Amilda
PENGELOLAAN KELAS YANG HUMANIS Amilda Program Studi PGRA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah. Email:
[email protected]
Abstrak: Pengelolaan kelas yang humanis sebenarnya berangkat dari teori psikologi belajar yang salah satunya yakni teori humanistik. Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila peserta didik telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Pada tahap inilah pemahaman filosofis tentang humanisme kemudian penting dirumuskan dalam kerja personal dan institusional. Secara sistematis diharapkan agar setiap guru dapat mengelola proses pembelajaran secara lebih baik, karena kondisi yang menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyarat utama bagi terjadinya pembelajaran yang efektif. Dengan pertimbangan inilah maka perlu kiranya memanusiakan proses pembelajaran melalui pengelolaannya, yakni pengelolaan kelas yang humanis. Kata kunci: pengelolaan kelas, humanis
THE HUMANIST CLASSROOM MANAGEMENT Abstract: Classroom management departs from the actual humanist psychology theory of learning that one of them is the humanistic theory. This theory basically has the goal of humanizing. Therefore, the learning process can be considered successful if the students understand their environment and themselves. In other words learners in the learning process should strive to gradually he was able to achieve self-actualization as well as possible. Briefly humanistic approach to education emphasizing the positive development. The approach focuses on human potential to search and find capabilities they have and develop such capabilities. This includes social interpersonal skills and methods to develop themselves devoted to enrich themselves, enjoy life and the existence of society. Skill or ability to establish themselves in a positive way is very important in education as it relates to academic success. At this stage the philosophical understanding of humanism important then formulated in personal and institutional work. Systematically expected that every teacher can manage the learning process better, because of the favorable conditions in the classroom is the main prerequisite for effective learning. With this consideration it is essential to humanize the learning process through its management, namely management class humanist. Keywords: classroom management, humanist
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
81
Pengelolaan Kelas yang Humanis
82
Pendahuluan
semuanya itu akan diarahkan dan
Diketahui organisasi
bahwa
memiliki
setiap aktivitas-
dikoordinasikan dalam
agar
rangka
terpusat
menyelesaikan
aktivitas pekerjaan tertentu dalam
tujuan bersama. Dari beberapa
rangka mencapai tujuan organisasi
uraian pengertian di atas telah
tersebut
menunjukkan
dan
salah
aktivitas
bahwa
betapa
tersebut
adalah
manajemen.
Dalam
dunia
pendidikan,
kelas dalam dunia
itu
khususnya dalam proses belajar
manajemen
kelas
dapat
pentingnya kedudukan manajemen
diartikan sebagai aktivitas proses
mengajar,
belajar
meningkatkan
mengajar
memadukan
yang
sumber-sumber
pendidikan,
utamanya mutu
untuk
pendidikan
dalam pencapaian tujuan yang
pendidikan agar terpusat dalam
diinginkan.
usaha mencapai tujuan pendidikan
Kalau
kita
amati
yang telah ditentukan sebelumnya
seksama,
(Pidarta, 1988: 4). Masih menurut
yang terjadi di kebanyakan sekolah
Pidarta
masih dicurigai kurang humanis.
(1988:
4),
suatu
yang
lebih
bersifat
pandangan
Banyak
proses
dengan
peristiwa
pembelajaran
yang
terjadi
umum dari pada pandangan di
dalam kelas khususnya dan dalam
atas,
lingkungan
dinyatakan
bahwa
sekolah
manajemen kelas ialah proses
masih
mengintegrasikan sumber-sumber
sehingga hubungan antara kedua
daya
(pelayan
belah pihak masih berjalan searah.
manusia
tertumpu
umumnya pada
guru
pendidikan)
yang
saling
Pada umumnya siswa belum diberi
berhubungan
serta
menjadi
kesempatan untuk menempatkan
system total untuk menyelesaikan
pribadinya dalam proporsi yang
suatu tujuan.
sebenarnya.
Dari uraian di atas, yang dimaksud
dengan
Humanisme
di
sekolah
sumber
hendak
menempatkan
pendidikan di sini ialah mencakup
sebagai
manusia
orang-orang,
media,
(Chatib, 2011). Secara personal
bahan-bahan, uang dan sarana
siswa adalah bangunan fisik dan
alat-alat
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
yang
siswa utuh
Amilda
83
psikis yang kompleks, sedangkan
kurang mempertimbangkan siswa
secara sosial ia adalah bagian dari
sebagai subjek yang mempunyai
sistem kosmos. Sebagai contoh,
pribadi,
akan penulis kemukakan peristiwa-
yakni rasa malu, jengkel, sakit hati,
peristiwa yang kurang humanis di
dan
kelas sebagai berikut: di sebuah
diperlakukan
kelas
pasif”,
sedang
berlangsung
mempunyai
sebagainya.
perasaan
Siswa
sebagai
telah
“barang bukan
pelajaran sejarah. Seorang bapak
mempertimbangkannya
guru
manusia. Berdasarkan salah satu
berdiri
di
depan
kelas
memegang buku sambil berkacak
contoh
pinggang.
Disela-sela
urgent sebuah pengelolaan kelas
menyelingi
yang humanis agar guru dapat
penjelasannya, kalimatnya
guru
dengan
pertanyaan
melontarkan
langsung
kepada
lebih
inilah
sebagai
maka
dianggap
memanusiakan
pembelajarannya.
kegiatan
Karena
itu,
siswa, salah satu pertanyaannya
prinsip yang dibangun idealnya
adalah
adalah,
sebagai
berikut:”Hai
sekolah
gondrong, apa hasil bumi yang
kebutuhan
terkenal
memperoleh
dari
daerah
kita?”.
hadir
karena
manusia
untuk
pendidikan.
Gondrong adalah sebuah nama
Pendidikan untuk manusia dan
yang diberikan kepada siswa yang
bukan manusia untuk pendidikan,
kebetulan
Karena
berambut
gondrong.
itu,
proses
Entah si anak suka atau tidak
berlangsung
dengan panggilan itu, bagi guru
semestinya
tersebut yang terpenting ia dapat
mengejawantahkan
memanggil
kemanusiaan
dengan
cara
yang
paling mudah karena tidak perlu mengingat nama tiap-tiap siswa,
yang
didalamnya mampu nilai-nilai
pada
tataran
konseptual dan praktis. Johnson
(1970:
163),
tetapi langsung menyebutkan “ciri”
misalnya, menyebut anak didik
yang
memiliki karakteristik yang unik.
contoh
dimiliki
oleh
ini,
anak.
Dari
guru
telah
seorang
siswa
menghargai
dengan keinginannya sendiri dan
kepribadian.
memperlakukan
Konsekuensinya,
sekolah
beragam Tindakan
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
wajib jenis massal
Pengelolaan Kelas yang Humanis
84
yang
dilakukan
sekolah
di
harus
pemakluman
kelas
dan
menyediakan
bagi
satu
atau
dalam
mewujudkan
potensi
yang
bisa
dalam
diri
mereka.
beberapa siswa yang belum atau tidak
ada
potensi-
Menurut
aliran
Humanistik
menyesuakannya.
para pendidik sebaiknya melihat
Fasilitas penanganan khusus bagi
kebutuhan yang lebih tinggi dan
pribadi
merencanakan
unik
diperlukan
menghindari
untuk
penyeragaman
tindakan.
untuk
kelas
sebenarnya
yang
berangkat
.Beberapa
psikolog
melihat
bahwa
dan
memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
Pengelolaan humanis
kurikulum
pendidikan
ini humanistik manusia
dari teori psikologi belajar yang
mempunyai keinginan alami untuk
salah
satunya
humanistik.
yakni
teori
berkembang untuk menjadi lebih
ini
pada
baik dan belajar.
Teori
dasarnya memiliki tujuan untuk memanusiakan
manusia.
Oleh
Secara singkat pendekatan humanistik
dalam
pendidikan
karena itu proses belajar dapat
menekankan pada perkembangan
dianggap berhasil apabila peserta
positif. Pendekatan yang berfokus
didik
pada
telah
memahami
potensi
manusia
lingkungannya dan dirinya sendiri.
mencari
Dengan kata lain peserta didik
kemampuan yang mereka punya
dalam proses belajarnya harus
dan mengembangkan kemampuan
berusaha agar lambat laun ia
tersebut.
mampu mencapai aktualisasi diri
kemampuan interpersonal sosial
dengan sebaik-baiknya .
dan
Sementara itu, tujuan utama
dan
untuk
Hal
menemukan
ini
mencakup
metode
mengembangkan
untuk diri
yang
para pendidik adalah membantu
ditujukan untuk memperkaya diri,
siswa
menikmati keberadaan hidup dan
untuk
mengembangkan
dirinya yaitu membantu masing-
juga
masing individu untuk mengenal
atau kemampuan membangun diri
diri
sebagai
secara positif ini menjadi sangat
manusia yang unik dan membantu
penting dalam pendidikan karena
mereka
sendiri
masyarakat.
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
Keterampilan
Amilda
keterkaitannya
dengan
keberhasilan
akademik.
Dalam
terjadinya
pembelajaran
85
yang
efektif.
teori humanistik belajar dianggap berhasil
apabila
memahami
pembelajar
lingkungannya
dan
dirinya sendiri. Dari
sudah
merupakan
ideologis
pentingnya yang
yang
tersebut,
landasan
Istilah
pengelolaan
atau
manajemen sudah begitu dikenal
apa
dijelaskan
Pengertian Pengelolaan Kelas
pengelolaan Contoh
yang
berperadaban
modern. Demikian juga kata kelas.
akan
Menurut arti umum, manajemen
kelas
adalah
pengadministrasian,
kecil
pengaturan atau penataan suatu
Hajar
kegiatan. Oleh karena beberapa
Dewantara di Perguruan Taman
istilah mengandung makna yang
Siswa yang pernah dipimpinnya .
sama
Ia menggunakan analogi keluarga
penggunaannya
untuk membangun kedekatan guru
digilirgantikan.
Kadang-kadang
dan siswa. Sapaan “Ki” dan “Nyi”
manajemen
kadang-kadang
bagi
pengelolaan.
Pengelolaan
kelas
memunculkan kesan akrab dan
terdiri
dari
dua
kata,
yaitu
bersahaja. Siswa disapa “Nak”
pengelolaan
dan
kelas.
Kata
bukan “peserta didik” seperti yang
pengelolaan
lebih populer saat ini. Pada tahap
“manajemen” yang kata aslinya
inilah pemahaman filosofis tentang
berasal dari bahasa Inggris yaitu
humanisme
“Management”,
pernah
humanis.
masyarakat
dilakukan
para
Ki
guru
misalnya
kemudian
penting
maka
dalam tulisan
ini
sering
diartikan
yaitu
dirumuskan dalam kerja personal
ketatalaksanaan
dan institusional. Dengan demikian
pimpinan. Menurut kamus terbaru
secara sistematis diharapkan agar
Bahasa Indonesia (2010: 437),
setiap guru akan dapat mengelola
kata
proses pembelajaran secara lebih
pemanfaatan sumber daya secara
baik,
efektif untuk mencapai tujuan atau
karena
kondisi
yang
menguntungkan di dalam kelas
dan
manajemen
sasaran yang dimaksudkan.
merupakan prasyarat utama bagi JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
tata
berarti,
Pengelolaan Kelas yang Humanis
86
Sementara, pengertian
kelas
dalam
menurut
kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Oemar
Hamalik, adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru. Pendapat ini sejalan
dengan
pendapat
Suharsimi Arikunto. Hanya saja pendapatnya yakni
lebih
sekelompok
mendalam, siswa
yang
pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Suharsimi Arikunto (1986: 8), menegaskan, bahwa kelas yang dimaksud disini adalah kelas dengan sistem pengajaran klasikal dalam pengajaran secara tradisional. Hadari Nawawi (1982: 116), memandang kelas dari dua
Selanjutnya, manajemen
terminologi
kelas
(classroom
management) memiliki pengertian yang sangat variatif, diantaranya: 1. Pengelolaan kelas adalah seni atau
praktis
strategi)
(praktik
dan
yaitu
guru
kerja,
bekerja secara individu, dengan atau melalui orang lain (semisal bekerja dengan teman sejawat atau
siswa
sendiri)
untuk
mengoptimalkan sumber daya
sudut, yaitu: 1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. 2. Kelas dalam arti luas, adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu
kelas bagi penciptaan proses pembelajaran sebagai inti, dan hasil belajar sebagai muaranya (Danim, 2002: 167). 2. Pengelolaan kelas merupakan kegiatan
terencana
dan
sengaja dilakukan oleh guru dengan
tujuan
menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang
optimal,
diharapkan pembelajaran
sehingga proses
dapat
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
berjalan
Amilda
secara sehingga
efektif
dan
efisien,
tercapainya
tujuan
87
mengatasi problem dan situasi kelas
yang
kurang
efektif,
pembelajaran (Iskandar, 2009:
sehingga proses pembelajaran
211).
dapat berjalan dengan baik.
3. Manajemen adalah seni dalam ilmu
perencanaan,
Dalam
hal
ini,
bertugas
guru
guru
menciptakan,
pengorganisasian,
memperbaiki dan memelihara
penyusunan, pergerakan dan
system atau organisasi kelas
pengawasan
daya
dengan baik. Dengan demikian
manusia untuk mencapai tujuan
anak didik diharapkan dapat
yang
memanfaatkan
sumber
telah
ditetapkan
(Manulang, 1996: 15). 4. Pengelolaan
bakat, dan energinya secara
kelas
adalah
suatu tindakan yang dimulai dari
kemampuan,
penyusun
data,
efektif (Rusydie, 2011: 26). 7. Manajemen
kelas
atau
pengelolaan kelas adalah suatu
merencana,
usaha
mengorganisasikan,
penanggung
melaksanakan sampai dengan
belajar- mengajar atau yang
pengawasan
membantu
dan
penilaian
(Hamiseno, 1986: 8).
yang
dilakukan jawab
dengan
oleh
kegiatan
maksud
agar dicapai kondisi optimal
5. Pengelolaan kelas ialah segala
sehingga
dapat
terlaksana
usaha yang diarahkan untuk
kegiatan belajar seperti yang
mewujudkan
diharapkan (Arikunto, 1986: 8).
suasana
pembelajaran yang efektif dan menguntungkan
serta
dapat
8. Manajemen kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur
memotivasi siswa untuk belajar
kegiatan
dengan
mengajar
baik
sesuai
proses secara
sistematis.
kemampuan (Depdikbud, 1996:
Usaha
1)
pada penyiapan bahan belajar,
6. Manajemen
kelas
adalah
sadar
belajar
penyiapan
itu
saran
mengarah
dan
alat
proses seleksi dan penggunaan
peraga, pengaturan ruangan
alat-alat
belajar,
yang
tepat
untuk
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
mewujudkan
Pengelolaan Kelas yang Humanis
88
situasi/kondisi proses belajar
ditentukaan, patuh secara penuh
mengajar
kepada
dan
pengaturan
guru,
tidak melirik ke
waktu sehingga pembelajaran
kanan dan kiri secara “liar”, tidak
berjalan
ada
dengan
baik
dan
suara
berisik.
Guru
tujuan kurikuler dapat dicapai
merupakan sentral dari semua
(Dirjen
prilaku
PAUD
dan
Dirjen
Dikdasmen, 1996). Dari di
atas,
pembelajaran
tersebut.
berbagai
tersebut
interaksi
pengertian maka
dapat
Sementara
dalam
konsep
modern memandang manajemen
diambil kesimpulan bahwa petugas
kelas
yang terkait dalam pengelolaan
mengorganisasikan segala sumber
kelas adalah guru kelas atau guru
daya kelas bagi terciptanya proses
bidang studi yang secara langsung
pembelajaran
bertanggunga
efisien.
jawab
melakukan
dalam
diagnose
dan
sebagai
suatu
yang
Sumber
proses
efektif
dan
daya
itu
diorganisasikan
untuk
menentukan tindakan yang akan
memecahkan aneka masalah yang
diambil.
menjadi kendala dalam proses
Definisi telah
manajemen
mengalami
secara
kelas
pembelajaran
sekaligus
pergeseran
membangun situasi kelas yang
meskipun
kondusif secara terus menerus.
paradigmatik
esensi dan tujuannya relatif sama,
Tugas
yaitu
menciptakan , memperbaiki, dan
terselenggaranya
proses
guru
pembelajaran secara efektif dan
memelihara
efisien. manajemen sebagai
disini
situasi
adalah
kelas
yang
Secara
tradisional,
cerdas. Situasi yang cerdas itulah
kelas
didefinisikan
yang mendukung peserta didik
usaha
guru
untuk
mempertahankan
disiplin
atau
ketertiban
kelas,
konsepsi
dibangun
atas
dasar
untuk mengukur, mengembagkan, dan
memelihara
ini
kemampuan, bakat, minat, dan
asumsi
energy yang dimiliki dalam rangka
bahwa kelas yang disiplin, temapat
menjalankan
anak didik masuk tepat waktu,
pendidikan
duduk
(Danim, 2002: 169).
pada
tempat
stabilitas
yang
tugas-tugas dan
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
pembelajaran
Amilda
Sementara
itu,
Al
Qur’an
89
adalah petunjuk jalan yang benar bagi
setiap
kegiatan
apakah itu antara manusia dengan tuhannya, manusia
maupun itu
manajemen kedalam
sesama
sendiri.
Kegiatan
kelas
termasuk
hubungan
manusia
sesama manusia, oleh karena itu pengetahuan
manajemen
yang
mempelajari bagaimana kegiatan kelompok, menciptakan suasana yang baik, damai, tertib serta mendapatkan keberhasilan, mutlak dipelajari bagi seorang pendidik dalam memeanajemen kegiatan belajar mengajar. Istilah
manusia,
manajemen
atau
dalam bahasa arabnya disebut
“...dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya...” (Q.S AL Baqarah: 282) (AlQur’an dan Terjemah,2009:49).
telah
Menurut Jawahir Thanthowi
distimulasikan di dalam Al Qur’an
(tt: 50), di dalam ayat tersebut
surah Al Baqarah, ayat 282 :
disebutkan lafadz “tudiru nahaa
dengan
idarah,
...
bayanakum”, yang mempunyai arti “yang kamu jalankan di antara
kamu”.
“idarah” yang artinya manajemen,
Asal
administrasi.
katanya
“Idarah”
adalah
dalam
pengertian umum adalah, segala
usaha,
tindakan
dan
manusia,
yang
dengan
perencanaan
pengendalian
berhubungan
segala
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
kegiatan
dan sesuatu
Pengelolaan Kelas yang Humanis
90
secara tepat guna. Jadi dengan
Guru
demikian,
kemampuannya,
manajemen
adalah
dengan
segala
siswa
dengan
serangkaian kegiatan pengelolaan,
segala latar belakang dan sifat-
pengaturan,
sifat
individualnya,
saling
membaur
pengawasan
untuk
mencapai tujuan yang dinginkan.
sehingga Pentingnya Pengelolaan Kelas
manajemen kelas itu
penting.
menjadi
terciptanya
dialektika
Ada tiga alasan mengapa
keduanya
di
satu, suatu
dalamnya.
Guru
sendiri sebenarnya figure yang kehadirannya
tidak
hanya
Pertama,
manajemen
kelas
dibutuhkan untuk menyampaikan
merupakan
faktor
dapat
materi pelajaran, tetapi yang lebih
yang
menciptakan
dan
penting
lagi
adalah
untuk
mempertahankan suasana serta
menananmkan
kondisi kelas agar selalu tampak
keteladanan kepada siswa. Jika
efektif. Terciptanya suasana kelas
guru mampu membangun interaksi
yang efektif memiliki pengaruh
dengan baik melalui pengelolaan
besar
kelas
terhadap
berlangsungnya
yang
nilai-nilai
baik,
maka
siswa
akan
dapat
proses pembelajaran yang efektif.
dengan
sendirinya
Dengan manajemen kelas yang
menilai
kualitas
baik,
gurunya.
Kualitas
tidak
ada
waktu
yang
kepribadian yang
positif
terbuang percuma hanya karena
dalam diri guru akan menjadi
situasi kelas yang tidak terkendali.
panutan
Jika situasi kelas kondusif, maka
pengalaman
siswa
mempengaruhi kepribadian siswa.
dapat
belajar
dengan
maksimal.
dan yang
bagian
dari
akan
turut
Ketiga, kelas juga menjadi
Kedua, dengan manajemen
tempat
dimana
kelas yang baik, maka interaksi
pendidikan
antara guru dengan siswa dapat
komponennya,
terjalin dengan baik. Kita tahu
sumber pelajarannya, serta segala
bahwa kelas merupakan sarana di
pokok bahasan mengenai materi
mana
saling
itu diajarkan dan ditelaah ulang di
bertemu dan berproses bersama.
dalam kelas. Bahkan, hasil dari
guru
dan
siswa
dengan
kurikulum
materi
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
segala dengan
Amilda
91
pendidikan dan pengajaran sangat
Yamin dan Maisa (2009: 184-186),
ditentukan oleh apa yang terjadi di
ada beberapa prinsip manajemen
kelas. Jika kelas dapat dikelola
kelas tersebut, antara lain: 1)
dengan baik oleh guru, maka
hangat dan antusias, 2) tantangan,
dengan
3) bervariasi, 4) keluwesan, 5)
mudah
menguasai
siswa
dapat
materi
yang
disampaikan.
penekanan
pada
Hal-hal
yang
positif, dan 6) penanaman disiplin diri.
Prinsip-Prinsip
Pengelolaan
Kelas
Berbagai
Masalah manajemen kelas
Pendekatan
Dalam
Pengelolaan Kelas
bukanlah merupakan tugas yang
Sebagai
pekerjaan
ringan. Berbagai faktorlah yang
profesional, seorang guru harus
menyebabkan
mendalami
Secara
kerumitan
umum
faktor
itu. yang
kerangka
acuan
pendekatan-pendekatan
kelas,
mempengaruhi manajemen kelas
sebab di dalam penggunaannya ia
dibagi menjadi dua golongan yaitu,
harus terlebih dahulu menyakini
faktor intern dan faktor ekstern
bahwa pendekatan yang dipilihnya
siswa
untuk
(Djamarah,
2010:
184).
menangani
suatu
Faktor intern siswa berhubungan
manajemen
dengan masalah emosi, pikiran,
suatu alternatif yang terbaik sesuai
dan
dengan hakikat masalanya.
prilaku.
ektern
Sedangkan
siswa
terkait
Menurut Martinis Yamin Dan
lingkungan
Maisa (2009: 65), ada sejumlah
suasana
belajar,
penempatan siswa,
siswa,
konsep tentang pengelolaan kelas
jumlah
atau
siswa di kelas, dan sebaginya. Dalam rangka memperkecil masalah
gangguan
merupakan
dengan
masalah
peneglompokan
faktor
kelas
kasus
dalam
manajemen
kelas
yang
sebagian diantaranya tidak lagi dianggap
memadai,
misalnya
pandangan otoriter yang melihat
mengelola atau manajemen kelas,
manajemen
prinsip-prinsip manajemen kelas
sebagai upaya untuk menegakkan
dapat digunakan. Menurut Martinis
tata
tertib,
kelas
atau
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
semata-mata
pandangan
92
Pengelolaan Kelas yang Humanis
permissive
yang
memusatkan
ini mengasumsikan bahwa (1)
perhatian pada usaha ini. Berikut
proses
ini
efektif mempersyaratkan iklim
akan
dikemukakan
pandangan memberi
yang harapan,
diperoleh
sosio-emosional
baik
dari
dalam arti terdapat hubungan
maupun
interpersonal yang baik antara
yang
guru dan peserta didik, dan
penelitian-
antara peserta didik itu sendiri,
informasi melalui
yang
tampaknya
penalarannya berdasarkan
empat
pembelajaran
penelitian.
(2)
1. Behavior-Modification
terpenting
Approach
guru
yang
menduduki bagi
baik
posisi
terbentuknya
iklim sosio-emosional yang baik
Pendekatan ini bertolak dari psikologi behavior yang
itu. 3. Group Processes Approach
mengemukakan asumsi bahwa
Pendekatan
ini
(1) semua tingkah laku, yang
didasarkan
“baik” maupun yang kurang
sosial dan dinamika kelompok.
“baik” merupakan hasil proses
Oleh karena itu maka asumsi
belajar, dan (2) ada sejumlah
pokoknya
kecil
yang
pengalaman
belajar
sekolah
dapat
berlangsung
dalam
konteks
proses
fundamental
psikologi yang
pada
psikologi
adalah
(1)
digunakan untuk menjelaskan
kelompok sosial, dan (2) tugas
terjadinya proses belajar yang
guru
dimaksud.
pengelolaan
Adapun
proses
yang
terutama
dalam
kelas
adalah
psikologi yand dimaksud adala
membina
penguatan
kelompok yang produktif dan
positif,
hukuman,
penghapusan, dan penguatan negatif.
dan
memelihara
cohesive. 4. Eclectic Approach
2. Socio-Emosional-Climate Approach
Akhirnya, apabila disimak secara seksama maka ketiga
Dengan
berlandaskan
pendekatan
yang
telah
psikologi clines dan konseling,
diuraikan di muka adalah ibarat
pendekatan manajemen kelas
sudut pandang yang berbeda-
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
Amilda
beda
terhadap
objek
93
yang
laku peserta didik yang kurang
sama. Oleh karena itu, maka
baik. pendekatan penciptaan
seorang
seyogyanya
iklim
pendekatan
dipergunakan apabila sasaran
guru
menggunakan eclectic,
untuk
maksud
itu
sosial-emosional
tindakan
pengelolaan
kelas
seorang guru seyogyanya (1)
adalah peningkatan hubungan
menguasai
pendekatan-
antara pribadi guru dan peserta
pendekatan manajemen kelas
didik dan diantara peserta didik,
yang potensial, dalam hal ini
sedangkan pendekatan proses
pendekatan perubahan tingkah
kelompok dianut peserta didik
laku, penciptaan iklim sosio-
bila
emosional
kelompoknya
dan
kelompok,
dan
proses (2)
dapat
memilih pendekatan yang tepat dan
melaksanakan
prosedur
seorang
guru
ingin
melakukan
kegiatan secara produktif. Lain
halnya
Suwariyanto
menurut
(1998),
beliau
yang sesuai dengan baikdalam
berpendapat bahwa pendekatan
masalah
pembelajaran
manajemen
kelas.
humanis
Pada gilirannya, kemampuan
memandang
guru
subyek yang bebas merdeka untuk
memilih
strategi
manusia
manajemen kelas yang tepat
menentukan
sangat
pada
Manusia bertanggungjawab penuh
menganalisis
atas hidupnya sendiri dan juga
tergantung
kemampuannya masalah
manajemen
kelas
yang dihadapinya. Jadi
dapat
arah
sebagai
hidupnya.
atas hidup orang lain. Pendekatan yang lebih tepat digunakan dalam
disimpulkan
pembelajaran
yang
humanis
pendekatan
dialogis,
bahwa, pendekatan perubahan
adalah
tingkah laku dipilih bila tujuan
reflektif, dan ekspresif. Pendekatan
tindakan
dialogis mengajak peserta didik
akan
pengelolaan dilakukan
menguatkan
tingkah
yang adalah
untuk berpikir
bersama
secara
laku
kritis dan kreatif. Pendidik tidak
peserta didik yang baik dan
bertindak sebagai guru melainkan
atau
fasilitator
menghilangkan
tingkah
dan
partner
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
dialog;
Pengelolaan Kelas yang Humanis
94
pendekatan peserta
reflektif
didik
mengajak
untuk
1. Perbedaan Aspek Biologis
berdialog
Tidak ada dua orang pun
dengan dirinya sendiri; sedangkan
yang sama persis, meskipun
pendekatan
mengajak
mereka
merupakan
anak
untuk
kembar
dari
telur.
ekspresif
peserta
didik
mengekspresikan
diri
dengan
satu
Perbedaan fisik tersebut dapat
segala potensinya (realisasi dan
menyangkut
aktulisasi diri). Dengan demikian
seperti besar dan tinggi badan,
pendidik
alih
warna kulit, daya tahan tubuh,
tangungjawab, melainkan sekedar
serta perkembangan motorik.
membantu
Juga
peserta
tidak
dan didik
perkembangan sikap
mengambil
dan
mendampingi dalam
diri,
proses
penentuan
pemilahan
nilai-nilai
yang akan diperjuangkannya.
keseluruhan
dalam cirri-ciri
seperti, ukuran mata, warna rambut,
bentuk
sebagainya.
wajah,
Mengapa
bagaimana
dan dan guru
memperhatikan Perbedaan Individual
parsial
perbedaan
Sebagai
individual dalam aspek biologis
Dasar Penerapan Pengelolaan
ini bagi pengelolaan kelas?
Kelas yang Humanis
Hal-hal
Setiap keunikan
anak
mempunyai
sendiri-sendiri.
Atas
yang
dipertimbangkan
dapat berdasarkan
atas perbedaan dalam aspek
dasar keadaan ini maka perlakuan
biologis
untuk setiap anak pun haruslah
kebijaksanaan guru dalam hal-
berbeda.
Berikut
hal sebagai berikut:
kemukakan
beberapa
perbedaan
penulis
tersebut,
aspek sebagai
lain
a. Pendirian gedung sekolah. Sekolah
harus
bahan pertimbangan bagi guru
mempertimbangkan
dalam
keadaan
mengelola
proses
meliputi
subjek
yang
pembelajaran sehingga guru dapat
belajar, baik mengenai sifat-
mencapai
sifat umum, maupun sifat-
usahanya
hasil dalam
maksimal
dari
memberikan
pendidikan dan pengajaran.
sifat
khusus
yang
memberikan ciri perbedaan
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
Amilda
individual. Ukuran ruangan,
harus
pintu,
kekuatan fisik siswa.
jendela
serta
penempatannya
harus
dipertimbangkan.
Contoh,
mempertimbangkan
e. Pada proses pembelajaran. Guru
b. Mengatur jadwal kegiatan. siswa
Sekolah
95
harus
terhadap
waspada
hal-hal
menyangkut
yang
perbedaan
Dasar khususnya, adalah
biologis,
anak kecil dengan sifat-sifat
guru berbuat salah dengan
labil, banyak gerak, tidak
bersikap kurang manusiawi
tahan lapar dan lain-lain.
seperti
Harus
pada
dipertimbangkan
dalam
pergantian
waktu
jangan
yang
di
sampai
jelaskan
pendahuluan
sebelumnya.
belajar dan istirahat. c. Posisi duduk siswa. Tiap anak memiliki ukuran tubuh yang
tidak selalu
2. Perbedaan Aspek Intelektual Tiap
siswa
memiliki
sama,
kemampuan intelligensi yang
yang
juga berbeda beda. Karena itu
berbadan kecil dan pendek
guru tidak bisa memperlakukan
disuruh
depan
siswa secara seragam, antara
oleh
siswa yang lambat dan cepat
karena
agar
itu
anak
duduk
tidak
di
tertutup
temannya yang berbadan
misalnya.
besar dan tinggi. Demikian
dipertimbangkan
juga
dan layanan bagi tiap anak
harus
Perlu pendekatan
mempertimbangkan
sesuai
dengan
keadaan kesehatan mata,
mereka.
Dalam
telinga atau kondisi-kondisi
tentu bukan berarti guru hanya
lain.
memperhatikan
siswa
cerdas
mengabaikan
d. Mengatur kelompok belajar. Untuk
tugas
menyangkut benda, mendorong,
tetapi
kebutuhan konteks
ini
yang
yang
siswa yang kurang. Relevan
mengangkat
dengan apa yang dikatakan
memanjat,
Rahman (2011: 169), tidak ada
dan
lain-lain
yang dapat dibanggakan dari
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
96
Pengelolaan Kelas yang Humanis
seorang
guru
yang
hanya
guru akan terserap dengan
peduli terhadap siswa yang
baik,
cerdas,
sebaliknya (Arikunto, 1993:
karena
di
sinilah
demikian
juga
tantangan bagi seorang guru
103).
Unsur-unsur
yang
yang
dapat
menjadi
pusat
sebenarnya,
mampu
ia
harus
menyukai
dan
memperhatikan semuanya.
perhatian
siswa
di
sekolah/kelas dapat berupa: bahan pelajaran, alat-alat
3. Perbedaan Aspek Psikologis Banyak
sekali
aspek
pelajaran, situasi kelas dan lingkungan,
bahkan
psikologis yang ada pada diri
sendiri.
manusia
tertarik mempunyai minat
yang
dapat
Apabila
guru
membedakan anak yang satu
dan
dengan yang lainnya, misalnya:
sesuatu maka seluruh daya
a. Minat atau perhatian.
jiwa akan tercurahkan pada
Dalam
pengertian
umum, perhatian menunjuk pada
perhatian
siswa
apa
terhadap
yang
sedang
diperhatikan.
kecenderungan
b. Kemandirian.
manusia untuk mencari atau
Tingkat
kemandirian
menolak sesuatu kegiatan
siswa
(Anderson,
211).
oleh bagaimana keluarga
Minat atau perhatian siswa
mendidik mereka untuk itu.
terhadap
Memberikan
1976:
sesuatu
sangat
ditentukan
pendidikan
merupakan hal yang sangat
kepada siswa agar mandiri
penting diketahui oleh guru.
harus dimulai sejak dini,
Dalam
yakni pada kelas-kelas awal
salah
satu
azas
didaktik
lama
bahwa
dengan
adanya
dikaitkan dengan kebutuhan
siswa
kepada
dasar
perhatian pelajaran
disebutkan
yang
guru
di
Sekolah
manusia,
diarahkan
materi
yang
disampaikan
Jika
maka
latihan kemandirian dapat
sampaikan maka isi dari yang
Dasar.
pada
aktivitas
berkaitan
dengan
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
Amilda
kebutuhan
fisik
mereka,
97
pengajaran yang lain yang
misalnya
kegiatan
yang
menuntut
banyak
gerak
siswa seperti tutorial, kerja
pertumbuhan
dalam kelompok kecil dan
badannya. Hal penting yang
besar, dan sebagainya. Apa
perlu diingat adalah bahwa
bila siswa tidak memiliki
dalam
kemandirian
untuk
memberikan
menuntut
kemandirian
yang
cukup
kesempatan kepada anak
tinggi,
untuk menentukan sendiri
pendekatan
alat yang akan dipakainya,
individual tersebut akan sulit
mengambil
berlangsung.
dan
mengembalikan sendiri alat-
kemandirian dalam
apakah dibicarakan
manajemen
bahwa
pengajaran
c. Emosional.
alat tersebut di tempatnya. Untuk
niscaya
Menurut (2011:
Rahman
176),
emosional
dalam konteks ini adalah
kelas
sikap sosial siswa ketika
ini? Pengelolaan kelas yang
berhubungan dengan orang
bekerja
lain.
dengan
cermat
tentu
sudah
memperhitungkan
terjadinya
mencermati cepat
kemungkinan
akan
pemalu,
penyimpangan
senang
pelaksanaan.
Misalnya
Misalnya,
guru
siswa
marah, suka
yang
pendiam, menyendir,
bekerja
sama,
selalu tergantung pada rang
pelajaran klasikal tidak bisa
lain,
berlangsung,
harus
terpengaruh, suka becanda,
menyiapkan rencana untuk
senang menjahili orang lain,
terjadinya
dan lain-lain. Semua sikap
guru
pengajaran
individual. Dalam hal ini
sosial
siswa
dengan
dibiarkan
bekerja
sensitif,
yang
mudah
berkaitan kecerdasan
sendiri-sendiri dalam bentuk
emosional tersebut dapat
membaca,
mempengaruhi
mengerjakan
tugas atau bentuk-bentuk
pembelajaran.
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
proses Keragaman
Pengelolaan Kelas yang Humanis
98
emosional itu dapat dengan
dikelola
mudah diketahui oleh guru,
ruang
karena
itu
dengan lancar, tanpa hambatan
secara
emosional
pendekatan
emansipatif
yang
dan
variatif
kelas
yang
adalah
berlangsung
pembelajaran bagi siswa. Pada prinsipnya pengelolaan kelas
Kesimpulan
merupakan
prilaku
siswa
di
pengendalian kelas,
untuk
sebagai
mendukung itu, maka perlu aturan
tempat berlangsungnya aktivitas
dan panduan bagi siswa tentang
pembelajaran
terhadap
bagaimana
transmisi
seperti
kesuksesan
kelas
efektif
dan memaksimalkan kesempatan
perlu dilakukan guru.
Pengaruh
secara
proses
mereka
kapan
berprilaku,
dan
bagaimana
keilmuan ini amat besar. Kondisi
mereka boleh mengintrupsi guru,
optimal untuk belajar yang lahir
duduk
dari managemen kelas yang baik
sebagainya.
memberikan atmosfer belajar yang nyaman
serta
pengajaran
memfasilitasi
yang
efektif.
dan
bergerak,
dan
Dalam menerapkan aturan kelas dalam pembelajaran, guru
Kelas
seringkali
bertindak
“berat
merupakan komunitas terkecil di
sebelah”,
memandang
siswa
sekolah.
kelas,
sebagai pihak yang pasif sebagai
terdapat sejumlah peserta didik
objek dan guru juga bertindak
yang memiliki perbedaan individual
sebagai pihak yang menentukan.
yang
Ini
Dalam
bervariatif.
satu
Guru
sebagai
lah
kesalahan
dalam
“manager kelas” harus mampu
pembelajaran yang menyebabkan
menghadapi
timbulnya hubungan yang tidak
perbedaan terampil tercapainya
dan
menyikapi
tersebut dan
secara
bijak
pembelajaran
selaras
dan
kurang
guna
Kekurangselarasan
yang
dipandang
harmonis.
inilah
sebagai
yang “kurang
efektif dan efisien. Dalam konteks
manusiawi”. Dengan pertimbangan
ini
inilah
maka
kemampuan
guru
perlu
dalam
memiliki mengelola
kelas yang baik. Ruang kelas yang
maka
perlu
kiranya
memanusiakan
proses
pembelajaran
melalui
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
Amilda
pengelolaannya,
yakni
pengelolaan kelas yang humanis.
99
Djamarah, S. B., dkk., 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kiranya tulisan ini juga dapat memberikan informasi dan strategi yang
dibutuhkan
membentuk
sistem
guru
untuk
manajemen
kelas yang komprehensif. Amin.
Daftar Pustaka Anderson, S.B., et al. 1976. Encylopedia of Educational Evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Publisher. Arikunto, S. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa (Sebuah Pendekatan Evaluatif). Jakarta: CV. Rajawali. Chatib, M. 2011. Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung: Kaifa. Danim, S. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. Dirjen PAUD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Hamiseno, W. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta: GP Press. Jhonson and Jhonson. 1970. Classroom Management. London: Macmillan. Manulang, M. 1996. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nawawi, H. 1982. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. Pidarta, M. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bina Aksara, Cet.1. Rahman, M.A. 2011. KesalahanKesalahan Fatal paling Sering Dilakukan Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Yogjakarta: DIVA Press, cet II. Rusydie, S. 2011. Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas (Tuntunan Kreatif dan Inovatif untuk Keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar). Yogjakarta: DIVA Press. Suwariyanto, T. 1998. “The Educational Philosophy of Ki
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100
100
Pengelolaan Kelas yang Humanis
Hajar Dewantara: Naturalistic and Humanistic Education in Analitical Comparison”, Thesis, Manila: De la Salle University. Tim Penyusun. 2009. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: CV. Pustaka al-Kautsar.
Thanthowi, J. tt, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Husna. Yamin, M. & Maisa. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas (Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran). Jakarta: Gaung Persada.
Tim Reality. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher.
JURNAL IDAROH, Vol. 1, No. 1, Juni, 81 - 100