Bul. Agron. 26(3) 8-12 (1998)
PENGARUH PUPUK BORON (B) DAN SENG (Zn) TERHADAP LAYU PENTIL DAN BUAH KAKAO (Thel)hronrll CllClll)L.) YANG DAPAT DIPANEN
The £.tfect (~fBoron (B) and Zinc (Zn) Fertilizer on Cherelle Wilt Anti CacaoProtluctitJn(Thet)hrt)mtlcacaoL.) Ani Kurniawatil), Ade Wachjar1), Anita Th. Sinaga2)
ABSTRACT lhe experimelllll'a.,' aimed to sflldy the effect (if Balla Z,l on Cherelle Will and cacao IJ/'(JalfClhe experimelll \ va,,'conducted at Rajamandala Plalllali(Jl1,from March 10 .~'eptemher 1997, Randomized ('omplele Block Desigll wa~' u,\'ed ill Ihi,,' e.\"perimen/l1-'ilh nvo,!'aclor,\' (tII(/lhree replicatio/1.\', lhe,/ir,\'1facIo/' WCl.\' 4 level.\'concentration £ifB fertilizer: 0 ppm BorclX (EO), 3 350 ppm Borax (lll), 6700 ppm B(JI'QX(B2), and 10 050 ppm Borax (B3). The ,\'econdfactor wa" 4Ievel.\' concentration (~f Zll,fertilizer: 0 ppm Zn.~'()-I (..\'0), 1250 ppm Zll~'O -I (.\'1). 2500 ppm ZnSO-I (~'2), 3 750 ppm Z,l.\'() -I (S3;, the re,\'lflt", ,\'howed thaI B,fertilizer decrecl,"ethe C(Jmmlfl(ftn'e /1lfmher.\"(!f,leW cherelle, d't'/'('/h' wilt, good cherelle. alld cacao production. Zl1.fertilizer Ciic./1lolil?lhfence all (Jj'the pclramele/',', 1,1ft'/'action (?f Band Zn,lertilizer increased thecummlflcltil'e Ilffmhe/',,' (?f new cherelle cmd deL'/'e(f,"t' flit' cummlflalive mfmher". ofcherelle wilt. lion,
RINGKASAN Percobaan untuk mempelajari pengaruh pup uk B clanZn terhadap layu pentil clan buah kakal) ~'allg dapat dipanen telah dilakukan di Perkebunan Rajarnandaia, PT Perkebunan Nusantara VIII, Bandung. Ja\\'a Barat. Perkebunan terletak pada ketinggian 531 rn dpl. Percobaan dilaksanakan dari bulan Maret s'lmpai September 1997 Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 f'aktor clan 3 ulangan t,lktur pertarna adalah pupuk B pada 4 tarafkonsentrasi yaitu : 0 pprn Boraks (BO), 3350 ppm Boraks (B 1).(")7()() pprn Boraks (B2), and 10050 ppm Boraks (B3). Faktor keduaadalah pupuk Zn pada4 tarafkonsentrasi yaitu: 0 ppmZnSO.j(SO), 1250 ppmZnSO.j(Sl), 2 500 pprnZnSO.j(S2), 3750 ppmZnSO.j(S3) Hasil percobaan menunjukkan bahwa pupuk B menurunkan secara nyatajumlah kurnulatifpl:lltil kakao terbentuk, jumlah jumlah komulatif pentil kakao layu, jurnlah kumulatif pentil kakao sehat clanjumlah buah kakao yang dapat dipanen. Pupuk Zn tidak mempengaruhi semua peubah yang diamati. Interaksi B Jail
Zn meningkatkanjumJahkomulatif pentil kakaoterbentukclanmenurunkanjumJahpentil kakao layu
PENDAHULUAN Tanaman kakao (Theuhruma cacau L.) merupakankomoditi ekspornon migasyangcukup
berartibagi perekonomianIndonesia.M elihat I)
StcuPengajar JuruS:lnBudidaya Pertanian. Fapert:l. IPB
2)
Mahasis\\a Julllsan BudidaY,1Pcrtanian. Faperta. IPB
perkembangan kakao dunia, Indonesia menempatl urutan keempat pada tahun 1994, yang sebelumnya tahun 1992 hanya di urutan kelima. Perkembangall yang menggembirakan ini disebabkan adanya peningkatan luas areal tanaman kakao yaitu 597 a II ha pada tahun 1994, sebelurnnyatahun 1992 hanya 496 606 ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1995).
R
Bul. Agron. 26(3) 8-12 (1998)
Tanarnankakao dapatberbungasepanjang tahundenganjurnlah bunga hingga5 000 - 10000 bunga/pohon/tahun, narnun hanya sekitar 1 % buah yang dapat rnencapairnatang. Sedangkan rnenurut Wachjar clan Iskandar (1988), kurang lebih 5 % dari bunga yang terbentuk dapat rnenjadi buah. Menurut Wood clan Lass (1985) salah satu penyebabnya adalah adanya layu pentil pada puncak pertarna sekitar 58 hari setelah penyerbukanclanrneningkat pada puncak kedua 70 hari setelah penyerbukan. Hal yang sarna dingkapkan Nicholas (1965) bahwa layu pentil (cherelle will) terjadi pada buah muda berumur kurang dart 80 hari. Mekanisme layu pentil (cherelle wilt) (cherelle wilt) diawali dengan adanya pertumbuhan pentil yang terhenti clanselanjutnyaterjadi perubahanwama kulit menjadi kuning kemudian kehitaman clan mengerut. Penyebabterjadinya layu pentil (cherelle l-j,'i/l)adalahkompetisi antara buahmuda,buah yang lebih tua clanpertumbuhan vegetatif atau pembentukan.fliish (Wachyar clan Iskandar, 1988) Pembentukan.flush denganintensitastinggi clanserempakrnerupakanpemakaiasimilat (sink) yang dominanclanakibatnyaketersediaanasimilat bclgibuahmenjadiberkurang(Tjasadihardja,1981). Akibat persainganyangtidak seimbangantarapentil kakao clan.flllsh dalam penggunaan asimilat menyebabkan meningkatnya kelayuan pentil (chere/le Will). Sedangkanmenurut Tjasadiharja (1981) layu pentil (cherelle I-j,'i/t)terjadi karena k,mdunganlAA yangrendahdalarnbiji kakaoyang berumur70 hart. Salamala (1990) melaporkan bahwa kelayuan pentil kakao dapat ditekan dengan pemberian rnultirnikro (B, Cu, Mn, Mo clanZn) clan NAA, sehingga pernbentukan buah dapat meningkat. Defisiensi unsur mikro terutama Boron (8) clan Seng (Zn) dapat menyebabkanabnormalitas tanaman kakao di lapangan. Selanjutnya dinyatakanbahwa gejala defisiensi B pada kakao
Ani Kurnia\\ati. Adt: Wach.iar. dan Anita Th. Sinaga
menyebabkanpertumbuhanvegetatifyang sangat tinggi, tetapi dengan pemberian B dapat meningkatkanpertumbuhanbungaclanpem-bentukan pentil. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pupuk B dan Zn terhadap layu pentil (cherel/e wi/I) dan buah kakao yang dapat dipanen. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ( I ) terdapat pengaruh pupuk B terhadap layu pentil (cherelle will) dan buah kakao yang dapat dipanen, (2) terdapat pengaruh pupuk Zn terhadap layu pentil (chere/le will) dan buah kakao yang dapat dipanen, (3) tanggap layu pentil (c.'here/le will) dan buah kakao yang dapat dipanen terhadap pupuk B dipengaruhi oleh pup uk Zn.
BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Rajamandala PTPN VIII, Bandung, Jawa Barat, dengan ketinggian tempat t 531 m dpl, dengan suhu
berkisarantara23 32 fICo Penelitianini dimulai -0.
pactabulan Maret sampai dengan September 1997 Bahan yang digunakan adalah tanaman kakao I:Iibrida Amazon Hulu (Upper Amazone Hybrid = UAH) yang berumur 17 tahun. Jarak tanam kakao 4 m x 2 m, tinggi percabangan rata-rata 100 - 120 cm, jumlah cabang primer 3, dengan naungan tetap Gliricidia maculata dan j,eucaena leuc()cephala. Bahan lain yang digunakan adalah pupuk boraks, seng sulfat dan bahan perekat tanaman yaitu Agristic. AJat-alat yang digunakan terdiri atas alat semprot tipe hlapsack, gelas ukur, timbangan, meteran, label, ember dan gunting tanaman.
Rancangan percobaan yang digunakan adalahRancanganAcak Kelompok (RAK) yang disusunsecarafaktorial. Perlakuanterdiri alasdua faktor, faktor pertamaadalahpupuk boraksterdiri alas empat taraf konsentrasi yaitu 0 ppm boraks (BO), 3 350 ppm boraks (B 1),6700 ppm boraks (B2), dan 10 050 ppm boraks (B3) dan faktor keduaadalahpupukZnSO..pada4 tarafkonsentrasi yaitu 0 ppm ZnSO..(SO),I 250 ppm ZnSO..(S I),
9
Bul. Agron. 26(3) 8-12 (1998)
2500 ppm ZnSO..(S2), 3 750 ppm ZnSO4(S3) Dengan demikain terdapat 16 kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga berjumlah 48 satuan percobaan. Masing-masing satuan percobaan terdiri atas satu tanaman kakao. Tanaman kakao yang terpilih sebagai tanarnan contoh dipasang label pada pentil kakao berdasarkan ukuran clan umur pentil kakao agar memudahkan penghitunganjumlah pentil kakao. Pentil kakao yang telah terbentuk sebelum dilaksanakannya percobaan tetap berada pada tanaman contoh clan selanjutnya dilakukan pemasangan label sesuai dengan ukuran clan umur pentil kakao tersebut (Tjasadihardja, 1981), yaitu < 1cm,berumurI minggu;1- 1.9 cm,berumur2 rninggu; 2 - 2 9 cm, berumur 3 rninggu; 3 - 3.9 cm, berumur 4 minggu; 4 - 4.9, berumur 5 minggu; 5 5.9 cm. berumur 6 minggu; 6 -6.9 cm, berumur 7
rningbTU; 7 - 7.9 cm, berumur 8 rninggu;8 - 8 9 cm, berumur 9 rninggu; 9 - 9.9 cm, berumur 10 rninggu Perlakuan penyemprotan larutan boraks atau seng sui fat dilaksanakan pada seluruh perrnukaan tajuk, batang clan cabang dengan volume semprot 1.51/pohon. Sebelum disemprotkan larutan boraks clan atau seng sulfat dicampurkan terlebih dulu dengan perekat tanarnanAgristic secara merata. Peubah yang diamati dalam penelitian ini meliputi jumlah kumulatif pentil kakao yang terbe'fltuk,jurnlah pentil kakao layu, jurnlah kumulatif
pentil kakao sehatclanbuah kakao yang dapat dipanen.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk B berpengaruh terhadap semua peubah yang diamati
T:lbel
jumlah kumulatifpentil kakao yang terbentuk, jumlah kumulatifpentil kakao layu,jumlah kumulatif pentil kakao sehat clan jumlah kakao yang dapat dipanen. Pupuk Zn tidak berpengaruh terhadap semua peubah yang diamati lnteraksi antara B clan Zn hanya mempengaruhi jumtah kumulatif pentil kakao terbentuk danjumlah kumulatifpentil kakao layu (Tabel1). Pemberian pup uk B tanpa diikuti pemberian Zn cenderung menurunkan pembentukan pentil kakao. Pemberian hingga 6 750 ppm boraks menghasilkan jumlah pentil lebih rendah dib.mdingkan kontrol meskipun tidak berbeda nyata. Peningkatan konsentrasi hingga 10050 ppm boraks menurunkan secara nyata jumlah pentil kakao terbentuk hingga 81.5% dibanding kontrol (Tabel 2). Aplikasi pupuk B hingga 3350 ppm yang diikuti aplikasi Zn 2500 ppm, secaraumum meningkatkan jumlah pentil kakao terbentuk hingga 183°/0 Peningkatan kensentrasi pupuk B maupun Zn akan menurunkan pentil kakao yang terbentuk Menurut Winarsih (1986) bahwa pembentukan pentil kaka() clanjumlah pentil kakao yang layu dipengaruhi t'aktor lingkungan clanfaktor fisiologis. F aktor lingkungan yang kurang mendukung pembentukan penti.lkakao saat penelitian adalah curah hujan yang relatifrendah disampaingfaktor fisiologis yaitu rendahnyaintensitas (111_"/1 Secara'umum pemberian pupuk Zn se<:ara tunggal akan menurunkan .iumlah pentil kaka() terbentuk kecuali pada konsentrasi Zn I 250 ppm Hal yang sarnatetjadi padajumlah kumulatit' pentil kakao layu. Aplikasi Boron tanpa diikuti Zn akan menurunkanjumlah pentillayu. Pemberian boron dengan konsentrasi 10 050 ppm dapat menurunkan secara nyatajumlah pentil kakao 1,1~'u
Rckapitulasipcngaruhperlakuanterhadappeubahyang diamati padaakhir pl.:rcobaan Peubah
L kumulatif pentil kakao terbentuk L kumulatif pentil kakao layu L kumulatif pentil kakao sehat L kumu)atif kakao dapat dipanen
Pcngaruh Pupu
tn tn tn
Interaksi *
tn
10
~
Bul. Ag.'on. 26(3) 8-12 (1998)
T;lb~12 PengaJ'llhpupuk B dan Zn terhadap.iumlah kumulatif pentil kakao tcrbentuk pada 20 MSPP (minggu sctelah pcnyemprotan pertama)
;lbel3
Tabel 4 Pcnganlh pupuk B clanZn terhadap jumlah ktlmulatif pentil kakao sehat pacta20 MSPP D~.I_I
Perlakuan BO (0)
so(0) Sl (I 250) S2(2 500)
~
750)
Pu uk m ;;,3-,5_0) _8~_(~ 7~0) . B1(3 I.OIde 2.I7bcde 4.84 ab 0.94 de 4.79ab 1.09 de 1.11 de 2.74 abcde
hingga 79~/o Pemberian pupuk Boron dan Zn
83 (I 0 O~QI=~~~= 0.46e 0.99 de 1.35 cde 2.74 abcde
.
ppm dan konsentrasi Zn hingga 2 500 ppm.
multimikro dapat menekalllayu pentij Pentil kakao sehat yang terbelltuk sebagai tanggap dari aplikasi B dan Zn disajikan dalam Tabel 4 Pemberian B maupun Zn secara urn urn
Pemupukrnl B dan Zn dapat menurunkan layu pentil hingga 86% pad a konsentrasi B 3 350 ppm dan konsentrasi Zn '3750 ppm (Tabel3) Hal yang sarna
menurunkanjurnlah kumulatifpentil kakao sehat. Aplikasi pupuk mikro secaratunggal, B atau Zn saja, akan rnenurunkan jumlah pentil kakao sehat kecuali
bersarnaancenderungmenurunkanjumlah pentillayu kecuali bila boron diberikan pada konsentrasi 3 350
dil.lporkan Salamala ( 1990); Mertanza dan Lainez llllllllll Wood and Lass (1995) bahwa aplikasi
Alli KUrllia\vati. Adc Wach.iar dan Anita
'11. Sinaga
aplikasi Zn 1 250 pprn. Pernberian pupuk B dengan konsentrasi 10050 akan menurunkan secara nyata
JJ
Bul. Agron. 26(3) 8-12 (1998)
jurnlah pentil kakao sehat hingga 90.5% dibanding tanarnankontrol. Bila pupuk rnikro boron 3350 pprn dan seng 2 500 pprn diberikan
secara
bersarnaan akan rneningkatkan jurnlah pentil sehat tetapi tidak berbeda nyata dengan tanarnan kontrol
Oi akhir penelitian penelitian (20 MSPP), jumlah buah kakao yang dapat dipanen hanya dipengaruhi oleh pemberian boron tetapi tidak dipengaruhioleh pemberianZn maupun interaksi
keduanya (Tabel
5).
Tanaman kontrol
menghasilkan jumlah buah kakao terbanyak. Pemberian boron menurunkan secara nyata jumlah buah kakao yang dapat dipanen
KESIMPULAN Pemberian boron menurunkan secara nyata jumlah kumulatifpentil terbentuk, jumlab kumulatif pentil kakao sehat, dan jumlah kakao dapat dipanen tetapi dapat menekan jumlah petillayu. Tanggap tanaman kakao terhadap boron dipengaruhi oleh Zn pada peubah jumlah kumulatif pentil kakao terbentuk dan jumlah kumulatif pentil kakao layu PemberianBoron 3 350 ppm dan Zn 2500 ppm meningkatkanjumlah pentil kakao terbentuk lebih besar 18.3% dibanding kontrol. Kombinasi Boron 3350 ppm clanZn 3 750 ppm dapat menekan pentillayu hingga 86 %.
Pcngaruh Pupuk
DAFTAR PUSTAKA Oirektorat Jenderalperkebunan. 1995. Statistika PerkebunanIndonesia1994-1996.Oirektorat JenderalPerkebunan.Jakarta. 59 halo Salamala,M. 1990. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Auksin dan UnsurMikro terhadap ('ht'rt'll~ Wilt pada Kakao (lhe()hruma (""'au L.). Tesis Fakultas Pasca sarjana, IPB. Bogor. (Tidak Dipublikasikan).
Tjasadihardja, A. 1981. PertumbuhanclanPola Pembentukan Buah dan Pengaruh Zat TumbuhterhadapKelayuanBuahMuda clan Hasil Buah/Biji Coklat (Theobroma cacao L.). TesisFakultasPascasaljanaIPB Bogor. (Tidak dipublikasikan). Wachyar, A. clan H. S. Iskandar. 1988. Budidaya TanarnanCoklat. JurusanBudidaya Pertanian, Fakultas pertanian, lPB. Bogor 50 halo
Winarsih, S. 1986. Beberapa faktor yang berpengaruhterhadappembentukanbuah kakao.PelitaPerkebunan, 1(4):209-118. Wood, G. A. R. and R. A. .ass. 1975 Cacao Longmans Group Ltd ,ondon292p, Wood, G. A. Rand R. A. Lass.1985.Cacao.Trap Agric. Ser. Longmans. London-New York. 620p.
2