PENGARUH STRATEGI WHAT’S MY LINE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD Syf Fatimah Ariska, Suhardi Marli, Asmayani Salimi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dari penggunaan strategi What’s My Line terhadap peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dan bentuk penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelas pada kontrol sebesar 58,53 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 71,27. Hasil pengujian hipotesis menggunakan t-test Polled Varian diperoleh thitung 4,67 dan ttabel 2,012 (taraf signifikan (α) = 5% dan dk = 48) menunjukkan bahwa thitung (4,67) > ttabel (2,012), maka Ha dinyatakan diterima. Dari perhitungan effect size (ES), diperoleh ES = 0,79 (kriteria sedang). Hal ini berarti strategi What’s My Line memberikan pengaruh yang sedang terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota. Kata Kunci : strategi What’s My Line, hasil belajar, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Abstract : This study aims to analyze how much the influence of What's My Line strategy to the improvement of Social Sciences learning outcomes of fifth grade students of State Elementary School number 07 Pontianak City. The method used is an experimental method, and the shape of the quasi-experimental study is Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design. Based on the data analysis, obtained an average grade of student learning outcomes in the control class are 58.53 while the average student learning outcomes in the experimental class are 71.27. The results of hypothesis testing using the t-test obtained Polled Variant ttest 4.67 and ttable 2.012 (significance level (α) = 5% and df = 48) showed that the t-test (4.67) > ttable (2.012), then Ha is accepted. From the calculation of effect size (ES), ES = 0.79 is obtained (moderate). This means that the strategy of What's My Line provides moderate impact on Social Sciences learning outcomes of fifth grade students of State Elementary School number 07 Pontianak City. Keywords: What's My Line Strategy, learning outcomes, Social Studies. Keywords: What’s My Line strategy, result learning, social studies.
P
embelajaran bukan hanya sekedar proses pemindahan informasi dari guru ke siswa, melainkan proses interaksi antara siswa dan guru, serta proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan maksimal apabila guru dapat menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang menarik, interaktif, merangsang siswa berfikir dan dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Oleh karena itu, 1
perlu adanya kreatifitas dari para guru untuk memberikan kegiatan pembelajaran yang menarik dikelas, agar tercipta proses pembelajaran yang aktif, interaktif, serta menyenangkan dengan menggunakan strategi yang lebih rileks ketimbang dengan selalu menggunakan metode ceramah yang terkesan membosankan. Sering kita temukan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas kadang terkesan monoton. Hal ini dikarenakan banyak faktor, baik dari faktor gurunya sendiri maupun dari faktor siswa. Penggunaan metode ceramah yang dimonopoli oleh guru juga menjadi satu dari sekian banyak permasalahan yang ditemui saat proses pembelajaran. Situasi seperti inilah yang menyebabkan banyak siswa merasakan jenuh, bosan, mengantuk, maupun sibuk sendiri seperti berbicara hal di luar materi yang sedang berlangsung pada proses pembelajaran, terkhusus pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal inilah yang menyebabkan pembelajaran terjadi secara tidak maksimal dan sangat berdampak pada hasil belajar siswa yang terlihat pada nilai siswa yang rendah. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 18 Februari 2014 dengan Ibu Nilam Syamsu sebagai guru wali kelas VB yang juga merangkap sebagai guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VA dan VB SD Negeri 07 Pontianak Kota, beliau menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Miminal (KKM) yang telah ditentukan sebesar 53%. Rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh penggunaan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota?” Namun secara khusus rumusan masalah ini dijabarkan sebagai berkut, (1) Seberapa besar ratarata hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota tanpa menggunakan strategi What’s My Line? (2) Seberapa besar rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota yang menggunakan strategi What’s My Line? (3) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota antara siswa yang diajarkan tanpa menggunakan strategi What’s My Line dan siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi What’s My Line? (4) Seberapa besar pengaruh penggunaan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota? Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dari penggunaan strategi What’s My Line terhadap peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota. Sedangkan tujuan secara khusus dalam penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota tanpa menggunakan strategi What’s My Line. (2) Untuk mengetahui rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota yang menggunakan strategi What’s My Line. (3) Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota antara siswa yang diajarkan menggunakan strategi What’s My Line dan siswa yang diajarkan tanpa menggunakan strategi What’s My
2
Line. (4) Untuk mengukur seberapa besar pengaruh yang dihasilkan dari penggunaan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu, Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol (Ho) berbunyi “Tidak terdapat pengaruh penggunaan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota”, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi “Terdapat pengaruh penggunaan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota”. Menurut Shirley (dalam Soli Abimanyu, dkk, 2008: 2-2), “strategi sebagai keputusan-keputusan bertindak yang diarahkan dan keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan.” Sedangkan Kozna (dalam Zainal Aqib, 2013: 68) mengemukakan bahwa, “strategi dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan-kegiatan yang dipilih yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.” Menurut Mel Silberman (2009: 103-124) strategi pembelajaran aktif (Active Learning) tipe pembelajaran kelas penuh (Full Class-learning) terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : (1) Inquiring Minds What to Know (Membangkitkan Rasa Ingin Tau), (2) Listening Teams (Tim Pendengar), (3) Guided Note-Taking (Membuat Catatan Terbimbing) (4) Lecture Bingo (Memberi Ala Bingo), (5) Synergetic Teaching (Pengajaran Bersinergi), (6) Guided Teaching (Pembelajaran Terbimbing), (7) Meet the Guests (Mengundang Pembicara Tamu), (8) Acting Out (Memerankan Prosedur), (9) What’s My Line? (Apa Tema Saya), (10) Video Critic (Membahas Program Video). Dari sepuluh strategi tersebut, peneliti menggunakan strategi What’s My Line sebagai pilihan untuk diterapkan pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar. Strategi What’s My Line ini merupakan sebuah strategi pembelajaran aktif yang membantu siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara aktif selama proses pembelajaran. Kata What’s My Line berasal dari bahasa Inggris yang berarti “Apa Tema Saya”. Pada penerapan strategi ini siswa diajak berfikir dan bekerjasama untuk mencari tema yang sedang dibahas / diperbincangkan pada proses pembelajaran. Seperti yang dipaparkan Mel Silberman bahwa strategi What’s My Line merupakan sebuah strategi pembelajaran yang menawarkan suatu pendekatan untuk membantu para siswa mempelajari materi koginitif. Strategi ini mengadaptasi dari satu pertunjukkan permainan televise kuno yang mengajak siswa untuk rileks dan menikmati pembelajaran yang berlangsung selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap siswa mempunyai kesempatan mengulas materi yang baru saja dia ajarkan dan menguji satu sama lain sebagai suatu penguatan terhadap pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini, strategi What’s My Line akan membantu siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif khususnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Langkah-langkah penggunaan strategi What’s My Line menurut Mel Silberman (2009: 122) yaitu sebagai berikut : (1) bagilah kelas anda menjadi dua tim atau lebih, (2) tuliskan pada potongan-potongan kertas terpisah beberapa hal
3
dari nama seseorang, suatu peristiwa, suatu teori, suatu konsep, suatu keterampilan, suatu kutipan, ataupun suatu rumus, (3) letakkan potonganpotongan kertas ini ke dalam sebuah kotak, dan mintalah masing-masing tim untuk memilih satu potongan (potongan yang dipilih tersebut memunculkan identitas dari tamu misteri), (4) berilah tim itu lima menit untuk memilih seorang anggota tim untuk jadi “tamu misteri” dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan dia sampaikan serta pikirkan bagaimana meresponnya, (5) pilihlah tim yang akan jadi tamu misteri pertama, (6) buatlah suatu panel siswa dari tim-tim lainnya (dengan metode apapun yang anda pilih), (7) mulailah permainan tersebut, dan mintalah tamu misteri itu untuk menyebutkan kategorinya (orang, peristiwa, dsb), sedangkan para panelis bergiliran menyampaikan pertanyaan ya-atau-tidak tentang tamu misteri itu sampai salah satu panelis bisa mengidentifikasi tamu tersebut, (8) ajaklah tim yang tersisa menyampaikan tamu-tamu misterinya, dan buatlah suatu panel baru untuk tiap-tiap tamu. Berdasarkan uraian langkah-langkah penggunaan strategi What’s My Line di atas, terdapat beberapa kelebihan dari strategi What’s My Line ini, yaitu sebagai berikut : (a) mendorong siswa berfikir dan belajar aktif, (b) melatih siswa belajar dalam 3 tahap (membaca, menulis, mendengarkan), (c) melatih siswa bekerjasama. (d) melatih siswa berkonsentrasi, (e) materi pembelajaran bisa bervariasi sesuai kebutuhan. Sedangkan kelemahan dari strategi What’s My Line dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : (a) memerlukan banyak waktu, (b) memerlukan konsentrasi yang cukup, (c) lebih menguasai materi yang menjadi tema didalam tim. Slameto (2010: 2) mengemukakan “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Sedangkan Syaiful Sagala (2010: 30) menyatakan “belajar merupakan suatu upaya penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotor melalui proses interaksi antara individu dan lingkungan yang terjadi sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan mendahului prilaku.” “Pembelajaran menurut aliran behavioristik adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diiginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus” (Hamdani, 2011: 23). Namun Syaiful Sagala (dalam Hamdani, 2011: 198) mengemukakan, “pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, yaitu mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan belajar dilakukan oleh siswa.” Slameto (2010: 3) membagi ciri-ciri belajar menjadi beberapa bagian, sebagai berikut. (a) terjadi secara sadar, (b) bersifat kontinu dan fungsional, (c) bersifat positif dan aktif, (d) bukan bersifat sementara, (e) bertujuan dan terarah, (f) mencakup seluruh aspek tingkah laku. Menurut Wina Sanjaya (2008: 13), “hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan”. Sejalan dengan itu Asep Jihad (2008 : 15) mengemukakan, “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.” Wina Sanjaya (2008: 1521) mengemukakan bahwa hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara
4
lain : (a) faktor guru, (b) faktor siswa, (c) faktor sarana dan prasarana, (d) faktor lingkungan. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran / pembelajaran yang sudah ada dan dipelajari disekolah dasar. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar atau sering disebut dengan istilah IPS, senantiasa berhubungan dengan orang / manusia, sejarah, kehidupan sosial manusia maupun berhubungan dengan masalah yang berada dalam lingkungan waktu dan ruang. Menurut Sardjiyo, dkk (2008: 1.26), “IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.” Tujuan dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar menurut Sardijo, dkk (2008: 1.28) adalah (a) membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat, (b) membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat, (c) membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian, (d) membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut, dan (e) membekali siswa dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan Ilmu Pengetahuan Sosial sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Ruang Lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2006: 575) meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (a) Manusia, tempat, dan lingkungan, (b) waktu, keberlanjutan, dan perubahan, (c) sistem sosial dan budaya, (d) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Nursyid Sumaatmadja (2007: 1.17–1.22) juga mengemukakan bahwa cara seseorang belajar IPS terjadi dari beberapa bagian yaitu : (a) keluarga yaitu sebagai satuan kelompok yang terbentuk oleh ayah, ibu dan anak. Mulai dari sinilah tumbuhnya seseorang (individu), yang berkembang melalui aspek-aspek kehidupan sosial seperti hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi serta aspek politik, (b) rukun tetangga yaitu satuan lain di masyarakat yang ukurannya lebih ‘besar’ adalah tetangga, rukun kampung, warga desa sampai ke warga bangsa. hubungan sosial yang berupa kesetiakawanan sosial, gotong royong, tolong menolong, rukun tetangga. METODE Suharsimi Arikunto (2010: 203) memaparkan, “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu cara yang digunakan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat antar variabel atau melihat akibat suatu perlakuan dalam sebuah penelitian Alasan dipilihnya metode ini karena akan dilakukan percobaan pada suatu kelas dengan cara memberikan perlakuan tertentu berupa penerapan / penggunaan strategi What’s My Line dalam pembelajaran Ilmu
5
Pengetahuan Sosial khususnya pada penyampaian materi tentang perjuangan para tokoh pejuang dalam memproklamasikan dan mempertahankan kemerdekaan, serta menganalisi keberhasilan belajar setelah diberi perlakuan. Kemudian hasil belajar siswa tersebut akan dibandingkan dengan hasil belajar siswa di kelas lain yang diajar tanpa menggunakan strategi What’s My Line. Bentuk penelitian yang digunakan termasuk penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) karena dalam penelitian ini obyek penelitian tidak dirubah dan tidak mungkin sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Model rancangan penelitian yang digunakan adalah model Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design. Tabel 1 Nonrandomized Group Pre – Test Post Test Design Perlakuan Kelas Pre – test Post – test (Treatment) E Y1 X Y2 K Y1 Y2 “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.” (Suharsimi Arikunto, 2010: 173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 07 Pontianak Kota yang berjumlah 50 siswa. Suharsimi Arikunto (2010: 174), mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian / wakil populasi yang diteliti.” Jumlah sampel untuk penelitian in diambil keseluruhan yaitu sebanyak 50 siswa di SD Negeri 07 Pontianak Kota, yang terdiri dari kelas VA sebanyak 22 siswa dan VB sebanyak 28 siswa, ini karena karena jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengukuran dan teknik observasi langsung. “Teknik pengukuran adalah cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan ikur yang relevan.” (Hadari Nawawi, 2012: 101). Untuk keperluan pengumpulan data maka cara yang digunakan dalam penelitian adalah dengan mengukur tingkat pemahaman siswa melalui tes yang diberikan sebelum maupun sesudah diberikan perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen dan penggunaan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. “Teknik observasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat di mana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi.” (Hadari Nawawi, 2012: 100) Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan. Pengamatan bisa dilakukan terhadap sesuatu benda, keadaan, kondisi, situasi, kegiatan, proses atau penampilan tingkah laku. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, dimana guru sebagai observer mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar pengamatan (non tes). Tes yang dipilih adalah tes prestasi belajar, yang berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari pokok-pokok soal yang berupa 6
pertanyaan diikuti bebarapa pilihan jawaban yang jumlahnya empat. Sedangkan lembar pengamatan berupa pencatatan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat jenis-jenis gejala yang akan diamati. Lembar pengamatan ini menggunakan skala nilai dan memberi tanda ceklist (√) pada gejala tersebut, yang diamati oleh guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD Negeri 07 Pontianak Kota. Instrumen penelitian divaliadasi oleh satu dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan dan satu orang guru SD mata pelajaran Ilmpu Pengetahauna Sosial dengan hasil bahwa instrumen yang digunakan valid. Berdasarkan hasil uji coba soal diperoleh keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal yang disusun tergolong tinggi dengan koefesien reliabilitas 0,79. Langkah-langkah dalam pengolahan data yang diperoleh dari tes hasil belajar dalam pembelajaran pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut (1) menghitung hasil pre-test dan post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sesuai dengan kriteria penskoran pada kunci jawaban, (2) menghitung rata-rata (Me) hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan ∑ . (Sugiyono, 2010: 54), (3) menghitung standar menggunakan rumus Me = ∑
deviasi SD =
∑
(
)
(Sugiyono, 2010: 58), (4) melakukan uji coba normalitas (
)
data dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat k sample yaitu =∑ (Burhan , 2004:111), kemudian menguji homogenitas varians mengunakan uji F dengan rumus : F = (Sugiyono, 2010:140), serta (5) menguji hipotesis dengan mengguankan t-test apabila kedua kelas variansinya homogen, dengan menggunakan rumus t-test polled varian = ( ) ( )
(Sugiyono: 2010: 138), (6) menghitung besarnya pengaruh penggunakan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan rumus effect size ES =
(Leo Sutrisno, dkk, 2008: 4.10).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota di ajaran 2013/2014. Jumlah siswa kelas V di SD ini sebanyak 50 orang, yang terdiri dari 28 orang di kelas VA (kelas kontrol) dan 22 orang di VB (kelas eksperimen). Seluruh siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota dijadikan sebagai data dan sumber data untuk proses penelitian ini. Data hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dan kelas eksperimen yang menggunakan strategi What’s My Line, disajikan pada tabel berikut:
7
Tabel 2 Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Hasil Belajar IPS Pre-test Post-test Keterangan Kelas Kelas Kelas Kelas Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Rata-rata 44,75 48,59 58,53 71,27 Standar Deviasi 13,11 11,91 16,14 13,76 Uji Normalitas 5,891 1,828 2,868 5,542 Uji Homogenitas 0,826 1,375 Uji Hipotesis 1,519 4,67 Berdasarkan data di atas, hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan strategi What’s My Line lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan strategi What’s My Line. Secara umum, hasil belajar siswa pada kelas kontol dan eksperimen mengalami peningkatan dari perolehan nilai pre-test maupun post-test. 80
71,27
70 58,53
60 50
44,75
48,59
40
Kelas kontrol
30
Kelas eksperimen
20 10 0
Pretest
Post-test
Diagram 1 Rata-rata Rata-rata Hasil Belajar IPS Untuk perhitungan uji normalitas, berdasarkan tabel “Nilai-nilai ChiKuadrat” pada taraf signifikan (α) = 5% dan dk = 3 diperoleh nilai tabel = 7,815. Pada perhitungan uji normalitas data pre-test kelas kontrol diperoleh hitung (5,891) < (7,815) maka data pre-test pada kelas kontrol dinyatakan tabel berdistribusi normal. Pada perhitungan uji normalitas data pre-test kelas eksperimen diperoleh hitung (1,828) < tabel (7,815) maka data pre-test pada kelas eksperimen dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan pada perhitungan uji normalitas data post-test kelas kontrol diperoleh hitung (2,868) < tabel (7,815) maka data post-test pada kelas kontrol dinyatakan berdistribusi normal. Pada perhitungan uji normalitas data post-test kelas eksperimen diperoleh hitung
8
(5,542) < tabel (7,815) maka data post-test pada kelas eksperimen dinyatakan berdistribusi normal. Untuk perhitungan uji homogentitas, berdasarkan tabel “Nilai-nilai untuk distribusi F” dengan taraf signifikan (α) = 5% diperoleh Ftabel = 1,96 (dengan interpolasi). Pada perhitungan uji homogenitas data pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh Fhitung (0,826) < Ftabel (1,96). Ini menunjukkan bahwa data pre-test pada kedua kelas penelitian dinyatakan homogen (tidak berbeda secara signifikan). Sedangkan perhitungan uji homogenitas data post-test pada kontrol dan kelas eksperimen diperoleh Fhitung (1,375) < Ftabel (1,96). Ini menunjukkan bahwa data post-test pada kedua kelas penelitian dinyatakan homogen (tidak berbeda secara signifikan). Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dikelas kontrol dan kelas eksperimen, maka dilakukan dengan perhitungan uji hipotesis menggunakan rumus t-test (Polled Varians) dan diperoleh ttabel = 2,012 (uji dua pihak dengan interpolasi) sedangkan diperoleh thitung = 4,67 maka dapat dilihat bahwa thitung (4,67) > ttabel (2,012). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, yang berarti terdapat pengaruh penggunaan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari penggunaan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu pengetahuan Sosial, maka digunakan rumus Effect Size. ES =
=
,
,
,
=
, ,
= 0,79
Keterangan: x = Nilai rata-rata kelompok percobaan x = Nilai rata-rata kelompok pembanding S = Simpangan baku kelompok pembanding
Berdasarkan kriteria yang tertera pada harga ES sebesar 0,79 maka ES termasuk kelompok dalam kategori sedang. Dengan demikian terdapat pengaruh penggunaan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota. Pembahasan Dalam penelitian ini yang menjadi kelas kontrol adalah siswa kelas VB SD Negeri 07 Pontianak Kota pada tahun ajaran 2013/2014. Adapun jumlah siswa dalam kelas kontrol yaitu 28 orang. Proses pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan dimana setiap pertemuan berlangsung selama 2x35 menit dengan menggunakan metode konvensional. Dalam penelitian ini, proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh peneliti dan diamati oleh ibu Nilam Syamsu selaku observer. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, tidak banyak kendala yang dihadapi guru. Siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib dan tenang. Sebagian siswa fokus mendengarkan penjelasan guru mengenai materi memproklamasikan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, namun 9
ada juga yang sibuk berbicara dengan teman sebangkunya dengan berbisik-bisik. Siswa diminta mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru. Dan pada akhir pembelajaran siswa diberi latihan soal untuk melihat sejauh mana siswa dapat mencerna materi yang disampaikan oleh guru. Dari hasil yang telah diperoleh terdapat siswa yang tidak mengalami peningkatan hasil belajar, ini dikarenakan saat kegiatan pembelajaran berlangung siswa tersebut kurang memperhatikan guru dan tidak mencatat materi pembelajaran yang ada dipapan tulis. Adapun penelitian ini yang menjadi kelas eksperimen adalah siswa kelas VA SD Negeri 07 Pontianak Kota pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa dalam kelas eksperimen ini yaitu 24 orang. Namun selama penelitian (pemberian perlakuan) ada 2 orang di kelas eksperimen sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan (alpa), jadi jumlah siswa yang menjadi data dan sumber data hanya 22 orang. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan dimana setiap pertemuan berlangsung selama 2x35 menit dengan menggunakan strategi What’s My Line. Dalam penelitian ini, proses pembelajaran jugga dilakukan secara langsung oleh peneliti dan diamati oleh ibu Nilam Syamsu selaku observer. Pembelajaran dengan strategi What’s My Line ini baru pertama kali digunakan di SD Negeri 07 Pontianak Kota. Namun secara umum, pembelajaran dengan menggunakan strategi What’s My Line ini berlangsung dengan baik, walaupun pada awal pembelajaran guru mengalami beberapa kendala. Kendala pertama antara lain yaitu pada pertemuan ke 1, guru kesulitan dalam mengkondisian kelas, ini dikarenakan siswa belum terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi What’s My Line, hal ini terlihat dari penempatan siswa secara berkelompok yang menyebabkan siswa sangat ribut dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk membagi kelompok mereka. Untuk mengatasi kondisi tersebut, dipertemuan selanjutnya peneliti langsung menentukan pembagian kelompok dan penempatan tenpat duduknya, sehingga pengkondisian kelas tidak memerlukan waktu yang cukup lama. Kendala kedua yaitu siswa mengalami kesulitan memahami langkah-langkah strategi What’s My Line yang disampaikan guru, ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan berulang-ulang tentang apa yang harus mereka lakukan. Untuk mengatasi kondisi ini, akhirnya pada pertemuan kedua guru mencoba memaparkan dengan menggunakan kata-kata yang lebih sederhana dan lebih rinci mengenai langkahlangkah strategi What’s My Line ini. Dalam penggunaan strategi What’s My Line ini, siswa diajak berfikir, berkonsentrasi dan dilatih untuk mampu bekerjasama dalam kelompok. Seluruh siswa berpartisipasi aktif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, walaupun terdapat beberapa siswa yang terlihat tidak tertib pada saat permainan dilakukan. Namun secara garis besar, pembelajaran berjalan baik dan menyenangkan. Adapun keterbatasan selama penelitian ini berlangsung yaitu : (a) peneliti belum hafal nama dan karakter dari siswa baik yang ada di kelas kontrol maupun kelas eksperimen, hal ini berpengaruh pada penguasaan kelas. (b) siswa pada kelas eksperimen belum pernah melakukan pembelajaran menggunakan strategi What’s My Line sehingga peneliti mengalami kesulitan pada saat penyampaian langkah-langkah pembelajaran dan pemanajemenan kelas pada awal pembelajaran. (c) sewaktu proses diskusi kelompok dan presentasi kelompok,
10
suasana kelas menjadi ribut, sehingga memerlukan waktu untuk mentertibkan siswa kembali. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan data hasil belajar siswa baik yang ada di kelas kontrol maupun kelas eksperimen, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota. Hal ini dapat dilihat dari : (1) Rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota tanpa menggunakan strategi What’s My Line (kelas kontrol) sebesar 58,53 dengan standar deviasi 16,14. (2) Rata-rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota yang menggunakan strategi What’s My Line (kelas eksperimen) sebesar 71,27 dengan standar deviasi 13,76. (3) Dari hasil post-test kelas kontol dan kelas eksperimen terdapat perbedaan hasil belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota sebesar 12,74 dan berdasarkan hasil pengujian hipotesis (uji-t) menggunakan t-test Polled Varian diperoleh thitung 4,67 dan ttabel 2,012 dengan taraf signifikan (α) = 5% dan dk = 48, dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak. (4) Besar pengaruh dari penggunaan strategi What’s My Line terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Negeri 07 Pontianak Kota adalah sebesar 0,79 dengan kategori sedang. Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian ini antara lain kepada : (1) guru, yaitu disarankan menggunakan strategi What’s My Line ini sebagai alternatif dalam memvariasikan pembelajaran dikelas, karena penggunaan strategi What’s My Line memberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil dan proses pembelajaran di sekolah dasar. Dan saat menyampaikan aturan pembelajaran dengan menggunakan What’s My Line ini hendaknya gunakan cara / sarana yang lebih menarik untuk menyajikan / membacakan contoh teks “Siapakah Aku” (misalnya bisa dilakukan melalui tayangan LCD, dan lain-lain). Apabila dilakukan tanpa LCD cukup membagikan amplop yang berisikan teks “Siapakah aku”. (2) Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis, ketika penyampaian aturan permainan / langkah-langkah pengerjaan hendaknya dipaparkan / dijelaskan secara detail sehingga siswa tidak kebingungan saat permainan dimulai, dan tidak menanyakan hal yang berulang-ulang kepada guru. (3) Kepala Sekolah, yaitu disarankan untuk mensosialisasikan berbagai strategistrategi yang ada dan cara penerapannya, salah satunya dengan strategi What’s My Line ini agar tercipta pembelajaran yang lebih baik yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa dan prestasi sekolah.
11
DAFTAR RUJUKAN BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD / MI. Jakarta: Depdiknas. Burhan Nurgiyantoro, Gunawan, dkk. 2004. Statistik Terapan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Hadari Nawawi. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Leo Sutrisno, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Mel Silberman. 2009. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani. Nursid Sumaatmadja. 2007. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka. Sardjiyo, Didih Sugandi, dkk. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Soli Abimanyu, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi : Depdikas. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Syaiful Sagala. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabet Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung: Kencana. Zainal Aqib. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung : Yrama Widya.
12