PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL TERHADAP VOLUME DEPOSITO MUDHARABAH (Studi pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2009 - 2011)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi Islam
Oleh:
Lina Anniswah NIM: 072411033
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
H. Abdul Ghofur, M.Ag Perumahan Kaliwungu Indah Rt 05 Rw 10 No 19
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. Hal
: 4 (eksemplar) : Naskah skripsi A.n. Lina Anniswah Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Assalamu’alaikum wr.wb Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan naskah saudara: Nama
: Lina Anniswah
Nim
: 072411033
Jurusan
: Ekonomi Islam
Judul :PENGARUH SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL ……………….TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Kasus pada ……………….Bank Muamalat Indonesia) Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat dimunaqasahkan. Demikian harap maklum adanya. Wassalamu’alaikum wr.wb Semarang, 28 November 2011 Pembimbing I
H. Abdul Ghofur, M.Ag NIP. 19670117 199703 1 00 ii
Ari Kristin.P, SE, M.Si Jl. Perintis Kemerdekaan No. 181 Pudak Payung Banyukmanik Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. Hal
: 4 (eksemplar) : Naskah skripsi A.n. Lina Anniswah Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Assalamu’alaikum wr.wb Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan naskah saudara: Nama
: Lina Anniswah
Nim
: 072411033
Jurusan
: Ekonomi Islam
Judul :PENGARUH SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL ……………….TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH (Studi Kasus pada ……………….Bank Muamalat Indonesia) Dengan ini saya mohon kiranya skripsi tersebut dapat dimunaqasahkan. Demikian harap maklum adanya. Wassalamu’alaikum wr.wb Semarang, 28 November 2011 Pembimbing II
Ari Kristin.P, SE, M.Si NIP.19790512 200501 2 004 iii
iv
MOTTO
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Al- Baqarah Ayat 278)
”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapatkan (pahala) dari (kebajikan) yang
dikerjakannya dan di
mendapatkan (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka Berdoa), ”Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, jangnalah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al- Baqarah Ayat 286)
v
PERSEMBAHAN Kupersembahkan yang tertinggi Sebagai Bentuk ibadah dan syukurku kepada Raja Semesta Alam Illahi Robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya hingga pada Dia lah segalanya bergantung. Dan Nabi Muhammad SAW sang inspirator hidup Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya kecil ini untuk : 1. Almamaterku tercinta, fakultas syari’ah IAIN Walisongo Semarang 2. Untuk bapakku Juwaini dan ibuku siti fatonah yang sangat kusayangi, yang tidak letih terus menasihati dan mendo’akanku. 3. Untuk kakakku Ulil Wafi, S.pdi dan adiku Azid Fitriyah makasih atas dukungan dan do’anya. 4. Untuk sahabat-sahabatku ndut (izza), upeah (ulfa), Duk_e, bang Munieb, Erma, dan yang lainya terimakasih untuk motivation. 5. Untuk mas Aril (ali rohman), mas Nurul Hakim, mb’ Nikmah dan yang lainnya terimkasih untuk motivation.
vi
DEKLARASI
Dengan kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai rujukan. Semarang, 28 November 2011 Deklarator
LINA ANNISWAH 072411033
vii
ABSTRAK Bank merupakan suatu sektor yang sangat penting dan memiliki pengaruh yang besar terhadap aktivitas perekonomian masyarakat, dalam menjalankana usahanya bank terdiri bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling mendasar di antara keduanya adalah insentif imbal hasil, dimana bank konvensional menerapakan sistem bunga dan bank syariah menerapakan sistem bagi hasil. BI adalah bank sentral yang memegang otoritas perbankan di Indonesia, kaitannya dengan keberadaan Perbankan Syariah adalah lembaga yang mengeluarkan peraturan teknis bagi kelembagaan dan pelaksanaan teknis operasional bank syariah. BI sebagai badan pengawas dan pemeriksa stabilitas keuangan menetapkan BI rate 6,75%, bila dikonversikan tingkat bagi hasil hampir sama di BMI memberikan bagi hasil 6,47%. Dan pada waktu BI rate 6,5%, BMI memberikan bagi hasil deposito mudharabah 5,74%. Kebijakan moneter yang dikeluarkan BI semua perbankan konvenional maupun syariah akan berpatokan pada BI. Hal ini yang melatarbelakangi untuk diadakan penelitian. Adapun tujuan penelitian: 1) Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap bagi hasil di BMI. 2) Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. 3) Mengetahui apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. 4) Mengetahui apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil di BMI 2) apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. 3) apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. 4) apakah tingkat suku bunga BI dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini : jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode pengumpulan data teknik dokumentasi. Penelitian ini dilakukan terhadap Bank Muamalat Indonesia, pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu fase yang harus dilalui perbankan syariah mulai pembentukan kerangka dasar sistem pengaturan yang disesuaikan dengan karakteristik operasional perbankan syariah yang sehat (2004) sampai fase memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional (2011). Dari hasil pengambilan sampel terpilih 32 sampel. Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Untuk memastikan data layak atau tidak diregresikan maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Dalam menguji hipotesis menggunakan uji parsial, koefisien determinasi, dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan Pertama, terdapat pengaruh antara variabel bebas (tingkat suku bunga BI) terhadap variabel terikat (bagi hasil) di BMI. Kedua, Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. Ketiga, Bagi hasil tidak berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di BMI. Dan keempat, secara simultan (bersama-sama) variabel bebas (tingkat suku bunga BI dan bagi hasil) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (deposito mudharabah) di BMI. viii
KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulilah Wasyukurilah, senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-NYA, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan Islam. Shalawat dan salm semoga tetap tercurahkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluaraga, sahabat dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita senantiasa mendapatkan syafa’at dari beliu. Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya dalam penyusunan skripsi ini kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Pgs Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 4. Bapak Dr.Ali Murtadho, M.Ag selaku ketua jurusan Ekonomi Islam 5. Bapak H. Abdul Ghofur, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ari Kristin, SE.,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat berharga semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini. 6. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta member motivasi selama penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu menyelasaikan penulisan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh dan membimbing serta memberikan dorongan kepada penulis, baik moral maupun spiritual dan tak lupa pada kakak ku Wafi dan adik ku Azid yang aku sayangi. 8. Senior Q mas Aril, mas rouf, mb nikmah motivasi dan ,mas nurul kalian yang begitu luar biasa tak akan pernah q lupakan (penulis mengharapkan masukan dan bimbingannya) 9. Seluruh teman-teman mahasiswa khususnya EIA ’07, ndut (izza), Ulfa, Erma, Duki, Maskhun, Asrikan , dan teman-teman lainya yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya. Terima kasih penulis ucapkan untuk kalian ix
yang telah setia berjuang bersama-sama mencari ilmu di fakultas tercint kita. 10. Seluruh penghuni kos BPI C 2 : Ana-Atin, Fian-hesti, Ema-Anif, YuliaEva (terimaksaih atas kekeluargaan selama ini). 11. Pihak-pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semoaga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari mereka berikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin. Wassalamualaikum Wr.Wb. Semarang , 28 November 2011
LINA ANNISWAH 072411033
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................... vi HALAMAN DEKLARASI ............................................................ vii HALAMAN ABSTRAK................................................................. viii HALAMAN KATA PENGANTAR................................................ ix DAFTAR ISI .................................................................. xii DAFTAR TABEL .................................................................. xiiii DAFTAR GAMBAR .................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvi BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ......................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .................................................. 6 1.3. Tujuan .................................................................. 6 1.4. Manfaat .................................................................. 7 1.5. Sistematika Penulisan ............................................. 7 BAB II : TELAAH PUSTAKA 2.1. Suku Bunga ............................................................ 9 2.1.1. Pengertian Suku Bunga ................................. 9 2.1.2. Teori Suku Bunga .......................................... 11 2.1.2.1. Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Bunga (Luanable Funds) ................................ 11 2.1.2.2. Teori Klasik Tentang Tingkat Suku Bunga (Liquidity Preference) .......................... 12 2.1.3 BI Rate........................................................... 14 2.2. Bagi hasil................................................................ 15 2.2.1. Pengertian Bagi Hasil ..................................... 15 2.2.2.Teori Bagi Hasil .............................................. 16 2.2.3. Perbedaan Bungan Dan Bagi Hasil ................. 18 2.3. Investasi dalam Islam ............................................. 18 2.3.1. Tabungan dan Investasi Islam ....................... 18 2.3.2. Teori Investasi dalam Ekonomi Islam ............ 19 2.4.Deposito Mudharabah .............................................. 21 2.4.1. Landasan Syari’ah ......................................... 24 2.4.2. Pengertian Mudharabhah ................................ 25 2.4.3. Kontrak Mudharabhah ................................... 26 2.4.4. Jenis-jenis Mudharabhah ............................... 27 2.4.5. Perbedaan Deposito Mudharabhah dengan Konvensional ...................................... 30 2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................. 32 2.6. Hipotesis................................................................. 33 xi
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data ........................................... 3.2. Populasi dan Sampel ............................................... 3.3. Definisi Operasional ............................................... 3.4. Tehnik Pengumpulan Data ...................................... 3.5. Tehnik Analisis ....................................................... 3.5.1 Analisis Deskrptif ........................................... 3.5.2 Uji Asumsi Klasik ...........................................
34 35 37 38 39 39 39
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia 4.1.1 Sejarah Bank Muamalat Indonesia .................. 4.1.2 Produk ank muamalat indonesia ...................... 4.1.3 Visi dan misi ................................................... 4.1.4 Profil............................................................... 4.1.5 Struktur ...........................................................
46 48 48 49 49
4.2 Analisis Data 4.2.1 Hasil Statistik Deskriptif ................................. 58 4.2.1.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Tingkat Suku Bunga ............................ 58 4.2.1.2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Bagi Hasil ........................................... 59 4.2.1.3 Hasil Statistik deskriptif Variabel Deposito Mudharabah ......................... 60 4.2.2 Uji Asumsi Klasik ........................................... 61 4.2.2.1 Uji Multikolonieritas ........................... 61 4.2.2.2 Uji Autokorelasi .................................. 62 4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas .......................... 63 4.2.2.4 Uji Normalitas ..................................... 64 4.3 Uji Hipotesis ............................................................ 66 4.3.1 Analisis Regresi Berganda .............................. 66 4.3.2 Uji Parsial ....................................................... 67 4.3.3 Koefisien Determinasi ..................................... 68 4.3.4 Uji F ............................................................... 69 4.4 Pembahasan ............................................................. 69 4.4.1 Pengaruh Suku Bunga dan Bagi Hasil terhadap Deposito Mudharabah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia) .................................................................. 69 4.4.1.1 Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI terhadap Bagi Hasil di Bank Muamalat Indonesia ... 69 4.4.1.2 Pengaruh Tingkat Suku Bunga BI terhadap Volume Deposito Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia ................................................. 72
xii
4.4.1.3 Pengaruh Bagi Hasil terhadap Volume Deposito Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia ................................................................ 74 4.4.1.4 Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil terhadap Deposito Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia ................................................. 76 BAB V : PENUTUP 5.1. Kesimpulan ............................................................ 77 5.2. Keterbatasan Penelitian........................................... 78 5.2 Saran .................................................................. 79 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1: Perbedaan bunga dan bagi hasil .................................................... 18 Tabel 4.1 : Hasil statistik deskriptif variabel tingkat suku bunga ................ 57 Tabel 4.2 : Hasil statistik deskriptif variabel bagi hasil ............................... 58 Tabel 4.3 : Hasil statistik deskriptif variabel deposito mudharabah ............ 59 Tabel 4.4 : Hasil uji variabel independen ...................................................... 60 Tabel 4.5 : Hasil perhitungan FIV ................................................................. 61 Tabel 4.6 : Hasil Durbin Waston ................................................................... 62 Tabel 4.7 : Hasil analisis ragresi berganda .................................................... 65 Tabel 4.8 : Hasil analisis uji parsial ............................................................... 67 Tabel 4.9 : Hasil koefisien determinasi .......................................................... 68 Tabel 4.10 : Hasil uji F ..................................................................................... 69
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 : Hasil Analisi Grafik Uji Heterokedastisitas – Scatteerplot ..... 63 Gambar 4.2 : Hasil Analisis Grafik Uji Normalitas – Histrogram ................ 64 Gambar 4.3 : Hasil Analisis Grafik Uji Normalitas – Probabilitas Plot ........ 64
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
: Laporan Tingkat Suku Bunga BI, Bagi Hasil dan Volume Deposito Mudharabah
Lampiran II : Hasil Perhitungan
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perbankan adalah merupakan salah satu lembaga keuangan yang
melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanaan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah Saw. Praktikpraktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Rasullullah Saw. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama perbankan modern, yaitu menerima deposit, menyalurkan dana dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat islam, bahkan sejak zaman Rasulullah Saw.1 Keberadaan
badan
usaha
pembiayaan
non-bank
yang
mencoba
menerapkan konsep bagi hasil ini semakin menunjukkan, bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan hadirnya alternatif lembaga keuangan syariah untuk melengkapi pelayanan oleh lembaga keuangan konvensional yang sudah ada. Semakin berkembangannya aspirasi masyarakat Indonesia untuk memiliki lembaga keuangan syariah, maka para pemuka agama yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) kemudian menindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut dengan melakukan pendalaman tentang konsep-konsep keuangan syariah 1
Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Jakarta: PT. Rajagrafindo persada, 2007, hlm. 18.
1
2
termasuk sistem perbankan syariah. Pada tanggal 18-20 Agustus 1990, MUI menyelenggarakan loka karya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil loka karya dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasioanal IV MUI di Jakarta pada tanggal 22-25 1990, yang menghasilkan amanat bagi pembentukan kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia.2 Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil
kelompok kerja tersebut. Dan akta
pendirian Bank Muamalat ditandatangani pada 1 November 1991 dengan komitmen saham sebanyak Rp 84 Milyar. Dengan modal awal itu, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Hingga Agustus 2011 ini jumlah Outlet BMI adalah 75 kantor cabang, 92 kantor cabang pembantu, 158 kantor kas, 43 Gerai Muamalat, 4.103 Outlet Pos Online (SOPP).3 Mengenai asset BMI, secara year on year asset Bank Muamalat pada tahun 2010 meningkat 33,53% dari Rp 16.027,18 milliar menjadi Rp 21.400,79 milliar.4 Sementara dana pihak ketiga (DPK) meningkat dari Rp13.316,90 milliar menjadi Rp 17.393,44 milliar. Dan untuk deposito perbankan syariah Agustus 2011 mengalami peningkatan 60,60% dari Rp 44,075 milliar menjadi Rp 55,768 milliar.5 Perkembangan Bank Syariah saat ini sangat pesat dipicu oleh UU No. 10 tahun 1988 yang memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system.6 Bank-bank konvensional yang menguasai pasar mulai melirik dan membuka Unit
2
Mansur, Seluk Beluk Ekonomi Islam, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2009, Cet. Ke-1,
hlm. 63. 3
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/102 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/1024, hlm. 89. 5 Bank Indonesia, Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 9, No. 9, Agustus 2011 ,hlm.97 6 Dual banking system adalah penggunaan bank konvensional dan bank syariah secara 4
paralel.
3
Usaha Syariah. Diantaranya adalah Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank rakyat Indonesia (BRI), Bank Niaga, dan lain sebagainya. Dan perkembangan asset perbankan syariah pada bank umum syariah (BUS) meningkat pada Agustus 2011 Rp 94, 325 Milyar dibandingkan pada Juli 2011 Rp 90,734 Milyar. Dan untuk unit usaha syariah (UUS) mengalami peningkatan pada Agustus 2011 Rp 22,484 Milyar dibandingkan pada Juli 2011 Rp 22,130 Milyar.7 Dalam penerapan dual banking system di Indonesia maka terdapat dua sistem perbankan yang beroperasi baik secara teori maupun prakteknya berbeda meskipun terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional namun dalam prakteknya bank syariah merupakan pesaing utama dengan bank konvensioanal seperti dalam penghimpunan dan penyaluran dana. Salah satu bentuk persaingan itu dapat secara nyata dilihat dari pengalihan dana nasabah akibat kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga maka nasabah atau deposan lebih tertarik menyimpan dananya di bank syariah. Sebaliknya apabila tingkat suku bunga lebih menguntungkan dari pada tingkat bagi hasil maka nasabah atau deposan akan memindahkan dananya ke bank konvensional. Fenomena ini terjadi pada pertengahan tahun 2005 yaitu sebelum bunga SBI dan pinjaminan dinaikkan, imbas hasil nasabah bank syariah bisa mencapai 8,5%, lebih tinggi dari bunga bank konvensioanl hanya sekitar 7%, namun setelah di naikan, deposito konvensional dengan pokok diatas 500.000 juta sudah bisa mendapatkan bunga 10%, sehingga kecenderungan kenaikan bunga tersebut mengakibatkan imbal hasil yang diberikan perbankan syariah menjadi kurang 7
Bank Indonesia, Op.cit., hlm. 95.
4
menarik.8 Kenaikan suku bunga juga masih terjadi pada april 2006, bahwa nasabah loyal pada sistem syariah di tempatnya hanya sekitar 20%, DPK di BRI syariah hingga desember 2005 masih mencapai 40 miliar. Namun pada posisi april 2006 dana masyarakat tinggal 10 miliar. Sisa dana yang lain telah dialihkan pemiliknya ke lembaga konvensional dikarenakan tingkat suku bunga di anggap lebih menguntungkan. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada saat itu menaikaan tingkat suku bunga pada krisis moneter tahun 1997 mengakibatkan sejumlah bank konvensional goncang dan akhirnya dilikuidasi karena mengalami negative spread.9 Hal ini terjadi karena bank harus membanyar bunga simpanan nasabah yang jauh lebih tinggi dari pada bunga kredit yang diterimanya dari debitur. Sedangkan perbankan Syariah terbebas dari negative spread, karena perbankan syariah tidak berbasis pada bunga uang. Konsep Islam adalah menjaga keseimbangan antara sektor riil dengan sektor moneter, sehingga pertumbuhan pembiayaan tidak lepas dari pertumbuhan sektor riil yang dibiayainya. Dengan kata lain, kinerja perbankan Islam ditentukan oleh kinerja sektor riil, dan bukan sebaliknya. Dalam pandangan Islam, uang hanyalah sebagai alat tukar dan bukan merupakan barang dan komoditas.10 Dalam perkonomian Indonesia ketika adanya kenaikan tingkat suku bunga pada bank-bank umum (konvensional) akan mempengaruhi peran intermediasi dunia perbankan. Dalam operasional perbankan konvensional sangat tergantung pada tingkat suku bunga yang berlaku, karena 8
Vice, tabloit Kontan No.1, Tahun X, 3 oktober 2005, hlm. 20. Negative spread adalah bunga tabungan lebih tinggi di bandingkan bunga pinjaman. 10 Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Jakarta: LP3ES, 2004, hlm. 7. 9
5
keuntungan bank konvensional berasal dari selisih antara bunga pinjaman dengan bunga simpanan. Sedangkan dalam perbankan syariah tidak mengenal sistem bunga tapi yang ada adalah prinsip profit sharing antara bank dengan nasabah dalam pengelolaan dananya. Berdasarkan uraian diatas mengenai penabung atau deposan bersifat motif keuntungan adalah dilihat dari segi tingkat suku bunga bank konvensional, jika tingkat suku bunga lebih tinggi dari tingkat bagi hasil maka nasabah memilih untuk menyimpan dananya di bank konvensional dan sebaliknya jika tingkat bagi hasil lebih besar dari tingkat suku bunga maka nasabah memilih untuk mendepositokan dananya dari pada menabung tabungan biasa, dengan alasan bahwa keuntungan yang didapat adalah lebih besar walaupun memang risiko yang dihadapi cukup besar. Dengan melihat latar belakang diatas, maka peneliti mengambil studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia dengan fokus permasalahan pada deposito Mudharabah. BMI merupakan bank yang sangat terbukti tidak goyah sedikitpun dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia pada tahun 1998. Simpanan Mudharabah dengan sistem bebas bunga merupakan salah satu produk unggulan BMI yang telah membawa eksisnya perbankan syariah di Indonesia hingga sekarang. Dengan memperhatikan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN BAGI HASIL TERHADAP VOLUME DEPOSITO MUDHARABAH (Studi pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2009-2011)” .
6
1.2.
Rumusan Masalah a. Apakah tingkat suku bunga BI (BIRate) berpengaruh terhadap bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia? b. Apakah tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia? c. Apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia? d. Apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia?
1.3.
Tujuan Penelitian Setiap penelitian pasti memiliki tujuan tertentu baik untuk kepentingan
pribadi atau yang lain. Tujuan penelitian ini adalah: a. Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia. b. Mengetahui apakah tingkat suku bunga BI (BI Rate) berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. c. Mengetahui apakah bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. d. Mengetahui apakah tingkat suku bunga dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.
7
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada penulis tentang pengaruh tingkat suku bunga BI (BI Rate) dan bagi hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. b. Memberikan masukan berupa informasi dan mungkin juga saran kepada pihak-pihak yang berkompeten dalam hal perbankan syariah, maupun masyarakat umum mengenai tingkat suku bunga BI (BI Rate) dan bagi hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.
1.5.
Sistematika Penelitian
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah, perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori, kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis sebagai alternatif sementara. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang jenis dan sumber data, populasi dan sampel, definisi opersional, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data yang digunakan.
8
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi obyek penelitian, analisis data dan pembahasan dari hasil analisis. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian dan pengolahan data yang diperoleh.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Suku Bunga
2.1.1. Pengertian suku bunga Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan persentase dari uang yang dipinjamkan.1 Suku bunga adalah tingkat bunga yang dinyatakan dalam persen, jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun).2
Sedangkan suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang perunit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.3 Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat
dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang. 4
1
Muhamad, Manajemen Bank syariah, Yogyakarta: UPP AMPYKPN, hlm. 40. Robert Marshall dan Miranda (eds), Kamus Populer Uang dan Bank, Jakarta: Ladanngpustaka dan Intimedia, hlm. 134. 3 http://www.informasiku.com/2011/04/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html. 4 Ibid. 2
99
10
Bunga adalah imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu yang disetujui, umumnya dinyatakan sebagai persentase dari modal pokok.5 Bunga Bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh Bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada Bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Suku bunga ditentukan dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasanya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, maka akan semakin tinggi pula minat nasabah untuk menabung, dan sebaliknya. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan nasabah. Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting dalam perekonomian yaitu: (a) Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian, (b) Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi, (c) Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara (d) Merupakan alat
5
Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, Bandung: Pustaka Grafika, 2007, hlm. 260.
11
penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi.6 Pada dasarnya suku bunga adalah memberikan sebuah keuntungan yang diperoleh dari sejumlah uang yang dipinjamkan kepada pihak lain atas dasar perhitungan waktu dan nilai ekonomis. 2.1.2. Teori Suku Bunga 2.1.2.1. Teori Klasik tentang tingkat bunga (Loanable Funds) Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari (penggunaan) loanable funds atau bisa diartikan dana yang tersedia untuk dipinjamkan atau dana investasi, sebab menurut teori klasik bunga adalah harga yang terjadi di pasar dana investasi. Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil, alasanya adalah seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai ongkos untuk penggunaan dana. Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan terdorong untuk melakukan investasi, karena biaya penggunaan dana juga semakin kecil, tingkat bunga dalam keadaan seimbang (artinya tidak ada dorongan naik turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.7
6 7
Sawaldjo Puspopranoto, op.cit., hlm. 71. Budiono, Ekonomi Moneter, yogyakarta: BPFE 1989, Cet. Ke-4, hlm. 76.
12
2.1.2.2. Teori Klasik tentang tingkat bunga (Liquidity preference) Dalam teori Keynes tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Menurut teori ini, ada tiga motif (transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi) mengapa orang menghendaki memegang uang tunai. 8 Tiga motif inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan akan uang yang di beri nama liquidity preference. Dalam teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi, permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila tingkat bunga tinggi. Dalam penawaran uang untuk tujuan spekulasi, apabila harga naik maka barang yang ditawarkan akan naik dan apabila harga turun maka barang yang akan ditawarkan menurun. Penawaran adalah harga yang diajukan untuk calon pembeli.9 Pada penelitian ini barang yang diumpamakan adalah deposito mudharabah dan harga dari suatu pasar adalah tingkat suku bunga dan bagi hasil. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran deposito mudharabah yaitu : a.
Bunga
b.
Bagi Hasil Hubungan penawaran menjelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah
yang akan di tawarkan akan bertambah atau naik dan sebaliknya, jika harga turun maka jumlah barang yang akan di tawarkan turun. Dan bersifat hubungan positif antara harga dengan jumlah barang yang di tawarkan. Artinya jika harga atau 8
Ibid., hlm. 82. Robert Marshall dan Miranda (eds), op.cit., hlm. 97.
9
13
bunga bank umum mengalami kenaikan maka deposito mudharabah akan bertambah atau naik dan sebaliknya, jika bagi hasil mengalami kenaikan maka deposito mudharabah meningkat karena nasabah bersifat profit motif. Dalam dunia perbankan terutama perbankan konvensional tidak lepas dari suku bunga. Karena faktor tingkat bunga sebagai salah satu variabel kunci dalam perekonomian. Tingkat bunga adalah biaya peminjaman (atau pendapatan dari perkreditan) yang dinyatakan dalam presentase tahunan.10 Tingkat bunga mempunyai hubungan erat dengan inflasi dan dunia perbankan. Inflasi adalah kenaikan tingkat harga rata-rata untuk semua barang dan jasa. Inflasi terjadi bila tingkat harga rata-rata dari semua harga dalam suatu perekonomian mengalami kenaikan.11 Dalam keadaan seperti ini berarti ada ketidakstabilan ekonomi. Bank Indonesia sebagai otoritas pengaturan dan pengawasan moneter, menempuh kebijakan moneter untuk menciptakan stabilitas moneter dengan kebijakan moneter yang ketat (tight money policy). Bank Indonesia menggunakan instrumen suku bunga untuk menekan inflasi. Suku bunga diharapkan dapat menyerap kelebihan likuiditas agar sesuai dengan kebutuhan nyata dari perekonomian. Dengan penetapan suku bunga simpanan yang tinggi kelebihan likuiditas dapat diserap dalam sistem perbankan, dengan begitu dapat mengendalikan jumlah uang primer.
10 11
Sawaldjo Puspopranoto, op.cit., hlm. 12. Ibid, hlm. 88.
14
2.1.3. BI Rate BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.12 BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada akhirnya suku bunga kredit perbankan. Penetapan BI Rate sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi. Bank Indonesia akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di atas sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Salah satu kebijakan yang diambil oleh BI dalam mengatasi jumlah uang yang beredar agar diperoleh keseimbangan antara penawaran dan permintaan uang adalah suku bunga. Pemerintah akan mengurangi jumlah uang beredar dengan meningkatkan suku bunga, karena dengan suku bunga tinggi masyarakat atau nasabah akan cenderung menyimpan uang nya di bank yang relatif dengan imbalan bunga tinggi dan lebih aman. Dalam permintaan uang di
12
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate/
15
Indonesia selain dipengaruhi oleh pendapatan nominal juga dipengaruhi suku bunga karena Indonesia belum seutuhnya menganut sistem syariah. Jika nilai tingkat suku bunga (BI Rate) tinggi maka bunga yang diberikan oleh BI kepada bank-bank konvensional yang menitip dananya di BI juga akan tinggi dan bank akan menyimpan uangnya lebih banyak. Dengan demikian bank akan berusaha menarik dana dari nasabah atau masyarakat lebih banyak supanya dapat menitipkan dananya di BI dengan jumlah yang banyak pula. Bank menarik minat nasabah atau masyarakat dengan bunga tinggi.
2.2.
Bagi Hasil
2.2.1. Pengertian Bagi Hasil Sistem perekonomian Islam merupakan masalah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan pada awal terjadinya kontrak kerja sama (akad), yang ditentukan adalah porsi masing-masing pihak, misalnya 20:80 yang berarti bahwa atas hasil usaha yang diperoleh akan didistribusikan sebesar 20% bagi pemilik dana (shahibul mal) dan 80% bagi pengelola dana (mudharib). Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya) dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap.13 Besar kecilnya perolehan kembali itu tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. Bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi pembagian hasil usaha antara pemodal dan pengelola dana pembagian hasil usaha.14 Nisbah bagi hasil merupakan nisbah di mana para nasabah mendapatkan hak atas laba yang disisihkan kepada deposito 13 14
Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 191. http//:www.Esharinomics.com/esharinomics/bag/2011
16
mereka karena deposito masing-masing dipergunakan oleh bank dengan menguntungkan.15 Jadi pengertian bagi hasil adalah suatu sistem yang digunakan dalam perbankan syariah dalam menentukan porsi yang didapat masing-masing pihak. 2.2.2. Teori Bagi Hasil Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan: “distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”. Hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan. Mekanisme pada lembaga keuangan syariah atau bagi hasil, pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk-produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagiansebagian, atau bentuk bisnis korporosi (kerjasama). Pihak-pihak yang terlibat dalam kepentingan bisnis tersebut harus melakukan transparansi dan kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin yang berkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan kepentingan pribadi yang menjalankan proyek.16 Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara shohibul maal dengan mudharib. Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk kepentingan pribadi
15
Muhammad Nejatullah Siddiqi, Bank Islam, Bandung: Pustaka, Cet. Ke-1, 1984, hlm.
140. 16
Muhammad, Tehnik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 18.
17
mudharib, dapat dimasukkan ke dalam biaya operasional. Keuntungan bersih harus dibagi antara shohibul maal dan mudharib sesuai dengan proporsi yang disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian laba sampai semua kerugian telah ditutup dan ekuiti shohibul maal telah dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum habis masa perjanjian akan dianggap sebagai pembagian keuntungan di muka. Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil harus dilaksanakan dengan tranparan dan adil. Hal ini disebabkan untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan atau pengakuan yang terpercanya. Pada tahap perjanjian kerja sama ini disetujui oleh para pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus disepakati dalam kontrak, agar antar pihak dapat saling mengingatkan.17
17
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 120.
18
2.2.3. Perbedaan Bunga dan Bagi hasil Tabel 2.1 Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil18 Bunga
Bagi hasil
Penentuan bunga dibuat pada waktu Penentuan besarnya rasio atau nisbah akad dengan asumsi harus selalu bagi hasil dibuat pada waktu akad untung. dengan berpedoman pada kemungkinan untung atau rugi. Besarnya persentase berdasarkan pada Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan jumlah uang yang dipinjamkan. pada jumlah keuntungan yang diperoleh Pembayaran bunga tetap seperti yang Bagi hasil bergantung pada dijanjikan oleh pihak nasabah untung keuntungan proyek yang dijalankan, atau rugi. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Jumlah pembayaran meningkat.
bunga
tidak Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.
Eksistensi bunga diragukan (kalau Tidak ada yang tidak dikecam) oleh semua agama, keabsahan bagi hasil. termasuk Islam.
2.3.
meragukan
Investasi Dalam Islam
2.3.1. Tabungan dan investasi Islam Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang 18
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank syariah dari tori ke praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm. 61.
19
tidak diinginkan. Dalam al-qur’an terdapat ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik.19 Dalam Al-qur’an surat al-hasyr ayat 18
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Hasyr ayat 18).20 Dalam alokasi anggaran konsumsi seseorang akan mempengaruhi keputusannya dalam menabung dan investasi. Seseorang akan menabung sebagian dari pendapatannya dengan beragam motif, diantaranya: untuk berjaga-jaga terhadap ketidakpastian yang akan datang, untuk persiapan pembelian suatu barang konsumsi di masa akan datang, untuk mengakumulasikan kekayaanya. Demikian pula, seseoarang akan mengalokasikan sebagian dari anggarannya untuk investasi, yaitu menanamkannya pada sektor produktif. Dengan investasi, seseorang
mengorbankan
konsumsinya
sekarang
dengan
harapan
akan
mendapatkan hasil yang akan datang. 2.3.2. Teori investasi dalam ekonomi Islam Investasi merupakan bentuk aktif dari ekonomi syariah, karena setiap harta ada zakatnya, jika harta tersebut didiamkan maka lama kelamaan akan termakan 19
Ibid, hlm. 153. Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya, Bandung: CV Diponegoro, 2007, hlm. 437. 20
20
zakatnya. Untuk itu uang perlu digunakan untuk investasi di sektor riil. Jika uang disimpan tidak diinvestasikan kepada sektor riil, maka tidak akan mendatangkan apa-apa. Penyimpanan uang yang telah mencapai haulnya, menurut ajaran Islam akan dikenai zakat.21 Zakat ini merupakan salah satu hikmah yang mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya. Dan harta yang diinvestasikan tidak akan termakan olah zakat kecuali keuntunganya. Dalam investasi mengenal harga. Dan harga merupakan nilai jual atau beli
dari sesuatu yang diperdagangkan. Sedangkan selisih harga beli terhadap harga jual merupakan keuntungan atau profit margin. Terjadinya harga setelah terbentuk mekanisme pasar. Ibnu Taimiah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari produk
domestik dan impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan permintaan sangat ditentukan harapan dan pendapatan. Besar kecilnya kenaikan harga tergantung besarnya perubahan penawaran dan atau permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai dengan aturan, kenaikan harga yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT.22 Metwally menyebutkan bahwa investasi di negara penganut ekonomi Islam dipengaruhi oleh tiga faktor sebagai berikut : 1.
Ada sanksi untuk pemegang asset kurang atau tidak produktif.
21
Muhammad, Bank Syariah (Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman),
Jogjakarta: Ekonisia, 2002, hlm. 34. 22
Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 144.
21
2.
Dilarang melakukan berbagai macam bentuk spekulasi dan segala macam judi.
3.
Tingkat bunga untuk berbagai macam pinjaman adalah nol dan sebagai gantinya dipakai sistem bagi hasil.23 Kriteria di atas menunjukkan bahwa dalam ekonorni Islam, tingkat bunga
tidak masuk dalam perhitungan investasi. Karena itu, biaya oportunitas (opportunity cost) dana untuk tujuan investasi adalah tingkat zakat yang dibayarkan atas dana tersebut. Dengan kata lain, tabungan yang tidak disalurkan ke investasi nyata, maka seseorang akan terbebani zakat (seperti yang telah ditentukan). Investasi dalam ekonomi Islam adalah fungsi dari tingkat keuntungan yang diharapkan. Tingkat keuntungan yang diharapkan bergantung pada pangsa keuntungan relative antara investor dan penyedia dana sebagai mitra usaha. Tingkat zakat dan biaya lain atas dana yang tidak atau kurang produktif juga berpengaruh nyata atas keputusan investasi.
2.4.
Deposito Mudharabah Deposito adalah simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.24 Dalam praktek kita mengenal dengan adanya deposito berjangka dan sertifikat deposito. Deposito berjangka adalah simpanan dari pihak ketiga kepada 23
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarat: Graha Ilmu, 2005, hlm. 128. Muhammad firdaus, Fatwa-Fatwa Ekonomi syariah Kontemporer, Jakarta: Renaisan. Cet. Ke-1, 2005, hlm. 44. 24
22
bank (DPK) kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu. Bila waktu yang ditentukan telah habis deposan dapat menarik deposito berjangka tersebut atau memperpanjang dengan suatu periode yang diinginkan. Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk, yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarakan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjual belikan atau di pindah tangankan kepada pihak ketiga. Bunganya dibayar di muka dalam arti dipotong dari harga nominalnya pada waktu setifikat itu dibeli. Sertifikat deposito dapat diperjual belikan dan jangka waktu yang dimaksudkan biasanya adalah satu minggu, dua minggu atau kurang dari satu bulan , tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan. Bunga yang diberikan sebagai imbalan oleh setiap bank yang menerbitkan sertifikat deposito berbeda satu sama lain, perbedaannya tergantung dari kemampuan dan kebutuhan bank yang bersangkutan atas data yang ingin ditarik dari masyarakat. Fatwa DSN No. 03/DSN-MUI/IV/2000 menetapkan tentang deposito: Pertama : Deposito ada dua jenis 1.
Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan perhitungan bunga.
2.
Deposito yang dibenarkan, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.
Kedua : Ketentuan Umum Deposito berdasarkan Mudharabah :
1.
Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
23
2.
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3.
Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4.
Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5.
Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6.
Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.25
Dasar penetapan deposito tersebut didasarkan pada QS al-Nisa ayat 29
“ Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyanyang kepadamu. ” (QS Al Nisa: 29) 26 Dalam hal ini, bank Syariah bertindak sebagai Mudharib (pengelola Dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai Shahibul maal (pemilik Dana). Dalam kapasitasnya sebagai Mudharib, bank Syariah dapat melakukan berbagai 25 26
Muhammad firdaus, op.cit., hlm. 44. Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 65.
24
macam
usaha
yang
tidak
bertantangan
dengan
prinsip
syariah
serta
mengembangkannya, termasuk melakukan akad Mudharabah dengan pihak ketiga. 27 Dengan demikian, bank syariah dalam kapasitasnya sebagai Mudharib memiliki sifat sebagai seorang Wali amanah (trustee), yakni harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya. Di samping itu, bank syariah juga bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan syariah. Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, bank syariah membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 2.4.1. Landasan Syariah Secara umum, landasan dasar Mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam penggalan Ayat-ayat dan hadits berikut ini. 28 1. Surat al-muzzammil ayat 20 …
…
“…..dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah swt….’’(al-Muzzammil:20)
27 28
Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 303. Muhammad Syafi’I Antonio, op.cit., hlm. 95.
25
2. Hadits
عن صالح بن صهيب عن ابيه قال قال رسىل اهلل صلي اهلل عليه وسلم ثالث فيهن البر كة البيع الى اجل والمقارضة واخالط البربالشعير للبيت الللبيع “Dari sholih bin shuhaib r.a. bahwa Rasulullah saw.bersabda,” tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah) 2.4.2. Pengertian Mudharabah Istilah mudharabah merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai qiradh atau muqaradah. Imam Saraksi, salah seorang pakar perundangan Islam yang dikenal dalam kitabnya “AlMabsut” mendefinisikan bahwa mudharabah adalah diambil dari perkataan darb (usaha) diatas bumi. Dinamakan usaha diatas bumi karena mudharib (pengguna modal orang lain) berhak untuk bekerjasama bagi hasil atas jerih payah dan usahanya. Selain mendapatkan keuntungan ia juga berhak untuk mempergunakan modal dan menentukan tujuannya sendiri. Orang-orang Madinah memanggil kontrak jenis ini sebagai muqaradah dimana perkataan ini diambil dari kata qard berarti menyerahkan. Dalam hal ini pemilik modal menyerahkan hak atas modalnya kepada pengguna modal. Dan mudharabah juga disebut qiradh yang berarti memutuskan. Dalam hal ini pemilik uang telah memutuskan untuk menyerahkan sebilangan uangnya untuk diperdagangkannya berupa barang-
26
barang dan memutuskan sekalian sebagian dari keuntunganya bagi pihak kedua orang yang berakad qiradh ini. 29 Mudharabah
berasal dari kata darb, artinya memukul atau berjalan.
Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya.30 Mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga sehingga ia mendapatkan persentase keuntungan (Al-Mushih dan Ash-Shawi, 2004).31 Mudharabah secara umum adalah kerja sama antara pemilik dana atau penanam modal dan pengelola modal untuk melakukan usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah. 32 Jadi mudharabah adalah suatu prinsip yang digunakan perbankan syariah dimana dijadikan sebagi akad atau perjanjian antara pemilik dana dengan pengelola dana dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan antara pemilik dana dengan pengelola dana. 2.4.3. Kontrak Mudharabah Prinsip bagi hasil (profi sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah prinsip berdasarkan pada kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip ini bank syariah akan berfungsi sebagai mitra baik penabung demikian juga pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai pengelola 29
Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 33. Ahmad Sumiyanto, Problem dan solusi transaksi mudharabah,Yogyakarta: Magistra Insania Press, Cet. Ke-1, 2005, hlm. 1. 31 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2008, hlm. 60. 32 Irma devita purnamasari dan suswinarno (eds), Akad Syariah, Bandung: PT.Mizan Pustaka, Cet. Ke-1, 2011, hlm. 31. 30
27
(mudharib) sementara penabung sebagai penyandang dana (shahibul mal). Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak. 33 Kontrak mudharabah juga merupakan suatu bentuk equity financing, tetapi mempunyai bentuk (feature) yang berbeda dari musyarakah. Pada mudharabah, hubungan kontrak bukan antar pemberi modal, melainkan antara penyedia dana (shohibul maal) dengan entrepreneur (mudhrib). Mudharib dalam kontrak ini menjadi trustee atas modal tersebut. 2.4.4. Jenis-jenis Mudharabah Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis: mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah. 1)
Mudharabah Mutlaqah Mudharabah mutlaqah adalah pemilik dana memberikan keleluasan penuh
kepada pengelola untuk menggunakan dana tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan.34 Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis himpunan dana yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.35
33
Muhammad, op.cit., hlm. 103. Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Bank Syariah, Jakarta, Pustaka Alvabet 2006, hlm. 19. 34
35
hlm. 59.
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004,
28
Teknik perbankan a)
Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dan. Apabila tercapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
b)
Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta ATM dan atau alat penarikan lainyakepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan setifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan.
c)
Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai dengan
perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenankan
mengalami saldo negatif. d)
Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati, 1, 3, 6 , 12 bulan. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo akan diperlukan sama seperti deposito baru, tetapi nilai pada akad sudah tercantum perpanjangan otomatis maka tidak perlu dibuat akad baru.
e)
Ketentuan-ketentuan yang lain berkaitan dengan tabungan dan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
29
2)
Mudharabah Muqayyadah Mudharabah muqayyadah adalah pemilik dana menentukan syarat dan
pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut dengan jangka waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya.36 Mudharabah muqayyadah ada dua yaitu Mudharabah muqayyadah on balance sheet dan Mudharabah muqayyadah off balance sheet. a) Mudharabah muqayyadah on balance sheet Jenis mudhrabah ini merupakan simpanan khusus dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Misalnya, disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau disyaratkan digunakan dengan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu. Teknik perbankan a)
Pemilik dana wajib menetapkan syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank, dan bank wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana simpanan khusus.
b)
Wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pemberitahuan pembagian keuntungan serta risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
36
Zainul Arifin, op.cit., hlm. 19.
30
c)
Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus, bank wajib menisbahkan dana dari rekening lainnya.
d)
Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan.
b)
Mudharabah muqayyadah off balance sheet Jenis mudharabah ini merupakn penyaluran dana mudharabah
langsung kepada pelaksana usahanya, di mana bank sebagai bertindak perantara yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksana usahanya. Teknik perbankan a)
Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus dicatat pada porsi tersendiri dalam rekening adminitrasi.
b)
Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang diamanatkan oleh pemilik dana.
c)
Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil.
2.4.5. Perbedaan Deposito Mudharabah dengan konvensional Sekilas bahwa deposito di bank syariah dengan yang berlaku di bank konvensional hampir sama tidak ada perbedaan. Hal ini disebabakan secara
31
mekanis harus mengikuti konsep perbankan secara umum. Akan tetapi jika diamati, terdapat perbadaan besar diantara keduanya. 37 1.
Perbedaan pada perjanjian (akad) Pada bank syariah, semua akad yang berlaku harus berdasarkan dengan akad yang dibenarkan syariah. Dengan demikian, segala transaksi yang terjadi harus sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku pada akad-akad muamalah. Pada bank konvensional, transaksi pembukuan deposito dan tabungan berdasarkan akad atau perjanjian titipan namun tidak mengikuti prinsip manapun dalam muamalah syariah.
2.
Perbedaaan pada imbalan yang diberikan Bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept) untuk menghitung keuntungan. Artinya bunga yang dijanjikan dimuka kepada nasabah penabung merupakan ongkos atau biaya yang harus dibayar oleh bank. Karena itu bank harus menjual kepada nasabah yang lain (peminjam) dengan biaya yang lebih tinggi. Keuntunagn yang didapat dinamakan spread. Sedangkan pada perbankan syariah menggunakan pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima akan disalurkan kepada pembiayaan, dan keuntungan yang didapat akan dibagi dua antara bank dengan nasabah sesuai dengan perjanjian bagi hasil yang telah disepakati sebelumnya.
37
Dewi,wulandari, “jurnal analisis system bagi hasil deposito pada PT Bank Jabar Syariah”,http://www.dewisayangcatur.blogspot.com, hlm. 10.
32
2.5.
Kerangka Pemikiran Teoritis Untuk melengkapi penelitian ini, maka disajikan pula hasil-hasil penelitian
yang pernah dilakukan dan menjadi bahan masukan dan kajian bagi penelitian yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. Penelitian yang disajiakn sebagai bahan kajian pustaka adalah penelitian yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut adalah: Muhammad Ghafur W (2003).Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara bagi hasil, suku bunga serta pendapatan terhadap simpanan mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Dimana penelitian ini mengamati secara empiris pengaruh tingkat bagi hasil Bank Muamalat Indonesia (TBH), tingkat suku bunga bank konvensional (TSB), dan pendapatan masyarakat riil (GDP) terhadap simpanan mudharabah (SM) yang terdiri dari tabungan dan depiosito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia (BMI). Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukan bahwa dari ketiga variable bebas, hanya variable pendapatan (GDP) yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap simpanan mudharabah, sedangkan variable tingkat bagi hasil (TBH) dan tingkat suku bunga (TSB) tidak pengaruh signifikan. Hal ini berarti bahwa besar kecilnya bagi hasil (TBH) yang diberikan tidak berpengaruh terhadap kehendak masyarakat untuk menabung, demikian pula perubahan-perubahan yang terjadi pada tingkat suku bunga (TSB) di bank konvensional juga tidak mempengaruhi simpanan mudharabah (SM) di BMI.
33
Model konseptual didasarkan pada kajian pustaka dapat di gambarkan sebagai berikut:
Suku bunga Simpanan deposito Mudharabah Bagi hasil
2.6.
Hipotesis Hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau jawaban sementara yang
masih perlu adanya pembuktian atas kebenaran. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia H2 : Tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia H3 : Bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia H4 :
Tingkat suku bunga BI dan bagi hasil berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.
Jenis dan sumber Data Dilihat dari segi bentuk data dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data
kualitatif dan data kuantitaf.1 Dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang penekanannya pada data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.2 Data kuantitatif yang digunakan data statistik perbankan syariah, data tingkat suku bunga BI (BI Rate) dan data bagi hasil deposito mudharabah. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.3 Dalam penelitian ada dua jenis data, yaitu data primer (primary data) dan data sekunder (secondary data).4 Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Sedangkan data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dan data sekunder yang peneliti pakai adalah data sekunder runtun waktu 2009-2011. Peneliti mengambil data dari publikasi laporan BI mengenai BI
1
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005, hlm. 118. 2
Muchamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif Suatu Pengantar, Semarang: Walisungo Press, 2009, hlm. 18. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, hlm. 129. 4 Muchamad Fauzi, op .cit ,hlm. 165.
3434
35
Rate dalam per bulan, publikasi laporan BMI mengenai distribusi bagi hasil deposito mudharabah dalam per bulan.
3.2.
Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu.6 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh simpanan deposito mudhrabah pada BMI yang dimulai pada tahun 1992 (awal beroperasinya BMI) sampai 2011. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.7 Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan populasi dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga. Peneliti hanya mengambil sebagian dari populasi dalam penelitian mewakili yang representatif. Pengambilan sampel dengan cara sampling purposive, yakni tehnik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu.8 Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Perbankan syariah Indonesia ada Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Bank Pembiayaan Syariah. Dalam penelitian ini penelti
5
Suharsimi Arikunto,op.cit., hlm. 130. Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, Cet. Ke-18 2011, hlm. 61. 7 Suharsimi Arikunto, op. ci., hlm. 131. 8 Sugiyono, op. cit., hlm. 68. 6
36
mengambil studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia karena dengan pertimbangan sebagai berikut:
Dalam perbankan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia mempunyai nilai historis yang tinggi.
Pada PT. Bank Muamalat Indonesia pertama murni syariah.
Pada PT. Bank Muamalat Indonesia merupakan bank tidak goyah sedikitpun dengan adanya krisis moneter yang melanda di Indonesia pada tahun 1998.
Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai Best Islamic Bank in Indonesia dalam penghargaan di Kuala Lumpur oleh Islamic Finance News.
Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai Best Islamic Finance Institution in Indonesia di New York oleh Global Finance.
Dalam perbankkan syariah PT. Bank Muamalat Indonesia sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia di Hongkong oleh Alpha South East Asia.
b.
Pada tahun 2009-2011 dalam perbankan syariah mulai memasuki fase untuk memenuhi standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional diantaranya mewujudkan konsep rating yang terintegrasi antara sisi syariah dan keuangan, mendorong terciptanya self regulatory system, mendorong terwujudnya konsep operasi perbankan atau keuangan syariah yang kaffah. Maka bagi peneliti, pada tahun Januari 2009 - Agustus 2011
37
merupakan waktu yang cukup tepat dan representative dengan tujuan penelitian. c.
Kedudukan deposito mudharabah pada bank syariah tidak dianggap sebagai hutang bank dan piutang nasabah. Deposito mudharabah merupakan investasi nasabah kepada bank syariah sehingga kedudukanya sebagai investasi dan yang sering di pakai investasi tidak terikat. Dan acuan yang di pakai pada keuntungan deposito mudharabah adalah nisbah bukan bunga. Dalam pertimbangan di atas , maka data yang digunakan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
Tingkat suku bunga BI (BI Rate) periode Januarai 2009 – Agustus 2011.
Tingkat bagi hasil periode Januarai 2009 – Agustus 2011.
Deposito mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia.
3.3.
Definisi Operasional Pada dasarnya penentuan variabel penelitian merupakan operasional
konstrak supaya dapat di ukur. Dalm penelitian ini operasional variabel penelitian sebagai berikut: a. Suku bunga Suku bunga adalah tingkat bunga yang dinyatakan dalam persen, jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun). Tingkat suku bunga adalah sesuai dengan besarnya BI Rate yang di tetapkan oleh bank Indonesia.
38
b. Bagi hasil Bagi hasil adalah pembagian keuntungan yang berdasarkan volume bagi hasil pada laporan rugi / laba di Bank Muamalat Indonesia dalam perjanjian antara Shohibul maal dengan Mudharib. Data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan BMI. c. Deposito mudharabah Deposito
mudharabah
adalah
produk
penghimpunan
dana
yang
berdasarkan prinsip bagi hasil yang penarikannya dapat dilakukan pada waktuwaktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemilik dana (shohibul maal) kapasitasnya adalah nasabah atau deposan dengan pengelola dana (mudharib) kapasitasnya adalah bank syariah. Dalam penelitian ini penulis mengambil data volume deposito mudharabah per satu bulan pada Bank Muamalat Indonesia (dalam satuan miliar) januari 2009 sampai agustus 2011.
3.4.
Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan tehnik
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.9 Tehnik dokumentasi dari data Sekunder runtun waktu diperoleh publikasi dari laporan keuangan BMI periode Januari 2009 sampai
9
Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 231.
39
periode Agustus 2011. Sedangkan data tingkat suku bunga diperoleh langsung dalam rentang waktu bulanan pada publikasi dari BI.
3.5.
Tehnik Analisis Data Tehnik analisis data adalah suatu tehnik yang digunakan untuk mengolah
hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini digunakan analisis kuantitatif dengan bantuan SPSS. Dan analisis data yang digunakan adalah : 3.5.1. Analisis Deskriptif Analisis diskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan data secara umum. Statistik diskriptif adalah penyajian data secara numerik. 3.5.2. Asumsi Klasik Hasil yang diperoleh regresi berganda dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik dan tidak bila memenuhi beberapa asumsi ini disebut asumsi klasik. 3.5.2.1. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Untuk
40
menguji ada atau tidak multikolonieritas dalam model regresi adalah sebagai berikut:
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi.
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di
atas
0,90),
maka
hal
ini
merupakan
indikasi
adanya
multikolonieritas.
Multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance dan variance inflation factor (FIV), dengan indikasi jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 .
3.5.2.2. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Ada beberapa cara Untuk menguji atau mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi, salah satunya dengan uji
Durbin–Watson (DW test).10 Dengan pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi: Hipotesis nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decetion
dl≤ d ≤ du
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negative
10
Ibid,hlm. 100.
41
Tidak ada autokorelasi negative
No decetion
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau negative
Tidak ditolak
du< d < 4 - du
3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Pada grafik Scanttplot ada tidaknya pola antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized.11 3.5.2.4. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada beberapa cara diantaranya dengan analisis grafik. Dasar pengambilan keputusan analisis grafik adalah sebagai berikut:12
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrigramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 11
Ibid,hlm. 126. Ibid., hlm. 149.
12
42
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.3. Uji Hipotesis 3.5.3.1. Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression) Dalam penelitian ini digunakan metode kuantitatif dengan alat analisis regresi berganda. Dalam analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, dan untuk mengolah dan membahas data yang diperoleh. Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabal dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).13 Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan: Y = Deposito mudharabah a = Konstanta b1 = Koefisien regresi untuk X1 b2 = Koefisien regresi untuk X2 X1 = Tingkat suku bunga BI Rate (%) X2 = Tingkat Bagi hasil (%) e 13
= Standar eror
Sugiono, Op.cit., hlm. 275.
43
Ketetapan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari uji parsial, nilai koefisien determinasi dan nilai statistik F.14 3.5.3.2. Uji Parsial Uji parsial pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas (tingkat suku bunga) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (bagi hasil). Apabila tingkat signifikasi kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti bahwa variabel bebas (X1 atau tingkat suku bunga) dapat menerangkan variabel terikat(X2 atau bagi hasil). Sebaliknya apabila tingkat signifikasi lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti bahwa variabel bebas (X1) tidak dapat menerangkan variabel terikat (X2) secara individual. 3.5.3.3. Koefisien Determinasi Dalam koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) mencerminkan diantara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangant terbatas. Begitu pula sebaliknya nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
14
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2009, hlm. 87.
44
3.5.3.4. Uji Statisti F Uji F adalah suatu cara untuk menguji hipotesis nol yang melibatkan lebih dari satu koefisien dan kerjanya menentukan kecocokan dari (the overall fit) sebuah persamaan regresi berkurang secara signifikan dengan membatasi persamaan tersebut untuk menyesuaikan diri terhadap hipotesis nol.15 Hipotesis nol (Ho) yang diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau Ho: b1 = b2=…..= bk = 0 Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : HA : b1 ≠ b2≠ ……….≠ bk ≠ 0 Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dan untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kreteria pengambilan keputusan yaitu bila niali F lebih besar dari pada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima HA (hipotesis alternative), yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.16
15 16
Sarwoko , Dasar-Dasar Ekonometrika, Yogyakarta: ANDI, 2005, hlm. 72. Imama Ghozali, op.cit., hlm. 87.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia
4.1.1. Sejarah singkat Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Ide pendirian Bank Muamalat berawal dari lokakarya “Bunga bank dan Perbankan” yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bertempat di Cisarua, Bogor tanggal 18 – 20 Agustus 1990. Ide ini kemudian dipertegas lagi dalam Musyawarah Nasional (Munas) IV di Hotel Sahid Jaya berdasarkan Jakarta tanggal 22 – 25 Agustus 1990. Bank Muamalat Indonesia melalui kegiatan operasinya pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahim peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.1 Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
1
http://www.muamalatbank.com , hlm. 42
45 45
46
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada
akhir
tahun
90an,
Indonesia
dilanda
krisis
yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian besar Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh
kredit macet disegmen korporasi. Bank
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik rendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.2 Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islaamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba. Hasil tersebut tidak lepas dari upanya dan dedikasi segenap karyawan dengan dukungan kepemimpinan yang kuat, strategi usaha yang tepat, serta kepatuhan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.3
2 3
Ibid, hlm. 43 Ibid
47
4.1.2. Produk Bank Muamalat Indonesia Produk Bank Muamalat Indonesia pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu produk bagi penyimpanan dana atau biasa disebut pendanaan dan produk bagi pengelola dana atau biasa disebut produk pembiayaan. Pada penelitian ini produk yang digunakan adalah produk pendanaan khususnya produk simpanan yaitu deposito mudharabah. Depositso Mudharabah merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah atau USD dengan jangka waktu 1,3,6, dan 12 bulan. Produk ini ditunjukan bagi nasabah yang ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah karena dana tersebut akan diinvestasikan secara optimal untuk membiayai berbagai macam usaha produktif yang berguna bagi kepentingan umat. 4.1.3. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia 4
Visi Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominasi di pasar spiritual, dan dikagumi di pasar rasional.
Misi Menjadi role model
lembaga keuangan syariah dunia dengan
penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen, dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholder.
4
Ibid. hlm. 48
48
4.1.4. Profil Bank Muamalat Indonesia5 Nama
: PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Alamat
: Gedung Arthaloka Lantai 5 Jalan Jenderal Sudirman Kav. 2 Jakarta 10220
Telepon
: (62) (21) 2511414,2511470,2511451
Faksimile
: (62) (21) 2511465, 2511453
Website
: www.muamalatbank.com
Tanggal Berdiri
: 1 November 1991
Tanggal Beroperasi : 1 Mei 1992 Jenis Usaha
: Perbankan Syariah
Jaringan Layanan
: 75 kantor cabang, 92 kantor cabang pembantu, 158 kantor kas, 43 gerai, 4.103 SOP POSS, 172 ATM Muamalat.
4.1.5. Struktur Bank Muamalat Indonesia 1.
Dewan Pengawas Syari’ah: KH. M. A. Sahal Mahfudh (Ketua) KH. Ma’ruf Amin (Anggota) Prof. Dr. Umar Shihab (Anggota) Prof. Dr. H. Muardi Chatib (Anggota)
5
Ibid. hlm. 52
49
2.
Dewan Komisaris
:
Drs. H. Abbas Adhar (Komisaris Utama) Prof. Korkut Ozal (Komisaris) DR. Ahmed Abisoursour (Komisaris) H. Iskandar Zulkarnain, SE. Msi (Komisaris) Drs. Aulia Pohan, MA (Komisaris) 3.
Direksi
:
H.A. Riawan Amin, MSC (Direktur Utama) Ir. H. Arviyan Arifin (Direktur) H. M. Hidayat, SE, Ak. (Direktur) Ir. H. Andi Buchari, MM (Direktur) Drs. U. Saefudin Noer (Direktur)
4.
Kepala Grup
:
Afrid Wibisono (Administration) Avantiono Hadhianto (Business Development) Muchtar MD. Siswoyo (Financing Support) Zulkarnain Hasabuan (Internalaudit)
50
5.
Rapat Umum Pemegang Saham (Shareholders Meeting) RUPS adalah dewan tertinggi yang ada di Bank Muamalat Indonesia. Tugasnya memimpin rapat pemegan saham serta mengawasi jalannya kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat Indonesia.
6.
Dewan Komisaris (Board of Commissioner) Dewan komisaris adalah wakil dari pemegang saham yang mempunyai peran sebagai pengawas dan bersama Dewan Direksi merumuskan strategi jangka panjan perusahaan. Adapun tugas Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 1) Mengawasi
kebijaksanaan
Direksi
dalam
menjalankan
Perseroan serta memberi nasihat kepada Dewan Direksi. 2) Melakukan tugas-tugas secara kusus diberikan kepadanya menurut anggaran dasar. 3) Melakukan pengawasan aatas tugas-tugas yang diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 4)
Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dasar Perseroan
serta
menyampaikan
hasil
penilaian
serta
pendapatnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham. 5)
Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam hal Perseroan menunjukkan gejala kemunduran, segera melaporkan
51
kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh. 6) Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan yang dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan. 7)
Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan tugas lain yang berhubungan dengan pemeriksaan dan pengawasan. Dewan Pengawas Syari’ah (Sharia Supervisory
7. Board)
Dewan Pengawas Syari’ah dalam organisasi bank bersifat independen dan terpisah dari pengurus bank, sehingga tidak mempunyai akses terhadap operasional Bank. Adapun tugas dan wewenang Dewan Pengawas Syari’ah adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pengawasan atas produk Perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat agar berjalan sesuai dengan prinsip Syari’ah. 2) Memberikan pedoman dan garis-garis besar Syari’ah. 3) Mengadakan perbaikan atas produk yang tidak sesuai dengan Syari’ah. 4) Memberikan jawaban dalam bentuk fatwa atas permasalahan
52
yang dihadapi pihak eksekutif dan operasi. 5) Memeriksa Buku Laporan Tahunan dan kesesuaian Syari’ah disemua produk dan operasi selama tahun berjalan. 6) Memberikan nasihat kepada Direksi dan Komisaris agaar seluruh kegiatan Perbankan sesuai dengan Syari’ah Islam. 8.
Operation Director Mempunyai wewenang dan tanggung jawab membuat kebijakn khususnya dalam bidang operasional, melaksanakan koordinasi dan pembinaan bawahan serta pengawasan kegiatan operasional. Tugas pokok direksi adalah: 1)
Memimpin dan mengurus perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas perseroan.
2) 9.
Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan. Administration Group
Ruang lingkup kerja: 1)
Melakukan supervisi dan monitoring terhadap segenap Kantor Cabang atas pelaksanaan atau jalannya operasional.
2)
Melakukan konsoldasi terhadap pembuatan dan monitoring Laporan-laporan
Bulanan
Keuangan
Bank
dan
menyampaikannya pada pihak intern atau ekstern yang
53
berkepentingan. 3)
Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan repegawaiitmen dan seleksi calon karyawan, proses administrasi kegiatan penempatan dan penempatan kembali karyawan, proses terminasi atau pengunduran diri karyawan serta memonitor dan memeliharaa data base kepersonaliaan.
4)
Melakukan proses dan administrasi pembiayaan karyawan, pembayaran gaji serta pembayaran JAMSOSTEK dan pajak (pph 21) seluruh karyawan serta pengurus Bank.
5)
Melakukan koordinasi dalam penyediaan sarana logistik dalam rangka persiapan pembukaan atau pengembangan Kantor Cabang meliputi jaringan komuniaksi dan sarana penunjang operasional lainnya.
6)
Melakukan koordinasi terhadap pengelola sistem komunikasi data untuk mendukung operasional online pusat pengolahan data keseluruhan Cabang Bank Muamalat Indonesia serta berkoordinasi dengan pihak ekstern.
10.
Corporate Support Group Ruang lingkup kerja: 1)
Menyiapkan dan melaksanakan legal action atas kebijakan manajemen.
2)
Memberikan masukan dalam penyusunan manual,prodik,
54
akad,dan keputusan yang terkait dengan aspek hukum. 3)
Meningkatkan pengetahuan dalam positif masyarakat tentang Bank Muamalat Indonesia.
4)
Membangun pendekatan dan citra positif Bank Muamalat Indonesia pada emotional market.
5)
Meraih dukungan moril maupun materil dari stakeholder maupun new investor.
11.
Internal Audit Group Ruang lingkup kerja: 1)
Berwenang untuk melakukan akses terhadap catatan karyawan, sumber daya dan dana serta asset bank lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan audit.
2)
Memeriksa dan menilai atas kecukupan dari struktur pengendalian intern.
3)
Memeriksa dan menilai kualitas kerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang telah dilaksanakan.
4)
Memberikan saran perbaikan baik untuk kecukupan dan efefktifitas atau kehandalan struktur pengendalian intern maupun perbaikan pelaksanaan.
5)
Memberikan informasi dan saran kepada manajemen mengenai hal-hal yang berkaitan dengan upaya menjadikan
55
Bank lebih maju. 12.
Business Development Group Ruang lingkup kerja: A. Marketing: 1)
Marketing plan dan marketing strategy sebagai guidance bagi Cabang.
2)
Bersama financing dan sattlement group membuat target lending dan funding revenue system dan technology.
3)
Melakukan pengembangan sistem dan teknologi untuk mendukung operasional Bank.
B. Produk dan Development: 1) Melakukan riset, survey, dan pengembangan produk. 2) Melakukan review produk dan fitur produk. 3) Merumuskan tarif layanan produk. C. SISOP dan UAT (USSER acceptance Test) 1)
Merencanakan, menyusun atau membuat dan memperbaiki prosedur peraturan atau kebijakan pribadi.
2)
Menyebarluaskan ketentuan pemerintah seprti SEBI, PP, Undang-undang dan sejenisnya untuk bidang operasi Bank.
3)
Sosialisasi dan emplementasi prosedur yang telah dibuat
56
dan direvisi. 4)
Memantau dan melakukan supervise terhadap layanan dan operasi selindo, sehingga kualitas layanan dan operasi dapat dipenuhi.
5)
Melakukan UAT atas produk atau program yang akan diluncurkan dan disesuaikan dengan manual operasi yang dibuat.
13.
Financing Support Group Ruang lingkup kerja: 1)
Financing Supervision
2)
Sharia Financial Iinstitution
3)
Financing Product Development
14.
Network and Alliance Group Ruang lingkup kerja: 1)
Network Alliance (POS, DA’I MUAMALAT, PEGADAIAN)
2)
Shar-E and Gerai Optimizing
3)
Virtual Banking Operations (Call Center and Card Center)
57
4.2.
Analisis Data
4.2.1. Hasil Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan data secara umum. Statistik deskriptif adalah penyajian data sacara numerik. Dalam Statistik deskriptif disajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data. 4.2.1.1. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Tingkat Suku Bunga Dalam penelitian ini tingkat suku bunga yang dipublikasikan BI (suku bunga BI) selama Januari 2009 sampai Agustus 2011. Tabel : 4.1 Descriptive Statistics Std. N
Range
Minimum Maximum Deviation
Skewness
Kurtosis
Std. Statistic Statistic X1
32
Valid N
32
2.25
Statistic 6.50
Statistic 8.75
Statistic .54417
Statistic 2.426
Error .414
Std. Statistic 5.735
Error .809
(listwise)
Sumber: Data sekunder diolah Berdasarkan data di atas,
bahwa tingkat suku bunga BI yang
digunakan dalam penelitian dari periode Januari 2009 – Agustus 2011 diperoleh nilai tingkat suku bunga BI yang paling kecil adalah 6,50. Dan tingkat Suku bunga BI dengan tingkat 6,50 terjadi pada peroide Agustus 2009- Januari 2011. Dalam 18 bulan nilai tingkat suku bunga BI konstan
58
di level 6,50. Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan tingkat suku bunga BI masih konsisten dalam pencapaian sasaran inflasi pada tahun berikutnya. Namun, periode Febuari 2011 mengalami kenaikan 0,25% dari 6,5% ke 6,75%, pertimbangan BI menaikan suku bunga yaitu untuk antisipasi tingkat inflasi Januari 2011 (year on year) 7,02% (menjaga stabilitas internal (inflasi) dan stabilitas eksternal (neraca pembayaran). Hasil tampilan output SPSS memberikan nilai skewness dan kurtosis masing-masing 1.121 dan 0,006. Sehingga data suku bunga BI tidak terdistribusi normal. 4.2.1.2. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Bagi Hasil Tabel 4.2 Descriptive Statistics N
Range
Minimum Maximum Std. Deviation
Skewness
Kurtosis
Std. Statistic Statistic X2 Valid N (listwise)
32
652271
Statistic
Statistic
4536
656807
Statistic 182326.775
Statistic .114
Std.
Error Statistic Error .414
-1.099
.809
32
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari hasil perolehan data bahwa bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia dari Januari 2009 – Agustus 2011 paling rendah diperoleh Rp 45.360 milliar terjadi di bulan januarai 2009 dan paling tinggi diperoleh Rp 656.807 milliar terjadi di bulan November 2009. Hasil tampilan output SPSS memberikan nilai skewess dan kutosis masing-masing 0,114
59
dan -1,099 sehingga dapat disimpulkan bahwa data bagi hasil terdistribusi normal.
4.2.1.3. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Deposito Mudharabah Tabel 4.3 Descriptive Statistics Std. N
Range
Minimum Maximum Deviation
Skewness
Kurtosis
Std. Statistic Y
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
32 9024740 5476609 14501349 2625160.2
Statistic 1.121
Error .414
Statistic Std. Error .006
.809
59 Valid N
32
(listwise)
Sumber: Data sekunder diolah
Hasil statistik deskriptif variabel deposito mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia bahwa terendah dari periode Januari 2009 – Agustus 2011 yang terjadi pada bulan April 2009 dengan Rp 547.660,9 milliar. Dan pencapaian tertinggi dari periode Januari 2009 – Agustus 2011 yang terjadi pada bulan Agustus 2011 dengan Rp 145.013,49 milliar. Hasil tampilan output SPSS memberikan nilai skewness dan kurtosis masingmasing 1,121 dan 0,006 sehingga dapat disimpulkan bahwa data deposito mudharabah tidak terdistribusi normal. 4.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Multikolonieritas a) Matrik korelasi Variabel–Variabel Independen.
60
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antar variabel independen (bebas) dalam suatu model regresi. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Tabel 4.4
Coefficient Correlationsa Model 1
X1 Correlations
Covariances
X2
X1
.478
1.000
X2
1.000
.478
X1
1.293E6
8.072
X2
9.062E11
1.293E6
a.Dependent Variable: Y Sumber: Data sekunder diolah
Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.6 Korelasi yang terjadi antara variabel independen yang tertinggi hanya 0,47 atau 47% yang terjadi antar variabel tingkat suku bunga (X1) dan bagi hasil (X2). Korelasi ini masih dibawah 0,9 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas.
6
Imam Ghozali,Op. Cit, hlm. 95.
61
b) Nilai Variance Inflation Factor (FIV) dan Tolerance Tabel 4.5 Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1(Constant)
1.059E7
X1
Std. Error
t
6.959E6
-531352.869 951926.234
X2
Beta
4.222
2.841
Collinearity Statistics Sig.
Tolerance
VIF
1.522
.139
-.110
-.558
.581
.771
1.296
.293
1.486
.148
.771
1.296
a.Dependen variable:Y Sumber: Data sekunder diolah
Nilai cutoff yang umum dipakai dalam menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir.7 Dari hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya 95%. Hasil perhitungan nilai VIF untuk variabel tingkat suku bunga BI (X1) dan bagi hasil (X2) sangat jauh dari dari 10. Jadi dapat disimpulkan tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam regresi. 4.2.2.2.
Uji Autokorelasi
7
Ibid, 96
62
Autukorelasi dilakukan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) yang biasa muncul dalam penelitian time series. Pengujian adanya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW test). Tabel 4.6 Model Summaryb
Model
R
R Square
1
.359a
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
.129
.069
2533063.561
.106
a. Predictors: (Constant), tingkat suku bunga, bagi hasil b. Dependent Variable: deposito mudharabah Sumber : Data sekunder diolah
Nilai DW sebesar 0,106 nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 5%, jumlah sampel 32 (n) dan jumlah variabel independen 2 (K=2), maka dalam tabel DW akan didapat Dl = 1,321 dan Du =1,577. Berdasarkan tabel keputusan autokorelasi bisa diambil kesimpulan bahwa tidak ada autokorelasi positif, karena 0 ≤ d ≤ dl atau 0 ≤ 0,106 ≤ 1,321. 4.2.2.3.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan mengetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.8 Jika variance berbeda disebut homokedastisitas model regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan scatterplot. Dasar analisis scatterplot adalah 8
Ibid, hlm.125.
63
jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan kalau tidak membentuk pola atau kalau titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, berarti terjadi heteroskedastisitas. Grafik 4.1
Sumber : Data sekunder yang dioleh Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta baik diatas maupun bawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi heteroskedastiditas. 4.2.2.4.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.9 Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik.
9
Ibid, hlm. 147.
64
Grafik 4.2
Grafik 4.3
Sumber : Data sekunder yang diolah Dari grafik histrogram atau grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histrogram tidak memberikan pola distribusi menceng (skewness). Sedangkan pada grafik normal plot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar diatas maupun bawah angka 0 pada sumbu y.
65
4.3.
Uji Hipotesis
4.3.1. Analisis Regresi Berganda Analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda, dimana dalam analisis regresi tersebut akan menguji tingkat suku bunga dan bagi hasil terhadap volume deposito
mudharabah
di
Bank
Muamalat
Indonesia.
Pengolahan
data
menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17.00 berdasarkan datadata yang diperoleh dari laporan keuangan. Tabel 4.7 Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Std. Error
1.086E7
6866625.618
X1
-570374.727
940467.461
X2
4.206
2.840
Coefficients Beta
T
Sig.
1.581
.125
-.118
-.606
.549
.289
1.481
.149
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data sekunder diolah Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien untuk variabel bebas X1 = -570374.727, dan X2 = 4.206 dengan konstanta sebesar 10860000 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah : Y = 10860000 - 570374.727X1 + 4.206X2 Dimana :
66
Y = Variabel dependen volume deposito mudharabah X1 = Variabel independen (tingkat suku bunga) X2 = Variabel independen (bagi hasil)
Konstanta sebesar 10860000 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata deposito mudharabah sebesar 10860000
Koefisien regresi X1 (tingkat suku bunga) dari perhitungan linier berganda dapat dilihat - 570374.727 hal ini berarti setiap ada peningkatan tingkat suku bunga sebesar 1 poin maka volume deposito mudharabah akan menurun atau berkurang sebesar 570374.727 milliar. Tingkat suku bunga dan volume deposito mudharabah terjadi hubungan negatif. Hasil yang dinyatakan diatas tidak sesuai dengan teori penawaran, bahwa jika harga naik maka jumlah output yang diminta akan naik dan sebaliknya, jika harga turun maka jumlah output yang diminta akan turun. Artinya jika harga atau bunga bank mengalami kenaikan maka deposito mudharabah akan mengalami kenaikan atau bertambah. Perbedaan yang terjadi adalah dalam jangka panjang pengaruh tingkat suku bunga sangat tinggi, disebut diatas sebesar 570374.727 persen volume deposito mudharabah akan menurun.
Koefisien regresi X2 (bagi hasil) dari perhitungan linier berganda dapat dilihat 4.206 hal ini berarti setiap ada peningkatan bagi hasil sebesar 1000 milliar maka berpengaruh pada volume deposito mudharabah.
4.3.2. Uji Parsial
67
Uji parsial merupakan salah satu bentuk pengujian pengaruh dari masingmasing variabel dengan asumsi bahwa variabel lain adalah konstan. Uji ini menandai bahwa variabel independen adalah tingkat suku bunga dan variabel dependen adalah bagi hasil. Dalam model apakah tingkat suku bunga berpengaruh bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia. Tabel 4.8 Hasil Uji parsial Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
1347472.391
366535.765
X1
-151525.101
53760.446
Coefficients Beta
t
-.458
Sig.
3.676
.001
-2.819
.008
a.Dependen Variable : X2 Sumber: Data sekunder diolah
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS ver. 17.00 dapat diketahui bahwa uji parsial untuk variabel X1 (tingkat suku bunga) diperoleh t hitung
sebesar -2.819 dengan signifikansi 0,008. Nilai signifikansi lebih besar 0,05
(0,008 > 0,05) maka diperoleh t
tabel
diperoleh t
(1.697) sehingga Ho diterima dan menolak Ha.
hitung
(-2.819) < t
tabel
dengan df = 30 adalah sebesar 1.697. maka
Maka tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia. 4.3.3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai prosentase kontribusi variabel bebas tingkat suku bunga dan bagi hasil terhadap
68
volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai koefisien determinasi sebagai berikut:
Tabel 4.9 Model Summaryb
Model
K
1
R
R Square
.359a
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
.129
.069
2533648.437
.105
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber : data sekunder diolah
Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi.10 Dari tampilan output SPSS menunjukkan besarnya adjusted R2 adalah 0,069, hal ini berarti deposito mudharabah dapat dijelaskan oleh variabel tingkat suku bunga BI dan bagi hasil hanya sebesar 6,9% sedangkan sisanya (100% 6,9% = 93,1%) dijelaskan oleh variabel lain. 4.3.4. Uji F Uji hipotesis secara serentak atau simultan (Uji F) antara variabel bebas dalam hal ini tingkat suku bunga dan bagi hasil dan variabel terikatnya adalah terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Hasil analisis uji F dapat di lihat tabel berikut ini:
10
Ibid,hlm. 163
69
Tabel 4.10 ANOVAb Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
2.756E13
2
1.378E13
Residual
1.861E14
29
6.416E12
Total
2.136E14
31
F 2.148
Sig. .135a
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Sumber : data sekunder diolah
Uji F menghasilkan F
hitung
sebesar 2.148 dengan nilai signifikan 0,135,
karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan menerima Ho. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara tingkat suku bunga (X1) dan bagi hasil (X2) secara bersama-sama terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia.
4.4.
Pembahasan
4.4.1. Pengaruh
Suku
Bunga
dan
Bagi
Hasil
Terhadap
Deposito
Mudharabah (Study Kasus Pada Bank Muamalat Indonesia) 4.4.1.1. Pengaruh tingkat suku bunga BI (BI Rate) terhadap bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia
70
Tingkat suku bunga BI menunjukkan berpengaruh terhadap bagi hasil. Hal ini dapat dilihat pada hasil uji parsial variabel X1 (tingkat suku bunga) diperoleh t hitung sebesar -2.819 dengan signifikansi 0,008. Nilai signifikansi lebih besar 0,05 (0,008 < 0,005) maka diperoleh t dengan df = 30 adalah sebesar 1.697, maka diperoleh t tabel
hitung
tabel
(-2.819) < t
(1.697) sehingga Ha diterima dan menolak Ho. Maka tingkat suku
bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Arudina dan Wibisono (2007) yang melakukan penelitian tentang “Dampak suku bunga konvensional terhadap return dan DPK perbankan syariah di Indonesia” dengan menggunakan metodologi Adaptive Expectation. Kesimpulan dari penelitian Arudina dan Wibisono adalah bunga berpengaruh positif terhadap return atau deposito bank syariah. Kemudian Mawardi (2008) melakukan penelitian tentang “faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan return bagi hasil deposito mudharabah mutlaqoh”. Dengan melakukan analisis korelasi pearson untuk melihat hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikatnya, dan menggunakan multiple regression analysis untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, Tingkat FDR, tingkat NPF dan efektif return pendapatan terhadap penetapan tingkat rate bagi hasil. Diperoleh kesimpulan bahwa tingkat bunga deposito konvensional berpengaruh signifikan dalam penentuan return bagi hasil deposito mudharabah mutlaqoh.
71
Dalam bank syariah mengedepankan risiko bisnis dari pada risiko syariah. Bank syariah lebih memilih melakukan perubahan nisbah untuk menyesuaikan dengan BI rate, sehingga realisasi bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah deposannya bisa masih bersaing dan nasabah tidak memindahkan depositonya ke bank lain. 4.4.1.2. Pengaruh tingkat suku bunga BI terhadap
volume deposito
mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Salah satu pertimbangan seseorang untuk menyimpan dananya pada sebuah bank adalah keuntungan yang akan didapat dari jangka waktu penyimpanan tersebut. Keuntungan yang didapat jika dananya disimpan di Bank Muamlat Indonesia berupa bagi hasil dan bunga jika dilakukan di bank konvesional.
Pada bank konvensional hal yang
mendorong seseorang untuk bersedia menyimpan dananya dalam bentuk giro, tabungan maupun deposito adalah tingkat suku bunga yang tinggi. Para nasabah akan mendapatkan dan memanfaatkan keuntungan pada saat bunga bank tinggi. Perbedaan antara suku bunga dengan bagi hasil adalah dalam penetapanya. Jika suku bunga sudah merupakan ketetapan dari sebuah bank dengan batasan atau perkiraan dari penetapan suku bunga menurut Bank Indonesia (BI Rate), sedangkan nisbah bagi hasil akan ditetapkan setelah adanya sebuah kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu bank sebagai pengelola dana dan nasabah sebagai pemilik modal (deposan). Secara prinsip islam juga mengakui adanya nilai dan amat berharganya waktu,
72
akan tetapi penghargaannya tidak diwujudkan dalam persentase bunga tetap, tetapi merealisasikan penghargaan dalam bentuk bagi hasil.11 Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoleh hasil bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Dapat dilihat pada tabel 4.7, bahwa tingkat suku bunga t
hitung
sebesar -0.606 < t
tabel
sebesar 1.697,
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai signifikansi sebesar 0.549 dan koefisien regresi variabel -570374.727. Tanda parameter negatif pada koefisien X1 sebesar -570374.727 menunjukkan bahwa jika tingkat suku bunga deposito naik sebesar Rp 1.000 milliar maka akan terjadi penurunan terhadap deposito mudharabah sebesar Rp 570374.727 milliar. Begitupun sebaliknya jika tingkat suku bunga deposito turun Rp 1.000 milliar maka akan terjadi kenaikan terhadap deposito mudharabah sebesar 570374.727 milliar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Rifki Ismail (2010) berjudul “How Do Islamic Bank Manage Liquidity Risk? An Empirical Survey On The Indonesia Islamic Banking Industry” sebagai mana yang dikutib Kyoto Bulletin of Islamic Area Studies, 3-2 (March 2010), pp. 5481. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa deposan dalam perbankan Islam memiliki tiga tujuan menjadi klien dan berinteraksi dengan bank yaitu agama, laba, dan keperluan transaksi. Dan motivasi
11
Muhammad, Bank Syariah, Yogyakarta: EKONISIA, 2004, hlm.37
73
deposan membuka deposito mudharabah dalam
prioritas utamanya
adalah untuk motivasi agama yang medukung proyek-proyek
Islam
(ummah), prioritas yang kedua adalah memperoleh retur yang lebih tinggi, dan prioritas ketiga adalah untuk memenuhi persyaratan fasilitas bank. Dalam penelitian Rifki Ismail dijelaskan bahwa motivasi utama deposan atau nasabah dalam membuka deposito mudharabah di bank syariah adalah karena bertujuan keagamaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa deposan BMI termasuk deposan yang orientasinya beragama sehingga tidak akan berpengaruh oleh suku bunga. 4.4.1.3. Pengaruh bagi hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Pada uraian berikut ini akan dibahas hasil perhitungan pada tabel 4.8 yang menyatakan bahwa nilai signifikansi variabel bagi hasil sebesar 0,149 siginifikan pada tingkat kepercayaan 0,05, sedangkan besar koefisien regresi variabel bagi hasil adalah 4.206. Dan t
hitung
sebesar
1.481 < t tabel sebesar 1.697, maka Ho dtolak dan menerima Ha. Dengan ini maka bisa disimpulkan bahwa bagi hasil tidak berpengaruh terhadap deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Tanda parameter positif pada variabel volume bagi hasil, yang berarti jika volume bagi hasil naik sebesar 1.000 milliar maka volume deposito mudharabah akan naik sebesar 4.206 milliar. Keyataan yang didapat sesuai dengan teori permintaan, bagi hasil sebagai subtitusi adalah apabila bagi hasil yang diberikan mengalami kenaikan maka volume deposito mudharabah juga
74
akan meningkat dan sebaliknya jika bagi hasil yang diberikan menurun maka volume deposito mudharabah menurun. Berarti menunjukan bahwa volume bagi hasil yang diberikan oleh BMI adalah bukan tujuan utama masyarakat dalam menyimpan dananya di BMI melainkan karena faktor agama yaitu mereka menginginkan dana yang mereka simpan dapat dikelola sesuai dengan prinsip syariah dan kejelasan pengalokasian dana menjadi alasan untuk bergabung menjadi nasabah bank syariah. Faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah dari non keuangan yang menyentuh sisi emosi dari nasabah seperti kualitas pelayanan, aksesibilitas, atau mudah dijangkau dan kemudahankemuadahan lainnya dalam transaksi yang dapat diberikan oleh bank yang bersangkutan. Alasan faktor diatas didapat dari hasil penelitian sebelumnya oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia dengan institusi Bogor pada tahun 2004 dan Muhammad Ghafur pada tahun 2003 yang menyatakan faktor tersebut adalah alasan masyarakat untuk memilih bank untuk menyimpan dananya, baik bank syariah maupun non syariah bukan dipengaruhi motif untuk mendapatkan return berupa bagi hasil, tetapi oleh faktor lain yang tidak bisa ditemukan penelitian ini. Apabila mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh khairunnisa pada tahun 2001 kecenderungan masyarakat menabung di bank syariah adalah karena sistemnya yang lebih islami. Untuk menghindari suku bunga yang dianggap riba, dalam agama Islam hal tersebut diharamkan.
75
4.4.1.4. Pengaruh Tingkat suku bunga dan Bagi hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan uji F secara bersama-sama variabel tingkat suku bunga dan bagi hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia tidak berpengaruh dengan F hitung sebesar 2.148 dan F tabel dengan α = 5% ; F tabel = fαdf (n-k); (k-1) ; F tabel = (0,05;30;1) = 4.17 nilai signifikan 0,135 lebih besar dari 0,05dan F hitung < F tabel (2.148 < 4.17). Hasil ini menunjukkan bahwa informasi mengenai tingkat suku bunga BI dan bagi hasil tidak dapat dipergunakan untuk memprediksi volume deposito mudharabah secara bersama-sama dalam pengambilan keputusan investasi.
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan Beradsarkan hasil penelitian, pengolaha data dan pembahasan pada Bab IV
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a.
Ada pengaruh antara tingkat suku bunga dengan bagi hasil di Bank Muamalat Indonesia dengan perolehan hasil variabel X1 (tingkat suku bunga) diperoleh t
hitung
sebesar -2.819 dengan signifikansi 0,008. Nilai
signifikansi lebih besar 0,05 (0,008 < 0,005) maka diperoleh t
tabel
dengan
df= 30 adalah sebesar 1.697. Maka diperoleh t hitung (-2.819) < t tabel (1.697) sehingga Ha diterima dan menolak Ho. Dengan ini maka bisa disimpulkan bahwa tingkat suku bunga BI berpengaruh terhadap bagi hasil. b.
Hasil uji parsial dapat dilihat pada tabel 4.7, bahwa tingkat suku bunga t hitung
sebesar -0.606 < t
tabel
sebesar 1.697, maka Ho ditolak Ha diterima
yang berarti variabel independen (tingkat suku bunga BI) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (volume deposito mudharabah) c.
Hasil uji parsial untuk variabel bagi hasil diperoleh hasil t sebesar 1.481 < t
tabel
hitung
sebesar
sebesar 1.697, maka Ho dtolak dan menerima Ha.
Dengan nialai signifikansi 0,149 > 0,005, Maka dapat disimpulkan bahwa bagi hasil tidak berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat.
76
77
d.
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan variabel independen yang terdiri dari tingkat suku bunga BI dan bagi hasil dan variabel dependen adalah deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga BI dan variabel bagi hasil tidak ada pengaruh terhadap volume deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Dengan ditunjukkan dari hasil F
hitung
sebesar 2.148 < F
tabel
sebesar 4.17 dan dengan nilai
signifikansi 0,135, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
5.2.
Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: a. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, sehingga peneliti tidak bisa mengendalikan dan mengawasi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam perhitungan. b. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya di Bank Muamalat Indonesia. c. Penelitian ini hanya menggunakan deposito mudharabah sebagai indikator sejauh mana BMI untuk menarik minat para deposan terhadap produknya untuk melihat pengaruh tingkat suku bunga BI (faktor eksternal) dan bagi hasil (faktor internal).
78
5.3.
Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diberikan sebagai berikut: a. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan obyek yang lainnya. b. Diharapkan dalam penelitian yang selanjutnya tidak hanya menggunakan deposito mudharabah, tapi juga menggunakan produk funding lainnya. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bank untuk menarik minat masyarakat terhadap produk fundingnya untuk melihat pengaruh BI rate dan bagi hasil. c. Bagi peneliti berikutnya diharapkan menggunakan variabel yang lebih lengkap, tidak hanya menggunakan dari sisi penghimpunan dana, tetapi meliputi indikator perbankan syariah, seperti : likuiditas, FDR dan lainlain.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Bank Syariah, Pustaka Alvabet, Jakarta, 2006. Arikunto, Suharsini Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008. Budiono, Ekonomi Moneter, BPFE, Yogyakrta, 1989. Defita, Purnama Irma, dan Suswinarno, Akad Syariah, Kaifa, Bandung, 2011. Departemen Agama RI, Al-Aliyy Al-quran dan terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2007. Firdaus, Muhammad, dkk, Fatwa-Fatwa Ekonomi syariah Kontemporer, Renaisan, Jakarta, 2005. Fauzi, Muchamad, Metode penelitian Kuantitatif, Walisongo Press, Semarang, 2009. Ghafur, Muhammad, Pengaruh tingkat bagi hasil, suku bunga dan pendapatan terhadap simpanan mudharabah: studi kasus BMI, Yogyakarta. Ghozali, Imam, Apilkasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,Undip, Semarang, 2006. http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate http://www.informasiku.com/2011/04/teori-suku-bunga-dan-inflasi.html http//:www.esharinomics.com/esharinomics/bag/2011 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/1024 Karim, Adiwarman, Bank Islam, PT. Rajagrafindo persada, Jakarta ,2007. Mansur, Seluk Beluk Ekonomi Islam, STAIN Salatiga Press, Salatiga, 2009. Marshall, Robert dan Miranda, Kamus Populer Uang dan Bank, Ladangpustaka dan Intimedia, Jakarta. Muhammad, Bank Syariah (Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman), Ekonisia, Jogjakarta, 2002. , Manajemen Bank Syariah, UPP AMPYKPN, Yogyakarta, 2002.
,Tehnik perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah, UIIPress, Yogyakarta, 2004. Nejatullah Siddiqi, Muhammad, Bank Islam, Pustaka, Bandung, 1984. Puspopranoto, Salwodjo, Keuangan Pebankan dan Pasar Keuangan, LP3ES, Jakarta, 2004. Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul maal Wat Tamwil (BMT), UII Press, Yogyakarta, 2004. Sarwoko, Dasar-Dasar Ekonometrika, Andi, Yogyakarta, 2005. Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ekonisia, Yogyakarta, 2004. Sugiyono, Statiska untuk Penelitia, Alfabeta, Bandung , 2011. Sumiyanto, Ahmad, Problem dan Solusi Transaksi Mudharabah, Magistra Insania Press, Yogyakarta, 2005. Suprayitno, Eko, Ekonomi Islam, Graha Ilmu, Yogyakarat, 2005. Statistik perbankan Indonesia-vol.9, No.5, April 2011. Syafi’I, M.Antonio, Bank syariah dari tori ke praktik, Gema Insani, Jakarta, 2001. Teguh, Muhammad, Metodologi penelitian Ekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. Vice, tabloit Kontan No.1, Tahun X, 3 oktober 2005. Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, Pustaka Grafika, Bandung, 2007. Dewi,wulandari, “jurnal analisis system bagi hasil deposito pada PT Bank Jabar Syariah”,http://www.dewisayangcatur.blogspot.com.
LAMPIRAN Lampiran I Data Penelitian 2009 – 2011 (Milliar)
2011 : 08 2011 : 07 2011 : 06 2011 : 05 2011 : 04 2011 : 03 2011 : 02 2011 : 01 2010 : 12 2010 : 11 2010 : 10 2010 : 09 2010 : 08 2010 : 07 2010 : 06 2010 : 05 2010 : 04 2010 : 03 2010 : 02 2010 : 01 2009 : 12 2009 : 11 2009 : 10 2009 : 09 2009 : 08 2009 : 07 2009 : 06 2009 : 05 2009 : 04 2009 : 03 2009 : 02 2009 : 01
Deposito 14,501,349 13,848,880 13,196,411 12,908,316 11,984,953 11,241,573 10,499,897 10,704,896 9,958,265 8,714,928 8,310,033 7,850,160 6,880,791 6,520,322 6,414,616 6,472,037 6,263,170 6,644,445 6,828,535 7,276,515 7,671,766 7,064,277 7,167,343 7,018,472 6,788,267 6,993,156 7,248,709 6,318,306 5,476,609 5,814,830 5,741,133 5,758,818
Suku bunga 6.75% 6.75% 6.75% 6.75% 6.75% 6.75% 6.75% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.50% 6.75% 7.00% 7.25% 7.50% 7.75% 8.25% 8.75%
Bagi hasil 589,019 511,922 434,825 351,249 267, 794 198,716 131,157 68,724 604,313 536,569 475,106 421,639 371,078 321,496 277,466 233,385 190,443 147,066 93,681 49,376 656,807 536,188 519,102 464,285 408,712 346,846 282,345 223,504 180,158 130,044 94,032
45,360
Lampiran II HASIL PERHITUNGAN DESCRIPTIVE SUKU BUNGA DESCRIPTIVES VARIABLES=X1 /STATISTICS=STDDEV RANGE MIN MAX KURTOSIS SKEWNESS. Descriptives [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav Descriptive Statistics N
Range
Statistic Statistic X1
32
Valid N (listwise)
32
2.25
Std. Deviation
Minimum Maximum Statistic
Statistic
6.50
Skewness
Statisti Std. Statistic Std. Error c Error
Statistic
8.75
Kurtosis
.54417
2.426
.414 5.735
.809
Descriptives BAGI HASIL [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav Descriptive Statistics Minimu Maximu Std. Range m m Deviation
N
Statisti Statisti c c Statistic Statistic X2 Valid N (listwise)
32 32
65227 1
Statistic
4536 656807 182326.775
Skewness Statisti c .114
Std. Error .414
Kurtosis Statistic -1.099
Std. Error .809
Descriptives DEPOSITO [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav Descriptive Statistics Minimu Maximu Range m m
N
Std. Deviation
Skewness
Statisti c Statistic Statistic Statistic
Statistic
902474 5476609 0
2625160.25 9
dep
32
Valid N (listwise)
1.E7
Statistic 1.121
Kurtosis
Std. Error
Std. Statistic Error
.414
32
UJI ASUMSI KLASIK Uji Multikolonieritas [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav Coefficient Correlationsa Model 1
X1 Correlations
Covariances a.Dependent Variable: Y Sumber: Data sekunder diolah
X2
X1
.478
1.000
X2
1.000
.478
X1
1.293E6
8.072
X2
9.062E11
1.293E6
.006
.809
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant) X1
X2
Standardized Coefficients
Std. Error
1.059E7
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
1.522
.139
531352.86 951926.234 9
-.110 -.558
.581
.771
1.296
.293 1.486
.148
.771
1.296
4.222
2.841
Autokorelasi [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav Model Summaryb
1
R .359a
VIF
6.959E6
a.Dependen variable:Y Sumber: Data sekunder diolah
Model
Tolerance
R Square .129
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
.069 2533063.561
a. Predictors: (Constant), tingkat suku bunga, bagi hasil b. Dependent Variable: deposito mudharabah
.106
Heteroskidastisitas [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav
Normalitas [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav
REGRESI BERGANDA [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B
1
1.086E7 6866625.618
(Constant)
Std. Error
Beta
T
Sig.
1.581
.125
X1
-570374.727
940467.461
-.118
-.606
.549
X2
4.206
2.840
.289
1.481
.149
a. Dependent Variable: Y PARSIAL [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav Standardize d Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
1347472.391
366535.765
X1
-151525.101
53760.446
Beta
-.458
t
Sig.
3.676
.001
-2.819
.008
KOEFISIEN DETERMINASI [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav
Model Summaryb Mode l
R
1
.359a
Adjusted R Std. Error of DurbinR Square Square the Estimate Watson .129
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber : data sekunder diolah
.069 2533648.437
.105
UJI F [DataSet1] D:\Lina Data\kuliah\data FIx.sav
ANOVAb Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F 2.148
1 Regression
2.756E13
2
1.378E13
Residual
1.861E14
29
6.416E12
Total
2.136E14
31
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Sig. .135a
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Lina Anniswah
Tempat/ Tgl Lahir : Demak, 13 Agustus 1988 Jenis Kelamin
: Perempuan
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat Rumah : Jl. Tlogorejo Raya, RT 04/RW 03, Ds./Kel. Tlogorejo, Kec. Karangawen, Kab. Demak No. Tlp.
: 085 641 66 22 97
Jenjang Pendidikan : 1. 2. 3. 4.
MI Manbaul Ulum Tlogorejo lulus tahun 2001 MTS Manbaul Ulum Tlogorejo lulus tahun 2004 MA. Futuhiyyah 2 Mranggen lulus tahun 2007 Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang angkatan 2007
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Semarang, 19 Desember 2011 Penulis Lina Anniswah NIM. 072411033