PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA LAGU TERHADAP PRAKTIK MENCUCI TANGAN Hanifa Andisetyana Putri Program Studi D IV Bidan Pendidik STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK
Latar Belakang: Mencuci tangan adalah tindakan yang berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan dan efektif mencegah penyebaran kuman penyakit. Hasil studi Environmental Health Risk Assessment di 55 kabupaten/kota di 16 provinsi di Indonesia tahun 2013 menunjukkan baru 18,5% masyarakat melakukan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya tindakan tersebut. Pendidikan kesehatan dengan media yang tepat pada anak dibutuhkan untuk menumbuhkan kesadaran serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat. Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan media lagu terhadap praktik mencuci tangan. Metode: Jenis penelitian menggunakan quasi experimental design. Teknik sampling adalah purposive sampling dengan sampel 37 siswa TK Negeri Pembina Sragen. Instrumen yang digunakan adalah checklist mencuci tangan. Teknik analisis data menggunakan paired t-test. Hasil: Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media lagu terhadap praktik mencuci tangan, dengan nilai p=0,000. Diharapkan pemberian pendidikan kesehatan tentang mencuci tangan dilakukan sejak dini dengan inovasi media pembelajaran yang memudahkan anak menyerap informasi. Kata Kunci: media, lagu, praktik mencuci tangan PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal penting dalam
keadaaan sehat, baik secara fisik, mental,
hidup manusia. Sehat bukan merupakan
spiritual
tujuan hidup, namun alat untuk mencapai
memungkinkan setiap orang untuk hidup
suatu
produktif secara sosial dan ekonomis.
kehidupan
(Machfoedz
yang
dan
produktif
Suryani,
2008)..
maupun
sosial
yang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Berdasarkan Undang-undang Nomor 36
(PHBS)
Tahun
dilakukan atas dasar kesadaran seseorang
2009
menjelaskan
tentang
bahwa
kesehatan,
kesehatan
adalah
merupakan
perilaku
yang
untuk menolong dirinya sendiri di bidang
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3.No.2, Juli 2016
30
kesehatan dan berperan aktif
dalam
dengan adanya kebiasaan mencuci tangan
meningkatkan derajat kesehatan. PHBS
pakai sabun dapat menurunkan risiko diare
merupakan salah satu strategi untuk
hingga 50% dan ISPA hingga 45%,
menghasilkan kemandirian seseorang di
sehingga dibutuhkan adanya suatu gerakan
bidang
Kebersihan
untuk mensosialisasikan program mencuci
hygiene)
tangan. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun
merupakan implementasi dari PHBS yang
Sedunia (HCTPS) yang diperingati setiap
menunjukkan
yang
tanggal 15 Oktober merupakan kampanye
menjaga
global yang dicanangkan oleh PBB untuk
kebersihan diri, salah satunya adalah
mewujudkan perilaku hidup bersih dan
kebersihan tangan (Siswanto, 2010).
sehat melalui mencuci tangan (Prawira,
kesehatan.
perseorangan
dilakukan
(personal
usaha
kesehatan
seseorang
untuk
Mencuci tangan merupakan hal
2013).
yang sederhana, namun banyak orang
Setiap hari ada lebih dari 5.000
malas melakukannya. Berdasarkan hasil
anak penderita diare meninggal dunia di
studi
Risk
seluruh dunia akibat kurangnya akses air
55
bersih, fasilitas sanitasi, dan pendidikan
kabupaten/kota di 16 provinsi di Indonesia
kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa
pada tahun 2013 menunjukkan bahwa baru
pendidikan kesehatan merupakan bagian
18,5% masyarakat melakukan kebiasaan
yang
mencuci tangan pakai sabun. Hal ini
masyarakat. Menurut Siswanto (2010)
terjadi karena keyakinan bahwa apabila
pendidikan kesehatan perlu diberikan
tidak ada kotoran yang terlihat menempel,
sedini mungkin, seperti pada usia kanak-
maka tidak perlu mencuci tangan. Tangan
kanak. Pendidikan kesehatan pada anak
yang terlihat bersih tidak menjamin bahwa
usia dini dapat menumbuhkan kesadaran
tangan tersebut bebas dari kuman. Sumber
dan membentuk perilaku hidup bersih dan
penyebaran kuman dapat berasal dari
sehat sedini mungkin, seperti kebiasaan
benda-benda yang sering dipegang oleh
mencuci tangan yang dapat meningkatkan
seseorang, sehingga membuktikan bahwa
derajat kesehatan seseorang. Anak-anak
tangan dapat menyebarkan penyakit dari
merupakan golongan usia yang paling
aktivitas bersentuhan dengan berbagai
rentan terhadap penyakit akibat perilaku
benda. Mencuci tangan cukup efektif
yang tidak sehat dan sanitasi yang buruk.
untuk mencegah kontak dengan kuman-
Maka dari itu anak usia dini menjadi
kuman tersebut (Depkes RI, 2013).
sasaran strategis dari upaya kesehatan
Environmental
Assessment
yang
Health
dilakukan
di
Data dari UNICEF menyebutkan bahwa
perubahan
perilaku
integral
dari
upaya
kesehatan
masyarakat.
sederhana
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3.No.2, Juli 2016
31
Hasil
studi
pendahuluan
dilakukan di Taman Kanak-kanak (TK)
diberikan,
maka
digunakan
media
pembelajaran yang tepat.
Negeri Pembina yang merupakan salah
Tujuan penelitian ini adalah untuk
satu TK favorit di Kabupaten Sragen,
menganalisis
penulis menemukan fakta bahwa siswa di
kesehatan dengan media lagu terhadap
sekolah
praktik mencuci tangan.
tersebut
mendapatkan
belum
pernah
pendidikan
pengaruh
pendidikan
kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan
tentang mencuci tangan dengan benar.
bagian dari program kesehatan yang
Padahal pendidikan kesehatan menjadi
memiliki peran penting dalam proses
tanggung
perubahan
perilaku
keluarga, instansi pendidikan, pemerintah,
pengalaman
belajar
dan masyarakat.
seseorang, kelompok, maupun masyarakat
jawab
semua
pihak
dari
dari yang
berbagai mendorong
Perkembangan individu menurut
mencapai
hidup
Morisson dalam Yus (2011) siswa TK
kesehatan
disampaikan
berada pada usia 4-6 tahun pada kelompok
media pembelajaran yang mengantarkan
preschool and kindergarten. Pada usia ini
pesan antara pemberi pesan (guru) kepada
anak menyukai kegiatan belajar yang
penerima pesan (siswa) (Anitah, 2008).
bersifat
menyenangkan
untuk
Penelitian
sehat.
ini
Pendidikan menggunakan
menggunakan
pengembangan
kreativitasnya.
Proses
media lagu dalam proses pemberian
belajar
yang
menyenangkan
seperti
pendidikan kesehatan. Lagu adalah salah
dengan
bermain,
bernyanyi
satu media audio yang menstimulasi
gambar,
memberikan kesan pada anak sehingga
indera
lebih mudah dalam menyerap pengetahuan
pembelajaran. Media ini mengajarkan
yang disampaikan guru. Media yang tepat
siswa
dalam
syair-syair yang sesuai dengan materi
proses
belajar
sangat
mempengaruhi hasil belajar anak. Berdasarkan
latar
pendengaran
untuk
bernyanyi
dalam
proses
menggunakan
yang diajarkan (Anitah, 2008). belakang
Materi yang disampaikan dalam
tersebut maka penulis menyimpulkan
pendidikan
perlu
untuk
mencuci tangan. Siswa diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan siswa TK
melakukan praktik mencuci tangan dengan
dengan pembiasaan PHBS mencuci tangan
benar sesuai dengan 7 langkah hygiene
melalui pendidikan kesehatan. Selain itu
mencuci tangan (Depkes RI, 2008).
adanya
tindakan
dalam rangka memudahkan siswa dalam menyerap
informasi
kesehatan
yang
kesehatan
adalah
tentang
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3.No.2, Juli 2016
32
dengan media lagu terhadap praktik
pendidikan kesehatan. Checklist mencuci
mencuci tangan.
tangan dibuat berdasarkan teori-teori pada
METODE PENELITIAN
Pelatihan
Penelitian ini dilakukan di TK Negeri
Normal (APN) yang dikeluarkan oleh
Pembina Sragen yang terletak di Jalan
Departemen Kesehatan RI tahun 2008.
Kenanga No.2 Beloran, Sragen Kulon,
Klinik
Teknik
Asuhan
analisis
Persalinan
data
yang
Sragen. Penelitian dilaksanakan mulai
digunakan adalah uji paired t-test untuk
bulan Desember 2013 sampai dengan Mei
mengetahui
2014.
pendidikan kesehatan dengan media lagu
Penelitian ini menggunakan
terhadap
apakah
praktik
ada
pengaruh
mencuci
tangan.
jenis penelitian eksperimen semu
Pemilihan uji paired t-test dilakukan
(quasi experiment) dan rancangan
karena variabel dalam penelitian
yang digunakan adalah one group
berskala nominal dan interval serta
pre and posttest design karena
data yang diperoleh berasal dari dua
sebelum
buah
dan
sesudah
intervensi
variabel
yang
menggunakan satu kelompok yang
variabel
sama (Taufiqurrahman, 2008).
variabel yang lain (Fajar et al, 2009).
Teknik sampling yang digunakan adalah
purposive
sampling,
satu
keberadaan
dipengaruhi
oleh
Syarat dilakukan uji paired t-test
dimana
adalah distribusi data harus normal
sampel ditentukan dengan pertimbangan
dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk
tertentu yaitu siswa TK dalam rentang usia 5-6 tahun. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 siswa.
karena jumlah sampel <50. (Dahlan,
2011).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi.
Peneliti
memberikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini diawali dengan
pendidikan kesehatan tentang cuci tangan
diperolehnya
dengan
lagu.
posttest praktik mencuci tangan pada
Kemudian peneliti melakukan pengamatan
siswa TK dengan rincian sebagai
langsung
berikut:
menggunakan
dan
media
memberikan
penilaian
terhadap praktik mencuci tangan pada siswa TK Negeri Pembina menggunakan instrumen checklist sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah diberikan
skor
pretest
dan
Tabel 1. Hasil skor pretest dan posttest: Kelompok data
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3.No.2, Juli 2016
Min
Max
Mean
33
Pretest 4 9 Posttest 6 12 Sumber: Hasil Olah Data
6,4324 9,7027
p>0,05. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data untuk skor pretest dan
Pada tabel 1 diperoleh data
posttest adalah normal, sehingga
bahwa bahwa skor terendah pretest
dapat dilakukan uji analisis dengan
adalah 4, tertinggi adalah 9, dan skor
menggunakan uji paired t-test.
rata-ratanya 6,4324. Sedangkan skor terendah posttest adalah 6, tertinggi
Hasil analisis uji paired t-test adalah sebagai berikut:
adalah 12, dan skor rata-ratanya adalah 9,7027. Hal ini menunjukkan
Tabel 3. Hasil uji paired t-test
skor sebelum dan sesudah diberikan
Paired N Mean Pretest 37 -3,270 & Posttest Sumber: hasil olah data
pendidikan kesehatan dengan media
Berdasarkan
bahwa terjadi peningkatan rata-rata
lagu.
t -9,228
Tabel
p 0,000
3
didapatkan nilai t hitung sebesar Kemudian
dilakukan uji
9,228. Tanda minus (-) pada nilai t
normalitas data terhadap skor pretest
hitung menunjukkan bahwa skor
dan posttest dengan menggunakan uji
sebelum
Shapiro-Wilk karena sampel yang
(pretest) lebih kecil daripada setelah
digunakan < 50, dan sebaran data
pendidikan
dikatakan
nilai
Kriteria uji Ha diterima apabila nilai
kemaknaan (p) > 0,05. Uji normalitas
signifikansi (p) < 0,05. Hasil analisis
dilakukan pada data pretest dan
data diperoleh nilai p = 0,000,
posttest
dimana 0,000 < 0,05 sehingga
normal
praktik
apabila
mencuci
tangan
dengan hasil sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok Data Pretest Posttest Sumber: Hasil Olah Data
Pada tabel 2 diperoleh nilai p untuk pretest adalah 0,052 dan nilai p untuk posttest adalah 0,051 dimana
kesehatan
kesehatan
menunjukkan
(posttest).
ada
pengaruh
pendidikan kesehatan dengan media lagu
p 0,052 0,051
pendidikan
terhadap
praktik
mencuci
tangan. Pendidikan merupakan
langkah
kesehatan tepat
untuk
menyampaikan informasi kesehatan kepada
masyarakat.
Pendidikan
kesehatan yang diberikan dengan Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3.No.2, Juli 2016
34
metode
dan
media
yang
tepat
berorientasi pada peningkatan derajat
merupakan salah satu faktor yang
kesehatan
mempengaruhi
pertumbuhan
seseorang
untuk
yang
mempengaruhi
dan
perkembangan
tertarik dan mau melakukan anjuran
anak.
yang diberikan. Petugas kesehatan
diberikan
sebagai orang yang berperan dalam
sayang, menerapkan pola disiplin,
memberikan informasi juga sangat
dan keteladanan untuk berperilaku
mempengaruhi keberhasilan program
hidup bersih dan sehat, salah satunya
ini.
kesehatan
adalah kebiasaan mencuci tangan.
tentang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Petugas
menyampaikan
informasi
Pendidikan
kesehatan
dengan
pernah
yang
menggunakan
(2012) bahwa terdapat perbedaan
media yang tepat dapat memberikan
yang signifikan pada perilaku cuci
motivasi kepada anak-anak sehingga
tangan setelah diberikan pendidikan
tertarik dan bersedia mempraktikkan
kesehatan pada anak usia 4-5 tahun.
cara mencuci tangan dengan benar
Oleh
(Notoatmodjo, 2007).
kesehatan
serta
karena
oleh
kasih
cara mencuci tangan dengan sabun benar
dilakukan
penuh
itu,
Apriany
pendidikan
berpengaruh
dalam
Pada usia taman kanak-kanak
menciptakan kreativitas anak untuk
(TK), anak-anak menikmati proses
berperilaku hidup bersih dan sehat
belajar yang menyenangkan dan
melalui kegiatan yang membuat anak
tidak
tertarik,
senang,
terhadap
materi
membosankan.
menjalani
proses
Anak-anak
belajar
sambil
bermain sehingga membuat mereka sangat
antusias,
berani
dan
terfokus
yang
diajarkan
(Siswanto, 2010).
untuk
Penggunaan
media
bertanya, dan tanpa disadari telah
pembelajaran yang tepat adalah salah
mempelajari
satu
banyak
hal
(Rachmawati dan Kurniati, 2010). Pemberian
prinsip
dalam
pemberian
pendidikan kesehatan pada anak usia
pendidikan
TK. Media merupakan alat yang
salah satu
dapat merangsang perhatian, minat,
proses belajar yang sangat penting
pikiran, dan perasaan siswa dalam
bagi kehidupan mereka. Proses ini
proses
kesehatan
merupakan
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3.No.2, Juli 2016
belajar
sehingga
dapat
35
memahami materi yang disampaikan
manusia secara bersamaan. Otak
(Daryanto,
bagian
2012).
Seperti
pada
kanan
menentukan
penelitian yang pernah dilakukan
kecerdasan emosi, kreativitas, dan
oleh Rachmawati (2013) tentang
cita rasa estetis, sedangkan otak
penggunaan media panggung boneka
bagian kiri membantu manusia untuk
dalam pendidikan personal hygiene
berpikir, berhitung, menganalisa, dan
cuci tangan menggunakan sabun di
merinci sesuatu. Selain itu lagu dapat
air mengalir pada siswa sekolah
mengasah daya ingat seseorang,
dasar (SD), diperoleh hasil bahwa
menciptakan
ada
menyenangkan,
perbedaan
pengetahuan
dan
suasana
yang
menghilangkan
ketrampilan sebelum dan sesudah
ketegangan, dan membuat pikiran
menggunakan
selalu
media
panggung
boneka namun dinilai kurang efektif. Hal
ini
disebabkan
siap
untuk
mampu
berkonsentrasi (Wangsa, 2013).
karena
Siswa
TK
lebih
mudah
karakteristik siswa yang berbeda
menyerap materi mencuci tangan
antara dua kelompok perlakuan serta
yang disampaikan melalui syair lagu.
tampilan panggung boneka yang
Mereka lebih berkonsentrasi untuk
masih tradisional sehingga kurang
menikmati
lagu,
menarik bagi siswa. Maka dari itu
kepekaan
terhadap
diperlukan media yang tepat dan
mendengarkan, dan secara tidak
menarik bagi siswa sehingga pesan
sadar
pendidikan
disampaikan secara berulang-ulang.
kesehatan
yang
meningkatkan isi
menghafalkan
syair
Pada
maksimal.
memberikan pendidikan kesehatan
merupakan
atau media
bernyanyi yang
sangat
ini,
yang
disampaikan dapat terserap dengan
Lagu
penelitian
lagu,
penulis
sebanyak tiga kali dalam rentang waktu 14 hari. Rangsangan yang
terjangkau karena dapat dilakukan
diberikan
secara
tanpa menggunakan alat khusus,
berulang
dengan
serta dapat digunakan kapan dan
mereka senang, meningkatkan daya
dimana
tarik terhadap materi yang diajarkan,
saja.
Bernyanyi
dapat
bertahap lagu
dan
membuat
mengaktifkan kedua bagian otak
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3.No.2, Juli 2016
36
dan
menjadi
jembatan
dalam
dihafalkan dan diingat sehingga anak dapat lebih mudah menerapkannya. Guru
mengingat syair lagu tersebut. Menurut AT. Mahmud musik adalah aktivitas kreatif. Seorang anak yang kreatif akan tampak dari rasa
dapat menggunakan lebih dari satu media pembelajaran
untuk
melayani
keberagaman karakter dan tipe belajar siswa. Hal ini dapat meningkatkan minat
ingin tahu, melalui proses imajinasi,
siswa untuk melakukan praktik mencuci
kemudian bersikap ingin mencoba
tangan karena mereka dapat menyerap
dan
materi dengan cara yang sesuai dengan
mengembangkan
apa
yang
disajikan dalam lagu tersebut. Siswa TK berusaha mengekspresikan isi lagu
melalui
tindakan
mencuci
tangan dengan benar seperti yang dicontohkan. Siswa merasa proses
tipe belajar mereka. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media lagu terhadap praktik mencuci tangan.
belajar ini sebagai hiburan yang
Beberapa saran dari penelitian ini
dan
adalah tiap sekolah diharapkan dapat
ditirukan tanpa sengaja. Oleh karena
menyediakan dan meningkatkan fasilitas
menarik
untuk
dinikmati
itu, lagu menjadi media yang dapat memberdayakan dan mencerdaskan anak. Lagu memiliki pengaruh yang
kebersihan bagi siswa seperti air bersih, tempat
cuci
tangan,
sabun
untuk
mendukung kebiasaan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu guru seorang
besar terhadap perkembangan anak,
guru dapat menggunakan berbagai inovasi
sehingga anak berusaha menerapkan
media pembelajaran untuk menyampaikan
materi dalam lagu dan menjadi
informasi kepada anak-anak TK terutama
kebiasaan
yang berhubungan dengan kesehatan agar
untuk
rajin
mencuci
tangan (Rachmawati dan Kurniati,
khususnya dan masyarakat pada umumnya
2010).
diharapkan Berdasarkan
tersebut
maka
menggunakan menyampaikan kepada
dapat Kemudian bagi para siswa pada
hasil
seorang media
penelitian guru
lagu
informasi
anak-anak.
Guru
dapat untuk
kesehatan dapat
memodifikasi
syair
lagu
dengan
menggunakan
irama
yang
mudah
mencuci
menyadari tangan
dan
pentingnya melakukannya
sebagai suatu kebiasaan yang harus selalu diterapkan untuk menjaga kebersihan diri. REFERENSI Anitah, S. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3.No.2, Juli 2016
37
Apriany, D. 2012. Perbedaan Perilaku Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing). Vol.7. no. 2 Dahlan M.S., 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta : Salemba Medika Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera Depkes RI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal: Asuhan Esensial, Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Bakti Husada __________, 2013. HCTPS 2013: Tanganku Bersih Hidupku Sehat. www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 20 Desember 2013 pukul 05.30 WIB
Fajar I., et al, 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu pp : 27-8, 127 Machfoedz, I dan Suryani, E. 2008. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.
Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Prawira, A.E. 2013. Sejak Dini, Sebaiknya Anak Sudah Diajari Cuci Tangan Pakai Sabun. www.liputan6.com. Diakses pada tanggal 20 Desember 2013 pukul 05.40 WIB Rachmawati, R.D. 2013. Penggunaan Media Panggung Boneka dalam Pendidikan Personal Hygiene Cuci Tangan Menggunakan Sabun di Air Mengalir. Jurnal Promosi Kesehatan. Vol 1. No.1. Halaman 1-9 Rachmawati, Y dan Kurniati, E. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman KanakKanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Siswanto, H. 2010. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Taufiqurrahman M.A., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009. www.jkn.kemkes.go.id. Diakses pada tanggal 24 Desember 2013 pukul 05.40 WIB Wangsa, T.H.W. 2013. Mukjizat Musik: Terapi Jitu Kecerdasan Anak Melalui Musik. Yogyakarta: Lintang Aksara Yus, A. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Jurnal Keperawatan Intan Husada Vol.3.No.2, Juli 2016
38