PENGARUH PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SHALAT (Studi Kasus Pada Anak-Anak Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh AJI ABIDIN NIM 111 11 026
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Jika kamu bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, maka kesungguhan itu untuk kebaikanmu sendiri”
vi
PERSEMBAHAN Skripsi Ini Penulis Persembahkan Untuk: 1. Kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda M. Kirom dan Ibunda Siti Fatimah yang karena segala limpahan kasih sayang, pengorbanan dan doanya penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Semoga Allah swt selalu dan akan selalu melimpahkan rahmat, kasih sayang, dan kucuran karunia kesehatan bagi beliau berdua. 2. Kakak Erna Fatmawati, adik Ali Mujahidin, dan teman spesialku yang telah banyak berkorban untuk kelancaran studi penulis. 3. Dr. M. Zulfa, M.Ag. yang membimbing dan memotifasi penulis dengan sabar dari bangku studi sampai terselesaikannya skripsi ini. 4. Seluruh dosen di IAIN Salatiga yang telah memberika hikmah dan pengajaran, motifasi dan apresiai, sehingga penulis selalu bersemangat untuk terus maju dan berkembang, semoga Allah membalas segala amal dan menjadikannya ladang ilmin tuntafa’u bihyang terus mengalir dan menyebar. Sehat dan panjang umur untuk beliau semua. 5. Semua guruku yang mendidik dan mengajarkanku tentang pentingnya ilmu dan arti hidup. 6. Keluarga besar dan sahabat di BIRO TAZKIA, teruskan karya yang bermanfaat, di manapun dan kapanpun.
7. Teman, rekan, sahabat selama studi di IAIN Salatiga semua angkatan, terkhusus angkatan 2011, dan semua yang rekan yang mendukung dan memberikan kontribusi yang berarti bagi proses studi penulis selama ini.
vii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Srata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Tak lupa sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan, tetapi dengan rahmat-Nya dan perjuangan penulis serta bantuan berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih atas segala nasehat, bimbingan, dukungan, dan bantuannya kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. 3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga. 4. Bapak Dr. M. Zulfa, M. Ag. selaku pembimbing skripsi sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan sumbangan pemikiran terbaiknya dalam masa bimbingan hingga selesainya penulisan skripsi ini.
viii
ix
ABSTRAK Abidin, Aji 2015. 11111026. Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat (Studi Kasus Pada Anak-Anak Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015). Pembimbing: Dr. H. M. Zulfa M.Ag. Kata kunci: Keagamaan Islam, ibadah shalat anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) pembinaan keagamaan Islam di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang Kab. Semarang Tahun 2015, 2) pengamalan ibadah shalat di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang Kab.Semarang Tahun 2015, 3) Ada tidaknya Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Anak (Studi Kasus Pada Anak-Anak Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015). Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, angket, dan dokumentasi. Yang menjadi subjek penelitian adalah anak yaitu 30 orang, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik random sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik, dengan menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015). Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket dari pembinaan keagamaan Islam yang memperoleh kategori tinggi mencapai 80%, kategori sedang 20% dan kategori rendah 0%. Sedangkan hasil untuk pengamalan ibadah shalat anak yang memperoleh kategori tinggi mencapai 13,33%, kategori sedang mencapai 70% dan kategori rendah 16,67%. Dari analisis yang telah dilakukan secara sistematik diperoleh hasil akhirya itu hasil rhitung (rh) sebesar 0,609 berada di atas rtabel (rt) pada taraf signifikan 5% yaitu 0,361 dengan N = 30. Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara pengaruh pembinaan keagamaan Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima atau dibuktikan. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi civitas akademik IAIN Salatiga agar lebih meningkatkan kedisiplinan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. v HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................ viii ABSTRAK .................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ .. 6 D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7 F. Definisi Operasional ...................................................................... 8 G. Metode Penelitian ....................................................................... .. 11 H. Sistematika Penulisan ................................................................. .. 16
xi
BAB II : LANDASAN TEORI 1. Pembinaan Keagamaan Islam .......................................................
18
a. Keagamaan Islam ...................................................................
18
b. Pembinaan ………………………………………..................
19
2. Bentuk-bentuk Pembinaan Keagamaan Islam ...............................
20
a. Agama Sebagai Kebutuhan Psykhis Yang Perlu Dipenuhi......
20
1. Rasa Kasih Sayang ................................................ 2. Rasa Aman ............................................................. 3. Rasa Harga Diri ..................................................... 4. Rasa Bebas ........................................................... 5. Rasa Ingin Mengenal ............................................. 6. Rasa Sukses........................................................... b. Pengetahuan Agama Akan Bahaya .......................................... 3. Pengamalan Ibadah Shalat ...........................................................
21 22 23 24 25 25 26 30
1. Pengertian................................................................................... 30 2. Kedudukan shalat ....................................................................
33
a. Fungsi Shalat .....................................................................
34
b. Shalat Jamaah ....................................................................
37
c. Shalat Khusyuk .................................................................
39
d. Shalat Wajib Tepat Waktu ................................................
39
4. Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat .............................................................................
41
BAB III : LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Objek penelitian ........................................................... 43 1. Letak Geografis ......................................................................... 43 2. Monografis ................................................................................ 44
xii
B. Penyajian Data ...........................................................................
47
1. Daftar Nama Responden .......................................................
49
2. Hasil Jawaban Angket Pembinaan Keagamaan Islam ...........
50
3. Hasil Jawaban Rating Scala Pengamalan Ibadah Shalat Anak
52
BAB IV :ANALISA DATA A. Analisis Pertama .........................................................................
56
B. Analisis Kedua ............................................................................
63
C. Analisis Ketiga ............................................................................
70
D. Analisis Lanjutan .......................................................................
74
BAB V :PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................
76
B. Saran ........................................................................................
78
C. Penutup ......................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Tabel Mata Pencaharian Penduduk
Tabel 2
: Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3
: Jumlah Sarana dan Prasarana
Tabel 4
: Daftar Nama Responden
Tabel 5
: Jawaban Angket Tentang Pembinaan Keagamaan Islam
Tabel 6
: Jawaban Rating Scala Tentang Pengamalan Ibadah Shalat Anak
Tabel 7
: Daftar Nilai Hasil Observasi Dalam Daftar Pembinaan Keagamaan Islam
Tabel 8
: Daftar Tentang Distribusi Frekuensi Jawaban Pembinaan Keagamaan Islam
Tabel 9
: Distribusi Frekuensi Pembinaan Keagamaan Islam
Tabel 10
: Daftar Nilai Hasil Obsevasi Dalam Daftar Rating Scala Pengamalan Ibadah Shalat Anak
Tabel 11
: Daftar Tentang Distribusi Frekuensi Jawaban Pengamalan Ibadah Shalat Anak
Tabel 12
: Distribusi Frekuensi Pengamaln Ibadah Shalat Anak
Tabel 13
: Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Dengan Pengamalan Ibadah Shalat Anak
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup Nota Pembimbing Skripsi Angket Izin Penelitian Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lembar Konsultasi Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif Surat Keterangan Kegiatan Tabel Nilai Korelasi
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah Shalat adalah ibadah yang tidak akan pernah hilang dari napas kehidupan
setiap
mukmin,
dalam
kondisi
bagaimana,
kapan
dan
dimanapun.Sejauh itu pula kewajiban shalat tetap berlaku.Tentu saja berlakunya kewajiban ini sesuai dengan syariat.Yaitu orang beriman yang dikenai kewajiban disini adalah yang baligh, berakal, dan tidak ada udzur. Shalat adalah rukun Islam paling utama yang melatih menaklukkan akal, dan islam menetapkan batas-batas penaklukannya sehingga dapat memelihara akal, dan Islam mengamankan akal dengan batas-batas yang di tetapkanya (Bahnasi, 2004:97). Orang yang Shalat, utamanya, akan memperoleh ketenangan jiwa karena hubunganya dengan Allah yang langgeng dalam shalatnya. Maka, pada saat – saat terakhir hidupnya, dia akan tenang karena jawaban atas soal pertama yang ditanyakan kepadanya pada saat diperjalanan kehidupan akhirat. Rasulullah Saw. Bersabda, “ Amal yang akan dihisab pertama kali kepada seorang hamba adalah Shalat. Jika Shalatnya rusak, rusaklah seluruh perbuatanya”. Rasulullah Saw juga bersabda, “ Kunci Surga adalah Shalat” (Bahnasi, 2004:71). Anak adalah amanah Allah SWT bagi kedua orang tuanya. Yang merupakan buah hati bagi orang tua dalam sebuah keluarga sekaligus sebagai suatu generasi yang akan meneruskan perjuangan orang tua dalam keluarga.
xvi
Setiap orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar di dalam mendidik dan membentuk anak agar masa depan anak menjadi generasi yang baik dan bermanfaat bagi keluarga, bangsa dan negara. Orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam pembentukan pribadi anak, karena kegagalan anak merupakan sebuah kekecewaan pada diri orang tuasendiri, tetapi jika anak berhasil itu merupakan
sebuah
kebanggaan
bagi
orangtua.
Orang
tua
harus
memperkenalkan dan memperlihatkan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh anak sejak dini, sehingga pada waktunya nanti, ketika anak tersebut sudah terkena kewajiban untuk melaksanakan sesuatu - dalam hal ini ibadahia sudah terbiasa melakukannya tanpa ada rasa beban dan tanpa harus ada paksaan. Orang tua mempunyai kewajiban untuk membina dan membimbing anak-anaknya dalam hal agama.Sudah selayaknya orang tua mencontohkan bahkan mengajak anaknya untuk melaksanakan ibadah. Setiap masuk waktu shalat, orang tua semestinya mengajak anaknya untuk shalat berjama'ah, sehingga jika dilakukan terus-menerus anak akan benar-benar terbiasa melakukannya sampai ia dewasa bahkan sampai ia meninggal. Setiap keluarga muslim dituntut adanya rasa tanggung jawab atas keagamaan anaknya sesuai firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6:
xvii
َُ برَة َُ ٌَّاَّقُْدَُُبَٱل َ ٌََُٰٓأٌَُّ َِبٱلَّذٌِيَََ َءا َهٌُْاَْقُ َْٰٓاَْأًَف َ بسَ ََّ ۡٱل ِح َج َ َّأ َ ُۡ ِلٍ ُك ۡنًَ َٗبر َ س ُك ۡن َٰٓ ََّ ٌَ ۡف َعلُْىَ َ َهب ََّ َ َصْى ُ ۡد َََّّل َ ٌَعٞ ظ َ ِشدَاٞ علَ ٍۡ َِب َ َهلَئِ َكتٌ َ ِغ ََل َ َ ٱّللَ َ َهب َٰٓ َأ َ َه َز ُُ ۡن َ٦َ ٌَُ ۡؤ َه ُزّى Artinya :Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasa, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Anak membutuhkan pendidikan khususnya agama pendidikan di lingkungan keluarga. Pendidikan agama merupakan pendidikan dasar yang diberikan ketika anak masih kecil ketika pribadinya masih mudah dapat dibentuk (Nasution, 1995 : 443). Dalam keluarga pendidikan agama sangatlah penting diajarkan sejak masa kecil, bukan hanya sekedar mengajarkan pengetahuan agama tetapi ditujukan kepada anak seutuhnya.Mulai dari pembinaan sikap pribadinya sampai kepembinaan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran agama. Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya terjadi melalui pengalaman sejak kecil.Pendidik atau pembina pertama adalah orang tua, kemudian guru (Daradjat, 1970: 62). Dalam keluarga, orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama bagi anak, dan tokoh yang diidentifikasi atau ditiru anak, maka setidaknya dia memiliki
xviii
kepribadian yang baik atau berakhlakul karimah (akhlak yang mulia) mengingat pentingnya akan arti pendidikan di dalam keluarga maka seluruh komponen pendidikan yang meliputi orang tua, guru waktu di sekolah serta lingkungan masyarakat sekitar. Pada dasarnya pelajaran agama Islam membekali anak agar memiliki pengetahuan lengkap tentang ajaran Islam dan mampu mengaplikasikannya dalam bentuk ibadah kepada Allah.Dengan demikian anak dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran Islam sesuai dengan ibadah yang dipraktekkan dan diajarkan Rasulullah SAW. Di zaman sekarang ini kita dapat melihat banyak sekali fenomena tentang perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang disyariatkan sehingga anak memiliki jiwa yang pemberontak, penentang, sulit diatur, bertindak/berbuatamoral yang dapat merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Perbuatan yang dilakukan anak karena pengaruh pola didik anak yang salah dan kurang tepat di sebuah keluarga.Sehingga anak tidak memiliki akhlak yang baik sesuai dengan syariat Islam yang diajarkan oleh Rasulullah walaupun sosial juga memegang peranan yang penting alam membentuk anak agar menjadi anak yang baik.Akan tetapi pada intinya perilaku dan tindakan anak itu tergantung pada pola didik di lingkungan keluarga.Jadi, pola asuh dan pola didik di lingkungan memegang peranan yang sangat penting di dalam membentuk karakter
xix
agar menjadi anak yang baik, berakhlakul karimah, berguna bagi nusa, bangsa dan negara. Dengan memperhatikan pentingnya pendidikan agama dan problematika yang muncul, dalam hal ini penulis melakukan penelitian pada keluarga petani karena mempunyai kesibukan dalam mencari nafkah untuk keluarganya.Bila dilihat dari waktu bekerjanya, keluarga petani yang sebagian waktunya dihabiskan di sawah atau ladang.Mereka mulai berangkat ke sawah atau ladang dari pagi sampai siang kemudian dilanjutkan sampai sore hari baru pulang ke rumah. Bahwa
dengan
adanya
kesibukan
orang tua
yang lebih
mengutamakan pekerjaannnya, maka anak kurang mendapat kasih sayang, perhatian, arahan, dan bimbingan keagamaan dari orang tuanya. Berdasarkan masalah di atas, maka penulis ingin mengadakan penelitian yang berjudul “PENGARUH PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SHALAT ANAK (Studi Kasus Pada Keluarga Petani di Dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2015)”.
B. Rumusan masalah
xx
Dalam kaitannya dengan judul yang penulis kemukakan diatas, maka disini ada beberapa pokok permasalahan yaitu: 1. Bagaimana pembinaan keagamaan IslamdiDusun KerepDesa Jombor, Kecamatan Tuntang,Kab. Semarang pada tahun 2015? 2. Bagaimana pengamalan ibadah shalat anak di Dusun KerepDesa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2015? 3. Adakah pengaruh pembinaan keagamaan Islam terhadap ibadah shalat anak di Dusun KerepDesa Jombor, Kecamatan Tuntang,Kab. Semarang pada tahun 2015?
C. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui pembinaan keagamaan Islam di Dusun KerepDesa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2015. 2. Untuk mengetahui pengamalan ibadah shalat anak
diDusun
KerepDesa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun2015. 3. Untukmengetahui pengaruhpembinaan keagamaan Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak di Dusun Kerep Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2015.
D. Hipotesis Penelitian
xxi
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1998:67).Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pembinaan keagamaan Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak di Dusun Kerep DesaJombor, kecamatan Tuntang, kab.Semarang Tahun2015.
E. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritik maupun secara praktik. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Manfaat teorietis Secara teorietis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam khasanah keilmuwan khususnya yang berkaitan dengan pembinaan keagamaan Islam dan pengamalan ibadah shalat anak. b. Manfaat praktik Secara praktik penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan masyarakat mengenai pembinaan keagamaan Islam, perhatian orang tua, bimbingan orang tua membimbing anaknya.
F. Definisi Operasional
xxii
dalam
Agar tidak terjadi berbagai interpretasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan penelitian ini, perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu:
1. Pengaruh Yaitu sesuatu yang diberikan atau diperoleh satu pihak ke pihak lain sehingga dapat mengubah tindakan. 2. Pembinaan Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” yang bisa diartikan membangun, mengusahakan supaya lebih baik. Secara luasnya yaitu pembinaan yaitu proses pembuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:152) 3. Keagamaan Keagamaan berasal dari kata “agama” diberi awalan “ke” dan akhiran “an” sehingga memiliki arti segala sesuatu yang mengenai agama (Poerwadarminto, 2006:11). 4. Islam Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan kedunia melalui wahyu Allah SWT (Syafaat dkk, 2008:15).
xxiii
Jadi pembinaan keagamaan Islam dapat diartikan usaha sadar melakukan kegiatan pembinaan, pengajaran maupun latiahan yang berhubungan dengan agama, sehingga mendorong peserta menghayati kebenaran Tuhan dan menjalankan agamanya (agama Islam) secara baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Adapun indikator pembinaan keagamaan islam antara lain: 1) Pembinaan aqidah a) Membina anak agar terbiasa mengucapkan kalimatkalimat tauhid. b) Membina anak agar selalu berdo’a sehabis shalat. 2) Pembinaan fiqih a) Membina anak agar aktif shalat lima waktu. b) Membina anak agar shalat lima waktu secara berjamaah. c) Membina anak agar melaksanakan shalat sunat. 3) Pembinaan akhlak a) Menanamkan kebiasaan anak berperilaku saling menghormati, menghargai terhadap orang lain. b) Membina anak untuk hidup susila terhadap sesama makhluk Tuhan. c) Membina anak untuk bersikap jujur, hemat, dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
xxiv
5. Pengamalan Pengamalan
yaitu
proses,
cara,
perbuatan
mengamalkan,
melaksanakan perbuatan, menunaikan kewajiban / tugas (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:34) Amal yang dimaksud penulis adalah perbuatan manusia terhadap sang pencipta. Kata amal mendapat kata imbuhan pe-anyang mengandung arti kata kerja, dari amal menjadi pengamalan, sehingga pengamalan di sini adalah perbutan manusia dalam lingkup mengerjakan shalat. 6. Ibadah Ibadah (beribadah) adalah: Setiap amal yang baik (mulia) yang dilakukan dalam rangka mentaati Allah SWT serta mengharapkan ridho-Nya (Khalil, 2006:1). 7. Shalat Shalat secara bahasa berarti do’a. Sedangkan menurut istilah syara’ shalat adalah ibadah yang terdiri dari beberapa perbuatan dan perkataan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat serta rukun yang ditentukan oleh syara’(Mujieb, 1994:313). Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, dalan penelitian ini merupakan anak yang masih sekolah kelas 5 hingga kelas 7 sekolah dasar.Karena pada dasarnya pendidikan agama atau pembinaan agama dilakukan sejak masih kecil.
xxv
Indikator pengamalan ibadah shalat anak adalah: 1) Anak melaksanakan shalat lima waktu 2) Anak dapat melaksanakan shalat sunah 3) Anak melaksanakan shalat dengan tepat waktu 4) Anak melaksanakan shalat pada waktunya 5) Anak melakukan shalat berjama’ah di masjid atau mushola 6) Anak melakukan shalat dengan orang tua 7) Anak melakukan shalat dengan khusyu’ 8) Anak berdo’a setelah melaksnakan shalat
G. Metode Penelitian Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami sesuatu objek (Soeharto, 1989:141). Sementara penelitian menurut California adalah suatu teknik pengukuran secara sistematis yang diperhalus dengan menggunakan perkakas-perkakas khusus, alat-alat dan prosedurprosedur, dalam rangka usaha mencapai pemecahan suatu problem secara lebih baik dari pada yang dicapai dengan alat-alat biasa (Kasiram, 2008:36).
1. Pendekatan dan rancangan penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dikarenakan peneliti hanya mengumpulkan data sebanyak - banyaknya
xxvi
mengenai faktor-faktor pendukung antar variabel, kemudian dianalisis untuk menemukan peranan antar variabel.
2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Dusun Kerep, Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.Menurut peneliti terdapat sesuatu yang menarik untuk diteliti yaitu tentang pembinaan keagamaan Islam dan pengamalan ibadah shalat anak.
3. Populasi Populasi
adalah
keseluruhan
subyek
penelitian
(Arikunto,
2006:130).Populasi dalam penelitian ini diambil dari orang tua dananak
di
dusun
kerep,
desa
jombor
kecamatan
tuntang,
kab.Semarang tahun 2015 yang berjumlah 2 RT, kemudian diambil secara random samplingyaitu pengambilan sampel secara acak. Dari jumlah kelurga di dusun kerep yang berjumlah 230 keluarga, peneliti mengambil sebanyak 30 anak.
4. Sampel dan teknik pengambilan sampel Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki. (Arikunto, 2006:131). Adapun teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak.Dalam
xxvii
penelitian ini peneliti mengambil sampel darianak karena peneliti ingin mengetahui pembinaan orang tua dan pengamalan ibadah shalat anak.
5. Teknik Pengumpulan Data Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data diperoleh, sedangkan data adalah hasil dari penelitian yang diperoleh melalui subyek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Observasi Pada awalnya peneliti melakukan observasi deskriptif dalam tahap eksplorasi umum. Kemudian dilanjutkan observasi berfokus pada anak-anak keluaraga petani yng umur 11-14 .Observasi deskriptif dan disempurnakan dengan observasi terseleksi untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menganalisis.Metode ini penulis gunakan dalam pengumpulan data lapangan yang berupa keadaan fisik dan lainnya yang terdapat di Dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. b. Angket (kuesioner) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya( Sugiyono, 2011: 142). Angket yang digunakan adalah angket tertutup, jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawaban sudah
xxviii
disediakan sehingga responden tinggal menyilang jawaban yang sudah tersedia dalam angket.Tujuan dari penggunaan ini untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau halhal yang diketahuinya. Metode ini berhubungan dengan cara orang tua dalam memberikan pembinaan keagamaan Islam pada anak dan pengamalan ibadah shalat di Dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2015. c. Dokumentasi Menurut Arikunto (2010:201) mengatakan bahwa dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi data monografi tentang anak-anak di Dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
6. Analisis Data Dilakukan dengan menggunakan metode statistika tergantung pada skala pengukuran variabel karena beberapa prosedur analisis hanya cocok untuk skala pengukuran tertentu. Untuk meganalisis data adalah sebagai berikut : a. Analisis pertama Pada tahap ini digunakan penghitungan awal untuk tujuan penelitian yang pertama dan kedua maka penulis menggunakan prosentase. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
xxix
Keterangan :
P
Keterangan: P
= Angka persentase
F
= Frekuensi yang sedang di cari prosentasinya
N
= Jumlah anak petani.
100%
= Bilangan konstan
b. Analisis kedua Dalam meneliti subjek penelitian, penulis membagi kedalam dua variabel yaitu pembinaan keagamaan Islam dan pengamalan ibadah shalat anak,maka penulis menggunakan rumus korelasi productmoment. Adapun rumusnya sebagai berikut:
(
= √
(
)( )
) (
xxx
)
Keterangan : = koefisien korelasi antara X dan Y XY
= Produk dari X kali Y
X
= Variabel skor 1
Y
= Variabel skor 2
N
= Jumlah responden
H. sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan hasil yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, defiisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan pembahasan teori tentang pembinaan keagamaan Islam dan pengamalan ibadah shalat. Pada bab ini dijabarkan tentang pengertian pembinaan keagamaan Islam serta bentuk-bentu dan fungsi pembinaan keagamaan Islam. Selain itu juga akan diuraikan tentang pengertian Pengertian pengamalan ibadah shalat anak, dan berbagai macam bentuk pengamalan ibadah shalat.
xxxi
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang berupa gambaran lokasi penelitian dan penyajian hasil jawaban angket yang diberikan BAB IV ANALISIS DATA Bab ini membahas analisa data yang meliputi analisis pendahuluan, analisis uji hipotensis, dan pembahasan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang penutup yang berisikan kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.
xxxii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembinaan Keagamaan Islam 1. Keagamaan Islam Sebagaimana telah diuaraikan dalam bab pendahuluan bahwa Keagamaan berasal dari kata “agama” diberi awalan “ke” dan akhiran “an” sehingga memiliki arti segala sesuatu yang mengenai agama (Poerwadarminto, 2006:11). Sementara itu, pengertian agama dalam kamus besar bahasa Indonesiayaitu: “Kepercayaan kepada Tuhan (dewa, dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban kewajiban yang bertalian dengan kepercayan itu” (syafaa dkk, 2008:12) Keagamaan berasal dari kata agama yaitu kebutuhan jiwa (psikis)manusia yang mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan,dan cara menghadapi tiap-tiap masalah (Daradjat, 1975:47). Menurut Syaifuddin Anshari, keagamaan adalah suatu sistem credo(tata keyakinan) atas adanya yang mutlak itu, serta sistem norma (tatakaidah) yang mengatur dengan hubungan manusia dengan manusia dan alamlainnya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan yangdimaksud (Anshari, 1980:33).
xxxiii
Sedangkan pengertian Islam adalah agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW, yang berpedoman kitab suci Al-Qur‟an yang diturunkan kedunia melalui wahyu Allah SWT (Syafaat dkk, 2008:15). 2. Pembinaan Pembinaan berarti “pembaharuan atau penyempurnaan” dan “usaha” tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.Menurut Hendiyat Soetopo dan Westy Soemanto. Pembinaan adalah menunjuk pada suatu kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada (Syafaat dkk, 2008: 152-153). Dari penjelasan diatas pembinaan keagamaan islam adalah suatu proses cara atau usaha yang dilakukan dalam membangun atau membina tentang nilai-nilai agama yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan pedoman Al-Qur’an dan hadist. Seseorang yang menyempurnakan sesuai dengan pendoman Al-Qur’an maka peraturan yang bersumber dari Allah Swt, baik hubungan manusia dengan Sang Pencipta hubungan antar sesamanya, demi untuk mengharapkan ridho Allah Swt. Untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akirat. Dengan pembinaan keagamaan islam seseorang akan mendapatkan ajaran yang terkait dengan nilai-nilai keagamaan islam yang baik dan sempurna.
xxxiv
B. Bentuk-bentukPembinaan Keagamaan Islam Berbicara tentang pentingnya agama dalam kehidupan manusia, kita perlu menganalisanya secara ilmiah, dalam hal ini kita akan meninjau dan membagi masalah kepada: a. Agama Sebagai Kebutuhan Psykis Yang Perlu Dipenuhi Kalau kita perhatikan sejarah perkembangan manusia ini dari zaman purbakala, zaman primitif, sampai sekarang, abad atom, dan nuklir ini, akan kita dapati bahwa semua generasi manusia yang hidup dizaman apa saja, tentu mempunyai sesuatu yang dianggapnya berkuasa, bahkan kita lihat mereka itu mencari-cari sesuatu yang dianggapnya paling berkuasa, yang dinamakan Tuhan. Dalam semua kepercayaan dan mecam-macam agama itu terdapat satu faktor yang sama yaitu: Tuhan adalah lembang dari kekuasaan, yaitu suatu yang mempunyai kekuasaan yang hebat, lebih dari kekuasaan yang pernah dikenal oleh manusia di zamannya. Dari kesehatan mental, akan dapatlah kita uaraikan beberapa hal yang berhubungan dengan itu. Setelah melalui pengalamanpengalaman yang banyak dengan pasien-pasien diklinik jiwa, maka ahli-ahli jiwa berpendapat, bahwa tindakan-tindakan dan tingkah lakumanusia bermacam-macam itu dikendalakan oleh kebutuhankebutuhan yang selalu mendorongnya supaya mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sebelum kebutuhan itu terpenuhi, manusia akan tetap bergerak dan berusaha untuk mencapai keinginan
xxxv
(kebutuhan itu). kebutuhan-kebutuhan yang bermacam itu berbeda dari satu orang ke lain orang, menurut pengalaman, pendidikan, dan lingkungannya masing-masing. Akan tetapi dalam keragaman dan perbedaan kebutuhankebutuha jiwa manusia yang banyak itu, ada juga kebutuhan jiwa yang dirasakan oleh tiap-tiap orang. Baik ia sebagai orang kecil, besar, tua, muda, kaya, miskin, maupun sehat atau terganggu kesehatan mentalnya, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang akan mendorong serta mengendalikan perbuatan dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan kebutuhan tersebut antara lain: 1) Rasa Kasih Sayang Merasa bahwa kita disayangi dan dicintai orang, akanmembawa rasa bahagia. Tandanya bahwa kita dicintai orang antara lain kita diperhatikan orang, dihargai dan ditolong apabila kita mengalami kesusahan. Maka orang yang merasa dicintai oleh orang banyak itu, akan merasa cinta pula kepada orang pada umumnya, hidupnya tenang, karena ia tidak merasa dibenci atau dimusuhi. Tapi bagi orang yang merasa tidak dicintai orang, hidupnya akan penuh kecurigaan, ia akan curiga pada setiap tindakan orang, baik tindakan-tindakan orang itu terlihat merugikan maupun menguntungkan. Maka dalam kesepian atau kehialangan kecintaan orang lain, manusia akan merasakan gelisah, sedih, bahkan mungkin terganggu kesehatan jiwanya. Dalam keadaan seperti ini dia akan membutuhkan
xxxvi
seorang yang berkuasa, yang cinta kepadanya untuk mengimbangi kecintaan orang banyak yang telah hilang. Bagi orang yang telah mempunyai kepercayaan kepada Tuhan, persoalan itu akan mudah, karena dalam agama, Tuhan tetap Maha Kuasa dan Maha Pengasih. Itulah sebabnya, maka dalam Islam orang dianjurkan membaca bismillah, setiap memulai pekerjaan, untuk mengingatkan kepada dirinya, bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang. Disinilah kita bisa lihat orang-orang yang tidak lagi mempunyai kekuasaan atau yang merasa tidak dicintai orang lain, mulai mencari Tuhan dan mengabdi kepada-Nya. 2) Rasa Aman Rasa amanpun atau kebutuhan jiwa yang paling penting dalam kehidupan manusia. Setiap orang ingin merasakan bahwa hidupnya ini tidak dirongrong oleh apa saja. Orang ingin merasa bahwa tidak ada ancaman apapun terhadap dirinya. Kebutuhan rasa aman itulah yang mendorong orang untuk mencari rezeki sekuat tenaga, kendatipun hartanya sudah banyak dan sudah mencukupi hidupnya sekarang, tetapi ia ingin supaya hari tuanya terjamin, bahkan ingin supaya dapat dijamin pula kehidupan yang wajar dan baik bagi anak cucunya dikemudian hari. Jika ditinjau dari segi psychology, kita akan melihat betapa gelisahnya orangyang merasa tidak aman, dan rasa aman itu betul-betul dibutuhkan dalam hidup, bahkan dalam kehidupan sesudah mati nantiternyata bahwa rasa aman itu memanag sangat dibutuhkan sejak manusia mengenal sejarah.
xxxvii
Disinilah peranan agama yang sangat penting, ajaran agama memberiakan jalan kepada manusia untuk mencapai rasa aman rasa tidak takut/cemas menghadapi hidup ini.Ajaran-ajaran agama menunjukan caracara yang harus dilakukan dan menjelaskan pula hal-hal yang harus ditinggalkan, supaya kita dapat mencapai rasa aman selama hidup ini dan selanjutnya diajarkan pula bagaimana mempersiapkan diri dengan perbuatan-perbuatan baik dan menjauhi tindakan-tindakan yang yang mengganggu kesenangan orang lain, supaya rasa aman nanti dialam yang kedua tetap terjamin. Percaya akan adanya Tuhan dan bahwa kekuasaan Tuhan itu melibihi kekuasaan apapun didunia ini, memberi rasa aman kepada orang yang percaya, bahwa Tuhan itu akan melindunginya dari segala bahaya, karena Tuhan itu Maha Penyayang dan Pengasih. Inilah sebabnya, maka orang yang percaya kepada Tuhan terlihat tenang, tentram dan tidak merasa takut karena ia merasa, bahwa ada Tuhan yang Maha Kuasa yang melindunginya. 3) Rasa Harga Diri Rasa harga diripun adalah diantara kebutuhan jiwa yang sering mendorong orang untuk berbuat nekat dan kejam kepada orang yang menyebabkan kurangnya rasa harga dirinya. Jika orang yang meras tidak dihargai itu, tidak percaya kepada Tuhan, maka tidak akan ada jalan yang terbuka baginya untuk mengadakan kompensasi, semua yang dilihat dan dipercayainya hanya alam riil yang dilihatnya, sedangkan alam riil yang terdiri dari benda dan masyarakat itu tidak dapat memberikan kepuasan
xxxviii
dan penghargaan kepada dirinya.Makaia akan mudah dipengaruhi dan digerakkan untuk berbuat kejam dan merusak kesenangan orang lain. Akan tetapi, bagi orang yang percaya kepada Tuhan, ia mersa bahwa dirinya dekat kepada Tuhan, karena itu dengan sendirinya ia tidak akan kehilangan rasa harga diri, sebab ia berada dekat kepada yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi. Kurangnya penghargaan orang lain tidak akan banyak menyusahkan fikirannya yang penting baginya,supaya ia selalu dapat memelihara perhatian Tuhan, maka ia akan mencari kepuasan dengan berserah diri kepada Tuhan. 4) Rasa Bebas Memang tepat sekali apa yang dimuat didalam piagam hak-hak azazi manusia (human rihgts) dimana dicantumkan, bahwa salah satu hak yang pokok bagi manusia adalah kebebasan, karena setiap orang, harus diberi kebebasan, kalau tidak, akan timbulah tantangan terhadap orang yang memperkosa kebebasan itu. Rasa bebas inipun termasuk kebutuhan pokok, yang andai kata oleh karena hukum yang berlaku atau oleh yang berkuasa dalam negeri,orang terpaksa menekan rasa ingin bebasnya, terutama dalam mengeluarkan pendapat. Maka bagi orang yang mempunyai kepercayaan kepada Tuhan akan dapatlah ia mengaduakan perasaannya itu kepada Tuhan, ia dapat berkata-kata langsung kepada Tuhan dalam sembahyang dan doa’nya, dia merasa bebas berbicara dengan yang paling berkuasa yaitu Tuahan.
xxxix
5) Rasa Ingin Mengenal Setiap orang tak mau tinggal diam saja, ketika berhadapan dengan hal-hal yang samar. Ia ingin tahu dan berusaha mempelajari sampai terjawab semua hal yang menjadi keraguan terhadap jiwanya. Kebutuhan akanmengenal itulah yang membawa kemajuan, yang mendorong orang untuk mempelajari segala sesuatu yang bertemu dalam hidupnya, itulah yang mendorong ahli-ahli mahasiswa-mahasiswa, untuk membuat research(penelitian-penelitian ilmiah) supaya terjawab semua yang diragukan (samar). Dalam hal ini, kepercayaan akan kebijaksanaan dan kekuasaan Tuhan dibutuhkan, supaya orang yang bisa merasa tenang dan tentram. Ia tidak akan menyebabkan kesehatan mentalnya terganggu, kalau banyak dari perhitungannya secara logika, yang membawa kepada kegagalan. Dan ia tidak pula akan menimbulkan kesalahan kepada orang lain. 6) Rasa Sukses Setiap kegagalan membawa kepada rasa tidak enak, baik kegagalan itu mengenai hal-hal yang kecil dan remeh terlihatnya. Misalnya kegagalan dalam hidup sehari-hari, baik dalam keluarga, dalam dinas maupun dalam masyarakat. Kegagalan yang berulang-ulang itu akan membawa oang kepada rasa pessimis dan putus asa, perasaan putus asa itu akan membawa kepada hilangnya ketenangan jiwa dan hilangnya pula rasa bahagia.
xl
Maka hendaklah setiap langkah dan usaha yang dilakukan menimbulkan rasa, bahwa kita tidak gagal, kendatipun terlihatnya gagal, tetapi jadikanlah kegagalan itu pelajaran untuk mendapati sukses. Sukses akanmendorong kita untuk bekerja lebih giat dan akan membawa pada sukses yang lain. Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, akan lebih mudah baginya menghadapi kegagalan dari pada orang yang tidak bertuhan. Karena tugas orang yang bertuhan lebih ringan, ia tidak usah gelisah mengamuk kesanakemari atas gegalan yang dialami, cukuplah ia kembali kepada kekuasaan Tuhan. Mungkin ada hikmahnya dari Tuhan, makanya ia tidak berhasil pada wakyu tertentu (Daradjat, 1975:10-18). Dalam hal ini penulis menyimpulkan, bahwa agama sangatlah perlu bagi manusia , karena agama merupakan pedoman bagi seseorang dalam kepercayaan kepada Tuhan. Agama juga merupakan kebutuhan psykhis yang perlu dipenuhi.
b. Pengetahuan Tanpa Agama Akan Bahaya Suatu fakta yang tragis dalam kehidupan manusia, ialah semakin pandai dan maju manusia itu, semakin jauh mereka dari ketentraman batin. Hal ini dapat kita lihat didunia yang telah maju dan dunia yang sedang berkembang.Pada abad ke XX ini, bahkan telah mulai terasa sejak abad XIX, dinegara-negara yang telah maju perindustriannya, manusia merasa, bahwa segala sesuatu telah dapat mereka buat dan
xli
mereka capai.Seolah-olah tidak ada lagi yang sukar bagi manusia mencapainya. Dengan dapatnya mencapai apa yang diinginkan, dan dapatnya diadakan penelitian secara empiris ilmiah terhadap segala sesuatu yang dahulu mereka ragukan, maka berkuranglah perpegangan manusia kepada kepercayaan terhadap Tuhan dan ghaib-ghaib, sampai-sampai Tuhanpun inginmereka teliti secara empiris ilmiah pula. Jika kita kembali kepada ahli-ahli pengetahuan yang kurang percaya kepada Tuhan atau telah meninggalkan ketentuan-ketentuan pokok ajaran agama, maka pengetahuan yang dimilikinya itu belum tentu dapat membawa perbaikan dan kebahagiaan bagi masyarakat dimana ia hidup, bahkan kebahagiaan dirinya pun tidak akan tercapai. Karena pengetahuan itu akan digunakannya untuk mencapai keinginan-keinginan yang kadang-kadang berlawanan dengan dasardasar moral dan hukum agama. Keadaan ini dapat kita lihat dalam kenyataan hidup sehari-hari, terutama dikota-kota besar, dimana orang hidup mementingkan diri sendiri dan kurang mengindahkan kepentingan masyarakat banyak (Daradjat, 1975:19-20). Dari penjelasan tersebut penulis menyatakan bahwa agama sangatlah penting bagi manusia, karena tanpa agama akan bahaya. Apabila tidak memiliki pokok ajaran agama dan kurang kepercayan kepada Tuhan maka seseorang akan tersesat dari kebaikan dan
xlii
kebahagiaan. Apa yang diinginkan sulit tercapai karena melanggar norma atau hukum agama.
Adapun fungsi-fungsi pembinaan keagamaan yaitu: a) Fungsi Edukatif Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencangkup tugas mengajar dan tugas bimbingan.Lain dari instansi (institusi profan) agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritatif, bahkan dalam hal yang “sakral” tidak dapat salah.Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petuagas-petugasnya baik didalam upacara (perayaan)
keagamaan,
khotbah,
renungan
(meditasi),
pendalaman roahani, dan lain-lain. Tugas bimbingan yang diberikan petugas-petugas agama jugadibenarkan dan diterimaberdasarkan pertimbangan yang sama. Pengalaman dari masa ke masa mengukuhkan dan membenarkan apa yang dikatakan di
atas, masyarakat
mempercayakan anggota-anggotanya kepada instansi agama dengan keyakinan bahwa mereka sebagai manusia (di bawah bimbingan
agama)
akan berhasil
mencapai
kedewasaan
pribadinyayang penuh melalui proses hidup yang telah ditentukan olehhukum pertumbuhan yang penuh ancaman dari situasi yang tidak menentukan dan mara bahaya yang dapat
xliii
menggagalkannya mulai dari masa kelahiran dan kanak-kanak menuju ke masa remaja dan masa dewasa. b) Fungsi Penyelamatan Tanpa atau dengan penelitianilmiah, cukup berdasarkan pengalaman sehari-hari, dapat di pastikan bahwa setiap manusia menginginkan keselamatannya baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati.Usaha untuk mencapai cita-cita tertinggi (yang tumbuh dari naluri manusia sendiri) itu tidak boleh dipandang ringan begitu saja.Jaminan untuk itu mereka temukan dengan agama. Terutama agama mengajarkan dan memberikan jaminan
dengan
cara-cara
yang
khas
untuk
mencapai
kebahagiaan yang “terkhir”, yang pencapaiannya mengatasi kemampuan manusia secara mutlak, karena kebahagiaan itu berada di luar batas kekuatan manusia. c) Fungsi Pengawasan Sosial Agama merasa ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila yang baik yang diberlakukan atas masyarakat manusia umumnya.Maka agama menyeleksi kaidahkaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan atau tabu.Agama memberi juga sangsi-sangsi yang harus dijatuhkan kepada orang yang
xliv
melanggarnya dan mengadakan pengawasan yang ketat atas pelaksanaannya. d) Fungsi Memupuk Persaudaraan Bahwa semua manusia mendambakan persaudaraan dan perdamaian
adalah
sesuatu
yang
sudah
jelas
dengan
sendirinya.Tidak perlu dibuktikan secara sosiologis ataupun filosofis.Dunia tidak menginginkan perpecahan dan permusuhan melainkan persatuan dan perdamaian.Bahkan bukan asal ada persatuan sembarang, melainkan persatuan yang tertinggi dan yang lestari sebagai jalan untuk mencapai kedamaian yang sempurna mungkin (Hendropuspito, 1983:38-56). Bahwa kesimpulan yang dapat diambil dari fungsi-fungsi pembinaan keagamaan islam ialah mempercayakan semua usaha atau cara dalam membina perlu didasari ajaran agama. Sangatlah penting bagi kita dengan mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjalankan perintahnya, maka kita tidak akan keluar dari norma-norma ajaran agama.
C. Pengamalan Ibadah Shalat 1. Pengerian Pengamalan Ibadah Shalat Pengamalan adalah dari kata amal, yang berarti perbuatan, pekerjaan, segala sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuatkebaikan.Dari pengertian di atas, pengamalan berarti sesuatu yangdikerjakan dengan
xlv
maksud berbuat kebaikan, dari hal di atas pengamalanmasih butuh objek kegiatan. Dari segi bahasa, kata ibadah berarti taat, tunduk, merendah diri, dan menghambakan diri.Ibnu Taimiyah memberikan pengertian ibadah menurut istilah syarak dengan tunduk dan cinta, yaitu tunduk mutlak kepada Allah disertai cinta sepenuhnya kepada-Nya (Basyir, 2003:11). Jika
kita
renungi
hakikat
ibadah,
kita
pun
yakin
bahwa
perintahberibadah itu pada hakikatnya berupa peringatan, memperingatkan kitamenunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karuniaNya.
Firman Allah SWT
ۡ س َ١٢َ ََّٱلَّذٌِيَََ ِهيَقَ ۡب ِل ُك ۡنَلَعَلَّ ُك ۡنَتَتَّقُْى ََ ٱعبُد َُّاَْ َربَّ ُك ُنَٱلَّذِيَ َخلَقَ ُك ۡن ُ ٌََٰٓأٌَُّ َِبٱلٌَّب Artinya
:
"Hai
manusia,
sembahlah
Tuhanmu
Yang
telahmenciptakanmudan orangorang yang sebelummu, agar kamu bertakwa" (QS. AlBaqarah/ 2: 21).
Ibadah itulah ghayah atau tujuan dijadikannya jin, manusia danmakhluk selainnya (Hasbi Ash-Shiddieqy, 1952: 10). Firman Allah SWT
َ٦٦َُّى ََ ٱۡل ََّ َّ َهبَ َخلَ ۡقتُ َ ۡٱل ِج ِ ۡ ََّ َي ِ ًسََِإ ََّّلَ ِل ٍَعۡ بُد
xlvi
Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supayamereka menyembah-Ku". (Q. S. Adz Dzariyat / 51:56).
Menurut bahasa shalat berarti do’a, sedangkan menurut syara’ artinya bentuk ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (Suyono, 1998:61). Anak merupakan amanat dari Allah yang dititipkan kepada kedua orang tua.Dimana seorang anak membutuhkan perawatan dan perlindungan serta
perhatian
yang
cukup
dari
kedua
orang
tuanya,
karena
kepbribadiannya atau keshalehan dan keshalehahannya sangat bergantung pada pendidikan masa kecilnya. Karena di sanalah anak akan membangun fondasi bagi tegaknya kepribadian yang sempurna, sebab pendidikan yang diperolehnya pada masa kecil akan jauh lebih membekas dalam membentuk kepribadiannya daripada pendidikan yang diperoleh ketika telah beranjak dewasa (Juwariyah, 2010:69). Dengan demikian, maka sesungguhnya kedua orang tualah yang memiliki tanggung jawab langsung dan lebih besar terhadap pendidikan anak-anaknya, sabda Nabi saw
ًََهبَهيَهَْلْدَاَّلٌْلدَعلىَالفطزةَفببْاٌٍَِْداًٌٌََّصزا ًٌََّوجسب Artinya: Setiap anak yang lahir dilahirkan dalam keadaan fitrah,maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani
xlvii
atauMajusi (H.R. Thabrani dan Baihaqi), dalam Aljami’ash-Shaghiir, 287,hadits No, 2386). Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan, bahwa pengamalan ibadah shalat anak yaitu seorang anak melakukan perbuatan atau segala sesuatu yang dikerjakan atas dasar kebaikan.Dengan menunaikan ibadah shalat
yang
tertib
sesuai
ajaran
Islam.Supayamemperingatkan
kitamenunaikan ibadah shalat merupakan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya. 2. Kedudukan Shalat Dalam Islam, shalat menempati kedudukan tertinggi dibandingkan ibadah apapun. Ia merupakan tiang agama. Sabda Nabi Muhammad SAW.
َالصَلَةَعوبدَالدٌَيَفويَاقبَهِبَفقدَاقبمَالدٌيَّهيَتزَكِبَفقد )ًَُدمَالدٌيَ(رّاٍَالبٍِق Artinya: “Shalat itu tiang agama, maka barang siapa yang mendirikan shalat berarti ia menegakkan agama.Dan barang siapa yang meninggalkannya, sungguh ia telah merobohkan agama”(Suyono, 1998:61). Shalat dinyatakan dalam hadis Nabi sebagai salah satu sendi Islam yang lima. Lengkapnya, hadis Nabi mangajarkan bahwa Islam ditegakkan atas lima sendi yaitu: syahadat (persaksian), bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muahammad adalah Rasul Allah, menegakkan shalat,
xlviii
membayar zakat, haji kebaitullah dan puasa ramadhan (HR Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmudzi, dan Nasai dari Ibnu Umar). a. Fungsi Shalat Fungsi shalat dapat di tinjau dari dua aspek yaitu rohani dan jasmani.
1) Aspek Rohani Dari aspek rohani, shalat berfungsi untuk mengingatkan manusia
kepada
Tuhannya
yang
Mahatinggi,
yang
telah
menciptakan manusia dan alam semesta. Dalam hubungan ini QS Thaahaa [20]: 14 menegaskan, “ ….. Firman Allah SWT
َٰٓ َ َُٱّلل ۡ ََّلَإِلََََإِ ََّّلََٰٓأًَ َ۠بََف َ َ٢١َي ََّ ًََأًََب ََٰٓ ًٌَِِّإ َّ ٱعبُ ۡدًًَِ َّأَقِ ِنَٱل َٰٓ صلََْة ََ ِلذ ِۡك ِز 14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku
Selalu ingat kepada Allah akan mendatangkan ketenangan hidup. QS Ar Ra’d [13]: 28 Firman Allah SWT
َ َ١٢َْة َُ ُٱّللَِت َ ۡط َوئِ ُّيَ ۡٱلقُل ََّ َٱّللَِأ َ ََّلَ ِبذ ِۡك ِز ََّت َ ۡط َوئِ ُّيَقُلُْبُ ُِنَ ِبذ ِۡك ِزَ َّه َ ْٱلَّذٌِيَََ َءا َهٌُْا
xlix
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram
mengajarkan bahwa hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram. Dengan hati yang selalu ingat dengan Allah, akan lahirlah kekuatan rohaniah pada manusia, yang amat besar artinya dalam menghadapi masalah hidup yang penuh dengan berbagai macam problema yang seringkali dirasakan amat berat oleh yang mengalaminya. Dengan kekuatan rohaniah itu, berbagai macam ujian hidup akan dapat dihadapi dengan kesabaran. Pergolakan hidup akan dapat ditanggapi dengan sikap tenang, rela, dan hati yang tentram. Fungsi shalat untuk mengingatkan manusia kepada Tuhan dan ingat kepada Tuhan mendatangkan ketenangan hati itu tidak dapat diartikan bahwa shalat hanya menjadi sarana. Ingat kepada Tuhan adalah tujuannya sehingga apabila orang sudah dapat selalu ingat kepada Tuhan berarti tujuan shalat sudah tercapai, shalat tidak perlu lagi: atau alternatif lain, tujuan shalat adalah untuk mengingatkan kepada Tuhan, dan untuk ingat kepada Tuhan sebenarnya dapat dicapai dengan cara lain sehingga apabila orang dengan cara lain dapat membawakan ingat kepada Tuhan, shalat tidak perlu lagi.
l
Tafsiran teleologis seperti itu tidak dapat dilakukan sebab shalat
berkedudukan
sebagai
ibadah
khusus
yang
wajib
dilaksanakan dengan cara tertentu yang telah diajarkan Nabi. Shalat daim yang diartikan dengan selalu ingat kepada Tuhan yang berakibat adanya anggapan shalat lima waktu tidak perlu sama sekali tidak dapat dibenarkan menurut ketentuan Alquran dan sunah Rasul. 2) Aspek Jasmani Dari aspek jasmani, shalat berfungsi untuk menimbulkan sifat suka
kepada kebersihan, kerapian, dan kerajinan. Shalat,
mensyaratkan harus suci badan, pakaian, dan tempat dari najis., demikian pula mensyaratkan bersuci dengan mandi atau wudhu, berfungsi mengajarkan kebersihan. Islam mengajarkan bahwa bersih merupakan cabang dari iman. Hadis Nabi riwayat Turmudzi mengajarkan bahwa Allah adalah Zat Yang Baik, cinta kepada kebaikan: Zat Yang Bersih, dan cinta kepada kebersihan. Kecuali mendidik kebersihan dan kerapian, shalat juga berfungsi
mendidik
orang
rajin
dan
mempunyai
ketangkasan.Gerakan badan dalam shalat, berdiri, ruku’, sujud, dan sebagainya mempunyai peranan dalam segi kejasmanian.Pada waktu bagung pagi, sebelum terbit matahari, sudah diperintahkan melakukan shalat subuh.Siang hari, pada waktu orang tengah bekerja, diperintahkan menghentikan pekerjaan sebentar untuk
li
melakukan shalat zuhur.Petang hari, sehabis orang bekerja, diperintahkan
shalat
ashar.Setelah
diperintahkan
mengerjakan
shalat
matahari
terbenam,
magrib.Sebelum
tidur,
diperintahkan shalat isya. Shalat lima waktu, yang kecuali dilakukan dengan sepenuh hati dan pikiran yang terpusatkan, harus dilakukan juga dengan gerakan jasmaniah yang hidup, penuh dengan gerak tangkas, tidak merupakan gerak malas. Namun, hal itu tidak berarti bahwa gerakan jasmani dalam shalat harus dilskukan seperti kalau orang sedang berolahraga; gerakan jasmani dilakukan dengan wajar yang pada dirinya telah mengandung unsur gerak tangkas, yang berrti suatu latihan jasmaniah yang amat besar kegunaannya bagi orang melakuakan shalat. b. Shalat Jamaah Meskipun shalat dapat dilakukan secara perseorangan, Islam menganjurkan agar shalat wajib lima waktu itu dilakukan secara jamaah. Makin banyak anggota jamaah, main baik, meskipun sudah cukup hanya terdiri dari dua orang yaitu seorang imam dan seorang makmum. Kecuali shalat lima waktu, jamaah diperintahkan dalam juga shalat Hari Raya Fitrah dan Kurban, demikian pula dalam kesempatan tertentu seperti shalat gerhana, dan sebagainya. Kecualai keutamaan ibadah, shalat jamaah mempunyai arti yang amat besar dalam kehidupan sosial.Shalat jamaah melatih taat kepada pimpinan
lii
dan pimpinan supaya bertindak bijaksana, memperhatikan jamaah yang dipimpinnya.Shalat jamaah menanamkan rasa kebebasan, persaudaraan, dan persamaan. Rasa kebebasan terlatih karena dalam mengerjakan shalat jamaah secara kolektif.Anggota jamaah merasakanbebas shalat di masjid, bebas dari tradisi yang berlawanan dengan ajaran ibadah, pujian dan pujian hanya dapat dilakukan terhadap Allah saja. Rasa persaudaraan amat jelas terlukis bila kita ingat bahwa masjid terbuka untuk seluruh umat Islam, apa pun suku dan bangsanya. Setiap muslim akan merasa bertemu denga saudara seagama dalam shalat jamaah. Mereka bersaudara, shalat di belakang seorang imam, satu gerak mengikuti komando imam, menghadap ke arah satu kiblat, membaca satu Kitab Alquran dan menyembah Tuhan yang satu, Allah swt. Rasa persamaan tumbuh dalam shalat jamaah.Para makmum berderet bersaf-saf. Yang berpangkat, yang rakyat biasa, yang kaya, yang miskin, yang keturunan raja maupun yang rakyat kebanyakan,semuanya berbaris satu saf. Siapa yang datang dulu menempati saf depan, meskipun rakyat jelata, dan yang datang kemudian mendapat barisan belakang, meskipun seorang bupati (Basyir, 2003:48-62). c. Shalat khusyuk Sejak kita mulai belajar shalat di masa kecil, kita tidak diajarkan bagaimana meraih rasa khusyuk, karena sang ustadz telah menetapkan itu sebagai hal yang sulit diraih. Kita hanya disuruh menghafal bacaan dan
liii
gerakan-gerakan rakaat tanpa ruh, sehingga di saat Ramadhan tiba, berlangsung adu cepat dalam melaksanakan shalat tarawih. Kita akan mencari imam yang mampu menempuh target yang lebih cepat (ekpres). Ketidakmampuan kita mendapatkan rasa khusyuk sering dikaitkan dengan persoalan dosa yang telah kita lakukan.Namun perlu disadari bahwa shalat juga dijadikan untuk melebur kesalahan, sebagai mana Nabi Saw besabda, “Sesungguhnya shalat itu lima, menjadi kafarat bagi segala dosa yang dikerjakan, diantaranya, selama engkau menjauhkan diri dari segala dosa besar.”Selain itu, berbagai problem kehidupan yang dihadapi dalam kesehariannya juga dianggap sebagai biang keladi yang menyebabkan seorang sulit meraih kekhusyukan (Khadimullah, 2006:55).
d. Shalat Wajib Tepat Waktu Allah swt. Dalam al-Qur’an telah berfirman, “Sungguh, shalat diwajibkan
atas
orang-orang
mukmin
pada
waktu-waktu
yang
ditentukan.”(Q.s. 4: 103). Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. Telah bersabda, “ada lima shalat yang diwajibkan Allah swt.untuk para hambaNya, bagi mereka yang melaksanakannya dengan baik, tanpa pernah mengabaikannya, tersedia baginya jaminan Tuhan yang akan memasukan mereka ke dalam surga-Nya.Sedang bagi mereka yang tidak mematuhinya, Tuhan tidak memberikan jaminannya; Dia mungkin memberikan hukuman kepada mereka dengan memasukannya ke dalam neraka atau Dia
liv
memaafkan dengan memasukannya ke dalam surga, semuanya sangat bergantung pada kehendak-Nya.”(H.r. Abu Dawud, an-Nasa’I, Ibnu Majah dan lainnya) (Al-Ghazali, 2001:3-4).
D. Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Keluarga merupakan sumber pendidikan utama, karena segala bentuk pengetahuan manusia diperoleh pertama-tama dari orang tua sendiri. Proses keagamaan berperan internalisasi dan transformasi nilai-nilai keagamaan pada diri anak. Anak dibiasakan ke masjid bersama-sama untuk
lv
menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah-ceramah keagamaan.Kegiatan
seperti
ini
sangat
mempengaruhi
kepribadian
anak.Kenyataannya semasa kecil anak tidak tahu dengan hal-hal yang berhubungan dengan hidup keagamaan, tidak pernah ke masjid bersama orang tuanya, tidak pernah mendengar khutbah dan ceramah, maka setelah dewasa mereka tidak ada perhatian terhadap agama. Kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk mengalami suasana hidup keagamaan (Azmi, 2006 : 81) Orang tua melalaikan kepentingan pembinaan kegamaan kepada anak bahkan menganggap sebagai hal yang sepele.Sesungguhnya pembinaan adalah hak orang tuanya, seperti hak makan dan minum serta nafkah dari mereka.Perhatian yang besar terhadap pembinaan keagamaan disebabkan menghasilkan hati yang terbuka, dan hati yang terbuka menghasilkan kebiasaan yang baik.Kebiasaan baik menghasilkan perilaku yang terpuji, perilaku terpuji menghasilkan amal shaleh, amal shaleh menghasilkan ridha Allah, dan ridha Allah menghasilkan kemuliaan yang abadi. Anak setelah mendapatkan pembinaan keagaman dari orang tua dalam hal melaksanakan ibadah shalat. Dia akan mengerti bagaimana pengamalan ibadah shalat yang benar sesuai ajaran agama Islam. Adapun orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya tetapi dalam pembinaaan keagamaannya tetap berusaha dilakukan dengan baik, sehingga anak dalam melaksanakan shalat atau dalam pengamalannya dapat melakukan dengan baik. Jika pembinaan
lvi
keagamaan Islam orang tua terhadap anaknya dilakukan dengan lebih baik lagi, maka pengamalan ibadah shalat anak juga akan meningkat lebih baik. Dari paparan di atas peneliti ingin meneliti pengaruh pembinaan keagamaan islam terhadap pengamalan ibada shalat anak.
BAB III LAPORAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh pembinaan keagamaan Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak. Sebelum penulis membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih dahulu akan disajikan beberapa data
lvii
penting hasil observasi di Dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2015. A. Diskripsi Objek Penelitian 1. Letak Geografis Dusun Kerep merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dengan jarak dari kantor kelurahan 500 meter, jarak dari kecamatan
5 km dan jarak
dari kabupaten +_ 30 km (sumber data tata usaha pemerintahan Desa Jombor tahun 2015). a. Adapun batas – batas wilayah Dusun Kerep adalah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara
: Dusun Ngelosari
2) Sebelah Selatan : Perum Candirejo 3) SebelahTimur
: Kota Salatiga
4) Sebelah Barat
: Dusun Krajan
b. Luas Wilayah Luas wilayah dusun Kerep
2,5 Ha yang terdiri dari :
1) Pemukiman
: 1,5 Ha
2) Perkebunan
: tidak ada
3) Persawahan
: 1 Ha
lviii
4) Pemakaman
: ada.
2. Monografis Jumlah penduduk dusun Kerep
800 jiwa ,terdiri dari 230
kepala keluarga yang terbagi dalam 2 RT
(Sumber Tata Usaha
Pemerintahan Desa Jombor Kecamatan Tuntang). a. Mata pencaharian Mata pencaharian warga masyarakat dusun Kerep Desa Jombor kebanyakan adalah petani. Berdasarkan data dari dusun Kerep Desa Jombor diperoleh rincian dengan mata pencaharian penduduk sebagai berikut: Tabel I Tabel Mata PencaharianPenduduk No Pekerjaan
Jumlah
1
Petani
67
2
Pedagang / Wiraswasta
43
3
TNI
11
4
Pertukangan
32
5
PegawaiSwasta
29
6
Buruh
23
7
Lain – lain
25
Jumlah
230
lix
b. Kondisi Keagamaan Kondisi keagamaan penduduk Dusun Kerep tergolong kedalam perkampungan muslim, karena berdasarkan data dari hasil penelitian dilapangan bahwa penduduk Dusun Kerep 100% memeluk agama Islam.
c. Keadaan sosial 1. Adat istiadat Penduduk Dusun Kerep khususnya dan warga Desa Jombor pada umumnya masih menjunjung tinggi adat istiadat misalnya gotongroyong membersihkan jalan dan selokan sebulan sekali setiap hari minggu, peringatan hari ke 7, 40, 100 dan 1000 hari bagi orang yang sudah meninggal untuk mengenang dan membacakan tahlil dan surat yasin. Peringatan hari besar keagamaan seperti Maulid nabi Muhammad SAW, isra’ mi’raj.Selainharibesarkeagamaanadakegiatan yang lain sepertikarangtarunaremajasetiap sebulan sekalidankegiatan PKK ibu – ibusetiap sebulan sekalijuga. 2. Keadaan sosial pendidikan Masyarakat Kerep rata – rata peduli terhadap pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari data statistik yang penulis peroleh sebagai berikut:
lx
Tabel II Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO 1 2 3 4 5 7
Tingkat Pendidikan Tingkat Perguruan Tinggi Tamat SMA Tamat SMP Tamat SD Belum Tamat SD Tidak Tamat SD
Jumlah 24 orang 47 orang 53 orang 56 orang 66 orang 22 orang
3. Sarana dan Prasarana Adapun jenis sarana dan prasarana yang ada di dusun Kerep adalah sebagai berikut: Tabel III Jumlah Sarana dan Prasarana
No 1 2 3 4
Jenis Mushola TK Lapangan Taman Baca
4. StrukturPemerintahan Bagan I
lxi
Jumlah 3 1 1 1
B. Penyajian Data Penulis setelah melakukan dokumentasi, interview dan observasi, maka
Mundakir Kadus
Ashuri RW 02
Qosim
Ja'far
RT 01
RT 02
langkah berikutnya melakukan
Muhammad mujib
Karang Taruna
penelitian dengan penyebaran angket dan
rating scala, karena obsesvasi dalam hal ini menggunakan rating scala. Untuk memperlancar semuanya maka peneliti terlebih dahulu menyajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. Kemudian untuk memperoleh data tentang pembinaan keagamaan Islam dan pengamalan ibadah shalat anak dusun kerep menggunaka angket dan rating scala. Dengan masing-masing 10 pertanyaan tentang pembinaan keagamaan Islam dan 10 pertanyaan tentang pengamalan ibadah shalat anak. Dengan pilihan jawaban selalu, kadang-kadang dan jarang yang dijukan kepada anak dusun Kerep yang berumur 11-14 tahun. Dan setiap item pertanyaan mempunyai 3 jawaban alternatif yaitu:
lxii
a. Alternatif jawaban selalu dengan nilai 3 b. Alternatif jawaban kadang-kadang dengan nilai 2 c. Alternatif jawaban jarang dengan nilai 1
Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitiann di dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2015. Daftar Nama Responden Pembinaan Keagamaan Islam dan Pengamlan Ibadah Shalat Anak Tabel IV Daftar Nama Responden NO.
NAMA RESPONDEN
1.
Choirun Nisa
UMUR (TAHUN) DAN KELAS 14 / VII
2.
Muhammad Isnaini Solikhudin
14 / VII
3.
Haikal Nathan Al-sauqi
13 / VI
4.
Wening Nur Hidayah
13 / VI
5.
Rangga Ahmad Dani P
12 / V
6.
Muhammad Aerizal Refanda
12 / V
7.
Ilham Al Fanny P
14 / VII
8.
Nur laili Akhadiyah
12 / V
9.
Muhammad Aqiala M S
12 / V
lxiii
10.
Siti Solekhah
14 / VII
11.
Sandi Bachtiar pamungkas
13 / VI
12.
Ahmad Tias N M
14 / VII
13.
Ziyanah Walidah
13 / VI
14.
Wahyu Fitroh N F
14 / VII
15.
Siti Anisatul Kamilah
14 / VII
16.
Nidaa Ussa’ Adah
14 / VII
17.
Dai Hendrawan
14 / VII
18.
Muhammad Mufid
14 / VII
19.
Anggun Andriawan
12 / V
20.
Angga Ramadhan
14 / VII
21.
Wulan Setya Putri
14 / VII
22.
Kharisma Amalia
13 / VI
23.
Nabila Noviani
14 / VII
24.
Muhammad Jofan Alviani
12 / V
25.
M. Mukminan
14 / VII
26.
Zahra Divani
12 / V
27.
Dimas Singgih Saputra
12 / V
28.
Cindy Prataman Putri
14 / VII
29.
Roisul Umam
14 / VII
lxiv
30.
12 / V
Annisa Eka Putri
Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel yang diurai dalam item pertanyaan dalam angket dan rating scala yang sudah terlampir, hasil jawaban dari opsi pertanyaan tersebut adalah: a. Pembinaan Keagamaan Islam Data hasil jawaban angket tentang pembinaan keagamaan Islam dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel V Jawaban Angket Tentang Pembinaan Keagamaan Islam No.
JAWABAN ANGKET TENTANG
Responden
PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
C
1
A
A
B
A
A
B
C
A
A
A
7
2
1
2
A
A
A
B
B
A
A
A
A
A
8
2
0
3
C
C
C
A
A
C
B
A
B
B
3
3
4
4
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
10
0
0
5
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
8
2
0
6
B
C
C
A
A
A
C
A
A
A
6
1
3
7
B
A
A
A
A
B
C
A
A
A
7
2
1
lxv
8
B
C
A
A
B
B
B
A
A
A
5
4
1
9
A
A
A
A
A
B
C
A
B
A
7
2
1
10
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
9
0
1
11
A
A
A
A
A
B
B
A
A
A
8
2
0
12
A
C
B
A
A
A
A
A
A
A
8
1
1
13
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
9
1
0
14
B
C
A
A
A
A
B
A
A
A
7
2
1
15
B
C
B
A
A
C
C
A
B
A
4
3
3
16
B
C
B
A
A
C
A
A
B
A
5
3
2
17
B
A
B
A
A
B
B
A
B
A
5
5
0
18
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
10
0
0
19
C
B
B
A
B
B
C
A
B
A
3
5
2
20
B
A
A
A
A
B
A
A
A
A
8
2
0
21
A
A
A
A
A
B
C
A
A
A
8
1
1
22
A
B
C
A
A
B
B
A
A
A
6
3
1
23
C
B
B
A
A
B
A
A
B
A
5
4
1
24
A
A
A
A
A
B
C
A
A
A
8
1
1
25
B
A
A
A
A
A
A
A
B
A
8
2
0
26
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
9
1
0
27
A
A
B
A
B
B
C
A
A
A
6
3
1
28
A
A
B
A
B
B
C
A
A
A
6
3
1
29
A
A
C
A
A
B
B
A
A
A
7
2
1
lxvi
30
A
B
C
A
A
A
C
A
A
A
Jumlah
7
1
207 63
2 30
b. Pengamalan Ibadah Shalat Anak Data hasil jawaban angket rating scala pengamalan ibadah shalat anak dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel VI Jawaban Rating Scala Tentang pengamalan Ibadah Shalat Anak No.
JAWABAN RATING SCALA TENTANG
Responden
PENGAMALAN IBADAH SHALAT ANAK
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
C
1
B
A
B
B
B
C
B
A
A
C
3
5
2
2
B
B
B
C
B
C
B
C
A
B
1
6
3
3
B
A
B
C
C
B
C
B
C
B
1
5
4
4
A
A
A
B
B
A
B
A
B
B
5
5
0
5
A
B
C
A
C
C
C
A
C
A
4
1
5
6
A
B
C
A
B
C
C
C
C
C
2
2
6
7
A
B
B
A
A
C
A
B
B
B
4
5
1
8
A
B
B
C
C
C
B
A
B
A
3
4
3
9
A
B
A
A
B
C
B
C
B
B
3
5
2
10
A
A
A
B
C
C
B
A
A
C
5
2
3
lxvii
11
B
B
B
A
B
B
C
C
C
B
1
6
3
12
A
A
C
C
C
C
A
C
B
A
4
1
5
13
A
A
B
B
B
C
A
C
B
B
3
5
2
14
C
C
A
B
A
C
C
A
B
A
4
2
4
15
B
C
B
C
C
A
B
B
B
B
1
6
3
16
B
B
A
B
B
A
B
C
A
A
4
5
1
17
A
A
C
C
B
B
C
B
B
A
3
4
3
18
A
A
B
B
A
A
A
B
B
C
5
4
1
19
C
C
C
B
B
C
C
C
A
A
2
2
6
20
A
B
A
A
B
B
A
B
B
A
5
5
0
21
B
A
A
B
C
C
B
B
B
A
3
5
2
22
A
B
B
B
B
A
B
C
A
A
4
5
1
23
B
B
C
C
C
B
C
B
C
C
0
4
6
24
A
B
A
B
B
B
B
A
C
A
4
5
1
25
A
A
A
B
A
B
B
A
C
B
5
4
1
26
A
B
C
B
C
A
A
C
A
A
5
2
3
27
A
B
B
B
B
C
C
B
C
C
1
5
4
28
A
C
B
B
B
B
C
B
C
C
1
5
4
29
A
A
B
B
C
B
B
C
B
B
2
6
2
30
A
C
B
B
B
C
B
C
B
B
1
6
3
89
127 84
Jumlah
lxviii
lxix
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data
yang telah terkumpul
sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh pembinaan keagamaan Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak di dusun Kerep desa Jombor tahun 2015. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian. Analisis data tersebut digunakan untuk memperoleh jawaban atas pokok permasalahan yang diajukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu: 1. Bagaimana pembinaan keagamaan Islam
diDusun Kerep Desa
Jombor, Kecamatan Tuntang,Kab. Semarang pada tahun 2015? 2. Bagaimana pengamalan ibadah shalat anak di Dusun Kerep Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2015? 3. Adakah pengaruh pembinaan keagamaan Islam terhadap ibadah shalat anak di Dusun Kerep Desa Jombor, Kecamatan Tuntang,Kab. Semarang pada tahun 2015? Berdasarkan pada ketiga tujuan tersebut, maka analisis pertama, kedua dan ketiga penulis menggunakan rumus interval dan prosentase:
Keterangan: P = prosentase F = frekuensi N = jumlah responden
lxx
Sedangkan untuk mengetahui tujuan ketiga penulis menggunakan dengan menggunakan rumus producct moment sebagai berikut: (
= √
(
)( )
) (
)
Keterangan: = koefisien korelasi antara X dan Y XY
= Produk dari X kali Y
X
= Variabel skor 1
Y
= Variabel skor 2
N
= Jumlah responden
A. Analisis Pertama Untuk mengetahui tentang data dari pembinaan keagamaan Islam. Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar angket pada variabel terhadap pembinaan keagamaan Islam. 2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket. 3. Memprosentasikan jawaban. 4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden.
lxxi
Tabel VII Daftar Nilai Hasil Observasi Dalam Daftar Pembinaan Keagamaan Islam NO.
NO
NO ITEM DAN SKOR
SKOR
RESPONDEN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 TOTAL
1
1
3
3
2
3
3
2
1
3
3
3
26
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
28
3
3
1
1
1
3
3
1
2
3
2
2
19
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
5
5
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
28
6
6
2
1
1
3
3
3
1
3
3
3
23
7
7
2
3
3
3
3
2
1
3
3
3
26
8
8
2
1
3
3
2
2
2
3
3
3
24
9
9
3
3
3
3
3
2
1
3
2
3
26
10
10
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
28
11
11
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
28
12
12
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
27
13
13
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
29
14
14
2
1
3
3
3
3
2
3
3
3
26
15
15
2
1
2
3
3
1
1
3
2
3
21
16
16
2
1
2
3
3
1
3
3
2
3
23
17
17
2
3
2
3
3
2
2
3
2
3
25
18
18
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
lxxii
19
19
1
2
2
3
2
2
1
3
2
3
21
20
20
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
28
21
21
3
3
3
3
3
2
1
3
3
3
27
22
22
3
2
1
3
3
2
2
3
3
3
25
23
23
1
2
2
3
3
2
3
3
2
3
24
24
24
3
3
3
3
3
2
1
3
3
3
27
25
25
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
28
26
26
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
29
27
27
3
3
2
3
2
2
1
3
3
3
25
28
28
3
3
2
3
2
2
1
3
3
3
25
29
29
3
3
1
3
3
2
2
3
3
3
26
30
30
3
2
1
3
3
3
1
3
3
3
25
Jumlah
777
Tabel VIII Daftar Tentang Distribusi Frekuensi Jawaban Pembinaan Keagamaan Islam NO
ALTERNATIF JAWABAN
TOTAL
NOMINASI
RESPONDEN
A
B
C
1
7
2
1
26
A
2
8
2
0
28
A
lxxiii
3
3
3
4
19
B
4
10
0
0
30
A
5
8
2
0
28
A
6
6
1
3
23
B
7
7
2
1
26
A
8
5
4
1
24
A
9
7
2
1
26
A
10
9
0
1
28
A
11
8
2
0
28
A
12
8
1
1
27
A
13
9
1
0
29
A
14
7
2
1
26
B
15
4
3
3
21
B
16
5
3
2
23
B
17
5
5
0
25
A
18
10
0
0
30
A
lxxiv
19
3
5
2
21
B
20
8
2
0
28
A
21
8
1
1
27
A
22
6
3
1
25
A
23
5
4
1
24
A
24
8
1
1
27
A
25
8
2
0
28
A
26
9
1
0
29
A
27
6
3
1
25
A
28
6
3
1
25
A
29
7
2
1
26
A
30
7
1
2
25
A
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
lxxv
Keterangan : I
= Interval
Xt
= nilai tertinggi
Xr
= nilai terendah
Ki
= Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada variabel pembinaan keagamaan Islam , nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 10. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumussebagai berikut :
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan veriasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut : a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 24-30. b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 17-23. c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 10-16. Kemudian dicari prosentase sebagai berikut :
1. Untuk kategori tinggi tentang pembinaan keagamaan Islam antara skor 24-30 ada 24 responden.
lxxvi
= 80% 2. Untuk kategori sedang tentang pembinaan keagamaan Islam antara skor 17-23 ada 6 responden.
= 20% 3. Untuk kategori rendah tentang pembinaan keagamaan Islam antara skor 10-16 ada 0 responden.
= 0% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pembinaan keagamaan Islam.
lxxvii
Tabel IX Distribusi Frekuensi Pembinaan Keagamaan Islam No
Pembinaan Keagamaan
Interval
Frekuensi
Prosentase
Islam 1
Tinggi
24-30
24
80%
2
Sedang
17-23
6
20%
3
Rendah
10-16
0
0%
30
100
Jumlah
B. Analisis Kedua Untuk mengetahui tentang data dari pengamalan ibadah shalat anak. 1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar rating scale pada variabel terhadap pengamalan ibadah shalat anak. 2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari rating scale. 3. Memprosentasikan jawaban. 4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden.
lxxviii
Tabel X Daftar Nilai Hasil Observasi Dalam Daftar Rating Scale Pada Variabel Pengamalan Ibadah Shalat Anak NO.
NO
NO ITEM DAN SKOR
SKOR
RESPONDEN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 TOTAL
1
1
2
3
2
2
2
1
2
3
3
1
21
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
3
2
18
3
3
2
3
2
1
1
2
1
2
1
2
17
4
4
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
25
5
5
3
2
1
3
1
1
1
3
1
3
19
6
6
3
2
1
3
2
1
1
1
1
1
16
7
7
3
2
2
3
3
1
3
2
2
2
23
8
8
3
2
2
1
1
1
2
3
2
3
20
9
9
3
2
3
3
2
1
2
1
2
2
21
10
10
3
3
3
2
1
1
2
3
3
1
22
11
11
2
2
2
3
2
2
1
1
1
2
18
12
12
3
3
1
1
1
1
3
1
2
3
19
13
13
3
3
2
2
2
1
3
1
2
2
21
14
14
1
1
3
2
3
1
1
3
2
3
20
15
15
2
1
2
1
1
3
2
2
2
2
16
16
16
2
2
3
2
2
3
2
1
3
3
23
17
17
3
3
1
1
2
2
1
2
2
3
20
lxxix
18
18
3
3
2
2
3
3
3
2
2
1
24
19
19
1
1
1
2
2
1
1
1
3
3
16
20
20
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
25
21
21
2
3
3
2
1
1
2
2
2
3
21
22
22
3
2
2
2
2
3
2
1
3
3
23
23
23
2
2
1
1
1
2
1
2
1
1
14
24
24
3
2
3
2
2
2
2
3
1
3
23
25
25
3
3
3
2
3
2
2
3
1
2
24
26
26
3
2
1
2
1
3
3
1
3
3
22
27
27
3
2
2
2
2
1
1
2
1
1
17
28
28
3
1
2
2
2
2
1
2
1
1
17
29
29
3
3
2
2
1
2
2
1
2
2
20
30
30
3
1
2
2
2
1
2
1
2
2
16
Jumlah
601
Tabel XI Daftar Tentang Distribusi Frekuensi Jawaban Pengamalan Ibadah Shalat Anak NO
ALTERNATIF JAWABAN
RESPONDEN
A
B
TOTAL
NOMINASI
C
1
3
5
2
21
B
2
1
6
3
18
B
lxxx
3
1
5
4
17
B
4
5
5
0
25
A
5
4
1
5
19
B
6
2
2
6
16
C
7
4
5
1
23
B
8
3
4
3
20
B
9
3
5
2
21
B
10
5
2
3
22
B
11
1
6
3
18
B
12
4
1
5
19
B
13
3
5
2
21
B
14
4
2
4
20
B
15
1
6
3
16
C
16
4
5
1
23
B
17
3
4
3
20
B
18
5
4
1
24
A
lxxxi
19
2
2
6
16
C
20
5
5
0
25
A
21
3
5
2
21
B
22
4
5
1
23
B
23
0
4
6
14
C
24
4
5
1
23
B
25
5
4
1
24
A
26
5
2
3
22
B
27
1
5
4
17
B
28
1
5
4
17
B
29
2
6
2
20
B
30
1
6
3
16
C
lxxxii
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
Keterangan : I
= Interval
Xt
= nilai tertinggi
Xr
= nilai terendah
Ki
= Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Maka berdasarkan tabel di atas tersebut dapat diketahui pada variabel pengamalan ibadah shalat anak, nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 10. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumussebagai berikut :
Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan veriasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut : a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 24-30. b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 17-23. c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 10-16. Kemudian dicari prosentase sebagai berikut :
lxxxiii
1. Untuk kategori tinggi tentang pengamalan ibadah shalat anak antara skor 24-30 ada 4 responden.
= 13,33% 2. Untuk kategori sedang tentang pengamalan ibadah shalat anak antara skor 17-23 ada 21 responden.
= 70% 3. Untuk kategori rendah tentang pengamalan ibadah shalat anak antara skor 10-16 ada 5 responden.
= 16,67% Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pengamalan ibadah shalat anak.
lxxxiv
Tabel XII Distribusi Frekuensi Pengamalan Ibadah Shalat Anak No
Pembinaan Keagamaan
Interval
Frekuensi
Prosentase
Islam 1
Tinggi
24-30
4
13,33%
2
Sedang
17-23
21
70%
3
Rendah
10-16
5
16,67%
30
100
Jumlah
C. Analisis Ketiga Untuk mengetahui adakah korelasi antara pengaruh pembinaan keagamaan Islam dengan pengamalan ibadah shalat anak di Dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 2015, maka penulis menggunakan rumus korelasi product moment, yang didahului dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Membuat tabel persiapan untuk mencari korelasi antara pengaruh pembinaan keagamaan Islam dengan pengamalan ibadah shalat anak. 2. Mencari xy,
dengan cara mengalikannya.
lxxxv
3. Memasukan nilai x dan y yang sudah ada kedalam rumus korelasi product moment.
Tabel XIII Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam Dengan Pengamalan Ibadah Shalat Anak No.
X
Y
XY
1
26
21
676
441
546
2
28
18
784
324
504
3
19
17
361
289
323
4
30
25
900
625
750
5
28
19
784
361
532
6
23
16
529
256
368
7
26
23
676
529
598
8
24
20
576
400
480
9
26
21
676
441
546
10
28
22
784
484
616
11
28
18
784
324
504
12
27
19
729
361
513
13
29
21
841
441
609
14
26
20
676
400
520
15
21
16
441
256
336
Responden
lxxxvi
16
23
23
529
529
529
17
25
20
625
400
500
18
30
24
900
576
720
19
21
16
441
256
336
20
28
25
784
625
700
21
27
21
729
441
567
22
25
23
625
529
575
23
24
14
576
196
336
24
27
23
729
529
621
25
28
24
784
576
672
26
29
22
841
484
638
27
25
17
625
289
425
28
25
17
625
289
425
29
26
20
676
400
520
30
25
16
625
256
400
Jumlah
777
601
20331
12307
15709
Selanjutnya dri tabel di atas tersebut diketahui harga-harga sebagai berikut : = 777 = 601 = 20331 = 12307 = 15709
lxxxvii
N
= 30
(
= √
(
)(
)
)
(
(
=
(
√
)
)(
)
) (
)
= √
=
=
=
√[
√[
][
][
]
√
=
= 0,609 lxxxviii
]
D. Analasis Lanjutan Sebagai langkah terahir dalam menganalisis data dari penelitian ini adalah menguji hipotesis yang diajukan pada Bab I. setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y diketahui, maka untuk mengetahui dapat atau tidaknya hipotesis diterima atau tidak harus dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui r hitung denga r tabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan bila r hitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel, maka r hitung dapar dikatakan signifiakan. Dalam penelitian ini hepotesis yang digunakan adalah terdapat pengaruh yang bersifat positif antara Pembinaan keagamaan Islam terhadap Pengamalan Ibadah shalat anak dusun Kerep Desa Jombor pada Keluarga Petani. Untuk membuktikan pernyataan hipotesis tersebut dapat dibuktikan dan dilihat secara langsung melalui penerapan rumus statistik, yaitu korelasi product moment yang telah penulis uraikan diatas. Dengan demikian koefisien korelasi antara variabel X dan varibel Y adalah sebesar = 0,60917328 dan dibulatkan menjadi 0,609. Berdasarkan besarnya koefisien korelasi yang umum digunakan adalah: Sesuai dengan responden sebanyak 30 anak, maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah sebagai berikut: - Pada taraf signifikan 5% = 0,361 - Pada taraf signifikan 1% = 0,463
lxxxix
Sehingga dapat dibandingkan berdasarkan tabel tersebut nilai-nilai yang diperoleh ialah: - 0,609 > 0,361pada taraf signifikan 5% - 0,609 > 0,463 pada taraf signifikan 1% Dengan kata lain (0,361 < 0,609 > 0,463) Jadi ada pengaruh positif antara pembinaan keagamaan Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak (Studi Kasus Pada Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015).Sehingga hipotesis kerja (Ho) yang berbunyi bahwa ada pengaruh yang positif antara pembinaan keagamaan Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak.Dalam arti semakin tinggi pembinaan keagamaan Islam terhadap anak maka semakin baik pula pengamalan ibadah shalat anak.Dengan demikian hipotesis kerja diterima kebenarannya.
xc
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan melalui beberapa tahapan pengumpulan data, pengolahan data serta analisis, sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan dari penelitian ini yang berjudul “Pembinaan Keagamaan Islam berpengaruh positif terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Anak (Studi Kasus Pada Keluarga Petani Di Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015)” sebagai berikut: 1. Pembinaan keagamaan Islam dalam keluarga petani di Dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2015 berdasarkan hasil persentasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa orang tua mampu menanamkan pembinaan keagamaan Islam dalam keluarga dengan baik atau bisa dikatakan pembinaan keagamaan Islam dalam keluarga berjalan dengan baik. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada penggolongan pertama yaitu kategori tinggi berjumlah 24 orang dengan prosentase 80% dan penggolongan kedua yaitu kategori sedang berjumlah 6 orang dengan prosentase 20% dan penggolongan ketiga yaitu kategori rendah dengan prosentase 0%. 2. Pengamalan ibadah shalat anak di Dusun Kerep Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2015 berdasarkan hasil persentase di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anak dapat
xci
mengamalkan ibadah shalat dengan baik. Hal ini didukung oleh hasil penghitungan yang menunjukkn bahwa responden berada pada penggolongan pertama yaitu dengan kategori tinggi berjumlah 4 orang dengan prosentase 13,33% dan penggolongan kedua yaitu dengan kategori sedang berjumlah 21 orang dengan prosentasi 70% dan penggolongan ketiga yaitu kategori rendah dengan prosentase 16,67% dengan jumlah 5 orang. 3. Dari hasil uji hipotesis terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pembinaan keagamaan Islam terhadap pengamalan ibadah shalat anak baik dalam taraf signifikansi 5% maupun 1%, Yaitu dengan nilai 0,609 dengan N=30 pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,361 dan pada taraf signifikansi 1% diperoleh nilai 0,463 ternyata r hitung lebih besar dari pada r tabel. Hal ini disebabkan karena kondisi sosioreligius pada anak-anak keluarga petani di Dusun Kerep Desa Jombor dengan kondisi baik artinya jika pembinaan keagamaan Islam baik maka pengamalan ibadah shalat anak juga baik.Selain itu juga bisa disebabkan karena kesalahan penulis dalam menginput data pada saat proses penelitian berlangsung.
xcii
B. Saran-saran Dengan selesainya penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Pembinaan Keagamaan Islam terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Anak (Sudi Kasus Pada Keluarga Petani Dusun Kerep Desa Jombor Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2015), penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Orang tua a. Orang tua perlu menanamkan nilai-nilai agama kepada anak sejak dini, karena sulit bagi orang tua jika mengenalkan agama kepada anak ketika anak telah dewasa. Pada usia anak daya ingtnya masih tinggi dan daya tangkapnya sangat cepat, sedangkan setelah dewasa
agak
berkurang
dikarenakan
usia
dewasa
sudah
mendapatkan ilmu pengetahuan dari bidang-bidang studi lainya. b. Orang tua lebih memperhatikan kepribadian anak, sehingga orang tua mengetahui perkembangan anaknya. Dan orang tua juga harus mengetahui perkembangan dalam pergaulan agar tidak terjadinya hal-hal yang kurang baik pada anak. c. Orang tua mendekatkan diri kepada anak supaya anak merasa nyaman ketika berada didekat orang tuanya. Anak tidak akan merasa bosan atau jenuh ketika membutuhkan perhatian khusus, karena orang tua selalu dekat dengan anaknya.
xciii
2. Bagi Anak a. Anak berusaha mengamalkan apa yang telah diajarkan orang tuanya dengan sebaik-baiknya, karena orang tua selalu berusaha untuk yang terbaik buat anaknya. b. Anak berusaha menjadi lebih baik dengan cara mematuhi perintah orang tuanya dan menjauhi larangan orang tuanya. Dan anak menghormati
orang
tua
yang
sudah
mengandung
dan
melahirkannya. c. Jadilah anak yang bisa dibanggakan oleh orang tua. C. Penutup Alhamdulillahirobilal’amin, sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, penulis hanya berharap kepada semua pihak akan sumbangan pemikiran, kritik, dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan serangkaian skripsi ini. Akhirnya dengan memohon ridho Allah SWT, penulis menyadari dengan skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan ini berharap dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.Dan dapat menambah sumbangan pemikiran dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.
xciv
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Imam. 2001. Ibadah Perspektif Sufistik. Surabaya: Risalah Gusti. Anshari, Endang Saifudin. 1992. Kuliah Al-Islam. Jakarta: CV. RAJAWALI. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. ________________. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah. Belukar. Yogyakarta. Bahnasi, Muhammad. 2004. Shalat sebagai terapi psikologi. Bandung: Mizania. Basyir, Ahmad Azhar. 2003. Falsafah Ibadah dalam Islam. Yogyakarta: UII Prees Daradjat, Zakiyah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. Daradjat, Zakiyah. 1975. Pendidikan Agama DalamPembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang Departemen Pendidikan Nasional.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka. Hendropuspito. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius. Juwariyah. 2010. Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an. Yogyakarta:Teras. Kasiram, Moh. 2008. Metodologi penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta: UIN-Malang press. Khalil. 2006. Tata cara Shalat Nabi. Jakarta: Izzan Pustaka.
xcv
Khadimullah, Zamry. 2006. Menggapai Dan Mengamalkan Shalat Khusyuk. Bandung: MARJA. Mujieb, Abdul. 1994. Kamus Istilah Fiqih. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus. Muslih, TB. AatSyafaat & Sohari Sahroni. 2008. Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja (Juvenile Delinguency), Jakarta: Rajawali Perss. Nasution, Harun. 1995. Islam Rasional. Bandung: Mizan. Poerwadarminto, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Surachmad, Winarno, 1972. Dasar Dan Tehnik Research. Bandung: C.V. TARSITO. Soeharto, Bohar. 1989. Menyiapkan Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Bandung: Tarsito. Suyono, moh. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA.
xcvi
LAMPIRAN
xcvii
xcviii
xcix
c
Nama : Kelas :
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET : 1. Isilah daftar idntitas yang telah disediakan 2. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti dan seksama 3. Jawablah dengan jujur sesuai dengan kenyataan pada diri saudara 4. Berilah tanda (X) pada alternatif jawaban yang anda anggap benar 5. Seluruh pertanyaan harus dijawab dan tidak diperkenankan jawaban lebih dari satu. 6. Keterangan pilihan (A,B, dan C)
A. Daftar Pertanyaan pembinaan keagamaan Islam 1. Apakah orang tua mengajari anda dalam mengucapkan kalimat-kaliamat tauhid? a. Ya, Sering b. Kadang-kadang c. Jarang 2. Apakah orang tua mengajari anda cara berdoa setelah shalat? a. Ya, Sering b. Kadang-kadang c. Jarang
ci
3. Apakah orang tua menegur ketika anda setelah shalat tidak berdo’a? a. Ya, Sering b. Kadang-kadang c. Jarang 4. Apakah orang tua anda mengajari gerakan shalat yang baik? a. Ya, Sering b. Kadang-kadang c. jarang 5. Apakah orang tua menyuruh anda untuk shalat lima waktu? a. Ya, Sering b. Kadang-kadang c. Jarang 6. Apakah orang tua mengajak anda untuk melaksanakan shalat bersama ketika di rumah? a. Ya, Sering b. Kadang-kadang c. Jarang 7. Apakah orang tua mengajari anda untuk melakukan shalat sunah? a. Ya, Sering b. Kadang-kadang c. Jarang
cii
8. Apakah orang tua mengingatkan anda ketika waktunya untuk shalat? a. Ya, Sering b. Kadang-kadang c. Jarang 9. Apakah orang tua mengingatkan anda untuk shalat berjamaah? a. Ya, Sering b. Kadang-kadang c. Jarang 10. Apakah orang tua mengingatkan anda ketika sholat jangan bercanda? a. Ya, Sering b. Kadang-kadang c. Jarang
ciii
B. Daftar Pertanyaan Pengamalan Ibadah Anak 1. Apakah anda melaksanakan shalat lima waktu? a. Ya, selalu b. Sering c. Kadang-kadang 2. Selain shalat wajib, apakah anda juga melaksanakan shalat sunah? a. Ya, saya selalu melaksanakan b. Ya, saya sering melaksanakan c. Ya, saya kadang-kadang melaksanakan 3. Apakah anda langsung shalat setelah adzan berkumandang? a. Ya, selalu b. Sering c. Kadang-kadang 4. Apakah anda selalu shalat pada waktunya? a. Ya, selalu b. Sering c. Kadang-kadang 5. Apakah anda selalu melakukan shalat berjama’ah di masjid ataumushola? a. Ya, selalu b. Sering
civ
c. Kadang-kadang
6. Ketika anda bersama teman-teman, apakah anda shalat berjama’ah? a. Ya, saya selalu shalat berjamaah b. Ya, sering shalat berjamaah c. Ya, kadang-kadang shalat berjamaah 7. Apakah anda selalu shalat dengan khusyu’? a. Ya, selalu b. Sering c. Kadang-kadang 8. Apakah anda melakukan shalat bersama orang tua, ketika orang tua di rumah? a. Ya, selalu b. Sering c. Kadang-kadang 9. Apakah anda berdo’a bersama orang tua setelah melaksanakan shalat berjama’ah? a. Ya, selalu b. Sering c. Kadang-kadang 10. Apakah anda berdo’a sendiri setelah melaksanakan shalat? a. Ya, selalu
cv
b. Sering c. Kadang-kadang
cvi
cvii
cviii
cix
cx
cxi
cxii
cxiii
TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT N 1 2 3 4 5
Taraf Signif 5% 1% --------0,997 0,999 0,950 0,990 0,878 0,959
6 7 8 9 10
0,811 0,754 0.707 0,666 0,632
11 12 13 14 15
N 26 27 28 29 30
Taraf Signif 5% 1% 0,388 0,496 0,381 0,487 0,374 0,478 0,367 0,470 0,361 0,463
55 60 65 70 75
Taraf Signif 5% 1% 0,266 0,345 0,254 0,330 0,244 0,317 0,235 0,306 0,227 0,296
0,917 0,874 0,834 0,798 0,765
31 32 33 34 35
0,355 0,349 0,344 0,339 0,334
0,456 0,449 0,442 0,436 0,430
80 85 90 95 100
0,220 0,213 0,207 0,202 0,195
0,286 0,278 0,270 0,263 0,256
0,602 0,576 0,553 0,532 0,514
0,735 0,708 0,684 0,661 0,641
36 37 38 39 40
0,329 0,325 0,320 0,316 0,312
0,424 0,418 0,413 0,408 0,403
125 150 175 200 300
0,176 0,159 0,148 0,138 0,113
0,230 0,210 0,194 0,181 0,148
16 17 18 19 20
0,497 0,482 0,468 0,456 0,444
0,623 0,606 0,590 0,575 0,561
41 42 43 44 45
0,308 0,304 0,301 0,297 0,294
0,398 0,393 0,389 0,384 0,380
400 500 600 700 800
0,098 0,088 0,080 0,074 0,070
0,128 0,115 0,105 0,097 0,091
21 22 23 24 25
0,433 0,423 0,413 0,404 0,396
0,549 0,537 0,526 0,515 0,505
46 47 48 49 50
0,291 0,288 0,284 0,281 0,279
0,376 0,372 0,368 0,364 0,361
900 1000
0,065 0,062
0,086 0,081
cxiv
N
cxv