PENGARUH PENERAPAN MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA ACCOUNT REPRESENTATIVE DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ( Studi Kasus pada Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Tasikmalaya )
Disusun oleh: Ai Kurniasih Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya E-mail :
[email protected] ABSTRACT The purpose of this research to determine the effect of tax administration modernization implementation, performance of an account representative to taxpayer compliance at KPP Pratama Tasikmalaya. The research method used is a descriptive methodes. Statistical methods used in this research is a simple linear regression sequential analysis. The statistic test used Person Product Moment corerelation, hypothesis using SPSS 16.0 for Windows application. The results of this research indicated that application of tax administration modernization is negative significant in improving the account representative performance. The correlation in the “strong” category . And effect of account representative performance to taxpayer compliance is a positive correlation, but not significant. Keyword:
Account Representative Performance, Tax Administration Modernization Implementation, Taxpayer Compliance ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan modernisasi administrasi perpajakan, kinerja account representative terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP
Pratama
Tasikmalaya.
Metode
penelitian
yang
digunakan
adalah
metode
deskriptif.metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana berurutan. Pengujian statistik menggunakan korelasi Person Product Moment, hipotesis menggunakan aplikasi SPSS 16.0 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan modernisasi administrasi perpajakan negatif signifikan dalam meningkatkan kinerja account representative. Korelasinya dalam kategori “kuat”. Dan pengaruh kinerja account representative terhadap kepatuhan wajib pajak adalah berkorelasi positif, tetapi tidak signifikan.
Kata kunci:
Kepatuhan Wajib Pajak, Kinerja Account Representative, Penerapan Modernisasi Administrasi Perpajakan
PENDAHULUAN Sebelum era modernisasi, DJP mempunyai Direktorat Penyuluhan yang bertugas melakukan program penyuluhan atau sosialisasi. Dengan adanya kesadaran bahwa salah satu kunci dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak adalah
meningkatnya
pemahaman dan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban perpajakannya, maka DJP memperluas fungsi penyuluhan dengan fungsi pelayanan dan kehumasan. Pemahaman dan kesadaran masyarakat perlu didukung dengan memberikan kemudahan dalam pemenuhan
kewajiban perpajakannya, yaitu dengan menyediakan berbagai
sarana dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi Wajib Pajak (Direktorat Jenderal Pajak, 2007). Dalam melayani Wajib Pajak secara khusus dan mendalam diantaranya hak dan kewajiban perpajakan yang harus dan wajib dilaksanakan, maka ada pegawai yang ditunjuk secara resmi oleh pimpinan kantor yakni para Account Representative yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan secara khusus untuk pelayanan penuh dan prima. Selain itu bila masyarakat atau
Wajib Pajak merasakan pelayanan
yang
diberikan pihak KPP atau unit kerja lain di jajaran atau lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dinilai masih kurang, apalagi tidak sebagaimana mestinya yang telah ditetapkan
dalam standarisasi pelayanan (asalkan bukan bertujuan fitnah atau mengada-ada), masyarakat atau Wajib Pajak dapat menyampaikan pengaduan melalui ”complaint center” yang tersedia. Inilah wajah baru sebagai upaya modernisasi yang dilakukan oleh DJP, dan aplikasinya di semua lini organisasi mulai dari Kantor Pusat DJP, Kantor Wilayah, terutama KPP yang secara langsung memberikan
pelayanan kepada
masyarakat. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: bagaimana modernisasi administrasi perpajakan, kinerja account representative dan kepatuhan wajib pajak, bagaimana pengaruh
modernisasi administrasi perpajakan terhadap kinerja Account
Representative pada KPP Pratama Tasikmalaya, dan bagaimana pengaruh kinerja Account Representative terhadap kepatuhan wajib pajak di lingkungan KPP Pratama Tasikmalaya. Tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu: mengetahui
modernisasi administrasi perpajakan, kinerja account representative dan kepatuhan wajib pajak, mengetahui pengaruh kinerja
Account
Representative
modernisasi administrasi perpajakan terhadap dan
mengetahui
pengaruh
kinerja
Account
Representative terhadap kepatuhan wajib pajak di lingkungan KPP Pratama Tasikmalaya.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan
studi kasus. Metode deskriptif adalah
mengumpulkan data,
menganalisis secara kritis atas dasar data-data tersebut dan menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung atau pada masa sekarang (Sugiama, 2008:37). Studi kasus adalah penelitian deskriptif terhadap suatu fase yang spesifik atau khas dari keseluruhan kedaan atas suatu subjek, suatu kejadian atau suatu objek tertentu (Sugiama, 2008:38). Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel . Ketiga variabel tersebut terdiri dari satu variabel independen, satu variabel intervening dan satu variabel dependen yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Variabel Independen Variabel Indipenden adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Modernisasi Administrasi Perpajakan. 2. Variabel Intervening Variabel intervening adalah variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen da dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2011:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel intervening yaitu Kinerja Account Representative. 3. Variabel Dependen Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2011:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Kepatuhan Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, tabel opersasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Modernisasi Administrasi Perpajakan (X1)
Definisi Variabel Modernisasi
Indikator
administrasi
Skala
Restrukturisasi
Ordinal
perpajakan yaitu penerapan
Organisasi
system
Penyempurnaan
administrasi
perpajakan yang transparansi
proses bisnis melalui
dan
dengan
pemanfaatan
system
teknologi
akuntabel,
memanfaatkan informasi
teknologi
yang
komunikasi
dan
handal dan terkini (DJP,
informasi.
2007).
Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia. Pelaksanaan Governance.
Good
Kinerja
Account
Representative (X2)
Account
Representative
adalah
pegawai
yang
Kualitas pelayanan Kode etik pegawai
diangkat pada setiap seksi
Tugas
pengawasan dan konsultasi
tanggungjawab
di Kantor Pelayanan Pajak
Account
yang
Representative
telah
dan
mengimplementasikan
terhadap
Organisasi
Pajak
Modern
(No.98/KMK.01/2006).
Ordinal
Wajib
Tanggungjawab Account Representative terhadap atasannya
Kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan
Wajib
Pajak
adalah Wajib Pajak yang taat
(Y)
dan
memenuhi
melaksanakan perpajakan ketentuan
serta
kewajiban
sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan
Pendaftaran
Wajib
Ordinal
Pajak Penyampaian SPT Pembayaran Pajak Pelaporan pembayaran Pajak
perpajakan (UU KUP Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 2).
Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi sasaran adalah Wajib Pajak Badan di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tasikmalaya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel nonprobability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Yakni
teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:84-85). Adapun yang menjadi pertimbangan penulis dalam penentuan sampel penelitian yaitu Wajib Pajak yang pernah melakukan konsultasi dengan Account Representative yang berada di lingkungan KPP Pratama Tasikmalaya dan Wajib Pajak yang patuh dalam artian tepat dalam melakukan pembayaran dan pelaporan SPT. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 90 Wajib Pajak Badan, karena penelitian yang layak minimal 30 sampel (Sugiyono, 2011:91).
Metode Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis data dengan analisis regresi linier sederhana berurutan dengan mengolah data yang diperoleh dari responden. Maksud pengolahan data disini adalah pengolahan data mentah yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrument penelitian (kuisioner) yang disebarkan, tujuannya untuk mentransformasi data kualitatif kedalam data kuantitatif, sehingga dapat dianalisis secara kuantitatif dengan metode statistik yang ditetapkan. Teknik ukuran yang digunakan untuk mengubah jawaban kualitatif menjadi bentuk kuantitatif, dalam penelitian ini mengikuti aturan skala likert (likert scale). Begitupun untuk menilai jawaban yang diberikan dalam menguji variabel yaitu lima tingkat bergerak 1 sampai dengan 5 untuk membentuk skor tiap pertanyaan digunakan skala likert yang jenis datanya berdasarkan skala interval (sekaran dalam sugiama, 2008:103). Penetapan Hipotesis operasional: Ho :
=0
Modernisasi Administrasi Perpajakan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Account Representative
Ha :
0
Modernisasi
Administrasi
Perpajakan
berpengaruh
terhadap Kinerja Account Representative Ho :
=0
Kinerja
Account
Representative
tidak
berpengaruh
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Ha :
0
Kinerja Account Representative berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
PEMBAHASAN Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kinerja Account Representative Untuk mengetahui hubungan antara Modernisasi Administrasi Perpajakan dan Kinerja Account Representative dilakukan uji koefisien korelasi menggunakan program aplikasi SPSS versi 16.0. Dari hasil pengolahan data didapat nilai koefisien korelasi (R)
sebesar -0,894 dengan tingkat signifikansi 0,020. Artinya Modernisasi Administrasi Perpajakan dan Kinerja Account Representative memiliki hubungan negative signifikan (0,020 < 0,05) yaitu semakin meningkatnya modernisasi dalam administrasi perpajakan maka akan menurunkan kinerja account representative. Hal ini terlihat dengan semakin modernnya teknologi maka kinerja pegawai akan semakin sedikit. Teknologilah yang lebih diutamakan dari pada pegawai itu sendiri, semakin meningkatnya pemanfaatan teknologi maka berangsur – angsur kinerja pegawai tak akan dibutuhkan lagi. Dalam perhitungan SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 11,967 dengan tingkat signifikansi 0,041. Karena sig 0,041 < 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk menilai kinerja AR. Dengan kriteria tolak Ho jika M > 0,05 maka Ho diterima dan jika M < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Modernisasi bernilai sig 0,041 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya Penerapan Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kinerja Account Representative berpengaruh signifikan. Account Representative dibentuk setelah adanya modernisasi perpajakan. Salah satu ciri modernisasi administrasi perpajakan adalah adanya pemanfaatan teknologi, komunikasi dan informasi. Semakin pesatnya perkembangan teknologi akan sangat berpengaruh terhadap kinerja account representative dalam memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak. Hal ini searah dengan peneliti sebelumnya yang mengatakan bahwa
Modernisasi Administrasi Perpajakan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Account Representative.
Pengaruh Kinerja Account Representative terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Untuk mengetahui hubungan antara Kinerja Account Representative terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dilakukan uji koefisien korelasi menggunakan program aplikasi SPSS versi 16.0. Dari hasil pengolahan data didapat nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,713 dengan tingkat signifikansi 0,088. Artinya
Kinerja Account Representative
memiliki hubungan tapi tidak signifikan (0,088 > 0,05) yaitu semakin meningkatnya kinerja account representative maka akan meningkatkan pula kepatuhan wajib pajak hanya peningkatannya tidak signifikan.
Dalam perhitungan SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 3,104 dengan tingkat signifikansi 0,176. Karena sig 0,176 > 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk menilai kepatuhan wajib pajak. Dengan kriteria tolak Ho, jika KP > 0,05 maka Ho diterima atau tidak di tolak dan jika KP < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Kepatuhan bernilai sig 0,176 > 0,05 maka Ho tidak di tolak, artinya Kinerja Account Representative terhadap Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh tidak signifikan. Menurut Prof.DR.Gunadi, M.Sc.,Ak, kepatuhan dibentuk oleh beberapa faktor yaitu enforcement, service excellent dan kombinasi
enforcement dengan service
excellent. Account representative disini bertugas sebagai service excellent yaitu pemberian pelayanan dengan baik kepada Wajib Pajak. Tetapi pada kenyataannya ada kecenderungan orang ketika dilayani dengan baik tidak meningkatkan kepatuhan sehingga harus adanya kombinasi service excellent dengan enforcement
sebagai
penegakan hukum. Dalam penelitian sebelumnya, Kinerja Account Representative terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi berpengaruh signifikan. Namun dalam penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya kecenderungan orang ketika dilayani dengan baik tidak meningkatkan kepatuhan sesuai dengan apa yang paparkan Prof.DR.Gunadi, M.Sc.,Ak.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan , maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada umumnya KPP Pratama Tasikmalaya sudah menerapkan modernisasi administrasi perpajakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan indikator restrukturisasi organisasi dan penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. 2. Pada umumnya account representative KPP Pratama Tasikmalaya sudah menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan indikator
kualitas pelayanan, tugas dan tanggungjawab AR. Bahkan ada satu indikator yang menunjukan kinerja AR baik yaitu dari segi kode etik pegawai. 3. Pada umumnya kepatuhan wajib pajak di lingkungan KPP Pratama Tasikmalaya menunjukkan kriteria baik. Hal ini ditunjukkan dengan indikator pendaftaran wajib pajak dan pembayaran pajak. Bahkan ada indikator lain yang menunjukkan sangat baik yaitu penyampaian SPT. 4. Penerapan modernisasi administrasi perpajakan mempunyai hubungan negative signifikan, semakin meningkatnya modernisasi maka akan berbanding terbalik dengan kinerja AR di KPP Pratama Tasikmalaya. 5. Kinerja account representative mempunyai hubungan positif tapi tidak signifikan, semakin meningkat kinerja AR akan meningkat pula kepatuhan wajib pajak hanya peningkatan ini tidak signifikan.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran – saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi KPP Pratama Tasikmalaya a. Modernisasi administrasi perpajakan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, oleh karena itu seluruh elemen yang ada di KPP harus memberikan sosialisasi terhadap wajib pajak mengenai hal – hal baru agar modernisasi ini dapat diikuti pula oleh wajib pajak. b. Dalam kinerja account representative, kualitas pelayanan, tugas dan tanggungjawab AR dikategorikan cukup baik. Sebagai masukan untuk AR harus adanya pemisahan antara AR yang melakukan pembinaan ekstensifikasi dan AR yang melakukan pengawasan terhadap WP. Sehingga AR kedepan akan lebih baik lagi dari sekarang. c. Kepatuhan wajib pajak di lingkungan KPP Pratama Tasikmalaya sudah baik, namun dikarenakan sering adanya perubahan peraturan atau diterbitkannya peraturan baru, Wajib Pajak diharapkan dapat berperan
aktif sehingga tidak hanya menunggu dari pegawai pajak memberikan sosialisasi. Misalnya sekali-kali berkunjung ke Kantor Pelayanan Pajak, membuka website atau hal lainnya yang dapat Wajib Pajak lakukan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian yang dilakukan penulis meliputi pengaruh penerapan Modernisasi Administrasi Perpajakan, Kinerja Account Representative terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan KPP pratama Tasikmalaya. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah KPP Pratama yang diteliti, faktor – faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak atau penambahan dengan variabel yang lain, sehingga dapat dibandingkan dengan hasil penelitian penulis.
DAFTAR PUSTAKA Agustina, Lidya , Sinta Setiana & Tang Kwang En. 2010. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Survey terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara). Jurnal Akuntansi (online), Volume 2, No.2 diakses 26 Maret 2013. Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Modul Pelatihan Pajak Terpadu Brevet A dan B Terpadu, ed. ke-25. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia.2013. Susunan dalam Satu naskah Undang-Undang Perpajakan, ed. ke-25. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. -------- Keputusan Menteri Keuangan No.254/KMK.01/2004 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I, Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta I, URL: http://www.ortax.org/ortax/? Mod=aturan&page= show&id=9078, diakses pada 7 Maret 2013. -------- Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 98/kmk.01/2006 Tanggal 20 Februari 2006 tentang Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak yang Telah Mengimplementasikan Organisasi Modern.
Lingga, Ita Salsalina & Sri Rahayu. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi. Volume 1, No.2, diakses pada 29 April 2013. Mujilan, Ricki Candra & Haris Wibisono. 2013. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi. Volume 1, No.1, diakses pada 29 April 2013. Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Rahayu, Siti Kurnia.2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiama, A Gima.2008. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ed. ke-13. Bandung: Alfabeta. -------- Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-19/PJ/2007 Tentang Persiapan Penerimaan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor Wilayah DJP dan Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Seluruh Indonesia Tahun 2007-2008. Widodo, Widi. 2010. Moralitas,Budaya dan Kepatuhan Pajak. Bandung: Alfabeta.