PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASIUNSUR INTRINSIK CERPEN SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
SRI NANI MULYATI NIM 120388201028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
ABSTRAK
Mulyati, Sri Nani. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Kemampuan Mengidentifikasi UnsurUnsur Intrinsik Cerpen Siswa Kelas X.8 Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd. Pembimbing II : Harry Andheska, M.Pd. Kata Kunci : Pengaruh, Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together), Mengidentifikasi Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Penelitian ini dilaksanakan karena ditemukan permasalahan pembelajaran bahwa siswa kela X.8 Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang kurang mampu dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen sebelum menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together), untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen setelah menggunakan model pembelajaran NHT dan untuk menganalisis ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran NHT terhadap kemampuan siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen. Penelitian ini menggunakan sampling purposive. Sampel pada penelitian adalah Siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang berjumlah 37 orang. Objek penelitian ini adalah mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen. Penelitian ini ditentukan oleh dua kriteria penilaian, yakni kesesuaian isi jawaban dan kejelasan rumusan jawaban. Pada penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan tes esai. Sedangkan teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Hasil rata-rata sebelum penerapan adalah 60,8. Sesudah penerapan berjumlah 79, 2. Hasil uji hipotesis adalah thitung = 32,8 > ttabel (α/2)= 2,030 dengan taraf signifikan α = 0,025. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh menggunakan model pembelajaran NHT terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang.
ABSTRAK
Mulyati,
Sri
Nani.2016. Influence Model Learning NHT (NumberedHeadsTogether) Identify Capability the Elements Intrinsic of short story Grade School x.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang in the Academic Year 2015/2016. Essay Department of Language and Literature Indonesia. Faculty of Teacher Training and Education. Raja Ali Haji Maritime University. SupervisorI : Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd. Supervisor II : Harry Andheska, M.Pd.
Keywords: Effect, Learning Model NHT(NumberedHeadsTogether),Identify Elements Intrinsic of Short Story This study was conducted because it was found that students learning problems X. 8 Class School SMA Negeri 4 Tanjungpinang less able to identify the intrinsic elements of short stories. The study aims to determine the student's ability x.8 class SMAN 4 Tanjungpinang in identifying the intrinsic elements of short stories before using learning model NHT(NumberedHeadsTogether), to determine the ability grades x.8 SMAN 4 Tanjungpinang in identifying the intrinsic elements stories after using NHT learning models and to analyze whether or not the effect of NHT learning model (the ability grade x.8 Class SMAN 4 Tanjungpinang in identifying the intrinsic elements of short stories. This study using purposives sampling. Samples are students of class X. 8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang which amounted to 37 people. the object of this study is to identify the intrinsic elements of short stories. the study was determined by two assessment criteria, namely compatibility of the answer and the clarity of the formulation of an answer. In the study using a quantitative approach with methods of experimental research. the technique of collecting Data in the study using an essay test. While this research data analysis techniques using quantitative analysis techniques. The mean of pretest is 60,8 and posttest is 79,2. Than the result test hipotesis is thitung = 32,8 > ttabel (α/2)= 2,030 with signifikan α = 0,025. The results the ability to identify the intrinsic elements of short stories x.8 class SMAN 4 Tanjungpinang after using learning model NHT(NumberedHeadsTogether)shows the effect of using learning model NHT against such capabilities.
1. Pendahuluan Mata pelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah menengah atas (SMA) mempelajari berbagai macam bentuk sastra. Satu di antaranya adalah cerita pendek atau disingkat cerpen. Pelajaran cerpen di SMA mulai dipelajari sejak kelas X. Pada tingkat kelas tersebut, para siswa diharuskan menguasai berbagai standar kompetensi untuk memahami pelajaran cerpen itu sendiri. Berdasarkan silabus bahasa Indonesia kelas X semester satu kurikulum KTSP, cerpen dipelajari dengan berbagai standar kompetensi. Satu di antaranya ialah memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca cerpen. Pada standar kompetensi ini, siswa kelas X harus menguasai beberapa kompetensi dasar serta haru mampu mencapai indikator-indikator yang sudah ditentukan. Namun dalam proses pembelajarannya, masih ada siswa kelas X yang kurang mampu mencapai indikator-indikator itu. Hal ini dialami siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil tes siswa yang diberikan peneliti ketika melaksanakan praktik mengajar di kelas tersebut, ratarata siswa masih belum mampu mencapai indikator mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen. Hal ini terlihat dari nilai tes siswa di kelas tersebut. Rata-rata siswa memperoleh nilai tes kurang dari nilai KKM bahasa Indonesia. Berdasarkan pemasalahan pembelajaran yang terjadi pada siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang, peneliti melakukan evaluasi guna melihat faktor yang
menyebabkan
permasalahan
tersebut.
Berdasarkan
hasil
evaluasi,
permasalahan yang terjadi disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapkan peneliti ketika mengajarkan indikator mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen
kurang berpengaruh terhadap kemamapuan siswa kelas X.8 itu sendiri. Hal ini disadari peneliti, model pembelajaran tersebut kurang sesuai dengan karakter belajar siswa kelas X.8. Diketahui, situasi kelas X.8 cendrung dipengaruhi oleh siswa yang memiliki rasa-ingin tahu yang rendah. Hal inilah yang dapat menyebabkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif sehingga penyampaian materi tidak tersampai dengan baik. Oleh sebab itu, pada pembelajaran indikator mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen, siswa kelas X.8 kurang memahami unsur intrinsik cerpen dengan baik sehingga mengakibatkan mereka kurang mampu dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen dengan tepat. Berdasarkan permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang ini, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian. Penelitian ini diupayakan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang dalam mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen. Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) terhadap kemampuan siswa dalam mencapai indikator tersebut. Kecenderungan peneliti memilih model pembelajaran NHT ini dikarenakan model pembelajaran yang diterapkan sebelumnya kurang berpengaruh terhadap kemampuan siswa. Model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (Trianto, 2014:131). Kemudian Slavin (Trianto, 2014:131) menjelaskan, model pembelajaran NHT melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut. Terdapat beberapa kelebihan pada model pembelajaran NHT, satu di antaranya adala mengembangkan rasa-ingin tahu (Kinarsih dan Sani, 2015:30). Dengan demikian, pada penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh model pembelajaran NHT terhadap kemampuan mengidentifikasi unsurunsur intrinsik cerpen siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016.
2. Metode Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena metode yang digunakan peneliti adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Soegiyono, 2012:72). Adapun
peneliti menggunakan metode ini dikarenakan
ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016. Disamping itu, metode penelitian eksperimen memiliki beberapa desain penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian one-group pretestposttest design.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan perhitungan uji-t di atas, maka didapatkan thitung, yakni 32,8. Hasil penyelesaian di atas menunujukkan bahwa thitung = 32,8 > ttabel (α/2)= 2,030. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesi Ho ditolak
dan hipotesi Ha diterima. Dengan demikian hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016. Pernyataan kesimpulan ini berdasarkan rumusan hipotesis yang telah diuraikan di Bab II. Adapun hipotesis yang didugakan ini adalah sebagai berikut. Ha = ada pengaruh model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang. Ho = tidak ada pengaruh model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen siswa kelas X.8 SMA Negeri 4 Tanjungpinang. Berdasarkan hasil pretest dan posttest yang telah dipaparkan, dapat dilihat adanya peningkatan nilai kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen siswa kelas X.8 Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang setelah diberi perlakuan
model pemebelajaran NHT (Numbered Heads Together).
Keseluruhan nilai rata-rata siswa kelas X.8 pada hasil postest memperoleh nilai 79,2 yang termasuk ke dalam kategori baik, sedangkan nilai rata-rata siswa kelas X.8 pada hasil pretest memperoleh nilai 60,8 dengan kategori sedang. Pemerolehan nilai rata-rata tersebut didapatkan dari hasil penskoran dan penilaian. Penskoran jawaban setiap sampel ditentukan oleh kriteria-kriteria penilaian, yaitu kesesuaian isi dilihat dari unsur intrinsik cerpen dan kejelasan rumusan jawaban
dilihat dari rumusan jawaban. Adapun pembahasan secara rinci dari kedua kriteria penilaian adalah sebagai berikut. Berdasarkan kriteria penilaian kesesuain isi, peneliti menilai kesesuaian isi dengan melihat antara kesesuaian unsur intrinsik cerpen yang dijawab siswa dengan unsur intrinsik cerpen yang diteskan. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara langsung berada di dalam, menjadi bagian, dan ikut membentuk eksistensi cerita yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2005 : 221). Yang termasuk unsur intrinsik cerpen adalah tema, tokoh, penokohan, latar tempat dan waktu, alur, sudut pandang, konflik, gaya bahasa dalam cerita, dan amanat. Berdasarkan kriteria penilaian kesesuain isi, penelitia menilai kesesuaian isi dengan melihat antara kesesuaian unsur intrinsik cerpen yang dijawab siswa dengan unsur intrinsik cerpen yang diteskan. Kriteria penilaian ini memuat skor 2,1 dan 0. Untuk jawaban yang diberi skor 2, maka jawaban tersebut dinyatakan sesuai dengan unsur Intrinsik cerpen. Namun untuk jawaban yang diberi skor 1, maka jawaban dinyatakan kurang sesuai dengan unsur intrinsik cerpen. Sedangkan jawaban yang diberi skor 0, maka jawaban tersebut dinyatakan tidak sesuai. Untuk melihat perbedaan jawaban siswa yang memperoleh skor 2, 1 dan 0, berikut peneliti memaparkan cuplikan jawaban siswa dari 10 butir soal. Cuplikan jawaban prestest yang memperoleh skor 0 1. keinginan yang belum tercapai (Kode Sampel WU) 3. Tokoh utamanya = rusdi Tokoh pembantunya = Guru (Kode Sampel EFA) 4.Rusdi = baik, rajin menabung Pak guru = pengertian dan ramah (Kode Sampel ARD) 6. Mundur (Kode Sampel KRN) 7. Sudut pandnag: orang ketiga menjadi pengarang (Kode Sampel DDH) 9. Santai , mudah dipahami (Kode Sampel DPS)
Cuplikan jawaban pretest yang memperoleh skor 1 1. Seorang anak yang gigih dalam mencapai harapannya (Kode Sampel SFA) 2. Sang anak dan Ayah ibu (Kode Sampel FH) 3. Rusydi:utama Ayah, ibu, guru, teman-teman: pembantu (Kode Sampel EBK) 4. Rusdi: bijaksana Ayah: baik hati Pak yuli: baik (Kode Sampel EBK) 5. Pada siang hari, di rumah sakit, di UGD (Kode Sampel AJ) 7. Sudut pandang pertama: pelaku utama (Kode Sampel SFA) 8. Ayah rusdi terserang penyakit jantung (Kode Sampel EBK) 9. Majas dan tidak berbelit (Kode Sampel FH) 10. Karena yang hidup pasti akan mati (Kode Sampel WU) Cuplikan jawaban pretest yang memperoleh skor 2 1. Ketulusan seorang anak (Kode Sampel HR) 2. Rusdi. Ayah, Ibu, Pak Yuli (Kode Sampel HR) 3. Tokoh utama: Rusdi Tokoh pembantu: Ibu, Ayah, dan Pak Yuli (Kode Sampel MJK) 4. Tokoh utama: anak yang rajin, suka menabung, patuh kepada orang tua Tokoh pembantu : Ayah : baik hati, pekerja keras Ibu : lemah lembut Pak Yuli : baik(Kode Sampel RO) 5. Latar waktu : pagi hari, pulang sekolah, dini hari Latar tempat: Rumah, Rumah sakit, Sekolah (Kode Sampel RO) 6. Alur campuran (Kode Sampel VA) 7. Sudut pandang orang pertama pelaku utama (Kode Sampel MJK) 8. Konflik eksternal karena masalah seorang anak juga pada ayahnya yang sakit dan harus mengorbankan uang celengan untuk membantu sang ayah (Kode Sampel RM) 9. Baku dan menggunakan majas (Kode Sampel AR) 10. Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua hingga akhir hayat (Kode Sampel AR)
Berdasarkan kriteria kesesuaian isi dilihat dari unsur intrinsik cerpen, yang memperoleh skor 0 terdapat pada nomor soal 1, 3, 4, 6, 7 dan 9. Peneliti memberikan skor 0 pada jawaban siswa tesebut karena jawaban yang dipaparkan
tidak sesuai dengan unsur intrinsik cerpen. Sedangkan pada cuplikan jawaban siswa yang mendapatkan skor 1 karena jawaban kurang sesuai dengan unsur intrinsik cerpen. Di samping itu, cuplikan jawaban siswa yang memperoleh skor 2. dikarenakan terdapat kesesuaian isi jawaban dengan unsur intrinsik cerpen. Kesepuluh. Kriteria penilaian kejelasan rumusan jawaban dilihat dari rumusan jawaban memang sangat diperlukan dalam menilai jawaban soal berupa tes esai. Djiwandono (2008 : 67) mengemukakan ketepatan dan kejelasan rumusan dalam bentuk pilihan kata dan penyusunan yang membantu kejelasan. Maka dari itu, peneliti menilai jawaban siswa dengan kriteria kejelasan rumusan dilihat dari rumusan jawaban yang disajikan oleh siswa. Kriteria kejelasan rumusan dilihat dari rumusan jawaban yang disajikan oleh siswa. Kriteria penilaian ini memuat skor 2,1 dan 0. Untuk jawaban yang diberi skor 2, maka jawaban tersebut dinyatakan rumusan jawaban jelas. Namun untuk jawaban yang diberi skor 1, maka jawaban dinyatakan rumusan jawaban kurang jelas. Sedangkan jawaban yang diberi skor 0, maka jawaban tersebut dinyatakan rumusan jawaban tidak jelas Untuk melihat perbedaan jawaban yang berskor 2, 1 dan 0, berikut peneliti memaparkan cuplikan jawaban siswa dari 10 butir soal. Cuplikan jawaban prestest yang memperoleh skor 0 1. keinginan yang belum tercapai (Kode Sampel WU) 3. Tokoh utamanya = rusdi Tokoh pembantunya = Guru (Kode Sampel EFA) 4.Rusdi = baik, rajin menabung Pak guru = pengertian dan ramah (Kode Sampel ARD) 6. Mundur (Kode Sampel KRN) 7. Sudut pandnag: orang ketiga menjadi pengarang (Kode Sampel DDH)
9. Santai , mudah dipahami (Kode Sampel DPS)
Cuplikan jawaban pretest yang memperoleh skor 1 1. Seorang anak yang gigih dalam mencapai harapannya (Kode Sampel SFA) 2. Sang anak dan Ayah ibu (Kode Sampel FH) 3. Rusydi:utama Ayah, ibu, guru, teman-teman: pembantu (Kode Sampel EBK) 4. Rusdi: bijaksana Ayah: baik hati Pak yuli: baik (Kode Sampel EBK) 5. Pada siang hari, di rumah sakit, di UGD (Kode Sampel AJ) 6. Mundur (RO) 7. Sudut pandang pertama: pelaku utama (Kode Sampel SFA) 8. Ayah rusdi terserang penyakit jantung (Kode Sampel EBK) 9. Majas dan tidak berbelit (Kode Sampel FH) 10. Karena yang hidup pasti akan mati (Kode Sampel WU) Cuplikan jawaban pretest yang memperoleh skor 2 1. Ketulusan seorang anak (Kode Sampel HR) 2. Rusdi. Ayah, Ibu, Pak Yuli (Kode Sampel HR) 3. Tokoh utama: Rusdi Tokoh pembantu: Ibu, Ayah, dan Pak Yuli (Kode Sampel MJK) 4. Tokoh utama: anak yang rajin, suka menabung, patuh kepada orang tua Tokoh pembantu : Ayah : baik hati, pekerja keras Ibu : lemah lembut Pak Yuli : baik(Kode Sampel RO) 5. Latar waktu : pagi hari, pulang sekolah, dini hari Latar tempat: Rumah, Rumah sakit, Sekolah (Kode Sampel RO) 6. Alur campuran (Kode Sampel VA) 7. Sudut pandang orang pertama pelaku utama (Kode Sampel MJK) 8. Konflik eksternal karena masalah seorang anak juga pada ayahnya yang sakit dan harus mengorbankan uang celengan untuk membantu sang ayah (Kode Sampel RM) 9. Baku dan menggunakan majas (Kode Sampel AR) 10. Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua hingga akhir hayat (Kode Sampel AR)
Pada cuplikan jawaban siswa di atas, peneliti memberikan skor 0 pada jawaban tersebut karena rumusan jawaban tidak jelas. Sedangkan pemberian skor 1 dari setiap jawaban disebabkan jawaban-jawaban tersebut memiliki rumusan
jawaban yang kurang jelas. Di samping itu, peneliti memberikan skor 2 pada setiap jawaban karena jawabannya diuraikan dengan rumusan jawaban yang jelas. Berdasarkan perolehan hasil penelitian, diketahui bahwa ada pengaruh dari penerapan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerpen siswa kelas X.8 SMA Negeri
4
Tanjungpinang
tahun
pelajarn
2015/2016.
Penerapan
model
pembelajaran NHT dalam pelajaran unsur intrinsik cerpen dapat membantu mereka untuk memahami pelajaran dengan baik. Para siswa menjadi aktif dan terpacu dalam menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini disadari bahwa model pembelajaran NHT tersebut dapat mempengaruhi pola interaksi siswa dalam proses pembelajaran.
4. Simpulan dan Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka peneliti mendapatkan beberapa simpulan. Hasil tes kemampuan mengidentifikasi unsur instrinsik cerpen siswa kelas X.8 Sekolah Menegah Atas Negeri 4 Tanjungpinang sebelum menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together), diperoleh nilai rata-rata 60,8. Nilai rata-rata tersebut termasuk kategori sedang. Di samping itu, hasil tes kemampuan mengidentifikasi unsur instrinsik cerpen siswa kelas X.8 Sekolah Menegah Atas Negeri 4 Tanjungpinang setelah menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) mengalami peningkatan nilai. Pada hasil postest itu rata-rata kemampuan siswa termasuk
kategori baik dengan perolehan nilai rata-rata keseluruhan adalah 79,2. Setelah diperoleh nilai rata-rata, diperoleh hasil pengujian hipotesis penelitian yang dilakukan terhadap hasil tes kemampuan mengidentifikasi unsur instrinsik cerpen siswa kelas X.8 Sekolah Menegah Atas Negeri 4 Tanjungpinang setelah menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together), diperoleh hasil uiji hipotesis bahwa thitung = 32,8 > ttabel (α/2)= 2,030 dengan taraf signifikan α = 0,025. Dari hasil uji hipotesis itu, maka dapat diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hasil dari uji hipotesis ini menyatakan bahwa adanya pengaruh model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur instrinsik cerpen siswa kelas X.8 Sekolah Menegah Atas Negeri 4 Tanjungpinang tahun pelajaran 2015/2016. Melalui Penelitian ini dapat dijadikan bahan rekomendasi kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMA Negeri 4 Tanjungpinang dan pihak akademik dan kurikulum SMA Negeri 4 Tanjungpinang. Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mencoba memperbaharui model pembelajaran yang diterapkan ketika proses pembelajaran, seperti mencoba menerapkan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together). Hal ini diupayakan agar proses pembelajaran tidak jenuh sehingga para siswa dapat memperbaiki pola belajarnya. Dengan demikian dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Djiwandono, M. Soenardi.2008.Tes Bahasa.Jakarta: Indeks.
Bahasa
Pegangan
Bagi
Pengajar
Kurniasih, Imas., dan Berlin Sani.2015.Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesional Guru.Jakarta: Kata Pena. Nurgiyantoro, Burhan.2005.Sastra Anak Pengantar Pemahaman Anak.Yogyakarta: Gdjah Mada University Press.
Dunia
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D.Cetakan Keenam Belas.Bandung: Alfabeta. Trianto.2014.Mendesain Model Pembelajaran Kontekstual.Jakarta: Prenadamedia.
Inovatif,
Progresif,
dan