Pengaruh Model Pembelajaran.... (Imam Susilo Adhi) 13
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA INGGRIS KELAS 5 SD SONO PARANGTRITIS KRETEK BANTUL The effect of learning model “Mastery Learning” againts the skill of writing simple sentence english class grade 5 Sono Elementary Sschool Parangtritis Kretek Bantul Oleh: Imam Susilo Adhi, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran mastery learning terhadap keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa inggris kelas 5 SD Sono. Jenis penelitian ini adalah penelitian experiment pre experimental one group pre test post test. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas 5 SD Sono yang berjumlah 24 siswa. Sedangkan objek penelitian ini adalah model pembelajaran mastery learning yang meliputi orientasi, penyajian, latihan terstruktur, latihan terbimbing, latihan mandiri. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, test, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran mastery learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa secara signifikan, hal ini ditunjukkan oleh treatment dan tanggapan guru setelah serangkaian treatment selesai. Adapun hasil nilai keterampilan menulis sederhana di pre test adalah 68,3 sedangkan hasil pada post test adalah 76,6. Hal ini membuktikan bahwa treatment yang diberikan kepada siswa berpengaruh terhadap keterampilan menulis sederhana pada siswa Hasil keterampilan menulis sederhana setelah diberikan treatment lebih tinggi daripada hasil keterampilan menulis sebelum diberikan treatment. Kata kunci: model pembelajaran, mastery learning. Abstract
This study aimed to determine the effect of the learning model “mastery learning” against the skill of writing simple sentences in English Class of 5th grade Sono Elementary School. This research is a experiment pre-experimental one group pre test post test research. The subjects of this research were 5 th grade students of Sono Elementary School about to 24 students. While the object of this research is a learning model “mastery learning” which include of orientation, presentation, structured exercises, guided exercises, independent exercises. Data collection techniques using observation, testing, and documentation. The results showed that learning with learning model “mastery learning” effected the student learning outcomes significantly, this is indicated by the treatment and teacher responses after a series of treatment is completed. The results of the simple writing skills in the pre-test was 68.3, while on the post test was 76.6. This proves that the treatment given to the student has an influence to the students writing skills in writing simple sentence. The results for simple writing skills after treatment is higher than the results of the writing skills before the treatment. Keywords: learning model, mastery learning.
PENDAHULUAN
adanya interaksi antara respon dan stimulus,
Belajar dan mendidik merupakan dua
sedangkan mendidik menunjukkan penyampaian
konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
suatu ilmu untuk membentuk manusia menjadi
Belajar menunjukkan kepada bentuk perubahan
pribadi yang baik. Jadi belajar dan mendidik dalam
yang dialami seseorang dalam perilaku akibat
hal ini adalah proses interaksi antara guru dan siswa pada saat proses pembelajaran. Proses
14 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 1 Tahun 2017
pembelajaran akan berhasil selain ditentukan oleh
Berdasarkan
observasi
yang
telah
kemampuan guru dalam menentukan metode dan
dilaksanakan faktor penyebab siswa belum tuntas
alat yang digunakan dalam pengajaran, juga
dalam hasil belajar Bahasa Inggris adalah waktu
ditentukan oleh minat dan motivasi belajar siswa.
belajar siswa kelas V yang masih kurang, karena
Rendahnya hasil belajar bahasa Inggris
pembelajaran di lakukan dalam 2x35 menit dalam
pada siswa di tingkat SD baik itu pada nilai
satu minggu sekali. Berdasarkan wawancara yang
semester maupun ujian nasional dikarenakan guru
peneliti lakukan pada siswa, siswa kekurangan
dalam membelajarkan materi bahasa inggris
waktu belajar karena masih belum bisa membagi
terlalu cepat dan kurang menarik. Di samping itu
waktu bermain dan waktu belajar, dalam hal ini
penggunaan metode pengajaran yang salah dapat
siswa kelas V SD Negeri Sono masih sering
mengakibatkan tingkat pemahaman siswa dan
menggunakan waktu bermainnya daripada untuk
penguasaan materi masih kurang, serta nilai yang
belajar. Tentu saja itu berdampak pada hasil
diperoleh siswa cenderung rendah. Hal ini
belajar Bahasa Inggris yang belum tuntas, yakni
dibuktikan dengan hasil observasi pada tanggal 27
dibawah KKM yaitu 75. Faktor yang kedua adalah
November 2015 dengan Ibu Septi selaku guru
siswa kurang percaya diri dalam pelaksanaan
Bahasa Inggris SD N Sono, yaitu nilai Bahasa
pembelajaran Bahasa Inggris, hal ini dikarenakan
Inggris kelas 5 SD N Sono masih di bawah KKM
siswa yang belum terbiasa menggunakan bahasa
yaitu nilainya berkisar antara 73 – 74 dengan skor
inggris dalam kegiatan sehari-hari. Faktor yang
maksimal 100, sedangkan KKM mata pelajaran
ketiga adalah minat belajar siswa terhadap
Bahasa Inggris adalah 75. Untuk mempengaruhi
pembelajaran Bahasa Inggris masih rendah. Hal
hasil belajar pada siswa khususnya keterampilan
ini terbukti ketika siswa cenderung mencari
menulis kalimat sederhana pada mata pelajaran
kesibukan lain ditengah kegiatan belajar mengajar
Bahasa Inggris, diperlukan proses pengemasan
berlangsung, faktor yang terakhir adalah sarana
belajar yang tepat, salah satunya adalah dengan
belajar Bahasa Inggris siswa kelas V pada mata
menerapkan
pelajaran bahasa inggris masih sangat minim.
mastery
learning
dalam
pembelajaran. Suryobroto
Untuk menunjang keberhasilan siswa dalam (2010:67)
mengemukakan
pembelajaran
bahasa
inggris
guru
bahwa Mastery learning adalah suatu proses
menggunakan
media
buku
pembelajaran dimana siswa diberikan waktu yang
menggunkan media bernyanyi untuk membentuk
cukup dan juga kesempatan belajar yang memadai.
motivasi belajar siswa.
dan
hanya sesekali
Sehingga dengan demikian semua siswa akan
Adapun kelemahan belajar bahasa inggris
dapat belajar sesuai dengan cara dan kecepatan
di kelas V SD N 2 SONO adalah (1) siswa tidak
masing-masing. Dalam hal ini, guru melakukan
mampu menguasai hubungan antar konsep, (2)
berbagai teknik pembelajaran, yaitu dengan
siswa
memberikan umpan balik dan tes berdasarkan
diberikan
acuan kriteria.
kurang guru,
memperhatikan (3)
siswa
materi kurang
yang dalam
Pengaruh Model Pembelajaran.... (Imam Susilo Adhi) 15
mengerjakan latihan-latihan soal, (4) siswa malu
bekerjasama dengan guru untuk keberhasilan
bertanya tentang materi yang belum dimengerti.
penelitian ini.
Masalah-masalah masalah-masalah
di
pendekatan
atas
merupakan
Waktu dan Tempat Penelitian
pembelajaran,
Penelitian ini dilaksanakan pada kurun
belum lagi masalah-masalah dari siswa itu sendiri.
waktu bulan April sampai Mei tahun ajaran
Terutama
2015/2016 bertempat di SD Sono.
pada pelajaran
bahasa inggris,
mengingat pelajaran bahasa inggris merupakan mata pelajaran yang terkenal sulit, selain itu juga
Subjek Penelitian Subjek
penelitian
dalam
Penelitian
dikhawatirkan aktivitas belajar bahasa inggris
Tindakan Kelas
ini adalah siswa kelas V SD
terganggu, jika suasana pembelajaran bahasa
Negeri Sono yang berjumlah 24 siswa.
inggris tidak menyenangkan. Ini merupakan
Objek Penelitian
masalah utama yang dihadapi oleh para guru
Objek penelitian ini adalah aktivitas siswa
Bahasa Inggris. Rendahnya hasil belajar Bahasa
yang dengan pembelajaran model pembelajaran
Inggris karena adanya berbagai cap negatif telah
masstery learning untuk meningkatkan prestasi
melekat di benak siswa berkenaan dengan
belajar bahasa inggris.
pelajaran bahasa inggris, yang bisa jadi itu semua
Prosedur
dimunculkan dari guru baik secara langsung
Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :
maupun tidak langsung, disadari atau tidak disadari.
a.) Orientasi
Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah
Pada tahap ini dilakukan penetapan suatu
belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris
kerangka
adalah melalui pendekatan belajar tuntas (mastery
menjelaskan tujuan pembelajaran, tugas-tugas
learning). Dari permasalahan yang telah diuraikan,
yang akan dikerjakan dan mengembangkan
peneliti tertarik untuk menerapkan mastery
tanggung
learning pada proses pembelajaran Bahasa Inggris
pembelajaran.
isi
pembelajaran.
jawab
siswa
Guru
selama
akan
proses
siswa kelas V Sekolah Dasar. Adapun judul dari penelitian
ini
Pembelajaran
adalah Mastery
“Pengaruh Learning
Model terhadap
Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Inggris
Kelas 5 SD Sono Parangtritis Kretek
Bantul.
b.) Penyajian Pada tahap ini guru menjelaskan konsepkonsep atau keterampilan baru disertai dengan contoh-contoh. Jika yang diajarkan adalah konsep baru, maka penting untuk mengajak
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah experimen pre experimental one group pre test post test dengan menggunanak one group pre test post test. Peneliti
siswa mendiskusikan karakteristik konsep, definisi serta konsep. Jika yang diajarkan berupa keterampilan baru, maka penting untuk mengajar siswa mengidentifikasi langkahlangkah kerja keterampilan dan berikan contoh
16 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 1 Tahun 2017
untuk setiap langkah-langkah keterampilan
dikerjakan di kelas ataupun berupa PR
yang diajarkan.
(Pekerjaan Rumah). Adapun peran guru pada tahap ini adalah memberi nilai hasil kerja siswa
c.) Latihan Terstruktur
setelah selesai mengerjakan tugas secara tuntas.
Pada tahap ini guru memberi siswa contoh
Guru perlu memberikan umpan balik kembali
praktik penyelesaian masalah/tugas. Dalam
jika siswa masih
tahap
pengerjaannya.
ini,
siswa
perlu
diberi
beberapa
ada kesalahan dalam
pertanyaan, kemudian guru memberi balikan atas jawaban siswa.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan
d.) Latihan Terbimbing
observasi,dokumentasi dan tes tertulis. Pada tahap ini guru memberi kesempatan pada siswa untuk latihan menyelesaikan suatu
Instrumen Penelitian Instrumen
yang
digunakan
dalam
permasalahan, tetapi masih dibawah bimbingan
penelitian ini adalah lembar observasi, lembar tes
dalam menyelesaikannya. Melalui kegiatan
tertulis dan RPP.
terbimbing ini memungkinkan guru untuk
Teknik Analisi Data
menilai
kemampuan
siswa
dalam
Teknik analisis data yang digunakan dalam
menyelesaikan sejumlah tugas dan melihat
penelitian ini adalah dengan teknik analisis
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa.
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis
Jadi peran guru dalam tahap ini adalah
deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis
memantau kegiatan siswa dan memberikan
data hasil observasi kegiatan guru dan siswa.
umpan balik yang bersifat korektif jika
Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan
diperlukan
untuk menentukan seberapa besar peningkatan keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa
e.) Latihan Mandiri
inggris dilaksanakan. Tahap latihan mandiri adalah inti dari strategi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
ini. Latihan mandiri dilakukan apabila siswa
selanjutnya dapat dihitung dengan persentase
telah mencapai skor unjuk kerja antara 85%-
aktivitas
90% dalam tahap latihan terbimbing. Tujuan
prosentase siswa yang tuntas KKM. Untuk
latihan terbimbing adalah memperkokoh bahan
mengetahui persentase aktivitas siswa, maka
ajar yang baru dipelajari, memastikan daya
digunakan rumus yang telah dikemukakan oleh
ingat, serta untuk meningkatkan kelancaran
Ngalim Purwanto (2008:120):
siswa
dalam
permasalahan.
menyelesaikan Dalam
tahap
ini
siswa,
rata-rata
nilai
siswa,
dan
suatu
Menurut Burhan Nurgiyantoro (2012: 219)
siswa
rumus mencari nilai rata-rata atau mean adalah
menyelesaikan tugas tanpa bimbingan ataupun umpan balik dari guru. Kegiatan ini dapat
sebagai berikut M=
∑× 𝑁
Pengaruh Model Pembelajaran.... (Imam Susilo Adhi) 17
M = Mean
Tingkat pendidikan para guru di SD terebut
∑× = Skor total perolehan siswa
mayoritas bergelar sarjana atau setara dengan
N = banyaknya responden
sarjana (S1). Keadaan siswa di SD Negeri 3
Selain menncari rata-rata, peneliti juga
Keden, secara kuantitas terdiri dari 6 kelas, yaitu
menghitung prosentase siswa yang tuntas KKM.
kelas 1 sampai dengan VI. Rata-rata banyaknya
Ngalim Purwanto (2006: 102) mengemukakan
siswa tiap kelas berjumlah 30 orang siswa.
bahwa untuk menghitung ketuntasan adalah sebagai berikut: Ketuntasan =
banyak siswa yang tuntas KKM Jumlah keseluruhan siswa
Jumlah siswa kelas V SD N SONO adalah 24 siswa, dengan rincian 11 siswa laki-laki dan 13
× 100 %
siswa perempuan. Kondisi kelas beserta fasilitas
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang digunakan sebagai aktivitas belajar dan
Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian
mengajar sudah memenuhu standar kegiatan
Sekolah yang dipilih menjadi tempat
belajar mengajar. Kelas berukuran 7x8 meter,
penelitian adalah SD Negeri Sono. Lokasi
dengan satu papan tulis lebar, meja dan kursi yang
daripada sekolah yang terletak di dusun Sono,
masih kokoh berjumah masing-masing 30 biji,
Kelurahan
serta lampu penerangan berjumlah 4 biji.
Parangtritis,
Kecematan
Kretek,
Kabubaten Bantul. Letaknya tidak begitu jauh
Hasil Observasi
dengan penelitian yaitu kurang lebih 200 m. Sehingga memudahkan peneliti mengadakan
Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan
penelitian di SD ini. SD ini berdiri dari tanah
Mei 2016, yaitu diawali dengan dialog antara
pemerintah seluas 650 m2. Dalam penerimaan
peneliti, guru matematika, dan kepala sekolah.
siswa baru, sekolah ini sudah menggunakan sistem
Dialog yang pertama dilaksanakan pada hari
seleksi, karena sekolah ini sudah termasuk sekolah
Kamis 11 Mei 2016 mulai pukul 09.00 – 10.00
favorit.
WIB di ruangan kepala sekolah. Pada kesempatan ini kepala sekolah menyambut baik kehadiran Lingkungan sekolah ini cukup baik, hal ini
dapat dilihat dari cara mengatur dan memelihara
peneliti yang akan melakukan penelitian tindakan dengan guru Bahasa Inggris kelas V.
ruang kelas, ruang kerja, ruang perpustakan, aula, halaman sekolah, UKS, kamar mandi dan kantin
Dialog yang pertama ini menghasilkan
sekolah. Kebersihan dan kerapian ruang selalu
kesempatan
bahwa
:
1)
disadari
untuk
diperhatikan, setiap hari sebelum pelajaran
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam
dibersihkan oleh siswa yang piket, kemudian di
menerapkan strategi pembelajaran, menyajikan
kontrol ulang oleh penjaga sekolah.
materi ajar yang menarik, dan memberikan bimbingan pada siswa yang kesulitan, 2) usaha
Di tinjau dari kuantitas gurunya, SD Negeri Sono mempunyai 11 orang guru, dengan 9 guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 2 guru berstatus Pegawai Tidak Tetap (GTT).
peningkatan
hasil
belajar
siswa
dalam
pembelajaran Bahasa Inggris, dan 3) dialog berikutnyamengagendakan
untuk
mencari
18 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 1 Tahun 2017
masalah-masalah
yang
diduga
menjadi
berkaitan dengan meningkatkan kemampuan dan
penghambat hasil belajar siswa dan solusinya
ketrampilan guru dalam bidang materi ajar Bahasa
dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Inggris
Kegiatan dialog yang kedua dilaksanakan pada hari Jumat 12 Mei 2016 mulai pukul 08.00 – 09.00 WIB. Sesuai agenda dialog kedua dan berdasarkan pengalaman guru matematika serta
melalui
masalah kelas yang perlu dan segera diatasi dalam usaha penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Dalam hal ini hasil belajar dalam keaktifan siswa, pemahaman materi dan kemandirian siswa.
yang yang
selanjutnya pembahasan dari masing-masing alternatif yang ditawarkan sebagai berikut: a) Materi ajar Bahasa Inggris Pada
saat
dilaksanakan
di
penelitian SD
ini
Negeri
Sono,
khususnya kelas V, materi inti mata pelaran Bahasa Inggris kelas V semester 2 yang
diteliti
adalah
pokok
bahasan
Clothes.
Dialog ini juga menghasilkan kesepakatan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris
kegiatan
disepakati oleh guru Bahasa Inggris
observasi pendahuluan pada waktu pembelajaran Bahasa Inggris di kelas V disepakati bahwa
rangkaian
yang
b) Metode pembelajaran Pembahasan tentang metodologi
dilakukan selama ini belum optimal karena dilihat dari keaktifan, perhatian dan kemandirian siswa
pembelajaran
terhadap pembelajaran Bahasa Inggris yang juga
strategi
kurang. Masih juga ada siswa yang tidak mau
menyampaikan bahwa pada pembelajaran
ambil pusing mengerjakan soal-soal Bahasa
Bahasa Inggris
Inggris karena ada sesuatu yang lebih mudah dan
pendekatan
menarik perhatian seperti menggambar, bermain
implementasi pendekatan belajar tuntas,
dan berbicara dengan teman sebangkunya.
guru
Gambaran ini dijadikan pangkal dalam melihat permasalahan upaya peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris di kelas V SD dan juga dalam diskusi antara guru Bahasa Inggris, kepala sekolah dan peneliti. Perencanaan Tindakan Pembelajaran a. Memperbaiki kompetensi guru dalam bidang Bahasa Inggris Kegiatan untuk memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang Bahasa Inggris
yang
pembelajaran,
peneliti
tuntas.
siswa
materi,
memfasilitasi
dengan
tersebut menggunakan
belajar
membantu
memahami
berkaitan
Dalam
untuk
dapat
memotivasi
jalannya
dan proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran, guru melibatkan siswa secara aktif. b. Identifikasi masalah dan penyebabnya Tindakan mengidentifikasi
yang masalah
disepakati dan
untuk analisis
penyebabnya dalam usaha meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris yaitu diskusi antara guru matematika, kepala sekolah dan peneliti.
Pengaruh Model Pembelajaran.... (Imam Susilo Adhi) 19
Hal ini dilakukan pada kegiatan dialog
yang kedua. Berdasarkan pengalaman guru
menghadapi situasi kelas yang mengajarkan
2
Guru
materi Bahasa Inggris, pengamatan langsung di
kelas dan melalui diskusi yang disepakati bahwa permasalahan tindak kelas yang perlu segera
diatasi untuk usaha meningkatkan hasil belajar
siswa adalah : 1. Minat belajar Bahasa Inggris siswa masih
3
Proses Pembelajaran
kurang.
2. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
kurang.
3. Perhatian dan kemandirian siswa kurang
Kurangnya minat belajar dan keaktifan Perhatian terhadap belajar kurang Kurang mendorong siswa untuk aktif Kurang memperhatikan dan memahami karakeristik siswa Penyampaian materi cenderung monoton Penyampaian tugas kurang terperinci Kurang memaksimalkan pemanfaatan waktu belajar Penyampaian materi ajar terlalu singkat Pemanfaatan media belajar kurang maksimal Kurangnya bimbingan belajar
4. Perbedaan kemampuan masing-masing Berbagai kemungkinan penyebab masalah
individu. Masalah-masalah tersebut di atas, kiranya telah memenuhi syarat sebagai permasalahan yang dapat dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas. Setelah mendapatkan masalah tersebut di atas,
selanjutnya
diskusi
dilanjutkan
mengidentifikasi faktor penyebabnya. Karena melalui
memahami
penyebab
masalah
berbagai suatu
kemungkinan
tindakan
dapat
dikenalkan. Hasil kerja kolaboratif guru Bahasa Inggris, kepala sekolah dan peneliti disepakati asumsi penyebab masalah tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Faktor Siswa
dianalisis secara kolaboratif berdasarkan observasi kelas. Melalui kerja kolaboratif disimpulkan penyebab
sesungguhnya
yang
tidak
memperhatikan keaktifan siswa menjadikan hasil belajar yang rendah. Peneliti dan guru Bahasa Inggris sepakat bahwa akar penyebab masalah adalah kualitas pembelajaran seperti : a) penyampaian materi ajar yang terlalu singkat, b) pembelajaran kurang memanfaatkan waktu dan media, dan c) tidak ada bimbingan guru dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Tabel 1. Masalah pembelajaran No. 1
yang disajikan pada tabel di atas, kemudian
Penyebab Masalah Mengnggap Bahasa Inggris suatu pelajaran yang sulit dan menakutkan Kesulitan memahami materi ajar
c. Perencanaan Solusi Masalah Kegiatan yang dilakukan dikembangkan berdasarkan akar penyebab masalah, yaitu kualitas pembelajaran Bahasa Inggris. Tindakan solusi masalah yang disepakati oleh guru Bahasa Inggris, kepala sekolah dan peneliti untuk mengatasi permasalahn upaya meningkatkan hasil belajar
20 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 1 Tahun 2017
siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris SD
Pembelajaran
secara
kelompok
Kelas V melalui pembenahan dalam proses
kecil bertujuan memberikan kesempatan
pembelajaran matematika antara lain:
kepada
1) Proses
pembelajaran
di
kelas
setiap
siswa
mengembangkan
untuk
kemampuan
dan
menggunakan pendekatan belajar tuntas
ketrampilan memecahkan masalah, dan
untuk mengatasi permasalahan usaha
mengembangkan
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
kepemimpinan.
pembelajaran Bahasa Inggris SD Kelas V
kelompok dalam memecahkan masalah.
melalui
Tekanan utama pembelajaran kelompok
pembenahan
dalam
proses
kemampuan Pada
anggota
pembelajaran berdasarkan kesepakatan
pada
peserta kolaborasi.
keterampilan individu sebagai anggota
Tindakan
pembelajaran
untuk
peningkatan
setiap
kemampuan
dan
kelompok serta menimbulkan kerja sama
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
(tukar
hal ini keaktifan siswa, pemahaman dan
bertindak sebagai fasilitator, pembimbing
kemandirian siswa yaitu menggunakan
dan pengendali ketertiban kerja kelompok.
pendekatan belajar tuntas.
Pembelajaran
Selama proses pembelajaran di kelas
memberikan kesempatan siswa untuk
model
belajar
pembelajarannya
menggunakan
pendapat
antar
siswa)
individual
berdasarkan
guru
bertujuan
kemampuannya
kombinasi klasikal, kelompok kecil dan
sendiri dan sikap tiap individu secara
individual.
optimal. Program pembelajaran individual
Penerapan
kombinasi,
pembelajaran ini secara klasikal (kelas
berorientasi
besar) untuk memberikan informasi dasar,
kepada siswa agar dapat belajar secara
penjelas
mandiri. Guru berperan sebagai fasilitator,
tentang
tugas
yang
akan
dikerjakan, serta hal lain yang dianggap secara
pemberian
bantuan
pembimbing dan rekan belajar.
perlu (pembukaan dan pengembangan). Pembelajaran
pada
Pada pembelajaran kelompok guru
klasikal
membentuk kelompok belajar yang teridiri
bertujuan memberikan kesempatan kepada
dari 4 siswa yang diposisikan dengan
siswa untuk terlibat aktif di dalam
tempat duduk mereka, hal ini dilakukan
pembelajaran yang disampaikan guru
untuk mempersingkat waktu dan efisiensi
secara demokratis. Program pembelajaran
waktu.
klasikal memberikan tekanan utama pada
2) Tindakan pembelajaran
kemampuan, ketampilan, dan sikap seluruh
Berdasarkan prinsip dan karakteristik dari
anggota kelas. Guru berperan sebagai
pendekatan belajar tuntas maka proses
fasilitator, pembimbing dan pengendali
pembelajaran
ketertiban kelas.
memperhatikan :
di
kelas
harus
Pengaruh Model Pembelajaran.... (Imam Susilo Adhi) 21
a) Pengajaran didasarkan atas tujuantujuan pendidikan yang telah
dengan jadwal sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. Pelaksanaan pembelajaran ini
ditentukan terlebih dahulu.
guru menggunakan metode belajar tuntas atau
b) Memperhatikan perbedaan individu
mastery learning
c) Evaluasi dilakukan secara kontinyu
sebelumnya oleh peneliti. Adapun perencanaan
dan didasarkan atas kriteria. pengayaan e) Menggunakan prinsip siswa belajar
a)
Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran bahasa
tindakan
inggris terkait teknis penelitian.
pembelajaran untuk
mengatasi
masalah
peningkatan hasil belajar siswa perlu
c)
mastery
guru matematika antara lain rencana fleksibel
kemungkinan
guru
d)
Sesuai
dengan
komponen-
e)
menggunakan
penerapan
learning
di
metode setiap
Membuat kelompok belajar yang terdiri
Menyiapkan alat bantu pembelajaran yaitu media kartu bergambar dengan isi
komponen rencana pembelajaran yang
materi clothes.
telah disebutkan terdahulu, hendaknya kegiatan pembelajaran dilakukan secara
dengan
dari 7 kelompok.
menyesuaikan dengan reaksi siswa dalam proses pembelajaran.
pelaksanaan
pembelajaranya.
dan untuk
rencana
langkah-langkah
pembelajaran. Program yang ditawarkan bersifat
Membuat pembelajaran
disusun ke dalam suatu program tindakan
memberi
Menelaah kurikulum tingkat satuan kelas V SD N Sono
b)
kecil.
pembelajaran
jelaskan
pelajaran yang berbasis kompetensi
f) Menggunakan satuan pelajaran yang
Solusi
di
sebagai berikut :
aktif.
program
telah
peneleiti dalam mendesain rancangan adalah
d) Menggunakan program perbaikan dan
3) Penyusunan
yang
f)
Membuat
lembar
observasi
untuk
bertahap, mulai dari yang telah diketahui
mrngamati kegiatan belajar mengajar
siswa, berangsur-angsur bergerak menuju
ketika
pemahaman materi baru.
berlangsung.
d. Pelaksanaan Menggunakan
Pembelajaran Metode
Mastery
g)
Membuat soal tes berupa isian singkat mengetahui prestasi belajar siswa pada
a. Perencanaan
2015 di kelas V SD N SONO yang disesuaikan
sedang
dan uraian menyusun kalimat untuk
Learning
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Mei
pembelajaran
materi clothes. b.
Pelaksanaan
22 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 1 Tahun 2017
Setelah tanda bel pelajaran kedua dimulai
Diagram Pre Test
peneliti masuk kedalam kelas. Siswa memberi salam kepada guru kemudian setelah menjawab
Tuntas 37,5%
salam guru memberikan motivasi untuk memulai
Belum Tuntas 62,5%
pelajaran Bahasa Inggris pada pokok materi clothes, dalam hal ini merupakan kegiatan apersepsi. Kemudian guru menjelaskan dan menyajikan materi tersebut dengan metode
Setelah melakukan tes kemampuan awal
mastery learning agar siswa lebih mudah untuk
siswa, guru melanjutkan kegiatan pembelajaran
mengerti
tersebut.
dengan menjelaskan kembali materi clothes
Pembelajaran dilaksanakan beberapa kali untuk
dengan lebih jelas dan menggunakan contoh. Pada
menegaskan bahwa semua siswa telah paham
saat menjelaskan materi guru juga memperhatikan
terhadap
siswa
siswa dan aktivitas belajar siswa. Pada tahap ini
melaksanakan pembelajaran, guru memberikan tes
guru menangkap masih banyak diantara siswa
awal tau pre test, hal ini dilakukan untuk
yang kurang begitu memusatksn perhatiannya
mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
kepada guru yang sedang menjelaskan materi
materi tersebut. Hasil daripada pre test adalah
clothes.
dan
materi
memahami
clothes.
materi
Sebelum
sebagai berikut : jumlah siswa keseluruhan adalah 24 siswa dengan rincian nilai sebagai berikut : Berdasarkan hasil pre test terdapat hasil
Untuk lebih memusatkan perhatian siswa pada pembelajaran yang sedang berlangsung guru mengajak siswa ikut terlibat langsung dalam
memahami
pembelajaran maka guru memberikan pertanyaan
pembelajaran bahasa inggris materi clothes,
kepada siswa tentang contoh kosa kata dan kalimat
diperoleh hasil bahwa siswa yang belum tuntas
tentang clothes. Ternyata hanya ada beberapa
nilai kriteria minimal adalah 15 siswa. Sedangkan
siswa saja yang mau aktif dan kritis dalam
yang sudah memenuhi standar ketuntasan nilai
menjawab pertanyaan guru kemudian memberikan
minimal adalah 9 siswa, jika di hitung dalam
pertanyaan lagi tentang contoh kalimat sederhana
jumlah presentase adalah 62,5 % siswa belum
tentang materi clothes. Keaktifan siswa juga masih
tuntas dan 37,5 % siswa telah tuntas, sedangkan
kurang dalam berpartisipasi dalam kegiatan
untuk rata-rata hasil test pada pretest adalah 68,3
belajar dan mengajar.
bahwa
sebagian
siswa
belum
dimana nilai tersebut adalah nilai dibawah standar kelulusan minimal yaitu 75. Bila digambarkan melalui diagram sebagai berikut :
Kegiatan memperjelas
selanjutnya materi
dengan
adalah media
guru kartu
bergambar. Pada kegiatan ini guru menjelaskan apa arti dari gambar dan apa nama gambar tersebut, kemudian memberikan contoh membuat
Gambar 1. Diagram Hasil Pre Test
kalimat sederhana, hal ini dilakuan untuk mrnarik
Pengaruh Model Pembelajaran.... (Imam Susilo Adhi) 23
dan memfokuskan perhatian siswa. guru membagi
merupakan diatas kriteia kelulusan minimal yaitu
kelas
75. Hasil tersebut menujukan bahwa hasil atau
menjadi
kelompok-kelompok
untuk
melakukan kerja kelompok. Kelompok terbentuk
prestasi
belajar
menjadi 7 bagian. Kegiatan yang dilakuakan
menggunakan metode mastery learning siswa
dalam kelompok adalah mengerjakan soal lembar
kelas 5 SD N Sono meningkat. Jika digambarkam
kerja siswa yang didalamnya terdapat kegiatan
dalam bentu diagram adalah sebagai berikut:
yaitu memasangkan gambar dan kosa kata
selanjutnya
guru
Inggris
dengan
Gambar 2. Diagram Hasil Post test
kemudian di buat menjadi sebuah kalimat. Kegiatan
Bahasa
Diagram Post Test Belum tuntas 25%
memberikan
contoh soal yang berhubungan dengan materi clothes dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab secara sukarela. Untuk siswa
Tuntas 75%
yang berani menjawab guru memberikan poin atau nilai tambahan, kemudian soal yang dijawab tersebut dibahas kembali untuk memastikan
PEMBAHASAN Keterampilan menulis siswa setelah dilakukan
jawaban tersebut benar.
serangkaian
Kegiatan selanjutnya adalah guru menaynyakan
meningkat secara sigfnifikan. Banyaknya siswa
kepada
telah
kelas 5 SD Negeri Sono yang berhasil cenderung
dijelaskan apakah sudah paham atau belum dan
naik secara perlahan-lahan. Kenaikan banyaknya
adakah kesulitan terhadap materi clothes yang
siswa ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang
telah dijelaskan.
didasarkan pada penerapan pembelajaran melalui
siswa
terhadap
materi
yang
tindakan
pembelajaran
dapat
pendekatan belajar tuntas dengan kombinasi Setelah pembelajaran mastery
melaksanakan dengan
learning
menggunakan
guru
kemudian
kegiatan
pembelajaran klasikal, kelompok dan individual
metode
serta pemecahan masalah dapat membuat siswa
menguji
aktif dan semakin kreatif. Pada pembelajaran ini
kemampuan siswa melalui post test. Adapun hasil
guru
dari post test adalah sebagai berikut :
menetapkan suatu kerangka pembelajaran serta
Berdasarkan hasil post test terdapat hasil
menerapkan
orientasi
yaitu
dengan
menjelaskan tujuan pembelajaran dan tugas-tugas
yang cukup signifikan yaitu jumlah siswa yang
pembelajaran.
masih belum tunytas adalah 6 siswa dengan
menetapkan
presentase
siswa,
mastery leraning. Selanjutnya guru melakukan
sedangkan untuk siswa yang tuntas adalah 18
penyajian materi dengan memperhatikan kualitas
siswa dengan presentase 75 % dari keseluruhan
pembelajaran dimana guru juga memperhatikan
siswa dan nilai rata-rata hasil belajar siswa
bakat
terhadap materi clothes adalah 76,6 nilai tersebut
mengerjakan latihan terbimbing, terstruktur dan
25
%
dari
keseluruhan
mandiri.
dan
Pada materi
penelitian clothes
ketekunan
dari
ini
peneliti
dengan
metode
siswa
ketika
24 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 1 Tahun 2017
Pembahasan tersebut sesuai dengan teori
pembenahan gaya mengajar guru. Pembenahan
yang di utarakan oleh David Nunan (1989) dalam
yang diupayakan antara lain model pembelajaran
Solchan T.W., yaitu pembelajaran bahasa inggris
klasikal, yang cenderung dilaksanakan tanpa
dibelajarkan melalui pendekatan komunikatif,
variasi dibenahi menjadi model belajar klasikal,
dimana pendekatan komunikatif berdasarkan teori
kelompok
bahasa
dilaksanakan
adalah
suatu
sistem
untuk
mengekspresikan suatu makna.
dan
individual.
dengan
Pembenahan
strategi
ini
pembelajaran
terbuka, yaitu menjamin rasa aman, nyaman dan
Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru Bahasa Inggris sudah sesuai
senang dalam pembelajarannya serta guru selalu menarik dan memelihara minat belajar siswa.
dengan harapan, karena sudah menggunakan
Setelah diberikan treatment pembelajaran
pendekatan belajar tuntas dengan baik dan benar.
tuntas, keterampilan menulis bahasa Inggris siswa
Sehingga siswa memiliki minat dalam belajar
SD kelas 5 mengalami perubahan yang positif.
berkaitan dengan tindak mengajar yang dilakukan
Dari keterampilan menulis yang semula rata-
guru Bahasa Inggris kelas 5 adalah selalu
ratanya 68,3 menjadi 76,6 setelah diberikan
memberikan tujuan pembelajaran, inti materi ajar
treatment. Hal ini berarti pemberian treatment
dan kegiatan yang akan dilakukan, membimbing
yaitu metode mastery learning berpengaruh positif
dan
bertujuan
dan signifikan terhadap keterampilan menulis
menciptakan hubungan baik dengan siswa,
siswa. Seperti pendapat Suryobroto (2002: 96)
mendorong
dalam
bahwa pembelajaran tuntas dapat mencapai unit
menyampaikan ide, berlaku adil pada semua
bahan pelajaran baik secara perseorangan maupun
siswa, mengingatkan siswa untuk mengulangi
kelompok atau dengan kata lain penguasaan penuh
materi yang telah diajarkan, memberi semangat
sehingga meningkatkan efisiensi belajar, minat
siswa dalam belajar, menciptakan suasana yang
belajar, dan sikap siswa yang positif terhadap
membuat siswa terlibat secara aktif dengan
materi pelajaran yang sedang dipelajarinya.
memberi latihan soal-soal. Santosa , dkk yang
SIMPULAN DAN SARAN
mengarahkan dan
siswa
yang
membimbing
siswa
dipetik dari Tarigan yang disarikan dari Solchan,
Simpulan
dkk. (2001) menyatakan bahwa untuk menunjang
Pembelajaran dengan pendekatan belajar tunta
keberhasilan pembelajaran perlu dilakukan teknik
berpengaruh
menyimak, teknik berbicara, teknik membaca, dan
kalimat sederhana kelas 5 SD Sono, hal ini
teknik menulis. Keempat teknik tersebut sudah
ditunjukkan oleh hasil evaluasi terhadap profil
sesuai dan terlaksana dengan baik oleh karenannya
kelas sebelum dan sesudah penelitian dan
penerapan metode mastery learning terhadap
tanggapan guru setelah serangkaian tindakan kelas
keterampilan menulis kalimat sederhana bahasa inggris kelas 5 SD N Sono telah berhasil. Proses
pembelajaran
yang
terhadap
keterampilan
menulis
selesai. Hasil daripada pre test dan post test adalah bukti
dari
telah
terlaksanakannya
proses
dilakukan
pembelajaran menggunakan metode mastery
dengan gaya mengajar terbuka merupakan upaya
learning pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas
Pengaruh Model Pembelajaran.... (Imam Susilo Adhi) 25
V SD Negeri Sono pada pokok bahasan materi Clothes. Adapun hasil pre test adalah 68,3 sedangkan hasil daripada post test adalah 76,6. Saran Penelitian experimen pre experimental one group pre tet post test dalam rangka pengembangan pembelajaran bahasa inggris perlu peningkatan secara terus menerus dengan mengelola variabelvariabel berbentuk proses pembelajaran yaitu faktor individu guru, faktor individu siswa, faktor organisasi sekolah, faktor lingkungan dan faktor proses yakni interaksi guru, siswa dan sarana penunjang lainnya. Kerja penelitian ini ada baiknya diawali dari fokus permasalahan yang paling dominan dan memerlukan penanganan. Daftar Pustaka Degeng Nyoman Sudana. (1990). Design Pembelajaran : Teori ke Terapan. Malang: PPs IKIP Malang Rohman, Arif. (2009). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Laksbang Mediatama Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Yuma Pustaka Suherman, Erman dan Winataputra, Udin S. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud Suharsimi, Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Anderson L.W.; Block J.H. (1987). Mastery Learning Models. in Michael J. Dunkin (Ed). The International Encyclopedia of Teaching and Teacher Education, Oxford: Pergamon Press. Mukminan. (2003). Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning). Departemen Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung. CV Alfabeta. Arikunto, S. (1988). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana , Nana. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Algensindo.