PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAHE PADA IBU HAMIL TRIMESTER I TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM Umu Khabiba, Nur Zad Malikha AKBID Wijaya Kusuma Malang, Jln. Letjend S.Parman No.26A Malang Email :
[email protected]
Abstrak :Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010, Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan laporan rutin Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), angka kematian ibu di Indonesia 11.534 dari total kematian ibu (Depkes RI, 2010). Herbal sebagai unsur natural dapat digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada awal kehamilan.Jahe telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai variasi kondisi medis termasuk mual dan muntah (Chrubasik, 2005).Mekanisme yang tepat dari kerja jahe diketahui memberikan efek pada gastrik, meningkatkan denyut dan peristaltik sama dengan aksi antikolinergik dan antiserotonin. Cochrane systematic review, 2010 mengatakan untuk intervensi mual dan muntah pada kehamilan dini menyimpulkan bahwa jahe dapat digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan (Lien, 2003 , disitasi dari Bryer, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengruh ekstrak jahe dalam mengurangi emesis gravidarum.Penelitian ini menggunakan "Quasy Experiment" dengan pre-test dan post-test pada ibu hamil trimester 1. Jumlah sampel yang digunakan adalah 5 orang dengan teknik pengambilan sampel secara total sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 4 responden (80%) mengalami penurunan frekuensi mual muntah yang sebelumnya 4-9 kali sehari (sedang) menjadi 1-3 kali sehari (ringan), dan hanya ada 1 responden primigravida (20%) tidak mengalami penurunan frekuensi mual muntah yang sebelumnya 4-9 kali sehari sesudah diberikan tetap 4-9 kali sehari.Kesimpulan hipotesis yang diajukan diterima sehingga “Ada Pengaruh Pemberian ekstrak jahe terhadap emesis gravidarum” Kata Kunci : Jahe, Emesis Gravidarum, Kehamilan
PENDAHULUAN Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia mengalami proses kehamilan. Sebagian besar kehamilan berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15 % ibu hamil dapat menderita komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah ini diperkirakan 90 % terjadi di Asia dan Afrika subsahara, 10 % di negara berkembang lainnya, dan
kurang dari 1 % di negara-negara maju (Prawirohardjo. 2005). Emesis gravidarum atau mual dan muntah merupakan keluhan yang sering terjadi pada wanita hamil terutama di trimester pertama. Mual dan muntah pada kehamilan biasa dikenal dengan morning sickness. Morning sickness dapat terjadi setiap saat sepanjang hari (meskipun tidak di malam hari saat tidur) dan bukan merupakan penyakit. Mual dan muntah
18
merupakan karakteristik yang normal dari awal kehamilan (Wesson.N 2002). Terapi awal pada emesis sebaiknya konservatif disertai dengan perubahan diet, dukungan emosional, dan terapi alternatif seperti herbal. Terapi farmakologi diberikan jika mual dan muntah yang terjadi lebih kompleks (hiperemesis gravidarum) seperti pemberian piridoksin dan doksilamin, pemberian kortikosteroid oral atau intravena, dan nutrisi parenteral total jika pasien di rawat inap. Herbal sebagai unsur natural dapat digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada awal kehamilan. Jahe (Zingiber officinale R) merupakan tanaman herbal yang banyak terdapat di Indonesia. Jahe biasa digunakan sebagai penyedap masakan sama seperti cabai dan bumbu-bumbu lainnya. Jahe telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai variasi kondisi medis termasuk mual dan muntah Mekanisme yang tepat dari kerja jahe diketahui memberikan efek pada gastrik, meningkatkan denyut dan peristaltik sama dengan aksi antikolinergik dan antiserotonin. Jahe bertindak secara langsung pada saluran pencernaan dan menghindari efek samping pada sistem saraf pusat yang biasa terjadi pada kerja antiemetik (Basirat, Z. Et al. 2009). Beberapa penelitian menggunakan metode randomized controlled trial terhadap efektivitas jahe, menyimpulkan bahwa jahe dapat digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan (Vutyavanich et al., 2001; Willetts etal., 2003; Smith et al., 2004; Chittumma et al., 2007; Pongrojpaw et al., 2007; danOzgoli et al., 2009). Penelitian tentang efektivitas ekstrak jahe untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan di Indonesia
dilakukan oleh Ariyanto (2008). Melakukan uji terhadap wanita hamil dengan 350 mg ekstrak jahe dan kombinasi 350 mg ekstrak jahe dengan piridoksin yang diberikan 2 kali sehari untuk terapi mual dan muntah pada emesis gravidarum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe efektif untuk mengatasi mual dan muntah pada emesis gravidarum.
METODE Dalam penelitian yang digunakan adalah quasi experiment,menggunakan pendekatan “one group pretest-postest design“.Dalam penelitian ini ibu hamil pada trimester I sebelum diberi ekstrak jahe dihitung dari frekuensi emesisnya,kemudian di observasi lagi setelah di beri ekstrak jahe dan selanjutnya dibandingkan hasilnya.Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester pertama di BPM Rosalia Dwi, SST Kecamatan Sukun Kabupaten Malang sebanyak 5 orang dengan kriteria inklusi (Ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis gravidarum (mengalami mual muntah tidak lebih dari 10 kali setiap hari sampai umur kehamilan 12 minggu); Ibu bersedia minum wedang jahe; Bersedia menjadi responden), didapatkan 5 orang sampel. Penelitian dilakukan di BPM Rosalia Dwi, SST Kecamatan Sukun Kabupaten Malang, dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2016. Variabel dalam penelitian ini adalah mengetahui frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil sebelum diberikan ekstrak jahe dan sesudah diberikan ekstrak jahe. Data yang disajikan secara analitik, disajikan dalam bentuk tabel silang untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak jahe terhadap penurunan frekuensi emesis gravidarum di
19
BPM Rosalia Dwi, SST Kecamatan Sukun Kabupaten Malang. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No Variabel f 1.
2.
3.
Umur 18 – 25 tahun
3 (60%)
26 – 35 tahun
2 (40%)
Usia Kehamilan 4 – 8 minggu
2 (40%)
8 – minggu
3 (60%)
12
Paritas Primipara
3 (60%)
Multipara
2 (40%)
Dari 5 ibu hamil trimester I yang mengalami emesis gravidarum sebagian besar berusia 18 – 25 tahun yaitu 3 responden (60 %), sebagian besar usia kehamilan 8 – 12 minggu yaitu 3 responden (60 %) dan sebesar 3 responden (60%) primigravida. Tabel 2. Tabel silang pengaruh pemberian ekstrak jahe pada ibu hamil Trimester I terhadap emesis gravidarum di BPM Rosalia Dwi, SST kecamatan Sukun Kabupaten Malang Kriteria Penurunan mual muntah Perlakuan
Ringan
Sedang
F
%
F
%
Sebelum diberikan eksrak jahe Sesudah diberikan ekstrak jahe
0
0
5
100
4
80
1
20
Dari 5 responden yang diberikan ekstrak jahe terdapat 4 responden terdiri dari 2 primigravida dan 1 multigravida mengalami penurunan frekuensi mual muntah menjadi ringan ( 1-3 kali sehari), dan 1 responden terdiri dari primigravida tidak mengalami penurunan frekuensi tetap sedang (4-9 kali sehari). Sebelumdi berikan ekstrak jahe : Didapatkan dari hasil penelitian sebelum diberikan ekstrak jahe terkumpul 5 ibu hamil dirumah bidan melalui undangan dan semuanya hadir.Setelah itu dilakukan wawancara meliputi nama, alamat, usia, hamil keberapa, serta melihat buku KIA ibu hamil untuk mengetahui usia kehamilan.Selanjutnya dilakukan demonstrasi pada ibu hamil tentang jahe menurut (Quinlan,J.D., dan Hill,A. 2003) Sebagai antiemetic (anti muntah) dan sangat berguna pada ibu hamil untuk mengurangi morning sickness. Suatu penelitian melaporkan bahwa jahe sangat efektif menurunkan metoklapamid senyawa penginduksi nusea (mual) muntah. Jahe memproduksi aksi antimual dan antimabuk karena efek antihistamin dan anticholinergic pada peripheral dan pusat. Demonstrasi dilanjutkan menjelaskan cara membuat wedang jahe, dengan komposisi 15 gram irisan jahe (iris tipis) dan 1,5 sendok makan gula dan dilarutkan kedalam air panas (100 ml/ 1/2 gelas kecil) di minum pada saat masih hangat 1 kali sehari sesudah makan pagi. Setelah demonstrasi selesai,ditanyakan frekuesi mual muntah dari kelima ibu hamil yang terdiri dari 3 primigravida dan 2 multigravida.Sebelum diberikan ekstrak jahe semua ibu hamil mengalami mual muntah sedang (4-9 kali sehari). Di hari kedua sebelum diberikan 20
ekstrak jahe dilakukan observasi kembali frekuensi mual muntah ibu hamil dan membagikan irisan jahe serta gula untuk diminum ibu hamil di hari selanjutnya. Setelah diberikan ekstrak jahe : Dari kelima ibu hamil yang mengkonsumsi wedang jahe sesudah makan pagi, pada saat itu pula ibu hamil dikunjungi agar dapat diketahui bahwa ibu hamil benarbenar meminum jahe sampai 7 hari. Setiap hari ibu hamil diobservasi makanan dan minuman yang di konsumsinya, dan setiap hari juga ibu hamil diberikan jahe dan gula untuk diminum dihari selanjutnya.Setiapsoredilakukan observasi makanan dan minuman yang telah dikonsumsi ibu hamil sampai di hari ke tujuh, serta mengobservasi frekuensi mual muntah ibu hamil untuk mengetahui penurunan mual muntah setelah diberikan ekstrak jahe. Setelah dilihat dari pola makan 1 responden yang tidak mengalami penurunan frekuensimual muntah.Hal ini disebabkan karena ibu terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang memicu timbulnya mual muntah seperti kol, mentimun, nangka, durian dan makanan yang berbau tajam serta terlalu asin dan bersantan.Menurut (Pantikawati,Ika,SST dan Saryono.2010) jenis makanan tersebut menghasilkan gas dalam perut sebaiknya dihindari oleh ibu hamil, sebab pada ibu hamil gerakan lambung melambat dan membentuk gas sehingga mengakibatkan perut terasa kembung serta mengiritasi lambung. Ibu beralasan mengkonsumsi makanan tersebut karena faktor ngidam yang terlalu berlebihan sehingga tidak dapat menghindari meskipun mual muntah terus menerus, ibu juga mengalami gangguan istirahat (tidak pernah tidur siang) dikarenakan peran ibu sebagai
wanita karir. Faktor tersebut sebagai salah satu pemicu tidak ada penurunan frekuesi mual muntah serta menyebabkan kondisi mual ibu lebih parah, serta pengalaman pertama ibu pada proses kehamilan juga merupakan salah faktor pemicu mual muntah karena ibu primipara belum mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin sehingga lebih sering terjadi emesis gravidarum. Sedangkan Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin karena sudah mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan (Prawirohardjo, 2005:207).Namun ibu tetap memenuhi nutrisinya agar kondisinya tidak membahayakan dirinya dan bayi, meskipun makanan yang dikonsumsinya lebih memicu mual muntah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah pemberian ekstrak jahe pada umumnya mengalami penurunan mual muntah daripada sebelum diberikan ekstrak jahe. Jahe sering digunakan untuk tujuan pengobatan pada beberapa waktu lalu. Salah satu indikasi yang biasa digunakan adalah untuk mengatasi mual dan muntah. Fungsi aromatik,spasmolitik, karminatif dan absorben yang dihasilkan oleh jahe memberikan pengaruh langsung pada saluran gastrointestinal. Jahe juga memiliki efek antiinflamasi serta penghambat yang menguntungkan dalam mengatasi mual muntah. Serta senyawa gingerol dan Inti jahe yang disebut gingerol merupakan molekul radikal bebas yang kuat dan dapat beraksi sebagai antioksidan. Gingerol menurunkan produk oksidatif dalam saluran pencernaan yang menyebabkan munculnya rasa mual.Gingerol juga dapat 21
menyebabkan pembuluh darah membesar yang biasanya ditandai dengan efek hangat dan dapat memblok serotonin Memblok serotonin yaitu senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa ini menyebabkan perut berkontraksi, sehigga timbul rasa mual.Dikenal beberapa jenis jahe, tapi yang dianggap berkhasiat sebagai obat adalah jahe merah, karena kandungan minyak atsiri pada jahe merah lebih banyak (Ramadhan, J Ahmad. 2013). Zat pedas dari jahe melepaskan zat Pedas dari serat sensori. Zat Pedas yang dilepaskan menstimulasi cholinergic dan histaminicneurin untuk melepaskan Ach dan histamin sendiri-sendiri atau memproduksi kontraksi otot langsung dengan mengaktifkan reseptor Mual dan H I secara korespondensi. Ini bertujuan agar setelah Mual tereksitasi oleh zat Pedas, reseptor Mual dan H I inaktif untuk sementara dan tidak dapat dieksitasi oleh agonis. Karena itu jahe menghambat aksi anticholinergic dan antihistaminic (Quinlan,J.D., dan Hill,A. 2003)
Denise, Tiran. 2009 Mual Muntah Kehamilan. Jakarta :ECG Pantikawati,Ika,SST Saryono.2010
Asuhan
dan Kebidanan
I
(Kehamilan).Yoyakarta : Nuha Medika Prawirohardjo.
(2005).
Ilmu
kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Ramadhan, J Ahmad. 2013 Aneka Manfaat Ampuh Rimpang Jahe Untuk Pengobat., Yogyakarta Quinlan,J.D., dan Hill,A. 2003. Nausea
and
Vomiting
of
Pregnancy.http://www.aafp.org/afp/20030 701/121.html,
diperoleh
tanggal
1
November 2008) Vutyavanich,et
al.(2001).Ginger
for nausea and vomiting in pregnancy: SIMPULAN Dari 5 responden sesudah diberikan ekstrak jahe, 4 responden 2 primigravida (80%) mengalami perbaikan mual muntah yaitu menjadi ringan (1-3 kali sehari) , dan 1 responden primigravida (20%) tidak mengalami perbaikan penurunan frekuensi mual muntah tetap sedang ( 4-9 kali sehari) dalam sehari selama 7 hari. DAFTAR PUSTAKA Basirat, Z. Et al. 2009. The effect of gingerbiscuit on nusea vomiting in early
Randomized,Double-Masked,PlaceboControlled
Trial.Journal
Obstetrics
&
Gynecology,page236-244.Diperoleh tanggal
3
Desember
2009darihttp://journals.Iww.com/greenjour nal/pages/advancedsearch.px Wesson.N
2002.Morning
Sickness.Panduan
lengkap
penyebab
sertamuntah
mual
memahami ketika
hamil.Jakarta:Prestasi Pustaka Publishing
pregnancy.Actamedicaliranica,47,5156,htt p.actamedicairanica.org/archives.pdf
22