64
Pengaruh Parental Autonomy Support, Parental Involvement, dan Parental Structure terhadap Domain Kemandirian pada Remaja Penyandang Sindroma Down Iletta Nathania Tjioe Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
Rini Hildayani Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap domain kemandirian pada remaja penyandang sindroma down. Penelitian ini juga melihat variabel yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap domain remaja penyandang sindroma down. Pengukuran parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure menggunakan alat ukur Parents as Social Context Questionnaire (PSCQ) (Skinner, dkk., 2005) dan pengukuran kemandirian remaja penyandang Sindroma Down menggunakan alat ukur AAMD Adaptive Behavior Scale (Bagian Psikologi Anak dan Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1983). Partisipan berjumlah 32 orang dengan karakteristik sebagai orang tua dari remaja penyandang sindroma down. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap kemandirian pada fungsi berdikari, aktivitas ekonomi, perkembangan bahasa, perkembangan angka dan waktu, kegiatan rumah tangga, dan sosialisasi remaja penyandang sindroma down. Parental structure secara signifikan mempengaruhi domain perkembangan bahasa (Beta = 0.517; p = 0.014; signifikan pada L.o.S 0.05) dan perkembangan angka dan waktu (Beta = 0.560; p = 0.011; signifikan pada L.o.S 0.05), sedangkan parental involvement secara signifikan mempengaruhi sosialisasi (Beta = 0.482; p = 0.013; signifikan pada L.o.S 0.05) pada remaja penyandang Sindroma Down. Berdasarkan hasil tersebut, orang tua perlu meningkatkan parental autonomy support, parental involvement, dan terutama parental structure untuk membantu meningkatkan kemandirian anak. Kata Kunci: Keterampilan Sosial; Kompetensi Sosial; Masalah Perilaku; Mediasi Televisi
Kemandirian merupakan tugas perkembangan utama seorang remaja (Papalia & Feldman, 2012). Kemandirian merupakan hal yang penting bagi remaja karena kemampuan untuk mengurus sendiri kebutuhan personal dan sosial dirinya jelas meningkatkan kualitas hidup tiap remaja, meningkatkan self-esteem, dan meningkatkan kontrol dalam hidup mereka (Buckley, Bird & Sacks, 2002). Kemandirian tidak hanya penting bagi remaja pada umumnya namun juga penting bagi remaja berkebutuhan khusus, salah satunya remaja penyandang sindroma down. Universitas Indonesia
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
Sindroma down merupakan kelainan kromosom yang disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom ke-21 pada sperma ataupun sel telur (Buckley, 2000). Dari fungsi intelektual, penyandang sindroma down mayoritas merupakan penyandang retardasi mental sedang (IQ 35-50). Dibanding dengan anak normal, penyandang sindroma down memiliki kelemahan dalam hal inteligensi, karena itu terdapat beberapa karakteristik unik yang dibutuhkan dalam mendidik penyandang sindroma down. Menurut Pueschel (1998), untuk meningkatkan kompetensi pada individu dengan sindroma down, dibutuhkan disiplin, aturanaturan, dan batasan-batasan untuk memberi kejelasan pada hal-hal yang bisa atau tidak bisa diterima. Menunjang pendapat Pueschel, Powers dan Sikora (dalam Pueschel, 1998) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan kompetensi diri anak sindroma down, orang tua harus berinteraksi secara positif dan suportif, menyediakan kesempatan untuk berlatih dan mengembangkan kemandirian, fokus pada kekuatan dari anak, menyediakan akomodasi untuk mengurangi keterbatasan dari disabilitas, dan menggunakan penjelasan-penjelasan dan pembatasan. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut, National Down Syndrome Society (2012) menambahkan bahwa dalam mengajarkan sesuatu pada penyandang sindroma down, seseorang harus memiliki ekspektansi yang tinggi, bersikap antusias, dan membesarkan hati; berfokus pada kemampuan individual anak dan bukan pada label sindroma down; memberikan contoh cara mengerjakan suatu tugas dan memberikan anak banyak kesempatan untuk melakukannya; memecah langkah-langkah mengerjakan tugas menjadi langkah yang lebih kecil dan spesifik; meminta anak untuk mengulangi instruksi yang diberikan; menanyakan pertanyaan spesifik untuk memastikan anak benar-benar memahami instruksi yang diberikan; menyediakan waktu untuk review dan berlatih; memberikan anak waktu respon yang cukup; memberikan penguatan positif yang konsisten dan langsung setelah anak berhasil melakukan suatu tugas; tidak menyalahkan saat anak melakukan kesalahan; meminta anak untuk mengulang kembali saat melakukan kesalahan atau memberikan contoh yang benar dan meminta anak untuk langsung mengulanginya karena umpan balik korektif lebih efektif apabila diberikan langsung; memberikan tanda yang jelas mengenai selesainya suatu aktivitas dan mulainya aktivitas lain; hanya memberikan sedikit stimuli atau objek secara bersamaan; menggunakan objek konkret atau manipulatif bersamaan dengan penjelasan verbal; dan, bersikap fleksibel dalam proses, misalnya, jika anak kesulitan menulis dengan pensil, ajarkan anak menulis dengan komputer. Terkait dengan kemandirian, remaja dengan sindroma down juga memiliki tujuan perkembangan yang sama dengan remaja normal, yaitu mencapai kemandirian (Ditasari,
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
2011). Hal itu sejalan dengan pendapat Cohen (1977) yang mengatakan bahwa tugas utama yang dihadapi seseorang dengan disabilitas adalah mencapai kemandirian. Penelitian tentang kemandirian pada penyandang sindroma down penting karena kemandirian berkontribusi pada self-esteem (Buckley, Bird & Sacks, 2002). Penelitian lainnya membandingkan tingkat keterampilan bantu diri dari penyandang sindroma down dengan kelompok learning disabilities lainnya. Hasilnya menunjukkan bahwa penyandang sindroma down dinilai lebih kompeten (Silverstein, dalam Cohen, 1977). Penyandang sindroma down memiliki kemampuan untuk menggunakan keterampilan-keterampilan mereka secara lebih baik dalam masalah-masalah praktikal kehidupan sehari-hari daripada kelompok disabilitas lain dengan keterampilan-keterampilan yang sama. Seberapa tinggi tingkat seorang penyandang sindroma down dapat bertanggungjawab dalam mengurus kebutuhan pribadinya memiliki efek besar pada tingkat beban yang dirasakan keluarganya (Carr, 1995). Ketidakpastian dan keprihatinan mengenai masa depan anak memenuhi pikiran orang tua yang memiliki anak penyandang sindroma down (Cohen, 1977). Para orang tua yang memiliki anak dengan disabilitas bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa yang akan terjadi pada anak mereka saat mereka sudah tiada dan siapa yang akan mengurus anak mereka jika ia tidak bisa mengurus dirinya sendiri (Cohen, 1977). Banyak orang yang memiliki disabilitas tidak dikenal dan tidak pernah diawasi oleh orang lain selain orang tuanya sampai munculnya krisis saat orang tuanya meninggal (Cohen, 1977). Hal-hal tersebut menunjukkan pentingnya pendidikan bagi para remaja penyandang sindroma down untuk menjadi lebih mandiri sebagai bagian dari tugas perkembangan mereka dan integrasi mereka ke dalam masyarakat (Contardi, 1998). Mereka harus diarahkan secara tepat untuk mengembangkan secara maksimal keterampilan-keterampilan yang akan memungkinkan mereka untuk hidup secara mandiri di komunitas normal (Cohen, 1977). Apalagi saat ini terdapat sekitar 8 juta penyandang sindroma down di dunia dengan lebih dari 300.000 penyandang sindroma down yang berada di Indonesia (Setiayawan, dalam Malik, 2011). Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan tingkat kemandirian seseorang, salah satunya faktor orang tua. Secara tidak langsung, strategi coping orang tua dan keluasan jaringan sosial orang tua memiliki pengaruh pada perkembangan kemandirian anak (Buckley dkk., 2002). Secara langsung, Steinberg (dalam Zimmer-Gembeck & Collins, 2003) mengatakan bahwa parenting yang suportif, hangat, terlibat, menyediakan struktur yang tepat, dan menuntut tingkah laku yang dewasa pada anak, membuat remaja lebih mungkin merasa mampu untuk membuat keputusan yang mandiri sambil mencari masukan
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
dari orang lain, menjelajahi lingkungan, mengekspresikan diri, dan terlibat dalam tingkah laku yang merefleksikan diri mereka yang sebenarnya. Sekalipun orang tua dapat menjadi faktor yang secara positif meningkatkan kemandirian anak, orang tua dapat pula menjadi faktor penghambat. Penyandang sindroma down seringkali mengalami kesulitan untuk melakukan suatu hal sendiri karena sikap takut dari orang tua dan lingkungan menghalangi pencapaian kemandirian potensial diri mereka. Seringkali, orang tua, dan juga orang-orang secara umumnya, membangun sikap khawatir dan protektif terhadap anak sehingga menghalangi pencapaian kemandirian anak. Anak secara umum dianggap incapable dan selalu membutuhkan bantuan seseorang untuk menolongnya sepanjang waktu. Padahal, saat menginjak masa remaja, mereka juga menunjukkan keinginan untuk melepaskan diri dari orang tua dan mengekspresikan rasa terganggu pada sikap protektif dari orang tua (Contardi, 1998). Dari faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, terlihat bahwa parenting merupakan faktor yang cukup berpengaruh pada kemandirian. Hal tersebut didukung oleh pendapat Grolnick (2009) yang mengemukakan bahwa parenting memiliki pengaruh yang besar pada perkembangan kepribadian remaja. Grolnick (2009) menyatakan bahwa ada tiga dimensi dari parenting yang membentuk kemandirian, yaitu parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure. Grolnick dan Ryan (1989) mendefinisikan parental autonomy support sebagai tingkat penghargaan dari orang tua dan penggunaan teknik yang mendorong terjadinya problem solving secara mandiri pada anak dan partisipasi anak dalam pengambilan keputusan. Parental involvement didefinisikan sebagai sumber daya tingkah laku (berupa tindakan), kognitif-intelektual (berupa pengarahan dan bimbingan), dan personal (berupa keterkaitan) yang disediakan orang tua untuk anak dalam domain tertentu, seperti domain sekolah dan domain rumah (Grolnick, 2003). Scappaticcio (2009) mendefinisikan parental structure sebagai pengkomunikasian secara jelas harapan-harapan yang tidak ambigu, penyediaan informasi mengenai bagaimana memenuhi harapan, pengaturan batasan, dan tindakan secara konsisten dan dapat diprediksi dari orang tua. Bukti-bukti yang mendukung pentingnya parental autonomy support dan parental involvement telah banyak ditemukan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan pada dimensi-dimensi parenting tersebut menunjukkan bahwa parental autonomy support memiliki pengaruh yang paling besar pada perkembangan kemandirian, diikuti oleh parental involvement (Zimmer-Gembeck & Collins, 2003). Akan tetapi, dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk meneliti parental autonomy support dan
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
parental involvement, sedikit yang telah dilakukan untuk meneliti parental structure (Farkas & Grolnick, 2010). Padahal, untuk anak-anak dengan karakteristik tertentu, seperti sindroma down, parental structure diduga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kemandirian. Hal itu disebabkan oleh adanya kemiripan antara konsep parental structure dan karakteristik pendidikan anak sindroma down. Anak sindorma down membutuhkan disiplin, aturan, dan batasan-batasan yang jelas dalam belajar (Pueschel, 1998). Hal tersebut sejalan dengan konsep parental structure yang menekankan pada aturan, batasan, dan konsistensi dari orang tua (Scappaticcio, 2009). Dengan demikian, parental autonomy support dan parental involvement diduga belum tentu lebih berpengaruh daripada parental structure terhadap kemandirian penyandang sindroma down. Parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure diduga memberikan pengaruh yang berbeda pada perkembangan kemandirian remaja penyandang sindroma down. Sekalipun parental autonomy support dan parental involvement dikatakan memiliki pengaruh terbesar pada anak normal, dengan gaya pendidikan penyandang sindroma down yang berbeda, peneliti mempertanyakan apakah kedua variabel tersebut tetap paling berpengaruh terhadap kemandirian remaja penyandang sindroma down. Berdasarkan itu, peneliti tertarik untuk melihat manakah dari parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure yang memberikan pengaruh paling besar secara signifikan terhadap domain kemandirian remaja penyandang sindroma down. Domain kemandirian diukur melalui AAMD Adaptive Behavior Scale dan berjumlah 24. Ke-24 domain tersebut meliputi fungsi berdikari, perkembangan fisik, aktivitas ekonomi, perkembangan bahasa, perkembangan angka dan waktu, kegiatan rumah tangga, kegiatan kejuruan, pengarahan diri, tanggung jawab, sosialisasi, tingkah laku merusak dan tingkah laku kekerasan, tingkah laku antisosial, tingkah laku memberontak, tingkah laku tidak dapat dipercaya, tingkah laku menarik diri, tingkah laku stereotipis dan sikap yang aneh, sikap yang tidak pantas dalam hubungan antar pribadi, kebiasaan bersuara yang tidak dapat diterima, kebiasaan yang eksentrik atau yang tidak dapat diterima, tingkah laku menyakiti diri sendiri, kecenderungan hiperaktif, tingkah laku penyimpangan seksuil, kelainan-kelainan psikologis, dan penggunaan obat-obatan. Ha 1: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap fungsi berdikari remaja penyandang sindroma down.
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
Ha 2: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap perkembangan fisik remaja penyandang sindroma down. Ha 3: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap aktivitas ekonomi remaja penyandang sindroma down. Ha 4: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap perkembangan bahasa remaja penyandang sindroma down. Ha 5: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap perkembangan angka dan waktu remaja penyandang sindroma down. Ha 6: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap kegiatan rumah tangga remaja penyandang sindroma down. Ha 7: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap kegiatan kejuruan remaja penyandang sindroma down. Ha 8: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap pengarahan diri remaja penyandang sindroma down. Ha 9: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap tanggung jawab remaja penyandang sindroma down. Ha 10: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap sosialisasi remaja penyandang sindroma down. Ha 11: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap tingkah laku merusak dan kekerasan remaja penyandang sindroma down. Ha 12: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap tingkah laku anti sosial remaja penyandang sindroma down.
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
Ha 13: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap tingkah laku memberontak remaja penyandang sindroma down. Ha 14: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap tingkah laku tidak dapat dipercaya remaja penyandang sindroma down. Ha 15: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap tingkah laku menarik diri remaja penyandang sindroma down. Ha 16: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap tingkah laku stereotipis dan sikap yang aneh remaja penyandang sindroma down. Ha 17: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap sikap yang tidak pantas dalam hubungan antar pribadi remaja penyandang sindroma down. Ha 18: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap kebiasaan bersuara yang tidak dapat diterima remaja penyandang sindroma down. Ha 19: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap kebiasaan yang eksentrik atau yang tidak dapat diterima remaja penyandang sindroma down. Ha 20: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap tingkah laku menyakiti diri sendiri remaja penyandang sindroma down. Ha 21: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap kecenderungan hiperaktif remaja penyandang sindroma down. Ha 22: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap tingkah laku penyimpangan seksuil remaja penyandang sindroma down. Ha 23: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap kelainan-kelainan psikologis remaja penyandang sindroma down.
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
Ha 24: Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap penggunaan obatobatan remaja penyandang sindroma down.
Metode Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif. Desain penelitian ini adalah non-eksperimental study, dan merupakan penelitian explanatory. Penelitian dilakukan melalui dua lembaga pendidikan penyandang sindroma down di Jakarta kepada orang tua yang memiliki anak penyandang sindroma down berusia 11-24 tahun. Pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling. Jumlah partisipan sebanyak 32 orang. Alat ukur penelitian ini terdiri dari Kuesioner Parents as Social Context (PSCQ) yang berjumlah 29 item untuk mengukur parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure serta AAMD Adaptive Behavior Scale yang berjumlah 66 item (Bagian I) dan 44 item (Bagian II) untuk mengukur kemandirian remaja penyandang sindroma down. Kuesioner Parents as Social Context (PSCQ) membagi parental autonomy support menjadi kutub autonomy support dan coercion, parental involvement menjadi kutub warmth dan rejection, dan parental structure menjadi kutub structure dan chaos. AAMD Adaptive Behavior Scale terdiri dari 2 bagian. Bagian I meliputi fungsi berdikari, perkembangan fisik, aktivitas ekonomi, perkembangan bahasa, perkembangan angka dan waktu, kegiatan rumah tangga, kegiatan kejuruan, pengarahan diri, tanggung jawab, dan sosialisasi. Bagian II meliputi tingkah laku merusak dan tingkah laku kekerasan, tingkah laku antisosial, tingkah laku memberontak, tingkah laku tidak dapat dipercaya, tingkah laku menarik diri, tingkah laku stereotipis dan sikap yang aneh, sikap yang tidak pantas dalam hubungan antar pribadi, kebiasaan bersuara yang tidak dapat diterima, kebiasaan yang eksentrik atau yang tidak dapat diterima, tingkah laku menyakiti diri sendiri, kecenderungan hiperaktif, tingkah laku penyimpangan seksuil, kelainan-kelainan psikologis, dan penggunaan obat-obatan. PSCQ kemudian diadaptasi menjadi bahasa Indonesia. Hasil try-out yang dilakukan menunjukkan besaran reliabilitas pada dimensi parental autonomy support sebesar 0.593, pada dimensi parental involvement sebesar 0.837, dan pada dimensi parental structure sebesar 0.732. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel. Alat ukur AAMD Adaptive Behavior Scale sudah diadaptasi oleh Bagian Psikologi Anak dan Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan sudah digunakan untuk kepentingan pengukuran klien-klien mereka sehingga tidak diadaptasi lagi.
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
Untuk melihat manakah dari parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure yang memberikan pengaruh paling besar secara signifikan terhadap domain
kemandirian remaja penyandang sindroma down, digunakan teknik multiple
regression. Teknik tersebut dilakukan dengan mengaplikasikan program software SPSS 16.0.
Hasil Penelitian Gambaran Responden Data demografis anak dalam penelitian ini tersebar secara merata. Anak lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan (62.5%) dan merupakan anak pertama (43.8%). Pada data demografis ayah, sebagian besar ayah berada di rentang usia 41-50 tahun (43.8%), diikuti dengan rentang usia 51-60 tahun (34.4%). Pendidikan terakhir ayah sebagian besar merupakan lulusan SMP (56.3%) diikuti dengan lulusan universitas (21.9%). Sementara itu, pekerjaan ayah paling banyak merupakan wiraswasta (50%) diikuti dengan pegawai (31.3%). Pada data demografis ibu, sebagian besar ibu berada di rentang usia 41-50, (50%) diikuti dengan rentang usia 51-60 (25%). Pada pendidikan terakhir, sebagian besar ibu merupakan lulusan SMA (65.6%) diikuti oleh lulusan universitas (21.9%). Sementara itu, pada pekerjaan, sebagian besar ibu merupakan ibu rumah tangga (53.1%) diikuti secara seimbang oleh pegawai dan wiraswasta (18.8%).
Gambaran Parental Autonomy Support Hasil yang didapat berupa nilai mean partisipan dalam parental autonomy support sebesar 25.34 (SD = 3.498) dengan nilai minimum sebesar 17 dan nilai maksimum sebesar 31. Rentang nilai yang mungkin adalah antara 8 sampai dengan 32. Gambaran partisipan dalam parental autonomy support diklasifikasikan berdasarkan nilai mean yang diperoleh. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang tua memiliki parental autonomy support yang tergolong tinggi yaitu sebanyak 22 orang (68.75%).
Gambaran Parental Involvement Hasil yang didapat berupa nilai mean partisipan dalam parental involvement sebesar 33.16 (SD = 5.106) dengan nilai minimum sebesar 23 dan nilai maksimum sebesar 43. Rentang nilai yang mungkin adalah antara 11 sampai dengan 44. Gambaran partisipan dalam parental involvement diklasifikasikan berdasarkan nilai mean yang diperoleh. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang tua memiliki parental involvement yang tergolong tinggi yaitu sebanyak 18 orang (56.25%).
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
Gambaran Parental Structure Hasil yang didapat berupa nilai mean partisipan dalam parental structure sebesar 31.5 (SD = 3.436) dengan nilai minimum sebesar 25 dan nilai maksimum sebesar 40. Rentang nilai yang mungkin adalah antara 10 sampai dengan 40. Gambaran partisipan dalam parental involvement diklasifikasikan berdasarkan nilai mean yang diperoleh. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang tua memiliki parental structure yang tergolong tinggi yaitu sebanyak 19 orang (59.38%).
Gambaran Kemandirian Pada penelitian ini, partisipan diukur kemandiriannya melalui 24 domain. Akan tetapi, domain dari bagian 2 alat ukur AAMD Adaptive Behavior yang telah diambil datanya dan diteliti, tidak dapat diolah secara statistik. Hal itu disebabkan oleh kurangnya variasi jawaban pada item-item tersebut dan terlalu banyak jawaban yang bernilai 0 (perilaku tersebut dianggap tidak muncul). Karena itu, peneliti tidak mengikutsertakan bagian kedua dalam perhitungan dan tidak dapat menjawab pertanyaan penelitian ke-11 sampai dengan ke-24. Domain-domain tersebut meliputi tingkah laku merusak dan kekerasan, tingkah laku anti sosial, tingkah laku memberontak, tingkah laku tidak dapat dipercaya, tingkah laku menarik diri, tingkah laku stereotipis dan sikap yang aneh, sikap yang tidak pantas dalam hubungan antar pribadi, kebiasaan bersuara yang tidak dapat diterima, kebiasaan yang eksentrik atau yang tidak dapat diterima, tingkah laku menyakiti diri sendiri, kecenderungan hiperaktif, tingkah laku penyimpangan seksuil, kelainan-kelainan psikologis, serta penggunaan obatobatan. Pada fungsi berdikari, mean partisipan sebesar 72.62 (SD = 18.268) dengan nilai minimum sebesar 12 dan nilai maksimum sebesar 98. Pada perkembangan fisik, mean partisipan sebesar 20.16 (SD = 3.112) dengan nilai minimum sebesar 10 dan nilai maksimum sebesar 24. Pada aktivitas ekonomi, mean partisipan sebesar 6.19 (SD = 3.542) dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 15. Pada perkembangan bahasa, mean partisipan sebesar 25.56 (SD = 6.485) dengan nilai minimum sebesar 13 dan nilai maksimum sebesar 37. Pada angka dan waktu, mean partisipan sebesar 7.56 (SD = 2.793) dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 12. Pada kegiatan rumah tangga, mean partisipan sebesar 10.09 (SD = 4.835) dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 18. Pada kegiatan kejuruan, mean partisipan sebesar 8.58 (SD = 2.638) dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 8. Pada pengarahan diri, mean partisipan sebesar 13.19 (SD = 4.518) dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 19.
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
Pada tanggung jawab, mean partisipan sebesar 3.53 (SD = 1.849) dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 6. Terakhir, pada sosialisasi, mean partisipan sebesar 17.25 (SD = 3.69) dengan nilai minimum sebesar 11 dan nilai maksimum sebesar 25. Hasilhasil perhitungan tersebut dapat dilihat di tabel 4.5. Setelah gambaran partisipan dalam domain kemandirian diklasifikasikan berdasarkan persentil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa sebagian besar remaja penyandang Down Syndrome berada pada kategori sedang dalam hampir semua kategori kemandirian kecuali pada perkembangan fisik yang menunjukkan bahwa 14 remaja berada di kategori tinggi (43.75%).
Pengaruh Parental Autonomy Support, Parental Involvement, dan Parental Structure terhadap Domain Kemandirian pada Remaja Penyandang Sindroma Down Tabel 1 Hasil Uji Multiple Regression Domain
R
R2
Adjusted R2 0.228 -0.007 0.241 0.36
F
Sig.
Fungsi Berdikari 0.551 0.303 4.059 0.016* Perkembangan Fisik 0.301 0.09 0.928 0.44 Aktivitas Ekonomi 0.561 0.314 4.281 0.013* Perkembangan Bahasa 0.65 0.422 6.811 0.001* Perkembangan Angka dan 0.601 0.361 0.293 5.274 0.005* Waktu Kegiatan Rumah Tangga 0.597 0.357 0.288 5.182 0.006* Kegiatan Kejuruan 0.432 0.186 0.099 2.139 0.118 Pengarahan Diri 0.457 0.209 0.124 2.468 0.083 Tanggung Jawab 0.447 0.2 0.114 2.331 0.096 Sosialisasi 0.663 0.439 0.379 7.316 0.001* * Signifikan pada L.o.S 0.05 a. Prediktor: parental autonomy support, parental involvement, parental structure Dapat dilihat dari tabel 4.10, hasil analisis multiple regression yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa
secara
bersama-sama,
parental
autonomy
support,
parental
involvement, dan parental structure secara signifikan berpengaruh terhadap domain fungsi berdikari (R = 0.551, p = 0.016), aktivitas ekonomi (R = 0.561, p = 0.011), perkembangan bahasa (R = 0.65, p = 0.001), perkembangan angka dan waktu (R = 0.552, p = 0.016), kegiatan rumah tangga (R = 0.601, p = 0.05), dan sosialisasi (R = 0.663, p = 0.001) remaja penyandang sindroma down pada L.o.S 0.05.
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
Tabel 2 Tabel Koefisien Uji Hasil Multiple Regression Sig. Domain
Parental Autonomy Support 0.441 0.296 0.947
Parental Involvement 0.362 0.166 0.234
Parental Structure 0.228 0.624 0.014*
Fungsi Berdikari Aktivitas Ekonomi Perkembangan Bahasa Perkembangan Angka dan 0.675 0.369 Waktu Kegiatan Rumah Tangga 0.591 0.257 Sosialisasi 0.872 0.013* Kegiatan Kejuruan 0.517 0.048* * Signifikan pada L.o.S 0.05 a. Prediktor: parental autonomy support, parental involvement, parental structure
0.011* 0.108 0.128 0.854
Sementara itu, berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa dari keenam domain yang dipengaruhi secara signifikan oleh variabel parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure, parental structure terbukti memberikan sumbangan paling besar terhadap domain perkembangan bahasa (p = 0.014) dan perkembangan angka dan waktu (p = 0.011) remaja penyandang sindroma down pada L.o.S 0.05. Parental involvement terbukti memberikan sumbangan paling besar terhadap domain sosialisasi (p = 0.013) remaja penyandang sindroma down pada L.o.S 0.05. Untuk domain fungsi berdikari, aktivitas ekonomi, dan kegiatan rumah tangga, tidak ditemukan variabel yang memberikan pengaruh paling besar secara signifikan. Sementara itu, walaupun secara bersamaan parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure tidak secara signifikan berpengaruh terhadap domain kegiatan kejuruan, parental autonomy support terbukti memberikan sumbangan paling besar secara signifikan pada domain tersebut (p= 0.048) di L.o.S 0.05.
Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure secara signifikan berpengaruh pada fungsi berdikari, aktivitas ekonomi, perkembangan
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
bahasa, perkembangan angka dan waktu, kegiatan rumah tangga, dan sosialisasi remaja penyandang sindroma down. 2. Perkembangan bahasa serta perkembangan angka dan waktu remaja penyandang sindroma down terbukti paling dipengaruhi secara signifikan oleh parental structure. 3. Sosialisasi remaja penyandang sindroma down terbukti paling dipengaruhi secara signifikan oleh parental involvement. 4. Pada domain fungsi berdikari, aktivitas ekonomi, dan kegiatan rumah tangga, tidak ditemukan adanya faktor yang paling berpengaruh di antara parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure. 5. Parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap domain perkembangan fisik, pengarahan diri, dan tanggung jawab pada remaja penyandang sindroma down. 6. Parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap domain kegiatan kejuruan remaja penyandang sindroma down. Akan tetapi, terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari parental
autonomy
support,
parental
involvement,
dan
parental
structure
terhadapkegiatan kejuruan remaja penyandang sindroma down. Parental autonomy support terbukti memberikan sumbangan paling besar secara signifikan terhadap kegiatan kejuruan remaja penyandang sindoma down.
Diskusi Pertama, terbukti bahwa parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure berpengaruh secara signifikan terhadap domain fungsi berdikari, aktivitas ekonomi, dan kegiatan rumah tangga remaja penyandang sindroma down. Akan tetapi, tidak terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap domain-domain tersebut. Koefisien beta yang didapatkan oleh ketiga variabel tersebut tidak berbeda secara signifikan. Hal itu mungkin terjadi karena domain-domain tersebut sama-sama membutuhkan parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure untuk berkembang. Misalnya, domain fungsi berdikari. Item-item dalam domain tersebut mengacu pada kemampuan self-help anak. Sesuai dengan hasil penelitian Holmes (dalam Cohen, 1977), tanpa adanya keterlibatan orang tua yang berlebihan, remaja penyandang sindroma down lebih mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan self-help mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
keseimbangan antara parental involvement dan faktor-faktor lain. Dalam hal ini mungkin parental autonomy support dan parental structure juga ikut mempengaruhi self-help anak. Kedua, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan fisik, pengarahan diri, dan tanggung jawab remaja penyandang sindroma down. Hasil tersebut menunjukkan adanya hal-hal lain yang memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap perkembangan fisik, pengarahan diri, dan tanggung jawab remaja penyandang sindroma down. Hasil yang diperoleh dapat terjadi karena berbagai sebab. Misalnya, domain perkembangan fisik merupakan bawaan (nature) dari diri anak sehingga orang tua tidak terlalu berperan dalam mengembangkan aspek tersebut. Pada domain tanggung jawab, urutan anak dalam keluarga diduga berpengaruh secara signifikan. Menurut Hurlock (1973), anak yang lahir terlebih dahulu diharapkan menjadi contoh sehingga ia menjadi lebih bertanggung jawab pada adik-adiknya. Dalam penelitian ini, jumlah subjek yang merupakan anak sulung lebih banyak daripada anak tengah dan anak bungsu. Terakhir, pengarahan diri mungkin tidak dipengaruhi oleh parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure karena kemampuan anak mengarahkan dirinya diduga berhubungan dengan kemampuan inteligensi anak (Cohen, 1977). Anak dengan inteligensi lebih tinggi lebih mampu mengatur kegiatan-kegiatan yang lebih kompleks dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan pekerjaan. Ketiga, hasil penelitian menunjukkan bahwa parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure secara signifikan mempengaruhi perkembangan bahasa, perkembangan angka dan waktu, dan sosialisasi remaja penyandang sindroma down. Terdapat pula perbedaan pengaruh dari parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure secara signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan bahwa parental structure memberikan sumbangan paling besar secara signifikan terhadap perkembangan bahasa dan perkembangan angka dan waktu remaja penyandang sindroma down sedangkan parental involvement memberikan sumbangan paling besar secara signifikan terhadap sosialisasi remaja penyandang sindroma down. Perbedaan pengaruh tersebut mungkin terjadi karena perbedaan faktor yang dibutuhkan untuk mencapai kemandirian pada masing-masing domain. Untuk mengajarkan kemandirian pada domain perkembangan bahasa dan perkembangan angka dan waktu, dibutuhkan pembelajaran yang sifatnya mirip dengan pembelajaran akademik. Dalam pembelajaran akademik, penyandang sindroma down membutuhkan contoh cara pengerjaan tugas, kesempatan untuk mengerjakan tugas, dan pemecahan tugas menjadi langkah-langkah yang lebih spesifik. Hal itu serupa dengan
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
komponen-komponen parental structure yang dikemukakan oleh Scappaticcio (2009). Pada saat orang tua menerapkan parental structure, orang tua memberikan kesempatan kepadaanak untuk berlatih,dan menyediakan informasi cara mengerjakan tugas, sehingga anak dapat mempelajari bahasa dan angka dan waktu dengan baik. Kemudian, pada domain sosialisasi, parental involvement terbukti memiliki pengaruh yang lebih besar secara signifikan. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan intelektualitas pada penyandang sindroma down sehingga mereka mengalami kesulitan dalam situasi-situasi sosial. Dengan adanya bantuan dan keterlibatan orang tua dalam kegiatan anak, anak mungkin dapat lebih mengembangkan kemampuan sosialisasi mereka. Hal itu disebabkan orang tua membantu anak berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan mereka cara berinteraksi dengan orang lain, dan menjadi model pembelajaran anak dalam situasi sosial. Keempat, berdasarkan perhitungan multiple regression, parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure secara bersama-sama tidak signifikan mempengaruhi kegiatan kejuruan remaja penyandang sindroma down. Akan tetapi, parental autonomy support terbukti memberikan sumbangan paling besar secara signifikan terhadap kegiatan kejuruan remaja penyandang sindroma down. Hal tersebut diduga disebabkan oleh dukungan yang diberikan orang tua pada anak membuat anak berani mencoba melakukan sesuatu sehingga anak mampu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sederhana. Kelima, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang pertama yaitu jumlah sampel yang terbatas. Keterbatasan sampel tersebut membuat penelitian ini kurang bisa digeneralisasikan ke populasi. Kedua, karena untuk meneliti parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure peneliti menggungakan orang tua sebagai partisipan, ada kemungkinan terjadi faking good dalam jawaban-jawaban mereka sehingga kebanyakan dari mereka hasilnya menjadi tinggi. Ketiga, banyaknya data demografis yang tidak diisi atau diisi secara tidak lengkap. Hal itu disebabkan karena beberapa partisipan menolak memberikan data pribadi karena menyangkut kerahasiaan. Keempat, kategori respon jawaban dapat dipersepsikan secara berbeda oleh partisipan. Kategori respon menggunakan pilihan sangat benar, agak benar, agak salah, dan sangat salah dapat menimbulkan pemikiran bahwa partisipan diminta untuk menilai apakah pernyataan tersebut benar atau salah untuk dilakukan. Padahal dalam kuesioner tersebut partisipan sebenarnya diminta untuk merespon pernyataan sesuai dengan keadaan dirinya saat ini.
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti menyarankan beberapa hal untuk penelitian selanjutnya, misalnya peneliti sebaiknya menambah jumlah partisipan untuk meningkatkan varians data. Hasilnya juga lebih dapat mewakili populasi sehingga lebih dapat digeneralisasikan. Selain itu, sebaiknya digunakan informan ganda dalam menilai parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure untuk membuat hasil penelitian lebih objektif dan akurat. Pembinaan rapport terlebih dahulu dengan partisipan sehingga partisipan dapat lebih terbuka saat diwawancara dan dapat membantu memberikan data yang lengkap dan sesuai dengan keadaan partisipan kepada peneliti. Hasil pengujian reliabilitas masing-masing dimensi menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa variabel yang memiliki indeks reliabilitas yang rendah sehingga perlu ditinjau lebih lanjut. Pemilihan kategori jawaban dalam kuesioner Parents as Social Context (PSCQ) sebaiknya diganti menjadi sangat sesuai, agak sesuai, agak tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai untuk menhindari terjadinya salah pengertian saat pengisian. Selain itu, diperlukan penelitian lain mengenai kemandirian remaja penyandang sindroma down. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 10 domain kemandirian yang diteliti, masih terdapat beberapa domain yang tidak dipengaruhi oleh parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi domain-domain kemandirian tersebut. Penelitian selanjutnya mengenai kemandirian remaja penyandang sindroma down sebaiknya disertai dengan analisis mengenai faktor-faktor lain seperti IQ, faktor keluarga, dan pengasuhan secara menyeluruh. Dinamika di dalam keluarga, orang-orang, serta faktor yang terlibat di dalam keluarga lainnya juga perlu dipertimbangkan. Adanya pengaruh signifikan dari parental involvement terhadap sosialisasi remaja penyandang sindroma down menunjukkan bahwa orang tua tidak hanya perlu menyerahkan anak ke lembaga pendidikan namun juga perlu terlibat dalam kegiatan anak untuk membantu anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, adanya pengaruh yang signifikan dari parental structure terhadap perkembangan bahasa dan perkembangan angka dan waktu remaja penyandang sindroma down menunjukkan bahwa orang tua perlu menerapkan parental structure pada domain-domain yang memerlukan pembelajaran akademik. Pada kegiatan kejuruan, parental autonomy support memberikan pengaruh yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa agar remaja penyandang sindroma down dapat memiliki hobi dan kegiatan di luar rumah, orang tua harus mendukung kemandirian anak dengan membebaskan anak memilih sendiri aktivitas yang disukainya. Selain itu, sebaiknya
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
hasil penelitian selanjutnya dipublikasikan, misalnya ke media cetak, agar masyarakat dapat melihat pengaruh dari parental autonomy support, parental involvement, dan parental structure terhadap kemandirian.
Daftar Pustaka Buckley, S. (2000). Living with down syndrome. Down Syndrome Issues and Information. Buckley, S., Bird, G & Sacks, B. (2002). Social development for individuals with down syndrome – An overview. Down Syndrome Issues and Information. Carr, J. (1995). Down’s Syndrome: Children Growing Up. Great Britain: Cambridge University Press. Cohen, S. (1977). Special People: A Brighter Future for Everyone with Physical, Mental, and Emotional Disabilities. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Contardi, A. (1998). The educational course in the acquisition of the autonomy of associazone italiana persone down. Down Syndrome Research and Practice, 5 (2), 9398. Ditasari, N.N. (2011). Kemandirian Remaja Down Syndrome. Universitas Negeri Malang. Skripsi. Farkas, M.S. & Grolnick, W.S. (2010). Examining the components and concomitants of parental structure in the academic domain. Motivation and Emotion, 34, 266-279. Grolnick, W.S. (2003). The Psychology of Parental Control: How Well-Meant Parenting Backfires. Mahwah, N.J.: Lawrence Erlbaum Associates. Grolnick, W.S. (2009). The role of parents in facilitating autonomous self-regulation for education. Theory and Research in Education, 7 (2), 164-173. Grolnick, W.S. & Ryan, R.M. (1989). Parent styles associated with children’s self-regulation and competence in school. Journal of Educational Psychology, I81, 143-154. Hurlock, E.B. (1973). Adolescent Development (4th ed.). New York: McGraw-Hill. Malik, R. (2011). Hubungan antara Religious Coping dan Resiliensi Keluarga pada Orang Tua yang Memiliki Anak Penyandang Down Syndrome. Universitas Indonesia. Skripsi. National Down Syndrome Society. (2010). Information for healthcare professionals resources
for
healthcare
professionals.
http://ndss.org/index.php?option=com_content&view=article&id=77&Itemid=98&li mitstart=1. Diakses pada 11 Mei 2012.
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
Papalia, D.E. & Feldman, R.D. (2012). Experience Human Development (12th ed.). Boston: McGraw-Hill. Pueschel, S.M. (1998). Towards optimal mental health of persons with down syndrome. Down Syndrome Research and Practice, 5 (1), 43-46. Scappaticcio, D. (2009). A Comprehensive Instrument to Measure Parental Involvement, Autonomy Support, and Structure in Children’s Schooling. New York: Fordham University. Disertasi. Skinner, E., Johnson, S., dan Snyder, T. (2005). Six dimensions of parenting: A motivational model. Parenting: Science and Practice, 5 (2), 175-225. Zimmer-Gembeck, M.J. & Collins, W.A. (2003). Autonomy development during adolescence. Dalam G.R. Adams & M. Berzonsky (Eds.), Blackwell Handbook of Adolescence (pp. 175-204). Oxford: Blackwell Publishers.
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
63
Universitas Indonesia
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013
65
Pengaruh Parental ..., Iletta Nathania Tjioe, FPsi UI, 2013