Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
ISSN 2338 - 3593
Pengaruh Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Komersial dan Fiskal Terhadap Penghasilan Kena Pajak Oleh : Khasanah Sahara Abstraksi Penelitian ini dilaksanakan pada Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri yang terletak di Jalan Wachid Hasyim No.64 Kediri. Penelitian ini dilatarbelakangi Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Dimana untuk mendapatkan manfaat, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun tidak boleh dibebankan sekaligus melainkan dibebankan melalui penyusutan dan amortisasi.Peneliti melakukan analisa data dengan menggunakan Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif dan alat analisis yang digunakan adalah Rekonsiliasi Fiskal dan Penghasilan Neto Fiskal. Rekonsiliasi Fiskal digunakan untuk meniadakan perbedaan biaya penyusutan menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan biaya penyusutan menurut Peraturan Perpajakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan biaya penyusutan aktiva tetap menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan menurut Peraturan Perpajakan berakibat pada perbedaan jumlah laba perusahaan. Sehingga untuk meniadakan perbedaan tersebut dilakukan Rekonsiliasi Fiskal yang di dalamnya terdapat penyesuaian atau koreksi fiskal terhadap perbedaan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal. Dari koreksi fiskal tersebut diperoleh jumlah Penghasilan Neto Fiskal yang menjadi dasar pengenaan pajak penghasilan atau Penghasilan Kena Pajak. Dalam melakukan penyusutan aktiva hendaknya sesuai dengan SAK dan Peraturan Perpajakan serta penyusunan laporan keuangan Fiskal dilakukan dengan sangat teliti dan benar – benar sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku sehingga tidak terjadi perbedaan jumlah beban Pajak Penghasilan yang dihasilkan. Kata Kunci : Penyusutan Aktiva Tetap Komersial, Penyusutan Aktiva Tetap Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal, Penghasilan Kena Pajak. tentunya tidak akan terlepas dari hak dan kewajibannya terhadap negara. Dalam melakukan aktifitasnya, perusahaan memerlukan suatu bentuk perhitungan dan penyusunan laporan atas hasil yang diperoleh atas kegiatan operasionalnya, dengan demikian dapat diketahui seberapa besar kewajiban yang harus dikeluarkan kepada negara. Salah satu elemen yang menjadi penopang pembangunan adalah pajak, yang diharapkan pemerintah untuk dapat meningkatkan penerimaan setiap tahunnya adalah pajak penghasilan. Pajak penghasilan merupakan salah satu pajak langsung yang dipungut pemerintah pusat sehingga merupakan pajak pusat atau pajak negara. Dalam
Latar Belakang Masalah Dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera sesuai yang diamanatkan dalam pembukaan Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan perlu kerja keras dan kerja nyata dari semua elemen bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Pembangunan dapat dilaksanakan dengan lancar apabila ada sumber dana yang mendukung diantaranya diperoleh dari penerimaan pajak. Pajak dikenakan baik pada perseorangan maupun badan usaha serta perusahaan Perusahaan dan badan usaha lainnya, sebagai salah satu wajib pajak 31
Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
ISSN 2338 - 3593
antara pendapatan dengan biaya – biaya terkait, sedangkan dari segi fiskal tujuan utamanya adalah penerimaan negara. Rekonsiliasi fiskal dilakukan dengan tujuan untuk meniadakan perbedaan antara laporan keuangan komersial yang mendasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan dengan laporan keuangan fiskal yang mendasarkan pada peraturan perundang – undangan perpajakan. Koreksi fiskal yang dilakukan dalam rekonsiliasi fiskal akan menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah penghasilan yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan (Penghasilan Kena Pajak ). RSUD Gambiran merupakan salah satu Badan Layanan Umum di bawah Pemerintahan Kota Kediri yang bergerak di bidang jasa. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya di RSUD Gambiran tentu tidak terlepas dari penggunaan aktiva tetap, seperti alat – alat dokter, investaris kantor, alat – alat angkutan, dan alat laboratorium. Metode penyusutan yang digunakan RSUD Gambiran dalam menyusutkan aktiva – aktiva tersebut menggunakan metode penyusutan Garis Lurus, akan tetapi RSUD Gambiran belum melakukan perhitungan penyusutan fiskal terhadap aktiva – aktiva tersebut per kelompok. Penulis tertarik untuk mengambil penelitian di sana dengan harapan peneliti akan mendapat ilmu yang bermanfaat, pengalaman yang berharga. Maka dari itu harapan peneliti dengan mengambil penelitian tentang pengaruh penyusutan aktiva tetap menurut fiscal dan komersial terhadap penghasilan kena pajak semoga akan membuahkan hasil yang bermanfaat bagi semua pihak.
upaya meningkatkan pajak penghasilan tidak lepas dari peran serta Wajib Pajak khususnya perusahaan/ badan usaha. Semakin besar tingkat keuntungan perusahaan maka biaya pajak penghasilan yang disetorkan kepada negara akan semakin besar pula. Di satu sisi perusahaan mempunyai tujuan yaitu menghasilkan laba yang maksimal dengan menekan seminimal mungkin biaya – biaya yang dikeluarkan. Dalam menjalankan usaha tersebut seorang manajer perusahaan akan melakukan perencanaan, pengorganisasian, serta pengawasan yang efektif dan efisien. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menjalankan usaha tersebut adalah perencanaan pajak yang berkaitan dengan aktiva tetap yaitu metode penyusutan aktiva tetap perusahaan. Permasalahan yang muncul ketika perusahaan melakukan strategi perencanaan pajak tentang penyusutan aktiva tetap adalah adanya perbedaan metode penyusutan yang dipakai perusahaan yang pada umumnya memakai metode penyusutan berdasarkan prinsip akuntansi yang dikenal dengan penyusutan komersial, dengan metode penyusutan berdasarkan Undang – Undang Perpajakan yang disebut dengan penyusutan fiskal. Adanya perbedaan penyusutan komersial dengan penyusutan fiskal atas aktiva tetap perusahaan mengakibatkan timbulnya selisih nilai biaya penyusutan aktiva tetap berdasarkan perhitungan perusahaan dengan biaya penyusutan yang dihitung berdasarkan peraturan perundang undangan pajak yang disebut dengan Penyusutan Fiskal. Adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan kepentingan antara akuntansi komersial yang berdasarkan laba pada konsep dasar akuntansi yaitu penandingan
Batasan Penelitian Peneliti memberikan batasan penelitian yaitu: penelitian dibatasi pada penyusutan atas aktiva tetap kelompok 1 tahun perolehan 2013 dan laporan 32
Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
keuangan yang dibutuhkan laporan keuangan tahun 2014.
adalah
pihak perusahaan mengenai catatan yang ada di-perusahaan diantaranya data mengenai daftar aktiva tetap kelompok 1, daftar penyusutan aktiva kelompok 1, neraca, laporan Laba Rugi (laporan operasional) perusahaan pada tahun 2014.
Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh penyusutan aktiva tetap menurut komersial dan fiskal terhadap penghasilan kena pajak. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penyusutan aktiva tetap menurut komersial dan fiskal terhadap penghasilan kena pajak.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi adalah data aktiva tetap kelompok 1 tahun perolehan 2013, dan laporan keuangan berupa neraca, laporan Laba Rugi (laporan operasional) tahun 2014
Kerangka Pikir Gambar 1 Kerangka Pikir
Variabel dan Devinisi Operasional Variabel a. Penyusutan Komersial
Aktiva Tetap Kelompok I
Penyusutan Komersial
ISSN 2338 - 3593
Penyusutan menurut standar akuntansi keuangan adalah alokasi sistematis suatu nilai aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang dapat diestimasi.
Penyusutan Fiskal
b. Penyusutan Fiskal Pengertian penyusutan fiskal dalam Pasal 9 ayat (2 ) Undang – undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan untuk mendapatkan manfaat, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun tidak boleh dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan.
Penghasilan Kena Pajak
Rekonsiliasi Fiskal Metode Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menitik beratkan penelitian pada perbandingan antara penyusutan komersial dengan penyusutan fiskal serta pengaruhnya terhadap Penghasilan Kena Pajak pada tahun 2014
c. Aktiva Tetap Aktiva / aset tetap adalah investasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam jangka panjang ( lebih dari satu tahun) yang bertujuan untuk tidak dijual kembali melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Data dan Teknik Pengumpulan Data Sumber Data. Data peneliatian ini merupakan data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau hasil wawancara dengan 33
Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
ISSN 2338 - 3593
pergunakan adalah metode penyusutan, PPh Pasal 23 Badan, dan Rekonsiliasi Fiskal.
d. Penghasilan Kena pajak Untuk Wajib Pajak Badan besarnya Penghasilan Kena Pajak sama dengan penghasilan neto.
Hasil Penelitian PEMBAHASAN 1. Penyusutan Komersial Penyusutan aktiva tetap kelompok 1 menurut RSUD Gambiran Kota Kediri
Teknik Analisis Data Dalam penyusunan penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, dengan alat yang di
Tabel 1 Daftar penyusutan Aktiva Tetap Kelompok 1 Komersial ( Menggunakan Metode Garis Lurus) Periode 31 Desember 2014 Masa Tahun Harga Perolehan No. Nama Aktiva Manfaat perolehan (Rp) (Thn) 1. Alat – alat besar 2013 68.013.900,00 5 2. Alat – alat angkut 2013 363.750.000,00 5 3. Alat kantor dan RT 2013 1.320.574.750,00 5 Alat studio dan alat 4. 2013 17.725.000,00 5 komunikasi Alat – alat 5. 2013 7.831.048.500,00 5 kedokteran Jumlah Sumber : RSUD Gambiran tahun 2014 ( data diolah)
Biaya Penyusutan (Rp) 13.602.780,00 72.750.000,00 264.114.950,00 3.545.000,00 1.566.209.700,00 1.920.222.430,00
2. Penyusutan Fiskal Daftar penyusutan aktiva tetap kelompok 1 RSUD Gambiran menurut Fiskal Tabel 2 Daftar penyusutan Aktiva Tetap Kelompok 1 Fiskal ( Menggunakan Metode Garis Lurus) Periode 31 Desember 2014 Masa Tahun Harga Perolehan No Nama Aktiva Manfaat perolehan (Rp) (Thn) 1. Alat – alat besar 2013 68.013.900,00 4 2. Alat – alat angkut 2013 363.750.000,00 4 Alat kantor dan 3. 2013 1.320.574.750,00 4 Rumah Tangga Alat studio dan alat 4. 2013 17.725.000,00 4 komunikasi Alat – alat 5. 2013 7.831.048.500,00 4 kedokteran Jumlah Sumber : RSUD Gambiran tahun 2014 ( data diolah) Dari perhitungan penyusutan aktiva tetap kelompok 1 baik secara
Biaya Penyusutan (Rp) 17.003.475,00 90.937.500,00 330.143.687,50 4.431.250,00 1.957.762.125,00 2.400.278.037,50
komersial (tabel 1) dan secara fiskal ( tabel 2) tersebut terdapat perbedaan 34
Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
penyusutan aktiva tetap secara komersial menurut Standar Akuntansi Keuangan dan penyusutan aktiva tetap secara fiskal menurut peraturan perundang – undangan perpajakan disebabkan oleh Perbedaan masa manfaat aktiva tetap yang menurut komersial mempunyai masa manfaat 5 tahun sedangkan menurut fiskal mempunyai masa manfaat 4 tahun yang mengakibatkan
Keterangan
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan jasa layanan Hasil pemanfaatan kekayaan Jasa Giro Penerimaan lainlain Jumlah PAD BLUD Pendapatan BLUD APBD DAK Jumlah pendapatan BLUD Beban operasional Beban pelayanan Beban pegawai Beban bahan Beban jasa pelayanan Beban pemeliharaan Beban barang dan jasa Jumlah biaya pelayanan
ISSN 2338 - 3593
perbedaan presentase tarif penyusutan menurut Standar Akuntansi Keuangan dan menurut peraturan perpajakan sehingga biaya penyusutan komersial sebesar Rp. 1.920.222.430,00 dan biaya penyusutan fiskal sebesar Rp. 2.400.278.037,50 sehingga terjadi selisih biaya penyusutan aktiva tetap sebesar Rp. 480.055.607,50.
Tabel 3 Rekonsiliasi Fiskal Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Laporan Operasional ( Lap. Laba Rugi) Periode 31 Desember 2014 Menurut Koreksi Fiskal Komersial Beda Waktu Beda tetap Rp (Rp) (Rp)
Menurut Fiskal Rp
62.014.208.039,06
62.014.208.039,06
40.000.000,00
40.000.000,00
393.924.848,01
393.924.848,01
3.235.500,00
3.235.500,00
62.451.368.387,07
62.451.368.387,07
27.261.939.009,00 3.767.911.674,00
27.261.939.009,00 3.767.911.674,00
93.481.219.070,07
93.481.219.070,07
1.217.800.000,00 23.931.582.314,11
1.217.800.000,00 23.931.582.314,11
14.444.309.796,00
14.444.309.796,00
601.040.150,00
601.040.150,00
1.135.652.060,00
1.135.652.060,00
41.330.384.320,11
41.330.384.320,11 35
Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
operasional Beban umum dan Administrasi Beban pegawai 27.846.755.509,00 Beban administrasi 2.953.951.875,00 kantor Beban 2.235.193.055,00 pemeliharaan Beban barang dan 2.640.791.802,00 jasa Beban promosi 166.605.500,00 Beban umun dan administrasi lain650.109.332,00 lain Beban penyusutan 1.920.222.430,00 480.055.607,50 aktiva tetap Jumlah biaya umum dan 38.413.629.503,00 administrasi Jumlah beban 79.744.013.823,00 480.055.607,50 operasional Surplus setelah 13.737.205.247,07 beban berjalan Beban pengeluaran investasi Pengel. peralatan 9.521.553.250,00 dan mesin Pengel.gedung dan 102.378.000,00 bangunan Pengelu. jalan, jaringan dan 71.260.200,00 instalasi Pengel.aset tetap 6.317.700,00 lainnya Pengel.aset tidak 99.500.000,00 berwujud Jumlah beban 9.801.009.150,00 pengl. Investasi SURPLUS TAHUN 3.936.196.097,07 480.055.607,50 BERJALAN Sumber : RSUD Gambiran ( diolah) tahun 2014 Dari hasil rekonsiliasi fiskal dapat dianalisa bahwa terdapat perbedaan pendapatan menurut komersial sebesar Rp. 3.936.196.097,07 dan menurut fiskal sebesar Rp. 3.456.140.489,96. Perbedaan
ISSN 2338 - 3593
27.846.755.509,00 2.953.951.875,00 2.235.193.055,00 2.640.791.802,00 166.605.500,00 650.109.332,00 2.400.278.037,50 38.893.685.110,00 80.224.069.430,11 13.257.149.639,96
9.521.553.250,00 102.378.000,00 71.260.200,00 6.317.700,00 99.500.000,00 9.801.009.150,00 3.456.140.489,96
tersebut karena adanya penambahan beban penyusutan aktiva tetap pada kolom beda waktu sebesar Rp. 480.055.607,50. Jumlah tersebut akan mengurangi pendapatan operasional 36
Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
ISSN 2338 - 3593
perusahaan sehingga jumlah laporan operasional perusahaan lebih sedikit. 3. Pajak Penghasilan Pasal 23 Perbedaan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran tahun 2014 a. Pajak Penghasilan Pasal 23 Komersial Jumlah P K P = ( Rp 4.800.000.000 : Peredaran Bruto) x Laba Sebelum Pajak Jumlah PKP tidak memperoleh Fasilitas = Laba sebelum Pajak – Jumlah PKP PPh Pasal 23 = (50% x 25% x Jlh PKP) +( 25% x Jlh PKP tdk memperoleh Fasilitas) Laba Setelah Pajak = Laba sebelum Pajak – Pajak Penghasilan pasal 23 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 Komersial Jumlah P K P = (Rp. 4.800.000.000 : Rp.93.481.219.070,07) x Rp. 3.936.196.097 = Rp. 202.112.696,58 Jumlah PKP tdk memperoleh fasilitas = Rp. 3.936.196.097 - Rp. 202.112.696,58 = Rp. 3.734.083.400,42 PPh Pasal 23 = (50% x 25% x Rp. 202.112.696,58) + (25% x Rp. 3.734.083.400,42) = Rp. 958.784.937,18 Laba Setelah Pajak = Rp. 3.936.196.097 - Rp. 958.784.937,18 = Rp. 2.977.411.159,82 b. Pajak Penghasilan Pasal 23 Fiskal Jumlah P K P =( Rp 4.800.000.000 : Peredaran Bruto) x Laba Sebelum Pajak Jumlah PKP tdk memperoleh Fasilitas = Laba sebelum Pajak – Jumlah PKP PPh Pasal 23 = (50% x 25% x Jlh PKP) + ( 25% x Jlh PKP tidak memperoleh Fasilitas) Laba Setelah Paja = Laba sebelum Pajak – Pajak Penghasilan pasal 23 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 Fiskal Jumlah PKP = (Rp. 4.800.000.000 : Rp.93.481.219.070,07) x Rp. 4.416.251.705 = Rp. 226.762.213,79 Jumlah PKP tdk memperoleh fasilitas = Rp. 4.416.251.705 – Rp. 226.762.213,79 = Rp. 4.189.489.491,21 PPh Pasal 23 = (50% x 25% x Rp. 226.762.213,79) + (25% x Rp. 4.189.489.491,21) = Rp. 1.075.717.649,53 Laba Setelah Pajak = Rp.4.416.251.705- Rp. 1.075.717.649,53 = Rp. 3.340.534.055,47
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah Pajak Penghasilan pasal 23 menurut laporan keuangan komersial sebesar Rp. 958.784.937,18, jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan dengan 37
Pajak Penghasilan pasal 23 menurut laporan keuangan fiskal sebesar Rp. 1.075.717.649,53. Perbedaan tersebut menimbulkan selisih sebesar Rp. 116.932.712,35, sehingga Laba
Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
setelah Pajak menurut komersial sebesar Rp. 2.977.411.159,82 dan laba menurut fiskal sebesar Rp. 3.340.534.055,47 dan menimbulkan selisih sebesar
ISSN 2338 - 3593
Rp 363.122.895,65 di karenakan adanya perbedaan pengakuan beban penyusutan aktivatetap.
Penghasilan Neto Fiskal Berikut adalah penghasilan neto fiskal Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri tahun 2014 Tabel 4 Penghasilan Neto Fiskal Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Tahun 2014 No Keterangan Rupiah 1 Penghasilan neto komersial dalam : a. Peredaran Usaha 62.451.368.387,07 b. Harga Pokok Penjualan c. Beban Usaha Lainnya 79.744.013.823,00 d. Penghasilan neto dari usaha (17.292.645.436,00) b. Penghasilan dari luar usaha 31.029.850.683,00 c. Biaya dari luar usaha 9.801.009.150,00 d. Penghasilan neto dari luar usaha 21.228.841.533,00 Penghasilan neto komersial luar negeri Jumlah penghasilan neto komersial ( d+g) 3.936.196.097,07 Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan 2 480.055.607,50 yang tidak termasuk objek pajak 3 Penyesuaian Fiskal Positif : a. Biaya yang dibebankan /dikeluarkan untuk kepentingan pemegang saham,sekutu atau anggota. b. Selisih penyusutan komersial dan 480.055.607,50 penyusutan fiscal 4. Penyesuaian Fiskal Negatif a. Selisih penyusutan komersial dan penyusutan Fiskal b. Penghasilan yang ditangguhkan c. Pengakuannya Fasilitas Penanaman Modal berupa 5. pengurangan penghasilan neto : 6. Penghasilan neto Fiskal ( 1-2+3-4-5) 4.416.251.704,57 Sumber : RSUD Gambiran tahun 2014 ( data diolah) Dari tabel (4) dapat disimpulkan bahwa jumlah penghasilan neto fiskal adalah sebesar Rp. 4.416.251.704,57. Jumlah tersebut diperoleh dari jumlah neto komersial sebesar Rp. 3.936.196.097,07 ditambah dengan selisih penyusutan komersial dengan fiskal sebesar Rp. 480.055.607,50. 38
Perbedaan Penghasilan Kena Pajak yang dihasilkan Setelah dilakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap komersial dan fiskal sehingga dilakukan rekonsiliasi fiskal pada laporan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota
Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
Kediri tahun 2014 yang mengakibatkan munculnya koreksi fiskal, sehingga terdapat perbedaan Penghasilan Kena
ISSN 2338 - 3593
Pajak yang di hasilkan Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran.
Tabel 5 Perbedaan penghasilan Kena Pajak yang dihasilkan oleh Rekonsiliasi Fiskal atas Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran tahun 2014 Laporan Keuangan Laporan Keuangan Uraian Komersial Fiskal Penghasilan Kena Pajak 3.936.196.097,07 4.416.251.704,57 Pajak Penghasilan : Pengh. Kena Pajak x Tarif 393.619.609,70 441.625.170,45 Pajak Penghasilan Dari perbedaan Penghasilan Kena Pajak yang dihasilkan oleh Rekonsiliasi Fiskal atas laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran tahun 2014 dapat dianalisa bahwa Jumlah Penghasilan Kena Pajak menurut laporan keuangan komersial sebesar Rp. 3.936.196.097,07 sedangkan Penghasilan Kena Pajak menurut Fiskal sebesar Rp. 4.416.251.704,57. Perbedaan tersebut mengakibatkan jumlah Pajak Penghasilan yang dihasilkan RSUD Gambiran Kota Kediri sebesar Rp. 393.619.097,70 lebih kecil dibanding dengan jumlah Penghasilan Kena Pajak menurut Fiskal sebesar Rp. 441.625.170,45.
Akuntansi Keuangan dan Menurut Peraturan Perpajakan. b. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap penyusutan aktiva tetap kelompok 1 secara komersial bahwa jumlah biaya penyusutan tahun 2014 sebesar Rp. 1.920.222.430 sedangkan jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 1 secara fiskal sebesar Rp. 2.400.278.037,50, sehingga terjadi selisih biaya penyusutan aktiva tetap sebesar Rp. 480.055.607,50. Selisih ini perlu dilakukan Rekonsiliasi Fiskal untuk meniadakan perbedaan antara laporan keuangan komersial berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan dengan laporan keuangan fiskal berdasarkan pada Peraturan Perpajakan yaitu jumlah beban biaya penyusutan sebesar Rp. 480.055.607,50. c. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 terhadap laporan operasional komersial sebesar Rp. 958.784.937,18 sedangkan laporan operasional secara fiskal sebesar Rp. 1.075.717.649,53, perbedaan tersebut menimbulkan selisih sebesar Rp. 116.932.712,35, sehingga laba setelah pajak menurut komersial sebesar Rp. 2.977.411.159,82 dan laba menurut fiskal sebesar Rp. 3.340.534.055,47. d. Perhitungan Penghasilan Neto Fiskal akan menyebabkan terjadinya
Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Perbedaan penyusutan aktiva tetap Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri menurut Standar Akuntansi Keuangan dan menurut Peraturan Perpajakan terletak pada masa manfaat aktiva tetap yang menurut Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran kota Kediri mempunyai masa manfaat 5 tahun sedangkan menurut Peraturan Perpajakan mempunyai masa manfaat 4 tahun yang mengakibatkan perbedaan presentase tarif penyusutan menurut Standar 39
Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
perbedaan jumlah penghasilan yang a. menjadi dasar pengenaan pajak penghasilan ( Penghasilan Kena Pajak ). Penghasilan Kena Pajak yang dihasilkan oleh Rekonsiliasi Fiskal atas laporan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri Tahun 2014 sebesar Rp. 3.936.196.097,07 sedangkan Penghasilan Kena Pajak b. menurut Fiskal sebesar Rp. 4.416.251.704,57. Saran Adapun saran yang dapat peneliti berikan, adalah sebagai berikut :
ISSN 2338 - 3593
Dalam melalukan penyusutan aktiva tetap kelompok 1 hendaknya menggunakan metode penyusutan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan agar tidak ada perbedaan yang dihasilkan secara komersial maupun secara fiskal dan pelaporan dalam bidang Perpajakan menjadi lebih mudah. Dalam penyusunan laporan keuangan Fiskal hendaknya dilakukan dengan sangat teliti dan benar – benar sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku sehingga tidak terjadi perbedaan jumlah beban Pajak Penghasilan yang dihasilkan.
Daftar Pustaka Adriana,Dadi,(2003),Peraturan perpajakan, (Buku satu),Yogyakarta:ANDI Baridwan,Zaki,(2004), Intermediate Accounting, (edisi delapan), Yogyakarta:BPFE Deddi Nordiawan, Iswahyudi Sandi Putra, Maulidah Rahmawati,(2007), Akuntansi Pemerintahan Jakarta: Selemba Empat Dunia, A Firdaus (2005), Pengantar akuntansi, Jakarta ;Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Indriantoro Nur,Supomo Bambang,(2009), Metodologi Penelitian Bisnis untuk akuntansi dan manajemen, Yogyakarta: BPFE Jusup, Al-haryono,(2011), Dasar – dasar Akuntansi (Jilid 2), Yogyakarta, STIE YKPN Kieso,Donal E,et all,(2002), Akuntansi Intermediate,Jakarta: Erlangga Lubis,Irwansyah,(2009),Akuntansi dan Pelaporan Pajak,Jakarta:Gramedia Mardiasmo,(2009),Perpajakan,(Edisi revisi), Yogyakarta:ANDI
------------,Rosita Uli Sinaga,(2012), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan,Jakarta:IAI Muljono Djoko, Wicaksono Baruni,(2009), Akuntansi Pajak Lanjutan, Yogyakarta: ANDI OFFSET Mursyidi,(2009),Akuntansi Pemerintahan di Indonesia,Bandung: PT. Refika Aditama Primandita Fitriandi,Yuda Aryanto,Agus puji Prayono,(2010) ,Kompilasi Undang-Undang Perpajakan, Jakarta: Salemba Empat Resmi, Siti, (2008), Perpajakan Teori dan Kasus,(Edisi4),Jakarta:Salemba Empat Suandy,Erly,(2002),Hukum Pajak,Jakarta :Salemba Empat ------------(2003),Perencanaan Pajak,(Edisi Revisi),Jakarta:Salemba Empat -----------(2009), Perencanaan Pajak,(Edisi Empat),Jakarta:Salemba Empat Waluyo,(2008), Akuntansi Pajak,Jakarta: Salemba Empat
40
Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015
---------,(2009), Akuntansi Pajak,(Revisi dua),Jakarta: Salemba Empat Waluyo,(2010), Akuntansi Pajak,(Revisi tiga),Jakarta: Salemba Empat
ISSN 2338 - 3593
---------,(2011), Perpajakan Indonesia,(Edisi 10),Jakarta: Salemba Empat Wibowo,(2012)Http://wibowopajak.blogspot.com
41