Jurnal Biosains Vol. 1 No. 3 Desember 2015
ISSN. 2443-1230 (cetak) ISSN. 2460-6804 (online)
Pengaruh Pemberian Pupuk Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata) Dengan Penggunaan EM4 1Nurcholis
Alfarisi 2Toyo Manurung Biologi, FMIPA UNIMED ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk urin sapi terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays saccharata L) serta konsentrasi yang paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays saccharata L) penelitian ini dilaksanakan bulan 21 februari – 25 April 2015, di UNIMED,. Metede yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 6 perlakuan yaitu: tanpa pupuk urin sapi (S 0), pupuk urin sapi 15 cc/l tanaman (S1), pupuk urin sapi 30 cc/l tanaman (S2), pupuk urin sapi 45 cc/l tanaman (S3), pupuk urin sapi 60 cc/l tanaman (S4), pupuk urin sapi 75 cc/l tanaman (S5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik urin sapi berpengaruh nyata dapat meningkatkan peertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays saccharata L). pada konsentrasi 75 cc/l tanaman memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Effect of Fertilizer Cow Urine on Growth and Production of Sweet Corn (Zea mays L. saccharata) With the use of EM4 ABSTRACT This study aimed to determine the effect of fertilizer of cow urine on the growth and production of sweet corn (Zea mays saccharata L) as well as the best to the growth and production of sweet corn (Zea mays saccharata L) This research was conducted in 21 February - 25 April 2015, in UNIMED ,. Metede used was a randomized block design (RAK) Non Factorial with 6 treatments are: no fertilizer of cow urine (S0), fertilizer cow urine 15 cc / l plant (S1), the fertilizer of cow urine 30 cc / l plants (S2), fertilizers cow urine 45 cc / l plants (S3), the fertilizer of cow urine of 60 cc / l plant (S4), cow urine fertilizer 75 cc / l plant (S5). The results showed that the organic fertilizer of cow urine can significantly increase peertumbuhan and production of sweet corn (Zea mays saccharata L). at a concentration of 75 cc / l of plants gives a better effect on the growth and production of sweet corn.
Pendahuluan Negara Indonesia merupakan negara yang perekonomiannya masih bertumpu pada sektor pertanian. Di Indonesia sweet corn (Zea mays saccharata L), dikenal dengan nama jagung manis. Tanaman ini merupakan jenis jagung yang belum lama dikenal dan baru dikembangkan di Indonesia. Jagung manis semakin populer dan banyak di konsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dan memiliki nilai gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan jagung biasa. Selain itu, umur produksinya lebih singkat atau genjah sehingga sangat menguntungkan. Di sisi lain, jagung sudah memasyarakat, bahkan di beberapa
daerah di jadikan bahan makanan pokok yang setara dengan nasi. Akhir-akhir ini, permintaan pasar terhadap jagung mains terus meningkat seiring dengan munculnya pasar swalayan yang senantiasa membutuhkannya dalam jumlah cukup besar. Berdasarkan data statistik pertanian Sulawesi Selatan tahun 2004 (Anonim, 2004). Rendahnya produksi jagung manis dalam negeri disebabkan pengembangannya yang masih terbatas pada petani-petani yang bermodal kuat yang mampu menerapkan teknik budidaya yang intensif. Hal ini dikarenakan harga benih yang relatif mahal, dan dalam upaya budidaya jagung manis petani belum melakukan
93
Jurnal Biosains Vol. 1 No. 3 Desember 2015
ISSN. 2443-1230 (cetak) ISSN. 2460-6804 (online)
pemeliharaan yang intensif, serta kebutuhan pupuk yang belum terpenuhi. Masalah yang umum dihadapi oleh petani saat ini adalah sulitnya mendapatkan pupuk yang akan ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan produksi tanaman. Hal ini disebabkan oleh kelangkaan pupuk serta mahalnya harga pupuk dipasaran. Padahal pertumbuhan vegetatif dan produksi tanaman tergantung pada pupuk tersebut dan interaksinya dengan tanaman dan keadaan lingkungan lainnya dimana tanaman tumbuh. Faktor ini dapat membatasi serta mendorong pertumbuhan dan produksi tanaman, sehingga harus ada upaya pengaturan keadaan lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan kegiatan pemupukan, mengusahakan sepanjang tahun. Keuntungan lainnya yang bisa dirasakan adalah murahnya harga tenaga kerja. Adanya keuntungan-keuntungan tersebut seharusnya produk jagung manis dari indonesia lebih mampu bersaing di pasar luar negeri. Akan tetapi, peluang pasar ini belum dapat sepenuhnya dimanfaatkan oleh para petani sebagai produsen jagung manis karena berbagai macam kendala. Produktivitas jagung manis saat ini sangat rendah karena penggunaan benih dan jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras (Purwanto, 2008). Namun, upaya peningkatan produksi jagung masih menghadapi berbagai masalah sehingga produksi jagung dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan nasional (Soerjandono, 2008). Salah satu penyebab rendahnya hasil tanaman jagung adalah kehadiran gulma pada tanaman jagung tersebut. Pengaruh gulma pada tanaman dapat terjadi secara langsung, bersaing untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Gulma yang dibiarkan tanpa pengendalian pada jagung dapat menurunkan hasil 20-80% (Bilman, 2011). Dikemukakan bahwa kehilangan hasil akibat gulma rata-rata 10% (15% di daerah tropis) dan gulma umum menurunkan hasil sampai 31% pada tanaman jagung. Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida sangat diminati oleh petani, terutama untuk lahan pertanian yang
cukup luas. Penggunaan herbisida diupayakan agar tidak memberi pengaruh negatif pada tanaman budidaya, karena itulah diupayakan mencari senyawa-senyawa yang bersifat selektif dan cara serta pengaplikasian yang tepat (Sukman dan Yakub, 1995). Pada daerah pertanian dimana tenaga kerja sangat terbatas, petani umumnya cenderung menggunakan herbisida sebagai “alat pengendalian” gulma. Tetapi herbisida juga sering menyebabkan kerugian bagi petani karena dapat menyebabkan kematian tidak saja pada gulma tapi juga pada tanaman yang dibudidayakan. Untuk mengatasi kematian pada tanaman jagung telah dihasilkan jagung toleran herbisida melalui teknik rekombinan DNA. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efikasi herbisida glifosat terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas jagung produk rekayasa genetika (PRG). Penelitian yang telah dilakukan terhadap urine sapi, diantaranya adalah anty (1980) melaporkan bahwa urin sapi mengatur zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh diantaranya adalah IAA. Lebih lanjut dijelaskan bahwa urin sapi juga memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman, karena baunya yang khas urin sapi ternak juga dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga urin sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman dari serangan (Naswir,2003) Dalam penelitian ini peneliti ingin memanfaatkan urine sapi menjadi pupuk cair organik. Urine ini yang sering di abaikan, di buang begitu saja bahkan slama ini dianggap sebagai kotoran ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair apabila di olah, karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman diantaranya Nitrogen 1%, Phospor 0,5%, Kalium 1,5%, Carbon 1,1 %, Air 92%, dan fito hormon Auksin yaitu zat perangsang tubuh yang bisa digunakan sebagai zat pengatur tumbuh. Setelah pupuk cair urine diolah unsurunsur hara tersebut meningkat. Nitrogen menjadi 2,7%, Phospor menjadi 2,4%, Kalium menjadi 3,8% dan karbon menjadi 3,8%. Warna yang semula kuning berubah menjadi kehitamhitaman, dan bau yang semula menyengat jauh berkurang.
94
Jurnal Biosains Vol. 1 No. 3 Desember 2015
ISSN. 2443-1230 (cetak) ISSN. 2460-6804 (online)
Keunggulan lain dari pupuk cair urine ini adalah dapat mengusir hama tikus, wereng, walang sangit dan hama penggerek. Sehingga tanaman terhindar dari serangan hama-hama tersebut. Namun tidak menganjurkan anda menggunakan urine secara langsung, ” dengan alasan ingin praktis, setelah ternak kencing anda tampung lalu langsung disemprotkan pada tanaman” karena kadar gas amonia yang terdapat dalam urine dapat membahayakan tanaman, jadi urine ini minimal didiamkan dulu selama 2 minggu tanpa diolah atau lebih bagusnya diolah terlebih dahulu, caranya pengolahan yang sederhana (Susetya, 2013).
yang masing-masing terdiri dari konsentrasi yang berbeda-beda. Faktor : Permen tasi urinsapi dengan 6 taraf perlakuan: S0 = 0 cc / liter air, S1 = 15 cc / liter air, S2 = 30 cc / liter air, S3 = 45 cc / liter air, S4 = 60 cc / liter air, S5 = 75 cc / liter air (Palimbungan, dkk., 2006) Untuk menentukan banyaknya ulangan ditentukan dengan rumus: Dimana n : 4 ulangan t : 6 Perlakuan Luas areal percobaan : 40,05 m2, Lebar 1 plot : 150 cm, Jarak antar blok : 40 cm Jarak antar tanaman dalam 1 plot : 30 cm Jarak antara plot dalam 1 blok : 30 cm Jumlah plot dalam percobaan : 24 plot Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 96 tanaman Jumlah perlakuan : 6 perlakuan Jumlah ulangan : 4 ulangan
Bahan dan Metode Penelitian ini dilakukan di blakang gedung laboratorium biologi FMIPA Unimed. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 21 – April 25 Tahun 2015. Populasi
Prosebur Kerja Penyedian Benih Benih yang di gunakan dalam penelitian ini di peroleh dari toko pertanian yang menjual benih jagung manis di Jl. Bintang, Thamrin Medan. Sangat unik lonjong dan memiliki helaian rambut-rambut pada ujung tongkolnya yang bewarna coklat. umur panen 60-80 hari setelah tanam. Mutu telah di cek dan sesuai balai pengawasan dan sertifikasi benih dan Tanaman pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Benih yang akan di pergunakan di ambil secara acak kemudian di masukkan kedalam air selama lebih kurang 1 hari. Benih yang diambil adalah bibit benih yang tenggelam, sedangkan terapung tidak di ambil. Selanjutnya benih di anginkan di tempat yang teduh selama satu hari. Persiapan Media Tanam Persiapan lahan di mulai dengan mengolah dan membentuk tanah menjadi bedengan. Pertama lahan dibersihkan, dengan kiri dan kanan di keruk untuk menutupi parit sehingga terbentuk plot (bedengan) baru diatas parit. Dengan 100 % tanah tanpa campuran dengan memakai cangkul atau sekop agar bias membentuk plot. Lalu ditunggu selama 5 hari sebelum penanaman. Penanaman Benih tanam dalam penelitian ini sebagian langsung ditanam pada setiap tugal pada plot dan sebagian di semaikan terlebih dahulu. Ditanam dalam setiap plot yang telah disediakan pada
Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman jagung jagung manis (Zea mays saccharata L) di peroleh di toko pertanian di jalan Bintang Thamrin, Medan dimana tanaman yang digunakan berjumlah 96 tanaman. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 benih jagung manis, dimana pada tiap plot ditanama 4 benih tanaman jagung manis. Kemudian dari sampel tersebut akan diamati pertumbuhan serta produksinya. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu adalah Meteran pengukur, botol aqua, penyiram tanaman, kertas penanda, cangkul, Timbangan, oven, ember, pisau, beaker glas, saringan (kain Blacu), Thermometer, corong , fermentor, Gelas ukur, Spayer Bahan benih Jagung manis (Zea mays saccharata L), tanah, urin sapi, tetes/molase air tebu (gula), dekomposer, pupuk urea, EM4. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok Non faktorial dimana yang dicobakan adalah pengaruh urin sapi terhadap tanaman Jagung manis (Zea mays saccharata L)
95
Jurnal Biosains Vol. 1 No. 3 Desember 2015
ISSN. 2443-1230 (cetak) ISSN. 2460-6804 (online)
kedalaman 1-2 cm dan ditutupkembali dengan tanah. Pada tiap tugal ditanam 4 tanaman jagung manis, setelah di tanam di siram untuk menjaga kelembaban tanah. Aplikasi Fermentasi urin sapi Urin sapi di peroleh dari 1 tempat yaitu dari ternak sapi penduduk di kawasan meterologi No 46, Urin sapi yang digunakan pada penelitian ini urin Sapi yang masih murni tanpa tercampur kotoran sapi, banyaknya urin sapi pada penelitian ini sebanyak 27 liter. Tanaman jagung diberi urin sapi pada umur 17 hari. Pemberian urin sapi di berikan sekali dalam seminggu pada waktu pagi hari, tiap-tiap tanaman di beri 400cc urin sapi yang telah diberi dosisi yang berbedabeda, 300cc di siramkan ketanah sedangkan 100 cc di semprotkan pada daun. Bahan membuat pupuk urin sapi, Urin sapi 8,00 ltr, Molase 0,05 ltr Air tebu 0,05 ltr, Urea 0,10 gr EM4, Tampung urin sapi langsung pada sapi dengan menggunakan ember sebanyak 8 ltr, setelah terkumpul lakukan penyaringan pada urin sapi lalu masukkan ke fermentor, masukkan bahanbahan untuk pembuatan pupuk urin sapi semuanya setelah itu tutup rapat fermentor dan biarkan selama 7 hari, selama fermentor di tutup, amati secara rutin, apa bila fermentor mengembang maka buka tutup dan setelah gas terbuang tutup kembali. setelah 7 hari campurkan bahan EM4 kemudian di simpan sampai bau menyengat. dosis perlakuan yang di berikan diambil dari urin sapi yang sudah di permentasi. Aplikasi urin sapi dapat digunakan setelah 21 hari setelah hari tanam (HST) pada tanaman jagung dengan konsentrasi yang sesuai dengan perlakuan. Pada pembuatan pupuk minggu ke-1 mikroba mulai bekerja segingga suhu dapat mencapai 60700C. (pada suhu sekitar 650C selama 3-4 hari, bakteri pathogen akan mati). Namun pada penelitian yang dilakukan pada minggu ke 1 suhu kompos hanya mencapai 460C, dan meningkat pada minggu ke 1 sebesar 510C dan terlihat adanya lapisan putih berupa ragi dan jamur. Dan pada minggu ke-2 suhu kembali normal seperti suhu tanah yaitu 30-35-0C, yang menandakan kompos sudah matang. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan pagi hari. Alat yang digunakan untuk penyiraman yaitu gembor yang siraman airnya lebih merata sehingga tidak merusak tanamn, terutama terhadap biji dan
tanaman muda. Penyiangan biasa dilakukan 3-4 kali selama masa penanaman atau sesuai dengan kondisi keberadaan gulma. Pemberantasan penyakit dan hama dilakukan setelah tanaman mengalami gejala-gejala serangan yang mungkin akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Pemanenan Pemanenan tanaman jagung dilakukan setelah jagung berumur 63 hari. Pemungutan dilakukan dengan cara mencabut tanaman dan menimbang berat buah., jumlah buah pertanaman, panjang batang, jumlah daun. Parameter Pengamatan Pengamatan dilakukan bersamaan dengan waktu pemungutan hasil panen (63 minggu setelah tanam). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah: Tinggi tanaman jagung (cm) Parameter tinggi tanaman jagung manis di ukur setiap minggu. Mengukur tinggi tanaman jagung dimana yang menjadi patokannya adalah dari mulai tanah dari pada ujung daun tertinggi sampai pada 9 MST. Jumlah Daun (Helai) Jumlah daun dihitung setiap 7 hari, selama fase vegetative sampai dengan munculnya bunga pertama,. Daun yang dihitung yaitu daun yang sudah terbentuk sempurna. Berat Buah Jagung Berat buah diukur setelah panen tanaman jagung 9 MST. Berat buah yang sudah di kupas ditimbang dengan memotong buahnya dari tang kai buah kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca analitik Jumlah Buah Jumlah buah dihitung pada saat panen pertama atau 9 MST. Teknik Pengambilan Data Data yang diperoleh adalah jenis data kuantitatif, karena data yang diperoleh merupakan angkaangka hasil obserpasi dari setiap perlakuan. Tehnik Analisis Data Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan metode tetap: Yij = µ + γi + βj + εij
96
Jurnal Biosains Vol. 1 No. 3 Desember 2015
ISSN. 2443-1230 (cetak) ISSN. 2460-6804 (online)
Hasil dan Pembahasan Perlakuan pemberian pupuk urin sapi berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan tanaman yaitu pada tinggi tanaman. Dari rataan hasil akhir diperoleh bahwa tinggi tanaman tertinggi (pengukuran ke-VIII) yaitu pada perlakuan Ss (75 ml) dengan tinggi tanaman sebesar 144,83 cm, sedangkan yang terendah pada perlakuan S0 (tanpa pemberian pupuk urin sapi) yaitu dengan rata-rata tinggi 119,43 cm.
Uji Tunggi Tanaman Perlakuan
Rata-rataan Total Ulangan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Rerataan
40,31 72,21 78,20 100,99 123,00 163,53 96,37
Tabel 1. Daftar Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Urin Sapi Terhadap Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays saccharata L.) 9 MST (cm) Jumlah Kuadarat 2070,07 1584,71 175,04 3829,82
Sumber Keragaman Kelompok Perlakuan Galat Total Keterangan :
* ** tn
Derajat Bebas 3,00 5,00 15,00 23,00
Kuadrat Tengah 690,02 316,94 11,67
= nyata = sangat nyata = tidak nyata
FHit 59,13** 27,16**
0,05% 3,29 2,90
F Tabel 0,01% 5,42 4,56
Uji Jumlah Daun
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada tabel 1. diatas dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian pupuk urin sapi memberikan pengaruh yang sangat nyata (**) terhadap tinggi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata L.). Dimana nilai Fhitung kelompok (59,13) > Ftabel 0,05 (3,29) dan Ftabel 0.01 (5,42) menunjukka sangat nyata, dimana H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 99%. Dimana nilai F hitung perlakuan (27,16) > Ftabel 0,05 (2,90) dan Ftabel 0,01 (4,56) menunjukkan sangat nyata, dimana H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 99%. Untuk dapat menguji beda antar perlakuan atau membedakan dua macam perlakuan pada data hasil percobaan maka dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT) seperti pada tabel 1. Sedangkan uji Koofesien Keragaman (KK) pada tinggi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata L.) didapat hasil yaitu KK = 2% < 20% maka penelitian ini. dikatergorikan cukup teliti.
Perlakuan
Rata-rataan Total Ulangan
S0 S1 S2 S3 S4 S5 Rerataan
11,06 12,45 13,19 14,13 14,75 15,01 13,43
Perlakuan pemberian pupuk urin sapi juga berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun. Pengamatan didasarkan pada daun sebagai penerima cahaya dan alat fotosintesis. Perlakuan pemberian pupuk urin sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman Jagung manis, dari rataan perlakuan diperoleh bahwa jumlah daun tertinggi pada konsentrasi S5 975ml) yairu 15,01 sedangkan yang terendah pada perlakuan S0 (tanpa urin sapi) yaitu sebesar 11,06. Hal ini terjadi karena
97
Jurnal Biosains Vol. 1 No. 3 Desember 2015
ISSN. 2443-1230 (cetak) ISSN. 2460-6804 (online)
pupuk urin sapi mengandung unsur hara Kalium yang sangat berguna untuk tanaman sayuran berdaun. Tabel 2. Daftar Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Pupuk Urin Sapi Terhadap Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) pada Pengukuran VII (8MST) Sumber Keragaman Kelompok Perlakuan Galat Total Keterangan :
Jumlah Kuadrat 0,20 45,42 6,94 52,55
Derajat Bebas 3 5 15 23
Kuadrat Tengah 0,07 9,08 0,46 -
= nyata = sangat nyata tn = tidak nyata Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada tabel 2. menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman jagung manis (Zea mays saccharata L.) setelah diberi perlakuan pupuk urin sapi memberikan pengaruh yang nyata. Dimana nilai Fhitung kelompok (0,15) < Ftabel 0,05 (3,29) dan Ftabel 0,01 (5,42) menunjukkan tidak nyata, dimana H0 diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan 99%. Dimana nilai F hitung perlakuan (19,65) > Ftabel 0,05 (2,90) dan Ftabel 0,01 (4,56) menunjukkan sangat nyata, dimana H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 99%. Untuk menguji beda antar perlakun pada hasil percobaan maka uji Beda Nyata Terkecil (BNT) seperti pada tabel 2. Sedangkan uji Koofisien Keragaman (KK) pada parameter jumlah daun tenaman jagung manis (Zea mays saccharata L.) didapatkan hasil yaitu KK= 5% <20% maka penelitian ini dikategorikan cukup teliti.
FHit 0,15tn 19,65** -
F Tabel 0,05% 0,01% 3,29 5,42 2,90 4,56 -
* **
Uji Berat Buah Perlakuan
Rata-rataan Total Ulangan
S0 40,31 S1 72,21 S2 78,20 S3 100,99 S4 123,00 S5 163,53 Rerataan 96,37 Pada parameter berat buah tanaman Jagung manis (Zea mays seccharata L)dari rataan perlakuan diperoleh bahwa berat buah tanaman jagung yang tertinggi yaitu pada perlakuan S 5 (75 ml) sebesar 163,53 gram sedangkan yang terendah pada perlakuan S0 (tanpa perlakuan pupuk urin sapi) sebesar 40,31 gram. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan hara yang cukup bagi tanaman.
Tabel 3. Daftar Analisis Ragam Pengaruh Pembarian Pupuk Urin Sapi Terhadap Berat Buah Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) Pada Pengukuran VIII (9 MST) F Tabel Sumber Jumlah Derajat Kuadrat FHit Keragaman Kuadrat Bebas Tengah 0,05% 0,01% Kelompok 1027,95 3,00 342,65 1,42 tn 3,29 5,42 Perlakuan 37186,42 5,00 7437,28 30,89** 2,90 4,56 Galat 3611,51 15,00 240,77 Total 41825,89 23,00 Keterangan : * = nyata ** = sangat nyata tn = tidak nyata
98
Jurnal Biosains Vol. 1 No. 3 Desember 2015
ISSN. 2443-1230 (cetak) ISSN. 2460-6804 (online)
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada tabel 3. menunjukkan bahwa berat buah tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) setelah diberi perlakuan pupuk urin sapi yang berbeda-beda memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap berat buah Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) pada setiap perlakuan, dimana nilai Fhitung kelompok (1,42) < Ftabel 0,05 (3,29) dan Ftabel 0,01 (5,42) menunjukkan sangat nyata, dimana H0 diterima Ha ditolak pada taraf kepercayaan 99%. Dimana nilai Fhitung perlakuan (30,89) > Ftabel 0,05 (2,90) dan Ftabel 0,01 (4,56) menunjukkan sangat nyata, dimana H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 99%. Untuk dapat menguji nyata antar perlakuan atau membedakan dua macam perlakuan pada data hasil percobaan maka dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil seperti pada tabel 3. Sedangkan uji Koefisien Keragaman (KK) pada parameter berat buah tanman Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) didapat hasil yaitu KK = 16% < 20% maka penelitian ini dikategorikan cukup teliti.
Ucapan Terimakasih Terima kasih penulis ucapkan kepada Drs. Toyo Manurung, M.Si selaku pembimbing penulis dan Tim Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Daftar Pustaka Anonim, (2004), Jagung, http:// priyantopreto.blogdetik. com /tag/budidaya-tanaman-jagung jagungmanisjagung-tanaman-jagung-jagungbakar-jagung-merah-jagung-ungu/. Bilman, W.S., (2001), Analisis Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata.), Pergeseran komposisi gulma Pada Beberapa Jarak Tanaman, Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia, 3: No. 1 Naswir, (2003), Pemanpaatan Urin Sapi Yang di Fermentasikan Sebagai Nutrisi Tanaman, http:/wwwtumontou.net/702/07134/2 0htm4.(20Juli2006). Purwanto, S., (2008), Perkembangan Produksi dan Kebijakan Dalam Peningkatan Produksi Jagung, Direktorat Budi Daya Serealia, Derektorat Jendral Tanaman Pangan, Bogor. Soerjandono, N., B., (2008), Teknik Produksi Jagung Anjuran di Lokasi Peima Tani Kabupaten Sumenep, Buletin Teknik Pertanian: Jakarta
Uji Banyak Buah pada pengukuran banyak buah pada tiap satu batang terlihat bahawa tanaman Jagung manis (Zea mays saccharata L) yang yang di hasilkan hanya 1 buah perbatangnya baik pada perlakuan S0 sampai pada perlakuan S5 dengan rata-rata banyaknya hanya 1 buah. Sedangkan Uji Koefisien (KK) pada parameter tinggi tanaman Jagung Manis dapat hasi yaitu KK = 0% < 20% maka penelitian ini dikategorikan teliti.
Sukman, Y. dan Yakup, (1991), Gulma dan Teknik Pengambilannya, Penerbit Rijawali Press, Jakarta. 157 hal.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan yaitu : Pengaruh pemberian pupuk urin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman jagung manis berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah buah tanaman jagung manis (Zea mays saccharata L). Konsentrasi optimum pupuk urin sapi yang efektif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata L) diperoleh ada perlakuan S5 dengan dosis urin sapi yaitu sebanya (75ml)
Susetya, D., (2013), Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik Untuk tanaman, Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
99