedalam LKS (baik itu materi yang kita kembangkan sendiri ataupun materi yang kita dapatkan dari bahan yang sudah ada) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan. Ketiga, kesesuain elemen atau unsur dengan tujuan pembelajaran. Pastikan bahwa tugas dan latihan yang kita berikan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran, dan keempat, kejelasan penyampaian. Apakah LKS mudah dibaca, apakah tersedia cukup ruang untuk mengerajakan tugas yang diminta.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.5 Sifat-sifat Cahaya 2.5.1 Pengertian Cahaya adalah bentuk energi yang dapat kita lihat dengan mata. Cahaya berasal dari radiasi elektromagnetik yang merambat dengan cepat. Cahaya berasal dari sumber cahaya, misalnya matahari, apai, lampu dan senter. Beberapa hewan juga dapat menghasilkan cahaya, misalnya kunang-kunang dan ikan lantera (Haryanto, 2013: 157). 2.5.2 Sifat-sifat cahaya Cahaya memiliki sifat. Sifat-sifat cahaya itu banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat cahaya antara lain merambat lurus, dapat menembus benda bening, dapat dipantulkan, dan dapat dibiaskan. 2.5.2.1 Cahaya merambat lurus Cahaya merambat lurus dapat diperhatikan melalui sinar matahari yang masuk kedalam ruangan melalui celah-celah rumah yang gelap tampak seperti garis-garis putih yang lurus. Selain itu juga cahaya sifat cahaya merambat lurus dapat dilihat pada cahaya lampu mobil atau senter di malam hari. 2.5.2.2 Cahaya dapat menembus benda bening Benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda bening. Contoh benda yang dapat ditembus oleh cahaya adalah botol, air jernih. 2.5.2.3 Cahaya dapat dipantulkan Bendan-benda yang dapat memantulkan cahaya adalah benda yang memiliki permukaan licin. Cermin mempnyai permukaan yang licin atau menggilap. Cermin dapat membentuk bayangan benda. Bayangan benda itu tampak sama seperti benda asli. Hal itu terjadi karena permukaan licin pada cermin sehingga dapat menghasilkan pemantulan teratur. Berdasarkan permukaan nya, cermin dapat digolngkan menjadi tiga, yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung. 2.5.2.4 Cahaya dapat dibiaskan Jika cahaya merambat melalui dua medium (zat perantara) yang berbeda, misalnya dari udara ke air, cahaya tersebut mengalami pembiasan atau pembelokkan.kerapatan medium berbeda-beda. Keraptan gelas bening lebih besar
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari pada kerapatan air jernih. Kerapatan air jernih lebih besar dari kerapatan udara (Haryanto, 2013: 165). Saat cahaya merambat melalui daun Zat (medium) yang berbeda kerapatannya, cahaya dibiaskan atau dibelokkan. a) Jika cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati gris normal. Misalnya, cahaya yang merambat dari udara ke air. b) Jika cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya, cahaya merambat dari kaca ke udara. Garis normal adalah garis maya yang tegak lurus pada bidang batas kedua zat. Dari keterangan tersebut dapat dipahami penyebab sebagian pensil yang dimasukkan ke dalam air terlihat seperti patah. Hal ini terjadi karena bagian pensil yang tercelup tersebut terlihat lebih tinggi dari kedudukan yang sebenarnya. Cahaya dari bagian pensil yang tercelup, ketika keluar ke udara di bidang batas dibiaskan menjauhi garis normal sehingga sebagian pensil tersebut terlihat lebih tinggi.
2.6 Penelitian Yang Relevan Dalam
penelitian
ini
peneliti
mencoba
mencari
informasi
dengan
menggunakan sumber-sumber lain yang ada berkaitan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian lain. Berikut ini adalah penelitian relevan yang dikutip dari penelitian sikripsi penelitian dan pengembangan menggunakan pendekatan saintifik dan pengembangan lembar kerja siswa. Desinta (2016) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS Menggunakan pendekatan saintifik pada subtema bermain di rumah teman untuk siswa kelas dua (II) SD Negeri Kalasan I. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum SD 2013 menunjukkan skor 3,87 (baik) dan 4,00 (baik), dua guru SD kelas II menghasilkan skor 3,44 (baik) dan 3,93 (baik). Lembar kerja siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,81 dengan kategori “baik”. Hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan Pendekatan Saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar. Dalla (2016) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua (II) SD Negeri Kalasan I. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 SD dan media LKS menghasilkan skor 4,0 (Baik) dan 4,06 (Baik), dua guru kelas II SD menghasilkan skor 3,75 (Baik) dan 3,68 (Baik). Lembar Kerja Siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,87 dari rentang skor 1-5 dengan kategori “Baik”. Hal ini menunjukkan lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar. Rachmiyati
(2016)
bertujuan
untuk
meneliti
pengembangan
LKS
menggunakan pendekatan saintifik subtema tugas-tugas sekolahku untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 SD dan media LKS menghasilkan skor 4,56 (Sangat Baik) dan 4,5 (Sangat Baik), dua guru kelas II SD menghasilkan skor 4,0 (Baik) dan 3,75 (Baik). Lembar Kerja Siswa tersebut memperoleh rerata skor 4,20 dari rentang skor 1-5 dengan kategori “Baik”. Hal ini menunjukkan lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar. Ningtyas (2015) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS berbasis metode percobaan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V di Sekolah Dasar. Hasil penelitian pengembangan kualitas media ditinjau dari aspek desain menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 90% dengan ratarata skor 91% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas ahli media ditinjau dari aspek penyajian menurut ahli media 1 dan ahli media 2 memperoleh skor 89% dan 87% dengan rata-rata skor 88% dengan kriteria baik sekali. Hasil kualitas materi ditinjau dari aspek isi menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 87% dengan rata-rata skor 89,5% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau dari aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperoleh skor 92% dan 85% dengan rata-rata skor 88,5% memiliki kriteria baik sekali. Rata-rata hasil evaluasi kelas kontrol memiliki kriteria cukup yaitu 65,45% dan rata-rata hasil evaluasi kelas eksperimen memiliki kriteria baik sekali yaitu 85,96%. Hasil dari uji normalitas memperoleh nilai signifikansi 0,897 dan 0,797 > 0,05 data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas memperoleh nilai signifikansi 0,856 > 0,05 data bersifat homogen. Hasil uji hipotesis pada uji t diperoleh nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan nilai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis metode percobaan. Kasih (2012) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema cara menjaga kerukunan untuk kelas V sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS bergambar layak digunakan untuk pembelajaran materi cara menjaga kerukunan untuk kelas V sekolah dasar. Hal tersebut ditunjukkan oleh: (1) hasil dari penilaian ahli materi, kualitas LKS ditinjau dari identitas atau judul LKS, kompetensi dasar yang akan dicapai waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang dibutuhkan, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan laporan yang ahrus dikerjakan, masalah yang ditampilkan, aspek yang dikembangkan penguasaan EYD dan bagaimana tampilan dari LKS tersebut termasuk dalam kategori “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan. Edeltrudis (2012) bertujuan untuk meneliti pengembangan LKS menggunakan pendekatan sanitifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas dua sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahawa LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik layak digunakan dengan validasi berpedoman pada 16 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) rumusan petunjuk/instruksi LKS, (3) rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS, (4) ketercapaian indicator/tujuan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, (5) bahasa yang digunakan dalam LKS, (6) tampilan LKS, (7) penggunaan kata Tanya mengapa dan bagaimana dalam LKS, (8) menanya,
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
mengamati,
(10)
mencoba,
mengomunikasikan, (14)
(11)
menganalisis,
(12)
menalar,
(13)
keterpaduan antar mata pelajaran, (15) suasana
pembelajaran, dan (16) reflekasi. Hasil validasi dua ahli media LKS menghasilkan skor 3,93 (baik) dan 4,06 (baik). Validasi dari dua guru kelas menghasilkan skor 4,12 (baik) dan 3,93 (baik). LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalamkegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi yang sesuai saran. Berdasarkan penelitian di atas dapat dilihat kesamaan dan perbedaannya. Penelitian yang dilkaukan oleh Prasiwi berkaitan dengan penggunaan pendeketan saintifik pada pembelajaran IPA materi pemanfaatan energi siswa kelas IV. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Yasni berkaitan dengan pengembangan Lembar Kerja Siwa (LKS) dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa sekolah dasar. Kemudian penelitian yang di lakukan oleh Edeltrudis
berkaitan
dengan
penelitian
pengembangan
LKS
menggunakan
pendekatan saintifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas II SD.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Desinta (2016)
Dalla (2016)
Rachmayani (2016)
LKS, Pendekatan Saintifik, Subtema bermain di Rumah teman Kelas II
LKS, Pendekatan Saintifik, Subtema Hidup Rukun di Rumah, Kelas II
LKS, Pendekatan Saintifik, Subtema Tugas-tugas Sekolahku, Kelas II
Pengembangan LKS berbasis pendekatan Saintifik
Edeltrudis (2012) pengembangan Ningtyas (2015) LKS, Metode Kelas V
Percobaan,
IPA,
Kasih (2012) melakukan penelitian
LKS menggunakan pendekatan
“pengembangan lembar kerja siswa
Sanitifik pada subtema hewan di
kelas V sekolah dasar”
sekitarku untuk siswa kelas dua sekolah dasar
3.6 Kerangka Berpikir Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan 2.7 Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyusun kerangka berpikir tentang pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi daur hidup jenis makhluk hidup. Seiring dengan dicanangkannya inovasi pendidikan dalam bidang kurikulum yang mengacu pada kurikulum 2013, diharapkan dapat memberikan perubahan positif pada proses pembelajaran dan cara belajar yang lebih ideal. Tentunya harapan tersebut harus didukung dengan ketersediaan LKS yang layak dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru dalam mengelola kegiatan belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keterbatasan media pembelajaran, yaitu penggunaan lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai sumber belajar, sarana pembelajaran yang belum sebanding dengan jumlah siswa sehingga pembelajaran berpusat pada guru, berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini menjadi pertimbangan untuk mengembangkan pembelajaran. Perencanaan
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran yang efektif dan terpadu dilakukan dengan memperhatikan karakteristik siswa, standar dan tujuan pembelajaran, strategi, media dan kesesuaian konteks pembelajaran serta evaluasi hasil belajar siswa. Pengelolaan strategi pembelajaran melalui pemilihan metode mengajar tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran akan mempengaruhi media yang digunakan. Lembar kerja siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik dapat menjawab kebutuhan guru dan siswa. Pendekatan saintifik sangat menekankan pada keaktifan siswa dalam lingkungan belajar yang sudah dirancang sedemikian rupa dengan memberikan ruang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti guru memiliki kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. LKS yang digunakan oleh guru dan siswa masih berisi materi
3.8 Pertanyaan Penelitian 3.7.1
Bagaimana proses pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Sifat-sifat Cahaya?
3.7.2
Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Mendeskripsikan Sifat-sifat Cahaya?
3.7.3
Bagaimana peningkatan hasil tes setelah menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa SD kelas IV materi sifat-sifat cahaya.
3.7.4
Bagaimana dampak Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pemdekatan saintifik untuk siswa SD kelas IV materi sifat-sifat cahaya.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan
pengembangan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugioyono, 2012: 407). Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi sifat-sifat cahaya. Penelitian ini dibatasi sampai pada tahap uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan LKS oleh siswa dalam memahami materi sifat-sifat cahaya di kelas IV SD. Selain itu, hasil dari penelitian ini berupa sebuah LKS sifat-sifat cahaya berbasis pendekatan saintifik tematik integaratif. 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian. 3.2.1 Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa SD kelas IV semester genap tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa yang dipilih sebanyak lima (5) siswa, yang terdiri dari tiga (3) siswa putra, dan dua (2) siswi putri. Pemilihan sekelompok siswa tersebut didasarkan pada pemerolehan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan pemerolehan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 3.2.2 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS ini dibuat untuk siswa kelas IV sekolah dasar dengan materi sifat-sifat cahaya.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti ingin mengembangakan LKS tersebut untuk mempelajari sifat-sifat cahaya dalam mata pelajaran IPA kelas IV SD semester 2. 3.2.3 Lokasi Penelitian Penelitian R&D ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas Condongcatur, Yogyakarta sebagai lokasi uji coba lapangan terbatas. Peneliti memilih sekolah ini sebagai sampel karena secara umum prestasi siswa di bidang akademik cukup baik, nilai akreditasi sekolah “A”. Selain itu, lokasi sekolah yang berada di kawasan Yogyakarta. Alasan selanjutnya adalah kemampuan siswa yang beragam dan karakteristik siswa yang berbeda-beda, misalnya saja nilai siswa yang berbeda satu dengan yang lain. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli 2015 hingga Desember 2017. Secara keseluruhan penelitian ini berlangsung kurang lebih selama enam bulan. 3.3 Rancangan Penelitian Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk LKS dalam penelitian R&D ini, peneliti mengadopsi model yang dikembangkan oleh (Dick & Carey 2003 dalam Setyosari, 2013: 230 – 235). Terdapat sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan tersebut yaitu: 1) analisis kebutuhan dan tujuan, 2) analisis pembelajaran, 3) analisis pembelajaran dan konteks, 4) merumuskan tujuan performansi,
5)
mengembangkan
instrumen,
6)
mengembangkan
strategi
pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi, dan 10) evaluasi sumatif. Penelitian R&D yang akan dilakukan adalah pengembangan LKS IPA berbsis pendekatan saintifik pada materi sifat-sifat cahaya. Langkah pengembangan LKS ini mengikuti langkah penelitian yang dikembangkan oleh Dick & Carey. Penelitian ini dibatasi hanya sampai pada evaluasi sumatif dan menghasilkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melakuka n revisi
Analisis pembelajaran
Analisis kebutuhan dan tujuan
Merumuskan tujuan khusus
Mengembangkan instrumen
Mengembangkan strategi pembelajaran
Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Analisis pembelajaran dan konteks
Evaluasi Sumatif
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Dick & Carey Dari langkah-langkah tersebut di atas, berikut penjelasan setiap tahap pada penelitian R&D Dick & Carey (dalam Setyosari, 2013: 230 – 233). 3.3.1 Analisis kebutuhan dan tujuan Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan ini peneliti mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera dipenuhi. Dengan menguji kebutuhan, peneliti akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada dan keadaan nyata dilapangan yang sebenarnya. Dengan cara melihat kesenjangan yang terjadi, peneliti mencoba menawarkan suatu alternatif pemecahan dengan cara mengembangkan suatu produk atau desain tertentu. 3.3.2 Analisis pembelajaran Langkah berikutnya, peneliti melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan “felt need”, perlu diidentifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri. 3.3.3 Analisis pembelajaran dan konteks Analisis ini bisa dilakukan secara bersamaan dengan analisis pembelajaran, atau dilakukan setelah analisis pembelajaran. Dengan menganalisis pembelajaran dan konteks, yang mancakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajaran dalam latar pembelajaran, juga termasuk karakteristik latar pembelajaran tersebut dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah 2) dan 3) dapat dilakukan baik secara berurutan, atau secara bersamaan. 3.3.4 Merumuskan tujuan performansi Merumuskan tujuan performansi atau unjuk kerja dilakukan setelah analisisanalisis pembelajaran dan konteks. Merumuskan tujuan unjuk kerja ini dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan. 3.3.5 Mengembangkan instrumen Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrument assessment, yang secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional (sebagaimana yang dikemukakan di depan). Tugas mengembangkan instrument ini menjadi sangat penting. Instrumen dalam hal ini bisa berkaitan langsung dengan tujuan operasionalyang ingin dicapai berdasarkan indikato-indikator tertentu, dan juga instrumen untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek. 3.3.6 Mengembangkan strategi pembelajaran Mengembangkan strategi pembelajaran yang secara spesifik untuk membantu pembelajaran mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran tertentu yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh peneliti. Strategi
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yng ingin dikembangkan. 3.3.7 Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran Langkah ini merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh peneliti. Pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat berupa bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu peru diberikan argumen atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe atau model tersebut. 3.3.8 Merancang dan melakukan evaluasi formatif Merancang
dan
melakukan
evaluasi
formatif,
yaitu
evaluasi
yang
dilaksanakan oleh peneliti selama proses, prosedur, program, atau produk yang dikembangkan. Evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektifitas. Dick & Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri ata tiga langkah: 3.3.8.1 Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one–to–one–try out); uji coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk atau rancangan tertentu. Uji coba perorangan dilakukan kepada subjek 1-3 orang. Setelah dilakukan uji coba perorangan, produk atau rancangan direvisi. 3.3.8.2 Uji coba kelompok kecil (small group try out). Uji coba ini melibatkan subjek yang terdiri atas 6-8 subjek. Hasil uji coba kelompok kecil ini dipakai untuk melakukan revisi produk atau rancangan. 3.3.8.3 Uji coba lapangan (field try out). Uji coba lapangan ini yang melibatkan subjek dalam kelas yang lebih besar yang melibatkan 15-30 subjek. Selama uji coba ini peneliti melakukan observasi dan wawancara. Dengan demikian, peneliti melakukan pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif (hasil tes skala sikap, rubrik dan sebagainya). Hasil validasi dari merancang dan melakukan evaluasi formatif ini kemudian diapakai untuk melakukan revisi.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3.9 Melakukan revisi Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama yaitu tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran, dan bahan-bahan pembelajaran. 3.3.10 Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektifitas produk, program, proses secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain. Keperluan pengembangan ini biasanya peneliti hanya menggunakan samapi pada langkah ke Sembilan, yaitu evaluasi formatif dimana rancangan, proses, program sudah dianggap selesai. Akan tetapi, untuk keperluan uji efektifitas rancangan, prose, program secara menyeluruh diperlukan uji atau evaluasi secara eksternal. Dengan demikian diperoleh tingkat efesiensi, efektifitas, dan daya Tarik rancangan, proses dan program secara menyeluruh. 3.4 Prosedur Penelitian Penelitian dalam menghasilkan suatu produk harus menggunakan penelitian dan pengembangan untuk menguji keefektifan produk tersebut. Dalam hal ini yaitu peneliti menggunakan penelitiaan dan pengembangan dalam menguji keefektifan penggunaan LKS dengan menggunakan pendekatan sanitifik pada matapelajaran IPS materi sifat-sifat cahaya. Langkah-langkah prosedur pengembangan tersebut akan dijelaskan pada gambar 3.2.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LANGKAH I Analisis pembelajaran
Analisis kebutuhan
Analisis siswa
langa LANGKAH II Merumuskan tujuan
LANGKAH III
Pretest Mengembangkan instrumen
Posttest
Rubrik penilaian ahli validasi instrumen
LANGKAH IV
Mengembangkan strategi
LANGKAH V
Mengembangkan isi LKS
LANGKAH VI
Penilaian ahli
Dosen IPA
Guru SD
Evaluasi Formatif
LANGKAH VII
Revisi
Uji coba lapangan terbatas
Siswa Kelas IV SD Sesuai dengan komentar dari ahli
LANGKAH VIII
Evaluasi Sumatif
Pretest
Persentase Peningkatan
Posttest
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1 Analisis Kebutuhan Pada tahap pertama, peneliti melakukan dua analisis kebutuhan yang terdiri dari analisis siswa dan analisis pembelajaran. Berikut penjelasan dari kedua analisis tersebut. 3.4.1.1 Analisis Pembelajaran Setelah melakukan analisis siswa, peneliti melakukan analisis pembelajaran berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Saat peneliti melakukan observasi, ternyata guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran, melainkan guru lebih dominan menggunakan buku siswa dan cenderung ceramah di kelas. Selain itu, guru juga terpaku pada power point yang ditampilkan di layar LCD dan guru hanya membaca materi yang telah dituliskannya di power point tersebut. Kemudian, guru tidak mengajak siswa aktif melakukan suatu kegiatan, melainkan guru hanya meminta siswa untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang telah disampaikan oleh guru. Paparan mengenai hasil analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. 3.4.1.2 Analisis Siswa Peneliti melakukan analisis siswa berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Observasi dilaksanakan pada tanggal 25 juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, banyak dari siswa yang tidak memperhatikan dengan baik dan cenderung berbicara dengan temannya. Selain itu, tidak ada keaktifan yang muncul saat guru bertanya mengenai materi yang disampaikan. Siswa cenderung diam saja dan hanya mengangguk-anggukan kepala ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan kembali materi yang disampaikan. Kemudian, ada siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja, karena merasa materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru membosankan dan sulit untuk dipahami. Hal ini dapat dibuktikan ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak bisa menjawab ketika ditunjuk dan jawaban yang disampaikan kurang tepat.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik sebagai berikut (1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. 3.4.3 Mengembangkan Instrumen Pada tahap ketiga, peneliti melakukan pengembangkan instrumen dengan cara merumuskan soal pretest dan posttest, dan membuat rubrik penilaian ahli validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SDN Perumnas Condongcatur. Pretest dilakukan sebelum menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttest dilakukan di akhir setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.6 tentang sifat-sifat cahaya. Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada lampiran. 3.4.4 Mengembangkan strategi Pada tahap empat, peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu (1) peneliti membuat pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan tujuan kegiatan. Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.5 Mengembangkan Isi LKS Pada tahap kelima, peneliti mengembangkan isi LKS. Pengembangan tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. Selain itu, peneliti juga menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik. 3.4.6 Evaluasi Formatif Pada tahap keenam, setelah produk LKS selesai dibuat, kemudian peneliti membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu ahli IPA dan guru SD. Setelah ahli memberikan validasi kepada produk LKS dan dinyatakan layak untuk diujicobakan, maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. 3.4.7 Revisi Pada tahap ketujuh, peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadap siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. 3.4.8 Evaluasi Sumatif Pada tahap kedelapan, peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur. Pengolahan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest dan posttest, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS.
3.5 Teknik Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif diperlukan untuk melengkapi dan mengonfirmasi data yang telah diperoleh secara kuantitatif, seperti yang dikemukakan oleh Krathwohl (2004: 546) bahwa setiap studi eksperimental selalu dianjurkan memasukkan unsurunsur kualitatif untuk mengangkat sudut pandang subjek penelitian .Pengumpulan data dimaksud untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya (Widoyoko, 2015: 33). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi dan gabungan dari ketiganya
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Sugiyono, 2014: 187). Selain itu, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan analisis dokumen (Widayoko, 2015: 33). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan kuesioner. Wawancara dilakukan pada saat survei kebutuhan di SD N Perumnas Condongcatur dengan wali kelas IV. Wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui produk LKS yang menggunakan model pembelajaran berupa pendekatan saintifik mengacu pada kurikulum 2013 dan kuesioner digunakan pada saat validasi desain. 3.5.1 Observasi Observasi dilakukan sebagai pengumpulan data bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, suatu proses kerja, gejala alam, dan responden yang kecil (Sugiyono, 2010: 203). Observasi ini dilakukan sebatas mengamati aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru. 3.5.2 Wawancara Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudijono, 2011: 82). Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu: 3.5.2.1 Wawancara terpimpin (guide interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview). 3.5.2.2 Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang sering dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interwiew) atau wawancara tidak sistematis (non-systematic interview), atau wawancara bebas. Sugiyono (2012: 137) mengatakan bahwa wawancara ini bertujuan untuk mengetahui survei kebutuhan, sehingga mendapatkan informasi secara langsung dari pihak yang diwawancarai oleh peneliti, atau mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan melakukan Tanya jawab sepihak. Sugiyono (2014: 194) menjelaskan bahwa wawancara digunaka sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dari pendapat kedua ahli tersebut di atas maka wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan secara akurat dan mendalam. 3.5.3 Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumulan data yang efesien bila peneiti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden (Sugiyono, 2012: 142). Sugiyono, (2014: 199) mengatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada orangtua mereka. Pada umunya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka (Sudijono, 2011: 84). Kuesioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneiti dalam melakukan revisi atas pembelajaran. Dengan adanya kuesioner ini, digunakan untuk membuat daftar cocok (check list) atau deretan pertanyaan dimana cara menjawabnya tinggal memberi centang (√), daftar cocok digunakan untuk mempermudah dan mempercepat pengisisan dalam mendapatkan informasi yang diperlukan, sifatnya praktis, hemat waktu, biaya, dan tenaga. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan dan validasi produk. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur untuk menganalisis kebutuhan terkait LKS dan pendekatan saintifik. Kuesioner validasi
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
produk ditujukan kepada ahli-ahli untuk menilai kelayakan LKS yang dibuat. Selain kepada para ahli, kuesioner validasi produk juga diberikan kepada siswa untuk menilai kelayakan LKS yang dibuat setelah uji coba terbatas. 3.5.4 Tes Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pretest dan posttest. Pretest dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan LKS dalam uji coba terbatas. Pretest dilakukan sebelum uji coba terbatas dan posttest dilakukan setelah uji coba terbatas.
3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2014: 247). Peneliti menggunakan beberapa instrumen di antaranya adalah kuesioner, pedoman wawancara, dan matriks triangulasi untuk teknik nontes dan soal pretest-postest untuk teknik tes. 3.6.1 Pedoman Observasi Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA kelas IV SD N Perumnas Condongcatur dan penerapan pendekatan saintifik serta penggunaan LKS IPA. Aspek yang di observasi ketika pembelajaran IPA kelas IV adalah ketersediaan LKS IPA, pelaksanaan lima tahapan pendekatan saintifik, dan partisipasi siswa. Peneliti mencatat hal-hal ynag berkaitan dengan aspek yang diobservasi setiap rentang waktu tertentu. Kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas IV No 1 2
3
Kisi-kisi Observasi Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA
Objek yang diamati Sudah ada Siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA
Partisipasi siswa dalam mengikuti praktikum IPA
Siswa kurang aktif dalam mengikuti praktikum IPA dan guru cenderung ceramah
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pedoman observasi telah divalidasi oleh guru SD setara. Uji validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, pedoman observasi tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selain itu, peneliti juga menggunakan pendapat para ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran. 3.6.2 Pedoman Wawancara Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala Sekolah, Guru kelas IV dan siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan LKS IPA
dan pendekatan
saintifik. 3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada kepala SD N Perumnas Condongcatur. Teknik wawancara yang dipilih adalah teknik wawancara terencana-tidak terstruktur sehingga peneliti hanya menyusun rencana wawancara, tetapi tidak menggunakan format dan urutan yang baku (Yusuf, 2014:377). Adapun rencana wawancara denga kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah No 1
2
3 4
Topik pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah a. Kurikulum yang digunakan disekolah b. Jumlah siswa kelas IV Ketersediaan LKS di sekolah c. LKS yang sudah ada di sekolah d. Pengadaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik di sekolah e. LKS yang pernah di kembangkan oleh guru di sekolah Penggunaan LKS IPA dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan LKS
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, peneliti mendapatkan informasi bahwa di sekolah tersebut telah menggunakan kurikulum 2013. Ketersediaan LKS pada setiap matapelajaran juga sudah lengkap, namun LKS yang digunakan yaitu berupa LKS yang berisi dengan materi dan soal-soal. Selain itu LKS yang digunakan belum memuat langkah-langkah tahapan pendekatan saintifik. 3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada guru kelas IV. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabael 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV No
Topik Pertanyaan
1 2 3
Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik Pelaksanaan lima langkah pendekatan saintifik di pembelajaran Kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi pendekatan saintifik Kesulitan siswa mengikuti lima langkah pendekatan saintifik Manfaat bagi siswa setelah menerapkan pembelajaran saintifik
4 5
No. Pertanyaan 1 dan 2 3 dan 4 5 6 7
Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV, peneliti mendapatkan informasi tentang pendekatan yang digunakan pada setiap pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA. Pemahaman guru mengenai pendekatan saintifik masih kurang, pada proses pembelajaran guru belum menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik secara keseluruhan.
3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas IV Selain kepada guru kelas IV, kegiatan wawancara juga ditujukan kepada siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencanatidak terstruktur. Adapun pedoman wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV No 1 2 3 4 5
6 7
8 9
Pertanyaan Warna apa yang paling kamu sukai? Mengapa kamu menyukai warna tersebut? Gambar apa yang kamu sukai? Mengapa kamu menyukai gambar tersebut? Kamu meyukai LKS yang seperti apa? a. Bergambar b. Berisi dengan soal-sola latihan c. Memiliki warna Apakah LKS membantumu dalam memahami materi yang diberikan oleh guru? Ukuran huruf pada LKS yang kamu sukai seperti apa? a. Besar b. Sedang, atau c. Kecil Apakah Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami? Apakah kamu memahami petunjuk yang ada dalam LKS?
Dari hasil wawancara dengan siswa kelas IV, peneliti mendapatkan informasi mengenai LKS yang disukai oleh siswa. Secara keseluruhan siswa menyukai LKS yang bergambar, berwarna serta terdapat kegiatan-kegiatan yang menuntun ssiwa untuk melakukan percobaan. Selain itu siswa juga menyukai LKS yang divariasi dengan bentuk huruf yang menarik dan berukuran sedang serta Bahasa yang mudah dipahami. Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh guru SD dan para ahli (expert judgment). Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur untuk mengukur konsep yang diukurnya (Yusuf, 2014: 47). Karena itu, pedoman wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara guru SD dan siswa dapat dilihat pada lampiran.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.3 Kuesioner Peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji lapangan terbatas. 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Kuesioner yang digunakan adalah bentuk kuesioner tertutup dan terbuka. Responden dapat menjawab pertanyaan secara bebas pada bentuk kuesioner terbuka. Peneliti menentukan responden dalam analisis kebutuhan yaitu guru dan seluruh siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur. Hasil kuesioner digunakan sebagai pertimbangan untuk membuat desain LKS yang dikembangkan. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan disajikan dalam tabel 3.4 Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka untuk Guru No 1 2 3 4 5
Indikator Pendekatan/metode/strategi pembelajaran IPA Kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA Pengertian pendekatan saintifik Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA Kesulitan Implementasi pendekatan saintifik
No.item 1 2 3 4, 5, 6, dan 7 8
Tabel 3.6 Kisi-kis Kuesioner Tertutup untuk Guru No 1 2 3
Indikator Pentingnya penggunaan media LKS Karakkteristik LKS Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik
No.item 1 2, 3, 4, 5, dan 6 7
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Terbuka No 1 2 3 4
Indikator Pentingnya penggunaan media LKS Karakkteristik LKS Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik
No.item 1 2, 3, 4, 5, dan 6 7
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner siswa Tertutup No 1
Indikator Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA
No. item 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan pada delapan indikator karasteristik LKS yang digunakan dalam pengembangan produk. Karakteristik tersebut adalah (1) Mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar, (2) Melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, (3) Menggunakan
majalah atau koran untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (4) Menggunakan bukubuku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (5) Menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, (6) Mewawancarai narasumber (guru, teman,orang tua dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (7) Menggunakan poster, gambar, foto, Kliping, grafik, biografi untuk menunjukan hasil kerja, (8) Melakukan kegiatan pembelajaran saintifik. Validasi produk dengan kuesioner dilakukan untuk mengetahui kelayakan LKS yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk diisi oleh ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan guru SD setara. Selain kuesioner validasi produk oleh ahli, juga terdapat kuesioner tanggapan mengenai LKS oleh siswa. Pengisian kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dilakukan setelah uji coba terbatas. Kuesioner validasi produk oleh ahli dan kuesioner tanggapan mengenai LKS oleh siswa memiliki indikator yang sama. Kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan tanggapan oleh siswa disajikan dalam tabel. Tabel 3.9 Kisi-kisi Validasi Produk No A. B. D.
Aspek yang dinilai Aspek konten atau isi Aspek tampilan Aspek penggunaan dan penyajian
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu guru SD setara, guru kelas IV SD penelitian, dan ahli pembelajaran IPA. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. . Uji Validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, kuesioner tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel, sedangkan untuk siswa dapat dilihat pada tabel. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel. 3.6.4 Soal Tes Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes sebagai pretest dan posttest. Pretest dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan LKS dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.6 Memahami sifat-sifat cahaya melalui pengamatan dan mendeskripsikan penerapannya dalm kehidupan sehari-hari, untuk kelas IV. Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel 3.10 Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Pilihan Ganda Standar Kompetensi Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentanng dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Kompetensi Dasar
Indikator
Pokok bahasan
Butir soal
3.6 Memahami sifat-sifat cahaya melalui pengamatan dan mendeskripsikan penerapannya dalam kehidupan seharihari
3.6.3 Melakukan percobaan menggunakan alat sederhana untuk mengetahui sifatsifat cahaya. ( cahaya merambat lurus, menembus benda bening, dapat dibiaskan, dapat dipantulkan).
Sifat-sifat cahaya melalui percobaan dengan menggunakan alat
3, 5, 9, 10, 14, 16, 17, 18, 19.
3.6.4 Mendeskripsikan penerapan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan seharihari.
Penerapan sifatsifat cahaya.
1, 2, 20, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 13.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Validitas dilakukan untuk menjamin adanya kesesuaian antara alat ukur dengan keadaan yang akan diukur (Purwanto, 2007: 124). Alat ukur atau instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2015: 141). Validitas yang dilakukan pada instrumen tes sebelum digunakan adalah validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi (content validity) adalah membandingkan isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Kemudian instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV di SD Penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengn menggunakan progam SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157). Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada lampiran. Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 16 for Windows dengan menghitung nilai koefisien Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,6 (Nunnally 1960 dalam Ghozali, 2001: 46). Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 16 for Windows dapat dilihat pada tabel.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.11 Aspek Penilaian Validasi Instrumen Tes No
No Aspek yang Dinilai
1
Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator
2
Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan
3
Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan
4
Kesesuaian indikator 3 dengan item soal yang diberikan
5
Kesesuaian indikator 4 dengan item soal yang diberikan
6
Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku
7
Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan
Selanjutnya, validitas konstruk (construct validity) adalah membandingkan aspek yang diukur dengan kajian teori tertentu (Sugiyono, 2014: 172-177). Validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui konstruksi soal yang dibuat terkait dengan kesesuaian materi, bahasa dan penulisan soal. Validitas isi dan validitas konstruk tersebut dilakukan oleh ahli yakni ahli pembelajaran IPA dan guru SD setara. Instrumen tes yang sudah divalidasi oleh ahli kemudian diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV di SD setara. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan program SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal yang valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2009:137). Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2015: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan program komputer SPSS 20 for Windows dengan menghitung nilai koefisien Alpha Instrumen tes dikatakan reliabel jika
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan dalam Widoyoko, 2015: 165). Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, dipilih sebanyak 20 soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttest. 20 soal tes tersebut kemudian diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas IV SD setara. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam soal tes.
3.7 Triangulasi Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi digunakan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2014: 327-328). Triangulasi dibedakan menjadi dua macam yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik adalah menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk memperoleh data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber adalah penggunaan teknik pengumpulan data yang sama untuk memperoleh data dari sumber yang berbeda-beda (Sugiyono, 2014: 327). Triangulasi teknik digunakan untuk memperoleh data analisis kebutuhan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam triangulasi teknik adalah observasi, wawancara dan kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tahap awal untuk mengumpulkan data terkait LKS dan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di kelas IV. Kuesioner
Observasi
Wawancara
Gambar 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan bagan 3.4 peneliti memperoleh data analisis kebutuhan melalui teknik observasi, wawancara dan kuesioner. Data yang diperoleh melalui triangulasi teknik tersebut digunakan sebagai pertimbangan peneliti dalam mengembangkan LKS dengan melihat kebutuhan dari siswa dan guru. Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber. Peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menganalisis data hasil wawancara berdasarkan tiga sumber data. Kepala Sekolah
Guru
Siswa
Gambar 3.4 Trianggulasi sumber data Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan wawancara kepada tiga sumber yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil wawancara tersebut menjadi gambaran awal peneliti dalam mengidentifikasi masalah pada tahap awal penelitian.
3.8 Teknik Analisis data Melalui pengumpulan data diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran (Widoyoko, 2015: 21). Data kualitatif adalah data yang menunjukan suatu kualitas atau mutu dari sesuatu, dilihat dari keadaan, proses maupun peristiwa, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau kata-kata (Widoyoko, 2015: 18). Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif dari validasi pedoman wawancara, validasi pedoman observasi, validasi kuesioner analisis kebutuhan, validasi kuesioner validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan kuesioner dan soal tes, serta pretest dan posttest melalui uji coba terbatas. Selain itu juga diperoleh data kualitatif. Dalam penelitian ini, data kualitatif diperoleh dari beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi, dan wawancara, hasil
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk LKS oleh ahli, hasil observasi, dan hasil wawancara. Data kuantitaif dan kualitatif tersebut kemudian dianalisis. Berikut adalah pembahasan teknis analisis dari data kuantitatif dan data kualitatif. 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif yang pertaman dilakukan dengan menggunakan skala Likert 1-4. Skala ini digunakan dalam berbagai instrument penelitian. Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang semakin memudahkan penilai dalam meberikan penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam pedoman penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilai. Berikut adalah instrument penelitian dan skala beserta kriterianya. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrument nontes yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk adalh sebagai berikut. Nilai 4: Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki Nilai 3: Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki Nilai 2: Instrumen kurang layak digunakan dan perlu dilengkapi Nilai 1: Instrumen tidak layak digunakan Konstruk soal tes adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Soal sesuai dengan Indikator, kalimat baku dan jelas, tidak perlu diperbaiki Nilai 3 : Soal sesuai dengan Indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki Nilai 2 : Soal kurang sesuia dengan Indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki. Nilai 1 : Soal tidak sesuia dengan Indikator, kalimat tidak baku dan kurang jelas serta tidak layak digunakan. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrument soal tes sebagai berikut. Nilai 4 : Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai 3 : Sudah sesuai, namun perlu diperbaiki Nilai 2 : Kurang sesuai dan perlu diperbaiki Nilai 1 : Tidak sesuai Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes. Nilai 4 : Kalimat sangat jelas dan mudah dipahami Niali 3 : kalimat jelas namun sulit dipahami Nilai 2 : kalimat tidak jelas dan sulit dipahami Nilai 1 : kalimat tidak jelas dan sulit dipahami Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk oleh ahli Nilai 4 : LKS sangat sesuai dengan pernyataan Nilai 3 : LKS sesuai dengan pernyataan, namun terdapat kekurangan Nilai 2 : LKS kurang sesuia dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki Nilai 1 : LKS tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak untuk digunakan Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan mengenai LKS oleh siswa. Nilai 4 : Sangat setuju Nilai 3 : Setuju Nilai 2 : Tidak setuju Nilai 1 : Sangat tidak setuju Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4 kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.9 tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko. Tabel 3.12 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke kualitatif Interval Skor 3,26 – 4,00 2,51 – 3,25 1,76 – 2,50 1,00 – 1,75
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Baik Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu instrument.berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang dituangkan dalam tabel 3.10. Tabel 3.13 Ketegorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen Interval Skor 3,26 – 4,00
Kategori Sangat Baik
2,51 – 3,25
Baik
1,76 – 2,50
Kurang
1,00 – 1,75
Sangat Kurang
Bobot Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrument sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrument tersebut dapat dikatakan tidak valid. Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung presentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus dari Supraktinya (2012: 128). Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner.
Gambar 3.6 Rumus Perhitungan persentase jawaban pada kuesioner
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam penelitian ini, juga digunakan tes. Tes berupa pretest dan posttest. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS sifat-sifat cahaya berbasis pendekatan saintifik melalui ujicoba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0. Nilai pretest dan posttest dihitung dengan rumus pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Perhitungan nilai pretest dan posttest 3.8.2 Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti membbuat kode-kode dan tema secara kulitatif. Kedua, peneliti menghitung beberapa kali kode dan tema tersebut muncul dalam data teks. Ketiga, peneliti membandingkan dengan data kuanlitatif yang ada (Creswell, 2012: 328 – 329). Selanjutnya analisis dilakukan pada teknik wawancara dan observasi. Data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara diolah dengan langkah sebagai berikut. Pertama, membaca transkrip wawancara/observasi yang sudah disusun secara berulang-ulangdan dengan pemahaman yang baik. Kedua, menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah kanan. Ketiga, membuat catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan sementara. Keempat, mengumpulkan kata kunci dan tema-tema dari daftar yang telah dibuat, Poerwandari (dalam Supratiknya, 2012: 117). Langkah selanjutnya, data yang diperoleh diolah dengan teknik trianggulasi. Trianggulasi dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari tiga sumber yaitu Kepala Sekolah, guru, dan siswa. Selain itu trianggulasi dilakukan pada teknik
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
wawancara, observasi dan kuesioner, dengan demikian diperoleh data yang semakin lengkap.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut. 4.1 Hasil Penelitian Subbab ini memaparkan proses penelitian dari persiapan sampai dengan pelaksanaan yang meliputi potensi masalah, penyusunan rencana, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. 4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah Pada potensi dan masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi masalah dan analisis kebutuhan. 4.1.1.1 Identifikasi Potensi Dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara kepada Kepala Sekolah SD N Perumnas Condongcatur, peneliti menemukan bahawa SD tersebut memiliki potensi yang bisa dikembangkan. Potensi pada penelitian ini adalah sekolah tempat dimana peneliti melakukan penelitian, telah menerapkan penggunaan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran. Sekolah tersebut sudah menggunakan LKS, namun LKS yang digunakan merupakan LKS yang biasa digunakan oleh siswa pada umumnya yaitu LKS yang berisi materi dan soal-soal. Potensi lain yang dimiliki oleh sekolah adalah jumlah siswa yang banyak, sehingga peneliti tidak kesulitan ketika melakukan penelitian, baik ketika memberi pretest, posttest, dan uji coba lapangan terbatas. 4.1.1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Permasalahan yang diidentifikasi adalah permasalahan terkait dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Hasil dari observasi dan wawancara tersebut kemudian dikaji dengan menggunakan cara triangulasi.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA di kelas IV dan ketersediaan LKS serta penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik berbasis Kurikulum 2013. Kegiatan observasi ini dilaksanakan di SD N Perumnas Condongcatur. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1. Pedoman observasi telah divalidasi sebelum digunakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan LKS berbasis pendekatan saintifik belum ada. Guru juga tidak menggunakan LKS yang berbasis pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru hanya menggunakan buku cetak atau LKS yang biasa digunakan oleh siswa menjadi panduan ketika menyampaikan materi. Untuk penekanan pada materi yang dianggap penting, guru hanya menuliskannya di papan tulis dengan menggunakan kapur atau Boardmarker hitam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis pendekatan saitifik serta penerapan lima langkah tahapan saintifik dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD N Perumanas Condongcatur belum dilaksanakan dengan optimal. Selain itu, peneliti menemukan bahawa siswa mengalami kesulitan belajar materi yang dijelaskan pada hari tersebut yaitu sifat-sifat cahaya. Hal tersebut diketahui dari hasil observasi bahawa siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, selai itu juga ketika mengerjakan soal latihan, siswa menjawab dengan kurang tepat.
2. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, 4 siswa kelas. IV. Sebelum dilakukan wawancara pedoman wawancara terlebih dahulu divalidasi oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah ahli Bahasa, ahli IPA, dan guru kelas SD setara. Wawancara yang pertama dilakukan kepada Kepala Sekolah. Rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2. Pedoman wawancara kepala sekolah telah divalidasi oleh ahli (expert judgment). Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli, didapatkan rerata skor 3.6. jika
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibandingkan dengan tabel 3.11 rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian instrumen dinyatakan valid dan lauyak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawan cara kepala sekolah oleh ahli dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, peneliti mendapatkan informasi bahwa di SD N Perumnas Condongcatur telah menerapkan kurikulum 2013, penggunaan LKS sebagai salah satu sumber belajar untuk siswa juga telah dilaksanakan, namun masih memiliki keterbatasan karena LKS yang digunakan merupakan LKS dari Depdiknas dan belum mengaktifkan siswa secara optimal. Penggunaan metode dan pendekatan-pendekatan dalam kegiatan pembelaajaran juga belum dilaksanakan secara optimal oleh guru. Lima tahapan pendekatan saintifik belum diterapkan dengan baik dikarenakan guru masih kebingungan dalam menerapkan lima langkah tahapan tersebut secara runtun. Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru. Rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3. Sama halnya dengan pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah, pedoman wawancara guru telah divalidasi oleh ahli (expert judgment) dengan hasil rerata skor sebesar 3,5, jika dibandingkan dengan tabel 3.11 rerata tersebut memiliki nilai kurang dari 2,50 dan termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat dulihat pada lampiran. Wawancara kepada guru dilakasanakan pada tanggal 29 juli 2016. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, peneliti mendapatkan informasi bahwa dalam proses pembelajaran guru telah menggunakan LKS, namun LKS yang digunakan masih memiliki keterbatasan dan belum mengaktifkan siswa secara optimal. LKS tersebut juga belum memuat tahapan-tahapan pendeketan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan), namun hanya berisi dengan materi dan soal-soal latihan yang seringkali dikerjakan oleh siswa di rumah. Guru juga memaparkan mengenai penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran belum optimal, guru hanya menerapkan beberapa tahapan pendekatan saintifik pada proses pembelajaran karena sudah terbiasa dengan metode ceramah dan pemberian tugas kepada siswa.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil penjelasan guru tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS dalam proses pembelajaran belum maksimal. LKS yang digunakan belum mengaktifkan siswa secara optimal karena LKS tersebut masih berisi soal-soal dan materi sehingga mempermudah siswa menyelesaikannya. Oleh karena itu guru memerlukan LKS berbasis pendekatan saintifik yang dapat mengaktifkan siswa dan belajar secara mandiri baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Wawancara ketiga ditunjukkan kepada siswa kelas IV. Rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4 pedoman wawancara siwa telah divalidasi oleh ahli dan guru SD. dengan hasil rerata skor sebesar 3,5 jika dibandingkan dengan tabel 3.11 rerata tersebut memiliki nilai kurang dari 2,50 dan termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat dulihat pada lampiran. Peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 14 September 2016. Dari hasil wawancara kepada siswa, peneliti mendapatkan informasi bahwa siswa hanya menggunakan LKS yang telah disediakan oleh sekolah yaitu LKS yang berisi dengan soal-soal. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa seringkali diminta untuk mengerjakan soal-soal yang teerdapat di dalam LKS tersebut. Untuk aktivitas belajar lainnya, siswa jarang sekali melakukan kegiatan percobaan, pengamatan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang mampu membuat siswa belajara secara mandiri. Dalam pembelajaran IPA, guru jarang sekali mengajak siswa untuk melakukan percobaan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sehingga siswa terkadang merasa bosan dan jenuh terhadap pembelajaran.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru
Kepala sekolah
Guru telah menerapkan tahapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran tetapi tidak secara ggg utuh lima langkah . Guru kesulitan dalam melaksanakan lima langkah pendekatan saintifik, karena kemampuan setiap siswa berbeda-beda dan siswapun kesulitan dalam menerapkannya.
Sekolah sudah menyediakan LKS tetapi LKS tersebut tidak digunakan secara maksimal. LKS yang digunakan tidak memuat kegiatan-kegiatan yang mengaktifkan siswa, melainkan hanya berisi soal-soal saja. Selain itu, LKS yang digunakan tidak mengacu lima tahapan pendekatan saintifik. Kemudian fasilitas pembelajaran kurang memadai juga menghambat pelaksanaan lima tahapan pendekatan saintifik.
Siswa Guru tidak menggunakan LKS dalam proses pembelajaran di kelas, melainkan guru lebih fokus menggunakan buku siswa dan BSE. Selain itu, siswa lebih menyukai LKS yang berisi kegiatan-kegiatan yang mengacu lima tahapan pendekatan saintifik bukan soal-soal saja. Kemudian, LKS dapat membantu dalam pemahaman materi.
Ketersediaan LKS di sekolah terkait LKS IPA materi sifat-sifat bunyi masih terbatas dan sekolah masih mengandalkan LKS dari pemerintah. Selain itu LKS hanya berisi soal-soal saja dan tidak memuat kegiatankegiatan siswa. Kemudian guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan, karena hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang disampaikan guru. Meskipun demikian minat guru untuk membuat LKS IPA sudah ada.
Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah Berdasarkan bagan 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti lima langkah pendekatan saintifik saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut menjadi permasalahan karena ketersediaan dan penggunaan LKS khususnya mata pelajaran IPA di SD N Perumnas Condongcatur masih terbatas. Sekolah masih mengandalkan pembuatan LKS dari pemerintah. Selain itu, LKS tersebut hanya berisi soal-soal saja tidak mengacu kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa aktif membangun konsepnya sendiri. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lima langkah pendekatan saintifik. Pada saat wawancara, siswa mengatakan bahwa mereka jarang sekali diajak untuk melakukan suatu kegiatan dan percobaan tentang materi yang sedang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi, bahwa siswa ketika diberi pertanyaan kepada guru cenderung tidak bisa menjawab. Selain itu, jika guru meminta pendapat kepada siswa, tidak ada siswa yang aktif untuk mengemukakan pendapatnya melainkan siswa cenderung berbicara sendiri kepada teman sebangkunya. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan dari guru saat wawancara. Guru mengatakan bahwa siswa ketika diminta untuk menjawab soal hanya beberapa soal saja yang dikerjakan, apabila dikerjakan secara keseluruhan, jawaban yang ditulis kurang tepat. Permasalahan lain yang ditemukan adalah kurangnya penggunaan LKS yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran di kelas guna mengaktifkan siswa untuk melakukan suatu kegiatan. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan lebih fokus menggunakan buku siswa yang diberikan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran, karena guru hanya menjelaskan materi secara monoton dan siswa hanya diminta untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang disampaikan oleh guru tanpa ada keaktifan yang dilakukan siswa. Meskipun demikian, sekolah sudah berusaha menerapkan kurikulum 2013 berbasis pendekatan saintifik, namun sekolah belum optimal dalam melaksanakan lima langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan, guru kelas sepenuhnya belum paham tentang pendekatan saintifik dan guru hanya menerapkan beberapa langkah saja, misalnya mengamati dan mengomunikasikan. Hal ini, juga didukung dengan kemampuan masing-masing siswa yang berbeda dalam memahami suatu materi atau kegiatan yang sedang lakukan, sehingga guru perlu menerapkan lima langkah pendekatan saintifik tahap demi tahap. 3. Kuesioner Analisi kebutuhan selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan kuesioner. Kuesioner ditunjukkan kepada guru dan siswa. Kuesioner
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang pertama diberikan kepada guru. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru pada tanggal 12 Agustus 2016. Kuesioner analisis kebutuhan untuk guru terdiri dari 15 pertanyaan yang merupakan pengembangan dari 5 tahapan pendekatan saintifik. Kuesioner yang digunakan adalah bentuk kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner terbuka pada analisis kebutuhan dapat dijawab secara bebas oleh responden. Responden pada kuesioner analisis kebutuhan ini adalah guru kelas IV di SD N Perumnas Condongcatur. Sedangkan kuesioner tertutup, responden menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan alternatif jawaban yang sudah ditentukan. Kuesioner terbuka berjumlah delapan pertanyaan dan kuesioner tertutup berjumlah tujuh pertanyaan. Kuesioner siswa berjumlah 15 pertanyaan. Hasil kuesioner tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam merancang produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, kuesioner tersebut dirancang berdasarkan lima karakteristik LKS yang dikembangkan. Berikut kuesioner analisis kebutuhan guru disajikan dalam tabel 3.5 (kuesioner terbuka), 3.6 (kuesioner tertutup), 3.7 (Kuesioner siswa terbuka), dan 3.8 (Kuesioner siswa tertutup). Selain memiliki jawaban yang sudah disediakan, guru juga dapat memberikan deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis kebutuhan. Data analisis kebutuhan yang kedua diperoleh dari siswa. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada siswa pada tanggal 29 Agustus 2016. Kuesioner analisis kebutuhan utuk siswa terdiri dari 9 pernyataan dan 7 pertanyaan yang merupakan pengembangan LKS dari 5 langkah pendekatan saintifik.. Hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa ini menjadi gabungan mengenai LKS yang pernah digunakan dalam pembelajaran IPA dan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan LKS IPA. siswa juga dapat memberikan deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis (penjelasan hasil wawancara, observasi, kuesioner) Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data, peneliti melakukan triangulasi teknik. Triangulasi teknik sebagai pertimbangan dalam pembuatan LKS dengan melihat permasalahan yang dialami dan kebutuhan
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LKS dari guru dan siswa. Triangulasi teknik pengumpulan data disajikan dalam gambar 4.2.
Wawancara
Observasi
Sekolah telah menggunakan LKS. LKS yang digunakan adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal. Guru sudah menggunakan kurikulum 2013 dan menggunakan pendekatan Saintifik, tetapi guru belum menerapkan sesuai dengan 5 tahapan pendekatan saintifik.
Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Sudah menggunakan Kurikulum 2013 namun, kegiatan belajar mengajar masih didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.
Kuesioner Guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai LKS dengan 5 tahapan pendekatan saiktifik yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan LKS.
Siswa membutuhkan LKS untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dan menuntun siswa melakukan kegiatan secara mandiri sesuai dengan karakteristik yang mengaktifkan siswa, mencari sumber informasi, mengarahkan siswa untuk mandiri, mengarahkan siswa melakukan lima tahapan pendekatan saintifik
Gambar 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan bagan triangulasi teknik pengumpulan data pada gambar 4. Terdapat tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari wawancara yaitu sekolah telah menggunakan LKS namun, masih menggunakan LKS yang berisi materi dan soal-soal. Guru masih kesulitan dalam menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA di sekolah dasar. Data yang diperoleh melalui teknik observasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa, guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Sudah menggunakan Kurikulum 2013 namun, kegiatan belajar mengajar masih didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Teknik yang terakhir adalah kuesioner. Data yang diperoleh melalui kuesioner adalah guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai LKS dengan 5 tahapan pendekatan saiktifik yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan LKS. Berdasarkan triangulasi teknik, dapat disimpulkan bahwa guru belum maksimal dalam menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik. LKS yang digunakan adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa, guru menjelaskan materi dan menuliskannya di papan tulis dan siswa mencatat. Pada tahap ini, peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai LKS yang diinginkan oleh siswa dan guru. Data hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan untuk pertimbangan dalam pembuatan desain LKS.
4.1.2 Proses Pengembangan LKS Proses pengembangan LKS tidak harus skuensial (tidak kembali ke awal) tetapi secara simultan. Maka yang dituliskna di bawah ini tidak harus urut, melainkan lebih menjelaskan bagian-bagiannya.
4.1.2.1 Analisis Kebutuhan 1. Analisis Pembelajaran Peneliti melakukan analisis pembelajaran berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Saat peneliti melakukan observasi, ternyata guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran, melainkan guru lebih dominan menggunakan buku siswa dan cenderung ceramah di kelas. Selain itu, guru juga terpaku pada power point yang ditampilkan di layar LCD dan guru hanya membaca materi yang telah dituliskannya di power point tersebut. Kemudian, guru tidak mengajak siswa aktif melakukan suatu kegiatan, melainkan
guru hanya
meminta siswa untuk
mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang telah disampaikan oleh guru.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Paparan mengenai hasil analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
2. Analisis siswa Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan observasi pada pembelajaran IPA kelas IV SD N Perumnas Condongcatur. Observasi dilaksanankan pada tanggal 27 Juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Di SD tersebut telah menggunakan Kurikulum 2013, tetapi ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang terlihat, sehingga kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Setelah guru menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan soal yang terdapat di LKS. LKS yang digunakan oleh siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada umum nya, LKS tersebut masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakannya.
4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus yaitu membuat LKS berdasarkan berbasis pendekatan saintifik dengan karakteristik, (1) LKS yang mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) LKS yang mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan
saintifik
yaitu
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. Berdasarkan empat karakteristik LKS tersebut, maka langkah selanjutnya adalah peneliti menjabarkan empat karakteristik itu menjadi sembilan ciri khusus
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk menggambarkan isi LKS secara keseluruhan yaitu, 1) memberikan petunujuk/tugas pada siswa untuk mencari informasi di buku paket, koran, dan majalah, 2) siswa melakukan wawancara dengan narasumber, 3) siswa melakukan kegiatan percobaan, 4) siswa membuat poster, gambar untuk menyampaikan hasil kerjanya, 5) siswa melakukan kegiatan pangamatan, 6) siswa melakukan kegiatan bertanya kepada guru, orang tua, dan teman terhadap masalah-masalah yang belum mereka ketahui/pahami, 7) diskusi dengan teman, 8) siswa melakukan identifikasi, 9) siswa membuat rangkuman. 4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen Pada tahap ketiga, peneliti menggunakan instrumen berbentuk pilihan ganda berupa pretest dan posttest dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS. Berikut jenis dan tujuan instrumen yang disajikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen Jenis instrumen Rubrik penilaian kualitas LKS Soal pilihan ganda
Tujuan instrument Untuk mengtahui kualitas LKS (aspek konten dan Bahasa, isi, tampilan, penggunaan, dan penyajian) Untuk mengetahui tangkat efektivitas penggunaan LKS
Pengembangkan instrumen dengan cara merumuskan soal pretest dan posttest, dan membuat rubrik penilaian ahli validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SD N Perumnas Condongcatur. Pretest dilakukan sebelum menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttest dilakukan di akhir setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.6 tentang sifat-sifat cahaya. Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada lampiran. Setelah menyusun instrumen tes, peneliti membuat rubrik penilaian validasi berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Kemudian, soal divalidasi oleh ahli (expert judgment) dan diujikan secara empiris kepada enam siswa kelas IV SD N Perumnas 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Condongcatur. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan progam SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan p < 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157). Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada lampiran. Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap (konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 20 for Windows dengan menghitung nilai Cronbach Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,6 (Nunnally 1960 dalam Ghozali, 2001: 46). Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada lampiran. Berikut hasil validitas dan reliabilitas secara singkat yang disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Perhitung Validitas Soal Pilihan Ganda No. item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(sig. 2 tailed)
Keputusan
.001 .015 .000 .000 .001 .000 .002 .000 .004 .002
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
No.i tem 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
(sig. 2 tailed)
Keputusan
.000 .016 .002 .001 .000 .001 .015 .000 .016 .000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.3 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Cronbach’s Alpha .770
N of Items 21
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika harga Alpha Cronbach di atas 0.60, suatu konstruk sudah dianggap reliabel (harga Alpha Cronbach 0.77 sudah di atas 0.60 maka 20 item soal dikatakan sudah reliabel).
4.1.2.4 Mengembangkan Strategi Pada tahap empat, peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu (1) peneliti membuat pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan tujuan kegiatan. Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berikut pemetaan KI, KD, Indikator, dan tujuan kegiatan yang telah disajikan pada tebel berikut. Tabel 4.4 Pemetaan KI, KD, dan Indikator serta Tujun Kegiatan KI 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanyakan berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhuluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya. Dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain
KD 3.6 Memahami sifatsifat cahaya melalui pengamatan dan mendeskripsikan penerapannya dalam kehidupan seharihari
Indikator 3.6.3 Melakukan percobaan menggunakan alat sederhana untuk mengetahui sifat-sifat cahaya. ( cahaya merambat lurus, menembus benda bening, dapat dibiaskan, dapat dipantulkan). 3.6.4 Mendeskripsikan penerapan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan kegiatan 1. Siswa mampu melakukan percobaan dengan menggunakan alat sederhana untuk mengetahui : a. cahaya dapat merambat lurus b. cahaya dapat menembus benda bening c. cahaya dapat dibiaskan d. cahaya dapat dipantulkan Siswa mampu mendeskripsikan sifat-sifat cahaya serta penerapannya dalam kehidupan seharihari.
4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS Pada tahap kelima, peneliti mengembangkan isi LKS. Pengembangan tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. Selain itu, peneliti juga menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik. Dari pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan, peneliti membagi materi menjadi
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
empat kegiatan. Dalam setiap kegiatan, peneliti memuat 5 tahapan pendekatan saintifik secara runtun. Berikut kegiatan berdasarkan 5 tahapan pendekatan saintifik dapat dilihat pada gambar.
1. Konsep Pembuatan LKS Konsep
pembuatan
LKS
berbasis
pendekatan
saintifik
merupakan
pengembangan LKS kurikulum 2013 mata pelajaran IPA untuk mempelajari sifatsifat cahaya. Berdasarkan LKS pada kurikulum 2013, peneliti mengembangakan sebuah LKS yang berfungsi untuk mempelajari sifat-sifat cahaya. Nama LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasis pendekatan saintifik. Hal yang dikembangkan dari LKS asli adalah lima tahapan pendekatan saintifik. LKS yang biasanya dikerjakan oleh siswa di sekolah dikembangkan menjadi lebih menarik dengan menambahkan beberapa gambar dan warna. Peneliti membuat LKS dengan materi sifat-sifat cahaya. Dalam LKS tersebut peneliti mengembangkan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, berupa langkah-langkah percobaan dan materi serta bahan yang digunakan untuk percobaan. Kegiatan di dalam LKS dibagi menjadi 4 kegiatan, dalam setiap kegiatan telah dilengkapi dengan kolom tempat untuk siswa menuliskan hasil dari kegiatan yang telah mereka lakukan. Kolom-kolom tersebut didesain dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word. 2. Pengumpulan Bahan Berdasarkan analisis kebutuhan, beberapa bahan yang diperlukan, disini peneliti mencari informasi mengenai bentuk LKS yang menarik. Beberapa bahan yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kertas Ivory 230 gram, kertas HVS 80 gram, mika sebanyak 6 lembar dan kertas karton yang telah di beri lubang berbentuk bintang untuk melakukan percobaan. Kertas Ivory digunakan sebagai sampul halaman depan dan belakang (cover) LKS. Pemilihan kertas Ivory sebagai sampul halaman depan dikarenakan kertas Ivory memiliki bentuk yang halus dan tegak sehingga tidak mudah robek atau terlipat ketika siswa menggunakannya. Pemilihan kertas HVS 80 gram sebagai kertas yang digunakan untuk mencetak LKS, karena HVS berukuran 80 gram lebih tebal, sehingga ketika siswa menuliskan hasil
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kegiatan yang telah dilakukannya di dalam setiap lembar LKS tidak mudah koyak dan juga tidak mudah di tembus oleh tintah pensil atau bolpoin yang digunakan oleh siswa untuk menulis. 3. Pembuatan LKS Pengembangan desain pada penelitian ini yaitu dengan mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik. LKS dibuat dengan menggunakan Microsoft Word sehingga sangat mudah untuk digunakan. Halaman sampul dibuat dengan menggunakan aplikasi Corel Draw agar terlihat lebih menarik. Pewarnaan pada sampul LKS telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga tidak terlalu mencolok. Format penulisan isi LKS menggunakan huruf Comic Sans MS, dengan ukuran font 12, spasi 1,5 dan margin A4. Materi yang disajikan dalam LKS ini didasari dari hasil pemetaan SK, KD, dan Indikator pada matapelajaran IPA, materi yang terdapat dalam LKS ini adalah sifat-sifat cahaya. Materi tersebut dibagi menjadi empat kegiatan dalam satu LKS. Setiap kegiatan dibuat berdasarkan lima tahapan pendekatan saintifik, selain lima tahapan tersebut setiap kegiatan dilengkapi dengan petunjuk dan langkah-langkah untuk mempermudah siswa melakukan percobaan. Di dalam LKS telah disediakan ruang berupa kolom-kolom untuk menuliskan hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa. Kolom-kolom tersebut didesain dengan menggunkan Microsoft Word. Selain ruang berupa kolom untuk menuliskan hasil kegiatan siswa, peneliti juga menyediakan tabel untuk menuliskan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh siswa. Tabel dibuat dengan menggunakan Microsoft Word. Setiap kegiatan di dalam LKS, peneliti memberikan beberapa gambar, tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mengetahui objek atau benda yang mereka amati. Di setiap awal kegiatan, terdapat komik atau cerita yang mencerminkan isi materi dalam kegiatan tersebut. Komik atau cerita dibuat secara sederhana sehingga siswa dapat memahaminya. Isi LKS ini memuat langkah-langkah, petunjuk, dan percobaan serta bahan dan alat yang dibutuhkan siswa untuk melakukan percobaan. Pada setiap kegiatan terdapat lima langkah pendekatan saintifik, lima langkah tersebut yaitu, 1) mengamati, 2) menanya, 3) menalar, 4) mencoba, 5) mengkomunikasikan. Bentuk
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari LKS dicetak menyerupai buku dengan ukuran tinggi 25 cm, dan lebar 18 cm. kertas yang digunakan adalah HVS B5 80 gram, cover dari LKS diprint dengan menggunakan kertas Ivori 230 gram. Dari lima langkah tahapan pendekatan saintifi yang terdapat di dalam isi LKS seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.3 Kegiatan Mengamati terdapat pada halaman 1 di LKS Pada gambar tersebut, siswa di tuntun untuk melakukan pengamatan terhadap objek yang terdapat di sekitar mereka, baik yang terdapat di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini siswa mendapatkan pengalaman secara langsung terhadap subjek yang diamati.
Gambar 4.4 Kegiatan Menanya terdapat pada halaman 2 di LKS
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahapan kedua dari pendekatan saintifik yang terdapat di setiap kegiatan dalam produk LKS yaitu menanya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak siswa membuat pertanyaan-pertanyaan terhadap hal-hal yang belum mereka ketahui melalui pengamatan.
Gambar 4.5 Kegiatan Menalar terdapat pada halaman 10 di LKS Tahapan ketiga dari pendekatan saintifik yang terdapat di setiap kegiatan dalam produk LKS yaitu menalar. Kegiatan ini bertujuan untuk menuntun siswa menuliskan hasil pengamatan maupun percobaan yang telah mereka lakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Gambar 4.6 kegiatan Mencoba terdapat pada halaman 20 di LKS 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahapan keempat dari pendekatan saintifik yang terdapat di setiap kegiatan dalam produk LKS yaitu mencoba. Pada kegiatan ini siswa diajak untuk melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa fenomena yang telah diamati benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan melalui percobaan sederhana. Pada bagian percobaan peneliti juga memberi langkah-langkah kegiatan serta alat dan bahan yang dibutuhkan oleh siswa untuk melakukan percobaan.
Gambar 4.7 Kegiatan Mengkomunikasikan terdapat pada halaman 22 di LKS Tahapan kelima dari pendekatan saintifik yang terdapat di setiap kegiatan dalam produk LKS yaitu mengkomunikasikan. Kegiatan mengkomunikasikan bertujuan untuk mengajak siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan temantemannya, baik secara individu maupun berkelompok. Selain memuat lima tahapan pendekatan saintifik, LKS yang dikembangkan juga memiliki karakteristik khusus, sehingga semakin mempermudah siswa dalam mengerjakan LKS tersebut. Karakteristik tersebut anatara lain seperti yang terdapat pada gambar berikut ini.
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.8 Kegiatan Wawancara terdapat pada halaman 14 di LKS Karakteristik pertama yang terdapat pada setiap kegiatan di LKS adalah siswa diminta untuk melakukan kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui atau hal-hal yang ingin mereka ketahui secara lebih mendalam. Kegiatan wawancara ini tentunya dilakukan siswa kepada orang-orang yang memiliki pengalaman lebih, seperti guru, orang tua atau saudara mereka. Kegiatan wawancara ini boleh dilakukan dimana saja, baik di sekolah, di rumah, dan di lingkungan sekitar mereka.
Gambar 4.9 Kegiatan Studi pustaka (buku, majalah, koran) terdapat pada halaman 18 di LKS 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain siswa melakukan kegiatan wawancara, siswa juga diberi petunjuk untuk melakukan studi pustaka dengan tujuan untuk mencari informasi-informasi yang mendukung di buku paket, majalah atau koran. Melalui kegiatan ini, siswa akan semakin kaya dengan pengetahuan dan sumber informasi yang banyak. 4.1.2.6 Evaluasi Formatif Pada tahap keenam peneliti melakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian kualitas produk LKS oleh ahli dan uji coba lapangan terbatas. Setelah produk LKS selesai dibuat, kemudian peneliti membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu ahli IPA dan guru SD setara. Untuk evaluasi formatif dilakukan dengan dua cara, yaitu penilaian kualitas produk ahli IPA dan Guru SD. Ahli IPA yang dilibatkan adalah seorang dosen yang telah memiliki
pengalaman mengajar. Lama penilaian validasi LKS dilakukan
selama 2 minggu. Sedangkan ahli guru yang dilibatkan adalah satu orang guru kelas IV SD. Penilaian dilakukan selama satu seminggu. Setelah ahli memberikan validasi produk produk LKS dan dinyatakan layak untuk diujicobakan, maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD N Perumnas Condongcatur. Peneliti memilih enam siwa tersebut berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang dan rendah) serta melalui rekomendasi dari guru.
Uji coba lapangan terbatas
dilaksanakan pada tanggal 26 – 30 November 2016. Uji coba terbatas pada hari pertama dimulai dari pukul 07.00 pagi dan selesai pada pukul 09.30 pagi, peneliti hanya diberi waktu selama dua jam karena matapelajaran selanjutnya adalah agama, untuk itu siswa harus kembali kedalam kelas untuk mengikuti pelajaran. Untuk hari berikutnya, yaitu hari dimana peneliti melakukan control terhadap pengerjaan LKS oleh siswa, peneliti memerikasa hasil kerja yang siswa lakukan di rumah serta menanyakan kesulitan apa yang mereka temui. 4.1.2.7 Revisi Pada tahap ketujuh, peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadap siswa setelah menggunakan
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Hasil revisi berdasarkan komentar ahli dan siswa disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Revisi LKS Berdasarkan Komentar Ahli dan Siswa Sebelum direvisi Penulisan masih terdapat kekurangan, seperti huruf salah ketik, penggunaan kalimat secara tepat serta penggunaan tanda baca. Kalimat yang diulang-ulang Penggunaan warna yang terlalu gelap
Sesudah direvisi Telah direvisi sesuia dengan komentar dari ahli
Telah direvisi sesuia dengan komentar dari ahli Telah direvisi sesuia dengan komentar dari ahli
4.1.2.8 Evaluasi Sumatif Pada tahap kedelapan, peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Pengolahan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest dan posttest, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS. Peneliti melakukan pengolahan data dengan cara menghitung hasil pretest dan posttest menggunakan rumus sebagai berikut. 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Peningkatan =
𝑥
Gambar 4.10 Rumus Perhitungan Pretest dan Posttest 4.1.3 Kualitas LKS Kualitas LKS yang peneliti kembangkan dikatakan sangat baik berdasarkan hasil penilaian dari ahli. Ahli IPA memberikan skor sebesar 3,79, dengan demikian LKS yang dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori sangat baik. Ahli yang kedua yang memberi penilaian pada produk LKS adalah Guru kelas IV SD dengan skor sebesar 3,82, dengan demikian kualitas LKS termasuk dalam kategori sangat baik. Tingkat keefektifitas (peningkatan skor pretest dan posttest) sebesar 46,6%, dan komentar-komentar siswa setelah menggunakan LKS. Berikut hasil penilaian produk LKS oleh ahli disajikan pada tabel di bawah ini.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.6 Hasil Skor Penilaian Ahli Jenis instrumen LKS
Skor kualitas instrument (skala 1 – 4 ) Ahli IPA Guru 3,79 3,82
Kategori Ahli IPA Sangat Baik
Guru Sangat Baik
Tabel 4.7 Hasil Komentar Siswa Setelah Menggunakan LKS Aspek yang dinilai Konten atau isi
Tampilan
Penggunaan bahasa
Penggunaan dan penyajian
Komentar siswa Mudah dipahami, materi yang ada di dalam LKS dapat dipahami, percobaan yang ada di LKS berhasil di lakukan dengan baik. 5 tahapan pendekatan saintifik dapat diikuti oleh siswa dengan baik Siswa senang dengan tampilan LKS karena menggunakan gambar dan berwarna sehingga siswa tidak merasa bosan ketika mengerjakannya. Penggunaan Bahasa sangat mudah dipahami oleh siswa sehingga pada saat mereka menggunakan LKS tidak kebingungan. Petunjuk yang terdapat di dalam LKS jelas, LKS mudah dibawa kemana saja.
Berikut hasil pretest dan posttest yang disajikan pada tabel 4.7. Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa No
Nama
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 Rerata
Skor (Skala 1 – 100 ) Pretest Posttest 60 80 70 100 55 90 55 80 40 75 70 90 58,3 85,8
Peningkatan Skor 20 30 35 25 35 20 27,5
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa skor pretest dan posttest meningkat sesuai dengan selisih yang dituliskan dala tabel. Persentase tingkat efektivitas/ peningkatan skor pretest dan posttest dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini. 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest, skor pretest dan posttest menigkat sebesar 46,6%. Setelah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas. 120 100
Skor
80 60
pretest
40
posttest
20 0 1
2
3
4
5
6
Nomor Siswa
Gambar 4.11 Grafik Perbedaan Nilai Pretest dan Postest pada Masing-masing Siswa 100 90 80 70 Skor
60 50
pretest
40
posttest
30 20 10 0 Rerata Skor Keseluruhan
Gambar 4.11 Rerata Skor Keseluruhan
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2 Pembahasan Pengembangan LKS IPA didasarkan dari hasil identifikasi masalah melalui wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara, dapat diketahui bahwa LKS yang digunakan sekolah masih berisi materi dan soal-soal. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat kepada guru, selain itu pemahaman guru akan kurikulum 2013 masih kurang. Guru sudah menggunakan pendekatan saintifik, tetapi belum diterapkan secara maksimal dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang ditemukan tersebut tidak sesuai dengan kuesioner hasil analisis kebutuhan. Berdasarkan kuesioner hasil analisis kebutuhan guru, diketahui bahwa sebanyak 100% guru menyetujui bahwa penggunaan LKS IPA dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa memahami konsep. Berdasarkan hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, bahwa 100% siswa menyetujui penggunaan LKS IPA dalam proses pembelajaran dapat membantu memahami materi. Selain itu dalam proses pembelajaran guru jarang memberikan panduan kegiatan secara tertulis dan siswa belum melakukan melakukan langkahlangkah kegiatan pembelajaran secara mandiri. Paparan tersebut menjadi salah satu pertimbangan peneliti dalam pengembangan LKS IPA. Peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS IPA adalah LKS yang berfungsi untuk mengaktifkan siswa dalam belajar secara mandiri sesuai dengan lima tahapan pendekatan saintifik yang dilakukan siswa untuk mendapatkan informasi dalam proses pembelajaran. Tahap pengembangan awal peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara kepada siswa kelas IV mengenai warna dan gambar yang disukai. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada siswa maka peneliti membuat desain LKS sesuai dengan warna dan gambar yang disukai tersebut. Tahap pengembangan selanjutnya peneliti memetakan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran. Dari indikator yang telah dibuat, peneliti mengembangkannya menjadi empat kegiatan umum di dalam LKS, pada setiap kegiatan, peneliti memuat lima tahapan pendekatan sanitifik secara
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
runtun, sehingga siswa tidak mengalami kebingungan pada saat ngerjakannya. LKS ini memiliki karakter khusus yang dibuat sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu (1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. dari empat karateristik umum tersebut, peneliti menjabarkannya menjadi sembilan karaktersitik yang lebih spesifik menggambarkan isi LKS secara keseluruhan. Dari karakteristik khusus tersebut, mempermudah siswa untuk mengerjakan LKS yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap pengembangan selanjutnya yaitu peneliti membuat soal pretest dan posttest berupa pilihan ganada serta rubrik penilaian ahli validasi produk. Tujuan dari pembuatan instrumen tersebut adalah untuk mengetahui kualitas dari LKS yang dikembangkan. Kualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain aspek konten atau isi, Bahasa, tampilan, penulisan dan penggunaan huruf, penyajian, dan penggunaan. Untuk soal pilihan ganda bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS. Soal pretest dan posttest dikembangkan melalui pemetaan KD dan indikator. KD dipecah menjadi dua indikator, dan dari dua indikator tersebut peneliti membuat soal pretest dan posttest sebanyak 40 puluh soal tipe pilihan ganda. Setelah instrumen selesai, peneliti melakukan validasi intruemen tes kepada ahli (expert judgment), setelah validasi dilakukan dan instrumen layak untuk di uji cobakan, maka peneliti melakukan uji coba soal tersebut kepada siswa SD kelas IV. Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 for windows untuk menganalisis 40 item soal, peneliti mengambil 20 item soal yang valid untuk digunakan pada uji coba terbatas. Pegujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SD N Perumnas Condongcatur. Pengujian soal pretest diujikan sebelum siswa menggunakan LKS dan soal posttest diujikan setelah siswa menggunakan LKS. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada saat pretest. Siswa 1 memperoleh
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai sebesar 60 saat pretest dan 80 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 20. Siswa 2 memperoleh nilai sebesar 70 saat pretest dan 100 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 30. Siswa 3 memperoleh nilai sebesar 55 saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 35. Siswa 4 memperoleh nilai sebesar 55 saat pretest dan 80 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 25. Siswa 5 memperoleh nilai sebesar 40 saat pretest dan 75 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 35. Siswa 6 memperoleh nilai sebesar 70 saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 20. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest, diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk materi sifat-sifat cahaya dapat membantu siswa dalam memahami materi sifat-sifat cahaya. Hal ini sesuai dengan teori Brunner, teori Piaget dan teori Vygotsky. Menurut Brunner, individu belajar dan mengembangkan pikirannya melalui penemuan. Dari penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Siswa memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan melalui kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah yang ada dalam LKS. Menurut Piaget, belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema. Skema adalah struktur kognitif seseorang untuk beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Seorang anak akan berkembang melalui proses adaptasi. Proses adaptasi yang dilalui anak dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif seseorang yang mengintegrasikan stimulus yang berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru yang didapatkan siswa melalui kegiatan langsung. Akomodasi merupakan rangsangan langsung yang diberikan dari guru, orang tua, teman, dan masyarakat dalam proses belajarnya. Sedangkan menurut Vygotsky, pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar mengenai tugas-tugas yang belum dipelajari, namu tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan siswa. Pada tahap selanjutnya adalah peneliti merancang kegiatan dari pemetaan KI, KD, dan karakteristik LKS. Kegiatan di dalam LKS dibagi menjadi 4 kegiatan
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut yaitu, cahaya merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, dan cahaya dapat menembus benda bening. Dalam setiap kegiatan, peneliti memberikan petunjuk untuk mempermudah siswa melakukan kegiatan. Kemudian, pada setiap kegiatan terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Selain lima tahapan saintifik, pada setiap kegiatan juga terdapat karakteristik khusus LKS yaitu siswa mengumpulkan informasi dari buku paket, koran, majalah, melakukan wawancara dengan narasumber, melakukan kegiatan praktikum, menggunakan poster, gambar, grafik untuk menyampaikan hasil kerjanya, melakukan kegiatan bertanya kepada guru, orang tua,teman tentang masalah-masalah yang belum mereka ketahui atau pahami, selain melakukan kegiatan mandiri, siswa juga melakukan diskusi bersama teman atau kelompok dalam memecahkan suatu permasalahan. Setelah produk LKS selesai, tahap selanjutnya peneliti melakukan validasi kepada dua ahli, yaitu ahli IPA dan guru SD. Hasil validasi produk LKS dari ahli IPA mendapatkan skor sebesar 3,79 dan dari guru SD mendapatkan skor sebesar 3,82. Dalam hal ini produk LKS yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik. Setelah ahli melakukan validasi produk LKS dan dinyatakan layak untuk diuji cobakan, maka peneliti melakukan revisi sesuai dengan komentar dari ahli. Dari hasil validasi produk yang dilakukan oleh ahli, peneliti juga membandingkan dengan hasil validasi produk dari peneliti sebelumnya. Seperti yang dilakukan oleh Edelturdis (2012). Penelitian dan pengembangan LKS menggunakan pendekatan sanitifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas dua sekolah dasar. Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari dua ahli yaitu masing memberi skor sebesar 3,93 dan 4,06. LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. Peneliti berikutnya yaitu
Ningtyas (2015) dengan peneltian dan Pengembangan Lembar
Kerja Siswa Berbasis Metode Percobaan pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V di Sekolah Dasar. Ahli validasi masing-masing memebri skor sebesar 92% dan 90% dengan rata-rata skor 91% memiliki kriteria baik sekali. Rata-rata hasil evaluasi kelas kontrol memiliki kriteria cukup yaitu 65,45% dan rata-rata hasil
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
evaluasi kelas eksperimen memiliki kriteria baik sekali yaitu 85,96%. Dengan demikian kualitas dan tingkat efektivitas LKS berbasis pendekatan saintifik termasuk dalam kategori sangat baik untuk membantu ssiwa dalam memahami materi pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Uji coba lapangan terbatas dilakukan selama 5 hari. Sebelum melakukan uji coba, peneliti terlebih dahulu berdiskusi dengan guru untuk menentukan waktu yang tepat untuk melakukan uji coba, selain itu juga peneliti memilih keenam siswa tersebut berdasarkan rekomendasi dari guru kelas. Untuk memaksimalkan waktu supaya bisa bermanfaat dengan baik dan ujicoba lapangan terbatas bisa berjalan lancar karena untuk uji coba lapangan hanya diberi waktu selama 5 hari jadi peneliti harus memaksimalkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya. Pada pertemuan pertama, peneliti mendata dan memberikan arahan kepada siswa untuk mempersiapkan beberapa peralatan yang akan mereka bawa untuk pertemuan berikutnya, seperti alat tulis dan beberapa alat untuk percobaan sederhana mengenai sifat-sifat cahaya. Keesokan harinya, kembali lagi ke sekolah untuk melakukan beberapa kegiatan yang terdapat dalam LKS. Untuk kegiatan pertama sebelum siswa mengerjakan LKS, peneliti terlebih dahulu memberikan arahan mengenai cara penggunaan LKS serta menjelaskan tujuannya, kemudian saya mempersilahkan siswa untuk mengerjakan LKS tersebut terlebih dahulu secara mandiri, lalu kemudian peneliti meminta mereka untuk berdiskusi di dalam kelompok. Berdasarkan pengamatan pada saat uji coba lapangan terbatas, peneliti melihat bahwa siswa tersebut sangat antusias dalam mengerjakan LKS. Pertama-tama siswa sangat tertarik dengan desain dan warna LKS karena cenderung memiliki warna yang menarik tidak seperti LKS yang biasanya siswa miliki selama ini. Siswa juga tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS, dibuktikan pada saat peneliti melakukan control pada hari berikutnya untuk memerikasa hasil kerja siswa yang dikerjakan di luar sekolah.. Karena terdapat beberapa kegiatan di dalam LKS, maka siswa boleh membawanya untuk dikerjakan di rumah sekaligus siswa melakukan
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kegiatan wawancara kepada orang tua, saudara atau guru. Selain itu, juga memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap sifat-sifat cahaya yang terdapat dilingkungan sekitar siswa. Dari hasil wawancara kepada siswa setelah menggunakan LKS, peneliti mendapatkan respon yang sangat positif dari siswa tersebut. Berikut hasil komentar siswa mengenai LKS yang telah siswa kerjakan. Konten dan isi yang ada di dalam LKS mudah dipahami, materi yang ada di dalam LKS dapat dipahami oleh siswa, percobaan yang ada di LKS berhasil di lakukan dengan baik. 5 tahapan pendekatan saintifik dapat diikuti oleh siswa dengan baik. Siswa senang dengan tampilan LKS karena menggunakan gambar dan berwarna sehingga siswa tidak merasa bosan ketika mengerjakannya. Penggunaan Bahasa sangat mudah dipahami oleh siswa sehingga pada saat mereka menggunakan LKS tidak kebingungan. Petunjuk yang terdapat di dalam LKS jelas, LKS mudah dibawa kemana saja. Pada bagian aktivitas, siswa sangat senang karena dapat mengalami pembelajaran secara langsung dan bukan hanya sekedar teori, melainkan dibuktikan melalui percobaan yang dilakukan. Materi yang tidak terlalu sulit semakin mempermudah siswa untuk melakukan kegiatan, selain itu di dalam LKS telah terdapat petunjuk-petunjuk serta alat dan bahan yang sangat mudah dijangkau oleh siswa pada saat melakukan kegiatan percobaan. Selain dari hasil wawancara siswa, kualitas LKS ditentukan dari hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest. Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest, diperoleh peningkatan dengan skor
sebesar 46,6%. Dari skor tersebut termasuk kategori
peningkatan yang baik pada hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Ningtyas yaitu pengembangan LKS dengan menggunaan metode percobaan mendapatkan hasil dari kelas kontrol sebesar 65,45% dan hasil evaluasi kelas ekperimen mendapatkan skor sebesar 88,5%. Peneliti lain yang pernah melakukan penelitian pemgembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik yaitu Edeltrudis, berdasarkan hasil ujicoba yang dilakukan mendapatkan rerata skor sebesar 4,01 dan termasuk dalam ketegori “sangat baik“. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahawa LKS berbasis pendekatan saintifik
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sangat bermanfaat dan dapat membantu siswa dalam meningkatkan semangat dan hasil belajar.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab V menguaraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA dirancang berdasarkan model yang dikembangkan oleh Dick and Carey. Pada penelitian ini, peneliti mengadopsi delapan langkah pengembangan yaitu 1) analisis kebutuhan, 2) merumuskan tujuan, 3) mengembangkan instrument, 4) mengembangkan strategi, 5) mengembangkan isi LKS, 6) evaluasi formatif, 7) revisi, dan 8) evaluasi sumatif. LKS yang dikembangkan merupakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik pada setiap kegiatannya, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. 5.1.2 Kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik siswa kelas IV SD materi sifatsifat cahaya adalah “sangat baik”. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memiliki ciri yaitu mengaktifkan siswa belajar secara mandiri baik di dalam maupun di luar kelas, membantu siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri melalui lima langkah tahapan pendekatan saintifik yang terdapat pada setiap kegiatan di dalam LKS. Kualitas LKS IPA diketahui melalui hasil validasi produk dari ahli. Rerata skor yang diperoleh dari hasil validasi produk oleh ahli adalah dari ahli IPA memberikan skor sebesar 3,79 dan Guru meberikan skor sebesar 3,82. Uji caba lapangan terbatas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik menunjukkan bahawa nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai pretest. Selisih rerata posttest dan pretest adalah 46,6%. Dengan demikian, LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dapat membantu siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Kesalahan pada pemilihan beberapa gambar yang dicantumkan di dalam LKS membuat peneliti mengulang kembali. Pada awalnya peneliti mencantumkan gambar kartun yang banyak disukai oleh anak-anak, namun karena dirasa kurang sesuai dengan kegiatan di dalam LKS, oleh karena itu peneliti menggantinya dengan gambar kartun anak sekolah. Pemilihan gambar yang tepat semakin mempermudah siswa dalam memahami isi LKS. 5.2.2 Kesalahan dalam mendesain LKS, pada awalnya peneliti mendesain LKS dengan menggunakan aplikasi Corel Draw, namun karena aplikasi Corel Draw bermasalah sehingga menghambat peneliti dalam proses pembuata LKS. Oleh karena itu peneliti mendesain LKS dengan menggunakan Microsoft Word 2010. 5.2.3 Uji coba lapangan terbatas dilaksanakan dengan sedikit terburu-buru karena hanya mendapatkan waktu empat hari. Hal ini terjadi karena menunggu hasil validasi produk dari ahli dan juga revisi sebelum diuji cobakan, selain itu waktu uji coba lapangan terbatas hampir berbenturan dengan ujian akhir semester.
5.3 Saran 5.3.1 Bahan dan gambar untuk LKS dipilih dengan sebaik mungkin agar mendapat kualitas yang baik dan menarik. 5.3.2 Rancangan desain LKS sebaiknnya sudah dipikirkan terlebih dahulu sebaik mungkin dan konsultasi kepada dosen pembimbing, sehingga pada saat mendesain produk tidak terjadi kesalahan yang menghambat pada tahap selanjutnya. 5.3.3 Uji coba lapangan terbatas sebaiknya dipersiapkan jauh-jauh hari dan berkonsulatsi dengan guru yang ada disekolah. Selain itu
yang harus
diperhatikan adalah jangan sampai berbenturan dengan ujian atau kegiatan penting lainnya di sekolah.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Abdullah, S. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arikunto, (2006). Prosedur penelitian (Revisi VI ed). Jakarta: PT Rineka Citra. Ahmadi & Supatmo. (2008). Ilmu alamiah dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cresswell, W. (2012). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dahar, R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga. Edeltrudis. (2012). Pengembangan Lembar Kerja Siswa meggunakan pendekatan saintifik pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas II Sekolah dasar. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Fadillah. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media. Fatonah, S. & Prasetyo, Z. K. (2014). Pembelajaran SAINS. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Hergenhahn, B. R. & Olson. (2010). Theories of learning, edisi ketujuh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hidayat, S. (2013). Pengembangan kurikulum baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalian Indonesia. Iskandar, S. M. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, DIRJENDIKTI. Kasih, V. (2012). Pengembangan lembar kerja siswa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema cara menjaga kerukunan untuk kelas V Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (skripsi: tidak diterbitkan). Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran terpadu tematik. Bandung: Alfabeta. Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mbetu, D (2016). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub tema bermain di rumah teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kalsan 1. Yogyakarata: Universitas Sanata Dharma (skripsi: tidak diterbitkan). Mustofa, M. (2013). Pengembangan lembar kerja siswa berbasis observasi pada taman sekolah sebagi sumber belajar sains di SD N 1 Tinjomoyo. Semarang: Universitas Negeri Semarang (Skripsi tidak diterbitkan). Ningtyas, O. (2015). Pengembangan lembar keraj siswa berbasis metode percobaan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V di Sekolah Dasar. Yogyakarata: Universitas PGRI Yogyakarta (skripsi tidak diterbitkan). Prastowo, A. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik tinjauan teoritik dan praktik. Jakarta: Kencana Media Group. Pratiwi, D. (2014). Pengembangan lemabr kerja siswa berbasis pedekatan saintifik pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Purwanto. (2007). Instrumen penelitian social dan pendidikan pengembangan dan pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Putra, S. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta: Diva Press. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Permata Puri Media. Sanjaya, W. (2014). Penelitian pendidikan jenis, metode, dan prosedur. Jakarta: Prenada Media Group. Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana Prenamedia Group. Schunk. D. H. (2012). Learning theories: An educational. (Terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Soeratman, D. (1981). KI Hajar Dewantara. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumen Sejarah Nasional. Soyomukti, N. (2015). Teori-teori pendidikan; dari tradisional, (Neo) liberal, marxis-sosialis, hingga postmodern. Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sugiyono, A. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
___________. (2014). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta. Sukmadinata. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Surya, M. (2015). Strategi kognitif dalam proses pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Susanto. (2013). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. (2010). Pengembangan model pembelajaran tematik. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Tung, Y. (2015). Pembelajaran dan perkembangan belajar. Jakarta: PT. Indeks Wisudawati & Sulistiyowati. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara. Widoyoko, E. P. (2012). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ____________.(2015). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiyani, N. A. (2013). Desain pembelajaran pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yusuf, A. M. (2014). Metode penelitian: Kuantitatif, kualitatif, dan penelitian gabungan. Jakarta: Prenada Media Group.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Lampiran Lampiran 1 instrumen identifikasi masalah Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA (dari bab 4) No 1
Aspek Observasi Ketersediaan LKS IPA untuk
Hasil Observasi Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
mengajar
pada saat pembelajaran IPA, ketersediaan LKS
pada pembelajaran
sudah lengkap
bahkan pada semua matapelajaran, tetapi LKS yang digunakan selama ini merupakan LKS yang berisi materi dan soal-soal di dalamnya. Sering sekali guru meminta siswa untuk mengerjakannya
sebagai
PR.
Terdapat
beberapa petunjuk di dalam LKS yang belum dipahami oleh siswa. 2
Kesulitan belajar yang
Kesulitan
yang
dihadapai
siswa
dalam
dialami siswa dalam
mengikuti 5 tahapan saintifik yaitu pada saat
mengikuti 5 tahapan
menanya, siswa jarang sekali memberikan
pendekatan saintifik pada
pertanyaan kepada guru terhadap materi yang
pembelajaran IPA
sulit mereka pahami, begitu juga sebaliknya ketika guru memberikan pertanyaan sebagian besar siswa tidak bisa menjawab. Siswa masih malu-malu ketika di minta maju kedepan mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu yang sudah siswa kerjakan.
3
Partisipasi siswa dalam
Partisipasi siswa dalam mengikuti praktikum
mengikuti praktikum IPA
IPA cukup baik, namun ketika siswa sudah merasa bosan, maka siswa lebih banyak bermain dari pada melanjutkan percobaan, terutama ketika percobaan dilakukan di luar kelas.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.3 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.4 Transkrip wawancara dengan kepala sekolah TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH No 1
Topik pertanyaan a. Kurikulum
Hasil
apa
yang Sekolah telah menggunakan kurikulum
digunakan di sekolah?
2013 sejak 2014
b. Jumlah siswa kelas IV
Di sekolah ini jumlah ssiwanya cukup banyak, seluruh kelas di sekolah ini merupakan kelas paralel 3 (a, b, c). kelasm empat terdiri dari tiga kelas yakni kelas a, b, dan c. jumlah siswa kelas IV secara keseluruhan adalah 85 siswa.
2
a. LKS yang sudah ada di LKS pada setiap pembelajaran sudah Sekolah b. LKS
lengkap. yang
pernah Belum ada
dikembangkan oleh guru di Sekolah c. Pengadaan
LKS
IPA LKS berbasis pendekatan saintifik belum
berbasis pendekatan santifik ada, namun LKS yang digunakan oleh di Sekolah
sekolah saat ini adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal, dan LKS tersebut merupakan LKS yang diterbitkan oleh DEPDIKNAS.
3
Peggunaan
LKS
IPA
dalam Sudah ada
pembelajaran 4
Penelitian yang pernah dilakukan di Belum ada sekolah berkaitan dengan LKS
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.6 Transkrip wawancara dengan guru
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU
No 1
Pertanyaan
Hasil wawancara
Pendekatan/strategi/metode,
Dalam
pembelajaran,
saya
masih
banyak
apa yang bapak/ibu gunakan menggunakan metode ceramah dan pemberian dalam pembelajaran IPA? 2
tugas, tanya jawab, dan diskusi.
Menurut bapak/ibu apa itu Ohh..pendekatan saintifik itu yang digunakan pendekatan sanitifik
pada kuikulum 2013 itu kan? Pendekatan saintifik itu pembelajaran yang terdiri atas mengamati,
merumuskan
pertanyaan,
mengumpulkan
data,
mengasosiasi/menganalisis/mengolah
data,
menarik kesimpulan dan menggkomunikasikan hasil
yang
memperoleh
terdiri
dari
kesimpulan
pengetahuan,
sikap,
untuk dan
keterampilan. 3
Apakah
bapak/ibu
sudah Sudah, tapi belum secara utuh. Paling yang biasa
mengarahkan melakukan
siswa saya lakukan adalah menngajak siswa mengamti 5
tahapan gambar yang terdapat dalam buku paket, dan
sanitifik?
sesekali saya ajak siswa untuk mengamati bendabenda yang terdapat di sekitar mereka jika itu materi pembelajaran pada saat itu sesuai.
4
Langkah-langkah pendekatan yang
saintifik
paling
dilakukan?
Yang dominan saya lakukan yaitu menanya dan apa terkadang mengamti juga, kalua untuk percobaan
dominan paling pada materi yang mudah dijangkau alat dan bahan nya dan yang terapat di sekolah saja. Kkarena kalau saya minta anak-anak untuk
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membawa dari rumah pasti tidak semua akan membawanya. 5
Kesulitan apa saja yang Kesulitan bapak/ibu pada
guru
saat
nya
mungkin
penerapan
setiap
hadapai tahapannya, kemudian pada tahapan percobaan,
menerapkan kami tidak bisa melakukan percobaan dengan
pendekatan saintifik?
baik karena kekurang bahan dan peralatan di sekolah.
6
Apakah siswa mengalami Pastinya mengalami, terkadang pada saat saya kesulitan
dalam meminta mereka memberi pertanyaan hamper
melaksanakan
5
tahapan semua tidak ada yang menjawab.
pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA 7
Menurut
bapak/ibu
guru, Manfaat bagi siswa kalua pendekatan saintifik itu
apa manfaat bagi siswa diterapkan pasti sangat banyak ya, terutama setelah
menerapkan
tahapa pendekatan saintifik
5 pastinya mereka belajar secara mandiri kemudian mereka mengalami langsung pembelajaran itu dan berhubungan dengan benda-benda yang konkrit.
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.8 T ranskrip wawancara dengan siswa
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA No Topik pertanyaan 1 Warna apa yang paling kamu sukai. Mengapa kamu menyukai warna tersebut? 2 Gambar apa yang kamu sukai. Mengapa kamu menyukai warna tersebut? 3 Kamu menyukai LKS yang seperti apa? a. Bergambar b. Soal-soal c. Terdapat materi 4 Apakah LKS membantumu memahami materi yang diberi oleh guru? 5 Ukuran huruf dalam LKS yang kamu sukai seperti apa? a. Besar b. Sedang c. Kecil 6 Apakah Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah kamu pahami? 7
Jawaban siswa Warna biru, merah dan hijau. Alasan mengapa menyukai warna tersebut karena cerah dan tidak membosankan. Gambar kupu-kupu,
LKS yang saya sukai adalah LKS yang bergambar dan memiliki petunjuk yang mudah dipahami.
Iya. LKS membantu saya untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ukuran huuruf di dalam LKS sebaiknya sedang aja karena apabila kalua terlalu kecil matanya bisa sakit.
Ada beberapa kalimat yang saya tidak pahami, terkadang pada materi yang terdapat di dalam LKS ada hal-hal yang belum saya pahami. Apakah petunjuk dalam LKS Petunjuk dalam LKS mudah dipahami, mudah kamu pahami? namun ada beberapa petunjuk yang masih bingung dan tidak terdapat pada materi yang tersedia.
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Instrumen analisis kebutuhan Lampiran 2.1 Lembar hasil pengisisan kuesioner analisis kebutuhan guru
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.2 Lembar hasil pengisisan kuesioner analisis kebutuhan siswa
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Instrumen Tes Lampiran 3.1 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Output SPSS perhitungan instrument Jumlah Soal1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Soal2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Soal6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Soal7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Soal8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Soal9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Soal10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Soal11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Soal12
**
.000 .599
**
.000 .592
**
.001
Valid
30 .599
**
.000
Valid
30 .551
**
.002
Valid
30 .599
**
.000
Valid
30 .511
**
.004
Valid
30 .551
**
.002
Valid
30 .599
**
.000
Valid
30 *
.016
N
Valid
30
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Valid
30
.437
Pearson Correlation
Valid
30 .631
Pearson Correlation N
Soal13
*
.015
Pearson Correlation
Valid
30
Sig. (2-tailed)
N
Soal5
.001 .439
Sig. (2-tailed) Soal4
.592
Pearson Correlation N
Soal3
Keterangan **
Valid
30 .551
**
.002
Valid
30
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soal14
Pearson Correlation
.592
Sig. (2-tailed)
.001
N Soal15
.631
Pearson Correlation
.592
*
Pearson Correlation
.439
Sig. (2-tailed)
.015
Valid
30
Pearson Correlation
.599
Sig. (2-tailed)
**
.000
N
VAlid
30 *
Pearson Correlation
.437
Sig. (2-tailed)
.016
N
Valid
30
Pearson Correlation
.631
Sig. (2-tailed)
**
.000
N Jumlah
Valid
30
N
Soal20
**
.001
N
Soal19
Valid
30
Sig. (2-tailed)
Soal18
**
.000
N
Soal17
Valid
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Soal16
**
Valid
30
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .770
N of Items 21
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan pretest
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Lembar hasil pengerjaan postettest
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Validasi Produk Lampiran 4.1 Lembar validasi kuesioner produk oleh ahli
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi LKS oleh ahli
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Surat Penelitian Lampiran 5.1 surat ijin penelitian (kampus)
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat keterangan telah melakukan penelitian
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Foto Kegiatan Uji Coba Lapangan Terbatas
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Kurikulum Vitae CURRICULUM VITAE
Julison Halawa adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Lahir di Nias pada tanggal 12 Juli 1986. Pendidikan dasar diperoleh di SD N 08 Hilimbaruzo dan lulus pada tahun 1999. Pendidikan menengah pertama di SMP N 1 Idanogawo dan lulus pada tahun 2003. Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, berhenti sejenak karena beberapa hal. Namun pada tahun 2005 kembali melanjutkan pendidikan Menengah Atas di SMA N 1 Idanogawo, namun pada semester ke dua ditahun pertama berhenti karena kondisi pulau Nias sedang di guncang gempa. Pada tahun 2007-2008, penelitimengikuti ujian persamaan atau paket C yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Batam yang bertempat di SMA N 1 Sekupang, Batam. Mulai dari tahun 2008 – 2013 peneliti bekerja disebuah organisasi kemanusiaan dari Singapore yaitu Care Channels International (CCI) yang ditempatkan di Timor Leste. peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti oleh peneliti. 1. Anggota paduan suara mahasiswa Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma mulai tahun 2013. 2. Juara 2 lomba musikalisasi puisi pada Malam Kreatif PGSD. 3. Ikut serta dalam konser Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus yang bertemakan “CELEBRASEUM”. 4. Runner Up pada pemilihan Pak “E” Bu “E” tahun 2014/2015 Prodi PGSD. 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Anggota panitia P3K pada Inisiasi Prodi PGSD Tahun 2015 6. Master of Ceremoni (MC) pada kegiatan Story Telling and Writing Contest tahun 2015 7. Anggota panitia keamanan pada kegiatan Pekan Ilmiah Fakultas tahun 2016. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Siswa Kelas IV SD Materi Sifat-sifat Cahaya”.
143